Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN DAS DAN REHABILITASI HUTAN


BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG BENAIN NOELMINA
Jl. Frans Seda, Walikota, Kupang. Telp. (0380) 826519 Fax. (0380) 826520 email : benainnoelmina@yahoo.com

25 Juli 2022
Nomor : UN.10/BPDASHL.BN/PRG/DAS.1/7/2022
Lampiran : 2 (dua) berkas
Hal : Rapat Koordinasi Pengumpulan Data Dalam Rangka Pembangunan Model Kampung
Ramah Air Hujan

Yth.
(Daftar Terlampir)
Sehubungan akan dilaksanakannya Pengumpulan data dalam rangka Pembangunan Model
Kampung Ramah Air Hujan di Kota Kupang, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu dalam rapat
koordinasi yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 27 Juli 2022


Waktu : 08.30 WITA s.d selesai
Tempat : Ruang Rapat Kantor Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Benain
Noelmina, Jl. Frans Seda Walikota, Kota Kupang
Agenda : Koordinasi dan Pengumpulan Data Dalam Rangka Pembangunan Model
Kampung Ramah Air Hujan

Mengingat pentingnya agenda dimaksud, kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu tepat


pada waktunya.

Demikian kami sampaikan, atas kehadirannya kami ucapkan terima kasih,

Kepala Balai,

Bambang H. Joewono, S.Hut., M.Sc


NIP. 19710308 199803 1 005
Lampiran 1. Surat Undangan
Nomor : UN.10/BPDASHL.BN/PRG/DAS.1/7/2022
Tanggal : 25 Juli 2022

DAFTAR UNDANGAN

No Undangan Jumlah Undangan


1. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Kupang 2 Orang

2. Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Kupang 2 Orang

3. Kepala BAPPEDA Kota Kupang 2 Orang

4. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Kupang 2 Orang

5. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang 2 Orang

6. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTT 2 Orang

7. Kepala Balai Standarisasi dan Instrumenisasi LHK Kupang 2 Orang

8. Kepala UPT KPH Wilayah Kota Kupang 2 Orang

9. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang 2 Orang

10. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Lingkup 4 Orang
BPDASHL Benain Noelmina

11. Staf BPDASHL Benain Noelmina 8 Orang

Kepala Balai,

Bambang H. Joewono, S.Hut., M.Sc


NIP. 19710308 199803 1 005
w
.-i1iF"

KERANGKA ACUAN KER]A (KAK)

PENYUSUNAN DoKUMEN
MODEL KATiIPUNG RATiIAH AIR HU]AN
DI KOTA KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BALAI PENGELOLAAN DAS DAN HUTAN LTNDUNG BENAIN NOELMINA

TAHUN 2022

KUPANG, TULI 2022


KERANGKA ACUAil KERJA (KAK)
PEi{YUSUI{AI{ DOKUII!EN MODEL KAMPUI{G RA}IAH AIR HUJAN
DI KOTA KUPANG, PROWNSI NUSA TENGGARA TIMUR

I LATAR BELAKAfTG
Selaras dengan komitmen pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air yang tertuang dalam

"Deklarasi Nasional Pengelolaan Aif yang efektif sesual dalam Kegiatan Penanggulangan
Bencana yang dihadiri oleh 12 Menteri pada Tahun 2004 nampaknya belum terimplementasi
dengan baik. Kegiatan penyelamatan air merupakan prosesjangka panjang dan perlu komitmen
dari berbagai pihak sehingga diperlukan program kerja penyelamatan air yang sesuai dengan
kebutuhan yang diharapkan khusunya oleh masyarakat. Salah satu terobosan yang diberikan
dalam pelaksanaan konservasi tanah dan air adalah Pembangunan Model Kampung Ramah Air
Hujan (KRAH), Pembangunan ini di desain dengan konsep kolaboratif antar instansi, pemerintah
daerah, pemerintah pusat, siwasta, kelompok masyarakat, dan akademisi yang dimana gerakan
ini akan memicu terbangunnya kampung-kampung di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS)
khususnya yang dapat menekan seminimal mungkin untuk terdampak bencana banjir dan
kekeringan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penyusunan KAK ini adalah sebagai pedoman pembangunan model Kampung
Ramah Air Hujan (KRAH), dengan tuiuan mengoptimalisasi pengelolaan potensi air hujan untuk

menanggulangi banjir dan kekeringan.

