Anda di halaman 1dari 51

KONSULTASI PUBLIK

Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan
(AMDAL)
Rencana Kegiatan Pembangunan Bendungan Margatiga,
Desa Negeri Jemanten, Kecamatan Margatiga, Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung

Februari, 2019

PT. Suropati Hidro


Energi
2

Outline

Penyusun Gambaran
Latar Tujuan dan Tahapan Potensi
Studi Umum
Belakang Manfaat Pelaksana Dampak
AMDAL Kegiatan
3

Penyusun Studi AMDAL


Nama Pemrakarsa : Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung
Alamat : Jl. Gatot Subroto No.57, Garuntang, Bumi Waras,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35401
Penanggung Jawab : Ir. Syarifudin
Jabatan : Direktur Utama

Nama Konsultan : PT. Suropati Hidro Energi


Alamat : Jl. Sangkuriang A2, Cisitu Dago
No. Registrasi Kompetensi : 0002/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH
Penanggung Jawab : Drs. Billy Yoga Dewanto
Jabatan : Direktur Utama
4

Tim Penyusun AMDAL


No Nama Jabatan dalam Tim
1. Billy Yoga Dewanto Ketua Tim
Sekretaris dan Ahli Kesehatan
2. Yuke Djulianti
Masyarakat
3. Siti Amalia Fajriyah Anggota Tim dan Ahli Kualitas Air
Anggota Tim dan Ahli Kualitas Udara dan
4. Jovi Dromadon Al Caesar
Kebisingan
5. Laras Dewi Girang Anggota Tim dan Ahli Biologi
6. Suldin Satriapriyaldi Anggota Tim dan Ahli Transportasi
7. Danny Susilo Abrianto Anggota Tim dan Ahli Geologi
8. Wahyudi Anggota Tim dan Ahli Sosial Ekonomi
5

Latar Belakang

Pertumbuhan Kebutuhan Irigasi Banjir Pembangunan


Penduduk Air Sawah Di Kabupaten Bendungan
Lampung dan Kota Margatiga
Metro
6

Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Tujuan Manfaat
Tujuan pembangunan Bendungan ▸ Sektor pertanian, bendungan dimanfaatkan untuk
Margatiga Provinsi Lampung pengairan lahan pertanian dan irigasi. Bendungan
dapat mengontrol dan menstabilkan aliran air.
adalah untuk menyediakan
▸ Sektor perekonomian, bendungan dapat dijadikan
kebutuhan air dalam berbagai sebagai destinasi parawisata untuk meningkatkan
sektor di Kabupaten Lampung ekonomi masyarakat setempat.
Timur dan Kota Metro Provinsi ▸ Bendungan dapat digunakan sebagai tempat
Lampung. penampung air untuk persediaan di musim kemarau,
dan dapat mengurangi debit banjir di hilir bendungan
pada waktu musim penghujan.
7

Dasar Hukum
 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun


2012,
tentang Izin Lingkungan.
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
2012,
tentang Jenis Usaha dan/atau kegiatan yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun
2012, tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses
Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
8

Pengertian AMDAL

Menurut Pasal 1 ayat 11 UU 32 Tahun 2009)

“Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan Hidup adalah suatu
kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan
keputusan tentang
Penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan”
9

AMDAL
• Memberi masukan dalam pengambilan keputusan
• Memberi pedoman upaya pencegahan, pengendalian dan
Fungsi pemantauan dampak/LH
AMDAL • Memberikan informasi & data bagi perencanaan
pembangunan suatu wilayah

Mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif akibat


kegiatan proyek

Manfaa Menjamin aspek keberlanjutan proyek pembangunan


t
Menghemat Penggunaan Sumber Daya Alam
AMDAL
Kemudahan dalam memperoleh kredit bank
10

AMDAL

• Mengidentifikasi rencana kegiatan pembangunan yang


diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan,
• Mengidentifikasi komponen atau parameter lingkungan
Tujuan yang diperkirakan terkena dampak penting,
Studi • Memprakirakan dan mengevaluasi dampak penting yang
AMDAL timbul akibat rencana kegiatan sebagai dasar untuk
menilai kelayakan lingkungan rencana kegiatan
• Menyusun rencana atau langkah-langkah untuk
mencegah, mengendalikan, menanggulangi dan
memantau dampak penting yang akan timbul
11

Kegunaan Studi AMDAL

Bagi Pemrakarsa
 Sebagai masukan bagi pemrakarsa untuk mengintegrasikan upaya pencegahan dan
Pengendalian dampak lingkungan ke dalam rencana teknis dan kegiatan
 Pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara sistematis dan komprehensif.
 Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan hukum yang disyaratkan untuk memperolah surat
perijinan tertentu.
Bagi Masyarakat
 Mengetahui sejak dini adanya rencana kegiatan pembangunan sehingga masyarakat dapat
mengantisipasi peluang atau resiko yang akan timbul
 Berperan secara aktif dalam mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang akan
timbul.
Bagi Pemerintah

Salah satu cara penilaian permasalahan lingkungan di wilayah kerjanya dan sebagai bahan
untuk penilaian kesungguhan dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup.
12
13

Bendungan

• Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia


mendefinisikan bendungan sebagai
bangunan yang berupa tanah, batu, beton,
atau pasangan batu yang dibangun selain
untuk menahan dan menampung air, dapat
juga dibagun untuk menampung limbah
tambang atau lumpur

• Pembangunan bendungan berfungsi untuk


penyediaan air baku, penyediaan air irigasi,
pengendalian banjir dan/atau pembangkit
tenaga air.
14

Status Studi AMDAL

Status Studi AMDAL:


• Potensi Bendungan Margatiga telah
diidentifikasi melalui Studi Bendungan
Margatiga pada tahun 2003 oleh Konsultan
Nippon Koei Co
• Studi kelayakan melalui kegiatan Feasibility
Study. Bendungan Margatiga pada tahun
2013 telah dilakukan penyusunan Detail
Engineering Design (DED) Bendungan
Margatiga
• pada tahun 2015 melalui Review Detail
Engineering Design (DED) yang dilakukan
oleh PT. Virama Karya.
15
Kesesuaian Lokasi dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah
Lokasi Pembangunan : Desa Negeri
Jemanten, Kecamatan Margatiga, Kabupaten
Lampung Timur

• Berdasarkan Peratuan Daerah Kabupaten


Lampung Timur Nomor 04 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2011-2031, perencanaan
pembangunan Bendungan Margatiga akan
dilakukan di Desa Negeri Jemanten,
Kecamatan Margatiga, Kabupaten Lampung
Timur dan lokasi tersebut sesuai dengan
Rencana Tata Ruanga yang sebelumnya telah
ditetapkan.
16

Gambaran Umum Rencana Kegiatan


17
Lokasi Rencana Pembangunan
Bendungan Margatiga
• Pembangunan Bendungan
Margatiga di Kecamatan
Margatiga memiliki tinggi
sebesar 20 meter, dengan
luas genangan ± 2.257 Ha
dan daya tampung efektif
68.887.000 m3.
• Belum ada jalan akses
menuju lokasi rencana
pembangunan bendungan
Margatiga
• Kondisi lahan merupakan
lahan kebun dan lahan
kosong.

Lokasi Bendungan
Margatiga
18
Situasi Sekitar Pembangunan
Bendungan Margatiga

Utara : - Terdapat perkebunan dan pemukiman Timur : - Terdapat perkebunan dan pemukiman
- Jarak dari bendungan ke pemukiman 1 km - Jarak dari bendungan ke pemukiman 615
m
19
Situasi Sekitar Pembangunan
Bendungan Margatiga

Selatan : - Terdapat perkebunan dan pemukiman Barat : - Terdapat perkebunan dan pemukiman
- Jarak dari bendungan ke pemukiman 400 - Jarak dari bendungan ke pemukiman 1 km
m
20

Deskripsi Kegiatan
Data rencana kegiatan pembangunan Bendungan Margatiga:

▸ Ketinggian bendungan sebesar 20 meter dengan kapasitas bendungan sebesar


68.887.000 m³ yang diperuntukan mengairi irigasi wilayah sekitar.
▸ Melakukan inspeksi rutin dalam rangka pengamatan dan pemantaun bendungan untuk
mempertimbangkan karakteristik dan perilaku bendungan beserta bangunan
pelengkapnya.
▸ Kedalaman pemboran dilokasi lebih dari 5 meter, atau secara umum 2/3 kali tinggi
bendungan. Kedalaman yang pasti berdasarkan hasil uji seismic dan geologi setempat.
▸ Pelapisan puncak bendungan minimum memiliki ketebalan lebih dari 20 cm, hal ini
untuk mencegah kerusakan terhadap hujan, angina atau lalu lintas diatas bendungan.
21

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Tahap Pra Tahap Pasca Tahap


Tahap Kontruksi
Kontruksi Kontruksi Operasional
• Survey dan • Penerimaan Tenaga Kerja • Pemutusan Hubungan • Pengoperasian
Penetapan Lahan • Operasional Base Camp Kerja Bendungan
• Pembebasan Lahan • Mobilisasi Peralatan dan • Demobilisasi Peralatan • Pemeliharaan Sarana
Materlal • Penghijauan dan Prasarana

• Pembersihan Lahan
• Eksploitasi Quarry dan Borrow
Area
• Konstruksi Bangunan dan
Sarana Prasarana
• Kegiatan Penggenangan
Bendungan
22

Potensi Dampak

Tahap Pra Konstruksi

a. Survey dan Penetapan Lahan


- Timbulnya keresahan sosial & kamtibmas

b. Pembebasan Lahan
- Alih fungsi lahan/pemanfaatan ruang
- Timbulnya keresahan sosial & kamtibmas
- Peningkatan pendapatan masyarakat
23

Potensi Dampak

Tahap Konstruksi
a. Penerimaan Tenaga Kerja
- Timbulnya keresahan sosial & kamtibmas
- Terbukanya kesempatan kerja
- Terbukanya kesempatan berusaha
- Peningkatan pendapatan masyarakat

b. Operasional Basecamp
- Penurunan kualitas air permukaan

c. Mobilisasi Peralatan dan Material


- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan tingkat kebisingan
- Gangguan lalu lintas
- Kerusakan sarana/prasarana jalan
- Peningkatan morbiditas penyakit
24

Potensi Dampak

Tahap Konstruksi

d. Pembersihan Lahan
- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan tingkat kebisingan
- Peningkatan longsoran
- Peningkatan erosi
- Penurunan kualitas air permukaan
- Peningkatan sedimentasi

e. Eksploitasi Quarry dan Borrow Area


- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan intensitas kebisingan
- Penurunan kualitas air permukaan
- Gangguan lalu lintas
- Kerusakan sarana/prasarana jalan
- Gangguan terhadap flora darat
25

Potensi Dampak

Tahap Konstruksi

f. Konstruksi bendungan dan Sarana


Prasarana
- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan intensitas kebisingan
- Peningkatan longsoran
- Peningkatan Erosi
- Penurunan kualitas air permukaan

g. Kegiatan Penggenangan
Bendungan
- Penurunan kualitas air permukaan
- Gangguan terhadap biota perairan
26

Potensi Dampak

Tahap Operasi
a. Pengoperasian Bendungan
- Penurunan kualitas air permukaan
- Alih fungsi lahan/pemanfaatan
ruang
- Gangguan terhadap biota perairan
- Peningkatan gulma air
- Timbulnya keresahan sosial dan
ketertiban masyarakat

b. Pemeliharaan Sarana dan


Prasarana Bendungan
- Peningkatan sedimentasi
- Peningkatan gulma air
27

Potensi Dampak

Tahap Pasca Operasi

a. Terputusnya Hubungan Tenaga Kerja


- Terhentinya kesempatan kerja

b. Demobilisasi Peralatan
- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan tingkat kebisingan
- Gangguan lalu lintas
- Kerusakan sarana/prasarana jalan
- Peningkatan morbiditas penyakit
28
29
Komponen Geo-Fisik-Kimia

▸ Aspek
Iklim
Aspek
Kualitas
Fisiografi
Udara
Hidrologi
Kualitas
Air
30

Komponen Geo-Fisik-Kimia

Aspek Iklim
a. Temperatur udara
• Suhu udara rata-rata/bulan periode C. Arah dan kecepatan angin
2011-2015 berkisar antara 26,2 – Berdasarakan data hasil pemgamatan
27,7 oC Stasiun Klimatologi Branti pada
periode 2011-2015, kecepatan angin
dominan di lokasi studi dan sekitarnya
b. Curah Hujan dan Hari Hujan berkisar antara 2,1-3,6 meter/detik
rata-rata hari hujan/bulan yang
tertinggi terjadi pada bulan Januari
selama 22 hari dan paling terendah
terjadi pada bulan September selama
3 hari ).
31
Komponen Geo-Fisik-Kimia
Aspek Kualitas Udara

Kualitas udara di Kecamatan Marga Tiga keadaan


parameter pencemar kualitas udara di Kecamatan
Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur, masih
berada di bawah baku mutu lingkungan
(Keputusan Lingkungan Hidup Nomor Kep-
13/MENLH/3/1995
32

Komponen Geo-Fisik-Kimia

Fisiografi

a. Topografi b. Geologi
Topografi, Kabupaten Lampung Timur Jenis tanah di Kabupaten Lampung
dapat dibagi menjadi 5 (lima) daerah Timur umumnya dalam 3 formasi
- Daerah berbukit sampai bergunung geologi utama yaitu Formasi Qal, Qlv,
- Daerah berombak sampai dan Qb. Semuanya termasuk dalam
bergelombang formasi geologi yang tergolong muda
- Daerah dataran Alluvial, (kuarter).
- Daerah rawa pasang surut di
sepanjang pantai timur
- Daerah Aliran Sungai (DAS),
33

Komponen Geo-Fisik-Kimia
Hidrologi

Kecamatan Marga Tiga


merupakan dataran yang
relatif datar yang dilewati
oleh 6 buah sungai utama yg
merupakan bagian dari DAS
Sekampung yang memiliki
debit rata-rata sebesar 35,21
m3/detik
34

Komponen Geo-Fisik-Kimia
Kulitas air

▸ Pengukuran kualits air yang dilakukan pada badan


sungai Way Sekampung meliputi beberapa titik
pengukuran yang mencakup aliran Sungai Way
Sekampung di Desa Gung Pasir Raya dan Desa
Gunung Raya (Kecamatan Sekampung Udik,
Lampung Timur).
▸ Dari hasil analisis Storet untuk masing-masing
peruntukan golongan mutu air untuk kelas II dan III
diketahui bahwa tingkat pencemaran antara
tercemar ringan dan sedang.
35

Komponen Biologi
Flora

▸ Area badan Bendungan Margatiga berada pada daerah


pertanian berupa kebun campuran, kebun sayuran, dan
pesawahan, dengan mayoritas kebun campuran.
▸ Pesawahan dan kebun campuran ini merupakan
ekosistem dominan yang ada di areal pekerjaan baik di
lokasi Quarry Area, Borrow Area, hulu, dan hilir.
▸ Berdasarkan survey primer dan literature yang tersedia,
tidak terdapat jenis tumbuhan yang memiliki status
konservasi di dalam daftar merah IUCN, CITES,
ataupun peraturan perundang-undangan RI
36

Komponen Biologi
Fauna

1. Burung

 Aves lebih banyak ditemukan karena mobilitas yang luas dan dapat
ditemukan di berbagia macam habitat. Dari hasil pengamatan dijumpai 30
jenis burung dari 22 famili. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi pengamatan
cukup mendunkung bagi kehidupan burung
 Dari total 30 jenis aves yang tercatat, terdapat beberapa jenis yang memiliki Cabai Jawa
status konservasi penting, dan juga merupakan burung endemic. Yang
merupakan burung endemic adalah Cabai jawa merupakan burung endemic
Indonesia.
 Terdapat 6 jenis aves yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah No. 11
Tahun 1990 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yaitu Serak
Jawa, Cekakak Sungai, Cekakak Jawa, Madu Sriganti, Elang Ular Bido, dan
Elang Tikus. Jenis-jenis ini merupakan jenis burung yang memiliki fungsi
ekologis penting dari top predator, pollinator, dan burung indicator.
37

Komponen Biologi
Fauna

2. Mamalia

 Hasil pemantauan didapatkan 7 jenis mamalia, yaitu musang,


tupai akar, kukang, tikus, tupai tanah, bajing kelapa, dan
codot.
 Berdasarkan peraturan IUCN (International Union for
Concervation of Natur), ada 1 jenis yang memiliki status
konservasi resiko keterancaman lebih atas dari Leaast
Concern (resiko rendah) yaitu Kukang yang masuk ke dalam
Kukang
kategori vulnearable (rentan), jenis tersebut menghadapi
resiko kepunahan tinggi karena memiliki peluang untuk
punah 10% dalam kurun waktu 100 tahun.
38

Komponen Biologi
Fauna

3. Amphibi

 Dari pemantauan, tercatat sebanyak 7 jenis amphibi


yang terdapat di lokasi pembangunan, yaitu kodok
buduk, kodok puru kerdil, katak sawah, kodok tegalan,
katak pohon bergaris, kongkang jangkrik, dan
Kodok puru kerdil
kongkang gading.
 Berdasarkan status konservasi national maupun
internasional, tidak terdapat jenis amphibi yang masuk
ke dalam kategori dilindungi, terancam punah, ataupun
endemic.

Kongkang
jangkrik
39

Komponen Biologi
Fauna

4. Reptil

 Pematauan reptil yang dilakukan siang hari dan malam hari tercatat sebanyak 13 jenis reptil dari 8 family.
 Jenis reptil yang ditemukan tidak terdapat jenis reptil endemic.
 Beberapa jenis merupakan predator puncak seperti biawak yang tergolong famili Varanidae.
 Berdasarkan peraturan tentang satwa liar, 3 jenis reptil tergolong dalam kategori CITIES, yaitu labi-labi,
biawak, dan ular koros. Ketiga reptil tersebut termasuk ke dalam kategori Appendix II CITIES yang
diartikan bahwa jenis-jenis tersebut dapat diperdagangkan secara internasional, tetapi dengan
pembatasan kuota.
 Berdasarkan katgori IUCN Red list keseluruhan reptil yang ditemukan
termasuk least concern.
 Berdasarkan peraturan dan perundang-undangan di Indonesia
tidak ada jenis yang masuk kedalam kategori perlindungan.

Labi-labi
40

Komponen Biologi
Fauna

5. Biota air

1) Vegetasi air
Gulma perairan yang terdapat di perairan sungai yang tampak secara visual yaitu
kayambang, eceng gondok, ganggang hijau air tawar, dan kiapu.
2) Nekton
Nekton atau ikan merupakan konsumen dari plankton dan benthos di dalam rantai
makanan. Jenis ikan yang ditemukan umumnya adalah ikan air tawar primer sepert jenis
dari Famili Cyprinidae dan Siluridae, serta ikan air tawar sekunder seperti Famili Cichlidae
dan jenis ikan perifer seperti Famili Channidae. Berdasarkan kategori IUCN Red list
keseluruhan ikan yang ditemukan termasuk kategori least concern, yang diartikan bahwa
jenis tersebut memiliki populasi yang besar dan memiliki peluang yang sangat kecil untuk
punah dalam 50 tahun ke dapan,
41

Komponen Biologi
Fauna

5. Biota air

3) Plankton
Plankton dibedakan atas plankton nabati (phytoplankton) dan
plankton hewani (zooplankton). Phytoplankton berperan sebagai
produsen primer dalam jaringan rantai makanan. Zooplankton
adalah plankton hewani sebagi konsumen pertama sekaligus
sebagai penghubung dalam rantai makanan kepada organisme
yang mempunyai tingkat tropic lebih tinggi.
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan sebanyak 25 jenis
phytoplankton dan 13 jenis zooplankton. Keberadaan plankton
yang tinggi ini menunjukkan bahwa perairan masih mendukung
kehidupan ikan dan organisme lainnya. Karena plankton
merupakan salah satu sumber pakan alami jenis ikan dan jenis
udang-udangan.
42

Komponen Biologi
Fauna

5. Biota air

4) Benthos
Benthos mencakup biota yang menempel, merayap atau
membuat lubang di dasar perairan. Benthos merupakan
kelompok hewan penting yang menghubungkan transportasi
energy ekosistem akuatik dan bentik. Komposisi dan
kerapatan mekrobenthos di badan air biasnya stabil dari
tahun ke tahun.
Filapoludina sp.
43

Rona Lingkungan Hidup Awal (Sosial)

Kependudukan
Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk
No. Desa Jumlah No. Desa Jumlah
(Jiwa/Km2) (Jiwa/Km2)
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Kecamatan Sekampung
Kecamatan Batanghari 1. Mekar Mulya 2.050 233
1. Buana Sakti 2.442 259 2. Mekar Mukti 2.146 528
2. Balai Kencono 3.212 697 3. Jadi Mulyo 2.070 518
3. Rejo Agung 2.273 669 4. Sidomulyo 3.865 296
4. Adi Warno 2.854 718 5. Trimulyo 3.718 588
5. Purwodadi Mekar 1.668 277 6. Sidomukti 2.954 801
Kecamatan Marga Tiga 7. Karya Mukti 3.238 455
1. Negeri Jemanten 4.181 221 8. Girikarto 3.056 223
2. Negeri Katon 5.517 388 KOTA METRO
3. Negeri Agung 1.203 118 Kecamatan Metro Selatan
4. Tri Sinar 2.284 141 1. Rejomulyo 4.684 986
5. Sukaraja Tiga 5.578 294
Kecamatan Metro Kibang
1. Margo Toto 6.557 573
Daerah genangan Bendungan Margatiga mencakup 21
2. Margo Sari 2.108 325
desa dari 4 kecamatan di Kabupaten Lampung Timur,
serta 1 kelurahan dari 1 kecamatan di Kota Metro.
44

Rona Lingkungan Hidup Awal (Sosial)

Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Data Kecamatan TK/RA SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK Total
1. Batanghari
Jumlah (Jiwa) 392 1.117 310 0 27 1.846
Presentase (%) 21 61 17 0 1 100
2. Marga Tiga
Jumlah (Jiwa) 350 1.695 1.064 210 98 3.417
Presentase (%) 10 50 31 6 3 100 Gambaran kondisi tingkat pendidikan
3. Sekampung di wilayah rencana kegiatan
Jumlah (Jiwa) 0 95 25 23 23 166 Pembangunan Bendungan Margatiga
Presentase (%) 0 57 15 14 14 100
sangat penting untuk diketahui
4. Metro Kibang
Jumlah (Jiwa) 193 788 937 0 0 1.918 karena berkaitan dengan
Presentase (%) 10 41 49 0 0 100 ketersediaan lapangan pekerjaan dan
5. Metro Selatan wirausaha yang akan terbentuk
Jumlah (Jiwa) 110 621 603 682 0 2.016 dengan dimulainya kegiatan
Presentase (%) 5 31 30 34 0 100 pembangunan bendungan.
45
Rona Lingkungan Hidup Awal
(Ekonomi)
Tingkat Ekonomi
Pertanian
Kategori Keluarga
No. Kecamatan KK Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera Selain bermanfaat untuk
Sejahtera I II III III+
1.
ketersediaan air baku dan
Metro Kibang 5.682 1.707 1.068 1.243 1.534 49
2. Batanghari 15.473 3.870 2.292 3.335 3.521 990
pengaturan debit air di DAS Way
3. Sekampung 17.527 4.257 212 1.238 11.082 - Sekampung, pembangunan
4. Marga Tiga 14.024 2.808 5.247 4.975 819 79 bendungan ini bermanfaat juga
5. Metro Selatan 5.050 184 3.442 1.424 - - dalam peningkatan efektivitas irigasi
Jumlah 57.756 12.826 12.261 12.215 16.956 1.118 pertanian dan ladang di lokasi sekitar.
Sehingga dapat meningkatkan
potensi pertanian pangan, sayuran,
Dalam kajian tingkat ekonomi Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa jumlah dan buah-buahan di lokasi wilayah
ini mempertimbangkan dari KK yang dikategorikan kedalam golongan: pembangunan bendungan.
tingkat kesejahteraan  Prasejahtera = 12.826 KK (22,21%)
keluarga dari empat  Sejahtera I = 12.261 KK (21,23%)
kecamatan di Kab. Lampung  Sejahtera II = 12.215 KK (21,14%)
Timur dan Kecamatan Metro  Sejahtera III = 16.956 KK (29,36%)
Selatan, Kota Metro.  Sejahtera III+ = 1.118 KK (1,94%)
46
Rona Lingkungan Hidup Awal
(Budaya)
Keagamaan
No Kecamatan Islam Katholik K.Protestan Hindu Budha Lainnya Jumlah
1 Metro Kibang 22.340 34 184 2 4 - 22.564
2 Batanghari 57.296 1.024 412 15 107 5 58.859
3 Sekampung 64.776 559 529 22 166 12 66.064
4 Marga Tiga 47.162 106 544 1.324 9 - 49.145
5 Metro Selatan 14.588 252 240 29 - - 15.109
Total 206.162 1.975 1.909 1.392 286 17 211.741

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa penduduk yang menganut agama:
 Islam = 206.162 jiwa (97,37%) Penduduk di wilayah
 Katholik = 1.975 jiwa (0,93%) Kabupaten Lampung Timur
 Kristen Protestan = 1.909 jiwa (0,90%) terdiri atas berbagai suku
 Hindu = 1.392 jiwa (0,66%) (etnis) antara lain: Jawa,
 Budha = 286 jiwa (0,14%) Sunda, Lampung, dan Bali.
 Agama lainnya = 17 jiwa (0,01%).
47
Rona Lingkungan Hidup Awal
(Kesehatan Masyarakat)
Fasilitas Kesehatan Sarana dan prasarana
Fasilitas Kesehatan maupun tenaga kesehatan
No Kecamatan Rumah Puskesmas Poskesdes / Rumah Praktik
Poliklinik yang terdapat di lokasi
Sakit /Pustu Posyandu Bersalin Kesehatan
rencana pembangunan ini
1. Batanghari 0 0 1 5 0 5
2. Margatiga 0 1 1 5 0 5 masih sangat terbatas,
3. Sekampung 0 0 3 42 0 12 meskipun masyarakat yang
4. Metro Kibang 0 0 2 2 0 5 harus dilayani sangat
5. Metro Selatan 0 1 1 0 0 2 banyak.

Informasi keberadaan fasilitas, sumber Tenaga Kesehatan


daya manusia, dan penyakit dominan di Tenaga Kesehatan
lokasi kegiatan, sangatlah penting No Kecamatan Dokter Dokter
Bidan
Perawat / Tenaga
Lainnya
untuk meminimalisasi dan antisipasi Umum Gigi Mantri Kefarmasian
dampak-dampak gangguan kesehatan 1. Batanghari 0 0 7 19 2 15
2. Margatiga 3 1 11 5 0 0
yang ditimbulkan oleh kegiatan 3. Sekampung 2 0 13 2 0 0
pembangunan. 4. Metro Kibang 1 0 2 1 0 1
5. Metro Selatan 1 0 10 4 0 0
48
Rona Lingkungan Hidup Awal
(Kesehatan Masyarakat)
Prevalensi Penyakit

No Nama Penyakit Jumlah Kasus Persentase (%)


Kecamatan Margatiga
1. Demam Berdarah 5 100 Hanya ditemukan 2 kecamatan yang memiliki data
Total 5 100 tentang penyakit di wilayah studi.
Kecamatan Batanghari
1. DBD 162 13,99 Sehingga dapat disimpulkan bahwa di lokasi tubuh
2. Malaria 273 23,58 bendungan (Kecamatan Margatiga) menunjukkan
3. Darah Tinggi 210 18,13 demam berdarah adalah penyakit dominan di
4. Kencing Manis 64 5,53 daerah tersebut.
5. Asma 76 6,56
Sedangkan penyakit dominan di lokasi genangan
6. Cacar/gatal-gatal 45 3,89
(Kecamatan Batanghari, Kecamatan Sekampung,
7. Jantung 12 1,04
8. Diare 316 27,28 Kecamatan Metro Kibang, dan Kecamatan Metro
Total 1.158 100 Selatan) antara lain diare, malaria, darah
49
Rona Lingkungan Hidup Awal
(Transportasi)
Panjang dan Kondisi Jalan
No. Kabupaten/Kota Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jumlah
1 Kabupaten Lampung - 230,48 km 1.314,78 km 1.542,26 km
Timur
2 Kota Metro - 30,50 km 407,66 km 438,16 km

Status Jalan Panjang jalan yang melintasi


No. Kondisi Jalan Kabupaten Lampung Timur yaitu
Negara Provinsi Kabupaten Jumlah 2.196,31 km, dimana 31,37% dalam
kondisi baik, 31,20% dalam kondisi
1 Baik 91,99 65,67 531,22 688,88 sedang, 8,52% dalam kondisi rusak,
dan 28,91% dalam kondisi rusak berat.
2 Sedang 28,01 32,20 625,10 685,31
Pada tahun 2015 jalur sub-regional
yang melintasi Kota Metro mengalami
3 Rusak 13,50 15,24 158,40 187,14
masalah kemacetan lalulintas, karena
rasio V/C mencapai angka lebih besar
4 Rusak Parah - 65,53 560,45 634,98
dari 0,6.
50 Rona Lingkungan Hidup Awal
(Usaha/Kegiatan di Sekitar Lokasi
Perencanaan)
Jenis Usaha/Kegiatan
No Jenis Kegiatan Luas Jumlah Keterangan
1 Pertanian Sawah 2.614 Ha - Jenis tanaman Padi Sawah (Wetland)
Jenis tanaman Padi Ladang (Dryland), Jagung, Kedelai,
2 Pertanian Non-Sawah 6.824 Ha -
Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar
3 Peternakan - - Jenis Ternak Sapi, Kerbau, Kambing, Babi, Ayam, Bebek
4 Industri - 1938 Industri Pengolahan dan Pertambangan
Perdagangan berfokus pada jenis Swalayan, Pasar
5 Perdagangan - 850
Permanen, Shopping Complex, Warung, Restoran, Kedai

Pembangunan Bendungan Margatiga akan dilakukan pada


sekitar areal milik masyarakat yang didominasi oleh lahan
pertanian dan perkebunan. Kegiatan ini akan sangat
mengakibatkan terganggunya aktivitas/kegiatan masyarakat
sekitar lokasi perencanaan.
51

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai