Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI DAN MONITORING AMDAL

PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK BOJONEGORO


LOWER SOLO RIVER IMPROVEMENT PROJECT PHASE - 2
DESA NGRINGINREJO, KECAMATAN KALITIDU DAN DESA PADANG
KECAMATAN TRUCUK, KABUPATEN BOJONEGORO

EVALUATION AND AMDAL MONITORING


DEVELOPMENT OF BOJONEGORO MOTORCYCLE
LOWER SOLO RIVER IMPROVEMENT PROJECT PHASE - 2
NGRINGINREJO –KALITIDU AND PADANG-TRUCUK BOJONEGORO

HERTA NOVIANTO
Program Studi Teknik Sipil Universitas Bojonegoro

Abstrak

Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja sektor
pertanian, karena tidak ada satu pun tanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan air.
Meskipun perannya sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh dari yang diharapkan,
sehingga air yang semestinya merupakan sahabat petani berubah menjadi penyebab bencana bagi
petani. Indikatornya, dimusim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan sebaliknya
dimusim penghujan, ladang dan sawah banyak yang terendam air. Secara kuantitas,
permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah persoalan ketidaksesuaian
distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu (temporal) dan tempat (spatial).

Kata kunci : AMDAL, Bendung gerak

Abstract
Water is the resource and determinant factor that determines the performance of the
agricultural sector, since there are no crops and livestock that do not require water. Although the
role is very strategic, but the water management is still far from expected, so the water that
should be a farmer's friend turned into a cause of disaster for farmers. Indicators, in the dry
season, fields and rice fields are often drought and vice versa in the rainy season, fields and rice
fields are submerged in water. In quantity, the water problem for agriculture, especially in dry

36

page 1 of 14
land, is the problem of mismatch of water distribution between the need and supply according to
time (temporal) and place (spatial).
Keywords: AMDAL, Movement dike
1. Pendahuluan terutama di lahan kering adalah persoalan
Perkembangan penduduk Indonesia ketidaksesuaian distribusi air antara
yang begitu pesat menuntut pembangunan kebutuhan dan pasokan menurut waktu
dalam segala aspek kehidupan, terutama (temporal) dan tempat (spatial). Di lain itu
sarana dan prasarana. Tujuan utama hujan deras dengan durasi yang cukup lama
pembangunan indonesia adalah pada tanggal 26 Desember 2007 sampai
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dengan akhir Januari 2008, mengakibatkan
memperkuat ketahanan nasional yang air Sungai Bengawan Solo dan anak
menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan Sungainya naik dan meluap mengakibatkan
ini. Perkembangan teknologi dan ilmu air banjir melimpas puncak tanggul sehingga
pengetahuan yang semakin cangggih dan tanggul tergerus dan putus yang akhirnya,
modern, menuntut masyarakat untuk menggenangi pemukiman & pekarangan
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. penduduk, dan sarana dan prasarana
Untuk mencapai tujuan ini pertama kalinya insfrastruktur pengendali banjir rusak
adalah meningkatkan sektor pertanian demi sehingga tidak berfungsi secara maksimal.
pola pikir dan kelancaran pembangunan. Air Maka dari itu dibangun Bendung Gerak
merupakan sumber daya dan faktor yaitu tempat/wadah penampungan air irigasi
determinan yang menentukan kinerja sektor pada waktu terjadi surplus air di sungai atau
pertanian, karena tidak ada satu pun air hujan dan penyediaan air baku pada
tanaman pertanian dan ternak yang tidak musim kemarau. Dimana Bangunan
memerlukan air. Meskipun perannya sangat Pengendali Banjir tersebut berupa
strategis, namun pengelolaan air masih jauh Pembangunan Bendung Gerak Bojonegoro
dari yang diharapkan, sehingga air yang agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
semestinya merupakan sahabat petani sehingga sarana prasarana umum dan
berubah menjadi penyebab bencana bagi perekonomian kembali lancar, penduduk
petani. Indikatornya, dimusim kemarau, aman dari bahaya banjir.
ladang dan sawah sering kali kekeringan dan
sebaliknya dimusim penghujan, ladang dan 2. Kajian Pustaka
sawah banyak yang terendam air. Secara 2.1. Prinsip Dalam Penerapan dan Tata
kuantitas, permasalahan air bagi pertanian Laksana AMDAL

37

page 2 of 14
1. Prinsip Dalam Penerapan AMDAL negatif yang ditimbulkan oleh pelaksanaan
Dalam Peraturan penerapan AMDAL rencana kegiatannya.
tercermin beberapa prinsip yang dianut, 1.3 Kriteria dan prosedur untuk
yaitu sebagai berikut : menentukan apakah suatu rencana kegiatan
1.1. Suatu rencana kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap
diperkirakan menimbulkan dampak penting lingkungan hidup harus secara jelas
terhadap lingkungan hidup dapat dirumuskan dalam peraturan perundang-
dilaksanakan setelah dipertimbangkan undangan. Seorang pemrakarsa memerlukan
dampaknya terhadap lingkungan hidup. kepastian bahwa untuk rencana kegiatan
Dalam prinsip ini mengandung pengertian yang akan dilaksanakannya itu perlu atau
bahwa dampak lingkungan yang harus tidak perlu dilengkapi dengan AMDAL.
dipertimbangkan mencakup semua aspek Kepastian ini diperlukan berkenaan dengan
lingkungan, baik biofisik, sosial ekonomi perbedaan prosedur yang harus ditempuh
maupun sosial budaya yang relevan dengan oleh pemrakarsa. Pengaturan dalam
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. peraturan perundang-undangan mempunyai
Untuk mempertimbangkan dampak rencana konsekwensi bahwa kriteria dan prosedur itu
kegiatan dalam lingkungan hidup diperlukan mengikat baik bagi pemrakarsa yang akan
pengaturan mengenai prosedur administratif melaksanakan kegiatan maupun instansi
oleh instansi yang bertanggung jawab.” yang bertanggung jawab dalam menilai dan
1.2 AMDAL merupakan instrument mengambil keputusan atas AMDAL. Tidak
pengambilan keputusan dan merupakan ditaatinya kriteria dan prosedur tersebut
bagian dari perencanaan Sebagai instrument dapat menjadi dasar gugatan terhadap
pengambilan keputusan, AMDAL dapat keputusan pemberian ijin pelaksanaan
memperluas wawasan pengambilan rencana kegiatan oleh pihak yang dirugikan
keputusan sehingga dapat diambil keputusan haknya.
yang paling optimal dari berbagai alternatif 2. Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak
yang tersedia. Sebagai konsekwensi Lingkungan (AMDAL)
kewajiban setiap orang untuk memelihara Tata laksana AMDAL dalam garis besarnya
lingkungan hidup, termasuk pencegahan dan adalah sebagai berikut :
penanggulangan pencemaran dan perusakan 2.1.Pemrakarsa rencana kegiatan
lingkungan, maka menjadi kewajiban mengajukan Penyajian Informasi
pemrakarsa untuk memikul biaya Lingkungan (PIL) kepada instansi yang
pencegahan dan penanggulangan dampak bertanggung jawab. Penyajian Informasi

2
38
page 3 of 14
Lingkungan tersebut dibuat berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
pedoman yang ditetapkan oleh menteri yang bagi kegiatan tersebut.
ditugaskan mengelola lingkungan hidup. 2.2.2.5 Apabila dari semua sudaah diketahui
Instansi yang bertanggung jawab adalah bahwa akan ada dampak penting maka tidak
instansi yang berwenang memberi keputusan perlu dibuat Penyajian Informasi
tentang rencana pelaksanaan kegiatan. Lingkungan terlebih dahulu akan tetapi
2.2.Apabila lokasi sebagaimana tercantum dapat langsung menyusun Kerangka Acuan
dalam Penyajian Informasi Lingkungan bagi pembuat ANDAL.
dinilai tidak tepat, maka instansi yang 3.Ruang Lingkup AMDAL
bertanggung jawab menolak lokasi tersebut Berdasarkan KEP-50/MENKLH/6/1987
dan memberi petunjuk tentang kemungkinan tentang Pedoman Kerangka Acuan Analisis
lokasi lain dengan kewajiban bagi Dampak Lingkungan, ditetapkan ruang
pemrakarsa untuk membuat Penyajian lingkup studi ANDAL sebagai berikut :
Informasi Lingkungan yang baru. Apabila 3.1.Batas Wilayah Studi
suatu lokasi dapat menimbulkan perbenturan Batas wlayah studi ditentukan dengan
kepentingan antar sektor maka instansi yang memperhatikan batas proyek, batas ekologis,
bertanggung jawab mengadakan konsultasi batas administrasi, dan batas teknis.
dengan menteri atau Lembaga Pemerintah 3.2.Komponen lingkungan yang telah
Non Departemen yang bersangkutan. ditelaah
2.3.Apabila hasil penelitian Penyajian Komponen lingkungan yang harus dicakup
Informasi Lingkungan menentukan bahwa dalam studi adalah komponen lingkungan
perlu dibuatkan ANDAL, dengan adanya biogesik, sosial ekonomi dan sosial budaya.
dampak penting rencana kegiatan terhadap 3.3.Rencana Kegiatan yang harus ditelaah
lingkungan, baik di lingkungan geofisik dampaknya
maupun lingkungan sosial budaya, maka Uraian rencana kegiatan dan komponen
pemrakarsa bersama-sama instansi yang kegiatannya serta dampak yang ditimbulkan.
bertanggung jawab membuat Kerangka Kegunaan Pelingkupan (Scoping) adalah
Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL. untuk kepentingan :
2.4.Apabila ANDAL tidak perlu dibuat 1.Identifikasi dampak penting atau masalah
untuk suatu rencana kegiatan, berhubung utama dari suatu proyek.
tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa 2. Menetapkan komponen-komponen
diwajibkan untuk membuat Rencana lingkungan yang akan terkena dampak
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan nyata.

3
39
page 4 of 14
3.Menetapkan strategi penelitian pada digunakan adalah menggabungkan antara
komponen lingkungan yang akan terkena penelitian kualitatif dengan penelitian
dampak. kuantitatif yang menggunakan pendekatan
4.Menetapkan parameter atau indikator dari studi kasus dan survei.
komponen lingkungan yang akan diukur. 3.1.Teknik Pengumpulan Data
5.Efisiensi waktu studi AMDAL. Dalam memperoleh data untuk
6. Efisiensi biaya studi AMDAL. penelitian ini dilakukan dengan
7. Komponen-komponen yang ditetapkan mengumpulkan data – data yang
sedikitnya atau sama sekali tidak terkena diperoleh dari data primer dan data
dampak lingkungan tidak akan dievaluasi sekunder.
lagi. 1. Data primer diperoleh dengan melakukan
penyebaran kuesioner
2.4 Kriteria Kegiatan yang Diwajibkan 2. Data sekunder adalah data yang
Membuat AMDAL diperoleh dari dokumen – dokumen yang
Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 dapat dijadikan acuan dalam penelitian
Tahun 1993, yang dimaksud dangan ini.
AMDAL adalah merupakan hasil studi
mengenai dampak penting suatu kegiatan 3.2. Analisis data
yang direncanakan terhadap lingkungan Dalam penelitian ini, analisa data
hidup, yang diperlukan bagi proses dilakukan berdasarkan ANDAL.
pengambilan keputusan. Hasil studi ini
terdiri dari beberapa dokumen. Atas dasar 4. Hasil Dan Pembahasan
dokumen ini kebijaksanaan dipertimbangkan 4.1. Monitoring Pelaksanaan Pengelolaan
dan diambil. Didalam menghasilkan AMDAL
dokumen, perlu dibuat tata laksana. Tata 1.Tahap Konstruksi
laksana ini merupakan suatu prosedur. 1.1.Phisik (Kualitas udara & Kebisingan)
panjang dan pendeknya prosedur tergantung 1.Jenis dampak
dari proyek pembangunan yang Dampak penting yang diperkirakan muncul
dilaksanakan (Fandeli, 1995 : 34). adalah penurunan kualitas udara dan
. peningkatan kebisingan disepanjang jalan
3.Metode Penelitian masuk ke proyek.
Penelitian ini berorientasi pada metode 2. Sumber dampak
observasi. Secara umum, metodologi yang Terjadinya peningkatan debu dan kebisingan

4
40
page 5 of 14
akibat: Dampak penting yang dipantau adalah jenis
 Mobilisasi peralatan, kendaraan dan dan jumlah kendaraan untuk masing-masing
material proyek jenis, yang melewati jalan disekitar proyek
 Penyiapan lahan dan prasarana/sarana (penghitungan langsung ).
kerja 7.Sumber dampak
 Pembangunan fisik BGB Mobilisasi peralatan & kendaraan proyek

 Pembuatan tanggul dan bangunan serta transportasi umum yang berkaitan

fasilitasnya dengan perekonomian sehari-hari.

