Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis menyatakan bahwa laporan tugas besar ini merupakan tindakan yang dilakukan
dengan kesadaran dan tanpa paksaan dengan tujuan mendapatkan kebenaran ilmiah dari ilmu
pengetahuan, serta penulis menyatakan bahwa laporan tugas besar ini merupakan hasil
perhitungan personal berdasarkan materi yang telah dipelajari dan diajarkan.
Penulis telah melalui masa asistensi bersama dosen menyatakan bahwa laporan tugas
besar ini telah diperiksa secara seksama, dan dicapai pemufakatan, bahwa tugas besar merupakan
syarat sebagai komponen kelulusan pada mata kuliah statika dan memenuhi tugas besar buku
kuning pada Program Studi Teknik Sipil STT Garut.
Mengetahui,
Dosen Pengampu
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Umum.....................................................................................................................1
2.1 Data........................................................................................................................7
2.1.5 merupakan data topografi (lihat uraian Data Topografi). Data Geologi.................11
2.2.1 Di sini akan diberikan kriteria hidrolis untuk bagian-bagian dari tipe bangunan yang
dipilih dan sebagai referensi tambahan dapat digunakan SNI 03-1724-1989, SNI 032401-
1991. Bendung Pelimpah.............................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................43
3.2 Saran.....................................................................................................................43
LAMPIRAN.......................................................................................................................44
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Denah dan Potongan Melintang Bendung Gerak dan Potongan Melintang Bendung
Saringan Bawah....................................................................................................................5
Gambar 1.2 Pengambilan dan Pembilas...................................................................................6
Gambar 2.1 Lebar Efektif Mercu..........................................................................................13
Gambar 2.2 Bentuk-Bentuk Mercu.......................................................................................14
Gambar 2.3 Bendung dengan Mercu Bulat.............................................................................15
Gambar 2.4 Tekanan pada Mercu Bendung Bulat sebagai Fungsi Perbandingan H1/r................16
Gambar 2.5 Harga-Harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat Sebagai Fungsi
Perbandingan H1/r...............................................................................................................16
Gambar 2.6 Koefisien C1 sebagai Fungsi Perbandingan P/H1.................................................17
Gambar 2.7 Harga-Harga Koefisien C2 untuk Bendung Mercu Tipe Ogee dengan Muka Hulu
Melengkung (Menurut USBR, 1960).....................................................................................17
Gambar 2.8 Faktor Pengurangan Aliran Tenggelam Sebagai Fungsi H2/H1.............................18
Gambar 2.9 Bentuk-Bentuk Bendung Mercu Ogee (U.S.Army Corps of Engineers, Waterways
Experimental Stasion)..........................................................................................................19
Gambar 2.10 Faktor Koreksi untuk Selain Tinggi Energi Rencana pada Bendung Mercu Ogee
(Menurut Ven Te Chow, 1959, Berdasarkan Data USBR dan WES)........................................20
Gambar 2.11 Faktor Pengurangan Aliran Tenggelam Sebagai Fungsi p2/H1 dan H2/H1............21
Gambar 2.12 Harga-Harga Cv Sebagai Fungsi Perbandingan Luas 1 Cd A*/A1 untuk Bagian. .21
Gambar 2.13 Potongan Hulu dan Tampak Depan Pengontrol..................................................22
Gambar 2.14 Peredam Energi...............................................................................................23
Gambar 2.15 Metode Perencanaan Kolam Loncat Air.............................................................23
Gambar 2.16 Tipe Pintu Pengambilan...................................................................................24
Gambar 2.17 Geometri Bangunan Pengambilan.....................................................................25
Gambar 2.18 Bentuk-Bentuk Jeruji Kisi-Kisi Penyaring dan Harga-Harga...............................26
Gambar 2.19 Geometri Pembilas...........................................................................................26
Gambar 2.20 Pembilas Samping...........................................................................................27
Gambar 2.21 Metode Menemukan Tinggi Dinding Pemisah....................................................28
iii
DAFTAR TABEL
iv
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk
hidup. Tanaman menggunakan air untuk bertahan hidup, seperti halnya manusia.
Indonesia memiliki tanah yang subur serta iklim yang mempunyai pola basah-kering
menjadikannya sangat tepat untuk ditanami berbagai jenis tanaman pangan. Diperlukan
lahan khusus seperti persawahan agar tanaman-tanaman pangan tersebut dapat tumbuh
dengan baik. Maka diperlukan suatu bentuk rekayasa yang baik sehingga seperti apapun
lahan yang tersedian, produksi pangan tetap dapat dilakukan dengan kualitas yang tinggi.
Irigasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam merekayasa lahan pertanian.
Setelah melakukan perencanaan irigasi daerah irigasi sungai Ciherang untuk
merencanakan kebutuhan air pada setiap petak sawah yang akan diairi. Selanjutnya
dibutuhkan perencanaan struktur bangunan air agar pendistribusian air yang dibutuhkan
setiap petak sawah sesuai dengan perencanaan.
Bangunan yang akan dirancang dalam laporan ini adalah bangunan utama bendung
(bangunan pengambilan saluran primer, kantong lumpur dan pembilas), bangunan
pembawa (bangunan yang berfungsi mernbawa / mengalirkan air dari surnbemya menuju
petak irigasi), dan bangunan bagi-sadap
1
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
2
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
3
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
4
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
5
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
6
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
7
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
8
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
9
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Data
Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan bangunan utama dalam suatu jaringan
irigasi adalah:
a) Data kebutuhan air multisektor: merupakan data kebutuhan air yang diperlukan dan meliputi
jumlah air yang diperlukan untuk irigasi pertanian, jumlah kebutuhan air minum, jumlah
kebutuhan air baku untuk rumah tangga, penggelontoran limbah kota dan air untuk stabilitas
aliran sungai dan kehidupan biota alami.
10
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
b) Data topografi: peta yang meliputi seluruh daerah aliran sungai peta situasi untuk letak
bangunan utama; gambar-gambar potongan memanjang dan melintang sungai di sebelah
hulu maupun hilir dari kedudukan bangunan utama.
c) Data hidrologi: data aliran sungai yang meliputi data banjir yang andal. Data ini harus
mencakup beberapa periode ulang, daerah hujan, tipe tanah dan vegetasi yang terdapat di
daerah aliran. Elevasi tanah dan luas lahan yang akan didrain menyusut luas.
d) Data morfologi: kandungan sedimen, kandungan sedimen dasar (bedload) maupun layang
(suspended load) termasuk distribusi ukuran butir, perubahanperubahan yang terjadi pada
dasar sungai, secara horisontal maupun vertikal, unsur kimiawi sedimen.
e) Data geologi: kondisi umum permukaan tanah daerah yang bersangkutan; keadaan geologi
lapangan, kedalaman lapisan keras, sesar, kelulusan (permeabilitas) tanah, bahaya gempa
bumi, parameter yang harus dipakai.16 Kriteria Perencanaan – Bangunan Utama
f) Data mekanika tanah: bahan pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan timbunan, batu untuk
pasangan batu kosong, agregat untuk beton, batu belah untuk pasangan batu, parameter
tanah yang harus digunakan.
g) Standar untuk perencanaan: peraturan dan standar yang telah ditetapkan secara nasional,
seperti PBI beton, daftar baja, konstruksi kayu Indonesia, dan sebagainya.
h) Data lingkungan dan ekologi.
i) Data elevasi bendung sebagai hasil perhitungan muka air saluran dan dari luas sawah yang
diairi.
2.1.1 Kebutuhan Air Multisektor
Data-data jumlah kebutuhan air yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a) Jumlah kebutuhan air irigasi pada saat kebutuhan puncak dari irigasi untuk luas potensial
irigasi dengan pembagian golongan atau tanpa golongan.
b) Jumlah kebutuhan air minum dengan proyeksi kebutuhan 25 tahun kedepan dengan
mempertimbangkan kemungkinan perluasan kota, pemukiman dan pertumbuhanpenduduk
yang didapat dari institusi yang menangani air minum.
c) Jumlah kebutuhan air baku untuk industri terutama kawasan-kawasan industri dengan
perkiraan pertumbuhan industri 10%.
d) Jumlah kebutuhan air untuk penggelontoran limbah perkotaan pada saluran pembuang
perkotaan.
e) Jumlah kebutuhan air untuk stabilitas aliran sungai dan kehidupan biota air (dalam rangka
penyiapan OP bendung).
2.1.2 Data Topografi
Data-data topografi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
11
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
a) Peta Rupa Bumi sebagai peta dasar dengan skala 1:50.000 atau lebih besar yang
menunjukkan hulu sungai sampai muara. Garis-garis ketinggian (kontur) setiap 25 m
sehingga dapat diukur profil memanjang sungai dan luas daerah aliran sungainya. Dalam hal
tidak tersedia peta rupa bumi 1:50.000 maka dapat dipergunakan peta satelit sebagai
informasi awal lokasi bangunan dan informasi lokasi daerah studi. Namun demikian peta
satelit ini tidak bisa menggantikan peta rupa bumi skala 1:50.000.
b) Peta situasi sungai dimana ada rencana bangunan utama akan dibuat. Peta ini sebaiknya
berskala 1:2.000. Peta itu harus meliputi jarak 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir dari bangunan
utama, dan melebar 250 dari masing-masing tepi sungai termasuk bantaran sungai. Garis
ketinggian setiap 1,0 m, kecuali di dasar sungai garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta itu
harus mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus
memadai agar dapat diperoleh infomasi mengenai bentuk denah sungai dan memungkinkan
dibuatnya sodetan/kopur dan juga untuk merencana tata letak dan trase tanggul penutup.
Peta itu harus mencantumkan batas-batas yang penting, seperti batas-batas desa, sawah dan
seluruh prasarananya. Harus ditunjukkan pula titik-titik tetap (Benchmark) yang
ditempatkan di sekitar daerah yang bersangkutan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
c) Gambar potongan memanjang sungai dengan potongan melintang setiap 50 m. Potongan
memanjang skala horisontalnya 1:2.000; skala vertikalnya 1:200. Skala untuk potongan
melintang 1:200 horisontal dan 1:200 vertikal. Panjang potongan melintangnya adalah 50 m
tepi sungai. Elevasi akan diukur pada jarak maksimum 25 m atau untuk beda ketinggian
0,25 m tergantung mana yang dapat dicapai lebih dahulu. Dalam potongan memanjang
sungai, letak 18 Kriteria Perencanaan Bangunan Utama pencatat muka air otomatis (AWLR)
dan papan duga harus ditunjukkan dan titik nolnya harus diukur.
d) Pengukuran situasi bendung dengan skala 1:200 atau 1:500 untuk areal seluas kurang lebih
50 ha (1.000 x 500 m2). Peta tersebut harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan
utama secara lengkap, termasuk lokasi kantong lumpur dan tanggul penutup dengan garis
ketinggian setiap 0,25m. Foto udara jika ada akan sangat bermanfaat untuk penyelidikan
lapangan. Apabila foto udara atau citra satelit dari berbagai tahun pengambilan juga
tersedia, maka ini akan lebih menguntungkan untuk penyelidikan perilaku dasar
sungai.Bangunan yang ada di sungai di hulu dan hilir bangunan utama yang direncanakan
harus diukur dan dihubungkan dengan hasil-hasil pengukuran bangunan utama.
2.1.3 Data Hidrologi
2.1.3.1 Debit Banjir
Data-data yang diperlukan untuk perencanaan bangunan utama adalah:
(1) Data untuk menghitung berbagai besaran banjir rencana
(2) Data untuk menilai debit rendah andalan, dan
12
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
13
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
dapat diairi dari sungai yang bersangkutan. 20 Kriteria Perencanaan – Bangunan Utama
Perhitungan debit rendah andalan dengan periode ulang yang diperlukan (biasanya 5
tahun), dibutuhkan untuk menilai luas daerah potensial yang dapat diairi dari sungai yang
bersangkutan. Adalah penting untuk memperkirakan debit ini seakurat mungkin. Cara
terbaik untuk memenuhi persyaratan ini adalah dengan melakukan pengukuran debit (atau
membaca papan duga) tiap hari. Jika tidak tersedia data mengenai muka air dan debit,
maka debit rendah harus dihitung berdasarkan curah hujan dan data limpasan air hujan
dari daerah aliran sungai.
2.1.3.3 Neraca Air
Neraca air (water balance) seluruh sungai harus dibuat guna mempertimbangkan
perubahan alokasi/penjatahan air akibat dibuatnya bangunan utama. Hak atas air,
penyadapan air dihulu dan hilir sungai pada bangunan bendung serta kebutuhan air di
masa datang, harus ditinjau kembali.
2.1.4 Data Morfologi
Konstruksi bangunan bendung di sungai akan mempunyai 2 konsekuensi (akibat)
terhadap morfologi sungai yaitu:
(1) Konstruksi itu akan mengubah kebebasan gerak sungai ke arah horisontal
(2) Konsentrasi sedimen akan berubah karena air dan sedimen dibelokkan, dari sungai dan
hanya sedimennya saja yang akan digelontorkan kembali ke sungai.
2.1.4.1 Morfologi
(a) Data-data fisik yang diperlukan dari sungai untuk perencanaan bendung adalah:
- Kandungan dan ukuran sedimen disungai tersebut
- Tipe dan ukuran sedimen dasar yang ada
- Pembagian (distribusi) ukuran butir dari sedimen yang ada
- Banyaknya sedimen dalam waktu tertentu
- Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai.Data 21
- Floting debris.
(b) Data historis profil melintang sungai dan gejala terjadinya degradasi dan agradasi
sungai dimana lokasi bendung direncanakan dibangun.
2.1.4.2 Geometrik Sungai
Data geometri sungai yang dibutuhkan berupa bentuk dan ukuran dasar sungai
terdalam, alur palung dan lembah sungai secara vertikal dan horisontal mencakup
parameter-parameter yang disebut di bawah.
14
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
- lebar
- kemiringan
- ketinggian
Profil sungai, mencakup profil dasar, tebing alur dan palung sungai. Data tersebut
2.1.5 merupakan data topografi (lihat uraian Data Topografi).
Data Geologi
2.1.5.1 Geologi
Geologi permukaan suatu daerah harus diliput pada peta geologi permukaan. Skala
peta yang harus dipakai adalah:
(a) Peta daerah dengan skala 1:100.000 atau 1:50.000
(b) Peta semidetail dengan skala 1:25.000 atau 1:5.000
(c) Peta detail dengan skala 1:2.000 atau 1:100.
Peta-peta tersebut harus menunjukkan geologi daerah yang bersangkutan, daerah
pengambilan bahan bangunan, detail-detail geologis yang perlu diketahui oleh perekayasa,
seperti: tipe batuan, daerah geser, sesar, daerah pecahan, jurus dan kemiringan lapisan.
Berdasarkan pengamatan dari sumuran dan paritan uji, perubahan-perubahan yang terjadi
dalam formasi tanah maupun tebal dan derajat pelapukan tanah penutup (overburden)
harus diperkirakan.22 Kriteria Perencanaan – Bangunan Utama Dalam banyak hal,
pemboran mungkin diperlukan untuk secara tepat mengetahui lapisan dan tipe batuan. Hal
ini sangat penting untuk pondasi bendung. Adalah perlu untuk mengetahui kekuatan
pondasi maupun tersedianya batu di daerah sekitar untuk menentukan lokasi bendung itu
sendiri, dan juga untuk keperluan bahan bangunan yang diperlukan, seperti misalnya
agregat untuk beton, batu untuk pasangan atau untuk batu candi, pasir dan kerikil. Untuk
memperhitungkan stabilitas bendung, kekuatan gempa perlu diketahui.
2.1.5.2 Data Mekanika Tanah
Cara terbaik untuk memperoleh data tanah pada lokasi bangunan bendung ialah
dengan menggali sumur dan parit uji, karena sumuran dan paritan ini akan memungkinkan
diadakannya pemeriksaan visual dan diperolehnya contoh tanah yang tidak terganggu.
Apabila pemboran memang harus dilakukan karena adanya lapisan air tanah atau karena
dicatat dalam borlog. Kelulusan tanah harus diketahui agar gaya angkat dan perembesan
dapat diperhitungkan.
15
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
16
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Bentuk Pilar Kp
Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 0,20
900 ke arah aliran
Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke 0,10
arah aliran dengan 0,5 H1> r > 0,15 H1
Untuk pangkal tembok bulat dimana r > 0,5 H 1 dan tembok 0
hulu tidak lebih dari 450 ke arah aliran
Dalam memperhitungkan lebar efektif, lebar pembilas yang sebenarnya (dengan
bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80% dari lebar rencana untuk mengkompensasi
17
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu bendung itu sendiri (lihat Gambar
4-1.).
b. Perencanaan Mercu
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah : tipe
Ogee dan tipe bulat (lihat Gambar 4-2.).
18
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
dimana: Q
= debit, m3/dt
Cd = koefisien debit (Cd = C0C1C2) g = percepatan
gravitasi, m/dt2 ( 9,8 m/dt2) b = panjang mercu, m
H1 = tinggi energi di atas mercu, m Koefisien debit C d
adalah hasil dari:
- C0 yang merupakan fungsi H1/r (lihat Gambar 4-5.)
- C1 yang merupakan fungsi p/H1 (lihat Gambar 4-6.), dan
- C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar
4-7.).
C0 mempunyai harga maksimum 1,49 jika H1/r lebih dari 5,0 seperti diperlihatkan pada
Gambar 4-5.
19
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Gambar 2.6 Tekanan pada Mercu Bendung Bulat sebagai Fungsi Perbandingan H1/r
Harga-harga C0 pada Gambar 4-5 sahih (valid) apabila mercu bendung cukup tinggi di atas
rata-rata alur pengarah (p/H1 sekitar 1,5).
Dalam tahap perencanaan p dapat diambil setengah jarak dari mercu sampai dasar rata-rata
sungai sebelum bendung tersebut dibuat. Untuk harga-harga p/h 1 yang kurang dari 1,5, maka
Gambar 4-6. dapat dipakai untuk menemukan faktor pengurangan C 1.
Gambar 2.7 Harga-Harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat Sebagai Fungsi
Perbandingan H1/r
P/H1 ~ 1.5
1.0
0.99
Faktor pengurangan koefisien
0.9 +
+
0.8 +
Harga-harga koefisien koreksi untuk pengaruh kemiringan muka bendung bagian hulu
terhadap debit diberikan pada Gambar 4-7. Harga koefisien koreksi C 2, diandaikan kurang lebih
sama dengan harga faktor koreksi untuk bentuk-bentuk mercu tipe Ogee.
20
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Gambar 2.9 Harga-Harga Koefisien C2 untuk Bendung Mercu Tipe Ogee dengan Muka Hulu
Melengkung (Menurut USBR, 1960)
Harga-harga faktor pengurangan aliran tenggelam f sebagai fungsi perbandingan
tenggelam dapat diperoleh dari Gambar 4-8. Faktor pengurangan aliran tenggelammengurangi
debit dalam keadaan tenggelam.
21
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
dimana x dan y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir (lihat Gambar 4-9.) dan h d
adalah tinggi energi rencana di atas mecu. Harga-harga K dan n adalah parameter. Harga-harga ini
bergantung kepada kecepatan dan kemiringan permukaan belakang. Tabel 4-2. menyajikan harga-
harga K dan n untuk berbagai kemiringan hilir dan kecepatan pendekatan yang rendah.
Table 2.2 Harga-Harga K dan n
Kemiring
an Permukaan K n
Hilir
Vertikal 2,0 1,8
3:1 00 50
3:2 1,9 1,8
1:1 36 36
1,9 1,8
39 10
1,8 1,7
73 76
Bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir (lihat Gambar 4-9.).
Persamaan antara tinggi energi dan debit untuk bendung mercu Ogee adalah:
22
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
0.237 hd
H1 H1 0.119 hd
hd 0.139 hd hd
x x
1 Y
R = 0.21 hd Y
0.33 1
1
R = 0.68 hd
R = 0.45 hd
Gambar 2.11 Bentuk-Bentuk Bendung Mercu Ogee (U.S.Army Corps of Engineers, Waterways
Experimental Stasion)
Gambar 2.12 Faktor Koreksi untuk Selain Tinggi Energi Rencana pada Bendung Mercu Ogee
(Menurut Ven Te Chow, 1959, Berdasarkan Data USBR dan WES)
23
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Gambar 4-11. menyajikan faktor pengurangan aliran tenggelam f untuk dua perbandingan:
perbandingan aliran tenggelam H2/H1 dan P2/H1.
24
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 perbandingan P2/H1
Gambar 2.13 Faktor Pengurangan Aliran Tenggelam Sebagai Fungsi p2/H1 dan H2/H1.
1.15
koefisien kecepatan
1.10
pengontrol segiempat u = 1.5
datang Cv
1.05
1.00
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
perbandingan luas 1 Cd A*/A 1
Gambar 2.14 Harga-Harga Cv Sebagai Fungsi Perbandingan Luas 1 Cd A*/A1 untuk Bagian
Gambar ini memberikan harga-harga C v untuk bendung segi empat sebagai fungsi
perbandingan luas.
25
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
26
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
27
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
28
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
29
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
L (l/s = 5)
= 2.24 = 1.8
Gambar 2.20 Bentuk-Bentuk Jeruji Kisi-Kisi Penyaring dan Harga-Harga
Bangunan Pembilas
Lantai pembilas merupakan kantong tempat mengendapnya bahan-bahan kasar di depan
pembilas pengambilan. Sedimen yang terkumpul dapat dibilas dengan jalan membuka pintu
pembilas secara berkala guna menciptakan aliran terkonsentrasi tepat di depan pengambilan.
