25 Juli 2022
Nomor : UN.10/BPDASHL.BN/PRG/DAS.1/7/2022
Lampiran : 2 (dua) berkas
Hal : Rapat Koordinasi Pengumpulan Data Dalam Rangka Pembangunan Model Kampung
Ramah Air Hujan
Yth.
(Daftar Terlampir)
Sehubungan akan dilaksanakannya Pengumpulan data dalam rangka Pembangunan Model
Kampung Ramah Air Hujan di Kota Kupang, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu dalam rapat
koordinasi yang akan dilaksanakan pada:
Kepala Balai,
DAFTAR UNDANGAN
10. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Lingkup 4 Orang
BPDASHL Benain Noelmina
Kepala Balai,
PENYUSUNAN DoKUMEN
MODEL KATiIPUNG RATiIAH AIR HU]AN
DI KOTA KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN 2022
I LATAR BELAKAfTG
Selaras dengan komitmen pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air yang tertuang dalam
"Deklarasi Nasional Pengelolaan Aif yang efektif sesual dalam Kegiatan Penanggulangan
Bencana yang dihadiri oleh 12 Menteri pada Tahun 2004 nampaknya belum terimplementasi
dengan baik. Kegiatan penyelamatan air merupakan prosesjangka panjang dan perlu komitmen
dari berbagai pihak sehingga diperlukan program kerja penyelamatan air yang sesuai dengan
kebutuhan yang diharapkan khusunya oleh masyarakat. Salah satu terobosan yang diberikan
dalam pelaksanaan konservasi tanah dan air adalah Pembangunan Model Kampung Ramah Air
Hujan (KRAH), Pembangunan ini di desain dengan konsep kolaboratif antar instansi, pemerintah
daerah, pemerintah pusat, siwasta, kelompok masyarakat, dan akademisi yang dimana gerakan
ini akan memicu terbangunnya kampung-kampung di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS)
khususnya yang dapat menekan seminimal mungkin untuk terdampak bencana banjir dan
kekeringan.
III. DASAR
1. Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara republik
Indonesia Nomor 5608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
v PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Kementerian/Lembaga terkait yang fungsi dan kinerja sektornya berkaitan dengan
kebencanaan, ketersediaan dan pengelolaan air.
2. Pemerintah Daerah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan produktivitas
wilayah yang berbasis ketahanan air.
3. Masyarakat sebagai pihak yang mengalami dampak langsung dalam pengoptimalan
pengelolaan potensi air hujan.
W. TA}IAPAN KEGIATAN
Tahapan kegiatan Pembangunan Model Kampung Ramah Air Hujan (KRAH) dimulai dari
pembentukan tim kerja dan diakhiri dengan serah terima pekedaan.
8. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi dilaksanakan dengan cara overlay beberapa peta dan analisis daia. pada
prinsipnya semua kampung wajib dibangun menjadi KRAH agar setiap wilayah dapat
memanfaatkan air hujan dengan baik dan dapat melakukan mitigasibencana banjir dan
kekeringan. Mengingat keterbatasan sumber daya maka dapatdibuat skala prioritas
dengan memperhatikan urgensi masing-masing wilayah dari sisi teknis maupun
ketersediaan sumber pendanaan. Karena ini merupakan model maka aspek utama yang
harus mendapat perhatian adalah:
1. Pembangunan model KRAH dilaksanakan di luar kawasan hutan.
2. Berada di dalam DAS Prioritas.
3. Dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Tahapan dalam kegiatan pemilihan lokasi sepefti pada Gambar 1 secara lebih rinciadalah
sebagai berikut:
1. Penyediaan Alat dan Bahan
Minimal alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan pemilihan lokasi
adalah:
a. Software SIG.
b. Personal komputer yang standar untuk keperluan perpetaan dan Ploter.
c. Peta Rupa Bumi skala 1 ; 50.000.
d. Peta Administrasi.
e. Peta Fungsi Kawasan.
f. Peta Batas DAS Prioritas dan Sub DAS dalam DAS Prioritas.
g. Peta Penutupan Lahan.
h. Peta Rawan Baniir.
i. Peta Potensi Kekeringan.
Analisa data diawali dengan penentuan skala prioritas pada aspevkriteria banjir atau
kekeringan. Analisa data ini juga menggunakan data faktual kejadian banjir dengan
frekuensi banjir 1 kali setiap tahun (tinggi) dan lebih dari I kali dalam setahun (sangat
tingqi) serta menggunaan data faktual kejadian kekeringan yang diperoleh dari data
jumlah hari tanpa hujan > 31 hari (Siaga) dan jumlah hari tanpa hujan > 61 hari
(awas), seperti yang terdapat dalam Tabel 1. Terhadap lokasi rawan banjir dan
potensi kekeringan yang beririsan maka menjadi daerah Super Prioritas (SP).
r---1 r
t:;
l
I
1
jj.
./
Gambar 6.1. Bagan Alur Kerangka Pikir Tahapan Pembangunan Model KRAH
b. Sangat Tinggi 2
2 Faktual Kejadian Banjir a 1 x dalam setahun 1
SuperPrioritas
Kab. Kec Des (sP)
I
a
1 2 3 4 5 6
1
2
3. dst
Tabel 6.3. Nilai, Kelas Skor, dan Indikator lumlah Hari Tanpa Huian
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
1-5h Sangat pendek 1
Hujan
21 -30h Panjang I 4
31 -60h sangat panjang 5 Buruk
I >60 h Ekstrem I 6
Sumber: EMKG (modifikasi)
Keterangan:
PPV : Persentase luas lahan bervegetasi
LVP : Luas lahan bervegetasi
Data penutupan lahan dengan vegetasi permanen diperoleh dari data sekunder
hasil indentifikasi citra resolusi tinggi/liputan lahan yang dilaksanakan oleh
KLHVBadan Informasi Geospasial/Lapan/pihak lain sesuai kewenangannya.
Yang diperhatikan adalah tanaman tahunan, kebun, dan semak belukar. Untuk
nilai, kelas, skor dan indikatornya tertuang dalam Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Nilai, Kelas, Skor, dan Indikator untuk Tutupan Lahan
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
PPV<20 Sanqat buruk 1
I
Buruk
20< PPV<40 Buruk 2
Tutupan Lahan 40<PPVS60 Sedang 3
60<PPV<80 Baik 4 Baik
PPV>BO Sanqat baik 5
Sumber: P.61/Menhut-II /2014 (modifi kasi)
d. Limpasan (L)
Besar limpasan yang terjadi dapat diketahui dengan Nilai C. Nilai C yang tinggi
menunjukkan bahwa kisaran nilai limpasan pada musim hujan (air banjir) yang
tedadi besar. Sedangkan pada musim kemarau aliran air yang sangat kecil atau
menunjukkan kekeringan. Secara tidak langsung kondisi ini menunjukkan
bahwa daya resap lahan kurang mampu menahan dan menyimpan air hujan
yang jatuh dan air limpasannya banyak yang mengalir ke sungai selanjutnya ke
laut. Untuk nilai, kelas, skor dan indikatornyatertuang dalam Tabel 6.5.
C=kxO
CHxA
Keterangan:
c : koefisien Aliran Tahunan
K : Faktor Konversi = (355 x 86.400) / 10
A : Luas DAS (HA)
a ; Debit Rata-Rata Tahunan (M3/detik) CH : Curah Hujan Rerata Tahunan
(mm/th)
Besar limpasan yang tedadi selain diperoleh dari perhitungan Nilai C, juga dapat
diperoleh dari peta rawan limpasan yang didapat dari Badan Informasi
Geospasial (BIG) dengan walidata Direktorat Perencanaan dan Evaluasi
Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Direktorat lenderal Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung, KLHK. Untuk nilai, kelas, skor dan indikatornya
tertuang dalam Tabel 6.7.
Tab€l 6.7. Nilai, Kelas, Skor, dan Indikator untuk Limpasan yang menggunakan
Peta Rawan Limpasan
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
LS40 Rendah 1 Baik
Limpasan 41<L<55 Normal 2
(L) 56<L<95 Tinggi 3 Buruk I
L>95 Ekstrim 4
Sumber: P.7/DAS-V/2011
Keterangan:
IPA = Ketersediaan air per kapita per tahun (m3/tahun)
Q = debit air sungai dalam m3/tahun.
Tabel 6.8. Nilai Kelas Skor dan Indikator Indeks unaan Air IPA
Kriteria Nilai Kelas Skor Indikator
IPA>5.800 Sanqat Baik 1
Baik I
5.100<IPA<6.800 Baik 2
Indeks Penggunaan Air
(IPA) 3.400<IPA<5.100 Sedanq J
1.700<IPA<3.400 lelek 4 Buruk
IPA>1.700 Sanqat Jelek 5
Sumber: P.51/Menhut-II/2014 (modifikasi)
3 dst. I
Nilai
Indikator
I
S€tiap tambahan
(25 50) m2 luas
IPAH <50 1,5 1 5 I
tutupan
bangunan
diErlukan
tambahan 1 unit
atau volume 1,5
m3
Tabel 6.13. Sumur Resa n SR dan Luba n ri LRB
Luas Tutupan Volume Daya Resap Jumlah unit
Jenis Keterangan
Bangunan resapan per per unit res3pan yang I
Pemanfaatan
(m3) unit (m3) (m3/hari) dipertukan
Setiap tambahan
Sumur
50 1 1 (25-50) m2luas
Resapan
Dangkal tutupan bangunan
dip€rlukan
tambahan 1 unil
atau volume 1 mJ
Sumur Setiap tambahan
Resapan 1000 40 1
(500-1000)m2 luas
Dalam tutupan bangunan
diperlukan tambahan
I
1 unit
Setiap tambahan
Lubang
20 0,25 3 luas tutupan
Resapan
I
I ._)
Dangunan / m4
Biopori LRB
diperlukan
tambahan 1 unit
LRB
Pembuatan Embung/Kolam Retensi secara teknis kriteria site lokasi kolam retensi
adalah sebagai berikut:
1 I I
i {l
dst
I
I
>400 Sangat padat 5
I
J'-too**[t"kt" r o/o
TKP = KX Toaal
lumldh
1oo
G. MekanismePelaksanaan
Kegiatan pembangunan model KRAH dilaksanakan secara swakelola. Tata cam
swakelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan pembangunanantara
lain meliputi pekerjaan persiapan dan pekerjaan sipil. Pekerjaan persiapan dapat
berupa pengurusan izin oika diperlukan), serta dukungan masyarakat yang
disampaikan melalui Surat Pernyataan.
SURAT PERNYATAAN
Alamat :
No. fiP :
Jabatan :
Yang Menyatakan,
Kades/lurah
Mengetahui,
Materai6000
( (
) )
H. Pendanaan
Sumber pendanaan pembangunan dapat dari semua pihak, baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah/desa, perusahaan/swasta/ maupun individu dankelompok.
Sedangkan pendanaan pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan yang telah dibangun
tidak lepas dari tanggung jawab masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan
rasa memiliki dan peduli dengan kegiatan memanen airhujan yang dikenal dengan
istilah "public private partnership", sehingga setiap kampung akan ramah pada air
hujan. Hal ini perlu dilakukan karena pada prinsipnya kegiatan ini dari kita, oleh kita.
dan untuk kita. Pendanaan pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan yang telah
dibangun juga dapat dilakukan oleh pemerintah daerah ataupun pihak swasta sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Pelaporan dan Serah Terima Pekedaan
1. Pelaporan
Pelaporan terhadap hasil pemantauan dan evaluasi setelah pembangunan model
KRAH dilakukan setiap l tahun sekali selama minimal 5 tahun. PelaporanRealisasi
Penggunaan Anggaran dan Fisik dilakukan sebagai berikut:
a. PPK melaporkan realisasi penggunaan anggaran dan realisasi fisik kegiatan
kepada Kepala Satuan KerJa/Kuasa Pengguna Anggaran setiap bulan.
b. Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran menyusun dan melaporkan
realisasi penggunaan anggaran dan realisasi fisik kegiatan kepada Direktur
Jenderal PDASRH dengan tembusan Direktur setiap bulan, Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi terkait diakhir pelaksanaan kegiatan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh internal dilakukan oleh Balai dan eksternal
dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah/Kota/Desa.
A. Monitoring dan evaluasi terhadap pekerjaan dilaksanakan pada saat kegiatan sedang
dikerjakan meliputi:
1. Penyediaan alat dan bahan
2. Kondisi pekerjaan
3. Progres pekedaan
4. Hambatan dan kendala
dapat berperan melengkapi data yang dipedukan dalam penyusunan dokumen Kampung Ramah
Air Hujan. Peran dan kontribusi Instansi lain tercantum dalam tab€l sebagai berikut:
Tabel 7.1 Peran / Kontribusi Stakeholder/lnstansi Lain Dalam Pembangunan Kampung Ramah
Air ltujan
No Nama Instansi Peran/Kontribusi Ket
1. EPDASHL Benain 1. Menyusun Rencana Kerja
Noelmina 2. Mengkoordinir pengumpulan data
3, Mengolah dan menganalisis data
4. Melakukan pemilihan lokasi pembangunan
KRAH
2 BPBD Kota Kupang 1. Menyediakan data faktual kejadian banjir,
daia faktual kekeringan, dan data kajian
resiko bencana di Kota Kupang I
Kupanq
11. Forum DAS NTT 1. Supervisi dan analisis data
t2. Forum Pengurangan 1. Supervisi dan analisis data
Resiko Bencana
(FPRB) Kota KuPang
WII. PENDATTAAN
Anggaran Penyusunan Dokumen Pembuatan Kampung Ramah Air Hujan (KRAH) dibebankan
pada DIPA BPDASHL Benain Noelmina Tahun Anggaran 2022.
IX. OUTPUT
Adapun output yang diharapkan dari terlaksananya kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen
Kampung Ramah Air Hujan di Kota Kupang Tahun 2022.
S.Hut., M.Sc
199803 1005