EVAPOTRANSPIRASI
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan besarnya evapotranspirasi dengan beberapa metode.
ET = T + It + Es + Eo
T = transpirasi vegetasi, It = intersepsi total, Es = evaporasi dari tanah, batuan dan jenis
permukaan tanah lainnya, dan Eo = evaporasi permukaan air terbuka seperti sungai,
danau, dan waduk. Untuk tegakan hutan, Eo dan Es biasanya diabaikan dan ET = T + It.
Bila unsur vegetasi dihilangkan, ET = Es.
24
matahari, pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil (de Vries and van Duin dalam
Ward, 1967).
Kelembaban tanah juga ikut mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi. Evapotranspirasi
berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air (Penman,
1956 dalam Ward, 1967). Dengan kata lain evapotranspirasi (potensial) berlangsung ketika
kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity. Karena
ketersediaan air dalam tanah tersebut ditentukan oleh tipe tanah, dengan demikian, secara ti
dak langsung, peristiwa PET juga dipengaruhi oleh faktor potensial.
Pengukuran Evapotranspirasi
Ada berapa metode dalam penetapan nilai/besarnya evapotranspirasi, antara lain:
1. Metode Thornthwaite
Thornthwaite telah mengembangkan suatu metode untuk memperkirakan besarnya
evapotranspirasi potensial dari data klimatologi. Evapotranspirasi potensial (PET)
tersebut berdasarkan suhu udara rerata bulanan dengan standar 1 bulan 30 hari, dan lama
penyinaran matahari 12 jam sehari. Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks
ketersediaan energi panas untuk berlangsungnya proses ET dengan asumsi suhu udara
tersebut berkorelasi dengan efek radiasi matahari dan unsur lain yang mengendalikan
proses ET.
Rumus dasar:
a
PET = 1,6 10
Keterangan:
PET = evapotranspirasi potensial bulanan (cm/bulan)
T = temperatur udara rata-rata per bulan (OC)
I = indeks panas tahunan (Tabel 5.1)
a = koefisien yang tergantung dari tempat
Karena banyaknya hari dalam sebulan tidak sama, sedangkan jam penyinaran matahari
yang diterima adalah berbeda menurut musim dan jaraknya dari katulistiwa, maka PET
harus disesuaikan menjadi:
PE = PET
s.Tz
30 12
Keterangan:
s = jumlah hari dalam bulan
Tz = jumlah jam penyinaran rerata per hari (Tabel 5.2)
25
PE
No. Bulan Suhu (OC) I (sTz/30x12) PET
(cm/bln)
1. Januari iJan
2. Februari ifeb
...
12. Desember iDes
Jumlah ......... ........... .........
Rata-rata ......... .........
i t / 5
1, 514
51,08 x 3 0,02
5,4 5 x 0,06
5,4 0,06 5 x
5,34
x
5
x 1,068
2. Metode Blaney-Criddle
Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi dari tumbuhan
(consumtive use) yang pengembangannya didasarkan pada kenyataan bahwa
evapotranspirasi bervariasi sesuai dengan keadaan temperatur, lamanya penyinaran
matahari/ siang hari, kelembaban udara dan kebutuhan tanaman.
T .P (ILRI 1974)
U=K
100
Keterangan :
U = consumtive use (inch) selama pertumbuhan tanaman
K = koefisisen empiris yang tergantung pada tipe dan lokasi tanaman (Tabel 5.3)
P = persentase jumlah jam penyinaran matahari per bulan dalam 1 (satu) tahun (%)
(Tabel 5.4)
T = temperatur rerata bulanan (OF)
26
Suhu Suhu P U
No. Bulan
(OC) (OF) (%) (inchi)
1. Januari
2. Februari
...
11. November
12. Desember
Mencari nilai P di tabel langkah-langkahnya sama dengan mencari nilai sTz/30x12 pada
metode Thornwaite.
Dimana:
K = Kt x Kc
Kt = 0,0311(t) + 0,24
Kc = koefisien tanaman bulanan dalam setahun
= 0,94 (Harga-harga Kc padi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5.5)
Suhu P PE
No. Bulan Kt K = Kt x Kc
(OC) (%) (mm/bln)
1. Januari
2. Februari
...
11. November
12. Desember
4. Metode Turc-Lungbein
Turc telah mengembangkan sebuah metode penentuan evapotranspirasi potensial yang
didasarkan pada penggunaan faktor-faktor klimatologi yang paling sering diukur, yaitu
kelembaban relatif dan temperatur udara.
Nilai Eo dapat dicari dengan:
2
E= Eo = 325 + 21 T + 0,9 T2
0,9 2
Keterangan:
P = curah hujan tahunan
E = evapotranspirasi (mm/th)
Eo = evaporasi (mm/th)
T = rerata temperatur tahunan
27
Suhu
No. Bulan P
(OC)
1. Januari
2. Februari
...
11. November
12. Desember
Jumlah ...... ......
Rerata ...... ......
5. Metode Penman
Rumus dasar perhitungan evaporasi dari muka air bebas adalah :
LEx
(ILRI: 1974)
LE =
Keterangan :
E = evaporasi dari permukaan air bebas (mm/hari, 1 hari = 24 jam)
Ho = net radiation (cal/cm2/hari)
= kemiringan kurva hubungan tekanan uap yang diselidiki (mmHg/OC)
Konstanta Psychrometri (=0,485 mmHg/OC)
L = panas latent dari evaporasi sebesar 0,1 cm3 (= 59 cal)
Dengan:
V2 = kecepatan angin ketinggian 2 m (m/det)
esat = tekanan uap jenuh (mmHg)
e2 = tekanan uap aktual ketinggian 2 m (mmHg)
Persamaan Penman tersebut dapat dijabarkan agar menjadi mudah perhitungannya, yaitu:
28
Bears (1973) mengembangkan tabel-tabel pada lampiran 2 untuk memudahkan
perhitungan, telah disiapkan oleh Wesseling (1960):
I. Merupakan nilai sebagai fungsi temperatur (Tabel 5.6)
Cara pembacaan grafik :
Misal diketahui temperatur adalah 27,1O C, maka nilai I adalah 1,57.
II. Merupakan nilai (a + b n/N) (Tabel 5.7b)
a dan b = konstanta
n = lamanya sinar matahari
N = panjang hari 9 jam
Cara pembacaan grafik
Misal diketahui nilai n/N adalah 0,71 maka nilai II adalah 0,6208.
III. Nilai H yang merupakan fungsi garis lintang (Tabel 5.8)
Cara pembacaan grafik
Diketahui suatu stasiun terletak pada lintang 7OLS dan perhitungan III untuk
bulan Oktober :
Gunakanlah lajur II untuk tiap kolom bulan dan gunakan angka yang dari kolom
pertama dari tiap baris lintang.
10 0 10 7
910 890 910 x
10 3
20 910 x
9100 10 x 60
9100 60 10 x
9040
x
10
904
IV. Nilai dari 118.10-9 (273 + Tz)4, merupakan fungsi suhu (Tabel 5.9)
Misal diketahui temperatur 27,1OC maka nilai IV adalah 957,1.
V. Nilai dari 0.47 0.077 e2, merupakan fungsi tekanan uap aktual pada ketinggian
2 m (Tabel 5.10)
Misal diketahui e2 21,44 mmHg maka nilai V adalah 0,113.
VI. Merupakan nilai (a + b n/N) (Tabel 5.11)
Misal diketahui n/N 0,71 maka nilai VI adalah 0,77.
VII. Merupakan nilai 0,485 x 0,35 (0,5 + 0,54 u) pada ketinggian 2m.(Tabel 5.12)
Misal diketahui kecepatan angin adalah 5 km/jam. Kecepatan km/jam harus
diubah menjadi m/detik (1 km/jam = 0,27777778 m/detik), maka nilai
kecepatannya menjadi 1,389 (dibulatkan menjadi 1) dan nilai VII adalah 0,177.
VIII. Mengeplotkan data suhu (Tabel 5.13)
Misal diketahui temperatur adalah 27,1OC maka nilai VIII adalah 26,90.
Unsur
Unsur Nilai Nilai
rumus
T I
n/N II
Lintang III
e2 IV
U2 V
VI
29
VII
VIII
Tabel 5.1 Indeks Panas Bulanan Thornwaite
30
Tabel 5.2 Rata rata penyinaran matahari selama 30 hari,
masing masing 12 jam s.Tz/30x12
Contoh perhitungan
31
Tabel 5.3 Harga harga k yang digunakan dalam Rumus Blaney
Tabel 5.4 Persentase jumlah jam penyinaran matahari tiap tiap selama setahun
32
Tabel 5.5 Koefisien tanaman untuk padi sawah yang digunakan
dalam berbagai penelitian (Kc)
33
Tabel 5.6 Nilai dari sebagai fungsi temperatur
34
Tabel 5.7a. Value of 0,20 + 0,53 n/N (temperature climates)
Tabel 5.7b Value of 0,28 + 0,48 n/N (subtropics and tropical climates)
35
Tabel 5.8Incoming extra-terrestrial radiation, Htopsh, (cal cm-2 day-1)
(Smithsonian Meteorological Tables, table 132)
36
37
38
39
Tabel 5.9 Values of 118.10-9 (273 + T2)4
40
Tabel 5.10 Values of 0,47 0.077 e2
41
Tabel 5.11 Values of 0,2 + 0,8 n/N
Tabel 5.12 Nilai dari 0.485 x 0.35 (0.5 + 0.54 u) untuk u (m sec-1)
42
Tabel 5.13 Saturated vapour pressure (esat)
(from: Handbook of Chemistry and Physics, 49th Ed., pp.D-109)
43