 Pengangkutan material tanah, 8. Lokasi pemantauan

penimbunan & pemadatan tanah di Dijalan masuk (kerja) ke proyek atau titik

bekas sungai pertemuan (simpang jalan).

4.2. Lokasi Pemantauan 9. Parameter lingkungan yang dipantau

Dekat Sekolah Dasar Desa Padang, Menghitung jumlah dan jenis kendaraan

Kecamatan Trucuk dan desa Ngringinrejo, yang lewat pada tahap Konstruksi, seperti:

Kecamatan Kalitidu sepeda (bicycle), sepeda motor

1. Parameter lingkungan yang dipantau (motorcycle), mobil (car), box-car dan truck
10. Metode pemantauan
• Kualitas udara : SO2, CO, NO2, O3,
Penghitungan langsung jumlah dan jenis
Pb, H2S, NH3 dan Debu
kendaraan yang lewat
• Kebisingan
11. Jangka waktu
2.Metode pemantauan
Selama tahap Konstruksi
Pengukuran langsung di lapangan dan
12. Frekuensi pemantauan Minimal 1
analisa laboratorium, kemudian hasil
kali dalam setahun
pengujian laboratorium dibandingkan
1.3.Kondisi Fisik (Kualitas air)
standard kualitas udara yang berlaku
-Jenis dampak
3. Jangka waktu
Dampak penting yang muncul adalah
Selama tahap konstruksi
penurunan kualitas air disekitar tapak
4.Frekuensi
proyek, baik air permukaan maupun air
Selama 1 tahun dilakukan 2 (dua) kali
tanah.
pemantauan.
-Sumber dampak
5. Kondisi Sosial-Ekonomi (Kepadatan
• Penyiapan lahan untuk prasarana &
lalu lintas)
sarana kerja
6.Jenis dampak
• Pembangunan fisik BGB

5
41
page 6 of 14
• Pembuatan tanggul dan bangunan proyek maupun umum
pelengkapnya • Pengangkutan bahan & material
proyek
-Lokasi pemantauan • Demobilisasi peralatan & kendaraan
Dibagian Hulu dan Hilir BGB serta proyek
didalam atau sekitar tapak proyek. 4.3.1.4.3 Lokasi pemantauan
-Parameter lingkungan yang dipantau Jalan antara dusun Gampeng - desa Padang
Parameter kualitas air yang dipantau, dan antara Trucuk – Pagerwesi.
meliputi: aspek fisik 3 parameter (pH, TDS 4.3.1.4.4 Parameter lingkungan yang
& TSS) dan aspek kimia organik 3 dipantau
parameter (DO, BOD, COD). Kerusakan jalan antara dusun Gampeng -
-Metode pemantauan Desa Padang dan antara Trucuk –
Pengukuran dan pengambilan sample Pagerwesi.
(contoh) air, yang selanjutnya dikirim ke Pada pemantauan tanggal 25 Maret 2010
laboratorium untuk dianalisa secara disekitar tapak proyek, khususnya di daerah
laboratoris. Kemudian hasil analisanya sebelah kiri sungai B. Solo ternyata kondisi
dibandingkan dengan standard yang berlaku jalan antara dusun Gampeng - desa Padang
(PP No. 82 Tahun 2001). sudah mulai rusak, yang ditenggarai adanya
-Jangka waktu pemantauan banyak lubang, terutama dekat simpang tiga
Pemantauan lingkungan selama antara jalan dusun Gampeng – Desa Padang
tahap Konstruksi. dengan jalan antara desa Trucuk -
-Frekuensi pemantauan Pagerwesi terdapat ruas jalan yang sangat
Periode pemantauan lingkungan adalah 6 rusak (seperti kubangan) sepanjang ± 50 m,
bulan sekali namun pada pengamatan tanggal 6 April
- Kondisi Sosial-Ekonomi 2010 jalan yang rusak tersebut sudah
(Infrastruktur) diperbaiki (ditambal). Demikian pula
-Jenis dampak kondisi jalan antara Trucuk-Pagerwesi, yang
Dampak yang muncul adalah kerusakan dilewati oleh kendaraan proyek atau yang
jalan antara dusun Gampeng - Desa Padang berkaitan dengan kegiatan proyek serta
dan antara Trucuk - Pagerwesi. kendaraan umum atau truck umum
-Sumber dampak pengangkut pasir dari lokasi penambangan
• Kegiatan mobilisasi dan pasir di Pagerwesi, menyebabkan terjadinya
pengoperasian peralataan & kendaraan, baik kerusakan jalan antara Trucuk – Pagerwesi,

6
42
page 7 of 14
berupa lubang-lubang, walaupun untuk -Parameter lingkungan yang dipantau
sementara sudah ditambal sulam dengan Jenis tumbuhan (tanaman/pohon)
tanah atau material gamping-putih yang ditanam disepanjang jalan masuk
Pada daerah sebelah kanan sungai B. Solo (kerja) ke proyek dan didalam tapak proyek.
(belum ada kegiatan yang langsung -Metode pemantauan
berkaitan dengan pembangunan Bendung Pengamatan langsung terhadap hasil
Gerak Bojonegoro) kondisi jalan “relatif penanaman kembali terutama faktor
sama” dengan kodisi jalan tahun 2009, kelimpahannya.
namun demikian perlu adanya kegiatan -Jangka waktu pemantauan
perbaikan jalan antara desa Ngringinrejo s/d Pemantauan lingkungan
Mojo, agar tingkat kerusakannya tidak dilaksanakan selama tahap konstruksi
semakin parah.. -Frekuensi pemantauan
1 kali dalam 1 tahun.
-Metode pemantauan - Kondisi Biologi (Biota perairan)
Pengamatan tingkat kerusakan jalan dan - Jenis dampak
pengukuran jalan yang rusak. Dampak yang dipantau, yaitu penurunan
-Jangka waktu pemantauan jumlah individu (kelimpahan) dan
Pemantauan lingkungan selama tahap keanekaragaman dari Plankton dan Benthos.
Konstruksi -Sumber dampak
-Frekuensi pemantauan • Penyiapan lahan untuk prasarana &
2 kali selama tahap konstruksi (pada sarana kerja
pertengahan dan akhir proyek) • Pembangunan fisik BGB
-Kondisi Biologi (Biota darat) • Pembangunan tanggul & bangunan
-Jenis dampak pelengkapnya
Jenis dan jumlah masing-masing -Lokasi pemantauan
tanaman, baik ditepi jalan maupun di tapak Badan air sungai B. Solo, yaitu di bagian
proyek. Hulu dan Hilir BGB
-Sumber dampak -Parameter lingkungan yang dipantau
Penyiapan lahan untuk pembuatan Kelimpahan dan indeks diversitas Plankton,
prasarana & sarana kerja. Benthos dan lainnya
-Lokasi pemantauan -Metode pemantauan
Disepanjang jalan masuk (kerja) Pengambilan sample (sludge) di dasar
proyek dan tapak proyek sungai B. Solo di bagian Hulu dan Hilir dari

7
43
page 8 of 14
BGB -Parameter lingkungan yang dipantau
-Jangka waktu pemantauan • Seberapa besar tenaga lokal yang
Dilaksanakan selama tahap konstruksi diserap dalam proyek BGB.
-Frekuensi pemantauan • Seberapa besar pendapatan yang
2-kali selama setahun (musim hujan dan diperoleh oleh penambang pasir
kemarau) -Metode pemantauan
-Kondisi Sosial-Ekonomi (Kesempatan Dengan melaksanakan survai social-
kerja) ekonomi-budaya (wawancara) terhadap
- Jenis dampak penduduk di sekitar tapak proyek,
Dampak penting yang dipantau adalah diharapkan dapat memperoleh data yang
• Jumlah tenaga kerja lokal yang berkaitan dengan:
terserap dalam tahap konstruksi sesuai • Prosentase penyerapan tenaga kerja
dengan kualifikasi yang dibutuhkan lokal (penduduk sekitar tapak proyek) yang
• Pendapatan penduduk yang terlibat memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan
dalam proyek • Meningkatnya pendapatan penduduk
• Pendapatan penambang pasir, yang terlibat dalam proyek
pengrajin batu bata dan pekerja yang • Sumber pendapatan lain bagi
mengoperasikan perahu penyebrangan penambang pasir
-Sumber dampak • Adakah lokasi penambangan pasir
• Mobilisasi dan pengoperasian yang baru
peralataan serta kendaraan proyek - Jangka waktu
• Penyiapan lahan dan prasarana & Pemantauan lingkungan
sarana kerja dilaksanakan selama tahap konstruksi.
• Pembangunan fisik Bendung Gerak -Frekuensi
Bojonegoro (BGB) 2 kali selama tahap Konstruksi, yaitu awal
• Pembangunan tanggul & bangunan dan akhir proyek
fasilitas lainnya - Kondisi Sosial-Ekonomi (Mata
• Demobilisasi peralatan & kendaraan pencaharian)
proyek - Jenis dampak
-Lokasi pemantauan Dampak penting yang dipantau:
Disekitar tapak proyek, yaitu Desa Padang, • Jumlah tenaga kerja lokal yang
Kecamatan Trucuk dan Desa Ngringinrejo, terserap bekerja selama tahap konstruksi
Kecamatan Kalitidu yang sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.

8
44
page 9 of 14
• Pendapatan penduduk yang terlibat • Prosentase penyerapan tenaga kerja
proyek. lokal berdasarkan kualifikasi yang
• Pendapatan penambang pasir, dibutuhkan
pengrajin batu bata dan usaha perahu • Berapa besar peningkatan
penyebrangan. pendapatan penduduk yang terlibat proyek
-Sumber dampak • Sumber pendapat lain bagi
• Mobilisasi dan pengoperasian penambang pasir
peralataan serta kendaraan proyek • Lokasi penambangan pasir baru
• Penyiapan lahan dan prasarana dan • Penurunan pendapatan penambang
sarana kerja pasir, pengrajin batu bata & usaha perahu
• Pembangunan fisik Bendung Gerak penyebrangan
Bojonegoro (BGB) -Jangka waktu pemantauan
• Pembangunan tanggul & bangunan Pemantauan lingkungan dilakukan selama
fasilitas lainnya tahap konstruksi
• Demobilisasi peralatan & kendaraan - Frekuensi
proyek 2 kali selama tahap konstruksi yaitu pada
-Lokasi pemantauan awal dan akhir proyek.
Disekitar proyek, yaitu Desa Padang, - Kondisi Sosial-Budaya (Penemuan perahu
Kecamatan Trucuk dan Desa Ngringinrejo, kuno & keberadaan kuburan Simo).
Kecamatan Kalitidu -Jenis dampak
-Parameter lingkungan yang dipantau Dampak penting yang dipantau adalah Situs
• Tenaga kerja lokal yang terserap dan penemuan perahu kuno 1612 dan
sesuai kualifikasi yang dibutuhkan keberadaan kuburan Simo
• Pendapatan penduduk yang terlibat - Sumber dampak
proyek Sumber dampak pada kegiatan:
• Pendapatan dari pekerjaan yang lain • Penyiapan lahan untuk
bagi penambang pasir, pengrajin batu bata prasarana/sarana kerja
dan usaha perahu penyebrangan • Penggalian pondasi dan
• Lokasi penambangan pasir yang baru pembangunan BGB
-Metode pemantauan • Pembuatan tanggul dan bangunan
Dilaksanakan survai sosial-ekonomi-budaya pelengkapnya
(wawancara) didaerah studi, untuk -Lokasi pemantauan
mendapatkan: Desa Padang, Kec. Trucuk dan Desa

9
45
page 10 of 14
Ngringinrejo, Kec. Kalitidu sarana kerja
-Parameter lingkungan yang dipantau • Pembangunan fisik Bendung Gerak
Tetap melestarikan keberadaan situs Bojonegoro (BGB)
penemuan perahu kuno 1612 dan • Pembangunan tanggul & bangunan
keberadaan kuburan Simo fasilitas lainnya
- Metode pemantauan • Pengangkutan material tanah,
• Menyelenggarakan survai sosial- penimbunan & pemadatan dibekas
ekonomi-budaya (wawancara) di daerah -Lokasi pemantauan
tapak proyek, dengan mengacu Disekitar tapak proyek, yaitu Desa Padang
pertimbangan nilai sejarah, budaya & ilmu dan Pagerwesi serta Desa Ngringinrejo dan
pengetahuan Mojo.
• Mengacu UU No. 5/1992 tentang -Parameter lingkungan yang dipantau
Benda cagar budaya dan PP No. 10/1993 • Intensitas keluhan dan protes
tentang Petunjuk pelaksanaan UU No. masyarakat terhadap proyek
5/1992 • Sikap masyarakat terhadap proyek.
-Jangka waktu -Metode pemantauan
Pemantauan lingkungan dilaksanakan Dilaksanakan survai sosial –
selama tahap Konstruksi ekonomi - budaya (wawancara) dan
-Frekuensi pengamatan di lapangan.
2 kali selama tahap kostruksi, yaitu -Jangka waktu
pada awal dan akhir proyek Pemantauan lingkungan dilaksanakan
-Kondisi Sosial-Budaya (Persepsi selama tahap Konstruksi.
masyarakat) -Frekuensi
- Jenis dampak 1 kali selama konstruksi
Dampak penting yang dipantau adalah -Kondisi Kesehatan Masyarakat
persepsi yang positif dan negatif dari - Jenis dampak
masyarakat terhadap proyek serta intensitas Frekuensi keluhan adanya gangguan
keluhan dan protes masyarakat. kesehatan akibat peningkatan debu dan
-Sumber dampak kebisingan dari peralatan dan kendaraan
• Mobilisasi dan pengoperasian proyek .
peralataan serta kendaraan, baik proyek -Sumber dampak
maupun umum • Mobilisasi dan pengoperasian
• Penyiapan lahan dan prasarana & peralataan & kendaraan proyek

10
46
page 11 of 14
• Penyiapan lahan untuk Kegiatan pengenangan Bendung gerak
prasarana/sarana kerja dilakukan untuk mengetahui kesiapan daya
• Pembangunan fisik Bendung Gerak tampung bendung apakah sesuai dengan
Bojonegoro (BGB) kapasitas yang direncanakan pada daerah
• Pengangkutan material tanah, tangkapan air yang dibutuhkan.
penimbunan & pemadatan dibekas alur - Uji-coba Pengoperasian dan Pemeliharaan
sungai lama Bendung Gerak
• Demobilisasi tenaga kerja Kegiatan operasional pintu air akan di uji-
-Lokasi pemantauan coba untuk bergerak mengatur jalannya air
Disepanjang jalan masuk (access road) dan kegiatan pemeliharaan bangunan
antara: termasuk fasilitas penunjangnya, akan selalu
• Dusun Gampeng, Desa Pagerwesi – dijaga dan dipelihara agar tidak terjadi
Dusun Padang, Desa Padang dan jalan kerusakan agar semua kegiatan bisa berjalan
antara Trucuk – Pagerwesi. optimal.
• Desa Ngringinrejo – Mojo -Permasalahan Pintu Air
-Parameter lingkungan yang dipantau Dikemudian terjadi kemacetan/gagal
• Intensitas dan presentase protes beroperasi dan menimbulkan dampak
(keluhan) dari masyarakat yang tinggal terburuk terhadap masyarakat yaitu terkena
disekitar tapak proyek dan disepanjang jalan luberan air atau banjir dan ketika
masuk. mendapatkan pengaduan oleh masyarakat
• Peningkatan jumlah penderita sakit, maka pihak pemilik proyek akan segera
diakibatkan oleh adanya debu menanggapi dan memperbaikinya bersama
-Metode pemantauan dengan pemerintah terkait dengan melihat
Diselenggarakan wawancara dan prosedur perbaikan dan penanganan yang
pengamatan di lapangan. berlaku dan melihat apakah dampak itu
-Jangka waktu faktor alam atau dari kegagalan bendung
Pemantauan lingkungan dilaksanakan pada gerak itu. Perbaikan dari pintu air tersebut
tahap Konstruksi. ketika pintu air rusak atau bocor, maka
-Frekuensi untuk memperbaiki pintu air dibutuhkan
1 kali setiap tahun, selama tahap kondisi kering di sekitar pintu air agar bisa
konstruksi melakukan pengelasan atau perbaikan tanpa
-Tahap Pasca Konstruksi/Operasi: terganggu oleh air yang mengalir. Untuk
- Penggenangan Bendung Gerak mendapatkan kondisi kering, maka di depan

11
47
page 12 of 14
pintu air dipasang stoplog untuk mencegah pembangunan ini untuk kepentingan
air masuk ke sekitar pintu air. bersama baik masyarakat dan memperbaiki
ekosistem yang ada di alam
5. Kesimpulan
Untuk pengamanan daerah pemukiman 6. Saran
penduduk dan pertanian dari bencana banjir. 1. Untuk sekiranya memberikan
Penyediaan air baku Bengawan Solo pada penjelasan atau penyuluhan kepada
musim kemarau untuk keperluan pertanian, masyarakat penting dan tujuan
rumah tangga, dan industri . Bendung Gerak Bojonegoro bagi
Dan selain itu juga digunakan untuk seluruh sektor.
menampung air sungai Bengawan solo
2. Mengadakan musyawarah dengan
untuk kepentingan irigasi untuk tahun
para pemilik dan instansi pemerintah
mendatang terutama pada musim kering.
yang memerlukan tanah dalam rangka
Dikemudian terjadi kemacetan atau gagal
menetapkan bentuk atau besarnya
beroperasi dan menimbulkan dampak
ganti rugi lahan yang digunakan
terburuk terhadap masyarakat yaitu terkena
untuk pembangunan Bendung Gerak
luberan air atau banjir dan ketika
Bojonegoro.
mendapatkan pengaduan oleh masyarakat
maka pihak pemilik proyek akan segera
menanggapi tuntutan itu, melakukan 3. Sehubungan dengan hal ini maka
perbaikan dengan pemerintah terkait dengan dimohon untuk instansi pemerintah
melihat prosedur perbaikan dan penanganan terkait memberikan pembelajaran
yang berlaku dan melihat apakah dampak itu kepada masyarakat yang terkena
faktor alam atau dari kegagalan bendung dampak langsung dari Pembangunan
gerak itu. Dan apabila menimbulkan korban Bendung Gerak Bojonegoro untuk
jiwa dari kegagalan bendung gerak maka bisa mengatur pola pikir setelah
pemerintah akan memberikan ganti rugi mereka mendapatkan besarnya ganti
yang berupa santunan kepada warga. rugi lahan atas lahan yang sudah jadi
Yang mana dalam setiap kegiatan atau milik Negara.
pembanguan akan tetap menimbulkan
6. Daftar Pustaka
dampak negatif selama tahap konstruksi.
Anonimous, 1999. Peraturan Pemerintah RI
Akan tetapi setelah konstruksi hal ini tidak
No. 27, 1999. Analisis Mengenai
ada yang akan dirugikan karena
Dampak Lingkungan
12
48
page 13 of 14
Anonimous, 2000. Keputusan Kepala : Unipress Undang - Undang RI No. 5,
BAPEDAL No.9, 2000. Pedoman 1992. Tentang Cagar Budaya.
Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL)
Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan, 2000. Himpunan Peraturan
Tentang Pengendalian Dampak
Lingkungan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan No. 09, 2000.
Pedoman Penyusunan Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 17, 2001. Jenis Rencana
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
tampak Lingkungan Hidup
Muchammad Fauzi, SE., MM, 2009. Metode
Penelitian Kuantitatif. Semarang :
Walisongo Press
Peraturan Pemerintah RI No. 10, 1993.
Pelaksanaan Undang-Undang No. 5
Tahun 1992 Tentang Cagar Budaya
Peraturan Pemerintah RI No. 51, 1993.
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Peraturan Pemerintah RI No. 82, 2001.
Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Radhi Sinaro, dkk, 2007. Menyimak
Bendungan di Indonesia (1910-2006).
Jakarta : Indocamp
Totok Waluyo, dkk, 2010. Bojonegoro
Dalam Angka Tahun 2010. Bojonegoro

13
49
page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai