Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS BESAR

SI-4231 BANGUNAN AIR

PERENCANAAN BENDUNG BANTARKAWUNG


Diajukan untuk memenuhi Tugas Besar mata kuliah SI-4231 Bangunan Air
Dosen :
Ir. Dantje Kardana Natakusumah M.Sc., Ph.D.
Dr. Eng. Eka Oktariyanto Nugroho, ST., MT.

Asisten :
Jonathan Raditya Valerian 15816031
Pascal Tandao 15816023

Disusun Oleh :
M. Febrian Yudhosatrio 15017031

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN BENDUNG BANTARKAWUNG
Diajukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah SI-4231 Bangunan Air

Disusun oleh:
Muhammad Febrian Yudhosatrio 15017031

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Bandung, XX Maret 2020

Asisten I Asisten II

Jonathan Raditya Valerian Pascal Tandao


NIM. 15816031 NIM. 15816023

Dosen Mata Kuliah I

Dr. Eng. Eka Oktariyanto


Ir. Dantje Kardana Natakusumah Nugroho S.T., M.T.
M.Sc., Ph.D. NIP. 0027107406
NIP. 0026096204
Dosen Mata Kuliah II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan berkat-Nya mengizinkan penulis untuk menyelesaikan laporan tugas besar mata
kuliah SI-4231 Bangunan Air. Tugas besar ini merupakan syarat kelulusan mata kuliah ini
dengan baik.
Pembuatan laporan ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang secara langsung dan tidak
langsung telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas besar ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
2. Ir. Dantje Kardana Natakusumah M.Sc., Ph.D. selaku dosen pengajar mata kuliah SI-
3131 Irigasi dan Drainase.
3. Asisten tugas besar antara lain Jonathan Raditya Valerian dan Pascal Tandao.
4. Teman-teman kelas 01 mata kuliah SI-4231 Bangunan Air yang saling memberi
dukungan dan semangat.
5. Pihak-pihak lain yang secara tidak langsung ikut membantu dalam proses pengerjaan
laporan.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan tugas besar ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dalam redaksi maupun penyajian laporan. Penulis berharap
terdapat kritik dan saran yang membangun pembaca sehingga terdapat bahan pembelajaran
untuk perbaikan di masa depan.

Bandung, XX Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

DAFTAR GRAFIK.................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................2

1.3 Lokasi Studi...............................................................................................2

1.4 Ruang Lingkup..........................................................................................3

1.5 Sistematika Penulisan................................................................................4

BAB II METODOLOGI..........................................................................................6

2.1 Metodologi Pengerjaan..............................................................................6

2.2 Bagan Alir Metodologi..............................................................................7


DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta wilayah penelitian (Bantarkawung)............................................3
Gambar 1. 2 Citra satelit Kabupaten Bantarkawung................................................3
DAFTAR GRAFIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara agraris, Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang
melimpah, sesuai dengan ungkapan gemah ripah loh jinawi. Keuntungan
tersebut ditambah dengan posisi Indonesia yang strategis, baik dari segi
geografis maupun geologisnya. Dari sisi geografisnya, Indonesia terletak
di daerah khatulistiwa yang berarti Indonesia menerima pancaran sinar
matahari sepanjang tahun dan memiliki curah hujan rata-rata yang tinggi.
Dari segi geologis, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng
tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
Aktivitas vulkanis pegunungan tersebut membuat tanah di negeri ini subur.
Alhasil, mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian atau
bercocok tanam. Pada Februari 2016, Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat 31,74% atau 38,29 juta angkatan kerja Indonesia bermata
pencaharian di sektor pertanian. Vitalnya sektor pertanian Indonesia juga
dicerminkan dari kontribusinya terhadap pendapatan domestik bruto
(PDB) Indonesia yang cukup signifikan.
Keberlanjutan proses tani tentu tak hanya bergantung dari faktor
lokasi dan keuntungan geografis namun juga bersangkutan dengan sistem
pengairan. Hal tersebut sangat menentukan karena seperti yang kita tahu
untuk dapat tumbuh, tanaman memerlukan air sebagai asupan utamanya
selain sinar matahari dan oksigen dan/ karbondioksida. Kendala yang ada
pada sektor pertanian adalah lahan yang jauh dari sumber air akan
mengalami kesulitan dalam penyediaan air untuk pertanian. Sistem
pengairan ditujukan agar lahan pertanian dapat menerima persebaran air
yang teratur dan merata. Sistem pengairan yang baik tentu mensyaratkan
bangunan air yang baik pula karena bangunan air termasuk komponen
utama yang membentuk sistem pengairan.
Bangunan air adalah bangunan yang dapat menampung air dari
suatu sumber. Bangunan-bangunan ini sering kali disebut sebagai
bangunan utama. Bangunan utama ini umumnya terdiri dari bendung,

1
bangunan pengambilan, bangunan peredam energi (kolam olak), pintu
bilas, kolam lumpur, tanggul banjir, dll.
Dalam melakukan pendesainan terhadap bangunan-bangunan
utama tersebut, tentu melibatkan banyak ilmu yang telah dipelajari
sebelumnya seperti ilmu hidrologi, irigasi drainase serta bangunan air itu
sendiri. Ilmu Hidrologi diperlukan untuk dapat menentukan curah hujan,
debit banjir rencana yang dapat terjadi di suatu daerah, ilmu irigasi
drainase diperlukan untuk menentukan total kebutuhan air yang diperlukan
untuk mengairi total jaringan irigasi maupun drainase yang ada di wilayah
tersebut. Dan ilmu bangunan air itu sendiri memiliki peranan untuk
menentukan dimensi dari bangunan bangunan utama, beserta stabilitas dari
bendung yang dibangun terhadap berbagai aspek.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari tugas besar ini adalah untuk menghasilkan atau
menentukan desain konstruksi bangunan air di Sungai Pemali pada DAS
Bantarkawung kemudian desain tersebut akan diuji stabilitasnya. Hal ini
dimaksudkan agar tercapai kondisi dimana sungai tersebut dapat
dimanfaatkan dengan optimal tanpa membahayakan masyarakat sekitar.
1.3 Lokasi Studi
Penelitian tugas besar ini mengambil lokasi studi di Sungai Pemali
yang melewati Kecamatan Bantar Kawung, Kabupaten Brebes, Jawa
Tengah. Lokasi ini tepatnya memiliki koordinat 7° 12’ 23” lintang selatan
dan 108° 55’ 47” bujur timur. Pada penelitian kali ini, dibutuhkan
koordinat yang dikonversi ke satuan UTM yang menjadi 9202917
(Northing) dan 271389 (Easting) yang bersektor di 49M.

2
Gambar 1. 1 Peta wilayah penelitian (Bantarkawung)

Gambar 1. 2 Citra satelit Kabupaten Bantarkawung

Daerah aliran Sungai Pemali-Bantarkawung memiliki karakteristik


yang didapat menggunakan aplikasi WMS sebagai berikut.

Gambar 1. 3 Karakteristik DAS Pemali-Bantarkawung

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari penyusunan laporan tugas besar ini adalah
perhitungan debit rencana berdasarkan analisa hidrologi di Sungai Pemali-
Bantarkawung, perencanaan dan perhitungan konstruksi bendung,

3
perencanaan saluran pengambilan, perencanaan dimensi kolam olak, serta
perhitungan stabilitas bendung baik dalam kondisi air normal maupun
dalam kondisi air banjir. Sistem perencanaan ini dilakukan pada suatu
lokasi yang terdapat di Sungai Pemali.
Adapun beberapa hal yang diperlukan dalam perencanaan irigasi
kali ini antara lain:
1. Nama sungai sebagai wilayah konstruksi bangunan air adalah DAS
Bantarkawung.
2. Bangunan air yang akan didesain adalah bendung di DAS Pemali.
3. Data yang akan diolah adalah curah hujan dan debit banjir di DAS Pemali.
4. Data curah hujan (hidrologi) yang berasal dari Tugas Besar Rekayasa
Hidrologi melalui beberapa stasiun hujan di daerah Bantarkawung.
5. Data keadaan klimatologi seperti temperatur, arah angin, kelembaban,
intensitas penyinaran matahari diambil dari Stasiun Iklim Brebes.
6. Data debit yang ditransformasi dari curah hujan menggunakan metode
Snyder-SCS, ITB 1, dan ITB 2.
7. Data yang akan dihasilkan adalah dimensi bendung, tinggi muka air, dan
stabilitas bendung.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab satu berisi tentang gambaran umum mengenai tugas besar
Mata Bangunan Air. Gambaran umum tersebut meliputi latar belakang,
maksud dan tujuan, lokasi studi, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
BAB II METODOLOGI
Bab dua berisi tentang metodologi pengerjaan tugas besar ini.
Dalam bab ini akan dijelaskan metode-metode penelitian dan pengerjaan
yang digunakan untuk mendukung pengolahan data pada tugas besar ini.
Pada bab metodologi ini berisi penjelasan metode dan bagan alir
metodologi.
BAB III ANALISIS HIDROLOGI
Bab ini berisi uraian tentang tahapan analisis hidrologi yang
kemudian menjadi input untuk perancangan bangunan air.

4
BAB IV PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
BAB V PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP
BAB VI PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG
BAB VII PENUTUP

5
BAB II
METODOLOGI
2.1 Metodologi Pengerjaan
Sebelum memulai analisis dan perencanaan bendung, data primer
dan sekunder dari lokasi tinjauan harus disusun sehingga mampu
mempermudah pengerjaan. Data primer dan sekunder diperoleh dari tugas
besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
Setelah semua data dihimpun, maka selanjutnya dapat dilakukan
analisis terhadap data tersebut untuk mendapatkan nilai curah hujan
rencana 100 tahun dan debit banjir. Debit banjir tersebut diolah menjadi
hidrograf.
Setelah analisis selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan
proses perencanaan bendung yang akan dibuat. Proses tersebut
menghasilkan prototype desain bendung yang kemudian harus dianalisis
kembali tahanan atau stabilitas bendung. Jika bendung yang didesain telah
memenuhi kriteria, maka dapat dilanjutkan ke proses akhir yaitu penarikan
kesimpulan. Namun, jika tidak memenuhi kriteria, proses desain harus
kembali diulang sampai didapatkan stabilitas bendung yang memenuhi
kriteria.

6
2.2 Bagan Alir Metodologi

Anda mungkin juga menyukai