Uraian Pendahuluan 1
Sungai Sausu berada di Kecamatan Sausu Kab. Parigi Moutong.
1. Latar Belakang Sungai ini merupakan sungai ordo 1 dari DAS Sausu dengan
luas 568,64 Km2 di WS Parigi Poso. Dengan panjang sungai
utama ±125 Km, Sungai Sausu memiliki permasalahan utama
yaitu sedimentasi yang besar. Selain itu, pada saat hujan
dengan intensitas yang tinggi seringkali terjadi banjir yang
dapat menggenangi pemukiman warga, mengancam kebun
masyarakat serta mengancam sarana dan prasarana irigasi
disekitar aliran sungai.
Pada Tahun 2019 telah dilaksanakan DED Pengendalian Banjir
Sungai Sausu Kabupaten Parigi Moutong, menghasilkan desain-
desain penanganan sungai berupa tanggul pengaman, check
dam dan normalisasi.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Balai Wilayah Sungai
Sulawesi III melaksanakan kegiatan Penyusunan Dokumen
Lingkungan dan LARAP Pengendalian Banjir Sungai Sausu Kab.
Parigi Moutong sebagai tindak lanjut kegiatan sebelumnya
untuk mengembalikan fungsi alami dari Sungai dan anak
sungainya. Selain itu kegiatan studi ini juga nantinya dapat
mendukung rencana penanganan banjir di sungai Sausu.
2. Maksud dan Maksud dari kegiatan ini adalah mengkaji dampak lingkungan
Tujuan yang ditimbulkan oleh adanya rencana penanganan banjir
sungai sehingga dapat diperkirakan dampak-dampak yang
akan terjadi dan bisa dilakukan upaya pengelolaan dan upaya
pemantauan, sesuai dengan konsep pelaksanaan pembangunan
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (suistanable
development) serta untuk mendapatkan data kepemilikan
tanah, bangunan maupun tanaman milik masyarakat di daerah
bantaran sungai Sausu dan mendapatkan informasi yang
dibutuhkan secara detail dalam rangka pelaksanaan
pembebasan lahan dan relokasi penduduk di daerah sekitar
sungai untuk mengantisipasi setiap permasalahan yang
mungkin timbul.
1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dari pekerjaan ini adalah
tersedianya data teknis dan sosial ekonomi lingkungan disekitar
lokasi, tersedianya rekomendasi kelayakan lingkungan di lokasi
Sungai Sausu sehingga dapat diperhatikan dampak dampak
yang akan terjadi, sehingga dapat dilakukan upaya pengelolaan
dan upaya pemantauannya dan tersusun dalam dokumen
Lingkungan Hidup dan dokumen LARAP.
4. Lokasi Pekerjaan Lokasi kegiatan berada di Sungai Sausu, Kab. Parigi Moutong
Prov. Sulawesi Tengah
Data Penunjang 2
7. Data Dasar RTRW Provinsi Sulawesi Tengah
RTRW Kabupaten Parigi Moutong
2 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
SNI dan pedoman yang berkaitan yang dikeluarkan oleh
direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta persyaratan
teknis lainnya yang umum dan berlaku untuk pekerjaan
sejenis di Indonesia pada saat ini.
2. Dalam hal standar nasional Indonesia (SNI) atau pedoman
perencanaan teknis yang berkaitan dengan pekerjaan ini
beum ada, diperbolehkan menggunakan standar lain yang
berlaku umum dengan persetujuan pihak direksi.
10. Referensi Hukum a. Undang-undang No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya
Air;
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945;
c. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang;
d. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
e. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
f. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan;
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
h. Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan
Nasional Pengelolaan SDA;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993
Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah manfaat Sungai,
Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
j. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
k. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana;
l. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
m. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.
Ruang Lingkup
11. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Persiapan
1. Persiapan Administrasi
Meliputi : kegiatan penyampaian informasi dan perijinan
kegiatan pada instansi terkait.
2. Penyusunan Rencana Kerja
Meliputi : Penyusunan Program Mutu dan rencana
pelaksanaan pekerjaan.
V. Mitigasi Dampak
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan dituangkan
dalam dokumen RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
untuk seluruh komponen kegiatan yang memberikan
dampak penting terhadap komponen lingkungan. tingkat
keberhasilan upaya mitigasi dampak diukur dngan
pemantauan yang dituangkan dalam dokumen RPL
(Rencana Pemantauan Lingkungan). Pelaksanaan RKL dan
RPL harus dilaporkan secara periodic ke instansi terkait.
VI. RRSA
Kajian Singkat tentang sosial ekonomi masyarakat yang
meliputi :
1. Tahap investigasi
2. Survey data sosio-demografi
3. Survey sosio-ekonomi
4. Survey profil sosio tekhnik
5. Studi kelembagaan (P3A/Federasi)
Pemeriksaan Pekerjaan
Pemeriksaan pekerjaan pengukuran adalah Pengawasan
Pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Pekerjaan. Informasi
yang harus diserahkan/diperiksakan oleh Penyedia jasa kepada
pemeriksa pekerjaan produk atau progress kemajuan
pekerjaan
Diskusi / Pertemuan
i. Diskusi Konsep Laporan Pendahuluan
ii. Diskusi Konsep Laporan Antara
iii. Diskusi Konsep Dokumen Lingkungan.
iv. Diskusi Konsep Laporan Akhir
v. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (sebanyak 2 kali)
vi. Diskusi Kemajuan Kegiatan
(Dilaksanakan sebanyak 3 kali bersama pihak Pengguna
Jasa untuk mengetahui kemajuan pekerjaan)
13. Peralatan, Data dan fasilitas yang disediakan Satuan Kerja Balai Wilayah
Material, Personil Sungai Sulawesi III harus dipelihara dengan baik.
dan Fasilitas dari 1. Laporan dan Data
Pejabat Pembuat Data yang ada dapat dipakai sebagai data sekunder
Komitmen untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan.
2. Akomodasi dan Ruangan Kantor
i. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sulawesi III tidak
menyediakan akomodasi, dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
ii. Koordinator tim perlu mengupayakan sistem kerja
dan komunikasi yang efisien sehingga dapat
dihubungi dengan mudah untuk kelancaran
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan.
3. Staf Pengawas/ Pendamping
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sulawesi III melalui
PPK. Perencanaan dan Program akan
mengangkat/menugaskan pejabat dan petugas yang
bertindak sebagai Direksi pekerjaan dan pengawas
pekerjaan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
sehingga menghasilkan pekerjaan sesuai lingkup
pekerjaan yang diminta dalam Kerangka Acuan Kerja.
4. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sulawesi III tidak
menyediakan fasilitas kantor, peralatan survei,
kendaraan roda-4 dan roda-2, komputer, sehingga
harus disediakan sendiri oleh penyedia jasa yang dapat
digunakan demi kelancaran pekerjaan.
14. Peralatan dan 1. Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan dan
Material dari fasilitas yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan. Penyedia Jasa wajib menyediakan kantor di kota
Konsultansi Palu, Sulawesi Tengah.
2. Penyedia Jasa diminta menyerahkan foto atau gambar serta
dokumen lainnya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
lapangan
15. Lingkup Penyedia Jasa dapat bertindak atas nama Pengguna Jasa untuk
Kewenangan mengumpulkan data dan informasi terkait lingkup kegiatan.
Penyedia Jasa
16. Jangka Waktu Pekerjaan ini memerlukan waktu pelaksanaan 210 (dua ratus
Penyelesaian sepuluh) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah
Pekerjaan Mulai Kerja (SPMK).
4. Ahli Geodesi
- Pendidikan minimal S1 Teknik Geodesi,
- Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sekurang-kurangnya
Ahli Muda bidang Geodesi
- Memiliki pengalaman minimal 3 (tiga) tahun,
- Jangka waktu penugasan selama 4 (empat) bulan,
- Jumlah personil yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu)
orang.
18. Jadwal Tahapan Kegiatan ini mulai dilaksanakan sejak diterbitkannya Surat
Pelaksanaan Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Pekerjaan Secara umum, tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa dalam kegiatan ini adalah:
1. Penyusunan rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk
laporan Program Mutu.
2. Survey Pendahuluan serta sosialisasi pada masyarakat
bertujuan untuk memperoleh data sekunder tentang
kondisi lokasi studi.
3. Penyusunan Dokumen Lingkungan meliputi Identifikasi
Dampak, Rona Lingkungan Awal, Prediksi Dampak,
Assessment Dampak, Mitigasi Dampak dan RRSA
4. Pelaksanaan survey, identifikasi dan studi lapangan untuk
mendapatkan data primer tentang kondisi lapangan serta
data pendukung yang akan digunakan dalam penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup.
5. Pelaksananaan Sosialisasi pada Pemerintah Daerah dan
unsur masyarakat di sekitar lokasi studi dla bentuk
Diskusi/Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM).
6. Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
7. Pelaksanaan Diskusi Dokumen Lingkungan Hidup.
8. Pemasukan Dokumen Lingkungan Hidup.
9. Penyusunan Dokumen LARAP
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat : rangkaian seluruh kegiatan survei
dan penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan
Dokumen LARAP serta Kesimpulan dan Saran
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 210 (dua
ratus sepuluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan.
f. Laporan Penunjang
Laporan Penunjang meliputi :
1) Laporan Topografi dan Deskripsi BM memuat :
perhitungan topografi dan deskripsi BM ( Bench Mark)
2) Buku Ukur memuat : data lapangan survey topografi
3) Laporan Sosial Ekonomi memuat : hasil inventarisasi
dan survei sosial ekonomi di lapangan serta hasil
analisa sosial ekonomi termasuk kelayakan
pembangunan secara ekonomi (BCR) dan sosial
(dampak lingkungan).
4) Dokumen LARAP memuat : Kepemilikan Lahan dan
Asset, rencana relokasi, dan rencana tindakan (Action
Plan)
5) Laporan Persiapan Pengadaan Tanah memuat :
inventarisasi bidang, bangunan dan tegakan
6) Laporan pertemuan konsultasi masyarakat (PKM
memuat : aspirasi/saran/masukan dari masyarakat
melalui pelaksanaan pertemuan konsultasi masyarakat.
Hal-Hal Lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini diupayakan agar penyedia
20. Produksi dalam jasa memprioritaskan pemanfaatan produk dalam negeri.
Negeri Kondisi pengecualian prioritas barang/jasa produk asing
seperti melalui impor hanya terjadi dalam tiga kondisi, yaitu :
1. barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
2. spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri
belum memenuhi persyaratan;
3. dan atau, volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan.
23. Alih Pengetahuan Apabila dipandang perlu oleh SatKer Balai Wilayah Sungai
Sulawesi III, maka Penyedia Jasa harus mengadakan kursus
singkat, pelatihan, diskusi dan seminar terkait dengan subtansi
pelaksanaan pekerjaan pengawasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf di lingkungan Balai Wilayah Sungai
Sulawesi III.