SKRIPSI
TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
3
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR
Disusun Oleh :
RIZKI ADHITYA NUGRAHA
NIM. 125060400111078
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pengairan
Apabila ternyata di dalam Naskah SKRIPSI ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur PLAGIASI, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang
telah saya peroleh (SARJANA TEKNIK/Strata-1) dibatalkan, serta diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl RI No. 17 Tahun 2010, Pasal 12
dan Pasal 13)
5
RINGKASAN
Desa Taman adalah satu dari 15 desa di Kabupaten Situbondo yang setiap
tahunnya mengalami kekurangan air bersih. Lokasinya yang berada pada dataran tinggi
dan jauh dari pusat kota membuat pelayanan dari Perusahaan Daerah Air Minum dan
instalasi air yang baik belum ada di desa tersebut. Menyikapi hal ini dalam studi ini
membahas perencanaan jaringan air bersih untuk Desa Taman yang memanfaatkan debit
mata air Glintongan sebesar 9,5 liter/detik.
Dalam studi ini, dilakukan analisa jaringan air bersih dengan bantuan program
WaterCAD v8i untuk mengetahui kondisi hidrolis jaringan perpipaan. Ada 2 Alternatif
perencanaan, pertama dengan tandon dan yang kedua tanpa tandon. Analisa rencana
anggaran biaya juga dilakukan yang meliputi bangunan broncaptering, tandon, dan pipa
serta aksesorisnya. Dari hasil rencana anggaran biaya kemudian dilakukan analisa
ekonomi dan parameter ekonomi yang digunakan adalah BCR (Benefit Cost Ratio), IRR
(Internal Rate Return), NPV (Net Present Value), Analisa Pengembalian (Payback
Period).
Dari hasil simulasi dengan bantuan WaterCAD v8i, bahwa sistem jaringan
perpipaan dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan pada
alternatif pertama 1,07-6,70 atm dan alternatif kedua 0,80-6,17 atm, headloss gradient
0,1-9,63 m/km dan kecepatan 0,1-0,7 m/detik pada kedua alternatif. Hasil ini sudah
sesuai dengan syarat perencanaan. Anggaran biaya untuk alternatif pertama sebesar Rp.
788.000.000,00, sedangkan alternatif kedua sebesar Rp. 720.565.000,00.
Analisa ekonomi pada tingkat suku bunga 6,5% didapatkan untuk alternatif
pertama nilai rasio Biaya Manfaat (B/C) sebesar 1,11, selisih biaya manfaat (B-C)
sebesar Rp. 12.818.050,81/tahun, Tingkat pengembalian internal (IRR) 8,19%, Periode
pengembalian (PDP) 9 tahun dan harga jual air minimal bersadarkan analisa ekonomi
sebesar 1.500,-/m³. Sedangkan untuk alternatif kedua nilai rasio Biaya Manfaat (B/C)
sebesar 1,23, selisih biaya manfaat (B-C) sebesar Rp. 23.754.313,41/tahun, Tingkat
pengembalian internal (IRR) 9,93%, Periode pengembalian (PDP) 8 tahun dan harga
jual air minimal bersadarkan analisa ekonomi sebesar 1.500,-/m³.
Kata kunci: WaterCAD V.8i, Rencana Anggaran Biaya, Analisa Ekonomi.
6
SUMMARY
Taman village is one of 15 villages in the Situbondo Regency which each year
lack of clean water. The location at the high land and faraway from the city center make
the services from the Local Waterworks and good water installation is not exist yet at
the village. Responding to the matter, the study discussed about the clean water
network for Taman village by using debit of water springs of Glintongan of 9.5 liter/
second.
In this study, it was analyzed the clean water network with WaterCAD v8i
program to know the hydraulic condition of the piping network. There are 2 planning
alternative, first with reservoir and secondly without reservoir. The budget plan
analysis also be done by including broncaptering, reservoir and pipes and the
accessories. From the plan of the cost budget then be done the economic analysis and
the economic parameters used was BCR (benefit cost ratio), IRR (Internal rate of
return), NPV (net present value), return analysis (payback period).
From the simulation results with aid of WaterCARD v8i, that the piping network
can run well. It was based on the pressure condition at first alternative 0f 1,07 to 6,70
atm and second alternative of 0,80 to 6,17 atm, headloss gradient of 0,1 to 9,63 m/km
and velocity of 0,1 to 0,7 m/second at the both alternatives. This results suitable with
the planning requirements. The cost budget for first alternative was Rp 788.000.000,00
while for second alternative of Rp 720.565.000,00.
The economic analysis at the interest rate of 6,5% obtained for first alternative
the benefit cost ratio (B/C) of 1,11, the benefit cost differences (B-C) of Rp
12.818.050,81/year. The internal rate return (IRR) of 8,19%. The payback period
(PDP) of 9 years and minimum water selling price based on the economic analysis of
1.500,-/m³. While for second alternative the benefit cost ratio (B/C) of 1,23, the benefit
cost difference (B-C) of Rp 23.754.313,41/year, the internal rate of return 9,93%. The
payback period (PDP) of 8 years and minimum water selling price based on the
economic analysis of 1.500-/m³.
Keywords: WaterCAD V.8i, cost budget plan, economic analysis.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, petunjuk dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Aplikasi Software WaterCAD untuk Studi Perencanaan
Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten
Situbondo”. Tidak lupa shalawat serta salam dihaturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Dr. Runi Asmaranto, ST., MT. dan Bapak Dr. Eng. Riyanto Haribowo, ST.,
MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar membimbing saya dalam
proses pengerjaan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Very Dermawan, ST., MT. dan Ibu Emma Yuliani, ST.MT. Ph.D selaku
dosen penguji, yang telah menyediakan waktu untuk menguji dan membimbing
saya.
3. Kedua orang tua, kakak, Adik, Arya, terima kasih atas segala dukungan, motivasi,
serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-teman saya Mbak Elin, Mas Tiar, Rilisky, Via, Hidyantara, Anang, Alief dan
teman-teman angkatan 2012 serta semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini.
5. Penduduk Desa Taman yang telah menyambut dengan baik serta membantu saya
dalam proses pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
lancar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu diperbaiki sehingga saran dan kritik sangatlah diperlukan. Akhirnya, penulis
ucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat, Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 2
1.5 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 3
1.6 Studi Terdahulu yang pernah Dilakukan ........................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 5
2.1 Umum ............................................................................................................. 5
2.2 Analisa Data Kependudukan .......................................................................... 6
2.2.1 Proyeksi Jumlah Penduduk ................................................................... 6
2.2.1.1 Metode Geometri ...................................................................... 6
2.2.1.2 Metode Aritmatik ..................................................................... 6
2.2.1.3 Metode Eksponensial ............................................................... 7
2.2.2 Uji Kesesuaian Metode Proyeksi .......................................................... 7
2.2.2.1 Standar Deviasi......................................................................... 7
2.2.2.2 Koefisien Korelasi .................................................................... 7
2.3 Analiasa Kebutuhan Air Bersih ..................................................................... 8
2.3.1 Kebutuhan Domestik ............................................................................ 8
2.3.2 Kebutuhan Non Domestik .................................................................... 9
2.4 Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih ..................................................................... 10
2.5 Analisa Hidraulika Aliran pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih ................. 11
2.5.1 Kecepatan Aliran .................................................................................. 11
2.5.2 Hukum Bernoulli .................................................................................. 12
2.5.3 Hukum Kontinuitas ............................................................................... 13
2.5.4 Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)................................................. 14
2.5.4.1 Kehilangan Tinggi Mayor (Major Losses) .............................. 15
2.5.4.2 Kehilangan Tinggi Minor (Minor Losses) ................................ 17
2.6 Komponen Sistem Jaringan Pipa ................................................................... 18
2.6.1 Pipa ....................................................................................................... 18
2.6.1.1 Jenis Pipa .................................................................................. 18
2.6.1.2 Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih .............................................. 21
2.6.2 Sarana Penunjang.................................................................................. 22
2.7 Tandon............................................................................................................ 27
2.8 Mekanisme Pengaliran Dalam Sistem Distribusi Air Bersih ......................... 27
2.8.1 Jenis Pengaliran .................................................................................... 27
2.8.1.1 Menggunakan Gravitasi ....................................................... 27
2.8.1.2 Dengan Bantuan Pompa ....................................................... 27
2.8.1.3 Sistem Gabungan.................................................................. 27
ii
2.8.2 Sistem Perpipaan ...................................................................... 28
2.8.2.1 Pipa Hubungan Seri .................................................... 28
2.8.2.2 Pipa Hubungan Paralel ............................................... 29
2.8.3 Metode Perhitungan Aliran dalam Pipa ................................... 29
2.8.3.1 Metode Jaringan Tertutup (Loop Method) .................. 30
2.8.3.2 Metode Titik Simpul (Junction Method) .................... 31
2.9 Simulasi Aliran pada Sistem Jaringan Distribusi ................................. 32
2.9.1 Analisa Pada Kondisi Permanen .............................................. 32
2.9.2 Analisa Pada Kondisi Tidak Permanen .................................... 32
2.9.3 Perencanaan Teknik Distribusi ................................................. 33
2.10 Analisis Sistem Jaringan Distribusi dengan Software………………..…33
2.10.1 Deskripsi Program WaterCAD v8i ........................................... 34
2.10.2 Tahapan-Tahapan dalam Penggunaan Program WaterCAD 35
2.11 Rencana Anggaran Biaya (RAB)...............................……………........ .40
2.11.1 Langkah-langkah Perhitungan RAB ........................................ 42
2.11.2 Dasar Perhitungan .................................................................... 42
2.12 Analisa Proyek…........…………..................................…………….......... 43
2.13 Harga Air…….…........…………..................................……………..........45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 46
3.1 Kondisi Daerah Studi ................................................................................... 46
3.2 Data Pendukung Kajian ............................................................................... 47
3.2.1 Data Ketersediaan Air di Sumber Mata Air Glintongan .................... 47
3.2.2 Data Jumlah Penduduk ....................................................................... 47
3.2.3 Data Topografi ................................................................................... 48
3.2.3.1 Dokumentasi Daerah Studi .................................................... 49
3.3 Pengolahan Data ................................................................................... 50
3.4 Metodologi Penelitian .................................................................................. 50
3.5 Tahapan Simulasi Program WaterCAD v8i ................................................. 51
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................................. 55
4.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk ................................................................ 55
4.1.1. Proyeksi Penduduk Metode Geometrik .............................................. 55
4.1.2. Proyeksi Penduduk Metode Aritmati ................................................. 56
4.1.3. Proyeksi Penduduk Metode Eksponensial ......................................... 57
4.1.4. Uji Kesesuaian Metode Proyeksi ....................................................... 58
4.1.4.1 Standar Deviasi ....................................................................... 58
4.1.4.2 Koefisien Korelasi .................................................................. 59
4.1.4.3 Kesimpulan ............................................................................. 60
4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ................................................................... 60
4.3. Analisa Perencanaan Jaringan Air Bersih menggunakan Watercad V8i ..... 63
4.3.1. Analisa Simulasi Alternatif 1 ............................................................. 63
4.3.1.1. Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa Alternatif 1 ..................... 68
4.3.1.2. Analisa Tandon Alternatif 1 ................................................... 70
4.3.1.3. Pressure Reducing Valve (PRV) Alternatif 1 ......................... 72
4.3.2. Analisa Simulasi Alternatif 2 ............................................................. 73
4.3.2.1. Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa Alternatif 2 ..................... 78
4.3.2.2. Pressure Reducing Valve (PRV) Alternatif 2 ......................... 80
4.4 Rencana Anggaran Biaya Alternatif 1 ........................................................... 81
4.4.1 Pekerjaan Pipanisasi ........................................................................... 81
4.4.2 Pekerjaan Broncaptering (Reservoir) ............................................... 85
iii
4.4.3 Pekerjaan Tandon................................................................................ 90
4.4.4 Rekapitulasi Rencana Anggran Biaya Alternatif 1 ......................... 92
4.5 Rencana Anggaran Biaya Alternatif 2 ........................................................... 92
4.6 Analisa Ekonomi Alternatif 1 ........................................................................ 93
4.6.1 Analisa Biaya (Cost) ............................................................................. 93
4.6.1.1 Capital Cost .............................................................................. 93
4.6.1.2 Annual Cost ............................................................................... 95
4.6.2 Analisa Benefit ...................................................................................... 96
4.6.2.1 Direct Benefit ............................................................................ 96
4.6.2.2 Indirect Benefit.......................................................................... 96
4.6.2.3 Tangible Benefit ........................................................................ 96
4.6.2.4 Intangible Benefit ...................................................................... 97
4.6.3 Analisa Ekonomi Harga Air Pada Saat B/C>1 ..................................... 97
4.6.3.1 Benefit Cost Ratio (BCR).......................................................... 97
4.6.3.2 Net Present Value (NPV) .......................................................... 99
4.6.3.3 Internal Rate of Return (IRR) ................................................... 99
4.6.3.4 Payback Period ......................................................................... 100
4.6.3.5 Penetapan Harga Air ................................................................. 101
4.7 Analisa Ekonomi Alternatif 2 ........................................................................ 101
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 102
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 102
5.1 Saran .............................................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. x
LAMPIRAN ................................................................................................................ xi
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.3 Grafik Fluktuasi kecepatan dan Headloss Gradient P18
Alternatif 1 ...................................................................................... 69
Gambar 4.4 Grafik Tekanan J-15 Alternatif 1.................................................... 70
Gambar 4.5 Grafik Muka Air dan Flow Out Net Tandon Alternatif 1 ............... 70
Gambar 4.6 Grafik Fluktuasi Kecepatan P1b Alternatif 1 ................................. 71
Gambar 4.7 Grafik Fluktuasi Kecepatan P2 Alternatif 1 ................................... 71
Gambar 4.8 PRV 1, PRV 2 dan PRV 3 Alternatif 1........................................... 72
Gambar 4.9 Simulasi Compute pada Program WaterCAD v8i Alternatif 2 ....... 74
Gambar 4.10 Grafik Simulasi Program WaterCAD v8i Alternatif 2 .................... 74
Gambar 4.11 Grafik Fluktuasi kecepatan dan Headloss Gradient P18
Alternatif 2 ...................................................................................... 79
Gambar 4.12 Grafik Tekanan J-16 Alternatif 2.................................................... 80
Gambar 4.13 PRV 1, PRV 2 dan PRV 3 Alternatif 2........................................... 80
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 4.30 Anggaran Biaya untuk Pipa dan Aksesorisnya ...................................... 84
Tabel 4.31 Pekerjaan Broncaptering (Reservoiar)................................................... 85
Tabel 4.32 Perhitungan Volume Broncaptering ...................................................... 88
Tabel 4.33 Anggaran Biaya untuk Broncaptering ................................................... 89
Tabel 4.34 Perhitungan Volume Tandon ................................................................. 90
Tabel 4.35 Anggaran Biaya untuk Tandon .............................................................. 91
Tabel 4.36 Rekapitulasi Anggaran Biaya Alternatif 1 ............................................. 92
Tabel 4.37 Rekapitulasi Anggaran Biaya Alternatif 2 ............................................. 92
Tabel 4.38 Biaya Langsung Jaringan Pipa Desa Taman .......................................... 93
Tabel 4.39 Biaya Tidak Langsung Jaringan Pipa Desa Taman ............................... 94
Tabel 4.40 Analisa Biaya Modal Tahunan ............................................................... 94
Tabel 4.41 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Pipa ..................................... 95
Tabel 4.42 Biaya Total Rencana dengan Pelayanan 100 % ..................................... 95
Tabel 4.43 Rasio Manfaat Biaya Proyek Pada Tingkat Bunga 6%.......................... 98
Tabel 4.44 Rasio Manfaat Biaya Proyek Pada Tingkat Bunga 6.5% ....................... 98
Tabel 4.45 Rasio Manfaat Biaya Proyek Pada Tingkat Bunga 7% .......................... 98
Tabel 4.46 Rasio Manfaat Biaya Proyek Pada Tingkat Bunga 8% .......................... 98
Tabel 4.47 Rasio Manfaat Biaya Proyek Pada Tingkat Bunga 9%.......................... 98
Tabel 4.48 Rekapitulasi Rasio Manfaat Biaya Proyek ............................................. 98
Tabel 4.49 Nilai B-C Pada Berbagai Tingkat Suku Bunga ...................................... 99
Tabel 4.50 Rekapitulasi Analisa Ekonomi ............................................................... 100
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
penduduk di Dusun Krajan dan dua lainnya masih mengalami kekurangan air baku. Dari
data Situbondo dalam angka tahun 2014 menyatakan bahwa sebagian besar jenis tanah di
Kecamatan Sumber Malang adalah Latosol atau tanah berbatu-batu, inilah sebabnya
penggalian sumur yang dilakukan warga sulit untuk menemukan air tanah.
Alhasil dalam memenuhi kebutuhan akan air baku selama ini, penduduk memilih
menampung air hujan dan mengandalkan sumber mata air di dekat sungai yang posisinya
kurang lebih 100 m dibawah pemukiman dengan menggunakan timba manual. Namun air
baku yang didapatkan dari sumber mata air dekat sungai tersebut masih belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dikarenakan debitnya yang kritis pada saat musim
kemarau dan kondisi air baku yang tercemar kualitasnya pada musim penghujan karena
luapan air sungai.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah ini adalah dengan
memanfaatkan sumber mata air Glintongan. Sumber mata air yang ada, berada di lereng
bukit Desa Alas Tengah, yang lokasinya secara topografi berada diatas Desa Taman. Dari
hasil survei lapangan bersama dengan penduduk setempat, ditemui 3 sumber mata air yang
memiliki potensi debit sebasar 9,5 liter/detik, letak antar sumber kurang lebih 20-30 meter,
dan berupa rembesan dari bebatuan. Dengan potensi sumber mata air Glintongan, maka
diharapkan mampu mencukupi kebutuhan air baku pada 3 dusun di Desa Taman.
4. Memodelkan sistem jaringan air bersih menggunakan paket progam Watercad V.8i.
5. Tidak membahas analisa kualitas air, analisa sosial, dan dampak lingkungan
(AMDAL).
6. Tidak menghitung analisa struktur broncaptering, tandon, anchor block.
7. Parameter yang digunakan dalam dalam analisis ekonomi ini adalah BCR (Benefit
Cost Ratio), IRR (Internal Rate Return), NPV (Net Present Value), dan Analisa
Pengembalian (Payback Period).
studi ini, debit inflow dimasukkan melalui junction, karena reservoir di dalam program
WaterCAD debitnya diasumsikan tidak terbatas. Dari studi ini, maka pada laporan
skripsi ini untuk simulasi jaringan air bersih oleh WaterCAD juga memasukkan debit
Inflow melalui junction dan dianggap sama dengan reservoir.
3. Rizqa liyanata Rachmawati, 2010, Analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada
sistem penyediaan air baku di kecamatan kubu kabupaten karangasem bali. Dalam
studi ini, untuk analisa sensitivitas di dalam pembahasan analisa ekonomi
menggunakan sensitivitas dana hibah dari pemerintah mencapai 90 %. Dari studi ini,
maka dalam laporan skripsi ini untuk analisa sensitivitas dalam analisa ekonominya
juga membahasan mengenai dana hibah 100% dari pemerintah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, penyediaan air minum merupakan kegiatan
menyediakan air minum dalam memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapat
kehidupan yang sehat, bersih dan produktif. Sistem penyediaan air minum (SPAM)
merupakan suatu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas
dan atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,
keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan
penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Tabel 2.1 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM
untuk Berbagai Klasifikasi Kota
Kriteria Jenis Kota
No
Teknis Metro Besar Sedang Kecil
Jenis
I Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -
Perencanaan
Horison
II 20 tahun 15 - 20 tahun 15 - 20 tahun 15 - 20 tahun
Perencanaan
Sumber Air
III Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
Baku
Penyedia jasa/ Penyedia jasa/ Penyedia jasa/ Penyedia jasa/
penyelenggara/ penyelenggara/ penyelenggara/ penyelenggara/
IV Pelaksana
pemerintah pemerintah pemerintah pemerintah
daerah daerah daerah daerah
Peninjauan
V Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
Ulang
Penyelenggara/ Penyelenggara/ Penyelenggara/ Penyelenggara/
Penanggung
VI Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
-jawab
Daerah Daerah Daerah Daerah
- Hibah LN - Hibah LN - Hibah LN
- Pinjaman LN - Pinjaman LN - Pinjaman LN
- Pinjaman - Pinjaman - Pinjaman
VI Sumber - Pinjaman LN
DN DN DN
I Pendanaan - APBD
- APBD - APBD - APBD
- PDAM - PDAM - PDAM
- Swasta - Swasta - Swasta
Sumber: Peraturan Menteri PU Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, 2007
5
6
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
r = angka pertambahan penduduk tiap tahun (%)
n = jumlah tahun proyeksi (tahun)
2.2.1.3 Metode Eksponensial
Perkiraan jumlah penduduk berdasarkan metode eksponensial dapat dihitung
dengan persamaan berikut (Muliakusuma, 2000: 115):
Pn P0 .e r.n (2-3)
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
r = angka pertambahan penduduk tiap tahun (%)
n = jumlah tahun proyeksi (tahun)
e = bilangan logaritma natural (2,7182818)
2.2.2 Uji Kesesuaian Metode Proyeksi
2.2.2.1 Standar Deviasi
Standar deviasi diartikan sebagai nilai atau standar yang menunjukkan besar jarak
sebaran terhadap nilai rata-rata. Jadi semakin besar nilai standar deviasi, maka data
menjadi kurang akurat. Berikut merupakan rumusan dari perhitungan standar deviasi
(Soewarno, 1995: 75).
n
(X i X )2
S i 1
(2-4)
n 1
dengan:
S = standar deviasi
Xi = nilai varian (penduduk proyeksi)
X = nilai rata-rata
n = banyaknya data
2.2.2.2 Koefisien Korelasi
Pemilihan metode proyeksi pertumbuhan penduduk berdasarkan cara pengujian
statistik yakni berdasarkan pada nilai koefesien korelasi yang terbesar mendekati +1.
Adapun rumusan untuk menentukan besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:
8
n n n
n. X i .Yi X i . Yi
r i 1 i 1 i 1
n 2 n 2
n 2 n 2
n. X X . n. Y Y
i 1 i i 1 i i 1 i i 1 i
(2-5)
dengan:
r = koefisien korelasi
X = tahun proyeksi
Y = jumlah penduduk hasil proyeksi
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Kategori Kota dan Jumlah Penduduk
Kategori Kebutuhan air
Keterangan Jumlah Penduduk
Kota (liter/orang/hari)
I Kota Metropolitan >1.000.000 > 150
II Kota Besar 500.000 – 1.000.000 120-150
III Kota Sedang 100.000 - 500.000 90-120
IV Kota Kecil 20.000 - 100.000 80-120
V Desa < 20.000 60-80
Sumber: Peraturan Menteri PU Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, 2007
Berdasarkan cara pelayanannya, kebutuhan air domestik dibagi menjadi dua jenis
yaitu sambungan rumah dan hidran umum. Sambungan rumah merupakan jenis sambungan
yang menyediakan air langsung ke setiap rumah warga dengan menggunakan sambungan
pipa distribusi melalui meteran air dan instalasi pipa yang dipasang di dalam rumah.
Pelayanan sambungan rumah ini ditujukan untuk masyarakat yang sudah menempati
rumah secara permanen. Sedangkan hidran umum merupakan jenis sambungan yang
menyediakan air melalui kran yang dipasang di tempat tertentu untuk mempermudah
masyarakat dalam mencukupi kebutuhan mandi, cuci dan minum. Pelayanan hidran umum
ini diperuntukkan bagi masyarakat yang menempati rumah non permanen atau golongan
ekonomi bawah.
2.3.2 Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan non domestik merupakan kebutuhan air selain untuk keperluan rumah
tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air untuk sarana sosial, tempat
ibadah, sekolah, rumah sakit, asrama dan juga untuk keperluan komersil seperti industri,
hotel, perdagangan serta untuk pelayanan jasa umum. Adapun besarnya kebutuhan non
domestik berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah sebesar 15% dari kebutuhan
domestik.
untuk keperluan tersebut. Pendekatan angka koefisien yang biasa digunakan dalam
perhitungan kebutuhan harian dan jam puncak adalah:
kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata
kebutuhan jam puncak = 1,56 x kebutuhan air maksimum
1
Q . .D 2 .V (2-7)
4
dengan:
Q = debit yang mengalir (m3/detik)
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan (m/detik)
12
V1
P2
V2
h1
h2
b
. b
dengan:
p1 p 2
, = tinggi tekan di titik 1 dan 2 (m)
γw γ w
2 2
V1 V 2
, = tinggi energi di titik 1 dan 2 (m)
2g 2g
p1, p2 = tekanan di titik 1 dan 2 (atm)
w = berat jenis air (kg/m3)
V1, V2 = kecepatan aliran di titik 1 dan 2 (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
h1, h2 = tinggi elevasi di titik 1 dan 2 dari garis yang ditinjau (m)
HL = kehilangan tinggi tekan dalam pipa (m)
Pada Gambar 2.2 tampak garis yang menunjukkan besarnya tekanan air pada
penampang tinjauan. Garis tekanan ini pada umumnya disebut garis gradien hidraulis atau
garis kemiringan hidraulis. Jarak vertikal antara pipa dengan garis gradien hidraulis
menunjukkan tekanan yang terjadi dalam pipa. Pada gambar juga tampak adanya
perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 merupakan kehilangan energi (head loss) yang
terjadi sepanjang antara penampang 1 dan 2.
2.5.3 Hukum Kontinuitas
Air yang mengalir dalam suatu pipa secara terus menerus yang mempunyai luas
penampang A m2 dan kecepatan v m/detik akan memiliki debit yang sama pada setiap
penampangnya. Dalam persamaan Hukum Kontinuitas dinyatakan bahwa debit yang
masuk ke dalam pipa sama dengan debit yang keluar, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.3.
2
1
Q2
Q1 V2
V1 A2
A1
Gambar 2.3 Aliran dengan Penampang Pipa yang Berbeda
Sumber: Triatmodjo (1996: 137)
Hubungan antara Hukum Kontinuitas dengan ketiga bagan pada Gambar 2.4
dapat ditunjukkan dengan dua persamaan berikut (Priyantoro, 1991: 8):
Qmasuk = Qkeluar
A1 . V1 = A2 . V2 (2-10)
14
dengan:
Q1, Q2 = debit pada potongan 1 dan 2 (m3/detik)
A1, A2 = luas penampang pada potongan 1 dan 2 (m2)
V1, V2 = kecepatan pada potongan 1 dan 2 (m/detik)
Hal ini juga berlaku pada pipa bercabang. Hukum Kontinuitas pada pipa bercabang,
dimana debit yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan penjumlahan dari debit-debit
yang keluar dari percabangan pipa.
Q1 = Q2 + Q3 (2-11)
A1 . V1 = A2 . V2 + A3 . V3 (2-12)
dengan:
Q1, Q2, Q3 = debit yang mengalir pada penampang 1, 2 dan 3 (m3/detik)
V1, V2, V3 = kecepatan pada penampang 1, 2 dan 3 (m/detik)
A1, A2, A3 = luas penampang 1, 2 dan 3 (m2)
Hukum Kontinuitas pada pipa bercabang seperti diperlihatkan pada Gambar 2.4.
2
Q2
1
V2
2
Q1 1 3
V1
V3
Q3
3
Gambar 2.4 Pipa Bercabang
Sumber: Triatmodjo (1996: 137)
Pada jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan komponen yang utama. Pipa
berfungsi sebagai sarana mengalirkan zat cair dari suatu titik simpul ke titik simpul yang
lain. Aliran dalam pipa timbul bila terjadi perbedaan tekanan pada dua tempat, yang bisa
terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena digunakannya pompa.
2.5.4 Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)
Pada perencanaan jaringan pipa air tidak mungkin dapat dihindari adanya
kehilangan tinggi tekan selama air mengalir melalui pipa tersebut. Kehilangan tinggi tekan
dalam pipa dapat dibedakan menjadi kehilangan tinggi tekan mayor (major losses) dan
kehilangan tinggi tekan minor (minor losses).
15
10,7 L
k 1,85
(2-16)
C hw .D 4,87
dengan:
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
Tabel 2.5 Koefisien Kehilangan Tinggi Tekan Berdasarkan Perubahan Bentuk Pipa (K)
Jenis Perubahan Jenis Perubahan
K K
Bentuk Pipa Bentuk Pipa
Inlet Belokan 90o
Bell mounth 0,03 – 0,05 R/D = 4 0,16-0,18
Rounded 0,12-0,25 R/D = 2 0,19-0,25
Sharp Edged 0,50 R/D = 1 0,35-0,40
Projecting 0,80
Belokan Tertentu
Pengecilan Tiba-tiba θ = 15o 0,05
D2/D1 = 0,80 0,18 θ = 30o 0,10
D2/D1 = 0,50 0,37 θ = 45o 0,20
D2/D1 = 0,20 0,49 θ = 60o 0,35
θ = 90o 0,80
Pengecilan Mengerucut
D2/D1 = 0,80 0,05 T (Tee)
D2/D1 = 0,50 0,07 Aliran searah 0,03-0,04
D2/D1 = 0,20 0,08 Aliran bercabang 0,75-1,80
menggunakan saluran terbuka atau talang. Suatu pipa bertekanan adalah pipa yang dialiri
air dalam keadaan penuh (Linsley, 1996:280).
Pipa yang umumnya dipakai untuk sistem jaringan distribusi air terbuat dari bahan-
bahan seperti di bawah ini:
1. Pipa Besi Tuang (Cast Iron)
Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu. Pipa ini biasanya
dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan terhadap karat. Umumnya panjang
pipa adalah 4 m dan 6 m. Tekanan maksimum pipa sebesar 25 kg/cm2 dan umur pipa
dapat mencapai 100 tahun (Linsley, 1996:297).
Keuntungan dan kerugian dari pipa ini seperti tersaji pada Tabel 2.6
Tabel 2.6 Keuntungan dan Kerugian Pipa Cast Iron
Keuntungan Kerugian
- Pipa cukup murah - Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
- Pipa mudah disambung - Pipa keras sehingga mudah pecah
- Pipa tahan karat - Dibutuhkan tenaga ahli dalam penyambungan
Sumber : Linsley (1996:297)
2. Pipa Besi Galvanis (Galvanized Iron)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi seng. Pelapisan dengan
cara ini merupakan pengendalian karat yang efektif. Umur pipa pendek yaitu antara 7 –
10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan secara luas untuk jaringan pelayanan sistem
distribusi yang kecil (Linsley, 1996:297).
Keuntungan dan kerugian dari pipa ini seperti tersaji pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Keuntungan dan Kerugian Pipa Galvanized Iron
Keuntungan Kerugian
- Harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- Pipa mudah berkarat dalam
- Ringan sehingga mudah diangkut
air yang asam
- Pipa mudah disambung
Sumber : Linsley (1996:297)
3. Pipa Plastik (PVC)
Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC (Poly Vinyl Chloride). Panjang
pipa 4 m atau 6 m dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Dan
umur pipa dapat mencapai 75 tahun (Linsley, 1996:301).
Keuntungan dan kerugian dari pipa ini seperti tersaji pada Tabel 2.8
20
dan tanpa kebocoran. Benefit Pipa HDPE tidak akan menimbulkan korosi pada pipa,
tuberculate atau mendukung pertumbuhan biologis (jamur).
Tabel 2.11 Keuntungan dan Kerugian Pipa HDPE
Keuntungan Kerugian
-Tersedia dalam berbagai ukuran panjang - Diameter pipa maksimal 400 mm
-Tahan hingga 50 tahun pemakaian - Lebih mahal daripada pvc
-Teknik penyambungan Ramah - Pemasangan dan penyambungannya
-Tahan Karat (Heat Fused Joints)
lingkungan lebih susah
- Tingkat kelenturan yang tinggi
Sumber : www.pipahdpehitam.blogspot.com
2.6.1.2 Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih
Dalam perencanaan jaringan pipa harus memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat
pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan standar yang ada.
Tabel 2.12 Kriteria Jaringan Pipa
1. Kecepatan 0,1 - 2,5 m/detik
- Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik
a. Diameter pipa diperkecil
b. Ditambahkan pompa
c. Elevasi hulu pipa hendaknya lebih tinggi
(disesuaikan di lapangan)
- Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik
a. Diameter pipa diperbesar
b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar
dibandingkan dengan hilir
2. Headloss Gradient 0 – 15 m/km
- Headloss Gradient lebih dari 15 m/km
Perubahan a. Diameter pipa diperbesar
b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar
dibandingkan dengan hilir pipa
3. Tekanan 0,5 – 8 atm
- Tekanan kurang dari 0,5 atm
a. Diameter pipa diperbesar
b. Ditambahkan pompa
c. Pemasangan pipa yang kedua di bagian atas,
sebagian atau keseluruhan dari panjang pipa
- Tekanan lebih dari 8 atm
a. Diameter pipa diperkecil
b. Ditambahkan bangunan bak pelepas tekan
c. Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV)
Sumber: Peraturan Menteri PU Penyelenggaraan Pengembangan SPAM (2007: 55)
22
Perlengkapan “T”
Untuk pipa sekunder dipasang tegak lurus (90o) pada pipa primer berbentuk T. Pada
ujung-ujungnya perlengkapan dapat terdiri dari kombinasi spigot, socket dan flens.
Digunakan untuk membatasi aliran maksimum rata-rata yang melalui katup dari
hulu ke hilir. Dimaksudkan untuk melindungi suatu komponen tertentu yang
letaknya di hilir agar tidak rusak akibat aliran yang terlalu besar.
2.7 Tandon
Secara umum tandon adalah tempat tampungan sementara air baku dari sumber air.
Adapun fungsi yang sangat penting dari tandon diantaranya sebagai berikut:
Menampung kelebihan air pada pemanfaatan atau pemakaian air
Mensuplai air pada saat pemakaian puncak pada daerah pelayanan
Menambah tekanan pada jaringan pipa
Tempat pengendapan kotoran
Tempat pembubuhan desinfektan
jaringan distribusi, baik yang dioperasikan secara bergantian ataupun yang dioperasikan
secara bersama-sama.
2.8.2 Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat
yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat, yang
bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena digunakannya pompa.
Beberapa contoh sistem perpipaan adalah pengaliran minyak antar kota/daerah, pipa
pembawa dan pipa pesat dari waduk ke turbin pembangkit listrik tenaga air, jaringan air
minum di perkotaan, dan sebagainya (Triatmodjo, 1996: 69).
Sistem pengaliran dalam pipa pada jaringan distribusi air bersih dapat dibagi
menjadi dua yaitu hubungan seri dan hubungan paralel.
2.8.2.1 Pipa Hubungan Seri
Apabila dalam suatu saluran pipa terdiri dari pipa dengan ukuran yang bebeda-beda
yang tersambung dengan diameter yang sama, maka pipa tersebut dalam hubungan seri,
pemasangan pipa secara seri akibat adanya dari perbedaan ukuran akan menimbulkan
beberapa kehilangan tinggi (Priyantoro, 1991: 49).
dikatakan bahwa jumlah energi selalu tetap (kekal). Dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Σ hf = 0 (2-21)
2. Hukum kontinuitas, aliran yang memasuki suatu titik pertemuan harus sama besar
dengan yang meninggalkan titik tersebut. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Σ Qin – Σ Qout = Σ QE (2-22)
Dalam menggunakan dua persamaan di atas, Hardy Cross (1936) menawarkan dua
metode untuk analisa pada jaringan pipa. Dua metode tersebut adalah metode jaringan
tertutup (loop method) dan metode titik simpul (node method). Metode jaringan tertutup
menyatakan persamaan energi dipandang dari segi debit aliran pada pipa. Sedangkam
metode titik simpul menyatakan persamaan kontinuitas dari segi elevasi tinggi tekan pada
suatu titik simpul persimpangan (junction nodes).
2.8.3.1 Metode Jaringan Tertutup (Loop Method)
Prinsip yang digunakan dalam metode ini yaitu prinsip keseimbangan tinggi tekan
dengan menganggap bahwa aliran masuk dan keluar dari jaringan harus diketahui untuk
menentukan aliran dalam setiap komponen pipa. Jika tekanan pada sistem juga diperlukan
maka tinggi tekan pada satu titik dalam jaringan harus diketahui awalnya. Gambar di
bawah menunjukkan suatu sistem dimana bila semua persyaratan standar telah terpenuhi,
maka kehilangan tinggi tekan dalam pipa 1 dan 2 sama dengan kehilangan tinggi tekan di
pipa 3 dan 4 sehinga dikatakan jaringan tersebut telah seimbang. Dengan perumpamaan
arah jarum jam, kehilangan tinggi tekan dikatakan positif bila searah jarum jam.
permintaan yang dilakukan pada kondisi normal dimana variasi kebutuhan titik simpul
disebabkan oleh fluktuasi kebutuhan pelanggan tiap jam dengan durasi 24 jam.
2.9.3 Perencanaan Teknik Distribusi
Air yang dihasilkan dari instalasi pengelolaan air dalam perencanaan jaringan
distribusi, dapat ditampung dalam reservoir yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat
dan sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir dibangun dalam
bentuk reservoir tanah yang umumnya untuk menampung produksi air dari sistem instalasi
pengelolaan air, atau dalam bentuk menara air yang umumnya untuk mengantisipasi
kebutuhan puncak pada daerah distribusi.
Ketentuan–ketentuan yang harus dipenuhi dalam perencanaan denah (lay-out)
sistem distribusi adalah sebagai berikut:
a) Denah (lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah
pelayanan dan lokasi instalasi pengelolaan air.
b) Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan.
c) Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya,
diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan relatif
datar, maka dapat digunakan sistem pemompaan langsung, kombinasi dengan
menggunakan menara air atau penambahan pompa penguat (booster pump).
d) Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m,
wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zona sedemikian rupa sehingga memenuhi
persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat
digunakan katup pelepas tekan.
2.10 Analisa Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih dengan Software WaterCAD v8i
Analisis sistem jaringan distribusi air bersih merupakan salah satu perencanaan
yang tergolong rumit. Penyebab utama rumitnya analisis tersebut dikarenakan banyaknya
jumlah proses trial and error yang harus dilakukan pada seluruh komponen yang ada pada
sistem jaringan distribusi air bersih tersebut.
Sekarang ini teknologi sudah berkembang pesat. Sudah banyak program-program
komputer di bidang perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih yang semakin maju
dan semakin baik dalam melakukan analisa. Sehingga kesulitan dan kerumitan dalam
menganalisa perencanaan jaringan distribusi air bersih menjadi semakin mudah. Proses
34
trial and error dapat dilakukan dalam waktu singkat dengan tingkat kesalahan yang relatif
kecil karena programlah yang akan menganalisisnya.
Beberapa program komputer yang bisa digunakan dalam bidang rekayasa dan
perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih diantaranya adalah program Loops,
Wadiso, Epanet 1.1, Epanet 2.0, WaterCAD, dan WaterNet. Dalam studi ini program yang
akan digunakan yaitu program WaterCAD v8i karena program ini tergolong baru dan lebih
detail dalam perencanaan komponen sistem jaringan.
2.10.1 Deskripsi Program WaterCAD v8i
Program WaterCad v8i merupakan produksi dari Bentley dengan jumlah pipa yang
mampu dianalisis yaitu lebih dari 250 buah pipa sesuai pemesanan spesifikasi program
WaterCad v8i pada Bentley. Program ini dapat bekerja pada sistim Windows 95, 98 dan
2000 serta Windows NT 4.0. Program ini memiliki tampilan interface yang memudahkan
pengguna untuk menyelesaikan lingkup perencanaan dan pengoptimalisasian sistem
jaringan distribusi air bersih, seperti (Bentley):
Menganalisis sistim jaringan distribusi air pada satu kondisi waktu (kondisi
permanen).
Menganalisis tahapan-tahapan atau periodisasi simulasi pada sistim jaringan
terhadap adanya kebutuhan air yang berfluktuatif menurut waktu (kondisi tidak
permanen).
Menganalisis skenario perbandingan atau alternatif jaringan pada kondisi yang
berlainan pada satu file kerja.
Menganalisis kondisi jaringan pada saat kondisi ekstrim untuk keperluan
pemadam kebakaran atau hydrant (fire flow analysis).
Menganalisis kualitas air pada sistim jaringan distribusi air bersih.
Menghitung konstruksi biaya dari sistim jaringan distribusi air bersih yang
dibuat.
Adapun kelebihan program WaterCad v8i dibandingkan dengan program lain adalah
(Bentley):
Mendukung GIS database connection (Sistim Informasi Geografis) pada program
ArcView, Arinfo, ArcCAD, MapInfo dan AutoCAD yang memudahkan untuk
penggabungan model hidraulik WaterCad dengan database utama pada program
tersebut.
Mendukung program Microsoft Office, Microsoft Excel dan Microsoft Access untuk
sharing data pada file WaterCad.
35
Mendukung program Epanet versi Windows dan Kypipe sehingga dapat mengubah file
jaringan pipa program tersebut ke dalam bentuk file WaterCad (.wtg).
2.10.2 Tahapan-Tahapan dalam Penggunaan Program WaterCAD v8i
a. Welcome Dialog
Pada setiap pembukaan awal program WaterCad v8i, akan diperlihatkan sebuah
dialog box yang disebut welcome dialog. Kotak tersebut memuat Quick Start Leason,
Create New Project, Open Existing Project serta Open from Project Wise seperti terlihat
pada gambar di bawah. Melalui welcome dialog ini pengguna dapat langsung mengakses
ke bagian lain untuk menjalankan program ini.
Gambar 2.30 Tampilan Pengisian Data Teknis Junction pada WaterCad v8i
2. Pemodelan kebutuhan air bersih
Kebutuhan air bersih pada tiap-tiap titik simpul dapat berbeda-beda yang bergantung
dari luas cakupan layanan dan jumlah konsumen pada titik simpul tersebut. Kebutuhan
air menurut WaterCad v8i dibagi menjadi dua yaitu kebutuhan tetap (fixed demand)
dan kebutuhan berubah (variable demand). Kebutuhan tetap adalah kebutuhan air
rerata tiap harinya sedangkan kebutuhan berubah atau berfluktuatif adalah kebutuhan
air yang berubah setiap jamnya sesuai dengan pemakaian air.
3. Pemodelan Pipa
Pipa adalah suatu komponen yang menghubungkan katup (valve), titik simpul, pompa
dan tandon. Untuk memodelkan pipa, memerlukan beberapa data teknis seperti jenis
bahan, diameter dan panjang pipa, kekasaran (roughness) dan status pipa (buka-tutup).
Jenis bahan pipa oleh WaterCad v8i telah disediakan sehingga dapat dipilih secara
langsung sesuai dengan jenis bahan pipa yang digunakan di lapangan. Sedangkan
diameter dan panjang pipa dapat dirancang sesuai dengan kondisi di lapangan. Apabila
diatur secara skalatis, maka ukuran panjang pipa secara otomatis berubah sesuai
dengan perbandingan skala ukuran yang dipakai. Sedangkan dalam pengaturan
skematis, panjang pipa dapat diatur tanpa memperhatikan panjang pipa di layar
komputer.
39
Gambar 2.31 Tampilan Pengisian Data Teknis Pipa pada WaterCad v8i
4. Pemodelan tandon (watertank)
Untuk pemodelan tandon diperlukan beberapa data yaitu ukuran bentuk dan elevasi
tandon. Data elevasi yang dibutuhkan oleh tandon meliputi tiga macam yaitu elevasi
maksimum, elevasi minimum dan elevasi awal kerja (initial elevation) dimana elevasi
awal kerja harus berada pada kisaran elevasi minimum dan elevasi maksimum.
Gambar 2.32 Tampilan Pengisian Data Teknis Tandon pada WaterCad v8i
5. Pemodelan mata air (reservoir)
Pada program WaterCad v8i, reservoir digunakan sebagai model dari suatu sumber
air seperti danau dan sungai. Di sini reservoir dimodelkan sebagai sumber air yang
tidak bisa habis atau elevasi air selalu berada pada elevasi konstan pada saat berapapun
kebutuhan airnya. Data yang dibutuhkan untuk memodelkan sebuah mata air adalah
kapasitas debit dan elevasi mata air tersebut.
40
Gambar 2.33 Tampilan Pengisian Data Teknis Reservoir pada WaterCad v8i
d. Perhitungan dan Analisis Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih
Setelah jaringan tergambar dan semua komponen tertata sesuai dengan yang
diinginkan, maka untuk menganalisis sistim jaringan tersebut dilakukanlah running
(calculate).
anggaran kepada instansi atasan, misalnya pada pengusulan DIP (Daftar Isian Proyek)
proyek-proyek pemerintah, dan juga digunakan dalam tahap studi kelayakan suatu proyek.
Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap yang diapakai dalam penilaian penawaran
pada pelanggan, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
Estimasi detail pada hakekatnya merupakan RAB lengkap yang terperinci termasuk
biaya-biaya tak langsung atau overhead, keuntungan dan pajak diperhitungkan berdasar
presentase (%) terhadap biaya konstruksi.
Tingkatan RAB atau estimasi dalam pekerjaan teknik sipil, atau proyek pada
umumnya, dapat dibagi atas tujuh tingkat atau tahap:
a. Preliminary estimate, merupakan hitungan kasaran sebagai awal estimasi atau
estimasi kasaran;
b. Appraisal estimates, dikenal sebagai estimasi kelayakan (feasibility estimate);
diperlukan dalam rangka membandingkan beberapa estimasi alternatif dan suatu
rencana (scheme) tertentu;
c. Proposal estimate, adalah estimasi dari rencana terpilih (selected scheme); biasanya
dibuat berdasarkan suatu konsep desain dan studi spesifikasi desain yang akan
mengarah kepada estimasi biaya untuk pembuatan garis-garis besar desain (outline
desain);
d. Approved estimate, modifikasi dan proposal estimate bagi kepentingan client atau
pelanggan, dengan maksud menjadi dasar dalam pengendalian biaya proyek;
e. Pre-tender estimate, merupakan penyempurnaan dan approved estimate berdasarkan
desain pekerjaan definitif sesuai informasi yang tersedia dalam dokumen tender atau
RKS, dipersiapkan untuk evaluasi penawaran pada lelang;
f. Post-contract estimate, adalah perkembangan lebih lanjut mencerminkan besar biaya
setelah pelulusan dan tercantum dalam kontrak; memuat perincian uang dengan
masing-masing pekerjaan (bill of quantities) serta pengeluaran lainnya;
g. Achieved cost, merupakan besar biaya sesungguhnya atau real cost, disusun setelah
proyek selesai digunakan sebagai data atau masukan untuk proyek mendatang.
RAB terdiri dari dua macam:
RAB kasaran (global) perhitungan lebih sederhana dan bersifat global, mislanya
bangunan gedung dihitung berdasarkan besar lantai (m2) , jalan raya berdasar panjang
ruas jalan (dalam km), jembatan berdasarkan panjang bentang (dalam m),dsb.
RAB detail, perhitungan lebih teliti berdasarkan volume masing-masing jenis
pekerjaan pada bangunan tersebut, mislanya untuk bangunan gedung ada pekerjaan
42
Terdapat berbagai macam metode dalam menganalisa kelayakan ekonomi yang biasa
digunakan (Giatman, 2007:69) yaitu:
1. Net Present Value (NPV)
2. Annual Equivalent (AE)
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Benefit Cost Ratio (BCR)
5. Payback Period (PBP)
Lokasi
Desa
Taman
Gambar 3.1. Peta Batas Administrasi Desa Taman dan Kecamatan Sumber Malang
Sumber: Kantor Desa, Desa Taman
46
47
c. Memodelkan komponen sistem jaringan distribusi air bersih pipa, titik simpul.
3. Menggambar sistem jaringan pipa
4. Melakukan simulasi sistem jaringan pipa serta menganalisis hasil yang diperoleh
(report) dan apabila hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan kriteria maka akan
dilakukan perbaikan pada komponen sistem jaringan pipa tersebut hingga
didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Komponen-komponen jaringan air bersih mempunyai beberapa kata kunci dalam
pemrogramannya, yaitu:
1. Presure Pipe, data pipa, nomer titik, titik simpul awal dan akhir, panjang,
diameter, koefisien kekasaran serta bahan pipa.
2. Pressure Junction, titik simpul, nomer titik, elevasi debit kebutuhan.
3. Tank, data tandon, nomer identitas, elevasi dasar, dimensi tandon, elevasi
HWL dan LWL.
4. Reservoir, data sumber, elevasi, diasumsikan konstan.
5. Pump, data pompa, elevasi, tinggi tekan, kapasitas pompa, nomer titik
simpul awal dan akhir.
6. Valve, data katup, diameter, jenis, koefisien kekasaran, nomer titik simpul
awal dan akhir.
7. Compute, melakukan proses simulasi.
53
Mulai
Pedoman AHSP
Data Jumlah -Peta Wilayah Data Debit
PU 2013, Harga
Penduduk (Desa Taman) Sumber Mata
Satuan Pekerjaan,
2011-2015 -Data Topografi Air Glintongan
Upah dan Bahan
Proyeksi jumlah
penduduk sampai
tahun 2035
Uji Kesesuaian
Hasil dengan
Standar Deviasi dan
Koefisien Korelasi
kebutuhan air
pemodelan sistem
bersih sampai
jaringan air bersih
tahun 2035
Melakukan simulasi
sistem jaringan air
Rumusan masalah 1
bersih dengan
Watercad V.8i
Menghitung Rencana
Rumusan masalah 2
Anggaran Biaya
Menghitung Analisa
Rumusan masalah 3
Ekonomi
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
Mulai
Peta Data
Lokasi Kebutuhan
(xxx.dxf) Air Bersih
Membuka
progam
Watercad v.8i
Menggambar
sistem jaringan
air bersih
Melakukan simulasi
sistem jaringan Analisa pipa
distribusi air bersih
Tidak
Kontrol Parameter :
-Kecepatan
- Tekanan
Headloss Gradient
Iya
Selesai
Gambar 3.8 Diagram Alir Penyelesaian Proses Simulasi Sistem Jaringan
Pipa Dengan Menggunakan Progam WaterCad v8i
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
55
56
Hasil proyeksi jumlah penduduk Dusun Krajan dengan cara perhitungan yang sama
pada masing-masing dusun hingga tahun 2035 disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Geometrik
Metode Geometrik
Dusun Krajan Dusun Andung Dusun Taman
Tahun
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2015 1125 815 603
2016 1146 830 614
2017 1166 845 625
2018 1188 860 637
2019 1209 876 648
2020 1232 892 660
2021 1254 908 672
2022 1277 925 684
2023 1300 942 697
2024 1324 959 710
2025 1348 977 723
2026 1373 994 736
2027 1398 1013 749
2028 1423 1031 763
2029 1449 1050 777
2030 1476 1069 791
2031 1503 1089 805
2032 1530 1109 820
2033 1558 1129 835
2034 1587 1149 850
2035 1615 1170 866
Sumber : Hasil Perhitungan
4.1.2. Proyeksi Penduduk Metode Aritmatik
Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan metode aritmatik
dihitung berdasarkan persamaan (2-2) dan tabel (4.1). Contoh perhitungan pertumbuhan
penduduk Dusun Krajan tahun 2020:
P0 = 1.125 jiwa (Tahun 2015)
n = 5 (proyeksi tahun ke-n)
r = 1,83% (rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk)
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2020 sebagai berikut :
Pn = P0 (1 + r . n)
= 1.125 (1 + (0,0183.5))
= 2.228 jiwa
57
Hasil proyeksi jumlah penduduk dengan cara perhitungan yang sama pada masing-
masing desa hingga tahun 2035 disajikan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Aritmatik
Metode Aritmatik
Dusun Krajan Dusun Andung Dusun Taman
Tahun
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2015 1125 815 603
2016 1146 830 614
2017 1166 845 625
2018 1187 860 636
2019 1207 875 647
2020 1228 889 658
2021 1248 904 669
2022 1269 919 680
2023 1289 934 691
2024 1310 949 702
2025 1330 964 713
2026 1351 979 724
2027 1371 994 735
2028 1392 1008 746
2029 1413 1023 757
2030 1433 1038 768
2031 1454 1053 779
2032 1474 1068 790
2033 1495 1083 801
2034 1515 1098 812
2035 1536 1113 823
Sumber : Hasil Perhitungan
4.1.3. Proyeksi Penduduk Metode Eksponensial
Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan metode
eksponensial dihitung berdasarkan persamaan (2-3) dan tabel (4.1). Contoh perhitungan
pertumbuhan penduduk Dusun Krajan tahun 2020:
P0 = 1.125 jiwa (Tahun 2015)
n = 5 (proyeksi tahun ke-n)
r = 1,83% (rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk)
e = 2,72 (bilangan logaritma natural)
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2020 sebagai berikut :
Pn = P0 .e r . n
= 1.125. 2,72(0,0183 .5)
= 1.233 jiwa
58
Hasil proyeksi jumlah penduduk dengan cara perhitungan yang sama pada masing-
masing desa hingga tahun 2035 disajikan pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Eksponensial
Metode Eksponensial
Dusun Krajan Dusun Andung Dusun Taman
Tahun
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2015 1125 815 603
2016 1146 830 614
2017 1167 845 625
2018 1188 861 637
2019 1210 877 649
2020 1233 893 661
2021 1255 909 673
2022 1278 926 685
2023 1302 943 698
2024 1326 961 711
2025 1350 978 724
2026 1375 996 737
2027 1401 1015 751
2028 1427 1033 765
2029 1453 1053 779
2030 1480 1072 793
2031 1507 1092 808
2032 1535 1112 823
2033 1563 1132 838
2034 1592 1153 853
2035 1621 1174 869
Sumber : Hasil Perhitungan
4.1.4. Uji Kesesuaian Metode Proyeksi
Pemilihan metode proyeksi penduduk berdasarkan cara pengujian statistik yaitu
berdasarkan nilai standar deviasi yang terkecil dan koefisien korelasi terbesar mendekati +1.
4.1.4.1. Standar Deviasi
Contoh perhitungan standar deviasi pada proyeksi penduduk Dusun Krajan dengan
metode aritmatik:
1. Data jumlah penduduk tahun 2015 – 2035 (X)
2. Rata-rata jumlah penduduk tahun 2015 – 2035 ( ) = 1356 jiwa
3. Proyeksi penduduk tahun 2015 – 2035 dengan metode aritmatik (Xi)
4. Proyeksi penduduk (Xi) – Rata-rata jumlah penduduk ( )
Tahun 2015 = Xi –
= 1.125 – 13.356
59
= -231
5. (Proyeksi penduduk (Xi) – Rata-rata jumlah penduduk ( ))2
Tahun 2010 = (Xi - )2
= (-231)2
= 53466
6. Total (Xi - )2 = 462503
7. Standar deviasi
n 2
(Xi X )
S = i 1
n 1
462503
=
21 1
= 152,0
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Standar Deviasi
Metode Proyeksi
Dusun
Geometrik Aritmatik Eksponensial
Krajan 343.745 288.084 347.737
Andung 152.070 127.446 153.836
Taman 110.166 92.328 111.446
Sumber: Hasil Perhitungan
Berdasarkan perhitungan standart deviasi pada tabel 4.5, maka diketahui metode
proyeksi yang mempunyai nilai standar deviasi yang terkecil. Metode proyeksi dengan nilai
standar deviasi terkecil akan dipilih sebagai proyeksi jumlah penduduk untuk perencanaan
pengembangan sistem jaringan air bersih. Metode proyeksi aritmatik dipilih sebagai metode
untuk proyeksi jumlah penduduk pada masing-masing dusun.
4.1.4.2. Koefisien Korelasi
Contoh perhitungan koefisien korelasi proyeksi pertumbuhan penduduk Dusun Krajan(Yi)
terhadap rasio pertumbuhan penduduk Desa Taman(Xi) dengan metode geometrik:
1. Data asli Xi tahun 2010 = 2326, Ʃ(Xi) tahun 2010 – 2015 = 14316
2. Xi2 tahun 2010 = 23262 = 5410276, Ʃ(Xi2) tahun 2010 – 2015 = 204947856
3. Hasil proyeksi tahun 2016 Yi = 1146, Ʃ(Yi) tahun 2016 – 2021 = 7195
4. Yi2 tahun 2016 = 11462 = 1312261, Ʃ(Yi2) tahun 2016 – 2021 = 51763747
5. Xi x Yi tahun 2015 = 2326 x 1146 = 2664526,
Ʃ (Xi x Yi) tahun 2015 – 2035 = 102999364
6. Koefisien korelasi
60
n n n
n. X i .Yi X i . Yi
i 1 i 1 i 1
n 2 n 2 n 2
n. X i X i . n. Yi2 Yi
n
i 1 i 1 i 1 i 1
r =
= 0.8435
Tabel 4.6 Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Korelasi
Metode Proyeksi
Dusun
Geometrik Aritmatik Eksponensial
Krajan 0,8435 0,8494 0,8434
Andung 0,8435 0,8494 0,8434
Taman 0,8435 0,8494 0,8434
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat koefisien korelasi terbesarnya menggunakan metode
aritmatik.
4.1.4.3. Kesimpulan
Penentuan metode yang digunakan untuk perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih
dengan menggunakan standar deviasi dan koefisien korelasi. Metode yang dipilih adalah
metode dengan nilai standar deviasi yang paling kecil dan koefisien korelasi paling besar.
Dari Tabel 4.5 nilai standar deviasi yang paling kecil dari masing-masing desa diperoleh
menggunakan metode aritmatik. Dari tabel 4.6 koefisien korelasi paling besar juga metode
aritmatik. Sehingga diambil kesimpulan metode proyeksi penduduk yang akan digunakan
dalam perhitungan selanjutnya adalah metode aritmatik.
= 0,995 lt/dtk
4. Kebutuhan non domestik
= 15% x kebutuhan air domestik
= 15% x 0,995 lt/dtk
= 0,149 lt/hr
5. Kebutuhan air rata-rata
= Total kebutuhan air + kehilangan air
= (Q.domestik + Q.non domestic ) + kehilangan air
= (0,995 lt/dtk + 0,149 lt/dtk) + (15% x Total kebutuhan air)
= 1.144 + (15% x 1.144 lt/dtk)
= 1.316 lt/dtk
6. Kebutuhan air maksimum
= 1,15 x Kebutuhan air rata-rata
= 1,15 x 1.316
= 1.514 lt/dtk
7. Kebutuhan jam puncak
= 1,56 x Kebutuhan air rata-rata
= 1,56 x 1.316
= 2,053 lt/dtk
Perhitungan kebutuhan air masing-masing tiap dusun pada Desa Taman tiap jangka
waktu 5 tahun disajikan pada tabel 4.7-4.10 berikut:
Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Dusun Krajan
N Tahun
Uraian Satuan
o 2020 2025 2030 2035
1 Jumlah penduduk total Jiwa 1228 1330 1433 1536
Kebutuhan air untuk tiap lt/hr/or
2 60 60 60 60
1 orang per hari g
lt/hr 73661,9 79823,8 85985,8 92147,7
3 Kebutuhan air domestik
lt/dtk 0,853 0,924 0,995 1,067
Kebutuhan air non domestik lt/dtk
4 0,128 0,139 0,149 0,160
= 15 % Keb. Domestik
Kebutuhan air baku rata-rata lt/dtk
5 1,128 1,222 1,316 1,410
(dengan kebocoran 15%)
Kebutuhan harian maksimum lt/dtk
6 1,297 1,405 1,514 1,622
= 1,15 x kebutuhan air bersih
Kebutuhan air pada jam lt/dtk
7 puncak = 1,56 x kebutuhan air 2,023 2,192 2,361 2,530
bersih
Sumber: Hasil Perhitungan
62
Pada simulasi ini, R-1 dan J adalah satu kesatuan yang mewakili sistem jaringan
pipa air bersih, sehingga tekanan pada J, kecepatan dan headloss gradient pada P1a yang
didapat dari hasil simulasi diabaikan dan dianggap dalam kondisi aman. Evaluasi kondisi
aliran pada pipa dapat dilakukan dengan melihat tabel pipa setelah simulasi pada WaterCAD
dijalankan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut 4.12-4.15
Tabel 4.12 Hasil Simulasi pada pipa Pukul 00.00 Alternatif 1
Hazen- Headloss
Panjang Start Stop Diameter Flow Kecepatan
Pipa Bahan Williams Gradient
(m) Node Node (in) (L/s) (m/s)
C (m/km)
Hazen- Headloss
Panjang Start Stop Diameter Flow Kecepatan
Pipa Bahan Williams Gradient
(m) Node Node (in) (L/s) (m/s)
C (m/km)
Tabel 4.14 Hasil Simulasi pada titik simpul (Junction) Pukul 00.00 Alternatif 1
Demand Tinggi Hidrolis Tekanan
Label Elevasi
(L/s) (m) (atm)
R/J 710,00 -5,50 710,00 0,00
J1 689,00 0,00 709,64 1,99
J2 683,00 0,00 709,58 2,57
J3 676,00 0,00 709,52 3,24
J4 665,00 0,00 709,46 4,29
J5 656,00 0,00 709,40 5,16
J6 640,00 0,00 709,34 6,70
J7 634,00 0,00 647,33 1,29
J8 617,00 0,00 647,29 2,93
J9 59,00 0,00 647,25 5,05
J10 571,00 0,00 582,48 1,11
J11 564,00 0,00 582,45 1,78
J12 564,00 0,45 582,45 1,78
J13 559,00 0,00 582,44 2,26
J14 536,00 0,00 582,39 4,48
J15 519,00 0,00 582,33 6,12
J16 507,00 0,00 523,33 1,58
J17 498,00 0,00 523,27 2,44
J18 477,00 0,00 523,22 4,46
J19 465,00 0,00 523,16 5,62
J20 459,00 0,00 523,12 6,19
J21 459,00 0,33 523,12 6,19
J22 390,00 0,24 423,96 3,28
Sumber: Hasil Perhitungan Program WaterCAD V8i
Keterangan : Tekanan 0,5 – 8 atm
Tabel 4.15 Hasil Simulasi pada titik simpul (Junction) Pukul 07.00 Alternatif 1
Demand Tinggi Hidrolis
Label Elevasi Tekanan (am)
(L/s) (m)
R/J 710,00 -5,50 710,00 0,00
J1 689,00 0,00 707,53 1,79
J2 683,00 0,00 706,11 2,23
J3 676,00 0,00 704,68 2,77
J4 665,00 0,00 703,25 3,69
J5 656,00 0,00 701,82 4,43
J6 640,00 0,00 700,39 5,83
J7 634,00 0,00 646,64 1,22
J8 617,00 0,00 645,70 2,77
68
Kecepatan tertinggi, misal pada P-18 terjadi pada saat pukul 07.00 sebesar 0,69
m/s dan terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,13 m/s.
Dari hasil simulasi pada jaringan pipa dari tandon ke daerah layanan yaitu P1
sampai P26 diperoleh nilai headloss gradient yang semuanya sesuai dengan SNI
yang diijinkan antara 0 – 15 m/km. headloss gradient, misal pada P18
mengalami peningkatan yang cukup besar pada jam 00.00 – 07.00 yaitu dari 0,27
m/km menjadi 6,5 m/km.
Gambar 4.3. Grafik Fluktuasi kecepatan dan Headloss Gradient P18 (Alternatif 1)
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i
Berdasarkan hasil running menggunakan program WaterCAD V8i dapat diperoleh nilai
tekanan dari masing-masing junction pada saat kebutuhan maksimum yaitu pukul 07.00
dapat diketahui:
Dari hasil simulasi diperoleh nilai tekanan yang semuanya sesuai dengan SNI
yang diijinkan yaitu antara 0,5 – 8 atm.
Contoh pada junction J-15 tekanan minimum terjadi pada saat jam puncak yaitu
pukul 07.00 sebesar 5,75 atm
Berdasarkan hasil running menggunakan program WaterCAD V8i dapat diperoleh
nilai tekanan dari masing-masing junction pada saat kebutuhan minimum yaitu pukul 00.00
dapat diketahui:
Contoh pada junction J-15 Tekanan maksimum terjadi pada saat kebutuhan air
minimal yaitu pukul 00.00 sebesar 6,12 atm
70
Gambar 4.5 Grafik Muka Air dan Flow (Out Net) Tandon (Alternatif 1)
Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i
71
Berdasarkan hasil running dari program WaterCAD V8i bahwa spesifikasi tandon
untuk pola pengoperasiannya dapat terus berlanjut selama 24 jam dan tandon tidak
kehabisan air.
Kondisi Hidrolis pipa yang masuk kedalam tandon
Dari hasil simulasi pada jaringan pipa menuju tandon yaitu P1b nilai headloss gradient yang
sesuai dengan SNI yang diijinkan antara 0 – 15 m/km. dan kecepatan yang sesuai dengan
SNI yang diijinkan antara 0,1-2,5 m/s.
4.3.2. Analisis Simulasi Kondisi Tidak Permanen pada Perencanaan Jaringan Pipa
Tahun 2035 (Alternatif 2)
Perencanaan jaringan air bersih di Desa Taman adalah 100% penduduk terlayani,
dengan jumlah penduduk Desa Taman 2.543 jiwa dan jalur pipa sepanjang 4,010 km. Pada
alternatif 2 ini jaringan air bersih direncanakan menggunakan 3 sumber mata air
(broncaptering) dengan potensi debit sumber 9,5 l/dtk, pemakaian pipa Galvanized Iron (GI)
pada tebing, dan PVC pada area datar 1580 meter, dan PVC pada area datar 2430 meter.
Tabel 4.19 Pemasangan Pipa Baru Alternatif 2
Titik Simpul
No Pipa Panjang (m) Diameter (in) Material
Dari Ke
P-1a 0,0 R1 J 4,0 Galvanized Iron
P-1b 180,0 J J1 4,0 Galvanized Iron
P2 200,0 J1 J2 4,0 Galvanized Iron
P3 200,0 J2 J3 4,0 Galvanized Iron
P4 200,0 J3 J4 4,0 Galvanized Iron
P5 200,0 J4 J5 4,0 Galvanized Iron
P6 200,0 J5 J6 4,0 Galvanized Iron
P7 100,0 J6 PRV-1 4,0 Galvanized Iron
P8 100,0 PRV-1 J7 4,0 Galvanized Iron
P9 200,0 J7 J8 4,0 Galvanized Iron
P10 200,0 J8 J9 4,0 PVC
P11 200,0 J9 J10 4,0 PVC
P12 100,0 J10 PRV-2 4,0 PVC
P13 100,0 PRV-2 J11 4,0 PVC
P14 130,0 J11 J12 4,0 PVC
P15 50,0 J12 J13 3,0 PVC
P16 50,0 J12 J14 3,0 PVC
P17 200,0 J14 J15 3,0 PVC
P18 200,0 J15 J16 3,0 PVC
P19 100,0 J16 PRV-3 3,0 PVC
P20 100,0 PRV-3 J17 3,0 PVC
P21 200,0 J17 J18 3,0 PVC
P22 200,0 J18 J19 3,0 PVC
P23 200,0 J19 J20 3,0 PVC
P24 150,0 J20 J21 3,0 PVC
P25 50,0 J21 J22 3,0 PVC
P26 100,0 J21 PRV-4 2,0 PVC
P27 100,0 PRV-4 J23 2,0 PVC
Sumber: Hasil Perhitungan Program WaterCAD V8i
74
Pada simulasi ini, R-1 dan J adalah satu kesatuan yang mewakili sistem jaringan
pipa air bersih, sehingga tekanan pada J, kecepatan dan headloss gradient pada P1a yang
didapat dari hasil simulasi diabaikan dan dianggap dalam kondisi aman. Evaluasi kondisi
aliran pada pipa dapat dilakukan dengan melihat tabel pipa setelah simulasi pada WaterCAD
dijalankan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut 4.20-4.23
Tabel 4.20 Hasil Simulasi pada pipa Pukul 00.00 Alternatif 2
Hazen- Headloss
Panjang Start Stop Diameter Flow Kecepatan
Pipa Bahan Williams Gradient
(m) Node Node (in) (L/s) (m/s)
C (m/km)
Hazen- Headloss
Panjang Start Stop Diameter Flow Kecepatan
Pipa Bahan Williams Gradient
(m) Node Node (in) (L/s) (m/s)
C (m/km)
Tabel 4.22 Hasil Simulasi pada titik simpul (Junction) Pukul 00.00 Alternatif 2
Demand Tinggi Hidrolis Tekanan
Label Elevasi
(L/s) (m) (atm)
R/J 710,00 -9,50 710,00 0,00
J1 703,00 0,00 709,95 0,67
J2 689,00 0,00 709,89 2,02
J3 683,00 0,00 709,83 2,59
J4 676,00 0,00 709,77 3,26
J5 665,00 0,00 709,71 4,32
J6 656,00 0,00 709,65 5,18
J7 640,00 0,00 648,97 0,87
J8 634,00 0,00 648,91 1,44
J9 617,00 0,00 648,87 3,08
J10 595,00 0,00 648,83 5,20
J11 571,00 0,00 582,98 1,16
J12 564,00 0,00 582,95 1,83
J13 564,00 0,45 582,95 1,83
J14 559,00 0,00 582,94 2,31
J15 536,00 0,00 582,89 4,53
J16 519,00 0,00 582,83 6,17
J17 507,00 0,00 522,83 1,53
J18 498,00 0,00 522,77 2,39
J19 477,00 0,00 522,72 4,42
J20 465,00 0,00 522,66 5,57
J21 459,00 0,00 522,62 6,15
J22 459,00 0,33 522,62 6,14
J23 390,00 0,24 423,46 3,23
Sumber: Hasil Perhitungan Program WaterCAD V8i
Keterangan : Tekanan 0,5 – 8 atm
Tabel 4.23 Hasil Simulasi pada titik simpul (Junction) Pukul 07.00 Alternatif 2
Kecepatan tertinggi, misal pada P-18 terjadi pada saat pukul 07.00 sebesar 0,69
m/s dan terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,13 m/s.
Dari hasil simulasi pada jaringan pipa dari tandon ke daerah layanan yaitu P1
sampai P26 diperoleh nilai headloss gradient yang semuanya sesuai dengan SNI
yang diijinkan antara 0 – 15 m/km. headloss gradient, misal pada P18
mengalami peningkatan yang cukup besar pada jam 00.00 – 07.00 yaitu dari 0,28
m/km menjadi 6,5 m/km.
Gambar 4.11. Grafik Fluktuasi kecepatan dan Headloss Gradient P18 (Alternatif 2)
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD V8i
Berdasarkan hasil running menggunakan program WaterCAD V8i dapat diperoleh nilai
tekanan dari masing-masing junction pada saat kebutuhan maksimum yaitu pukul 07.00
dapat diketahui:
Dari hasil simulasi diperoleh nilai tekanan yang semuanya sesuai dengan SNI
yang diijinkan yaitu antara 0,5 – 8 atm.
Contoh pada junction J-16 tekanan minimum terjadi pada saat jam puncak yaitu
pukul 07.00 sebesar 5,79 atm
Berdasarkan hasil running menggunakan program WaterCAD V8i dapat diperoleh
nilai tekanan dari masing-masing junction pada saat kebutuhan minimum yaitu pukul 00.00
dapat diketahui:
Contoh pada junction J-16 Tekanan maksimum terjadi pada saat kebutuhan air
minimal yaitu pukul 00.00 sebesar 6,17 atm
80
I Pekerjaan Persiapan
1 Pembersihan Lapangan
Volume = 1,4 x 1,4 2 m²
2 Pengukuran dan Pemasangan bouwplank
Volume = 2 2m
II Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah
Volume = 1,4 x 1,4 x 0,5 6 m³
2 Urugan Tanah yang dipadatkan
Volume = 1,4 x 1,4 x 0,2 2,4 m³
3 Pembuangan angkutan tanah galian
Volume = 1,4 x 1,4 x 0,3 3,6 m³
4 Urugan Pasir
Volume = 1,4 x 1,4 x 0,2 2,4 m³
III Pekerjaan Pasangan dan Beton
1 Pemasangan pondasi
Volume = 1,4 x 0,3 x 0,3 0,13 m³
Total = 0,16 x 4 0,50 m³
2 Pengecoran sloof + Bekisting
Volume = 1,4 x 0,2 x 0,2 0,06 m³
Total = 0,06 x 4 0,22 m³
3 Pemasangan bekisting lantai
Volume = 1 x 1 1 m²
4 Pengecoran lantai
Volume = 1 x 1 x 0,2 2,4 m³
5 Pengecoran Kolom + Bekisting
Volume = 1 x 0,2 x 0,2 0,04 m³
Total = 0,04 x 4 0,16 m³
6 Pemasangan bekisting dinding
Volume = 1 x 1 1 m³
Total = 1 x 4 4 m²
7 Pengecoran dinding
Volume = 1 x 1 x 0,2 0,2 m³
Total = 0,2 x 4 0,8 m³
8 Pengecoran Balok + Bekisting
Volume = 1,4 x 0,2 x 0,2 0,06 m³
Total = 0,06 x 4 0,22 m³
9 Pemasangan bekisting plat atas
Volume = 1 x 1 x 0,2 0,2 m³
10 Pengecoran Plat Atas
Volume = 1 x 1 x 0,2 0,2 m³
Sumber: Hasil Perhitungan
89
Terbilang : Tujuh ratus dua puluh juta lima ratus enam puluh lima ribu rupiah
Berikut detail biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.39.
Tabel 4.39 Biaya Tidak Langsung Jaringan Pipa Desa Taman
1
Biaya langsung 716.363.681,44
2
Biaya Administrasi (2,5%) 17.909.092,04
3
Biaya Konsultan Pengawas (5%) 35.818.184,07
4
Biaya Tak Terduga (5%) 35.818.184,07
Total 805.909.141,62
PPN 10% 80.590.914,16
Total + PPN 10% (Biaya Kontruksi) 886.500.055,78
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan dan analisa biaya modal dapat dilihat pada tabel 4.40.Langkah-
langkah perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menghitung biaya modal proyek perencanaan Jaringan Air Besih dalam hal ini
sebesar total biaya konstruksi yaitu sebesar Rp. 886.500.055,78
2. Menentukan besarnya biaya modal total berdasarkan analisa 2015 yaitu mengalikan
dengan faktor konversi yang sesuai. Dalam perhitungan analisa biaya ini dijadikan
nilai yang akan datang kemudian dikonversikan menjadi nilai tahunan. H al ini untuk
mempermudah perhitungan. Pada studi perencanaan ini pekerjaan kons truksi selesai
sampai tahun 2016 dan bunga yang digunakan sebesar 6,5%(suku bunga BI juli 2016).
Tabel 4.40 Analisa Biaya Modal Tahunan
Tahun Biaya (Rp) Faktor Konversi Biaya Per Tahun (Rp)
2015 886.500.055,78
(F/P), 6.5,1) 1.065
2016 886.500.055,78
(A/P), 6.5,20) 0.0908 85.726.328,39
Sumber : Hasil Perhitungan
Contoh Perhitungan:
Biaya = Rp. 886.500.055,78
(F/P, 6,5;1) = 1,065 (dilihat pada Tabel faktor bunga majemuk suku bunga 6,5%)
(A/P, 6,5;20) = 0,0908 (dilihat pada Tabel faktor bunga majemuk suku bunga 6,5%)
Biaya Pertahun = Rp. 886.500.055,78 x 1,065 x 0,0908
= Rp. 85.726.328,39
95
Sehingga,
IRR = 6% - 16.603.406,04 x (6,5% - 6% / 12.818.050,81 - 16.603.406,04)
= 8,19 %
Dari perhitungan tingkat pengembalian bunga diatas dapat disimpulkan bahwa
proyek Jaringan Air Bersih Desa Taman ini layak secara ekonomi. Dikarenakan hasil
perhitungan IRR ini lebih besar dari suku bunga yang dipakai dalam studi ini yaitu sebesar
6,5% sehingga proyek ini dianggap menguntungkan. Berikut hasil rekapitulasi analisa
ekonomi dapat dilihat pada tabel 4.50.
Tabel 4.50 Rekapitulasi Analisa Ekonomi
B C B-C
i B/C IRR
(Rp) (Rp) (Rp)
6.0% 128.184.379,20 111.580.973,16 1,15 16.603.406,04
6.5% 128.184.379,20 115.366.328,39 1,11 12.818.050,81
7.0% 128.184.379,20 119.183.597,63 1,08 9.000.781,57 8.19%
8.0% 128.184.379,20 127.201.104,14 1,01 983.275,06
9.0% 128.184.379,20 135.448.214,16 0,95 -7.263.834,96
Sumber : Hasil Perhitungan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap alternatif 1 dan alternatif 2, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil simulasi dengan bantuan program WaterCAD V8i pada alternatif 1 dan 2
menunjukkan hasil running berwarna hijau yang berarti semua semua sistem jaringan
dapat berjalan dengan lancar tanpa ada masalah.
a. Alternatif 1
Pada pipa distribusi dari tandon menuju daerah layanan diperoleh kecepatan tertinggi
pada saat jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 0,7 m/detik dan kecepatan terendah
pada jam 00.00 sebesar 0,07 m/detik. Meskipun kecepatan berada dibawah batas
kecepatan minimum hal ini dapat diterima dikarenakan berada pada jam minimum
penggunaan air. Tekanan tertinggi diperoleh pada jam 00.00 yaitu 6,70 atm dan
tekanan terendah diperoleh pada jam 07.00 yaitu 1,07 atm. Headloss gradient tertinggi
diperoleh pada jam 07.00 yaitu 9,63 m/km dan Headloss gradient terendah diperoleh
pada jam 00.00 yaitu 0,10 m/km Hasil tersebut sesuai dengan SNI yang diijinkan.
b. Alternatif 2
Pada pipa distribusi dari tandon menuju daerah layanan diperoleh kecepatan tertinggi
pada saat jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 0,7 m/detik dan kecepatan terendah
pada jam 00.00 sebesar 0,07 m/detik. Meskipun kecepatan berada dibawah batas
kecepatan minimum hal ini dapat diterima dikarenakan berada pada jam minimum
penggunaan air. Tekanan tertinggi diperoleh pada jam 00.00 yaitu 6,17 atm dan
tekanan terendah diperoleh pada jam 07.00 yaitu 0,80 atm. Headloss gradient tertinggi
diperoleh pada jam 07.00 yaitu 9,63 m/km dan Headloss gradient terendah diperoleh
pada jam 00.00 yaitu 0,10 m/km Hasil tersebut sesuai dengan SNI yang diijinkan.
2. Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jaringan air bersih di
Desa Taman untuk :
Alternatif 1 adalah Rp.788.000.000,00 (Tujuh ratus delapan puluh delapan juta
rupiah). Alternatif 2 adalah Rp.720.565.000,00 (Tujuh ratus dua puluh juta lima ratus
enam puluh lima ribu rupiah).
102
103
3. Analisa ekonomi ditinjau terhadap Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), harga jual air,
IRR, dan Payback Periode adalah:
a. Untuk alternatif 1
Dengan suku bunga sebesar 6,5 % (BI 2016) didapatkan:
1. Manfaat harga air (B=C) adalah Rp. 115.366.328,39/tahun
2. Harga air minimum sebesar Rp. 1.350,-/m³
3. Payback Period selama 10 tahun 4 bulan.
Dengan analisa harga jual air Rp. 1.500/m³ didapatkan:
4. Manfaat harga air (B/C = 1,11 ) adalah Rp. 128.184.379,20/tahun
5. Keuntungan per tahun (B-C) = Rp. 12.818.050,81/tahun
6. IRR sebesar 8,19 %
7. Payback Period selama 9 tahun.
Dengan analisa subsidi biaya kontruksi Pemerintah 100% didapatkan:
8. Harga air sebesar Rp. 350,-/m³
b. Untuk Alternatif 2
Dengan suku bunga sebesar 6,5 % (BI 2016) didapatkan:
1. Manfaat harga air (B=C) adalah Rp. 104.430.065,79 /tahun
2. Harga air minimum sebesar Rp. 1.220,-/m³
3. Payback Period selama 10 tahun 4 bulan.
Dengan analisa harga air jual Rp. 1.500/m³ didapatkan:
4. Manfaat harga air (B/C = 1,23) adalah Rp. 128.184.379,20/tahun
5. Keuntungan per tahun (B-C) = Rp. 23.754.313,41/tahun
6. IRR sebesar 9,93 %
7. Payback Period selama 8 tahun
Dengan analisa subsidi biaya kontruksi Pemerintah 100% didapatkan:
8. Harga air sebesar Rp. 300,-/m³
5.2. Saran
1. Berdasarkan analisa anggaran biaya, dan analisa ekonomi alternatif 2 tanpa
menggunakan tandon lebih ekonomis, namun alternatif perencanaan dalam penelitian
ini adalah sebagai pilihan untuk desain jaringan air bersih di Desa Taman, dan
pemilihan sepenuhnya diserahkan kepada pelaksana untuk memilih desain terbaik dan
yang paling mungkin untuk di laksanakan.
104
2. Perlu adanya kesadaran penduduk akan penggunaan air yang baik dan pengawasan oleh
Tim Pengelolah dengan cara memastikan pemasangan water meter pada tiap
pengambilan air guna mengontrol penggunaan air oleh penduduk.
3. Penerapan “iuran/retribusi” yang akan diberlakukan oleh tim pengelola adalah bahwa
hendaknya disesuaikan kemampuan ekonomi warga pemanfaat dan kebutuhan akan
biaya pemeliharaan/perbaikan. Besarnya iuran atau retribusi yang akan dikenakan baik
perorangan atau per keluarga, baik rutin atau setiap pengunaan air per m³ , bagi warga
kurang mampu atau mampu, hendaknya dimusyawarahkan dan disepakati secara
bersama-sama oleh seluruh warga pemanfaat yang ada sehingga tidak terlalu
membebani.
x
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum.
Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum.
Bentley Methods. 2007. User’s Guide WaterCAD v8 for Windows WATERBUY CT. USA:
Bentley. Press.
Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik. Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan dan Y. P.
Pangaribuan. Jakarta: Erlangga.
DPU Ditjen Cipta karya. 1994. Pedoman Kebijakan Program Pembangunan Prasarana
Kota Terpadu (P3KT). Jakarta: DPU Ditjen Cipta karya.
Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Oleh
Djoko Sasongko Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Novianti, W.N. 2012. Aplikasi Sortware WaterCAD untuk Studi Perencanaan dan
Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Unit Ngajum. Skripsi.
Tidak Dipublikasikan. Malang : Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.
Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.
Rachmawati, R.L. 2010. Analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem
penyediaan air baku di kecamatan kubu kabupaten karangasem bali. Skripsi.
Tidak Dipublikasikan. Malang : Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.
xi
Saputra, I.G.A.D. 2011. Studi perencanaan sistem jaringan distribusi pipa air bersih di
kecamatan sooko kabupaten mojokerto dengan program WaterCAD. Skripsi.
Tidak Dipublikasikan. Malang : Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.
Suyanto, Adhie, Trie M. Sunaryo, dan Roestam Sjarief. 2001. Ekonomi Teknik Proyek
Sumber Daya Air. Jakarta: MHI.
Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II. Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.
Virginia Adult Learning Resource Center. 2013. Plumbing Lesson Five: Pipe Fittings and
Parts. Virginia: Virginia Commonwealth University.
http://www.valrc.org/resources/buildingbasics/plumbing/plumbing5.pdf. (diakses
20 Februari 2016)