Disusun oleh :
ii
Lembar Pengesahan Magang Kerja
PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG KARET SUNGAI JUANA
KECAMATAN JAKENAN, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
(KONSENTRASI PERALATAN)
Disusun Oleh :
Nicolas Edoardo A
19.B1.0015
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PRAKTIK KERJA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan Magang Kerja yang berjudul
“Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana” ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh nilai mata kuliah praktik kerja, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari temyata terbukti laporan ini sebagian atau seluruhnya
merupakan hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan, dengan segala akibat
hukuman sesuai peraturan yang berlaku pada Universitas Katolik Soegijapranata
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Semarang, 2023
(Nicolas Edoardo A)
NIM : 19.B1.0015
ii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Praktik Kerja dengan judul
“Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana”. Penyusunan Laporan Magang
Kerja merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Katolik Soegijapranata dalam menempuh Tugas Akhir. Laporan Magang Kerja
dibuat sebagai laporan akhir praktik kerja yang dilakukan selama 60 hari kerja.
Penyusun ingin menghaturkan terimakasih kepada :
1. Bapak Daniel Hartanto, ST. MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang;
2. Bapak Ir.Budi Santosa, MT., selaku dosen pembimbing selama praktik kerja
dan penulisan laporan berlangsung;
3. Pihak BBWS Pemali Juana selaku owner / pemilik proyek telah mengijinkan
peserta praktik kerja berlangsung;
4. Pihak PT. Wijaya Karya yang dipimpin bapak Isnaen selaku tim onstruction
Management dan pembimbing dilapangan selama praktik kerja berlangsung;
5. Bapak Rizal, bapak Julian, bapak Anang, bapak Sugeng, dan seluruh pekerja
diproyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana yang telah membantu dan
memberikan informasi terkait proyek;
6. Orang tua penulis yang selalu mendukung selama proses Praktik Kerja sampai
penulisan laporan Praktik Kerja dapat terselesaikan.
7. Christopher Herlambang, Yusuf Kurniawan, dan Auody Putra selaku teman
dalam praktik kerja diproyek Pembangunan Pembangunan Bendung Karet
Sungai Juana.
Pada ahkir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak
dan menjadi rujukan pada penulisan Iaporan selanjutnya.
iii
iii
v
vi
vii
viii
Surat Ucapan Terimakasih Dari Kampus
ix
MEMO CEK PERPUS UNIKA
x
KARTU ASIS
xi
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 .1 Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana .............. 10
Gambar 2 .2 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya pada Proyek Pembangunan Bendung
Karet Sungai Juana (Sumber : PT. Wijaya Karya, 2023) ....................................................... 15
xiii
Gambar 3. 33 Prisma Target ................................................................................................... 62
Gambar 3. 34 Electric Vibratory Hammer.............................................................................. 63
Gambar 3. 35 Operator Electric Vibratory Hammer .............................................................. 63
Gambar 3. 36 Casing spun pile ............................................................................................... 64
Gambar 3. 37 Plat Besi ........................................................................................................... 65
Gambar 3. 38 Sling Belt Polyester .......................................................................................... 66
Gambar 3. 39 Sling Belt Baja.................................................................................................. 66
Gambar 3. 40 Decking Kayu ................................................................................................... 67
Gambar 3. 41 Lampu Penerangan Proyek .............................................................................. 68
Gambar 3. 42 Tenda Kerja ...................................................................................................... 69
Gambar 3. 43 Handy talky ...................................................................................................... 70
Gambar 3. 44 Pesawat Drone ................................................................................................. 71
Gambar 3. 45 Controller Drone.............................................................................................. 71
Gambar 3. 46 Helm Pengaman Proyek ................................................................................... 72
Gambar 3. 47 Rompi Proyek .................................................................................................. 73
Gambar 3. 48 Sepatu Proyek .................................................................................................. 74
Gambar 3. 49 Garis Pengaman Proyek ................................................................................... 75
Gambar 3. 50 Concerete Test Hammer ................................................................................... 76
Gambar 3. 51 Semen ............................................................................................................... 77
Gambar 3. 52 Agregat Halus .................................................................................................. 78
Gambar 3. 53 Agregat Kasar................................................................................................... 78
Gambar 3. 54 Batu Belah ........................................................................................................ 79
Gambar 3. 55 Tanah Timbunan Pilihan .................................................................................. 79
Gambar 3. 56 Pondasi spun pile.............................................................................................. 80
Gambar 3. 57 Steel Sheat Pile................................................................................................. 80
xiv
xv
DAFTAR TABEL
xiv
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
xv
Laporan Magang Kerja
Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara tropis yang hanya memiliki 2 musim, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Untuk musim hujan kali ini, dilansir dari
BMKG.go.id diperkirakan musim hujan di Indonesia berlangsung pada bulan
Mei 2022 dengan puncaknya tiba pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023.
Ketika musim hujan berlangsung, banyak daerah di Indonesia yang mengalami
banjir atau juga rob. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan
pembuatan bendung di beberapa sungai untuk dapat mengontrol aliran debit air
yang naik akibat curah hujan yang tinggi. Selain mengontrol aliran debit air
sungai, bendung juga dapat berfungsi untuk keperluan irigasi area persawahan
dan juga memperlambat aliran sungai sehingga mudah untuk dilalui.
ini sistem bendung karet sudah diterapkan di banyak wilayah di Indonesia karena
lebih efektif dalam menanggulangi permasalahan yang ada dibandingkan dengan
bendung konvensional.
2. Sebagai irigasi dan air baku bagi sekitar kawasan bantaran sungai Juana (± 200
Ha)
3. Membendung intrusi air laut menuju kawasan sungai Juana, dan pencegahan
banjir di wilayah Kabupaten Pati
U
Lokasi Proyek
Bendung Karet
Jembatan
Sampang
Kantor Bendung
Karet
Proyek pembangunan bendung karet Sungai Juana ini berada di sungai Juana.
Adapun batas geografis proyek berbatasan langsung dengan beberapa tempat yaitu :
1. Batas wilayah
a. Batas Utara
Untuk batas utara berbatasan langsung dengan sawah dari desa Gadingrejo yang
diperlihatkan pada gambar 1.2
Desa Gadingrejo
Letak Proyek
Gambar 1.2 Batas Utara Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
b. Batas Selatan
Untuk batas selatan berbatasan langsung dengan sawah dari desa Tondomulyo
yang diperlihatkan pada gambar 1.3
Letak Proyek
Gambar 1.3 Batas Selatan Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana (Sumber :
https://twitter.com/pupr_sda_pena/status/1645995038080667648?s=48&t=8qj
FA_4qQst2F4CUcrc8tg)
c. Batas Barat
Batas barat pada proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana ini
adalah area persawahan. Area persawahan ini terletak pada desa Bungasrejo.
Untuk batas barat pada proyek dapat dilihat pada gambar 1.4
Desa Bungasrejo
Letak Proyek
Gambar 1.4 Batas Barat Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
(Sumber:https://twitter.com/pupr_sda_pena/status/1645995038080667
648?s=48&t=8qjFA_4qQst2F4CUcrc8tg)
d. Batas Timur
Batas timur pada proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana ini
adalah area persawahan. Area persawahan ini terletak pada desa Sejomulyo.
Untuk batas timur pada proyek dapat dilihat pada gambar 1.5
Desa Sejomulyo
Letak Proyek
e. Estimasi Manfaat
e.1 Air baku : 573,46 liter/detik
e.2 Irigasi : 200 Ha
f. Waktu pengembangan /pengempisan
f.1 Pengembangan : 20 menit
f.2 Pengempisan : 25,06 menit
Jenis kontrak yang digunakan yaitu jenis pembayaran harga satuan / unit price.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, jenis kontrak harga satuan / unit price merupakan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu yang telah disepakati. Untuk konsultan supervisi pihak penyedia jasa
menunjuk PT.Indra Karya (Persero), PT. Turah Agung Anugrah dan PT. Mulya
Sakti Wijaya KSO.
BAB 2
PENGELOLAAN PROYEK
Dalam tahap awal pembangunan suatu proyek hal pertama yang harus diperhatikan
adalah tahap perencanaan, perencanaan yang baik akan membuat proyek dapat
berjalan baik dalam proses pelaksanaanya. Dalam perencanaan yang baik tentunya
didukung oleh adanya manajemen proyek yang baik pula. Menurut Hosaini, dkk
(2021) manajemen proyek adalah suatu pendekatan. Dalam proyek pembangunan
bendung karet sungai Juana ini dalam tahap manajemen proyeknya melibatkan
berbagai pihak untuk mendukung kebelhasilan proyek ini. Pihak pihak yang terlibat
dalam proyek pemabngunan bendung karet sungai Juana ini anatara lain adalah
pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontaktor pelaksana
Pada proyek pembangunan bendung karet sungai Juana ini memiliki struktur
organisasi yang dimulai dari PPK Supan 1 – BBWS Pemali Juana selaku pemilik
proyek bendung karet sungai Juana. Selain sebagai penyedia anggaran, pihak owner
juga akan melakukan audit dan monitoring pekerjaan di lapangan setiap 2 mingggu
sekali. Kemudian dari pihak perencana dan supervisi diambil oleh oleh PT. Indra
Karya (Persero), dari pihak konsultan ini akan berkoordinasi langsung dengan pihak
owner untuk merencanakan spesifikasi bangunan yang diinginkan. Kemudian untuk
pihak pelaksana lapangan yaitu dari PT. Wika – Ananda KSO. Pihak pelaksana juga
akan berkoordinasi dengan pihak konsultan untuk mewujudkan bentuk fisik
bangunan sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Struktur organisasi proyek
pembangunan bendung karet sungai Juana diperlihatkan pada gambar 2.1.
PEMILIK PROYEK
PT. Indra Karya- PT. Tuah PT. Indra Karya- PT. Tuah
Agung- PT. Mulya Sakti Agung- PT. Mulya Sakti
Wijaya KSO Wijaya KSO
KONTRAKTOR PELAKSANA
SUB KONTRAKTOR
SUB KONTRAKTOR
Gambar 2 .1 Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana (Sumber
: PT. Wijaya Karya, 2023)
Keterangan :
: Hubungan Perintah
: Hubungan Koordinasi
Berdasarkan pada Gambar 2.1 diatas, dapat dilihat pihak – pihak terkait yang
mengelola Proyek Pembangunan Bendung karet sebagai berikut:
Tugas dari owner adalah memenuhi kebutuhan baik itu lahan untuk proyek serta
dana untuk pembiayaan kelangsungan proyek konstruksi. Pendanaan proyek ini
tentunya merupakan hasil kesepakatan antara owner dengan penyedia jasa melalui
sebuah kontrak. Kontrak tersebut juga akan berisi tata cara owner melakukan
pembayaran kepada para penyedia jasa.
Menurut Ervianto (2005) owner memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan perencana dan pelaksana)
2. Meminta laporan secara berkala mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penyedia jasa
3. Menyediakan fasilitas baik itu sarana dan prasarana yang diperlukan oleh
penyedia jasa demi melancarkan pekerjaan
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan proyek konstruksi
5. Menyediakan dana dan membayar pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang
diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan yang telah direncanakan dengan cara
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang yang bertindak atas nama
pemilik
7. Mengesahkan apabila terjadi perubahan dalam pekerjaan
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan yang diharapkan
9. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor
10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang
telah ditetapkan
Berdasarkan tugas dan wewenang owner diatas, pada proyek ini owner memiliki
kewenangan untuk memilih tim penyedia jasa. Penyedia jasa yang dipilih sebagai
konsultan perencana adalah PT Indra Karya (Persero) dan untuk kontraktor
pelaksana adalah PT. Wika-Ananda (KSO) . Selain itu owner juga memiliki tugas
untuk menyediakan lahan sebagai tempat pelaksanaan pekerjaan.
2.2 Konsultan Perencana
Konsultan merupakan penyedia jasa konsultan perencanan yang memiliki keahlian
dan pengalaman dalam membangun proyek konstruksi yang ditunjuk oleh
pengguna jasa (Husen, 2009). Konsultan memiliki peran sebagai penasihat dalam
bidang keahlian yang dimiliki. Dengan kata lain konsultan akan memberikan
jasanya dalam bentuk analisis, serta pendapat sesuai dengan spesialisasinya.
Sehingga akhirnya pengguna jasa dapat menggunakan hasil analisis tersebut
menjadi suatu keputusan.
2. Memastikan setiap orang terlibat pada tugas dan pekerjaan yang sesuai
3. Melakukan kontrol terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana
lapangan
4. Mengkoordinasikan kegiatan dan tugas yang dilakukan dapat berjalan lancar
PT. Ananda Pratama terpilih untuk menjadi kontaktor perlaksana dalam pekerjaan
normalisasi. PT Ananda Pratama mengerjakan pekerjaan normalisasi sepanjang
zona 1 – zona 2. Sementara itu PT Wijaya Karya mendapatkan kontrak kerja untuk
melakukan pekerjaan struktur bendung, mulai dari struktur pengelak sampai
dengan tubuh bendung karet. Selain itu kontaktor pelaksana ini juga melakukan
pekerjaan normalisasi dari zona 3- zona 4. Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan
mengacu pada gambar kerja (bestek), rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang
telah disusun sebelumnya.
Adapun tugas dan wewenang secara umum dari kontraktor pelaksana antara lain :
1. Melaksanakan semua kesepakatan dalam kontrak kerja dimulai dari
schedulling,pelaksanaan, sampai dengan masa pemeliharaan
2. Mematuhi dan melaksanakan segala bentuk pentunjuk yang diberikan oleh
Direksi
3. Membuat dan memberikan gambar kerja (shop drawing) dan metode kerja
sebelum pekerjaan dimulai
4. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, perlengkapan maupun jasa lain yang
diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disetujui bersama.
Gambar 2 .2 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya pada Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana (Sumber : PT. Wijaya Karya,
2023)
2.4.8 Drafter
Seorang drafter bertugas untuk membantu tenaga ahli dalam pembuatan gambar
review desain dan shopdrawing pelaksanaan pekerjaan dan menjelaskan kepada
pelaksana atau surveyor mengenai detail struktur serta ukuran bangunan sesuai
dengan rencana.
2.5 Subkontaktor
Menurut Yunita (2019) subkontaktor adalah kontaktor khusus yang dipilih
berdasarkan penawaran yang diajukan dan disetujui langsung oleh pemilik proyek.
Subkontaktor memiliki tanggung jawab utama kepada kontraktor utama.
Adapun tugas dan wewenang subkontaktor menerut Yunita (2019) antara lain :
1. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontaktor utama sesuai dengan
gambar rencana, peraturan, dan syarat syarat yang telah ditentukan.
2. Bertanggung jawab secara langsung terhadap kontaktor utama mengenai hasil
pekerjaan yang dilaksanakannya
3. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada kontraktor utama sesuai dengan batas
Nicolas Edoardo A | 19.B1.0015
22
Laporan Magang Kerja
Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
BAB 3
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK
23
24
Laporan Magang Kerja
Proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah
tanah yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Bendung Karet yaitu Standard
Penetration Test (SPT). Standard Penetration Test (SPT) merupakan salah satu
metode pengujian yang dilakukan dengan cara pengeboran pada tanah. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui dari perlawanan dinamik dari tanah maupun
pengambilan sampel tanah yang akan dilakukan pengujian pada laboratorium
Penyelidikan tanah pada proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
adalah dengan menggunakan uji bor / Standart Penetration Test (SPT) yang
mengacu pada SNI 4153-2008. Kemudian untuk pengujian sondir menggunakan
alat sondir dengan kapasitas 2,50 ton dengan tipe konus ganda (bikonus) dengan
mengacu pada SNI 03-2827-1992. Pada penyelidikan tanah pada proyek
Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana terdapat 22 titik dengan kedalaman
yang berbeda-beda.
0 – 16 Sangat Lepas
16 – 40 Lepas
40 – 120 Sedang
120 – 200 Padat
> 200 Sangat Padat
Sumber: Diolah kembali Dari Data Proyek Pembangunan Bendung Karet
Sungai Juana
Kemudian untuk hasil pengujian dengan alat sondir ini memperoleh nilai qc
dan jumlah hambatan lekat yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini
Jumlah
Nilai Konus
hambatan Lekat
Titik Sondir Kedalaman (m) (CR) kg/cm2
(TF) kg/cm
S1 20 45 1022,67
S2 20 38 1100,00
S3 20 34 840,00
S4 20 43 1218,67
S5 20 68 1688,00
S6 20 40 816,00
S8 20 95 1941,33
S9 20 35 1056,00
S 10 20 22 688,00
S 11 20 22 812,00
S 12 20 45 2070,67
S 13 20 32 681,33
S 14 20 26 604,00
S 15 20 22 788,00
S 16 20 20 570,67
S 17 20 28 652,00
S 18 20 45 1206,67
S 20 20 50 1492,00
S 21 20 42 1372,00
S 22 20 18 1285,33
Sumber: Diolah kembali Dari Data Proyek Pembangunan Bendung Karet
Sungai Juana
Dari hasil pengeboran tersebut didapatkan hasil berupa identifikasi jenis tanah
pada tiap kedalaman. Identifikasi ini berupa jenis tanah, warna, dan kepadatan
relatif tanah tersebut. Identifikasi ini dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Hasil Identifikasi Pegujian Sondir
26.80 - 30.00
Lempung berlanau mengandung sedikit pasir warna
coklat terang kekuningan, konsistensi kaku.
0 - 6.80
Lanau Lempung berpasir, warna coklat, konsistensi
sangat lunak
6.80 - 8.00
Lempung berlanau mengandung sedikit pasir,
warna coklat, konsistensi lunak
BM-2
8.00 - 9.20
Lempung berlanau mengandung sedikit pasir,
warna coklat kehitaman, konsistensi lunak
9.20 - 13.30
Lanau berlempung berpasir halus, warna abu-abu
kehitaman, konsistensi lunak
13.3 - 15.45
Lempung berlanau mengandung sedikit pasir halus,
warna coklat, konsistensi sedang hingga kaku
8.00 - 8.80
Lempung berlanau mengandung sedikit pasir,
warna coklat, konsistensi sedang
BM-7
9.40 - 15.45 Lanau berlempung berpasir halus, warna abu-abu
kecoklatan, konsistensi sangat lunak
BM-11
BM-12
BM-13
Lanau berlempung berpasir halus, warna abu-abu
9.00 - 15.45
kecoklatan, konsistensi sangat lunak
BM-14
BM-15
8.00 - 9.20
Lanau berlempung mengandung pasir, warna coklat
kemerahan, konsistensi sangat lunak
BM-19
sedang
Gambar 3. 3 Pemasangan
Gambar 3.3Rambu Proyek
direksi keet antara kontaktor dan konsultan dipisahkan karena berbeda induk
persuhaan. Untuk direksi keet dari kontraktor dibangun di desa Bungasrejo dan
untuk direksi keet dari kosntultan di bangun di desa Tondomulyo. Direksi Keet
konsutan digabung dengan direksi keet dari owner untuk memudahkan dalam
proses perencanaan kontruksi, direksi keet dari konsultan dan owner dapat
dilihat di gambar 3.5
Kemudian untuk direksi keet bagi kontraktor di dalamnya terdapat kantor bagi
para staff dan pekerja seperti yang terlihat pada gambar 3.6. Selain itu juga
terdapat ruangan khusus bagi QC dan pelaksana untuk betugas dan beristirahat
yang dapat dilihat pada gambar 3.7. Lalu terdapat juga ruangan rapat yang
digunakan untuk mengadakan rapat mingguan maupun bulanan bagi pihak
owner dan kontaktor, untuk rungan rapat dapat dilihat pada gambar 3.8.
Kemudian terdapat ruangan arsip dan HSE seperti yang terlihat pada gambar
3.9, ruangan ini digunakan untuk kantor bagi HSE dan juga gudang arsip yang
digunakan selama proyek ini berlangsung. Kemudian yang terakhir dalam
direksi keet milik kontraktor juga terdapat pos pengamanan yang dijaga
langsung oleh satpam, pos pengamanan ini beropersai selama 24 jam full dan
dijaga oleh 2 satpam yang bergantian shift pagi maupun malam, pos
pengamanan ini dpat dilihat pada gambar 3.10.
ke lokasi proyek dan juga berbagai peralatan kelistrikan seperti lampu, genset
dan juga alat berat berupa excavator yang belum dioperasikan. Untu gudang
material pada proyek Bendung Karet sungai Juana dapat dilihat pada gambar
3.11
berupa generator set sebagi penghasil listrik utama di lapangan, hal ini dapat
dilihat pada gambar 3.14. Lalu untuk Penyediaan fasilitas kebersihan dalam
proyek merupakan langkah penting untuk menjaga kebersihan dan sanitasi di
area proyek. Di lapangan sudah disediakan tempat sampah dengan berbagai
kategori sampah yang sudah dibedakan seperti yang terlihat pada gambar 3.15,
lalu juga terdapat toilet portible yang nantinya akan dibawa ke lapangan
2. Dump truck
Dump truck merupakan jenis truck yang dirancang khusus untuk mengangkut
material digunakan untuk mengangkut material baik menuju lokasi proyek
maupun keluar lokasi proyek. Truck ini memiliki bak yang dapat dimiringkan
atau diangkat dengan bantuin alat hidrolis. Dump truck dalam proyek ini
berfungsi untuk mengangkat material baik menuju lokasi proyek ataupun
keluar lokasi proyek. Berikut dump truck yang digunakan terlihat pada gambar
3.20.
5. Crawler bulldozer
Bulldozer merupakan alat berat yang dilengkapi dengan blade atau pelat logam
berat yang umumnya memiliki bentuk seperti scope. Blade ini digunakan untuk
meratakan tanah hasil galian maupun urugan. Bulldozer yang digunakkan
dalam proyek Pembangunan Bendung Karet ini berjenis crawler bulldozer
seperti yang terlihat pada gambar 3.23, crawler atau rantai roda ini memiliki
fungsi untuk mendukung mobilitasnya di medan seperti lempung dan tanah
lunak. Jenis bulldozer yang digunakan pada proyek ini adalah Komtasu D85E.
2. Concerete mixer
Concerete mixer merupakan alat yang digunakan untuk membuat beton
secara konvensional. Alat ini memastikan agregat kasar, agregat halus dan air
dapat tercampur dengan baik. Concerete mixer yang digunakan menggunakan
mesin diesel dan berbahan bakar solar, seperti yang terlihat pada gambar
3.27.
5. Sunny hose
Sunny hose merupakan selang air yang menyerupai tabung flexible dan
digunakkan untuk mengalirkan air dari satu tempat ke sisi tempat yang lain.
Sunny hose terbuat dari sintetis PVC yang kuat terhadap tekanan air dan
memiliki kekuatan fleksibelitas yang tinggi dalam mengalirkan alir. Selang
air yang digunakkan pada proyek Pembangunan Bendung karet ini memiliki
diameter 3 inch
Pada proyek Pembangunan Bendung Karet, selang air ini dipasang pada
pompa air dan digunakkan untuk pekerjaan dewatering. Selang akan dipasang
pada lubang pembuangan di pompa air kemudian diarahkan menuju lokasi
pembuangan yaitu Sungai Juana.
6. Total station
Total station merupakan alat pengukuran digital yang mampu membaca sudut
(sudut horizontal dan vertikal) bersama dengan jarak miringnya secara
elektronik. Total station ini dioperasikan oleh seorang surveyor bersamaan
dengan prisma target. Dalam pengoperasiannya prisma target akan
memantulkan cahaya ke total station, kemudian total station akan
mendapatkan data berupa elevasi, sudut dan jarak dari titik prisma target
diletakan. Total station yang digunakkan dapat dilihat pada gambar 3.31
batangnya. Bacaan yang didapat dari rambu ini berupa Batas Atas (BA),
Batas Tengah (BT), dan Batas Bawah (BB). Rambu ukur yang digunakan
pada proyek ini dapat dilihat pada gambar 3.32. Kemudian juga terdapat
prisma target yang diopersikan bersamaan dengan alat total station. Prisma
target ini terdiri dari prisma kaca yang ditempatkan di dalam wadah logam
ataupun plastik, seperti yang terlihat pada gambar 3.33. Cara kerja dari
prisma target ini adalah dengan cara memantulkan cahaya kembali menuju
alat pembacaan total station. Dari hasil pancaran sinar infrared tersebut
kemudian didapatkan hasil berupa sudut dan juga jarak yang dapat dilihat
pada alat total station.
Casing spun pile pada proyek Pembangunan Bendung Karet ini digunakkan
saat melakukan pekerjaan pemancangan pondasi spun pile sebagai perkuatan
tubuh bendung karet. Casing spun pile yang digunakan pada proyek ini
memiliki diameter 60 cm dengan panjang 7 meter dan 9 meter.
10. Plat besi
Plat besi merupakan lembaran yang terbuat dari material besi dan memiliki
permukaan yang rata. Plat besi memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-
beda, diseuaikan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan yang diperlukan.
Plat besi digunakkan sebagai alas bagi para pekerja ataupun alat berat untuk
besi yang melingkar pada bagian ujungnya ini dapat dilihat pada gambar
3.40.
Lampu penerangan proyek ini hanya digunakkan pada saat malam hari saja.
Lampu ini berfungsi untuk menerangi lokasi proyek bagi para pekerja dan
juga operator alat berat. Selain untuk membantu para pekerja proek Bendung
Karet, lampu ini juga digunakkan sebagai indikasi bagi para warga sekitar
tentang keberlangsungan proyek kontruksi, sehingga tidak membahayakan
para warga yang akan melakukan kegiatannya pada saat malam hari.
14. Tenda kerja
Tenda kerja merupaka sebuah tempat yang digunakkan untuk berlindung
ataupun berteduh sementara bagi para pekerja dari panas, angin, dan hujan.
Selain itu tenda kerja juga dapat digunakkan sebagai temapt untuk rapat bagi
pelaksana, temapat istirahat dan juga area administrasi di lapangan. Tenda
kerja ini terdiri dari hamparan kain komposit yang disangga oleh struktur
tiang-tiang di berbagai sudutnya. Berikut tenda kerja yang digunakkan dalam
proyek pembangunan Bendung Karet ini, yang dapat dilihat pada gambar
3.42.
Handy talky dalam proyek ini digunakkan sebagai alat komunikasi bagi para
pelaksana lapangan dan juga para surveyor. Handy talky ini digunakkan untuk
berkoordinasi antar pelaksana di lapangan ketika sedang mengawasi
pekerjaan di titik-titik yang berbeda. Kemudian bagi para surveyor, handy
talky ini digunakkan untuk berkoordinasi antara operator total station dengan
para helper pemegang rambu ukur ataupun prisma target untuk penentuan
titik pengamatan.
16. Drone
Drone merupakan pesawat terbang mini tanpa awak yang dioperasikan atau
dikendalikan jarak jauh oleh operator khusus drone. Drone ini terdiri dari 4
buah baling-baling yang digunakkan untuk mendorong daya angkat,
kemudian dilengkapi deengan sebuah kamera dan berbagai sensor yang
tertanam didalamnya seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.44. Drone ini
dioperasikan melalui controller seperti pada gambar 3.45 yang terintegrasi
dengan smartphone. Drone dapat digunakkan untuk melakukan pemotretan
melalui citra udara, pemetaam, dan juga pengawasan dari jarak jauh. Drone
pada umumnya menggunakan baterai lithium untuk sumber tenaganya,
sehingga memiliki batasan dalam jarak dan juga waktu penggunaanya.
peralatan K3 bagi para pekerjannya ketika di lapangan. Berikut ini beberapa peralatan
K3 yang digunakkan dalam proses kontruksi Bendung Karet ini, diantaranya :
1. Helm pengaman proyek
Helm pengaman proyek meruapakan helm khusus yang dibuat untuk para
pekerja lapangan yang dapat melindungi kepala dari berbagai bentruan,
pukulan, dan juga jatuhnya material atau benda berat lainnya yang mengarah
ke bagian kepala. Helm ini juga digunakkan untuk melindungi dari cuaca atau
Kondisi di lapangan yang ekstrim, sepeti panas matahari, hujan, api, ataupun
juga paparan bahan kimia. Selain untuk Alat Pelindung Diri (APD), helm
proyek juga dapat digunakkan untuk pengelompokan ataupun indikasi
penanda bagi para pekerja ataupun orang yang berada di lokasi proyek.
Pengelompokan ini didasarkan pada warna helm yang dibedakan sesuai
dengan kategori yang telah ditentukan. Untuk helm yang bewarna merah
digunakkan oleh owner, pelaksana, konsultan dan supervisi, para staff kantor,
dan juga tamu proyek, helm warna merah digunakkan oleh pengawas
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dan helm dengan warna kuning
digunakkan oleh para pekerja dan juga operator yang berada di lapangan.
Berikut ini helm pengaman proyek yang digunakkan pada proyek ini, dapat
dilihat pada gambar 3.46
Helm pengaman proyek dalam proyek ini digunakkan sebagai Alat Pelindung
Diri (APD) dan diwajibkan bagi para owner, pelaksana, konsultan, pekerja,
dan tamu proyek saat berada di lapangan. Penggunaan helm proyek memiliki
tujuan utuk menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi para individu
yang berada di area proyek.
2. Rompi proyek
Rompi proyek merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakkan pada bagian badan. Rompi proyek ini digunakkan untuk
melindungi badan dari berbagai benturan ataupu paparan bahan kimia yang
mengarah langsung ke badan. Rompi proyek pada umumnya terbuat dari
bahan polyester yang nyaman bagi tubuh dan juga dapat memantulkan cahaya
saat malam hari sebagai penanda bagi para pekerja di lapangan. Berikut ini
rompi proyek yang digunakkan pada proyek Pembangunan Bendung Karet,
seperti yang terlihat pada gambar 3.47.
3. Sepatu proyek
Sepatu proyek merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang
dikenakkan untuk meindungi kaki dari berbagai material tajam yang ada di
lapangan, kejatuhan material, dan juga paparan bahan kimia atau sengatan
arus listrik. Sepatu proyek yang diggunakan pada proyek ini berjenis sepatu
boots yang memilik alas berupa sol karet yang bergerigi untuk memudahkan
mobilisasi bagi para pekerja di medan lumpur. Berikut ini sepatu boots yang
digunakkan dapat dilihat pada gambar 3.48.
Concrete test hammer pada proyek ini digunakkan untuk menguji kuat tekan
beton dari spun pile yang akan digunakkan. Pengujian hammer test dilakukan
pada tiap pasanga spun pile yaitu pada bagian upper pile dan juga middle pile.
Gambar 3. 51 Semen
Semen digunakan pada proyek ini sebagai bahan perekat dalam pemasangan
batu belah pada dinding penahan tanah, pekerjaan penambalan, dan
pekerjaan lainnya yang membutuhkan bahan semen.
2. Agregat halus
Agregat halus atau pasir merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran
dengan ukuran dari 0,14 sampai 5 mm yang didapat dari pecahan alami batuan
alam ataupun pecahan yang dihasilkan dengan menggunakan alat pemecah
yang telah dilakukan penyaringan sesuai ketentuan. Menurut SNI 03-6821-
2002 memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
b. Butir agregat halus bersifat kekal, yang berarti tidak dapat hancur oleh
pengaruh cuaca.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila
kandungan lumpur lebih dari 5% perlu dilakukan pencucian.
Agregat halus yang digunakan pada Proyek Pembangunan Bendung Karet
berasal dari Desa Muntilan. Berikut dokumentasi agregat halus yang dapat
dilihat pada Gambar 3.52.
dengan alat penghancur. Ukuran dari batu belah yang sesuai spesifikasi
yaitu tertahan dengan alat ayakan diameter lubang 10 cm. Batu belah yang
digunakan pada Proyek Pembangunan Bendung Karet merupakan hasil
fabrikasi yang didatangkan dari Desa Muntilan. Berikut dokumentasi batu
belah yang dapat dilihat pada Gambar 3.54
6. Spun pile
Spun pile merupakan salah satu pondasi tiang pancang yang memiliki bentuk
bulat dan berongga pada bagian tengahnya. Pada proyek pembangunan ini
menggunakan spun pile yang diproduksi oleh PT. Wika Beton. Spun pile
diangkut oleh alat berat truck trailer dari area fabrikasi menuju lokasi stock
pile. Spun pile yang digunakkan dalam proyek pembangunan Bendung Karet
ini dapat dilihat pada gambar 3.56
BAB 4
PEMBAHASAN KONSENTRASI PERALATAN
Setiap alat berat yang di lapangan harus melalui inpkesi alat terlebih dahulu oleh
divisi HSE sebelum dapat dioperasikan.
Pada proyek permbangunan bendung karet ini pada setiap pekerjaan
menggunakan berbagai jenis peralatan proyek sebagai penunjangnya, peralatan
tersebut diantaranya :
1. Pekerjaan pembersihan lahan dan saluran pengelak : excavator, total station,
prisma target, pompa air, generator set, tenda kerja, dan lampu proyek 100 w
2. Pekerjaan normalisasi : excavator¸ponton, total station dan prisma target
3. Pekerjaan cofferdam : excavator, bulldozer, vibator roller, dump truck, carwler
crane, total station, prisma target, tenda kerja, lampu proyek 100 watt
4. Pekerjaan tanah mekanis : dump truck, bulldozer, excavator
Setiap alat poyek tersebut baik alat berat maupun alat penunjang dioperasikan
oleh operator yang kompeten di bidangnya, selain itu alat-alat tersebut memiliki
sesifikasi dan fungsi yang sesuai dengan proyek yang dikerjakan.
4.2 Konsentrasi Peralatan
Pada proyek konstruksi dengan skala besar penggunaan alat berat sangat
diperlukan. Selain itu pemilihan dari alat berat yang akan digunakkan harus sesuai
dengan jenis konstruksi yang sedang dikerjakan. Pemilihan alat berat ini harus
didasarkan pada mutu, fungsi, dan efektivitas alat dalam beroperasi di lapangan.
Berikut merupakan alat berat yang digunakkan pada proyek Pembangunan
Bendung Karet Juana, yaitu :
1. Excavator
Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakkan untuk melakukan
pekerjaan tanah mekanis. Secara umum excavator terdiri dari base frame,
boom, arm (lengan), dan bucket. Alat berat excavator ini merupakan alat berat
yang memiliki fungsi vital dalam proyek Pembangunan Bendung Karet ini.
Hampir setiap bagian pada proyek ini menggunakan alat berat excavator dalam
menunjang pekerjaannya. Terdapat berbagai jenis excavator di pasaran yang
disediakan oleh beberapa pabrikan alat berat, setiap jenisnya memiliki fungsi
dan mutu yang berbeda-beda. Pemilihan jenis excavator ini harus disessuaikan
dengan kondisi di lapangan dan juga kebutuhan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Secara umum excavator terdiri dari beberapa komponen yang saling
terhubung dan dioperasikan secara hidrolis melalui ruang kokpit. Komponen-
komponen pada excavator ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini
merupakan komponen-komponen yang ada pada alat berat excavator seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4.1
Berikut di bawah ini merupakan spesifikasi yang dimimiliki oleh alat berat
excavator Kobelco SK200 tersebut yang ditunjukkan pada Tabel 4.1
Berikut di bawah ini merupakan spesifikasi yang dimimiliki oleh alat berat
excavator Komatsu PC200 tersebut yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Spesifikasi Excavator Komatsu PC200
Keterangan Teknis
Merk Komatsu
Tipe PC200
Dimensi (panjang × lebar ×
tinggi) (3,27 × 3,0 × 3,04) m
Berat operasional 20,01 ton
Tenaga Mesin 110 kW @2000 rpm
3
Volume bucket maksimal 1,2 m
Panjang lengan 2,41 m
Kedalaman gali maksimal 6,095 m
3. Kobelco SK210
Berikut merupakan dokumentasi dari alat berat excavator Komatsu SK210
yang dapat dilihat pada gambar 4.6
Berikut di bawah ini merupakan spesifikasi yang dimimiliki oleh alat berat
excavator Kobelco SK200 tersebut yang ditunjukkan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Spesifikasi Excavator Komatsu PC210 Long Reach
Keterangan Teknis
Merk Kobelco
Tipe SK210
Dimensi (panjang × lebar ×
tinggi) (9,6 × 3,2 × 3,01) m
Berat operasional 21,5 ton
Tenaga Mesin 118 kW @2000 rpm
Volume bucket maksimal 0,5 m3
Panjang boom 9,67 m
Panjang lengan 3,5 m
Kedalaman gali maksimal 10,34 m
2. Crawler Crane
Crawler crane merupakan salah satu alat berat yang digunakkan untuk
mengangkut atau memindahkan material yang memiliki beban yang berat. Alat
berat ini dilengkapi dengan penggerak berupa roda – roda berantai yang dapat
digunakkan pada medan ekstrim seperti tanah lumpur atau bebatuan. Crawler
crane sendiri dilengkapi oleh beberapa komponen yang saling terhubung dan
dioperasikan secara hidrolis. Komponen – komponen ini memiliki fungsi yang
berbeda-beda untuk menunjang pengoperasian alat tersebut. Komponen dari
alat berat crawler crane ditunjukkan pada gambar 4.9.
Berikut merupakan spesifikasi yang dimiliki crawler crane tipe Kobelco 7055
yang ditampilkan pada Tabel 4.4.
Keterangan Teknis
Merk Kobelco
Tipe 7055
Dimensi (panjang × lebar ×
tinggi) (4,4 × 4,3 × 5,45) m
Berat operasional 56,7 ton
Panjang boom maksimal 51,8m
Kapasitas angkat beban
maksimal 55 ton
(Sumber: Diolah dari http://www.kobelco-
cranes.com/en/products/hydraulic_crawler_cranes_old/sc7055/)
Crawler crane pada proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana
digunakkan untuk memindahkan spun pile dari truck trailer menuju lokasi
Gambar 4.12 Proses Pemancangan Steel Sheat Pile dengan Alat Crawler Crane
Alat berat crawler crane ini juga digunakkan untuk pengangkutan casing spun
pile menuju titik pemancangan pondasi.
3. Vibratory Roller
Vibratory roller atau biasa juga yang disebut vibro roller ataupun compactor
merupakan alat berat yang digunakkan untuk melakukan pekerjaan meratakan
dan memadatkan material. Vibro roller memiliki sebuah drum roller yang
dilengapi oleh vibrator atau penggetar yang berfungsi untuk memudahkan
dalam pekerjaan pemadatan tanah. Getaran tersebut berasal dari gaya tekan
vertikal dari mesin menuju ke tanah sehingga material menjadi padat. Vibro
roller ini memiliki beberapa komponen yang saling terhubung dan memiliki
fungsinya masing-masing. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada
gambar 4.13.
Berikut di bawah ini merupakan spesifikasi yang dimiliki oleh vibro roller
Sakai tipe SV525D yang dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Spesifikasi Vibratory Roller Sakai SV526DF
Keterangan Teknis
Merk Sakai
Tipe SV525DF
Dimensi (panjang × lebar ×
tinggi) (5,81 × 2,3 × 2,99) m
Tenaga mesin 83,3 kW @2.100 rpm
Berat operasional 11,96 ton
Diameter roller 1,7 m
Lebar roller 2,13 m
Gaya tekan roller 150 kN
4. Crawler Bulldozer
Crawler bulldozer merupakan salah satu alat yang digunakkan untuk pekerjaan
tanah mekanis. Crawler bulldozer dilengkapi dengan pisau didepan alat yang
berfungsi untuk melakukan pekerjaan seperti meratakan material, menggali,
mendorong ataupun mengangkat material, juga untuk membersihkan area di
sekitar proyek. Crawler bulldozer ini dilengkapi dengan penggerak berupa
rantai yang dapat menjangkau medan berat seperti perbukitan, bebatuan,
Keterangan Teknis
Merk Komatsu
Tipe 65E
Dimensi (panjang × lebar ×
tinggi) (4,43 × 3,00 × 2,05) m
Tenaga mesin 115,6 kW
Berat operasional 19,065 ton
Kapasitas pisau 3,55 m3
Dimensi pisau (lebar × tinggi) (5,54 × 1,1) m
Alat crawler bulldozer ini digunakkan berdampingan dengan alat berat vibro
roller,sehingga peran dan fungsi crawler bulldozer pada proyek ini hampir
sama dengan vibro roller. Alat ini digunakkan untuk meratakan material
sepanjang titik lokasi yang ditentukan sebelum dipadatkan oleh vibro roller.
Dalam pembuatan jalan akses menuju cofferdam alat ini berfungsi untuk
meratakan materil berupa clime stone yang dituang dari dump truck, material
tersebut akan diratakan sepajang jalur jalan akses sebelum dipadatkan. Berikut
dokumentasi dalam proses perataan material clime stone oleh alat crawler
bulldozer yang ditunjukkan pada gambar 4.19.
5. Truck Trailer
Truck trailer merupakan salah satu alat berat yang digunakkan untuk
mengangkut material dengan beban yang berat. Truck trailer menggunakan bak
terbuka yang lebih panjang dibandingkan truck lainnya, sehingga dapat
memuat ataupun mengangkut material lebih banyak. Selain itu, truck ini juga
dilengkapi dengan sumbu roda yang lebih banyak untuk meningkatkan daya
angkutnya dan memudahkan mobilisasi di medan yang berat. Truck trailer
memiliki komponen-komponen yang saling terhubung dan memiliki fungsinya
masing-masing. Komponen dari truck trailer secara umum ditunjukkan pada
gambar 4.21.
b a
c d
e
Gambar 4.21 Komponen Truck Trailer (Sumber: Diperoleh dari
https://pixabay.com/id/illustrations/truk-semi-trailer-semi-
truk-trailer-6838645/
Berikut merupakan fungsi dari komponen-komponen truck trailer diuraikan
sebagai berikut :
a. Cabin, tempat operator untuk mengoperasikan alat berat tersebut.
b. Bak muat atau bak tampung, memiliki fungsi untuk memuat material
selama mobilisasi
c. Landing gear, berfungsi untuk meningkatkan daya angkat dari truck saat
proses pemindahan material
d. Tool box, tempat penyimpanan peralatan yang dibutuhkan untuk
maintenence truck trailer
e. Roda, komponen yang berfungsi sebagai alat gerak selama mobilisasi,
roda ini juga dilengkapi suspensi untuk meningkatkan daya angkat.
Pada proyek Pembangunan Bendung Karet Juana menggunakan truck trailer
dari Isuzu tipe GVR J 285PS. Berikut merupakan dokumentasi dari alat berat
truck trailer Isuzu GVR J 285PS ditunjukkan pada gambar 4.22
Pada proyek Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana truck trailer ini
digunakkan untuk mengangkut material yang memiliki beban berat. Mobilisasi
material ini dilakukan sampai dengan lokasi stock pile yang telah ditentukkan.
Jenis material yang diangkut oleh truck trailer ini yaitu spun pile. Spun pile
akan daingkut dari area batching plant sampai dengan lokasi stock pile. Setelah
sampai di lokasi stock pile pemindaan spun pile akan dibantu dengan alat berat
crawler crane.Slingbelt baja akan dipasangkan pada masing masing ujung spun
pile kemudian akan diangkat oleh crawler crane. Pemindahan spun pile dari
truck trailer menuju stock pile dapat dilihat pada gambar 4.23.
Proses pengangkatan steel sheat pile dari truck trailer dapat dilihat pada
gambar 4.24.
khusus dan inspeksi dari alat berat yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran
B.