Anda di halaman 1dari 60

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBANGUNAN BENDUNGAN BERINGIN SILA DI KABUPATEN SUMBAWA

Disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah AMDAL

Dosen Pengampu :

Tiwi Yuniastuti, S.SI,.M.Kes

Oleh : Kelompok IV

1. Febi Maharani Rambu Kaita 211513251418

2. Hendro Kartiko 211513251435

3. Maria Asty Milla 211513251446

4. Yulius Mallo 211513251430

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

2023
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun kecil yang

menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia, terutama petani sebagai basis

dasar negara Agraris. Sehingga perlu dikembangkan potensi - potensi sungai tersebut guna

meningkatkan hasil produksi pertanian, salah satunya dengan membangun bendung.

Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek

bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksi

didalam perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat

perlu dilakukan analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakan

adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak aspek dalam pelaksanaannya.

Pembangunan bendungan memerlukan investasi yang sangat besar baik berupa: dana,

maupun pengorbanan masyarakat. Sudah seharusnya hasil pembangunan tersebut

dioperasikan dan dipelihara dengan baik agar investisai yang sangat besar tersebut tetap

dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Bendungan disamping memiliki manfaat yang

besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula. Bendungan yang runtuh akan

menimbulkan banjir bandang yang dahsyat sampai jauh kedaerah hilir yang akan

mengakibatkan timbulnya banyak korban jiwa, harta benda, fasilitas umum dan kerusakan

lingkungan yang sangat parah didaerah hilir. Kegiatan operasi dan pemeliharaan

bendungan adalah merupakan satu kegiatan yang sangat penting agar waduk dapat

bekerja secara normal, sehingga memberikan manfaat sesuai dengan rencana sepanjang

umur efektif bendungan dan keamanan (safety) bendungan tetap terjaga.

Kegiatan operasi dan pemeliharaan yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan, akan mengurangi efektifitas bendungan dan bahkan dapat membahyakan

kesalamatan bendungan yang bersangkutan. Sejalan dengan umur bendungan, bendungan

akan selalu mendapat ancaman dari fenomena alam berupa panas, dingin, hujan dan juga
mahkluk hidup, sehingga sejalan dengan umur bendungan akan terjadi proses

kemerosotan konstruksi dan perusakan-perusakan oleh mahkluk hidup. Agar proses

tersebut tidak berjalan di luar rencana maka bendungan harus selalu dipantau, dioperasikan

dan dipelihara secara memadai. Dengan dilakukannya pemantauan secara rutin,

pengelola bendungan akan dapat mengetahui sedini mungkin problem yang sedang

berkembang sebelum menjadi ancaman yang nyata, sehingga pengelola bendungan akan

dapat mengambil langkah yang diperlukan secara cepat sehingga problem tidak

berkembang semakin parah, dengan pemeliharaan yang baik, kondisi bendungan akan

selalu siap dioperasikan dan keamanan bendungan akan selalu terjaga.

1.2 Maksud

1. Memberi uraian secara jelas tahap kegiatan yang dilakukan

diutamakan yang memberikan dampak terhadap lingkungan;

2. Memberikan arahan pengembangan dampak positif dan mengurangi

dampak negative kegiatan.

3. Merumuskan kebijakan bagi pihak-pihak terkait didalam Dokumen

AMDAL.

1.3 Tujuan

1. Tersusunnya Dokumen AMDAL Kawasan Pembangunan Jaringan

Irigasi Beringinsila di kabupaten Sumbawa.

2. Mendapatkan ijin kelayakan lingkungan untuk Kegiatan Pembangunan

Jaringan Irigasi

3. Beringinsila di kabupaten Sumbawa.

4. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai dampak yang

mungkin timbul dari pelaksanaan

5. Memberikan uraian sosial ekonomi penduduk terkena dampak,

serta hak atas Kopensasi


6. Memberi uraian secara jelas tahap kegiatan yang dilakukan,

diutamakan yang memberikan dampak terhadap lingkungan.

7. Memberikan arahan dampak positif dan mengurangi dampak negatif

8. Sebagai panduan bagi pemrakarsa dan pengawasan pelaksana kegiatan

di lapangan

9. Merumuskan kebijakan bagi pihak – pihak terkait di dalam pelaksanaan

Amdal

10. Melestarikan lingkungan berkelanjutan

1.4 Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat dan instansi yang akan

memanfaatkan jaringan irigasi beringin sila

1.5 Peraturan menurut Undang – Undang

1. Undang – Undang Nomor : 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya

Air.

2. Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun

2010 tentang Bendungan.

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 33 Tahun

2011 tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan SDA.

5. Kepres No 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 70 Tahun

2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa

Pemerintah.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Republik Indonesia Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi

dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan.

8. PP Nomor 82 Tahun 2001, tentang pengelolaan kualitas air dan

Pengendalian Pencemaran Air

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Republik Indonesia Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan

Sumber Daya Air

10. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun

2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang

Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun

2012 Tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses

AMDAL dan Izin Lingkungan

15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.

16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai W ilayah Sungai.

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRT/M/2006

tentang Perubahan atas Permen Nomor : 12/PRT/M/2006 dan

Nomor : 13/PRT/M/2006.
IDENTITAS PEMRAKARSA

2.1. Nama Organisasi Pejabat Pembuat Komitme

Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Sri Utami Sudiarti, ST.,MT.

Satuan Kerja : Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1

PPK : Perencanaan dan Program

Alamat : Jln. Ahmad Yani No.1 Gerimax Indah Narmada,

Lombok Barat Telp. (0370) 672282 Fax. (0370)

672345

PT Pelaksana :Adapun pembangunan Bendungan Beringin Sila

dilakukan dalam dua paket. Paket I digarap oleh PT

Abipraya - Mina (KSO), dan Paket II oleh PT Nindya

– Lestari (KSO) dan supervisi dilaksanakan oleh PT

Indra Karya – Bina – Tuah (KSO)

2.1.1 Personil

Perincian kebutuhan personil/tenaga ahli untuk melaksanakan studi ini adalah :

a. Tenaga Ahli

Nama Jabatan/ posisi pendidikan dan pengalaman spesifikasi tugas

jurusan minimal

(Tahun)

Febi Maharani R. Ketua Tim/Ahli S1 Kesehatan 2 Mengkoordinasikan dan

Kaita Lingkungan Lingkungan menentukan metode dan

menganalisi serta bertanggung

jawab penuh terhadap ouput

pelaporan dokumen

lingkungan
Maria Asty Milla Ahli S1 2 menganalisis tentang biota

Bilogi Kesehatan biota di sungai dalam

Lingkung pengambilan sampel

an

Hendro Kartiko Ahli Sosial S1 2 mengawasi dan

Ekonomi Kesehatan menganalisa sosial dan

Lingkung budaya masyarakat

an

Yulius Mallo Ahli SDA S1 2 menyusun dan menganalisis

Kesehatan dampak pasca pembangunan

Lingkung bendungan dan menyusun laporan

an

b. Asisten Tenaga Ahli

Jabatan/Posisi Pendidikan/Jur Pengalaman Sertifikat Spesifikasi Tugas

usan minimal minimal keahlian

(tahun) minimal

Asisten Ahli S1 Teknik sipil 3 - membantu tenaga ahli dalam

Lingkungan lingkungan mengumpulkan data dan

komponen lingkungan yang

terkena dampak

Asisten Ahli S1 Fisik Kimia 3 - membantu tenaga ahli dalam

Fisik Kimia mengumpulkan data dan

komponen lingkungan yang

terkena dampak
Asisten Ahli S1 Lingkungan 3 - membantu mengawasi dan

Kesehatan analisi kondisi kesehatan

Masyarakat masyarakat dan isu – isu

lingkungan yang berdampak

pada kesehatan masyarakat

c. Tenaga Pendukung

Jabatan/posisi pendidikan/jurusan pengalaman sertifikat spesifikasi

minimal minimal (tahun) keahlian tugas

minimal

Operator Pendukung SLTA/Sederajat - - -

2.2 Luasan Area Proyek

Nama Proyek : Bendungan Beringin Sila

Tempat : Berada di sungai utan, Desa tengah,Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa,

kurang lebih dari 600 km arah barat kota sumbawa besar

Luas Wilayah : Konstruksi Bendungan Beringin Sila didesain dengan tinggi 70,5 m, panjang

787,58 m, dan lebar puncak 12 m. Dengan total kapasitas tampungan 27,46

juta m3 dan luas genangan 126 Ha, bendungan ini nantinya akan mampu

mengairi lahan seluas 3.500 Ha dan menghasilkan air baku sebesar 76

liter/detik untuk mendukung pertanian di Kabupaten Sumbawa.

Biaya : Rp1.721 miliar

Jangka Waktu : Januari 2019 – Desember 2022


Posisi : Secara geografis Bendungan Beringin Sila terletak sekitar 8°27'43.77" LS

dan 117°7'21.17" BT atau pada koordinat X=513.489,62 dan Y=9.064.607,83

berjarak 600 meter di atas Bendung Beringin Sila.

Gambar 1. Lokasi bendungan beringin sila

TAHAP KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap pra konstruksi secara garis besar adalah

me1iputi antara lain:

1. Tahap Pra Kontruski

a. Survey dan pengukuran dilokasi yang akan ditingkatkan dan dikembangkan jaringan

pengairan pertaniannya.

b. Pematokan untuk memperje}as batas tapak rencana trase saluran, bangunan dan jalan

produksi

c. Pembebasan lahan yang akan terkena pengembangan jaringan pengairan pertanian


2. Tahap Kontruski

Pada tahap konstruksi secara garis besar kegiatan•kegiatan yang akan dilaksanakan adalah

meliputi antara lain sebagai berikut:

a. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, peralatan dan material yang aka digunakan

untuk pekerjaan fisik

b. Pematangan tanah yang mencakup pengurugan, pemadatan, dan perataan. Pekerjaan rm

dilakukan dengan menggunakan alat•alat berat maupun alat•alat konvensional

c. Pembuatan bangunan utama dan janngan pengairan, yang meliputi pembuatan sa]uran

primer, sekunder dan tersier, Kegiatan yang paling menonjol pada pekerjaan ini adalah

penggalian tanah, penimbunan dan pemadatan. Kegiatan Iainnya adalah pembuatan pintu air

yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dan memperlancar pemasukan

maupun pengeluaran air pada petakan pertanian.

d. Pembutan sarana pendukung seperti pembuatan tanggul, jembatan, gorong• gorong,

bangunan pengaman dan jalan produksi. Tanggul yang juga akan digunakan sebagai jalan

produksi.

3. Tahap Pasca Kontruksi

Pada tahap pasca konstruksi kegiatan yang akan dilakukan meliputi antara lain adalah

pengoperasian dan perneliharaan sarana dan prasarana jaringan pengairan, serta budidaya

pertanian.

SUMBER DAN JENIS DAMPAK LINGKUNGAN

Identifikasi terhadap jenis dampak yang akan timbul, dimaksudkan untuk menelaah

kemungkinan adanya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan proyek

konstruksi, baik kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, maupun tahap pasca

konstruksi. Identifikasi terhadap jenis dampak yang timbul sebagai akibat Proyek

Pembangunan Bendungan beringin sila disajikan sebagai berikut :


1. Tahap Pra Konstruksi

Sumber Dampak : Pembebasan Lahan, Hilangnya Kepemilikan Lahan Pertanian

Jenis Dampak : Keresahan masyarakat, Kehilangan kepemilikan lahan pertanian

Besaran Dampak : Kondisi seperti ini menunjukkan kualitas lingkungan turun, sehingga

akan memberikan, besaran dampak negative, Hilangnya kepemilikan lahan pertanian akan

berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, Sehingga akan memberikan besaran dampak

negatif.

Keterangan : Masyarakat merasa resah dan kuatir ganti rugi pembebasan tanah tidak sesuai

dengan yang diharapkan, artinya hasil ganti ruginya tidak dapat dibelikan lahan pertanian di

tempat lain, Sebagian masyarakat akan kehilangan kepemilikan lahan pertanian yang akan segera

berubah menjadi daerah genangan.

2. Tahap Konstruksi :

Sumber Dampak : Kesempatan Kerja dan Berusaha, Perubahan mata Pencaharian, Kualitas

Udara, Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas, Kerusakan jalan, Penurunan Kesehatan Masyarakat,

Penurunan Kualitas Air Permukaan, Peningkatan Kebisingan

Jenis Dampak : Besarnya perubahan kualitas lingkungan dilihat dari kesempatan

kerja dan peluang berusaha menjadi lebih baik, Penurunan pendapatan para petani, karena

tidak semua petani dapat dengan mudah beralih profesi, Akan terjadi peningkatan emisi gas-gas

buang dan debu dari kendaraan pengangkut material dan peralatan serta debu jalanan

yang dilewati,Tingkat pelayanan jalan menjadi berkurang,Kerusakan jalan yang dilalui oleh

kendaraan pengangkut material dan peralatan berat,Infeksi saluran pernafasan akibat

debu,Terjadi erosi permukaan pada musim hujan, Suara bising dari kendaraan berat pada jarak

kurang dari 20 m cukup mengganggu.

Besaran Dampak : Adanya kesempatan kerja dan berusaha akan berdampak pada

peningkatan kualitas lingkungan, Sehingga akan memberikan besaran dampak positif, Kondisi
ini berdampak pada penurunan kualitas lingkungan menjadi sedang, Sehingga akan

memberikan besaran dampak negatif, Penambahan emisi gas buang (CO, NO2 dan SO2) dan

debu ke lingkungan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, Sehingga akan

memberikan besaran dampak negatif, Tingkat pelayanan jalan menjadi berkurang, Sehingga

akan memberikan besaran dampak negatif, Kualitas lingkungan turun pada skala jelek. Kondisi

ini akan memberikan besaran dampak negatif, Penurunan kualitas lingkungan menjadi

menurun, Sehingga akan memberikan besaran dampak negatif, Kondisi lingkungan terkait

dengan kebisingan pada jarak kurang dari 20 dari pusat kegiatan dalam kondisi kurang sehat,

Sehingga akan memberikan besaran dampak negatif.

Keterangan : Kondisi rona lingkungan hidup yang awalnya baik dalam arti jumlah angkatan

kerja akan mengalami peningkatan menjadi lebih baik, sehingga besarnya perubahan kualitas

lingkungan dilihat dari kesempatan kerja dan peluang berusaha menjadi lebih baik, Akibatnya

para petani akan kehilangan lahan pertaniannya dan harus mengubah mata pencahariannya.

Keadaan ini akan berdampak pada penurunan pendapatan para petani, karena tidak semua petani

dapat dengan dah beralih profesi.

3. Tahap operasional

Sumber Dampak : Timbulnya Erosi dan Sedimentasi, Peningkatan Umur Bendungan

Jenis Dampak : Pemeliharaan bendungan secara berkala dapat mencagah banjir

Besaran Dampak : Dampak pencegahan genangan (banjir), erosi dan sedimentasi

akibat kegiatan operasional dan pemeliharaan bendungan beringin sila serta fasilitas

penunjangnya memberikan dampak positif yang besar. Dampak peningkatan umur bendungan

akibat kegiatan monitoring dan evaluasi bendungan beringin sila dan fasilitas penunjangnya

memberikan dampak positif yang besar.

Keterangan : Dampak pencegahan genangan (banjir), erosi dan sedimentasi akibat

kegiatan operasional dan pemeliharaan bendungan beringin sila serta fasilitas penunjangnya
memberikan dampak positif yang besar terahadap pencegahan banjir, sehingga tercipta kenyaman,

keamanan, di beberapa daerah sekitarnya, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas

lingkungan menjadi sangat baik, Kondisi bendungan harus dilakukan pemantauan, monitoring

dan evaluasi agar kondisi bendungan tetap aman, nyaman dan mempunyai umur operasional yang

panjang.

RUANG LINGKUP

Pembangunan bendungan adalah upaya konstruksi atau pembuatan bendungan yang memiliki

berbagai tujuan dan ruang lingkup yang melibatkan beberapa aspek. Ruang lingkup pembangunan

bendungan meliputi:

a. Perencanaan: Tahap awal melibatkan studi kelayakan, pemilihan lokasi, dan perencanaan

teknis bendungan. Ini termasuk analisis hidrologi dan hidrogeologi, serta perhitungan

kebutuhan air dan energi.

b. Desain dan Konstruksi: Pembangunan bendungan melibatkan desain teknis, seperti

struktur bangunan, spillway, pintu air, dan elemen-elemen lainnya. Proses konstruksi

melibatkan pekerjaan konstruksi fisik bendungan dan infrastrukturnya.

c. Manajemen Sumber Daya Air: Bendungan dapat digunakan untuk menyimpan air, yang

kemudian digunakan untuk pasokan air minum, irigasi pertanian, pembangkit listrik

tenaga air, dan pengendalian banjir.

d. Energi: Beberapa bendungan dirancang khusus untuk pembangkit listrik tenaga air

(PLTA), sehingga mereka berperan dalam memproduksi energi listrik.

e. Pengendalian Banjir: Bendungan dapat membantu mengurangi risiko banjir dengan

mengatur aliran sungai dan memperlambat aliran air.

f. Pengelolaan Lingkungan: Pembangunan bendungan juga mempengaruhi ekosistem

sungai dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan menjadi

bagian penting dalam proyek pembangunan bendungan.


g. Sumber daya yang digunakan dalam pembangunan bendungan meliputi berbagai disiplin

ilmu seperti rekayasa sipil, hidrologi, hidrogeologi, energi, dan manajemen sumber daya

alam. Selain itu, sumber daya finansial, tenaga kerja, dan material konstruksi juga

diperlukan. Dana untuk proyek pembangunan bendungan dapat berasal dari pemerintah,

investasi swasta, atau pinjaman internasional.

Penting untuk mencatat bahwa pembangunan bendungan harus mempertimbangkan

dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang mungkin timbul, dan sering kali melibatkan

proses perizinan dan persetujuan dari berbagai pemangku kepentingan.

RONA LINGKUP

Rona lingkungan bendungan melibatkan sejumlah faktor yang dapat diklasifikasikan ke

dalam beberapa kategori, termasuk faktor fisik, biologi, kimia, dan sumber daya.

1. Faktor Fisik:

a. Melibatkan parameter seperti suhu air, kecepatan arus, dan topografi sekitar

bendungan.

b. Perubahan suhu dan kecepatan arus dapat memengaruhi ekosistem di sekitar

bendungan.

2. Faktor Biologi:

a. Involves keberadaan dan aktivitas makhluk hidup seperti ikan, tumbuhan air, dan

mikroorganisme.

b. Keseimbangan ekosistem perairan di sekitar bendungan dapat dipengaruhi oleh

faktor biologi ini.

3. Faktor Kimia:

a. Terkait dengan komposisi kimia air, seperti tingkat keasaman (pH), kandungan

oksigen terlarut, dan keberadaan zat-zat kimia tertentu.

b. Perubahan dalam kualitas kimia air dapat mempengaruhi organisme hidup di

dalamnya.
4. Faktor Sumber Daya:

a. Menyangkut pemanfaatan sumber daya alam di sekitar bendungan, seperti air

untuk irigasi, energi hidroelektrik, dan keberlanjutan ekosistem.

b. Manajemen yang baik diperlukan untuk memastikan penggunaan sumber daya

yang berkelanjutan.

Perubahan dalam faktor-faktor ini dapat memiliki dampak signifikan pada ekosistem

sekitar bendungan dan perlu dipantau serta dikelola dengan hati-hati untuk memastikan

keberlanjutan lingkungan.

METODE PELAKSANAAN

Metode ini dapat bekerja maksimum apabila sesuai dengan tahapan-tahapan

pelaksanaan, berikut merupakan tahapan metode Grouting sebagai berikut :

1. Pekerjaan Drilling ( pengeboran )

Metode ini memerlukan gambar kerja ( shop drawing ) untuk

menunjang pelaksanaan dilapangan, selain itu dari shop drawing juga dapat

menentukan posisi dan titik yang akan dilakukan pengeboran, uji Lugeon,

dan injeksi semen. Untuk dapat mengetahui titik mana saja yang perlu

dilakukan maka perlu ahli geologi yang dapat menentukan posisi titik, jarak,

dan pola Grouting. Sehingga dapat ditentukan gambar kerja untuk pekerjaan

Grouting di lapangan. Pekerjaan tanah dilakukan perstage, 1 stage terdiri

dari kedalaman 5m. durasi untuk menyelesaikan 1 lubang pekerjaan Grouting

tersebut berbeda-beda tergantung dari jenis batuan yang terkandung

didalamnya. Berikut macam pekerjaan drilling :


a. Pilot Hole ( PH ) Berfungsi untuk mengambil sampel tanah sedalam

yang direncanakan. Setelah didapatkan sampel batuan akan diberikan

kepihak konsultan. Pekerjaan ini dilakukan sebelum rotary drilling

dilaksanakan.

b. Check Hole ( CH ) Berfungsi untuk mengecek hasil Grouting yang

sebelumnya sudah dilaksanakan

c. Rotary Drilling. Pekerjaan pengeboran menggunakan mata bor diameter

66 mm. Pengeboran dilakukan pada titik curtaindan sub-curtain. Pada

pengeboran ini tidak dilakukan pengambilan sampel batuan, setelah

pengeboran dapat diteruskan proses WPT dan Grouting

2. Pekerjaan WPT ( water pressure test ) Kondisi tanah dibawah permukaan

bendungan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka dari itu perlu

adanya pengecekan nilai permeabilitas tanah dibawah permukaan

bendungan dengan waterpressuretest. Pekerjaan ini bertujuan untuk

mengetahui jumlah rembesan volumeair permenit yang masuk kedalam tanah

batuan, dari data debit air yang sudah diketahui dapat dihitung nilai Lugeonnya.

3. Pekerjaan Grouting Pada pelaksanaan injeksi semen Groutingpada proyek

Bendungan Beringin Sila digunakan campuran C:W = 1:10. Perubahan

campuran berikutnya dilakukan apabila pemasukan semen mencapai 400 liter

per 15 menit maka campuran dikentalkan diubah menjadi C:W rasio 1:8, 1:6,

1:4, 1:2, dan 1:1 dan campuran tersebut dipertahankan sampai mencapai 200

liter.

4. Pekerjaan Plugging ( penutupan lubang )Pekerjaan penutupan lubang

Grouting dilakukan setelah semua rangkaian pelaksanaan pekerjaan


Grouting selesai. Penutupan lubang Grouting memakai mortar campuran

semen : pasir ( 2:1 ) dan dicampur dengan air secukupnya.

HAL HAL LAIN

Adapun hal – hal lain yang perlu di perhatikan dalam penyelesaian kegiatan ini ada

sebagai berikut :

1. Produksi dalam negeri

Semua kegiatan jasa konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam

wilayah Negara Republik Indonesia kecuali di tetapkan lain dalam angka 4 (empat)

kerangka acuan kerja (KAK) dengan pertimbangan keterbatasan dalam negeri.

2. Persyaratan kerja sama

Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultasi lain di perlukan untuk pelaksanaan

kegiatan jasa konsultasi ini maka persyaratan berikut harus di patuhi :

a. Bagaian pekerjaan di kerjakan oleh sub penyedia harus di atur dalam kontrak dan

di setujui terlebih dahulu oleh PPK

b. Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang di kerjakan oleh sub

penyedia

c. Ketentuan – ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus mengacu

kepada harga yang tercantum dalam kontrak serta menganut prinsip kesetaraan

3. Pedoman pengumpulan data lapangan

Pengumpulan data lapangan dan data penunjang lainnya, bisa di dapatkan di instansi

lain sesuai dengan jenis data. Pengguna jasa akan membiarkan rekomendasi/surat

pengantar yang di tunjukan kepada pemimpin masing masing.

4. Alih pengetahuan

Transfer knowledge di lakukan kepada para petugas proyek, dalam rangka untuk

operasional alat maupun untuk penggunaan software software yang di gunakan dalam

perhitungan/analisis dalam studi ini.


5. Keselamatan dan kesehatan kerja

a. Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsutasis, penyedia jasa wajib menerapkan

sistem manajemen K3 dengan menyusun rencana keselamatan dan kesehatan kerja

kontrak (RK3K)

b. Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultasi harus mencakup aspek

aspek k3

RENCANA PENGELOLAAN LINGUNGAN HIDUP

Pada laporan ANDAL Rencana Pembangunan Beringin Sila yang berlokasi di sungai utan,
desa Tengah, Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa telah diuraikan mengenai dampak yang
ditimbulkan dan evaluasinya sehingga teridentifikasi seluruh kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak baik positif maupun negatif terhadap komponen fisika-kimia, biologi, sosial ekonomi dan
budaya serta transportasi. Pada dasarnya seluruh dampak tersebut masih dalam batas kisaran yang
dapat dikendalikan baik melalui pendekatan teknologi, sosial ekonomi maupun pendekatan
institusional. Berdasarkan hasil studi tersebut, maka ruang lingkup pengelolaan lingkungan yang akan
dilaksanakan adalah menyangkut semua komponen kegiatan yang menimbulkan dampak negatif
penting dan dampak positif penting. Uraian rencana pengelolaan lingkungan meliputi pembahasan
mengenai :

1. Dampak Lingkungan

2. Sumber Dampak

3. Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup

7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup

b. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup

c. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan merupakan upaya-upaya teknis dan non teknis yang dilakukan untuk

mencegah, menanggulangi dampak negatif serta meningkatkan/ mempertahankan dampak

positif dari komponen kegiatan sehingga maksud dan tujuan dilakukannya pengelolaan

lingkungan tercapai.

