Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN AKHIR

MK. TEKNIK PENGOLAHAN DAN SUPLAI AIR (SIL 323)

“DESAIN SISTEM SUPLAI AIR INSTALASI PENGOLAHAN AIR


MINUM (IPAM)”

Disusun Oleh:

Nama NIM
1. Gary Aqnar Adinugraha F44190099
2. Chintia Dwiyundani Suharto F44190083
3. Baihaqi Aria Yogantara F44190086
4. Raihan Hilmy Putra F44190089

Dosen Pengajar:
1. Dr. Eng. Allen Kurniawan, S.T., M.T
2. Dr. Chusnul Arif, S.TP, M. Si

Asisten Praktikum :

1. Muhammad Nawalussalam
2. Fatihaturrizky Amelia
3. Sefta Mega Nurasih

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021

1
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LAPORAN TEKNIK PENGOLAHAN DAN SUPLAI AIR

“DESAIN SISTEM SUPLAI AIR INSTALASI PENGOLAHAN AIR


MINUM (IPAM)”

Sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester pada


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh: Kelompok 4

Disetujui
Bogor, 20 Oktober 2021

Koordinator Mata Kuliah

Dr. Eng. Allen Kurniawan, S.T., M.T


NIP. 19820729 201012 1 003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan pada Allah ST atas segala karunia-Nya. Sehinhgga
laporan besar ini berhasil dituntaskan. Tema yang digunakan dalam laporan ini
ialah “Desain Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM)”. Sebagai bentuk
penugasan pra UTS yang berhasil kami selesaikan. Kami menghaturkan
terimakasih kepada Dr. Eng. Allen Kurniawan, S.T., M.T selaku coordinator mata
kuliah Teknik Pengelolaan dan Suplai Air serta bapak Dr. Chusnul Arif, S.TP,
M.Si. selaku dosen perkuliahaan yang selalu memberikan ilmu yang bermanfaat.
Tidak lupa kami menghaturkan banyak terimakasih kepada abang dan kakak asisten
praktikum yang selalu mendukung penyelesaiian laporan besar. Adapaun kami
sendiri menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan besar ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat menyempurnakan laporan besar
ini. Penulis berharap bahwa laporan besar ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Teknik SIpil dan Lingkungan.

Bogor, 20 Oktober 2021

Penyusun

3
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

Mg Nilai Nilai
Judul Materi Paraf
Ke- Laporan Gambar

1 Pendahuluan

2 Proyeksi Jumlah Penduduk

3 Kebutuhan Air Bersih

4 Perencanaan Jaringan Distribusi

Pipa Perhitungan Sisa Tekan dan Tinggi


5
Reservor

Kapasitas Reservoir Distribusi dan


6
Konfigurasi Jaringan Pipa Transmisi

7 Site plan dan Profil Hidrolis

REKAP NILAI

NILAI AKHIR (40% Laporan, 60% Gambar)

Disetujui,

Bogor, 20 Oktober 2021

Pemeriksa dan Penilai Pemeriksa dan Penilai Pemeriksa dan Penilai

Muhammad Nawalussalam Fatihaturrizky Amelia Sefta Mega Nurasih


Asisten Dosen 1 Asisten Dosen 2 Asisten Dosen 3

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 5
ABSTRAK .............................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8
METODOLOGI .................................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 26
URAIAN PELAKSANAAN PERANCANGAN ................................................. 41
Simpulan ............................................................................................................... 42
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 43
Daftar Notasi ......................................................................................................... 44
LAMPIRAN .......................................................................................................... 93

5
DESAIN SISTEM SUPLAI AIR INSTALASI PENGOLAHAN
AIR MINUM (IPAM)

WATER SUPPLY SYSTEM DESIGN DRINKING WATER


TREATMENT INSTALLATION
Chintia Dwiyundani1), Baihaqi Aria Yogantara2), Gary Aqnar Adinugraha3), Raihan Hilmy
Putra4)
Rabu-Kelompok 4
1,2,3,4)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Raya Dramaga,
Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
garyaqnar@gmail.com

Abstrak : Air bersih menjadi suatu kebutuhan utama dan mendasar bagi manusia. Sistem
jaringan distribusi dari suatu kesatuan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian
yang sangat penting. Fungsi pokok dari jaringan pipa distribusi adalah untuk
menghantarkan air bersih keseluruh pelanggan dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air. Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat di kota Mojosongo dapat didukung dengan ketersediaan infrastruktur yang
memadai dan berkesinambungan. Maka dari itu, praktikum ini bertujuan untuk merancang
sistem dan desain perpipaan suplai dan distribusi air bersih di Kota Mojosongo yang
cocok dan sesuai dengan kondisi yang ada di daerah tersebut. Praktikum Teknik
Pengolahan Suplai Air dilaksanakan pada hari Rabu, selama sesi UTS menggunakan
aplikasi ZOOM Meetings. Perencanaan dibuat dengan menggunakan 4 macam metode
proyeksi jumlah penduduk yaitu metode aritmatika, geometrik, bunga berbunga, dan
eksponensial. Pendistribusian air bersih dari sumber menuju ke daerah pelayanan
membutuhkan sistem pipa transmisi dan distribusi. Perancangan kapasitas reservoir,
diameter pipa, dan juga debit aliran pada setiap jalur pipa didasarkan pada besarnya
kebutuhan air pada jam puncak dan harian maksimum. Kebutuhan air diproyeksikan
dengan menggunakan metode aritmatika. Perancangan debit aliran pada pipa distribusi
menggunakan sistem looping dengan perhitungan hardy cross, dimana pada perancangan
terdapat 4 loop dengan 29 node dan dua titik akhir suplai air bersih. Diameter yang
digunakan berada pada kisaran 0,1-0,55 m pada perpipaan distribusi. Sedangkan, pada
perpipaan transmisi digunakan pipa berdiameter 0,6-0,55 m. Kecepatan aliran air pada
pipa berkisar 0,6-3 m/detik. Kapasitas reservoir yang dirancang memiliki kapasitas
6567,23 m3 dan bentuk galian berpenampang persegi panjang.
Kata kunci : perancangan, air, perpipaan, debit

Abstract: Clean water is a primary and basic need for humans. The distribution network
system of a unified water supply system is a very important part. The main function of the
distribution pipeline network is to deliver clean water to all customers while taking into
account the factors of quality, quantity and water pressure. Improving the economy and
welfare of the people in the city of Mojosongo can be supported by the availability of
adequate and sustainable infrastructure. Therefore, this practicum aims to design a system
and design of clean water supply and distribution piping in Mojosongo City that is suitable
and in accordance with the conditions in the area. The Water Supply Treatment

6
Engineering Practicum was held on Wednesday, during the UTS session using the ZOOM
Meetings application. Planning is made using 4 kinds of population projection methods,
namely arithmetic, geometric, flowering, and exponential methods. The distribution of
clean water from the source to the service area requires a transmission and distribution
pipe system. The design of reservoir capacity, pipe diameter, and also the flow rate for
each pipeline is based on the amount of water demand at peak hours and daily maximum.
Water demand is projected using the arithmetic method. The design of the flow discharge
in the distribution pipe uses a looping system with a hardy cross calculation, where in the
design there are 4 loops with 29 nodes and two end points of clean water supply. The
diameter used is in the range of 0.1-0.55 m in the distribution piping. Meanwhile, the
transmission piping uses pipes with a diameter of 0.6-0.55 m. The velocity of the water flow
in the pipe ranges from 0.6-3 m/second. The designed reservoir capacity has a capacity of
6567.23 m3 and the shape of the excavation has a rectangular cross-section.
Keywords: design, water, piping, discharge

PENDAHULUAN
Air bersih menjadi suatu kebutuhan utama dan mendasar bagi manusia yang
harus menjadi perhatian pemerintah. Oleh karena itu, salah satu tugas pemerintah
yang tertuang dalam standar pelayanan minimum adalah dapat memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat, yang tercakup didalamnya menyediakan pelayanan
minimal air bersih masyarakat. Dalam melakukan pelayanan air bersih kepada
masyarakat, sistem jaringan distribusi dari suatu kesatuan sistem penyediaan air
bersih merupakan bagian yang sangat penting. Fungsi pokok dari jaringan pipa
distribusi adalah untuk menghantarkan air bersih keseluruh pelanggan dengan tetap
memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air.
Permasalahan kependudukan telah menjadi masalah penting bagi pemerintah
dan para pakar kependudukan di Indonesia (Indraswari dan Yuhan 2017).
Peningkatan pertumbuhan penduduk, berkaitan erat dengan terjadinya kepadatan
penduduk yang memengaruhi aktivitas, perkembangan dalam segi ekonomi, sosial,
dan pengembangan fasilitas umum, sehingga kebutuhan penduduk salah satunya
kebutuhan air bersih akan meningkat pula. Sayangnya, kualitas dan kuantitas
sumber air berbanding terbalik dengan peningkatan pertumbuhan penduduk.
Menurut Admadhani et al (2014) Meningkatnya populasi penduduk di suatu lokasi
memicu adanya aktivitas-aktivitas baru yang berpengaruh pada pola penggunaan
air yang tersedia, dimana pada akhirnya menimbulkan dampak negatif terhadap
ketersediaan air bahkan pula dapat menimbulkan bencana lingkungan apabila daya
dukung lingkungan terhadap air telah terlampaui.
Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat didukung
dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan. Salah
satunya yaitu pengembangan pelayanan air minum. Pelayanan air minum meliputi
sumber air, instalasi pengolahan air, reservoir distribusi dan jaringan pipa distribusi.
Ketersediaan informasi yang akurat mengenai jumlah penduduk dan
penyebarannya serta data konsumsi air minum diperlukan untuk memprediksi

7
kebutuhan air (Winarni 2009). Oleh karena itu, praktikum ini dibutuhkan agar dapat
mengetahui kebutuhan air domestik dan non domestik berdasarkan jumlah
penduduk serta menentukan konfigurasi jaringan pipa untuk distribusi suplai air
menggunakan sistem loop (grid system) di Kota Mojosongo.
Kota Mojosongo terdiri dari beberapa pemukiman masyarakat, dan beberapa
fasilitas umum. Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di kota
Mojosongo dapat didukung dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai dan
berkesinambungan. Salah satunya yaitu pengembangan pelayanan air minum.
Pelayanan air minum meliputi sumber air, instalasi pengolahan air, reservoir
distribusi dan jaringan pipa distribusi. Ketersediaan informasi yang akurat
mengenai jumlah penduduk dan penyebarannya serta data konsumsi air minum
diperlukan untuk memprediksi kebutuhan air (Winarni 2009). Maka dari itu,
praktikum ini bertujuan untuk merancang sistem dan desain perpipaan suplai dan
distribusi air bersih di Kota Mojosongo yang cocok dan sesuai dengan kondisi yang
ada di daerah tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Perancangan sistem distribusi air bersih memerlukan informasi mengenai
kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan. Kebutuhan air bersih dipengaruhi
oleh kondisi di wilayah perencanaan, pertumbuhan jumlah penduduk dan pola
pemakaian air penduduk wilayah perencanaan. Indikator kebutuhan air bersih
didasari oleh beberaopa hal, yaitu:
1. Wilayah pelayanan
2. Masa perencanaan
3. Proyeksi jumlah penduduk, fasilitas setempat selama masa perencanaan
4. Pola pemakaian air
Dasar perencanaan sistem distribusi air bersih meliputi:
1. Pertumbuhan jumlah penduduk wilayah perencanaan
2. Sosial ekonomi penduduk
3. Kecepatan pembangunan infrastruktur wilayah
4. Ekonomi dan investasi pembangunan
5. Struktur dan spesifikasi material

Daerah dan Tingkat Pelayanan


Kebutuhan air bersih dalam wilayah perencanaan didasarkan pada kondisi
pelayanan. Daerah pelayanan yang ditentukan di perencanaan ini yaitu Kota
Mojosongo dengan pertimbangan:
1. Wilayah yang kurang pasokan air bersih
2. Wilayah dengan kepdatan penduduk yang tinggi
3. Wilayah yang telah menerima suplai air bersih namun belum efektif
4. Wilayah yang memiliki potensi berkembang menjadi pusat kota
5. Kondisi wilayah perencanaan

8
6. Aspek ekonomi
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang ekonomis, dimana tidak
membutuhkan biaya yang sangat besar. Salah satu upaya untuk mengurangi
penggunaan dana yaitu dengan perencanaan jalur distribusi pipa baru dengan
menggunakan jalur pipa yang sudah ada serta pemotongan jalur pipa, jika hal itu
dibutuhkan. Namun perlu memperhatikan kualitas pelayanan agar meminimalisir
tingkat kehilangan air dan memperbaiki pipa yang bocor karena telah rusak, maka
lebih disarnkan untuk membuat jalur distribusi baru.

Periode Perencanaan
Pada umumnya tahun perencanan sistem distribusi pipa adalah 20-25 tahun.
Pada perencanaan ini menggunakan perencanaan 15 dan 30 tahun. Tahun
perencanaan ini ditentukan dengan pertimbangan perkembangan penduduk dapat
diprediksi untuk periode 30 tahun. Periode perencanaan dapat ditentukan, namun
tidak lebih dari 30 tahun karena dikhawatirkan keadaan penduduk sangat berbeda
dari apa yang diprediksikan. Perencanaan tidak hanya ditentukan di satu periode
tertentu, melainkan perencanaan yang berkelanjutan. Perencanaan yang baik harus
membentuk suatu siklus (panning is cycle), dimana suatu kegiatan pengelolaan
telah diselesaikan pada periode berikutnya (Hindun 2015).

Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi penduduk dapat didefinisikan sebagai suatu kalkulasi scientific dengan
parameter seperti laju pertumbuhan penduduk, berupa kelahiran, kematian , serta
perpindahan penduduk (Rahmi 2017). Parameter yang digunakan dalam penentuan
proyeksi jumlah penduduk tidak hanya mengenai laju pertumbuhan penduduk.
Parameter lain yang digunakan yaitu arahan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)
serta ketersediaan lahan untuk menampungnya. Proyeksi jumlah penduduk selama
30 tahun perencanaan perlu ditentukann untuik mengetahui kebutuhan air bersih
pada Kota Mojosongo.
Laju pertumbuhan jumlah penduduk di masa lampau merupakan data yang
diperoleh, maka metode statistika merupakan metode yang bijak dalam
memproyeksikan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Metode yang dapat
dipakai dalam memproyeksikan jumlah penduduk yaitu:
1. Aritmatka
2. Geometrik
3. Bunga-berbungan
4. Eksponensial
Penentuan metode proyeksi statistka yang tepat diperoleh dari nilai standar
deviasi terkecil. Namun, standar deviasi bukan menjadi parameter utama dalam
penentuan metode proyeksi jumlah penduduk. Faktor korelasi, dan keadaan
pertumbuhan wilayah perencanaan juga merupakan parameter yang vital dalam
penentuan proyeksi jumlah penduduk.

9
Proyeksi Fasilitas Umum Dan Fasilitas Sosial
Kebutuhan air non domestik membutukan data proyeksi fasilitas umum serta
fasilitas sosial. Acuan yang digunakan dalam proyeksi fasilitas umum dan sosial
yaitu karateristik wilayah perencanaan, RTRW pada wilayah tersebut, serta fasilitas
yang ditetapkan Kementrian PUPR seperti:
a. Fasilitas pendidikan
b. Fasilitas kesehatan
c. Fasilitas untuk keagamaan
d. Fasilitas perdagangan dan jasa
e. Fasilitas umum dan rekreasi
f. Kegiatan industri

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih


Banyak sarana yang diperlukan dalam memproduksi air bersih seperti bangunan
pengolahan, pipa transmisi, serta jaringan pipa distribusi. Produksi air bersih tidak
hanya membutuhkan sarana saja, melainkan diperlukan suatu tenaga pelaksana
untuk memanajemen sistem penyediaan air bersih. Produksi air bersih harus
memiliki jangka waktu yang jauh. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan air yang
semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Untuk meminimalisir terjadinya
kekurangan air pada suatu daerah diperlukan adanya proyeksi kebutuhan air bersih.
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan proyeksi kebutuhan
air di wilayah perencanaan seperti:
1. Jumlah pertambahan penduduk
2. Tingkatan sosial ekonomi
3. Iklim di daerah tersebut
4. RTRW daerah tersebut
Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih kota maka dapat dikelompokan
dalam beberapa jenis pemakaian air yaitu:
1. Pemakaian domestik rumah tangga
2. Pemakaian kebutuhan non domestic
3. Pemakaian keperluan perkotaan

Standar Kebutuhan Air Bersih


Kebutuhan air bersih adalah suatu kebutuhan yang tak terhingga dan
berkelanjutan. (Afriyanda et al. 2018). Tingginya kebutuhan air disebabkan oleh
tingginya pertumbuhan penduduk, peningkatan kehidupan ekonomi dan sosial
penduduk, serta kemajuan daerah tersebut (Chaddir dan Eveline 2015). Kebutuhan
air untuk mengakomodir kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu air
bersih domestik dan non domestik (Kodoatie 2003).

Kebutuhan Air Domestik

10
Kebutuhan air domestik merupakan pemakaian air dengan tujuan untuk
pemenuhan kegiatan sehari-hari atau di lingkungan rumah tangga (Fauzi dan
Sandhyavitri 2015). Faktor penyediaan air bersih domestik yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Persentase jumlah penduduk terlayani
3. Pelayanan air
4. Konsumsi air
Berdasarkan cara pelayanan air minum maka kebutuhan air domestik terbagi
menjadi:
1. Sambungan Rumah
2. Hidran Umum

Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah


Sambungan rumah merupakan jenis sambungan yang langsung mensuplai air ke
dalam rumah. Dalam sambungan rumah pipa yang digunakan ialah pipa distribusi
yang melewati water meter dan instalasi pipa yang digunakan di dalam rumah.
Biasanya pelayanan air bersih dengan sambungan rumah ditujukan untuk
masyarakat dengan rumah permanan, dimana masyarakat tersebut mampu
membayar air bersih.

Kebutuhan Air untuk Hidran Umum


Hidran umum diracang dengan tujuan pemenuhan kebutuhan air penduduk
(Naway et al. 2013). Hidran umum dapat didefinisikan sebagai suatu jenis
sambungan yang menyuplai air dengan menggunakan keran yang dipasang di
daerah yang mudah dijangkau warga setempat. Hidran umum bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang tinggi.
Maka dari itu hal utama dalam merancang hidran umum yaitu jumlah hidran umum
serta tata letaknya.

Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air non domestik didefinisikan sebgai kebutuhan air yang
dimanfaatkan oleh masyartakat umum (diluar kebutuhan rumah tangga)
(Krisnayanti et al. 2013). Fasilitas umum yang termasuk dalam penggunaan air non
domestik antara lain:
1. Fasilitas Pendidikan
2. Fasilitas Keagamaan
3. Fasilitas Kesehatan
4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
5. Fasilitas Umum dan Rekreasi
6. Fasilitas Olahraga
7. Kegiatan industri

11
Tingkat Pelayanan
Tahun perencanaan yang ditentukan selama 30 tahun dibagi menjadi dua tahap.
Setiap tahapan berlangsung selama 15 tahun. Tingkat pelayanan air sangat
bervariasi dan di tiap tahap akan terjadi peningkatan tingkat pelayanan. Kondisi
wilayah dan tingkat kepadatan penduduk menjadi penyebab dalam keterbatasan
dalam pelayanan air bersih di wilayah perencanaan.

Tingkat Kehilangan Air


Air yang dialirkan dari saluran primer ke saluran sekunder dan tersier sering
terjadi kehilangan air dalam prosesnya. Besarnya kehilangan air dalam suatu
perencanaan dianggap seperempat sampai sepertiga sebelum sampai di pipa outlet
(Bunganaen 2005). Kehilangan air merupakan selisih air yang diproduksi dengan
air yang dididstribusikan . Tingkat kehilangan air perlu diperhitungkan denga
tujuan sebagai pedoman untuk melihat kemampuan instalasi pengolahan air minum.
Buruknya instalasi pengolahan air minum ditandai dengan besarnya tingkat
kehilangan air. Besarnya tingkat kehilangan air biasanya juga berbanding lurus
dengan penyediaan air minum dengan jaringan yang besar. Penyebab kehilangan
air umumnya terbagi menjadi dua yaitu:
1. Fisik
Pipa yang suda tua, bocor dan mengalami kerusakan dapat menjadi
penyebab terjadinya kehilangan air. Selain kerusakan pipa, penyebab
kehulangan air secara fisik juga dapat disebabkan oleh rusaknya meteran air
sehingga aliran air tidak tercatat oleh water meter.
2. Administrasi
Secara administratif kehilanga air di suatu wilayah instalasi pipa terjadi
ketika adanya sambungan pipa illegal ataupun data yang tidak diperbaharui
oleh pencatatan admisntartif wilayah perencanaan tersebut.

Fluktuasi Kebutuhan Air


Pemakaian air yang digunakan masyarakat disetiap waktu tidak memiliki nilai
yang sama. Hal ini mempernaruhi dalam perencanaan distribusi yang biasanya
menggunakan debit jam puncak sebagai dasar dalam perencanaan pipa. Parameter
debit jam puncak yang digunakan ini bukan tanpa alasan, dikarenakan penggunaan
air di satu hari berfluktuasi atau berubah-ubah di setiap jam nya (Prasasti dan
Samudro 2018). Kegiatan masyarakat yang bervariasi menyebabkan naik dan
turunnya penggunaan air atau berfluktuasi. Fluktuasi penggunaan air terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Pemakaian hari maksimum
Pemakaian hari maksimum adalah nilai kuantitas tertinggi dari penggunaan
air dalam satu hari selama satu tahun. Debit harian maksimum biasanya
digunakan sebagai parameter acuan ketika perencanaan sistem transmisis

12
pipa air minum. Rasio antara debit harian maksimum dengan debit rataan
akan menunjukan faktor maksimum. Dalam standar nasional besarnya
faktor harian maksimum adalah 1,1. Dimana angka ini berupa kriteria dalam
perencanaan untuk mempermudah rancangan jaringa distribusi air bersih
(Syahputra 2012).
2. Jam puncak menunjukan waktu terjadinya penggunaan air dalam 1 hari.
Faktor jam puncak (f) memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan nilai
kuantitas penduduk. Semakin kecil faktor jam puncak maka jumlah
penduduk akan semakin tinggi tinggi jumlah penduduk. Korelasi ini terjadi
ketika dengan tingginya kuantitas penduduk maka kegiatan penduduk
tersebut akan semakin beragam.
Parameter lain yang ikut berpartisipasi dalam kebutuhan jam puncak yaitu
kemajuan wilayah perencanaan itu sendiri. Perkembangan atau pembangunan yang
terjadi dapat menentukan karakteristik kota. Namun secara garis besar, untuk kota
besar nilai fp akan sebesar 1,3. kota sedang sekitar 1.5, dan untuk kota kecil adalah
2.

Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani


Penyediaan air bersih pada wilayah perencanaan tidak akan terlayani secara
penuh. Dengan parameter tingkat pelayanan, kebocoran, dan nilai fluktuasi
terencana maka akan dapat ditentukan besarnya jumlah kebutuhan air terlayani.
Nilai minimal rencana pembangunan IPAM harus lebih besar dari jumlah kapasitas
pengolahan IPAM di daerah perencanaan tersebut.

Kriteria Teknis Perencanaan Sistem Distribusi


Salah satu komponen terpenting dalam sistem penyediaan air bersih yaitu
dengan dibangunnya jaringan distribusi. Komponen ini akan langsung berhadapan
dengan penduduk daerah perencanaan. Sistem distribusi harus mendapat perhatian
lebih dan memiliki perencanaan yang matang agar dapat memuaskan konsumen.
Sistem distribusi air bersih ini sendiri merupakan suatu sistem pembagian air
dengan media sistem perpipaan dari reservoir ke daerah pelayanan (Tambingon et
al. 2016). Adapun syarat yang perlu dipenuhi sistem distribusi yaitu:
1. Kualitas
Sistem distribusi harus memiliki kemampuan untuk menjaga kualitas air
sesuai dengan standar yang berlaku
2. Kuantitas
Sistem distribusi harus memenuhi kebutuhan air masyarakat
3. Kontinuitas
Sistem distribusi harus mengalirkan air secara kontinu (terus-menerus)
selama waktu pemakaian
4. Teknaan air yang cukup

13
Sistem distribusi harus mengalirkan air frngan tekanan yang cukup dari
reservoir hingga daerah pelayanan. Tekanan air yg cukup dapat mencegah
air minum mengalami kontaminasi.

Perencanaan sistem distribusi meliputi


1. Perencanaan jalur pipa distribusi
2. Perencanaan klasifikasi pipa distribusi
3. Pola jaringan pipa distribusi
4. Sistem aliran
5. Perencanaan jenis pipa
6. Pompa (jika diperlukan)
7. Kondisi Topografi wilayah
8. Reservoir distribusi

Jaringan Perpipaan Distribusi


Terdapat dua macam sistem pipa distribusi yaitu:
1. Feeder sistem
a. Pipa induk utama
b. Pipa induk kedua
Feeder sistem dapat dibagi menjadi
a. Sistem lingkaran
b. Sistem cabang
c. Sistem kombinasi
2. Small distributuon main
a. Pipa pelayanan utama
b. Pipa pelayanan kedua
c. Sambungan rumah
Menurut (Kurniawan et al. 2014), jaringan perpipaan pada sistem distribusi dibagi
menjadi empat yaitu:
a. Pipa Primer (Supply Main Pipe)
b. Pipa sekunder (Arterial Main Pipe)
c. Pipa Tersier
d. Pipa service (Service Connection)
Tujuan dari pengklasifikasian jaringan pipa adalah:
1. Mengisolasi jaringan mendjadi suatu sistem hidrolis tunggal
2. Mempermudah pengembangan jaringan distribusi, sehingga jika terjadi
perluasan tidak perlu membangun jaringan yang baru namun dengan syarat
bahwa jaringan yang sudah ada masih memenuhi kriteria hidrolis

Pola Jaringan Distribusi


Dalam menentukan pola jaringan yang digunakan, harus didasari dengan analisis
seperti:

14
1. Jenis aliran sistem distribusi
2. Kondisi topografi daerah
3. Pola jalan
4. Perkembangan daerah
5. Luas daerah

Sistem Lingkaran
Sistem lingkaran memiliki karateristik pada pipa induk dan pipa sekunder
berhubungan secara makri sistem. Pipa ini memberi air kepada simpangan serta
memiliki arah aliran secara bolak balik. Sistem ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Arah aliran tidak sejenis
2. Ukuran pipa tak beraturan
3. Tidak memiliki endpoint
4. Ketika terjadi pemakaian pucak, aliran dapat berubah
Namun sistem lingkaran memiliki beberapa keuntngan seperti:
1. Mampu melayani banyak tempat, dan memiliki potensi perkembangan yang
tinggi
2. Jika terjadi kerusakan dapat dilokalisir sehingga tidak memperngaruhi
seluruh sistem
3. Ratanya pendistribusian air
4. Pada pemakaian jam puncak, aliran air dari daerah lain dapat memenuhi
kebutuhan tersebut
Adapun kerugian dari sistem lingkaran yaitu:
1. Biaya yang relative mahal karena kuantitas pipa yang tinggi
2. Gradasi pipa tidak terlihat jelas
3. Tekanan dalam pipa termasuk rendah

Sistem Cabang (Branch system)


Sistem Branching memiliki sambungan antara pipa utama dengan pipa
sekunder. Karateristik sistem cabang berupa:
1. Satu arah aliran
2. Memiliki endpoint
Namun keuntungan dari sistem cabang yaitu:
1. Cocok diaplikasikan di daerah yang menurun
2. Ekonomis
3. Gradasi pipa terlihat jelas
4. Tekanan air yang tinggi
5. Mudah dioperasikan
6. Perkembangan sistem pipa dapat disesuaikan dengan perkembangan daerah
Kerugian sistem cabang yaitu:

15
1. Ketika terjadi kerusakan maka seluruh sistem dalam daerah pelayanan
terganggu
2. Ketika terjadi peningkatan kebutuhan air maka suplai air hidran akan leih
sedikit dikarenakan sistem satu arah

Sistem Kombinasi
Sistem kombinasi digunakan karen tidak ada suatu daerah yang mutlak
membentuk pola lingkaran ataupun bercabang maka kedua pola tersebut di
kombinsikan. Biasanya daerah yang memiliki sistem perpipaan kombinasi
memiliki karaterisitik seperti:
1. Kota yang masih berkembang
2. Bentuk perluasan kota yang tidak teratur
3. Memiliki daerah yang terpencil
4. Elevasi tanah yang bervariasi

Lokasi dan Kedalaman Pipa Distribusi


Perletakan pipa distribusi berdasarkan Draft Guidelines dan Construction of
Public Water Supply System di Indonesia, berada dekat di pusat jalan ataupun
dibawah trotoar yang lebar. Ketika jalan itu sempit, hindari untuk meletakan pipa
dibawah jalan tersebut. Adapun kedalaman pipa cabang distribusi umumnya 90 cm.
Ketika pipa distribusi dipasanag melintasi jaringan lain yang ditanam, ataupun
adanya struktur lain dalam tanah harus dipisahkan lebih dari 30 cm. pipa air bersih
diletakan dengan jarak horizontal 3 m dan jarak vertikal 45 cmdari pipa buangan.

METODOLOGI
Praktikum Teknik Pengolahan Suplai Air dilaksanakan pada hari Rabu, 25
Agustus 2021 menggunakan aplikasi ZOOM Meetings pada pukul . Praktikum
dibuka dengan penjelasan materi oleh dosen dan dilanjutkan dengan membuat
gambaran umum daerah studi menggunakan data luas area dari Kota Mojosongo
ibukota baru dari Provinsi Joyoroyo (kota fiktif). Perencanaan dibuat dengan
menggunakan 4 macam metode proyeksi jumlah penduduk yaitu metode aritmatika,
geometrik, bunga berbunga, dan eksponensial. Langkah pertama untuk membuat
perencanaan ialah dengan mengurutkan tingkat kepadatan penduduk, luas, jenis,
dan jumlah pelayanan pada setiap daerah denfan memanfaatkan aplikasi software
Microsoft Excel.
Kode dan warna kepadatan penduduk dibedakan menggunakan warna kuning
pucat, kuning terang, dan jingga untuk membedakan kepadatan yang berisi 400
jiwa, 450 jiwa, dan 500 jiwa. Penentuan kepadatan wilayah ditentukan melalui peta
yang telah dibuatkan sesuai dengan Gambar 1. Langkah – langkah perencanaan
secara singkat dapat dilihat pada diagram alir Gambar 2 dan 3. Kemudian dilakukan
penghitungan proyeksi jumlah kebutuhan air domestik dan non domestik untuk 15
dan 30 tahun mendatang, kemudian merancang jaringan perpipaan. Setelah itu,

16
praktikan menghitung debit puncak dan debit maksimum. Prosedur pelaksanaan
praktikum secara rinci dapat dilihat pada Gambar 4.
Praktikum dilanjutkan dengan topik Teknik Pengolahan dan Suplai Air :
Perhitungan Kebutuhan Air Dan Konfigurasi. Praktikum ini diperlukan beberapa
data mengenai Kota Mojosongo, seperti data kebutuhan air domestik dan non
domestik baik untuk kategori seluruh kota, ataupun untuk kategori lain, data
sekunBder prasarana umum Kota Mojosongo tahun 2021, dan debit harian
maksimum serta debit jam puncak setiap daerah pelayanan. Perangkat lunak yang
digunakan dalam pada praktikum ini, yaitu Microsoft Excel sebagai pengolah data
dan Adobe Ilustrator untuk menggambar jalur pipa distribusi. Secara sederhana,
langkah – langkah praktikum dapat dilihat pada diagram alir Gambar 5. Kemudian
Praktikum ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu melalui perhitungan
berdasarkan head statis dari ketersediaan tekanan pada ketinggian reservoir, dan
melalui perhitungan berdasarkan head statis dari sisa tekanan yang disediakan dari
node sebelumnya (ZX-1) ditambah sisa tekan minimum. Alat dan bahan yang
digunakan yaitu laptop yang dilengkapi dengan perangkat lunak Microsoft Excel.
Metode pengerjaan dalam praktikum dapat dipermudah dengan diagram alir pada
Gambar 6.
Penentuan kapasitas reservoir dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
analitis yang ditekankan pada pengolahan data perkiraan pemakaian air harian dan
metode kedua yaitu grafis yang ditekankan pada pengamatan hasil grafik
pemakaian air. Kemudian dalam penentuan konfigurasi pipa transmisi terdapat
beberapa hal yang diperhatikan seperti sisa tekan, jalur pemetaan pipa, serta
perlengkapan (aksesoris) perpipaan yang digunakan. Langkah dalam perhitungan
sisa tekan digambarkan pada diagram alir Gambar 7, 8, dan 9. Kemudian, dilakukan
perhitungan untuk praktik penanaman pipa yang perlu dilakukan dengan cermat
melalui beberapa pertimbangan, antara lain elevasi muka tanah, sistem pengaliran,
kemiringan pipa, diameter pipa, dan kedalaman galian. Metode perencanaan
penanaman pipa lebih lengkapnya dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 10.
Selain menentukan kapasitas reservoir yang dimiliki, langkah selanjutnya
menentukan konfigurasi pipa transmisi. dimana tahap ini sangat penting karena
selain posisi elevasi reservoir, bentuk konfigurasi pipa juga sangat berpengaruh
pada distribusi air nantinya sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam
membuat konfigurasi pipa transmisi yang digunakan dapat digambarkan dalam
diagram alir berikut.

17
Gambar 1 Peta Kota Mojosongo

Mulai

Data luas area disusun di Microsoft Excel, data diberi warna dan kode

Jumlah penduduk tahun 2021 dihitung

Total jumlah penduduk keseluruhan

Tabel hasil perhitungan 4 metode dibuat

Rumus, nilai K, dan r awal ditaruh pada atas tabel hasil perhitungan

Data jumlah penduduk dari tahun 2012 – 2021 dimasukkan

Perencanaan dilanjutkan hingga tahun 2051 dengan rentang waktu 3 tahun

Rumus dimasukkan sesuai dengan tabel metode yang sudah dibuat

18
Rumus dimasukkan sesuai dengan tabel metode yang sudah dibuat

Hitung error

Data pada kolom error diblock, lalu klik solve

Nilai K yang dicari akan muncul menggantikan K awal

Nilai STDV dicari

Grafik jumlah penduduk tahun 2021 – 2051 dengan 4 metode dibuat

Gambar 2 Diagram alir proses perhitungan perencanaan

Perangkat lunak Microsoft Excel dijalankan

Data proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2021, 2036, dan 2051 disiapkan

Jaringan pipa distribusi ditentukan yang terdiri dari empat daerah loop

Node ditentukan sebanyak 26 buah dengan mempertimbangkan topografi

Tabel seperti Tabel 3 dibuat untuk mengetahui jumlah kebutuhan total air, debit harian,
dan debit jam puncak

Selesai

Gambar 3 Diagram alir proses perhitungan praktikum

19
Mulai

Microsoft Excel dibuka

Tabel kebutuhan air setiap daerah pelayanan dibuat berdasarkan data


kebutuhan air non domestik dan domestik

Konfigurasi pipa ditentukan berdasaarkan data yang didapatkan di Microsoft


Excel. Konfigurasi dibuat di peta Kota Banyuasih yang tertera di modul

Konfigurasi jaringan pipa dibuat dengan 4 loop dan minimal 29 node

Panjang pipa antar node diukur melalui peta yang telah disesuaikan skalanya

Dilakukan perhitungan elevasi setiap node

Dilakukan perhitungan debit aliran pipa dan debit disetiap daerah pelayanan

Dibuat skema peta dengan bentuk yang telah diatur dalam modul

Selesai

Gambar 4 Diagram alir praktikum kebutuhan air dan konfigurasi jaringan pipa
distribusi

20
Microsoft Excel dijalankan dan membuat tabel data perhitungan sisa tekan node
jaringan pipa distribusi

Jalur aliran dari reservoir menuju jalur terakhir ditentukan

Elevasi dan headloss dari hasil iterasi dari data praktikum sebelumnya untuk
perkantoran, masjid, pasar, rumah sakit, sekolah, dan perumahan

Nilai minimum persyaratan sisa tekan jaringan pipa primer dimasukan dengan nilai
HL sebesar 15 m pada node awal

Jalur aliran dari reservoir menuju jalur terakhir ditentukan

Dihitung ketinggian reservoir sehingga sisa tekan dapat terpenuhi pada setiap daerah
pelayanan

Memilih nilai ZR tertinggi (ZR – nilai tertinggi) sehingga reservoir dapat diletakkan
pada ketinggian.

Nilai sisa tekan disetiap node pada jalur dihitung

Selesai

Gambar 5 Diagram alir sisa tekan setiap elevasi reservoir

Mulai

Pemakaian air kumulatif dihitung selama 24 jam

21
Selisih mutlak suplai dan kumulatif pemakaian air dihitung

Selisih mutlak terbesar selama satu hari dianggap sebagai reservoir


Gambar 6 Diagram alir perhitungan kapasitas reservoir dengan metode analitis

Mulai

Kumulatif suplai dan kumulatif pemakaian air dibuat dalam grafik dengan
waktu

Garis singgung ditarik yang sejajar dengan garis suplai pada titik puncak kedua
kurva

Jarak vertikal antara kedua garis singgung dihitung sebagai kapasitas reservoir

Selesai

Gambar 7 Diagram alir perhitungan kapasitas reservoir metode grafik

Mulai

Kumulatif suplai dan kumulatif pemakaian air dibuat dalam grafik dengan 22
waktu
Gambar 8 Diagram alir penentuan konfigurasi jaringan pipa tranmisi

Mulai

Penentuan jalur penanaman pipa

Penentuan panjang pipa penanaman , Diameter pipa

Penentuan kedalaman proporsional, kemiringan pipa

Penentuan elevasi tanah

Penentuan elevasi dasar saluran

Penentuan elevasi muka air


23

Penentuan kedalaman galian


Gambar 9 Diagram alir proses perhitungan penanaman pipa

Data penduduk Kota Mojosongo hanya tersedia dari tahun 2012 – 2021, maka
gambaran data laju pertumbuhan penduduk untuk tahun 2021 harus dicari dengan
cara mengalikan antara luas area dengan kepadatan area tersebut yang dapat dilihat
pada persamaan 1. Setelah mendapatkan jumlah kepadatan tiap area, jumlahkan
semua data kepadatan untuk mendapatkan data kepadatan tahun 2021. Setelah data
laju pertumbuhan penduduk 2012 – 2021 sudah lengkap, buatlah tabel untuk
perencanaan hingga tahun 2051 menggunakan metode aritmatik, geometrik, bunga
berbunga, dan eksponensial. Untuk mendapatkan data hingga tahun 2051, buatlah
dengan rentang waktu 3 tahun. Masukkan rumus keempat metode tersebut pada
bagian atas tabel, juga nilai K awal, r awal, Ʃerror, dan STDV. Masukkan data laju
pertumbuhan penduduk tahun 2012 – 2021 pada kolom data, masukkan rumus pada
baris pertama setiap kolom metode, lalu block hingga baris tahun 2051, maka
didapat data laju pertumbuhan penduduk hingga tahun 2051.
Hitung error dengan langkah awal memasukkan rumus pada kolom error, akan
didapat data error untuk tahun 2012 – 2021 saja. Untuk mendapatkan konstanta
yang dicari, block satu kolom error metode aritmatik, lalu klik slove, lanjutkan pada
data error metode geometric, malthus, dan verhulst. Setelah itu, cari nilai STDV
menggunakan rumus ABS pada Microsoft excel. Setelah semua data didapat, grafik
laju pertumbuhan penduduk tahun 2012 – 2021 dibuat menjadi satu grafik. Rumus
– rumus keempat metode tersebut dapat dilihat pada persamaan (1), (2), (3), dan
(4).

Metode Aritmatika
Pt = Pi + Ka (tf – ti) ………………………………………………………………(1)

Metode Geometrik
In Pt = In Pi + Kg(1 + r)n………………………………………………...….……(2)

Metode Bungan Berbunga


Pt = Pi(1+r)n…..……………….………………………………………..…..……(3)

Metode Eksponensial

24
Pt = Pier.t…………………………………………………….……….……..…….(4)

Pemakaian harian maksimum


𝑄hm = 𝑓m × 𝑄r……………………………………………...………………..……(5)

Pemakaian jam puncak


𝑄jp = 𝑓jp × 𝑄r

Proyeksi satuan non domestik


𝐽𝑖
𝐽t = 𝑃𝑖× 𝑃t ……………......…………………………………………….…………(6)

Berikut adalah persamaan yang digunakan dalam praktikum kebutuhan air dan
konfigurasi jaringan pipa distribusi Kota Mojosongo pada tahun 2036 dan 2051.
Perhitungan (7) panjang pipa antar node dinyatakan sebagai berikut:

L = Panjang pipa antar node di peta (m) x skala .……………………...…..……(7)

Persamaan (8) Perhitungan elevasi disetiap node dengan metode interpolasi


segitiga, rumus sebgai berikut:

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡


Sin θ = 𝑑𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 ………………………………………….…………..….(8)

kemudian nilai θ diperoleh dan digunakan dalam penentuan elevasi dititik node.

Persamaan (9) Penjumlahan debit aliran influen dan efluen pada satu node harus
sama dan dinyatakan sebgai berikut:.

∑ 𝑄𝑖 = 𝑞𝑗 untuk semua node j = 1,2,3,…jL ……………………...……………(9)

Persamaan (10) dan (11) penjumlahan secara aljabar dari kehilangan tekanan
(head loss) pada satu loop harus sama dengan nol dan dinyatakan melalui
persamaan berikut :

∑𝑙𝑜𝑜𝑝 𝐾 𝐾𝑖 𝑄𝑖 |𝑄𝑖 | untuk semua loop k = 1,2,3,…L …………………..…………(10)

8𝑓𝑖𝐿𝑖
𝐾𝑖 = 𝜋2𝑔𝐷𝑖 5 …………………………………..…………………………………(11)

Modifikasi debit aliran di dalam pipa ditentukan melalui penggunaan nilai


koreksi ΔQk untuk debit aliran asumsi. Dengan demikian :

25
∑ 𝐾i (𝑄i + ∆𝑄k )|𝑄i + ∆𝑄k | loop 𝑘 = 0……………………………..…………(12)

Melalui pengembangan persamaan (12) dengan mengabaikan beberapa posisi


variabel ΔQk, Persamaan (12) dapat dimodifikasi menjadi:
∑ 𝑙𝑜𝑜𝑝𝑘 𝐾𝑖𝑄𝑖|𝑄𝑖|
ΔQk = - ………………………………….………………..…….(13)
2 ∑ 𝑙𝑜𝑜𝑝𝑘 𝐾𝑖|𝑄𝑖|

Dengan mengetahui ΔQk koreksi debit aliran dapat menggunakan rumus:


Qi-baru = Qi-baru + ΔQk untuk semua k………………………………...……..(14)

Sisa tekan dapat dihitung melalui hubungan antara elevasi reservoir, elevasi
node, dan kehilangan energi melalui pendekatan perhitungan berdasarkan head
statis dari ketersediaan tekanan pada tinggi reservoir. Tinggi atau elevasi reservoir
dapat digunakan Persamaan :
ZR = 15 + (nilai tertinggi dari penjumlahan elevasi node dan HL (x))........(15)

Pendekatan perhitungan berdasarkan head statis dari ketersediaan tekanan pada


tinggi reservoir dapat dilihat pada Persamaan (16).
Sisa tekan = ZR − Znode − HL total jalur pipa dari R e node .........................(16)
Berikut merupakan rumus-rumus yang dipakai untuk mengolah data yang ada
dalam praktikum penanaman pipa:

Menentukan elevasi dasar saluran (EDS):


EDS (𝑈S) = ET (𝑈S) − kedalaman asumsi awal∗ − 𝐷i ……………..…………(17)

Menentukan elevasi muka air (EMA):


EMA (𝑈S) = EDS (𝑈S) + ( 𝑑 𝐷i × 𝐷i) .…………………………………...…...(18)

Menentukan kedalaman galian (KG):


KG (𝑈S) = ET (𝑈S) − EDS (𝑈S) ……………………………………………...(19)

Menentukan HGL dan EGL berturut-turut dapat dihitung melalui Persamaan


HGL = ET 𝑛𝑜𝑑𝑒 + sisa tekan ………………………..………………………...(20)
EGL = HGL + ( 2 2𝑔 ) …………………………………………………………(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penetuan Proyeksi Jumlah Penduduk
Penentuan proyeksi jumlah penduduk di Kota Mojosongo memerlukan data
jumlah penduduk pada beberapa tahun sebelum tahun perencanaan. Tahun
pelaksanaan perancanaan pada perancangan sistem pengolahan dan suplai air
berada pada tahun 2021. Jumlah penduduk pada tahun 2021 ditentukan berdasarkan

26
luasan wilayah dan juga kepadatan di setiap kawasan. Jumlah yang diperoleh dari
perhitungan menunjukkan bahwa penduduk di Kota Mojosongo berjumlah 126.535
jiwa pada tahun 2021. Data dan hasil perhitungan jumlah penduduk tahun 2021
ditunjukkan dalam lampiran pada Tabel 10. Sedangkan, hasil data jumlah penduduk
tahun 2012 hingga tahun 2021 disebutkan dalam tabel di bawah ini. Data
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk. Rasio peningkatan jumlah penduduk inilah yang
akan digunakan dalam pemodelan jumlah penduduk beberapa tahun ke depan.

Tabel 1 Data Jumlah Penduduk Kota Mojosongo Tahun 2012-2021


Jumlah
Tahun Satuan
Penduduk
2012 103857 Jiwa
2013 107687 Jiwa
2014 110873 Jiwa
2015 112661 Jiwa
2016 115475 Jiwa
2017 118231 Jiwa
2018 120123 Jiwa
2019 121754 Jiwa
2020 123892 Jiwa
2021 126535 Jiwa

Proyeksi jumlah penduduk sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan atau


perancangan suatu sistem pengolahan dan suplai air. Proyeksi jumlah penduduk
digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu target tahun perencanaan,
dimana data perkiraan ini berfungsi untuk mengetahui kebutuhan air di masa
mendatang. Penentuan proyeksi jumlah penduduk untuk memperkirakan kebutuhan
air dapat ditentukan dengan berbagai metode, seperti metode aritmatik, metode
geometrik, metode bunga berbunga, dan metode eksponensial. Hasil perhitungan
menggunakan ke-empat metode tersebut kemudian ditentukan nilai standar
deviasinya untuk dijadikan dasar penentuan proyeksi penduduk yang akan
digunakan dalam perencanaan. Metode yang memiliki nilai standar deviasi terkecil
dan nilai korelasi (R2) terbesar inilah yang akan ditentukan sebagai proyeksi jumlah
penduduk perencanaan.
Perhitungan proyeksi penduduk dengan metode artimatika diperoleh data
standar deviasi sebesar 1187,00535 dan nilai rata-rata koefisien aritmatika (Ka)
sebesar 2519,8. Nilai koefisen inilah yang digunakan untuk menentukan pemodelan
jumlah penduduk pada tahun 2036 dan 2051. Pemodelan penduduk pada tahun
2036 didapatkan jumlah penduduk sebesar 175.924 jiwa dan pada tahun 2051
sebesar 244.590 jiwa. Jumlah penduduk pemodelan tahun 2012 sampai 2021, serta
hasil perhitungan standar deviasi dan Ka ditunjukkan dalam tabel berikut.

27
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan metode aritmatika diasumsikan
memiliki nilai pertambahan penduduk yang dianggap sama setiap tahunnya
(Handiyatmo et al. 2010).

Tabel 2 Hasil Perhitungan Standar Deviasi dengan Metode Aritmatika


Jumlah
Tahu Standar
pendudu Satuan Ka Pt (Pt-Pi)2
n deviasi
k

2012 103857 Jiwa 103857 0

2013 107687 Jiwa 3830 106377 1716682,27


2

2014 110873 Jiwa 3186 108897 3906332,64


2

2015 112661 Jiwa 1788 111417 1549195,11


1

2016 115475 Jiwa 2814 113937 2368179,01


2 1187,0053
2017 118231 Jiwa 2756 116456 3151019,45 5
7

2018 120123 Jiwa 1892 118976 1316373,77


8

2019 121754 Jiwa 1631 121496 66850,9753


1

2020 123892 Jiwa 2138 124016 15183,7160


5

2021 126535 Jiwa 2643 126535 0

Averag 2519, 14089816,9


∑(Pt-Pi)2
e Ka 8 6

Perhitungan data dalam menentukan pemodelan jumlah penduduk dengan


metode geometrik diperoleh data standar deviasi sebesar 1544,2503 dengan nilai
koefisen geometrik (Kg) sebesar 0,021945. Pemodelan dengan metode tersebut
menghasilkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2026 sebesar 175.861 jiwa
dan tahun 2051 sebesar 244.415 jiwa. Metode ini memiliki asumsi bahwa laju dari

28
pertumbuhan penduduk setiap tahunnya memiliki nilai yang sama. Jumlah
penduduk akan mengalami pertambahan dengan menggunakan konsep bunga
majemuk (Handiyatmo et al. 2010).

Tabel 3 Hasil Perhitungan Standar Deviasi dengan Metode Geometrik


Jumlah
Tahu Standar
pendudu Satuan Kg Pt (Pt-Pi)2
n deviasi
k

2012 103857 Jiwa 103857 0

0,03621 2327693,79
2013 107687 Jiwa 106162
4 9

0,02915 5551816,34
2014 110873 Jiwa 108517
7 9

0,01599 3015498,18
2015 112661 Jiwa 110925
8 4

0,02467 4365541,19
2016 115475 Jiwa 113386
1 7
1544,25034
0,02358 5427270,54 1
2017 118231 Jiwa 115902
6 5

0,01587 2722813,70
2018 120123 Jiwa 118473
6 2

0,01348 425734,798
2019 121754 Jiwa 121102
6 5

0,01740 10722,5781
2020 123892 Jiwa 123789
8 6

0,02110
2021 126535 Jiwa 126535 0
9

Averag 0,02194 23847091,1


∑(Pt-Pi)2
e Kg 5 5

Perhitungan yang dilakukan dalam pemodelan proyeksi jumlah penduduk juga


dapat dihitung menggunakan metode bunga berbunga. Metode bunga berbunga ini
memiliki konsep yang menyerupai konsep bunga majemuk. Perhitungan dengan
model ini diperoleh hasil standar deviasi sebesar 15355,958359 dan nilai koefisien

29
r sebesar 0,022212. Berdasarkan nilai koefisien r didapatkan nilai proyeksi jumlah
penduduk pada tahun 2026 sebesar 175.924 jiwa dan pada tahun 2051 sebesar
244.590 jiwa.

Tabel 4 Hasil Perhitungan Standar Deviasi dengan Metode Bunga Berbunga


Jumlah
Standar
Tahun pendudu Satuan r Pt (Pt-Pi)2
deviasi
k

10385
2012 103857 Jiwa 0
7

0,03687 10616
2013 107687 Jiwa 2319935
8 4

0,02958 10852
2014 110873 Jiwa 5527325
6 2

0,01612 11093
2015 112661 Jiwa 2987856
7 3

0,02497 11339
2016 115475 Jiwa 4320225
8 7 1535,95835
0,02386 11591 9
2017 118231 Jiwa 5362734
7 6

0,01600 11849
2018 120123 Jiwa 2666865
3 0

0,01357 12112
2019 121754 Jiwa 399627,2
8 2

12381
2020 123892 Jiwa 0,01756 6369,342
3

0,02133 12656
2021 126535 Jiwa 745,4202
3 3

Averag 0,02194 ∑(Pt- 23847091,1


e Kg 5 Pi)2 5

Metode lain yang digunakan dalam perhitungan penentuan proyeksi jumlah


penduduk yaitu metode eksponensial. Pertambahan jumlah penduduk dengan
metode eksponensial pada suatu daerah dari tahun ke tahun mengalami

30
pertambahan secara sedikit-sedikit (Handiyatmo et al. 2010). Perhitungan dengan
metode ini diperoleh hasil standar deviasi sebesar 1544,250341 dan koefisien r
sebesar 0,021945. Perhitungan dengan menggunakan nilai koefisien r didapatkan
data proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2026 sebesar 175.861 jiwa dan tahun
2051 sebesar 244.415 jiwa.

Tabel 5 Hasil Perhitungan Standar Deviasi dengan Metode Eksponensial


Jumlah
Standar
Tahun pendudu Satuan r Pt (Pt-Pi)2
deviasi
k

10385
2012 103857 Jiwa 0
7

0,03621 10616
2013 107687 Jiwa 2327694
4 2

0,02915 10851
2014 110873 Jiwa 5551816
7 7

0,01599 11092
2015 112661 Jiwa 3015498
8 5

0,02467 11338
2016 115475 Jiwa 4365541
1 6 1544,25034
0,02358 11590 1
2017 118231 Jiwa 5427271
6 2

0,01587 11847
2018 120123 Jiwa 2722814
6 3

0,01348 12110
2019 121754 Jiwa 425734,8
6 2

0,01740 12378
2020 123892 Jiwa 10722,58
8 9

0,02110 12653
2021 126535 Jiwa 0
9 5

Averag 0,02194 ∑(Pt- 23847091,1


e Kg 5 Pi)2 5

31
Hasil proyeksi jumlah penduduk dari masing-masing metode ditunjukkan dalam
gambar diagram di bawah ini. Hasil proyeksi dari metode geometrik dan metode
eksposnensial memiliki hasil data yang sama dan hasil proyeksi jumlah penduduk
dengan metode aritmatika cenderung memiliki nilai paling kecil jika dibandingkan
dengan metode lainnya. Penentuan metode yang digunakan dalam proyeksi jumlah
penduduk ditentukan berdasarkan nilai standar deviasi dan nilai korelasi. Nilai
standar deviasi yang digunakan merupakan nilai standar deviasi yang terkecil
dengan nilai korelasi terbesar, dimana nilai standar deviasi dan nilai korelasi
memiliki hubungan berbanding terbalik. Standar deviasi sendiri menunjukkan
kualitas sampel dan penilaian mengenai rentang jarak nilai sentral dengan data
(Noperissa dan Waspodo 2018). Oleh karena itu, berdasarkan hasil perhitungan
standar deviasi metode aritmatika memiliki nilai terkecil, sehingga data hasil
perhitungan dengan metode aritmatika yang ditentukan untuk menjadi data
proyeksi jumlah penduduk pada perencanaan sistem pengolahan dan suplai air.

Diagram Jumlah Penduduk Model


300000

250000
Jumlah Penduduk

200000
Aritmatika
150000
Geometrik
100000
Bunga Berbunga
50000 Eksponensial
0
2022 2026 2031 2036 2041 2046 2051
Tahun

Gambar 10 Diagram Jumlah Penduduk Model Perancangan

Perhitungan Kebutuhan Air


Perencanaan sistem pengolahan dan suplai air bersih di Kota Mojosongo
membutuhkan data kebutuhan air pada daerah tersebut. Kebutuhan air pada suatu
daerah ditentukan oleh jumlah penduduk, luas wilayah, dan kegiatan yang
dilakukan pada wilayah tersebut. Kebutuhan air terdiri atas kebutuhan domestik dan
kebutuhan non domestik. Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih
yang dibutuhkan oleh setiap rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
(Masombe et al. 2015). Sedangkan, kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air
bersih di luar kebutuhan rumah tangga, seperti kebutuhan air di tempat perkantoran,
tempat ibadah, pasar, terminal, sekolah, dan juga rumah sakit. Kebutuhan air non
domestik juga dipengaruhi oleh rencana tata ruang dan wilayah pada suatu daerah
(Mawey et al. 2015).

32
Kebutuhan non domestik pada Kota Mojosongo mencakup beberapa kegiatan,
yaitu kegiatan persekolahan, perkantoran, transportasi, perdagangan, pelayanan
kesehatan, dan peribadahan. Perhitungan kebutuhan air bersih non domestik
didasarkan pada kriteria perencanaan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 1996. Berdasarkan ketetapan tersebut diperoleh hasil
analisa dan perhitungan kebutuhan total air bersih non domestik pada tahun 2036
sebesar 358221.29 L/hari dan pada tahun 2051 sebesar 440613.58 L/hari.
Kebutuhan air non domestik terbesar bersumber dari kegiatan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Data tersebut ditunjukkan pada hasil perhitungan kebutuhan air non
domestik dalam Tabel 6.

Tabel 6 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik Tahun 2036 dan 2051
Tahun 2036 Tahun 2051
Jumlah
Prasarana Lokasi Pemakaian Konsumsi Pemakaian K
(2021) Jumlah Jumlah
(L/Jiwa/hari) (L/hari) (L/Jiwa/hari) (L
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kantor K1 750 974,03 10 9740,31 1198,06 10 11
K2 635 824,68 10 8246,79 1014,36 10 10
K3 720 935,07 10 9350,70 1150,14 10 11
K4 655 850,65 10 8506,54 1046,31 10 10
K5 860 1116,89 10 11168,89 1373,78 10 13
Pasar PS 1,275 1,66 12000 19870,23 2,04 12000 24
Masjid M1 0,585 0,76 3000 2279,23 0,93 3000 28
M2 0,975 1,27 3000 3798,72 1,56 3000 46
Rumah
RS 1000 1298,71 200 259741,57 1597,42 200 31
sakit
Sekolah S1 340 441,56 10 4415,61 543,12 10 54
S2 690 896,11 10 8961,08 1102,22 10 11
S3 930 1207,80 10 12077,98 1485,60 10 14
Terminal T 4,9 6,36 10 63,64 7,83 10 78
Total 6587,74 8555,54 358221,29 10523,35 44

Kebutuhan air domestik yang berasal dari rumah tangga berdasarkan


pelayanannya dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU)
untuk melayani fasilitas kebutuhan umum (Makawimbang, Anastasya Feby;
Tanudjaja, Lambertus; Wuisan 2017). Perhitungan dan analisa kebutuhan air
domestik ditentukan berdasarkan kriteria dan perencanaan Direktur Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 1996 berdasarkan golongan dari kota
yang akan dirancang. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2036 dan 2051,
Kota Mojosongo termasuk ke dalam golongan kota sedang, sehingga perbadingan
SR dan HU yang digunakan yaitu 80:20. Persen pelayanan yang ditargetkan pada
tahun 2036 sebesar 90%, sedangkan pada tahun 2051 sebesar 95%. Perhitungan

33
konsumsi SR dan HU yang digunakan yaitu nilai tertinggi dari kriteria untuk
mencegah terjadinya kekurangan air, dimana nilainya adalah SR 120 L/jiwa/hari
dan HU 40 L/jiwa/hari. Pada Tabel 8 di bawah serta Tabel 11 ditunjukkan data
mengenai kebutuhan air domestik tahun 2036 dan 2051, dimana total kebutuhan air
domestik pada tahun 2036 dan 2051 yaitu 178.03 L/detik dan 231.14 L/detik. Total
kebutuhan air domestik bergantung pada jumlah penduduk dan juga persentase
pelayanan.

Tabel 7 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Domestik Tahun 2036 dan 2051
Tahun
No Deskripsi
2036 2051
1 Jumlah penduduk (jiwa) 164332 202129
2 % pelayanan 90 95
3 Penduduk terlayani (jiwa) 147899 192023
4 Sambungan rumah (SR)
Persen 80 80
Jiwa 118319 153618
5 Hidran umum (HU)
Persen 20 20
Jiwa 29580 38405
6 Konsumsi (L/jiwa/hari)
SR 120 120
HU 40 40
7 Kebutuhan air domestik (L/detik)
SR 164,33 213,36
HU 13,69 17,78
Total Kebutuhan air domestik
8 178,03 231,14
(L/detik)

Penentuan Konfigurasi Jaringan Pipa Distribusi dan Debit Node


Perancangan sistem suplai air bersih perlu ditentukan konfigurasi jaringan pipa
distribusi yang akan digunakan. Sistem pengaliran air bersih dapat menggunakan
cara gravitasi, cara pemompaan, dan cara gabungam, dimana penentuan metode
disesuaikan dengan kondisi topografi penerima air dan sumber airnya
(Makawimbang, Anastasya Feby; Tanudjaja, Lambertus; Wuisan 2017).
Sedangkan, pola sistem penyediaan yang dapat digunakan pada suatu sistem
distribusi air terbagi menjadi sistem bercabang dan loop (Masombe et al. 2015), di
mana sistem bercabang memiliki titik akhir dan sistem loop tidak terdapat titik akhir
karena jaringan saling terhubung. Sistem pengairan yang digunakan pada
perencanaan di Kota Mojosongo yaitu metode gravitasi dengan mempertimbangkan
elevasi tiap wilayah, sedangkan sistem yang digunakan adalah sistem loop.

34
Selain penentuan jaringan pipa disribusi air bersih juga dilakukan penentuan
letak node, serta debit pada setiap node. Perencanaan penetapan node pada Kota
Mojosongo ditunjukkan pada gambar di bawah, dimana node yang akan digunakan
sebanyak 29 node dengan pembagian cakupan dan debit seperti yang telah
dijabarkan dalam Tabel 11 pada lampiran. Penetuan peletakan node
mempertimbangkan elevasi, kepadatan penduduk atau jenis aktiviras, dan jumlah
kebutuhan air. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pembebanan debit
yang berlebihan pada salah satu node. Pada perhitungan debit tiap node
mempertimbangkan nilai kehilangan air dan jumlah kebutuhan air pada tiap node
berdasarkan cakupan wilayah. Selain perhitungan debit total tiap node, perhitungan
debit harian maksimum dan juga jam puncak perlu diperkirakan untuk mencegah
terjadinya kekurangan suplai air pada suatu waktu karena penggunaan air serentak
oleh konsumen. Faktor harian maksimum dan faktor jam puncak yang digunakan
yaitu 1.25 dan 2, sehingga debit tertinggi berada pada node l sebesar 44.89 L/detik.

Gambar 11 Peta Penentuan Node dan Cakupan Wilayah Tiap Node

Perhitungan Debit Aliran dengan Metode Hardy-Cross


Debit aliran pada suatu sistem pengolahan dan suplai air bersih tidak dapat
dilakukan dengan cara biasa. Perhitungan debit harus dilakukan menggunakan
metode Hardy-Cross, dimana metode ini mempertimbangkan syarat kontinuitas
pada sistem perpipaan distribusi dan kehilangan tekanan (head loss) pada masing-
masing node. Metode Hardy-Cross melakukan penyelesaian dengan cara iterasi
matematik, iterasi dilakukan hingga koreksi debit mencapai 10-5 Kecepatan aliran
dalam pipa dari hasil perhitungan hasus memenuhi kecepatan ijin yaitu 0,6 – 3
m/detik. Hal ini ditentukan untuk mencegah terjadinya sedimentasi dan pengikisan,
serta ketinggian kehilangan tekanan (Ramadhan 2014).

35
Perhitungan besarnya debit aliran pada sistem dipengaruhi oleh panjang pipa,
diameter pipa, elevasi node, dan juga kebutuhan air pada tiap node. Data kebutuhan
air tiap node dan juga elevasi ditunjukkan pada Tabel 8. Diketahui bahwa elevasi
tertinggi pada wilayah Mojosongo berada di node b dengan elevasi sebesar 412,5
m. Diameter yang digunakan dalam perhitungan berkisar 100 – 550 mm, dimana
550 untuk daerah yang membutuhkan air cukup besar dan 100 pada daerah dengan
kebutuhan air kecil. Hal ini disesuikan juga dengan kecepatan ijin yang ditetapkan,
sehingga kecepatan aliran dalam suatu pipa memenuhi syarat batas kecepatan.

Tabel 8 Data elevasi dan debit pada masing-masing node


Node Elevasi Qjp (L/dt) Q (m^3/dt)
a 412 27,6469892 0,027646989
b 412,5 37,1090559 0,037109056
c 407 27,5349674 0,027534967
d 404 33,0076599 0,03300766
e 398 37,754788 0,037754788
f 391,25 24,3004272 0,024300427
g 389,5 0 0
h 396 0 0
i 396,5 27,1848681 0,027184868
j 402,5 0 0
k 404,5 0 0
l 403,3 44,8904175 0,044890418
m 402,5 39,829243 0,039829243
n 403 31,2472514 0,031247251
o 398,5 26,406128 0,026406128
p 395 37,8487834 0,037848783
q 394,5 33,8878642 0,033887864
r 389 0 0
s 390,5 30,1469961 0,030146996
t 388,25 23,9855662 0,023985566
u 386,5 0 0
v 386 37,9841291 0,037984129
w 387,3 0 0
x 395,5 0 0
y 400 42,6899069 0,042689907
z 400,5 0 0
z1 395,3 25,3058726 0,025305873
z2 395,3 25,457753 0,025457753
z3 386,25 0 0

36
Penentuan debit aliran dengan metode Hardy-Cross merupakan salah satu tahap
penentuan ketepatan dalam perencanaan jaringan sistem pengolahan dan suplai air
bersih. Pada perhitungan ini diperoleh nilai Qkoreksi seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 12-Tabel 18 pada lampiran, dimana nilai tersebut dilakukan melalui proses
iterasi. Perhitungan ini mampu memenuhi ketentuan nilai ∆𝑄𝑘 , dimana setiap loop
mencapai 10-5 yaitu terdapat pada perhitungan iterasi yang ke-7. Nilai ∆𝑄𝑘 pada
loop 1 sebesar -6,921x10-5, loop 2 sebesar -4,373x10-5, loop 3 sebesar -3,703x10-5,
dan loop 4 sebesar -1,487x10-5 Nilai koreksi dibutuhkan untuk meningkatkan
keakuratan nilai perkiraan debit yang mendekati kondisi sebenarnya. Nilai debit
koreksi dipengaruhi oleh dimensi dari pipa yang digunakan, namun karakteristik
pipa juga memilki pengaruh pada nilai head loss dan kecepatan aliran pada suatu
aliran. Semakin besar diameter pipa maka akan semakin keci nilai kecepatan
alirannya, serta semakin panjang pipa maka semakin besar nilai head loss yang
terjadi.

Perhitungan Sisa Tekan dan Tinggi Resevoir


Nilai sisa tekan pada suatu node harus memenuhi ketetapan yaitu ≥15m, dimana
nilai sisa tekan ini menjadi dasar penentuan ketinggian suatu reservoir. Nilai sisa
tekan sendiri dipengaruhi oleh besarnya nilai head loss dan elevasi dari masing-
m)asing node. Nilai sisa tekan dibutuhkan untuk mempertahankan besarnya
tekanan pada pipa agar air bersih tetap dapat dialirkan hingga menuju ke daerah
pelayanan terakhir. Nilai sisa tekan dan ketinggian reservoir juga berkaitan erat,
dimana ketinggian reservoir akan mempengaruhi besarnya nilai sisa tekan yang
dihasilkan. Sehingga ketinggian reservoir pada suatu sistem perlu dirancang untuk
memenuhi nilai sisa tekan minimum pada setiap nodenya.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh perkiraan nilai elevasi reservoir pada
kota Mojosongo berada pada ketinggian 458,485 m ≈459 m. Pada ketinggian ini
akan dibangun reservoir untuk menampung air bersih yang akan didistribusikan ke
daerah pelayanan. Perhitungan nilai sisa tekan pada masing-masing node
ditunjukkan dalam Tabel 20 pada lampiran. Nilai sisa tekan terbesar berada pada
node f dengan nilai sebesar 41,489 m. Sedangkan, nilai terkecilnya berada pada
node z2 dengan nilai sisa tekan minimum, yaitu 15 m. Nilai terkecil sisa tekan sudah
memebuhi batas minimal sisa tekan yang harus terdapat pada setiap node yaitu 15
m.

