Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN KEC PUGER,


KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Lulus Mata Kuliah


AMDAL Semester VI

Dosen Pengampu :
Musarofa ST., MT.

Disusun oleh :
1. Reno Feristyo Anarqi 2010611030
2. Marcel Kharisma Akbar 2010611039
3. Deki Sugianto 2010611041
4. M. Sevi Abdillah 2010611043
5. Jaka Ferdian 2010611046

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
DOKUMEN UKL-PL

Direkrur pembangunan : Ir. Marcel Kharsisma Akbar.,ST.,MT.,IPM

Disusun oleh :

1. Reno Feristyo Anarqi 2010611030

2. Marcel Kharisma Akbar 2010611039

3. Deki Sugianto 2010611041

4. M. Sevi Abdillah 2010611043

5. Jaka Ferdian 2010611046

PT MAJU TERUS

JALAN NUSA INDAH 1B/19, KEC PATRANG , JEMBER

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati rahmat
dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Perencanaan Pelabuhan
dan maupun isinya yang sangat sederhana
Penyusunan Perencanaan Proyek Pembangunan Perumahan Kec Puger ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Amdal dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa kami selaku
penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Besar Amdal.
Laporan ini dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari Dosen Pembimbing
yaitu kepada Orang Tua yang telah memberikan do'a, arah, dukungan, dan dorongan dari
segi material maupun moral.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan-kekurangan dari segi kualitas atau kuantitas maupun dari ilmu
pengetahuan yang penyusun kuasai. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini pada masa mendatang.
Penulisan laporan perencanaan pelabuhan dan dermaga ini diharpkan dapat bermanfaat
bagi pembaca dan khususnya penulis yang masih dalam tahap pembelajaran

Jember, 08 Mei 2023

Penulis
BAB I
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN KEGIATAN

1.1 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan Kegiatan


- Nama : Ir Marcel Kharisma Akbar.,ST.,MT.,IPM.
- Jabatan : Direktur Pembangunan
- Alamat Kantor : Jalan Nusa Indah 1B/19
- Kode Pos : 68118
- No. Telp : 081252073212
- Fax :-
- Email : marcel.akbar799@gmail.com
1.2 Alamat Kantor
- Nama : Ir Marcel Kharisma Akbar.,ST.,MT.,IPM.
- Jabatan : Direktur Pembangunan
- Alamat Kantor : Jalan Nusa Indah 1B/19
- Kode Pos : 68118
- No. Telp : 081252073212
- Fax :-
- Email : marcel.akbar799@gmail.com
- Nama Kantor : PT Maju Terus
BAB II
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan Kegiatan


Rencana Usaha atau kegiatan ini merupakan Perencanaan pembangunan perumahan
dengan Luas lahan yaitu 10.5 ha yang berlokasi di Jl. Krasak Puger Wetan, Kecamatan
Puger, Kabupaten Jember. Pembangunan ini memiliki rencana untuk membangun sekitar
178 unit beserta fasilitas lainnya seperti Masjid, Taman, Toko serta Kantor. Untuk setiap
blok berisikan atau dibangun sekitar 25 unit rumah dengan type rumah 36 ( A-H )

2.2 Lokasi Rencana Usaha


Untuk rencana kegiatan ini berbatasan dengan :
- Bagian Utara : Kecamatan Balung, Semen Puger
- Bagian Selatan : Samudra Hindia, SDN Puger Wetan 2
- Bagian Barat : Kecamatan Gumukmas, Gunung Sadeng
- Bagian Timur : Kecamatan Wuluhan, Sungai Bedadung

Aktivitas yang terjadi disekitar lokasi proyek yaitu :


- Banyak pekerja atau penduduk yang pergi ke pabrik
- Banyak penduduk yang pergi ke sawah
- Banyak truk truk yang melintas dari pabrik untuk mendistribusikan semen

Gambar 2.1
Lokasi Perencanaan Pembangunan
Gambar 2.2 Rencana Layout

Dalam merencanakan AMDAL juga dibutuhkan peta peta untuk menunjang jalannya
kegiatan konstruksi salah satunya peta RT/RW yang ada dibawah ini :

Gambar 2.3 Peta RT/RW


Peta RT/RW adalah peta yang menggambarkan pembagian wilayah suatu daerah
menjadi unit-unit terkecil yang dikenal sebagai Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW). Peta ini biasanya menampilkan batas-batas wilayah RT/RW, lokasi rumah
penduduk, dan infrastruktur penting di dalam suatu kawasan. Informasi ini sangat
penting dalam AMDAL karena dapat memberikan gambaran mengenai pemukiman
penduduk yang akan terdampak oleh proyek konstruksi.

Dengan menggunakan peta RT/RW, kita dapat memperoleh informasi tentang jumlah
penduduk, struktur sosial, dan pola penggunaan lahan di sekitar area proyek. Hal ini
membantu dalam mengidentifikasi dan memahami dampak yang mungkin terjadi akibat
pembangunan proyek, seperti dampak terhadap pemukiman, infrastruktur sosial, atau
ketersediaan sumber daya alam di wilayah tersebut.

Dalam merencanakan AMDAL selain membutuhkan peta RT/RW juga membutuhkan


peta Administrasi. Di bawah ini merupakan peta administrasi Kabupaten Jember :

Gambar 2.4 Peta Administrasi


Kabupaten Jember secara astronomis terletak pada posisi 6 º " 27'29 s/d 7º14'35" Bujur
Timur dan 7º59'6" s/d 8º33'56" Lintang Selatan dengan wilayah seluas 3.293,34 Km 2
dengan garis pantai kurang lebih 170 Km dan memiliki ± 76 pulau-pulau kecil dengan
pulau terbesar adalah Pulau Nusa Barong (PPSP, 2012), kemudian Kecamatan Puger
terletak di wilayah dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Balung
b. Sebelah Timur : Kecamatan Wuluhan
c. Sebelah Selatan : Laut Jawa dan Samudera Pasifik
d. Sebelah Barat : Kecamatan Gumuk Mas

Dalam merencanakan AMDAL selain membutuhkan peta RT/RW dan peta Administrasi
juga membutuhkan batas wilayah studi. Di bawah ini merupakan peta batas wilayah dari
proyek yang dikerjakan :
Gambar 2.3 Peta Administrasi
BATAS
EKOLOGI (AIR)

BATAS PROYEK
BATAS SOSIAL

Gambar 2.5 Batas wilayah Studi

2.3 Skala/Besaran Rencana Usaha atau Kegiatan


Rencana Usaha atau kegiatan ini merupakan Perencanaan pembangunan perumahan
dengan Luas lahan yaitu 10.5 ha yang berlokasi di Jl. Krasak Puger Wetan, Kecamatan
Puger, Kabupaten Jember. Pembangunan ini memiliki rencana untuk membangun sekitar
178 unit beserta fasilitas lainnya seperti Masjid, Taman, Toko serta Kantor. Untuk setiap
blok berisikan atau dibangun sekitar 25 unit rumah dengan type rumah 36 ( A-F ). Untuk
luas taman atau central square berukuran sekitar 12x24 meter sedangkan untuk ukuran
masjid yaitu 13x21 meter. untuk akses jalan menuju tempat konstruksi terbilang mudah
dikarenakan jalan menuju tempat konstruksi merupakan jalan utama menuju ke pabrik
semen puger

2.3.1 Sumber Air Bersih dan Jumlah Kebutuhan


Untuk perencanaan sumber air perumahan yaitu akan menggunakan PDAM.
Untuk setiap rumah akan dialiri air sekitar 150 liter

2.3.2 Neraca Air


Neraca air adalah suatu konsep yang digunakan untuk menggambarkan aliran
masuk dan keluar air dalam suatu sistem tertentu. Ini mencakup pengukuran dan
perhitungan volume air yang masuk ke sistem (input) dan volume air yang keluar
dari sistem (output), serta perubahan dalam jumlah air yang tersimpan dalam
sistem (perubahan stok). Neraca air biasanya digunakan dalam konteks
pengelolaan sumber daya air, perencanaan tata air, pertanian, dan industri. Tujuan
utama neraca air adalah untuk memahami dan mengelola penggunaan air secara
efisien, memastikan ketersediaan air yang cukup, dan menjaga keseimbangan
ekosistem air.

AIR PDAM 100%

TAMAN ( 10 % )

MASJID 1 ( 5% )

KANTOR ( 10% ) PERUMAHAN ( 70 % ) MASJID ( 10 % )

BLOK A ( 10% ) MASJID 2 ( 5% )

BLOK B ( 5% )

BLOK C ( 10% )

BLOK D ( 10% )

BLOK E ( 10% )

BLOK F ( 10% )

2.3.3 Rencana pengelolaan limbah (IPAL)


Rencana pengolahan limbah (Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL) adalah
strategi dan tindakan yang dirancang untuk mengelola limbah air domestik
sebelum dibuang ke lingkungan. Tujuan utama dari rencana pengolahan limbah
adalah untuk menjaga kualitas air, melindungi lingkungan, dan memenuhi standar
yang ditetapkan. Untuk mengelola air limbah cair tersebut diperlukan unit
pengelolaan limbah dengan teknologi sistem biofilter aerob dan anaerob.
Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif berupa limbah padat. Sedangkan
limbah cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penyiraman
taman dan kolam, juga dapat dipakai sebagai cadangan untuk pemadam
kebakaran.
2.3.4 Rencana pengelolaan sampah RT
Rencana pengelolaan sampah di tingkat RT (Rukun Tetangga) adalah strategi dan
tindakan yang ditetapkan untuk mengelola sampah domestik yang dihasilkan oleh
penduduk di suatu wilayah RT. Rencana ini bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif sampah terhadap lingkungan, meningkatkan kebersihan, dan mendorong
pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Dengan menggunakan sistem
pengumpulan yang terpisah antara limbah organik dan limbah non-organik,
proses pengolahan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Pertama-tama, pengumpulan limbah dilakukan dengan menyediakan tempat
sampah yang terpisah untuk limbah organik dan limbah non-organik di setiap unit
perumahan. Misalnya, dapat disediakan wadah berwarna hijau untuk limbah
organik (seperti sisa makanan, daun, dan ranting) dan wadah berwarna biru atau
kuning untuk limbah non-organik (seperti kertas, plastik, logam, kaca). Dengan
adanya pemisahan ini, limbah organik yang terkumpul dapat langsung diolah
lebih lanjut melalui proses seperti kompos atau pengomposan anaerobik. Pada
saat pengumpulan, limbah organik dapat dikemas dalam kantong atau wadah
yang terbuat dari bahan terurai secara alami, seperti kertas atau plastik kompos.
Sementara itu, limbah non-organik yang terpisah juga memudahkan proses
pengolahan selanjutnya, seperti daur ulang atau pembakaran. Limbah non-
organik yang telah dipilah dapat dikumpulkan dan disampaikan ke fasilitas daur
ulang yang sesuai. Proses daur ulang akan memisahkan, membersihkan, dan
mengubah limbah non-organik menjadi bahan baku yang dapat digunakan
kembali dalam produksi. Untuk limbah non-organik yang sulit didaur ulang atau
tidak ekonomis untuk didaur ulang, proses pembakaran dengan menggunakan
teknologi incinerator yang dilengkapi dengan kontrol emisi yang baik dapat
menjadi solusi. Proses pembakaran limbah non-organik ini akan mengubahnya
menjadi abu, gas, dan panas. Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik atau uap melalui turbin uap. Pentingnya pengumpulan
dan pemilahan limbah ini juga terkait dengan kesadaran masyarakat dalam
memisahkan dan membuang limbah sesuai dengan kategorinya. Edukasi dan
sosialisasi kepada penduduk perumahan mengenai pentingnya pengelolaan
limbah yang benar dan dampaknya terhadap lingkungan sangat penting untuk
mencapai keberhasilan dalam pengumpulan dan pemilahan limbah yang efektif.
Selain itu, penting juga untuk memiliki sistem pengumpulan dan pemilahan yang
teratur dan terpadu. Pengelola perumahan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak
terkait, seperti pemerintah daerah atau pihak swasta, untuk menyediakan fasilitas
pengumpulan dan pemilahan yang memadai serta melakukan pemantauan dan
pengelolaan limbah secara berkala. Dengan melakukan pengumpulan dan
pemilahan limbah dengan baik, perumahan dapat memberikan kontribusi positif
terhadap pengelolaan limbah secara keseluruhan, mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan, serta mendukung upaya global dalam mencapai
pembangunan yang berkelanjutan.

2.3.5 Akses Jalan

Gambar 2.5 Akses Jalan


Untuk menuju ke lokasi dari arah Puger, Anda dapat mengikuti Jalan KH Moch
Tahir ke timur sejauh 1 kilometer. Setelah mencapai jarak tersebut, Anda akan
menjumpai pertigaan yang cukup besar. Di pertigaan tersebut, silakan belok kiri
untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi yang dituju. Setelah belok kiri,
lanjutkan perjalanan sejauh 800 meter dengan tetap mengikuti jalan utama.
Perjalanan akan melintasi beberapa persimpangan kecil, dan Anda dapat
mengikuti petunjuk arah yang mengarahkan Anda ke lokasi perumahan. Selama
perjalanan, Anda akan melewati berbagai macam lingkungan, mulai dari area
komersial dengan toko-toko dan restoran, hingga pemukiman warga dengan
berbagai jenis rumah dan fasilitas umum. Anda juga akan menikmati
pemandangan alam yang indah, seperti pepohonan hijau dan persawahan milik
warga sekitar.
2.3.6 Komponen Rencana Usaha atau Kegiatan
a. Tahap Prakonstruksi
Tahap prakonstruksi proyek perumahan melibatkan serangkaian langkah yang
dilakukan sebelum dimulainya konstruksi fisik perumahan. Tahap ini bertujuan
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum pelaksanaan
konstruksi. Berikut adalah beberapa tahap yang biasanya terjadi dalam
prakonstruksi proyek perumahan:
- Studi Kelayakan: Melakukan penilaian menyeluruh terhadap lokasi proyek
perumahan. Ini melibatkan analisis pasar, analisis finansial, serta pemeriksaan
teknis dan hukum untuk memastikan bahwa proyek ini layak dilaksanakan.
- Desain dan Perencanaan: Merencanakan dan mendesain perumahan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan proyek. Melibatkan arsitek, insinyur, dan
konsultan lain untuk mengembangkan desain bangunan, tata letak, perencanaan
infrastruktur, serta dokumen teknis yang diperlukan.
- Perizinan dan Regulasi: Memperoleh semua izin dan persetujuan yang
diperlukan dari pihak berwenang. Ini termasuk perizinan konstruksi, izin
lingkungan, serta mematuhi semua regulasi dan persyaratan pemerintah yang
berlaku.
- Pengadaan Tanah: Mengamankan tanah atau lahan yang akan digunakan untuk
proyek perumahan. Melibatkan pembelian, sewa, atau perjanjian lainnya dengan
pemilik tanah, serta melakukan pemeriksaan hukum dan administrasi terkait
kepemilikan tanah.
- Pengadaan Sumber Daya: Memastikan ketersediaan sumber daya yang
diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi. Ini termasuk pengadaan material,
peralatan konstruksi, tenaga kerja, serta mengatur kontrak dengan pemasok dan
subkontraktor.
- Perencanaan Anggaran: Menghitung estimasi biaya untuk pelaksanaan proyek
perumahan. Melibatkan perencanaan anggaran yang rinci, termasuk biaya
bahan, biaya tenaga kerja, biaya konstruksi, biaya perizinan, dan biaya lainnya
yang terkait dengan proyek.
- Pengaturan Jadwal: Menentukan jadwal pelaksanaan konstruksi secara rinci.
Mengidentifikasi tugas-tugas yang perlu diselesaikan, waktu yang diperlukan
untuk masing-masing tugas, serta mengatur urutan pekerjaan untuk mencapai
target waktu yang ditetapkan.
- Manajemen Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin muncul
selama pelaksanaan proyek perumahan. Melakukan analisis risiko,
mengembangkan rencana pengendalian risiko, dan menetapkan tindakan
mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi dampak risiko.
- Koordinasi Tim Proyek: Mengorganisir tim proyek dan mengatur komunikasi
serta koordinasi antara semua pihak terkait, termasuk pengembang, arsitek,
insinyur

b. Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi proyek perumahan adalah fase dimana pelaksanaan fisik
pembangunan perumahan dilakukan. Tahap ini melibatkan sejumlah kegiatan
yang bertujuan untuk membangun struktur fisik perumahan sesuai dengan
rencana dan desain yang telah disiapkan. Berikut adalah beberapa tahap yang
biasanya terjadi dalam konstruksi proyek perumahan:
- Persiapan Lokasi: Tahap ini melibatkan pembersihan dan pemadatan lahan,
pengaturan lokasi konstruksi, serta pembangunan fasilitas sementara seperti
kantor lapangan, pos keamanan, dan tempat penyimpanan material.
- Infrastruktur Dasar: Pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan akses,
saluran air bersih, saluran pembuangan air limbah, dan saluran listrik. Tahap ini
penting untuk memastikan bahwa perumahan terhubung dengan infrastruktur
yang diperlukan.
- Pondasi dan Struktur Bangunan: Konstruksi pondasi yang kuat untuk
mendukung struktur bangunan perumahan. Ini meliputi pengerjaan galian,
pengecoran pondasi, pemasangan balok, kolom, dan struktur bangunan lainnya.
- Konstruksi Atap dan Dinding: Pemasangan rangka atap, penutup atap (seperti
genteng atau seng), serta pemasangan dinding menggunakan bahan seperti bata,
beton, atau panel dinding.
- Instalasi Sistem: Pemasangan sistem utilitas seperti instalasi listrik, instalasi
plumbing (pemasangan pipa air bersih dan pipa pembuangan), serta sistem
penghawaan (ventilasi dan AC).
- Finishing: Tahap ini melibatkan pemasangan lantai, pengecatan dinding,
pemasangan jendela dan pintu, pemasangan keramik, serta pemasangan
peralatan dan perlengkapan rumah tangga seperti kamar mandi, dapur, dan
sistem keamanan.
- Lanskap dan Fasilitas Umum: Pekerjaan lanskap dan penataan lingkungan
sekitar perumahan, termasuk pembangunan taman, pekarangan, jalur pejalan
kaki, dan area rekreasi. Selain itu, pembangunan fasilitas umum seperti taman
bermain, area parkir, dan fasilitas sosial juga dilakukan pada tahap ini.
- Pengujian dan Inspeksi: Tahap ini melibatkan pengujian dan inspeksi terhadap
sistem utilitas dan struktur bangunan untuk memastikan kualitas dan keamanan.
Hal ini meliputi pengujian instalasi listrik, pengujian pipa air, pengujian
kebocoran, serta inspeksi struktur bangunan oleh pihak yang berwenang.
- Penyelesaian dan Penyerahan: Tahap akhir konstruksi proyek perumahan, di
mana dilakukan penyelesaian detail, perbaikan jika ada cacat, serta persiapan
dokumen dan proses penyerahan unit perumahan kepada pemilik atau pembeli.
c. Tahap Operasi
Tahap operasi proyek perumahan adalah fase setelah selesainya konstruksi fisik
perumahan dan dimulainya penghuni atau pemilik mulai menghuni dan
menggunakan unit-unit perumahan tersebut. Tahap ini melibatkan serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk menjalankan dan mengoperasikan perumahan
secara efisien dan memberikan kenyamanan kepada penghuni. Berikut adalah
beberapa tahap yang biasanya terjadi dalam operasi proyek perumahan:
- Penyerahan Unit: Pihak pengembang atau kontraktor menyerahkan unit
perumahan kepada pemilik atau penghuni yang telah membeli atau menyewa
unit tersebut. Proses ini melibatkan penandatanganan dokumen, penyerahan
kunci, dan penjelasan mengenai fitur dan fasilitas yang ada di dalam unit.
- Administrasi dan Manajemen: Membentuk tim manajemen perumahan yang
bertanggung jawab untuk mengelola dan mengoperasikan perumahan. Tim ini
akan mengurus administrasi umum, keuangan, keamanan, pemeliharaan, serta
pengelolaan fasilitas umum seperti taman, area parkir, atau fasilitas rekreasi.
- Layanan Keamanan: Menyediakan sistem keamanan yang efektif untuk
melindungi penghuni dan properti perumahan. Hal ini dapat meliputi pengadaan
petugas keamanan, CCTV, atau sistem akses kontrol untuk memastikan
lingkungan perumahan aman dan nyaman.
- Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin terhadap fasilitas dan
infrastruktur perumahan, termasuk perbaikan kecil, pengecatan, dan
penggantian peralatan yang rusak. Tujuan utamanya adalah menjaga kualitas
dan kondisi perumahan agar tetap baik dan nyaman untuk ditinggali.
- Pengelolaan Fasilitas Umum: Menyediakan pengelolaan fasilitas umum seperti
taman, kolam renang, gym, atau area rekreasi. Hal ini melibatkan pemeliharaan
rutin, pengaturan jadwal penggunaan, serta pemeriksaan keamanan dan
kebersihan fasilitas tersebut.
- Pengelolaan Keuangan: Mengelola keuangan perumahan, termasuk
pengumpulan biaya pemeliharaan dan biaya layanan dari penghuni, pembayaran
tagihan utilitas, serta penyusunan anggaran untuk pemeliharaan dan
pengembangan perumahan.
- Pengelolaan Penghuni: Membentuk komunitas yang harmonis antara penghuni
perumahan. Mengadakan pertemuan rutin, mengkoordinasikan kegiatan sosial,
serta menangani keluhan atau permintaan dari penghuni agar lingkungan
perumahan tetap nyaman dan menyenangkan.
- Pengembangan Perumahan: Melakukan pengembangan tambahan di
perumahan, seperti penambahan fasilitas atau perluasan area, jika diperlukan
dan sesuai dengan rencana pengembangan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan nilai dari perumahan tersebut.
d. Tahap Penutupan/Pascaoperasi
Tahap penutupan/pascaoperasi proyek perumahan adalah fase terakhir dari
siklus hidup proyek perumahan setelah tahap operasi. Tahap ini melibatkan
serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah perumahan beroperasi secara
penuh. Berikut adalah beberapa tahap yang biasanya terjadi dalam tahap
penutupan/pascaoperasi proyek perumahan:
- Evaluasi Kinerja: Melakukan evaluasi kinerja proyek perumahan untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan proyek, kepuasan penghuni, kinerja finansial,
dan efektivitas manajemen. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan dan mengidentifikasi peluang perbaikan di masa depan.
- Penyerahan Administrasi: Jika ada perubahan pengelolaan atau kepemilikan
perumahan, dilakukan proses penyerahan administrasi kepada pihak baru yang
akan mengelola perumahan. Ini termasuk penyerahan dokumen, data penghuni,
informasi keuangan, dan prosedur operasional yang diperlukan.
- Penyelesaian Kontrak: Menyelesaikan semua kontrak dan perjanjian yang
terkait dengan proyek perumahan. Hal ini meliputi pembayaran terakhir kepada
kontraktor atau pemasok, penutupan akun dan pembayaran terakhir kepada
pihak berwenang, serta penghentian kontrak dengan pihak ketiga yang terlibat
dalam proyek.
- Pemeliharaan Jangka Panjang: Merencanakan dan menjalankan program
pemeliharaan jangka panjang untuk memastikan bahwa perumahan tetap dalam
kondisi baik dan fungsional dalam jangka waktu yang lebih panjang. Ini
meliputi pemeliharaan rutin, perbaikan besar, dan penggantian komponen yang
rusak atau sudah tua.
- Dokumentasi Proyek: Melengkapi dan menyimpan dokumen proyek perumahan
dengan baik. Ini termasuk gambar teknis, perijinan, sertifikat, kontrak, dan
semua dokumen terkait proyek. Dokumentasi yang baik akan sangat berguna
untuk referensi di masa depan, pemeliharaan, dan penjualan properti.
- Pelaporan dan Penutupan Keuangan: Menyelesaikan laporan keuangan terakhir
proyek perumahan, termasuk penyelesaian pembayaran terakhir, penutupan
akun, dan penyusunan laporan keuangan akhir. Ini melibatkan proses audit
keuangan jika diperlukan.
- Pemisahan Tim Proyek: Memisahkan tim proyek yang terlibat dalam
pembangunan dan operasi perumahan. Melakukan evaluasi kinerja tim,
memberikan penghargaan atau pengakuan, serta menyusun laporan akhir
mengenai proyek.
- Evaluasi Kepuasan Penghuni: Melakukan survei atau wawancara untuk
mengevaluasi kepuasan penghuni terhadap perumahan dan layanan yang
diberikan. Informasi ini dapat digunakan untuk perbaikan dan peningkatan di
masa depan.
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI

3.1 Dampak Positif Berdirinya Perumahan


a. Meningkatkan pendapatan hidup masyarakat
Dalam hal ini dengan berdirinya perumahan masyarakat dapat meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat melalui adanya peningkatan daya
beli keluarga untuk membiayai kebutuhan sehari–hari keluarga baik kebutuhan
dasar maupun kebutuhan sosial.
b. Meningkatkan kondisi kesejahteraan sosial
Dengan adanya pembangunan perumahan tersebut apat meningkatkan
kesejahtraan masyarakat yakni dalam pemenuhan kebutuhan material, spiritual,
dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Dengan didirikannya perumahan tersebut dapat mengurangi tingkat
pengangguran masyarakat dengan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
lapangan pekerjaan baru atau mengembangkan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Selain itu meningkatkan kesempatan kerja atau lowongan pekerjaan yang diisi
oleh pencari kerja dan pekerja yang sudah ada.

3.2 Dampak Negatif Berdirinya Perumahan


a. Peningkatan kebisingan
Dalam hal ini semakin banyaknya perumahan dapat meningkatkan nilai
kepadatan penduduk yang meningkatkan kebisingan baik dalam lingkup kerja
maupun dalam lingkup masyarakat sekitar.
b. Penurunan kualitas air
Selain itu,dengan meningkatnya popularitas masyarakat sekitar perumahan dapat
mengurangi kulitas air yang berdampak akibat dari tingkat pertambahan
penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri.
c. Penurunan kuantitas air
Dampak akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dapat
menyebabkan meningkatnya penggunaan air dalam jumlah besar sehingga
berampak pada menurunan jumlah air.
d. Penurunan kualitas udara
Selain itu adapun dampak yang di akibatkan dari berdirinya perumahan yaitu
menurunnya kualitas uadra yang di akibatkan dari kendaraan,industri maupun
aktivitas dari masyarakat yang semkin meningkat. Hal ini apat mengakibatkan
meningkatnya polusi duara di lingkungan sekitar.

3.3 Matriks UKL – PL

Anda mungkin juga menyukai