Rencana pengelolaan lingkungan akan memuat arahan-arahan, prinsip-prinsip, pedoman atau

persyaratan untuk mencegah, menanggulangi, mengendalikan dampak negatif dan

meningkatkan/mempertahankan dampak positif yang bersifat strategis.

Berdasarkan studi ANDAL yang telah dilakukan, yang memuat arahan untuk pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup, maka perlu dirumuskan lebih jauh rencana mengenai

pengelolaan lingkungan yang bersifat teknis, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk pembuatan rancangan teknis dan dasar-dasar pelaksanaan kegiatan

pengelolaan lingkungan.

Berikut adalah tabel yang menyajikan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan terhadap

komponen lingkungan fisik-kimia, transportasi dan sosekbud, baik pada tahap

prakonstruksi, tahap konstruksi maupun tahap operasional.


Tabel 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
KONSTRUKSI
1 Terciptanya Kesempatan Mobilisasi Prosentase  Memberikan kesempatan kerja Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Balai Wilayah
Kerja Tenaga Kerja masyarakat lokal kepada tenaga kerja lokal tengah,Kecamata atau selama tahap Sungai Nusa
Konstruksi yang diterima sesuai dengan kualifikasi yang n Utan kontruksi Tenggara
bekerja pada Kabupaten berlangsung. 1selaku
ditetapkan.
tahap kontruksi. Sumbawa, pemrakarsa, dan
 Memberikan informasi aparat Desa dan
kebutuhan tenaga kerja melalui BPD setempat.
pemerintah daerah setempat
(Lurah dan BPD).
 Mengutamakan tenaga kerja
lokal sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan yang diperlukan.
 Menginformasikan kepada
tenaga kerja mengenai lamanya
kegiatan akan berlangsung.
 Membuat kesepakatan kerja
bersama berupa kontrak kerja
dan memberikan pembekalan
kepada tenaga kerja tentang K3.
 Membayar tenaga kerja minimal
sesuai dengan UMR wilayah
setempat.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
2 Peluang Usaha Munculnya  Mengkoordinir usaha-usaha Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Balai Wilayah
usaha-usaha masyarakat yang muncul tengah,Kecamata atau selama tahap Sungai Nusa
masyarakat selama tahap kontruksi n Utan kontruksi Tenggara
setempat di  Melakukan penempatan lokasi Kabupaten berlangsung. 1selaku
sekiatr lokasi usaha Sumbawa, pemrakarsa, dan
kegiatan aparat Desa dan
pembangunan BPD setempat.
DAM
3 Tingkat Pendapatan Meningkatnya  Menjaring tenaga kerja yang Masyarakat Selama 2-3 tahun Balai Wilayah
perekonomian dari masyarakat lokal yang disekitar lokasi atau selama tahap Sungai Nusa
dimasyarakat berada disekitar lokasi proyek. proyek, yakni kontruksi Tenggara
sekitar proyek  Mengkoordinir usaha-usaha Sungai utan, Desa berlangsung. 1selaku
baik yang masyarakat yang muncul selama tengah,Kecamata pemrakarsa, dan
terjaring tahap kontruksi n Utan aparat Desa dan
penerimaan Kabupaten BPD setempat.
tenaga kerja, Sumbawa,
maupun yang
memanfaatkan
dengan
membuka usaha
seperti
warung/kios-kios
kecil.
4 Konflik Sosial Tidak timbulnya Mengkoordinir tenaga kerja dari Masyarakat Selama 2-3 tahun Balai Wilayah
adanya gangguan luar, serta mensosialisasikan disekitar lokasi atau selama tahap Sungai Nusa
kamtibmas tenaga kerja dari luar kepada proyek, yakni kontruksi Tenggara
tentang adanya masyarakat agar tidak akan timbul Sungai utan, Desa berlangsung. 1selaku
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
penerimaan persepsi negatif mengenai tengah,Kecamata pemrakarsa, dan
tenaga kerja dari perekrutan tenaga kerja dari luar. n Utan aparat Desa dan
luar. Kabupaten BPD setempat.
Sumbawa,
5 Sikap Persepsi Stabilnya  Melakukan penjadwalan Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Masyarakat Terhadap persepsi dan Penerimaan tenaga kerja agar tengah,Kecamata atau selama tahap Balai Wilayah
Proyek dan Lingkungan sikap masyarakat tidak menimbulkan persepsi n Utan Pembuatan Jalan Sungai Nusa
yang timbul yang yang masyarakat sekitar tidak Kabupaten Akses. Tenggara
ada di lokasi diutamakan. Sumbawa, 1selaku
studi.  Menginformasikan pemrakarsa.
jadwal/waktu kerja konstruksi.
6 Sanitasi Lingkungan Tidak terjadi  Penyediaan sarana pembuangan Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
penurunan secara sampah (tong sampah). tengah,Kecamata atau selama tahap Balai Wilayah
drastis sanirtasi  Ada pelarangan (Papan n Utan Pembuatan Jalan Sungai Nusa
lingkungan Peringatan) membuangan Kabupaten Akses. Tenggara
sampah sembarangan. Sumbawa, 1selaku
 Bekerjasama dengan Dinas pemrakarsa.
Kebersihan Kota Batam dalam
penanganan sampah.
 Penyediaan MCK yang
memadai sesuai dengan
ketentuan teknik.
 Ada pelarangan membuang
hajat sembarangan baik ke
sungai maupuan ke lahan
terbuka lainnya.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana ventilasi yang cukup.
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana unit P3K.

7 Timbulan Sampah Tidak terjadi  Penyediaan sarana pembuangan Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
peningkatan sampah (tong sampah). tengah,Kecamata atau selama tahap Balai Wilayah
sampah secara  Ada pelarangan (Papan n Utan Pembuatan Jalan Sungai Nusa
drastis Peringatan) membuangan Kabupaten Akses. Tenggara
sampah sembarangan. Sumbawa, 1selaku
 Bekerjasama dengan Dinas pemrakarsa.
Kebersihan Kota Batam dalam
penanganan sampah.
 Penyediaan MCK yang
memadai sesuai dengan
ketentuan teknik.
 Ada pelarangan membuang
hajat sembarangan baik ke
sungai maupuan ke lahan
terbuka lainnya.
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana ventilasi yang cukup.
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana unit P3K.
8 Penurunan Kualitas Mobiliasasi Alat Konsentrasi debu  Penyiraman secara berkala pada Kendaraan Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Udara dan Bahan yang timbul jalan-jalan yang digunakan proyek di lokasi atau selama tahap Balai Wilayah
tidak melebihi serta menugaskan seorang ke kegiatan dan Sungai Nusa
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
baku mutu udara petugas untuk mengawasi jalur jalan yang mobilisasi alat dan Tenggara
ambien. kegiatan dan penduduk yang dilaluinya bahan berlangsung. 1selaku
mendekat agar terhindar dari terutama dari pemrakarsa.
kecelakaan yang dapat muncul lokasi material ke
pada saat pengoperasian lokasi kegiatan
kendaraan dan alat berat dan sebaliknya
proyek.
 Penggunaan kendaraan proyek
minimal keluaran 10 tahun
terakhir, dan/atau melakukan
pengecekan kelaikan jalan
kendaraan proyek serta
melakukan uji emisi.
 Penggunaan terpal penutup bak
kendaraan Truk pengangkut
material dan pengaturan jadual
keberangkatannya/dilakukan
tidak secara bersamaan.

Pembuatan Jalan Konsentrasi debu  Penyiraman secara berkala pada Kendaraan Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Akses yang timbul jalan-jalan yang digunakan proyek di lokasi atau selama tahap Balai Wilayah
tidak melebihi serta menugaskan seorang ke kegiatan dan Pembuatan Jalan Sungai Nusa
baku mutu udara petugas untuk mengawasi jalur jalan yang Akses berlangsung. Tenggara
ambien. kegiatan dan penduduk yang dilaluinya 1selaku
mendekat agar terhindar dari terutama dari pemrakarsa.
kecelakaan yang dapat muncul lokasi material ke
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
pada saat pengoperasian lokasi kegiatan
kendaraan dan alat berat dan sebaliknya
proyek.
 Penggunaan kendaraan proyek
minimal keluaran 10 tahun
terakhir, dan/atau melakukan
pengecekan kelaikan jalan
kendaraan proyek serta
melakukan uji emisi.
 Penggunaan terpal penutup bak
kendaraan Truk pengangkut
material dan pengaturan jadual
keberangkatannya/dilakukan
tidak secara bersamaan.
Pembangunan Konsentrasi debu  Penyiraman secara berkala pada Pada kendaraan- Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Struktur Utama yang timbul jalan-jalan yang digunakan kendaraan/ alat atau selama tahap Balai Wilayah
tidak melebihi serta menugaskan seorang berat proyek dan kontruksi. Sungai Nusa
baku mutu udara petugas untuk mengawasi jalur jalan yang Tenggara 1
ambien. kegiatan dan penduduk yang berdebu di lokasi selaku
mendekat agar terhindar dari kegiatan pemrakarsa.
kecelakaan yang dapat muncul
pada saat pengoperasian
kendaraan dan alat berat
proyek.
 Penggunaan kendaraan proyek
minimal keluaran 10 tahun
terakhir, dan/atau melakukan
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
pengecekan kelaikan jalan
kendaraan proyek serta
melakukan uji emisi.
 Penggunaan terpal penutup bak
kendaraan Truk pengangkut
material dan pengaturan jadual
keberangkatannya/dilakukan
tidak secara bersamaan.
Pembangunan Konsentrasi debu  Penyiraman secara berkala pada Pada kendaraan- Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Fasilitas yang timbul jalan-jalan yang digunakan kendaraan/ alat atau selama tahap Balai Wilayah
Pendukung tidak melebihi serta menugaskan seorang berat proyek dan kontruksi yakni Sungai Nusa
baku mutu udara petugas untuk mengawasi jalur jalan yang pembangunan Tenggara
ambien. kegiatan dan penduduk yang berdebu di lokasi fasilitas pendukung 1selaku
mendekat agar terhindar dari kegiatan berlangsung. pemrakarsa.
kecelakaan yang dapat muncul
pada saat pengoperasian
kendaraan dan alat berat
proyek.
 Penggunaan kendaraan proyek
minimal keluaran 10 tahun
terakhir, dan/atau melakukan
pengecekan kelaikan jalan
kendaraan proyek serta
melakukan uji emisi.
 Penggunaan terpal penutup bak
kendaraan Truk pengangkut
material dan pengaturan jadual
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
keberangkatannya/dilakukan
tidak secara bersamaan.
9 Peningkatan Intensitas Mobiliasasi Alat Intensitas  Penggunaan kendaraan proyek Pada kendaraan- Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Kebisingan dan Bahan kebisingan yang minimal keluaran 10 tahun Kendaraan atau selama Balai Wilayah
timbul tidak terakhir, dan/atau melakukan proyek di lokasi mobilisasi alat dan Sungai Nusa
melebihi baku pengecekan kelaikan jalan ke kegiatan dan bahan berlangsung. Tenggara
mutu. kendaraan proyek, termasuk jalur jalan yang 1selaku
memberikan pelumas mesin dilaluinya pemrakarsa.
secara rutin/berkala dan terutama dari
melakukan lokasi material ke
pengecekan/perbaikan pada lokasi kegiatan
dudukan peredam getaran dan sebaliknya
mesin.
 Pengaturan jadual
keberangkatan kendaraan
proyek/tidak dilakukan secara
bersamaan.
 Penggunaan sumbat telinga (ear
plug) terutama bagi pekerja
yang terlibat.

Pembuatan Jalan Intensitas  Penggunaan kendaraan proyek Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Akses kebisingan yang minimal keluaran 10 tahun tengah,Kecamata atau Pembuatan Balai Wilayah
timbul tidak terakhir, dan/atau melakukan n Utan Jalan Akses Sungai Nusa
melebihi baku pengecekan kelaikan jalan Kabupaten berlangsung. Tenggara
mutu. kendaraan proyek, termasuk Sumbawa,
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
memberikan pelumas mesin 1selaku
secara rutin/berkala dan pemrakarsa.
melakukan
pengecekan/perbaikan pada
dudukan peredam getaran
mesin.
 Pengaturan jadual
keberangkatan kendaraan
proyek/tidak dilakukan secara
bersamaan.
 Penggunaan sumbat telinga (ear
plug) terutama bagi pekerja
yang terlibat.
Pembangunan Intensitas  Lokasi kegiatan diisolasi Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Struktur Utama kebisingan yang dengan menggunakan pemisah tengah,Kecamata atau pemasangan Balai Wilayah
timbul tidak dari seng. n Utan tiang pancang serta Sungai
melebihi baku  Melakukan koordinasi dengan Kabupaten struktur DAM Sumatera IV
mutu. aparat pemerintahan setempat Sumbawa, berlangsung. selaku
sebelum pelaksanaan pemrakarsa.
pemancangan dan memasang
papan pengumuman di lokasi
kegiatan agar warga sekitar
maklum dan tidak mendekati
lokasi kegiatan saat
pelaksanaan kegiatan.
 Pada pembuatan pondasi
jembatan, disarankan apabila
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
akan dilakukan pemancangan,
sebaiknya menggunakan
pondasi sistem bor/sumuran
yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan pondasi
tiang pancang.
 Penggunaan sumbat telinga
terutama bagi pekerja yang
terlibat.

Pembangunan Intensitas  Lokasi kegiatan diisolasi Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Fasilitas kebisingan yang dengan menggunakan pemisah tengah,Kecamata atau kontruksi Balai Wilayah
Pendukung timbul tidak dari seng. n Utan fasilitas pendukung Sungai Nusa
melebihi baku  Melakukan koordinasi dengan Kabupaten berlangsung. Tenggara
mutu. aparat pemerintahan setempat Sumbawa, 1selaku
sebelum pelaksanaan pemrakarsa.
pemancangan dan memasang
papan pengumuman di lokasi
kegiatan agar warga sekitar
maklum dan tidak mendekati
lokasi kegiatan saat
pelaksanaan kegiatan.
 Penggunaan sumbat
telinga terutama bagi pekerja
yang terlibat.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
10 Timbulnya Gangguan Pembangunan Pembangunan  Melakukan kajian geologi dan Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Geologi dan Tanah Struktur Utama struktur tidak struktur tanah dan juga tengah,Kecamata atau kontruksi Balai Wilayah
mengganggu berkoordinasi dg aparat n Utan struktur utama Sungai Nusa
stabilitas lereng pemerintahan setempat sebelum Kabupaten berlangsung. Tenggara
dan juga tanah di pelaksanaan pembangunan Sumbawa, 1selaku
lokasi kegiatan struktur utama pemrakarsa.
 Pada peralatan berat/mesin
kendaraan proyek harus
diupayakan layak digunakan.
 Pada pekerja yang terlibat
diharuskan menggunakan
peralatan keselamatan &
kesehatan kerja, seperti sarung
tangan (hand glove), sumbat
telinga (ear plug), dan peralatan
K3 terkait lainnya.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
11 Kepadatan Lalulintas Mobilisasi Alat stabilnya volume  Penempatan petugas pengatur Di sekitar jalan Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
dan Bahan jumlah lalu lintas terutama pada saat akses atau mobilisasi alat Balai Wilayah
kendaraan yang kendaraan keluar/masuk lokasi keluar/masuk ke dan bahan Sungai Nusa
lalu lalang. kegiatan. lokasi kegiatan berlangsung. Tenggara
 Untuk keselamatan lalu lintas dan jalan 1selaku
dan peringatan kepada para lokal/desa yang pemrakarsa.
pemakai jalan maka disediakan dilalui kendaraan
rambu-rambu peringatan proyek terutama
termasuk warning light dan di bagian barat
rambu-rambu larangan pada dan timur lokasi
lokasi-lokasi tertentu terutama kegiatan.
disekitar gerbang keluar/masuk
lokasi kegiatan.
 Pengaturan jadual
keberangkatan kendaraan
proyek/tidak dilakukan secara
bersamaan dan diupayakan
diluar jam-jam sibuk (off peak).
 Melakukan optimalisasi ruas
jalan lokal/desa (yang relatif
sempit) yang akan dilalui
kendaraan proyek, yaitu dengan
menutup (bagian atas) saluran
air di kiri dan kanan badan jalan
dan melakukan perkerasan bahu
jalan.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
12 Gangguan Sifat Fisik Pembangunan Tidak adanya  Melakukan kajian geologi dan Pada jalur jalan Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Tanah Struktur Utama kerusakan jalan struktur tanah dan juga yang dilalui atau mobilisasi alat Balai Wilayah
yang muncul. berkoordinasi dg aparat kendaraan dan bahan Sungai Nusa
pemerintahan setempat sebelum proyek, terutama berlangsung. Tenggara
pelaksanaan pembangunan jalan lokal/desa. 1selaku
struktur utama pemrakarsa.
 Pada peralatan berat/mesin
kendaraan proyek harus
diupayakan layak digunakan.

 Pada pekerja yang terlibat


diharuskan menggunakan
peralatan keselamatan &
kesehatan kerja, seperti sarung
tangan (hand glove), sumbat
telinga (ear plug), dan peralatan
K3 terkait lainnya.
Pembuatan Jalan Tidak adanya  Mengupayakan memberikan Pada jalur jalan Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Akses kerusakan jalan muatan alat dan/atau material yang dilalui atau Pembuatan Balai Wilayah
yang muncul. yang tidak berlebihan pada kendaraan Jalan Akses Sungai Nusa
kendaraan/truk pengangkut proyek, terutama berlangsung. Tenggara 1
sehingga beban tonase jalan lokal/desa. selaku
kendaraan terjaga, jika pemrakarsa.
memungkinkan menggunakan
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
kendaraan pengangkut yang
tonasenya sesuai dengan kelas
jalan yang akan dilalui.
 Penyediaan dan penggunaan
terpal penutup bak kendaraan
pengangkut.
 Pengaturan jadual
keberangkatan kendaraan
proyek/tidak dilakukan secara
bersamaan.
 Melakukan perbaikan jalan
yang rusak yang diakibatkan
oleh lalu lalang kendaraan
proyek.
13 Erosi dan Sedimentasi Pembuatan Jalan Untuk  Mengupayakan membuat Di sepanjang kiri- Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Akses mengurangi saluran drainase. kanan DAM dan atau Pembuatan Balai Wilayah
surface run off  Mengupayakan ruang terbuka pada lahan sekitar Jalan Akses Sungai Nusa
yang terjadi hijau 40 % dari luas lahan bangunan kantor berlangsung. Tenggara
menjadi kecil. keseluruhan sebagaimana DAM 1selaku
tersebut pada tabel penggunaan pemrakarsa.
lahan pada dokumen ANDAL.
 Mengupayakan penanaman
penghijauan disepanjang kiri-
kanan DAM disamping
membuat sumur resapan air
hujan tipe I di pinggir-pinggir
DAM sebanyak 3 buah
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
Pembangunan Untuk  Mengupayakan membuat Di sepanjang kiri- Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Struktur Utama mengurangi saluran drainase. kanan DAM dan atau kontruksi Balai Wilayah
surface run off  Mengupayakan ruang terbuka pada lahan sekitar struktur utama Sungai Nusa
yang terjadi hijau 40 % dari luas lahan bangunan kantor berlangsung. Tenggara
menjadi kecil. keseluruhan sebagaimana DAM 1selaku
tersebut pada tabel penggunaan pemrakarsa.
lahan pada dokumen ANDAL.
 Mengupayakan penanaman
penghijauan disepanjang kiri-
kanan DAM disamping
membuat sumur resapan air
hujan tipe I di pinggir-pinggir
DAM sebanyak 3 buah
14 Penurunan Sifat Fisik Pembuatan Jalan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Penataan air Balai Wilayah
Kualitas Air Sungai Akses mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di limpasan Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur dilaksanakan setiap Tenggara
mengurangi kecepatan aliran air rencana hari sedangkan 1sebagai
permukaan yang masuk ke pembangunan untuk penanaman Pemrakarsa
saluran drainase sampai badan Estuari DAM, vegetasi penutup Kegiatan
air penerima. sampai dengan lahan dan
- Penanaman vegetasi penutup badan air pembuatan kolam
lahan di taman-taman/jalur penerima sedimentasi
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut) sementara 1 (satu)
dapat menahan laju aliran air kali pada tahap
permukaan & mengurangi konstruksi
aliran air yang membawa
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.

Pembangunan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Penataan air Balai Wilayah
Struktur Utama mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di limpasan Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur dilaksanakan setiap Tenggara
mengurangi kecepatan aliran air rencana hari sedangkan 1sebagai
permukaan yang masuk ke pembangunan untuk penanaman Pemrakarsa
saluran drainase sampai badan Estuari DAM, vegetasi penutup Kegiatan
air penerima. sampai dengan lahan dan
- Penanaman vegetasi penutup badan air pembuatan kolam
lahan di taman-taman/jalur penerima sedimentasi
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut) sementara 1 (satu)
dapat menahan laju aliran air kali pada tahap
permukaan & mengurangi konstruksi
aliran air yang membawa
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
Pembangunan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Penataan air Balai Wilayah
Fasilitas mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di limpasan Sungai Nusa
Pendukung tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur dilaksanakan setiap Tenggara
mengurangi kecepatan aliran air rencana hari sedangkan 1sebagai
permukaan yang masuk ke pembangunan untuk penanaman Pemrakarsa
saluran drainase sampai badan Estuari DAM, vegetasi penutup Kegiatan
air penerima. sampai dengan lahan dan
- Penanaman vegetasi penutup badan air pembuatan kolam
lahan di taman-taman/jalur penerima sedimentasi
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut) sementara 1 (satu)
dapat menahan laju aliran air kali pada tahap
permukaan & mengurangi konstruksi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
15 Penurunan Sifat Kimia Pembangunan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Penataan air Balai Wilayah
Kualitas Air Sungai Struktur Utama mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di limpasan Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur dilaksanakan setiap Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana hari sedangkan sebagai
permukaan yang masuk ke pembangunan untuk penanaman Pemrakarsa
saluran drainase sampai badan Estuari DAM, vegetasi penutup Kegiatan
air penerima. sampai dengan lahan dan
- Penanaman vegetasi penutup badan air pembuatan kolam
lahan di taman-taman/jalur penerima sedimentasi
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut) sementara 1 (satu)
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
dapat menahan laju aliran air kali pada tahap
permukaan & mengurangi konstruksi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima.

16 Penurunan Sifat Fisik Pembangunan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Penataan air Balai Wilayah
dan Kimia Kualitas Air Struktur Utama mutu Kepmen drainase darurat) di lokasi air hujan di limpasan Sungai Nusa
Laut LH No. 51 tahun kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur dilaksanakan setiap Tenggara 1
2004 mengurangi kecepatan aliran air rencana hari sedangkan sebagai
permukaan yang masuk ke pembangunan untuk penanaman Pemrakarsa
saluran drainase sampai badan Estuari DAM, vegetasi penutup Kegiatan
air penerima. sampai dengan lahan dan
- Penanaman vegetasi penutup badan air pembuatan kolam
lahan di taman-taman/jalur penerima sedimentasi
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut) sementara 1 (satu)
dapat menahan laju aliran air kali pada tahap
permukaan & mengurangi konstruksi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
17 Hilangnya Habitat Pembuatan Jalan Luas hutan  Melakukan pencegahan Di sepanjang Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Fauna Akses mangrove dan kerusakan ekosistem mangrove rencana kegiatan atau kontruksi Balai Wilayah
flora lainnya secara berlebihan dengan jalan pembangunan struktur utama Sungai Nusa
yang hilang dan penggunaan teknologi trase DAM berlangsung. Tenggara 1
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
kerapatan setelah konstruksi yang ramah selaku
kegiatan ligkungan. pemrakarsa.
pembersihan  Melakukan penghijauan
lahan dan (penanaman mangrove) setelah
pembuatan jalan kegiatan selesai. Penanaman
masuk. tersebut sifatnya
“memindahkan” dari area yang
terganggu ke area yang
dipersiapkan untuk revegetasi
mangrove..
Pembangunan Luas hutan  Melakukan pencegahan Di sepanjang Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Struktur Utama mangrove dan kerusakan ekosistem mangrove rencana kegiatan atau kontruksi Balai Wilayah
flora lainnya secara berlebihan dengan jalan pembangunan fasilitas pendukung Sungai Nusa
yang hilang dan penggunaan teknologi trase DAM berlangsung. Tenggara
kerapatan setelah konstruksi yang ramah 1selaku
kegiatan ligkungan. pemrakarsa.
pembersihan  Melakukan penghijauan
lahan dan (penanaman mangrove) setelah
pembuatan jalan kegiatan selesai. Penanaman
masuk. tersebut sifatnya
“memindahkan” dari area yang
terganggu ke area yang
dipersiapkan untuk revegetasi
mangrove.

18 Hilangnya Ekosistem Pembangunan Luas hutan  Melakukan pencegahan Di sepanjang Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Bakau Struktur Utama mangrove dan kerusakan ekosistem mangrove rencana kegiatan atau kontruksi Balai Wilayah
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
flora lainnya secara berlebihan dengan jalan pembangunan fasilitas pendukung Sungai Nusa
yang hilang dan penggunaan teknologi trase DAM berlangsung. Tenggara
kerapatan setelah konstruksi yang ramah 1selaku
kegiatan ligkungan. pemrakarsa.
pembersihan  Melakukan penghijauan
lahan dan (penanaman mangrove) setelah
pembuatan jalan kegiatan selesai. Penanaman
masuk. tersebut sifatnya
“memindahkan” dari area yang
terganggu ke area yang
dipersiapkan untuk revegetasi
mangrove.
19 Menurunnya Keanekaan Pembangunan Luas hutan  Melakukan pencegahan Di sepanjang Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Jenis Fauna Struktur Utama mangrove dan kerusakan ekosistem mangrove rencana kegiatan atau kontruksi Balai Wilayah
flora lainnya secara berlebihan dengan jalan pembangunan fasilitas pendukung Sungai Nusa
yang hilang dan penggunaan teknologi trase DAM berlangsung. Tenggara
kerapatan setelah konstruksi yang ramah 1selaku
kegiatan ligkungan. pemrakarsa.
pembersihan  Melakukan penghijauan
lahan dan (penanaman mangrove) setelah
pembuatan jalan kegiatan selesai. Penanaman
masuk. tersebut sifatnya
“memindahkan” dari area yang
terganggu ke area yang
dipersiapkan untuk revegetasi
mangrove.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
20 Berkurangnya Pembangunan  Dominansi, - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Penataan air Balai Wilayah
Kelimpahan dan Struktur Utama indeks drainase darurat) di lokasi air hujan di limpasan Sungai Nusa
Keanekaan Jenis Biota keanekaragam kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur dilaksanakan setiap Tenggara 1
Perairan an jenis serta mengurangi kecepatan aliran air rencana hari sedangkan sebagai
jumlah permukaan yang masuk ke pembangunan untuk penanaman Pemrakarsa
organisme saluran drainase sampai badan Estuari DAM, vegetasi penutup Kegiatan
plankton dan air penerima. sampai dengan lahan dan
benthos. - Penanaman vegetasi penutup badan air pembuatan kolam
 Jumlah dan lahan di taman-taman/jalur penerima sedimentasi
jenis hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut) sementara 1 (satu)
keterdapatan dapat menahan laju aliran air kali pada tahap
ikan. permukaan & mengurangi konstruksi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima.

21 Penggunaan Lahan Pembangunan perubahan fungsi  Melakukan sosialisasi kepada Sungai utan, Desa Selama 2-3 tahun Kontraktor serta
Struktur Utama ruang dan lahan masyarakat dan instansi terkait tengah,Kecamata atau kontruksi Balai Wilayah
setelah dilakukan n Utan struktur utama Sungai Nusa
pembersihan Kabupaten berlangsung. Tenggara 1
lahan dan Sumbawa, selaku
pembangunan pemrakarsa.
sarana dan
prasarana
penunjang.
OPERASIONAL
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
1 Perubahan Iklim Penggenangan Perubahan iklim - Melaksanakan pemeliharaan Sepanjang Estuari Setiap hari untuk Balai Wilayah
Waduk mikro yang secara berkala terhadap DAM DAM untuk pemeliharaan Sungai Nusa
menjadi lebih - Pengaturan pintu masuk air pemeliharaan DAM dan untuk Tenggara 1
lembab karena untuk penggenangan DAM Estuari DAM Sei pengaturan pintu sebagai
jumlah disesuaikan dengan kondisi Gong masuk air untuk Pemrakarsa
penggenangan jumlah air yang tersedia. penggenangan Kegiatan
air di dalam DAM
waduk
Pengoperasian Perubahan iklim - Melaksanakan pemeliharaan Sepanjang Estuari Setiap hari untuk Balai Wilayah
Waduk mikro yang secara berkala terhadap DAM DAM untuk pemeliharaan Sungai Nusa
menjadi lebih - Pengaturan pintu masuk air pemeliharaan DAM dan untuk Tenggara 1
lembab karena untuk operasional DAM Estuari DAM Sei pengaturan pintu sebagai
jumlah air di disesuaikan dengan kondisi Gong masuk air untuk Pemrakarsa
dalam jumlah air yang tersedia. operasional DAM Kegiatan
operasional
waduk
2 Peningkatan Penggenangan Untuk  Mengupayakan membuat Di sepanjang kiri- Selama 2-3 tahun Balai Wilayah
Sedimentasi Waduk mengurangi saluran drainase. kanan DAM dan atau Pembuatan Sungai Nusa
surface run off  Mengupayakan ruang terbuka pada lahan sekitar Jalan Akses Tenggara 1
yang terjadi hijau 40 % dari luas lahan bangunan kantor berlangsung. selaku
menjadi kecil. keseluruhan sebagaimana DAM pemrakarsa.
tersebut pada tabel penggunaan
lahan pada dokumen ANDAL.
 Mengupayakan penanaman
penghijauan disepanjang kiri-
kanan DAM disamping
membuat sumur resapan air
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
hujan tipe I di pinggir-pinggir
DAM sebanyak 3 buah
3 Penurunan Sifat Fisik Penggenangan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama operasional Balai Wilayah
Kualitas Air Sungai Waduk mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di DAM berlangsung. Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana selaku
permukaan yang masuk ke pembangunan pemrakarsa.
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pengoperasian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama Balai Wilayah
Waduk mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di pemeliharaan Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur DAM berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
permukaan yang masuk ke pembangunan selaku
saluran drainase sampai badan Estuari DAM, pemrakarsa.
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pengoperasian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
IPA mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pemeliharaan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
Waduk mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
4 Penurunan Sifat Kimia Penggenangan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
dan Mikrobiologi Waduk mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
Kualitas Air Sungai tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pengoperasian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran
Waduk mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pengoperasian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
IPA mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
5 Penurunan Sifat Fisik Penggenangan Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
dan Kimia Kualitas Air Waduk mutu Kepmen drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
Laut LH No. 51 tahun kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
2004 mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
Pengoperasian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
Waduk mutu Kepmen drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
LH No. 51 tahun kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
2004 mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
Pengoperasian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
IPA mutu Kepmen drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
LH No. 51 tahun kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
2004 mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
6 Persepsi dan Sikap Penggenangan Teciptanya  Menumbuhkan dan Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
Masyarakat tehadap Waduk persepsi dan memperkuat persepsi positif tengah,Kecamata operasional DAM Sungai Nusa
Proyek dan Lungkungan sikap positif masyarakat n Utan berlangsung. Tenggara 1
masyarakat  Mencegah timbulnya persepsi Kabupaten
terhadap negatif Sumbawa,
kegiatan  Memunculkan sikap dan
operasional dukungan positif masyarakat
DAM terhadap keberadaan
pemeliharaan DAM.
7 Hilangnya ekosistem Penggenangan Luas hutan  Melakukan pencegahan Sungai utan, Desa Selama Balai Wilayah
Bakau dan Habitat Waduk mangrove dan kerusakan ekosistem mangrove tengah,Kecamata pemeliharaan Sungai Nusa
Fauna flora lainnya secara berlebihan dengan jalan n Utan DAM berlangsung. Tenggara 1
yang hilang dan penggunaan teknologi Kabupaten
kerapatan setelah konstruksi yang ramah Sumbawa,
kegiatan ligkungan.
pembersihan
lahan dan
pembuatan jalan
masuk.  Melakukan penghijauan
(penanaman mangrove) setelah
kegiatan selesai. Penanaman
tersebut sifatnya
“memindahkan” dari area yang
terganggu ke area yang
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
dipersiapkan untuk revegetasi
mangrove..
8 Penurunan Keanekaan Penggenangan Luas hutan  Melakukan pencegahan Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
Jenis Fauna Waduk mangrove dan kerusakan ekosistem mangrove tengah,Kecamata operasional DAM Sungai Nusa
flora lainnya secara berlebihan dengan jalan n Utan berlangsung. Tenggara 1
yang hilang dan penggunaan teknologi Kabupaten
kerapatan setelah konstruksi yang ramah Sumbawa,
kegiatan ligkungan.
pembersihan  Melakukan penghijauan
lahan dan (penanaman mangrove) setelah
pembuatan jalan kegiatan selesai. Penanaman
masuk. tersebut sifatnya
“memindahkan” dari area yang
terganggu ke area yang
dipersiapkan untuk revegetasi
mangrove..
9 Penurunan Kelimpahan Penggenangan  Dominansi, - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
dan Keanekaragaman Waduk indeks drainase darurat) di lokasi air hujan di operasional DAM Sungai Nusa
Jenis Biota Perairan keanekaragam kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur berlangsung. Tenggara 1
an jenis serta mengurangi kecepatan aliran air rencana
jumlah permukaan yang masuk ke pembangunan
organisme saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
plankton dan air penerima. sampai dengan
benthos. - Penanaman vegetasi penutup badan air
 Jumlah dan lahan di taman-taman/jalur penerima
jenis hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
keterdapatan permukaan & mengurangi
ikan. aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
10 Penurunan Sanitasi Penggenangan Tidak terjadi  Penyediaan sarana pembuangan Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
Lingkungan Waduk penurunan secara sampah (tong sampah). tengah,Kecamata operasional DAM Sungai Nusa
drastis sanirtasi  Ada pelarangan (Papan n Utan berlangsung. Tenggara 1
lingkungan Peringatan) membuangan Kabupaten
sampah sembarangan. Sumbawa,

 Bekerjasama dengan Dinas


Kebersihan Kota Batam dalam
penanganan sampah.
 Penyediaan MCK yang
memadai sesuai dengan
ketentuan teknik.
 Ada pelarangan membuang
hajat sembarangan baik ke
sungai maupuan ke lahan
terbuka lainnya.
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana ventilasi yang cukup.
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana unit P3K.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
11 Timbulan Sampah Pengoperasian Tidak terjadi  Penyediaan sarana pembuangan Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
IPA peningkatan sampah (tong sampah). tengah,Kecamata operasional DAM Sungai Nusa
sampah secara  Ada pelarangan (Papan n Utan berlangsung. Tenggara 1
drastis Peringatan) membuangan Kabupaten
sampah sembarangan. Sumbawa,
 Bekerjasama dengan Dinas
Kebersihan Kota Batam dalam
penanganan sampah.
 Penyediaan MCK yang
memadai sesuai dengan
ketentuan teknik.
 Ada pelarangan membuang
hajat sembarangan baik ke
sungai maupuan ke lahan
terbuka lainnya.
 Basecamp dilengkapi dengan
sarana ventilasi yang cukup.
Basecamp dilengkapi dengan
sarana unit P3K.
12 Penggunaan Lahan Pengoperasian perubahan fungsi  Melakukan sosialisasi kepada Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
IPA ruang dan lahan masyarakat dan instansi terkait. tengah,Kecamata operasional DAM Sungai Nusa
setelah dilakukan n Utan berlangsung. Tenggara 1
pembersihan Kabupaten
lahan dan Sumbawa,
pembangunan
sarana dan
prasarana
penunjang.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
Penggenangan perubahan fungsi  Melakukan sosialisasi kepada Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
Waduk ruang dan lahan masyarakat dan instansi terkait tengah,Kecamata operasional DAM Sungai Nusa
setelah dilakukan n Utan berlangsung. Tenggara 1
pembersihan Kabupaten
lahan dan Sumbawa,
pembangunan
sarana dan
prasarana
penunjang.
Pasca-Operasional
1 Penurunan Sifat Fisik Penghentian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
Kualitas Air Sungai Bendungan mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di pasca-operasional Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur DAM berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pembongkaran Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
dan Reklamasi mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di pasca-operasional Sungai Nusa
tahun 2001 kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur DAM berlangsung. Tenggara 1
mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
2 Penurunan Sifat Fisik Penghentian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
Kualitas Air Laut Bendungan mutu Kepmen drainase darurat) di lokasi air hujan di pasca-operasional Sungai Nusa
LH No. 51 tahun kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur DAM berlangsung. Tenggara 1
2004 mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
Pembongkaran Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
dan Reklamasi mutu Kepmen drainase darurat) di lokasi air hujan di pasca-operasional Sungai Nusa
LH No. 51 tahun kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur DAM berlangsung. Tenggara 1
2004 mengurangi kecepatan aliran air rencana
permukaan yang masuk ke pembangunan
saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
air penerima. sampai dengan
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
3 Penurunan Penghentian Memenuhi baku - Penataan air limpasan (saluran Saluran-saluran Selama kegiatan Balai Wilayah
Keanekaragaman Jenis Bendungan mutu PP No. 82 drainase darurat) di lokasi air hujan di pasca-operasional Sungai Nusa
dan Kelimpahan Biota tahun 2001 dan kegiatan sehingga dapat sepanjang jalur DAM berlangsung. Tenggara 1
perairan Memenuhi baku mengurangi kecepatan aliran air rencana
mutu Kepmen permukaan yang masuk ke pembangunan
LH No. 51 tahun saluran drainase sampai badan Estuari DAM,
2004 air penerima. sampai dengan
- Penanaman vegetasi penutup badan air
lahan di taman-taman/jalur penerima
hijau, di area-area terbuka yang (sungai/laut)
dapat menahan laju aliran air
permukaan & mengurangi
aliran air yang membawa
INDIKATOR
KEBERHASIL LOKASI INSTITUSI
PERIODE
DAMPAK AN PENGELOLAA PENGELOLA
SUMBER BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN
NO LINGKUNGAN PENGELOLAA N AN
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
YANG DIKELOLA N LINGKUNGAN LINGKUNGA
HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP
HIDUP
partikel tanah/sedimen masuk
ke badan air penerima
- Pembuatan kolam sedimentasi
sementara sebagai antisipasi
peningkatan padatan
tersuspensi total yang terbawa
air larian menuju badan air
penerima.
4 Persepsi dan Sikap Pembongkaran Teciptanya  Menumbuhkan dan Sungai utan, Desa Selama kegiatan Balai Wilayah
Masyarakat tehadap dan Reklamasi persepsi dan memperkuat persepsi positif tengah,Kecamata pasca-operasional Sungai Nusa
Proyek dan Lungkungan sikap positif masyarakat n Utan DAM berlangsung. Tenggara 1
masyarakat  Mencegah timbulnya persepsi Kabupaten
terhadap negatif Sumbawa,
kegiatan pasca-  Memunculkan sikap dan
operasional dukungan positif masyarakat
DAM terhadap keberadaan pasca-
operasional DAM.
LAMPIRAN

Gambar 2. Bendungan beringin sila


REFERENSI

C. Sudrajat, “Analisis Sistem Penyangga pada Terowongan Pengelak Bendungan Beringin

Sila di Kabupaten Sumbawa,” Universitas Mataram, 2020

Chikalistyanti, Sudrajat. Analisis Sistem Penyangga Pada Terowongan Pengelak Bendungan

Beringin Sila Di Kabupaten Sumbawa. Diss. Universitas Mataram, 2020.

Harun Al Rasyid Leutuan, 2010, Dampak Iptek Terhadap Lingkungan.

Irwan, I. (2020). Kajian Biofisik Lahan Di Wilayah Bendungan Tanju Dalam Meningkatkan

Produksi Pertanian Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu (Doctoral

Dissertation, Universitas_Muhammadiyah_Mataram).

Kabupaten Rembang. F. Teknik Sipil UNDIP, Semarang. Suripin dan Wahyuni, S.E., 2014.

Perencanaan Bendungan Semar

Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012

Keputusan Kepala BAPEDAL No. 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan

Keputusan Kepala BAPEDAL No: KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai

Ukuran Dampak Penting.

Anda mungkin juga menyukai