Perhitungan Kapasitas Reservoir Distribusi Konfigurasi Jaringan Pipa


Transmisi
Kapasitas suatu reservoir distribusi yang akan dibangun harus mampu
memenuhi kebutuhan suplai dan pemakaian pada setiap jam. Reservoir harus
mampu mengalirkan air secara terus menerus pada saat kebutuhan mencapai
maksimum dan mampu menampung kelebihan air pada saat kebutuhan air
minimum di daerah pelayanan. Pada gambar 12 ditunjukkan jumlah volume

37
pemakaian dan suplai air dalam 1 hari, sedangkan pada gambar 13 ditunjukkan nilai
selisih volume kumulatif suplai dan pemakaian, dimana kelebihan air berada pada
jam 4 dan kekurangan air pada jam 19. Berdasarkan proses analisa perhitungan
selisih volume kumulatif pemakaian dan suplai yang ditunjukkan pada lampiran
Tabel 20 diperoleh besar kapasitas reservoir yang harus dirancangkan yaitu sebesar
6567,23 m3. Jumlah reservoir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
berjumlah 46 buah. Karakteristik dari dimensi reservoir distribusi yang dirancang
berdasarkan perhitungan yaitu memiliki tinggi 4,5 m, tinggi jagaan 0,5 m, dan lebar
(diameter) 43,1171 m. Jenis reservoir yang digunakan adalah ground reservoir,
sehingga dengan karakteristik lebar yang besar masih memenuhi syarat keamanan.

Grafik waktu terhadap volume kumulatif suplai dan


pemakaian
35000
Kumulatif suplai/pemakaian (m^3)

30000

25000

20000

15000 Kumulatif suplai (m^3)

10000 Kumulatif pemakaian (m^3)

5000

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu

Gambar 12 Grafik waktu terhadap volume kumulatif suplai dan pemakaian

Grafik selisih volume kumulatif suplai dan pemakaian


5000,00
Selisih volume kumulatif (m^3)

4000,00
3000,00
2000,00
1000,00 Selisih volume kumulatif
0,00 (m^3)
0 5 10 15 20 25 30
-1000,00
-2000,00
-3000,00
Waktu

Gambar 13 Grafik selisih volume kumulatif suplai dan pemakaian

38
Pada proses penyaluran air baku dari sumber menuju ke unit pengolahan dan
kemudian dialirkan ke dalam reservoir membutuhkan jaringan pipa transmisi.
Jaringan pipa tranmisi berfungsi sebagai media penyalur air baku dari sumber ke
IPAM dan air bersih dari IPAM menuju ke reservoir. Jaringan pipa transmisi pada
kota Mojosongo ditunjukkan dalam gambar 14 dan 15, dimana gambar 14
menunjukkan pipa transmisi air baku dan gambar 15 menunjukkan pipa transmisi
air bersih. Node yang dirancangkan pada jaringan transmisi air baku berjumlah 10,
sedangkan pada transmisi air bersih berjumlah 12, serta node dari reservoir ke node
daerah pelayanan pertama berjumlah 16. Perancangan letak IPAM pada sistem
pengolahan dan suplai air bersih berada pada elevasi 498 m, sedangkan reservoir
berada pada elevasi 460 m.

Gambar 14 Peta jaringan pipa transmisi air baku dari sumber ke IPAM

Gambar 15 Peta jaringan transmisi air bersih dari IPAM ke reservoir distribusi

39
Berdasarkan penentuan titik lokasi node pada jalur pipa transmisi diperoleh data
kehilangan tekanan, rancangan diameter pipa, dan kemiringan pipa seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 21 di lampiran. Diameter pipa yang digunakan yaitu
diameter 600 untuk jalur pipa transmisi dari sumber hingga reservoir dan diamater
550 pada jalur pipa distribusi dari reservoir hingga node awal dari sistem perpipaan
distribusi di daerah pelayanan. Kehilangan tekanan terbesar terdapat pada node 7
ke 8 sebesar 0,0861 m, sedangkan yang terkecil yaitu 0,0197 m pada node 17 ke
18. Data kemiringan pipa yang diperoleh menunjukkan nilai sebesar 0,0031 dan
0,0048.
Selain itu, pada pipa transmisi juga perlu dirancang sisa tekan pada pipa
transmisi agar aliran dapat terus mengalir hingga ke daerah pelayanan. Nilai
besaran sisa tekan pada masing-masing jalur pipa ditunjukkan dalam Tabel 22 pada
lampiran. Berdasarkan data diketahui bahwa daerah sumber air baku berada pada
elevasi yang lebih rendah pada salah satu daerah yang dilalui sistem perpipaan air
bersih. Oleh karena itu, untuk menaikkan air dari sumber perlu ditambah pompa
agar sisa tekan dapat tetap terjaga hingga di akhir daerah pelayanan. Besar head
pompa yang dihasilkan dari proses pemompaan air yaitu sebesar 31,351 m.

Penanaman Pipa
Perancangan sistem suplai air bersih dari sumber hingga ke daerah pelayanan
tidak hanya merancang dimensi pipa yang akan digunakan, tetapi juga merancang
kedalaman galian untuk penanaman pipa. Kedalaman galian harus memenuhi syarat
kedalaman galian berdasarkan diameter pipa dan juga kondisi tanah. Pada sistem
suplai air bersih di Kota Mojosongo terdapat 7 jalur pipa dari sumber ke daerah
pelayanan terakhir. Pada perancangan pipa selain kedalam galian pipa dilakukan
penentuan nilai elevasi dasar pipa, elevasi muka air, HGL, dan EGL. Data-data hasil
perhitungan dari perancangan pipa ditunjukkan dalam lampiran pada Tabel 23.
Pada perancangan pipa distribusi dan suplai digunakan pipa PVC dengan
bentuk galian seperti gambar. Bentuk galian dengan penampang persegi panjang
memiliki kemudahan dalam pembuatannya dan menggunakan lahan yang sedikit.
Bentuk galian dapat ditunjukkan pada gambar 16. Jarak dari galian terluar ke sisi
terluar pipa sebesar 125 mm, lebar galian sebesar 650 mm, dan kedalaman galian
sebesar 1,2 m. Dirancangkan bahwa pipa ditanam pada daerah tanah yang stabil dan
dibawah permukaan jalan besar dengan perkerasan.

40
Gambar 16 Bentuk galian pipa

Uraian Pelaksanaan Perancangan


Pada proses perancangan sistem suplai air dimulai dari proses penentuan
proyeksi jumlah penduduk pada Kota Mojosongo yang berfungsi untuk
memperkirakan jumlah penduduk pada tahun perancangan yaitu tahun 2036 dan
2051. Penentuan proyeksi jumlah penduduk menggunakan empat metode yaitu
metode aritmatika, metode geometrik, metode bunga berbunga, dan metode
eksponensial, dimana metode yang digunakan sebagai data lanjutan perancangan
adalah metode aritmatika karena memiliki standar deviasi terkecil. Selanjutnya,
dilakukan proses perhitungan kebutuhan air yang terbagi menjadi kebutuhan
domestik dan kebutuhan non domestik pada setiap daerah pelayanan. Kebutuhan
domestik dan kebutuhan non domestik akan disuplai oleh node-node yang dipasang
pada beberapa titik, dimana fungsi node salah satunya untuk membelokkan dan
membagi air. Berdasarkan kebutuhan air tiap daerah pelayanan tersebut kemudian
ditentukan nilai Qhm dan Qjp yang akan digunakan sebagai dasar distribusi air di
setiap sistem perpipaan transmisi maupun distribusi.
Sistem pembagian debit aliran pada sistem jaringan pipa distribusi air bersih
digunakan sistem loop dengan perhitungan Hardy cross, dimana dasar debit yang
digunakan yaitu debit harian maksimum. Pada tahap perhitungan data disini sering
terjadi kegagalan berulang akibat data jumlah debit pada setiap loop tidak tercapai
prinsip kontinuitasnya. Kontinuitas yang tidak tercapai mengakibatkan kesalahan
dalam proses perhitungan nilai ∆Qk , dimana nilainya tidak bisa mencapai minimal
10-5 dan sempat dalam perhitungan terjadi peningkatan nilai ∆Qk secara terus
menerus. Selain itu, pada penentuan dimensi pipa yang tidak tepat pun akan
berpengaruh pada nilai ∆Qk, sehingga perlu dilakukan perubahan-perubahan nilai
dimensi untuk menyesuaikan nilai ∆Qk dan juga syarat kecepatan aliran dalam pipa
harus berada pada rentang 0,6-3 m/s. Ketidaktercapaian nilai ∆Qk pada perhitungan
ini juga disebabkan dengan adanya kesalahan pemberian tanda dan juga
penggunaan data debit selanjutnya dari hasil iterasi sebelumnya pada pipa yang

41
berhimpit, dimana seharusnya digunakan data terakhir hasil iterasi sebelumnya.
Nilai ∆Qk yang tidak sesuai juga terjadi karena adanya kesalahan dalam pembuatan
jalur arah aliran air sehingga dalam perhitungan hasil debit koreksi berubah arah
alirannya, serta menyebabkan tidak bisa hanya terdiri satu titik akhir aliran air.
Hasil data debit pada masing-masing jalur pipa, kemudian dilakukan perhitungan
nilai kecepatan aliran, head loss, dan sisa tekan, serta elevasi dari reservoir yang
akan dirancang.
Setelah proses perancangan pada sistem distribusi dilanjutkan perancangan
kapasitas reservoir dan dimensinya, dimana data ini berdasarkan nilai data selisih
volume suplai dan pemakaian dengan dasar data debit jam puncak. Perancangan
selanjutnya adalah perancangan pada sistem transmisi dimana sistem pipa yang
digunakan yaitu branching. Pada tahap ini ditentukan titik sumber, dan juga titik
IPAM dengan memperhatikan jarak dari sumber air. Data debit yang dijadikan
dasar debit air yang mengalir juga debit jam puncak. Pada tahap ini juga dilakukan
perhitungan diameter pipa, kecepatan aliran dalam pipa, head loss, dan sisa tekan.
Tahap terakhir perancangan yaitu perencanaan penanaman pipa. Pada tahap ini
juga perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian nilai kemiringan pipa untuk
mencapai kedalaman galian yang sesuai syarat. Selain itu, kesalahan dapat terjadi
pada perhitungan elevasi dasar pipa dan elevasi muka air, dimana kesalahan terjadi
pada perubahan diameter pipa. Pada perubahan diameter pipa perlu dilakukan
penyesuaiaan dengan penambahan maupun pengurangan selisih diameter pipanya.
Perencanaan penanaman pipa ini dilakukan pada setiap jalur pipa dari sumber
hingga ke daerah pelayanan terakhir. Jalur pipa yang terdapat pada perencanaan ini
yaitu tujuh jalur pipa.

Simpulan
Pendistribusian air bersih dari sumber menuju ke daerah pelayanan
membutuhkan sistem pipa transmisi dan distribusi. Perancangan kapasitas
reservoir, diameter pipa, dan juga debit aliran pada setiap jalur pipa didasarkan pada
besarnya kebutuhan air pada jam puncak dan harian maksimum. Kebutuhan air
diproyeksikan dengan menggunakan metode aritmatika. Perancangan debit aliran
pada pipa distribusi menggunakan sistem looping dengan perhitungan hardy cross,
dimana pada perancangan terdapat 4 loop dengan 29 node dan dua titik akhir suplai
air bersih. Diameter yang digunakan berada pada kisaran 0,1-0,55 m pada perpipaan
distribusi. Sedangkan, pada perpipaan transmisi digunakan pipa berdiameter 0,6-
0,55 m. Kecepatan aliran air pada pipa berkisar 0,6-3 m/detik. Kapasitas reservoir
yang dirancang memiliki kapasitas 6567,23 m3 dan bentuk galian berpenampang
persegi panjang.

42
Daftar Pustaka
Admadhani DN, Haji ATS, Susanawati LD. 2014. Analisis ketersediaan dan
kebutuhan air untuk daya dukung lingkungan (studi kasus Kota Malang).
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 1(3):13-20.
Afriyanda R, Mulki GZ, Fitriani MI. 2018. Analisis Kebutuhan Air Bersih
Domestik Di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas. J
Untan. 1.
Bunganaen W. 2005. Analisis Efisiensi dan Kehilangan Air pada Jaringan Utama
Daerah Irigasi Air Sagu.
Chaddir M, Eveline M. 2015. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa
Taratara Kecamatan Tomohon Barat. Tekno. 13(64):39–40.
Fauzi M, Sandhyavitri A. 2015. Kajian Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Baku
Dengan Pemodelan Ihacres Di Daerah Aliran Sungai Tapung Kiri. J Fskultas
Tek. 2(1):1–12.
Handiyatmo D, Sahara I, Rangkuti H. 2010. Pedoman Penghitungan Proyeksi
Penduduk dan Angkatan Kerja.
Hindun H (Hindun). 2015. Perencanaan Strategis Dan Prilaku Manajerial Lembaga-
lembaga Pendidikan. Al-Fikrah J Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin. 6(1):56645.
Kodoatie R. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Krisnayanti DS, Udiana IM, Benu HJ. 2013. Studi Perencanaan Pengembangan
Penyediaan Air Bersih Di Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. J
Tek Sipil. II(1):71–86.
Kurniawan A, Priyanto A, Suripin, Salmun. 2014. Perencanaan sistem penyediaan
air bersih PDAM Kota Salatiga. J Sipil Statik. 3(4):985–994.
Makawimbang, Anastasya Feby; Tanudjaja, Lambertus; Wuisan EM. 2017.
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Soyowan Kecamatan
Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Sipil Statik. 5(1):31–40.
Masombe N, Binilang A, Halim F. 2015. Perencanaan Sistem Pelayanan Air Bersih
Di Kelurahan Bonkawir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. J Sipil
Statik. 3(11):775–786.
Mawey BFP, Mangangka IR, Kawet L. 2015. Perencanaan Pengembangan Sistem
Jaringan Air Bersih Di Kelurahan Woloan Tiga Kota Tomohon. J Sipil Statik.
3(4):268–280.
Naway R, Halim F, Jasin MI, Kawet L. 2013. Pengembangan Sistim Pelayanan Air
Bersih. J Sipil Statik. 1(6):444–451.
Noperissa V, Waspodo RSB. 2018. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air
Domestik Menggunakan Metode Regresi di Kota Bogor. J Tek Sipil dan
Lingkung. 3(3):121–132. doi:10.29244/jsil.3.3.121-132.
Prasasti RA, Samudro G. 2018. Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Pdam Tirta
Moedal Kota Semarang Wilayah Studi Dma Tejosari Dan Mega Bukit Mas. J

43
Presipitasi Media Komun dan Pengemb Tek Lingkung. 15(2):106.
doi:10.14710/presipitasi.v15i2.106-113.
Rahmi L. 2017. Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kondisi
Ketenagakerjaan Di Kota Sawahlunto Sumatera Barat. J Proyeksi Pendud.
2(1):1–9.
Ramadhan A. 2014. Analisis Hidrolika Sistem Jaringan Distribusi Air Minum di
Komplek Perumahan P.T. Pusri Palembang Menggunakan EPANET 2.0. J Tek
Sipil dan Lingkung. 2(2):525–531.
Syahputra B. 2012. Penentuan Faktor Jam Puncak Dan Harian Maksimum
Terhadap Pola Pemakaian Air Domestik Di Kecamatan Kalasan, Sleman,
Yogyakarta. J Lingkung Sultan Agung. 1(1):1–15.
Tambingon DP, Hendratta LA, Sumarauw JSF. 2016. Perencanaan Pengembangan
Sistem Distribusi Air bersih Di Desa Pakuure Tinanian. J Sipil Statik.
4(9):541–550.

DAFTAR NOTASI

Pt = jumlah penduduk pada tahun perencanaan (jiwa)


Pi = jumlah penduduk pada saat ini (jiwa)
tf = tahun perencanaan
ti = tahun saat ini
Ka = konstantan aritmatika
r = angka pertumbuhan
n = tahun (tf – ti)
Kg = Konstanta Geometrik
Kt = perbedaan waktu (tf –ti)
Qhm = debit harian maksimum (L/detik)
fm = faktor harian maksimum
Qr = debit rata-rata atau total kebutuhan air (L/detik)
Qjp = debit jam puncak (L/detik)
Fjp = faktor jam puncak
Jt = satuan non domestik tahun perencanaan (jiwa, tempat tidur, dan lain-lain)
Ji = satuan non domestik tahun saat ini (jiwa, tempat tidur, dan lain-lain)
L = panjang pipa (m)11500 menyatakan skala peta
Qi = debit aliran influen di dalam pipa I pada node (junction) j (L/detik)
qi = debit aliran efluen dari node j (L/detik)
i = debit aliran influen di dalam pipa i pada node (junction) j (L/detik)
fi, = koefisien resistensi permukaan
Li = panjang pipa (m)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
Di = diameter pipa (mm)

44
ZR = elevasi reservoir (m)
HL = headloss (m)
Znode = elevasi node (m)
D = Diameter pipa (mm)
Di = Diameter pipa (m)
EDS = Elevasi dasar saluran (m)
EDS(US) = Elevasi dasar saluran up stream (m)
EDS(DS) = Elevasi dasar saluran down stream (m)
EMA (US) = Elevasi muka air up stream (m)
EMA (DS) = Elevasi muka air down stream (m)
ET = Elevasi tanah (m)
ET (US) = Elevasi tanah up stream (m)
ET (DS) = Elevasi tanah down stream (m)
KG (US) = Kedalaman galian up stream (m)
KG (DS) = Kedalaman galian down stream (m)

LAMPIRAN

Tabel 9 Hasil Perhitungan Jumlah Penduduk Kota Mojosongo Tahun 2021


Fungsi Detail Luas Kepadatan
Kode Jumlah Penduduk
Lahan Kode Area Penduduk
A1 7,9 500 3950
A2 1,6 500 800
A3 2,7 500 1350
A4 0,9 500 450
A5 1,3 500 650
A
A6 3,9 500 1950
Pemukiman A7 1,5 500 750
A8 1 500 500
A9 3,7 500 1850
A10 8 500 4000
B1 8,8 500 4400
B B2 1,4 500 700
B3 1,3 500 650

45
B4 1,8 500 900
B5 1,7 500 850
B6 14,6 500 7300
B7 3,1 500 1550
B8 6,7 500 3350
B9 1,1 500 550
B10 1,2 500 600
B11 19,4 500 9700
B12 12 500 6000
B13 14,2 500 7100
B14 4,6 500 2300
C1 7,9 400 3160
C2 10,3 400 4120
C3 4,8 450 2160
C4 4,7 400 1880
C5 7,7 400 3080
C6 4,6 400 1840
C C7 3,5 400 1400
C8 2,5 400 1000
C9 3,8 400 1520
C10 2 400 800
C11 2,1 400 840
C12 2,1 450 945
C13 2,5 400 1000
D1 20,4 450 9180
D2 12,5 450 5625
D3 13,6 450 6120
D4 5,6 450 2520
D5 8,7 450 3915
D6 8,5 450 3825
D D7 4,9 450 2205
D8 2,7 450 1215
D9 3,3 450 1485
D10 5 450 2250
D11 2,3 450 1035
D12 1,2 450 540
D13 1,5 450 675
JUMLAH PENDUDUK KOTA MOJOSONGO 126535

Tabel 10 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Domestik Tiap Wilayah Perumahan

46
Tahun 2036 Tahun 2051
Luas
Penduduk Q Penduduk Q
No Lokasi wilayah % %
terlayani domestik terlayani domestik
(Ha) pelayanan pelayanan
(jiwa) (L/detik) (jiwa) (L/detik)
1 2 3 4 5 6 7 8 6
1 A1 7,9 4278 2,60 5,15 5555 2,75 6,69
2 A2 1,6 866 0,53 1,04 1125 0,56 1,35
3 A3 2,7 1462 0,89 1,76 1898 0,94 2,29
4 A4 0,9 487 0,30 0,59 633 0,31 0,76
5 A5 1,3 704 0,43 0,85 914 0,45 1,10
6 A6 3,9 2112 1,29 2,54 2742 1,36 3,30
7 A7 1,5 812 0,49 0,98 1055 0,52 1,27
8 A8 1 542 0,33 0,65 703 0,35 0,85
9 A9 3,7 2004 1,22 2,41 2602 1,29 3,13
10 A10 8 4332 2,64 5,21 5625 2,78 6,77
11 B1 8,8 4766 2,90 5,74 6187 3,06 7,45
12 B2 1,4 758 0,46 0,91 984 0,49 1,18
13 B3 1,3 704 0,43 0,85 914 0,45 1,10
14 B4 1,8 975 0,59 1,17 1266 0,63 1,52
15 B5 1,7 921 0,56 1,11 1195 0,59 1,44
16 B6 14,6 7907 4,81 9,52 10266 5,08 12,36
17 B7 3,1 1679 1,02 2,02 2180 1,08 2,62
18 B8 6,7 3628 2,21 4,37 4711 2,33 5,67
19 B9 1,1 596 0,36 0,72 773 0,38 0,93
20 B10 1,2 650 0,40 0,78 844 0,42 1,02
21 B11 19,4 10506 6,39 12,65 13641 6,75 16,42
22 B12 12 6499 3,95 7,82 8437 4,17 10,16
23 B13 14,2 7690 4,68 9,26 9984 4,94 12,02
24 B14 4,6 2491 1,52 3,00 3234 1,60 3,89
25 C1 7,9 4278 2,60 5,15 5555 2,75 6,69
26 C2 10,3 5578 3,39 6,71 7242 3,58 8,72
27 C3 4,8 2599 1,58 3,13 3375 1,67 4,06
28 C4 4,7 2545 1,55 3,06 3305 1,63 3,98
29 C5 7,7 4170 2,54 5,02 5414 2,68 6,52
30 C6 4,6 2491 1,52 3,00 3234 1,60 3,89
31 C7 3,5 1895 1,15 2,28 2461 1,22 2,96
32 C8 2,5 1354 0,82 1,63 1758 0,87 2,12
33 C9 3,8 2058 1,25 2,48 2672 1,32 3,22
34 C10 2 1083 0,66 1,30 1406 0,70 1,69
35 C11 2,1 1137 0,69 1,37 1477 0,73 1,78
36 C12 2,1 1137 0,69 1,37 1477 0,73 1,78

47
37 C13 2,5 1354 0,82 1,63 1758 0,87 2,12
38 D1 20,4 11048 6,72 13,30 14344 7,10 17,27
39 D2 12,5 6769 4,12 8,15 8789 4,35 10,58
40 D3 13,6 7365 4,48 8,87 9562 4,73 11,51
41 D4 5,6 3033 1,85 3,65 3937 1,95 4,74
42 D5 8,7 4712 2,87 5,67 6117 3,03 7,36
43 D6 8,5 4603 2,80 5,54 5977 2,96 7,19
44 D7 4,9 2654 1,61 3,19 3445 1,70 4,15
45 D8 2,7 1462 0,89 1,76 1898 0,94 2,29
46 D9 3,3 1787 1,09 2,15 2320 1,15 2,79
47 D10 5 2708 1,65 3,26 3516 1,74 4,23
48 D11 2,3 1246 0,76 1,50 1617 0,80 1,95
49 D12 1,2 650 0,40 0,78 844 0,42 1,02
50 D13 1,5 812 0,49 0,98 1055 0,52 1,27
Total 273,1 147899 90 178,03 192023 95 231,14

Tabel 11 Penentuan Daerah Pelayanan Berdasarkan Perencanaan Node


Q Dom Total Q harian Q jam
+ Q Kehilangan kebutuhan maksimum, puncak,
No Node Daerah pelayanan
Non air (%) air, Qr Qhm Qjp
Dom (L/detik) (L/detik) (L/detik)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 a M2,B14, C1 10,63 30,00 13,82 17,28 27,65
2 b K1, A1, B1 14,27 30,00 18,55 23,19 37,11
3 c K2, A2, A3, A10, S1 10,59 30,00 13,77 17,21 27,53
4 d A4, A5, C13, C2 12,70 30,00 16,50 20,63 33,01
5 e K3, C5, C6, C4 14,52 30,00 18,88 23,60 37,75
K4, A6, A7, C8, A8,
6 f 9,35 30,00 12,15 15,19 24,30
C10
7 g - 30,00 0,00 0,00 0,00
8 h - 30,00 0,00 0,00 0,00
9 i C3,C7, A9, S2, S3 10,46 30,00 13,59 16,99 27,18
10 j - 30,00 0,00 0,00 0,00
11 k - 30,00 0,00 0,00 0,00
12 l D1 17,27 30,00 22,45 28,06 44,89
13 m D2, D4 15,32 30,00 19,91 24,89 39,83
14 n B13 12,02 30,00 15,62 19,53 31,25
15 o B12 10,16 30,00 13,20 16,50 26,41
16 p D5, D6 14,56 30,00 18,92 23,66 37,85
17 q D3, B4 13,03 30,00 16,94 21,18 33,89

48
18 r - 30,00 0,00 0,00 0,00
19 s B2, B3, D10, D8, D9 11,59 30,00 15,07 18,84 30,15
D11, C11, D12,
20 t 9,23 30,00 11,99 14,99 23,99
D13, C9
21 u - 30,00 0,00 0,00 0,00
C12, K5, PS, T, M1,
22 v 14,61 30,00 18,99 23,74 37,98
B6
23 w - 30,00 0,00 0,00 0,00
24 x - 30,00 0,00 0,00 0,00
25 y B11 16,42 30,00 21,34 26,68 42,69
26 z - 30,00 0,00 0,00 0,00
27 z1 B5, B7, B8 9,73 30,00 12,65 15,82 25,31
28 z2 RS, D7, B10, B9 9,79 30,00 12,73 15,91 25,46
29 z3 - 30,00 0,00 0,00 0,00
Total 236,24 383,89 614,22

49
Tabel 12 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 1
Nomor node Qi koreksi
Li (m) Di (m) Qi (m^3/det) Ki (detik^2/m^5) KiQiǀQiǀ (m) 2KiǀQiǀ
Loop Dari Ke (m^3/detik)
2 3 4 5 6 7 8 9 10
-
a b 185,77 0,4 30,010075 -0,982458 10,859769 -0,186840
0,180935381
-
b c 334,43 0,35 105,331067 -2,178880 30,298761 -0,149731
0,143826326
-
c d 278,67 0,3 189,703619 -2,565491 44,121783 -0,122196
0,116291358
-
d e 371,587 0,3 252,956479 -1,754550 42,134302 -0,089188
0,083283698
1 e f 371,6 0,25 -0,04552891 629,458460 -1,304793 57,317115 -0,051433
-
f g 520,157 0,2 2688,908183 -1,211752 114,162883 -0,027133
0,021228483
h g 445,894 0,1 0,014152 73760,330311 14,773325 2087,759889 0,008248
i h 148,616 0,1 0,014152 24584,303389 4,923946 695,849955 0,008248
j i 371,587 0,25 0,086192983 629,436665 4,676230 108,506047 0,080289
k j 297,237 0,5 0,4056363 15,734221 2,588921 12,764743 0,399732
a k 371,614 0,55 0,4056363 12,214353 2,009760 9,909170 0,399732
Total 102898,386822 18,974258 3213,684417 0,269730
∆Qk -0,005904
g t 297,233 0,2 -0,035381 1536,523853 -1,923423 108,726902 -0,034046
t u 352,966 0,15 -0,011395 7688,968921 -0,998424 175,235273 -0,010061
2
u v 371,539 0,15 -0,026589 8093,559347 -5,721896 430,397525 -0,025254
w v 185,774 0,15 -0,036772 4046,875095 -5,472101 297,623314 -0,035438

50
r w 297,236 0,15 0,036772 6474,947517 8,755290 476,193431 0,038106
s r 315,833 0,15 0,014709 6880,071020 1,488494 202,395131 0,016043
i s 557,34 0,2 0,044856 2881,123706 5,796942 258,470176 0,046190
i h 148,616 0,1 -0,008248 24584,303389 -1,672505 405,548326 -0,006914
h g 445,894 0,1 -0,008248 73760,330311 -5,018019 1216,767382 -0,006914
Total 135946,703158 -4,765640 3571,357459 -0,018287
∆Qk 0,001334
j l 427,27 0,45 0,3194433 38,302885 3,908581 24,471201 0,308316
l m 408,697 0,4 0,2745529 66,022716 4,976746 36,253456 0,263426
m n 297,231 0,4 0,2347237 48,015970 2,645449 22,540968 0,223596
n o 464,44 0,35 0,2034764 146,278789 6,056329 59,528563 0,192349
o p 334,48 0,3 0,0937998 227,696287 2,003365 42,715752 0,082673
p q 371,56 0,25 0,0559511 629,391077 1,970322 70,430195 0,044824
3
q r 278,718 0,1 0,0220632 46105,992343 22,443686 2034,490995 0,010936
s r 315,833 0,15 -0,016043 6880,071020 -1,770823 220,756744 -0,027171
i s 557,34 0,2 -0,046190 2881,123706 -6,146977 266,159352 -0,057318
j i 371,587 0,25 -0,080289 629,436665 -4,057530 101,073399 -0,091416
Total 57652,331459 32,029149 2878,420624 0,950215
∆Qk -0,011127
o x 371,551 0,3 0,0832704 252,931745 1,753820 42,123471 0,087208
x y 297,265 0,25 0,0832704 503,541383 3,491538 83,860216 0,087208
y z 334,385 0,2 0,0405805 1728,575982 2,846583 140,293040 0,044518
4
z z1 278,702 0,2 0,0405805 1440,729167 2,372562 116,931090 0,044518
z1 z2 167,192 0,15 0,0152747 3642,098408 0,849756 111,263570 0,019212
z3 z2 74,8568 0,1 -0,0101831 12382,910906 -1,284053 252,192869 -0,006246

51
w z3 390,117 0,1 -0,0101831 64533,664913 -6,691854 1314,305679 -0,006246
r w 297,236 0,15 -0,038106 6474,947517 -9,402255 493,473846 -0,034169
q r 278,718 0,1 -0,010936 46105,992343 -5,513956 1008,417409 -0,006999
p q 371,56 0,25 -0,044824 629,391077 -1,264551 56,423305 -0,040886
o p 334,48 0,3 -0,082673 227,696287 -1,556246 37,648446 -0,078735
Total 137922,48 -14,40 3656,93 0,11
∆Qk 0,003937358

Tabel 13 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 2


Nomor node Qi koreksi
Loop Qi (m^3/det) KiQiǀQiǀ (m) 2KiǀQiǀ
Dari Ke (m^3/detik)
2 3 6 8 12
a b -0,186840 -1,047623 11,214140 -0,188212
b c -0,149731 -2,361442 31,542554 -0,151103
c d -0,122196 -2,832608 46,361882 -0,123568
d e -0,089188 -2,012138 45,121317 -0,090560
e f -0,051433 -1,665148 64,750021 -0,052806
f g -0,027133 -1,979528 145,914624 -0,028505
1
h g 0,006914 3,525698 1019,914961 0,005541
i h 0,006914 1,175114 339,937453 0,005541
j i 0,091416 5,260143 115,081303 0,090044
k j 0,3997321 2,514104 12,578946 0,398360
a k 0,3997321 1,951680 9,764938 0,398360
Total 2,528252 1842,182139 0,263092
∆Qk -0,001372423

52
g t -0,034046 -1,781073 104,626209 -0,036014
t u -0,010061 -0,778280 154,714864 -0,012029
u v -0,025254 -5,161983 408,797340 -0,027222
w v -0,035438 -5,082157 286,822967 -0,037406
r w 0,034169 7,559652 442,485467 0,032201
2 s r 0,027171 5,079130 373,870445 0,025203
i s 0,057318 9,465354 330,277805 0,055350
i h -0,005541 -0,754882 272,457350 -0,007509
h g -0,005541 -2,264874 817,454284 -0,007509
Total 6,280887 3191,506732 -0,014937
∆Qk -0,001968001
j l 0,308316 3,641024 23,618783 0,306825
l m 0,263426 4,581516 34,784142 0,261934
m n 0,223596 2,400574 21,472388 0,222105
n o 0,192349 5,412047 56,273177 0,190858
o p 0,078735 1,411540 35,855403 0,077244
p q 0,040886 1,052150 51,467028 0,039395
3
q r 0,006999 2,258227 645,345770 0,005507
s r -0,025203 -4,370000 346,790478 -0,026694
i s -0,055350 -8,826526 318,937699 -0,056841
j i -0,090044 -5,103388 113,353597 -0,091535
Total 2,457163 1647,898466 0,928800
∆Qk -0,001491089
o x 0,087208 1,923596 44,115237 0,087235
4
x y 0,087208 3,829532 87,825462 0,087235

53
y z 0,044518 3,425764 153,905086 0,044546
z z1 0,044518 2,855297 128,276425 0,044546
z1 z2 0,019212 1,344303 139,944064 0,019240
z2 z3 -0,006246 -0,483049 154,680951 -0,006218
z3 w -0,006246 -2,517413 806,121336 -0,006218
r w -0,032201 -6,713918 417,000066 -0,032173
q r -0,005507 -1,398468 507,849491 -0,005480
p q -0,039395 -0,976807 49,590072 -0,039368
o p -0,077244 -1,358583 35,176372 -0,077216
Total -0,069745 2524,484561 0,116128
∆Qk 2,76273E-05

Tabel 14 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 3


Nomor node Qi koreksi
Loop Qi (m^3/det) KiQiǀQiǀ (m) 2KiǀQiǀ
Dari Ke (m^3/detik)
2 3 6 8 12
a b -0,188212 -1,063070 11,296513 -0,189672
b c -0,151103 -2,404930 31,831671 -0,152562
c d -0,123568 -2,896594 46,882589 -0,125028
d e -0,090560 -2,074540 45,815643 -0,092020
1
e f -0,052806 -1,755198 66,477787 -0,054265
f g -0,028505 -2,184849 153,295260 -0,029965
h g 0,007509 4,159300 1107,775029 0,006050
i h 0,007509 1,386294 369,221196 0,006050
j i 0,091535 5,273808 115,230689 0,090075

54
k j 0,3983597 2,496870 12,535758 0,396900
a k 0,3983597 1,938301 9,731411 0,396900
Total 0,252464
∆Qk -0,001459521
g t -0,036014 -1,992928 110,673969 -0,036777
t u -0,012029 -1,112539 184,978654 -0,012792
u v -0,027222 -5,997843 440,653599 -0,027985
w v -0,037406 -5,662298 302,751472 -0,038168
r w 0,032173 6,702402 416,642296 0,031411
2 s r 0,026694 4,902392 367,308075 0,025931
i s 0,056841 9,308496 327,529723 0,056078
i h -0,006050 -0,899777 297,458568 -0,006813
h g -0,006050 -2,699604 892,465485 -0,006813
Total
∆Qk -0,000762859
j l 0,306825 3,605892 23,504557 0,306327
l m 0,261934 4,529797 34,587251 0,261436
m n 0,222105 2,368663 21,329196 0,221607
n o 0,190858 5,328463 55,836948 0,190360
o p 0,077216 1,357611 35,163790 0,076718
3
p q 0,039368 0,975438 49,555295 0,038869
q r 0,005480 1,384473 505,301922 0,004981
s r -0,025931 -4,626192 356,811028 -0,026429
i s -0,056078 -9,060314 323,133941 -0,056576
j i -0,090075 -5,106967 113,393337 -0,090574

55
Total 0,926719
∆Qk -0,00049839
o x 0,087235 1,924815 44,129213 0,086993
x y 0,087235 3,831959 87,853285 0,086993
y z 0,044546 3,430018 154,000598 0,044303
z z1 0,044546 2,858842 128,356032 0,044303
z1 z2 0,019240 1,348172 140,145306 0,018997
z2 z3 -0,006218 -0,478785 153,996738 -0,006460
4 z3 w -0,006218 -2,495192 802,555553 -0,006460
r w -0,031411 -6,388331 406,763352 -0,031653
q r -0,004981 -1,144088 459,344364 -0,005224
p q -0,038869 -0,950896 48,927930 -0,039112
o p -0,076718 -1,340143 34,936827 -0,076960
Total 0,115720
∆Qk -0,000242329

Tabel 15 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 4


Nomor node Qi koreksi
Loop Qi (m^3/det) KiQiǀQiǀ (m) 2KiǀQiǀ
Dari Ke (m^3/detik)
2 3 6 8 12
a b -0,189672 -1,079621 11,384114 -0,190336
b c -0,152562 -2,451613 32,139137 -0,153227
1
c d -0,125028 -2,965424 47,436342 -0,125692
d e -0,092020 -2,141948 46,554034 -0,092684
e f -0,054265 -1,853564 68,315203 -0,054929

56
f g -0,029965 -2,414315 161,144298 -0,030629
h g 0,006813 3,423354 1005,002939 0,006148
i h 0,006813 1,141003 334,967279 0,006148
j i 0,090574 5,163637 114,020747 0,089909
k j 0,3969001 2,478608 12,489829 0,396236
a k 0,3969001 1,924124 9,695757 0,396236
Total 0,247182
∆Qk -0,000664211
g t -0,036777 -2,078251 113,018271 -0,037140
t u -0,012792 -1,258126 196,709852 -0,013155
u v -0,027985 -6,338710 453,002087 -0,028348
w v -0,038168 -5,895610 308,925862 -0,038531
r w 0,031653 6,487281 409,901482 0,031290
2 s r 0,026429 4,805732 363,668949 0,026066
i s 0,056576 9,222077 326,005789 0,056213
i h -0,006148 -0,929360 302,308931 -0,006511
h g -0,006148 -2,788361 907,018037 -0,006511
Total
∆Qk -0,000362861
j l 0,306327 3,594187 23,466378 0,306014
l m 0,261436 4,512575 34,521440 0,261123
m n 0,221607 2,358045 21,281335 0,221294
3
n o 0,190360 5,300671 55,691140 0,190047
o p 0,076960 1,348622 35,047182 0,076648
p q 0,039112 0,962790 49,232969 0,038799

57
q r 0,005224 1,258108 481,689965 0,004911
s r -0,026066 -4,674677 358,675934 -0,026379
i s -0,056213 -9,104161 323,914896 -0,056526
j i -0,089909 -5,088181 113,184589 -0,090222
Total 0,925709
∆Qk -0,000312672
o x 0,086993 1,914136 44,006627 0,086867
x y 0,086993 3,810699 87,609240 0,086867
y z 0,044303 3,392800 153,162831 0,044177
z z1 0,044303 2,827823 127,657772 0,044177
z1 z2 0,018997 1,314425 138,380137 0,018871
z2 z3 -0,006460 -0,516830 159,998205 -0,006586
4 z3 w -0,006460 -2,693463 833,832259 -0,006586
r w -0,031290 -6,339397 405,202475 -0,031416
q r -0,004911 -1,112004 452,857846 -0,005037
p q -0,038799 -0,947458 48,839383 -0,038925
o p -0,076648 -1,337686 34,904793 -0,076774
Total 0,115636
∆Qk -0,000125901

Tabel 16 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 5


Nomor node Qi koreksi
Loop Qi (m^3/det) KiQiǀQiǀ (m) 2KiǀQiǀ
Dari Ke (m^3/detik)
2 3 6 8 12
1
a b -0,190336 -1,09 11,42 -0,190632

58
b c -0,153227 -2,47 32,28 -0,153523
c d -0,125692 -3,00 47,69 -0,125988
d e -0,092684 -2,17 46,89 -0,092980
e f -0,054929 -1,90 69,15 -0,055225
f g -0,030629 -2,52 164,72 -0,030925
h g 0,006511 3,13 960,55 0,006215
i h 0,006511 1,04 320,15 0,006215
j i 0,090222 5,12 113,58 0,089926
k j 0,3962359 2,47 12,47 0,395940
a k 0,3962359 1,92 9,68 0,395940
Total 0,244966
∆Qk -0,000295865
g t -0,037140 -2,12 114,13 -0,037323
t u -0,013155 -1,33 202,29 -0,013337
u v -0,028348 -6,50 458,88 -0,028531
w v -0,038531 -6,01 311,86 -0,038714
r w 0,031416 6,39 406,83 0,031233
2 s r 0,026379 4,79 362,98 0,026196
i s 0,056526 9,21 325,72 0,056343
i h -0,006215 -0,95 305,60 -0,006398
h g -0,006215 -2,85 916,90 -0,006398
Total
∆Qk -0,000182715
j l 0,306014 3,59 23,44 0,305858
3
l m 0,261123 4,50 34,48 0,260968

59
m n 0,221294 2,35 21,25 0,221138
n o 0,190047 5,28 55,60 0,189891
o p 0,076774 1,34 34,96 0,076618
p q 0,038925 0,95 49,00 0,038769
q r 0,005037 1,17 464,47 0,004881
s r -0,026196 -4,72 360,46 -0,026352
i s -0,056343 -9,15 324,66 -0,056499
j i -0,089926 -5,09 113,21 -0,090082
Total 0,925189
∆Qk -0,000155896
o x 0,086867 1,91 43,94 0,086805
x y 0,086867 3,80 87,48 0,086805
y z 0,044177 3,37 152,73 0,044115
z z1 0,044177 2,81 127,29 0,044115
z1 z2 0,018871 1,30 137,46 0,018809
z2 z3 -0,006586 -0,54 163,12 -0,006649
z3 w -0,006586 -2,80 850,08 -0,006649
4
r w -0,031233 -6,32 404,47 -0,031296
q r -0,004881 -1,10 450,09 -0,004944
p q -0,038769 -0,95 48,80 -0,038832
o p -0,076618 -1,34 34,89 -0,076680
Total 0,115598
∆Qk -6,26022E-05

Tabel 17 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 6

60
Nomor node KiQiǀQiǀ
Loop Qi (m^3/det) 2KiǀQiǀ Qi koreksi (m^3/detik)
Dari Ke (m)
2 3 6 8 12
a b -0,190632 -1,09 11,44 -0,190774
b c -0,153523 -2,48 32,34 -0,153665
c d -0,125988 -3,01 47,80 -0,126130
d e -0,092980 -2,19 47,04 -0,093123
e f -0,055225 -1,92 69,52 -0,055368
f g -0,030925 -2,57 166,31 -0,031068
1
h g 0,006398 3,02 943,86 0,006255
i h 0,006398 1,01 314,59 0,006255
j i 0,090082 5,11 113,40 0,089939
k j 0,3959401 2,47 12,46 0,395797
a k 0,3959401 1,91 9,67 0,395797
Total 0,243916
∆Qk -0,000142862
g t -0,037323 -2,14 114,69 -0,037413
t u -0,013337 -1,37 205,10 -0,013427
u v -0,028531 -6,59 461,83 -0,028621
w v -0,038714 -6,07 313,34 -0,038804
2 r w 0,031296 6,34 405,28 0,031206
s r 0,026352 4,78 362,61 0,026262
i s 0,056499 9,20 325,56 0,056409
i h -0,006255 -0,96 307,56 -0,006345
h g -0,006255 -2,89 922,78 -0,006345

61
Total
∆Qk -8,97149E-05
j l 0,305858 3,58 23,43 0,305782
l m 0,260968 4,50 34,46 0,260891
m n 0,221138 2,35 21,24 0,221062
n o 0,189891 5,27 55,55 0,189815
o p 0,076680 1,34 34,92 0,076604
p q 0,038832 0,95 48,88 0,038755
3
q r 0,004944 1,13 455,86 0,004867
s r -0,026262 -4,75 361,37 -0,026339
i s -0,056409 -9,17 325,05 -0,056486
j i -0,089939 -5,09 113,22 -0,090015
Total 0,924937
∆Qk -7,62184E-05
o x 0,086805 1,91 43,91 0,086774
x y 0,086805 3,79 87,42 0,086774
y z 0,044115 3,36 152,51 0,044084
z z1 0,044115 2,80 127,11 0,044084
z1 z2 0,018809 1,29 137,01 0,018778
4 z2 z3 -0,006649 -0,55 164,67 -0,006680
z3 w -0,006649 -2,85 858,16 -0,006680
r w -0,031206 -6,31 404,12 -0,031237
q r -0,004867 -1,09 448,84 -0,004898
p q -0,038755 -0,95 48,78 -0,038786
o p -0,076604 -1,34 34,88 -0,076635

62
Total 0,115580
∆Qk -3,05836E-05

Tabel 18 Hasil perhitungan Hardy cross pada iterasi 7


Nomor node Li (m) Di (m) Qi koreksi
Loop Qi (m^3/det) KiQiǀQiǀ (m) 2KiǀQiǀ v (m/detik) HL (m) s
Dari Ke (m^3/detik)
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13
a b 185,77 0,4 -0,191 -1,092 11,450 -0,191 1,519 1,094 0,0
b c 334,43 0,35 -0,154 -2,487 32,371 -0,154 1,599 2,491 0,0
c d 278,67 0,3 -0,126 -3,018 47,855 -0,126 1,786 3,024 0,0
d e 371,587 0,3 -0,093 -2,194 47,112 -0,093 1,319 2,199 0,0
e f 371,6 0,25 -0,055 -1,930 69,704 -0,055 1,130 1,938 0,0
f g 520,157 0,2 -0,031 -2,595 167,076 -0,031 0,992 2,615 0,0
1 h g 445,894 0,1 0,006 2,969 936,015 0,006 0,799 2,919 0,0
i h 148,616 0,1 0,006 0,990 311,974 0,006 0,799 0,973 0,0
j i 371,587 0,25 0,090 5,100 113,318 0,090 1,833 5,093 0,0
k j 297,237 0,5 0,396 2,465 12,455 0,396 2,016 2,463 0,0
a k 371,614 0,55 0,396 1,913 9,669 0,396 1,666 1,912 0,0
Total 8,12 1759,00 0,243
∆Qk -6,92132E-05
g t 297,233 0,2 -0,037 -2,151 114,971 -0,037 1,193 2,159 0,0
t u 352,966 0,15 -0,013 -1,386 206,479 -0,013 0,763 1,402 0,0
2 u v 371,539 0,15 -0,029 -6,630 463,286 -0,029 1,623 6,665 0,0
w v 185,774 0,15 -0,039 -6,094 314,068 -0,039 2,199 6,117 0,0
r w 297,236 0,15 0,031 6,318 404,512 0,031 1,766 6,296 0,0

63
s r 315,833 0,15 0,026 4,773 362,424 0,026 1,489 4,766 0,0
i s 557,34 0,2 0,056 9,193 325,484 0,056 1,798 9,186 0,0
i h 148,616 0,1 -0,006 -0,968 308,571 -0,006 0,805 0,976 0,0
h g 445,894 0,1 -0,006 -2,905 925,805 -0,006 0,805 2,929 0,0
Total 0,150 3425,598 -0,017
∆Qk -4,37335E-05
j l 427,27 0,45 0,306 3,581 23,425 0,306 1,923 3,580 0,0
l m 408,697 0,4 0,261 4,494 34,450 0,261 2,077 4,492 0,0
m n 297,231 0,4 0,221 2,346 21,229 0,221 1,760 2,345 0,0
n o 464,44 0,35 0,190 5,270 55,532 0,190 1,974 5,267 0,0
o p 334,48 0,3 0,077 1,337 34,899 0,077 1,084 1,336 0,0
p q 371,56 0,25 0,039 0,947 48,823 0,039 0,790 0,945 0,0
3
q r 278,718 0,1 0,005 1,106 451,657 0,005 0,619 1,087 0,0
s r 315,833 0,15 -0,026 -4,757 361,822 -0,026 1,491 4,769 0,0
i s 557,34 0,2 -0,056 -9,178 325,232 -0,056 1,799 9,189 0,0
j i 371,587 0,25 -0,090 -5,092 113,231 -0,090 1,834 5,094 0,0
Total 0,054 1470,298 0,925
∆Qk -3,70333E-05
o x 371,551 0,3 0,087 1,905 43,896 0,087 1,228 1,903 0,0
x y 297,265 0,25 0,087 3,792 87,389 0,087 1,768 3,789 0,0
y z 334,385 0,2 0,044 3,359 152,405 0,044 1,403 3,355 0,0
4 z z1 278,702 0,2 0,044 2,800 127,026 0,044 1,403 2,797 0,0
z1 z2 167,192 0,15 0,019 1,284 136,784 0,019 1,062 1,281 0,0
z2 z3 74,8568 0,1 -0,007 -0,552 165,424 -0,007 0,853 0,557 0,0
z3 w 390,117 0,1 -0,007 -2,879 862,109 -0,007 0,853 2,901 0,0

64
r w 297,236 0,15 -0,031 -6,300 403,945 -0,031 1,767 6,298 0,0
q r 278,718 0,1 -0,005 -1,089 448,242 -0,005 0,621 1,089 0,0
p q 371,56 0,25 -0,039 -0,945 48,776 -0,039 0,790 0,945 0,0
o p 334,48 0,3 -0,077 -1,336 34,882 -0,077 1,084 1,336 0,0
Total 0,037 2510,879 0,116
∆Qk -1,48657E-05

65
Tabel 19 Hasil perhitungan sisa tekan dan ketinggain reservoir pada pipa distribusi Kota Mojosongo
Kehilangan
Elevasi Elevasi+HL
No Jalur aliran Node tekanan, HL HL kumulatif ZR Sisa tekan
(m) kumulatif
(m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 R-a-b-c-d-e-f-g-t-u-v a 412 15 15 -427,000 458,485 31,485
b 412,5 1,094 16,094 -428,594 29,89113
c 407 2,491 18,585 -425,585 32,90009
d 404 3,024 21,608 -425,608 32,87642
e 398 2,199 23,807 -421,807 36,67721
f 391,25 1,938 25,745 -416,995 41,48923
g 389,5 2,615 28,361 -417,861 40,62400
t 388,25 2,159 30,520 -418,770 39,71466
u 386,5 1,402 31,922 -418,422 40,06288
v 386 6,665 38,587 -424,587 33,89820
2 R-a-k-j-i-h-g-t-u-v a 412 15,000 15,000 -427,000 31,48471
k 404,5 1,912 16,912 -421,412 37,07241
j 402,5 2,463 19,376 -421,876 36,60904
i 396,5 5,094 24,470 -420,970 37,51511
h 396 0,976 25,446 -421,446 37,03897
g 389,5 2,929 28,374 -417,874 40,61024
t 388,25 2,159 30,534 -418,784 39,70090
u 386,5 1,402 31,936 -418,436 40,04912
v 386 6,665 38,600 -424,600 33,88444
3 R-a-k-j-l-m-n-o-p-q-r-w-v a 412 15,000 15,000 -427,000 31,48471
k 404,5 1,912 16,912 -421,412 37,07241

66
j 402,5 2,463 19,376 -421,876 36,60904
l 403,3 3,580 22,956 -426,256 32,22912
m 402,5 4,492 27,447 -429,947 28,53753
n 403 2,345 29,792 -432,792 25,69241
o 398,5 5,267 35,059 -433,559 24,92557
p 395 1,336 36,395 -431,395 27,08967
q 394,5 0,945 37,340 -431,840 26,64471
r 389 1,089 38,429 -427,429 31,05575
w 387,3 6,298 44,727 -432,027 26,45804
v 386 6,117 50,844 -436,844 21,64087
4 R-a-k-j-i-s-r-w-v a 412 15,000 15,000 -427,000 31,48471
k 404,5 1,912 16,912 -421,412 37,07241
j 402,5 2,463 19,376 -421,876 36,60904
i 396,5 5,094 24,470 -420,970 37,51511
s 390,5 9,189 33,658 -424,158 34,32629
r 389 4,769 38,427 -427,427 31,05761
w 387,3 6,298 44,725 -432,025 26,45990
v 386 6,117 50,842 -436,842 21,64273
5 R-a-k-j-l-m-n-o-x-y-z-z1-z2 a 412 15,000 15,000 -427,000 31,48471
k 404,5 1,912 16,912 -421,412 37,07241
j 402,5 2,463 19,376 -421,876 36,60904
l 403,3 3,580 22,956 -426,256 32,22912
m 402,5 4,492 27,447 -429,947 28,53753
n 403 2,345 29,792 -432,792 25,69241
o 398,5 5,267 35,059 -433,559 24,92557
x 395,5 1,903 36,963 -432,463 26,02219

67
y 400 3,789 40,752 -440,752 17,73289
z 400,5 3,355 44,107 -444,607 13,87746
z1 395,3 2,797 46,904 -442,204 16,28078
z2 395,3 1,281 48,185 -443,485 15,00000
6 R-a-k-j-l-m-n-o-p-q-r-w-z3-z2 a 412 15,000 15,000 -427,000 31,48471
k 404,5 1,912 16,912 -421,412 37,07241
j 402,5 2,463 19,376 -421,876 36,60904
l 403,3 3,580 22,956 -426,256 32,22912
m 402,5 4,492 27,447 -429,947 28,53753
n 403 2,345 29,792 -432,792 25,69241
o 398,5 5,267 35,059 -433,559 24,92557
p 395 1,336 36,395 -431,395 27,08967
q 394,5 0,945 37,340 -431,840 26,64471
r 389 1,089 38,429 -427,429 31,05575
w 387,3 6,298 44,727 -432,027 26,45804
z3 386,25 2,901 47,628 -433,878 24,60671
z2 395,3 0,557 48,185 -443,485 15
7 R-a-k-j-i-s-r-w-z3-z2 a 412 15,000 15,000 -427,000 31,48471
k 404,5 1,912 16,912 -421,412 37,07241
j 402,5 2,463 19,376 -421,876 36,60904
i 403,3 5,094 24,470 -427,770 30,71511
s 390,5 9,189 33,658 -424,158 34,32629
r 389 4,769 38,427 -427,427 31,05761
w 387,3 6,298 44,725 -432,025 26,45990
z3 386,25 2,901 47,626 -433,876 24,60857
z2 395,3 0,557 48,183 -443,483 15,00185

68
Tabel 20 Hasil perhitungan data pemakaian dan suplai air bersih, serta kapasitas reservoir Kota Mojosongo
Selisih Selisih
Kumulatif Kumulatif Kapasitas
Pemakaian Kumulatif persentase Kumulatif volume
Waktu pemakaian Suplai (%) pemakaian reservoar
(%) suplai (%) kumulatif suplai (m^3) kumulatif
(%) (m^3) (m^3)
(%) (m^3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
00-01 0,8 0,8 4,167 4,167 3,367 265,34 1381,992001 1116,65 6567,23
01-02 0,8 1,6 4,167 8,333 6,733 530,68 2763,984002 2233,30
02-03 0,5 2,1 4,167 12,500 10,400 696,52 4145,976003 3449,45
03-04 1,5 3,6 4,167 16,667 13,067 1194,04 5527,968004 4333,93
04-05 4,9 8,5 4,167 20,833 12,333 2819,26 6909,960005 4090,70
05-06 10 18,5 4,167 25,000 6,500 6136,04 8291,952006 2155,91
06-07 8 26,5 4,167 29,167 2,667 8789,47 9673,944007 884,47
07-08 8,2 34,7 4,167 33,333 -1,367 11509,23 11055,93601 -453,29
08-09 6,1 40,8 4,167 37,500 -3,300 13532,47 12437,92801 -1094,54
09-10 5,6 46,4 4,167 41,667 -4,733 15389,86 13819,92001 -1569,94
10-11 5,5 51,9 4,167 45,833 -6,067 17214,09 15201,91201 -2012,18
11-12 4,2 56,1 4,167 50,000 -6,100 18607,14 16583,90401 -2023,24
12-13 4 60,1 4,167 54,167 -5,933 19933,85 17965,89601 -1967,96
13-14 3 63,1 4,167 58,333 -4,767 20928,89 19347,88801 -1581,00
14-15 3 66,1 4,167 62,500 -3,600 21923,92 20729,88002 -1194,04
15-16 4,3 70,4 4,167 66,667 -3,733 23350,14 22111,87202 -1238,26
16-17 6 76,4 4,167 70,833 -5,567 25340,21 23493,86402 -1846,34
17-18 5 81,4 4,167 75,000 -6,400 26998,60 24875,85602 -2122,74

69
18-19 4,5 85,9 4,167 79,167 -6,733 28491,15 26257,84802 -2233,30
19-20 3,9 89,8 4,167 83,333 -6,467 29784,69 27639,84002 -2144,85
20-21 3,3 93,1 4,167 87,500 -5,600 30879,23 29021,83202 -1857,40
21-22 2,8 95,9 4,167 91,667 -4,233 31807,93 30403,82402 -1404,10
22-23 2,1 98 4,167 95,833 -2,167 32504,45 31785,81602 -718,64
23-24 2 100 4,167 100,000 0,000 33167,81 33167,80803 0,00
Total 100 100

70
Tabel 21 Hasil perhitungan HL dan slope pipa transmisi
Panjang Kecepata Kehilanga Kemiringa
N Diamete
Node segmen n aktual n tekanan n pipa
o r (mm)
pipa (m) (m/detik) (m) (slope)
Dari Ke Pasaran
1 2 3 4 7 8 9 10
Jalur pipa transmisi
air baku
Sumbe 600,000
1 9,7213 1,3584 0,0305 0,0031
r 0
600,000
1 2 8,1386 1,3584 0,0255 0,0031
0
600,000
2 3 8,0808 1,3584 0,0253 0,0031
0
600,000
3 4 16,1558 1,3584 0,0506 0,0031
0
600,000
4 5 11,3105 1,3584 0,0355 0,0031
0
600,000
5 6 16,1558 1,3584 0,0506 0,0031
0
600,000
6 7 19,3911 1,3584 0,0608 0,0031
0
600,000
7 8 27,4661 1,3584 0,0861 0,0031
0
600,000
8 9 8,0769 1,3584 0,0253 0,0031
0
600,000
9 10 9,0131 1,3584 0,0283 0,0031
0
IPA 600,000
10 6,7640 1,3584 0,0212 0,0031
M 0
Jalur pipa transmisi
air bersih
600,000
IPAM 11 7,5994 1,3584 0,0238 0,0031
0
600,000
11 12 9,0131 1,3584 0,0283 0,0031
0
600,000
12 13 6,7640 1,3584 0,0212 0,0031
0
600,000
13 14 8,3209 1,3584 0,0261 0,0031
0
600,000
14 15 6,7640 1,3584 0,0212 0,0031
0
600,000
15 16 7,5994 1,3584 0,0238 0,0031
0
600,000
16 17 6,7640 1,3584 0,0212 0,0031
0
600,000
17 18 6,2837 1,3584 0,0197 0,0031
0
600,000
18 19 9,8965 1,3584 0,0310 0,0031
0
600,000
19 20 8,3209 1,3584 0,0261 0,0031
0

71
600,000
20 21 10,0616 1,3584 0,0315 0,0031
0
600,000
21 22 5,2426 1,3584 0,0164 0,0031
0
600,000
22 R 8,3209 1,3584 0,0261 0,0031
0
Jalur pipa disribusi awal dari R
ke node awal
550,000
R 23 7,7127 2,5866 0,0374 0,0048
0
550,000
23 24 8,3209 2,5866 0,0403 0,0048
0
550,000
24 25 9,0131 2,5866 0,0437 0,0048
0
550,000
25 26 9,0131 2,5866 0,0437 0,0048
0
550,000
26 27 8,3209 2,5866 0,0403 0,0048
0
550,000
27 28 8,3209 2,5866 0,0403 0,0048
0
550,000
28 29 8,3209 2,5866 0,0403 0,0048
0
550,000
29 30 9,0131 2,5866 0,0437 0,0048
0
550,000
30 31 13,0769 2,5866 0,0633 0,0048
0
550,000
31 32 10,4853 2,5866 0,0508 0,0048
0
550,000
32 33 11,9943 2,5866 0,0581 0,0048
0
550,000
33 34 11,9943 2,5866 0,0581 0,0048
0
550,000
34 35 7,5994 2,5866 0,0368 0,0048
0
550,000
35 36 9,8965 2,5866 0,0479 0,0048
0
550,000
36 37 8,3209 2,5866 0,0403 0,0048
0
550,000
37 38 9,8965 2,5866 0,0479 0,0048
0
550,000
38 a 5,2426 2,5866 0,0254 0,0048
0

Tabel 22 Hasil perhitungan sisa tekan pipa transmisi


Kehilang
HL Elevasi+
N Nod Eleva an Sisa
Jalur aliran kumula HL ZS
o e si (m) tekanan, tekan
tif kumulatif
HL (m)

72
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jalur pipa
transmisi air
baku
S-1-2-3-4- 535,6 15,60
15 15 -520,000
5-6-7-8-9- 1 505 01 1
10-IPAM 14,57
0,026 15,026 -521,026
2 506 6
505,7 14,80
0,025 15,051 -520,801
3 5 1
15,00
0,051 15,101 -520,601
4 505,5 0
505,2 15,21
0,035 15,137 -520,387
5 5 5
15,41
0,051 15,188 -520,188
6 505 4
15,85
0,061 15,248 -519,748
7 504,5 3
16,26
0,086 15,335 -519,335
8 504 7
16,24
0,025 15,360 -519,360
9 504 2
20,21
0,028 15,388 -515,388
10 500 3
Jalur pipa
transmisi air
bersih
IPAM-11- 26,60
15 15 -509,000
12-13-14- 11 494 1
15-16-17- 30,57
0,028 15,028 -505,028
18-19-20- 12 490 3
21-22-R 32,55
0,021 15,049 -503,049
13 488 2
34,52
0,026 15,076 -501,076
14 486 6
36,50
0,021 15,097 -499,097
15 484 5
40,48
0,024 15,121 -495,121
16 480 1
42,46
0,021 15,142 -493,142
17 478 0
46,44
0,020 15,161 -489,161
18 474 0
48,40
0,031 15,193 -487,193
19 472 9
50,37
0,032 15,224 -485,224
20 470 7
56,36
0,016 15,240 -479,240
21 464 1
58,33
0,026 15,267 -477,267
22 462 5

73
Jalur pipa distribusi awal dari R
ke node awal
R-23-24- 66,60
15 15 -469,000
25-26-27- 23 454 1
28-29-30- 68,56
0,040 15,040 -467,040
31-32-33- 24 452 1
34-35-36- 72,51
0,044 15,084 -463,084
37-38 25 448 8
76,47
0,044 15,128 -459,128
26 444 4
78,43
0,040 15,168 -457,168
27 442 4
80,39
0,040 15,208 -455,208
28 440 3
82,35
0,040 15,249 -453,249
29 438 3
86,30
0,044 15,292 -449,292
30 434 9
88,24
0,063 15,356 -447,356
31 432 6
92,19
0,051 15,406 -443,406
32 428 5
96,13
0,058 15,464 -439,464
33 424 7
100,0
0,058 15,523 -435,523
34 420 79
104,0
0,037 15,559 -431,559
35 416 42
105,9
0,048 15,607 -429,607
36 414 94
107,9
0,040 15,648 -427,648
37 412 54
109,9
0,048 15,696 -425,696
38 410 06

74
Tabel 23 Hasil perhitungan galian pipa transmisi dan distribusi Kota Mojosongo
Panjang
Jalur pipa Di Kemiringan Elevasi tanah Elevasi dasar pipa Elevasi muka air Kedalaman galian
Jalur pipa, Li d/Di HGL
(Nomor node) (mm) pipa (ET) (EDS) (EMA) (KG)
(m)
Dari Ke Us (m) Ds (m) Us (m) Ds (m) Us (m) Ds (m) Us (m) Ds (m) Us (m) Ds
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 18
S 1 9,72 600 0,8 0,003 504,25 505 503,05 503,01952 503,53 503,49952 1,200 1,980 522,1372 522
1 2 8,14 600 0,8 0,003 505 506 503,01952 502,99401 503,49952 503,47401 1,980 3,006 522,1372 522
2 3 8,08 600 0,8 0,003 506 505,75 502,99401 502,96868 503,47401 503,44868 3,006 2,781 522,11168 522
3 4 16,16 600 0,8 0,001 505,75 505,5 502,96868 502,95252 503,44868 503,43252 2,781 2,547 522,08635 520
4 5 11,31 600 0,8 0,001 505,5 505,25 502,95252 502,94121 503,43252 503,42121 2,547 2,309 520,5 520
5 6 16,16 600 0,8 0,001 505,25 505 502,94121 502,92505 503,42121 503,40505 2,309 2,075 520,46454 520
6 7 19,39 600 0,8 0,001 505 504,5 502,92505 502,90566 503,40505 503,38566 2,075 1,594 520,41389 520
7 8 27,47 600 0,8 0,001 504,5 504 502,90566 502,8782 503,38566 503,3582 1,594 1,122 520,3531 520
8 9 8,08 600 0,8 0,001 504 504 502,8782 502,87012 503,3582 503,35012 1,122 1,130 520,26699 520
9 10 9,01 600 0,8 0,4 504 500 502,87012 499,26486 503,35012 499,74486 1,130 0,735 520,24167 520
10 IPAM 6,76 600 0,8 0,3 500 498 499,26486 497,23567 499,74486 497,71567 0,735 0,764 520,21342 522
IPAM 11 7,60 600 0,8 0,6 498 494 497,23567 493,17728 497,71567 493,65728 0,764 0,823 522,1372 522
11 12 9,01 600 0,8 0,52 494 490 493,17728 489,22557 493,65728 489,70557 0,823 0,774 522,1372 522
12 13 6,76 600 0,8 0,3 490 488 489,22557 486,52163 489,70557 487,00163 0,774 1,478 522,10894 522
13 14 8,32 600 0,8 0,2000 488 486 486,52163 485,16883 487,00163 485,64883 1,478 0,831 522,08774 522
14 15 6,76 600 0,8 0,25 486 484 485,16883 483,08862 485,64883 483,56862 0,831 0,911 522,06165 522
15 16 7,60 600 0,8 0,6 484 480 483,08862 479,03023 483,56862 479,51023 0,911 0,970 522,04044 522
16 17 6,76 600 0,8 0,3 480 478 479,03023 476,75039 479,51023 477,23039 0,970 1,250 522,01662 521
17 18 6,28 600 0,8 0,6 478 474 476,75039 472,692 477,23039 473,172 1,250 1,308 521,99541 521
18 19 9,90 600 0,8 0,25 474 472 472,692 471,12107 473,172 471,60107 1,308 0,879 521,97571 521
19 20 8,32 600 0,8 0,2 472 470 471,12107 469,14177 471,60107 469,62177 0,879 0,858 521,94469 521

75
20 21 10,06 600 0,8 0,7 470 464 469,14177 463,31717 469,62177 463,79717 0,858 0,683 521,91315 521
21 22 5,24 600 0,8 0,22 464 462 463,31717 461,10361 463,79717 461,58361 0,683 0,896 521,89671 521
22 R 8,32 600 0,8 0,35 462 460 461,10361 459,26869 461,58361 459,74869 0,896 0,731 521,87062 522
R 23 7,71 550 0,8 0,75 460 454 459,31869 453,07804 459,69869 453,51804 0,681 0,922 522,1372 522
23 24 8,32 550 0,8 0,25 454 452 453,07804 451,14988 453,51804 451,58988 0,922 0,850 522,1372 522
24 25 9,01 550 0,8 0,5 452 448 451,14988 446,98945 451,58988 447,42945 0,850 1,011 522,09689 522
25 26 9,01 550 0,8 0,45 448 444 446,98945 442,93353 447,42945 443,37353 1,011 1,066 522,05324 522
26 27 8,32 550 0,8 0,2 444 442 442,93353 441,13091 443,37353 441,57091 1,066 0,869 522,00958 521
27 28 8,32 550 0,8 0,25 442 440 441,13091 439,05069 441,57091 439,49069 0,869 0,949 521,96927 521
28 29 8,32 550 0,8 0,25 440 438 439,05069 436,97048 439,49069 437,41048 0,949 1,030 521,92897 521
29 30 9,01 550 0,8 0,45 438 434 436,97048 433,22609 437,41048 433,66609 1,030 0,774 521,88866 521
30 31 13,08 550 0,8 0,25 434 432 433,22609 430,97281 433,66609 431,41281 0,774 1,027 521,84501 521
31 32 10,49 550 0,8 0,3 432 428 430,97281 427,04973 431,41281 427,48973 1,027 0,950 521,78167 521
32 33 11,99 550 0,8 0,4 428 424 427,04973 422,85562 427,48973 423,29562 0,950 1,144 521,73088 521
33 34 11,99 550 0,8 0,3 424 420 422,85562 419,25732 423,29562 419,69732 1,144 0,743 521,67278 521
34 35 7,60 550 0,8 0,35 420 416 419,25732 415,05931 419,69732 415,49931 0,743 0,941 521,61468 521
35 36 9,90 550 0,8 0,25 416 414 415,05931 413,15945 415,49931 413,59945 0,941 0,841 521,57787 521
36 37 8,32 550 0,8 0,2 414 412 413,15945 411,18015 413,59945 411,62015 0,841 0,820 521,52993 521
37 38 9,90 550 0,8 0,25 412 410 411,18015 409,09993 411,62015 409,53993 0,820 0,900 521,48963 521
38 a 5,24 550 0,8 0,001 410 412 409,09993 409,09004 409,53993 409,53004 0,900 2,910 521,44169 443
Jalur 1 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 409,09993 409,09004 409,53993 409,53004 0,900 2,910 521,44169 443
a b 185,77 400 0,8 0,001 412 412,5 409,24004 409,05427 409,38004 409,37427 2,760 3,446 443,48471 442
b c 334,43 350 0,8 0,010 412,5 407 409,10427 405,92718 409,32427 406,20718 3,396 1,073 442,39113 439
c d 278,67 300 0,8 0,018 407 402 405,97718 400,96112 406,15718 401,20112 1,023 1,039 439,90009 434
d e 371,59 300 0,8 0,011 402 398 400,96112 396,87367 401,20112 397,11367 1,039 1,126 434,87642 434
e f 371,60 250 0,8 0,018 398 391,25 396,92367 390,23487 397,06367 390,43487 1,076 1,015 434,67721 432
f g 520,16 200 0,8 0,003 391,25 389,5 390,28487 388,7244 390,38487 388,8844 0,965 0,776 432,73923 430

76
g t 297,23 200 0,8 0,005 389,5 388,25 388,7244 387,23823 388,8844 387,39823 0,776 1,012 430,124 427
t u 352,97 150 0,8 0,005 388,25 386,5 387,28823 385,69989 387,34823 385,81989 0,962 0,800 427,96467 426
u v 371,54 150 0,8 0,001 386,5 386 385,69989 385,32835 385,81989 385,44835 0,800 0,672 426,56289 419
Jalur 2 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 451,75117 409,09004 409,53993 409,53004 0,9000672 2,9099637 521,44169 443
a k 371,61 550 0,8 0,015 412 404,5 409,09004 403,51582 409,53004 403,95582 2,910 0,984 443,48471 441
k j 371,61 500 0,8 0,008 404,5 402,5 403,56582 400,59291 403,90582 400,99291 0,934 1,907 441,57242 439
j i 371,59 250 0,8 0,015 402,5 396,5 400,84291 395,26911 400,74291 395,46911 1,657 1,231 439,10905 434
i h 148,62 100 0,8 0,001 396,5 396 395,41911 395,27049 395,31911 395,35049 1,081 0,730 434,01512 433
h g 445,89 100 0,8 0,015 396 389,5 395,27049 388,58209 395,35049 388,66209 0,730 0,918 433,03897 430
g t 297,23 200 0,8 0,004 389,5 388,25 388,48209 387,29315 388,76209 387,45315 1,018 0,957 430,11024 427
t u 352,97 150 0,8 0,005 388,25 386,5 387,34315 385,75481 387,40315 385,87481 0,907 0,745 427,95091 426
u v 371,54 150 0,8 0,002 386,5 386 385,75481 385,1975 385,87481 385,3175 0,745 0,803 426,54913 419
Jalur 3 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 451,75117 409,09004 409,53993 409,53004 0,9000672 2,9099637 521,44169 443
a k 371,61 550 0,8 0,015 412 404,5 409,09004 403,51582 409,53004 403,95582 2,910 0,984 443,48471 441
k j 371,61 500 0,8 0,008 404,5 402,5 403,56582 400,59291 403,90582 400,99291 0,934 1,907 441,57242 439
j i 371,59 250 0,8 0,015 402,5 396,5 400,84291 395,26911 400,74291 395,46911 1,657 1,231 439,10905 434
i s 557,34 200 0,8 0,010 396,5 390,5 395,31911 389,74571 395,41911 389,90571 1,181 0,754 434,01512 424
s r 315,83 150 0,8 0,005 390,5 389 389,79571 388,21654 389,85571 388,33654 0,704 0,783 424,82629 420
r w 297,24 150 0,8 0,010 389 386 388,21654 385,24419 388,33654 385,36419 0,783 0,756 420,05761 412
w v 185,77 150 0,8 0,001 386 387,3 385,24419 385,05841 385,36419 385,17841 0,756 2,242 412,4599 408
Jalur 4 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 451,75117 409,09004 409,53993 409,53004 0,9000672 2,9099637 521,44169 443
a k 371,61 550 0,8 0,015 412 404,5 409,09004 403,51582 409,53004 403,95582 2,910 0,984 443,48471 441
k j 371,61 500 0,8 0,008 404,5 402,5 403,56582 400,59291 403,90582 400,99291 0,934 1,907 441,57242 439
j i 371,59 250 0,8 0,015 402,5 396,5 400,84291 395,26911 400,74291 395,46911 1,657 1,231 439,10905 427
i s 557,34 200 0,8 0,010 396,5 390,5 395,31911 389,74571 395,41911 389,90571 1,181 0,754 427,21512 424
s r 315,83 150 0,8 0,005 390,5 389 389,79571 388,21654 389,85571 388,33654 0,704 0,783 424,82629 420
r w 297,24 150 0,8 0,010 389 386 388,21654 385,24419 388,33654 385,36419 0,783 0,756 420,05761 412

77
w z3 390,12 100 0,8 0,001 386 386,25 385,29419 384,90407 385,31419 384,98407 0,706 1,346 412,4599 410
z3 z2 74,86 100 0,8 0,001 386,25 395,3 384,90407 384,82921 384,98407 384,90921 1,346 10,471 410,85857 410
Jalur 5 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 451,75117 409,09004 409,53993 409,53004 0,9000672 2,9099637 521,44169 443
a k 371,61 550 0,8 0,015 412 404,5 409,09004 403,51582 409,53004 403,95582 2,910 0,984 443,48471 441
k j 371,61 500 0,8 0,008 404,5 402,5 403,56582 400,59291 403,90582 400,99291 0,934 1,907 441,57242 439
j l 427,27 450 0,8 0,001 402,5 403,3 400,64291 400,21564 400,94291 400,57564 1,857 3,084 439,10905 435
l m 408,70 400 0,8 0,001 403,3 402,5 400,26564 399,85694 400,52564 400,17694 3,034 2,643 435,52912 431
m n 297,23 400 0,8 0,001 402,5 403 399,85694 399,55971 400,17694 399,87971 2,643 3,440 431,03753 428
n o 464,44 350 0,8 0,005 403 398,5 399,60971 397,28751 399,82971 397,56751 3,390 1,212 428,69242 423
o p 334,48 300 0,8 0,011 398,5 395 397,33751 393,82547 397,51751 394,06547 1,162 1,175 423,42558 422
p q 371,56 250 0,8 0,002 395 394,5 393,87547 393,31813 394,01547 393,51813 1,125 1,182 422,08968 421
q r 278,72 100 0,8 0,020 394,5 389 393,46813 387,89376 393,36813 387,97376 1,032 1,106 421,14472 420
r w 297,24 150 0,8 0,010 389 386 387,84376 384,8714 388,02376 384,9914 1,156 1,129 420,05575 412
w v 185,77 150 0,8 0,001 386 387,3 384,8714 384,68563 384,9914 384,80563 1,129 2,614 412,45804 408
Jalur 6 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 451,75117 409,09004 409,53993 409,53004 0,9000672 2,9099637 521,44169 443
a k 371,61 550 0,8 0,015 412 404,5 409,09004 403,51582 409,53004 403,95582 2,910 0,984 443,48471 441
k j 371,61 500 0,8 0,008 404,5 402,5 403,56582 400,59291 403,90582 400,99291 0,934 1,907 441,57242 439
j l 427,27 450 0,8 0,001 402,5 403,3 400,64291 400,21564 400,94291 400,57564 1,857 3,084 439,10905 435
l m 408,70 400 0,8 0,001 403,3 402,5 400,26564 399,85694 400,52564 400,17694 3,034 2,643 435,52912 431
m n 297,23 400 0,8 0,001 402,5 403 399,85694 399,55971 400,17694 399,87971 2,643 3,440 431,03753 428
n o 464,44 350 0,8 0,005 403 398,5 399,60971 397,28751 399,82971 397,56751 3,390 1,212 428,69242 423
o p 334,48 300 0,8 0,011 398,5 395 397,33751 393,82547 397,51751 394,06547 1,162 1,175 423,42558 422
p q 371,56 250 0,8 0,002 395 394,5 393,87547 393,31813 394,01547 393,51813 1,125 1,182 422,08968 421
q r 278,72 100 0,8 0,020 394,5 389 393,46813 387,89376 393,36813 387,97376 1,032 1,106 421,14472 420
r w 297,24 150 0,8 0,010 389 386 387,84376 384,8714 388,02376 384,9914 1,156 1,129 420,05575 412
w z3 390,12 100 0,8 0,001 386 386,25 384,9214 384,53129 384,9414 384,61129 1,079 1,719 412,45804 410
z3 z2 74,86 100 0,8 0,001 386,25 395,3 384,53129 384,45643 384,61129 384,53643 1,719 10,844 410,85672 410

78
Jalur 7 38 a 25,49 550 0,8 0,001 410 412 451,75117 409,09004 409,53993 409,53004 0,9000672 2,9099637 521,44169 443
a k 371,61 550 0,8 0,015 412 404,5 409,09004 403,51582 409,53004 403,95582 2,910 0,984 443,48471 441
k j 371,61 500 0,8 0,008 404,5 402,5 403,56582 400,59291 403,90582 400,99291 0,934 1,907 441,57242 439
j l 427,27 450 0,8 0,001 402,5 403,3 400,64291 400,21564 400,94291 400,57564 1,857 3,084 439,10905 435
l m 408,70 400 0,8 0,001 403,3 402,5 400,26564 399,85694 400,52564 400,17694 3,034 2,643 435,52912 431
m n 297,23 400 0,8 0,001 402,5 403 399,85694 399,55971 400,17694 399,87971 2,643 3,440 431,03753 428
n o 464,44 350 0,8 0,005 403 398,5 399,60971 397,28751 399,82971 397,56751 3,390 1,212 428,69242 423
o x 371,55 300 0,8 0,008 398,5 395,5 397,33751 394,36511 397,51751 394,60511 1,162 1,135 423,42558 421
x y 297,26 250 0,8 0,001 395,5 400 394,41511 394,11784 394,55511 394,31784 1,085 5,882 421,52219 417
y z 334,38 200 0,8 0,001 400 400,5 394,16784 393,83346 394,26784 393,99346 5,832 6,667 417,7329 414
z z1 278,70 200 0,8 0,001 400,5 395,3 393,83346 393,55475 393,99346 393,71475 6,667 1,745 414,37747 411
z1 z2 167,19 150 0,8 0,001 395,3 395,3 393,60475 393,43756 393,66475 393,55756 1,695 1,862 411,58079 410

79
Contoh perhitungan:
1. Perhitungan jumlah penduduk terlayani pada suatu daerah (A1)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ × 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 7,9 ℎ𝑎 × 500 𝑗𝑖𝑤𝑎/ℎ𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 3950 𝑗𝑖𝑤𝑎

2. Total jumlah penduduk terlayani


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∑(𝐴1 + ⋯ + 𝐴10)

+ ∑(𝐵1 + ⋯ + 𝐵14)

+ ∑(𝐶1 + ⋯ + 𝐶13) + ∑(𝐷1 + ⋯ + 𝐷13)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 126535 𝑗𝑖𝑤𝑎

3. Metode Aritmatika
a. Perhitungan nilai Ka (Tahun 2013)
(𝑃𝑡 − 𝑃𝑖 )
𝐾𝑎 =
(𝑡𝑓 − 𝑡𝑖 )
(107687 − 103857)
𝐾𝑎 =
(2013 − 2012)
𝐾𝑎 = 3830

b. Rata-rata nilai Ka (2013-2021)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑎
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑎 =
𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑎
(3830 + 3186 + 1788 + 2814 + 2756 + 1892 + 1631 + 2138 + 2643)
=
9
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑎 = 2519,78

c. Pt model (tahun 2036)


𝑃𝑡 = 𝑃𝑖 + 𝐾𝑎 (𝑡𝑓 − 𝑡𝑖 )
𝑃𝑡 = 126535 + 2519,78(2036 − 2021)
𝑃𝑡 = 164331,67 𝑗𝑖𝑤𝑎

d. Standar Deviasi
∑(𝑃𝑡 − 𝑃𝑖 )2
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
𝑛

80
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
(0 + 1716682 + 3906333 + 1549195 + 2368179 + 3151019 + 1316374 + 66851 + 1518
=√
10

14089817
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
10
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 1187,005348

4. Metode Geometrik
a. Perhitungan nilai Kg (tahun 2013)
(𝑙𝑛𝑃𝑡 − ln𝑃𝑖 )
𝐾𝑔 =
(𝑡𝑓 − 𝑡𝑖 )
(ln 107687 − ln 103857)
𝐾𝑔 =
(2013 − 2012)
𝐾𝑔 = 0,03621

b. Rata-rata nilai Kg (2013-2021)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑔
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑔 =
𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑔
(0,0362 + 0,0292 + 0,016 + 0,0247 + 0,0236 + 0,0159 + 0,0135 + 0,0174 + 0,021)
=
9
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑔 = 0,02194

c. Pt model (tahun 2036)


ln𝑃𝑡 = 𝑙𝑛𝑃𝑖 + 𝐾𝑎 (𝑡𝑓 − 𝑡𝑖 )
𝑙𝑛𝑃𝑡 = 11,7483 + 0,02194(2036 − 2021)
𝑙𝑛𝑃𝑡 = 12,0774
𝑃𝑡 = 175861 𝑗𝑖𝑤𝑎

d. Standar Deviasi
∑(𝑃𝑡 − 𝑃𝑖 )2
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
𝑛

23847091,15
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
10
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 1544,250341

5. Metode Bunga Berbunga


a. Perhitungan nilai r (tahun 2013)

81
𝑃𝑡
𝑟= −1
𝑃𝑖
107687
𝑟= −1
103857
𝑟 = 0,03688

b. Rata-rata nilai r (2013-2021)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟 =
𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟
(0,0369 + 0,0296 + 0,0161 + 0,025 + 0,0239 + 0,016 + 0,0136 + 0,0176 + 0,0213)
=
9
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟 = 0,02221

c. Pt model (tahun 2036)


𝑃𝑡 = 𝑃𝑖 (1 + 𝑟)𝑛
𝑃𝑡 = 126535(1 + 0,02221)(2036−2021)
𝑃𝑡 = 175924 𝑗𝑖𝑤𝑎

d. Standar Deviasi
∑(𝑃𝑡 − 𝑃𝑖 )2
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
𝑛

23591681
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
10
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 1535,958

6. Metode Eksponensial
a. Perhitungan nilai Kg (tahun 2013)
(ln (106161/103857))
𝑟=
𝑡
(ln 107687 − ln 103857)
𝐾𝑔 =
(2013 − 2012)
𝐾𝑔 = 0,03621

b. Rata-rata nilai r (2013-2021)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟 =
𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟
(0,0362 + 0,0292 + 0,016 + 0,0247 + 0,0236 + 0,0159 + 0,0135 + 0,0174 + 0,021)
=
9
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟 = 0,02194

82
c. Pt model (tahun 2036)
𝑃𝑡 = 𝑃𝑖 𝑒 (𝑟𝑡)
𝑃𝑡 = 126535𝑒 (0,02914(2036−2021))
𝑃𝑡 = 175861

d. Standar Deviasi
∑(𝑃𝑡 − 𝑃𝑖 )2
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
𝑛

23847091,15
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √
10
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 1544,250341

7. Perhitungan jumlah kebutuhan air non domestik


a. Jumlah (Kantor tahun 2036)
𝐽𝑖
𝐽𝑡 = × 𝑃𝑡
𝑃𝑖

164332
𝐽𝑡 = × 750
126535
𝐽𝑡 = 974,03 jiwa

b. Konsumsi (Kantor tahun 2036)


𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ × 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 974,031 × 10
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 9740,31 𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖

c. Total Konsumsi (Tahun 2036)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = ∑𝐾 + ∑𝑃 + ∑𝑀 + ∑𝑅𝑆 + ∑𝑆 + ∑𝑇
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
= 47013,22 + 19870,23 + 6077,95 + 259741,57
+ 25454,67 + 63,64
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 358221,35 𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖

8. Perhitungan jumlah kebutuhan air domestik


a. Penduduk terlayani (Tahun 2051)
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 = %𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 = (95/100) × 202129
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 = 192023 𝑗𝑖𝑤𝑎

83
b. Sambungan Rumah (Tahun 2051)
𝑆𝑅 = %𝑆𝑅 × 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
𝑆𝑅 = (80/100) × 192023
𝑆𝑅 = 153618 𝑗𝑖𝑤𝑎

c. Hidran Umum (Tahun 2051)


𝐻𝑈 = %𝑆𝑅 × 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
𝐻𝑈 = (20/100) × 192023
𝐻𝑈 = 38405 𝑗𝑖𝑤𝑎

d. Kebutuhan air domestik (Tahun 2051)


➢ SR
𝑆𝑅 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 × 𝑗𝑖𝑤𝑎
120 × 153618
𝑆𝑅 =
(24 × 60 × 60)
𝑆𝑅 = 213,36 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

➢ HU
𝐻𝑈 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 × 𝑗𝑖𝑤𝑎
40 × 38405
𝐻𝑈 =
(24 × 60 × 60)
𝐻𝑈 = 17,78 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

e. Total kebutuhan air domestik


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑅 + 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐻𝑈
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = 213,36 + 17,78
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = 231,14 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

f. Penduduk terlayani (Lokasi A1 Tahun 2051)


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 = × penduduk terlayani
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
7,9
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 = × 192023
273,1
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 = 5555 𝑗𝑖𝑤𝑎

g. %pelayanan (Lokasi A1 Tahun 2051)


𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
%𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 = × 100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
55555
%𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 = × 100
202129
%𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 = 2,75%

84
h. Q domestik (Lokasi A1 Tahun 2051)
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
𝑄 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
× 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘
55555
𝑄 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 = × 231,14
192023
𝑄 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 = 6,69 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

9. Perhitungan di node a
a. Jumlah kebutuhan air
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 𝑄 𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 + 𝑄𝑛𝑜𝑛𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 𝑄𝑀2 + 𝑄𝐵14 + 𝑄𝐶1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 0,05 + 3,89 + 6,69
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 10,63 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

b. Total kebutuhan air (Qr)


𝑄𝑟 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 + (%𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 × 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟)
𝑄𝑟 = 10,63 + ((30/100) × 10,63)
𝑄𝑟 = 13,82 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

c. Q harian maksimum
𝑄ℎ𝑚 = 𝐹ℎ𝑚 × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
𝑄ℎ𝑚 = 1,25 × 13,82
𝑄ℎ𝑚 = 17,28 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

d. Q jam puncak
𝑄𝑗𝑝 = 𝐹𝑗𝑝 × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑗𝑝 = 2 × 13,82
𝑄𝑗𝑝 = 17,28 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

10. Total Q harian maksimum


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑄ℎ𝑚 = ∑𝑄ℎ𝑚 𝑛𝑜𝑑𝑒 𝑎 − 𝑧3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑄ℎ𝑚 = 383,89 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

11. Total Q jam puncak


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑄𝑗𝑝 = ∑𝑄𝑗𝑝 𝑛𝑜𝑑𝑒 𝑎 − 𝑧3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑄𝑗𝑝 = 614,22 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

12. Panjang pipa


𝑃 = 𝑃𝑝𝑒𝑡𝑎 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝑃 = 1,615 × 11500
𝑃 = 18576,9 𝑐𝑚

85
𝑃 = 185,769 𝑚

13. Perhitungan Ki (Jalur a-b)


8𝑓𝑖 𝐿𝑖
𝐾𝑖 = 2
𝜋 𝑔𝐷𝑖 5
8(0,02)(185,77)
𝐾𝑖 =
(3,14)2 (9,81)(0,4)5
𝐾𝑖 = 30,010075 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ⁄𝑚5

14. Perhitungan KiǀQiǀQi (Jalur a-b)


𝐾𝑖 |𝑄𝑖 |𝑄𝑖 = 30,010075|−0,180935|(0,180935)
𝐾𝑖 |𝑄𝑖 |𝑄𝑖 = −0,982458 𝑚

15. Perhitungan 2KiǀQiǀ (Jalur a-b)


2𝐾𝑖 |𝑄𝑖 | = 2(30,010075)|−0,180935|
2𝐾𝑖 |𝑄𝑖 | = 10,8598 𝑚

16. Perhitungan ∆Qk (Iterasi 1)


∑𝑙𝑜𝑜𝑝 𝑘 𝐾𝑖 |𝑄𝑖 |𝑄𝑖
∆𝑄𝑘 = −
2∑𝑙𝑜𝑜𝑝 𝑘 𝐾𝑖 |𝑄𝑖 |
18,974258
∆𝑄𝑘 = −
2(3213,684417)
∆𝑄𝑘 = −0,005904 𝑚3 ⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

17. Perhitungan Qi koreksi


𝑄𝑖 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = 𝑄𝑖 + ∆𝑄𝑘
𝑄𝑖 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = −0,180935 + (−0,005904)
𝑄𝑖 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = −0,186840 𝑚3 ⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

18. Perhitungan kecepatan aliran (v) (Jalur a-b iterasi 7)


|𝑄𝑖 |
𝑣=
𝜋𝐷𝑖 2
4
|−0,191|
𝑣=
3,14(0,4)2
4
𝑣 = 1,519 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

19. Perhitungan head loss (Jalur a-b iterasi 7)


8𝑓𝑖 𝐿𝑖 𝑄𝑖 2
𝐻𝐿 = 2
𝜋 𝑔𝐷𝑖 5

86
8(0,02)(185,8)(0,191)2
𝐻𝐿 =
3,142 (9,81)(0,4)5
𝐻𝐿 = 1,094 𝑚

20. Perhitungan kemiringan pipa (Jalur a-b iterasi 7)


𝐻𝐿
𝑠=
𝐿𝑖
1,094
𝑠=
185,8
𝑠 = 0,006

21. Perhitungan ZR (node b)


𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 𝑍𝑅 − 𝑍𝑛𝑜𝑑𝑒
− 𝐻𝐿 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑅 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑛𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
15 = 𝑍𝑅 − 𝑍𝑛𝑜𝑑𝑒 − 𝐻𝐿
15 = 𝑍𝑅 − 412,5 − 18,585
15 = 𝑍𝑅 − 428,594
22. Perhitungan ZR (Pilih dengan nilai tertinggi)
15 = 𝑍𝑅 − 443,485
𝑍𝑅 = 428,594 + 15
𝑍𝑅 = 458,485 𝑚

23. Perhitungan sisa tekan (node a)


𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 𝑍𝑅 − 𝑍𝑛𝑜𝑑𝑒
− 𝐻𝐿 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑅 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑛𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 458,485 − 412 − 15
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 31,485 𝑚

24. Perhitungan kapasitas reservoir


a. Kumulatif pemakaian (%) (Waktu 01-02)
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (%)
= ∑%𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 + %𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑛
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (%) = 0,8 + 0,8
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (%) = 1,6%

b. Suplai (%)
100%
𝑆𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 (%) =
24
𝑆𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 (%) = 4,167%

c. Kumulatif suplai (%) (Waktu 01-02)

87
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 (%)
= ∑%𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 + %𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑛
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 (%) = 4,167 + 4,167
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 (%) = 8,333%

d. Kumulatif pemakaian (m3) (Waktu 01-02)


𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛(𝑚3 )
%𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 × 𝑄ℎ𝑚 × 24 × 60 × 60
=
100
1,6 × 0,3839 × 24 × 60 × 60
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛(𝑚3 ) =
100
3) 3
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛(𝑚 = 530,68 𝑚

e. Kumulatif suplai (m3) (Waktu 01-02)


𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖(𝑚3 )
%𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 × 𝑄ℎ𝑚 × 24 × 60 × 60
=
100
8,333 × 0,3839 × 24 × 60 × 60
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖(𝑚3 ) =
100
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖(𝑚3 ) = 2763,984 𝑚3

f. Selisih persentase kumulatif (Waktu 01-02)


𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
= %𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 − %𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 8,333 − 1,6
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 6,733%

g. Selisih volume kumulatif (Waktu 01-02)


𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
= 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 − 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 2763,984 − 530,68
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 2233,30 𝑚3

h. Kapasitas reservoir
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟
= |𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 + 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠|
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 = 4333,93 + |−2233,30|
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 = 6567,23 𝑚3

i. Diameter reservoir

88
4𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟
𝐷=√
𝜋𝑡

4 × 6567,23
𝐷=√
3,14 × 4,5
𝐷 = 43,1171 𝑚

25. Perhitungan pipa transmisi (Segmen 1-2)


a. Panjang pipa
𝑃 = 𝑃𝑝𝑒𝑡𝑎 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝑃 = 0,972 × 1000
𝑃 = 972 𝑐𝑚
𝑃 = 9,72 𝑚

b. Kecepatan aliran (v) (segmen 1-2)


𝑄ℎ𝑚
𝑣=
𝜋𝐷𝑖 2
4
0,383887
𝑣=
3,14(0,6)2
4
𝑣 = 1,35841 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

c. Kehilangan tekanan (HL) (segmen 1-2)


8𝑓𝑖 𝐿𝑖 𝑄𝑖 2
𝐻𝐿 = 2
𝜋 𝑔𝐷𝑖 5
8(0,02)(9,72)(0,383887)2
𝐻𝐿 =
3,142 (9,81)(0,6)5
𝐻𝐿 = 0,03047 𝑚

d. Kemiringan pipa (s) (segmen 1-2)


𝐻𝐿
𝑠=
𝐿𝑖
0,03047
𝑠=
9,72
𝑠 = 0,00313

e. Perhitungan HS (node 2)
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 𝐻𝑆 − 𝑍𝑛𝑜𝑑𝑒
− 𝐻𝐿 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑅 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑛𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
15 = 𝐻𝑆 − 𝑍𝑛𝑜𝑑𝑒 − 𝐻𝐿

89
15 = 𝐻𝑆 − 506 − 15,0255
15 = 𝐻𝑆 − 521,0255

f. Perhitungan ZR (Pilih dengan nilai tertinggi)


15 = 𝐻𝑠 − 521,0255
𝐻𝑠 = 522,137 + 15
𝐻𝑠 = 537,137 𝑚

g. Perhitungan sisa tekan (node a)


𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 𝐻𝑠 − 𝑍𝑛𝑜𝑑𝑒
− 𝐻𝐿 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑅 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑛𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 522,137 − 505 − 15
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = 17,137 𝑚

h. Perhitungan head pompa


𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐻𝑠 − 𝑍𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟
𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 537,137 − 504,25
𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 32,8872 𝑚

26. Perhitungan galian pipa (Jalur S-1)


a. Elevasi dasar pipa (EDS)
➢ EDSUs
𝐸𝐷𝑆𝑈𝑠 = 𝐸𝑇𝑆𝑈𝑠 − 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐸𝐷𝑆𝑈𝑠 = 504,24 − 1,2
𝐸𝐷𝑆𝑈𝑠 = 503,05 𝑚

➢ EDSDs
𝐸𝐷𝑆𝐷𝑠 = 𝐸𝐷𝑆𝑈𝑠 − (𝑠 × 𝐿𝑖 )
𝐸𝐷𝑆𝐷𝑠 = 503,05 − (0,003 × 9,72)
𝐸𝐷𝑆𝐷𝑠 = 503,02 𝑚

b. Elevasi muka air (EMA)


➢ EMAUs
𝑑
𝐸𝑀𝐴𝑈𝑠 = 𝐸𝐷𝑆𝑈𝑠 + × 𝐷𝑖
𝐷𝑖
𝐸𝑀𝐴𝑈𝑠 = 503,05 + (0,8 × 0,6)
𝐸𝑀𝐴𝑈𝑠 = 503,53 𝑚

➢ EMADs
𝑑
𝐸𝑀𝐴𝐷𝑠 = 𝐸𝐷𝑆𝐷𝑠 + × 𝐷𝑖
𝐷𝑖
𝐸𝑀𝐴𝐷𝑠 = 503,02 + (0,8 × 0,6)

90
𝐸𝑀𝐴𝐷𝑠 = 503,5 𝑚

c. Kedalaman galian (KG)


➢ KGUs
𝐾𝐺𝑈𝑠 = 𝐸𝑇𝑈𝑠 − 𝐸𝐷𝑆𝑈𝑠
𝐾𝐺𝑈𝑠 = 504,25 − 503,05
𝐾𝐺𝑈𝑠 = 1,2 𝑚

➢ KGDs
𝐾𝐺𝐷𝑠 = 𝐸𝑇𝐷𝑠 − 𝐸𝐷𝑆𝐷𝑠
𝐾𝐺𝐷𝑠 = 505 − 503,2
𝐾𝐺𝐷𝑠 = 1,98 𝑚

d. HGL
➢ HGLUs
𝐻𝐺𝐿𝑈𝑠 = 𝐸𝑇 𝑛𝑜𝑑𝑒 + 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛
𝐻𝐺𝐿𝑈𝑠 = 504,25 + 17,8872
𝐻𝐺𝐿𝑈𝑠 = 522,137 𝑚

➢ HGLDs
𝐻𝐺𝐿𝐷𝑠 = 𝐸𝑇 𝑛𝑜𝑑𝑒 + 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛
𝐻𝐺𝐿𝐷𝑠 = 505 + 17,1372
𝐻𝐺𝐿𝐷𝑠 = 522,137 𝑚

e. EGL
➢ EGLUs
𝑣2
𝐸𝐺𝐿𝑈𝑠 = 𝐻𝐺𝐿 +
2𝑔
1,3582
𝐸𝐺𝐿𝑈𝑠 = 522,137 +
2(9,81)
𝐸𝐺𝐿𝑈𝑠 = 522,231

➢ EGLDs
𝑣2
𝐸𝐺𝐿𝐷𝑠 = 𝐻𝐺𝐿 +
2𝑔
1,3582
𝐸𝐺𝐿𝐷𝑠 = 522,137 +
2(9,81)
𝐸𝐺𝐿𝐷𝑠 = 522,231

91
92
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TEKNIK PENGOLAHAN DAN SUPLAI AIR


TAHUN AJARAN 2021/2022

DOSEN PRAKTIKUM

Dr. Eng. ALLEN KURNIAWAN, S.T., M.T

ASISTEN PRAKTIKUM

MUHAMMAD NAWALUSSALAM
FATIHATURRIZKY AMELIA
SEFTA MEGA NURASIH

JUDUL GAMBAR

PETA TOPOGRAFI
LOKASI SUMBER AIR KOTA MOJOSONGO

PERTEMUAN/KELAS JENIS PEKERJAAN

6/RABU PRAKTIKUM

KELOMPOK ANGKATAN

4 56

SKALA KODE GMBR NO LEMBAR

1:1000

SATUAN PENILAI NILAI

CM

ANGGOTA KELOMPOK

1. GARY AQNAR A (F44190099)


2. CHINTIA DWIYUNDANI (F44190083)
3. BAIHAQI ARIA Y (F44190086)
Mojosongo12S3456789101112131415161718192021222324
Kota
air
sumber
lokasi
topografi
Peta
6.1
TPSA-6-1-8-7aac968cf.pngGambar
Images\Modul
5\TPSA\PDF
C:\Users\pia\Documents\semseter
4. RAIHAN HILMY (F44190089)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TEKNIK PENGOLAHAN DAN SUPLAI AIR


TAHUN AJARAN 2021/2022

DOSEN PRAKTIKUM

Dr. Eng. ALLEN KURNIAWAN, S.T., M.T

ASISTEN PRAKTIKUM

MUHAMMAD NAWALUSSALAM
FATIHATURRIZKY AMELIA
SEFTA MEGA NURASIH

JUDUL GAMBAR

PETA TOPOGRAFI
JALUR TRANSMISI AIR KOTA MOJOSONGO

PERTEMUAN/KELAS JENIS PEKERJAAN

6/RABU PRAKTIKUM

KELOMPOK ANGKATAN

4 56

SKALA KODE GMBR NO LEMBAR

1:1000

SATUAN PENILAI NILAI

CM

ANGGOTA KELOMPOK

1. GARY AQNAR A (F44190099)


2. CHINTIA DWIYUNDANI (F44190083)
3. BAIHAQI ARIA Y (F44190086)
4. RAIHAN HILMY (F44190089)
..\Documents\KULIAH\Gamtek\AutoCAD\WhatsApp Image 2020-11-02 at 00.53.25.jpeg

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TEKNIK PENGOLAHAN DAN SUPLAI AIR


TAHUN AJARAN 2021/2022

DOSEN PRAKTIKUM

Dr. Eng. ALLEN KURNIAWAN, S.T., M.T

ASISTEN PRAKTIKUM

MUHAMMAD NAWALUSSALAM
FATIHATURRIZKY AMELIA
SEFTA MEGA NURASIH

JUDUL GAMBAR

GAMBAR PROFIL HIDROLIS JALUR


TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
HGL
EGL

Node S 1 2 3 6 7 8 9 10 IPAM 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 R 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 a b c d e f g u v
s

4 5

t
Panjang pipa, Li
Panjang kumulatif, Li 0 9,72 17,86 25,94 42,1 53,41 69,57 88,96 116,43 124,51 133,52 140,28 147,88 156,89 163,65 171,97 178,73 186,33 193,09 199,37 209,27 217,59 227,65 232,89 241,21 248,92 257,24 266,25 275,26 283,58 291,9 300,22 309,23 322,31 332,8 344,79 356,78 364,38 374,28 382,6 392,5 397,74 583,17 917,6 1196,27 1567,86 1939,46 2459,62 2756,85 3109,82 3481,36
Elevasi muka tanah, ET (m) 432 424 420
- ET (Us) 504,25 505 506 505,75 505,5 505,25 505 504,5 504 504 500 498 494 490 488 486 484 480 478 474 472 470 464 462 460 454 452 448 444 442 440 438 434 428 416 414 412 410 412 412,5 407 402 398 391,25 389,5 388,25 386,5 386
505 506 505,75 505 504,5 500 498 494 490 488 486 484 480 478 474 472 470 464 462 460 454 452 448 444 442 440 438 434 432 428 424 420 416 414 412 410 412 412,5 407 402 398 391,25 389,5 388,25 386,5 386
- ET (Ds) - 505,5 505,25 504 504
Elevasi dasar pipa, EDS (m)
- EDS (Us) 503,05 503,02 502,99 502,97 502,95 502,94 502,92 502,91 502,88 502,87 499,26 497,24 493,18 489,22 486,52 485,17 483,09 479,03 476,75 472,7 471,12 469,14 463,32 461,1 459,27 453,08 451,15 446,99 442,93 441,13 439,05 436,97 433,22 430,97 427,05 422,86 419,26 415,06 413,16 411,18 409,1 409,1 409,1 405,927 400.96 396,92 390,28 388,72 387,28 385,69 -
- EDS (Ds) - 503,02 502,99 502,97 502,95 502,94 502,92 502,91 502,88 502,87 499,26 497,24 493,18 489,22 486,52 485,17 483,09 479,03 476,75 472,7 471,12 469,14 463,32 461,1 459,32 453,08 451,15 446,99 442,93 441,13 439,05 436,97 433,22 430,97 427,05 422,86 419,26 415,06 413,16 411,18 409,1 409,24 409,1 405,98 400,96 396,87 390,23 388,72 387,23 385,69 385,32
Elevasi muka air, EMA (m)
- EMA (Us) 503,53 503,5 503,47 503,45 503,43 503,42 503,41 503,39 503,36 503,35 499,74 497,72 493,66 489,71 487 485,65 483,57 479,51 477,23 473,17 471,6 469,62 463,8 461,58 459,7 453,52 451,59 447,43 443,37 441,57 439,49 437,41 433,67 431,41 427,49 423,3 419,7 415,5 413,6 411,62 409,54 409,53 409,38 405,92 400,96 396,87 390,23 387,23 385,7 385,32 -
- EMA (Ds) - 503,5 503,47 503,45 503,43 503,42 503,41 503,39 503,36 503,35 499,74 497,72 493,66 489,71 487 485,65 483,57 479,51 477,23 473,17 471,6 469,62 463,8 461,58 459,75 453,52 451,59 447,43 443,37 441,57 439,49 437,41 433,67 431,41 427,49 423,3 419,7 415,5 413,6 411,62 409,54 a 409,53 409,38 409,32 406,15 401,201 390,38 388,8 387,35 385,45
Diameter pipa, d (mm) 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 400 350 300 300 250 200 200 150 150
Kemiringan pipa 0,003 0,003 0,003 0,001 a 0,001 a 0,001 a 0,001 a 0,001 0,001 0,3 0,6 0,52 0,3 0,2 0,25 0,6 0,25 0,2 0,7 0,22 0,35 0,75 0,25 0,75 0,25 0,5 0,45 0,2 0,25 0,25 0,45 0,25 0,3 0,4 0,3 0,35 0,25 0,2 0,25 0,001 0,001 0,010 0,018 0,011 0,018 0,003 0,005 0,005 0,001
0,4 0,74 0,76 0,82 0,77 1,48 0,831 1,25 1,31 0,88 0,86 0,85 0,77 1,03 1,14 0,74 0,94 0,84 0,82 0,9 2,91 3,44 1,07 1,03 1,12 1,01 0,77 1,01 0,96 0,67
Kedalaman galian, KG (m) 1,2 1,98 3 2,78 2,55 2,31 2,08 1,59 1,12 1,13 0,91 0,97 0,68 0,9 0,73 0,92 1,01 1,07 0,87 0,95 1,03 0,95

PERTEMUAN/KELAS JENIS PEKERJAAN

6/RABU PRAKTIKUM

KELOMPOK ANGKATAN

4 56

SKALA KODE GMBR NO LEMBAR

1:1000

SATUAN PENILAI NILAI

CM

ANGGOTA KELOMPOK

1. GARY AQNAR A (F44190099)


2. CHINTIA DWIYUNDANI (F44190083)
3. BAIHAQI ARIA Y (F44190086)
4. RAIHAN HILMY (F44190089)
..\Documents\KULIAH\Gamtek\AutoCAD\WhatsApp Image 2020-11-02 at 00.53.25.jpeg

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TEKNIK PENGOLAHAN DAN SUPLAI AIR


TAHUN AJARAN 2021/2022

DOSEN PRAKTIKUM

Dr. Eng. ALLEN KURNIAWAN, S.T., M.T

ASISTEN PRAKTIKUM

MUHAMMAD NAWALUSSALAM
FATIHATURRIZKY AMELIA
SEFTA MEGA NURASIH

JUDUL GAMBAR

GAMBAR PROFIL HIDROLIS JALUR


TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
HGL
EGL

Node S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 IPAM 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 R 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 a k j i h g u v

t
Panjang pipa, Li
Panjang kumulatif, Li 0 9,72 17,86 25,94 42,1 53,41 69,57 88,96 116,43 124,51 133,52 140,28 147,88 156,89 163,65 171,97 178,73 186,33 193,09 199,37 209,27 217,59 227,65 232,89 241,21 248,92 257,24 266,25 275,26 283,58 291,9 300,22 309,23 322,31 332,8 344,79 356,78 364,38 374,28 382,6 392,5 397,74 769,35 1140,96 1512,55 1661,17 2107,06 2404,29 2757,26 3128,8
Elevasi muka tanah, ET (m)
500 498 494 490 488 486 484 480 478 474 472 470 464 462 460 454 452 448 444 442 440 438 434 432 428 424 420 416 414 412 410 412 412 404,5 402,5 396,5 396 396,5 388,25 386
- ET (Us) 504,25 505 506 505,75 505,5 505,25 505 504,5 504 504
505,75 504,5 500 498 494 490 488 486 484 480 478 474 472 470 464 462 460 454 452 448 444 442 440 438 434 432 428 424 420 416 414 412 410 412 412 404,5 402,5 396,5 396 396,5 388,25 386
- ET (Ds) - 505 506 505,5 505,25 505 504 504
Elevasi dasar pipa, EDS (m)
- EDS (Us) 503,05 503,02 502,99 502,97 502,95 502,94 502,92 502,91 502,88 502,87 499,26 497,24 493,18 489,22 486,52 485,17 483,09 479,03 476,75 472,7 471,12 469,14 463,32 461,1 459,27 453,08 451,15 446,99 442,93 441,13 439,05 436,97 433,22 430,97 427,05 422,86 419,26 415,06 413,16 411,18 409,1 409,1 403,51 400,84 395,42 395,27 388,58 387,29 385,75 -
- EDS (Ds) - 503,02 502,99 502,97 502,95 502,94 502,92 502,91 502,88 502,87 499,26 497,24 493,18 489,22 486,52 485,17 483,09 479,03 476,75 472,7 471,12 469,14 463,32 461,1 459,32 453,08 451,15 446,99 442,93 441,13 439,05 436,97 433,22 430,97 427,05 422,86 419,26 415,06 413,16 411,18 409,1 409,1 403,51 400,59 395,27 400,74 395,319 395,35 388,76 385,87
Elevasi muka air, EMA (m)
- EMA (Us) 503,53 503,5 503,47 503,45 503,43 503,42 503,41 503,39 503,36 503,35 499,74 497,72 493,66 489,71 487 485,65 483,57 479,51 477,23 473,17 471,6 469,62 463,8 461,58 459,7 453,52 451,59 447,43 443,37 441,57 439,49 437,41 433,67 431,41 427,49 423,3 419,7 415,5 413,6 411,62 409,54 409,53 409,53 403,9 400,74 395,31 395,35 388,76 385,87 385,32
- EMA (Ds) - 503,5 503,47 503,45 503,43 503,42 503,41 503,39 503,36 503,35 499,74 497,72 493,66 489,71 487 485,65 483,57 479,51 477,23 473,17 471,6 469,62 463,8 461,58 459,75 453,52 451,59 447,43 443,37 441,57 439,49 437,41 433,67 431,41 427,49 423,3 419,7 415,5 413,6 411,62 409,54 409,53 409,53 403,95 400,99 395,46 395,35 388,66 385,87 -
Diameter pipa, d (mm) 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 500 250 100 100 200 150 150
Kemiringan pipa 0,003 0,003 0,003 0,001 a 0,001 a 0,001 a 0,001 a 0,001 0,001 0,3 0,6 0,52 0,3 0,2 0,25 0,6 0,25 0,2 0,7 0,22 0,35 0,75 0,25 0,75 0,25 0,5 0,45 0,2 0,25 0,25 0,45 0,25 0,3 0,4 0,3 0,35 0,25 0,2 0,25 0,001 0,015 0,008 0,015 0,001 0,015 0,004 0,005 0,002
0,4 1,14 0,74 0,94 0,84
Kedalaman galian, KG (m) 1,2 1,98 3 2,78 2,55 2,31 2,08 1,59 1,12 1,13 0,74 0,76 0,82 0,77 1,48 0,831 0,91 0,97 1,25 1,31 0,88 0,86 0,68 0,9 0,73 0,92 0,85 1,01 1,07 0,87 0,95 1,03 0,77 1,03 0,95 0,82 0,9 2,91 2,91 2,91 2,91 2,91 2,91 2,91 2,91 2,91

PERTEMUAN/KELAS JENIS PEKERJAAN

6/RABU PRAKTIKUM

KELOMPOK ANGKATAN

4 56

SKALA KODE GMBR NO LEMBAR

1:1000

SATUAN PENILAI NILAI

CM

ANGGOTA KELOMPOK

1. GARY AQNAR A (F44190099)


2. CHINTIA DWIYUNDANI (F44190083)
3. BAIHAQI ARIA Y (F44190086)
4. RAIHAN HILMY (F44190089)

Anda mungkin juga menyukai