Anda di halaman 1dari 66

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin pesatnya pertumbuhan suatu kota, yang pada umumnya diiringi


dengan kebijakan pengembangan wilayah dari pemerintahan kota tersebut.
salah satunya adalah pembangunan kawasan pemukiman bagi penduduk
perkotaan. Ketersediaan jaringan infrastruktur yang telah ada, dukungan
kondisi topografi kawasan, serta berbagai aspek pendukung lainnya, sangat
mempengaruhi kebijakan penetapan peruntukan suatu kawasan sebagai
kawasan pemukiman.

Belakangan ini sering kita lihat banyaknya lahan hijau yang dibangun
menjadi beberapa perumahan atau industri pabrik dan lain sebagainya. Lahan
yang tentunya telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi
perumahan, baik perumahan kelas menengah atau perumahan elit. Adanya
pembangunan suatu perumahan tersebut sedikit atau banyak akan
memberikan pengaruh baik positif maupun negatif akan memberikan
pengaruh kepada lingkungan sekitarnya khususnya lingkungan alami dari
wilayah tersebut. Keadaan tersebut selain adanya aktivitas dari warga
perumahan, juga karena adanya pembuangan dari kawasan tersebut, seperti:
limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah cagar
alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan
perumahan.

Sebagai suatu kawasan hunian atau pemukiman, kawasan perumahan


memiliki hubungan keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Perumahan
dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya melalui berbagai aktifitas
pembangunan/pengembangan kawasan itu sendiri ataupun melalui aktifitas
warganya. Perkembangan wilayah perumahan akan sangat bergantung pada
daya dukung lahan dari kawasan perumahan itu sendiri yang memiliki batas-
batas tertentu. Dimana bila batas itu terlampaui, dapat berakibat menurunnya

1
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

daya dukung kawasan tersebut, dan dalam periode tertentu dapat berakibat
pada rusaknya lingkungan tersebut. kerusakan suaut lingkungan tidak hanya
berdampak pada kawasan dimana lingkungan tersebut berada, namun dapat
menyebar ke daerah yang lebih luas.

Kebutuhan manusia akan rumah semakin menignkat dengan


pertambahan penduduk. Sementara itu ketersediaan lahan yang sesuai
perumahan bersifat terbatas. Akibatnya sering ditemui terutama di daerah
perkotaan, perumahan didirikan di daerah permukiman yang tidak memenuhi
syarat untuk suatu tempat tinggal. Menyadari hal ini, maka PT. Gowa
Makassar Tourism Development tbk bekerja sama dengan pemerintah
setempat untuk membangun Perumahan Pavilion yang berlokasi di Jalan
Metro Tanjung Bunga No.28 Kelurahan Maccini Sombala Kecamatan
Tamalate kota Makassar. Pemilihan lokasi ini sangat strategis karena dekat
dengan pusat kota Makassar.

Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai beragam


aktivitas sehingga membuat tingkat urbanisasi menjadi tinggi, karena
masyarakat dari luar daerah perkotaan banyak yang datang ke kota untuk
bekerja maupun untuk tinggal, untuk itu tujuan utama pembangunan
perumahan ini di lakukan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Selain
itu, permintaan akan perumahan tersebut meningkat seiring dengan jumlah
penduduk perkotaan yang semakin meningkat pula. (Pemrakarsa, 2017)

Perumahan Pavilion Kota Makassar tidak sesuai dengan RTRW Kota


Makassar karena pada RTRW Kota Makassar kawasan tersebut termasuk
Kawasan Global Bisnis Terpadu, di karenakan kekurangan lahan pada kota
Makassar sehingga lahan pada kawasan tersebut beralih fungsi menjadi
kawasan perumahan metropolita.

Dalam Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012 tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dijelaskan bahwa untuk semua
kegiatan pembangunan perumahan wajib dilengkapi dokumen AMDAL.

2
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Mengingat intensitas kegiatan pembangunan Perumahan Pavilion (Water


Front City) relatif tinggi, maka besar kemungkinan pada kegiatan konstruksi
dan operasional menimbulkan dampak (positif dan negatif) terhadap
komponen lingkungan fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya
dan kesehatan masyarakat sehingga diperlukan sebuah penyusunan dokumen
analisis mengenai dampak lingkungan.

B. Tujuan Rencana Kegiatan


Adapun tujuan penyusunan AMDAL Perumahan Pavilion (Water Front
City) adalah :
1. Untuk mengkaji dampak penting pada pembangunan Perumahan Pavilion
2. Untuk menghindari dampak pada pembangunan Perumahan Pavilion
3. Untuk meminimalisir dampak pada pembangunan Perumahan Pavilion

C. Pelaksana Studi (Pemrakarsa dan TIM Penyusun Dokumen AMDAL)


1. Pemrakarsa dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
Nama Pemrakarsa : PT. Gowa Makassar Tourism
Development tbk.

Alamat Lengkap Perusahaan : Jl. Metro Tanjung Bunga Mall GTC GA-9
No. 1B, Tanjung Bunga, Makassar 90134,
Sulawesi Selatan

Nama Penanggung Jawab : Ramli


Jabatan : Direktur Utama
Alamat Lengkap : BTN. Minasaupa Blok B No. 14

2. Pelaksana studi AMDAL


a. Tim Penyusun AMDAL
1) Ketua Tim : Ahmad Zaky Natsir
2) Anggota Tim :
a) Rangga Birawa
b) Ruqaiyyah Ainuddin
c) Hesti Yusnita

b. Tenaga Ahli
1) Tenaga Ahli Lingkungan : Asmayanti Sudirman
Andi Muh. Sutami

3
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

2) Tenaga Ahli Ekonomi : Nasrul Abdullah


Aan Ferdiansyah
3) Tenaga Ahli Sosial : Dhiaurrahma
4) Tenaga Ahli Transportasi : Andi Dedi Cahyadi
5) Tenaga Ahli Planologi : Maghfirah Khamri
6) Tenaga Ahli Konstruksi : Nur Hasan Basri

BAB II

METODE STUDI

A. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada.

4
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan
berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Studi ini dirancang untuk mendapatkan data primer dan sekunder
seakurat mungkin sehingga dapat digunakan untuk menelaah dan mengamati
komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak akibat kegiatan
pembangunan perumahan Pavilion di Jl. Metro tanjung bunga Kota Makassar
Data yang dikumpulkan meliputi komponen geo-fisik-kimia, sosial ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data sekunder, yaitu dengan menggunakan data-data yang telah
ada tentang proyek-proyek pembangunan/pengembangan perumahan Pavilion
di Jl. Metro tanjung bunga Kota Makassar.
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah
data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa
alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka /
tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
1) Angket

5
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut
Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan
angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-
istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris dan sebagainya
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih
jawaban yang disediakan.
2) Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi,
kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar.
a. Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,

6
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru


dan sebagainya
b. Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan
observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau
proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan
olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan
mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa
mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan
dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera
photo, dan lain-lain.
3) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak
mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian kualitatif) Wawancara terbagi atas wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti
apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material
lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan
yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.

7
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

1. Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data


a. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru
tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut
mempunyai kriteria berikut:
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set
yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data
mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan
untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu
kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara
pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek
dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik
tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi
secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal
dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu
atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat
ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan
data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
b. Metode Wawancara

8
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka
maupun melalui telpon.
1) Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan,
menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di
beberapa daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang
diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
2) Wawancara media elektronik
Beberapa kelebihan wawancara media elektronik :
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap
muka)
Sementara kelemahannya adalah
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca

9
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Wawancara harus diusahakan singkat


Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor
yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
c. Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun
sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau
daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah
menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan
kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email.
Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner
yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi
respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu
kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi
kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan
kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
2. Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data
antara lain :
a) Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan
memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
b) Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai
sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus
menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
c) Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian,
maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang
tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa
informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.

10
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

d) Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan


subjek tidak boleh dilanggar
e) Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
f) Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai
alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
g) Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam
mereka, baik secara fisik maupun mental.
h) Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
3. Komponen Lingkungan Tata Ruang
Transportasi (Peningkatan Bangkitan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan) :
a. Metode Pengumpulan Data
Data transportasi (Peningkatan bangkitan lalu lintas dan kerusakan jalan)
merupakan data primer yang diperoleh dari pengukuran di lapangan.
Pengukuran transportasi (Peningkatan bangkitan lalu lintas dan kerusakan
jalan) akan dilakukan dilokasi rencana kegiatan yang diprakirakan akan
terkena dampak.
1) Volume lalu lintas ruas jalan yang diperkirakan terkena dampak
diketahui melalui survey perhitungan lalu lintas yang dilakukan
secara manual pada suatu titik pengamatan pada waktu sibuk.
Satuan volume lalu lintas ini adalah smp/jam (satuan mobil
penumpang/jam)
2) Kapasitas Jalan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
memberikan satu rumus pendekatan untuk menghitung
kapasitas satu ruas jalan sebagai berikut,

C = C0 x FCWx FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam)


Dimana :
C = kapasitas
C0 = Kapasitas Dasar (smp/jam)

11
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

FCW =Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas


FCSP =Faktor penyesuaian pemisahan arah
FCSF =Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS =Faktor penyesuaian ukuran kota
Bangkitan Lalu lintas Dalam memprediksi bangkitan dan tarikan, yang
perlu di analisa adalah potensi-potensi yang dominan yang menyebabkan
terjadinya pergerakan dari dan ke suatu wiayah. secara umum, faktor yang
dominan sebagai penyebab bangkitan dan tarikan perjalanan adalah jumlah
penduduk. Jadi bangkitan dan tarikan dapat dimodelkan berdasarkan faktor
dominan tersebut. bangkitan tarikan dapat diprediksi dengan menggunakan
konsep equilibrium antara bangkitan dengan tarikan, sehingga antara total
bangkitan yang terjadi akan sama dengan total tarikan perjalanan yang
terjadi.dalam persamaan matematis bisa dapat dirumuskaan sebagai berikut :
Pij = P ji
Dengan :
Pij= Pejalanan dari i ke j
P ji= Pejalanan dari j ke i
Untuk peramalan jumlah perjalanan di masa mendatang
dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
Ti = Fiti
Dimana :
Ti dan ti = pergerakan pada masa mendatang dan sekarang
Fi = faktor pertumbuhan (seperti populasi (P),pendapatan
(P),dan pemilikan kendaraan (C)) .

b. Metode Analisa Data


Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif
1) Komponen Lingkungan Fisik-Kimia
Komponen lingkungan yang termasuk dalam lingkup kajian geofisik-
kimia adalah ikim. Parameter yang diteliti dalam sub komponen iklim

12
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

meliputi data iklim yang relevan dengan studi ini adalah curah hujan, suhu,
kelembaban, dan kecepatan angin.
2) Metode Pengumpulan Data
Data iklim yang dikumpulkan merupakan data sekunder data iklim di
daerah lokasi proyek. Data yang berhasil dikoreksi selanjutnya
dianalisis,yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin
sehingga menggambarkan keadaan iklimdi tapak studi.
3) Metode Analis Data
Metode analisa data untuk sub komponen iklim dilakukan dengan
metode analogi. Data-data tersebut akan digunakan untuk data penunjang
dalam menganalisa dampak.
4. Tata Ruang
Parameter yang diteliti merupakan kesesuaian lokasi proyek dengan tata
ruang didalam wilayah pembangunan rencana tata ruang kota Makassar pada
Wilayah Pembangun (WP) 1 meliputi kesesuaian fungsi lahan serta luas
wilayah pembangunan.
a. Metode Analisa Data
Data mengenai tata ruang diperoleh dari Dinas Tata Ruang Wilayah dan
Kota Makassar.
b. Metode Analisa Data
Metode analisa yang digunakan dalam kesesuaian lokasi proyek dengan
tata ruang adalah menelaah dokumen tata ruang Kota Makassar sesuai dengan
fungsinya untuk mencocokan pada keadaan sebenarnya dan rencana lokasi
proyek.

5. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


Paramater yang diteliti diseleksi berdasarkan keputusan Kepala Bappedal
No.Kep299/11/1996 adalah ;
Demografi, meliputi jumlah dan kepadatan penduduk serta struktur
umur

13
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, mata pencaharian,


peluang warung makan, tingkat pendapatan masyarakat, peningkatan
PAD, ganti rugi, tuntutan ganti rugi, kemacetan lalu lintas, kerusakan
jalan, dan kenyamanan lalu-lintas
Sosial budaya, meliputi keresahan masyarakat, pendidikan, norma
dan nilai tradisional maupun modern serta budaya yang ada.
Pertahanan/keamanan, meliputi tingkat keamanan dan ketertiban
masyarakat
a. Metoda pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui:
Masukan langsung dari masyarakat saat sosialisasi.
Wawancara.
b. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisa dengan tabulasi silang dan analisis
deskriptif.Apabila data yang tersedia menuntut waktu (time series) maka akan
dilakukan analisa kecenderungan (trend series) . Lokasi pengambilan data
Kegiatan pengambilan data ini dilakukan pada penduduk yang berada di
sekitar proyek, sedangkan data sekunder diperoleh dari badan pusat statistik
(BPS) kota Makassar maupun dari instansi terkait.

Tabel 1. Metode Pengumpulan dan Analisa Data Komponen Sosial Ekonomi dan
Budaya
N Kompon
Indikator Parameter Metode
o en

14
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Jumlah Penduduk,
Kepadatan, Jumlah
Demograf Survey dan
1 Kependudukan jiwa/KK, Mobilitas
i studi pustaka
penduduk, Jumlah rumah
tangga jenis kelamin.
Tingkat pendidikan,
Sosial Pendidikan persepsi dan sikap Survey dan
2
Budaya masalah sosial masyarakat, tingkat studi pustaka
keimanan dan ketertiban
Survey dan
3 Sosial pendapatan Tingkat pendapatan
studi pustaka

1. Komponen Kesehatan Masyarakat


Parameter yang diteliti
Parameter yang berpengaruh terhadap kesehatan, meliputi : limbah,
penurunan sanitasi lingkungan, kecelakaan kerja, gangguan
kesehatan masyarakat.
Kondisi sanitasi lingkungan, meliputi : peningkatan volume sampah,
peningkatan limbah cair, dan peningkatan buangan materi
a. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan menggunakan teknik survei dan
wawancara langsung yang dilakukan terhadap penduduk sekitar
proyek.sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik atau
BPS Kota Makassar maupun dari instansi setempat.
b. Metode Analisis Data
Baik data primer maupun data sekunder yang terkumpul akan dianalisa
dengan analisis deskriptif, dan data kualitatif akan dianalisa dengan teknik
content analisis berdasarkan topik wawancara

Tabel 2. Metode Pengumpulan dan Analisa Data Komponen Kesehatan


Masyarakat

15
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

N
Komponen Indikator Parameter Metode
o
Jumlah Penduduk, Kepadatan,
Sanitasi Tingkat pendidikan, Sarana
Kesehatan Survey dan
1 Lingkunaga pembuangan sampah, Sarana
Lingkungan wawancara
n pembuangan air limbah, Tingkat
pendapatan, gangguan lingkungan

Sarana dan prasarana pelayanan


Kesehatan Status
2 kesehatan, tingkat pendapatan, jenis Wawancara
Masyarakat kesehatan
penyakit yang pernah diderita

B. Metode prakiraan dampak penting


1. Metode Perkiraan Besaran Dampak
Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualtas lingkungan antara
kondisi lingkugan dengan adanya kegiatan proyek dengan kondisi lingkungan
tanpa adanya proyek.metode prakiraan besaran dampak dihitung dengan
menggunakan formula sederhana:
Besar prakiraan dampak = KLP-KLTP
Dimana:
KLP= kondisi lingkungan dengan adanya proyek
KLTP= kondisi lingkungan tanpa adanya proyek.kondisi tanpa proyek
diasumsikan sama dengan rona lingkungan awal
2. Penentuan Sifat Penting Dampak
Penilaian terhadap sifat penting dampak dilakukan dengan merujuk
kepada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: KEP-056 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Sedangkan dalam kaitannya
dengan evaluasi dampak dilakukan perbedaan derajat penting dampak
menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: Tidak Penting (TP) dan Penting (P). Sifat
dampak dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu dampak negatif (-) dan
dampak positif (+).
Dampak bersifat negatif apabila perubahan/dampak diperkirakan
menurunkan kualitas lingkungan, dan bersifat positif apabila
perubahan/dampak diperkirakan meningkatkan kualitas lingkungan.

16
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Penentuan dampak penting didasarkan pada UU No. 32 Tahun 2009 ,pasal 22


ayat 2 serta Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: KEP-056 Tahun 1994
sebagai berikut :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Jika manusia diwilayah studi ANDAL yang terkena dampak lingkungan
tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha /kegiatan, Jumlahnya sama atau
lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha/kegiatan
di wilayah studi maka dampak dari usaha /kegiatan tersebut tergolong penting
b. Luas wilayah persebaran dampak
Dampak lingkungan rencana usaha/kegiatan bersifat penting bilamana:
rencana usaha / kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami
perubahan mendasar dari segi aintensitas dampak, atau tidak berbaliknya
dampak atau segi kumulatif dampak .
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak kegiatan dapat berlangsung lama atau dalam waktu singkat pada
tahap persiapan, tahap operasi sampai dengan tahap pasca operasi .atas dasar
pengertian ini maka dampak lingkungan bersifat penting bilamana : Rencana
usaha/kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif
dampak yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan .
d. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dikarenakan dampak terhadap kompoonen lingkungan akan berdampak
lannjut terhadap komponen lingkungan ainnya ,sehinngga atas pengertian ini
dampakk tergolong pentng biila : Rencana usaha /kegiatan menimbulkan
dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya
lebih atau sama dengan komponen yang terkena dampak primer.
e. Sifat kumulatif dampak Dampak
Suatu usaha atau kegiatan tergolong berdampak besar dan penting bila :
1) Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus-menerus,
sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh
ingkungan alam/sosial yang menerimanya.

17
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

2) Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang


tertentu sehngga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan
alam/sosial yang menerimanya
3) Dampak lingkungan dari berbagai sumber keiatan menimbulkan
efek yang sering memperkuat sinergetik)
4) Berbalik/tidak berbaliknya dampak
Dampak bersifat penting bilamana :Perubahan yang akan dialami oleh
suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan
invensi manusia. Suatu dampak dikatagorikan penting apabila manusia
langsung terkena dampak dan atau berdasarkan penilaian termasuk ke dalam
3 kriteria dari 6 kriteria dampak penting yang memungkinkan dampak
tersebut dinilai sebagai dampak penting.
Pembuatan batasan penilaian terhadap masing-masing kriteria
dimaksudkan untuk memudahkan penilaian terhadap pentingnya dampak.
Dengan ketentuan bahwa dampak yang terjadi akibat adanya kegiatan
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu dikelola, apabila memiliki
skala minimum 3 dari 6 kriteria yang diberikan.

C. Metode evaluasi
Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu
perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat
alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal
1. Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai
variabel, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi
skor, misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun
metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting
dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim
dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya,
seorang pejabat Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam

18
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

(PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai penting yang lebih tinggi
untuk dampak margasatwa daripada seorang pejabat Direktorat Jenderal
Industri Dasar.
2. Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:
a. Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode
yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan
menurut Battelle utnuk pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973).
Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama,
yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan kepentingan manusia/ sosial. Masing-
masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya, komponen dalam katergori
ekologi ialah jenis dan populasi teresterial. Selanjutnya komponen dibagi
dalam indikator dampak. Contoh indikator dampak dalam komponen jenis
dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian dan vegetasi alamiah.
Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya
relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan
kegunaannya diIndonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika
serikat. Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem
evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya
di Indonesia. Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta
peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Mongkol
(1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan Battelle. Pertama
fungsui nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator
dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah indikator
dampak dan S adalah batas maksimum atau minimum indikator dampak yang
tidak boleh dilampaui.
Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan
netto atau manfaat lingkungan netto. Agar operasi matematik dapat dilakukan

19
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

dalam metode pembobotan, metode itu harus menggunakan skala interval


atau skala nisbah.
b. Metode Ekonomi
Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang.
Untuk dampak yang mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih
mengalami banyak kesulitan. Cara yang umum dipakai ialah untuk
memberikan harga bayangan (shadow price) pada dampak tersebut. Harga
bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemrintah untuk
membayar / untuk menerima biaya ganti rugi untu lingkungan yang terkena
dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan anggaran belanja
tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional.
Demikian pula orang bersedia untuk mengeluarkan biaya untuk mengunjungi
suatu cagar alam atau taman nasional. Besarnya anggaran belanja atau biaya
perjalanan tersebut merupakan harga bayangan cagar alam, yaitu nilai yang
diberikan oleh pemerintah/ orang kepada cagar alam itu

20
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

BAB III
PELINGKUPAN

A. Deskripsi Umum Rona Lingkungan Hidup


Berdasarkan hasil survey lapangan yang dilakukan pada tanggal 16 April
2017 melalui metode wawancara dengan pekerja perumahan. Diketahui
bahwa rona awal lingkungan hidup dari proyek Perumahan Pavilion (Water
Front City) dulunya merupakan tambak milik warga setempat. Rona
Lingkungan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Lingkungan Kimia
Sebelum pembangunan perumahan, lahan tersebut dulunya adalah
tambak yang merupakan milik warga sekitar. Namun, setelah dilakukan
pembangunan perumahan tersebut maka lahan tersebut tidak dapat dijadikan
area tambak lagi.
2. Lingkungan Fisik

a. Kualitas Udara dan Kebisingan

Kualitas udara pada tahap konstruksi pembangunan Perumahan Pavilion


(Water Front City) sedikit berubah akibat kegiatan konstruksi yang dilakukan,
namun pihak proyek telah melakukan penanganan mengenai kualitas udara
seperti menyiram debu-debu yang ada di sekitar lokasi proyek agar tidak
beterbangan dan mengganggu masyarakat yang melintas atau beraktifitas di
sekitar lokasi proyek. Kualitas udara mulai turun ketika dilakukannya
pengangkutan bahan material seperti pasir dan batu kerikil yang di gunakan
untuk tahap konstruksi bangunan, namun hal tersebut dapat ditanggulangi
dengan cara menutup bak mobil yang mengangkut bahan material tersebut
dengan terpal agar bahan material tersebut tidak beterbangan akibat ditiuo
oleh angin dan mencemari lingkungan. Kualitas udara tersebut direncanakan
tidak akan mengganggu masyarakat sekitar pada saat operasional karena
pihak proyek merencanakan akan membuat RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada
perumahan dan sekitarnya.
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-
48/MENLH/11/1996 Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

21
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan yang


ditimbulkan akibat kegiatan konstruksi bangunan tidak dapat dihindari.
Namun kebisingan tersebut tidak menggangu aktivitas warga karena jarak
perumahan dari rumah warga lumayan cukup jauh.

b. Kualitas Air

Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia. Tidak
semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah pesisir pantai
merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih,
sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih. Pada operasional
kegiatan perumahan, sumber air yang digunakan adalah air PDAM. Karena
kualitas air tanah pada kawasan perumahan tersebut termasuk air payau jadi
sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang
berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan
mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
c. Getaran
Pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan berpotensi menimbulkan
getaran pada saat melakukan pekerjaan pondasi tiang pancang, dan penurunan
bahan material yang diangkut oleh mobil truk pengangkut bahan material.
Getaran tersebut akan merambat dan dapat dirasakan oleh warga sekitar yang
akan merambat sehingga akan berdampak sampai pada rumah-rumah
sekitarnya, namun intensitas getaran sampai saat ini masi tergolong tidak
membahayakan karena durasi getaran yang pendek dan kekuatan getaran
yang tidak berpotensi merusak pemukiman warga di sekitar lokasi proyek.

d. Transportasi

Lokasi perumahan yang dilalui oleh dua jalan besar atau lebih juga dapat
menambah peningkatan jumlah kendaraan yang melalui perumahan tersebut.
Kegiatan mobilisasi alat berat dan material yang membebani jalan akses yang
sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Pada tahap
operasional juga menyebabkan peningkatan arus lalu lintas keluar-masuk

22
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

kendaraan pengangkutan material bahan bangunan yang dapat menimbulkan


peningkatan arus dan kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan. Selain itu lalu
lalangnya kendaraan pengangkut material mangakibatkan kerusakan jalan
yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas sehingga bisa menimbulkan
kemacetan dan tentunya polusi udara.
3. Lingkungan Sosial Ekonomi Dan Budaya
a. Sosial Ekonomi

1) Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan


ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa
diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga kerja. Tenaga kerja memegang
peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu wilayah,
karena: Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi, Sumber Daya
Alam, dan Kewiraswastaan. Proyek pembangunan Perumahan Pavilion dapat
menarik peluang kerja bagi banyak kalangan, baik bagi kalangan masyarakat
lokal di sekitar lokasi peroyek pembangunan di lakukan, maupun para ahli
dalam konstruksi bangunan yang di gunakan dalam pembangunan proyek
tersebut.
2) Kesempatan berusaha

Kesempatan untuk melakukan suatu usaha berpotensi untuk dilakukan


baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasional perumahan. Pada tahap
konstruksi kesempatan berusaha seperti masyarakat dapat membuat warung-
warung kecil untuk para pekerja, sedangkan pada tahap operasional seperti
membuat jasa laundry, tukang sayur keliling dan lain-lain. Hal ini juga di
dukung oleh lokasi perumahan yang dikelilingi pusat komersial.

3) Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari
hasil usaha yang diperoleh individu kelompok digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dilihat dari aspek pendapatan masyarakat sekitar

23
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Perumahan Pavilion dapat berpotensi mengalami peningkatan yang dapat


ditimbulkan dengan adanya kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha.

b. Sosial Budaya

1) Sikap dan Persepsi Masyarakat

Rencana Pembangunan perumahan Pavilion di jalan Metro Tanjung


Bunga ini sudah diketahui secara luas oleh masyarakat, dari pihak pemrakarsa
juga telah melakukan sosialisasi tentang rencana ini baik melalui media cetak
maupun secara langsung kepada masyarakat sekitar lokasi pembangunan
Perumahan Pavilion.
Dari hasil sosialisasi terhadap masyarakat, secara umum sikap
masyarakat tidak keberatan dengan adanya kegiatan pembangunan
Perumahan ini. Masyarakat setempat mendukung dan menyadari bahwa
pembangunan Perumahan didaerah tersebut merupakan proyek pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Namun demikian,
masyarakat berharap agar pihak pemrakarsa dalam pembangunan dan
pengoprasian nantinya lebih berhati-hati sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu pihak pemrakarsa
juga harus lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat dibandingan
kebutuhan pribadi.

Mengingat hal tersebut, maka sosialisasi dan musyawarah terutama


kepada masyarakat sekitar harus terus dilakukan, sehingga sikap dan persepsi
masyarakat akan lebih mendukung keberadaan perumahan tersebut.
4. Lingkungan Kesehatan Masyarakat
Ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat, kondisi kesehatan didaerah
pembangunan perumahan lebih terkait pada penyediaan air bersih, status gizi,
dan kecukupan pangan, serta obat-obatan. Perencanaan Kesmas yang baik,
dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya, penilaian resiko, dan
penentuan pengendaliannya. Tanpa perencanaan, sistem manajemen tidak
akan berjalan dengan baik. Dalam melakukan hal tersebut, harus

24
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

dipertimbangkan berbagai persyaratan perundangan Kesehatan Masyarakat


dan Keselamatan Kerja yang berlaku bagi organisasi serta persyaratan lainnya
seperti standar, kode, atau pedoman perusahaan proyek pembangunan
perumahan. Pada tahap konstruksi kesehatan masyarakat dapat terganggu
akibat adanya debu-debu yang di hasilkan oleh proyek pembangunan
perumahan Pavilion.
B. Deskripsi Rencana Usaha/kegiatan

Perumahan Pavilion (water front city) merupakan perumahan dari PT


Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) Tbk. Perumahan ini
direncanakan sebagai kawasan perumahan elit yang berada sangat strategis di
daerah sekitar pusat kota. Perumahan Pavilion (water front city) Makassar
terletak di jalan Metro Tanjung Bunga No.28 Kelurahan Maccini Sombala
Kecamatan Tamalate kota Makassar.

Pembangunan Perumahan ini dimulai pada bulan April tahun 2014 dan
masih tahap proses pembangunan hingga saat ini dengan target penyelesaian
bulan September tahun 2017. Luas lahan yang di sediakan sekitar 5 Ha
dengan jumlah 60 unit rumah. Luas tiap bangunan rumah sekitar 323 m 2
dengan luas lahan sekitar 133 m2. Estimasi anggaran pembangunan
perumahan ini diperkirakan sekitar triliunan rupiah.

Adapun batas-batas Perumahan Pavilion (water front city) adalah sebagai


berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Makassar


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Lahan Kosong
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Upper Hils
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Trans Studio Makassar
Pembangunan Perumahan Pavilion (water front city) di bagi dalam 2
tahap yaitu : tahap konstruksi dan tahap operasional.
1. Tahap Konstruksi

Tahapan kegiatan pelaksanaan fisik kawasan perumahan baik dari mulai


perataan tanah, sampai selesainya bangunan. Pada tahap konstruksi di uraikan
sebagai berikut:

25
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

a. Penerimaan tenaga kerja

Pada tahap konstruksi kegiatan perekrutan tenaga kerja dilakukan untuk


pelaksanaan pembangunan Perumahan Pavilion. Jumlah dan kualifikasi
tenaga kerja sangat penting terutama untuk memperoleh kepastian bahwa
kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan oleh masyarakat dan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan program.
Pengalaman/keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja (seperti
Mandor/Ketua regu kerja, Tukang dan Pekerja) terutama guna menjamin cara
pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan secara benar sehingga dapat
memenuhi kualitas fisik yang baik.

Hasil yang diharapkan diperoleh dari kegiatan ini adalah adanya calon
tenaga kerja baik, berupa swadaya maupun tenaga kerja yang akan dibayar/
gaji. Tenaga kerja diambil baik dari warga sekitar pembangunan perumahan
itu maupun dari luar. Hal penting yang perlu untuk diperhatikan adalah agar
calon tenaga kerja yang dipilih benar-benar sesuai keahlian/ kualifikasinya
sehingga dapat dijamin kebenaran cara pelaksanaan pekerjaan dan dapat
memenuhi kualitas hasil pekerjaan yang baik sesuai dengan yang
dipersyaratkan.

Kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan Perumahan Pavilion


diperkirakan sebesar 508 tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu bagian kerja ahli, mandor, tenaga tukang,
tenaga kasar, dan tenaga keamanan. Penempatan tenaga kerja harus
disesuaikan antara keahlian tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan
menjadi efisien dan efektif.

26
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Tabel 3. klasifikasi tenaga kerja pembangunan Perumahan Pavilion

Jenis tenaga Jumlah


No Tugas
kerja tenaga kerja
Berperan penting terhadap sistem koordinasi
dan sistem manajemen, meliputi tenaga
1 Tenaga ahli pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana 6 0rang
dan memiliki pengalaman dibidang masing-
masing
Membaca gambar konstruksi, dapat membuat
perhitungan ringan, dapat membedakan
kualitas bahan bangunan yang digunakan,
2 Mandor 6 Orang
menangani pekerjaan acuan, pembesian,
penecoran, dan mengawasi pekerjaan tenaga
kerja bawahnya
Tukang besi mengurusi segala macam kegiatan
yang berhubungan pembesian/pemasangan
tulangan.
Tukang batu bertugas dalam pengecoran dan
3 Tenaga tukang 300 Orang
pembuatan lantai kerja
Tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala
macam pekerjaan yang berhubungan dengan
kayu baik bekesting hingga servis lainnya
Memerlukan kondisi yang kuat dan sehat
4 Tenaga kasar 180 Orang
untuk pengangkutan bahan, alat, dan lain-lain.
5 Tenaga Menjaga keamanan lokasi proyek, prosedur 16 Orang
keamanan penerimaan tamu serta membuka dan menutup
pintu jika ada concrete mixer truck, concrete
pump truck maupun truk bahan bangunan yang

27
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Jenis tenaga Jumlah


No Tugas
kerja tenaga kerja
akan masuk ke lokasi proyek.
Jumlah 508 Orang

b. Pembuatan base camp/barak kerja


Selain perekrutan, perlu juga dilakukan penyediaan atau pembuatan
basecamp/barak bagi tenaga kerja selama melakukan kegiatan pembangunan.
Pembuatan basecamp/barak kerja merupakan salah satu sarana awal yang
sangat menunjang pekerjaan utama (mayor work) dalam pelaksanaan proyek.
Barak pada umumnya menjadi tempat hunian dan peristirahatan bagi tenaga
kerja, selain itu barak ini juga dapat digunakan untuk menyimpan peralatan
ringan bangunan. Pembuatan barak dengan menggunakan material kayu dan
peralatan tukang sesuai dengan kebutuhan dilokasi kerja. Luas Gudang akan
disesuaikan dengan jumlah material dan tenaga kerja yang akan ditempati.
c. Pembuatan jalan kerja

Pembuatan ini bertujuan untuk jalan bagi kendaraan pengangkut material


seperti semen, pasir, batu-batuan, besi, sebagai jalan bagi alat-alat berat dan
jalan bagi para pekerja proyek. Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah
aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga
pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari
material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan
jalan kering maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water
tanker.

d. Mobilisasi alat dan bahan

Penggunaan alat berat terutama bertujuan untuk mempercepat proses


pelaksanaan pekerjaan, selain itu dengan tenaga alat berat yang besar maka
akan sanggup melaksanakan jenis pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh
tenaga manusia. Alat berat dan material di datangkan dari luar lokasi rencana
kegiatan dengan menggunakan mobil truk. Alat-alat berat yang dibawa dan

28
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

akan digunakan berupa alat berat untuk mengolah lahan (membersihkan dan
merapikan lahan), alat berat untuk menggali dan menimbun, alat berat untuk
mengangkut, alat berat untuk memindahkan material pada jarak yang dekat,
alat berat untuk produksi material, dan alat berat untuk penempatan akhir.
Sedangkan bahan material yang diangkut berupa batu, kerikil, bata, pasir,
semen, besi, pipa, kapur, keramik, beton dan genteng.

e. Pembangunan fisik perumahan

Pembangunan perumahan dimulai dengan perataan tanah dengan


menggunakan alat berat lalu pembuatan pondasi dengan menggunakan batu
kali, pembangunan rangka bangunan dibuat dari beton bertulang, pembuatan
dinding dan plesteran, pekerjaan atap, dan sampai bangunan konstruksi
tersebut selesai dan siap digunakan.

f. Pembangunan sarana dan prasarana


Pembangunan prasarana perumahan berupa prasarana lingkungan dan
utilitas umum. Prasarana lingkungan seperti pembuatan jalan, saluran air
limbah dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), saluran air hujan dan
sistem resapan air hujan. Sedangkan utilitas umum seperti pemasangan
instalasi listrik, dipilih sumber tenaga PLN, pemasangan
jaringan telepon, pemasangan jaringan air bersih yang akan
menggunakan sumber air dari PDAM, pembuangan sampah dengan
menyediakan bak sampah di setiap bangunan, dan mitigasi bencana banjir dan
gempa bumi dengan membuat jalur evakuasi bencana, bencana kebakaran
dengan menyediakan Hydrant Box dan alarm kebakaran.
Sedangkan pembangunan sarana perumahan berupa mushola, tempat
parkir, taman dan pos keamanan
g. Finishing

Setelah seluruh tahap konstruksi bangunan selesai, maka dilakukan


pembersihan seperti pembersihan sisa-sisa material bangunan dan
pengosongan alat-alat berat.

2. Tahap Operasional

29
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

a. Operasional Perumahan Pavilion

Adanya pembangunan perumahan pavilion yang terletak di Jalan Metro


Tanjung Bunga akan meningkatkan pola pergerakan khususnya penghuni
perumahan yang melakukan pergerakan dari satu tempat ketempat lain. Hal
ini ditunjang oleh lokasi perumahan yang strategis yang dikelilingi kawasan
pusat komersial dan dekat dengan pusat kota.

b. Perawatan Sarana dan Prasarana


Perawatan sarana dilakukan dengan cara pengecetan ulang pada
bangunan yang sudah pudar warnanya, bangunan yang mulai rusak dan
diperbaiki kembali, pada taman/RTH perumahan dilakukan penyiraman
tanaman yang ada di dalam kawasan perumahan dilakukan setiap hari pagi
dan sore hari dan pemangkasan tanaman dilakukan apabila tanaman tersebut
sudah mulai rapuh dan mengganggu, mengganti lampu taman dan lampu jalan
jika sudah mati. Hal ini berguna untuk menambah nilai estetika area
Perumahan Pavilion. Sedangkan pada perawatan prasana perumahan
dilakukan secara berskala apabila terjadi kerusakan, maka akan segera
dilakukan perbaikan.

C. Identifikasi Dampak Potensial


Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang kami lakukan maka dapat
diketahui beberapa dampak potensial yang dapat terjadi pada tahap konstruksi
dan tahap operasional, diantaranya :
1. Tahap Konstruksi

a. Penerimaan Tenaga Kerja

Pembangunan perumahan melakukan perekrutan tenaga kerja yang besar


sehingga kegiatan pembangunan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan program. Dengan adanya penerimaan atau perekrutan tenaga
kerja maka dampak potensial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

1) Terbukanya Kesempatan Kerja

30
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Pada tahap kontruksi, Warga sekitar maupun dari luar lokasi


pembangunan memiliki kesempatan untuk bekerja pada proyek
pembangunan tersebut. Kegiatan perekrutan tenaga kerja
dilakukan untuk pelaksanaan pembangunan Perumahan
Pavilion. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya
calon tenaga kerja baik, berupa swadaya maupun tenaga kerja
yang akan dibayar/ gaji.

2) Terbukanya Kesempatan Berusaha

Adanya proyek pembangunan perumahan dapat membuka


peluang masyarakat untuk membuat usaha warung-warung kecil
untuk para pekerja proyek perumahan tersebut.

3) Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Dari penerimaan tenaga kerja dapat berpotensi meningkatkan


pendapatan masyarakat sebagai pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari.

b. Pembuatan dan pengoperasian basecamp/barak kerja

Pembuatan basecamp/barak kerja merupakan salah satu sarana awal yang


sangat menunjang pekerjaan utama (mayor work) dalam pelaksanaan proyek.
Barak kerja beroprasi seiring dengan pembangunan perumahan. Dengan
adanya pembuatan dan pengoperasian barak kerja maka dampak potensial
yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

1. Timbulan limbah pada tahap pembuatan barak kerja

Timbulan limbah yang dapat dihasilkan dari pembuatan barak


kerja berupa sisa bahan pembangunan barak kerja seperti
potongan kayu, sisa-sisa seng dan sisa tripleks.

2. Timbulan limbah pada tahap pengoperasian barak kerja

31
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Pada tahap pengoperasian barak kerja dapat menimbulkan


limbah dari aktivitas para pekerja yang beristirahat seperti sisa-
sisa makan, air sabun dan plastik (pembungkus makanan dan
botol minuman).

c. Pembuatan jalan kerja

Pembuatan ini bertujuan untuk jalan bagi kendaraan pengangkut material


seperti semen, pasir, batu-batuan, besi, sebagai jalan bagi alat-alat berat dan
jalan bagi para pekerja proyek. Dengan adanya pembuatan jalan kerja maka
dampak potensial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

1. Aksesibilitas kendaraan proyek

Adanya pembuatan jalan kerja berdampak pada kelancaran


aksesibilitas kendaraan proyek yang beroperasi.

2. Polusi udara

Polusi udara ditimbulkan oleh aktivitas keluar masuknya


kendaraan proyek dari kawasan pembangunan perumahan di
tambah dengan jalan kerja yang terbuat dari material timbunan
tanah yang dipadatkan.

d. Mobilisasi alat dan bahan

Penggunaan alat berat bertujuan untuk mempercepat proses pelaksanaan


pekerjaan, selain itu dengan tenaga alat berat yang besar maka akan sanggup
melaksanakan jenis pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga
manusia. Dengan adanya mobilisasi alat dan bahan maka dampak potensial
yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

1. Kemacetan lalu lintas

Kegiatan mobilisasi alat berat dan material dapat menimbulkan


bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Hal ini dapat menyebabkan

32
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

terjadinya kemacetan apa bila beroperasi pada saat jam-jam


sibuk.

2. Kerusakan jalan

Kerusakan jalan ditimbulkan oleh pengangkutan alat dan bahan


material proyek pembangunan oleh kendaraan berat yang dapat
merusak konstruksi jalan.

3. Kecelakaan lalu lintas

Mobilisasi alat-alat berat dan bahan material dapat berpotensi


menimbulkan kecelakaan lalu lintas karena situasi lalulintas
yang padat dan macet ditambah kondisi jalan yang
rusak/berlubang.

4. Polusi udara

Debu-debu atau ceceran material dan bahan bangunan pada saat


proses pengangkutan dapat mengakibatkan penurunan kualitas
udara, apalagi jika angin bertiup kencang. Selain itu, gas
buangan dari kendaraan akan memperburuk kualitas udara
sekitar dan dalam jumlah besar akan menyebabkan polusi udara
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

5. Kebisingan

Kegiatan pengangkutan/mobilisasi alat dan bahan konstruksi


akan meningkatkan kebisingan di sepanjang jalan yang dilalui
oleh kendaraan pengangkut.

e. Pembangunan fisik perumahan

Pembangunan perumahan dimulai dengan perataan tanah dengan


menggunakan alat berat lalu pembuatan pondasi dengan menggunakan batu
kali, pembangunan rangka bangunan dibuat dari beton bertulang, pembuatan

33
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

dinding dan plesteran, pekerjaan atap, dan sampai bangunan konstruksi


tersebut selesai dan siap digunakan. Berhubungan dengan kegiatan
pembangunan fisik perumahan maka dampak potensial yang ditimbulkan
adalah sebagai berikut :

1. Gangguan getaran

Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik perumahan


berpotensi menimbulkan getaran yaitu pada saat melakukan
pekerjaan pondasi tiang pancang, dan penurunan bahan
material yang diangkut oleh mobil truk pengangkut bahan
material.

2. Kebisingan

Kegiatan pembangunan fisik gedung membutuhkan peralatan


berat seperti bulldozer, excavator dan lain-lain. Peralatan-
peralatan tersebut akan menimbulkan kebisingan yang cukup
tinggi

3. Timbulan limbah

Timbulan limbah dari pembangunan fisik perumahan berupa


sisa-sisa bahan dari pembangunan seperti kayu, besi, bambu,
sisa cat, serpihan bata, serpihan genteng, tegel dan plavon.

4. Kecelakaan kerja

Pada saat pembangunan konstruksi, apabila para pekerja tidak


menggunakan alat keselamatan kerja seperti, helm,
saputangan, boot, dan masker, hal ini dapat memberi dampak
negatif kepada para pekerja seperti terjadinya kecelakaan kerja
yaitu tertimpa batuan, alat berat dan gangguan pernafasan
bahkan dapat berujung pada kematian.

34
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

f. Pembangunan sarana dan prasarana

Pembangunan sarana perumahan seperti mushola, tempat parkir, taman,


dan pos keamanan. Pembangunan prasarana perumahan seperti pembuatan
jalan perumahan, pemasangan instalasi listrik, pemasangan
jaringan telepon, pemasangan jaringan air, tempat pembuangan sampah,
mitigasi bencana, pembuatan saluran air limbah dan IPAL. Berhubungan
dengan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana tersebut maka dampak
potensial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

1. Kebisingan

Kegiatan pembangunan fisik gedung membutuhkan peralatan


berat seperti bulldozer, excavator dan lain-lain. Peralatan-
peralatan tersebut akan menimbulkan kebisingan yang cukup
tinggi.

2. Timbulan limbah

Timbulan limbah dari pembangunan sarana dan prasarana


perumahan berupa limbah padat dan limbah cair dari sisa-sisa
bahan pembangunan. Limbah padat seperti potongan kayu,
besi, kaleng cat, kantong semen, serpihan bata dan batako,
serpihan genteng tegel, plavon. Sedangkan limbah cair seperti
sisa cat

2. Tahap Operasional

35
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

a. Operasional Pembangunan Perumahan Pavilion

1) Kesempatan kerja

Pada tahap operasional Perumahan Pavilion terdapat


kesempatan kerja seperti di bagian keamanan (satpam), asisten
rumah tangga, baby sitter, supir, tukang kebersihan dan tukang
kebun. perekrutan tenaga kerja bagian satpam, asisten rumah
tangga, baby sitter dan tukang kebersihan dapat diambil dari
masyarakat sekitar yang memerlukan pekerjaan, sedangkan
bagian tukang kebun diambil dari masyarakat yang memiliki
keahlian khusus dalam penaataan taman dan bagian supir juga
diambil dari masyarakat yang mahir dalam mengemudi.

2) Kesempatan berusaha

Pada tahap operasional Perumahan Pavilion masyarakat dapat


membuka peluang untuk berusaha seperti menjadi tukang sayur
keliling dan tukang roti kompleks perumahan.

3) Peningkatan Pedapatan Masyarakat

Dari kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dapat


berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja
dan yang membuat usaha sebagai pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari.

4) Peningkatan pola pergerakan

Beropresinya Perumahan Pavilion akan meningkatkan pola


pergerakan masyarakat. Kegiatan mobilisasi penghuni
perumahan yang menggunakan kendaraan pribadi tentunya
akan meningkatkan volume lalu lintas pada jalan Metro
Tanjung Bunga, sehingga akan berpengaruh pada kinerja jalan-
jalan tersebut.

36
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

5) Polusi udara

Banyak aktivitas rumah tangga yang dapat menyebabkan


terjadinya polusi udara. Beberapa aktivitas rumah tangga yang
berperan dalam penciptaan polusi udara adalah pembakaran
sampah, memasak dengan menggunakan kayu bakar,
pengecatan rumah dan penggunaan beberapa peralatan rumah
tangga lainnya.
6) Timbulan limbah domestik
Limbah rumah tangga yang berwujud padat misalnya sisa
kegiatan mengolah bahan makanan (sisa sayuran, buah-buahan,
daging dll), sisa makanan olahan, bekas kemasan makanan,
kaleng-kaleng, botol, kain, karet dll. Limbah padat yang berupa
B3 misalnya oli bekas, pemutih, baterai kering, semir sepatu,
pembersih kaca, kamper, pengharum ruangan, plastic, serat
asbes, aerosol, obat nyamuk dll. Sedangkan limbah rumah
tangga yang berwujud cair seperti air bekas cucian pakaian, air
bekas cucian peralatan rumah tangga, air bekas cucian
kendaraan bermotor, air bekas mandi, tinja dll. Limbah rumah
tangga yang berwujud gas biasanya hanya berupa asap yang
dihasilkan selama proses memasak ataupun membakar sampah
padat.

b. Perawatan sarana dan prasarana

Berhubungan dengan kegiatan perawatan sarana dan prasarana maka


dampak potensial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1) Sarana dan prasarana umum menjadi awet/tahan lama
Perawatan mencakup segala daya upaya yang terus menerus
untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana tetap dalam
keadaan baik. Perawatan berdampak positif kepada keawetan dari
sarana dan prasarana dan juga berdampak baik pada perumahan.
Selain itu tetap terjaga dari segi estetika.
2) Timbulan limbah padat

37
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Timbulan limbah padat dari sisa kegiatan perawatan sarana dan


prasarana seperti kaleng sisa cat, bekas bola lampu taman, lampu
jalan dan sisa sisa dari tanaman yang mati.

3) Kesehatan masyarakat
Jika dilakukan perawatan secara berkala maka, kesehatan
masyarakat dapat terjamin. Seperti pada saluran air limbah dan
IPAL bila dilakukan perawatan maka masyarakat dapat terhindar
dari penyakit yang fatal.

D. Evaluasi Dampak Potensial

Evaluasi Dampak Potensial merupakan langkah memisahkan dampak-


dampak yang perlu kajian mendalam yang terdapat pada identifikasi dampak
potensial untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang
tidak lagi perlu dikaji). Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk
mreghilangkan atau meniadakan dampak yang dipandang tidak terlalu relevan
atau tidak penting sehingga diperoleh seperangkat dampak penting hipotetik.
Dalam proses ini, harus dijelaskan dasar penentuan bagaimana suatu dampak
potensial dapat disimpulkan menjadi dampak penting hipotetik (DPH) atau
tidak yaitu melalui 7 kriteria evaluasi dampak penting hipotetik. Kriteria
evaluasi Dampak Penting Hipotetik antara lain yaitu :

1) Jumlah manusia terkena dampak

2) Luas wilayah terkena dampak

3) Itensitas dan lama dampak berlangsung

4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

5) Sifat kumulatif dampak

6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

7) Kriteria lain yang sesuai.

38
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Jika terdapat dampak yang memenuhi salah satu kriteria evaluasi dampak
penting hipotetik diatas, maka dampak tersebut dapat dinyatakan sebagai
dampak penting hipotetik (DPH). Berdasaran uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa yang termasuk dampak penting hipoteteik (DPH) dari
Pembangunan Perumahan Pavilion antara lain :

1. Tahap Konstruksi

a) Penerimaan tenaga kerja

Perekrutan tenaga kerja dibutuhkan untuk memenuhi pembanguan


perumahan. Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan antara keahlian
tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan menjadi efisien dan efektif.
Dengan adanya penerimaan/perekrutan tenaga kerja dapat menimbulkan
dampak, yaitu kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha, sehingga :
1) Kesempatan kerja pada tahap konstruksi termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena memenuhi kriteria
evaluasi dampak penting yaitu, jumlah manusia yang terkena
dampak.
2) Kesempatan berusaha pada tahap konstruksi tidak termasuk ke
dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena tidak
memenuhi salah satu kriteria evaluasi dampak penting.
3) Peningkatan pendapatan masyarakat termasuk dalam Dampak
Penting Hipotetik (DPH) karena memenuhi salah satu kriteria
evaluasi dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena
dampak.

b) Pembuatan dan pengoperasian basecamp/barak kerja

Pembuatan basecamp/barak kerja merupakan salah satu sarana awal yang


sangat menunjang pekerjaan utama (mayor work) dalam pelaksanaan proyek.
Barak kerja beroprasi seiring dengan pembangunan perumahan. Pembuatan
dan pengoperasian barak kerja dapat menimbulkan limbah padat dan cair,
sehingga :

39
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

1) Timbulan limbah pada tahap pembuatan barak kerja tidak


termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena
tidak memenuhi salah satu kriteria evaluasi dampak penting

2) Timbulan limbah pada tahap pengoperasian barak kerja


termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena
memenuhi salah satu kriteria evaluasi dampak penting yaitu
jumlah manusia yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung

c) Pembuatan jalan kerja

Pembuatan jalan kerja diperuntukkan bagi kendaraan pengangkut


material dan juga sebagai jalan bagi alat-alat berat dan jalan bagi para pekerja
proyek. Pembuatan jalan kerja berdampak pada kelancaran aksesibilitas
kendaraan proyek yang beroperasi, tetapi berpotensi menimbulkan polusi
udara, sehinnga :

1) Kelancaran aksesibilitas kendaraan proyek termasuk dalam


Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena telah memenuhi
kriteria evaluasi dampak penting yaitu jumlah manusia yang
terkena dampak dan lamanya dampak berlangsung.

2) Polusi udara termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik


(DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak
penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak, luas
wilayah yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung.

d) Mobilisasi alat dan bahan

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan yang membebani jalan akses yang
sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Hal ini
dapat menimbulkan kemacetan, kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas,
kebisingan, polusi udara dari buangan gas pada kendaraan proyek serta dapat
40
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

menimbulkan keresahan dari masyarakat. Berdasarkan pemaparan tersebut,


maka :

1) Kemacetan lalu lintas termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi
dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak,
luas wilayah yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung.

2) Kerusakan jalan termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik


(DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak
penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak, luas
wilayah yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung.

3) Kecelakaan lalu lintas termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi
dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak
dan kriteria lain yang sesuai (keresahan masyarakat).

4) Polusi udara termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik


(DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak
penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak, luas
wilayah yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung.

5) Kebisingan termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH)


karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak penting yaitu
jumlah manusia yang terkena dampak, luas wilayah yang
terkena dampak dan lamanya dampak berlangsung.

e) Pembangunan fisik perumahan

Pembangunan fisik perumahan dimulai dengan perataan tanah dengan


menggunakan alat berat. Hal tersebut dapat menimbulkan dampak seperti
41
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

gangguan getaran, kebisingan, timbulan limbah, dan kecelakaan kerja


Berdasarkan pemaparan tersebut, maka :
1) Gangguan getaran termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik
(DPH) karena telah memenuhi salah satu kriteria evaluasi
dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak.

2) Kebisingan termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH)


karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak penting yaitu
jumlah manusia yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung.

3) Timbulan limbah dari aktivitas pembangunan fisik perumahan


termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena
telah memenuhi kriteria evaluasi dampak penting yaitu jumlah
manusia yang terkena dampak, luas wilayah yang terkena
dampak, banyaknya komponen lingkungan yang terkena
dampak.

4) Kecelakaan kerja termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik


(DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak
penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak dan
kriteria lain yang sesuai (keresahan masyarakat).

f) Pembangunan sarana dan prasarana

Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana dapat menimbulkan


dampak seperti kebisingan dari alat-alat pertukangan yang digunakan dan
timbulan limbah dari kegiatan pembangunan. Berdasarkan pemaparan
tersebut, maka :

1) Kebisingan dari aktivitas pembangunan sarana dan prasarana


perumahan termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH)
karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak penting yaitu

42
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

jumlah manusia yang terkena dampak dan kriteria lain yang


sesuai (keresahan masyarakat).

2) Timbulan limbah termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik


(DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak
penting yaitu luas wilayah yang terkenan dampak.

2. Tahap Operasional

a) Operasional pembangunan perumahan pavilion

Pada tahap operasional Perumahan Pavilion menimbulkan dampak


berupa kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pola pergerakan,
polusi udara, dan timbulan limbah domestik. Berdasarkan pemaparan dampak
tersebut, maka :

1) Kesempatan kerja tidak termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena tidak memenuhi salah satu kriteria
evaluasi dampak penting jumlah manusia yang terkena dampak
hanya sedikit.

2) Kesempatan berusaha tidak termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena tidak memenuhi salah satu kriteria
evaluasi dampak penting jumlah manusia yang terkena dampak
hanya sedikit.

3) Peningkatan pendapatan masyarakat tidak termasuk dalam


Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena tidak memenuhi salah
satu kriteria evaluasi dampak penting jumlah manusia yang
terkena dampak hanya sedikit.

4) Peningkatan pola pergerakan termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi
dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak,

43
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

luas wilayah yang terkena dampak dan lamanya dampak


berlangsung.

5) Polusi udara termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH)


karena telah memenuhi kriteria evaluasi dampak penting yaitu
jumlah manusia yang terkena dampak dan lamanya dampak
berlangsung.

7) Timbulan limbah domestik termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi
dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak
dan lamnya dampak berlangsung.

b) Perawatan sarana dan prasarana

Pada tahap operasional perumahan, perawatan sarana dan prasarana


merupakan hal yang penting dilakukan, karena demi kepentingan perumahan.
Dengan adanya perawatan tersebut maka, sarana dan prasarana menjadi
awet/tahan lama,namun menimbulkan limbah padat yaitu sisa dari perawatan.
Selain itu perawatan sarana dan prasarana berdampak pada kesehatan
masyarakat seperti pengelolaan IPAL yang harus di lakukan perawatan yang
baik dan maksimal sehingga terhindar dari penyakit yang fatal. Berdasarkan
pemaparan tersebut maka :

1) Sarana dan prasarana umum menjadi awet/tahan lama termasuk


dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) karena telah
memenuhi kriteria evaluasi dampak penting yaitu jumlah
manusia yang terkena dampak, lamanya dampak berlangsung
dan berbaliknya dampak terhadap perumahan.
2) Timbulan limbah padat tidak termasuk dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH) karena jumlah manusia yang terkena dampak
hanya sedikit dan dampak berlangsung tidak memakan waktu
yang lama.

44
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

3) Kesehatan masyarakat termasuk dalam Dampak Penting


Hipotetik (DPH) karena telah memenuhi kriteria evaluasi
dampak penting yaitu jumlah manusia yang terkena dampak dan
lamanya dampak berlangsung.

45
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Tabel 4. Matriks Identifikasi Dampak

Tahap Tahap Pascakonstruksi


Kegiatan Tahap Konstruksi
Prakonstruksi (Operasional)
No. Mobilitas Pembangunan Mobilitas Mobilitas Pemeliharaan
Pembangunan
Komponen Perizinan Tenaga Dan Peralatan Tenaga Dan
Parameter Fisik
Lingkungan -Dan Survey Kerja Pengolahan Dan Kerja Pengoperasian
Bangunan
Konstruksi Basecamp Material Operasional Sarana
Fisik-Kimia -

Co, Nox, Sox, - - - +P +P - +P


Kualitas
Hc, Partikel
Udara Dan
Intensitas Bising - - - -P -P - -
Kebisingan
Fisik (Suhu, - - - - +P - -
Kualitas Air
Kekeruhan, Tss)
Genangan - - - +P - - -
Hidrologi
Kuantitas Air - - - - +P - +P
1 Penurunan/Kons - - - - +P - -
Tanah
olidasi Tanah
Gangguan - - - - +P - -
Getaran
Getaran
Timbunan - - +P - +P - +P
Estetika
Sampah
Transportasi Gangguan Lalu - - - -P - - -
Lintas
Kecelakaan Lalu - - - +P - - -
Lintas

46
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Tahap Tahap Pascakonstruksi


Kegiatan Tahap Konstruksi
Prakonstruksi (Operasional)
No. Mobilitas Pembangunan Mobilitas Mobilitas Pemeliharaan
Pembangunan
Komponen Perizinan Tenaga Dan Peralatan Tenaga Dan
Parameter Fisik
Lingkungan -Dan Survey Kerja Pengolahan Dan Kerja Pengoperasian
Bangunan
Konstruksi Basecamp Material Operasional Sarana
Kerusakan Jalan - - - +P - - -
- - - - - - -
Gangguan
Perparkiran
Sosial - -
Ekonomi
2
Dan
Budaya
Sosial- Kesempatan - +P - - - +P -
Ekonomi- Kerja
Kesempatan - - - - - - +P
Berusaha
Pendapatan - +P - - - - -
Masyarakat
Gangguan - - - - - - -
Usaha
Masyarakat
Peningkatan - - - - - - -
PAD
Kerusakan - - - - - - -

47
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Tahap Tahap Pascakonstruksi


Kegiatan Tahap Konstruksi
Prakonstruksi (Operasional)
No. Mobilitas Pembangunan Mobilitas Mobilitas Pemeliharaan
Pembangunan
Komponen Perizinan Tenaga Dan Peralatan Tenaga Dan
Parameter Fisik
Lingkungan -Dan Survey Kerja Pengolahan Dan Kerja Pengoperasian
Bangunan
Konstruksi Basecamp Material Operasional Sarana
Bangunan
Sosial Persepsi - +P - - - - +P
Budaya Masyarakat
Keresahan - - - +P - +P -
Masyarakat
Kesehatan Gangguan - - - +P - - -
3 Kesehatan
Masyarakat
Kecelakaan - - - - +P - -
Kerja

48
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Hipotetik Pembangunan Perumahan Pavilion Pada Tahap Konstruksi

49
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Hipotetik Pembangunan Perumahan Pavilion Pada Tahap Operasional

50
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

E. RKL-RPL
1. Maksud Dan Tujuan Penyusunan Rkl-Rpl
Berdasarkan prakiraan dan evaluasi dampak penting maka disusun
rencana tindak lanjut dalam bentuk RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) dalam satu
kesatuan laporan. Adapun maksud penyusunan RKL dan RPL tersebut adalah
sebagai berikut:

a. Maksud
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan rencana
tindak lanjut untuk mengelola dampak penting yang ditimbulkan oleh
aktivitas proyek, sedangkan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
merupakan piranti untuk memantau hasil pengelolaan lingkungan tersebut.
Dengan demikian penyusunan RKL dan RPL ini dimaksudkan untuk:
Menyusun rencana pengelolaan dampak penting agar dampak
yang ditimbulkan proyek dapat memenuhi ketentuan baku mutu
lingkungan dan/atau meminimalisasi kerusakan lingkungan
sehingga dapat menghindari kemungkinan timbulnya dampak
penting yang akan dapat berkembang menjadi isu lingkungan atau
isu sosial yang merugikan berbagai pihak yang berkepentingan.
Menyusun rencana pemantauan dampak penting guna mengetahui
efektivitas hasil pengelolaan lingkungan sehingga dapat menjadi
dasar evaluasi dan penyusunan rencana tindak lanjut untuk
menyempurnakan pengelolaan lingkungan secara terus menerus.
Dengan adanya RKL dan RPL ini maka setiap dampak penting
yang ditimbulkan oleh kegiatan dapat terkendali dan teredam
hingga tidak berkembang menjadi isu lingkungan regional,
nasional atau bahkan menjadi isu lingkungan internasional.
b. Tujuan
Tujuan penyusunan RKL dan RPL adalah mengendalikan dampak
penting agar sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang

51
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

berlaku. Oleh karena itu sesuai dengan maksud penyusunan RKL dan RPL,
maka tujuan penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup tersebut adalah sebagai berikut:
Memastikan bahwa rencana kegiatan pembangunan Perumahan
Pavilion (Water Front City) berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan dengan mengelola sumberdaya alam untuk dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi pembangunan ekonomi
daerah maupun ekonomi nasional.
Mengelola lingkungan secara terpadu dengan menyediakan dana
sesuai kebutuhan pengelolaan lingkungan dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan norma, standar,
prosedur dan kriteria yang berlaku.
Memantau dampak negatif penting dari kegiatan proyek guna
memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan lingkungan telah
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Menyampaikan informasi hasil pemantauan lingkungan proyek
kepada para pemangku kepentingan sebagai bahan acuan untuk
evaluasi dan pengambilan keputusan serta rencana tindak lanjut
terhadap pengelolaan lingkungan.
Dengan demikian pengelolaan dampak penting akibat kegiatan maupun
pengelolaan dampak yang sudah direncanakan (mitigated impact) senantiasa
terpantau dan terkendali sehingga dapat memenuhi ketentuan baku mutu
lingkunganyang dipersyaratkan oleh pemerintah. Mitigated impact adalah
dampak yang sudah diketahui dari awal, sedangkan rancangan kegiatan (FS
dan DED) sudah mencakup rencana pengelolaan dan pengendalian dampak
tersebut, sehingga dampak tersebut tidak lagi perlu dikaji dalam ANDAL,
namun dicantumkan dalam RKL-RPL.
2. Kegunaan Dilaksanakannya Rkl-Rpl
Pelaksanaan RKL-RPL secara baik, konsisten dan berkesinambungan
dapat memberikan manfaat bagi pemrakarsa, pemerintah maupun masyarakat.

52
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Jadi pelaksanaan RKL yang konsisten perlu dikuti dengan pelaksanaan RPL
secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi bahan acuan
untuk evaluasi dan penyempurnaan RKL. Adapun kegunaan dilaksanakannya
RKL-RPL bagi para pemangku kepentingan (stake holders) adalah sebagai
berikut:

a) Bagi Kepentingan Pemrakarsa

Pelaksanaan RKL-RPL yang baik dan konsisten pada proyekakan dapat


meminimalkan kerugian terhadap manusia, peralatan, material, proses
produksi dan lingkungan hidup. Adapun manfaat dilaksanakannya RKL-RPL
bagi kepentingan Pemrakarsa adalah sebagai berikut:

Melakukan upaya penyelamatan, pencegahan dan pengendalian


dampak lingkungan dalam upaya meminimalkan kerugian
terhadap manusia, peralatan, material proses produksi dan
lingkungan hidup sehingga lebih menjamin kelangsungan hidup
proyek secara berkelanjutan.
Terpeliharanya hubungan yang selaras dan serasi antara proyek
dengan lingkungan hidupnya secara khusus dan juga antara
proyek dengan lingkungan sosial di sekitarnya melalui hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan.
Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap dari hasil
pelaksanaan program K3LL, dalam upaya meminimalkan
kerusakan/ kerugian terhadap kerusakan/ hilangnya peralatan
maupun material serta penurunan kualitas lingkungan hidup
sehingga dapat lebih menjamin kelangsungan hidup proyek secara
berkelanjutan.
Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap dari hasil
pembinaan hubungan yang selaras dan serasi antara kegiatan
proyek dengan lingkungan hidupsekitarnya dan secara khusus

53
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

antara proyek dengan lingkungan sosial di sekitarnya melalui


hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
Pelaksanaan RKL-RPL juga dimaksudkan untuk menekankan pentingnya
menjalin keselarasan hubungan antara proyek dengan lingkungan sosial
masyarakat di sekitarnya.
b) Bagi Kepentingan Pemerintah
Pemerintah berkewajiban menyediakan kualitas lingkungan hidup yang
dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi kehidupan
masyarakatnya, namun pemerintah juga harus menyelenggarakan
pembangunan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu dengan pelaksanaan RKL-RPL yang baik dan konsisten
secara terus menerus dapat memberikan manfaat bagi pemerintah sebagai
berikut:
Sebagai alat kendali pemerintah dalam upaya pengelolaan
lingkungan proyek terutama sebagai bagian dari upaya
melaksanakan pengelolaan lingkungan sehingga tercipta suasana
lingkungan yang nyaman bagi masyarakat di sekitar proyek.
Kehadiran proyek yang terkelola dengan baik dapat
meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui pajak dan
retribusi serta terbukanya peluang kerja dan peluang berusaha
bagi masyarakat sehingga memberikan manfaat ekonomi, tetapi
tetap aman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap yang dapat
menjadi alat kendali pemerintah dalam upaya pengelolaan
lingkungan proyek terutama sebagai bagian dari upaya
melaksanakan pengelolaan lingkungan kawasan sehingga tercipta
suasana lingkungan yang nyaman bagi masyarakat di sekitar
proyek.
Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap yang dapat
menjadi acuan penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan
penataan tata ruang kawasan dengan memperhatikan daya dukung

54
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

lingkungan kawasan, sehingga selain mendapatkan manfaat


ekonomi, tetapi juga mendapatkan tata kehidupan masyarakat
yang serasi dengan lingkungan hidupnya. Pemerintah daerah tetap
dapat menyelenggarakan fungsi pemerintahan danpembangunan
secara optimal, yang menjamin keamanan, keselamatan dan
kenyamanan masyarakat di Kabupaten Solok Selatan. Dengan
demikian pemerintah daerah dapat mengelola lingkungan hidup
proyek dan sekitarnya dengan cara mengelola lingkungan hidup
di masing-masing proyek kegiatan dengan sebaik-baiknya (think
globally, act locally).
c) Bagi Kepentingan Masyarakat
Pelaksanaan RKL secara baik, konsisten dan berkesinambungan akan
memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai berikut:
Dengan adanya pengelolaan lingkungan yang baik dan
konsisten, maka masyarakat senantiasa merasa tetap terjamin
keselamatan, kenyamanandan kualitas lingkungan hidupnya
agar dapat melaksanakan kehidupannya sehari-hari dalam
suasana aman dan nyaman.
Dengan adanya Program CSR (Corporate Social
Responsibility), masyarakat merasa mendapatkan perhatian dari
proyek dan sekaligus memperoleh harapan kehidupan yang lebih
baik guna melepaskan diri dari belenggu kehidupan masyarakat
marginal.
Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap dari hasil
pengelolaan lingkungan yang baik dan konsisten, sehingga
masyarakat senantiasa merasa tetap terjamin keselamatan,
kenyaman dan kualitas lingkungan hidupnya untuk dapat
melaksanakan kehidupannya sehari-hari dalam suasana nyaman.
Mendapatkan informasi yang lengkap tentang sistem
pengelolaan CSR yang melibatkan perusahaan, masyarakat dan
pemerintah, sehingga masyarakat merasa mendapatkan

55
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

perhatian dari proyek dan sekaligus memperoleh harapan


kehidupan yang lebih baik guna melepaskan diri dari belenggu
kehidupan masyarakat marginal.
Dengan pelaksanaan RKL-RPL secara baik, maka masyarakat senantiasa
akan merasa aman dan nyaman karena tetap terjaminnya keselarasan
hubungan antara masyarakat dengan lingkungan hidupnya. Selain itu
kehadiran CSR dari proyek akan dapatmemberikan harapan baru bagi
masyarakat di sekitar lokasi proyek untuk dapat memperbaiki kehidupannya.
3. Pendekatan Pengelolaan Dampak Lingkungan

Rencana pengelolaan lingkungan, harus dilakukan dengan


mempertimbangkan pendekatan teknologi, yang kemudian harus dapat
dipadukan dengan pendekatan teknologi, social ekonomi dan budaya, serta
pendekatan institusional sebagai berikut :
a. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi merupakan pendekatan dengan cara-cara teknologi
yang akan digunakan dalam pencegahan, penanggulangan dan pengendalian
dampak lingkungan. Upaya mencegah dan mengurangi kerusakan sumber
daya alam akan ditempuh melalui cara teknologi yang sesuai dengan dampak
yang ditimbulkan karena aktivitas pembangunan perumahan misalnya :

Pengaturan jadwal dan sirkulasi kendaraan proyek secara efektif


dan efisien agar tidak menimbulkan permasalahan lalulintas.
Persyaratan kelengkapan penutup bak pada kendaraan proyek
untuk menghindari mengurangi terjadinya poluasi udara yang
berupa debu.
Perbaikan mesin konstruksi secara periodik untuk mengurangi
timbulan limbah B3 yang dapat menyebabkan pencemaran air
tanah.
Penataan ruang terbuka hijau untuk meningkatkan estetika di
lingkungan Perumahan.
b. Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

56
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Menjalin interaks social yang harmonis antara pihak pemrakarsa


dengan masyarakat sekitar.
Melakukan penyampaian kepada semua tenaga kerja untuk
saling bekerja sama dengan baik selama kegiatan berlangsung.
Berperan aktif didalam kegiatan social dan keagamaan yang
dilakukan oleh masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Menginstruksikan kepada pengemudi untuk menaati peraturan
lalu lintas.
Tidak mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Menghormati pengguna jalan lain untuk menghindari konflik
Sisa bahan bangunan selain dapat digunakan kembali untuk
dimanfaatkan misalnya kantong semen, potongan besi, dll.
c. Pendekatan Institusional /Kelembagaan
Bekerjasama dengan dinas ketenagakerjaan kota Makassar atau
aparat pemerintah setempat dalam proses penerimaan tenaga
kerja.
Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam pengangkutan
sampah ke TPA.
Bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar
dalam pengadaan jenis APAR.
Bekerjasama dengan pihak PT.PLN (Persero) dalam
pemasanagn instalasi listrik di lokasi kegiatan.
Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Makassar dalam
pengaturan lalu lintas dan perparkiran.
Melakukan musyawarah dengan melibatkan para tokoh
masyarakat camat, lurah, dan instansi terkait, jika terjadi konflik
social.
Melakukan pendekatan kepada pemerintah setempat (camat,
lurah, organisasi kemasyarakatan, dan instansi lain) untuk

57
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

bertindak seperti mediator dalam menangani sikap negative


masyarakat yang menjurus terjadinya konflik social.

Melengkapi peraturan, dan ketentuan serta persyaratan


pengelolaan lingkungan termasuk sanksi-sanksinya.

Penerapan teknologi yang dapat didukung oleh institusi yang


ada.

1) Pendekatan Pengelolaan Dampak Lingkungan Tahap Konstruksi

a) Penerimaan tenaga kerja

(1) Kesempatan kerja

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Menyampaikan kepada masyarakat sekitar lokasi


kegiatan mengenai jumlah dan spesialisasi tenaga kerja
yang dibutuhkan dan melakukan skala prioritas
penerimaan tenaga kerja yang diperuntukkan untuk
tenaga kerja lokal
Pendekatan Institusional

Melakukan kerja sama dengan dinas ketenagakerjaan


kota Makassar atau aparat pemerintah setempat dalam
proses penerimaan tenaga kerja.

(2) Kesempatan berusaha

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Menyampaikan kepada masyarakat sekitar untuk dapat


membuka usaha seperti warung-warung kecil untuk para
pekerja beistirahat

58
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

b) Pembuatan dan pengoperasian basecamp/barak kerja

(1) Timbulan limbah pada tahap pembuatan dan pengoperasian


barak kerja

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Mengumpulkan ceceran dan sisa bahan untuk


pembangunan basecamp seperti kayu, triplex, dan lain-
lain. tidak menumpuk sisa bahan bangunan sampai
selesai konstruksi baru diangkut ke luar dari tapak
proyek.
Pendekatan Institusional

Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam


pengangkutan sampah ke TPA.
(2) Timbulan limbah pada tahap pengoperasian

Pendekatan Teknologi

Menyediakan bak sampah dan kantong plastik untuk


mengumpulkan sampah secara terpisah antara sampah
organik dan anorganik akibat pengoperasian basecamp.

Pendekatan Institusional

Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam


pengangkutan sampah ke TPA.
c) Pembuatan Jalan Kerja

(1) Aksesibilitas kendaraan proyek

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

59
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Menginstruksikan kepada pengemudi kendaraan proyek


untuk tetap berhati-hati saat melewati jalan kerja untuk
menghindari kecelakaan kerja

(2) Polusi udara

Pendekatan Teknologi

Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat


dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water
tanker.

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Menginstruksikan kepada pengemudi tidak
mengemudikan kendaraan proyek dengan kecepatan
tinggi saat melewati jalan kerja agar tidak menimbulkan
banyak debu.
d) Mobilisasi alat dan bahan

(1) Kemacetan lalu lintas

Pendekatan Teknologi

Pengaturan jadwal dan sirkulasi kendaraan proyek secara


efektif dan efisien agar tidak menimbulkan permasalahan
lalulintas. Pemasangan rambu-rambu jalan seperti jalan
masuk dan jalan keluar kendaraan, pembuatan tanda
larang parkir di depan area proyek, pemberian tanda
adanya pekerjaan pembangunan proyek di depan lokasi
proyek.

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Menginstruksikan kepada pengemudi tetap mengikuti
rambu-rambu lalu lintas
Pendekatan Institusional

60
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Makassar


dalam pengaturan lalu lintas dan perparkiran.
(2) Kerusakan jalan

Pendekatan Teknologi
Membatasi tonase kendaraan sesuai daya pembebanan
maksimal jalan, menggunakan kendaraan bertonase kecil
(3) Kecelakaan lalulintas
Pendekatan Teknologi

Pengaturan jadwal dan sirkulasi kendaraan proyek secara


efektif dan efisien agar tidak menimbulkan permasalahan
lalulintas.

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Menginstruksikan kepada pengemudi untuk tetap
berhati-hati dalam mengemudi.
Pendekatan Institusional
Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Makassar
dalam pengaturan lalu lintas
(4) Polusi udara

Pendekatan Teknologi

Persyaratan kelengkapan penutup bak pada kendaraan


proyek untuk menghindari mengurangi terjadinya
poluasi udara yang berupa debu, menyiram jalan,
khususnya jalan masuk keluar lokasi kegiatan minimal
3 kali sehari kecuali jika hujan.

(5) Kebisingan

Pendekatan Teknologi

61
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Mesin kendaraan sebaiknya dimatikan ketika sampai di


lokasi kegiatan. perbaikan kendaraan proyek untuk
meminimalisir tingkat kebisingan kendaraan.

e) Pembangunan fisik perumahan

(1) Gangguan getaran

Pendekatan Teknologi

Menggunakan peralatan dan mesin konstruksi yang


kondisinya layak pakai dan lulus tes emisi berkala,
menghindari sekecil mungkin bahan bangunan seperti
semen tercecer dan jadwal konstruksi di luar jam
istirahat.

(2) Kebisingan

Pendekatan Teknologi

Menggunakan peralatan dan mesin konstruksi yang


kondisinya layak pakai dan lulus tes emisi berkala,
menghindari sekecil mungkin bahan bangunan seperti
semen tercecer dan jadwal konstruksi di luar jam
istirahat.

(3) Timbulan limbah

Pendekatan Teknologi

Mengumpulkan ceceran dan sisa bahan untuk


pembangunan fisik perumahan seperti besi, serpihan
bata, dan lain-lain, tidak menumpuk sisa bahan bangunan
sampai selesai konstruksi baru diangkut ke luar dari
tapak proyek.

62
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Pendekatan Institusional

Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam


pengangkutan sampah ke TPA.

(4) Kecelakaan kerja

Pendekatan Teknologi

Menyiapkan alat pelindung diri (APD) seperti helm,


kacamata, sepatu boot, safety belt pada semua tenaga
kerja, selalu memeriksa alat-alat yang digunakan agar
tetap dalam kondisi baik dan memasang rambu-rambu
K3 di dalam lokasi kegiatan.

Pendekatan sosial ekonomi


Melarang pekerja konstruksi untuk beristirahat di atas
bangunan pada saat istirahat khususnya pada siang hari,
memberikan pengarahan pada tenaga kerja untuk selalu
menggunakan peralatan K3 dan memberikan santunan
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja.
Pendekatan institusi
Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar
dalam pengarahan tenaga kerja.

f) Pembangunan sarana dan prasarana

(1) Kebisingan

Pendekatan Teknologi

Menggunakan peralatan dan mesin konstruksi yang


kondisinya laik pakai dan lulus tes emisi berkala,
menghindari sekecil mungkin bahan bangunan seperti

63
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

semen tercecer dan jadwal konstruksi di luar jam


istirahat.

(2) Timbulan limbah

Pendekatan Teknologi

Mengumpulkan ceceran dan sisa bahan untuk


pembangunan sarana dan prasarana seperti sisa-sisa
aspal, batako, kayu, besi, sisa cat, serpihan bata, serpihan
genteng, tegel, plavon dan lain-lain, tidak menumpuk
sisa bahan bangunan sampai selesai konstruksi baru
diangkut ke luar dari tapak proyek.

Pendekatan Institusional

Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam


pengangkutan sampah ke TPA

3.) Pendekatan Pengelolaan Dampak Lingkungan Tahap Operasional

a) Operasional pembangunan Perumahan Pavilion

(1) Kesempatan kerja

Pendekatan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Menyampaikan kepada masyarakat sekitar lokasi


kegiatan mengenai jumlah dan spesialisasi tenaga kerja
yang dibutuhkan.

(2) Peningkatan pola pergerakan

Pendekatan Teknologi

64
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Pemasangan rambu-rambu jalan seperti jalan masuk dan


jalan keluar kendaraan.

(3) Polusi udara

Pendekatan Teknologi

Penataan ruang terbuka hijau untuk meminimalisir tinkat


polusi udara dan meningkatkan estetika di lingkungan
Perumahan. Menggunakan peralatan atau bahan-bahan
yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-
hari

(4) Timbulan limbah domestik

Pendekatan Teknologi

Penyediaan tempat sampah terpisah antara sampah


organik dan anorganik. Contoh limbah organik adalah
sisa sayuran dan bangkai hewan. Adapun contoh limbah
anorganik adalah plastik dan kaleng.

Pendekatan Institusional
Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam
pengangkutan sampah ke TPA.

b) Perawatan sarana dan prasarana

(1) Sarana dan prasarana menjadi awet/tahan lama

Pendekatan Teknologi

Melakukan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana


perumahan secara rutin dan berkala. Melakukan upaya
perbaikan sesegera mungkin jika terdapat kerusakan
pada konstruksi sarana prasarana perumahan.

65
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)

Pendekatan Institusional
Menghimbau masyarakat untuk turut serta dalam
program perawatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana perumahan.
(2) Timbulan limbah padat
Pendekatan teknologi
Mengumpulkan sisa bahan untuk perawatan sarana dan
prasarana seperti seperti kaleng sisa cat, bekas bola
lampu taman, lampu jalan dan sisasisa dari tanaman
yang mati, dan membuangnya ke tempat sampah
sebelum diangkut ke TPA.
Pendekatan Institusional
Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam
pengangkutan sampah ke TPA.
(3) Kesehatan masyarakat
Pendekatan teknologi

Melakukan perawatan secara rutin dan berskala seperti


pada saluran air limbah dan IPAL agar masyarakat dapat
terhindar dari penyakit yang fatal.

66

Anda mungkin juga menyukai