Disusun oleh :
Yusi Salamaa 1501895
Risga Arisganari 1501642
Resza Irawan 1501856
Rizkia Fajar Gunawan 1501675
Hormat kami,
Kelompok 2
Risga Arisganari
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III PERKIRAAN DAMPAK PENTING ......................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dokumen ini dijelaskan secara lebih rinci dampak penting yang
dipantau, sumber dampak, parameter lingkungan yang dipantau, tujuan pemantauan
lingkungan, metode pemantauan lingkungan, lokasi pemantauan, jangka waktu dan
frekuensi pemantauan serta institusi pemantauan lingkungan hidup tersebut.
Disamping itu juga dilengkapi dengan beberapa gambar dan bagan sehingga
memperjelas kegiatan pemantauan yang dilakukan.
1
Sebelum berakhirnya pembangunan pemerintah juga mewajibkan
perusahaan perusmahan untuk mempersiapkan rencana pasca pembangunan
perumahan sebagai upaya memperbaiki kondisi ekosistem di daerah perumahan
maupun di daerah lainnya yang terkait dengan operasi pembangunan sebelumnya.
2
1.4. Kegunaan Pemantauan Lingkungan
1. Bagi Pemrakarsa
3
Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari luas tanah 2603 m2 dan
jumlah rumah 200 unit
Membantu menjalankan fungsi kontrol dan juga memberikan saran dan
arahan dalam mengurangi gangguan terhadap sumberdaya, serta terpeliharanya.
4
BAB II
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
5
e. Metode pemantauan lingkungan
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan Data
Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan melakukan
pengambilan contoh kualitas udara dengan menggunakan alat
pengambilan contoh di lokasi pengukuran.
Pemantauan tingkat kebisingan dilakukan di lapangan dengan
melakukan pengukuran menggunakan sound level meter.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
dan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu yang telah
ditetapkan pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu udara
ambien dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48
tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan adalah desa-desa yang dilalui pada saat
pengangkutan barng
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan dilakukan 4 kali setahun atau setiap 3 bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
Pelakasana pengelolaan lingkungan hidup: pelaksana pengelolaan
lingkungan hidup adalah
Pengawas pengelolaan lingkungan hidup: Badan Lingkungan Hidup
(BLH) kota Bandung.
Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan: pelaporan hasil
pengelolaan lingkungan dilakukan tiap 3 bulan dan diserahkan
kepada BLH Kota Bandung.
6
2.1.2. Pemantauan komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya
1. Kesempatan Kerja
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah mobilisasi tenaga kerja pada tahap pra konstruksi
dan tahap operasi karena penerimaan tenaga kerja terjadi secara berkala
selama tahap operasi sesuai dengan jadwal kegiatan pemabangunan
perumahan.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan persentase tenaga kerja lokal
yang diterima sebagai tenaga kerja secara berkala selama tahap pra
konstruksi sesuai dengan jadwal kegiatan pemabangunan perumahan.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah mengetahui
perkembangan jumlah dan persentase kesempatan kerja untuk tenaga
kerja lokal sebagai pekerja di Kelompok 2an Pembangunan perumahan
secara berkala selama tahap pra konstruksi sesuai dengan jadwal kegiatan
pemabangunan perumahan.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup.
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara mendata jumlah
pekerja lokal pada setiap posisi pekerjaan, melakukan observasi
terhadap kedisiplinan pekerja lokal, dan melakukan wawancara
terhadap kepuasan pekerja lokal.
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara
tabulasi sederhana.
7
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan pemabangunan perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala selama tahap
operasi.
f. Institusi pemantauan lingkungan
Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana Pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2
pemabangunan perumahan.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup :
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan :
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung.
2. Peluang Berusaha
8
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
perkembangan dari keterlibatan pengusaha lokal dalam melayani
penyedia bahan bangunan untuk kegiatan pembangunan perumahan.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan pencatatan jumlah angkutan
yang melayani karyawan dan jumlah kontraktor lokal yang terlibat
kegiatan pemabangunan perumahan. Hasil pengumpulan data
selanjutnya dilakukan analisa secara tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan adalah di sekitar pemabangunan
perumahan Cipaku Regency.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala selama tahap
operasi sesuai dengan jadwal kegiatan perumhan, dengan periode
pemantauan 6 (enam) bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Dinas
Perdagangan Kota Bandung dan BLH Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Perdagangan Kota
Bandung.
3. Persepsi Masyarakat
9
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan
perumahan, interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang
dengan masyarakat setempat, serta implementasi program-program .
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan kualitas keluhan yang
dilaporkan kepada Kelompok 2 oleh masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara
terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
serta implementasi program-program.
d. Tujuan pemantauan lingkungan
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya persepsi negatif masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara
terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
serta implementasi program-program.
e. Metode pemantauan ingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas keluhan yang dilaporkan kepada Kelompok 2 oleh
masyarakat akibat kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan
perumahan, interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang
dengan masyarakat setempat, serta implementasi program-program.
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara
tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan persepsi masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara terus
menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
10
serta implementasi program-program, dengan periode pemantauan 6
(enam) bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
Pelakasana Pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana Pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota Bandung
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada pemerintah setempat.
4. Potensi Konflik
11
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya potensi konflik dengan masyarakat akibat
kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi
secara terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat
setempat, serta implementasi program-program
e. Metode pemantauan lingkungan :
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas potensi konflik dengan masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara
terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
serta implementasi program-program. Hasil pengumpulan data
selanjutnya dilakukan analisa secara tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan potensi konflik dengan masyarakat
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan,
interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang dengan
masyarakat setempat, serta implementasi program-program adalah di
desa-desa sekitar areal pemabangunan perumahan
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pemabangunan perumahan.
f. Institusi pemantauan lingkungan
Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota
Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam) bulan
dan diserahkan kepada BLH Kota Bandung.
12
2.1.3. Pemantauan lingkungan komponen lingkungan kesehatan masyarakat
13
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan :
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Kesehatan Kota
Bandung.
1. Kualitas Udara
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
dan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu yang telah
14
ditetapkan pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu udara
ambien..
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan adalah desa-desa yang dilalui pada saat
pengangkutan yaitu di sekitar lokasi Pembangunan Perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan dilakukan 4 kali setahun atau setiap 3 bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup dilakukan tiap 3 bulan
dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
15
Di pembangunan proyek dilakukan pengerjaan orang sekitar.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan dilakukan sejak tahap konstruksi, operasi hingga pasca
operasi .Pemantauan dilakukan bervariasi harian, bulanan hingga 3
bulanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen kelompok 2
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Pembangunan Perumahan Kota Bandung
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH
dan Dinas Pembangunan Perumahan Kota Bandung
16
Di lokasi pembangunan perumahan adanya pagar proyek
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan dilakukan sejak tahap konstruksi. Pemantauan
dilakukan bervariasi harian, bulanan hingga 3 bulanan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
e. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen kelompok 2
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Kehutanan Kota Bandung
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH
dan Dinas Kehutanan Kota Bandung.
17
Mengevaluasi metode, tindakan pelaksanaan, dan tingkat pencapaian
kegiatan pengelolaan lingkungan vegetasi.
Menyediakan data dan informasi sebagai peringatan dini terhadap
penyimpangan, kelemahan atau kekurangan pada metode dan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan.
Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan tindakan korektif
terhadap metode dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan agar tidak
terjadi dampak negatif lebih lanjut.
e. Metode pemantauan lingkungan
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengumpulan data
vegetasi
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan
penghitungan indeks nilai penting, pembandingan kepadatan
populasi, pembandingan kekayaan jenis dan keanekaragaman
jenis.
2. Lokasi pemantauan
Kegiatan pemantauan lingkungan hidup untuk komponen vegetasi
dilakukan di areal-areal yang dipersiapkan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan lingkungan vegetasi dilakukan sejak tahap konstruksi
hingga pasca operasi .Pemantauan dilakukan minimal sekali setiap
tahun pada periode bulan dan musim yang sama.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan adalah manajemen kelompok 2
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Kehutanan Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH dan
Dinas Kehutanan Kota Bandung.
18
2. Dampak Gangguan Satwaliar
19
Lokasi pemantauan adalah pada areal yang dibuka untuk lokasi
penimbunan batuan penutup.
1. Persepsi Masyarakat
20
d. Tujuan pemantauan lingkungan
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya persepsi negatif masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pembangunan Perumahan.
2. Potensi Konflik
21
Sumber dampak adalah perubahan kualitas lingkungan komponen fisik-
kimia dan biologi akibat kegagalan pengelolaan lingkungan komponen
fisik-kimia dan biologi.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan kualitas potensi konflik
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan
biologi.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya potensi konflik dengan masyarakat akibat
kegiatan pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan biologi.
e. Metode pemantauan lingkungan :
1. Metode pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas potensi konflik dengan masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan biologi. Hasil
pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara tabulasi
sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan potensi konflik dengan masyarakat
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan
biologi adalah di desa-desa sekitar perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pembangunan Perumahan, interaksi secara terus menerus
antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat, serta
implementasi program-program, dengan periode pemantauan 6
(enam) bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
Pelakasana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota Bandung.
22
2.2.4. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Kesehatan
Masyarakat
23
Pelakasana Pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
Pengawas Pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Kesehatan Kota
Bandung.
24
Pemantauan dilakukan sejak tahap operasi hingga pasca operasi
(penutupan Pembangunan Perumahan). Pemantauan dilakukan
bervariasi harian, bulanan hingga 3 bulanan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
f. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen Kelpompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Pembangunan Perumahan Kota Bandung
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup secara berkala
disampaikan ke BLH dan Dinas Pembangunan Perumahan Kota
Bandung.
25
Data hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan
baku mutu yang berlaku. Apabila terdapat indikasi satu atau
beberapa parameter melampaui baku mutu maka segera disusun
tindakan perbaikannya.
2. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Sekitaran lokasi pembangunan proyek.
3. Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan dilakukan sekali setelah tahap pasca operasi.
f. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen Kelpompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH, Dinas
Kesehatan, dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup dilakukan oleh BLH,
Dinas Kesehatan.
26
Pemantauan lingkungan pada komponen vegetasi dilakukan dengan
tujuan untuk:
Mengetahui dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada
parameter lingkugan vegetasi.
Mengevaluasi metode, tindakan pelaksanaan, dan tingkat pencapaian
kegiatan pengelolaan lingkungan vegetasi.
27
Dampak penting yang dipantau adalah sistem penyelesaian urusan
dengan tenaga kerja (pemutusan hubungan kerja).
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah pemutusan hubungan kerja karena perusahaan
sudah tidak beroperasi.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah tata cara penyelesaian dan pemutusan
hubungan kerja.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah apakah
pemutusan hubungan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup.
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara mendata jumlah
pekerja lokal pada setiap posisi pekerjaan, melakukan observasi
terhadap kedisiplinan pekerja lokal, dan melakukan wawancara
terhadap kepuasan pekerja lokal.
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara
tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan lingkungan sekitar.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala selama tahap
pasca operasi.
f. Institusi pemantauan lingkungan
Pelakasana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung.
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandun
28
BAB III
PERKIRAAN DAMPAK PENTING
Tabel. 3.1 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Pengembangan Rencana pembangunan Perumahan Cipaku Regency berada di Setia
budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari
29
30
31
32
33
34
35
36
3.2 Peta Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Gambar 3.1 Lokasi Terkena dampak sekitaran pembangunan perumahan Cipaku Regency
37
BAB IV
JUMLAH DAN IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (PPLH)
Setelah studi Amdal ini mendapat Izin Lingkungan dan Kelayakan Lingkungan
Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT JSP akan
mengajukan permohonan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan pada Penjelasan Pasal 48 Ayat 2, maka perizinan yang harus dimiliki
setelah dokumen ANDAL dan RKL-RPL disetujui diantaranya adalah sebagai
berikut :
• Izin pembangunan Hotel Pembangunan Perumahan Cipaku Regency.
• Izin penyimpanan sementara limbah B3 (Izin TPS LB3).
37
BAB V
PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL
38
4. Apabila kami lalai untuk melaksanakan kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup sebagaimana tercantum dalam Dokumen ANDAL dan RKL-RPL ini,
kami bersedia menghentikan kegiatan operasional dan apabila terjadi kasus
pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan kami yang belum
termasuk dalam Dokumen ANDAL dan RKL-RPL ini, kami bersedia untuk
bertanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Resza Irawan
Direktur Utama
39
DAFTAR PUSTAKA
Atmar W and BD Patterson. 1993. The measure of order and disorder in the distribution of
species in fragmented habitat. Oecologia 96:373–382.
APHA (American Public Health Association). 1989. Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater. 17ed. APHA, AWWA (American
Water Works Association), and WPCF (Water Pollution Control Federation).
Washington D.C.
Barton, D. N. 1994. Economic Factors and Valuation of Tropical Coastal Resources. SMR-
report 14/94. Centre for Studies of Environment and Resources, University of Bergen,
Norway.
Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. New York: Wiley. 373p.
Dale Sims. October 2008. PT. Nusa Halmahera Minerals The Gosowong Goldfield;
5 Moz Au and still growing. Power Point.
Damodar Gudjarati. 1988. Basic Econometric. Student Edition. Mc Graw Hill Book
Co. Singapore.
GHD & PT. 2008. Report for Toguraci Pit Hidrogeological Site Assessment. PT. Nusa
Halmahera Minerals.
40
Gittinger, JP. 1985. Analisis Ekonomi Proyek Pertanian. UI Press
Holmes, D. & S. Nash. 1990. Images of Asia: The Birds of Sumatra and Kalimantan,
Oxford University Press, Singapore-Oxford-New York.
Hamilton, Waren. 1979. Tectonic of the Indonesia Region, United State Government, Printing
Office Washington.
Keller, E., 1982. Enviromental Geology, 3rd Edition. C.E. Cerril Publishing Co., Columbus,
Ohio.
Koutsoyiannis. 1978. Theory of Econometric. Barnes and Noble Book, New York,
USA.
Millar, A. 1999. Orchids of Papua New Guinea, Crawford House Publishing Pty.
Ltd. Australia.
41
MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan Wallaceae
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara, Gadjah Mada University Press,
Indonesia.
Ostfield RS, WZ Lidicker Jr and EJ Heske. 1985. The relationship between habitat
heterogeneity, space use, and demography in a population of California
voles. Oikos 45:433–442.
PT. Nusa Halmahera Minerals. 2001. Project Description Feasibility Study for the
Gosowong Gold Mine and The Granting of Relevant Permits, the Gosowong
Project Entered the Construction Stage in 1998.
Petren K & TJ Case. 1998. Habitat structure determines competition intensity and invasion
success in gecko lizards. Proc Natl Acad Sci USA 95:11739–11744.
Prosea. 1994. Plant Resources of South-East Asia 5 (1), Timber trees; Major
Commercial timber, Prosea. Bogor, Indonesia
Richard L. Scheaffer, William Mendenhall and Lyman Ott. 1986. Elementary Survey
Sampling (third edition). Duxbury Press, Boston.
42
Suhandi, Wawan Suherman. Monday, 26 February 2007 14:12. Inventarisasi Potensi
Bahan Galian Pada Wilayah Peti Daerah Halmahra Utara, Provinsi Maluku
Utara. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup, DIPA Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
Tahun Anggaran 2005. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi
Sumber Daya Mineral.
Whittaker RH. 1972. Evolution and measurement of species diversity. Taxon 21:213–251
Zamri Ta’in, Sabtanto.J.S dan Sutrisno. 2005. Pemantauan Dan Evaluasi Konservasi
Sumber Daya Mineral Di Daerah Gosowong Kabupaten Halmahera Utara -
Provinsi Maluku Utara. Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA 2005, Program
43
Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
Hidup, DIPA Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Tahun
Anggaran 2005. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya
Mineral
44