III. DASAR
1. Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara republik
Indonesia Nomor 5608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5259);


3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Lindung Nomor

P.105/MENLHK/SETIEN/KUM.1l1212013 besefta perubahannya sesuai Nomor


p.2/MENLH(SETIEN/KUM.U1U2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung'
Rehabilitasi Hutan dan
Pemberian Insentif, serta Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan
Lahan.
IV SASARAN KEGIATAI
Sasaran kegiatan pembangunan model Kampung ramah Air Hujan (KRAH) meliputi pihak
Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota) pihak swasta, akademisi, pakar, tenaga ahli,
NGO/LSM dan masyarakat.

v PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Kementerian/Lembaga terkait yang fungsi dan kinerja sektornya berkaitan dengan
kebencanaan, ketersediaan dan pengelolaan air.
2. Pemerintah Daerah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan produktivitas
wilayah yang berbasis ketahanan air.
3. Masyarakat sebagai pihak yang mengalami dampak langsung dalam pengoptimalan
pengelolaan potensi air hujan.

W. TA}IAPAN KEGIATAN

Tahapan kegiatan Pembangunan Model Kampung Ramah Air Hujan (KRAH) dimulai dari
pembentukan tim kerja dan diakhiri dengan serah terima pekedaan.

A. Pembentukan Tim Kerja


Proses pembentukan Tim Kerja adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Stakeholders
BPDASHL melakukan identifikasi stakeholders yang tekait pembangunan model KRAH.
Identifikasi ini untuk mengetahui pengaruh dan kepentingan serta peran dalam
membantu kegiatan pembangunan model KRAH.
2. Tim Keda
Tim Kerja diketuai oleh Kepala Seksi/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bertugas
untuk; (a) melakukan pemilihan lokasi pembangunan KRAH. setu (b) melakukan
penyusunan rencana pembangunan model KRAH. Anggota tim terdiri dari BPDASHL,
namun dapat juga melibatkan instansi teknis terkait dan Perguruan Tinggiflenaga
Pakar berkompeten, serta perwakilan tokoh masyarakat atau pihak lain yang dianggap
perlu seperti Kelompok Masyarakat/Komunitas atau LSM. SK Tim Kerja ditetapkan oleh
Kepala Balai.
3. Penyiapan Kerangka Acuan Kerja/Rencana Kerja
Kerangka Acuan Kerja/Rencana Kerja disiapkan oleh Tim Kerja yang memuat haFhal
antara lain latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran wilayah, tahapan kegiatan,
lingkup kegiatan, metode pelaksanaan, keluaran, penyajian hasil, waktu, dan sumber
biaya, tenaga ahli yang diperlukan dan hal-hal lainnyayang diperlukan oleh BpDASHL.
Kerangka acuan atau rencana kerja disahkan oleh Kepala Balai.

8. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi dilaksanakan dengan cara overlay beberapa peta dan analisis daia. pada
prinsipnya semua kampung wajib dibangun menjadi KRAH agar setiap wilayah dapat
memanfaatkan air hujan dengan baik dan dapat melakukan mitigasibencana banjir dan
kekeringan. Mengingat keterbatasan sumber daya maka dapatdibuat skala prioritas
dengan memperhatikan urgensi masing-masing wilayah dari sisi teknis maupun
ketersediaan sumber pendanaan. Karena ini merupakan model maka aspek utama yang
harus mendapat perhatian adalah:
1. Pembangunan model KRAH dilaksanakan di luar kawasan hutan.
2. Berada di dalam DAS Prioritas.
3. Dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Tahapan dalam kegiatan pemilihan lokasi sepefti pada Gambar 1 secara lebih rinciadalah
sebagai berikut:
1. Penyediaan Alat dan Bahan
Minimal alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan pemilihan lokasi
adalah:
a. Software SIG.
b. Personal komputer yang standar untuk keperluan perpetaan dan Ploter.
c. Peta Rupa Bumi skala 1 ; 50.000.
d. Peta Administrasi.
e. Peta Fungsi Kawasan.
f. Peta Batas DAS Prioritas dan Sub DAS dalam DAS Prioritas.
g. Peta Penutupan Lahan.
h. Peta Rawan Baniir.
i. Peta Potensi Kekeringan.

2. Pemilihan Lokasi KRAH


Untuk melakukan pemilihan lokasi KRAH, diawali dengan menyiapkan peta
adminitrasi, peta fungsi kawasan, peta batas DAS prioritas/sub DAS prioritas, peta
rawan banjir dan peta potensi kekeringan. Peta-peta tersebut sebelumnya diberikan
pembobotan berdasarkan kriteria/kondisinya. Peta administrasi digunakan untuk
memberikan gambaran wilayah administrasi, Peta fungsi kawasan digunakan untuk
memberikan gambaran lokasi berada di luar kawasan. Peta batas DAS prioritas/sub
DAS dalam DAS prioritas digunakan untuk memberikan gambaran lokasi berada di
DAS prioritas/sub DAS dalam DAS prioritas. Peta rawan Banjir digunakan untuk
mendapatkan kondisi lokasi dengan kriteria tinggi atau sangat tinggi. Peta rawan
banjir bisa didapatkan di Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG (Badan Informasi
Geografi). Sedangkan Peta Potensi Kekeringan digunakan untuk mendapatkan kondisi
lokasi dengan kiteria siaga atau awas. Peta-peta tersebut kemudian dilakukan
overlay untuk kemudian dilakukan analisis data.

Analisa data diawali dengan penentuan skala prioritas pada aspevkriteria banjir atau
kekeringan. Analisa data ini juga menggunakan data faktual kejadian banjir dengan
frekuensi banjir 1 kali setiap tahun (tinggi) dan lebih dari I kali dalam setahun (sangat
tingqi) serta menggunaan data faktual kejadian kekeringan yang diperoleh dari data
jumlah hari tanpa hujan > 31 hari (Siaga) dan jumlah hari tanpa hujan > 61 hari
(awas), seperti yang terdapat dalam Tabel 1. Terhadap lokasi rawan banjir dan
potensi kekeringan yang beririsan maka menjadi daerah Super Prioritas (SP).

r---1 r
t:;
l
I
1

jj.
./

Gambar 6.1. Bagan Alur Kerangka Pikir Tahapan Pembangunan Model KRAH

Tabel 6.1. Skoring Penentuan Skala Prioritas

No AspelVKriteria Kelas Nilai Prioritas (P)


1 2 3 I
4 5
A. Banjir I
Skor :
2 = ?.3
3=P.2
4=P. 1
1 Kerawanan Banjir (KB) a Tinggi 1

b. Sangat Tinggi 2
2 Faktual Kejadian Banjir a 1 x dalam setahun 1

(FB) b >1 x dalam setahun 2


I Skor = Nilai KB + Nilai FB
B. Kekeringan Skor :

1 Potensi Kekeringan (PK) a Slaga 1 2= P.3


I
b Awas I
2 3= P.2
7 Faktual Kekeringan (FK) a >31 Hari tanpa hujan 1 4= P. 1
b >61 Hari tanpa hujan 2
Skor = Nilai PK + Nilai FK
Pada saat skoring penentuan skala prioritas dilakukan penetuan prioritas (P) yang merupakan
gabungan skor dari nilai pada masing-masing aspek/kriteria sesuai dengan kelasnya. Hasil dari
skoring yang dilakukan kemudian menjadi arahan lokasi KRAH dan dituangkan dalam Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Lokasi Pembangunan Model KRAH

Lokas Prioritas (P)/


No DAS Prioritas I

SuperPrioritas
Kab. Kec Des (sP)
I
a
1 2 3 4 5 6
1
2
3. dst

C. Penyusunan Rencana Program Kegiatan


Setelah mendapatkan lokasi pembangunan Model KRAH maka dilakukan penyusunan
rencana program kegiatan, melalui tahapan analisa sebagai berikut:

1. Penilaian Indikator dan Analisis


Kriteria penyusunan program kegiatan pembangunan model KRAH adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah hari tanpa hujan (JTH)
Deret hari tanpa hujan beturut-turut atau diistilahkan dengan dry spell adalah
jumlah hari kering (hari tidak ada hujan) berurutan yang tidak diselingi oleh
hari basah (hari hujan). Semakin banyak jumlah hari tanpa hujan maka potensi
kekeringan semakin besar, sepefti pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Nilai, Kelas Skor, dan Indikator lumlah Hari Tanpa Huian
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
1-5h Sangat pendek 1

lumlah 6-10h Pendek I


7 Baik
Tanpa 11- 20 h Menengah I
3

Hujan
21 -30h Panjang I 4
31 -60h sangat panjang 5 Buruk
I >60 h Ekstrem I 6
Sumber: EMKG (modifikasi)

b. Intensitas curah hujan (ICH)


Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan (mm) yang turun
dalam satuan waktu, data banyak curah hujan yang jatuh dalam wilayah
tertentu dapat diketahui dari statistik atau data yang dikeluarkan oleh
BMKG. Untuk nilai, kelas, skor dan indikatomya tertuang dalam Tabel
6.4.
Tabel 6.4. Nilai, Kelas, Skor, dan Indikator Intensitas Curah Hujan

Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator


0,5-<20mm/h Ringan 1
Baik
20-<50mm/h Sedang l 2
Intensita
Hujan 50-<100mm/h I
Lebat 3
Buruk
100 - 150 mm/h Sangat Lebat 4
I > 150 Ekstrem 5

Sumber: BMKG (modifikasi)

c. Tutupan lahan (TL)


Tutupan lahan yang dimaksud adalah penutupan lahan berupa vegetasi.
Persentase luas lahan berpenutupan vegetasi permanen yang merupakan
perbandingan luas lahan bervegetasi permanen dengan luas DAS.
LVP
PPV = ---------- x 100o/o
Luas DAs

Keterangan:
PPV : Persentase luas lahan bervegetasi
LVP : Luas lahan bervegetasi

Data penutupan lahan dengan vegetasi permanen diperoleh dari data sekunder
hasil indentifikasi citra resolusi tinggi/liputan lahan yang dilaksanakan oleh
KLHVBadan Informasi Geospasial/Lapan/pihak lain sesuai kewenangannya.
Yang diperhatikan adalah tanaman tahunan, kebun, dan semak belukar. Untuk
nilai, kelas, skor dan indikatornya tertuang dalam Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Nilai, Kelas, Skor, dan Indikator untuk Tutupan Lahan
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
PPV<20 Sanqat buruk 1
I
Buruk
20< PPV<40 Buruk 2
Tutupan Lahan 40<PPVS60 Sedang 3
60<PPV<80 Baik 4 Baik
PPV>BO Sanqat baik 5
Sumber: P.61/Menhut-II /2014 (modifi kasi)
d. Limpasan (L)
Besar limpasan yang terjadi dapat diketahui dengan Nilai C. Nilai C yang tinggi
menunjukkan bahwa kisaran nilai limpasan pada musim hujan (air banjir) yang
tedadi besar. Sedangkan pada musim kemarau aliran air yang sangat kecil atau
menunjukkan kekeringan. Secara tidak langsung kondisi ini menunjukkan
bahwa daya resap lahan kurang mampu menahan dan menyimpan air hujan
yang jatuh dan air limpasannya banyak yang mengalir ke sungai selanjutnya ke
laut. Untuk nilai, kelas, skor dan indikatornyatertuang dalam Tabel 6.5.

C=kxO
CHxA
Keterangan:
c : koefisien Aliran Tahunan
K : Faktor Konversi = (355 x 86.400) / 10
A : Luas DAS (HA)
a ; Debit Rata-Rata Tahunan (M3/detik) CH : Curah Hujan Rerata Tahunan
(mm/th)

Tabel 6.6. Nilai, Kelas, Skor, dan Indikator untuk Limpasan


Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
c<0,2 Sangat Rendah 1 Baik
Koefisien Rezim 0,2<c<0,3 Rendah 2
Aliran Tahunan
(c) 0,3<c<0,4 Sedang 3

0,4<c <0.5 Tingqi 4 Buruk


c>0,5 Sangat tinggi 5
Sumber: P.60/Menhut-II/2014 (modifi kasi)

Besar limpasan yang tedadi selain diperoleh dari perhitungan Nilai C, juga dapat
diperoleh dari peta rawan limpasan yang didapat dari Badan Informasi
Geospasial (BIG) dengan walidata Direktorat Perencanaan dan Evaluasi
Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Direktorat lenderal Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung, KLHK. Untuk nilai, kelas, skor dan indikatornya
tertuang dalam Tabel 6.7.

Tab€l 6.7. Nilai, Kelas, Skor, dan Indikator untuk Limpasan yang menggunakan
Peta Rawan Limpasan
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
LS40 Rendah 1 Baik
Limpasan 41<L<55 Normal 2
(L) 56<L<95 Tinggi 3 Buruk I

L>95 Ekstrim 4
Sumber: P.7/DAS-V/2011

e. Indek pemanfaatan air (IPA)


Gambaran jumlah pemakaian air yang dibandingkan dengan kuantitas
ketersediaan air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) akan menunjukkan
indeks penggunaan air OPA) di
sebuah wilayah. Nilai indeks
penggunaan air adalah perbandingan jumlah air yang bisa dimanfaatkan
dalam satu tahun dengan jumlah penduduk yang menggunakan air.
Selain itu, nilai indeks penggunaanair juga bisa didapat dari Badan
Informasi Geospasial (BIG) dengan wali data Direktorat Bina
Penatagunaan Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

I wnlah Air (Ol


"'
nf
IDA:'
lwnlah Pendudtrk

Keterangan:
IPA = Ketersediaan air per kapita per tahun (m3/tahun)
Q = debit air sungai dalam m3/tahun.

Klasifikasi kelas dalam penibian indeks penggunaan air (lPA) memanfaatkan


kriteria yang disajikan pada Tabel 6.8.

Tabel 6.8. Nilai Kelas Skor dan Indikator Indeks unaan Air IPA
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
IPA>5.800 Sanqat Baik 1
Baik I

5.100<IPA<6.800 Baik 2
Indeks Penggunaan Air
(IPA) 3.400<IPA<5.100 Sedanq J
1.700<IPA<3.400 lelek 4 Buruk
IPA>1.700 Sanqat Jelek 5
Sumber: P.51/Menhut-II/2014 (modifikasi)

Setelah diketahui nilai dan indikatordari semua kriteria kemudian dimasukkan


kedalam Tabel 6.9.

Tabel 6.9. Nilai dan Indikator Terhadap Kriteria


Lokasi Kriteria
No Desa Kec. Kab Nilai/ Indikator ]TH ICH TL L IPA
1 z 3 4 5 I 6 7 8 9 10
I
Nilai
1. A A A
Indikator
Nilai
) B B B
Indikator I

3 dst. I
Nilai
Indikator

2. Penentuan Rekomendasi Rencana Kegiatan


Untuk menentukan rekomendasi renGna kegiatan maka perlu ditetapkan program
terhadap setiap kriteria dengan indikator Buruk. Sebagaimana dalam Tabel 6.10
berikut ini.

Tabel 6.10. Rekomendasi nT Kriteria Y Buruk


No. Kriteria Program
1 lumlah Hari Tanpa Hujan (JHT) Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH)
Sumur Resapan (SR)
2 Intensitas Curah Hujan (ICH) Lubang Resapan Biopori (LRB)
Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH)
3 Tutupan Lahan (TL) Penghijauan (PHl)
Embung (Emb) Sumur Resapan (SR)
4 Limpasan (L) Kolam Retensi (KR)

5 Indeks Pengqunaan Air (lPA) Instalasi Pemanenan Air l-luian (IPAH)

Setelah mendapatkan nilai dan indikator dari masing-masing kriteria, serta


ditentukan rekomendasi rencana kegiatan terhadap kriteria yang buruk, maka
didapati rekomendasi kegiatan tiap lokasi, seperti tertuang dalam Tabel 6.11.
Tabel 6,11. Rekomendasi iatan Lokasi Pemban nan Model KRAH
I Lokasi
No. Desa Kecamatan Kabupaten Rekomendasi
1 2 J 4 5
1
2
dst. I

Untuk mengeLahui banyaknya IPAH, SR, LBR, Embung/Kolam Retensi yang


diperlukan pada satu unit Model KRAH adalah dengan mempertimbangkan luas
tutupan bangunan dapat dihitung melalui Tabel 6.12 dan Tabel 6.13 dan
dituangkan dalam Tabel 6.14. Sedangkan untuk menghitung luas tutupan
bangunan dapat menggunakan bantuan peta citra satelit.

Tabel 6.12. Instalasi Pemanenan Air Hu IPAH


Luas Volume
Ukuran
penampun9an
lumlah
lenis Tutupan Keterangan
Penampungan yang unit
Pemanfaatan Bangqnan diperlukan
(mr) per unit (m3) (mJ) IPAH

I
S€tiap tambahan
(25 50) m2 luas
IPAH <50 1,5 1 5 I
tutupan
bangunan
diErlukan
tambahan 1 unit
atau volume 1,5
m3
Tabel 6.13. Sumur Resa n SR dan Luba n ri LRB
Luas Tutupan Volume Daya Resap Jumlah unit
Jenis Keterangan
Bangunan resapan per per unit res3pan yang I
Pemanfaatan
(m3) unit (m3) (m3/hari) dipertukan
Setiap tambahan
Sumur
50 1 1 (25-50) m2luas
Resapan
Dangkal tutupan bangunan
dip€rlukan
tambahan 1 unil
atau volume 1 mJ
Sumur Setiap tambahan
Resapan 1000 40 1
(500-1000)m2 luas
Dalam tutupan bangunan
diperlukan tambahan
I
1 unit
Setiap tambahan
Lubang
20 0,25 3 luas tutupan
Resapan
I
I ._)
Dangunan / m4
Biopori LRB
diperlukan
tambahan 1 unit
LRB

Pembuatan Embung/Kolam Retensi secara teknis kriteria site lokasi kolam retensi
adalah sebagai berikut:

a. Topografi bergelombang dengan kemiringan


b. Air tanah sangat dalam.
c. Diutamakan tanah liat berlempung atau lempung berdebu.
d. Pembangunan kolam retensi diprioritaskan di dekat lokasi pemukiman dan
lahan pertanian/perkebunan.
e. Lokasi embung dapat dibangun pada hutan dan lahan yang rawan kebakaran
dan kekeringan.

Tabel 6.14. Ba a Ban unan Tia Lokasi


Lokasi lumlah
No.
Desa Kecamatan Kabupaten PHJ ]PAH SR LRB Emb KR
1 2 I 3 4 5 6 7 8 9 10 I

1 I I

i {l
dst
I

3. Indikator Tambahan Sumber Dana APBN


Lokasi Pembangunan Model KRAH yang menggunakan sumber dana berasal
dari APBN ditambahkan indikator:
a. Kepadatan penduduk (KP)
Kepadatan penduduk menurut SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di perkotaan dihitung dari banyaknya
jumlah penduduk dalam 1 Ha. Berikut disajikan besaran jumlah penduduk
kriteria kepadatan penduduk pada Tabel 6.15.
Tab€l 5.15. Nilai Skor dan Indikator tan Penduduk
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
<50 Kurang 1
Klasifikasi Ba ik
51-150 Rendah 2
Kepadatan 151-200 Sedang 3
Penduduk
201-400 Tinggi 4 Buruk

I
>400 Sangat padat 5
I

Sunber: SNI 03-1733-2004 Tata CaD Perencanaan Lingkungan (mdifikasi)

b. Kesejahteraan penduduk (TKP)


Kriteria tingkat kesejahteraan penduduk didekati dengan persentase keluarga
miskin atau rata-rata tingkat pendapatan penduduk per kapita per tahun.
Persentase keluarga miskin merupakan perbandingan antara jumlah keluarga
miskin dengan jumlah total keluarga. Persentase keluar miskin atau rata-rata
pendapatan penduduk per kapita per tahun dapat dihitung dengan
memanfaatkan pendekatan dalam penilaian kriteria tingkat kesejahteraan
penduduk. Hal tersebut kemudian dapat dibandingkan jumlah keluarga miskin
dengan jumlah total keluarga di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).

J'-too**[t"kt" r o/o
TKP = KX Toaal
lumldh
1oo

Klasifikasi dari tingkat kesejahteraan penduduk dihitung dan dinilai dari


tabel yang disajikan pada Tabel 6.16.
Tabel 6.16. Nilai, Kelas, Skor dan Indikator Tingkat Kesejahteraan Penduduk
Kriteraa Nila i Kelas Skor indikator
TKP<5 Sangat baik 1
Ba ik
Tingkat 5<TKPs10 Ba ik 2
Keseja hteraa n
10<TKPS20 Sedang 3
Penduduk (TKP) Buruk
20<TKPs30 Buruk 4
TKP > 30 Sangat buruk 5
Sumber: P. 61/Menhut-Il/201 4 (ndifikasi)

D. Penetapan Lokasi dan Pengesahan Ren@na Program Kegiatan


Lokasi yang sudah terpilih dan rencana program yang telah dibuat ditetapkan dan
disahkan oleh Kepala Balai. Dokumen rencana program kegiatan pembangunan model
KRAH berisikan sebagai berikut:
1. Halaman pengesahan. kata pengantar, daftar isi.
2. Pendahuluan (latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, dan output).
3. Kondisi bio-fisik dan sosial ekonomi.
4. Pemilihan lokasi (proses pemilihan, lokasi terpilih).
5. Penyusunan renana program kegiatan (proses penyusunan, jumlah dan jenis
program kegiatan).
6. Tata waktu (waktu pelaksanaan pemilihan lokasi dan penyusunan rencana
program kegiatan).
7. Pembiayaan (sumber biaya dan besamya biaya pelaksanaan pemilihan lokasi
dan penyusunan rencana program kegiatan).
E. Sosialisasi
Dokumen rencana program kegiatan pembangunan model KRAH perlu disosialisasikan
a9ar:
1. Diketahui oleh para pihak dan masyarakat.
2. Untuk memahami serta mencapai kesepakatan bersama pelaksanaan kegiatan
pembangunan model KRAH serta peran masing-masing pihak.
3. Kegiatan pembangunan model KRAH ini dapat sesuai target dan standar
perencanaan.
4. Mendapat dukungan dari masyarakat, Pemerintah Daerah dan pihak swasta yang
berkepentingan. Dalam pelaksanaan KRAH diharapkan pemerintah Daerah
(kabupaten/kota/desa) dapat membantu dalam hal monitoring keberlangsungan
operasi dan pemeliharaan kegiatan, serta pembinaan kepada masyarakat.
Pemerintah Daerah juga dapat memberikan masukan atas kendala yang terjadi di
tingkat masyarakat. Sedangkan Pihak swasta pada kegiatan pembangunan model
KRAH ini diharapkan dapat terlibat merealisasikan tanggung jawab untuk sosial
melalui Corporate Social Responsibility (CSR). peran swasta dapat terkait
pembangunan, pemeliharaan sarana, pendanaan operasional dan pemeliharaan,
peningkatan kapasitas masyarakat berupa pelatihan/keterampilan dan masih
banyak lagi bantuan yang dapat ditindaklanjuti atas kerja sama maupun bantuan
dari pihak swasta.

F. lenis Kegiatan Pembangunan Model KRAH


Kegiatan yang dilakanakan di lokasi pembangunan model KRAH didasarkan pada
dokumen rencana program kegiatan yang telah disusun berupa kegiatan penanaman,
pembuatan instalasi pemanenan air hujan (IPAH), Pembuatan sumur resapan air
(SRA), pembuatan lubang biopori (LBR), dan kolam retensi/embung. Pembuatan dan
pemeliharaan bangunan tersebut diatas dan kegiatan penanaman mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengatur tentang Tata
cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif, serta Pembinaan dan
Pengendalian Kegiatan Rehabilitasi Hutan danLahan.
1. Kegiatan penanaman di luar kawasan hutan, dimaksudkan untuk menciptakan iklim
setempat, memecah pori-pori tanah dan memberikan hambatan laju run off air
hujan dengan sistem perakaran vegetatif. Hujan yang turun juga akan ditangkap
oleh tajuk, yang kemudian akan dialirkan ke dalam tanah. Infiltrasiair hujan
tersebut dimaksudkan agar dapat mengisi cekungan air tanah atau daerah
imbuhan air tanah yang pada akhirnya akan mengisi mata air yang berguna pada
musim kemarau. Kegiatan vegetatiF dapat dilaksanakan pada lahan-lahan kosong
dan dengan jenis yang sesuai dengan kondisi setempat.
2. Pembuatan IPAH
Pembangunan IPAH bertujuan menahan secara langsung laju run off yang jatuhdi
atas permukaan tanah dan memaksimalkan pemanfaatan air hujan yang
ditampung pada bangunan gedung dan peBilnya. Manfaat pembangunan IPAH
akan memberikan keuntungan secara ekonomi dan memberikan dampak positif
pada lingkungan, antara lain:
a. menyediakan pasokan air yang berkualitas tinggi, bersih dan rendah mineral,
khususnya untuk daerah sulit mendapatkan air bersih (daerah gambut dan
karst),
b. mengurangi biaya untuk memompa airtanah,
c. meningkatkan kualitas air tanah melalui pengisian ulang akuifer sumber air
tanah,
d. mengurangi erosi tanah dan banjir,
e. menangkal intrusi air laut di wilayah pesisir.

3. Pembuatan Sumur Resapan Air (SRA)


Tujuan pembangunan SRA untuk mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan
air tanah sebagai upaya untuk nrengembalikan dan mengoptimalkan fungsi sistem
tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) sesuaidengan kapasitasnya.
Manfaat SRA bagi masyarakat pada umumnya adalah:
a. Mengurangi aliran permukaan sehangga dapat mencegah/mengurangi
terjadinya banjir dan genangan air.
b. Mengurangi aliran permukaan, mempertahankan dan menambahkan tinggi
muka air tanah.
c. Mengurangi erosi dan sedimentasi.
d. Mencegah instrusi air dan penurunan tanah.
e. Menguangi konsentrasi p€ncemaran air tanah.

4. Lubang Resapan Biopori (LRB)


Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical
ke dalam tanah tidak melebihi kedalaman muka air tanah sebagai metode resapan
air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dan meningkatkan daya rsap air
pada tanah.
Lubang resapan biopori merupakan salah satu teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan dengan tujuan:
a. mengatasi banjir melalui peningkatan daya resapan air
b. mengurangi run off
c. mengurangi erosi
d. mengatasi genangan air
e. mengubah sampah organik menjadi kompos
f. memanfaatkan peran aktivitas guna tanah dan akar tanaman
5. Kolam RetensilEmbung
Tujuan pembuatan kolam retensi adalah untuk menampung dan mengalirkan
air pada kolam penampung dan sebagai cadangan air untuk berbagai kebutuhan
pada musim kemarau,

G. MekanismePelaksanaan
Kegiatan pembangunan model KRAH dilaksanakan secara swakelola. Tata cam
swakelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan pembangunanantara
lain meliputi pekerjaan persiapan dan pekerjaan sipil. Pekerjaan persiapan dapat
berupa pengurusan izin oika diperlukan), serta dukungan masyarakat yang
disampaikan melalui Surat Pernyataan.
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Alamat :

No. fiP :

Jabatan :

Oengan ini menyatakan siap dan bersedia melaksanakan kegiatan pembangunanmodel


Kamorrns Ramah Air Huian (KRAHI Dan membantu terselengsaranva keeiatan ini hinssa

Yang Menyatakan,
Kades/lurah
Mengetahui,

Materai6000

( (
) )

Gambar 2.2. Contoh Format Surat Pernyataan

H. Pendanaan
Sumber pendanaan pembangunan dapat dari semua pihak, baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah/desa, perusahaan/swasta/ maupun individu dankelompok.
Sedangkan pendanaan pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan yang telah dibangun
tidak lepas dari tanggung jawab masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan
rasa memiliki dan peduli dengan kegiatan memanen airhujan yang dikenal dengan
istilah "public private partnership", sehingga setiap kampung akan ramah pada air
hujan. Hal ini perlu dilakukan karena pada prinsipnya kegiatan ini dari kita, oleh kita.
dan untuk kita. Pendanaan pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan yang telah
dibangun juga dapat dilakukan oleh pemerintah daerah ataupun pihak swasta sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Pelaporan dan Serah Terima Pekedaan
1. Pelaporan
Pelaporan terhadap hasil pemantauan dan evaluasi setelah pembangunan model
KRAH dilakukan setiap l tahun sekali selama minimal 5 tahun. PelaporanRealisasi
Penggunaan Anggaran dan Fisik dilakukan sebagai berikut:
a. PPK melaporkan realisasi penggunaan anggaran dan realisasi fisik kegiatan
kepada Kepala Satuan KerJa/Kuasa Pengguna Anggaran setiap bulan.
b. Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran menyusun dan melaporkan
realisasi penggunaan anggaran dan realisasi fisik kegiatan kepada Direktur
Jenderal PDASRH dengan tembusan Direktur setiap bulan, Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi terkait diakhir pelaksanaan kegiatan.

2. Serah Terima Pekerjaan


Serah terima pekerjaan dilakukan saat pekerjaan selesai sesuai waKu pekerja
ditandai dengan Berita Acara Serah terima pekerjaan sebagai berikut:
a, Dari pelaksana kepada PPK.
b. Dari PPK kepada Kuasa Pengguna Anggaran.
c. Dari Kuasa Pengguna Anggaran kepada Kepala Balai.
d. Dari Kepala Balai kepada Kepala Desa.

II. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh internal dilakukan oleh Balai dan eksternal
dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah/Kota/Desa.

A. Monitoring dan evaluasi terhadap pekerjaan dilaksanakan pada saat kegiatan sedang
dikerjakan meliputi:
1. Penyediaan alat dan bahan
2. Kondisi pekerjaan
3. Progres pekedaan
4. Hambatan dan kendala

B. Evaluasi pasca pembangunan model Kampung Ramah Air Hujan dilaksanakan


minimal 1 tahun setelah pekerjaan diserahkan, meliputi:
1. Fungsi bangunan KTA dan hasil penanaman.
Kegiatan evaluasi terhadap kondisi bangunan dan hasil penanaman meliputi;
a. Kondisi dan fungsi bangunan, dan/atau
b. Kondisi tanaman.
2. Dampak pembangunan KRAH;
a. Kejadian banjir
b. Ketersediaan air pada musim kemarau
3. Kesadaran masyarakat.
Evaluasi terhadap kesadaran masyarakat mengenai peran pentingnya pengelolaan
air hujan, meliputi;
a. Adanya kelompok komunitas peduli air hujan, dan
b. Penggunaan air hujan oleh masyarakat'
VII, PERAN DAN KONTRIBUSI STAKEHOLDER/INSTAT{SI IAIN
Dalam Penyusunan Dokumen Kampung Ramah Air Hujan perlu melibatkan Stakeholder atau
Instansi lain yang sama-sama memiliki pengaruh dan kepentingan dalam hal pengelolaan
potensi air hujan untuk menanggulangi bencana banjir dan kekeringan. Selain itu, Instansi lain

dapat berperan melengkapi data yang dipedukan dalam penyusunan dokumen Kampung Ramah
Air Hujan. Peran dan kontribusi Instansi lain tercantum dalam tab€l sebagai berikut:
Tabel 7.1 Peran / Kontribusi Stakeholder/lnstansi Lain Dalam Pembangunan Kampung Ramah
Air ltujan
No Nama Instansi Peran/Kontribusi Ket
1. EPDASHL Benain 1. Menyusun Rencana Kerja
Noelmina 2. Mengkoordinir pengumpulan data
3, Mengolah dan menganalisis data
4. Melakukan pemilihan lokasi pembangunan
KRAH
2 BPBD Kota Kupang 1. Menyediakan data faktual kejadian banjir,
daia faktual kekeringan, dan data kajian
resiko bencana di Kota Kupang I

3 BMKG c.q Stasiun 1. Menyediakan data jumlah hari tanpa hujan


Klimatologi Kupang (lTH) dan instensitas curah huian (ICH)
4 BAPPEDA Kota 1. Menyediakan data / peta arahan fungsi
Kupanq kawasan
5 BPS Kota Kupang 1. Menyediakan data kepadatan penduduk dan
kesejahteraan penduduk
6 Politeknik Pertanian 1. Supervisi dan analisis data
Neqeri Kupanq
7 Dinas Lingkungan 1. Supervisi dan analisis data
Hidup dan
Kehutanan Prov. NTT
8 Balai Standarisasi I 1. Supervisi dan analisis data
dan Instrumenisasi
LHK Kupang
9 UPT KPH Wilayah 1. Supervisi dan analisis data
Kota Kupanq
10. Dinas Lingkungan 1. Supervisi dan analisis data
Hidup dan
Kebersihan Kota I

Kupanq
11. Forum DAS NTT 1. Supervisi dan analisis data
t2. Forum Pengurangan 1. Supervisi dan analisis data
Resiko Bencana
(FPRB) Kota KuPang

WII. PENDATTAAN
Anggaran Penyusunan Dokumen Pembuatan Kampung Ramah Air Hujan (KRAH) dibebankan
pada DIPA BPDASHL Benain Noelmina Tahun Anggaran 2022.
IX. OUTPUT
Adapun output yang diharapkan dari terlaksananya kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen
Kampung Ramah Air Hujan di Kota Kupang Tahun 2022.

Kupang, Juli 2022

S.Hut., M.Sc
199803 1005

Anda mungkin juga menyukai