Pengalaman yang diperoleh dari banyak bendung dan pembilas yang sudah dibangun,
telah menghasilkan beberapa pedoman menentukan lebar pembilas:
- lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6 – 1/10
dari lebar bersih bendung (jarak antara pangkal-pangkalnya), untuk sungai-sungai yang lebarnya
kurang dari 100 m.
- lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan termasuk
pilar-pilarnya.
30
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Juga untuk panjang dinding pemisah, dapat diberikan harga empiris. Dalam hal ini sudut a
pada Gambar 5-4. sebaiknya diambil sekitar 600 sampai 700.
31
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
32
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
33
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
BAB 3
ANALISIS PERHITUNGAN
3.1 Perencanaan saluran
3.1.1 debit rencana
Dari perencanaan irirgasi sebelumnya , didapat kebutuhan air untuk ….. ha sebesar …… lt/det.
Kemudian , diperhitungkan debit rencana untuk masing-masing saluran yang dapat menentukukan dimensi
saluran.
Tabel 3.1 Debit rencana saluran
34
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
v = k R2/3 I1/2
v hidrolika = 0,65
m=1
Q=vA
I = kemiringan rencana
m = kemiringan talut
n = b/h
o A = bh + mh2 = h2 (n + m)
o P = b + 2h √1 + m2 = h (n + 2√1 + m2)
P h( n+m)
R= =
A n+2 √1+m 2
maka didapat , nilai b dan h dengan cara coba-coba. Kemudian dengan menggunaka
metode iterasi. Maka, didapat nilai h dan lebar rencana.
35
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Q
V A P V
I A1 salur
Hidroli Salur b h salur R= manni Delt
renca n m (m2 an
ka an (m) (m) an A/P ng aQ
na ) (m3/
(m/dt) (m2) (m) (m/dt)
dt)
0.0 0.1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.01 0.010 0.48 0.52 0.01
25 7 8 0 2 5 0
0.0 0.1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.00 0.007 0.32 0.32 0.00
25 1 6 0 1 3 0
0.0 0.4 0.2 1.0 0.1 0.1 0.0
0.65 0.14 0.007 1.14 0.76 0.09
25 0 0 0 2 1 0
0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.00 0.007 0.23 0.26 0.00
25 8 4 0 1 2 0
0.0 0.1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.00 0.007 0.34 0.34 0.00
25 2 6 0 1 3 0
0.0 0.2 0.1 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.02 0.002 0.69 0.28 0.01
25 4 2 0 4 6 0
0.0 0.4 0.2 1.0 0.1 0.1 0.0
0.65 0.07 0.002 1.12 0.39 0.05
25 0 0 0 2 1 0
0.0 0.2 0.1 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.02 0.005 0.59 0.41 0.01
25 1 0 0 3 6 0
0.0 0.1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.01 0.005 0.46 0.35 0.01
25 6 8 0 2 4 0
0.0 0.2 0.1 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.01 0.001 0.62 0.20 0.01
25 2 1 0 4 6 0
0.65 0.03 0.001 0.0 0.3 0.1 1.0 0.0 0.88 0.0 0.26 0.02 0.0
36
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
25 1 6 0 7 8 0
0.0 0.2 0.1 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.02 0.001 0.77 0.24 0.01
25 7 4 0 5 7 0
0.0 0.2 0.1 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.03 0.002 0.81 0.28 0.02
25 9 4 0 6 8 0
0.0 0.2 0.1 1.0 0.0 0.0 0.0
0.65 0.02 0.002 0.73 0.26 0.01
25 6 3 0 5 7 0
B w Hn m A1 P R= V Q delt Bn
(m) (m) (m) (m2 salura A/P mannin saluran a Q
) n (m) g (m/dt) (m3/dt)
0.3 0.21 0.29 1 0.13 0.99 0.13 1.07 0.14 0.13 0.75
4
0.2 0.17 0.22 1 0.07 0.74 0.10 0.73 0.05 0.05 0.56
2
0.8 0.32 0.52 1 0.48 1.87 0.26 1.36 0.65 0.56 1.44
0
0.1 0.14 0.18 1 0.05 0.60 0.08 0.64 0.03 0.03 0.45
6
0.2 0.17 0.23 1 0.08 0.78 0.11 0.76 0.06 0.06 0.59
4
0.4 0.25 0.37 1 0.22 1.28 0.17 0.55 0.12 0.11 0.98
8
0.7 0.31 0.51 1 0.47 1.85 0.25 0.71 0.33 0.28 1.42
9
0.4 0.23 0.33 1 0.18 1.15 0.16 0.83 0.15 0.14 0.87
2
0.3 0.20 0.28 1 0.13 0.97 0.13 0.74 0.09 0.09 0.73
3
0.4 0.23 0.34 1 0.19 1.19 0.16 0.41 0.08 0.07 0.91
4
37
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
0.6 0.28 0.43 1 0.32 1.54 0.21 0.48 0.16 0.14 1.18
2
0.5 0.26 0.40 1 0.26 1.39 0.19 0.45 0.12 0.11 1.06
4
0.5 0.27 0.41 1 0.29 1.45 0.20 0.53 0.15 0.13 1.11
7
0.5 0.25 0.38 1 0.25 1.34 0.18 0.50 0.12 0.11 1.02
2
38
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
S. Primer 48.90 0.007 0.65 0.01 0.001 0.025 0.22 0.11 1.00 0.04 0.62 0.06 0.20 0.01 0.00
BSCH4
S. Primer 130.90 0.018 0.65 0.03 0.001 0.025 0.31 0.16 1.00 0.07 0.88 0.08 0.26 0.02 0.00
BSCH5
h = 0,01 m h= 0.01 m
39
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
40
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Dik : p 6,5 m
Debit Banjir = 127,72 m3/det
Debit Pembilas
25%
=
Debit Pembilas 31,93057
= 9
Lebar Kotor= 22 m
C0 1,3 H1 1,23
C1 1
C2 0,993 p/h1 5,28
Cd 1,29
Q= 58
Mercu Ogee
Rumus
Pengaliran
Q= 2/3.Cd.√2/3g.b.H1^1,5
19,3
41
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Perencanaan Mercu
b 19,33935
dik : hd = 11 efektif 8
p = 6,5
H1 = 1,23
Q banjir = 127,72
ɑ = 0,02
lebar
kotor = 22
130,27676
Q = 2
6,7363540
q = 3
y1 = q/hd
6,1239582
= 1
11,905211
v1 = 5
Fr = 1,5
42
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Id = 17,4379539
43
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
Stabilitas Bendung
44
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
45
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
5,27504047
CL.ΔH = 3X6,5
19,5
=
∑L > CL OK
46
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
47
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN AIR AaAAA
CL.ΔH = 3X8
= 24
∑L > CL OK
48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil, dalam perhitungan / perencanaan bendung
tetap adalah sebagai berikut :
a. Saluran yang diambil dari proses perhitungan saluran yaitu ; Saluran Primer BSCH 2
dengan debit rencana Q = 0,013 m3/det, dan Saluran Primer BSCH4 dengan debit rencana
Q = 0,007 m3/det .
b. Dimensi bendung direncanakan dengan data teknis sebagai berikut :
- Tipe : Mercu Ogee
- Tinggi bendung : 6,5 m
c. Kolam olak
- Tipe : USBR-2
d. Stabilitas konstruksi bendung ditinjau dari keadaan pada saat muka air normal (setinggi
mercu) dan pada saat muka air banjir.
e. Dari perhitungan diperoleh dimensi bendung adalah :
Mercu Bendung : Mercu tipe Ogee
Kolam olak : USBR-2
Tinggi Bendung : 6,5m
Lebar efektif bendung :19,339358 m
Tinggi Jagaan : BSCH2 = 0,10 m
BSCH4 = 0,11 m
Tinggi bukaan : BSCH2 = 0,01 m
BSCH4 = 0,01 m
Yang tahan, aman dan stabil terhadap gaya geser, gaya guling, terhadap retak serta
terhadap runtuh/ambles akibat tekanan tanah yang terjadi.
3.2 Saran
Guna menjaga umur manfaat bangunan perlu dilaksanakan exploitasi dan
pemeliharaan oleh dinas terkait.
Penyumbatan yang terjadi pada lubang intake oleh bahan endapan dan sampah,
perlu diatasi dengan perawatan rutin. Hal ini perlu dilakukan setiap kali setelah
terjadi debit banjir dan secara periodik pada debit-debit normal
Diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat dalam rangka pemeliharaan bendung.
43
LAMPIRAN