Anda di halaman 1dari 50

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN CIPAKU REGENCY


Jalan Setia Budhi RT 04 RW 03 Kelurahan Isola
Kecamatan Sukasari – KOTA BANDUNG

Disusun oleh :
Yusi Salamaa 1501895
Risga Arisganari 1501642
Resza Irawan 1501856
Rizkia Fajar Gunawan 1501675

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) untuk rencana pembangunan


Perumahan Cipaku Regency berada di Setia budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola,
Kecamatan Suakasari luas tanah 2603 m2 dan jumlah rumah 200 unit ini
dilaksanakan untuk memenuhi Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. 32 Tahun 2009 Pasal 22 dan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Dokumen pembangunan Perumahan Cipaku Regency berada di Setia budhi


Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari luas tanah 2603 m2 dan
jumlah rumah 200 unit, ini disusun sebagai salah satu bagian dari dokumen
ANDAL yang harus dipenuhi sebelum memulai kegiatan operasional pembangunan
perumahan Cipaku Regency. Dokumen ini merupakan pedoman untuk melakukan
upaya pemantauan lingkungan.

Perencana menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah


berpartisipasi dalam proses studi Amdal ini.

Hormat kami,
Kelompok 2

Risga Arisganari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2. Kebijakan Lingkungan ..............................................................................1

1.3. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan ................................................2

1.4. Kegunaan Pemantauan Lingkungan ..........................................................3

BAB II RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ..........................5

2.1. Tahap Pra Konstruksi ................................................................................5

2.1.1. Pemantauan dampak besar dan penting terhadap Komponen fisik-


kimia 5

2.1.2. Pemantauan komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya .......7

2.1.3. Pemantauan lingkungan komponen lingkungan kesehatan masyarakat


13

2.2. Tahap Konstruksi ....................................................................................14

2.2.1. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Fisik-Kimia ......14

2.2.2. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Biologi ..............17

2.2.3. Pemantauan Lingkungan Komponen Sosial Ekonomi Budaya .......20

2.2.4. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Kesehatan


Masyarakat ......................................................................................................23

2.3. Tahap Pasca Kontruksi ............................................................................24

2.3.1 Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Fisik-Kimia ......24

2.3.2 Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Biologi ..............26

2.3.3 Pemantauan Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya .27

ii
BAB III PERKIRAAN DAMPAK PENTING ......................................................29

3.1 Matrik Dampak Penting RPL ...........................................................29

3.2 Peta Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup ...................................37

BAB IV JUMLAH DAN IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP (PPLH) ..........................................................................37

BAB V PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL ................38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan ini merupakan dokumen yang


tidak terpisahkan dari Dokumen Studi ANDAL Rencana pembangunan Perumahan
Cipaku Regency berada di Setia budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan
Suakasari luas tanah 2603 m2 dan jumlah rumah 200 unit. Pemantauan terhadap
lingkungan dalam kegiatan proyek wajib dilakukan oleh pemrakarsa sesuai dengan
peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), yang dijabarkan dan dituangkan dalam Permen LH No. 8
tahun 2006.

Dalam dokumen ini dijelaskan secara lebih rinci dampak penting yang
dipantau, sumber dampak, parameter lingkungan yang dipantau, tujuan pemantauan
lingkungan, metode pemantauan lingkungan, lokasi pemantauan, jangka waktu dan
frekuensi pemantauan serta institusi pemantauan lingkungan hidup tersebut.
Disamping itu juga dilengkapi dengan beberapa gambar dan bagan sehingga
memperjelas kegiatan pemantauan yang dilakukan.

1.2. Kebijakan Lingkungan

Menyadari akan dampak yang akan ditimbulkan dari sebuah kegiatan


pembangunan Perumahan menetapkan kebijaksanaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Salah satu bentuk kebijakan ini adalah perlunya
dilibatkan masyarakat setempat dalam proses pengambilan keputusan sehingga
manfaat dari pembangunan perumahan dapat secara maksimal dirasakan oleh
masyarakat di Kawasan Cipaku. Penetapan standar parameter lingkungan bagi
operasi Pembangunan Perumahan juga semakin berkembang dan diharapkan
kegiatan Pembangunan Perumahan ini dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial,
dan lingkungan baik sejak saat Kelompok 2an, produksi maupun pasca
pembangunan.

1
Sebelum berakhirnya pembangunan pemerintah juga mewajibkan
perusahaan perusmahan untuk mempersiapkan rencana pasca pembangunan
perumahan sebagai upaya memperbaiki kondisi ekosistem di daerah perumahan
maupun di daerah lainnya yang terkait dengan operasi pembangunan sebelumnya.

Dengan kebijakan otonomi daerah, maka pemerintah daerah setempat


diberikan tugas untuk menjaga dan memantau kondisi lingkungan hidup di
daerahnya. Kebijakan ini termasuk memberikan hak kepada Pemerintah Daerah
untuk membahas dan memberikan perijinan terhadap Studi Analisis Dampak
Lingkungan yang disusun bagi rencana pembangunan perumahan.

1.3. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan

Pemantauan lingkungan ditujukan agar kegiatan perumahan yang


dilaksanakan oleh Kelompok 2 memberikan manfaat terhadap peningkatan mutu
lingkungan, diharapkan dapat memberikan gagasan bagi pemrakarsa dalam upaya
menurunkan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.

Tujuan dari penyusunan pemantauan lingkungan hidup ini adalah:


a. Mengetahui secara dini tentang perubahan-perubahan kualitas lingkungan
sebagai akibat dari rencana Rencana pembangunan Perumahan Cipaku
Regency berada di Setia budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan
Suakasari luas tanah 2603 m2 dan jumlah rumah 200 unit.
b. Memantau beberapa komponen lingkungan berikut parameternya yang
terkena dampak besar dan penting oleh rencana kegiatan.
c. Mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengelolaan lingkungan
yang dilakukan, sehingga dapat mencegah terjadinya pemborosan
sumberdaya.
d. Merumuskan langkah-langkah perbaikan pengendalian lingkungan yang
telah dijalankan.
e. Merumuskan kewajiban institusi terkait yang berperan dan bekerjasama
dalam rangka pemantauan lingkungan secara jelas sebagai unsur pelaksana
maupun unsur pengawasan.

2
1.4. Kegunaan Pemantauan Lingkungan

1. Bagi Pemrakarsa

a. Mengumpulkan data dan informasi akibat kegiatan rencana Rencana


pembangunan Perumahan Cipaku Regency berada di Setia budhi Rt
012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari luas tanah 2603
m2 dan jumlah rumah 200 unit sebagai evaluasi tentang keberhasilan
pengelolaan lingkungan yang dijalankan.
b. Data dan informasi tersebut digunakan sebagai masukan dalam
memperbaiki pengelolaan lingkungan agar lebih efektif dan lebih
berdaya guna.
c. Hasil pemantauan dapat digunakan sebagai tolok ukur apabila ada
keluhan masyarakat atau protes dari pihak lain terhap kegiatan
Rencana pembangunan Perumahan Cipaku Regency berada di Setia
budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari luas
tanah 2603 m2 dan jumlah rumah 200 unit.
2. Bagi Instansi Terkait.

a. Mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi akibat


aktifitas perusahaan dan selanjutnya menjalankan fungsi pembinaan
dan pengawasan.
b. Membantu menanggulangi gangguan terhadap kelestarian
lingkungan berupa penurunan kualitas lingkungan dan sumberdaya
alam.
c. Meningkatkan manfaat ikutan dengan adanya pelaksanaan
pemantuan lingkungan untuk pengembangan daerah disamping itu
berguna sebagai bahan masukan dalam Kelompok 2an wilayah.
d. Mengetahui kualitas lingkungan dan daya dukung lingkungan untuk
mendukung pembangunan selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat

a. Mengetahui seberapa besar dampak negatif penting yang dapat


merugikan masyarakat dari kegiatan Rencana pembangunan
Perumahan Cipaku Regency berada di Setia budhi Rt 012 RW 06 ,

3
Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari luas tanah 2603 m2 dan
jumlah rumah 200 unit
Membantu menjalankan fungsi kontrol dan juga memberikan saran dan
arahan dalam mengurangi gangguan terhadap sumberdaya, serta terpeliharanya.

4
BAB II
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) ini disusun berdasarkan dokumen


Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) kegiatan Rencana pembangunan
Perumahan Cipaku Regency berada di Setia budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan
Isola, Kecamatan Suakasari luas tanah 2603 m2 dan jumlah rumah 200 unit.
Parameter lingkungan yang dikelola perlu dipantau agar terjaga efektifitasnya dan
dapat dijadikan sebagai informasi untuk upaya perbaikan. Pemantauan parameter
lingkungan terutama ditujukan terhadap dampak besar dan penting (baik positif
maupun negatif) dari komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar
sebagaimana tersaji dibawah ini.

2.1. Tahap Pra Konstruksi

2.1.1. Pemantauan dampak besar dan penting terhadap Komponen fisik-


kimia

1. Kualitas Udara dan Kebisingan

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah perubahan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan pada tahap pra
konstruksi.
c. Parameter lingkungan yang di pantau
 Jumlah partikel debu dan gas pencemar (g/Nm3)
 Tingkat kebisingan
d. Tujuan pemantauan
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti tingkat
pengelolaan terhadap komponen kualitas udara/debu agar tidak
melampaui baku mutu udara ambien (PP RI No. 41 Tahun 1999) dan
kebisingan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48
Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan).

5
e. Metode pemantauan lingkungan
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan Data
 Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan melakukan
pengambilan contoh kualitas udara dengan menggunakan alat
pengambilan contoh di lokasi pengukuran.
 Pemantauan tingkat kebisingan dilakukan di lapangan dengan
melakukan pengukuran menggunakan sound level meter.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
dan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu yang telah
ditetapkan pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu udara
ambien dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48
tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan adalah desa-desa yang dilalui pada saat
pengangkutan barng
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan dilakukan 4 kali setahun atau setiap 3 bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
 Pelakasana pengelolaan lingkungan hidup: pelaksana pengelolaan
lingkungan hidup adalah
 Pengawas pengelolaan lingkungan hidup: Badan Lingkungan Hidup
(BLH) kota Bandung.
 Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan: pelaporan hasil
pengelolaan lingkungan dilakukan tiap 3 bulan dan diserahkan
kepada BLH Kota Bandung.

6
2.1.2. Pemantauan komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya

1. Kesempatan Kerja

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah penggunaan tenaga kerja
sebanyak 100 orang tenaga kerja yang 80% di antaranya (80 orang)
berasal dari tenaga kerja lokal, termasuk dari Kelurahan

b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah mobilisasi tenaga kerja pada tahap pra konstruksi
dan tahap operasi karena penerimaan tenaga kerja terjadi secara berkala
selama tahap operasi sesuai dengan jadwal kegiatan pemabangunan
perumahan.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan persentase tenaga kerja lokal
yang diterima sebagai tenaga kerja secara berkala selama tahap pra
konstruksi sesuai dengan jadwal kegiatan pemabangunan perumahan.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah mengetahui
perkembangan jumlah dan persentase kesempatan kerja untuk tenaga
kerja lokal sebagai pekerja di Kelompok 2an Pembangunan perumahan
secara berkala selama tahap pra konstruksi sesuai dengan jadwal kegiatan
pemabangunan perumahan.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup.
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara mendata jumlah
pekerja lokal pada setiap posisi pekerjaan, melakukan observasi
terhadap kedisiplinan pekerja lokal, dan melakukan wawancara
terhadap kepuasan pekerja lokal.
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara
tabulasi sederhana.

7
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan pemabangunan perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala selama tahap
operasi.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana Pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2
pemabangunan perumahan.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup :
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan :
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung.

2. Peluang Berusaha

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah penggunaan tenaga kerja
sebanyak 100 orang yang berasal dari dari keluraha Isola yang tidak
memiliki pekerjaan. Peluang berusaha lainnya muncul dari kegiatan
pelibatan 1 kontraktor untuk berbagai kegiatan operasi pemabangunan
perumahan yang diantaranya adalah kontraktor lokal.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah mobilisasi tenaga kerja pada tahap pra konstruksi
dan tahap operasi karena penerimaan tenaga kerja terjadi secara berkala
selama tahap operasi sesuai dengan jadwal kegiatan pemabangunan
perumahan.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan persentase pengusaha
Penyedia bahan bangunan pemabangunan perumahan.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup

8
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
perkembangan dari keterlibatan pengusaha lokal dalam melayani
penyedia bahan bangunan untuk kegiatan pembangunan perumahan.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan pencatatan jumlah angkutan
yang melayani karyawan dan jumlah kontraktor lokal yang terlibat
kegiatan pemabangunan perumahan. Hasil pengumpulan data
selanjutnya dilakukan analisa secara tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan adalah di sekitar pemabangunan
perumahan Cipaku Regency.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala selama tahap
operasi sesuai dengan jadwal kegiatan perumhan, dengan periode
pemantauan 6 (enam) bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Dinas
Perdagangan Kota Bandung dan BLH Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Perdagangan Kota
Bandung.

3. Persepsi Masyarakat

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah munculnya persepsi negatif
masyarakat karena informasi tidak lengkap yang diterima masyarakat
mengenai proses pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan.
b. Sumber dampak

9
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan
perumahan, interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang
dengan masyarakat setempat, serta implementasi program-program .
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan kualitas keluhan yang
dilaporkan kepada Kelompok 2 oleh masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara
terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
serta implementasi program-program.
d. Tujuan pemantauan lingkungan
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya persepsi negatif masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara
terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
serta implementasi program-program.
e. Metode pemantauan ingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas keluhan yang dilaporkan kepada Kelompok 2 oleh
masyarakat akibat kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan
perumahan, interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang
dengan masyarakat setempat, serta implementasi program-program.
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara
tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan persepsi masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara terus
menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,

10
serta implementasi program-program, dengan periode pemantauan 6
(enam) bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana Pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana Pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota Bandung
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada pemerintah setempat.

4. Potensi Konflik

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah munculnya potensi konflik
dengan masyarakat karena informasi tidak lengkap yang diterima
masyarakat mengenai proses pengelolaan lingkungan pembangunan
Perumahan. Interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang
dengan masyarakat setempat juga berpotensi menimbulkan potensi
konflik dengan masyarakat. Survai lapangan masih menemukan adanya
kelompok masyarakat yang menginginkan perbaikan program dan proses
pelaksanaannya, sehingga dapat menimbulkan potensi konflik dengan
masyarakat.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan
perumahan, interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang
dengan masyarakat setempat, serta implementasi program-program .
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan kualitas potensi konflik
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan,
interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang dengan
masyarakat setempat, serta implementasi program-program.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup

11
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya potensi konflik dengan masyarakat akibat
kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi
secara terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat
setempat, serta implementasi program-program
e. Metode pemantauan lingkungan :
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas potensi konflik dengan masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan, interaksi secara
terus menerus antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat,
serta implementasi program-program. Hasil pengumpulan data
selanjutnya dilakukan analisa secara tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan potensi konflik dengan masyarakat
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan pemabangunan perumahan,
interaksi secara terus menerus antara pekerja pendatang dengan
masyarakat setempat, serta implementasi program-program adalah di
desa-desa sekitar areal pemabangunan perumahan
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pemabangunan perumahan.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota
Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam) bulan
dan diserahkan kepada BLH Kota Bandung.

12
2.1.3. Pemantauan lingkungan komponen lingkungan kesehatan masyarakat

1. Gangguan Kesehatan Masyarakat

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah gangguan kesehatan masyarakat
akibat mobilisisasi pemabangunan perumahan.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah mobilsasi peralatan dari pemabangunan
perumahan secara berkala selama tahap operasi sesuai dengan jadwal
kegiatan pemabangunan perumahan.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan persentase keluhan yang
dilaporkan kepada perencan pemabangunan perumahan
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
perkembangan dampak terhadap kesehatan masyarakat akibat
pengangkutan logistik dari pemabangunan perumahan.
e. Metode pemantauan lingkungan :
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah
penderita penyakit pernafasan akibat pengangkutan logistik dari
pembangunan perumahan.
2. Lokasi pemantauan lingkungan
Lokasi pemantauan lingkungan kesehatan masyarakat akibat
pengangkutan logistik.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala sesuai jadwal
pengangkutan logistik, dengan periode 6 bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup :
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelompok 2.
 Pengawas Pemantauan lingkungan hidup :

13
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan :
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Kesehatan Kota
Bandung.

2.2. Tahap Konstruksi

2.2.1. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

1. Kualitas Udara

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah perubahan kualitas udara..
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, pembuatan jalan
Pembangunan Perumahan, pembuatan terowongan dan portal.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
 Jumlah partikel debu dan gas pencemar (g/Nm3)
d. Tujuan pemantauan
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti tingkat
pengelolaan terhadap komponen kualitas udara/debu agar tidak
melampaui baku mutu udara ambien (PP RI No. 41 Tahun 1999)..
e. Metode pemantauan lingkungan
1. Metode pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan Data
Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan melakukan
pengambilan contoh kualitas udara dengan menggunakan alat
pengambilan contoh di lokasi pengukuran.

Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
dan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu yang telah

14
ditetapkan pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu udara
ambien..
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan adalah desa-desa yang dilalui pada saat
pengangkutan yaitu di sekitar lokasi Pembangunan Perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan dilakukan 4 kali setahun atau setiap 3 bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup dilakukan tiap 3 bulan
dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.

2. Perubahan Fisiografi Lahan

a. Dampak penting yang dipantau


Perubahan fisiografi lahan akibat penyiapan lahan untuk lokasi
penimbunan batuan penutup
b. Sumber dampak
Sumber dampak ini adalah penyiapan lokasi
c. Parameter lingkungan yang dipantau
 Lingkungan Sekitar
 Arus kendaraan
 Kondisi masyarakat
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui bentang alam yang
dipantau .maka dapat segara dilakukan tindakan perbaikan untuk
menghindari dampak yang terjadi.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data pemantauan komponen ini dilakukan dengan
cara survey.
2. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup

15
Di pembangunan proyek dilakukan pengerjaan orang sekitar.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan dilakukan sejak tahap konstruksi, operasi hingga pasca
operasi .Pemantauan dilakukan bervariasi harian, bulanan hingga 3
bulanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen kelompok 2
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Pembangunan Perumahan Kota Bandung
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH
dan Dinas Pembangunan Perumahan Kota Bandung

3. Berkurangnya Kesuburan Tanah

a. Dampak penting yang dipantau


berkurangnya lahan tanah akibat penyiapan lahan untuk lokasi
pembangunan perumahan.
b. Sumber dampak
Sumber dampak ini adalah penyiapan lokasi Parameter lingkungan yang
dipantau
Sifat-sifat fisik-kimia tanah.
c. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan ini bertujuan untuk meminimalisasi berkurangnya
kesuburan tanah.
d. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel tanah
dengan menggunakan bor tanah dan ring.
Analisis data dilakukan dengan analisis sifat-sifat fisik dan kimia
tanah di laboratorium.
2. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup

16
Di lokasi pembangunan perumahan adanya pagar proyek
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan dilakukan sejak tahap konstruksi. Pemantauan
dilakukan bervariasi harian, bulanan hingga 3 bulanan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
e. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen kelompok 2
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Kehutanan Kota Bandung
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH
dan Dinas Kehutanan Kota Bandung.

2.2.2. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Biologi

1. Perubahan Struktur Vegetasi

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah perubahan komposisi dan struktur
vegetasi.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan penyiapan lahan untuk
pembuatan lokasi).
c. Parameter yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah: komposisi dan struktur
vegetasi, kekayaan dan keanekaragaman jenis.

d. Tujuan rencana pemantauan


Pemantauan lingkungan pada komponen vegetasi dilakukan dengan
tujuan untuk:
 Mengetahui dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada
parameter lingkugan vegetasi.

17
 Mengevaluasi metode, tindakan pelaksanaan, dan tingkat pencapaian
kegiatan pengelolaan lingkungan vegetasi.
 Menyediakan data dan informasi sebagai peringatan dini terhadap
penyimpangan, kelemahan atau kekurangan pada metode dan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan.
 Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan tindakan korektif
terhadap metode dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan agar tidak
terjadi dampak negatif lebih lanjut.
e. Metode pemantauan lingkungan
1. Metode pengumpulan dan analisis data
 Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengumpulan data
vegetasi
 Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan
penghitungan indeks nilai penting, pembandingan kepadatan
populasi, pembandingan kekayaan jenis dan keanekaragaman
jenis.
2. Lokasi pemantauan
Kegiatan pemantauan lingkungan hidup untuk komponen vegetasi
dilakukan di areal-areal yang dipersiapkan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan lingkungan vegetasi dilakukan sejak tahap konstruksi
hingga pasca operasi .Pemantauan dilakukan minimal sekali setiap
tahun pada periode bulan dan musim yang sama.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan adalah manajemen kelompok 2
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Kehutanan Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH dan
Dinas Kehutanan Kota Bandung.

18
2. Dampak Gangguan Satwaliar

a. Dampak penting yang dipantau


Gangguan satwa liar akibat pembukaan lahan untuk pembangunan
perumahan.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lokasi untuk penimbunan
batuan penutup yang melakukan pembukaan lahan seluas 2063m2.
c. Parameter lingkungan hidup yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah: kekayaan jenis dan
kepadatan populasi jenis-jenis satwa yang termasuk dalam kelas
mamalia, aves (burung), reptilia, dan amfibia; serta keberadaan jenis-
jenis satwaliar dilindungi atau terancam punah.
d. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan pada komponen vegetasi dilakukan dengan
tujuan untuk:
 Mengetahui dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada
parameter lingkungan vegetasi.
 Mengevaluasi metode, tindakan pelaksanaan, dan tingkat pencapaian
kegiatan pengelolaan lingkungan satwaliar.
 Menyediakan data dan informasi sebagai peringatan dini terhadap
penyimpangan, kelemahan atau kekurangan pada metode dan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan.
 Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan tindakan korektif
terhadap metode dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan agar tidak
terjadi dampak negatif lebih lanjut.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
 Pengumpulan data dilakukan pada unit contoh berbentuk
peenlitian.
 Metode analisis data yang digunakan adalah dengan
membandingkan kekayaan jenis,.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup

19
Lokasi pemantauan adalah pada areal yang dibuka untuk lokasi
penimbunan batuan penutup.

3. Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup


Pemantauan dilakukan sejak tahap konstruksi sampai penutupan
Pembangunan Perumahan. Pemantauan dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan sekali,
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Kehutanan Kota Bandung
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan ke BLH
dan Dinas Kehutanan Kota Bandung.

2.2.3. Pemantauan Lingkungan Komponen Sosial Ekonomi Budaya

1. Persepsi Masyarakat

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah munculnya persepsi negatif
masyarakat karena informasi tidak lengkap yang diterima masyarakat
mengenai proses pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan
biologi.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah perubahan kualitas lingkungan komponen fisik-
kimia dan biologi akibat kegagalan pengelolaan lingkungan komponen
fisik-kimia dan biologi.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan kualitas keluhan yang
dilaporkan kepada Kelpompok 2 oleh masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan kegiatan pembangunan Perumahan.

20
d. Tujuan pemantauan lingkungan
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya persepsi negatif masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan pembangunan Perumahan.

e. Metode pemantauan lingkungan hidup


1. Metode pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas keluhan masyarakat akibat kegiatan pengelolaan lingkungan
komponen fisik-kimia dan biologi.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan persepsi masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan seperti di desa-desa sekitar.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pembangunan Perumahan periode pemantauan 6 (enam)
bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota
Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH Kota Bandung.

2. Potensi Konflik

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah munculnya potensi konflik
dengan masyarakat karena informasi tidak lengkap yang diterima
masyarakat mengenai proses pengelolaan lingkungan komponen fisik-
kimia dan biologi pada tahap konstruksi.
b. Sumber dampak

21
Sumber dampak adalah perubahan kualitas lingkungan komponen fisik-
kimia dan biologi akibat kegagalan pengelolaan lingkungan komponen
fisik-kimia dan biologi.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan kualitas potensi konflik
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan
biologi.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
menghindari munculnya potensi konflik dengan masyarakat akibat
kegiatan pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan biologi.
e. Metode pemantauan lingkungan :
1. Metode pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah dan
kualitas potensi konflik dengan masyarakat akibat kegiatan
pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan biologi. Hasil
pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara tabulasi
sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan potensi konflik dengan masyarakat
akibat kegiatan pengelolaan lingkungan komponen fisik-kimia dan
biologi adalah di desa-desa sekitar perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan selama kegiatan pengelolaan
lingkungan pembangunan Perumahan, interaksi secara terus menerus
antara pekerja pendatang dengan masyarakat setempat, serta
implementasi program-program, dengan periode pemantauan 6
(enam) bulan sekali.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH Kota Bandung.

22
2.2.4. Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Kesehatan
Masyarakat

1. Gangguan Kesehatan Masyarakat

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah gangguan kesehatan masyarakat
akibat proses pembangunan perumhan.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah jumlah dan persentase keluhan yang
dilaporkan kepada Kelpompok 2 oleh masyarakat di desa-desa sekitar
lokasi kegiatan.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah untuk mengetahui
perkembangan dampak terhadap kesehatan masyarakat akibat kegiatan
penyiapan lahan, proses pembangunan perumahan.
e. Metode pemantauan lingkungan :
1. Metode pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencatatan jumlah
penderita penyakit pernafasan akibat kegiatan penyiapan lahan,
pembuatan jalan Pembangunan Perumahan, pembuatan terowongan
dan portal.
2. Lokasi pemantauan lingkungan
Lokasi pemantauan lingkungan kesehatan masyarakat akibat
kegiatan penyiapan lahan, pembuatan jalan Pembangunan
Perumahan, pembuatan terowongan dan portal adalah desa-desa
sekitar lokasi kegiatan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala sesuai jadwal
pengangkutan logistik, dengan periode 6 (enam) bulan sekali.
f.e. Institusi pemantauan lingkungan

23
 Pelakasana Pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
 Pengawas Pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Kesehatan Kota
Bandung.

2.3. Tahap Pasca Kontruksi

2.3.1 Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

1. Hilangnya Akuifer/Gangguan Sistem Hidrogeologi

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah membaiknya sistem
akuifer/sistem hidrogeologi.
b. Sumber dampak
Sumber dampak ini adalah reklamasi lahan bekas Pembangunan
Perumahan.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
 Kondisi lingungan setelah adanya pembangunan
 Saluran air pembunagan
 Pengelolaan sampah.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi
hidrogeologi dan akuifer yang dipantau.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metoda pengumpulan data dan analisis data
Alat dan bahan : -
Metoda pengumpulan data : survey
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Dilakukan di Pembangunan Perumahan, di Kawasan sekitar.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup

24
Pemantauan dilakukan sejak tahap operasi hingga pasca operasi
(penutupan Pembangunan Perumahan). Pemantauan dilakukan
bervariasi harian, bulanan hingga 3 bulanan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
f. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas kegiatan pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas
Pembangunan Perumahan Kota Bandung
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup secara berkala
disampaikan ke BLH dan Dinas Pembangunan Perumahan Kota
Bandung.

2. Penurunan Kualitas Air

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah perubahan kualitas air,udara dan
ekosistem.
b. Sumber dampak
Dampak terhadap kualitas air bersumber dari kegiatan reklamasi
Pembangunan Perumahan
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah kegiatan dari Pembangunan Perumahan
berdasarkan Lampiran I KepMen LH No. 202 Tahun 2004.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan
yang dilakukan. Sehingga apabila hasil pemantauan menunjukan
kondisi melampaui ambang batas, maka dapat segara dilakukan
tindakan perbaikan untuk menghindari dampak yang terjadi.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup
1. Metode pengumpulan dan analisis data
 Pengumpulan data pemantauan komponen ini dilakukan dengan
cara pengambilan sampel.

25
 Data hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan
baku mutu yang berlaku. Apabila terdapat indikasi satu atau
beberapa parameter melampaui baku mutu maka segera disusun
tindakan perbaikannya.
2. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Sekitaran lokasi pembangunan proyek.
3. Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan dilakukan sekali setelah tahap pasca operasi.
f. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pematauan akan dilaksanakan oleh manajemen Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH, Dinas
Kesehatan, dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup dilakukan oleh BLH,
Dinas Kesehatan.

2.3.2 Pemantauan Lingkungan Komponen Lingkungan Biologi

1. Perubahan Struktur Vegetasi

a. Dampak penting yang dipantau


Dampak penting yang dipantau adalah perubahan komposisi dan
struktur vegetasi.
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan reklamasi Pembangunan
Perumahan
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah: komposisi dan struktur
vegetasi, kekayaan dan keanekaragaman jenis, serta potensi volume
kayu.
d. Tujuan rencana pemantauan

26
Pemantauan lingkungan pada komponen vegetasi dilakukan dengan
tujuan untuk:
 Mengetahui dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada
parameter lingkugan vegetasi.
 Mengevaluasi metode, tindakan pelaksanaan, dan tingkat pencapaian
kegiatan pengelolaan lingkungan vegetasi.

e. Metode pemantauan lingkungan


1. Metode pengumpulan dan analisis data
 Pengumpulan data dilakukan melalui penggunaan unit Analisis
data dilakukan dengan menggunakan pendekatan penghitungan
indeks nilai penting, pembandingan kepadatan populasi,
pembandingan kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis.
2. Lokasi pemantauan
Kegiatan pemantauan lingkungan hidup untuk komponen vegetasi
dilakukan di areal-areal pembangunan perumahan.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan lingkungan vegetasi dilakukan sekali setelah tahap
pasca operasi.
f. Institusi pemantauan lingkungan hidup
 Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana pemantauan lingkungan adalah manajemen Kelpompok 2
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Pengawas pemantauan lingkungan adalah BLH dan Dinas Kehutanan
Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala disampaikan BLH dan
Dinas Kehutanan Kota Bandung

2.3.3 Pemantauan Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya

1. Hilangnya Kesempatan Kerja

a. Dampak penting yang dipantau

27
Dampak penting yang dipantau adalah sistem penyelesaian urusan
dengan tenaga kerja (pemutusan hubungan kerja).
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah pemutusan hubungan kerja karena perusahaan
sudah tidak beroperasi.
c. Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah tata cara penyelesaian dan pemutusan
hubungan kerja.
d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan ini adalah apakah
pemutusan hubungan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Metode pemantauan lingkungan hidup.
1. Metode pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara mendata jumlah
pekerja lokal pada setiap posisi pekerjaan, melakukan observasi
terhadap kedisiplinan pekerja lokal, dan melakukan wawancara
terhadap kepuasan pekerja lokal.
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisa secara
tabulasi sederhana.
2. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi pemantauan lingkungan lingkungan sekitar.
3. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan dilaksanakan secara berkala selama tahap
pasca operasi.
f. Institusi pemantauan lingkungan
 Pelakasana pemantauan lingkungan hidup adalah Kelpompok 2.
 Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah BLH dan Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung.
 Pelaporan hasil pemantauan lingkungan dilakukan tiap 6 (enam)
bulan dan diserahkan kepada BLH dan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandun

28
BAB III
PERKIRAAN DAMPAK PENTING

3.1 Matrik Dampak Penting RPL

Tabel. 3.1 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Pengembangan Rencana pembangunan Perumahan Cipaku Regency berada di Setia
budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola, Kecamatan Suakasari

29
30
31
32
33
34
35
36
3.2 Peta Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

Gambar 3.1 Lokasi Terkena dampak sekitaran pembangunan perumahan Cipaku Regency

37
BAB IV
JUMLAH DAN IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (PPLH)

Setelah studi Amdal ini mendapat Izin Lingkungan dan Kelayakan Lingkungan
Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT JSP akan
mengajukan permohonan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan pada Penjelasan Pasal 48 Ayat 2, maka perizinan yang harus dimiliki
setelah dokumen ANDAL dan RKL-RPL disetujui diantaranya adalah sebagai
berikut :
• Izin pembangunan Hotel Pembangunan Perumahan Cipaku Regency.
• Izin penyimpanan sementara limbah B3 (Izin TPS LB3).

37
BAB V
PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : Resza Irawan
Nama Perusahaan : Universitas Pendidikan Indonesia
Alamat Perusahaan : Kampus Utama (Bumi Siliwangi) Jl. Dr. Setiabudhi
No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat – Indonesia Telp.
+62-22-2013161-2013162-2013163-2013164 Fax.
+62-22-2013651
Jabatan : Direktur Utama
Adalah penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak Lingkungan dari kegiatan:

Nama Usaha/Proyek : Pembangunan Perumahan Cipaku Regency


Lokasi : Jalan Setia budhi Rt 012 RW 06 , Kelurahan Isola,
Kecamatan Suakasari

Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa :


1. Dalam menyusun Dokumen ANDAL dan RKL-RPL atas kegiatan usaha
tersebut di atas, kami telah mengacu kepada peraturan yang berlaku dan
memperhatikan arahan dari instansi pembina teknis;

2. Kami berjanji untuk menaati, melaksanakan pengelolaan dan pemantauan


lingkungan dari kegiatan dimaksud;

3. Kegiatan kami bersedia untuk dipantau dampak lingkungannya oleh instansi


yang berwenang dari kegiatan yang dimaksud;

38
4. Apabila kami lalai untuk melaksanakan kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup sebagaimana tercantum dalam Dokumen ANDAL dan RKL-RPL ini,
kami bersedia menghentikan kegiatan operasional dan apabila terjadi kasus
pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan kami yang belum
termasuk dalam Dokumen ANDAL dan RKL-RPL ini, kami bersedia untuk
bertanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Hasil pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan seperti yang


telah diuraikan dalam Dokumen ANDAL dan RKL-RPL akan dilaporkan kepada
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat setiap 6
(enam) bulan sekali selama tahap konstruksi dan setiap 6 (enam) bulan sekali
selama tahap operasi sesuai dengan Perda Jawa Barat No. 01 Tahun 2012;

6. Apabila dikemudian hari terjadi perubahan/perkembangan kegiatan secara


mendasar berpengaruh terhadap lingkungan, maka kami akan
mempertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan Dokumen ANDAL dan RKL-RPL tersebut harus disempurnakan kembali.

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Bandung, Januari 2019


Yang Membuat Pernyataan,

Resza Irawan
Direktur Utama

39
DAFTAR PUSTAKA

Atmar W and BD Patterson. 1993. The measure of order and disorder in the distribution of
species in fragmented habitat. Oecologia 96:373–382.

APHA (American Public Health Association). 1989. Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater. 17ed. APHA, AWWA (American
Water Works Association), and WPCF (Water Pollution Control Federation).
Washington D.C.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Utara. 2009.


Kabupaten Halmahera Utara Dalam Angka.

Barton, D. N. 1994. Economic Factors and Valuation of Tropical Coastal Resources. SMR-
report 14/94. Centre for Studies of Environment and Resources, University of Bergen,
Norway.

Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. New York: Wiley. 373p.

Bray, J. R. & T. J. Curtis. 1957. An Ordination of the Upland Forest Communities of


Southern Wisconsin, Ecol. Monographs 27:325-349.

Chadwick, A. & Morfett, J. (1998) Hydraulics in Civil and Environmental


Engineering, Third edition, E & FN Spon, London.

Dale Sims. October 2008. PT. Nusa Halmahera Minerals The Gosowong Goldfield;
5 Moz Au and still growing. Power Point.

De Vogel, E. F. 1989. The Moluccas, Pp. 115-118 in D. G. Campbell and H. D.


Hammond, eds. Floristic inventory of tropical countries: the status of plant
systematics, collections, and vegetation, plus recommendations for the future.
New York: The New York Botanical Gardens.

Damodar Gudjarati. 1988. Basic Econometric. Student Edition. Mc Graw Hill Book
Co. Singapore.

Ewa Rappe, Sidik Purnama. December 2006. TOGURACI COMPLETION REPORT

GHD & PT. 2008. Report for Toguraci Pit Hidrogeological Site Assessment. PT. Nusa
Halmahera Minerals.

40
Gittinger, JP. 1985. Analisis Ekonomi Proyek Pertanian. UI Press

George, H. Davis. 1981. Struktur Geologist of Rock

Holmes, D. & S. Nash. 1990. Images of Asia: The Birds of Sumatra and Kalimantan,
Oxford University Press, Singapore-Oxford-New York.

Hamilton, Waren. 1979. Tectonic of the Indonesia Region, United State Government, Printing
Office Washington.

International Council for Bird Preservation (ICBP). 1992. Putting Biodiversity on


the Map: Priority Areas for Global Conservation, Cambridge, U. K.:
International Council for Bird Preservation.

Kotambunan, Hamid. Hj. 2004. Perjuangan Rakyat Maluku Utara Memberbaskan


Diri Dari Kolonialisme. PT. Gamalama Media.

Keller, E., 1982. Enviromental Geology, 3rd Edition. C.E. Cerril Publishing Co., Columbus,
Ohio.

Kadariah, dkk. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. UI Press

Koutsoyiannis. 1978. Theory of Econometric. Barnes and Noble Book, New York,
USA.

LIPI. 1993. Daftar Sementara Jenis-jenis Tumbuhan Langka: Disusun Menurut


Abjad Suku, LIPI. Bogor (tidak diterbitkan).

Leppäkoski, E. 1975. Assessment of Degree of Pollution on The Basis of


Macrozoobenthos in Marine and Brackish-Water Environment. Acta
Academiae Ǻboensis Series B 35 (2): 1-90.

L. Lobbeck, A. K. 1969. Geomorfology and Introduction to Study of Lancscape.


McGraw Hill Bock Co, New York.

Marzluff JM and K Ewing. 2001. Restoration of Fragmented Landscapes for The


Conservation of Birds: A General Framework and Specific Recommendations
for Urbanizing Landscapes. Restoration Ecology. 9:280–292.

Millar, A. 1999. Orchids of Papua New Guinea, Crawford House Publishing Pty.
Ltd. Australia.

41
MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan Wallaceae
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara, Gadjah Mada University Press,
Indonesia.

Mishan, E. J. 1979. Cost-Benefit Analysis. George Allen and Unwin Limited.


London, Great Britain.

Ostfield RS, WZ Lidicker Jr and EJ Heske. 1985. The relationship between habitat
heterogeneity, space use, and demography in a population of California
voles. Oikos 45:433–442.

Owen OS. 1980. Natural Resource Conservation: An ecological approach. Third


Edition. New York: Macmillan. 883p.

Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W. B. Sounder Co.


Philadelphia.

Odum, E.O. 1971. Fundamentals of Ecology. Toppan Company Ltd. Tokyo.

Pt Nusa Halmahera Minerals. 2008. New Drill Site Preparation Pre-Excavation


Check. Slide Analysis Information

Performax. 2005. Provinsi Maluku Utara, Mutiara di Timur Indonesia.

PT. Nusa Halmahera Minerals. 2001. Project Description Feasibility Study for the
Gosowong Gold Mine and The Granting of Relevant Permits, the Gosowong
Project Entered the Construction Stage in 1998.

Purwanto, H. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Anthropologi.


Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Petren K & TJ Case. 1998. Habitat structure determines competition intensity and invasion
success in gecko lizards. Proc Natl Acad Sci USA 95:11739–11744.

Prosea. 1994. Plant Resources of South-East Asia 5 (1), Timber trees; Major
Commercial timber, Prosea. Bogor, Indonesia

Richard L. Scheaffer, William Mendenhall and Lyman Ott. 1986. Elementary Survey
Sampling (third edition). Duxbury Press, Boston.

Ruttner, F. 1974. Fundamentals of Ecology. University of Toronto Press.Toronto.

42
Suhandi, Wawan Suherman. Monday, 26 February 2007 14:12. Inventarisasi Potensi
Bahan Galian Pada Wilayah Peti Daerah Halmahra Utara, Provinsi Maluku
Utara. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup, DIPA Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
Tahun Anggaran 2005. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi
Sumber Daya Mineral.

Suhandi dan Suherman, W. 2007. Inventarisasi Potensi Bahan Galian Pada


Wilayah Peti Daerah Halmahra Utara, Provinsi Maluku Utara. Kelompok
Program Penelitian Konservasi SARI.

Soemarwoto, O. 1997. Analisis Dampak Lingkungan. Edisi ke-7. Gajah Mada


University Press, Yogyakarta

Sidney Siegel. 1994. Statistik Non Parametrik (terjemahan). PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

Tsutsumi, H., T. Kikuchi, M. Tanaka, T. Higashi, K. Imasaka and M. Miyazaki.


1991. Benthic faunal succession in a cove organically polluted by fish
farming. Marine Pollution Bulletin 23: 233-238.

Weston, D. P. 1990. Quantitative examination of macrozoobenthic community


changes along an oganic enrichment gradient. Marine Ecology Progress
Series 61: 233-244.

Warwick, R. M. 1986. A new method for detecting pollution effects on marine


macrobenthic communities. Marine Biology 97: 193-200.

Weitzel, R. L. 1979. Methods and Measuremants of Perifiton Communities: A


Review American Society for Testing and Materials. Philadelphia.

Whittaker RH. 1972. Evolution and measurement of species diversity. Taxon 21:213–251

Welch, P. S. 1952. Limnology. Second edition. McGraw Hill International Book


Company. New York.

Zamri Ta’in, Sabtanto.J.S dan Sutrisno. 2005. Pemantauan Dan Evaluasi Konservasi
Sumber Daya Mineral Di Daerah Gosowong Kabupaten Halmahera Utara -
Provinsi Maluku Utara. Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA 2005, Program

43
Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
Hidup, DIPA Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Tahun
Anggaran 2005. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya
Mineral

44

Anda mungkin juga menyukai