Anda di halaman 1dari 158

EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

(STUDI KASUS DI KECAMATAN SEKADAU HILIR


KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT)

SKRIPSI

Program Studi Sarjana Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil

Oleh :
MARTINUS AHEN
NIM D1011151022

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Martinus Ahen
Nim : D1011151022
Menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul EVALUASI SISTEM
JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH (STUDI KASUS DI KECAMATAN
SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN
BARAT) tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
sarjana di suatu perguruan tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan Penulis, tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Pustaka.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Penulis sanggup
menerima konsekuensi akademis dan hukum di kemudian hari apabila pernyataan
yang dibuat ini tidak benar.

Pontianak, 7 Januari 2022

Martinus Ahen
NIM D1011151022

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan rahmat, pertolongan dan anugerah-Nya melalui orang-

orang yang membimbing dan mendukung dengan berbagai cara sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis ingin mempersembahkan skripsi yang telah disusun kepada:

“Orang tua, serta kedua adikku”

“Tim Dosen Pembimbing dan Penguji”

“Sahabat Wanita”

“GRINLASE 2015”

“Mahasiswa Fakultas Teknik 2015”

Dan untuk teman-teman tetap semangat dalam meloloskan diri

dari Kampus, ini adalah Perjuangan untuk masa Depan, Jangan


Menyerah Kawan.

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha ESA atas berkat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EVALUASI SISTEM JARINGAN
DISTRIBUSI AIR BERSIH (STUDI KASUS DI KECAMATAN SEKADAU
HILIR KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
strata satu (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura Pontianak.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu selama penulisan skripsi ini, yaitu :
1. Bapak Dr. rer. nat. Ir. R. M. Rustamaji, M.T., IPU., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
2. Bapak Dr.-Ing. Ir. Slamet Widodo, M.T., IPM., selaku Wakil Dekan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Bapak Dr. Herwani, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
4. Ibu Dr. Elsa Tri Mukti, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
5. Ibu Ir. Azwa Nirmala, M.T. selaku Dosen Pembimbing utama.
6. Bapak Danang Gunarto, S.T., M.T., IPM., selaku Dosen Pembimbing kedua.
7. Bapak Dr. Eng. M. Meddy Danial, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji utama.
8. Ibu Dr. Nurhayati, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji kedua.
9. Bapak Ir. Komala Erwan M.T., IPM, ASEAN Eng. selaku Dosen
Pembimbing Akademik.
10. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
11. Sahabat Wanita terbaik penulis yaitu Angela Janita Kamiyo yang sudah
menemani dalam pengerjaan penelitian ini.
12. Rekan-rekan Teknik Sipil Angkatan 2015 yang telah memberikan semangat
dalam penyelesaian skripsi dan selama masa perkuliahan.

iv
Akhir kata dengan segala kerendahan hati serta keterbatasan yang dimiliki,
penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala hormat peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini di masa mendatang, semoga hasil
karya ini berguna bagi penulis semua.

Pontianak, 7 Januari 2022

Martinus Ahen
NIM D1011151022

v
ABSTRAK

Sistem penyediaan air minum di Kecamatan Sekadau Hilir dikelola oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Sirin Meragun Kecamatan Sekadau Hilir. Desa yang terlayani oleh PDAM Sirin
Meragun, yaitu Desa Sungai Ringin, Desa Mungguk, Desa Tanjung, dan Desa Bokak Sebumbun.
Jumlah penduduk yang terlayani pada tahun 2020 hanya sekitar 30% dari total jumlah penduduk
28.168 jiwa. Untuk mendukung tingkat pelayanan pendistribusian air bersih maka penelitian ini
dilakukan analisis kondisi eksisting dan merencanakan perbaikan jaringan distribusi menggunakan
software Epanet 2.0. Penelitian melalui tiga tahap, yaitu (1) proyeksi jumlah penduduk dengan
metode Aritmatika, Geometrik, dan Least Square. dan dipilih satu metode proyeksi dengan nilai
deviasi terkecil. (2) Perhitungan kebutuhan air pada jam puncak tahun 2020 dan tahun 2040. (3)
Simulasi jaringan distribusi dengan empat simulasi. Simulasi 1, kondisi eksisting dengan kebutuhan
air tahun 2020. Simulasi 2, kondisi alternatif perbaikan jaringan tahun 2020. Simulasi 3, kondisi
jaringan dengan kebutuhan air tahun 2040. dan Simulasi 4, kondisi alternatif perbaikan jaringan
tahun 2040. Metode proyeksi jumlah penduduk Desa Sungai Ringin, Desa Mungguk, Desa Tanjung,
dan Desa Bokak Sebumbun menggunakan metode aritmatika. Kebutuhan air pada jam puncak tahun
2020 sebesar 82,075 liter/detik, dan tahun 2040 sebesar 128,567 liter/detik. Analisa simulasi 1
terdapat 16 pipa tidak memenuhi standar izin unit headloss. Pada simulasi 2 dilakukan perubahan
dimensi menjadi Ø100 mm dan Ø200 mm pada pipa dengan unit headloss tinggi. Simulasi 3 terdapat
13 pipa dengan unit headloss tinggi dan 19 node dengan pressure kurang dari standar izin. Simulasi
4 terdapat penambahan jalur pipa Ø300 mm dan perubahan dimensi pipa dibeberapa titik menjadi
Ø75 mm – Ø150 mm. sedangkan masih ada beberapa pipa yang tidak memenuhi persyaratan
velocity, dikarenakan debit yang melewati pipa tersebut terlalu kecil.

Kata Kunci : Epanet 2.0, Jaringan distribusi, Proyeksi, Simulasi

vi
ABSTRACT
The drink water supply system in Sekadau Hilir District is managed by the Regional Drinking Water
Company Sirin Meragun, Sekadau Hilir District. The villages served by PDAM Sirin Meragun are
Sungai Ringin Village, Mungguk Village, Tanjung Village, and Bokak Sebumbun Village. The
number of people served in 2020 is only about 30% of the total population of 28,168 people. To
support the level of clean water distribution service, this study analyzed existing conditions and
planned network improvements using Epanet 2.0 software. The research went through three stages,
namely (1) estimating the population using Arithmetic, Geometric, and Least Square methods. and
choose one assessment option with the smallest deviation value. (2) Calculation of water demand
during peak hours in 2020 and in 2040. (3) Simulation of distribution network with four simulations.
Simulation 1, existing conditions with water demand in 2020. Simulation 2, alternative conditions
for network repair in 2020. Simulation 3, network conditions with water needs in 2040. and
Simulation 4, alternative conditions for network repair in 2040. Estimated population of Sungai
Ringin Village, Mungguk Village, Tanjung Village, and Bokak Sebumbun Village using the
arithmetic method. The demand for water at peak hours in 2020 is 82,075 liters/second, and in 2040
it is 128,567 liters/second. Simulation analysis 1 shows that 16 pipes do not meet the standard
headloss unit permit. In simulation 2, the dimensions are changed to 100 mm and 200 mm in pipes
with high headloss units. Simulation 3 contains 13 pipes with high headloss units and 19 nodes with
pressure less than the standard permit. Simulation 4 there is the addition of a 300 mm pipe line and
a change in pipe dimensions at several points to 75 mm - 150 mm. while there are still some pipes
that do not meet the speed requirements, because the flow through the pipe is too small.

Keywords : Clean water distribution network, Epanet 2.0, Projection, Simulation

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
1.5 Pembatasan Masalah ..................................................................... 3
1.6 Gambaran Umum Lokasi Studi..................................................... 4
1.6.1 Batas Administrasi ............................................................ 4
1.6.2 Penduduk ........................................................................... 4
1.6.3 Pendidikan ......................................................................... 7
1.6.4 Kesehatan .......................................................................... 8
1.6.5 Agama ............................................................................... 8
1.6.6 Perdagangan ...................................................................... 9
1.6.7 Transportasi dan Akomodasi ............................................. 9
1.6.8 Sejarah PDAM Sirin Meragun ........................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14


2.1 Definisi dan Persyaratan Air Bersih ............................................ 14
2.1.1 Definisi Air Bersih .......................................................... 14
2.1.2 Sumber Air Bersih ........................................................... 14
2.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih .................................. 14
2.2.1 Persyaratan Kuantitas (Debit) ......................................... 15

viii
2.2.2 Persyaratan Tekanan Air ................................................. 18
2.3 Proyeksi Penduduk ...................................................................... 19
2.3.1 Arithmatic Rate of Growth Method ................................. 19
2.3.2 Geometric Rate of Growth Method ................................. 20
2.3.3 Least Square Rate of Growth Method ............................. 20
2.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk ........................... 21
2.4 Proyeksi Fasilitas ........................................................................ 21
2.5 Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih .................. 21
2.5.1 Sistem Distribusi Air Bersih ........................................... 21
2.5.2 Sistem Pengaliran Air Bersih .......................................... 22
2.6 Pola Jaringan Sistem Distribusi Air Bersih................................. 23
2.7 Diameter Pipa .............................................................................. 25
2.8 Jalur Pipa ..................................................................................... 26
2.9 Kehilangan Energi ....................................................................... 27
2.9.1 Kehilangan Energi Akibat Gesekan (Mayor Losses) ...... 27
2.9.2 Kehilangan Energi Minor (Minor Losses) ...................... 30
2.10 Dasar Perencanaan Pompa .......................................................... 30
2.10.1 Kapasitas ......................................................................... 31
2.10.2 Head Pompa .................................................................... 31
2.11 Jenis Pipa..................................................................................... 33
2.12 Analisa Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih ............................... 34
2.13 Perangkat Lunak Epanet 2.0 dalam Analisa Jaringan Distribusi
Air Bersih .................................................................................... 35
2.13.1 Kegunaan Epanet 2.0....................................................... 36
2.13.2 Input Data dalam Epanet 2.0 ........................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 39


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 39
3.2 Tahapan Penelitian ...................................................................... 39
3.2.1 Persiapan ......................................................................... 39
3.2.2 Pengumpulan Data .......................................................... 39
3.2.3 Analisa Data .................................................................... 44
3.3 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 49

BAB IV HASIL DAN ANALISA ...................................................................... 50


4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Sekadau Hilir Tahun
2040 ............................................................................................. 50

ix
4.1.1 Metode Aritmatika .......................................................... 50
4.1.2 Metode Geometrik........................................................... 52
4.1.3 Metode Least Square ....................................................... 57
4.1.4 Pemilihan Metode Proyeksi penduduk............................ 62
4.2 Analisa Kebutuhan Air ................................................................ 64
4.2.1 Analisa Kebutuhan Domestik.......................................... 64
4.3.2 Analisa Kebutuhan NonDomestik ................................... 65
4.3 Uji Kualitas Air ........................................................................... 76
4.4 Analisa Pipa Jaringan Air Bersih Menggunakan Epanet 2.0....... 78
4.3.1 Simulasi 1 ........................................................................ 80
4.3.2 Simulasi 2 ........................................................................ 83
4.3.3 Simulasi 3 ........................................................................ 86
4.3.4 Simulasi 4 ........................................................................ 89
4.3.5 Kesimpulan Simulasi Epanet 2.0 .................................... 94

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 98


5.1 Kesimpulan ................................................................................. 98
5.2 Saran............................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kec. Sekadau Hilir dengan Rincian Per-desa
Tahun 2019 .........................................................................................5
Tabel 1.2 Jumlah Murid di Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2019................... 7
Tabel 1.3 Jumlah Guru di Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2019 .................... 7
Tabel 1.4 Jumlah Sekolah di Kecamatan Sekadau Hilir 2019 ........................... 7
Tabel 1.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sekadau Hilir Tahun
2019 ................................................................................................... 8
Tabel 1.6 Rumah Ibadah Menurut Agama di Kec. Sekadau Hilir Tahun
2019 ................................................................................................... 8
Tabel 1.7 Jumlah Penganut Agama Menurut Desa di Kec. Sekadau Hilir
Tahun 2020 ........................................................................................ 9
Tabel 1.8 Jumlah Pasar di Kec, Sekadau Hilir Tahun 2019 .............................. 9
Tabel 1.9 Jumlah Sarana Transportasi Dan Akomodasi di Kec. Sekadau Hilir
Tahun 2019 ...................................................................................... 10
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih Domestik ..................................... 16
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kota Kategori I, II, III
dan IV .............................................................................................. 17
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kota Kategori V (Desa) ........ 17
Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain ....................... 17
Tabel 2.5 Pemakaian Air Sesuai Penggunaan Gedung .................................... 18
Tabel 2.6 Kriteria Pipa Distribusi .................................................................... 18
Tabel 2.7 Diameter Pipa Distribusi .................................................................. 26
Tabel 2.8 Nilai Kekasaran Dinding untuk Berbagai Pipa Komersil ................ 28
Tabel 2.9 Koefisien Kekasaran Pipa Hazen – Williams .................................. 29
Tabel 2.10 Nilai Kc untuk Berbagai Nilai (D2/D1) ............................................ 30
Tabel 2.11 Jumlah dan Debit Pompa Sistem Distribusi Air Minum.................. 32
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sekadau Hilir ....................................50
Tabel 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Metode Aritmatika ..................... 52
Tabel 4.3 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Sungai Ringin ................ 53
Tabel 4.4 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Mungguk ........................ 54
Tabel 4.5 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Tanjung .......................... 55

xi
Tabel 4.6 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Bokak Sebumbun ........... 56
Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Metode Geometrik ..................... 57
Tabel 4.8 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Sungai Ringin ...................... 58
Tabel 4.9 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Mungguk .............................. 59
Tabel 4.10 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Tanjung ................................ 60
Tabel 4.11 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Tanjung ................................ 61
Tabel 4.12 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Metode Least Square ......... 62
Tabel 4.13 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Sungai Ringin ................ 62
Tabel 4.14 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Mungguk ....................... 63
Tabel 4.15 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Tanjung.......................... 63
Tabel 4.16 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Bokak Sebumbun .......... 63
Tabel 4.17 Metode Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Sekadau Hilir ....... 64
Tabel 4.18 Kebutuhan Domestik Desa Sungai Ringin....................................... 64
Tabel 4.19 Kebutuhan Domestik Desa Mungguk .............................................. 65
Tabel 4.20 Kebutuhan Domestik Desa Tanjung ................................................ 65
Tabel 4.21 Kebutuhan Domestik Desa Bokak Sebumbun ................................. 65
Tabel 4.22 Proyeksi Jumlah Guru dan Murid di Desa Sungai Ringin ............... 67
Tabel 4.23 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Pendidikan ...... 68
Tabel 4.24 Proyeksi Jumlah Fasilitas dan Umat di Desa Sungai Ringin ........... 69
Tabel 4.25 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Keagamaan ..... 70
Tabel 4.26 Proyeksi Jumlah Fasilitas Kesehatan di Desa Sungai Ringin .......... 71
Tabel 4.27 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Kesehatan ....... 71
Tabel 4.28 Proyeksi Jumlah Fasilitas Umum di Desa Sungai Ringin................ 72
Tabel 4.29 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Umum ............. 73
Tabel 4.30 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sekadau Hilir Tahun
2020 ................................................................................................. 74
Tabel 4.31 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sekadau Hilir Tahun
2040 ................................................................................................. 74
Tabel 4.32 Resume Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Bersih.................. 75
Tabel 4.33 Hasil Uji Kualitas Air baku PDAM ................................................. 77
Tabel 4.34 Pipa Eksisting Tidak Memenuhi Standar ......................................... 80
Tabel 4.35 Kehilangan Energi Kebutuhan Rata-rata dan Jam Puncak .............. 81

xii
Tabel 4.36 Perbandingan Kehilangan Energi Simulasi 1 dan Simulasi 2 .......... 83
Tabel 4.37 Perbandingan Tekanan Simulasi 1 dan Simulasi 2 .......................... 84
Tabel 4.38 Pipa Tidak Memenuhi Standar pada Simulasi 3 .............................. 86
Tabel 4.39 Tekanan Tidak Memenuhi Standar pada Simulasi 3 ....................... 87
Tabel 4.40 Koordinat Jalur Pipa Tahun 2040 .................................................... 89
Tabel 4.41 Daftar Penambahan Pipa Tahun 2040 .............................................. 89
Tabel 4.42 Perbandingan Kehilangan Energi Simulasi 3 dan Simulasi 4 .......... 91
Tabel 4.43 Perbandingan Tekanan Simulasi 3 dan Simulasi 4 .......................... 92
Tabel 4.44 Perbandingan Simulasi Kebutuhan Air 2020 ................................... 94
Tabel 4.45 Perbandingan Simulasi Kebutuhan Air 2020 ................................... 94
Tabel 4.46 Perubahan Diameter pada Pipa ........................................................ 95
Tabel 4.47 Validasi Data Epanet dan Lapangan ................................................ 96

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Batas Administrasi .......................................................................... 6


Gambar 1.2 Jaringan Pipa Distribusi Kec. Sekadau Hilir ................................. 11
Gambar 1.3 Peta Pelayanan Reservoir Sirin Meragun ...................................... 12
Gambar 1.4 Peta Kecamatan Sekadau Hilir ...................................................... 13
Gambar 1.5 Bangunan Reservoir PDAM Sirin Meragun ................................. 13
Gambar 2.1 Pola Jaringan Sistem Cabang 24
Gambar 2.2 Pola Jaringan Sistem Tertutup....................................................... 25
Gambar 2.3 Menu Epanet 2.0 ........................................................................... 38
Gambar 3.1 GPS dan Meteran Tarik ..................................................................40
Gambar 3.2 Jaringan Pipa Distribusi Kec. Sekadau Hilir ................................. 42
Gambar 3.3 Panjang dan Diameter Pipa Distribusi .......................................... 43
Gambar 3.4 Dialog Project Default ................................................................... 47
Gambar 3.5 Map Toolbar .................................................................................. 47
Gambar 3.6 Reservoir Property......................................................................... 48
Gambar 3.7 Pipa Property ................................................................................. 48
Gambar 3.8 Bagan Alir Penelitian .................................................................... 49
Gambar 4.1 Peta Jaringan Pipa Eksisting 2020 .................................................79
Gambar 4.2 Hasil Running Simulasi 1.............................................................. 82
Gambar 4.3 Hasil Running Simulasi 2.............................................................. 85
Gambar 4.4 Hasil Running Simulasi 3.............................................................. 88
Gambar 4.5 Skema Penambahan Jalur Pipa Tahun 2040 ................................. 90
Gambar 4.6 Hasil Running Simulasi 4.............................................................. 93
Gambar 4.7 Lokasi Validasi Data ..................................................................... 97

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kecamatan Sekadau Hilir memiliki luas wilayah sebesar 853,28 km 2 atau
sekitar 16 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sekadau yang sebesar 5.444,30
(Badan Pusat Statistik, 2020), Tingkat Kepadatan penduduk Kecamatan Sekadau
Hilir per km2 adalah rata-rata sekitar 80 jiwa pada Tahun 2019. Desa Sungai Ringin
adalah memiliki jumlah penduduk terpadat yaitu sekitar 332 jiwa per km2 ,
sedangkan desa terjarang penduduknya adalah Desa Semabi yaitu baru dihuni oleh
rata-rata sebanyak 27 jiwa per km2 (Badan Pusat Statistik, 2020)
Seiring dengan bertumbuhnya jumlah penduduk di Kecamatan Sekadau
Hilir, disertai dengan pembangunan kawasan perumahan dan perbelanjaan
menyebabkan kebutuhan air bersih akan terus meningkat. Prosedur penilaian dan
persetujuan pembangunan perumahan dan lingkungan pemukiman harus
memastikan tentang ketersediaan jaringan suplai air bersih, saluran pembuangan air
limbah, pengumpulan dan pembuangan sampah, saluran pematusan, jalan aspal
ataupun paving, penerangan jalan, lapangan parkir, tempat terbuka, serta fasilitas
lain yang diperlukan (Keman, 2015). Persyaratan kesehatan perumahan dan
lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan adalah tersedia
cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan (KEPMENKES, 1999).
Sistem penyediaan air bersih Kecamatan Sekadau Hilir ada dua sumber,
yang pertama dari Sungai Sekadau, dan yang kedua air terjun Sirin Meragun.
Sumber air dari Sungai Sekadau dipompa ke Instalasi Pengelola Air (IPA) yang
berada di Desa Mungguk, lokasi IPA berada di dataran yang lebih rendah ke
sebagian daerah pelayanan sehingga sistem pengaliran menggunakan pompa.
Sumber air terjun Sirin Meragun berada di Kecamatan Naga Taman merupakan
sumber kedua, sumber air yang dialirkan dari Sirin Meragun terlebih dahulu di
tampung pada reservoir sebelum dialirkan ke daerah pelayanan. Reservoir berada
di Mungguk Ransa Desa Sungai Ringin Kecamatan Sekadau Hilir, lokasi ini

1
2

merupakan elevasi tertinggi di Kecamatan Sekadau Hilir sehingga pengaliran


menggunakan sistem gravitasi.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Sekadau
Hilir, dimana perkembangan jumlah usaha/pengusaha tergolong sangat pesat, maka
sektor perdagangan akan tumbuh dan semakin besar pada masa yang akan datang.
Untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat pada beberapa tahun
kedepan maka perlu dilakukan evaluasi pada dimensi pipa jaringan air bersih yang
digunakan. Pipa distribusi adalah pipa yang membawa air bersih dari instalasi
pengolahan air kepada masyarakat. Demi memenuhi kebutuhan air bersih kepada
masyarakat maka diharapkan evaluasi yang dilakukan penulis agar pelayanan pada
masyarakat untuk beberapa tahun kedepan dapat memberikan hasil yang baik
kepada PDAM Sirin Meragun dan kepada masyarakat Kecamatan Sekadau Hilir
untuk menunjang kegiatan perekonomian di Kecamatan Sekadau Hilir. Jika
kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi dengan baik maka dapat menunjang
kegiatan ekonomi masyarakat Kecamatan Sekadau Hilir.

1.2 Rumusan Masalah


Meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Sekadau Hilir, membuat
kebutuhan akan air bersih juga akan bertambah. Hal ini membuat PDAM Sirin
Meragun harus mengevaluasi sistem distribusi air bersih yang ada sekarang.
Permasalahan dalam evaluasi sistem distribusi PDAM Sirin Meragun
adalah sebagai berikut:
1. Berapa kebutuhan air bersih pada saat ini ?
2. Berapa kebutuhan air bersih untuk kebutuhan domestik dan non domestik
sampai tahun 2040 ?
3. Berapa besar dimensi jaringan pipa distribusi primer air bersih yang
diperlukan ?
3

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam evaluasi distribusi jaringan PDAM di Kecamatan
Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau sebagai berikut :
1. Mengetahui jumlah kebutuhan air bersih pada saat ini.
2. Mengevaluasi kebutuhan air bersih yang dibutuhkan di Kecamatan Sekadau
Hilir hingga tahun 2040
3. Mendesain dimensi pipa primer yang diperlukan tahun 2040.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditentukan manfaat penelitian
dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Menambah pengetahuan penulis dalam penggunaan software EPANET 2.0
dibidang perpipaan dan bidang teknik sumber daya air.
2. Memberikan informasi hasil evaluasi kepada PDAM Sirin Meragun
Kecamatan Sekadau Hilir dalam upaya meningkatkan pelayanan air bersih
masyarakat.

1.5 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah bertujuan untuk mencegah meluasnya permasalahan
yang ada sehingga mencapai sasaran penelitian. Karena keterbatasan waktu dan
biaya, pembahasan masalah dibatasi dalam evaluasi sistem distribusi PDAM Sirin
Meragun Kecamatan Sekadau Hilir adalah sebagai berikut :
1. Wilayah Kecamatan Sekadau Hilir yang ditinjau adalah daerah pelayanan
yang dialiri PDAM Sirin Meragun (Desa Sungai Ringin, Desa Mungguk,
Desa Tanjung, dan Desa Bokak Sebumbun).
2. Jaringan yang dievaluasi adalah pipa primer.
3. Penelitian ini hanya memproyeksikan sampai 20 tahun ke depan 2020 sampai
2040.
4

1.6 Gambaran Umum Lokasi Studi


1.6.1 Batas Administrasi
Kecamatan Sekadau Hilir memiliki luas wilayah sebesar 853,28 km 2 atau
sekitar 16 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sekadau yang sebesar 5.444,30.
Secara geografis Kecamatan Sekadau Hilir terletak diantara : 0°18’0’’ Lintang
Utara – 0°6’0’’ Lintang Selatan 110°43’30’’-111° 9’0’’ Bujur Timur (gambar 1.1)
Kecamatan Sekadau Hilir memiliki batas-batas administrasi sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Mukok dan Kecamatan Belitang Hilir
Sebelah Selatan : Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau
Sebelah Timur : Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang
Sebelah Barat : Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau

1.6.2 Penduduk
Berdasarkan Kecamatan Sekadau Hilir Dalam Angka Tahun 2020, Pada
Tahun 2019 jumlah penduduk Kecamatan Sekadau Hilir diproyeksikan adalah
sebanyak 67.827 jiwa, dengan rasio jenis kelamin laki-laki terhadap perempuan
sebesar 104. Hal ini berarti terdapat 104 orang laki-laki di setiap 100 orang
perempuan di Kecamatan Sekadau Hilir (Badan Pusat Statistik, 2020). Kecamatan
Sekadau Hilir terbagi menjadi 17 (tujuh belas) desa dengan Ibu kota Kecamatan
terdapat di Desa Sungai Ringin, Adapun desa terpadat penduduknya adalah Desa
Sungai Ringin yaitu sekitar 332 jiwa per km2, sedangkan desa terjarang
penduduknya adalah Desa Semabi yaitu baru dihuni oleh rata-rata sebanyak 27 jiwa
per km2 (Badan Pusat Statistik, 2020).
5

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kec. Sekadau Hilir Per-desa Tahun 2019

Jumlah Jiwa
No. Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Peneti 1.785 1.670 3.455
2 Sungai Ringin 6.454 6.142 12.596
3 Mungguk 5.371 5.109 10.480
4 Gonis Tekan 2.444 2.375 4.819
5 Engkersik 2.551 2.303 4.854
6 Tapang Semadak 1.382 1.289 2.671
7 Seraras 1.154 1.070 2.224
8 Merapi 1.187 1.120 2.307
9 Tanjung 1.042 1.241 2.283
10 Seberang Kapuas 2.005 2.086 4.091
11 Sungai Kunyit 1.081 1.015 2.096
12 Semabi 951 817 1.768
13 Landau Kodah 2.131 1.994 4.125
14 Timpuk 2.577 2.564 5.141
15 Ensalang 715 714 1.429
16 Selalong 773 786 1.559
17 Bokak Sebumbun 1.027 902 1.929
Jumlah 34.630 33.197 67.827
Keterangan :
Terlayani PDAM Sirin Meragun
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020
Sumber : Qgis
Gambar 1.1 Batas Administrasi

6
7

1.6.3 Pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan mempunyai peran penting dalam rangka
pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tingkat pendidikan tertinggi
penduduk yang ditamatkan dijadikan tolok ukur tinggi rendahnya kualitas SDM
suatu wilayah. Tentunya tidak terlepas dari fasilitas dan sarana/prasarana penunjang
pendidikan itu sendiri di wilayah tersebut. Sarana pendidikan yang terdapat di
Kecamatan Sekadau Hilir dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.4 berikut.

Tabel 1.2 Jumlah Murid di Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2019

Taman Sekolah SMA &


No. Desa SMP
Kanak-kanak Dasar (SD) SMK

1 Sungai Ringin 294 1.546 1.269 3.320


2 Mungguk 119 1.027 119 795
3 Tanjung 25 131 - 0
4 Bokak Sebumbun 0 172 0 0
Jumlah 438 2.876 1.388 4.115
Sumber : Badan Pusat Statistik,2020
Tabel 1.3 Jumlah Guru di Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2019

Taman Sekolah SMA &


No. Desa SMP
Kanak-kanak Dasar (SD) SMK

1 Sungai Ringin 27 74 77 145


2 Mungguk 10 54 11 36
3 Tanjung 3 9 0 0
4 Bokak Sebumbun 0 13 0 0
Jumlah 40 150 88 181
Sumber : Badan Pusat Statistik,2020
Tabel 1.4 Jumlah Sekolah di Kecamatan Sekadau Hilir 2019

Taman Sekolah SMA &


No. Desa SMP
Kanak-kanak Dasar (SD) SMK

1 Sungai Ringin 3 5 2 4
2 Mungguk 3 5 2 2
3 Tanjung 1 2 0 0
4 Bokak Sebumbun 0 1 0 0
Jumlah 7 13 4 6
Sumber : Badan Pusat Statistik,2020
8

1.6.4 Kesehatan
Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dan
usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka kebijaksanaan
pemerintah di bidang kesehatan adalah dengan menyediakan sarana kesehatan.
Jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Sekadau Hilir dari empat puluh dua
polindes, sembilan belas puskesmas pembantu, dan satu rumah sakit umum di desa
mungguk. Jumlah saranan kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sekadau Hilir
seperti pada Tabel 1.3

Tabel 1.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2019

Rumah
No. Desa Puskesmas Pustu Polindes Jumlah
Sakit

1 Sungai Ringin 0 1 0 0 1
2 Mungguk 1 0 0 1 2
3 Tanjung 0 0 0 1 1
4 Bokak Sebumbun 0 0 0 1 1
Jumlah 1 1 0 3 5
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020

1.6.5 Agama
Berdasarkan data Kecamatan Sekadau Hilir Dalam Angka 2019 sebagian
besar penduduk di Kecamatan Sekadau Hilir memeluk Agama Islam, bila dilihat
dari jumlah sarana tempat ibadah umat Islam lebih dari umat lain. Berdasarkan data
BPS, jumlah ibadah dapat dilihat pada Tabel 1.6 seperti berikut.

Tabel 1.6 Rumah Ibadah Menurut Agama di Kec. Sekadau Hilir Tahun 2019

Masjid / Gereja Gereja


No. Desa Pura Wihara Kelenteng
Surau Katolik Kristen

1 Sungai Ringin 18 1 0 0 0 0
2 Mungguk 16 1 0 0 0 0
3 Tanjung 10 0 0 0 0 0
4 Bokak Sebumbun 4 3 0 0 0 0
Jumlah 48 5 0 0 0 0
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020
9

Tabel 1.7 Jumlah Penganut Agama Menurut Desa di Kec. Sekadau Hilir
Tahun 2019

No. Desa Islam Katolik Kristen Hindu Budha Konghucu

1 Sungai Ringin 7273 3699 1199 2 344 79


2 Mungguk 8054 1548 581 0 176 121
3 Tanjung 2240 34 10 0 0 0
4 Bokak Sebumbun 516 1170 236 0 7 0
Jumlah 18083 6451 2026 2 527 200
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020

1.6.6 Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan yang paling dominan kontribusinya
terhadap pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Sekadau Hilir. Pertumbuhan
disektor ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat di Kecamatan
tersebut.
Tabel 1.8 Jumlah Pasar di Kec. Sekadau Hilir Tahun 2019
Pasar
Desa Semi Tanpa Total
Permanen
Permanen Bangunan
Sungai Ringin 2 1 5 8
Mungguk 1 1 0 2
Tanjung 0 0 0 0
Bokak Sebumbun 0 0 0 0
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020

1.6.7 Transportasi dan Akomodasi


Transportasi sangat berperan penting dalam kelancaran perekonomian dan
perdagangan, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan. Saranan transportasi
yang ada di Kecamatan Sekadau Hilir adalah satu unit terminal Desa Sungai Ringin
tepatnya di area lingkungan pasar. Sementara sektor akomodasi merupakan salah
satu sektor penunjang perekonomian dan pariwisata. Hal ini disebabkan oleh letak
Kabupaten Sekadau yang berada di tengah-tengah Provinsi Kalimantan Barat dan
Kecamatan Sekadau Hilir dilewati oleh jalan poros Provinsi sehingga menjadi
persinggahan masyarakat yang bepergian menuju atau dari ibukota provinsi (BPS,
Sekadau Hilir 2020).
10

Tabel 1.9 Jumlah Sarana Transportasi Dan Akomodasi di Kec. Sekadau Hilir
Tahun 2019
Sarana
Desa
Kamar Hotel Terminal
Sungai Ringin 72 1
Mungguk 176 0
Tanjung 0 0
Bokak Sebumbun 22 0
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020

1.6.8 Sejarah PDAM Sirin Meragun


Kabupaten Sekadau dikarunia potensi sumber daya alam yang melimpah.
Salah satu yang cukup menjanjikan adalah keberadaan sejumlah air terjun sirin
meragun yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber air baku di Kecamatan
Sekadau Hilir. Pembangunan instalasi air bersih yang mengambil air baku dari
Meragun kecamatan Nanga Taman mulai dilaksanakan pertengahan tahun 2009 dan
selesai dilaksanakan akhir tahun 2011. Pengelola PDAM unit Sekadau Hilir baik
manajemen, operasional, pengolahan, keuangan dan tagihan di berikan sepenuhnya
dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau (Munsin,
2015).
Gereja
Katolik
Dinas Kesehatan Kab. Sekadau

Dinas PUPR Kab. Sekadau

GKII

Reservoir

S u m b e r : P D A M Sirin M e r a g u n

G a m b a r 1. 2 J ari n g a n P i p a D i stri b u si K e c . S e k a d a u H ilir

11
Sumber : PDAM Sirin Meragun

Gambar 1.3 Peta Pelayanan Reservoir Sirin Meragun

12
13

Empat Desa yang dilayani PDAM Sirin Meragun Kecamatan Sekadau Hilir
Kabupaten Sekadau (Sungai Ringin, Mungguk, Tanjung dan Bokak Sebumbun).

Sumber : Badan Pusat Statistik


Gambar 1.4 Peta Kecamatan Sekadau Hilir

Sumber : Survei lapangan

Gambar 1.5 Bangunan Reservoir PDAM Sirin Meragun


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Persyaratan Air Bersih


Air merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi. Air bersih sangat penting bagi kehidupan
manusia maka definisi air bersih adalah sebagai berikut.

2.1.1 Definisi Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisika, kimiawi, dan radioaktif. (Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010)

2.1.2 Sumber Air Bersih


Sistem penyedia air bersih merupakan satu kesatuan sistem fisik atau
teknis dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Sistem Penyedia Air
Minum (SPAM) dengan jaringan perpipaan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum, terdiri
dari unit air bersih, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007.
Air bersih diperoleh dari berbagai sumber air baku, antara lain adalah air
permukaan, air hujan, air tanah dan mata air. Untuk menentukan sumber air bersih
mana yang digunakan perlu diperhatikan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber
air baku tersebut.

2.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih


Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyediaan air
bersih yaitu sebagai berikut.

14
15

2.2.1 Persyaratan Kuantitas (Debit)


Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih ditinjau dari
ketersediaan air baku yang akan digunakan. Artinya, ketersediaan air baku dapat
digunakan apabila dapat melayani jumlah penduduk yang ada. Jumlah air yang
dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi
masyarakat setempat (Zulpiadi, 2018). Kebutuhan domestik dan non domestik
harus selalu di penuhi setiap saat merupakan bagian penting dari kuantitas air.
a. Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan domestik yaitu kebutuhan air untuk tempat tinggal meliputi
semua kebutuhan air untuk keperluan hunian pribadi meliputi kebutuhan air untuk
mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian, mandi (rumah ataupun
apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Standar
kebutuhan domestik mengacu pada Tabel 2.1.
b. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air bersih diluar keperluan
hunian pribadi. kebutuhan air non domestik mencakup penggunaan air oleh
bangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah dan industri. Standar
kebutuhan air non domestik mengacu pada Tabel 2.2 (Perencanaan Jaringan Pipa
Transmisi dan Distribusi Air Minum, 2018) sampai tabel 2.5 (SNI 03-7065-2005).
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih Domestik

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

NO URAIAN 500.000 s/d 100.000 s/d 20.000 s/d


> 1.000.000 < 20.000
1.000.000 500.000 100.000

Metro Besar Sedang Kecil Desa


Konsumsi unit sambungan rumah
1 > 150 150 > 200 90-120 80-120 60-80
(SR) I/o/h
2 Hidran Umum (HU) liter/orang/hari 20-40 20-40 20-40 20-40 20-40
3 Konsumsi unit Non Domestik (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
5 Faktor maximum hari 1,15-1,25 1,15-1,25 1,15-1,25 1,15-1,25 1,15-1,25
6 Faktor peak – jam 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0
7 Jumlah jiwa per Sambungan Rumah 5 5 5 5 5
8 Jumlah jiwa per Hidran Umum 100 100 100 100 100
9 Sisa tekan dijaringan distribusi (mka) 10 10 10 10 10
10 Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24
Volume reservoir(%) (maks hari
11 20 20 20 20 20
wilayah)
50:50 s/d 50:50 s/d
12 SR : HU 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
13 Cakupan Pelayanan (%) 90 90 90 90 70
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996

16
17

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kota Kategori I, II, III dan IV

SEKTOR NILAI SATUAN


Sekolah 10 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 2000 liter/hari/unit
Masjid 3000 liter/hari/unit
Kantor 10 liter/pegawai/hari
Pasar 12000 liter/hektar/hari
Hotel 150 liter/bed/hari
Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari
Komplek Militer 60 liter/orang/hari
Kawasan Industri 0,2-0,8 liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata 0,1-0,3 liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kota Kategori V (Desa)

SEKTOR NILAI SATUAN


Sekolah 5 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 1200 liter/hari
Pasar 12000 liter/detik/hektar
Kawasan Industri 10 liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain

SEKTOR NILAI SATUAN


Lapangan Terbang 10 liter/detik
Pelabuhan 50 liter/detik
Terminal Bus 10 liter/detik
Kawasan Industri 0,75 liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996
18

Tabel 2.5 Pemakaian Air Sesuai Penggunaan Gedung


Pemakaian
No. Jenis Kebutuhan Keterangan
Air
1 Kantor / Pabrik 50 liter/pegawai/hari
2 Rumah Sakit 500 liter/tempat tidur pasien/hari
3 Sekolah Dasar 40 liter/siswa/hari
4 SLTP 50 liter/siswa/hari
5 SMU/SMK dan lebih tinggi 80 liter/siswa/hari
6 Ruko/Rukan 100 liter/penghuni dan pegawai/hari
7 Toserba, toko pengecer 5 liter/m2
8 Hotel Melati/Penginapan 150 liter/bed/hari
9 Gd. Pertunjukan, Bioskop 10 liter/kursi
10 Gd. Serbaguna 25 liter/kursi
11 Stasiun dan Terminal 3 liter/penumpang
13 Restoran 15 liter/kursi
14 Peribadatan 5 Liter/orang (tidak dengan air wudu)
Sumber : SNI 03-7065-2005

2.2.2 Persyaratan Tekanan Air


Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup, dalam
air dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2007, Kriteria pipa transmisi dan
Distribusi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6 Kriteria Pipa Distribusi

No. Uraian Notasi Kiteria

Kecepatan aliran dalam pipa Q max


a) Kecepatan minimum V min 0,3 - 0,6 m/det
1 b) Kecepatan maksimum
-Pipa PVC atau ACP 3,0 - 4,5 m/det
V max.
-Pipa Baja atau DCIP
Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min 0,5 - 1 atm
b) Tekanan maksimum
2 - Pipa PVC atau ACP 6 - 8 atm
- Pipa baja atau DCIP 10 atm
h max
- Pipa PE 100 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 9,0 Mpa
Kehilangan Tekanan
3
-Sistem Gravitasi 5 m/km
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 2007
19

2.3 Proyeksi Penduduk


Untuk merencanakan keperluan air bersih, proyeksi pertumbuhan penduduk
sangat diperlukan karena untuk mengetahui perkembangan penduduk kedepanya.
Data kependudukan didapat dari Badan Pusat Statistik yang diperoleh dari hasil
sensus penduduk. Perhitungan proyeksi penduduk dapat digunakan untuk beberapa
macam perencanaan yaitu :
a. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju
perkembangan demografi sosial dan ekonomi
b. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai respon
terhadap penduduk yang sudah diproyeksikan
Jumlah penduduk merupakan faktor terpenting dalam menentukan lingkup
dari suatu perkembangan pembangunan yang salah satunya adalah pengelolaan
penyediaan kebutuhan air bersih, oleh karena itu perkiraan penduduk tidak hanya
diambil untuk beberapa tahun sesudahnya akan tetapi sampai berpuluh tahun
setelah pelaksanaan sensus.
Perkiraan jumlah penduduk pada tahun perencanaan dapat dilakukan
dengan beberapa metode yang paling sesuai dengan kondisi daerah perencanaan.
Menurut Peraturan Menteri Perkerjaan Umum Tahun 2007, dalam memperkirakan
jumlah penduduk ada beberapa metode proyeksi yang dianjurkan, antara lain :

2.3.1 Arithmatic Rate of Growth Method


Pertumbuhan penduduk secara aritmatik adalah pertumbuhan penduduk
dengan jumlah (absolute number) adalah sama untuk setiap tahun, seperti pada
persamaan 2.1 dan 2.2. Rumus yang digunakan adalah :
Rumus yang digunakan adalah :
Pn = Po + Ka ( Tn – To) .......................................................................... (2.1.)
𝑃𝑎 −𝑃1
Ka = .............................................................................................. (2.2.)
𝑇2 −𝑇1

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
Tn = tahun ke n
To = tahun dasar
20

Ka = konstanta aritmatika
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang diketahui
T2 = tahun ke II yang diketahui

2.3.2 Geometric Rate of Growth Method


Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk
yang menggunakan dasar berbunga-bunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan
penduduk dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama untuk setiap
tahun. Rumus yang digunakan adalah :
Pn = Po × (1 + r )n ..................................................................................... (2.3.)
𝑃𝑛
(1 + r )n =
𝑃𝑜
1
𝑃
(1 + r ) = ( 𝑛 )𝑛
𝑃𝑜

𝑃𝑛 1
r = ( ) − 1 ........................................................................................... (2.4.)
𝑛
𝑃𝑜

dimana :
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun

2.3.3 Least Square Rate of Growth Method


Perhitungan proyeksi metode least square dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = a + b.X .............................................................................................. (2.5.)
dimana :
Y = nilai perkalian jumlah penduduk
a.b = Konstanta
X = Selisih tahun perkiraan dengan tahun dasar perhitungan
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut :
∑ Y.∑ X2 − ∑ X.∑ XY
a= ................................................................................... (2.6.)
n.∑ X2 −(∑ X)2
n.∑ XY−∑ X.∑ Y
b= ....................................................................................... (2.7.)
n.∑ X2 −(∑ X)2
21

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat


ditentukan dengan persamaan lain yaitu :

𝑎 = y − 𝑏. x ......................................................................................... (2.8.)

dimana y dan x masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X.

2.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk


Metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang menghasilkan
koefisien paling mendekati 1 adalah metode yang terpilih (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum, 2007). Nilai deviasi (penyimpangan) didapat dengan
membandingkan jumlah penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah
penduduk dari perhitungan proyeksi penduduk yang dihitung dengan metode
Aritmatika, Geometrik, dan least Square.

2.4 Proyeksi Fasilitas


Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan fasilitas
umum juga akan bertambah. Jumlah dan jenis fasilitas yang ada pada daerah
pelayanan menentukan besarnya kebutuhan air non domestik (Rivia, 2006).
Proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan cara perbandingan, seperti pada
persamaan 2.9 sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒−𝑛 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒−𝑛
= ........................ (2.9.)
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

2.5 Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih


Berikut ini adalah beberapa sistem distribusi dalam pengaliran air bersih
sebagai berikut

2.5.1 Sistem Distribusi Air Bersih


Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat keseluruhan daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem
perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi (Damanhuri, 1989).
22

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah mengantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memerhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
paling penting ialah ketersediaan air setiap waktu.
Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem yaitu :
a. Continuous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus
selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
Sedangkan kelemahannya pemakaian air akan cenderung lebih boros dan bila
terjadi sedikit kebocoran saja, maka air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
b. Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada
sore hari. Kelemahannya adalah pelanggan tidak bisa menggunakan air setiap saat
dan perlu menyediakan bak atau wadah bila terjadi kebakaran maka air untuk fire
fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan
akan lebih besar karena kebutuhan air 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam
saja. Sedangkan keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga
sistem ini cocok untuk daerah sumber air yang terbatas.

2.5.2 Sistem Pengaliran Air Bersih


Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas,
kualitas dan tekanan air yang cukup, memerlukan sistem perpipaan yang baik,
reservoir, pompa dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air
tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada.
Menurut Al-Layla dkk, (1977) sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai
berikut :
a. Cara Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Menurut Peavy (1985) cara ini dianggap
ekonomis karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
23

b. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Menurut Peavy (1985) sistem ini digunakan jika elevasi antara
sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat
memberikan tekanan yang cukup.
c. Cara Gabungan
Pola cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakai tinggi dan pada kondisi darurat,
misal saat terjadi kebakaran atau tidak adanya energi. Selama periode
pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir
distribusi. Menurut Peavy (1985) karena reservoir distribusi digunakan
sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian
puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

2.6 Pola Jaringan Sistem Distribusi Air Bersih


Berbagai macam pola jaringan sistem distribusi air bersih Menurut Joko
dalam Apriyandi (2018)
a. Sistem Cabang (Branch)
Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) merupakan cabang sebuah
pohon. Pada pipa induk utama (primary feeders), tersambung pipa induk sekunder
(secondary feeders), dan pada pipa induk sekunder tersambung pipa pelayanan
utama (small distribution mains) yang terhubung dengan penyediaan air minum
dalam gedung. Pola jaringan sistem cabang distribusi air bersih dapat dilihat pada
gambar 2.1
24

Main Supply

Sumber : Joko, 2010


Gambar 2.1 Pola Jaringan Sistem Cabang

Keuntungan :

1. Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit karena debit


dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa pelayanan.
2. Untuk mengembangkan daerah pelayanan lebih mudah karena hanya tinggal
menambah sambungan pipa yang telah ada.
3. Jika terjadi kebocoran/kerusakan/perubahan diameter pipa maka hanya
daerah tertentu saja yang tidak mendapat pengaliran, sedangkan untuk
daerah yang tidak mengalami kerusakan aliran air tetap berfungsi.

Kerugian :
1. Pembagian debit tidak merata
2. Operasional lebih sulit karena pipa yang satu dengan yang lain saling
berhubungan.

b. Sistem Melingkar (Loop)


Sistem tertutup adalah jaringan pipa induk yang melingkar dimana ujung
pipa yang satu bertemu dengan kembali dengan ujung pipa lain, sehingga terdapat
arah aliran bolak-balik. Pola jaringan sistem tertutup pada distribusi air bersih
seperti pada Gambar 2.2
25

Main Supply

Sumber : Joko, 2010


Gambar 2.2 Pola Jaringan Sistem Tertutup

Keuntungan :

1. Debit tertinggi merata karena perencanaan diameter berdasarkan pada


kebutuhan total.
2. Pengoperasian jaringan lebih mudah.

Kerugian :

1. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pada seluruh daerah akan terhenti.
2. Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan agar debit yang
masuk pada setiap pipa merata.

2.7 Diameter Pipa


Menurut Kodoatie, (2003) dalam perhitungan diameter pipa dapat
digunakan persamaan Hazen William seperti pada Persamaan 2.10
Q = 0,2785 × C × D2,63 × S0,54 ............................................................... (2.10.)

dimana :
Q = kapasitas kebutuhan maks perhari (m3/detik)
C = koefisien kekasaran pipa menurut Hazen William
S = slop/kemiringan muka tanah
26

Penentuan diameter pipa yang digunakan untuk distribusi air bersih yang
dibutuhkan untuk mengalirkan air yang cukup untuk suatu jaringan distribusi air
bersih dapat dihitung berdasarkan kecepatan aliran dengan rumus utama yaitu :
Q = V × A .............................................................................................. (2.11.)
dimana :
Q = laju aliran yang dibutuhkan (m3/detik)
V = kecepatan aliran yang melalui pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m2)
Sehingga,
1
𝐴 = 𝜋𝑟 2 = 𝜋 (2 𝐷)2 ............................................................................ (2.12.)
𝜋𝐷2
Q= 4
𝑉

4Q =𝜋𝐷 2 𝑉
4𝑄
D2 = 𝜋𝑉 .................................................................................................. (2.13.)

Ukuran diameter pipa distribusi menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


2007 sebagai berikut :

Tabel 2.7 Diameter Pipa Distribusi


Cakupan Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa
Sistem Utama Pembawa Pembagi Pelayanan
Sistem
≥ 100 mm 75-100 mm 75 mm 50 mm
Kecamatan
Sistem Kota ≥ 150 mm 100-150 mm 75-100 mm 50-75 mm
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 2007

2.8 Jalur Pipa


Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan pilih jalur yang tidak
memerlukan banyak perlengkapan untuk mengurangi biaya konstruksi dan
pemeliharaan. Pemilihan jalur distribusi semestinya ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jalur
distribusi, yaitu :
a. Kondisi topografi sepanjang jalur yang akan dilalui saluran distribusi, sedapat
mungkin yang tidak banyak memerlukan bangunan pelindungan.
b. Panjang jalur antara lokasi sumber air dan lokasi yang dituju diusahakan
sependek mungkin.
27

c. Kualitas tanah sepanjang jalur sehubungan dengan pelindungan saluran,


misalnya perlindungan terhadap bahaya korosi.
d. Pelaksanaan dan pemeliharaan dipilih yang semudah mungkin baik dalam
konstruksi pelaksanaan maupun pemeliharaannya.
Sedangkan untuk penempatan dan pemasangan pipa perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Kedalaman galian
b. Kedalaman timbunan
c. Material timbunan
d. Kemiringan pipa yang dipasang

2.9 Kehilangan Energi


Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih tidak menutup kemungkinan
terjadi kebocoran atau kehilangan air. Kehilangan air didefinisikan sebagai jumlah
air yang hilang akibat :
a. Pemasangan sambungan yang tidak tepat
b. Terkena tekanan air luar sehingga menyebabkan pipa retak atau pecah
c. Penyambungan liar
Untuk mengetahui jika terjadi kebocoran yang tidak tepat, misalnya air dari
rembesan dari keretakan pipa, dapat diatasi dengan alat pendeteksi kebocoran yang
disebut Leak Detector. Sedangkan upaya untuk mengurangi terjadinya kehilangan
air yang lebih besar dalam perencanaan sistem distribusi dilakukan pembagian
wilayah atau zoning untuk memudahkan pengontrolan kebocoran pipa, serta
pemasangan meteran air untuk menghindari kehilangan energi yang lebih besar.
Selanjutnya secara umum tinggi kehilangan energi dapat dikelompokan
menjadi kehilangan energi utama atau mayor losses akibat gesekan dengan dinding
pipa dan minor losses akibat sambungan-sambungan, belok-belokan, valve dan
aksesoris lainnya (Kodoatie, 2003).

2.9.1 Kehilangan Energi Akibat Gesekan (Mayor Losses)


Kehilangan energi akibat gesekan dengan dinding pipa di aliran seragam
dapat dihitung dengan persamaan Darcy-Weisbach seperti pada Persamaan 2.14
𝐿𝑣 2
H𝑓 = 𝑓 ........................................................................................... (2.14.)
𝐷 2𝑔
28

dimana :
H𝑓 = kehilangan energi akibat gesekan
𝑓 = faktor gesekan
𝐿 = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
nilai kekasaran untuk beberapa jenis pipa mengacu pada tabel 2.8
Tabel 2.8 Nilai Kekasaran Dinding untuk Berbagai Pipa Komersil

Kekasaran
Bahan
Ft M
Riveted Steel 0,003 - 0,03 0,0009 - 0,009
Concrete 0,001 - 0,01 0,0003 - 0,003
Wood Stave 0,0006 - 0,003 0,0002 - 0,009
Cast Iron 0,00085 0,00026
Galvanized Iron 0,0005 0,00015
Asphaltes Cast Iron 0,0004 0,0001
Commercial Steel or Wrought Iron 0,00015 0,000046
Drawn Brass or Copper Tubing 0,000005 0,0000015
Glass and Plastic "smooth" "smooth"
Sumber : Jack B. Eveet, Cheng Liu. 1987
Pada umumnya rumus yang dipakai untuk menghitung kerugian head dalam
pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyaluran air minum dapat
menggunakan persamaan Hazen – Williams (Sularso, 2000). Seperti pada
persamaan 2.15
10,666𝑄1,85
H𝑓= 𝐿 ................................................................................... (2.15.)
𝐶 1,85 𝑑4,85

dimana :
H𝑓 = kehilangan energi akibat gesekan dalam pipa (m)
Q = laju aliran dalam pipa (m3/s)
L = panjang pipa (m)
C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
d = diameter pipa (m)
Dimana nilai koefisien pipa Hazen – Williams mengacu pada tabel 2.9
29

Tabel 2.9 Koefisien Kekasaran Pipa Hazen – Williams

Jenis Pipa Nilai CH


Lead 130 - 140
Metal Pipes - Very to extremely smooth 130 - 140
Plastic 130 - 150
Polyethylene, PE, PEH 130 - 140
Polyvinyl Chloride, PVC, CPVC 150
Smooth Pipes 140
Steel new unlined 140 - 150
Steel, comugated 60
Steel welded and seamless 100
Steel, interior revited, no projecting rivets 110
Steel, projecting girth and horizontal rivets 100
Steel, vitrified spiral-riveted 90 - 110
Steel, vetrified and seamless 100
Tin 130
Vitrified Clay 110
Wrought Iron, Plain 100
Wooden or Masonry Pipe - Smooth 120
Wood Stave 110 - 120
Keterangan :
CH = Koefisien Hanzen dan Williams
Sumber : NSPM Kimpraswil, 2002
Diantara faktor-faktor di atas, faktor gesekan (f) merupakan salah satu faktor
yang sulit penentuannya. Kesulitan ini karena faktor gesekan (f) juga sangat
tergantung pada kondisi aliran di dalam pipa. Secara umum faktor gesekan (f) dapat
dihitung dengan persamaan Colebrook-White, seperti pada persamaan 2.16
1 𝑘 2,51
= −2 log [3,7 𝐷 + 𝑅𝑒√𝑓
] ............................................................................ (2.16.)
√𝑓

dimana :
k = kekasaran efektif dinding dalam pipa
D = diameter pipa (m)
𝑣𝐷
Re = bilangan Reynolds (𝑅𝑒 = )
𝑉

V = kekentalan kinematik cairan


30

2.9.2 Kehilangan Energi Minor (Minor Losses)


Kehilangan energi minor adalah kehilangan energi akibat perubahan
penampang saluran, sambungan-sambungan, belokan, valve dan aksesoris lainnya.
a. Kehilangan energi akibat penyempitan (contraction) seperti pada
persamaan 2.17
𝑣2²
Hc = 𝐾𝑐 ......................................................................... (2.17.)
2𝑔

dimana :
Hc = tinggi hilang akibat penyempitan
Kc = koefisen kehilangan energi akibat penyempitan
v2 = kecepatan rata-rata aliran dengan diameter D2 (yaitu dihilir
dari penyempitan)

Dimana nilai Kc untuk berbagai nilai D2/D1 dapat dilihat pada Tabel 2.10

Tabel 2.10 Nilai Kc untuk Berbagai Nilai (D2/D1)


D2/D1 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Kc 0,5 0,45 0,38 0,28 0,14 0
Sumber : NSPM Kimpraswil, 2002
b. Tinggi energi akibat pembesaran tampangan (Expansion)
𝑣2²
Hc = 𝐾𝑐 ......................................................................... (2.18.)
2𝑔

dimana :
𝐴
Kc = (𝐴2 − 1) ²
1

c. Tinggi energi akibat valve


𝑣2²
Hv = 𝐾𝑣 ......................................................................... (2.19.)
2𝑔

dimana :
Kv = koefisien tinggi hilang di valve, tergantung jenis valve dan
bukaannya.

2.10 Dasar Perencanaan Pompa


Dalam perencanaan pompa untuk memindahkan air dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan head tertentu diperlukan beberapa syarat.
31

2.10.1 Kapasitas
Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa
persatuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus
dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan.

2.10.2 Head Pompa


Head pompa adalah ketinggian kolom fluida harus naik untuk memperoleh
jumlah yang sama dengan yang dikandung oleh satuan bobot fluida pada kondisi
yang sama. Head ini ada dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Head Potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida diatas bidang banding (datum plane).
Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung jumlah energi yang disebabkan
oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
b. Head Kecepatan
Head kecepatan atau head kenetik yaitu suatu ukuran energi kinetik yang
dikandung fluida yang disebabkan oleh kecepatan dan dinyatakan dengan
Persamaan 2.20 dan 2.21
𝑃 𝑉2
+ = 𝐶 ......................................................................................... (2.20.)
𝛾 2𝑔

𝑉2
= head kecepatan ........................................................................... (2.21.)
2𝑔

c. Head Tekanan
Head tekanan adalah energi yang dikandung fluida akibat tekanannya dan
dinyatakan dengan persamaan 2.22
𝑃
= head tekanan ............................................................................ (2.22)
𝛾

Head total dari pompa diperoleh dengan menjumlahkan head yang disebut
diatas dengan kerugian-kerugian yang timbul dalam instalasi pompa (head mayor
dan head minor). Dalam menentukan jumlah pompa dan kapasitasnya, perlu
diperhatikan beberapa hal berikut :

a. Kapasitas maksimum pompa yang dapat diproduksi saat ini.


b. Bila kebutuhan air berubah-ubah sebaiknya dipakai beberapa unit pompa
yaitu sebesar konsumsi minuman.
32

c. Usahakan pompa bekerja pada titik operasi yang menghasilkan efisiensi


terbaik.
d. Bila kapasitas yang akan dipompakan besar, sebaiknya digunakan kapasitas
pompa dengan kapasitas besar. Karena untuk kapasitas besar, umumnya
efisien pompa menjadi lebih tinggi. Jadi penggunaan lebih ekonomis.
e. Sebaiknya pompa-pompa yang digunakan sama, agar penyediaan suku
cadang lebih mudah.
f. Pemilihan head pompa sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pompa digunakan untuk menambah tekanan pada cairan sehingga dapat
mengatasi gaya potensial, sehingga cairan dapat mengalir. Debit pompa distribusi
air minum ke reservoir ditentukan berdasarkan debit harian maksimum. Perioda
operasi pompa antara 20 – 24 jam per hari. Ketentuan jumlah dan debit yang
digunakan sesuai pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Jumlah dan Debit Pompa Sistem Distribusi Air Minum

Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Pompa Cadangan Total Unit


Sampai 2.800 1 1 2
2.500 s.d. 10.000 2 1 3
Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 Lebih dari 1 Lebih dari 4
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2007

Perhitungan daya pompa yang diperlukan berdasarkan data total tekanan


(head) yang tersedia, yaitu dengan persamaan 2.23

𝑄 ×𝑤 × 𝐻
P= 75 η
HP.................................................................................... (2.23.)

dimana :

P = daya pompa (tenaga kuda)


Q = debit air yang dipompa (m3/detik)
η = efisiensi pompa ( 60 %–75 %)
w = densitas atau kepadatan (density) (kg/cm3 )
H = total tekanan (m)
HP = daya kuda (horse Power)
33

2.11 Jenis Pipa


Jenis-jenis pipa yang dapat digunakan pada sistem transmisi dan distribusi
adalah sebagai berikut :
a. Cast Iron Pipe (CIP)
Tersedia untuk panjang 3,7 dan 5,5 m dengan diameter 50 – 900 mm serta
dapat menahan tekanan air hingga 240 mka (meter kolom air), tergantung besar
diameter pipa. Kelebihan dari pipa jenis ini adalah harga tidak terlalu mahal,
ekonomis karena berumur panjang (mencapai 100 tahun), kuat dan tahan lama,
tahan korosi bila dilapisi, mudah disambung, dapat menahan tekanan tanpa
mengalami kerusakan. Dan kekurangannya yaitu bagian dalam pipa lama-lama
menjadi kasar sehingga kapasitas pengangkutan berkurang, pipa berdiameter besar,
cenderung patah selama pengangkutan.
b. Asbestos Cement Pipe
Dibuat dengan mencampur serat asbes dengan semen pada tekanan tinggi,
diameter besar antara 50 – 900 mm dan dapat menahan tekanan antara 50 – 250
mka, tergantung kelas dan tipe pembuatan.
Kelebihannya adalah ringan dan mudah digunakan, tahan terhadap air yang
asam dan basa, bagian dalam halus dan tahan terhadap korosi, Kekurangannya
adalah rapuh dan mudah patah, tidak digunakan untuk tekanan tinggi.
c. Plastic Pipe
Memiliki banyak kelebihan yaitu tahan terhadap korosi, ringan dan murah,
tersedia dalam warna hitam, lebih tahan terhadap bahan kimia kecuali asam nitrat
dan asam kuat, lemak dan minyak. Ada dua tipe, pertama low density polythene
pipe (LDP) : lebih fleksibel, diameter mencapai 63 mm, dan yang kedua high
density polythene pipe (HDPE) : lebih kuat dari pada low density polythene pipe,
diameter pipa 16 – 400 mm, diameter besar banyak digunakan jika terdapat
kesulitan menyambung pipa yang berdiameter kecil, untuk jalur yang panjang. Pipa
ini tidak memenuhi standar lingkungan yaitu jika terjadi kontak dengan keton ester,
alkohol dan sebagainya akan merusak pipa. Dalam permasalahan ini LDP lebih baik
dari pada HDPE.
34

2.12 Analisa Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih


Analisa jaringan pipa perlu dilakukan dalam pengembangan suatu jaringan
distribusi maupun perencanaan suatu jaringan pipa baru. Sistem jaringan perpipaan
didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Ukuran pipa harus sesuai
dengan dimensi yang diperlukan dan tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan
analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang
diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas
aliran terpenuhi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sistem jaringan pipa
distribusi air bersih :
a. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas
wilayah. Juga mempertimbangkan dari kebutuhan/beban (area pelayanan).
b. Daerah pelayanan sektoral dan besar beban. Juga titik sentral pelayanan
(junction points).
c. Kerangka induk, baik pipa induk primer maupun pipa induk sekunder.
d. Untuk sistem induk, ditentukan distribusi alirannya berdasarkan debit
puncak.
e. Pendimensian (dimensioneering). Dengan besar debit diketahui, dan
kecepatan aliran yang diizinkan, dapat ditentukan diameter pipa yang
diperlukan.
f. Kontrol tekanan dalam aliran distribusi, menggunakan prinsip keseimbangan
energi. Kontrol atau analisa tekanan ini dapat dilakukan dengan beberapa
metode, disesuaikan dengan rangka distribusi.
g. Detail sistem pelayanan (sistem mikro dari distribusi) dan perlengkapan
distribusi (gambar alat bantu).
h. Gambar seluruh sistem, berupa peta tata guna lahan, peta pembagian
distribusi, peta kerangka, peta sistem induk lengkap dan gambar detail sistem.
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa
penulis mengenai evaluasi sistem jaringan distribusi air bersih PDAM di beberapa
daerah yang berbeda, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
35

1. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyandi (2019), Pipa eksisting dengan


diameter pipa Ø 150 mm, Ø 200 mm, Ø 250 mm dan Ø 300 mm, tidak
memenuhi standar hidrolis sehingga perlu dievaluasi untuk penyesuaian
diameter pipa. Setelah dievaluasi diameter pipa yang digunakan adalah Ø 300
mm, Ø 400 mm dan 600 mm.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Zulviandi (2018), Pada data eksisting dengan
diameter pipa 300 mm, pipa tersebut tidak memenuhi standar hidrolis serta
perlu adanya evaluasi dan penyesuaian diameter pipa. Setelah dievaluasi
diameter pipa yang digunakan untuk pipa primer adalah pipa 700 mm, 650
mm dan 400 mm, adapun jenis pipa primer yang digunakan yaitu pipa HDPE
dengan nilai koefisien kekasaran 140
3. Penelitian yang dilakukan oleh Upia (2018), Pipa yang digunakan untuk pipa
primer digunakan pipa 500 mm, 450 mm, 400 mm dan pada pipa sekunder
digunakan pipa 250 mm dan 150 mm dan jenis pipa yang digunakan
semuanya sama primer dan sekunder yaitu pipa HDPE dengan nilai koefisien
kekasaran 140.

2.13 Perangkat Lunak Epanet 2.0 dalam Analisa Jaringan Distribusi Air
Bersih
Perangkat lunak jaringan distribusi pada awalnya digunakan untuk
melakukan desain awal sistem distribusi. Perangkat lunak ini membuat operator
enggan untuk menggunakan perangkat lunak distribusi tersebut dalam menganalisis
kondisi jaringannya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, perangkat
lunak distribusi telah berkembang sehingga menjadi lebih mudah digunakan.
Dengan perangkat lunak distribusi, operator dapat menyimulasikan berbagai
kemungkinan pengoperasian jaringan tanpa harus turun ke lapangan dan bahkan
tanpa harus menunggu kesinambungan pelayanan terhadap pelanggan.

Jika pada awalnya operator harus turun kelapangan dan mengumpulkan


data sebanyak mungkin untuk mengetahui gambaran jaringannya maka kini
operator hanya perlu ke lapangan untuk mengumpulkan data seminimal mungkin
dalam memahami jaringan distribusinya. Epanet adalah suatu perangkat lunak
distribusi yang banyak digunakan untuk menganalisa jaringan sistem distribusi.
36

Epanet 2.0 merupakan program komputer yang berbasis windows,


perangkat lunak ini didasarkan pada simulasi perkembangan waktu dari profil
hidrolis dan perlakuan kualitas air bersih suatu jaringan pipa distribusi. Perangkat
ini terdiri dari titik/node/junction pipa, pompa, valve (aksesoris) dan reservoir baik
ground reservoar maupun reservoir menara. Output yang dihasilkan dari program
Epanet 2.0 ini antara lain debit yang mengalir dalam pipa, tekanan air dari masing-
masing titik/node/junction yang dapat dipakai sebagai analisa dalam menentukan
operasi instalasi, pompa dan reservoir serta besarnya konsentrasi unsur kimia yang
terkandung dalam air bersih. Epanet 2.0 didesain sebagai alat untuk mengetahui
perkembangan dan pergerakan air serta degradasi unsur kimia yang terkandung
dalam air di pipa distribusi. Analisa sisa khlor dan beberapa unsur lainnya
(Rossman, 2000).

2.13.1 Kegunaan Epanet 2.0


Kegunaan program epanet 2.0 (Rossman, 2002)

a. Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air


serta degradasi unsur kimia yang ada dalam air pipa distribusi.
b. Dapat digunakan sebagai dasar analisa dan berbagai macam sistem
distribusi, detail desain, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan
berbagai unsur lainnya.
c. Dapat membantu menentukan alternatif strategis managemen dan sistem
jaringan pipa distribusi air bersih seperti:
- Sebagai penentuan alternatif sumber / instalasi, apabila terdapat banyak
sumber / instalasi.
- Sebagai simulasi dalam menentukan alternatif pengoperasian pompa
dalam melakukan pengisian reservoir maupun injeksi ke sistem
distribusi.
- Digunakan sebagai pusat treatment seperti dimana dilakukan proses
khlorinasi, baik diinstalasi maupun dalam sistem jaringan.
- Dapat digunakan sebagai penentuan prioritas terhadap pipa yang akan
dibersihkan / diganti.
37

Epanet merupakan analisis hidrolis yang terdiri dari (Rossman, 2000) :


a. Analisis ini tidak dibatasi oleh letak lokasi jaringan
b. Kehilangan tekanan akibat gesekan (friction) dihitung dengan
menggunakan persamaan Hazen-Williams, Darcy-Weisbach atau Chezy-
Manning formula.
c. Disamping mayor losses, minor losses (kehilangan tekanan di bend, elbow,
fitting) dapat dihitung.
d. Model konstanta atau variabel kecepatan pompa.
e. Perhitungan energi dan biaya pompa.
f. Berbagai tipe model valve yang dilengkapi dengan shut off, check.
Pressureregulating dan flow control valve.
g. Reservoir dalam berbagai bentuk dan ukuran (seperti diameter dapat
divariasikan dengan ketinggian).
h. Mempertimbangkan berbagai kondisi yang mungkin terjadi pada node
(sambungan pipa), masing-masing dengan pola waktunya sendiri.
i. Permodelan pressure yang bergantung pada pengeluaran aliran dari emitter
(Sprinkler head).
j. Sebagai dasar operating system untuk mengontrol level air di reservoir dan
waktu yang lebih kompleks.
38

2.13.2 Input Data dalam Epanet 2.0

Data-data yang dibutuhkan dalam Epanet 2.0 sangat penting sekali dalam
proses analisa, evaluasi dan simulasi jaringan air bersih berbasis epanet.

Sumber : Epanet 2.0


Gambar 2.3 Menu Epanet 2.0

Input data yang dibutuhkan adalah (Rossman, 2000):


a. Peta jaringan
b. Node/junction/titik dari komponen distribusi.
c. Elevasi
d. Panjang pipa distribusi
e. Diameter dalam pipa
f. Jenis pipa yang digunakan
g. Umur pipa
h. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dan lain lain)
i. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
j. Bentuk dan ukuran reservoir
k. Beban masing-masing node (besarnya tapping)
l. Faktor fluktuasi pemakaian air
m. Konsentrasi khlor di sumber
Output yang dihasilkan diantaranya adalah (Rossman, 2000) :
a. Hidrolik head masing-masing titik
b. Tekanan dan Kehilangan sisa khlor
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai studi kasus bersifat deskriptif yang
artinya suatu metode penelitian yang menjelaskan atau menerangkan suatu
peristiwa. Setelah data terkumpul semua baru disusun kemudian diklasifikasikan
dan selanjutnya dianalisa berdasarkan teori-teori ataupun keterangan-keterangan.
Kemudian baru diambil suatu kesimpulan dan saran-saran dalam pemecahan
masalah yang berhubungan dengan kasus ini.
3.2 Tahapan Penelitian
3.2.1 Persiapan
Persiapan adalah suatu kegiatan yang akan dipersiapkan sebelum melakukan
kegiatan. Persiapan yang dikerjakan sebagai berikut :
a. Survey Awal
Survey awal adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
secara umum wilayah yang akan diteliti.
b. Studi Literatur
Pada studi literatur penelitian ini, menggunakan sumber dari Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum Tahun 2007, Jurnal Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi Air
Bersih PDAM Di KEC. Sungai Raya, serta sumber lainnya dapat dilihat pada daftar
Pustaka.

3.2.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan
digunakan untuk suatu penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu :
a. Data Primer
Data yang termasuk kedalam data primer adalah :
i. Koordinat (Waypoint)
Pengambilan koordinat dilakukan menggunakan GPS pada setiap jarak ±
200 meter. Koordinat diambil dari resevoir dan setiap persimpangan jalan
hingga titik akhir dari tujuan koordinat (gambar 3.2).

39
40

ii. Elevasi
Nilai elevasi diambil dari google earth berdasarkan koordinat yang telah
dilakukan pada langkah i.

Sumber : Laboratorium Fakultas Teknik


Gambar 3.1 GPS dan Meteran Tarik
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan instansi-instansi
terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Sekadau dan PDAM Sirin Meragun.
Data sekunder yang diperlukan antara lain :
i. Data Statistik
Data statistik digunakan untuk gambaran umum lokasi studi, kondisi sosial
masyarakat, perekonomian dan kondisi lingkungan yang terdapat di
Kecamatan Sekadau Hilir secara umum. Data didapat dari Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sekadau (Kecamatan Sekadau Hilir Dalam Angka
2020) sebagai berikut :

- Data Penduduk
Data dari Badan Pusat Statistik Kab. Sekadau dari tahun 2015 hingga
2020
- Data Sosial Ekonomi
Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sekadau 2020
41

- Data Sarana Pendidikan


Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sekadau 2020
- Data Sarana Kesehatan
Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sekadau 2020
- Data Tempat Ibadah
Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sekadau 2020
ii. Data Peta Jaringan Pipa Distribusi
Peta jaringan pipa distribusi digunakan mengetahui letak lokasi pipa
distribusi (gambar 3.3).
iii. Data Pipa Distribusi
Digunakan mengetahui panjang, diameter dan jenis pipa yang digunakan
pada sistem distribusi PDAM (gambar 3.3).
Tanjung

Sungai Ringin

Mungguk

Bokak Sebumbun

Sumber : PDAM Sirin Meragun


Gambar 3.2 Jaringan Pipa Distribusi Kec. Sekadau Hilir

42
43

Sumber : PDAMSirinMeragun
Gambar3.3PanjangdanDiameterPipaDistribusi
44

3.2.3 Analisa Data


Dalam perencanaan ini dilakukan beberapa analisa yang sesuai dengan
perencanaan yakni :
3.2.3.1 Proyeksi Kebutuhan Penduduk
Untuk mengetahui kebutuhan air yang akan dilayani, maka perlu dihitung
jumlah penduduk hingga umur perencanaan. Dasar utama dalam menentukan
proyeksi penduduk adalah jumlah penduduk beberapa tahun terakhir dan jumlah
penduduk saat ini. Menurut NSPM KIMPRASWIL Tahun 2002, dalam
memperkirakan jumlah penduduk ada beberapa metode proyeksi yang dianjurkan,
antara lain :
i. Arithmatic Rate of Growth Methode
Pn = Po + Ka ( Tn – To) .......................................................................... (3.1.)
𝑃𝑎 −𝑃1
Ka = .............................................................................................. (3.2.)
𝑇2 −𝑇1

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
Tn = tahun ke n
To = tahun dasar
Ka = konstanta aritmatika
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang di ketahui
T2 = tahun ke II yang di ketahui
ii. Geometric Rate of Growth Methode
Pn = Po × (1 + r )n ................................................................................... (3.3.)
dimana :q
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
iii. Least Square Rate of Growth Methode
Y = a + b.X ............................................................................................ (3.4.)
dimana :
Y = nilai perkalian jumlah penduduk
45

a.b = Konstanta
X = Selisih tahun perkiraan dengan tahun dasar perhitungan
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut :
∑ Y.∑ X2 − ∑ Y.∑ XY
a= ................................................................................. (3.5.)
n.∑ X2 −(∑ X)2
n.∑ X.Y−∑ X.∑ Y
b= .................................................................................... (3.6.)
n.∑ X2 −(∑ X)2

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat


ditentukan dengan persamaan lain yaitu :

𝑎 = y − 𝑏. x ....................................................................................... (3.7.)

dimana y dan x masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X.

Proyeksi jumlah penduduk akan dihitung terlebih dahulu dengan ketiga


metode diatas. Setelah itu akan dipilih satu metode yang memiliki nilai
standar deviasi terkecil.

3.2.3.2 Analisa Kebutuhan Air Penduduk


perhitungan kebutuhan air penduduk sebagai berikut :
1. Menghitung jumlah kebutuhan air domestik
Merupakan kebutuhan air untuk rumah tangga, dimana untuk menentukan
besarnya kebutuhan domestik dengan cara :
Kebutuhan Air Domestik = jumlah penduduk × pemakaian air setiap orang
per hari (tabel 2.1)
2. Menghitung jumlah air non domestik
Merupakan kebutuhan air untuk industri, pasar, rumah sakit, pendidikan,
perkantoran, peribadatan dan sebagainya. Untuk menentukan besarnya
jumlah kebutuhan non domestik dengan cara :
Kebutuhan Air Non Domestik = jumlah unit × jumlah pemakaian air (tabel
2.2)
3. Menghitung jumlah kebutuhan air untuk daerah pelayanan
Untuk menentukan besarnya kebutuhan air pada daerah pelayanan dengan
cara : Kebutuhan Air = (kebutuhan air domestik) + (kebutuhan air non
domestik)
46

4. Menghitung kebutuhan harian maksimum


Untuk menentukan besarnya kebutuhan maksimum dalam satu hari dengan
cara : Kebutuhan harian maksimal = Total kebutuhan domestik dan non
domestik × Faktor harian maksimum (tabel 2.1)
5. Menghitung kebutuhan pada jam puncak
Untuk menentukan besarnya kebutuhan pada jam puncak dengan cara :
Kebutuhan jam puncak = Kebutuhan harian maksimal × Faktor jam puncak
(tabel 2.1)

3.2.3.3 Analisa Jaringan Air Bersih Menggunakan Epanet 2.0


Analisa jaringan kebutuhan air dilakukan dengan menggunakan program
Epanet 2.0. Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Input Data
Input data adalah memasukan data yang akan digunakan dalam menganalisa
kebutuhan jaringan distribusi air bersih. Adapun data yang diinput sebagai berikut
i. Angka kekasaran pipa (tabel 2.7)
ii. Elevasi
Dalam menggunakan Epanet 2.0 dan menginput data harus memastikan pilihan
pada opsi default diprogram Epanet. Gambar 3.4 form default
47

Sumber : Epanet 2.0


Gambar 3.4 Dialog Project Default
2. Menggambar Jaringan
Menggambar jaringan dengan menggunakan mouse dan tombol yang
terkandung pada Map Toolbar yang diperlihatkan seperti Gambar 3.5 di bawah
ini :

Sumber : Epanet 2.0

Gambar 3.5 Map Toolbar


i. Mula-mula tambahkan reservoir. Klik tombol Reservoir kemudian
arahkan dan klik mouse pada peta dimana akan diletakan reservoir.
ii. Selanjutnya tambahkan junction node. Klik tombol Junction kemudian
klik pada peta.
iii. Atur letak reservoir dan junction sesuai koordinat (x,y Location) pada peta,
klik reservoir dan input koordinat awal (10000,10000) seperti terlihat pada
Gambar 3.6
48

Sumber : Epanet 2.0


Gambar 3.6 Reservoir Property

iv. Tambahkan pipa, dimulai dengan pipa 1 yang menghubungkan reservoir


dengan node 1. mula-mula klik tombol pipa pada toolbar. kemudian
klik mouse pada node 2 pada setiap peta dan pada node 3. ulangi prosedur
tersebut untuk pipa selanjutnya.
v. Atur panjang dan diameter pipa sesuai analisis perhitungan, dengan
mengklik pada label pipa dan input nilai panjang dan diameter seperti
terlihat pada Gambar 3.7 dibawah ini :

Sumber : Epanet 2.0


Gambar 3.7 Pipa Property

vi. Input nilai base demand membagi kebutuhan air dengan jumlah junction
yang terdapat pada peta, dan terakhir klik tombol Run pada standard
toolbar, jika proses Run tidak berhasil maka akan muncul jendela Report
yang mengindikasi problem apa yang, jika prosesnya berhasil, hasil
49

perhitungannya dapat dilihat dengan cara memilih Report>>Table (atau


mengklik tombol Tabel pada standar toolbar).

3.3 Diagram Alir Penelitian

MULAI

PERSIAPAN :
- Survey awal
- Studi literatur

PENGUMPULAN DATA

Data Primer : Data Sekunder :


- Koordinat Jalur - Data Statistik Kecamatan
Pipa Sekadau Hilir
- Elevasi - Data Peta Jaringan Pipa
Distribusi

ANALISA DATA
1. Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2040
2. Analisa Kebutuhan Air Bersih Penduduk Tahun
2040
3. Analisa Jaringan Air Bersih Menggunakan
Epanet 2.0

Evaluasi Hasil Analisa

PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran

SELESAI

Gambar 3.8 Bagan Alir Penelitian


BAB IV
HASIL DAN ANALISA

4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2040


Hal yang harus dilakukan untuk mengetahui proyeksi penduduk suatu
wilayah, ialah menghitung jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan, untuk
menghitung proyeksi jumlah penduduk terdapat 3 metode yang dapat digunakan
yaitu Metode Aritmatika, Metode Geometrik dan Metode Least Square. Berikut
Contoh perhitungan menggunakan 3 Metode tersebut pada Kecamatan Sekadau Hilir
Tahun 2020 - 2040 :

Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang


dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Berikut adalah data penduduk Kecamatan
Sekadau Hilir dari tahun 2015 sampai tahun 2018 dalam Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sekadau Hilir

TAHUN
DESA
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sungai Ringin 12.438 12.438 11.350 11.350 12.558 12.596
Mungguk 7.009 7.009 8.806 8.806 10.258 10.480
Tanjung 2.225 2.225 1.931 1.931 2.300 2.283
Bokak Sebumbun 1.224 1.224 1.528 1.528 1.820 1.929
Jumlah 22.896 22.896 23.615 23.615 26.936 27.288
Sumber : Badan Pusat Statistik
4.1.1 Metode Aritmatika
Pertumbuhan penduduk secara aritmatik adalah pertumbuhan penduduk
dengan jumlah (absolute number) adalah sama untuk setiap tahun.
Sebagai contoh diambil perhitungan Desa Sungai Ringin.

Pn = Po + Ka ( Tn – To)
𝑷 −𝑷
Ka = 𝑻𝒂−𝑻 𝟏
𝟐 𝟏

50
51

Penyelesaian :
𝑃𝑎 −𝑃1
Ka = 𝑇𝑎 −𝑇1

Desa Sungai Ringin


12.596 − 12438
Ka = = 31,6
2019 −2014

Desa Mungguk
10.480 − 7.009
Ka = = 694,2
2019 −2014

Desa Tanjung
2.283 − 2.225
Ka = = 11,6
2019 −2014

Desa Bokak Sembumbun


1.224 − 1.929
Ka = = 141,0
2019 −2014

Dimana :
Ka = konstanta aritmatika
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1 (2014)
Pa = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 6 (2019)
T1 = tahun ke 1 yang diketahui (2014)
Ta = tahun ke 6 yang diketahui (2019)
Proyeksi penduduk :
Pn = Po + Ka ( Tn – To)
Desa Sungai Ringin :
Pn = Po + 31,6 (Tn – To)
P2014 = 12.438 + 31,6 (2014 – 2014) = 12.438 Jiwa
P2015 = 12.438 + 31,6 (2015 – 2014) = 12.470 Jiwa
P2016 = 12.438 + 31,6 (2016 – 2014) = 12.502 Jiwa
Desa Mungguk :
Pn = Po + 694,2 (Tn – To)
P2014 = 7.009 + 694,2 (2014 – 2014) = 7.009 Jiwa
P2015 = 7.009 + 694,2 (2015 – 2014) = 7.704 Jiwa
P2016 = 7.009 + 694,2 (2016 – 2014) = 8.398 Jiwa
52

Desa Tanjung :
Pn = Po + 11,6 (Tn – To)
P2014 = 2.225 + 11,6 (2014 – 2014) = 2.225 Jiwa
P2015 = 2.225 + 11,6 (2015 – 2014) = 2.237 Jiwa
P2016 = 2.225 + 11,6 (2016 – 2014) = 2.249 Jiwa
Desa Bokak Sembumbun :
Pn = Po + 141,0 (Tn – To)
P2014 = 1.224 + 141,0 (2014 – 2014) = 1.224 Jiwa
P2015 = 1.224 + 141,0 (2015 – 2014) = 1.224 Jiwa
P2016 = 1.224 + 141,0 (2016 – 2014) = 1.224 Jiwa
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
Tn = tahun ke˗n
To = tahun dasar
Selanjutnya proyeksi jumlah penduduk Desa Sungai Ringin, Desa Mungguk,
Desa Tanjung dan Desa Bokak Sebumbun menggunakan metode aritmatika dari
tahun 2015 sampai tahun 2040 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Metode Aritmatika
Metode Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Desa
Proyeksi 2015 2020 2025 2030 2035 2040
1 Sungai Ringin Aritmatika 12.470 12.628 12.786 12.944 13.102 13.260
2 Mungguk Aritmatika 7.704 11.175 14.646 18.117 21.588 25.059
3 Tanjung Aritmatika 2.237 2.295 2.353 2.411 2.469 2.527
4 Bokak Sebumbun Aritmatika 1.365 2.070 2.775 3.480 4.185 4.890
Jumlah 23.776 28.168 32.560 36.952 41.344 45.736
Sumber : Analisis, 2021

4.1.2 Metode Geometrik


Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk
yang menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan
penduduk dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama setiap tahun.
Persentase Pertumbuhan dengan persamaan (2.4) :
1
𝑃
r = (𝑃𝑛 )𝑛 − 1........................................................................................ (2.4.)
𝑜
53

Berikut adalah uraian perhitungan untuk Desa Sungai Ringin :


n = 2016 – 2015 = 1
11.350 1
Pertumbuhan tahun 2016 (r) = (12.438)1 – 1

= ˗8,7%
dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun

Tabel 4.3 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Sungai Ringin

Sungai Pertumbuhan (r)


n Tahun
Ringin Jiwa Persen
1 2014 12.438 - -
2 2015 12.438 0 0,0
3 2016 11.350 -1.088 -8,7
4 2017 11.350 0 0,0
5 2018 12.558 1208 10,6
6 2019 12.596 38 0,3
Jumlah (∑r) 2,20
Rata-rata (∑r/n) 0,44
Sumber : Badan Pusat Statistik
Proyeksi penduduk :
Pn = Po × (1 + 0,44%)n
P2014 = 12.438 × (1 + 0,44%)(2014-2014) = 12.438 jiwa
P2015 = 12.438 × (1 + 0,44%)(2015-2014) = 12.493 jiwa
P2016 = 12.438 × (1 + 0,44%)(2016-2014) = 12.548 jiwa

dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
54

Berikut adalah uraian perhitungan untuk Desa Mungguk :


8.806 1
Pertumbuhan tahun 2016 (r) = (7.009)1 – 1

= 25,64 %
dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun

Tabel 4.4 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Mungguk


Pertumbuhan (r)
n Tahun Mungguk
Jiwa Persen
1 2014 7.009 - -
2 2015 7.009 0 0
3 2016 8.806 1.797 25,64
4 2017 8.806 0 0
5 2018 10.258 1452 16,49
6 2019 10.480 222 2,16
Jumlah (∑r) 44,29
Rata-rata (∑r/n) 8,86
Sumber : Badan Pusat Statistik
Proyeksi penduduk :
Pn = Po × (1 + 8,86%)n
P2014 = 7.009 × (1 + 8,86%)(2014-2014) = 7.009 jiwa
P2015 = 7.009 × (1 + 8,86%)(2015-2014) = 7.630 jiwa
P2016 = 7.009 × (1 + 8,86%)(2016-2014) = 8.306 jiwa

dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
55

Berikut adalah uraian perhitungan untuk Desa Tanjung :


2.225 1
Pertumbuhan tahun 2016 (r) = (1.931)1 – 1

= 13,21%
dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun

Tabel 4.5 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Tanjung

Pertumbuhan (r)
n Tahun Tanjung
Jiwa Persen
1 2014 2.225 - -
2 2015 2.225 0 0
3 2016 1.931 -294 -13,21
4 2017 1.931 0 0
5 2018 2.300 369 19,11
6 2019 2.283 -17 -0,74
Jumlah (∑r) 5,16
Rata-rata (∑r/n) 1,03
Sumber : Badan Pusat Statistik
Proyeksi penduduk :
Pn = Po × (1 + 1,03%)n
P2014 = 2.225 × (1 + 1,03%)(2014-2014) = 2.225 jiwa
P2015 = 2.225 × (1 + 1,03%)(2015-2014) = 2.248 jiwa
P2016 = 2.225 × (1 + 1,03%)(2016-2014) = 2.272 jiwa

dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
56

Berikut adalah uraian perhitungan untuk Desa Bokak Sebumbun


1.528 1
Pertumbuhan tahun 2016 (r) = (1.224)1 – 1

= 24,48%
dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun

Tabel 4.6 Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Bokak Sebumbun


Pertumbuhan (r)
n Tahun Bokak S.
Jiwa Persen
1 2014 1.224 - -
2 2015 1.224 0 0
3 2016 1.528 304 24,84
4 2017 1.528 0 0
5 2018 1.820 292 19,11
6 2019 1.929 109 5,99
Jumlah (∑r) 49,94
Rata-rata (∑r/n) 9,99
Sumber : Badan Pusat Statistik
Proyeksi penduduk :
Pn = Po × (1 + 9,99%)n
P2014 = 1.224 × (1 + 9,99%)(2014-2014) = 1.224 jiwa
P2015 = 1.224 × (1 + 9,99%)(2015-2014) = 1.347 jiwa
P2016 = 1.224 × (1 + 9,99%)(2016-2014) = 1.481 jiwa

dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke˗n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun pertama pencatatan (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval tahun
57

Selanjutnya proyeksi jumlah penduduk Desa Sungai Ringin, Desa Mungguk,


Desa Tanjung dan Desa Bokak Sebumbun menggunakan metode Geometrik dari
tahun 2015 sampai tahun 2040 dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Metode Geometrik

Metode Jumlah Penduduk (Jiwa)


No. Desa
Proyeksi
2015 2020 2025 2030 2035 2040
1 Sungai Ringin Geometrik 12.493 12.770 13.053 13.343 13.639 13.941
2 Mungguk Geometrik 7.630 11.664 17.830 27.255 41.663 63.688
3 Tanjung Geometrik 2.248 2.367 2.491 2.622 2.760 2.906
4 Bokak Sebumbun Geometrik 1347 2167 3488 5614 9036 14544
Jumlah 23.718 28.968 36.862 48.834 67.098 95.079
Sumber : Analisis, 2021

4.1.3 Metode Least Square


Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara
sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya
dengan cara menarik garis linier antara data – data tersebut dan meminimumkan
jumlah pangkat dua dari masing–masing penyimpangan jarak data – data dengan
garis yang dibuat.

∑ 𝐘.∑ 𝐗 𝟐 − ∑ 𝐗.∑ 𝐗𝐘
a=
𝐧.∑ 𝐗 𝟐 −(∑ 𝐗)𝟐
𝐧.∑ 𝐗𝐘−∑ 𝐗.∑ 𝐘
b=
𝐧.∑ 𝐗 𝟐 −(∑ 𝐗)𝟐

Y = a + b.X

Dimana :
Y = Nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linear
58

Tabel 4.8 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Sungai Ringin

Tahun Jumlah Penduduk


Tahun Ke (Jiwa) XY X²
X Y
2014 1 12.438 12.438 1
2015 2 12.438 24.876 4
2016 3 11.350 34.050 9
2017 4 11.350 45.400 16
2018 5 12.558 62.790 25
2019 6 12.596 75.576 36
Jumlah 21 72.730 255.130 91
Sumber : Analisis, 2021
Penyelesaian :
(72.730 × 91) − (21 × 255.130)
a=
(6 × 91) − (21)2

a = 12.006,67

(6 × 255.130) − (21 × 72.730)


b=
(6 × 91 ) − (21)2

b = 32,86

Y = 12.006,67 + 32,86.X
Y2014 = 12.006,67 + (32,86 × (2014-2014)) = 12.007 Jiwa
Y2015 = 12.006,67 + (32,86 × (2015-2014)) = 12.040 Jiwa
Y2016 = 12.006,67 + (32,86 × (2016-2014)) = 12.073 Jiwa
59

Tabel 4.9 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Mungguk

Tahun Jumlah Penduduk


Tahun Ke (Jiwa) XY X²

X Y
2014 1 7.009 7.009 1
2015 2 7.009 14.018 4
2016 3 8.806 26.418 9
2017 4 8.806 35.224 16
2018 5 10.258 51.290 25
2019 6 10.480 62.880 36
Jumlah 21 52.368 196.839 91
Sumber : Analisis, 2021
(52.368 × 91) − (21 × 196.839)
a=
(6 × 91) − (21)2

a = 6.017,80

(6 × 196.839) − (21× 52.368)


b=
(6 × 91) − (21)2

b = 774,34

Y = 6.017,80 + 774,34.X
Y2014 = 6.017,80 + (774,34 × (2014-2014)) = 6.018 Jiwa
Y2015 = 6.017,80 + (774,34 × (2015-2014)) = 6.793 Jiwa
Y2016 = 6.017,80 + (774,34 × (2016-2014)) = 7.567 Jiwa
60

Tabel 4.10 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Tanjung

Tahun Jumlah Penduduk


Tahun Ke (Jiwa) XY X²
X Y
2014 1 2.225 2.225 1
2015 2 2.225 4.450 4
2016 3 1.931 5.793 9
2017 4 1.931 7.724 16
2018 5 2.300 11.500 25
2019 6 2.283 13.698 36
Jumlah 21 12.895 45.390 91
Sumber : Analisis, 2021
(12.895 × 91) − (21 × 45.390)
a=
(6 × 91) − (21)2

a = 2.097,67

(6 × 45.390) − (21 × 12.895)


b=
(6 × 91) − (21)2

b = 14,71

Y = 2.097,67 + 14,71.X
Y2014 = 2.097,67 + (14,71 × (2014-2014)) = 2.098 Jiwa
Y2015 = 2.097,67 + (14,71 × (2015-2014)) = 2.113 Jiwa
Y2016 = 2.097,67 + (14,71 × (2016-2014)) = 2.128 Jiwa
61

Tabel 4.11 Perhitungan Statistik Penduduk Desa Tanjung

Jumlah Penduduk
Tahun Ke
Tahun (Jiwa) XY X²
X Y
2014 1 1.224 1.224 1
2015 2 1.224 2.448 4
2016 3 1.528 4.584 9
2017 4 1.528 6.112 16
2018 5 1.820 9.100 25
2019 6 1.929 11.574 36
Jumlah 21 9.253 35.042 91
Sumber : Analisis, 2021
(9.253 × 91) − (21 × 35.042)
a=
(6 × 91) − (21)2

a = 1.010,9

(6 × 35.042) − (21 × 9.253)


b=
(6 × 91) − (21)2

b = 151,8

Y = 1.010,9+ 14,71.X
Y2014 = 1.010,9+ (151,8 × (2014-2014)) = 1.011 Jiwa
Y2015 = 1.010,9+ (151,8 × (2015-2014)) = 1.163 Jiwa
Y2016 = 1.010,9+ (151,8 × (2016-2014)) = 1.315 Jiwa

Dimana :
Y = Nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linear
Selanjutnya proyeksi jumlah penduduk Desa Sungai Ringin, Desa Mungguk,
Desa Tanjung dan Desa Bokak Sebumbun menggunakan metode Least Square dari
tahun 2015 sampai tahun 2040 dapat dilihat pada Tabel 4.12.
62

Tabel 4.12 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Metode Least Square
Metode Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Desa
Proyeksi 2015 2020 2025 2030 2035 2040
1 Sungai Ringin Least Square 12.040 12.204 12.369 12.533 12.697 12.861
2 Mungguk Least Square 6.793 10.664 14.536 18.408 22.279 26.151
3 Tanjung Least Square 2.113 2.186 2.260 2.334 2.407 2.481
4 Bokak Sebumbun Least Square 1163 1922 2681 3440 4199 4958
Jumlah 22.109 26.976 31.846 36.715 41.582 46.451
Sumber : Analisis, 2021

4.1.4 Pemilihan Metode Proyeksi penduduk


Setelah menghitung proyeksi jumlah penduduk untuk Desa Sungai Ringin
sampai tahun 2040 menggunakan 3 metode, maka metode proyeksi penduduk yang
digunakan dalam perencanaan ini nilai Simpangan rata-rata harus yang paling kecil.
Nilai penyimpangan dihitungan dari proyeksi penduduk Kecamatan Sekadau Hilir dari
tahun 2014 sampai tahun 2019. Selanjut nilai dari ketiga metode Aritmatika, metode
Geometrik dan metode Least square dapat dilihat pada Tabel 4.13 – Tabel 4.16.

Tabel 4.13 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Sungai Ringin


Hasil Perhitungan
n Tahun Aritmatika Geometrik Least Square
Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp|
1 2014 12.438 12.438 0 12.438 12.438 0 12.438 12.007 431
2 2015 12.438 12.470 32 12.438 12.493 55 12.438 12.040 398
3 2016 11.350 12.502 1.152 11.350 12.548 1.198 11.350 12.073 723
4 2017 11.350 12.533 1.183 11.350 12.603 1.253 11.350 12.106 756
5 2018 12.558 12.565 7 12.558 12.659 101 12.558 12.139 419
6 2019 12.596 12.596 0 12.596 12.714 118 12.596 12.171 425
∑Xbp 2.374 ∑Xbp 2.725 ∑Xbp 3.152
∑Xbp / n 396 ∑Xbp / n 454 ∑Xbp / n 525
Sumber : Analisis, 2021
Dimana :
Xb = Data jumlah penduduk Badan Pusat Statistik (tabel 4.1)
Xp = Data hasil proyeksi jumlah penduduk
n = Banyak data
63

Tabel 4.14 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Mungguk


Hasil Perhitungan
n Tahun Aritmatika Geometrik Least Square
Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp|
1 2014 7.009 7.009 0 7.009 7.009 0 7.009 6.018 991
2 2015 7.009 7.704 695 7.009 7.630 621 7.009 6.793 216
3 2016 8.806 8.398 408 8.806 8.306 500 8.806 7.567 1.239
4 2017 8.806 9.092 286 8.806 9.042 236 8.806 8.341 465
5 2018 10.258 9.786 472 10.258 9.843 415 10.258 9.116 1.142
6 2019 10.480 10.480 0 10.480 10.715 235 10.480 9.890 590
∑Xbp 1.861 ∑Xbp 2.007 ∑Xbp 4.643
∑Xbp / n 310 ∑Xbp / n 335 ∑Xbp / n 774
Sumber : Analisis, 2021
Tabel 4.15 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Tanjung
Hasil Perhitungan
n Tahun Aritmatika Geometrik Least Square
Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp|
1 2014 2.225 2.225 0 2.225 2.225 0 2.225 2.098 127
2 2015 2.225 2.237 12 2.225 2.248 23 2.225 2.113 112
3 2016 1.931 2.249 318 1.931 2.272 341 1.931 2.128 197
4 2017 1.931 2.260 329 1.931 2.295 364 1.931 2.142 211
5 2018 2.300 2.272 28 2.300 2.319 19 2.300 2.157 143
6 2019 2.283 2.283 0 2.283 2.343 60 2.283 2.172 111
∑Xbp 687 ∑Xbp 807 ∑Xbp 901
∑Xbp / n 115 ∑Xbp / n 135 ∑Xbp / n 150
Sumber : Analisis, 2021
Tabel 4.16 Perbandingan Simpangan Rata-rata Desa Bokak Sebumbun
Hasil Perhitungan
n Tahun Aritmatika Geometrik Least Square
Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp| Xb Xp |Xb-Xp|
1 2014 1.224 1.224 0 1.224 1.224 0 1.224 1.011 213
2 2015 1.224 1.365 141 1.224 1.347 123 1.224 1.163 61
3 2016 1.528 1.506 22 1.528 1.481 47 1.528 1.315 213
4 2017 1.528 1.647 119 1.528 1.629 101 1.528 1.467 61
5 2018 1.820 1.788 32 1.820 1.792 28 1.820 1.619 201
6 2019 1.929 1.929 0 1.929 1.971 42 1.929 1.770 159
∑Xbp 314 ∑Xbp 341 ∑Xbp 908
∑Xbp / n 52 ∑Xbp / n 57 ∑Xbp / n 151
Sumber : Analisis, 2021
Dari hasil perhitungan Simpangan rata-rata dengan tiga metode didapat nilai
yang nilai Simpangan rata-rata dengan metode Aritmatika memiliki nilai
simpangan terkecil. Dengan demikian Analisa kebutuhan air untuk perhitungan
selanjutnya menggunakan hasil proyeksi aritmatika.
64

Tabel 4.17 Metode Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Sekadau Hilir


Metode Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Desa
Proyeksi 2020 2025 2030 2035 2040
1 Sungai Ringin Aritmatika 12.628 12.786 12.944 13.102 13.260
2 Mungguk Aritmatika 11.175 14.646 18.117 21.588 25.059
3 Tanjung Aritmatika 2.295 2.353 2.411 2.469 2.527
4 B. Sebumbun Aritmatika 2.070 2.775 3.480 4.185 4.890
Jumlah 28.168 32.560 36.952 41.344 45.736
Sumber : Analisis, 2021

4.2 Analisa Kebutuhan Air


Dalam perencanaan ini, perhitungan kebutuhan air dihitung untuk masing-
masing desa yang meliputi kebutuhan air domestik dan non domestik.
4.2.1 Analisa Kebutuhan Domestik
Kebutuhan air untuk ke empat desa dapat dilihat pada tabel 4.18 sampai
dengan tabel 4.21. Berikut adalah beberapa penjelasan terkait nilai-nilai yang
digunakan :

1. Sambungan rumah sebesar 70 % dari jumlah penduduk, dimana 70 %


berdasarkan kriteria perencanaan air bersih (tabel 2.1)

2. Layanan hidaran umum adalah 30 % dari jumlah penduduk, dimana 30 %


berdasarkan kriteria perencanaan air bersih (tabel 2.1)

3. Kebutuhan air bersih sebesar 110 liter/orang/hari (tabel 2.1).

4. Kebutuhan air bersih hidran umum sebesar 30 liter/orang/hari (tabel 2.1).

Tabel 4.18 Kebutuhan Domestik Desa Sungai Ringin


Kebutuhan Domestik Desa Sui. Ringin Tahun
No.
Analisa notasi 2020 2040
1 Jumlah Penduduk A = (tabel 4.17) 12.628 13.260
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 8.840 9.282
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 3.789 3.978
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 972.400 1.021.020
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 113.670 119.340
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 1.086.070 1.140.360
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 12,570 13,199
Sumber : Analisis, 2021
65

Tabel 4.19 Kebutuhan Domestik Desa Mungguk


Kebutuhan Domestik Desa Mungguk Tahun
No.
Analisa notasi 2020 2040
1 Jumlah Penduduk A = (tabel 4.17) 11.175 25.059
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 7.823 17.542
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 3.353 7.518
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 860.530 1.929.620
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 100.590 225.540
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 961.120 2.155.160
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 11,124 24,944
Sumber : Analisis, 2021

Tabel 4.20 Kebutuhan Domestik Desa Tanjung


Kebutuhan Domestik Desa Tanjung Tahun
No.
Analisa notasi 2020 2040
1 Jumlah Penduduk A = (tabel 4.17) 2.295 2.527
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 1.607 1.769
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 689 759
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 176.770 194.590
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 20.670 22.770
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 197.440 217.360
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 2,285 2,516
Sumber : Analisis, 2021

Tabel 4.21 Kebutuhan Domestik Desa Bokak Sebumbun


Kebutuhan Domestik Desa B. Sembumbun Tahun
No.
Analisa notasi 2020 2040
1 Jumlah Penduduk A = (tabel 4.17) 2.070 4.890
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 1.449 3.423
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 621 1.467
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 159.390 376.530
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 18.630 44.010
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 178.020 420.540
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 2,060 4,867
Sumber : Analisis, 2021

4.3.2 Analisa Kebutuhan NonDomestik


Kebutuhan air non domestik memiliki beberapa bidang yaitu. bidang
pendidikan, bidang keagamaan, bidang kesehatan, dan bidang umum. Proyeksi
fasilitas dapat digunakan dengan cara pendekatan perbandingan jumlah penduduk
yang dapat dilihat pada Persamaan 2.10.
66

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒−𝑛 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒−𝑛


= ................................. (2.10.)
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

1. Bidang Pendidikan
Dalam perhitungan ini kebutuhan air dibidang pendidikan menggunakan
hitungan kebutuhan air untuk murid dan guru TK di Desa Sungai Ringin pada tahun
2040, untuk perhitungan desa lainnya dapat dilihat pada lampiran A.
Diketahui :
Jumlah penduduk tahun 2019 = 12.596 jiwa (tabel 4.1)
Jumlah penduduk tahun 2040 = 13.260 jiwa (tabel 4.17)
Jumlah murid tahun 2019 = 294 murid (tabel 1.2)
Jumlah guru tahun 2019 = 27 guru (tabel 1.3)
Kebutuhan air untuk murid= 10 liter/hari (tabel 2.2)
Kebutuhan air untuk guru = 80 liter/hari (tabel 2.5)
Penyelesaian :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2040
Murid = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 2019 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2019
13.260
= 294 ×
12.596

= 309,5 ≈ 310 murid


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2040
Guru = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑢𝑟𝑢 2019 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2019
13.260
= 27 ×
12.596

= 28,4 ≈ 29 guru
Untuk proyeksi jumlah guru dan murid di Desa Sungai Ringin dapat dilihat
pada tabel 4.22 berikut
67

Tabel 4.22 Proyeksi Jumlah Guru dan Murid di Desa Sungai Ringin

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Murid
Satuan d = (a*(b/c))
TK 294 orang 295 310
SD 1.546 orang 1.550 1.628
SMP 1.269 orang 1.273 1.336
SMA/SMK 3.320 orang 3.329 3.496
Guru e = (a*(b/c))
TK 27 orang 28 29
SD 74 orang 75 78
SMP 115 orang 116 122
SMA/SMK 145 orang 146 153
Sumber : Analisis, 2021
Kebutuhan air untuk murid (x) = jumlah murid x kebutuhan murid (tabel 2.2)
= 310 × 10
= 3.100 liter/hari
Kebutuhan air untuk guru (y) = jumlah murid x kebutuhan guru (tabel 2.5)
= 29 × 80
= 2.320 liter/hari
Kebutuhan air untuk TK =x+y
= 3.100 + 2.320
= 5.420 liter/hari

Untuk perhitungan kebutuhan air dibidang pendidikan di desa Sungai Ringin


dapat dilihat pada tabel 4.23
68

Tabel 4.23 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Pendidikan
Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Murid/Guru Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Murid (a) (b) (c = (a*b))
TK 10 liter/murid/hari 295 310 2.950 3.100
SD 40 liter/murid/hari 1.550 1.628 62.000 65.120
SMP 50 liter/murid/hari 1.273 1.336 63.650 66.800
SMA/SMK 80 liter/murid/hari 3.329 3.496 266.320 279.680
Guru (a) (b) (c = (a*b))
TK 80 liter/guru/hari 28 29 2.240 2.320
SD 80 liter/guru/hari 75 78 6.000 6.240
SMP 80 liter/guru/hari 116 122 9.280 9.760
SMA/SMK 80 liter/guru/hari 146 153 11.680 12.240
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 424.120 445.260
(Qtot/24*60*60) liter/detik 4,909 5,153
Sumber : Analisis, 2021
Total kebutuhan air :
= TK + SD + SMP + SMA/SMK
= (3.100+2.320) + (65.120+6.240) + (66.800 +9.760) + (279.680+12.240)
= (5.420)+(71.360)+(76.560)+(291.920)
= 445.260 liter/hari ≈ 5,153 liter/detik

Selanjutnya untuk kebutuhan air dibidang pendidikan di Desa Mungguk, Desa


Tanjung, Desa Bokak Sebumbun dapat dilihat pada lampiran A.

2. Bidang Keagamaan
Sebagai contoh dalam perhitungan kebutuhan air di bidang keagamaan
menggunakan hitungan kebutuhan air untuk Mesjid di Desa Sungai Ringin pada
tahun 2040.
Diketahui :
Jumlah penduduk tahun 2019 = 12.596 jiwa (tabel 4.1)
Jumlah penduduk tahun 2040 = 13.260 jiwa (tabel 4.17)
Jumlah Prasarana tahun 2019 = 18 bangunan (tabel 1.6)
Kebutuhan air untuk masjid = 3.000 liter/unit/hari (tabel 2.2)
69

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2040


Fasilitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 2019 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2019
13.260
= 18 ×
12.596

= 18,95 ≈ 18 unit
Untuk proyeksi jumlah unit dan umat di Desa Sungai Ringin dapat dilihat
pada tabel 4.24 berikut

Tabel 4.24 Proyeksi Jumlah Fasilitas dan Umat di Desa Sungai Ringin
Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Rumah Ibadah
Satuan d = (a*(b/c))
Masjid/Surau 18 Unit 18 18
Gereja Katolik 3.699 Orang 3.709 3.894
Gereja Protestan 1.199 Orang 1.203 1.263
Pura 2 Orang 3 3
Kelenteng 79 Orang 80 84
Wihara 344 Orang 345 363
Sumber : Analisis, 2021
Kebutuhan air untuk masjid = jumlah masjid × kebutuhan masjid (tabel 2.2)
= 18 × 3.000 liter/unit/hari
= 54.000 liter/hari
Untuk perhitungan kebutuhan air prasarana bidang keagamaan lainnya dapat
dilihat pada tabel 4.25 berikut
70

Tabel 4.25 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Keagamaan

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Rumah Ibadah (a) (b) (c = a*b)
Masjid/Surau 3.000 liter/unit/hari 18 18 54.000 54.000
Gereja Katolik 5 liter/orang/hari 3.709 3.894 18.545 19.470
Gereja Protestan 5 liter/orang/hari 1.203 1.263 6.015 6.315
Pura 5 liter/orang/hari 3 3 15 15
Kelenteng 5 liter/orang/hari 80 84 400 420
Wihara 5 liter/orang/hari 345 363 1.725 1.815
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 80.700 82.035
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,934 0,949
Sumber : Analisis, 2021
Total kebutuhan air :
= Masjid + G. Katolik + G. Protestan + Pura + Wihara + Kelenteng
= (54.000)+(19.470)+(6.315)+(15)+(420)+(1.815)
= 82.035 liter/hari ≈ 0,949 liter/detik
Selanjutnya untuk kebutuhan air dibidang keagamaan di Desa Mungguk, Desa
Tanjung, Desa Bokak Sebumbun dapat dilihat pada lampiran A.

3. Bidang Kesehatan
Sebagai Contoh dalam perhitungan analisa kebutuhan air di bidang kesehatan
menggunakan hitungan kebutuhan air untuk Puskesmas di Desa Sungai Ringin pada
tahun 2040.

Diketahui :
Jumlah penduduk tahun 2019 = 12.596 jiwa (tabel 4.1)
Jumlah penduduk tahun 2040 = 13.260 jiwa (tabel 4.17)
Jumlah Prasarana tahun 2019 = 1 bangunan (tabel 1.5)
Kebutuhan air untuk Puskesmas = 2.000 liter/unit/hari (tabel 2.2)
Penyelesaian :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2040
Fasilitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 2019 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2019
13.260
=1×
12.596

= 1,1 ≈ 1 unit
71

Untuk proyeksi jumlah unit di Desa Sungai Ringin dapat dilihat pada tabel
4.35 berikut

Tabel 4.26 Proyeksi Jumlah Fasilitas Kesehatan di Desa Sungai Ringin


Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Fasilitas Kesehatan
Satuan d = (a*(b/c))
Rumah Sakit Umum 0 Bed 0 0
Puskesmas 1 Unit 1 1
Puskesmas Pembantu 0 Unit 0 0
Polindes 0 Unit 0 0
Sumber : Analisis, 2021
Kebutuhan air untuk puskesmas = jumlah unit × standar kebutuhan puskesmas
= 1 × 2.000 liter/unit/hari
= 2.000 liter/hari
Untuk perhitungan kebutuhan air prasarana bidang kesehatan dapat dilihat pada
tabel 4.27 berikut

Tabel 4.27 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Kesehatan
Proyeksi
Kebutuhan Air Proyeksi Unit
Kebutuhan Air
Peruntukan Kebutuhan 2020 2040 2020 2040
Satuan
Fasilitas Kesehatan (a) (b) (c = a*b)
Rumah Sakit Umum 200 liter/bed/hari 0 0 0 0
Puskesmas 2.000 liter/unit/hari 1 1 2.000 2.000
Puskesmas Pembantu 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
Polindes 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 2.000 2.000
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,023 0,023
Sumber : Analisis, 2021
Total kebutuhan air :
= RS + Puskesmas + Pustu + Polindes
= (0) + (2.000) + (0) + (0)
= 2.000 liter/hari ≈ 0,023 liter/detik
72

Selanjutnya untuk kebutuhan air dibidang kesehatan di Desa Mungguk, Desa


Tanjung, Desa Bokak Sebumbun dapat dilihat pada lampiran A.

4. Bidang Umum
Sebagai contoh dalam perhitungan kebutuhan air di bidang umum
menggunakan hitungan kebutuhan air untuk kamar hotel di Desa Sungai Ringin
pada tahun 2040.

Diketahui :
Jumlah penduduk tahun 2019 = 12.596 jiwa (tabel 4.1)
Jumlah penduduk tahun 2040 = 13.260 jiwa (tabel 4.17)
Jumlah Prasarana tahun 2019 = 72 bed (tabel 1.9)
Kebutuhan air untuk penginapan = 150 liter/bed/hari (tabel 2.2)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2040
Fasilitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 2019 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2019
13.260
= 72 ×
12.596

= 75,80 ≈ 75 unit
Untuk proyeksi jumlah fasilitas umum unit di Desa Sungai Ringin dapat
dilihat pada tabel 4.28

Tabel 4.28 Proyeksi Jumlah Fasilitas Umum di Desa Sungai Ringin


Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Fasilitas Umum
Satuan d = (a*(b/c))
Kamar Hotel 72 bed 72 75
Pasar 8 unit 8 8
Pengunjung Trminal 100 orang 101 106
Sumber : Analisis, 2021
Kebutuhan air untuk kamar hotel = jumlah unit × keb. penginapan (tabel 2.2)
= 75 × 150 liter/bed/hari
= 11.250 liter/hari
Untuk perhitungan prasarana bidang umum lainnya dapat dilihat pada tabel
4.29 berikut
73

Tabel 4.29 Kebutuhan Air Bersih Desa Sungai Ringin Bidang Umum
Proyeksi
Kebutuhan Air Proyeksi Unit
Kebutuhan Air
Peruntukan Kebutuhan 2020 2040 2020 2040
Satuan
Fasilitas Umum (a) (b) (c = a*b)
Kamar Hotel 150 liter/bed/hari 72 75 10.800 11.250
Pasar 12.000 liter/unit/hari 8 8 96.000 96.000
Pengunjung Terminal 3 liter/unit/hari 101 106 303 318
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 107.103 107.568
(Qtot/24*60*60) liter/detik 1,240 1,245
Sumber : Analisis, 2021
Total kebutuhan air :
= Kamar Hotel + Pasar + Pengunjung Terminal
= (11.250) + (96.000) + (318)
= 107.568 liter/hari ≈ 1,245 liter/detik
Selanjutnya untuk kebutuhan air dibidang umum di Desa Mungguk, Desa
Tanjung, Desa Bokak Sebumbun dapat dilihat pada lampiran A. Sehingga total
kebutuhan air non domestik di Desa Sungai Ringin tahun 2040 dibidang
pendidikan, bidang agama, bidang kesehatan, dan bidang umum sebagai berikut :

Total kebutuhan air non domestik = A + B + C+ D

Dimana :
A = Kebutuhan Air Bidang Pendidikan (tabel 4.23)
B = Kebutuhan Air Bidang Agama (tabel 4.25)
C = Kebutuhan Air Bidang Kesehatan (tabel 4.27)
D = Kebutuhan Air Bidang Umum (tabel 4.29)

Total kebutuhan air non domestik = (5,153) + (0,949) + (0,023) + (1,245)


= 7,371 liter/detik
Total kebutuhan air = Kebutuhan air domestik (tabel 4.18) +
Kebutuhan air non domestik
= 13,199 + 7,371
= 20,570 liter/detik
Tabel 4.30 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2020
Desa
Bokak Total
No. URAIAN Sungai Ringin Mungguk Tanjung
Sebumbun
2020 2020 2020 2020
(Liter/detik)
1 Total Kebutuhan Domestik (A) 12,570 11,124 2,285 2,060 28,040
2 Total Kebutuhan Non Domestik (B) 7,106 3,134 0,433 0,895 11,567
3 Kebutuhan Total (C = A + B) 19,676 14,258 2,718 2,955 39,607
4 Kehilangan (D= C x 20%) 3,935 2,852 0,544 0,591 7,921
5 Total Kebutuhan Rata-rata (E= C + D) 23,611 17,110 3,262 3,546 47,528
6 Kebutuhan Harian Puncak (F= E x 1,15) 27,153 19,676 3,751 4,078 54,658
7 Kebutuhan Jam Puncak (G= E x 1,75) 41,319 29,942 5,708 6,205 82,075
Sumber : Analisis, 2021
Tabel 4.31 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sekadau Hilir Tahun 2040
Desa
Bokak Total
No. URAIAN Sungai Ringin Mungguk Tanjung
Sebumbun
2040 2040 2040 2040
(Liter/detik)
1 Total Kebutuhan Domestik (A) 13,199 24,944 2,516 4,867 45,526
2 Total Kebutuhan Non Domestik (B) 7,371 6,957 0,474 0,895 15,697
3 Kebutuhan Total (C = A + B) 20,570 31,901 2,990 5,762 61,223
4 Kehilangan (D= C x 20%) 4,114 6,380 0,598 1,152 12,245
5 Total Kebutuhan Rata-rata (E= C + D) 24,684 38,281 3,588 6,914 73,467
6 Kebutuhan Harian Puncak (F= E x 1,15) 28,386 44,023 4,126 7,951 84,487
7 Kebutuhan Jam Puncak (G= E x 1,75) 43,196 66,992 6,279 12,100 128,567
Sumber : Analisis, 2021

74
Tabel 4.32 Resume Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan Air Kebutuhan Air Jam


Jumlah Penduduk
Rata-rata Puncak
No. Desa Metode Proyeksi
Jiwa Liter/detik Liter/detik
2020 2040 2020 2040 2020 2040
1 Sungai Ringin Aritmatika 12.628 13.260 23,611 24,684 41,319 43,196
2 Mungguk Aritmatika 11.175 25.059 17,110 38,281 29,942 66,992
3 Tanjung Aritmatika 2.295 2.527 3,262 3,588 5,708 6,279
4 Bokak Sebumbun Aritmatika 2.070 4.890 2,918 6,914 5,106 12,100
Jumlah 28.168 45.736 46,900 73,467 82,075 128,567
Sumber : Analisis, 2021

75
76

4.3 Uji Kualitas Air

Adapun kualitas air menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air
bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik air bersih harus jernih, tidak
berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air sebaiknya sama dengan suhu udara
atau kurang lebih 25o C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25o C ± 3oC, persyaratan kimia Air bersih tidak boleh
mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa
persyaratan kimia antara lain adalah: pH, total solid, zat organik, CO2 agresif,
kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),
chlorida (Cl), nitrit, flourida (f), serta logam berat, persyaratan biologis Air bersih
tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu
kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan adanya bakteri E.coli atau
Fecal coli dalam air. dan persyaratan radiologis Persyaratan radiologis
mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan
bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
Syarat-syarat tersebut berdasarkan permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010. Uji
kualitas air ini menggunakan sampel dari PDAM Sirin Meragun, Hasil uji kualitas
air dapat dilihat dalam tabel 4.33 berikut :
77

Tabel 4.33 Hasil Uji Kualitas Air baku PDAM 2019

Kadar Hasil
No. Parameter Uji Satuan Metode Uji
Maks. Uji
1 Suhu o
C ± 3 oC 22,00 SNI 06-6989.23-2005
2 Warna Unit Pt-Co 15 17,70 SNI 6989.80:2011
3 Bau - - - SNI 06-6860-2002
4 Rasa - - - SNI 06-6859-2002
5 Kekeruhan NTU 5 7,34 SNI 06-6989.25-2005
6 Residu Terlarut (TDS) mg/L 500 40,00 SNI 06-6989.27-2005
7 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 <0,0002 SNI 06-2462-1991
8 Arsen (As) mg/L 0,01 <0,0005 SNI 06-2913-1992
9 Timbal (Pb) mg/L 0,01 <0,002 SNI 6989.8:2009
10 Cadmium (Cd) mg/L 0,003 <0,001 SNI 6989.16:2009
11 Seng (Zn) mg/L 3 <0,001 SNI 6989.7:2009
12 Tembaga (Cu) mg/L 2 <0,001 SNI 6989.6:2009
13 Mangan (Mn) mg/L 0,4 <0,001 SNI 6989.5:2009
14 Besi (Fe) mg/L 0,3 0,038 SNI 6989.4:2009
15 Selenium (Se) mg/L 0,01 < 0,0005 SNI 06-2475-1991
16 Nitrat (NO3-N) mg/L 50 0,487 SNI 06-2480-1991
17 Nitrit (NO2-N) mg/L 3 <0,007 SNI 06-6989.9-2004
18 Ammoniia (NH3-N) mg/L 1,5 0,012 SNI 06-6989.30-2005
19 pH - 6,5 - 8,5 7,33 SNI 06-6989.11-2004
20 Natrium (Na) mg/L 200 1,12 SNI 06-2428-1991
21 Flourida (F) mg/L 1,5 < 0,001 SNI 06-6989.29-2005
22 Slanida (CN) mg/L 0,07 0,012 SNI 6989.76:2011
23 Klorida (Cl) mg/L 250 14 SNI 6989.19:2009
24 Sulfat (SO4) mg/L 250 10,30 SNI 6989.20:2009
25 Kesadahan (sbg CaCO3) mg/L 500 10,40 SNI 06-6989.12-2004
26 Deterjen sebagai MBAS mg/L 0,05 0,127 SNI 06-6989.51-2005
27 Total Kromium mg/L 0,05 < 0,001 SNI 6989.17:2009
28 Zat Organik (KMnO4) mg/L 10 9,1 SNI 06-6989.22-2004
29 Chlorine (Cl2) mg/L 5 < 0,01 Hanna Method 330.5
30 Nikel (Ni) mg/L 0,07 < 0,001 SNI 6989.18:2009
31 Total Coliform koloni/100 ml 0 0 SNI 06-2897-1992
32 E. coli koloni/100 ml 0 0 SNI 06-2897-1992
Sumber :PDAM Sirin Meragun
78

4.4 Analisa Pipa Jaringan Air Bersih Menggunakan Epanet 2.0


Pada Skripsi ini akan dilakukan empat simulasi sebagai berikut :
1. Simulasi 1
Dilakukan simulasi dengan menggunakan jaringan pipa eksisting berdasarkan
kebutuhan air tahun 2020
2. Simulasi 2
Dilakukan simulasi seperti simulasi 1, namun dengan perubahan diameter
pipa, pada pipa-pipa yang tidak memenuhi syarat.
3. Simulasi 3
Dilakukan simulasi dengan jaringan pipa seperti pada simulasi 2, namun
dengan menggunakan kebutuhan air tahun 2040
4. Simulasi 4
Dilakukan simulasi seperti simulasi 3, namun dengan perubahan diameter
pipa, pada pipa-pipa yang tidak memenuhi syarat.
79

Sumber :Qgis, 2021


Gambar4.1Peta JaringanPipaEksisting2020
80

4.3.1 Simulasi 1
Simulasi 1 adalah simulasi dengan kondisi jaringan eksisting tahun 2020 dan
besar kebutuhan air pada jam puncak tahun 2020 (83,175 liter/detik). Gambar 4.1
merupakan skema jaringan eksisting tahun 2020. Hasil running simulasi 1 sebagai
berikut (tabel lengkap dapat dilihat pada lampiran B) :
- Flow (debit aliran) berada antara 0,03 ˗ 82,06 liter/detik
- Velocity (kecepatan aliran) berada antara 0,01 ˗ 2,00 liter/detik
- Unit Headloss (kehilangan energi) berada antara 0,00 ˗ 47,41 m/km
- Pressure (tekanan) berada antara 6,61 ˗ 37,92 m
Terdapat 16 pipa yang memiliki nilai unit headloss lebih tinggi dari yang
izinkan (tabel 4.34).
Tabel 4.34 Pipa Eksisting Tidak Memenuhi Standar
Panjang Diameter Flow Velocity Unit Headloss (m/km)
No. Link ID
m mm liter/det m/s Epanet Izin Ket.
1 P53 50,82 75 3,94 0,89 10,58 <5 T
2 P54 156,02 75 3,52 0,80 8,58 <5 T
3 P55 141,98 75 3,10 0,70 6,77 <5 T
4 P56 315,57 75 2,68 0,61 5,16 <5 T
5 P66 201,50 150 17,15 0,97 5,51 <5 T
6 P67 252,86 150 16,72 0,95 5,26 <5 T
7 P68 94,46 50 1,27 0,64 9,30 <5 T
8 P79 167,87 50 1,27 0,64 9,30 <5 T
9 P83 70,33 75 8,86 2,00 47,41 <5 T
10 P85 14,99 75 8,01 1,81 39,39 <5 T
11 P88 65,94 75 6,75 1,53 28,65 <5 T
12 P91 192,92 75 5,48 1,24 19,50 <5 T
13 P92 201,75 75 5,06 1,15 16,82 <5 T
14 P97 170,78 75 2,95 0,67 6,20 <5 T
15 P107 61,50 50 0,93 0,48 5,31 <5 T
16 P130 185,35 50 0,93 0,48 5,31 <5 T
Keterangan :
T = Tidak Memenuhi Standar Izin (table 2.6)
Sumber : Epanet, 2021
81

Pada tabel 4.34 hasil running menunjukan ada 16 pipa memiliki nilai
kehilangan energi (unit headloss) melebihi 5 m/km, kehilangan energi pada pipa
tersebut dikarenakan perubahan dimensi pipa yang membawa debit kebutuhan air
yang dilewati berpindah ke dimensi pipa yang lebih kecil, sehingga pipa tersebut
mengalami kehilangan energi yang melebihi standar yang izinkan. Selanjutnya
dilakukan percobaan simulasi dengan kebutuhan air rata-rata untuk
membandingkan hasil kehilangan energi (unit headloss) dapat dilihat pada tabel
4.35 berikut :

Tabel 4.35 Kehilangan Energi Kebutuhan Rata-rata dan Jam Puncak

Flow Unit Headloss


Link Velocity (m/s)
No. liter/det Skr Skp
ID
Skr Skp Skr Skp m/km Ket. m/km Ket.
1 P53 2,28 3,94 0,52 0,89 3,85 M 10,58 T
2 P54 2,04 3,52 0,46 0,80 3,12 M 8,58 T
3 P55 1,79 3,10 0,41 0,70 2,47 M 6,77 T
4 P56 1,55 2,68 0,35 0,61 1,88 M 5,17 T
5 P66 9,94 17,15 0,56 0,97 2,00 M 5,51 T
6 P67 9,69 16,72 0,55 0,95 1,91 M 5,26 T
7 P68 0,73 1,27 0,37 0,64 3,38 M 9,30 T
8 P79 0,73 1,27 0,37 0,64 3,38 M 9,30 T
9 P83 5,13 8,86 1,16 2,00 17,26 T 47,41 T
10 P85 4,64 8,01 1,05 1,81 14,34 T 39,39 T
11 P88 3,91 6,75 0,89 1,53 10,43 T 28,65 T
12 P91 3,18 5,48 0,72 1,24 7,10 T 19,50 T
13 P92 2,93 5,06 0,66 1,15 6,12 T 16,82 T
14 P97 1,71 2,95 0,39 0,67 2,26 M 6,20 T
15 P107 0,54 0,93 0,28 0,48 1,93 M 5,31 T
16 P130 0,54 0,93 0,28 0,48 1,93 M 5,31 T
Keterangan :
Skr = Simulasi Kebutuhan Air Rata-rata
Skp = Simulasi Kebutuhan Air Jam Puncak
T = Tidak memenuhi standar izin (table 2.6)
M = Memenuhi standar izin
Sumber : Epanet, 2021
82

Sumber : Epanet, 2021


Gambar4.2 Hasil RunningSimulasi 1
83

4.3.2 Simulasi 2
Simulasi 2 adalah simulasi dengan kondisi perbaikan terhadap simulasi 1,
karena hasil simulasi 1 tahun 2020 sebelumnya masih terdapat pipa yang memiliki
nilai kehilangan energi yang melebihi 5 m/km, maka pada kondisi Simulasi 2
dengan kebutuhan air yang sama (83,175 liter/detik, tabel 4.30) namun dengan
penggantian dimensi pada pipa yang sebelumnya tidak memenuhi standar (tabel
4.34). Setelah dilakukan perbaikan dengan cara merubah dimensi pipa didapat hasil
sebagai berikut :
- Flow (debit aliran) berada antara 0,03 ˗ 82,06 liter/detik
- Velocity (kecepatan aliran) berada antara 0,03 ˗ 0,80 liter/detik
- Unit Headloss (kehilangan energi) berada antara 0,00 ˗ 4,80 m/km
- Pressure (tekanan) berada antara 6,61 ˗ 37,92 m
Tabel lengkap dapat dilihat pada lampiran B. Berikut adalah tabel
perbandingan hasil perbaikan pada simulasi 1 dan simulasi 2 tahun 2020

Tabel 4.36 Perbandingan Kehilangan Energi Simulasi 1 dan Simulasi 2


Unit Headloss
Link Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. S1 S2
ID
S1 S2 S1 S2 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
1 P53 75 100 0,89 0,61 10,58 T 3,69 M
2 P54 75 100 0,80 0,55 8,58 T 3,11 M
3 P55 75 100 0,70 0,50 6,77 T 2,57 M
4 P56 75 100 0,61 0,44 5,17 T 2,08 M
5 P66 150 200 0,97 0,52 5,51 T 1,24 M
6 P67 150 200 0,95 0,51 5,26 T 1,18 M
7 P68 50 75 0,64 0,29 9,30 T 1,29 M
8 P79 50 75 0,64 0,29 9,30 T 1,29 M
9 P83 75 150 2,00 0,50 47,41 T 1,62 M
10 P85 75 150 1,81 0,45 39,39 T 1,35 M
11 P88 75 150 1,53 0,38 28,65 T 0,98 M
12 P91 75 100 1,24 0,70 19,50 T 4,80 M
13 P92 75 100 1,15 0,64 16,82 T 4,14 M
14 P97 75 100 0,67 0,38 6,20 T 1,53 M
15 P107 50 75 0,48 0,21 5,31 T 0,74 M
16 P130 50 75 0,48 0,21 5,31 T 0,74 M
Keterangan :
T = Tidak memenuhi standar izin (table 2.6)
M = Memenuhi standar izin
S1 = Simulasi 1
S2 = Simulasi 2
Sumber : Epanet, 2021
84

Tabel 4.37 Perbandingan Tekanan Simulasi 1 dan Simulasi 2

Pressure
Elevation
No. Node ID S1 S2
(m) (m) Ket. (m) Ket.
1 J55 19,00 31,91 M 34,68 M
2 J56 21,00 27,70 M 30,47 M
3 J57 25,00 23,62 M 26,40 M
4 J58 19,00 28,43 M 31,20 M
5 J67 19,00 33,66 M 35,57 M
6 J67 19,00 33,66 M 35,57 M
7 J72 22,00 29,96 M 31,96 M
8 J86 18,00 28,35 M 34,13 M
9 J88 25,00 19,91 M 27,52 M
10 J91 23,00 15,22 M 28,23 M
11 J92 21,00 17,00 M 30,00 M
12 J96 20,00 15,61 M 29,41 M
13 J109 18,00 36,54 M 36,54 M
14 J188 24,00 29,61 M 29,61 M
15 J196 23,00 30,95 M 30,95 M
Keterangan :
M = Memenuhi standar izin (table 2.6)
S1 = Simulasi 1
S2 = Simulasi 2
Sumber : Epanet, 2021

Pada tabel 4.36 hasil running simulasi kedua menunjukan bahwa tidak
terdapat kehilangan energi (unit headloss) melebihi 5 m/km dengan nilai antara
0,00 – 4,80 m/km dari yang sebelumnya 0,00 – 47,41 m/km. Pada tabel 4.37 dapat
dilihat nilai tekanan antara kondisi eksisting dan evaluasi terdapat perbedaan,
karena perubahan dimensi pipa dari kondisi awal. Nilai tekanan setelah dilakukan
evaluasi masih memenuhi berada antara 5 – 60 m (tabel 2.6), sehingga kondisi
simulasi dua dapat dijadikan solusi karena tidak berpengaruh besar terhadap
tekanan kepada daerah pelayanan.
85

Sumber:Epanet,2021
Gambar4.3HasilRunningSimulasi2
86

4.3.3 Simulasi 3
Simulasi 3 adalah simulasi dengan kondisi jaringan pipa sama dengan
simulasi 2, namun ditinjau dengan kebutuhan air bersih tahun 2040 sebesar 128,567
liter/detik (tabel 4.31). Hasil running didapat sebagai berikut (tabel lengkap dapat
dilihat pada lampiran B) :
- Flow (debit aliran) berada antara 0,07 ˗ 128,59 liter/detik
- Velocity (kecepatan aliran) berada antara 0,02 ˗ 1,24 liter/detik
- Unit Headloss (kehilangan energi) berada antara 0,00 ˗ 11,83 m/km
- Pressure (tekanan) berada antara (˗ 3,16) ˗ 35,33 m
Berikut adalah tabel pipa yang tidak memenuhi standar izin pada simulasi 3
(tabel 4.38).
Tabel 4.38 Pipa Tidak Memenuhi Standar pada Simulasi 3

Link Panjang Diameter Flow Velocity Unit Headloss (m/km)


No.
ID m mm liter/det m/s Epanet Izin Ket.
1 P33 86,12 50 1,19 0,61 8,36 <5 T
2 P59 473,22 75 2,65 0,60 5,06 <5 T
3 P91 192,92 100 5,73 0,73 5,22 <5 T
4 P108 110,47 50 1,05 0,53 6,54 <5 T
5 P110 101,31 75 4,03 0,91 11,03 <5 T
6 P111 105,65 75 2,98 0,68 6,32 <5 T
7 P112 183,24 75 4,19 0,95 11,83 <5 T
8 P117 316,88 75 3,30 0,75 7,60 <5 T
9 P118 198,86 75 3,74 0,85 9,59 <5 T
10 P124 118,76 50 1,05 0,53 6,54 <5 T
11 P151 64,44 75 3,14 0,71 6,94 <5 T
12 P156 104,25 50 1,05 0,53 6,54 <5 T
13 P159 63,15 50 1,05 0,53 6,54 <5 T
Keterangan :
T = Tidak Memenuhi Standar
Sumber : Epanet, 2021
87

Tabel 4.39 Tekanan Tidak Memenuhi Standar pada Simulasi 3


Base
Node Elevation Demand Pressure (m)
No. Demand
ID
m liter/det liter/det Epanet Izin Ket.
1 J151 43 0,60 1,05 1,60 5 - 60 T
2 J152 41 0,60 1,05 3,19 5 - 60 T
3 J153 43 0,60 1,05 1,50 5 - 60 T
4 J168 40 0,30 0,53 4,00 5 - 60 T
5 J169 45 0,30 0,53 -1,27 5 - 60 T
6 J170 46 0,30 0,53 -2,29 5 - 60 T
7 J171 46 0,30 0,53 -2,31 5 - 60 T
8 J172 45 0,30 0,53 -1,29 5 - 60 T
9 J173 42 0,30 0,53 1,69 5 - 60 T
10 J174 45 0,30 0,53 -1,25 5 - 60 T
11 J175 39 0,30 0,53 4,99 5 - 60 T
12 J176 39 0,30 0,53 4,98 5 - 60 T
13 J177 45 0,30 0,53 -1,02 5 - 60 T
14 J178 42 0,30 0,53 1,92 5 - 60 T
15 J179 40 0,30 0,53 3,80 5 - 60 T
16 J181 42 0,30 0,53 1,65 5 - 60 T
17 J185 40 0,30 0,53 3,86 5 - 60 T
18 J186 41 0,30 0,53 2,86 5 - 60 T
19 J189 47 0,30 0,53 -3,16 5 - 60 T
Keterangan :
T = Tidak Memenuhi Standar
Sumber : Epanet, 2021
Pada tabel 4.38 dan tabel 4.39 adalah banyaknya pipa dan node yang tidak
memenuhi standar izin. Pada pipa yang memiliki nilai kehilangan energi (unit
headloss) besar dari standar yang diizinkan, dikarenakan kebutuhan air yang
dialirkan pada pipa-pipa tersebut tidak dapat mengaliri kebutuhan air yang lebih
besar dari tahun 2020, sehingga membuat jumlah kehilangan energi pada pipa tahun
2040 meningkat.
Meningkatnya kebutuhan air membuat hasil tekanan kurang (negatif), yang
berarti bahwa air tidak dapat disalurkan kedaerah pelayanan pada tahun 2040.
Sehingga pada kondisi jaringan evaluasi tahun 2020 perlu dilakukan evaluasi di
tahun 2040, agar air dapat tersalurkan ke masyarakat dilayani dengan baik.
88

Sumber : Epanet, 2021


Gambar4.4 Hasil RunningSimulasi 3
89

4.3.4 Simulasi 4
Simulasi 4 adalah simulasi yang dilakukan untuk mencari alternatif solusi
untuk permasalahan pada simulasi 3. Maka simulasi ini dilakukan pada jaringan
simulasi 3 yang memiliki nilai kehilangan energi tinggi (tabel 4.38) dan tekanan
negatif (tabel 4.39) dengan cara melakukan perubahan dimensi pipa dan membuat
alternatif penambahan jalur pipa baru dengan titik S1 hingga S15 memiliki jarak
terdekat dengan kondisi pipa yang memiliki nilai kehilangan energi yang besar di
Desa Mungguk dan Desa Bokak Sebumbun (Gambar 4.5). Berikut adalah tabel
koordinat dan diameter yang akan dijadikan jalur pipa baru.

Tabel 4.40 Koordinat Jalur Pipa Tabel 4.41 Daftar Penambahan Pipa
Tahun 2040 Tahun 2040

Node Elevation Lintang Bujur Length Diameter


No. No. Link ID
ID m X Y m mm
1 S1 49 487805 -459 1 S1 204,11 300
2 S2 40 488063 -386 2 S2 267,89 300
3 S3 27 488263 -383 3 S3 199,83 300
4 S4 27 488461 -414 4 S4 200,85 300
5 S5 22 488662 -419 5 S5 201,15 300
6 S6 19 488862 -434 6 S6 200,58 300
7 S7 22 489060 -468 7 S7 200,53 300
8 S8 24 489257 -506 8 S8 200,77 300
9 S9 21 489456 -527 9 S9 199,73 300
10 S10 24 489645 -596 10 S10 201,78 300
11 S11 21 489806 -715 11 S11 199,94 300
12 S12 22 489912 -723 12 S12 106,19 300
13 S13 21 490143 -763 13 S13 234,66 300
14 S14 24 490666 -763 14 S14 590,46 300
15 S15 27 490915 -404 15 S15 331,3 300
Sumber : Epanet, 2021 16 S16 358,73 300
Sumber : Epanet, 2021
90

Sumber :GoogleEarth, 2021


Gambar4.5 SkemaPenambahan Jalur PipaTahun2040
91

Penambahan jaringan pipa pada gambar 4.5 menggunakan diameter pipa


Ø300 mm dengan jenis pipa PVC, kemudian node jalur penambahan diinput ke
Epanet. Hasil running didapat sebagai berikut :
- Flow (debit aliran) berada antara 0,03 ˗ 128,59 liter/detik
- Velocity (kecepatan aliran) berada antara 0,01 ˗ 1,02 liter/detik
- Unit Headloss (kehilangan energi) berada antara 0,00 ˗ 4,77 m/km
- Pressure (tekanan) berada antara 5,75 ˗ 37,22 m
Pada simulasi 4 dengan cara penambahan dan perubahan dimensi jaringan
pipa tahun 2040 menunjukan hasil kondisi didaerah pelayanan berada pada nilai
standar yang diizinkan, Berikut adalah tabel perbandingan hasil simulasi 3 dan
simulasi 4 tahun 2040.
Tabel 4.42 Perbandingan Kehilangan Energi Simulasi 3 dan Simulasi 4
Unit Headloss (m/km)
Link Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. S3 S4
ID
S3 S4 S3 S4 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
1 P33 50 100 0,61 0,24 8,36 T 0,65 M
2 P59 75 100 0,60 0,34 5,06 T 1,25 M
3 P91 100 150 0,73 0,32 5,22 T 0,72 M
4 P108 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
5 P110 75 100 0,91 0,01 11,03 T 0,00 M
6 P111 75 100 0,68 0,15 6,32 T 0,26 M
7 P112 75 100 0,95 0,53 11,83 T 2,91 M
8 P117 75 150 0,75 0,42 7,60 T 1,17 M
9 P118 75 150 0,85 0,44 9,59 T 1,30 M
10 P124 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
11 P151 75 100 0,71 0,40 6,94 T 1,71 M
12 P156 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
13 P159 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
Keterangan :
T = Tidak memenuhi standar izin (table 2.6)
M = Memenuhi standar izin
S3 = Simulasi 3
S4 = Simulasi 4
Sumber : Epanet, 2021
92

Tabel 4.43 Perbandingan Tekanan Simulasi 3 dan Simulasi 4


Pressure
Node Elevation
No. S3 S4
ID
m (m) Ket. (m) Ket.
1 J151 43 1,60 T 10,51 M
2 J152 41 3,19 T 12,10 M
3 J153 43 1,50 T 10,41 M
4 J168 40 4,00 T 12,91 M
5 J169 45 -1,27 T 7,64 M
6 J170 46 -2,29 T 6,62 M
7 J171 46 -2,31 T 6,61 M
8 J172 45 -1,29 T 7,63 M
9 J173 42 1,69 T 10,61 M
10 J174 45 -1,25 T 7,67 M
11 J175 39 4,99 T 13,90 M
12 J176 39 4,98 T 13,90 M
13 J177 45 -1,02 T 7,89 M
14 J178 42 1,92 T 10,84 M
15 J179 40 3,80 T 12,71 M
16 J181 42 1,65 T 10,56 M
17 J185 40 3,86 T 12,77 M
18 J187 31 2,86 T 21,76 M
19 J190 35 -3,16 T 17,75 M
Keterangan :
T = Tidak memenuhi standar izin (table 2.6)
M = Memenuhi standar izin
S3 = Simulasi 3
S4 = Simulasi 4
Sumber : Analisis, 2021

Daftar tabel lengkap dapat dilihat pada lampiran B. Dari hasil tabel 4.42 dan
tabel 4.43 didapat kondisi jaringan setalah dilakukan evaluasi terdapat peningkatan
tekanan (preassure) dan penurunan kehilangan energi (unit headloss) sehingga
memenuhi nilai standar izin. Selain merubah dimensi pipa menjadi lebih besar,
penambahan jalur pipa juga dapat meningkatkan tekanan, sehingga simulasi 4 dapat
dijadikan sebagai alternatif solusi perbaikan pada simulasi 3.
93

Sumber : Epanet, 2021


Gambar4.6HasilRunningSimulasi 4
94

4.3.5 Kesimpulan Simulasi Epanet 2.0


a. Simulasi yang dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Simulasi dengan Kebutuhan Air Tahun 2020

Tabel 4.44 Perbandingan Simulasi Kebutuhan Air 2020

Simulasi Ke-
Indikator
1 2
Seluruh jaringan memenuhi Seluruh jaringan memenuhi
Pressure
persyaratan persyaratan
44,06% pipa memenuhi 41,58% memenuhi
Velocity
persyaratan (dari 202 pipa) persyaratan (dari 202 pipa)
Unit 92,08% pipa memenuhi Seluruh jaringan memenuhi
Headloss persyaratan (dari 202 pipa) persyaratan
Sumber : Analisis, 2021

2. Pada Simulasi dengan Kebutuhan Air Tahun 2040

Tabel 4.45 Perbandingan Simulasi Kebutuhan Air 2020

Indikator Simulasi Ke-


3 4
90,31% memenuhi Seluruh jaringan memenuhi
Pressure
persyaratan (dari 196 node) persyaratan
59,41% pipa memenuhi 51,38% memenuhi
Velocity
persyaratan (dari 202 pipa) persyaratan (dari 218 pipa)
Unit 93,56% pipa memenuhi Seluruh jaringan memenuhi
Headloss persyaratan (dari 202 pipa) persyaratan
Sumber : Analisis, 2021

Dari kedua tabel diatas, simulasi 2 dan simulasi 4 dapat menjadi alternatif
perbaikan jaringan untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan air bersih di
Kecamatan Sekadau Hilir. Penyebab terjadinya velocity berada dibawah nilai 0,30
m/detik diakibatkan oleh debit yang melalui pipa tersebut kecil dan diameter yang
terlalu besar, namun apabila mengecilkan diameter pipa maka mengakibatkan unit
headloss yang besar
95

b. Pipa yang Mengalami Perubahan Pada Simulasi


Dari simulasi 1 hingga simulasi 4 terdapat 30 pipa yang mengalami
perubahan diameter yang dilakukan sebagai alternatif perbaikan pada pipa yang
tidak memenuhi standar unit headloss dan pressure. Tabel 4.46 adalah daftar pipa
yang dilakukan perubahan dimensi pada simulasi 2 dan simulasi 4.
Tabel 4.46 Perubahan Diameter pada Pipa

Link Panjang Diameter (mm)


No.
ID (m) Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4
1 P33 86,12 50 50 50 100
2 P34 145,93 50 50 50 75
3 P35 125,72 50 50 50 75
4 P53 50,82 75 100 100 100
5 P54 156,02 75 100 100 100
6 P55 141,98 75 100 100 100
7 P56 315,57 75 100 100 100
8 P66 201,5 150 200 200 200
9 P67 252,86 150 200 200 200
10 P68 94,46 50 75 75 75
11 P79 167,87 50 75 75 75
12 P83 70,33 75 150 150 150
13 P85 14,99 75 150 150 150
14 P88 65,94 75 150 150 150
15 P91 192,92 75 100 100 150
16 P92 201,75 75 100 100 100
17 P97 170,78 75 100 100 100
18 P107 61,5 50 75 75 75
19 P110 101,31 75 75 75 100
20 P111 105,65 75 75 75 100
21 P112 183,24 75 75 75 100
22 P116 122,22 75 75 75 150
23 P117 316,88 75 75 75 150
24 P118 198,86 75 75 75 150
25 P124 118,76 50 50 50 75
26 P130 185,35 50 75 75 75
27 P131 157,55 50 75 75 75
28 P151 64,44 75 75 75 100
29 P156 104,25 50 50 50 75
30 P159 63,15 50 50 50 75
Sumber : Analisis, 2021
96

Berikut adalah perbandingan data tekanan (pressure) Epanet 2.0 dan data di
lapangan pada node J111 (gambar 4.7). Terdapat selisih (error) sekitar 3,78 %,
diperkirakan hal tersebut terjadi karena penggunaan air dilapangan belum mencapai
kebutuhan air maksimal pada jam puncak, sedangkan pada simulasi Epanet
menggunakan kebutuhan air maksimal pada jam puncak. Perbandingan data dapat
dilihat pada Tabel 4.47 berikut :

Tabel 4.47 Validasi Data Epanet dan Lapangan

Diameter
Node Pressure Error
No Dokumentasi Pipa
(id) (mm) (bar) (%)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) = (2-1)/2

1 J111 300 3,57

3,78

2 J111 300 3,45

Keterangan :
1 bar = 10 meter
Sumber : Analisis, 2021
Tanjung

J111

Mungguk

Sungai Ringin

Bokak Sebumbun

Gambar 4.7 Lokasi Validasi Data

97
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kebutuhan air bersih pada jam puncak di Kecamatan Sekadau Hilir pada
tahun 2020 sebesar 82,08 liter/detik.
2. Kebutuhan air bersih pada jam puncak di Kecamatan Sekadau Hilir pada
tahun 2040 sebesar 128,57 liter/detik.
3. Pada saat melayani kebutuhan air bersih tahun 2040, perlu diadakan
perubahan diameter pipa dan penambahan jalur pipa baru pada jaringan. Pada
pipa Ø50 mm, Ø75 mm dan Ø100 mm menjadi Ø75 mm sampai dengan Ø150
mm di Desa Sungai Ringin. Pada pipa Ø50 mm dan Ø75 mm menjadi Ø75
mm dan Ø100 mm di Desa Mungguk. Serta penambahan jalur pipa baru Ø300
mm dari Desa Sungai Ringin ke Desa Mungguk.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan perencanaan yang telah dilakukan, maka penulis
mencoba untuk memberikan saran, yaitu :
1. Perlu dilakukan evaluasi pada jaringan pipa di wilayah pelayanan Reservoir
Sirin Meragun Kecamatan Sekadau Hilir.
2. Mengadakan pengecekan pipa secara berkala sehingga dapat mengurangi
kebocoran atau pencurian air yang dapat merugikan perusahaan.
3. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya air bersih
agar tidak melakukan tindakan yang merugikan kepada pihak-pihak yang
terkait maupun masyarakat itu sendiri terutama terhadap pencurian air dan
pencemaran sumber air baku.

98
DAFTAR PUSTAKA

Al-Layla M.A.; Ahmad S.; dan Middlebrook J.E. 1977, Water Supply Engineering
Design, Ann Arbor, Science Publisher Inc, Michingan.
Apriyandi, 2019. Evaluasi Sistem Distribusi PDAM Gunung Poteng Kota
Singkawang, Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Badan Pusat Statistik, 2019. Kecamatan Sekadau Hilir Dalam Angka 2019.
Damanhuri, Enri 1989, Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan
Pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi Air Minum, Bandung, Jurusan
Teknik Lingkungan, FTSP-ITB
HATI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia), 2011. Pertemuan Ilmiah
Tahunan (PIT) XXVII. Ambon.
Keman, S.,2015. Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, VOL. 2 (I). Hlm. 40.
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes). 1999. Persyaratan Kesehatan
Perumahan. NO. 829/Menkes/SK/VII/1999.
Kodoate, Robert J. Manajemen Dan Rekayasa Infrastruktur. Pustaka Pelajar 2003
Munsin, Moses, H. 2015. Profil Singkat Kabupaten Sekadau. Mei 2, 2020.
https://docplayer.info/49193843.html

NSPM Kimpraswil. 2002. Pedoman Petunjuk Teknik Manual. Vol 6 (II dan III)
Peavy, Howard, 1985, Environmental Engineering, New Dehli, McGraw-Hill
Publishung Company Ltd.
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
18/PRT/M/2007 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
Rossman, L.A. 2000. EPANET 2.0 User Manual Water Suplly and Water
Resoucess Division. National Risk Management Research laboratory
Cincinnati, OH 45268. Ahli Bahasa EKAMITRA Engineering.
Sularso, Tahara, H., 2000. Pompa dan Kompresor, Pradnya Paramitha, Jakarta
Upia, Apriyadi Suustra.; Kartini.; dan Nirmala, Azwa. 2018. Perencanaan
Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersi Di Kecamatan Sungai
Kakap Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Untan, VOL.
5 (II). Hlm. 1.
Zulpiadi.; Kartini.; dan Wibowo, Hari. 2018. Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi
Air Bersih PDAM Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal
Mahasiswa Teknik Sipil Untan, VOL. 5 (II). Hlm. 1.

99
Tabel A.1 Perhitungan Proyeksi Desa Sungai Ringin

M. Aritmatika M. Geometrik M. Last Square

Jumlah Jumlah Jumlah


Tahun Penduduk Tahun Penduduk Tahun Penduduk
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2014 12.438 2014 12.438 2014 12.007
2015 12.470 2015 12.493 2015 12.040
2016 12.502 2016 12.548 2016 12.073
2017 12.533 2017 12.603 2017 12.106
2018 12.565 2018 12.659 2018 12.139
2019 12.596 2019 12.714 2019 12.171
2020 12.628 2020 12.770 2020 12.204
2021 12.660 2021 12.826 2021 12.237
2022 12.691 2022 12.883 2022 12.270
2023 12.723 2023 12.939 2023 12.303
2024 12.754 2024 12.996 2024 12.336
2025 12.786 2025 13.053 2025 12.369
2026 12.818 2026 13.111 2026 12.401
2027 12.849 2027 13.168 2027 12.434
2028 12.881 2028 13.226 2028 12.467
2029 12.912 2029 13.285 2029 12.500
2030 12.944 2030 13.343 2030 12.533
2031 12.976 2031 13.402 2031 12.566
2032 13.007 2032 13.461 2032 12.599
2033 13.039 2033 13.520 2033 12.631
2034 13.070 2034 13.579 2034 12.664
2035 13.102 2035 13.639 2035 12.697
2036 13.134 2036 13.699 2036 12.730
2037 13.165 2037 13.759 2037 12.763
2038 13.197 2038 13.820 2038 12.796
2039 13.228 2039 13.880 2039 12.829
2040 13.260 2040 13.941 2040 12.861

A-1
A-2

Tabel A.2 Perhitungan Proyeksi Desa Mungguk

M. Aritmatika M. Geometrik M. Last Square

Jumlah Jumlah Jumlah


Tahun Penduduk Tahun Penduduk Tahun Penduduk
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2014 7.009 2014 7.009 2014 6.018
2015 7.704 2015 7.630 2015 6.793
2016 8.398 2016 8.306 2016 7.567
2017 9.092 2017 9.042 2017 8.341
2018 9.786 2018 9.843 2018 9.116
2019 10.480 2019 10.715 2019 9.890
2020 11.175 2020 11.664 2020 10.664
2021 11.869 2021 12.697 2021 11.439
2022 12.563 2022 13.822 2022 12.213
2023 13.257 2023 15.046 2023 12.987
2024 13.951 2024 16.379 2024 13.762
2025 14.646 2025 17.830 2025 14.536
2026 15.340 2026 19.409 2026 15.310
2027 16.034 2027 21.128 2027 16.085
2028 16.728 2028 23.000 2028 16.859
2029 17.422 2029 25.037 2029 17.633
2030 18.117 2030 27.255 2030 18.408
2031 18.811 2031 29.669 2031 19.182
2032 19.505 2032 32.298 2032 19.956
2033 20.199 2033 35.158 2033 20.731
2034 20.893 2034 38.273 2034 21.505
2035 21.588 2035 41.663 2035 22.279
2036 22.282 2036 45.354 2036 23.054
2037 22.976 2037 49.371 2037 23.828
2038 23.670 2038 53.745 2038 24.603
2039 24.364 2039 58.505 2039 25.377
2040 25.059 2040 63.688 2040 26.151
A-3

Tabel A.3 Perhitungan Proyeksi Desa Tanjung

M. Aritmatika M. Geometrik M. Last Square

Jumlah Jumlah Jumlah


Tahun Penduduk Tahun Penduduk Tahun Penduduk
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2014 2.225 2014 2.225 2014 2.098
2015 2.237 2015 2.248 2015 2.113
2016 2.249 2016 2.272 2016 2.128
2017 2.260 2017 2.295 2017 2.142
2018 2.272 2018 2.319 2018 2.157
2019 2.283 2019 2.343 2019 2.172
2020 2.295 2020 2.367 2020 2.186
2021 2.307 2021 2.391 2021 2.201
2022 2.318 2022 2.416 2022 2.216
2023 2.330 2023 2.441 2023 2.231
2024 2.341 2024 2.466 2024 2.245
2025 2.353 2025 2.491 2025 2.260
2026 2.365 2026 2.517 2026 2.275
2027 2.376 2027 2.543 2027 2.289
2028 2.388 2028 2.569 2028 2.304
2029 2.399 2029 2.596 2029 2.319
2030 2.411 2030 2.622 2030 2.334
2031 2.423 2031 2.650 2031 2.348
2032 2.434 2032 2.677 2032 2.363
2033 2.446 2033 2.704 2033 2.378
2034 2.457 2034 2.732 2034 2.392
2035 2.469 2035 2.760 2035 2.407
2036 2.481 2036 2.789 2036 2.422
2037 2.492 2037 2.818 2037 2.437
2038 2.504 2038 2.847 2038 2.451
2039 2.515 2039 2.876 2039 2.466
2040 2.527 2040 2.906 2040 2.481
A-4

Tabel A.4 Perhitungan Proyeksi Desa Bokak Sebumbun

M. Aritmatika M. Geometrik M. Last Square

Jumlah Jumlah Jumlah


Tahun Penduduk Tahun Penduduk Tahun Penduduk
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2014 1.224 2014 1.224 2014 1.011
2015 1.365 2015 1.347 2015 1.163
2016 1.506 2016 1.481 2016 1.315
2017 1.647 2017 1.629 2017 1.467
2018 1.788 2018 1.792 2018 1.619
2019 1.929 2019 1.971 2019 1.770
2020 2.070 2020 2.167 2020 1.922
2021 2.211 2021 2.384 2021 2.074
2022 2.352 2022 2.622 2022 2.226
2023 2.493 2023 2.884 2023 2.378
2024 2.634 2024 3.172 2024 2.529
2025 2.775 2025 3.488 2025 2.681
2026 2.916 2026 3.837 2026 2.833
2027 3.057 2027 4.220 2027 2.985
2028 3.198 2028 4.641 2028 3.137
2029 3.339 2029 5.104 2029 3.288
2030 3.480 2030 5.614 2030 3.440
2031 3.621 2031 6.175 2031 3.592
2032 3.762 2032 6.792 2032 3.744
2033 3.903 2033 7.470 2033 3.896
2034 4.044 2034 8.216 2034 4.047
2035 4.185 2035 9.036 2035 4.199
2036 4.326 2036 9.939 2036 4.351
2037 4.467 2037 10.931 2037 4.503
2038 4.608 2038 12.023 2038 4.655
2039 4.749 2039 13.223 2039 4.806
2040 4.890 2040 14.544 2040 4.958
Tabel A.5 Kebutuhan Domestik Desa Sui. Ringin

Kebutuhan Domestik Desa Sui. Ringin Tahun


No.
Analisa notasi 2020 2025 2030 2035 2040
1 Jumlah Penduduk A 12.628 12.786 12.944 13.102 13.260
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 8.840 8.951 9.061 9.172 9.282
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 3.789 3.836 3.884 3.931 3.978
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 972.400 984.610 996.710 1.008.920 1.021.020
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 113.670 115.080 116.520 117.930 119.340
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 1.086.070 1.099.690 1.113.230 1.126.850 1.140.360
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 12,570 12,728 12,885 13,042 13,199

Tabel A.6 Kebutuhan Domestik Desa Mungguk

Kebutuhan Domestik Desa Mungguk Tahun


No.
Analisa notasi 2020 2025 2030 2035 2040
1 Jumlah Penduduk A 11.175 14.646 18.117 21.588 25.059
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 7.823 10.253 12.682 15.112 17.542
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 3.353 4.394 5.436 6.477 7.518
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 860.530 1.127.830 1.395.020 1.662.320 1.929.620
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 100.590 131.820 163.080 194.310 225.540
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 961.120 1.259.650 1.558.100 1.856.630 2.155.160
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 11,124 14,579 18,034 21,489 24,944

A-5
Tabel A.7 Kebutuhan Domestik Desa Tanjung

Kebutuhan Domestik Desa Tanjung Tahun


No.
Analisa notasi 2020 2025 2030 2035 2040
1 Jumlah Penduduk A 2.295 2.353 2.411 2.469 2.527
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 1.607 1.648 1.688 1.729 1.769
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 689 706 724 741 759
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 176.770 181.280 185.680 190.190 194.590
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 20.670 21.180 21.720 22.230 22.770
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 197.440 202.460 207.400 212.420 217.360
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 2,285 2,343 2,400 2,459 2,516

Tabel A.8 Kebutuhan Domestik Desa B. Sembumbun

Kebutuhan Domestik Desa B. Sembumbun Tahun


No.
Analisa notasi 2020 2025 2030 2035 2040
1 Jumlah Penduduk A 2.070 2.775 3.480 4.185 4.890
2 Sambungan Rumah B = (70% x A) 1.449 1.943 2.436 2.930 3.423
3 Layanan Hidran umum C = (30% x A) 621 833 1.044 1.256 1.467
4 Sambungan Rumah (ltr/org/hr) D = (B x 110) 159.390 213.730 267.960 322.300 376.530
5 Layanan Hidran umun (ltr/org/hr) E = (C x 30) 18.630 24.990 31.320 37.680 44.010
6 Kebutuhan Domestik (liter/hari) F = (D + E) 178.020 238.720 299.280 359.980 420.540
7 Kebutuhan Domestik (liter/detik) G = (F / detik) 2,060 2,763 3,464 4,166 4,867

A-6
Tabel A.9 Proyeksi Jumlah Murid dan Guru

Desa Sungai Ringin Desa Mungguk Desa Tanjung


Jumlah Jumlah Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040 Peruntukan 2019 2020 2040 Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260 10.480 11.175 25.059 2.283 2.295 2.527
(a) (c) (b) (a) (c) (b) (a) (c) (b)
Murid Murid Murid
Satuan d = (a*(b/c)) Satuan d = (a*(b/c)) Satuan d = (a*(b/c))
TK 294 orang 295 310 TK 119 orang 127 285 TK 25 orang 26 28
SD 1.546 orang 1550 1.628 SD 1027 orang 1.096 2.456 SD 131 orang 132 146
SMP 1.269 orang 1273 1.336 SMP 119 orang 127 285 SMP 0 orang 0 0
SMA/SMK 3.320 orang 3329 3.496 SMA/SMK 795 orang 848 1.901 SMA/SMK 0 orang 0 0
Guru e = (a*(b/c)) Guru e = (a*(b/c)) Guru e = (a*(b/c))
TK 27 orang 28 29 TK 10 orang 11 24 TK 3 orang 4 4
SD 74 orang 75 78 SD 54 orang 58 130 SD 9 orang 10 10
SMP 115 orang 116 122 SMP 11 orang 12 27 SMP 0 orang 0 0
SMA/SMK 145 orang 146 153 SMA/SMK 36 orang 39 87 SMA/SMK 0 orang 0 0

A-7
A-8

Tabel A.9 Proyeksi Jumlah Murid dan Guru (Lanjutan)

Desa Bokak Sebumbun


Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
1.929 2.070 4.890
(a) (c) (b)
Murid
Satuan d = (a*(b/c))
TK 0 orang 0 0
SD 172 orang 185 437
SMP 0 orang 0 0
SMA/SMK 0 orang 0 0
Guru e = (a*(b/c))
TK 0 orang 0 0
SD 13 orang 14 33
SMP 0 orang 0 0
SMA/SMK 0 orang 0 0

Tabel A.10 Kebutuhan Non Domestik Desa Sungai R.

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Murid/Guru Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Murid (a) (b) (c = (a*b))
TK 10 liter/murid/hari 295 310 2.950 3.100
SD 40 liter/murid/hari 1.550 1.628 62.000 65.120
SMP 50 liter/murid/hari 1.273 1.336 63.650 66.800
SMA/SMK 80 liter/murid/hari 3.329 3.496 266.320 279.680
Guru (a) (b) (c = (a*b))
TK 80 liter/guru/hari 28 29 2.240 2.320
SD 80 liter/guru/hari 75 78 6.000 6.240
SMP 80 liter/guru/hari 116 122 9.280 9.760
SMA/SMK 80 liter/guru/hari 146 153 11.680 12.240
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 424.120 445.260
(Qtot/24*60*60) liter/detik 4,909 5,153
A-9

Tabel A.11 Kebutuhan Non Domestik Desa Mungguk

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Murid/Guru Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Murid (a) (b) (c = (a*b))
TK 10 liter/murid/hari 127 285 1.270 2.850
SD 40 liter/murid/hari 1.096 2.456 43.840 98.240
SMP 50 liter/murid/hari 127 285 6.350 14.250
SMA/SMK 80 liter/murid/hari 848 1.901 67.840 152.080
Guru (a) (b) (c = (a*b))
TK 80 liter/guru/hari 11 24 880 1.920
SD 80 liter/guru/hari 58 130 4.640 10.400
SMP 80 liter/guru/hari 12 27 960 2.160
SMA/SMK 80 liter/guru/hari 39 87 3.120 6.960
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 128.900 288.860
(Qtot/24*60*60) liter/detik 1,492 3,343

Tabel A.12 Kebutuhan Non Domestik Desa Tanjung

Proyeksi
Proyeksi
Kebutuhan Air Kebutuhan
Murid/Guru
Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Murid (a) (b) (c = (a*b))
TK 10 liter/murid/hari 26 28 260 280
SD 40 liter/murid/hari 132 146 5280 5840
SMP 50 liter/murid/hari 0 0 0 0
SMA/SMK 80 liter/murid/hari 0 0 0 0
Guru (a) (b) (c = (a*b))
TK 80 liter/guru/hari 4 4 320 320
SD 80 liter/guru/hari 10 10 800 800
SMP 80 liter/guru/hari 0 0 0 0
SMA/SMK 80 liter/guru/hari 0 0 0 0
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 6660 7240
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,077 0,084
A-10

Tabel A.13 Kebutuhan Non Domestik Desa B. Sebumbun

Proyeksi
Proyeksi
Kebutuhan Air Kebutuhan
Murid/Guru
Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Murid (a) (b) (c = (a*b))
TK 10 liter/murid/hari 0 0 0 0
SD 40 liter/murid/hari 185 437 7400 17480
SMP 50 liter/murid/hari 0 0 0 0
SMA/SMK 80 liter/murid/hari 0 0 0 0
Guru (a) (b) (c = (a*b))
TK 80 liter/guru/hari 0 0 0 0
SD 80 liter/guru/hari 14 33 1120 2640
SMP 80 liter/guru/hari 0 0 0 0
SMA/SMK 80 liter/guru/hari 0 0 0 0
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 8520 20120
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,099 0,233

Tabel A. 14 Proyeksi Rumah Ibadah Desa Sungai R.

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Rumah Ibadah
Satuan d = (a*(b/c))
Masjid/Surau 18 Unit 18 18
Gereja Katolik 3.699 Orang 3.709 3.894
Gereja Protestan 1.199 Orang 1.203 1.263
Pura 2 Orang 3 3
Kelenteng 79 Orang 80 84
Wihara 344 Orang 345 363
A-11

Tabel A.15 Proyeksi Rumah Ibadah Desa Mungguk

Jumlah
Peruntukan 2.019 2020 2040
10.480 11.175 25.059
(a) (c) (b)
Rumah Ibadah
Satuan d = (a*(b/c))
Masjid/Surau 16 Unit 17 38
Gereja Katolik 1548 Orang 1.651 3.702
Gereja Protestan 581 Orang 620 1.390
Pura 0 Orang 0 0
Kelenteng 121 Orang 130 290
Wihara 176 Orang 188 421

Tabel A.16 Proyeksi Rumah Ibadah Desa Tanjung

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
2.283 2.295 2.527
(a) (c) (b)
Rumah Ibadah
Satuan d = (a*(b/c))
Masjid/Surau 10 Unit 10 11
Gereja Katolik 34 Orang 35 38
Gereja Protestan 10 Orang 11 12
Pura 0 Orang 0 0
Kelenteng 0 Orang 0 0
Wihara 0 Orang 0 0

Tabel A.17 Proyeksi Rumah Ibadah Desa Bokak S.

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
1.929 2.070 4.890
(a) (c) (b)
Rumah Ibadah
Satuan d = (a*(b/c))
Masjid/Surau 4 Unit 4 10
Gereja Katolik 1170 Orang 1.256 2.966
Gereja Protestan 236 Orang 254 599
Pura 0 Orang 0 0
Kelenteng 0 Orang 0 0
Wihara 7 Orang 8 18
A-12

Tabel A.18 Kebutuhan Non Domestik Desa Sungai R.

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Rumah Ibadah (a) (b) (c = a*b)
Masjid/Surau 3.000 liter/unit/hari 18 18 54.000 54.000
Gereja Katolik 5 liter/orang/hari 3.709 3.894 18.545 19.470
Gereja Protestan 5 liter/orang/hari 1.203 1.263 6.015 6.315
Pura 5 liter/orang/hari 3 3 15 15
Kelenteng 5 liter/orang/hari 80 84 400 420
Wihara 5 liter/orang/hari 345 363 1.725 1.815
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 80.700 82.035
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,934 0,949

Tabel A.19 Kebutuhan Non Domestik Desa Mungguk

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Rumah Ibadah (a) (b) (c = a*b)
Masjid/Surau 3.000 liter/unit/hari 17 38 51.000 114.000
Gereja Katolik 5 liter/orang/hari 1.651 3.702 8.255 18.510
Gereja Protestan 5 liter/orang/hari 620 1.390 3.100 6.950
Pura 5 liter/orang/hari 0 0 0 0
Kelenteng 5 liter/orang/hari 130 290 650 1.450
Wihara 5 liter/orang/hari 188 421 940 2.105
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 63.945 143.015
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,740 1,655

Tabel A.20 Kebutuhan Non Domestik Desa Tanjung

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Rumah Ibadah (a) (b) (c = a*b)
Masjid/Surau 3.000 liter/unit/hari 10 11 30.000 33.000
Gereja Katolik 5 liter/orang/hari 35 38 175 190
Gereja Protestan 5 liter/orang/hari 11 12 55 60
Pura 5 liter/orang/hari 0 0 0 0
Kelenteng 5 liter/orang/hari 0 0 0 0
Wihara 5 liter/orang/hari 0 0 0 0
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 30.230 33.250
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,350 0,385
A-13

Tabel A.21 Kebutuhan Non Domestik Desa Bokak S.

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Rumah Ibadah (a) (b) (c = a*b)
Masjid/Surau 3.000 liter/unit/hari 4 10 12.000 30.000
Gereja Katolik 5 liter/orang/hari 1.256 2.966 6.280 14.830
Gereja Protestan 5 liter/orang/hari 254 599 1.270 2.995
Pura 5 liter/orang/hari 0 0 0 0
Kelenteng 5 liter/orang/hari 0 0 0 0
Wihara 5 liter/orang/hari 8 18 40 90
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 19.590 47.915
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,227 0,555

Tabel A.22 Proyeksi Unit Kesehatan Desa Sungai R.

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Fasilitas Kesehatan
Satuan d = (a*(b/c))
Rumah Sakit Umum 0 Bed 0 0
Puskesmas 1 Unit 1 1
Puskesmas Pembantu 0 Unit 0 0
Polindes 0 Unit 0 0

Tabel A.23 Proyeksi Unit Kesehatan Desa Mungguk

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
10.480 11.175 25.059
(a) (c) (b)
Fasilitas Kesehatan
Satuan d = (a*(b/c))
Rumah Sakit Umum 120 Bed 127 286
Puskesmas 0 Unit 0 0
Puskesmas Pembantu 0 Unit 0 0
Polindes 1 Unit 1 2
A-14

Tabel A.24 Proyeksi Unit Kesehatan Desa Tanjung

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
2.283 2.295 2.527
(a) (c) (b)
Fasilitas Kesehatan
Satuan d = (a*(b/c))
Rumah Sakit Umum 0 Bed 0 0
Puskesmas 0 Unit 0 0
Puskesmas Pembantu 0 Unit 0 0
Polindes 1 Unit 1 1

Tabel A.25 Proyeksi Unit Kesehatan Desa Bokak S.

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
1.929 2.070 4.890
(a) (c) (b)
Fasilitas Kesehatan
Satuan d = (a*(b/c))
0 Bed 0 0
Puskesmas 0 Unit 0 0
Puskesmas Pembantu 0 Unit 0 0
Polindes 1 Unit 1 2

Tabel A.26 Kebutuhan Non Domestik Desa Sungai R.

Proyeksi
Proyeksi
Kebutuhan Air Kebutuhan
Unit
Air
202 204
Peruntukan Satuan 2020 2040
0 0
Fasilitas Kesehatan (a) (b) (c = a*b)
Rumah Sakit Umum 200 liter/bed/hari 0 0 0 0
2.00 2.00 2.00
Puskesmas liter/unit/hari 1 1
0 0 0
Puskesmas Pembantu 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
Polindes 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
2.00 2.00
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari
0 0
0,02 0,02
(Qtot/24*60*60) liter/detik
3 3
A-15

Tabel A.27 Kebutuhan Non Domestik Desa Mungguk

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Fasilitas Kesehatan (a) (b) (c = a*b)
Rumah Sakit Umum 200 liter/bed/hari 127 286 25.400 57.200
Puskesmas 2.000 liter/unit/hari 0 0 0 0
Puskesmas Pembantu 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
Polindes 500 liter/unit/hari 1 2 500 1.000
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 25.900 58.200
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,300 0,674

Tabel A.28 Kebutuhan Non Domestik Desa Tanjung

Proyeksi
Proyeksi
Kebutuhan Air Kebutuhan
Unit
Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Fasilitas Kesehatan (a) (b) (c = a*b)
Rumah Sakit Umum 200 liter/bed/hari 0 0 0 0
Puskesmas 2.000 liter/unit/hari 0 0 0 0
Puskesmas Pembantu 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
Polindes 500 liter/unit/hari 1 1 500 500
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 500 500
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,006 0,006

Tabel A.29 Kebutuhan Non Domestik Desa Bokak S.

Proyeksi
Proyeksi
Kebutuhan Air Kebutuhan
Unit
Air
Peruntukan Satuan 2020 2040 2020 2040
Fasilitas Kesehatan (a) (b) (c = a*b)
Rumah Sakit Umum 200 liter/bed/hari 0 0 0 0
Puskesmas 2.000 liter/unit/hari 0 0 0 0
Puskesmas Pembantu 500 liter/unit/hari 0 0 0 0
Polindes 500 liter/unit/hari 1 2 500 1.000
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 500 1.000
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,006 0,012
A-16

Tabel A.30 Proyeksi Fasilitas Umum Desa Sungai R.

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
12.596 12.628 13.260
(a) (c) (b)
Fasilitas Umum
Satuan d = (a*(b/c))
Kamar Hotel 72 bed 72 75
Pasar 8 unit 8 8
Pengunjung Trminal 100 orang 101 106

Tabel A.31 Proyeksi Fasilitas Umum Desa Mungguk

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
10.480 11.175 25.059
(a) (c) (b)
Fasilitas Umum
Satuan d = (a*(b/c))
Kamar Hotel 176 bed 187 420
Pasar 2 unit 2 4
Pengunjung Trminal 0 orang 0 0

Tabel A.32 Proyeksi Fasilitas Umum Desa Bokak S.

Jumlah
Peruntukan 2019 2020 2040
1.929 2.070 4.890
(a) (c) (b)
Fasilitas Umum
Satuan d = (a*(b/c))
Kamar Hotel 22 bed 23 55
Pasar 0 unit 0 0
Pengunjung Trminal 0 orang 0 0
A-17

Tabel A.33 Kebutuhan Non Domestik Desa Sungai R.

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Keb.
Peruntukan 2020 2040 2020 2040
Air/Unit Satuan
Fasilitas Umum (a) (b) (c = a*b)
Kamar Hotel 150 liter/bed/hari 72 75 10.800 11.250
Pasar 12.000 liter/unit/hari 8 8 96.000 96.000
Pengunjung Terminal 3 liter/unit/hari 101 106 303 318
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 107.103 107.568
(Qtot/24*60*60) liter/detik 1,240 1,245

Tabel A.34 Kebutuhan Non Domestik Desa Mungguk

Proyeksi Proyeksi
Kebutuhan Air
Unit Kebutuhan Air
Peruntukan Keb. Air/Unit 2020 2040 2020 2040
Satuan
Fasilitas Umum (a) (b) (c = a*b)
Kamar Hotel 150 liter/bed/hari 187 420 28.050 63.000
Pasar 12.000 liter/unit/hari 2 4 24.000 48.000
Pengunjung Terminal 3 liter/unit/hari 0 0 0 0
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 52.050 111.000
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,602 1,285

Tabel A.35 Kebutuhan Non Domestik Desa Bokak S.

Proyeksi
Proyeksi
Kebutuhan Air Kebutuhan
Unit
Air
Peruntukan Keb. Air/Unit 2020 2040 2020 2040
Satuan
Fasilitas Umum (a) (b) (c = a*b)
Kamar Hotel 150 liter/bed/hari 23 55 3.450 8.250
Pasar 12.000 liter/unit/hari 0 0 0 0
Pengunjung Terminal 3 liter/unit/hari 0 0 0 0
Total Kebutuhan (Qtot) liter/hari 3.450 8.250
(Qtot/24*60*60) liter/detik 0,040 0,095
A-18

Tabel A.36 Total Kebutuhan Non Domestik

Desa
Bidang Sungai Ringin Mungguk Tanjung Bokak
2020 2040 2020 2040 2020 2040 2020 2040
Pendidikan 4,909 5,153 1,492 3,343 0,077 0,084 0,099 0,233
Keagamaan 0,934 0,949 0,740 1,655 0,350 0,385 0,227 0,555
Kesehatan 0,023 0,023 0,300 0,674 0,006 0,006 0,006 0,012
Umum 1,240 1,245 0,602 1,285 0,000 0,000 0,040 0,095
Total 7,106 7,371 3,134 6,957 0,433 0,474 0,371 0,895
Tabel A.37 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sekadau Hilir 2020

Desa
S. Ringin Mungguk Tanjung B. Sebumbun Total
No. URAIAN
2020 2020 2020 2020
(liter/detik)
1 Total Kebutuhan Domestik (A) 12,570 11,124 2,285 2,060 28,040
2 Total Kebutuhan Non Domestik (B) 7,106 3,134 0,433 0,371 11,044
3 Kebutuhan Total (C = A + B) 19,676 14,258 2,718 2,431 39,084
4 Kehilangan (D= C x 20%) 3,935 2,852 0,544 0,486 7,817
5 Total Kebutuhan Rata-rata (E= C + D) 23,611 17,110 3,262 2,918 46,900
6 Kebutuhan Harian Puncak (F= E x 1,15) 27,153 19,676 3,751 3,355 53,935
7 Kebutuhan Jam Puncak (G= E x 1,75) 41,319 29,942 5,708 5,106 82,075

Tabel A.38 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sekadau Hilir 2040

Desa
S. Ringin Mungguk Tanjung B. Sebumbun Total
No. URAIAN
2040 2040 2040 2040
(liter/detik)
1 Total Kebutuhan Domestik (A) 13,199 24,944 2,516 4,867 45,526
2 Total Kebutuhan Non Domestik (B) 7,371 6,957 0,474 0,895 15,697
3 Kebutuhan Total (C = A + B) 20,570 31,901 2,990 5,762 61,223
4 Kehilangan (D= C x 20%) 4,114 6,380 0,598 1,152 12,245
5 Total Kebutuhan Rata-rata (E= C + D) 24,684 38,281 3,588 6,914 73,467
6 Kebutuhan Harian Puncak (F= E x 1,15) 28,386 44,023 4,126 7,951 84,487
7 Kebutuhan Jam Puncak (G= E x 1,75) 43,196 66,992 6,279 12,100 128,567

A-19
Tabel B.1 Perbandingan Node Simulasi 1 dan Simulasi 2

Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S1 S2
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
1 J1 50 0,00 7,86 M 7,86 M
2 J2 47 0,00 10,79 M 10,79 M
3 J3 44 0,00 13,68 M 13,68 M
4 J4 44 0,42 13,49 M 13,49 M
5 J5 43 0,42 14,39 M 14,39 M
6 J6 47 0,42 9,43 M 9,43 M
7 J7 42 0,42 14,24 M 14,24 M
8 J8 43 0,42 14,28 M 14,28 M
9 J9 37 0,42 20,16 M 20,16 M
10 J10 35 0,42 22,05 M 22,05 M
11 J11 31 0,42 25,89 M 25,89 M
12 J12 33 0,42 23,78 M 23,78 M
13 J13 34 0,42 22,69 M 22,69 M
14 J14 39 0,42 17,67 M 17,67 M
15 J15 30 0,42 26,62 M 26,62 M
16 J16 28 0,42 28,50 M 28,50 M
17 J17 28 0,42 28,37 M 28,37 M
18 J18 23 0,42 33,29 M 33,29 M
19 J19 21 0,42 35,17 M 35,17 M
20 J20 24 0,42 31,93 M 31,93 M
21 J21 20 0,42 35,92 M 35,92 M
22 J22 18 0,42 37,92 M 37,92 M
23 J23 21 0,42 35,06 M 35,06 M
24 J24 24 0,42 31,89 M 31,89 M
25 J25 24 0,42 31,03 M 31,03 M
26 J26 19 0,42 35,75 M 35,75 M
27 J27 22 0,42 33,82 M 33,82 M
28 J28 22 0,42 33,59 M 33,59 M
29 J29 22 0,42 33,73 M 33,73 M
30 J30 21 0,42 34,53 M 34,53 M
31 J31 20 0,42 35,65 M 35,65 M
32 J32 20 0,42 35,10 M 35,09 M
33 J33 25 0,42 30,55 M 30,55 M
34 J34 24 0,42 31,25 M 31,25 M
35 J35 22 0,42 33,13 M 33,13 M
36 J36 22 0,42 33,47 M 33,47 M
37 J37 20 0,42 35,42 M 35,42 M
38 J38 24 0,42 31,14 M 31,14 M

B-1
B-2

Tabel B.1 Perbandingan Node Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S1 S2
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
39 J39 24 0,42 30,99 M 30,99 M
40 J40 21 0,42 33,81 M 33,80 M
41 J41 18 0,42 36,65 M 36,65 M
42 J42 19 0,42 35,56 M 35,56 M
43 J43 18 5,71 36,45 M 36,45 M
44 J44 22 0,42 33,22 M 33,22 M
45 J45 20 0,42 34,84 M 34,84 M
46 J46 19 0,42 35,67 M 35,67 M
47 J47 19 0,42 35,61 M 35,61 M
48 J48 19 0,42 35,53 M 35,52 M
49 J49 20 0,42 35,37 M 35,37 M
50 J50 21 0,42 33,79 M 33,78 M
51 J51 18 0,42 36,52 M 36,52 M
52 J52 20 0,42 34,84 M 35,19 M
53 J53 19 0,42 34,50 M 35,70 M
54 J54 18 0,42 34,54 M 36,34 M
55 J55 19 0,42 31,91 M 34,68 M
56 J56 21 0,42 27,70 M 30,47 M
57 J57 25 0,42 23,62 M 26,40 M
58 J58 19 0,42 28,43 M 31,20 M
59 J59 24 0,42 23,27 M 26,04 M
60 J60 19 0,42 28,22 M 30,99 M
61 J61 23 0,00 24,16 M 26,93 M
62 J62 19 0,42 28,08 M 30,85 M
63 J63 20 0,42 34,31 M 35,17 M
64 J64 26 0,42 26,10 M 28,75 M
65 J65 22 0,42 29,89 M 32,54 M
66 J67 19 0,42 33,66 M 35,57 M
67 J68 23 0,42 29,98 M 31,87 M
68 J69 22 0,42 30,83 M 32,74 M
69 J70 28 0,42 23,98 M 26,63 M
70 J71 25 0,42 26,51 M 28,75 M
71 J72 22 0,42 29,96 M 31,96 M
72 J74 27 0,42 24,20 M 26,64 M
73 J75 26 0,42 25,00 M 27,62 M
74 J76 22 0,42 28,92 M 31,62 M
75 J77 24 0,42 27,18 M 29,61 M
76 J78 21 0,42 27,99 M 31,33 M
77 J79 19 0,42 30,13 M 33,47 M
78 J81 20 0,42 31,40 M 33,39 M
79 J82 21 0,42 30,19 M 32,19 M
B-3

Tabel B.1 Perbandingan Node Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S1 S2
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
80 J83 25 0,42 22,73 M 27,95 M
81 J84 22 0,42 25,86 M 31,07 M
82 J85 20 0,42 26,58 M 32,37 M
83 J86 18 0,42 28,35 M 34,13 M
84 J87 22 0,42 23,38 M 30,99 M
85 J88 25 0,42 19,91 M 27,52 M
86 J89 26 0,42 18,76 M 26,37 M
87 J90 24 0,42 17,62 M 28,06 M
88 J91 23 0,42 15,22 M 28,23 M
89 J92 21 0,42 17,00 M 30,00 M
90 J93 21 0,42 16,93 M 29,94 M
91 J94 19 0,42 17,96 M 31,76 M
92 J95 20 0,42 17,17 M 30,97 M
93 J96 20 0,42 15,61 M 29,41 M
94 J97 18 0,42 16,82 M 30,63 M
95 J98 25 0,42 9,11 M 22,91 M
96 J99 27 0,42 6,88 M 20,68 M
97 J100 21 0,42 12,80 M 26,60 M
98 J101 21 0,47 34,03 M 34,02 M
99 J102 18 0,47 36,94 M 36,94 M
100 J103 18 0,47 36,88 M 36,88 M
101 J104 19 0,47 35,55 M 35,83 M
102 J105 23 0,47 31,39 M 31,67 M
103 J106 18 0,47 36,82 M 36,82 M
104 J107 18 0,47 36,58 M 36,58 M
105 J108 18 0,47 36,43 M 36,43 M
106 J109 18 0,47 36,54 M 36,54 M
107 J110 19 0,00 35,79 M 35,78 M
108 J111 19 0,00 35,77 M 35,77 M
109 J112 19 0,47 35,72 M 35,72 M
110 J113 20 0,47 34,70 M 34,69 M
111 J114 20 0,47 34,64 M 34,64 M
112 J115 23 0,47 31,47 M 31,46 M
113 J116 22 0,47 31,91 M 31,91 M
114 J117 22 0,47 31,79 M 31,79 M
115 J118 17 0,47 37,59 M 37,59 M
116 J119 20 0,47 34,51 M 34,51 M
117 J120 21 0,47 33,44 M 33,44 M
118 J121 18 0,47 36,42 M 36,41 M
119 J122 21 0,47 33,45 M 33,45 M
120 J123 23 0,47 30,47 M 31,32 M
B-4

Tabel B.1 Perbandingan Node Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S1 S2
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
121 J124 34 0,47 19,24 M 20,28 M
122 J125 24 0,47 29,71 M 29,71 M
123 J126 23 0,47 31,41 M 31,41 M
124 J127 24 0,47 30,36 M 30,36 M
125 J129 24 0,47 30,36 M 30,35 M
126 J130 24 0,47 30,31 M 30,30 M
127 J131 25 0,47 29,24 M 29,24 M
128 J132 26 0,47 28,10 M 28,10 M
129 J133 27 0,47 27,06 M 27,05 M
130 J134 21 0,47 33,19 M 33,19 M
131 J135 19 0,47 35,16 M 35,16 M
132 J136 17 0,47 37,13 M 37,13 M
133 J137 17 0,47 37,10 M 37,10 M
134 J138 20 0,47 34,07 M 34,07 M
135 J139 20 0,47 34,04 M 34,04 M
136 J140 22 0,47 32,00 M 32,00 M
137 J141 21 0,47 33,01 M 33,01 M
138 J142 24 0,47 29,97 M 29,96 M
139 J143 26 0,47 27,92 M 27,92 M
140 J144 21 0,47 32,76 M 32,76 M
141 J145 22 0,47 31,76 M 31,76 M
142 J146 23 0,47 30,87 M 30,87 M
143 J147 24 0,47 29,84 M 29,84 M
144 J148 30 0,47 23,81 M 23,81 M
145 J149 25 0,47 28,66 M 28,66 M
146 J150 36 0,47 17,79 M 17,79 M
147 J151 43 0,47 10,77 M 10,77 M
148 J152 41 0,47 12,68 M 12,68 M
149 J153 43 0,47 10,75 M 10,75 M
150 J154 31 0,47 22,73 M 22,73 M
151 J155 31 0,47 22,71 M 22,71 M
152 J156 33 0,47 20,68 M 20,68 M
153 J157 31 0,47 22,70 M 22,70 M
154 J158 29 0,47 24,69 M 24,69 M
155 J159 38 0,47 15,65 M 15,65 M
156 J160 30 0,47 23,68 M 23,68 M
157 J161 31 0,47 22,68 M 22,67 M
158 J162 33 0,47 20,67 M 20,67 M
159 J163 34 0,47 19,66 M 19,66 M
160 J164 32 0,47 21,66 M 21,66 M
161 J165 35 0,22 18,66 M 18,65 M
B-5

Tabel B.1 Perbandingan Node Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S1 S2
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
162 J166 35 0,22 18,65 M 18,65 M
163 J167 39 0,22 14,65 M 14,65 M
164 J168 40 0,22 13,65 M 13,64 M
165 J169 45 0,22 8,59 M 8,59 M
166 J170 46 0,22 7,59 M 7,59 M
167 J171 46 0,22 7,58 M 7,58 M
168 J172 45 0,22 8,59 M 8,59 M
169 J173 42 0,22 11,58 M 11,58 M
170 J174 45 0,22 8,60 M 8,59 M
171 J175 39 0,22 14,64 M 14,64 M
172 J176 39 0,22 14,64 M 14,64 M
173 J177 45 0,22 8,64 M 8,64 M
174 J178 42 0,22 11,63 M 11,63 M
175 J179 40 0,22 13,61 M 13,60 M
176 J180 38 0,22 15,60 M 15,60 M
177 J181 42 0,22 11,57 M 11,57 M
178 J182 31 0,00 22,63 M 22,63 M
179 J183 38 0,00 15,62 M 15,62 M
180 J184 37 0,00 16,62 M 16,62 M
181 J185 40 0,22 13,62 M 13,62 M
182 J186 41 0,22 12,62 M 12,62 M
183 J187 31 0,22 22,62 M 22,61 M
184 J188 24 0,22 29,61 M 29,61 M
185 J189 47 0,22 6,61 M 6,61 M
186 J190 35 0,00 18,61 M 18,61 M
187 J191 32 0,22 21,36 M 21,36 M
188 J193 23 0,47 30,77 M 30,77 M
189 J196 23 0,47 30,95 M 30,95 M
190 J197 21 0,42 16,94 M 29,95 M
191 J198 25 0,42 12,91 M 25,92 M
192 J199 22 0,42 25,27 M 31,05 M
193 J200 21 0,42 30,63 M 32,62 M
194 J201 19 0,42 31,07 M 34,41 M
195 J203 21 0,42 34,34 M 34,34 M
196 J204 24 0,47 30,36 M 30,36 M
197 J V1 58 0,00 0,00 0,00
198 J V2 58 0,00 0,00 0,00
199 Resvr R1 58 -82,06 0,00 0,00
Keterangan :
M = Memenuhi Standar
T = Tidak Memenuhi Stanadar (Tabel 2.6)
B-6

Tabel B.2 Perbandingan Pipa Simulasi 1 dan Simulasi 2


Diameter Unit Headloss
Panjang Velocity (m/s)
No. Link ID (mm) S1 S2
m S1 S2 S1 S2 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
1 P1 161,64 400 400 0,65 0,65 0,84 M 0,84 M
2 P2 85,56 400 400 0,65 0,65 0,84 M 0,84 M
3 P3 126,68 400 400 0,65 0,65 0,84 M 0,84 M
4 P4 228,47 400 400 0,65 0,65 0,84 M 0,84 M
5 P5 120,3 400 400 0,65 0,65 0,83 M 0,83 M
6 P6 218,91 50 50 0,43 0,43 4,39 M 4,39 M
7 P7 153,4 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
8 P8 133,83 400 400 0,64 0,64 0,81 M 0,81 M
9 P9 151,21 400 400 0,64 0,64 0,80 M 0,80 M
10 P10 138,43 400 400 0,63 0,63 0,79 M 0,79 M
11 P11 204,46 400 400 0,63 0,63 0,79 M 0,79 M
12 P12 140,88 400 400 0,63 0,63 0,78 M 0,78 M
13 P13 147,47 75 75 0,19 0,19 0,61 M 0,61 M
14 P14 104,69 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
15 P15 210,8 400 400 0,62 0,62 0,76 M 0,76 M
16 P16 153,2 400 400 0,61 0,61 0,75 M 0,75 M
17 P17 106,84 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
18 P18 298,54 400 400 0,61 0,61 0,73 M 0,73 M
19 P19 165,06 400 400 0,60 0,60 0,73 M 0,73 M
20 P20 181,94 50 50 0,23 0,23 1,36 M 1,36 M
21 P21 118,31 50 50 0,01 0,01 0,01 M 0,01 M
22 P22 135,31 50 50 0,20 0,20 1,08 M 1,08 M
23 P23 195,28 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
24 P24 256,63 400 400 0,59 0,59 0,69 M 0,69 M
25 P25 195,85 50 50 0,43 0,43 4,39 M 4,39 M
26 P26 230,06 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
27 P27 103,57 400 400 0,58 0,58 0,67 M 0,67 M
28 P28 187,42 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
29 P29 136,86 400 400 0,57 0,57 0,65 M 0,65 M
30 P30 160,94 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
31 P31 126,61 400 400 0,56 0,56 0,64 M 0,64 M
32 P32 155,96 400 400 0,54 0,54 0,60 M 0,60 M
33 P33 86,12 50 50 0,38 0,39 3,58 M 3,58 M
34 P34 145,93 50 50 0,17 0,17 0,79 M 0,79 M
35 P35 125,72 50 50 0,04 0,04 0,07 M 0,07 M
36 P36 146,78 400 400 0,53 0,53 0,58 M 0,58 M
37 P37 90,81 400 400 0,53 0,53 0,57 M 0,57 M
38 P38 127,27 400 400 0,39 0,40 0,33 M 0,34 M
39 P39 34,63 300 300 0,63 0,63 1,11 M 1,11 M
40 P40 105,9 300 300 0,62 0,62 1,06 M 1,06 M
41 P41 88,37 300 300 0,59 0,59 0,96 M 0,96 M
42 P42 173,87 300 300 0,47 0,47 0,65 M 0,65 M
B-7

Tabel B.2 Perbandingan Pipa Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Diameter Unit Headloss
Panjang Velocity (m/s)
No. Link ID (mm) S1 S2
m S1 S2 S1 S2 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
43 P43 128,06 150 150 0,42 0,42 1,16 M 1,16 M
44 P44 177,39 150 150 0,39 0,39 1,04 M 1,04 M
45 P45 166,97 150 150 0,37 0,37 0,93 M 0,93 M
46 P46 106,76 150 150 0,35 0,35 0,82 M 0,82 M
47 P47 174,34 75 75 0,38 0,38 2,20 M 2,20 M
48 P48 131,76 75 75 0,29 0,29 1,29 M 1,29 M
49 P49 102,3 75 75 0,19 0,19 0,61 M 0,61 M
50 P50 68,45 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
51 P51 125,46 50 50 0,43 0,43 4,39 M 4,39 M
52 P52 220,74 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
53 P53 50,82 75 100 0,89 0,61 10,58 T 3,69 M
54 P54 156,02 75 100 0,80 0,55 8,58 T 3,11 M
55 P55 141,98 75 100 0,70 0,50 6,77 T 2,57 M
56 P56 315,57 75 100 0,61 0,44 5,17 T 2,08 M
57 P57 219,94 75 75 0,06 0,12 0,08 M 0,27 M
58 P58 180,41 75 75 0,16 0,03 0,43 M 0,02 M
59 P59 473,22 75 75 0,57 0,57 4,66 M 4,66 M
60 P60 64,87 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
61 P61 578,89 75 75 0,38 0,38 2,20 M 2,20 M
62 P62 130,67 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
63 P63 342,09 75 75 0,19 0,19 0,61 M 0,61 M
64 P64 384,85 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
65 P65 438,52 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
66 P66 201,5 150 200 0,97 0,52 5,51 T 1,24 M
67 P67 252,86 150 200 0,95 0,51 5,26 T 1,18 M
68 P68 94,46 50 75 0,64 0,29 9,30 T 1,29 M
69 P69 95,3 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
70 P70 171,71 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
71 P71 33,54 150 150 0,85 0,80 4,32 M 3,89 M
72 P72 139,97 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
73 P73 224,55 150 150 0,80 0,76 3,88 M 3,48 M
74 P74 107,53 75 75 0,54 0,36 4,17 M 1,92 M
75 P75 106,06 75 75 0,44 0,26 2,91 M 1,08 M
76 P76 140,72 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
77 P77 197,41 75 75 0,25 0,07 1,03 M 0,09 M
78 P78 129,76 150 150 0,64 0,64 2,58 M 2,58 M
79 P79 167,87 50 75 0,64 0,29 9,30 T 1,29 M
80 P80 213,28 50 50 0,43 0,43 4,39 M 4,39 M
81 P81 116,28 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
82 P82 118,94 150 150 0,55 0,55 1,92 M 1,92 M
83 P83 70,33 75 150 2,00 0,50 47,41 T 1,62 M
B-8

Tabel B.2 Perbandingan Pipa Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Diameter Unit Headloss
Panjang Velocity (m/s)
No. Link ID (mm) S1 S2
m S1 S2 S1 S2 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
84 P84 105,27 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
85 P85 14,99 75 150 1,81 0,45 39,39 T 1,35 M
86 P86 156,13 50 50 0,43 0,43 4,39 M 4,39 M
87 P87 195,77 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
88 P88 65,94 75 150 1,53 0,38 28,65 T 0,98 M
89 P89 106,62 50 50 0,43 0,43 4,39 M 4,39 M
90 P90 121,82 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
91 P91 192,92 75 100 1,24 0,70 19,50 T 4,80 M
92 P92 201,75 75 100 1,15 0,64 16,82 T 4,14 M
93 P93 102,8 75 75 0,38 0,38 2,20 M 2,20 M
94 P94 43,48 75 75 0,29 0,29 1,29 M 1,29 M
95 P95 172,84 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
96 P96 51,42 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
97 P97 170,78 75 100 0,67 0,38 6,20 T 1,53 M
98 P98 167,91 50 50 0,21 0,21 1,22 M 1,22 M
99 P99 469,09 75 75 0,48 0,48 3,32 M 3,32 M
100 P100 355,99 75 75 0,38 0,38 2,20 M 2,20 M
101 P101 551,52 75 75 0,29 0,29 1,29 M 1,29 M
102 P102 384,47 75 75 0,19 0,19 0,61 M 0,61 M
103 P103 465,97 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
104 P104 135,73 150 150 0,32 0,32 0,82 M 0,82 M
105 P105 133,63 300 300 0,47 0,47 0,63 M 0,63 M
106 P106 102,95 300 300 0,46 0,46 0,62 M 0,62 M
107 P107 61,5 50 75 0,48 0,21 5,31 T 0,74 M
108 P108 110,47 50 50 0,24 0,24 1,47 M 1,47 M
109 P109 92,79 300 300 0,44 0,44 0,57 M 0,57 M
110 P110 101,31 75 75 0,40 0,40 2,42 M 2,42 M
111 P111 105,65 75 75 0,30 0,30 1,38 M 1,38 M
112 P112 183,24 75 75 0,42 0,42 2,66 M 2,66 M
113 P113 164,01 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
114 P114 210,11 75 75 0,21 0,21 0,74 M 0,74 M
115 P115 402,01 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
116 P116 122,22 75 75 0,23 0,23 0,87 M 0,87 M
117 P117 316,88 75 75 0,34 0,34 1,75 M 1,75 M
118 P118 198,86 75 75 0,43 0,43 2,78 M 2,78 M
119 P119 77,81 300 300 0,41 0,41 0,50 M 0,50 M
120 P120 19,44 300 300 0,41 0,41 0,75 M 0,75 M
121 P121 98,01 300 300 0,41 0,41 0,50 M 0,50 M
122 P122 136,66 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
123 P123 177,39 300 300 0,40 0,40 0,47 M 0,47 M
124 P124 118,76 50 50 0,24 0,24 1,47 M 1,47 M
B-9

Tabel B.2 Perbandingan Pipa Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Diameter Unit Headloss
Panjang Velocity (m/s)
No. Link ID (mm) S1 S2
m S1 S2 S1 S2 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
125 P125 117,29 300 300 0,38 0,38 0,44 M 0,44 M
126 P126 174,84 300 300 0,38 0,38 0,42 M 0,42 M
127 P127 105,78 75 75 0,21 0,21 0,74 M 0,74 M
128 P128 103,6 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
129 P129 158,51 300 300 0,36 0,36 0,38 M 0,38 M
130 P130 185,35 50 75 0,48 0,21 5,31 T 0,74 M
131 P131 157,55 50 75 0,24 0,11 1,47 M 0,20 M
132 P132 116,81 300 300 0,34 0,34 0,35 M 0,35 M
133 P133 161,48 300 300 0,33 0,33 0,33 M 0,33 M
134 P134 116,91 150 150 0,05 0,05 0,03 M 0,03 M
135 P135 88,68 150 150 0,03 0,03 0,01 M 0,01 M
136 P136 182,89 300 300 0,31 0,31 0,30 M 0,30 M
137 P137 236,25 300 300 0,30 0,30 0,29 M 0,29 M
138 P138 184,7 75 75 0,21 0,21 0,74 M 0,74 M
139 P139 229,77 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
140 P140 185,36 300 300 0,28 0,28 0,25 M 0,25 M
141 P141 137,14 300 300 0,28 0,28 0,24 M 0,24 M
142 P142 135,99 300 300 0,27 0,27 0,23 M 0,23 M
143 P143 118,31 300 300 0,26 0,26 0,25 M 0,25 M
144 P144 127,59 300 300 0,26 0,26 0,21 M 0,21 M
145 P145 139,06 300 300 0,25 0,25 0,20 M 0,20 M
146 P146 190,56 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
147 P147 176,03 300 300 0,24 0,24 0,18 M 0,18 M
148 P148 263,95 300 300 0,23 0,23 0,17 M 0,17 M
149 P149 250,79 300 300 0,22 0,22 0,16 M 0,16 M
150 P150 339,83 300 300 0,22 0,22 0,15 M 0,15 M
151 P151 64,44 75 75 0,32 0,32 1,56 M 1,56 M
152 P152 59,93 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
153 P153 36,72 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
154 P154 284,86 300 300 0,19 0,19 0,12 M 0,12 M
155 P155 238,28 300 300 0,18 0,18 0,11 M 0,11 M
156 P156 104,25 50 50 0,24 0,24 1,47 M 1,47 M
157 P157 208,72 300 300 0,17 0,17 0,10 M 0,10 M
158 P158 202,46 300 300 0,16 0,16 0,09 M 0,09 M
159 P159 63,15 50 50 0,24 0,24 1,47 M 1,47 M
160 P160 278,08 300 300 0,15 0,15 0,08 M 0,08 M
161 P161 317,61 300 300 0,14 0,14 0,07 M 0,07 M
162 P162 203,87 300 300 0,14 0,14 0,07 M 0,07 M
163 P163 142,41 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
164 P164 207,17 300 300 0,13 0,13 0,06 M 0,06 M
165 P165 248,82 75 75 0,11 0,11 0,20 M 0,20 M
B-10

Tabel B.2 Perbandingan Pipa Simulasi 1 dan Simulasi 2 (lanjutan)


Diameter Unit Headloss
Panjang Velocity (m/s)
No. Link ID (mm) S1 S2
m S1 S2 S1 S2 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
166 P166 244,84 300 300 0,11 0,11 0,04 M 0,04 M
167 P167 235,91 300 300 0,11 0,11 0,04 M 0,04 M
168 P168 169,67 300 300 0,10 0,10 0,04 M 0,04 M
169 P169 184,61 300 300 0,09 0,09 0,03 M 0,03 M
170 P170 189,32 300 300 0,09 0,09 0,03 M 0,03 M
171 P171 157,65 300 300 0,08 0,08 0,02 M 0,02 M
172 P172 264,44 300 300 0,07 0,07 0,02 M 0,02 M
173 P173 144,63 300 300 0,07 0,07 0,02 M 0,02 M
174 P174 354,44 300 300 0,07 0,07 0,02 M 0,02 M
175 P175 136,43 75 75 0,15 0,15 0,41 M 0,41 M
176 P176 72,23 75 75 0,05 0,05 0,05 M 0,05 M
177 P177 47,5 75 75 0,05 0,05 0,06 M 0,06 M
178 P178 76,14 75 75 0,05 0,05 0,05 M 0,05 M
179 P179 72,68 75 75 0,05 0,05 0,05 M 0,05 M
180 P180 131,44 75 75 0,15 0,15 0,38 M 0,38 M
181 P181 46,62 75 75 0,10 0,10 0,17 M 0,17 M
182 P182 171,42 300 300 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
183 P183 240,41 300 300 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
184 P184 286,09 300 300 0,03 0,03 0,01 M 0,01 M
185 P185 357,4 200 200 0,07 0,07 0,03 M 0,03 M
186 P186 63,88 75 75 0,15 0,15 0,39 M 0,39 M
187 P187 61,92 75 75 0,05 0,05 0,05 M 0,05 M
188 P188 81,67 50 50 0,11 0,11 0,37 M 0,37 M
189 P189 257,41 200 200 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
190 P190 312,33 200 200 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
191 P191 245,52 200 200 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
192 P192 229,29 200 200 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
193 P193 141,75 200 200 0,04 0,04 0,01 M 0,01 M
194 P194 281,39 200 200 0,03 0,03 0,01 M 0,01 M
195 P195 291,34 200 200 0,02 0,02 0,00 M 0,00 M
196 P196 344,61 200 200 0,01 0,01 0,00 M 0,00 M
197 P197 240,41 200 200 0,00 0,00 0,00 M 0,00 M
198 P198 678,93 50 50 0,11 0,11 0,37 M 0,37 M
199 P1' 5,00 400 400 0,65 0,65 0,84 M 0,84 M
200 P174' 100,61 300 300 0,05 0,05 0,01 M 0,01 M
201 P23' 145,77 400 400 0,59 0,59 0,70 M 0,70 M
202 P82' 116,26 150 150 0,53 0,53 1,77 M 1,77 M
203 Valve 1 400 400 0,65 0,65 0,00 0,00
Keterangan :
M = Memenuhi Standar
T = Tidak Memenuhi Stanadar (Tabel 2.6)
B-11

Tabel B.3 Perbandingan Node Simulasi 3 dan Simulasi 4

Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S3 S4
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
1 J1 50 0,00 7,68 M 7,68 M
2 J2 47 0,00 10,51 M 10,51 M
3 J3 44 0,00 13,27 M 13,27 M
4 J4 44 0,44 12,83 M 13,04 M
5 J5 43 0,44 13,59 M 13,93 M
6 J6 47 0,44 8,55 M 8,88 M
7 J7 42 0,44 13,35 M 13,68 M
8 J8 43 0,44 13,34 M 13,80 M
9 J9 37 0,44 19,06 M 19,66 M
10 J10 35 0,44 20,80 M 21,53 M
11 J11 31 0,44 24,42 M 25,34 M
12 J12 33 0,44 22,16 M 23,21 M
13 J13 34 0,44 21,07 M 22,12 M
14 J14 39 0,44 16,05 M 17,10 M
15 J15 30 0,44 24,78 M 26,03 M
16 J16 28 0,44 26,51 M 27,89 M
17 J17 28 0,44 26,37 M 27,75 M
18 J18 23 0,44 30,98 M 32,64 M
19 J19 21 0,44 32,69 M 34,50 M
20 J20 24 0,44 29,44 M 31,24 M
21 J21 20 0,44 33,34 M 35,22 M
22 J22 18 0,44 35,33 M 37,22 M
23 J23 21 0,44 32,44 M 34,38 M
24 J24 24 0,44 29,01 M 31,17 M
25 J25 24 0,44 28,07 M 30,24 M
26 J26 19 0,44 32,77 M 34,93 M
27 J27 22 0,44 30,84 M 33,09 M
28 J28 22 0,44 30,59 M 32,84 M
29 J29 22 0,44 30,61 M 32,99 M
30 J30 21 0,44 31,40 M 33,77 M
31 J31 20 0,44 32,41 M 34,89 M
32 J32 20 0,44 30,50 M 34,63 M
33 J33 25 0,44 27,17 M 29,80 M
34 J34 24 0,44 27,45 M 30,74 M
35 J35 22 0,44 28,93 M 32,50 M
36 J36 22 0,44 29,96 M 32,71 M
37 J37 20 0,44 31,82 M 34,66 M
38 J38 24 0,44 26,84 M 30,40 M
39 J39 24 0,44 26,67 M 30,23 M
40 J40 21 0,44 29,45 M 33,01 M
41 J41 18 0,44 32,27 M 35,83 M
42 J42 19 0,44 31,17 M 34,72 M
B-12

Tabel B.3 Perbandingan Node Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S3 S4
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
43 J43 18 6,28 32,00 M 35,56 M
44 J44 22 0,44 29,16 M 32,48 M
45 J45 20 0,44 30,74 M 34,06 M
46 J46 19 0,44 31,56 M 34,88 M
47 J47 19 0,44 31,49 M 34,81 M
48 J48 19 0,44 31,40 M 34,72 M
49 J49 20 0,44 31,69 M 34,62 M
50 J50 21 0,44 29,96 M 32,99 M
51 J51 18 0,44 32,67 M 35,69 M
52 J52 20 0,44 31,49 M 34,42 M
53 J53 19 0,44 31,97 M 34,89 M
54 J54 18 0,44 32,58 M 35,49 M
55 J55 19 0,44 30,89 M 33,78 M
56 J56 21 0,44 26,49 M 31,19 M
57 J57 25 0,44 22,41 M 27,10 M
58 J58 19 0,44 27,11 M 31,80 M
59 J59 24 0,44 21,94 M 26,63 M
60 J60 19 0,44 26,88 M 31,58 M
61 J61 23 0,00 22,81 M 27,51 M
62 J62 19 0,44 26,73 M 31,43 M
63 J63 20 0,44 31,55 M 34,39 M
64 J64 26 0,44 25,09 M 27,93 M
65 J65 22 0,44 28,87 M 31,71 M
66 J67 19 0,44 31,90 M 34,74 M
67 J68 23 0,44 28,22 M 31,07 M
68 J69 22 0,44 29,08 M 31,92 M
69 J70 28 0,44 22,97 M 25,81 M
70 J71 25 0,44 24,99 M 27,85 M
71 J72 22 0,44 28,23 M 31,08 M
72 J74 27 0,44 22,86 M 25,73 M
73 J75 26 0,44 23,83 M 26,71 M
74 J76 22 0,44 27,83 M 30,71 M
75 J77 24 0,44 25,83 M 28,70 M
76 J78 21 0,44 27,46 M 30,31 M
77 J79 19 0,44 29,61 M 32,46 M
78 J81 20 0,44 29,62 M 32,46 M
79 J82 21 0,44 28,39 M 31,24 M
80 J83 25 0,44 24,13 M 26,98 M
81 J84 22 0,44 27,27 M 30,12 M
82 J85 20 0,44 28,50 M 31,35 M
83 J86 18 0,44 30,25 M 33,09 M
B-13

Tabel B.3 Perbandingan Node Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S3 S4
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
84 J87 22 0,44 27,18 M 30,03 M
85 J88 25 0,44 23,67 M 26,52 M
86 J89 26 0,44 22,51 M 25,36 M
87 J90 24 0,44 24,17 M 27,89 M
88 J91 23 0,44 24,26 M 27,98 M
89 J92 21 0,44 26,02 M 29,73 M
90 J93 21 0,44 25,95 M 29,66 M
91 J94 19 0,44 27,76 M 31,47 M
92 J95 20 0,44 26,98 M 30,70 M
93 J96 20 0,44 25,29 M 29,00 M
94 J97 18 0,44 26,44 M 30,15 M
95 J98 25 0,44 18,66 M 22,38 M
96 J99 27 0,44 16,41 M 20,12 M
97 J100 21 0,44 22,33 M 26,04 M
98 J101 21 1,05 29,33 M 33,30 M
99 J102 18 1,05 31,95 M 36,22 M
100 J103 18 1,05 31,66 M 36,17 M
101 J104 19 1,05 30,46 M 34,96 M
102 J105 23 1,05 25,73 M 30,86 M
103 J106 18 1,05 31,42 M 36,13 M
104 J107 18 1,05 30,30 M 36,13 M
105 J108 18 1,05 29,63 M 36,15 M
106 J109 18 1,05 30,09 M 36,26 M
107 J110 19 0,00 30,24 M 35,09 M
108 J111 19 0,00 30,18 M 35,08 M
109 J112 19 1,05 29,96 M 35,04 M
110 J113 20 1,05 28,83 M 33,92 M
111 J114 20 1,05 28,58 M 33,98 M
112 J115 23 1,05 24,80 M 30,87 M
113 J116 22 1,05 23,32 M 31,47 M
114 J117 22 1,05 22,78 M 30,93 M
115 J118 17 1,05 31,35 M 36,95 M
116 J119 20 1,05 28,01 M 33,90 M
117 J120 21 1,05 26,66 M 32,55 M
118 J121 18 1,05 29,57 M 35,46 M
119 J122 21 1,05 26,73 M 32,87 M
120 J123 23 1,05 24,12 M 30,26 M
121 J124 34 1,05 12,98 M 19,12 M
122 J125 24 1,05 20,41 M 28,57 M
123 J126 23 1,05 24,55 M 30,85 M
124 J127 24 1,05 23,30 M 29,83 M
B-14

Tabel B.3 Perbandingan Node Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S3 S4
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
125 J129 24 1,05 23,29 M 29,82 M
126 J130 24 1,05 23,06 M 29,82 M
127 J131 25 1,05 21,75 M 28,81 M
128 J132 26 1,05 20,14 M 27,20 M
129 J133 27 1,05 18,93 M 25,99 M
130 J134 21 1,05 25,53 M 32,80 M
131 J135 19 1,05 27,38 M 34,80 M
132 J136 17 1,05 29,24 M 36,80 M
133 J137 17 1,05 29,10 M 36,80 M
134 J138 20 1,05 25,98 M 33,80 M
135 J139 20 1,05 25,85 M 33,80 M
136 J140 22 1,05 23,68 M 31,62 M
137 J141 21 1,05 24,71 M 32,80 M
138 J142 24 1,05 21,50 M 29,80 M
139 J143 26 1,05 19,31 M 27,80 M
140 J144 21 1,05 23,57 M 32,30 M
141 J145 22 1,05 22,59 M 31,32 M
142 J146 23 1,05 22,07 M 30,80 M
143 J147 24 1,05 20,91 M 29,82 M
144 J148 30 1,05 14,78 M 23,70 M
145 J149 25 1,05 19,10 M 28,01 M
146 J150 36 1,05 8,69 M 17,60 M
147 J151 43 1,05 1,60 T 10,51 M
148 J152 41 1,05 3,19 T 12,10 M
149 J153 43 1,05 1,50 T 10,41 M
150 J154 31 1,05 13,39 M 22,30 M
151 J155 31 1,05 13,32 M 22,24 M
152 J156 33 1,05 11,20 M 20,11 M
153 J157 31 1,05 13,27 M 22,18 M
154 J158 29 1,05 15,22 M 24,13 M
155 J159 38 1,05 6,04 M 14,96 M
156 J160 30 1,05 14,17 M 23,09 M
157 J161 31 1,05 13,14 M 22,06 M
158 J162 33 1,05 11,12 M 20,03 M
159 J163 34 1,05 10,09 M 19,00 M
160 J164 32 1,05 12,07 M 20,99 M
161 J165 35 0,53 9,05 M 17,96 M
162 J166 35 0,53 9,03 M 17,95 M
163 J167 39 0,53 5,00 M 13,92 M
164 J168 40 0,53 4,00 T 12,91 M
165 J169 45 0,53 -1,27 T 7,64 M
B-15

Tabel B.3 Perbandingan Node Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Pressure
Elevation Demand
No. Node ID S3 S4
m liter/det (m) Ket. (m) Ket.
166 J170 46 0,53 -2,29 T 6,62 M
167 J171 46 0,53 -2,31 T 6,61 M
168 J172 45 0,53 -1,29 T 7,63 M
169 J173 42 0,53 1,69 T 10,61 M
170 J174 45 0,53 -1,25 T 7,67 M
171 J175 39 0,53 4,99 T 13,90 M
172 J176 39 0,53 4,98 T 13,90 M
173 J177 45 0,53 -1,02 T 7,89 M
174 J178 42 0,53 1,92 T 10,84 M
175 J179 40 0,53 3,80 T 12,71 M
176 J180 38 0,53 5,78 M 14,70 M
177 J181 42 0,53 1,65 T 10,56 M
178 J182 31 0,00 12,91 M 21,82 M
179 J183 38 0,00 5,89 M 14,80 M
180 J184 37 0,00 6,87 M 15,79 M
181 J185 40 0,53 3,86 T 12,77 M
182 J186 41 0,53 2,86 T 11,77 M
183 J187 31 0,53 12,85 M 21,76 M
184 J188 24 0,53 19,84 M 28,76 M
185 J189 47 0,53 -3,16 T 5,75 M
186 J190 35 0,00 8,84 M 17,75 M
187 J191 32 0,53 10,60 M 19,51 M
188 J193 23 1,05 21,62 M 30,36 M
189 J196 23 1,05 22,47 M 30,62 M
190 J197 21 0,44 25,96 M 29,67 M
191 J198 25 0,44 21,93 M 25,64 M
192 J199 22 0,44 27,25 M 30,10 M
193 J200 21 0,44 28,86 M 31,71 M
194 J201 19 0,44 30,63 M 33,48 M
195 J203 21 0,44 30,56 M 33,58 M
196 J204 24 1,05 23,29 M 29,82 M
197 J V1 58 0,00 0,00 0,00
198 J V2 58 0,00 0,00 0,00
199 Resvr R1 58 -128,59 0,00 0,00
Keterangan :
M = Memenuhi Standar
T = Tidak Memenuhi Stanadar (Tabel 2.6)
B-16

Tabel B.4 Perbandingan Pipa Simulasi 3 dan Simulasi 4

Unit Headloss
Panjang Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. Link ID S3 S4
m S3 S4 S3 S4 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
1 P1 161,64 400 400 1,02 1,02 1,93 M 1,93 M
2 P2 85,56 400 400 1,02 1,02 1,93 M 1,93 M
3 P3 126,68 400 400 1,02 1,02 1,93 M 1,93 M
4 P4 228,47 400 400 1,02 0,71 1,93 M 0,98 M
5 P5 120,3 400 400 1,02 0,71 1,92 M 0,97 M
6 P6 218,91 50 50 0,45 0,45 4,77 M 4,77 M
7 P7 153,4 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
8 P8 133,83 400 400 1,01 0,69 1,89 M 0,94 M
9 P9 151,21 400 400 1,01 0,69 1,87 M 0,94 M
10 P10 138,43 400 400 1,00 0,69 1,86 M 0,93 M
11 P11 204,46 400 400 1,00 0,68 1,85 M 0,92 M
12 P12 140,88 400 400 1,00 0,68 1,84 M 0,91 M
13 P13 147,47 75 75 0,20 0,2 0,66 M 0,66 M
14 P14 104,69 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
15 P15 210,8 400 400 0,98 0,67 1,80 M 0,88 M
16 P16 153,2 400 400 0,98 0,67 1,79 M 0,87 M
17 P17 106,84 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
18 P18 298,54 400 400 0,97 0,66 1,77 M 0,86 M
19 P19 165,06 400 400 0,97 0,66 1,75 M 0,85 M
20 P20 181,94 50 50 0,28 0,24 1,93 M 1,51 M
21 P21 118,31 50 50 0,05 0,02 0,08 M 0,01 M
22 P22 135,31 50 50 0,17 0,21 0,82 M 1,15 M
23 P23 195,28 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
24 P24 256,63 400 400 0,95 0,64 1,70 M 0,81 M
25 P25 195,85 50 50 0,45 0,45 4,77 M 4,77 M
26 P26 230,06 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
27 P27 103,57 400 400 0,94 0,63 1,66 M 0,78 M
28 P28 187,42 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
29 P29 136,86 400 400 0,94 0,62 1,64 M 0,77 M
30 P30 160,94 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
31 P31 126,61 400 400 0,93 0,61 1,62 M 0,75 M
32 P32 155,96 400 400 0,90 0,55 1,51 M 0,61 M
33 P33 86,12 50 100 0,61 0,24 8,36 T 0,65 M
34 P34 145,93 50 75 0,38 0,32 3,56 M 1,61 M
35 P35 125,72 50 75 0,16 0,22 0,70 M 0,81 M
36 P36 146,78 400 400 0,88 0,53 1,47 M 0,57 M
37 P37 90,81 400 400 0,88 0,53 1,46 M 0,56 M
38 P38 127,27 400 400 0,74 0,39 1,06 M 0,32 M
39 P39 34,63 300 300 1,24 0,61 3,85 M 1,04 M
40 P40 105,9 300 300 1,22 0,59 3,74 M 0,98 M
41 P41 88,37 300 300 1,19 0,56 3,57 M 0,89 M
42 P42 173,87 300 300 1,07 0,45 2,95 M 0,60 M
B-17

Tabel B.4 Perbandingan Pipa Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)

Unit Headloss
Panjang Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. Link ID S3 S4
m S3 S4 S3 S4 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
43 P43 128,06 150 150 0,46 0,46 1,36 M 1,36 M
44 P44 177,39 150 150 0,43 0,43 1,22 M 1,22 M
45 P45 166,97 150 150 0,41 0,41 1,09 M 1,09 M
46 P46 106,76 150 150 0,38 0,38 0,97 M 0,97 M
47 P47 174,34 75 75 0,40 0,4 2,39 M 2,39 M
48 P48 131,76 75 75 0,30 0,3 1,40 M 1,40 M
49 P49 102,3 75 75 0,20 0,2 0,66 M 0,66 M
50 P50 68,45 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
51 P51 125,46 50 50 0,45 0,45 4,77 M 4,77 M
52 P52 220,74 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
53 P53 50,82 100 100 0,63 0,63 3,94 M 4,01 M
54 P54 156,02 100 100 0,57 0,58 3,31 M 3,38 M
55 P55 141,98 100 100 0,51 0,52 2,73 M 2,80 M
56 P56 315,57 100 100 0,46 0,47 2,21 M 2,27 M
57 P57 219,94 75 75 0,12 0,13 0,24 M 0,29 M
58 P58 180,41 75 75 0,02 0,03 0,01 M 0,02 M
59 P59 473,22 75 100 0,60 0,34 5,06 T 1,25 M
60 P60 64,87 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
61 P61 578,89 75 75 0,40 0,4 2,39 M 2,39 M
62 P62 130,67 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
63 P63 342,09 75 75 0,20 0,2 0,66 M 0,66 M
64 P64 384,85 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
65 P65 438,52 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
66 P66 201,5 200 200 0,55 0,54 1,35 M 1,35 M
67 P67 252,86 200 200 0,53 0,53 1,29 M 1,28 M
68 P68 94,46 75 75 0,30 0,3 1,40 M 1,40 M
69 P69 95,3 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
70 P70 171,71 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
71 P71 33,54 150 150 0,84 0,84 4,26 M 4,23 M
72 P72 139,97 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
73 P73 224,55 150 150 0,79 0,79 3,80 M 3,78 M
74 P74 107,53 75 75 0,38 0,37 2,20 M 2,08 M
75 P75 106,06 75 75 0,28 0,27 1,26 M 1,16 M
76 P76 140,72 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
77 P77 197,41 75 75 0,08 0,07 0,13 M 0,10 M
78 P78 129,76 150 150 0,67 0,67 2,80 M 2,80 M
79 P79 167,87 75 75 0,30 0,3 1,40 M 1,40 M
80 P80 213,28 50 50 0,45 0,45 4,77 M 4,77 M
81 P81 116,28 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
82 P82 118,94 150 150 0,57 0,57 2,08 M 2,08 M
83 P83 70,33 150 150 0,52 0,52 1,76 M 1,76 M
B-18

Tabel B.4 Perbandingan Pipa Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Unit Headloss
Panjang Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. Link ID S3 S4
m S3 S4 S3 S4 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
84 P84 105,27 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
85 P85 14,99 150 150 0,47 0,47 1,46 M 1,46 M
86 P86 156,13 50 50 0,45 0,45 4,77 M 4,77 M
87 P87 195,77 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
88 P88 65,94 150 150 0,40 0,4 1,06 M 1,06 M
89 P89 106,62 50 50 0,45 0,45 4,77 M 4,77 M
90 P90 121,82 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
91 P91 192,92 100 150 0,73 0,32 5,22 T 0,72 M
92 P92 201,75 100 100 0,67 0,67 4,50 M 4,50 M
93 P93 102,8 75 75 0,40 0,4 2,39 M 2,39 M
94 P94 43,48 75 75 0,30 0,3 1,40 M 1,40 M
95 P95 172,84 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
96 P96 51,42 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
97 P97 170,78 100 100 0,39 0,39 1,66 M 1,66 M
98 P98 167,91 50 50 0,22 0,22 1,32 M 1,32 M
99 P99 469,09 75 75 0,50 0,5 3,61 M 3,61 M
100 P100 355,99 75 75 0,40 0,4 2,39 M 2,39 M
101 P101 551,52 75 75 0,30 0,3 1,40 M 1,40 M
102 P102 384,47 75 75 0,20 0,2 0,66 M 0,66 M
103 P103 465,97 75 75 0,10 0,1 0,18 M 0,18 M
104 P104 135,73 150 150 0,41 0,36 1,20 M 0,97 M
105 P105 133,63 300 300 1,06 0,44 2,88 M 0,57 M
106 P106 102,95 300 300 1,04 0,43 2,80 M 0,53 M
107 P107 61,5 75 75 0,47 0,47 3,28 M 3,28 M
108 P108 110,47 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
109 P109 92,79 300 300 1,00 0,38 2,58 M 0,43 M
110 P110 101,31 75 100 0,91 0,01 11,03 T 0,00 M
111 P111 105,65 75 100 0,68 0,15 6,32 T 0,26 M
112 P112 183,24 75 100 0,95 0,53 11,83 T 2,91 M
113 P113 164,01 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
114 P114 210,11 75 75 0,47 0,47 3,28 M 3,28 M
115 P115 402,01 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
116 P116 122,22 75 150 0,51 0,36 3,75 M 0,88 M
117 P117 316,88 75 150 0,75 0,42 7,60 T 1,17 M
118 P118 198,86 75 150 0,85 0,44 9,59 T 1,30 M
119 P119 77,81 300 300 0,93 0,37 2,25 M 0,41 M
120 P120 19,44 300 300 0,93 0,37 3,40 M 0,61 M
121 P121 98,01 300 300 0,93 0,37 2,25 M 0,41 M
122 P122 136,66 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
123 P123 177,39 300 300 0,90 0,34 2,12 M 0,35 M
124 P124 118,76 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
B-19

Tabel B.4 Perbandingan Pipa Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Unit Headloss
Panjang Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. Link ID S3 S4
m S3 S4 S3 S4 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
125 P125 117,29 300 300 0,87 0,31 1,99 M 0,29 M
126 P126 174,84 300 300 0,85 0,29 1,93 M 0,27 M
127 P127 105,78 75 75 0,47 0,47 3,28 M 3,28 M
128 P128 103,6 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
129 P129 158,51 300 300 0,81 0,25 1,75 M 0,20 M
130 P130 185,35 75 75 0,47 0,47 3,28 M 3,28 M
131 P131 157,55 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
132 P132 116,81 300 300 0,76 0,2 1,57 M 0,14 M
133 P133 161,48 300 300 0,75 0,19 1,52 M 0,12 M
134 P134 116,91 150 150 0,12 0,12 0,11 M 0,11 M
135 P135 88,68 150 150 0,06 0,06 0,03 M 0,03 M
136 P136 182,89 300 300 0,70 0,15 1,36 M 0,07 M
137 P137 236,25 300 300 0,69 0,13 1,30 M 0,06 M
138 P138 184,7 75 75 0,47 0,47 3,28 M 3,28 M
139 P139 229,77 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
140 P140 185,36 300 300 0,65 0,09 1,15 M 0,03 M
141 P141 137,14 300 300 0,63 0,07 1,10 M 0,02 M
142 P142 135,99 300 300 0,62 0,06 1,06 M 0,01 M
143 P143 118,31 300 300 0,60 0,04 1,15 M 0,01 M
144 P144 127,59 300 300 0,59 0,03 0,96 M 0,00 M
145 P145 139,06 300 300 0,57 0,01 0,92 M 0,00 M
146 P146 190,56 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
147 P147 176,03 300 300 0,54 0,02 0,83 M 0,00 M
148 P148 263,95 300 300 0,53 0,03 0,79 M 0,00 M
149 P149 250,79 300 300 0,51 0,05 0,75 M 0,01 M
150 P150 339,83 300 300 0,50 0,06 0,71 M 0,02 M
151 P151 64,44 75 100 0,71 0,4 6,94 T 1,71 M
152 P152 59,93 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
153 P153 36,72 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
154 P154 284,86 300 300 0,44 0,12 0,56 M 0,05 M
155 P155 238,28 300 300 0,42 0,42 0,53 M 0,53 M
156 P156 104,25 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
157 P157 208,72 300 300 0,39 0,39 0,46 M 0,46 M
158 P158 202,46 300 300 0,38 0,38 0,43 M 0,43 M
159 P159 63,15 50 75 0,53 0,24 6,54 T 0,91 M
160 P160 278,08 300 300 0,35 0,35 0,37 M 0,37 M
161 P161 317,61 300 300 0,33 0,33 0,34 M 0,34 M
162 P162 203,87 300 300 0,32 0,32 0,31 M 0,31 M
163 P163 142,41 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
164 P164 207,17 300 300 0,29 0,29 0,26 M 0,26 M
165 P165 248,82 75 75 0,24 0,24 0,91 M 0,91 M
B-20

Tabel B.4 Perbandingan Pipa Simulasi 3 dan Simulasi 4 (lanjutan)


Unit Headloss
Panjang Diameter (mm) Velocity (m/s)
No. Link ID S3 S4
m S3 S4 S3 S4 (m/km) Ket. (m/km) Ket.
166 P166 244,84 300 300 0,26 0,26 0,21 M 0,21 M
167 P167 235,91 300 300 0,25 0,25 0,19 M 0,19 M
168 P168 169,67 300 300 0,23 0,23 0,17 M 0,17 M
169 P169 184,61 300 300 0,22 0,22 0,15 M 0,15 M
170 P170 189,32 300 300 0,20 0,2 0,13 M 0,13 M
171 P171 157,65 300 300 0,19 0,19 0,12 M 0,12 M
172 P172 264,44 300 300 0,17 0,17 0,10 M 0,10 M
173 P173 144,63 300 300 0,16 0,16 0,09 M 0,09 M
174 P174 354,44 300 300 0,16 0,16 0,08 M 0,08 M
175 P175 136,43 75 75 0,37 0,37 2,03 M 2,03 M
176 P176 72,23 75 75 0,12 0,12 0,25 M 0,25 M
177 P177 47,5 75 75 0,13 0,13 0,29 M 0,29 M
178 P178 76,14 75 75 0,12 0,12 0,25 M 0,25 M
179 P179 72,68 75 75 0,12 0,12 0,25 M 0,25 M
180 P180 131,44 75 75 0,35 0,35 1,87 M 1,87 M
181 P181 46,62 75 75 0,23 0,23 0,86 M 0,86 M
182 P182 171,42 300 300 0,10 0,1 0,03 M 0,03 M
183 P183 240,41 300 300 0,09 0,09 0,03 M 0,03 M
184 P184 286,09 300 300 0,08 0,08 0,03 M 0,03 M
185 P185 357,4 200 200 0,17 0,17 0,15 M 0,15 M
186 P186 63,88 75 75 0,36 0,36 1,95 M 1,95 M
187 P187 61,92 75 75 0,12 0,12 0,25 M 0,25 M
188 P188 81,67 50 50 0,27 0,27 1,84 M 1,84 M
189 P189 257,41 200 200 0,10 0,1 0,06 M 0,06 M
190 P190 312,33 200 200 0,10 0,1 0,06 M 0,06 M
191 P191 245,52 200 200 0,10 0,1 0,06 M 0,06 M
192 P192 229,29 200 200 0,10 0,1 0,06 M 0,06 M
193 P193 141,75 200 200 0,08 0,08 0,04 M 0,04 M
194 P194 281,39 200 200 0,07 0,07 0,03 M 0,03 M
195 P195 291,34 200 200 0,05 0,05 0,02 M 0,02 M
196 P196 344,61 200 200 0,02 0,02 0,00 M 0,00 M
197 P197 240,41 200 200 0,00 0 0,00 M 0,00 M
198 P198 678,93 50 50 0,27 0,27 1,84 M 1,84 M
199 P1' 5 400 400 1,02 1,02 1,93 M 1,93 M
200 P174' 100,61 300 300 0,13 0,13 0,06 M 0,06 M
201 P23' 145,77 400 400 0,96 0,65 1,72 M 0,82 M
202 P82' 116,26 150 150 0,55 0,55 1,92 M 1,92 M
203 Valve 1 #N/A 400 400 1,02 1,02 0,00 0,00
Keterangan :
M = Memenuhi Standar
T = Tidak Memenuhi Stanadar (Tabel 2.6)
Tabel C.1 Koordinat Node
No. Lintang Bujur No. Lintang Bujur
1 484007 614 34 486898 2209
2 484327 911 35 486927 2311
3 484669 1105 36 486992 2494
4 485004 3021 37 487039 2247
5 485190 1284 38 487061 2002
6 485442 3034 39 487082 2647
7 485506 1435 40 487083 2140
8 485826 3024 41 487087 1505
9 485968 1516 42 487116 2147
10 485978 1349 43 487133 2240
11 486124 1584 44 487183 2404
12 486159 2899 45 487193 2817
13 486162 1489 46 487310 1521
14 486168 3029 47 487323 1712
15 486184 1397 48 487332 1171
16 486307 1669 49 487353 1801
17 486335 2118 50 487354 2226
18 486436 1963 51 487410 674
19 486460 1785 52 487441 82
20 486510 1691 53 487468 280
21 486514 1827 54 487496 1560
22 486519 1576 55 487498 1668
23 486577 1881 56 487498 -29
24 486582 1751 57 487504 1016
25 486631 2379 58 487504 2759
26 486665 1956 59 487507 719
27 486675 2485 60 487507 1808
28 486679 2178 61 487514 2090
29 486713 2860 62 487516 1934
30 486732 2922 63 487524 1179
31 486761 2027 64 487524 2628
32 486831 2381 65 487525 2236
33 486861 2108 66 487526 2327

C-1
C-2

Tabel C.1 Koordinat Node (lanjutan)


No. Lintang Bujur No. Lintang Bujur
67 487536 1318 103 488016 1465
68 487536 2475 104 488024 -125
69 487564 2438 105 488024 -125
70 487564 2438 106 488032 2680
71 487566 583 107 488063 2059
72 487571 375 108 488077 1922
73 487592 2128 109 488081 1632
74 487609 -899 110 488106 2101
75 487611 -748 111 488106 2210
76 487616 -545 112 488119 2619
77 487617 -664 113 488135 2005
78 487632 -90 114 488200 1956
79 487662 1318 115 488214 1944
80 487666 2536 116 488224 2705
81 487667 2363 117 488238 1224
82 487673 -316 118 488293 1884
83 487677 2236 119 488380 1709
84 487695 -198 120 488381 1987
85 487695 -198 121 488451 1804
86 487702 1212 122 488556 1751
87 487706 316 123 488690 1307
88 487711 1967 124 488710 1671
89 487736 2309 125 488752 1457
90 487749 2726 126 488768 1765
91 487769 2462 127 488815 1858
92 487782 256 128 488847 1606
93 487831 2402 129 488958 1549
94 487855 2561 130 489110 1495
95 487877 2204 131 489143 1604
96 487882 1855 132 489179 1688
97 487882 -207 133 489217 1678
98 487895 2651 134 489283 1436
99 487910 2718 135 489486 1320
100 487934 2546 136 489603 1462
101 487983 2122 137 489646 1225
102 487999 1851 138 489658 1509
C-3

Tabel C.1 Koordinat Node (lanjutan)


No. Lintang Bujur No. Lintang Bujur
139 489763 1156 168 493481 -527
140 489806 1032 169 493735 -470
141 489825 915 170 493878 -451
142 489840 788 171 494220 -671
143 489920 674 172 494223 -464
144 490038 545 173 494225 -559
145 490095 749 174 494266 -681
146 490253 392 175 494271 -605
147 490445 232 176 494278 -533
148 490731 152 177 494322 -611
149 490742 68 178 494330 -488
150 490770 153 179 494457 729
151 490992 -64 180 494499 -504
152 491167 -224 181 494623 1019
153 491248 -160 182 494693 689
154 491309 -377 183 494738 -537
155 491483 -484 184 494823 809
156 491508 -426 185 494883 571
157 491719 -630 186 495011 632
158 491975 -806 187 495023 -533
159 492141 -1031 188 495099 420
160 492159 -892 189 495177 189
161 492354 -888 190 495248 1170
162 492445 -1113 191 495276 -107
163 492579 -779 192 495324 -357
164 492800 -705 193 495382 -337
165 492965 -666 194 495392 -418
166 493144 -620 195 495435 -305
167 493327 -572
Gambar D.1 Titik Awal Reservoir

Gambar D.2 Pengukuran Jarak Pipa

D-1
D-2

Gambar D.3 Pengukuran Tekanan Pada Pipa

Gambar D.4 Titik Pipa Daerah Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai