BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini sering kita lihat banyaknya lahan hijau yang dibangun
menjadi beberapa perumahan atau industri pabrik dan lain sebagainya. Lahan
yang tentunya telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi
perumahan, baik perumahan kelas menengah atau perumahan elit. Adanya
pembangunan suatu perumahan tersebut sedikit atau banyak akan
memberikan pengaruh baik positif maupun negatif akan memberikan
pengaruh kepada lingkungan sekitarnya khususnya lingkungan alami dari
wilayah tersebut. Keadaan tersebut selain adanya aktivitas dari warga
perumahan, juga karena adanya pembuangan dari kawasan tersebut, seperti:
limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah cagar
alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan
perumahan.
1
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
daya dukung kawasan tersebut, dan dalam periode tertentu dapat berakibat
pada rusaknya lingkungan tersebut. kerusakan suaut lingkungan tidak hanya
berdampak pada kawasan dimana lingkungan tersebut berada, namun dapat
menyebar ke daerah yang lebih luas.
2
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Alamat Lengkap Perusahaan : Jl. Metro Tanjung Bunga Mall GTC GA-9
No. 1B, Tanjung Bunga, Makassar 90134,
Sulawesi Selatan
b. Tenaga Ahli
1) Tenaga Ahli Lingkungan : Asmayanti Sudirman
Andi Muh. Sutami
3
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
BAB II
METODE STUDI
4
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan
berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Studi ini dirancang untuk mendapatkan data primer dan sekunder
seakurat mungkin sehingga dapat digunakan untuk menelaah dan mengamati
komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak akibat kegiatan
pembangunan perumahan Pavilion di Jl. Metro tanjung bunga Kota Makassar
Data yang dikumpulkan meliputi komponen geo-fisik-kimia, sosial ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data sekunder, yaitu dengan menggunakan data-data yang telah
ada tentang proyek-proyek pembangunan/pengembangan perumahan Pavilion
di Jl. Metro tanjung bunga Kota Makassar.
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah
data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa
alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka /
tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
1) Angket
5
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
6
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
7
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
8
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
9
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
10
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
11
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
12
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
meliputi data iklim yang relevan dengan studi ini adalah curah hujan, suhu,
kelembaban, dan kecepatan angin.
2) Metode Pengumpulan Data
Data iklim yang dikumpulkan merupakan data sekunder data iklim di
daerah lokasi proyek. Data yang berhasil dikoreksi selanjutnya
dianalisis,yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin
sehingga menggambarkan keadaan iklimdi tapak studi.
3) Metode Analis Data
Metode analisa data untuk sub komponen iklim dilakukan dengan
metode analogi. Data-data tersebut akan digunakan untuk data penunjang
dalam menganalisa dampak.
4. Tata Ruang
Parameter yang diteliti merupakan kesesuaian lokasi proyek dengan tata
ruang didalam wilayah pembangunan rencana tata ruang kota Makassar pada
Wilayah Pembangun (WP) 1 meliputi kesesuaian fungsi lahan serta luas
wilayah pembangunan.
a. Metode Analisa Data
Data mengenai tata ruang diperoleh dari Dinas Tata Ruang Wilayah dan
Kota Makassar.
b. Metode Analisa Data
Metode analisa yang digunakan dalam kesesuaian lokasi proyek dengan
tata ruang adalah menelaah dokumen tata ruang Kota Makassar sesuai dengan
fungsinya untuk mencocokan pada keadaan sebenarnya dan rencana lokasi
proyek.
13
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Tabel 1. Metode Pengumpulan dan Analisa Data Komponen Sosial Ekonomi dan
Budaya
N Kompon
Indikator Parameter Metode
o en
14
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Jumlah Penduduk,
Kepadatan, Jumlah
Demograf Survey dan
1 Kependudukan jiwa/KK, Mobilitas
i studi pustaka
penduduk, Jumlah rumah
tangga jenis kelamin.
Tingkat pendidikan,
Sosial Pendidikan persepsi dan sikap Survey dan
2
Budaya masalah sosial masyarakat, tingkat studi pustaka
keimanan dan ketertiban
Survey dan
3 Sosial pendapatan Tingkat pendapatan
studi pustaka
15
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
N
Komponen Indikator Parameter Metode
o
Jumlah Penduduk, Kepadatan,
Sanitasi Tingkat pendidikan, Sarana
Kesehatan Survey dan
1 Lingkunaga pembuangan sampah, Sarana
Lingkungan wawancara
n pembuangan air limbah, Tingkat
pendapatan, gangguan lingkungan
16
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
17
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
C. Metode evaluasi
Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu
perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat
alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal
1. Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai
variabel, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi
skor, misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun
metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting
dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim
dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya,
seorang pejabat Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam
18
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
(PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai penting yang lebih tinggi
untuk dampak margasatwa daripada seorang pejabat Direktorat Jenderal
Industri Dasar.
2. Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:
a. Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode
yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan
menurut Battelle utnuk pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973).
Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama,
yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan kepentingan manusia/ sosial. Masing-
masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya, komponen dalam katergori
ekologi ialah jenis dan populasi teresterial. Selanjutnya komponen dibagi
dalam indikator dampak. Contoh indikator dampak dalam komponen jenis
dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian dan vegetasi alamiah.
Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya
relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan
kegunaannya diIndonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika
serikat. Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem
evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya
di Indonesia. Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta
peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Mongkol
(1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan Battelle. Pertama
fungsui nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator
dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah indikator
dampak dan S adalah batas maksimum atau minimum indikator dampak yang
tidak boleh dilampaui.
Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan
netto atau manfaat lingkungan netto. Agar operasi matematik dapat dilakukan
19
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
20
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
BAB III
PELINGKUPAN
21
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
b. Kualitas Air
Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia. Tidak
semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah pesisir pantai
merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih,
sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih. Pada operasional
kegiatan perumahan, sumber air yang digunakan adalah air PDAM. Karena
kualitas air tanah pada kawasan perumahan tersebut termasuk air payau jadi
sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang
berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan
mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
c. Getaran
Pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan berpotensi menimbulkan
getaran pada saat melakukan pekerjaan pondasi tiang pancang, dan penurunan
bahan material yang diangkut oleh mobil truk pengangkut bahan material.
Getaran tersebut akan merambat dan dapat dirasakan oleh warga sekitar yang
akan merambat sehingga akan berdampak sampai pada rumah-rumah
sekitarnya, namun intensitas getaran sampai saat ini masi tergolong tidak
membahayakan karena durasi getaran yang pendek dan kekuatan getaran
yang tidak berpotensi merusak pemukiman warga di sekitar lokasi proyek.
d. Transportasi
Lokasi perumahan yang dilalui oleh dua jalan besar atau lebih juga dapat
menambah peningkatan jumlah kendaraan yang melalui perumahan tersebut.
Kegiatan mobilisasi alat berat dan material yang membebani jalan akses yang
sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Pada tahap
operasional juga menyebabkan peningkatan arus lalu lintas keluar-masuk
22
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
1) Kesempatan Kerja
3) Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari
hasil usaha yang diperoleh individu kelompok digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dilihat dari aspek pendapatan masyarakat sekitar
23
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
b. Sosial Budaya
24
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pembangunan Perumahan ini dimulai pada bulan April tahun 2014 dan
masih tahap proses pembangunan hingga saat ini dengan target penyelesaian
bulan September tahun 2017. Luas lahan yang di sediakan sekitar 5 Ha
dengan jumlah 60 unit rumah. Luas tiap bangunan rumah sekitar 323 m 2
dengan luas lahan sekitar 133 m2. Estimasi anggaran pembangunan
perumahan ini diperkirakan sekitar triliunan rupiah.
25
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Hasil yang diharapkan diperoleh dari kegiatan ini adalah adanya calon
tenaga kerja baik, berupa swadaya maupun tenaga kerja yang akan dibayar/
gaji. Tenaga kerja diambil baik dari warga sekitar pembangunan perumahan
itu maupun dari luar. Hal penting yang perlu untuk diperhatikan adalah agar
calon tenaga kerja yang dipilih benar-benar sesuai keahlian/ kualifikasinya
sehingga dapat dijamin kebenaran cara pelaksanaan pekerjaan dan dapat
memenuhi kualitas hasil pekerjaan yang baik sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
26
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
27
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
28
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
akan digunakan berupa alat berat untuk mengolah lahan (membersihkan dan
merapikan lahan), alat berat untuk menggali dan menimbun, alat berat untuk
mengangkut, alat berat untuk memindahkan material pada jarak yang dekat,
alat berat untuk produksi material, dan alat berat untuk penempatan akhir.
Sedangkan bahan material yang diangkut berupa batu, kerikil, bata, pasir,
semen, besi, pipa, kapur, keramik, beton dan genteng.
2. Tahap Operasional
29
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
30
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
31
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
2. Polusi udara
32
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
2. Kerusakan jalan
4. Polusi udara
5. Kebisingan
33
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
1. Gangguan getaran
2. Kebisingan
3. Timbulan limbah
4. Kecelakaan kerja
34
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
1. Kebisingan
2. Timbulan limbah
2. Tahap Operasional
35
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
1) Kesempatan kerja
2) Kesempatan berusaha
36
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
5) Polusi udara
37
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
3) Kesehatan masyarakat
Jika dilakukan perawatan secara berkala maka, kesehatan
masyarakat dapat terjamin. Seperti pada saluran air limbah dan
IPAL bila dilakukan perawatan maka masyarakat dapat terhindar
dari penyakit yang fatal.
38
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Jika terdapat dampak yang memenuhi salah satu kriteria evaluasi dampak
penting hipotetik diatas, maka dampak tersebut dapat dinyatakan sebagai
dampak penting hipotetik (DPH). Berdasaran uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa yang termasuk dampak penting hipoteteik (DPH) dari
Pembangunan Perumahan Pavilion antara lain :
1. Tahap Konstruksi
39
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan yang membebani jalan akses yang
sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Hal ini
dapat menimbulkan kemacetan, kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas,
kebisingan, polusi udara dari buangan gas pada kendaraan proyek serta dapat
40
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
42
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
2. Tahap Operasional
43
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
44
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
45
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
46
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
47
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
48
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Hipotetik Pembangunan Perumahan Pavilion Pada Tahap Konstruksi
49
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Hipotetik Pembangunan Perumahan Pavilion Pada Tahap Operasional
50
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
E. RKL-RPL
1. Maksud Dan Tujuan Penyusunan Rkl-Rpl
Berdasarkan prakiraan dan evaluasi dampak penting maka disusun
rencana tindak lanjut dalam bentuk RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) dalam satu
kesatuan laporan. Adapun maksud penyusunan RKL dan RPL tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Maksud
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan rencana
tindak lanjut untuk mengelola dampak penting yang ditimbulkan oleh
aktivitas proyek, sedangkan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
merupakan piranti untuk memantau hasil pengelolaan lingkungan tersebut.
Dengan demikian penyusunan RKL dan RPL ini dimaksudkan untuk:
Menyusun rencana pengelolaan dampak penting agar dampak
yang ditimbulkan proyek dapat memenuhi ketentuan baku mutu
lingkungan dan/atau meminimalisasi kerusakan lingkungan
sehingga dapat menghindari kemungkinan timbulnya dampak
penting yang akan dapat berkembang menjadi isu lingkungan atau
isu sosial yang merugikan berbagai pihak yang berkepentingan.
Menyusun rencana pemantauan dampak penting guna mengetahui
efektivitas hasil pengelolaan lingkungan sehingga dapat menjadi
dasar evaluasi dan penyusunan rencana tindak lanjut untuk
menyempurnakan pengelolaan lingkungan secara terus menerus.
Dengan adanya RKL dan RPL ini maka setiap dampak penting
yang ditimbulkan oleh kegiatan dapat terkendali dan teredam
hingga tidak berkembang menjadi isu lingkungan regional,
nasional atau bahkan menjadi isu lingkungan internasional.
b. Tujuan
Tujuan penyusunan RKL dan RPL adalah mengendalikan dampak
penting agar sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang
51
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
berlaku. Oleh karena itu sesuai dengan maksud penyusunan RKL dan RPL,
maka tujuan penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup tersebut adalah sebagai berikut:
Memastikan bahwa rencana kegiatan pembangunan Perumahan
Pavilion (Water Front City) berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan dengan mengelola sumberdaya alam untuk dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi pembangunan ekonomi
daerah maupun ekonomi nasional.
Mengelola lingkungan secara terpadu dengan menyediakan dana
sesuai kebutuhan pengelolaan lingkungan dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan norma, standar,
prosedur dan kriteria yang berlaku.
Memantau dampak negatif penting dari kegiatan proyek guna
memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan lingkungan telah
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Menyampaikan informasi hasil pemantauan lingkungan proyek
kepada para pemangku kepentingan sebagai bahan acuan untuk
evaluasi dan pengambilan keputusan serta rencana tindak lanjut
terhadap pengelolaan lingkungan.
Dengan demikian pengelolaan dampak penting akibat kegiatan maupun
pengelolaan dampak yang sudah direncanakan (mitigated impact) senantiasa
terpantau dan terkendali sehingga dapat memenuhi ketentuan baku mutu
lingkunganyang dipersyaratkan oleh pemerintah. Mitigated impact adalah
dampak yang sudah diketahui dari awal, sedangkan rancangan kegiatan (FS
dan DED) sudah mencakup rencana pengelolaan dan pengendalian dampak
tersebut, sehingga dampak tersebut tidak lagi perlu dikaji dalam ANDAL,
namun dicantumkan dalam RKL-RPL.
2. Kegunaan Dilaksanakannya Rkl-Rpl
Pelaksanaan RKL-RPL secara baik, konsisten dan berkesinambungan
dapat memberikan manfaat bagi pemrakarsa, pemerintah maupun masyarakat.
52
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Jadi pelaksanaan RKL yang konsisten perlu dikuti dengan pelaksanaan RPL
secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi bahan acuan
untuk evaluasi dan penyempurnaan RKL. Adapun kegunaan dilaksanakannya
RKL-RPL bagi para pemangku kepentingan (stake holders) adalah sebagai
berikut:
53
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
54
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
55
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
56
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
57
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
58
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Institusional
59
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Teknologi
60
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Teknologi
Membatasi tonase kendaraan sesuai daya pembebanan
maksimal jalan, menggunakan kendaraan bertonase kecil
(3) Kecelakaan lalulintas
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Teknologi
(5) Kebisingan
Pendekatan Teknologi
61
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Teknologi
(2) Kebisingan
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Teknologi
62
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Institusional
Pendekatan Teknologi
(1) Kebisingan
Pendekatan Teknologi
63
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Institusional
Pendekatan Teknologi
64
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Institusional
Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam
pengangkutan sampah ke TPA.
Pendekatan Teknologi
65
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERUMAHAN PAVILION (WATER FRONT CITY)
Pendekatan Institusional
Menghimbau masyarakat untuk turut serta dalam
program perawatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana perumahan.
(2) Timbulan limbah padat
Pendekatan teknologi
Mengumpulkan sisa bahan untuk perawatan sarana dan
prasarana seperti seperti kaleng sisa cat, bekas bola
lampu taman, lampu jalan dan sisasisa dari tanaman
yang mati, dan membuangnya ke tempat sampah
sebelum diangkut ke TPA.
Pendekatan Institusional
Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam
pengangkutan sampah ke TPA.
(3) Kesehatan masyarakat
Pendekatan teknologi
66