Anda di halaman 1dari 238

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

BAB

I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk dapat memenuhi tujuan- tujuan
Millenium Development Goals (MDGs). Khususnya yang terkait dengan Butir 7
Target ke-10 MDGs, yakni mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang
tidak punya akses berkelanjutan pada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak
pada tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target nasional dalam RPJMN 2010 2014, bidang sanitasi d engan uraian kuantitatif sebagai berikut: (i) Target air minum
perpipaan dan non-perpipaan dari 54,08% pada tahun 2010 menjadi 70% pada tahun
2014; (ii) Target

akses air limbah off -site dan on-site system dari 75% tahun 2010

menjadi 100% pada tahun 2014; dan (iii) Target sampah terangkut perkotaan dari 44,60%
pada tahun 2010 menjadi 80% pada tahun 2014. Sedangkan target yang ditetapkan
dalam RPJMD Provinsi NTB 2009 - 2013, terkait bidang Sanitasi memuat tentang upaya
peningkatan cakupan air bersih sebesar 75% (2013) dari 65%

(2007)

serta

meningkatnya cakupan jamban keluarga dari 57% pada tahun 2007 menjadi 80% di
tahun 2013.
Target ini bisa dipenuhi secara kuantitif, tetapi secara kualitatif layanan yang
tersedia masih belum memadai. Kurang dari 10 kota memiliki jaringan pembuangan
limbah dan ini mencapai kurang lebih 1,3% penduduk kota. Penyebab utama buruknya
kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi yang
lebih disebabkan karena tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak
berk elanjutan, serta kurangn ya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan
sehat.
Sanitasi merupakan salah satu tantangan paling signifikan yang berhubungan
dengan pengurangan kemiskinan di Indonesia. Kurangnya pengelolaan sanitasi di
perkotaan memiliki konsekwensi rendahnya tingkat kesehatan masayarakat pada
pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.
Sebagai upaya memperbaiki kondisi sanitasi tersebut perlu dengan menyiapkan
sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan.
Diperlukan perhatian khusus dalam upaya meningkatkan kepedulian dan menggalakan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


pola hidup bersih dan sehat untuk merubah kebiasaan buruk masyarakat dalam bidang
sanitasi.

Suatu perencanaan pembangunan Sanitasi tanpa disertai data-data yang memadai,


tentu hasilnya akan jauh dari harapan. Demikian pula dalam hal pembangunan sanitasi
perlu gambaran riil kondisi di lapangan agar prioritas dan model pembangunan sanitasi
tepat sasaran dan sesuai kondisi wilayah setempat.
Selama ini pemerintah daerah sudah memiliki data-data sekunder tentang kondisi
sanitasi di wilayahnya. Namun data-data tersebut masih bersifat terbatas. Data yang
terkait dengan sanitasi umumnya berada ditingkat kabupatan/kota dan tidak mampu
dipecah ke dalam tingkat yang lebih ke bawah. Selain itu, data yang terkait dengan
sanitasi kerap kali berada pada database yang berbeda-beda, tersebar di

berbagai

sektor. Salahsatu sumber data mengenai air bersih (air minum), drainase serta air limbah
dan sanitasi termuat dalam RPJPD Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2006 - 2025
dengan gambaran yang sangat terbatas.
Database yang lebih komprehensif sangat penting dalam proses mengubah
paradigma pembangunan sanitasi yang semula sektoral menjadi pembangunan yang
menekankan kolaborasi lintas sektor. Dengan adanya database bersama diharapkan
semua pihak memiliki persepsi yang sama terhadap masalah sanitasi yang ada dan
mengerti kontribusi yang diharapkan dari setiap pihak dalam rangka mencapai kondisi
sanitasi kota yang lebih baik.
Menyadari

pentingnya

sinergi

dalam

pembangunan

Sanitasi,

pemerintah

mendorong kabupaten/kota untuk menyusun rencana Strategi Sanitasi Perkotaan (SSK)


yang memiliki prinsip (1) berdasarkan data aktual (2) berskala kota (3) disusun sendiri
oleh Kota/Kabupaten: dari, oleh dan untuk Kota/Kabupaten (4) menggabungkan
pendekatan bottom-up dan top-down.
Untuk menghasilkan dokumen Sistem Sanitasi Kota yang ideal, Kabupaten/Kota
harus mampu memetakan situasi sanitasi wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi yang
baik hanya dapat

dibuat

apabila Kabupaten/Kota mampu mendapatkan informasi

lengkap, akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis
mapun non teknis. Hasil pemetaan ini akan dituangkan dalam Buku Putih Sanitasi yang
merupakan prasyarat utama dan mendasar dalam penyusunan rencana SSK.
Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen pemetaan situasi sanitasi kota/kabupaten
berdasarkan kondisi aktual atau kondisi sebenarnya (existing condition). Buku Putih yang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

baik bisa menjadi database sanitasi kota yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan
disepakati seluruh SKPD dan stakeholder yang terlibat dalam Kelompok Kerja (Pokja).
Menyikapi kondisi dan pentingnya pembangunan sanitasi tersebut, Bupati Sumbawa
Barat telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati Sumbawa Barat Nomor 620 Tahun
2011, tentang Pembentukan dan Penetapan Besarnya Honorarium Kelompok Kerja
(POKJA)

Kabupaten

Pelaksanaan

Program

Percepatan

Pembangunan

Sanitasi

Permukiman (PPSP) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2011, yang ditetapkan
tanggal 7 Juli 2011, mengganti SK Bupati Nomor 715 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja (POKJA) Kabupaten Pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2010 tanggal
31 Agustus 2010; karena keangotaan dalam Pokja SK pertama masih belum
representatif.
SK Nomor 620 Tahun 2011ini merupakan suatu sikap responsif terhadap program
Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) setelah secara de-facto

program PPSP efektif dan resmi dimulai sejak bulan April 2010. Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Perkotaan adalah sebuah roadmap pembangunan sanitasi di
Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan
mempromosikan strategi sanitasi perkotaan (SSK) sebagai cetak biru bagi pembangunan
sanitasi yang bersifat komprehensif di kawasan perkotaan.
Pembentukan Pokja dimaksudkan sebagai lembaga koordinasi yang bersifat
sementara (ad-hoc), yang akan membantu lembaga-lembaga struktural pemerintah atau
lembaga non-pemerintah dalam meningkatkan pembangunan sanitasi yang

mutlak

sangat dibutuhkan dalam berbagai proses kerja yang akan berlangsung untuk Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di tahun 2011 ini.
Dalam SK tersebut ditetapkan adanya dua jenis pokja yakni Pokja Air Minum dan
Pokja Penyehatan Lingkungan, yang beranggotakan SKPD terkait. Masing-masing Pokja
memiliki tugas dan fungsi yang sama dibidangnya dalam mengkoordinasikan, menyusun
dan mengimplementasikan program kerjanya di bidang masing-masing secara terintegrasi
antar instansi/SKPD lintas sektor, instansi terkait dan antar program dengan pembiayaan
baik bersumber dari dana APBD maupun berbagai sumber dana lainnya. Serta bertugas
melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program bidang Sanitasi
Perkotaan dan Program Air Minum dan Sanitasi (AMS) UNICEF dan Program Nasional
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Berbekal SK tersebut anggota tim Pokja AMPL dengan difasilitasi oleh Konsultan
Manajemen Wilayah (KMW-4), pada tanggal 11 Juli 2011, mengadakan pertemuan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


(Minute of Meeting) sebagai upaya menyamakan persepsi tentang program percepatan
sanitasi permukiman di Kabupaten Sumbawa Barat. Dengan terbentuknya Pokja AMPL ini
tersirat suatu kesepahaman dan sinergisitas pembangunan antar SKPD dalam AMPL
Kabupaten
Sumbawa Barat dan terbangun suatu koordinasi serta komunikasi antar SKPD dan para
pihak pemangku kepentingan untuk dapat berjalan dengan baik. Kesepahaman dimaksud
diantaranya adalah bahwa dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi, dimana data-base
digunakan dari 2006 sampai 2010, serta data tahun 2011 jika tersedia. Dengan basis
wilayah kajian yakni wilayah kecamatan.

Photo 1.01. Beberapa Bentuk Koordinasi Pokja PPSP AMPL Kabupaten Sumbawa
Barat
Bercermin dari perkembangan kota-kota lain di Indonesia dan melihat fakta kondisi
sanitasi setempat, Kabupaten Sumbawa Barat tergerak untuk memperbaiki dan
mengedepankan penanganan di Kabupaten Sumbawa Barat. Sanitasi yang

buruk

dipastikan memberikan resiko lebih besar kesehatan masyarakat, sedangkan rendahnya


kesehatan masyarakat diyakini menjadi penyebab menurunnya produktivitas manusia dan
memberikan dampak berupa kerugian ekonomi. Usaha ini sebuah langkah pencegahan
guna mengurangi resiko kerugian material maupun non-material akibat kondisi sanitasi
yang buruk.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Dengan tersusunnya Buku Putih Sanitasi ini diharapkan dapat mengatasi
permasalahan dan kesenjangan data base Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota menjadi
arah
dalam penyusunan kebijakan sanitasi di masa mendatang. Usaha-usaha

perbaikan

kondisi sanitasi ini perlu diiringi dengan peningkatan hygiene perseorangan untuk
memberikan hasil yang maksimum. Sementara itu kondisi eksisting yang ada saat ini
berkaitan dengan
perilaku masyarakat terhadap persoalan limbah saja adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kesadaran masyarakat akan kualitas lingkungan masih sangat rendah dengan
demikian masyarakat belum banyak terlibat dalam pembangunan prasarana dan
sarana air limbah.
b. Pendidikan masyarakat yang rendah mengurangi kecepatan pembangunan prasarana
dan sarana air limbah.
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuatan pembuangan air limbah
setempat secara benar.
d. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang perilaku hidup besih dan sehat yang
mencerminkan bahwa air limbah bukan merupakan isu penting bagi masyarakat dan
kurangnya sosialisasi yang kontinyu tentang limbah terhadap kesehatan masayarakat.
e. Keterlibatan masyarakat yang masih rendah dalam pembangunan prasarana dan
sarana air limbah sering mengakibatkan pembangunan prasarana dan sarana limbah
salah sasaran, tidak efisien, serta keberlangsungan (sustainability) operasionalisasi
prasarana tidak dapat dijamin.
Menyadari bahwa persoalan dan kondisi sanitasi ini bukan semata menjadi
tanggung-jawab satu pihak, maka tim Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa Barat melalui
PPSP telah berkoordinasi dan bekerja keras dalam serangkaian kegiatan rapat
pembahasan, pertemuan rutin, konsultasi, survey dan studi untuk dapat menyajikan Buku
Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2011 ini sebaik-baiknya. Dengan
tersusunya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat ini bukanlah akhir tugas dari
Pokja AMPL. Tugas sesungguhnya baru dimulai sesaat setelah tersusun dan memiliki
buku rencana Strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat 2011 (SSK).
Buku Putih Sanitasi ini merupakan pemicu awal dalam kerangka mensinergikan dan
membangun kapasitas masing-masing SKPD yang terlibat di Pokja AMPL dalam
penyusunan Buku Putih ini, selanjutnya dapat mewujudkan suasana kondusif di dalam
melaksanakan pembangunan sanitasi dan lingkungan berkelanjutan di Kabupaten
Sumbawa Barat dengan para pihak terkait, masyarakat, swasta, LSM dan Perguruan
Tinggi.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Photo 1.02. Beberapa Kegiatan Lokakarya dan Koordinasi Pokja AMPL KSB dengan
Tim PPSP Pusat, Provinsi dan Kegiatan di Daerah Tahun 2011
1.2. Pengertian Dasar Sanitasi
Secara umum pengertian Sanitasi adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya
(Notoadmojo, 2003).
World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya
pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan
suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik,
mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Upaya
pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana
dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air limbah,
pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.
Secara ringkas berdasarkan manual tahap B, Sanitasi adalah usaha untuk
mmemastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah dan sampah secara higienis.
Hal ini akan berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat, baik di
rumah maupun lingkungan sekitarnya.
Sedangkan pengertian Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan
bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah
sebanding
dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari.
Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita
konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaan
gaya hidup masyarakat.
Secara umum, system untuk pengelolaan limbah sampah merupakan komponenkomponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah perkotaan. Tanggung jawab
dalam pengelolaan sampah adalah tanggung jawab semua pihak, setiap diri manusia
berkewajiban berperan aktif dalam pengelolaan sampah karena pada hakekatnya setiap
manusia sejak dilahirkan sampai menemui ajalnya pasti menghasilkan sampah.
Keterlibatan masyarakat didalamnya bukanlah tuntutan tetapi merupakan kewajiban atas
diri dan lingkungannya.
Dengan demikian pengertian dasar Penanganan Sanitasi Kabupaten Sumbawa
Barat secara sempit dibatasi sebagai berikut :
1. Penanganan Air Limbah yaitu pengolahan Air Limbah Rumah Tangga (domestik)
terdiri dari :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke
tanah dalam penanganan limbah Rumah Tangga.
b. Pengolahan Off Site adalah pengolahan limbah Rumah Tangga yang dilakukan
secara terpusat.
2. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain
sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer Depo ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA), juga menyangkut program lain dalam pengelolaan persampahan kota.
3. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan mematuskan genangan air hujan dari permukaan tanah.
4. Identifikasi kondisi penyediaan air bersih oleh Pemerintah Kabupaten untuk
menyediakan air bersih kepada masyarakat yang sangat menunjang program
peningkatan perbaikan kondisi sanitasi yang ditindaklanjuti melalui program lain
secara terpisah.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007,
yang dimaksud dengan air minum adalah :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air
yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air
hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
3. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan
produktif.
4. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM adalah satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum.
5. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas
dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan, manajemen,
keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang
lebih baik.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari disusunnya buku putih sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011
ini untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang kondisi aktual atau kondisi
sebenarnya (existing condition) dari sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat. buku putih
sanitasi ini merupakan dokumen pemetaan situasi sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat
berdasarkan sumbernya yang dapat menjadi database sanitasi kota yang paling lengkap,
mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan stakeholder. Untuk dijadikan sebagai
dasar melakukan perencanaan pembangunan sanitasi di masa yang akan datang.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat merupakan dasar dan acuan
dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi, karena Buku Putih Sanitasi
merupakan hasil kerja berbagai komponen SKPD yang terkait dengan sanitasi.
Sebagaimana dijelaskan dalam manual tahap B bahwa secara spesifik Buku Putih
Sanitasi adalah suatu hasil analisis terhadap situasi kesehatan lingkungan, jender,
keterlibatan sektor swasta, kelembagaan, keuangan dan media. Sekaligus pemetaan
terhadap kondisi layanan sanitasi kota, sebagai dasar penegembangan Strategi Sanitasi
Kota. Sedangkan secara umum tujuan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun 2011 ini adalah :
1. Memberikan gambaran konkret dan mendapatkan potret (pemetaan) situasi sanitasi
Kota Mataram secara komprehensif yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan
dasar dan pertimbangan penyusunan rencana peningkatan sanitasi kota di masa
yang akan datang.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2. Dipergunakan oleh para pihak dan semua unsur pemangku kepentingan di dalam
memainkan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat di masa mendatang.
3. Memberi bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan pembangunan
yang berwawasan lingkungan dan pijakan penyusunan Strategi Sanitasi Perkotaan
(SSK).
1.4. Pendekatan dan Metodologi
Sebagaimana telah diuraikan dalam sub-bab sebelumnya bahwa keberadaan
database tentang sanitasi masih tersebar di masing-masing SKPD dan tidak bersifat
komprehensif dalam upaya penanganan serta pelayanan sanitasi karena program
kegiatan yang dilaksanakan masih bersifat sektoral. Sehinggan capaian target yang
diharapkan secara kuantitas tidak terlihat signifikan. Sebaran data tentang sanitasi ini
agak menyulitkan dalam memotret kondisi faktual sanitasi kota, sehingga sangat perlu
suatu komitmen bersama dalam kerangkan penanganan dan pelayanan sanitasi yang
lebih baik. Kehadiran program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
merupakan jawaban yang tepat mewujudkan tujuan yang diharapkan.
Untuk merajut kembali benang kusut dalam penanganan dan pelayanan Sanitasi
maka perlu disusun dalam suatu kerangka berpijak mengenai kondisi nyata dan apa
adanya tentang sanitasi masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat yang dituangkan ke
dalam suatu format Buku Putih Sanitasi.
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat 2011 ini
diperlukan

suatu

pendekatan

dan

metodologi

yang

tepat,

sehingga

dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis dan bersifat ilmiah. Dalam artian untuk


menghindari cara pemecahan masalah dan cara berfikir yang spekulatif serta
menayajikan data yang bersifat objektif dalam menggali kebenaran sehingga sangat
besar pengaruhnya terhadap kegunaan praktis dalam suatu upaya penanganan.
Adapun pendekatan dan metodologi yang diterapkan adalah metode deskriptif yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran/lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir,
1988). Sedangkan menurut definisi lain bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998).
Bentuk observasi objek relevan yang digunakan dalam proses kompilasi data primer
dengan data sekunder bersumber dari masing-masing SKPD. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui suatu hasil kegiatan survey dari studi Environmental Heatlh Risk

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Assesment (EHRA), Sedangkan data sekunder selain bersumber dari data yang dimiliki
oleh SKPD juga dilengkapi dengan melakukan beberapa studi dan analisis.
Tehnik yang diterapkan dalam metode penyusunan Buku Putih Sanitasi ini, anggota
Pokja berpartisipasi dalam rangkaian penyusunan Buku Putih Sanitasi dengan melibatkan
partisipatif para stakeholder (masyarakat), baik dalam bentuk survey maupun studi
meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Studi Pustaka (Desk Study)


Daftar pertanyaan (Questionere)
Wawancara Mendalam (Indeepth Interview)
Kelompok diskusi terarah (Focus Group Dscusion)
Pengamatan (Observation)
Analisis dokumen dan hubungan (kualitatif dan kuantitatif).
Berdasarkan Metodologi dimaksud maka sistematika penulisan Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011 ini disusun sebagai berikut :


a.

Bab I

merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran latar belakang,


pengertian dasar sanitasi, maksud dan tujuan penyusunan Buku Putih,
pendekatan dan metode yang diterapkan, manfaat buku putih terhadap

b.

BAB II

SSK, dasar penyusunan buku putih serta sistematika laporan.


merupakan gambaran umum Kabupaten Sumbawa Barat, meliputi
pemerintahan, kependudukan dan kepadatan penduduk, letak geografis,

c.

Bab III

topografis, kondisi geologi dan hidrologi.


merupakan gambaran umum kondisi sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat,
meliputi pengelolaan air minum, air limbah, persampahan dan drainase,
serta menggambarkan kondisi kesehatan dan profil sanitasi kota, dan

d.
e.

Bab IV
Bab V

:
:

peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.


menggambarkan permasalahan sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.
merupakan program pengembangan sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat,
meliputi visi dan misi pembangunan sanitasi, penetapan area prioritas
pembangunan sanitasi, program pengembangan air minum, air limbah,
persampahan dan drainase, serta program peningkatan peran serta

f.

Bab VI

masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.


merupakan penutup yang menyajikan kesimpulan sementara serta
memuat harapan dan langkah-langkah tindak lanjut (opsi pengembangan)
yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam penyusunan
rencana strategis pembangunan sanitasi kota atau SSK.

1.5. Posisi Buku Putih

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Salah satu target kerja dari pokja AMPL Kabupaten Sumbawa Barat dalam PPSP
2011 ini adalah menghasilkan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan selanjutnya
akan menjalani proses penyiapan memorandum program untuk implementasi program
dan kegiatan yang diindikasikan dalam SSK untuk tahun berikutnya. Namun untuk dapat
menyusun SSK harus berdasarkan dan bersumber dari datadata yang tertuang dan
terangkum dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.
Merujuk dari pemaparan diatas, sesungguhnya Buku Putih memiliki arti strategis,
sangat penting dan diutamakan di dalam penyusunan dokumen SSK, bahkan
keberlanjutan dari Program PPSP ini, sangat tergantung dari tersusunnnya buku putih ini
setelah dilakukannya verifikasi oleh SKPD terkait akan keabsahan dan validitas data-data
yang tertuang didalammnya.
Buku Putih merupakan dokumen acuan dasar (roadmap) dalam penyusunan
strategi pembangunan sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat. Sebagaimana telah
dijelaskan dimuka, isi Buku Putih Sanitasi ini didasarkan pada data sekunder yang
tersedia dan dukungan data primer dari hasil survei EHRA (Environment Healt Risk
Assesement), dan survei keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan sanitasi.
Selanjutnya Buku Putih rencananya akan diperbaharui secara berkala setiap sekitar 3
(tiga) tahun dan menjadi dasar untuk perbaikan atau penyesuaian Rencana Strategis
Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.
Tim Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa Barat sepakat, bahwa Buku Putih ini adalah
suatu keragaan yang terbangun atas komitmen dan didukung oleh data-data serta
kebijakan
yang menopang kerangka yang tersusun dengan baik. Untuk dapat bergerak secara
dinamis maka perlu diberi ruh sehingga bersifat hidup. Ruh dari Buku Putih ini adalah
keterlibatan semua pihak yang terkait dan terpanggil untuk melakukan komitmen bersama
yang sudah menjadi kesepakatan dan kebijakan untuk pembangunan sektor air minum
dan penyehatan lingkungan.
Rencana strategis sanitasi kabupaten/kota sangat diperlukan diperlukan sebagai
arahan bagi para pihak pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjadi pemandu
dalam melaksanakan misi pembangunan dan pelayanan bidang sanitasi dan air minum
menuju kepada kondisi ideal yang dicita-citakan.
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota secara makro senantiasa
harus tetap memperhatikan dokumen RPJMD sebagai kerangka makro dari rencana
menyeluruh dari pembangunan semua sektor di daerah untuk 5 (lima) tahun, Rencana
Aksi Daerah (RAD) AMPL, isue MDGs yang diselaraskan dan dikompilasi dengan
permasalahan dan kondisi riil yang dihadapi oleh Kabupaten/Kota terkait dengan isu dari

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


rencana pembangunan bidan sanitasi dan air bersih dengan tetap memperhatikan kondisi
hari ini dan harapan dan tujuan menuju cita-cita (visi) ke depan dari rencana
pembangunan bidang sanitasi dan pemukiman tersebut.
Keterkaitan

dan

kedudukan

Buku

Putih

dalam

sistem

perencanaan

dan

pengangaran yang akan menajadi dokumen stratejik dalam mendukung dan menjadi
acuan dari rencana jangka pendek dan tahunan yang sekaligus akan menjasi pentahapan
dalam pencapaian
misi dan target pembangunan bidan sanitasi dan air bersih di daerah, seperti yang
ditampilkan pada Gambar 1.01. di bawah ini :

Gambar 1.01. Kedudukan Buku Putih dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Untuk Pembangunan AMPL

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Sumber : Presentasi Wahyu Suharto,SE.,MPA. Rencana Aksi Daerah (RAD) Penyediaan
Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan
1.6

Sumber Data
Sumber data dalam penyusunan Buku putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

tahun 2011 ini disepakti oleh anggota Pokja AMPL, mengacu pada sumber data dalam
rentang waktu tahun 2006 - 2010, dan kebijakan pemerintah daerah periode tahun 2006
- 2010. Dengan dasar pertimbangan bahwa Buku Putih Sanitasi ini akan direvisi atau
dilakukan pemutakhiran data pada tahun berikutnya.

Secara singkat sumber-sumber data dalam penyusunan buku putih sanitasi dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Sumber Data
a. Sumber Data Internal
Dimaksudkan sumber data internal adalah data-data yang diperoleh dari masingmasing SKPD terkait dan badan atau lembaga pemerintah yang mengeluarkan
data \
tersebut secara resmi yang diperguanakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi
atas kesepakatan anggota pokja.
b. Sumber Data Eksternal
Adalah sumber data yang diperoleh berdasarkan hasil survey, studi dan
pengamatan di lapangan, yang memiliki validitas serta disepakati bersama oleh
Tim Pokja.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Untuk pengumpulan data primer kondisi sanitasi terutama yang berkaitan dengan
penilaian resiko kesehatan lingkungan, dilakukan melalui survey langsung oleh
Pokja AMPL melalui kegiatan survey EHRA, studi komunikasi dan pemetaan
media, dan studi penyedia layanan sanitasi dilengkapi dengan pengamatan serta
persepsi masing-masing SKPD.
b. Data Sekunder
Data yang bersumber dari SKPD terkait, dilakukan proses seleksi dan kompilasi
data sekunder menggunakan teknik kajian dokumen yang ada. Banyak dokumen
kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi
dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang sedang terjadi pada
masa kini.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


3. Pengumpulan Data
a. Data-data yang berupa arsip dan dokumen akan ditabulasi, diverifikasi dan di
kompilasi berdasarkan bidang yang berkaitan dengan aktivitas program masingmasing dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta.
b. Berbagai narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan
tugas dinas/kantor terkait, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat
yang
dapat memberikan masukan terhadap perbaikan kondisi sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat.
4. Analisis Data
Prosedur analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menseleksi dan mengobservasi data-data berdasarkan sumber pemanfaatan dan
validitasnya.
b. Menyusun atau mentabulasi item-item spesifik data yang diselidiki dengan
menggunakan alat pengumpul data.
c. Melakukan pengukuran terhadap data secara kualitatif dan kuantitatifuntuk
memberikan penggambaran atau ilustrasi penyampaian narasi.
d. Menyajikan hasil analisis kuantitatif dengan mempergunakan perhitungan
statistik dari data yang relevan sebagai interprestasi konten data.
1.7. Peraturan Perundangan
Berdasarkan amanat dari UUD 1945, secara implisit mengandung pengertian dalam
bidang sanitasi dan air minum yang tertuang dalam Pasal 33 yang menyatakan bahwa
bumi, air dan segala sesuatu yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
Selain dari amanat UUD 1945, penyusunan Buku Putih Sanitasi ini didasarkan pula
oleh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kebijakan umum di bidang
Sanitasi dan Air Minum, secara hirarkis menunjukan kebijakan pemerintah pusat dan
daerah menyangkut pembangunan sanitasi.
Peraturan perundangan ini menjadi sangat penting didalam memberikan dasar
pijakan yang pasti dalam upaya penanganan dan pelayanan di bidang sanitasi, dimana
menunjukan suatu komitmen dan keberpihakan pemerintah pusat dan daerah dalam
kerangka pencapaian target yang telah disepakati dan tertuang dalam target MDGs
sebagaimana telah dikemukakan dalam sub-Bab sebelumnya.
Sedangkan prioritas nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden dan dijabarkan
dalam RPJMN 2010 - 2014, tertuang dalam butir 3 dan butir 9, yakni bidang kesehatan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


1.7.1. Kebijakan Umum Sanitasi dan Air Minum
Secara umum dibawah ini disebutkan beberapa peraturan perundangan sebagai
kebijakan umum bidang Sanitasi dan air minum secara nasional.
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 22, Kesehatan lingkungan di
selenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.
2. Undang-undang 7 tahun 2003 tentang Sumber Daya Alam yang mengamanatkan
tentang Pelestarian Sumber Air, Pengaturan dan Penggunaannya.
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami
4.
5.
6.
7.

Hayati dan Ekosistemnya


Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar

Pemerintah Pusat dan Daerah


8. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
9. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air
11. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan
12. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
16. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Pelestarian Alam
17. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
18. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
19. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri
20. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
21. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah Bagi
Kawasan Industri
22. Peraturan Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

907/Menkes/SK/VII/2002

tentang

Persyaratan Kualitas Air minum


23. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1997 tentang Kualitas Air Bersih
24. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan
25. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengelolaan Air Limbah
26. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 534 Tahun 2000 tentang Standard Pelayanan
Minimal Bidang Permukiman.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Peraturan lainnya
1. SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan
2. SNI 19-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA
3. SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase
1.7.2. Kebijakan Daerah dan Peran Pemangku Kepentingan
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2011 ini masih
menggunakan sumber-sumber data SKPD tahun 2006-2010, demikian pula dengan
kebijakan daerah yang dijadikan sumber data penulisan masih mengacu pada kebijakan
daerah periode tahun 2006-2010, sehingga terkait dengan RPJMD, RKPD atau RKASKPD tahun 2011-2015 belum dapat ditampilkan dalam penulisan Buku Putih Sanitasi ini,
karena ketersediaan data masih dalam draft pembahasan.
Penyusunan Buku Putih sanitasi disampaing menjadi acuan dan cetak biru (blue
print) dari rencana program pembangunan sanitasi, permukiman dan air bersih juga bisa
menjadi referensi dalam menyusun regulasi dan kebijakan daerah melaksanakan program
pembanyunan dan pelayanan pada bidang dan sektor sanitasi di Kabupaten Sumbawa
Barat dimana selama ini masih mengacu kepada :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang Usaha
Pertambangan Umum;
2. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 20 Tahun 2007 tentang Penetapan Kelas
dan Peruntukan Air Pada Sumber Air di Kabupaten Sumbawa Barat;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Irigasi.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Kewenangan Kabupaten Sumbawa Barat Sebagai daerah Otonom;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah
dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa Barat serta
Staf
Ahli Bupati sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa BaratTahun 2009;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah
Kabupaten Sumbawa Barat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 13 Tahun 2010;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Sumbawa Barat sebagaimana telah beberapa kali diubah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 14 Tahun
2010;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan dan


Kelurahan di Kabupaten Sumbawa Barat;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sumbawa Barat;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Pembangunan Berbasis Rukun Tetangga (PBRT) di Kabupaten Sumbawa Barat;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumbawa
Barat 2006 2025;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa
13.

Barat 2011 2015;


Perturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 6 Tahun 2005, yang Diubah
dgn Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perkotaan Kota Taliwang;


14. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang Usaha
Pertambangan Umum;
15. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembentukan
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD);
16. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 5a Tahun 2006 tentang Strategi Daerah
Pembangunan DaerahTertinggal (Strada-PDT) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun
2007 2009;
17. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 11 Tahun 2007 tentang Grakan Jumat
Bersih Pariri KSB;
18. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 14a Tahun 2008 tentang Rencana Aksi
Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun Anggaran 2009;
19. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 19 Tahun 2010 tentang Pelimpahan
Sebagian Kewenangan Perizinan di Bidang Energi Sumber Mineral Kepala Kepala
Dinas Sumber Daya Mineral Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Sumbawa;
20. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pengolahan Scraft
dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
21. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengolahan Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLHD) di Kabupaten Sumbawa Barat;
22. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat;

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


23. Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 446 Tahun 2010 tentang Pembentukan
dan Penetapan Besarnya Honorarium Kelompok Kerja (POKJA) Kabupaten
Pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kabupaten Sumbawa Barat sebagaimana telah dirubah dengn Surat Kputusan
Bupati Nomor 620 Tahun 2011.

BB
II

GAMBARAN UMUM
KABUPATEN
BARAT
Kabupaten

Sumbawa Barat sebagai sebuah

SUMBAWA
kabupaten baru yang

merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sumbawa berdasarkan Undangundang Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan
pelayanan publik, terus berusaha meningkatkan kualitas pembangunan demi
mengejar ketertinggalan dari daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Hal ini sejalan dengan visi pembangunan KSB untuk lima tahun pertama,
Kabupaten Sumbawa Barat yakni membangun pelayanan publik prima dan
produktivitas pertanian menuju agroindustri agar terciptanya pembangunan
yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi geografis dan sumber
daya

alam,

keseimbangan

antara

pertumbuhan

dan

pemerataan

pembangunan dan sumber daya manusia yang berdaya saing.


Kabupaten Sumbawa Barat sebagai salah satu daerah dari sembilan
kabupaten/kota yang berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat terletak
diujung barat pulau Sumbawa pada posisi 116 o 42 sampai dengan 117 o 05 BT
dan 08o 30 sampai dengan 09o 07 LS, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :

Sebelah Utara

: Kec. Alas Barat dan Kec. Alas Kabupaten Sumbawa;

Sebelah Timur

: Kec. Batu Lanteh dan Kec. Lunyuk Kab. Sumbawa;

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia; dan

Sebelah Barat

: Selat Alas

Gambar 01. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Wilayah daratan KSB tahun 2009 seluas 1.849,02 km2 atau 184.902 ha
yang tersebar pada delapan kecamatan dengan 57 desa dan enam kelurahan,
seperti disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Luas Wilayah Daratan KSB menurut Kecamatan Tahun 2009
Luas
Luas
Jlh Desa/
Wilayah
No. Kecamatan
(ha)
(%)
Kelurahan Pembangunan (WP)
1. Poto Tano
15.888
8,59
8
WP Utara
2. Seteluk
23.621
12,77
10
WP Utara
3. Brang Rea
21.207
11,47
9
WP Tengah
4. Brang Ene
14.090
7,62
6
WP Tengah
5. Taliwang
37.593
20,33
8/6
WP Tengah
6. Jereweh
26.019
14,07
4
WP Selatan
7. Maluk
9.242
5,00
5
WP Selatan
8. Sekongkang
37.242
20,14
7
WP Selatan
Total
184.902
100,00
57/6
Sumber: BPS KSB dan Bappeda KSB, 2010.
2.1. Geografis, Topografi dan Geohidrologi
Keadaan topografi wilayah KSB cukup beragam, mulai dari datar,
bergelombang curam sampai sangat curam dengan ketinggian berkisar antara 0
hingga 1.730 meter dari permukaan laut (mdpl) seperti disajikan pada Tabel
berikut ini :
Tabel 2.2. Keadaan Tofografi Wilayah KSB Tahun 2009
Kemiringan
Luas
Luas
No.
Keadaan Tofografi
Lahan (%)
(ha)
(%)
1. Datar
0 2,00
21.822
11,80
2. Bergelombang
2,01 15,00
16.369
8,85
3. Curam
15,01 40,00
53.609
28,999
4. Sangat Curam
> 40,00
93.102
50,35
Total KSB
184.902
100,00
Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2010.
Ketinggian ibukota pada setiap kecamatan di KSB berkisar antara 7 sampai
31 mdpl. Topografi yang semakin datar dan bergelombang sebagian besar
digunakan untuk lokasi permukiman dan lahan pertanian, sedang topografi yang
semakin curam hingga sangat curam sebagian besar merupakan kawasan hutan
yang berfungsi untuk melindungi kawasan sekitarnya yang lebih rendah.
A. Luas dan Sebaran Tanah/Lahan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Luas tanah/lahan di KSB tahun 2010 adalah 148.902 hektar berupa lahan
sawah dengan lima jenis penggunaan dan lahan kering dengan 12 jenis
penggunaan. Rincian sebaran penggunaan lahan di KSB tahun 2006 - 2010
disajikan pada Tabel 2.03. berikut ini.
Tabel 2.3. Rincian Sebaran Penggunaan Lahan di KSB Tahun 2006 - 2010
No
Jenis Penggunaan
2006
2007
2008
2009
2010
.
I. Tanah/Lahan Sawah:
1 Sawah Irigasi Teknis
3.846
4.093
4.093
4.093
4.093
2 Sawah Irigasi Teknis
1.876
2.052
2.052
2.052
2.052
Sawah
Irigasi
3
836
869
869
869
1.233
Sederhana PU
Sawah
Irigasi
4
594
589
589
589
589
Sederhana Non PU
5 Sawah Tadah Hujan
1.850
1.850
1.487
1.486
1.507
Sub Total
9.002
9.090
9.090
9.090
9.474
II. Tanah/Lahan Kering:
1 Tegal/Kebun
6.545
7.852
7.852
7.852
7.518
2 Ladang/Huma
4.499
3.096
3.096
3.096
3.096
3 Perkebunan
4.009
5.332
5.332
5.332
5.332
Ditanami Pohon/Hutan
4
1.945
3.179
3.179
3.179
3.179
Rakyat
137.96 134.88 134.79 134.79 134.79
5
Hutan Negara
5
8
0
0
0
Padang
Rumput/
6
2.465
2.610
2.610
2.610
2.610
Pengembalaan
7 Tambak
502
526
526
526
526
8 Kolam/Tebat/Empang
20
173
0
14
14
Rawa-rawa
(tidak
9
987
987
987
987
987
ditanami)
Sementara
Tidak
10
2.201
2.407
2.407
2.407
2.357
Diusahakan
Pekarangan/Permukima
11
1.048
1.048
1.071
1.071
1.071
n (rumah/bangunan)
12 Lain-lain
13.714 13.714 13.962 13.948
13.948
175.90 175.81 175.81 175.81 175.42
Sub Total
0
2
2
2
8
184.90 184.90 184.90 184.90 184.90
Total I + II
2
2
2
2
2
Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2010; Dinas HUTBUNTAN KSB, 2010.
Dari Tabel 2.03. di atas diketahui bahwa sebaran penggunaan lahan di KSB
tahun 2010 meliputi: lahan sawah 5,12% yang sebagian besar berupa lahan
sawah irigasi teknis dan irigasi setengah setengah teknis, dan lahan kering
94,88% yang sebagian besar berupa hutan negara. Perkembangan penggunaan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


lahan selama periode tahun 2006 2010, luas lahan sawah meningkat rata-rata
1,32% per tahun disebabkan adanya pembangunan prasarana irigasi baru,
sebaliknya luas lahan kering menurun rata-rata 0,07% per tahun.
Lahan sawah, baik sawah irigasi maupun sawah tadah hujan umumnya
dimanfaatakan untuk usahatani padi dan palawija. Lahan kering yang digunakan
untuk kegiatan pertanian dalam arti luas berupa: tegal/kebun, ladang/huma,
perkebunan,

ditanami

pohon/hutan

rakyat,

hutan

negara,

padang

rumput/pengembalaan, tambak, dan


kolam/tebat/empang, belum dimanfaatkan secara intensif untuk pengusahaan
berbagai jenis komoditas pertanian dan perikanan, sedang pemeliharaan ternak
umumnya dilakukan secara ekstensif.
Lahan kering berupa hutan negara menempati porsi penggunaan yang
sangat luas (sekitar 72,90 % dari luas wilayah). Rincian luas hutan Negara
berdasarkan jenis penguasaannya disajikan pada Tabel 2.04. berikut di bawah ini.
Tabel 2.4. Rincian Luas Hutan Negara berdasarkan Jenis Penggunaan di
Kabupaten Sumbawa Barat Th. 2010
No.

Status Penguasaan

1
2
3

Hutan Lindung
Hutan Cagar Alam
Hutan Taman Wisata

Luas (Ha)
66.311,06
524,00
874,91

Luas (%)

% dr Luas Wil.

49,20
0,39
0,65

Alam
Hutan Produksi Terbatas
36.155,07
26,82
Hutan Produksi Tetap
18.753,24
13,91
Hutan Konservasi SDA
12.171,72
9,03
TOTAL
134.790,00
100,00
Sumber: Dinas HUTBUNTAN KSB, 2010.
Dari Tabel 2.04. diketahui bahwa sebagian besar hutan negara
4
5
6

35,86
0,28
0,47
19,55
10,14
6,58
72,90
(59,27% dari

luas hutan negara atau 43,19% dari luas wilayah) tidak dapat dimanfaatkan
secara langsung untuk proses produksi pertanian, pertambangan atau kegiatan
ekonomi lainnya karena kawasan hutan tersebut harus tetap dipertahannya
fungsinya untuk melindungi ketersediaan sumbersaya tanah, air dan udara.
Sementara itu, hutan negara yang dapat dimanfaatkan secara langsung untuk
kegiatan ekonomi hanya 40,73% dari luas hutan atau 29,73% dari luas wilayah.
Lahan KSB yang digunakan sebagai lokasi obyek Wisata Alam, dalam lima

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


tahun terakhir berkembang cukup pesat seiring dengan beroperasinya berbagai
perusahaan dan pelaksanaan pembangunan. Jumlah lokasi obyek wisata alam
yang potensial di KSB tahun 2010 sebanyak 32 lokasi, terdiri atas 13 obyek wisata
pantai dan 19 obyek wisata alam darat dan air (Dinas ESDM Budpar KSB, 2010).
B. Pulau-pulau Kecil
Pulau-pulau kecil (small island) adalah pulau-pulau yang berukuran kecil
yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya (main land). Pulau-pulau kecil
KSB tahun 2009 berjumlah 16 pulau dengan luas sekitar 1.016,83 Ha. Pulaupulau kecil tersebut tidak mempunyai penghuni tetap, tetapi sebagian dari pulaupulau tersebut telah
dimanfaatkan oleh sebagian kecil masyarakat KSB untuk berbagai macam
kegiatan

seperti:

pariwisata,

budidaya

mutiara,

budidaya

rumput

laut,

penangkapan ikan, tempat pengambilan sarang burung walet, dan pengambilan


hasil hutan kayu dan non kayu.

Hidrologi dan Klimatologi


Wilayah perairan laut KSB tahun 2009 seluas 1.060,80 km 2. Perairan laut
yang utama adalah Selat Alas dengan beberapa teluk kecil di sekitarnya (seperti:
Teluk Taliwang, Teluk Balat, Teluk Maluk, Teluk Lawar dan lain-lain), sangat
potensial untuk berbagai jenis usaha perikanan dan kelautan. Selat Alas
mempunyai arti penting karena peranannya dalam proses Arus Lintas Indonesia
(ARLINDO), sehingga merupakan wilayah perairan dengan potensi perikanan
yang cukup besar (PT. Newmont Nusa Tenggara dan P2LH Unram, 2004; BPS
KSB dan BAPPEDA KSBM, 2010).
Kabupaten Sumbawa Barat merupakan wilayah beriklim tropis yang
dipengaruhi oleh musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan
umumnya berlangsung bulan Nopember sampai dengan Maret (5 bulan), sedang
musim kemarau dari bulan April sampai dengan Oktober (7 bulan). Total hari hujan
pada tahun 2009 sebanyak 95 hari dengan rata-rata per bulan 7,92 hari, sedang
total curah hujan sebesar 2.156 mm atau rata-rata per bulan 179,66 mm (BPS
KSB dan BAPPEDA KSB, 2010). Keadaan tersebut menunjukkan bahwa KSB

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


merupakan daerah kering, sehingga ketersediaan air merupakan faktor pembatas
untuk pengembangan kegiatan ekonomi, terutama pertanian lahan kering.
C. Potensi Air Permukaan
Sungai yang terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat ini termasuk dalam
Satuan Wilayah Sungai (SWS) Sumbawa. Didalam SWS Sumbawa ini terdapat
beberapa Sub Satuan Wilayah Sungai (SSWS) yang tersebar diseluruh Pulau
Sumbawa, khusus untuk Kabupaten Sumbawa Barat terdapat 2 SSWS yaitu :
1. SSWS Jereweh
2. SSWS Rea
Dari 2 SSWS ini, terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
ditunjukan oleh Tabel 2.05 di bawah ini.
Tabel 2.5 Daerah Aliran Sungai (DAS) di SSWS Jereweh dan Rea
No
JUMLAH
SSWS
NAMA DAS
DAS
.
1.

Jereweh

17

2.

Rea

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10
)
(11)
(12
)
(13
)
(14
)
(15
)
(16
)
(17
)
(1)
(2)
(3)
(4)

Jereweh
Lempe
Benete
Maluk
Sekongkang
Kompleks DAS Senyur
Sejorong
Kompleks DAS Labuhan
Kompleks DAS Tablung
Kompleks DAS Tebisu
Kompleks DAS Tangoloka
Nanga Ene
Kompleks
DAS
Lomar
Lempuh
Kompleks DAS Talonang
Panti
Sepang
Singa

Kompleks DAS Tubaka


Kompleks DAS Aikuruk
Kompleks DAS Panusak
Rea

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya
Pengembangan & Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005

air

di

NTB,

Satker

Dari beberapa DAS tersebut, terdapat beberapa DAS termasuk kategori DAS
prioritas berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1) DAS yang memiliki potensi yang besar
2) DAS yang memiliki penduduk yang besar
3) DAS yang memiliki prediksi kedepan mampu menunjang Sumber Daya Air
4) DAS

yang

memiliki

permasalahan

krusial

yang

berbatasan

dengan

Kabupaten/Kota.
Dari kriteria tersebut diperoleh DAS yang termasuk Kategori Prioritas untuk
SSWS Jereweh dan Rea adalah SSWS Jereweh yaitu DAS Jereweh, DAS
Sekongkang, DAS Jorong dan untuk SSWS Rea yaitu DAS Rea (Sumber: Data
Base Sungai Wilayah Sungai Sumbawa (tahap 1), Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara I, 2007).
Berdasarkan data tersebut maka potensi DAS yang terdapat di Kabupaten
Sumbawa Barat adalah sebagai berikut :
DAS Jereweh
Data morfologi DAS Jereweh adalah sebagai berikut:
Nama sungai

: Jereweh

Lokasi

: Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa

Barat
Panjang Sungai

: 23,11 km

Lebar Sungai

: 49,50 m

Luas Penampang

: 17,33 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,35 m

Kecepatan aliran

: 0,7 m/dt

Debit

: 4,41 m3/dt

Daerah yang dilalui oleh DAS Jereweh adalah :

Desa Labuan Lalar, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat


Desa Goa, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat


DAS Sekongkang

Data morfologi DAS Sekongkang adalah sebagai berikut :


Nama sungai

: Sekongkang

Lokasi

: Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang,


Kabupaten Sumbawa Barat

Panjang Sungai

: 18,87 km

Lebar Sungai

: 31 m

Luas Penampang

: 24,2 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,80 m

Kecepatan aliran

: 0,4 m/dt

Debit

: 8,64 m3/dt

Daerah yang dilalui oleh DAS Sekongkang adalah :

Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kab. Sumbawa Barat


Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat
DAS Sejorong

Data morfologi DAS Sejorong adalah sebagai berikut:


Nama sungai

: Sejorong

Lokasi

: Desa Tongo, Kecamatan Sejorong Kab. Sumbawa

Barat
Panjang Sungai

: 66,25 km

Lebar Sungai

: 62 m

Luas Penampang

: 31 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,50 m

Kecepatan aliran

: 1,2 m/dt

Debit

: 21 m3/dt

Daerah yang dilalui oleh DAS Sejorong adalah :

Desa Sekongkang Bawah, KecamatanSekongkang Kab.Sumbawa Barat


Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang Kab.Sumbawa Barat
Desa Belo, Kecamatan Jereweh Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


`DAS Rea
Data morfologi DAS Rea adalah sebagai berikut :
Nama sungai

: Rea

Lokasi

: Desa Taliwang, Kecamatan Taliwang Kab. Sumbawa

Barat
Panjang Sungai

: 21,55 km

Lebar Sungai

: 60,50 m

Luas Penampang

: 24,20 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,40 m

Kecepatan aliran

: 0,50 m/dt

Debit

: 10,44 m3/dt

Desa yang dilalui oleh DAS Rea adalah :

Desa Kuang, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat


Desa Merapan, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Seteluk Tengah, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Juru Mapin, Kecamatan Alas, Kab. Sumbawa
Desa Mura, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Labuan Lalar, KecamatanTaliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Kali Mantong, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Sampir, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Marente, Kecamatan Alas, Kab. Sumbawa
Desa Mantar, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Beru, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Dalam, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Bangkat Monte, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Air Suning, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Goa, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat
Desa Menala, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Tepas, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Rempe, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Bugis, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Seteluk Atas, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Baturotok, Kecamatan Batu Lanteh, Kab. Sumbawa
Desa Juranalas, Kecamatan Alas, Kab. Sumbawa
Desa Senayan, Kecamatan Seteluk, Kab.Sumbawa Barat

a. Potensi Air Tanah


Potensi mata air yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat tidak terlalu banyak

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


dan keandalan debitnya juga tidak terlalu besar. Beberapa potensi mata air yang
terdapat di sekitar Kabupaten Sumbawa Barat (yang belum dikelola PDAM) antara
lain :

Mata Air Tebil


Mata air Tebil mempunyai peranan yang sangat penting terutama untuk
wilayah yang ada di sekitarnya dan hilir dari mata air tersebut. Muncul di atas
gunung, menyebabkan keberadaannya masih sangat alami serta arah alirannya
menyebar

dan

mengumpul

dibagian

hilirnya.

Masyarakat

transmigran

memanfaatkan mata air ini sebagai air irigasi untuk ladang/kebun, air bersih bagi
masyarakat yang melakukan perjalanan menuju lahan yang ada di sekitar mata
air. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, mata air ini
mempunyai aliran yang konstan sepanjang tahun dengan debit aliran pada musim
kering sebesar 7,34 liter/detik. (Sumber: Booklet mata air Pulau Sumbawa, Balai
Hidrologi, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, NTB, 2008).
Mata Air Sepang.
Untuk mencapai lokasi mata air Sepang memerlukan waktu yang cukup lama
yaitu kira-kira 3-4 jam. Selain jalan menuju mata air cukup sulit, tempat munculnya
mata air ini juga terletak di atas gunung. Walaupun debit alirannya mencapai
15,87 liter/detik tetapi mata air ini belum termanfaatkan secara maksimal karena
sangat jauh dari lokasi permukiman masyarakat transmigran dan juga lahan di
sekitar mata air dan hilirnya merupakan kawasan hutan. Para transmigran
biasanya memanfaatkan mata air ini sebagai sumber air bersih dan mandi pada
saat melakukan perjalanan menuju ladangnya. Berdasarkan pengukuran posisi,
mata air Sepang berada pada 090 05 343 LS dan 1170 02 938 BT. Agar
keberadaan mata air ini dapat bermanfaat bagi masyarakat beberapa hal yang
perlu dilakukan, seperti membuat bangunan pelindung aliran, pengarah dan
penyalur aliran. (Sumber: Booklet mata air Pulau Sumbawa, Balai Hidrologi, Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah, NTB, 2008).

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Mata Air Buin Bontong
Muncul di lokasi permukiman masyarakat transmigran. Keberadaan mata air
ini sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama sumber air bersih sehari-hari.
Aliran tetap muncul sepanjang tahun tetapi dengan kuantitas atau debit yang
sangat kecil hanya sebesar 0,726 liter/detik. Pada saat ini masyarakat setempat
sudah membuatkan bak penampung sederhana yang berfungsi untuk mengurangi
rembesan kebagian sampingnya. Lingkungan di sekitar mata air didominasi oleh
ladang masyarakat transmigran dengan usaha cocok tanam musiman. (Sumber :
Booklet mata air Pulau Sumbawa, Balai Hidrologi, Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah, NTB, 2008).
Mata Air Sampar
Kondisi mata air Sampar sudah baik dan dibuatkan bangunan pelindung
berupa bak penampung lengkap dengan pelimpah bagian sampingnya. Bangunan
tersebut diadakan oleh proyek WSLIC yang pemanfaatannya sebagai sumber air
bersih permukiman masyarakat transmigran. Sarana penyalur aliran dengan
menggunakan pipa dan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Umumnya di
wilayah lain lingkungan di sekitar mata air juga telah terjadi perubahan yang
sangat ekstrim berupa penggundulan dan pembakaran hutan. Berdasarkan
pengukuran yang dilakukan debit aliran mata air ini sebesar 0,791 liter/detik dan
mengalir tetap sepanjang tahun. (Sumber: Booklet mata air Pulau Sumbawa,
Balai Hidrologi, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, NTB, 2008).
Mata Air Seporo Tangkil
Berikut adalah data-data mengenai Seporo Tangkil :

Jenis dan Nama Sumber Air Baku

Elevasi

Debit Sadap

: Mata air Seporo Tangkil

: 80 mdpl
: 20 ltr/dt

(Sumber: Studi Satker Pengembangan Penyediaan Air Minum IKK, Dirjen


Cipta Karya, 2008)
Gambar. 02. Mata Air Seporo Tangkil

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Keseimbangan ketersediaan air baku ditentukan dari besarnya kebutuhan air


dibandingkan dengan debit sumber air yang ada saat ini. Debit andalan untuk
masing-masing DAS ditunjukkan Tabel 2.06. di bawah ini.
Tabel 2.6. Debit andalan DAS di SSWS Jereweh dan Rea

SSWS

DAS

JEREWE

Jereweh
Sekongka

ng
Sejorong

Luas
(km2)

Rata-rata
Debit
Aliran
(m3/dt)

112,75

1,19

Jumlah
Sumur
Air
Tanah
(unit)
0,00

42,64

0,43

0,00

13,30

67,22

0,69

0,00

21,39

Debit
Ratarata
(lt/dt)

Ketersedia
an Air
(MCM/thn)

36,77

REA
Rea
816,64
6,60
0,00
202,94
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005
Adapun kebutuhan air untuk masing-masing DAS ditunjukkan oleh Tabel
2.07. di bawah ini.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel 2.7. Proyeksi Kebutuhan Air DAS-DAS Terpilih di SSWS Rea
Proyeksi
Proyeksi
Total
Total
Kebutuha
Kebutuha
Total
Kebutuh Kebutuha
Kebutuha
n Air
n Air
Kebutuh
an Air
n Air 5
n Air 10
No DAS
Perkapita
Perkapita
an Air
Perkapita
thn
thn
5
tahun
10 tahun
(MCM)
(m3/org)
mendata
mendata
mendata
mendata
ng (MCM)
ng (MCM)
ng
ng
4.430
98,72
4.619,43
102,94
4.816,73
1 Rea
94,684 ,209
8
0
5
3
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005
Dari data debit dan kebutuhan air pada tabel sebelumnya, diketahui
kesetimbangan air (water balance) untuk masing-masing DAS yang ditunjukan
oleh Tabel berikut dan Gambar berikut

Tabel 2.8. Neraca Air Tahunan DAS-DAS Terpilih di SSWS Jereweh


Total
Ketersediaa
Keseimbanga
Kebutuha
IKA
DAS
n Air
n
Ket.
n Air
(%)
(MCM/thn)
Air(MCM/thn)
(MCM/thn)
Jereweh
36,76742823 15,869445
20.89798256 43,16 Surplu

Sekongkan

g
Sejorong

N
o

13,30484945

7
16,664005

-3,359156051

2
>70

s
Defisit

21,39176085

5
12,835865

8,555895285

60,00

Kritis

6
4
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005
Tabel 2.9. Proyeksi Neraca Air Tahunan DAS-DAS Terpilih di SSWS Jereweh
Total
Total
Total
Kebutuha
Kebutuha
Ketersediaa Kebutuha
n Air 10
No.
DAS
n Air 5 thn
n Air (MCM)
n Air
thn
mendatan
(MCM)
mendatan
g (MCM)
g (MCM)
1
Jereweh
36,767
15,869
16,514
17,186
Sekongkan
2
13,305
16,664
17,341
18,046
g
3
Sejorong
21,392
12,836
13,358
13,901
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005
Gambar.03. Proyeksi Neraca Air DAS Jereweh

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

(MCM)

DAS JEREWEH
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0,000

Ketersediaan
Kebutuhan

50

100

150

(Tahun)

Kondisi DAS Jereweh saat ini SURPLUS. Namun dengan asumsi


ketersediaan air tetap di DAS serta laju pertumbuhan penduduk dan ternak 0,8 %
(BPS, 2004) maka DAS Jereweh masih dalam kategori AMAN, karena
diproyeksikan KRITIS setelah 50 tahun kedepan dan akan DEFISIT setelah 105
tahun kedepan.
Gambar .4. Proyeksi Neraca Air DAS Sekongkang

Dari hasil perhitungan neraca air, diketahui bahwa DAS Sekongkang pada
tahun ini sudah dalam keadaan defisit.
Gambar 2.5.. Proyeksi Neraca Air DAS Sejorong

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


DAS SEJORONG
30,000

(MCM)

25,000
20,000
Ketersediaan
Kebutuhan

15,000
10,000
5,000
0,000
0

50

100

150

(Tahun)

Kondisi DAS Sejorong pada saat ini adalah KRITIS, dengan asumsi
ketersediaan air tetap di DAS serta laju pertumbuhan penduduk dan ternak 0,8 %
(BPS, 2004) maka DAS Sejorong diproyeksikan DEFISIT setelah 65 tahun
kedepan.

N
o
1

Tabel 2.6. Neraca Air Tahunan DAS Terpilih di SSWS Rea


Total
Ketersediaa
Keseimbanga
Kebutuha
IKA
DAS
n Air
n
n Air
(%)
(MCM/thn)
Air(MCM/thn)
(MCM/thn)
2
3
4
5
6

Ket.
7

1
Rea
202,9392766 94,683751
108,2555256
46,656 Surplus
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005
Tabel 2.7. Proyeksi Neraca Air Tahunan DAS-DAS Terpilih di SSWS Rea
Total
Kebutuh
Total
Ketersedia
an Air 5
Kebutuh
No
DAS
an Air
thn
an Air
(MCM)
mendata
(MCM)
ng
(MCM)
1
2
3
4
5
1
Rea
202,939
94,684
98,728
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air
Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005

Total
Kebutuh
an Air 10
thn
mendata
ng
(MCM)
6
102,945
di NTB,

Gambar 2.06. Proyeksi Neraca Air DAS Rea

Satker

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Kondisi DAS Rea saat ini adalah SURPLUS, namun dengan asumsi
ketersediaan air tetap di DAS serta laju pertumbuhan penduduk dan ternak 0,84 %
(BPS, 2004) maka DAS Rea diproyeksikan kritis setelah 10 tahun kedepan dan
akan mengalami DEFISIT setelah 92 tahun kedepan.

b. Alternatif Sumber Air Baku


Berdasarkan

data-data

potensi

sumber

air

yang

telah

dipaparkan

sebelumnya maka dapat diprioritaskan alternatif-alternatif sumber air baku di


Kabupaten Sumbawa Barat yang ditunjukan oleh Tabel 2.12. di bawah ini.
Tabel 2.8. Alternatif-alternatif Sumber Air Baku di Kab. Sumbawa Barat
No
A

Nama Sumber Air

Seporo Tangkil

Debit
AIR TANAH
Mata Air
20 l/dt

Prioritas

Pertama (I)

Tebil
Sepang

7,339 l/dt
15,876 l/dt

Ketiga (III)
Kedua (II)

Buin Bontong

0,726 l/dt

Kelima (V)

Sampar Goal

0,791 l/dt

Keempat (IV)

AIR PERMUKAAN
Sungai
Sekongkang
8,46 m3/dt

Keempat (IV)

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Jereweh
Sejorong

4,41 m3/dt
10,44 m3/dt

Kedua (II)
Ketiga (III)

Brang Rea
21 m3/dt
Pertama (IV)
Tiu Nisung
1,2 m3/dt
Kelima (V)
Sumber: Analisis RISPAM Kb. Sumbawa Barat Tahun 2010
c. Sumber Air Baku Terpilih
Sumber air baku terpilih ditentukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap
beberapa sumber air yang potensial untuk dimanfaatkan dengan mengacu pada
mekanisme/ prosedur pemilihan sumber air baku sebagai berikut :

Prioritas pemilihan sumber air baku


Kualitas air baku
Debit yang tersedia
Keandalan sumber air untuk masa akan datang
Elevasi muka air terhadap daerah pelayanan
Ketersediaan dana

Dari hasil analisis, maka ditentukan beberapa sumber air baku terpilih dengan
beberapa pertimbangan ditunjukkan oleh Tabel 2.13. di bawah ini.
Tabel 2.9. Sumber Air Baku Terpilih
Jenis Sumber Air

Debit (Q)

Lokasi

SUNGAI
Aliran
sungai
berarah
dari Timur
(Kecamatan Brang Rea) ke Barat dan
Brang Rea
21 m3/dt
bermuara di Selat Alas (Teluk Kertasari,
Teluk Taliwang)
Aliran sungai berasal dari bagian tengah
3
Tiu Nisung
1,2 m /dt
Kecamatan Seteluk, ke arah Barat (Selat
Alas)
Aliran sungai dari tengah Kecamatan
Jereweh
4,41 m3/dt
Jereweh ke arah Barat (Selat Alas)
Aliran sungai dari Utara Kecamatan
3
Sekokang
8,46 m /dt
Sekongkang ke arah Selatan (Samudra
Hindia)
Sumber: Analisis RISPAM Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010
Pertimbangan terpilihnya air baku tersebut didasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1.

Debit sumber air baku.


Debit sungai yang ada besar jika dibandingkan dengan debit mata air. Debit ini
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum untuk kecamatan-

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


kecamatan yang berada pada DAS-nya. Ketersediaan debit air sungai yang
besar ini menjamin keberlangsungan pelayanan penyediaan air minum untuk
keseluruhan wilayah pelayanan di Kabupaten Sumbawa Barat untuk jangka
waktu yang relatif panjang.
2.

Kualitas air baku.


Air baku yang berasal dari sungai mempunyai kualitas menengah, tidak sebaik
kualitas air dari mata air. Namun air sungai masih bisa diolah pada unit
produksi. Walaupun unit pengolahan air baku ini akan memakan biaya besar,
namun ketersediaan debitnya menjadi prioritas utama dalam memilih sumber
air baku.

3.

Elevasi muka air.


Elevasi muka air dari sungai bervariasi, bergantung pada titik pengambilan
airnya. Oleh karena itu, titik pengambilan air dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan. Namun secara umum, sungai berada pada elevasi yang rendah
jika dibandingkan dengan mata air. Akan tetapi, nilai lebih dari pemilihan
sumber berupa sungai adalah akses dari sungai ke daerah pelayanan cukup
mudah dibandingkan dengan jika dari sumber mata air. Hal ini memudahkan
juga dalam perawatan instalasi dan pengawasan sumber.
2.2.

Administratif

Pada Awal pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat, terdiri dari 5


kecamatan, 37 Desa dan 131 Dusun/Lingkungan. Sesuai dengan kebutuhan
organisasi sekaligus untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, wilayah
administrasi kabupaten Sumbawa Barat mengalami pemekaran menjadi 8
Kecamatan , 6 Kelurahan, 57 Desa dan 208 Dusun/ Lingkungan pada Tahun 2009
Di tahun 2009 Secara administratif wilayah Kabupaten Sumbawa Barat terdiri
dari 8 kecamatan, yang terdiri dari: Poto Tano 158,88 km2 (8,59%), Seteluk
236,21 km2 (12,77%), Brang Rea 212,07 km2 (11,47%), Brang Ene 140,90 km2
(7,62%), Kecamatan Taliwang 375,93 km2 (20,33%), Jereweh 260,19 km2
(14,07%), Kecamatan Maluk 92,42 km2, dan Sekongkang 372,42 km2 (20,14%)
(5,00%). Secara lebih rinci dan ditail dapat dilihat pada Tabel berikut di bawah ini :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel 2.10. Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jarak Dengan Ibukota
Kabupaten Sumbawa Barat
Jarak Dengan

Luas Wilayah
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8

Poto Tano
Seteluk
Brang Rea
Taliwang
Brang Ene
Jereweh
Maluk
Sekongkang
Jumlah

(km2)

(%)

158,88
236,31
212,07
375,93
140,90
260,19
92,42
372,42
1.849,02

Jumlah

Ibukota

Desa/Kel

Kabupaten

8,59
12,77
11,47
20,33
7,62
14,07
5,00
20,14
1.849,02

(km2)
25
15
11
0
5
15
30
41

8
10
9
15
6
4
5
7
64

Sumber : Sumbawa Barat Dalam Angka 2008/2009


Pada tahun 2010 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 3.210 orang. 458
orang masih berstatus CPNS Daerah dan 63 Honor Daerah. Jika di rinci
pergolongan 45 orang Pegawai Golongan I, 1.352 orang Golongan II, 1.332
orang Golongan III, 481 orang Golongan IV dari jumlah tersebut PNS
terbanyak bertugas di Sekolah Dasar Negeri yaitu sekitar 618 orang dengan
rincian 327 laki-laki dan 291 perempuan, sementara kantor arsip dan
perpustakaan merupakan SKPD yang memiliki PNS paling sedikit.
Tabel 2.11. Nama Kecamatan, Ibukota dan Jumlah Desa/ Dusun
Kabupaten Sumbawa Barat
Kecamatan
Poto Tano
Seteluk

Ibu Kota

Jumlah
Kelurahan

Desa

Dusun/ Lingk

Senayan

25

Seteluk

10

28

50

Tengah

Taliwang

Kuang

Brang Rea

Tepas

31

Brang Ene

Manemeng

18

Jereweh

Beru

14

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Maluk
Sekongkang

Benete

17

Sekongkang

21

Bawah

Sumber : BPS dalam Buku Sumbawa Barat Dalam Angka 2010

2.3. Kependudukan
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Sumbawa Barat berjumlah 114.754 jiwa yang terdiri dari 58.170 laki-laki dan
56.584 perempuan. Dengan melihat luas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat
sekitar 1.849,02 km2 maka rata-rata kepadatan penduduk KSB adalah sebanyak
62 orang per-km2 dengan rincian sebagaimana terlihat dalam tabel 2.15 sebagai
berikut:
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk KSB Per-Kecamatan dan Jenis Kelamin

No

Kecamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Poto Tano
Seteluk
Brang Rea
Brang Ene
Taliwang
Maluk
Jereweh
Sekongkang

Penduduk
(jiwa)
LakiPerem
laki
p.
4.695
4.563
7.777
7.623
6.447
6.084
2.578
2.502
22.095 21.937
6.196
5.679
4.210
4.181
4.172
4.015

Jumlah
9.258
15.400
12.531
5.080
44.032
11.875
8.391
8.187

Sex
Rasio

8,1
13,4
10,9
4,5
38,4
10,3
7,3
7,1

102,89
102,02
105,97
103,04
100,72
109,10
100,69
103,01

Luas
(Km2)

158,88
236,21
212,07
140,9
375,93
260,19
92,42
372,42
1.849,0
Jumlah
58.170 56.584 114.754 100 102,80
2
Sumber: BPS Sumbawa Barat (Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010)

Kepadatan
(Jiwa/Km2)
58,27
65,20
59,05
36,05
117,13
32,25
128,49
21,98
62,06

Gambar .7. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kab. Sumbawa Barat


Tahun 2006 - 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 - 2015

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Gambar.8. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk dan Rumahtangga KSB


Tahun 2006 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 2015

Tingkat kepadatan penduduk KSB yang tersaji pada Tabel 2.21. tergolong
sangat jarang, namun penyebaran penduduk antar kecamatan dan desa relatif
tidak merata, dimana desa-desa di Kecamatan Seteluk, Taliwang dan Maluk lebih
padat dari desa-desa di Kecamatan Poto Tano, Brang Rea, Brang Ene, Jereweh
dan Sekongkang. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumahtangga penduduk
pada tahun 2009 sebanyak 3,82 jiwa.
Tabel 2.13. Perkembangan Jumlah Penduduk menurut Struktur Umur di KSB
Tahun 2006 2009 dan Prediksnya Tahun 2010 - 2015
Tahun

0 - 14 Tahun
(jiwa)

15 64 Tahun
(jiwa)

65+ Tahun
(jiwa)

2006
2007

31.480
30.911

61.238
62.930

3.119
3.172

Total
(jiwa)
95.837
97.013

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

30.506

65.713

2.837

99.056

31.247
32.803
32.284
32.582
32.881
33.179
33.477

63.363
64.977
66.018
66.809
67.600
68.391
69.182

6.479
5.685
6.790
7.634
8.478
9.322
10.166

101.089
103.465
105.092
107.025
108.959
110.892
112.825

Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat, 2006 2010.

Gambar.9. Grafik Perkembangan Penduduk menurut Struktur Umur di KSB


Tahun 2006 2010 dan Prediksnya Tahun 2011 2015

Data pada Tabel 2.24. dan Gambar 2.25. menunjukkan bahwa jumlah
penduduk yang tergolong sebagai tenaga kerja (usia 15 tahun ke atas), misalnya
pada tahun 2009 sebanyak 68.842 jiwa, sedang jumlah penduduk yang bukan
tenaga

kerja

sebanyak

31.247

orang,

sehingga

angka

ketergantungan

(dependency ratio) sebesar 0,45, artinya setiap 100 orang yang bekerja
menanggung hidup 45 orang yang tidak bekerja.
Sedangkan tingkat perkembangan jumlah tenaga kerja di Kabupaten Sumbawa
Barat dari Tahun 2006 2007 terlihat pada Tabel 2.17 berikut ini:
Tabel 2.14. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja di KSB Tahun 2006 2009
No.

Kompenen

2007

2008

2009

Perubaha
n

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


(%/tahun)
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.

Angkatan Kerja:
Bekerja
Pernah Bekerja
Tdk pernah bekerja
Bukan Angkatan Kerja:
Sekolah
Mengurus RT
Lainnya

44.501
42.361
810
13.130
24.138
6.283
15.425
2.430

40.943
38.628
1.209
1.106
27.548
5.406
13.531
8.611

40.943
38.628
1.209
1.106
27.548
5.406
13.531
8.611

- 4,00
- 4,41
24,63
- 45,79
7,06
6,98
- 6,14
-127,18

Total Tenaga Kerja

68.639

68.491

68.491

0,22

Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2006 2010.


Data pada Tabel 2.26. menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja dari waktu
ke waktu menurun dengan rata-rata penurunan 4,00 % per tahun, sebaliknya
jumlah buka angkatan kerja meningkat dengan rata-rata peningkatan 7,06 per
tahun. Dari sejumlah angkatan kerja pada tahun 2009, masih terdapat pencari
kerja yang belum ditempatkan atau belum memperoleh pekerjaan sebanyak 738
orang.
Tabel 2.15. Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja Uang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di KSB Tahun 2006 2009
No.

Lapangan Usaha

1
2
3
4
5

2007

2008

2009

Pertanian Dalam Arti


Luas
Industri Pengolahan
Rumah
Makan
dan
Perhotelan
Jasa-jasa
Kemasyarakatan
Lainnya

17.543

15.253

15.253

1.822
8.005

4027
6473

4.027
6.473

5.994

7065

7.065

8.997

5810

5.810

Total AK yang Bekerja

42.361

38.628

38.628

Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2006 2010.


Data pada Tabel 2.18. menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja
yang bekerja masih menggantungkan hidupnya pada lapangan usaha pertanian
dalam arti luas (misalnya pada tahun 2009 sebanyak 39,49 %), sedangkan jumlah
angkatan kerja pada lapangan-lapangan usaha lainnya relatif sedikit.
Tabel 2.16. Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja
Menurut Pendidikan Formal di KSB Tahun 2006 2009

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


No.

Pendidikan Formal

2007

2008

2009

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tidak/belum sekolah
2222
1184
1184
Tidak/belum tamat SD
5238
6079
6079
SD
18050
14889
14889
SMP
6404
6149
6149
SMA
10467
9801
9801
Diploma I/II/III
2120
2841
2841
Sarjana Ke Atas
Total AK
44501
40.943
40.943
Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2006 2010.
Data pada Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja
mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, yaitu tidak sekolah sampai dengan
tamat sekolah dasar sebanyak 54,10 %, sedangkan angkatan kerja yang
berpendidikan relative baik, yaitu tamat sekolah menengah pertama ke atas
sebanyak 45,90 %.
2.4.

Pendidikan

Kualitas pendidikan dan/atau keterampilan sumberdaya manusia KSB dari


waktu ke waktu terus meningkat, yang ditandai oleh meningkatnya Indeks
Pendidikan (sebagai variabel IPM) dari 73,60 point pada tahun 2005 menjadi
77,60 point pada tahun 2009. Pada bidang pendidikan, beberapa target
pembangunan yang telah dicapai antara lain meningkatnya Angka Partisipasi
Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada berbagai jenjang
pendidikan selama periode waktu 2005 2009. Adapun APK jenjang TK/RA di
KSB pada tahun 2005 sebesar 31,62%, meningkat menjadi 66,44% pada tahun
2009, APK jenjang SD/MI pada tahun 2009 sebesar 112,20% dari semula
113,55% di tahun 2005, APK untuk jenjang SLTP/MTS pada tahun 2009
meningkat menjadi sebesar 129,40% dari semula 86,80% pada tahun 2005, dan
apk jenjang sma/ma tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 76,41% dari semula
sebesar 67,57% pada tahun 2005. Sementara itu, untuk Angka Partisipasi Murni
(APM) jenjang TK/RA sebesar 25,29% pada tahun 2005 meningkat menjadi
62,84% pada tahun 2009, APM jenjang SD/MI tahun 2009 meningkat menjadi
sebesar 100,00% dari semula 98,53% pada tahun 2005, APM jenjang SLTP/MTS
pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 99,82% dari semula 78,38% pada
tahun 2005, dan APM jenjang SLTA/MA pada tahun 2009 meningkat menjadi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


sebesar 75,65% dari semula sebesar 47,85% pada tahun 2005.
Peningkatan APK dan APM pada berbagai jenjang pendidikan tentunya
berkaitan erat dengan upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah selama ini untuk
mendirikan
maupun menambah sekolah, baik TK/RA, SD/MI, SLTP/MTS MAUPUN SLTA/MA
DAN SMK. Perbandingan jumlah sekolah tahun 2005 dengan tahun 2009 dapat
dijelaskan sebagai berikut: jumlah TK/RA tahun 2005 sebanyak 39 sekolah
meningkat menjadi 79 sekolah pada tahun 2009, SD/MI meningkat menjadi 98
sekolah dari sebelumnya sebanyak 86 sekolah, SMP/MTS sebanyak 41 sekolah
dari sebelumnya sebanyak 24 sekolah, SMA/MA sebanyak 13 sekolah dari
sebelumnya sebanyak 7 sekolah, serta smk sebanyak 8 sekolah dari sebelumnya
sebanyak 2 sekolah.
Data tahun 2005 memperlihatkan nilai APM untuk jenjang pendidikan TK/RA
mencapai 33,53%, jenjang pendidikan SD/MI/SDLB 98,53%, jenjang pendidikan
SMP/MTs mencapai 78,38%, dan APM untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA
sebesar 47,85%. Nilai APM ini menggambarkan bahwa hanya untuk jenjang
pendidikan SD/MI/SDLB saja yang mendekati nilai ideal, hanya tinggal 2,5%
penduduk belum mendapatkan layanan untuk jenjang pendidikan ini.
Selain indikator pendidikan di atas, indikator lainnya adalah KSB dinyatakan
sebagai salah satu kabupaten dengan predikat bebas buta aksara. Tidak kalah
pentingnya adalah turut pula ditingkatkan pengelolaan kegiatan belajar paket A,
paket B, dan C serta pelatihan keterampilan melalui Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB). Indikator sektor pendidikan di KSB disajikan pada Table 2.29 tentang
Indikator Pendidikan Kabupaten Sumbawa Barat 2005 2009 sebagaimana
disajikan di bawah ini :
Tabel 2.17. Indikator Sektor Pendidikan KSB Tahun 2005 - 2009
Indikator
Program
1. Jumlah
sekolah
- TK / RA
- SD / MI

Satuan
Sekola
h
Sekola

Realisasi (Tahun)
2005
39
86
24

2006
47
87
25

2007
54
87
31

2008
67
92
40

2009
79
98
41

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


-

2.

3.

4.

5.

SMP /
MTS
- SMA /
MA
- SMK
Jumlah
Guru
- TK / RA
- SD / MI
- SMP /
MTS
- SMA /
MA
- SMK
APK :
- TK / RA
- SD / MI
- SMP /
MTS
- SMA /
MA /
SMK
APM :
- TK / RA
- SD / MI
- SMP /
MTS
- SMA /
MA /
SMK
Jumlah
Siswa :
- TK / RA
- SD / MI
- SMP /
MTS
- SMA /
MA
- SMK

h
Sekola
h
Sekola
h
Sekola
h
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa

7
2

10
2

10
3

12
6

13
8

134
654
468
184
65

161
764
505
205
95

275
808
584
220
112

284
838
624
294
156

313
966
748
355
199

31.62 34.67 41.29 46.16 66.44


113.5 114.02 115.19 112.28 112.20
5 90.97 96.98 104.9 129.4
86.80 70.59 78.93
5
0
67.57
80.58 76.41
25.29
98.53
78.38
47.85
2.362
11.87
4
3.678
1.958
345

33.53
98.90
82.50
61.67

35.75
100.0
0
87.92
72.84

2.782
12.56 3.815
7 12.811
4.841 5.139
2.860 2.947
425
661

39.05
100.0
0
78.68
74.85

62.84
100.0
0
99.82
75.65

4.160
13.61
7
5.553
3.265
1.362

4.631
14.04
5
5.795
2.778
1.472

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga KSB


Sampai dengan tahun 2008 jumlah guru untuk semua jenjang pendidikan
telah mencapai 2.196 orang yang terdiri dari 284 orang guru untuk jenjang
pendidikan TK/RA, 838 orang guru untuk jenjang SD/MI, guru SMP/MTs mencapai
624 orang, dan jumlah guru untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA mencapai
450 orang, serta sebanyak 152 orang guru pada tahun 2008 telah lulus sertifikasi.
Kualitas guru juga ditunjang dari kualitas pendidikan yang ditamatkannya, dimana

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


pada tahun 2008 jumlah guru yang lulus dari pendidikan uruan dari tingkat SLTA
hingga S1 mencapai 1.912 orang atu telah mencapai 87% dari total seluruh guru
pada semua jenjang pendidikan.
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik, telah dilakukan diklat dan
pelatihan yang selanjutnya dilakukan sertifikasi kualitas tenaga pendidik. Tahun
2006 telah dilakukan sertifikasi sebanyak 18 orang guru, tahun 2007 menjadi 120
orang dan tahun 2008 menjadi 154 orang guru.
Kondisi tahun 2006 perkembangan jumlah mahasiswa Kabupaten Sumbawa
Barat mencapai 1.135 orang, pada tahun 2007 jumlah mahasiswa telah mencapai
2.656 orang, atau meningkat sebesar 134% per tahun. Selanjutnya pada tahun
2008 juga telah terdata Perguruan Tinggi yang berjumlah 7 Perguruan Tinggi
dengan total mahasiswa mencapai 4.274 orang, yang terdiri dari: Universitas
Cordova

1.230

orang

mahasiswa,

UNSA 456

orang

mahasiswa,

STIE

Muhammadiyah 150 orang, STIH Muhammadiyah 212 orang mahasiswa, STKIP


Muhammadiyah 1.164 orang mahasiswa, NW Tamempang 775 orang mahasiswa,
dan Universitas Terbuka Mataram

649 orang mahasiswa. Sampai bulan Juni

tahun 2009, telah terdata sebanyak 5.848 orang mahasiswa atau telah meningkat
sebesar 36,83% dari tahun 2008.
Meningkatnya jumlah Perguruan TInggi dan jumlah mahasiswa, memberikan
dampak pengganda (multiplayer effect) kepada perkembangan ekonomi dengan
tumbuhnya usahausaha yang mendukung aktivitas perkuliahan, seperti usaha
poto copy, rental komputer, koskosan, warnet, dan lain sebagainya. Semua
capaian di bidang pendidikan tidak terlepas dari komitmen kuat Pemerintah
Daerah untuk memberikan pelayanan yang murah dan berkualitas. Beberapa
kebijakan telah dikeluarkan untuk mendukung komitmen ini, antara lain Kebijakan
Wajib Belajar 12 Tahun dan Subsidi Pendidikan dari Tingkat TK/RA hingga
Pendidikan Tinggi.
Pemerintah KSB juga menyadari bahwa biaya pendidikan yang tinggi adalah
salah satu kendala terbesar warga miskin untuk menikmati pendidikan. Oleh
sebab itu, sejak tahun 2006 Pemerintah KSB menetapkan Program Wajib Belajar
12 Tahun yang diikuti dengan pemberlakuan kebijakan Pendidikan Gratis.
Program pendidikan gratis pada awalnya diberlakukan mulai tingkat TK sampai
SMA pada tahun 2006, namun sejalan dengan berbagai masukan dari masyarakat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


dan berbagai pihak, akhirnya kebijakan pendidikan gratis atau subsidi pendidikan
ini diberlakukan hingga Sarjana. Upaya ini juga dilanjutkan dengan memberikan
beasiswa Pascasarjana (Magistes dan Doktor) bagi warga KSB yang kuliah di
dalam daerah maupun di luar daerah KSB.
Upaya mencerdaskan masyarakat juga dilakukan melalui peningkatan literasi
di tingkat-tingkat RT melalui kegiatan gerak pendidikan berbasis RT. kegiatan ini
telah banyak melahirkan kegiatan-kegiatan pendidikan di tingkat RT seperti
pengembangan PAUD di tingkat RT, pengentasan buta aksara khususnya aksara
latin dan arab dilaksanakan bersama LSM dan lembaga pendidikan di tingkat RT
(PKBM/TBM). Hasil yang dicapai dari adanya partisipasi berbagai pihak dalam
bidang pendidikan dapat kita lihat dari meratanya kesempatan memperoleh
pendidikan, meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan, menurunnya
persentase warga yang buta pengetahuan dasar, serta berkembangnya minat
baca di kalangan masyarakat.
Pada awalnya program pendidikan gratis lebih ditujukan untuk memberikan
kesempatan dan pemerataan memperoleh pendidikan dan hasilnya dalam kurun
empat tahun terakhir sudah berhasil meningkatkan APK dan APM di semua
jenjang pendidikan. Sedangkan itu, mulai tahun 2010, sasaran pendidikan
diprioritaskan untuk peningkatan kualitas pendidikan, sehingga ke depan
diharapkan tingkat kelulusan para siswa lebih tinggi dan lebih berkualitas dari
tahun-tahun sebelumnya. Disinilah dibutuhkan partisipasi

semua Stakeholders

pendidikan, misalnya melalui peran aktif Komite Sekolah untuk memberikan


dukungan kepada sekolah dalam penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih baik.
2.5.

Kesehatan

Kualitas kesehatan sumberdaya manusia di Kabupaten Sumbawa Barat dari


waktu ke waktu terus meningkat, ditandai oleh meningkatnya angka harapan
hidup (UHH), menurunnya angka kematian bayi (AKB), serta menurunnya
prefalensi gizi kurang dan gizi buruk. Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk KSB
pada tahun 2009 meningkat menjadi 61,29 tahun dari semula 59,10 tahun pada
tahun 2005. Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2009 menurun menjadi 16
kasus/1.000 angka kelahiran hidup dari semula 41 kasus/1.000 angka kelahiran
hidup pada tahun 2005. Realisasi perkembangan dari beberapa indikator

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


kesehatan disajikan pada Table 2.21. berikut ini :

Tabel 2.18. Indikator Keberhasilan Program Kesehatan di Kabupaten


Sumbawa Barat Tahun 2005 2009
Kasus Tahun
Indikator Program
Satuan
2005 2006
2007 2008 2009
a. Angka Kematian Bayi
orang/1000
41
16
17
30
39
(AKB) Perseribu
kehidupan
Kelahiran
b. Jumlah Kasus
Kematian Bayi yang
kasus
39
dilaporkan setiap bulan
dari dusun/ desa
c. Angka Kematian Ibu
orang/
Melahirkan (AKI) per
100.000
3
2
0
2
4
seribu persalinan
kehidupan
d. Umur harapan ibu
%
50.27
53.2 55.19
e. Jumlah Balita yang
ditimbang diantara
%
85.2 46.49 42.14 50.57
seluruh populasi Balita
(D/S)
f. Prevalensi Gizi Baik
%
77.31 78.06 82.0
g. Kasus gizi buruk balita
%
1.12
1.65
1.60
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, Tahun 2005 - 2009

54.77
57.76
70.30
5.16

Angka Kematian Bayi (Infant Mortolity Rate/IMR), Angka Kematian lbu


melahirkan (Infant Maternal Mortality Rate/IMMR), dan umur harapan hidup saat
lahir (Life Expectancy at Birth) adalah indikator program utama yang digunakan
untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
indikator yang paling peka karena bayi merupakan kelompok umur yang paling
rentan terhadap berbagai macam penyakit. Uraian ringkas atas pencapaian ketiga
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
a. Angka kematian bayi di KSB menunjukkan pencapaian yang cukup baik. Hal
ini ditandai dengan terjadinya penurunan jumlah kematian bayi, dimana pada
tahun 2005 sebesar 41 per 1.000 kelahiran hidup turun menjadi 16 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2009. Disamping itu angka tersebut masih cukup
rendah dibandingkan dengan target nasional yaitu 35 per 1.000 kelahiran
hidup dan target Provinsi NTB yaitu 74 per 1000 kelahiran hidup.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


b. Angka kematian ibu melahirkan di KSB juga masih menunjukkan cakupan
yang cukup berarti. Hal ini ditandai dengan terjadinya penurunan jumlah
kematian ibu melahirkan, dimana pada tahun 2005 sebesar 109 per 100.000
persalinan turun menjadi 67,5 per 100.000 persalinan pada tahun 2009.
Disamping itu angka tersebut juga masih cukup rendah dibandingkan target
nasional yaitu 307 per 100.000 persalinan.
c. Umur Harapan Hidup (UHH). Dari estimasi hasil penelitian yang dilakukan
BPS terjadi peningkatan umur harapan hidup dari 55,9 tahun pada tahun
2005 menjadi 58,6 tahun pada tahun 2009. Angka tersebut masih lebih
rendah dibandingkan dengan Umur Harapan Hidup Nasional 70,6 tahun.
d. Jumlah bayi-balita yang menunjukkan kenaikan berat badannya (N/D), angka
N/D merupakan angka keberhasilan program, dimana pada tahun 2005
mencapai 57,8% sedangkan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi
57,76%.
e. Status gizi masyarakat di KSB rata-rata masih cukup baik, dimana tidak ada
satupun kecamatan yang mengalami rawan gizi pada kelompok balita (anak
di bawah lima tahun), namun jika dibandingkan dengan angka status gizi
rata-rata nasional sesuai target Indonesia Sehat 2010 sebesar 15%,
prevatensi gizi buruk rata-rata di KSB masih lebih baik (2,91% pada tahun
2009).
Beberapa program unggulan dalam bidang kesehatan yang telah diupayakan
oleh Pemerintah KSB sejak tahun 2005 dan telah mendapatkan pengakuan resmi
dengan diterimanya berbagai penghargaan, baik dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Provinsi NTB. Upaya tersebut antara lain: pelayanan pengobatan
gratis bagi seluruh masyarakat KSB yang telah dilaksanakan mulai tahun 2006,
pelayanan operasi katarak yang dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun,
pelayanan spesialistik yang kunjungannya tercatat sebanyak 20 kali kunjungan
terdiri dari dokter spesialis bedah, dokter spesialis jiwa, spesialis kebidanan dan
kandungan, spesialis penyakit dalam, spesialis mata. Sementara itu,

untuk

melayani masyarakat di beberapa wilayah yang belum mendapat akses penuh


pada pelayanan kesehatan juga telah memaksimalkan ekspedisi Brigade

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Mobil Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Brimob Yankesmas) yang

didukung

oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, dan tenaga
kesehatan lainnya. Selain itu, Pemerintah KSB juga terus mengupayakan
pelayanan kesehatan penanganan keluarga rawan dengan menyiapkan bantuan
rujukan bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan ke luar KSB.
Bentuk pelayanan kesehatan lainnya yaitu: pos obat desa, program
pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria, juru pemantau kesehatan
masyarakat (JUMANTARA) sampai ke tingkat RT, serta penyebaran informasi
kesehatan melalui media Buletin KSB Sehat 2010. Upayaupaya di bidang
kesehatan

yang

disempurnakan,

telah

dilakukan

sehingga

tersebut

masyarakat

KSB

akan

terus

dapat

ditingkatkan

menikmati

dan

pelayanan

pemerintah dengan maksimal. Pelayanan di bidang kesehatan ini telah


menunjukkan hasil baik, diantaranya meningkatnya kunjungan masyarakat ke
puskesmas dan jaringannya pada tahun 2006 yang mengidikasikan tingginya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, sementara pada tahun 2007
2008 kunjungan masyarakat terus menurun sampai 39% dari kunjungan tahun
sebelumnya sedangkan tahun 2009 persentase kunjungan menurun. Hal ini
mengindikasikan menurunnya jumlah kasus pada beberapa penyakit yang biasa
terjadi di masayarakat seperti: malaria, demam berdarah, dan diare. Semoga ke
depan pemerintah KSB dapat menekan angka kasus penyakit di masyarakat agar
masyarakat KSB lebih sehat dan produktif.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan baik di tingkat pelayanan
dasar maupun rujukan diperlukan sumberdaya manusia bidang kesehatan yang
cukup, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Kualitas sumberdaya manusia
di bidang kesehatan terus ditingkatkan. Pada tahun 2006 jumlah sumberdaya
manusia di bidang pendidikan mencapai 148 orang yang terdiri dari: 13 orang
dokter, 90 orang perawat, 41 orang bidan, dan 4 orang tenaga kesehatan
masyarakat. Pada tahun 2009 jumlah tenaga kesehatan telah mencapai 257
orang yang terdiri dari: 24 orang dokter, 137 orang perawat, 78 orang bidan, dan
sebanyak 18 orang tenaga kesehatan masyarakat. Rincian jumlah tenaga
kesehatan di KSB selama tahun 2005 - 2009 disajikan pada Tabel 2.31 dan
keadaan kesehatan di Kabupaten Sumbawa Barat dari tahun 2005 2010 pada
Tabel berikut sebagaimana tergambar berikut di bawah ini.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel 2.19. Indikator Tenaga Kesehatan di KSB Tahun 2005 2009
Satua
Indikator Program
2005 2006 2007 2008 2009
n
1. orang
Ju
morang
8
10
13
17
15
l
a orang
3
3
9
10
8
h orang
3
5
5
5
6
orang
2
2
9
11
12
Dorang
6
8
14
18
27
o orang
15
23
35
37
82
k
t
e
r
S
p
e
s
i
a
l
i
s
2. Jumlah Dokter
Umum
3. Jumlah Dokter Gigi
4. Jumlah Apoteker
5. Jumlah SKM
6. Jumlah Bidan D-3
7. Jumlah Perawat D3
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat, Tahun 2005-2009
Tabel 2.20. Keadaan Kesehatan di KSB Tahun 2005 2010
N
O
1

KOMPONEN /
JENIS

SATUA
N

Pelayanan
/ Kunjung
Pengobatan Gratis
-an
Bantuan
Pembiayaan
Rujukan Keluarga
Org
Rawan
Oleh
Pemkab

2005
NA

NA

REALISASI / TAHUN
200
2006 2007
8
2009
2010
35.6
129.20 34.15
NA
NA
44
0
2
NA

NA

NA

194

312

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


3

Pelayanan
Komprehensif
Kunjung
NA
NA
untuk
daerah
-an
Terpencil (Brimob
Yankesmas)
Pelayanan Gratis
4
Org
NA
31
Operasi Katarak
Pelayanan Gratis
Kunjung
5 Kunjungan Dokter
NA
NA
-an
Spesialis
Penambahan
Tenaga Kesehatan
6
a.
Tenaga
Org
NA
148
Kesehatan
Org
NA
8
b. Dokter
c. Perawat dan
Org
NA
119
Bidan
Sarana
dan
Prasarana
7
Kesehatan
Unit
NA
6
a. Puskesmas
Unit
NA
17
b. Poskesdes
Unit
NA
17
c. Pustu
Unit
NA
131
d. Posyandu
Sumber Dinas Kesehatan KSB, tahun 2005 2009.

NA

NA

NA

33

NA

NA

40

NA

NA

NA

16

NA

NA

NA

NA

323

NA

NA

NA

19

NA

NA

NA

209

NA
24
NA
NA

8
22
NA
153

NA
NA
NA
NA

9
56
29
178

Sosial budaya adalah tata nilai atau aturan main (role of the game) yang
berfungsi mengatur hubungan antar manusia atau masyarakat sebagai mahluk
sosial. Sementara itu, sumberdaya manusia adalah sumber kekuatan yang dimiliki
manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa, baik dari aspek kuantitas (jumlah fisik manusia)
maupun aspek kualitas (pendidikan, keterampilan atau pengalaman).
Berdasarkan agama, hampir semua penduduk KSB tahun 2009 beragama
Islam (97.599 jiwa atau 98,53 % dari total penduduk sebanyak 99.056 jiwa),
sedangkan sisanya (1.457 jiwa atau 1,47 %) beragama Hindu, Khatolik dan
Protestan. Adanya perbedaan agama tersebut tidak menimbulkan konflik antar
masyarakat dalam menjalankan aktivitas pembangunan dan kehidupannya di
KSB. Khusus untuk penduduk beragama Islam, upaya peningkatan kualitas
IMTAQ dilakukan melalui berbagai lembaga keagamaan yang tersebar di seluaruh
wilayah KSB seperti: lembaga/kepengurusan Masjid Kabupaten 1 lembaga, Masjid
Kecamatan 8 lembaga, Masjid Desa/Kelurahan 63 lembaga, Nahdhatul Wathan 2

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


lembaga, Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah masing-masing 1, serta Pondok
Pesantren 8 lembaga (BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2010).
Data dari Bagian Hukun dan Organisasi Setda KSB (2010), melaporakan
bahwa produk hukum dan/atau politik yang telah disusun pada tahun 2006 2010
berupa: Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Bupati, serta Keputusan Bupati dan
peraturan lainnya di Propinsi NTB, disajikan pada Tabel 2.24. berikut ini.
Tabel 2.21. Produk Hukum dan/atau Politik di Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2005 2010
No.
1
2
3

Jenis
Produk
Hukum
Peraturan
Daerah
Peraturan
Bupati
Keputusa
n Bupati
Total

Tahun
Satuan

Total

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Buah

16

29

34

27

115

Buah

35

21

15

38

16

134

Buah

704

701

877

735

1.008

663

4.688

729

765

932

777

1.055

680

4.937

Sumber: Sekretariat Daerah KSB, Tahun 2005 2010


Sepanjang periode tahun 2006 2010, di KSB telah berlangsung peristiwa
politik diantaranya: Pemilihan Umum anggota DPRD tahun 2009, dan Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung tahun 2010. Data dari KPUD KSB
(2010) melaporkan bahwa jumlah partai politik yang berhasil mengantarkan
calonnya menjadi anggota DPRD KSB periode 2009 2014 sebanyak 13 partai
dari 38 partai politik peserta dengan total jumlah anggota DPRD 25 orang. Jumlah
pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang ikut bersaing
dalam Pilkada langsung tahun 2010 sebanyak 2 pasang. Kedua peristiwa politik
tersebut telah berlangsung dengan aman dan sukses karena adanya kerjasama
berbagai pihak dan partisipasi sebagian besar masyarakat.
2.6.

Sosial Masyarakat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Sosial budaya, terutama dalam bentuk lembaga sosial kemasyarakatan yang
terdapat di KSB tahun 2010 antara lain: Karang Taruna 33 organisasi, Pramuka 30
organisasi, RKB PKK 60 organisasi, dan lainnya 6 organisasi (BPS KSB dan
Bappeda KSB, 2010). Tingkat kesejahteraan sosial penduduk KSB dari tahun ke
tahun semakin meningkat seiring dengan semakin membaiknya pelaksanaan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Perkembangan tingkat
kesejahteraan sosial rumahtangga penduduk dan jumlah penduduk miskin di KSB
tahun 2006 2009 disajikan pada Tabel 2.25. di bawah ini.
Tabel 2.22. Sebaran Perkembangan Kesejahteraan Sosial
Rumahtangga Penduduk KSB Tahun 2006 2009
No
.

Tingkat Kesejahteran
Sosial

2008
(rt)

2009
(rt)

Perubahan
(%/thn)

1
2
3
4
5

Keluarga Pra Sejahtera


Keluarga Sejahtera I
Keluarga Sejahtera II
Keluarga Sejahtera III
Keluarga Sejahtera III

6.672
6.343
5.985
8.447
25

5.646
6.366
7.231
9.645
56

- 15,38
0,36
20,82
14,18
124,00

27.502

29.025

5,54

Plus
Total

Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2008-2010; BPM PEMDES KSB,
2010.
Keterangan: Keluarga Pra Sejahtera = Rumah Tangga Miskin, lainnya = Tidak
Miskin.
Data pada Tabel 2.34. menunjukkan bahwa sebagian besar rumahtangga
penduduk KSB tahun 2009 (80,54%) sudah tergolong dalam keluarga sejahtera,
hanya 19,45% rumahtangga penduduk yang masih tergolong keluarga miskin.
Jumlah rumah
tangga miskin (keluarga pra sejahtera) pada tahun 2009 menurun sebesar 15,38%
dari tahun 2008, sebaliknya jumlah rumahtangga tidak miskin (keluarga sejahtera)
pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 12,24% dari tahun 2008.
Kelompok rumahtangga miskin (pra sejahtera) perlu mendapat perhatian dan
pembinaan, terutama

peningkatan keterampilan dan modal usaha, sehingga

mampu melakukan kegiatan ekonomi yang lebih produktif dan menguntungkan.


A. Indeks Pembangunan Manusia

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang
dikembangkan UNDP untuk mengukur tingkat pencapaian upaya pembangunan
manusia dari berbagai bidang, meliputi: kesehatan (angka harapan hidup),
pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan pendapatan
(paritas daya beli). Perkembangan IPM KSB tahun 2005 2009 dapat dilihat
pada Tabel 2.26. berikut ini.
Tabel 2.23. Perkembangan IPM KSB Tahun 2005-2009
N.
1
2

Komponen IPM
Angka
Harapan
Hidup (Tahun)
Indeks Pendidikan

2005

2006

2007

2008

2009

59,10

59,33

60,76

60,94

61,29

74,40

75,73

75,96

76,19

76,62

Indek
Pendapatan
58,93
59,72
60,99
62,29
63,61
(Paritas Daya Beli)
IPM KSB
63,40
65,01
65,52
65,64
66,12
IPM Provinsi NTB
62,40
63,00
63,94
64,12
Sumber: Badan Pusat Stasistik Kabupaten Sumbawa Barat, Tahun 2009.
3

IPM KSB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005,
capaian IPM KSB menempati peringkat ke-5 di Provinsi NTB dengan nilai indeks
sebesar 63,39; pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 65,01 dan
berada pada peringkat ke-4; pada tahun 2007 sebesar 65,52 dan berada pada
peringkat ke-3; pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi 65,64; sedangkan pada
tahun 2009 IPM KSB mencapai angka 66,12. Nilai IPM pada tahun 2009 telah
menempatkan KSB berada pada urutan pertama dari seluruh kabupaten yang ada
di Provinsi NTB (selain Kota Mataram dan Kota Bima). Peningkatan IPM KSB
selama periode 2005-2009 mencerminkan adanya kemajuan yang berarti dalam
peningkatan kualitas manusia. IPM KSB lebih tinggi dibandingkan dengan IPM
Provinsi NTB.
2.7.

Perekonomian

Struktur ekonomi KSB, yang tercermin dari nilai PDRB, baik atas dasar harga
berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK) dalam lima tahun
terakhir (2006 2010) masih didominasi oleh kontribusi sektor primer (yaitu
pertanian dan pertambangan), sedang kontribusi sektor sekunder dan tersier
(sektor ekonomi lainnya) terhadap PDRB sangat kecil. Perkembangan PDRB KSB
ADHB dan ADHK pada Tahun 2006 2010 dan prediksinya tahun 2011 2015

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


disajikan pada Tabel 2.27. - 2.30. dan Gambar 2.07. 2.12. pada halaman berikut
di bawah ini :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel 2.24. Perkembangan PDRB KSB ADHB Pada Tahun 2005 2009 dan
Prediksinya Tahun 2010 2015 (Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)
Tahun

Pertania
n

Pertambang
an

Banguna
n

Perdagang
an

Pengangkut
an

2006

175645

9654426

14370

1915

62705

111752

68959

14977

48079

2007

190993

12163943

15820

2258

85865

123445

74150

16671

52221

2008

216461

10395730

16987

2605

109662

144946

84783

18537

59492

2009

233480

12210630

19076

3075

145084

170181

91230

21234

71937

2010

251706

12879401

20203

3331

160292

183074

99067

22817

75976

2011

272040

13409818

21767

3731

189040

203494

106826

24920

84194

2012

291501

14059481

23259

4096

214479

222432

114556

26945

91745

2013

310962

14709145

24751

4460

239919

241370

122285

28969

99296

2014

330422

15358809

26243

4825

265358

260308

130015

30994 106847

2015
349883
16008473
27735 5190
Sumber: Bappeda NTB dan BPS NTB, 2010.

290798

279246

137744

33018 114398

Industri Listrik

Keuanga Jasan
jasa

TOTAL
1015282
8
1272536
6
1104920
3
1296592
7
1369586
7
1431583
0
1504849
4
1578115
7
1651382
1
1724648
5

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Gambar .10. Garfik Perkembangan PDRB KSB ADHB Pada Tahun 2005 2009 dan
Prediksinya Tahun 2010 2015 (Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)

Tabel 2.25. Perkembangan PDRB KSB ADHK Tahun 2000


Pada Tahun 2005 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 2015
(Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)
Tahu
n
2006
2007
2008

Pertania
n
119114,1
4
118813,6
5
125209,
46

Pertambang
an
3774812,01
3869406,54
3464965,04

Industri

Listrik

10661,2
9 928,70
11174,2
3 999,88
11596,6 1105,7
2
4

Banguna
n
41548,7
6
53524,8
1
60664,1
8

Perdagang
an

Pengangkut
an

Keuang
an

73084,27

37646,15

76392,20

39355,54

80688,84

41363,92

9800,01
10243,9
4
10674,4
8

JasaTOTAL
jasa
27074,3 409467
1
0
28236,6 420814
0
7
29209,1 382547
1
7

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2009

126288,
12248,7 1240,2 75325,0
53 3884936,28
9
2
0
129215,
12714,3 1306,3 82319,2
2010
43 3672776,86
0
1
2
132031,
13233,2 1414,8 93678,7
2011
48 3676817,18
2
4
2
134799,
13751,2 1514,4 104012,
2012
22 3657963,12
8
0
83
137566,
14269,3 1613,9 114346,9
2013
97 3639109,06
3
5
4
140334,
14787,3 1713,5 124681,
2014
71 3620255,01
9
1
05
143102,
15305,4 1813,0 135015,
2015
46 3601400,95
5
7
16
Sumber: Bappeda NTB dan BPS NTB, 2010.

84076,66

43232,64

88944,46

45341,62

92458,74

47168,39

96399,22

49095,19

100339,71

51022,00

104280,19

52948,80

108220,68

54875,60

11414,7
2
11842,8
7
12372,1
5
12897,8
0
13423,4
5
13949,1
0
14474,7
5

Gambar .11. Grafik Perkembangan PDRB KSB ADHK Tahun 2000


Pada Tahun 2006 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 2015
(Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)

30935,1
6
31830,4
5
33120,3
8
34341,4
6
35562,5
4
36783,6
3
38004,7
1

426969
8
407629
2
410229
5
410477
5
410725
4
410973
3
411221
3

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel 2.26. Perkembangan PDRB KSB ADHB


Pada Tahun 2006 2009 dan Prediksinya Tahun 2011 2015
(Tidak Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)
Tahun Pertanian Penggalian Industri Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa

TOTAL

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

536535
608207
710336
821409
890636
989845
1081987
1174126
1266266

175645
190993
216461
233480
251706
272040
291501
310962
330422

38133
46784
56863
66112
74170
83833
92974
102114
111254

14370
15820
16987
19076
20203
21767
23259
24751
26243

1915
2258
2605
3075
3331
3731
4096
4460
4825

62705
85865
109662
145084
160292
189040
214479
239919
265358

111752
123445
144946
170181
183074
203494
222432
241370
260308

68959
74150
84783
91230
99067
106826
114556
122285
130015

14977
16671
18537
21234
22817
24920
26945
28969
30994

48079
52221
59492
71937
75976
84194
91745
99296
106847

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2015
349883
120395 27735 5190
Sumber: Bappeda NTB dan BPS NTB, 2010.

290798

279246

137744

33018

Gambar .12. Grafik Perkembangan PDRB KSB ADHB


Pada Tahun 2006 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 2015
(Tidak Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)

Tabel 2.27. Perkembangan PDRB KSB ADHK


Pada Tahun 2005 2009 dan Predisksinya Tahun 2011 2015
(Tidak Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)

114398

1358407

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Penggalia Pengolaha
Pengangkuta
Listrik Bangunan Perdagangan
Keuangan Jasa-jasa
Pertanian
n
n
n
119114,14 25631,48
10661,29
928,70 41548,76
73084,27
37646,15
9800,01
27074,31
118813,65 30018,47
11174,23
999,88 53524,81
76392,20
39355,54
10243,94 28236,60
125209,4
6
33456,49
11596,62
1105,74 60664,18
80688,84
41363,92
10674,48 29209,11
126288,5
3
36347,13
12248,79 1240,22 75325,00
84076,66
43232,64
11414,72 30935,16
129215,4
3
40398,90
12714,30 1306,31 82319,22
88944,46
45341,62
11842,87 31830,45
132031,4
8
43929,55
13233,22 1414,84 93678,72
92458,74
47168,39
12372,15 33120,38
134799,2
104012,8
2
47515,90
13751,28 1514,40
3
96399,22
49095,19
12897,80 34341,46
137566,9
7
51102,25
14269,33 1613,95 114346,94
100339,71
51022,00
13423,45 35562,54
140334,7
124681,0
1
54688,60
14787,39 1713,51
5
104280,19
52948,80
13949,10 36783,63
143102,4
135015,1
6
58274,95
15305,45 1813,07
6
108220,68
54875,60
14474,75 38004,71
Sumber: Bappeda NTB dan BPS NTB, 2010.
Gambar .13. Grafik Perkembangan PDRB KSB ADHK
Tahun 2006 2009 dan Prediskinya Tahun 2010 2015
(Tidak Termasuk Subsektor Pertambangan Non Migas) (Rp. Juta)

TOTAL
345489,11
368759,32
393968,84
421108,85
443913,56
469407,47
494327,3
519247,14
544166,98
569086,83

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Pendapatan per-Kapita Penduduk


Tabel 2.28. PDRB per-Kapita Penduduk KSB
Tahun 2006 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 2015
(Termasuk Subsektor Pertambangan Nonmigas)
Tahun

ADH Berlaku
(Rp/kapita/th)

ADH Konstan
(Rp/kapita/th)

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

105.938.486
131.171.768
111.487.418
126.915.684
133.111.922
136.752.292
141.761.371
146.770.450
151.779.528
156.788.607

42.725.353
43.377.149
38.341.513
41.897.574
39.123.009
38.487.641
37.619.214
36.750.788
35.882.362
35.013.936

Gambar .14. Grafik PDRB per Kapita Penduduk KSB


Tahun 2006 2010 dan Prediksinya Tahun 2011 2015
(Termasuk Subsektor Pertambangan Nonmigas)

Tabel 2.29. PDRB Per-Kapita Penduduk KSB


Tahun 2006 2010 dan Prediksinya Tahun 2011-2015
(Tidak Termasuk Subsektor Pertambangan Nonmigas)
ADH Berlaku
ADH Konstan
Tahun
(Rp/kapita/tahun
(Rp/kapita/tahun)
)
2006
5.598.403
3.604.966
2007
6.269.341
3.801.133
2008
7.113.459
3.977.233
2009
7.664.426
4.074.015
2010
8.359.163
4.269.681

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

2011
9.075.940
2012
9.767.600
2013
10.459.261
2014
11.150.921
2015
11.842.582
Sumber: BPS KSB dan Bappeda KSB, 2010.

4.426.099
4.586.330
4.746.561
4.906.792
5.067.023

Gambar .15. Grafik PDRB per Kapita Penduduk KSB Tahun 2006 2009 dan
Prediksinya Tahun 2010-2015
(Tidak Termasuk Subsektor Pertambangan Nonmigas)

Data pada Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per kapita
penduduk Kabupaten Sumbawa Barat apabila termasuk Sub Sektor Pertambangan
Non Migas sangat tinggi, yaitu rata-rata Rp.118.878.339,00 per kapita per-tahun
ADHB dan rata-rata Rp.41.585.397,00 per kapita pertahun ADHK. Sementara itu,
rata-rata pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Sumbawa Barat apabila tidak
termasuk Sub Sektor Pertambangan Non Migas sangat rendah, yaitu rata-rata Rp.
6.661.407,00 per kapita per tahun ADHB dan rata-rata Rp. 3.864.337,00 per kapita
per tahun ADHK. Rata-rata pendapatan per kapita yang disebutkan kedua terakhir
(Rp. 6.661.407 per kapita per tahun), itulah yang secara nyata menunjukkan
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Smbawa Barat selama periode waktu
tahun 2006 - 2009.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 179 dijelaskan bahwa
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 tahun
anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. APBD
KSB tahun 2006 - 2010 disajikan berikut ini.
Pendapatan Daerah
Komponen pendapatan daerah dalam APBD KSB terdiri atas: Pendapatan Asli

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Perkembangan pendapatan daerah KSB tahun 2006 2010.
Tabel 2.30. Perkembangan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah KSB
Tahun 2006 2010.
Tahun

Besar Anggaraan (Rp)

Realisasi Pendapatan (Rp)

2006
2007
2008
2009
2010

226.198.230.017
299.671.191.908
375.488.727.257
436.517.657.021
531.044.613.801

219.007.101.868
321.926.172.885
345.165.134.202
395.515.088.554
475.571.322.288

Sumber: Pemerintah KSB, 2006 2010 (APBD KSB Tahun 2006 - 2010).
pendapatan daerah dari sumber lainnya sangat kecil (5,99 %). Peningkatan
pendapatan daerah untuk periode waktu akan datang tetap diupayakan berasal dari
semua sumber, terutama yang besar peluangnya adalah berasal dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan Bagi Hasil atas Penggunaan Sumberdaya (Royalti) yang
berupa land rent dan iuran eksploitasi dari perusahaan pertambangan (seperti: PT.
Newmont Nusa Tenggara dan Perusahaan Pertambangan lainnya).
Belanja Daerah
Komponen belanja daerah dalam APBD KSB terdiri atas: Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Perkembangan belanja daerah KSB tahun
2006 2010 berikut di bawah ini.
Tabel 2.31. Perkembangan Belanja Daerah KSB
Tahun 2006 2010.
No
.

Tahun

1.
2.
3.
4.
5.

2006
2007
2008
2009
2010

Belanja Tidak
Langsung
(Rp/juta)
%
86.080
31,15
103.512
29,94
145.501
33,23
145.878
29,98
195.493
37,21

Belanja Langsung
(Rp/juta)
190.260
242.221
292.337
340.715
329.859

%
68,85
70,06
66,77
70,02
62,79

Total
(Rp/juta)
276.340
345.723
437.838
486.594
525.352

Sumber: Pemda KSB Tahun 2006 2010 (APBD Tahun 2006 2010).
Dari Tabel diatas diketahui bahwa laju pertumbuhan belanja daerah di KSB
cukup tinggi, yaitu sebesar rata-rata 22,53 % per tahun. Sementara itu, komposisi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

belanja daerah sebagian besar berupa belanja langsung yang digunakan untuk
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat (rata-rata 67,70 % per
tahun), sedangkan belanja tidak langsung yang digunakan untuk belanja pegawai
dan pemeliharaan relatif kecil (rata-rata 32,30 % per tahun) selama periode tahun
2006 2010.
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat sebagai kabupaten pemekaran baru di provinsi
Nusa Tengara Barat masih dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan
infrastruktur pelayanan publik, permukiman kumuh dan sanitasi lingkungan, jumlah
penduduk miskin,
penurunan daya dukung lingkungan, capital dan akses terhadap permodalalan
khususnya bagi pelaku ekonomi dan usaha kecil masih lemah, penguasaan
teknologi produksi serta terbatasnya potensi sumber daya alam yang dapat
dikembangkan. Namun demikian suasana kondusifitas dan rasa aman yang terjadi di
Kabupaten Sumbawa Barat harus tetap dipertahankan untuk merangsang minat
investasi yang pada gilirannya diharapkan akan dapat memacu pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik.
Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Sumbawa Barat dapat diukur
dengan melihat trend pertumbuhan ekonomi daerah dalam kurun 5 (lima) tahun
terakhir yaitu dari tahun 2005 2009 sebagaimana tertuang di dalam Tabel 2.35.
berikut ini.
Tabel 2.32. Produk Domistik Regonal Bruto Kabupaten Sumbawa Barat
dan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005 2009
Atas Dasar Harga
Atas Dasar
Laju
Tahun
Berlaku
Harga Konstan
Pertumbuhan (%)
(Juta Rp)
2000 (Juta Rp)
2005
9.328.164,59
4.210,92
-3,90
2006
10.152.826,66
4.094,67
-2,76
2007
12.725.366,70
4.208,15
2,77
2008*
10.929.507,76
3.825,48
-9,09
2009**
12.965.925,88
4.274,22
11,73
Catatan : * = angka sementara, ** = angka sangat sementara.
Sumber : PDRB Kabupaten Sumbawa Barat 2009 (data diolah)
Dari gambaran dalam Tabel 2.35. di atas, sharing nilai tambah yang dihasilkan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Kabupaten Sumbawa Barat terhadap perekonomian regional Nusa Tenggara Barat


cukup besar jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Pada tahun 2009
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi di Nusa Tenggara Barat
mencapai 41,76 triliun, hampir sepertiganya atau sekitar 31,03% dihasilkan dari
Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2005 2007 sharing KSB terhadap PDRB
Provinsi NTB bahkan lebih tinggi berkisar antara 37 37%.
Peningkatan PDRB atas harga berlaku menggambarkan perkembangan PDRB
yang disebabkan oleh peningkaan volume produksi ekaligus perubahan tingkat
harga barang dan jasa yang dihasilkan. Untuk mengukur peningkatan produksi
secara nyata pengaruh faktor
harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas dasar harga konstan.
Peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa yang dihasilkan dari tahun ke tahun
atas dasar harga konstan tahun tertentu bisa digunakan sebagai salah sati indikator
untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Jika dinilai menggunakan harga konstan tahun 2000 PDRB Kabupaten
Sumbawa Barat termasuk sub sektor pertambangan non migas tahun 2005 2009
menglami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Tahun 2009 PDRB Sumbawa
Barat ADH Konstan 2000 sekitar Rp. 4,274 triliyum mengalami peningkatan sekitar
Rp. 63,50 milya atau 1,50% dibandingkan PDRB Tahun 2005 yang mencapai Rp.
4,210 milyar.
Seperti halnya PDRB adalah berlaku, PDRB adalah konstan mengalami
fluktuasi mengikuti perkembangan sektor-sektor ekonomi terutama sub sektor
pertambangan non migas. Selama periode 2005-2009 PDRB Sumbawa Barat
tercatat dua kali engalami penurunan takni pada tahun 2006 dan 2008. Pada tahun
2006 PDRB yang dihasilkan mengalami penurunan sekitar Rp. 116,25 milyar (-2,76
persen) dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2008 PDRB
Sumbawa Barat adalah konstan mencapai 3,825 triliun mengalami penurunan sekitar
Rp. 382,67 atau -9,09 persen jika dibandingkan dengan PDRB adalah konstan tahun
2007 yang mencapai Rp. 4,208 milyar.
Penyebab utama penurunan tersebut adalah turunya produksi sub sektor
pertambangan non migas. Pada tahun 2006 dan 2008 seluruh sektor ekonomi
(selalu sub sektor pertambangan non migas) mengalami pertumbuhan antara 2,97
sampai 13,34 persen namun pertumbuhan sektor-sektor tersebut belum mampu

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

menutupi penurunan sub sektor pertambangan non migas yang sangat dominan
bagi penciptaan nilai tambah bruto di Sumbawa Barat.
Struktur Ekonomi Daerah Kabupaten Sumbawa Barat
Jika tidak termasuk sub sektor pertambangan non migas struktur ekonomi
Kabupaten Sumbawa Barat tidak berbeda jauh dengan Kabupaten/kota lainnya di
NTB. Pertanian menjadi sektor penyumbang terbesar pembentukan nilai tambah
diikuti sektor perdangan hotel dan restoran. Pada tahun 2005 sharing sektor
pertanian mencapai 33,72 persen dari total nilai tambah yang dihasilkan pada tahun
tersebut, sementara 20,59 persen PDRB tahun 2005 dihasilkan dari sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sektor-sektor lain yang memiliki share diatas
sepuluh persen tahun 2005 antara lain sektor angkutan dan komunikasi dan sektor
bangunan. Sementara sektor lainnya masih dibawah sepuluh persen
Dari pola pergeseran struktur ekonomi secara nasional maupun regional,
perekonomian suatu daerah bergerak secara teratur dari sektor primer menuju
sektor sekunder dan tersier, dalam kurun waktu tertentu peranan sektor pertanian
akan semakin mengecil dan digantikan oleh sektor industri atau sektor jasa-jasa.
Fenomena tersebut juga terjadi di Sumbawa Barat, pada tahun 2005 - 2009 peranan
sektor pertanian bagi pembentukan PDRB Kabupaten Sumbawa Barat cendrung
menurun, namun sektor yang mengambil sebagian porsi peranan sektor pertanian
adalah sektor bangunan bukan sektor industri, sektor perdagangan atau sektor jasa
sebagaimana tersaji di dalam Tabel 2.36. berikut ini dimana hal tersebut merupakan
pengecualian dan akan kembali bergerak kearah perdagangan dan jasa-jasa jika
kondisi normal.
Tabel 2.33. Distribusi Persentase PDRB KSB Tahun 2005 2009
(Tidak Termasuk Sub-Sektor Pertambangan Non Migas)
Pertumbuhan (%)
No
Lapangan Usaha
.
2005
2006
2007
2008
2009**
1 Pertanian
33,72
32,74
31,40
30,47
8,42
2 Pertambangan
6,2
7,11
7,69
8,01
8,05
3 Industri Pengolahan
2,78
2,68
2,60
2,39
2,32
4 Listrik, Gas, dan Air
0,36
0,36
0,37
0,37
0,37
5 Bangunan
11,34
11,69
14,12
15,44
17,66
6 Perdagangan, Hotel
20,59
20,83
20,30
20,41
20,72
dan Restoran

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

7
8
9

Pengangkutan
&
Komunikasi
Keuangan
Jasa-jasa lainnya
Jumlah

12,78

12,85

12,19

11,94

11,11

2,78
8,94

2,79
8,96

2,74
8,59

2,61
8,38

2,59
8,76

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Catatan : * = angka sementara, ** = angka sangat sementara.


Sumber : PDRB Kabupaten Sumbawa Barat 2009 (data diolah)
Apabila dikaitkan dengan penyerapan tenaga kerja, sektor-sektor ekonom
dapat di kelompkkan menjadi sektor produktif dan sebaliknya. Sektor pertanian,
industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa-jasa merupakan sektor
dengan produktifitas kurang dari satu, setiap 1 persen tenaga kerja yang terserap
sidektor tersebut menghasilkan kurang dari 1 persen PDRB.
Tabel 2.34. Rasio Persentase PDRB terhadap Persentase
Penduduk Usia 15 Tahun yang bekerja

Lapangan Pekerjaan
Umum

Persentase
Penduduk 15
Tahun Keatas
yang bekerja
2008

Persentase PDRB
ADH berlaku tahun
2008 (tidak
termasuk sub
sektor
pertambangan non
migas
(3)
30,47
2,39
20,41

Rasio
Persentase
PDRB
Persentase
Penduduk

(1)
(2)
(4)
Pertanian
39,49
0,77
Industri Pengolahan
3,23
0,74
Perdagangan, Hotel dan
16,76
1,22
Restaurant
Pengangkutan
&
7,38
11,94
1,62
Komunikasi
Keuangan, persewaan &
1,05
2,61
2,49
jasa perusahaan
Jasa-jasa
18,29
8,38
0,46
Sumber PDRB Kabupaten Sumbawa Barat 2009
Pada Tabel 2.37. terlihat bahwa sekitar 39,49 persen tenaga kerja yang
terserap disektor pertanian tahun 2008 menghasilkan 30,47 persen PDRB pata
tahun yang sama, artinya pada sektor pertanian setiap 1 persen tenaga kerja
menghasilkan 0,79 persen PDRB, sektor industri pengolahan menghasilkan 0,74
persen PDRB setiap 1 persen tenaga kerja yang terserap. Produktifitas yang kurang
dari satu disektor pertanian disebabkan karena pertanian merupakan sektor yang
padat karya dan umumnya dikerjakan secara tradisional, sedangkan sektor industri
di Kabupaten Sumbawa Barat umumnya industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Di luar sektor-sektor tersebut umumnya memiliki produktifitas lebih dari satu,


bahkan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki angka
produktifitas diatas dua. Gambaran tersebut tidak mutlak dijadikan sebagai
pembanding mengingat kriteria penduduk 15 tahun keatas dikelompokkan menurut
lapangan kerja utama, sedangkan dalam satu periode tertentu satu orang tenaga
kerja bisa bekerja dibebarapa sektor.
Struktur APBD Kabupaten Sumbawa Barat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam
Peraturan Daerah (Perda) APBD merupakan komitmen penyelenggara pemerintahan
daerah untuk mendana
strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 1
(satu) tahun.
Sampai sejauh ini, sumber pendapatan daerah Kabupaten Sumbawa Barat
sebagian besar tergantung pada Dana Alokasi umum (DAU), sedangkan persentasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumbawa Barat terhadap APBD
Kabupaten Sumbawa Barat berkisar 7% dari total APBD, sehingga upaya
peningkatan sumber PAD perlu dilakukan tanpa menimbulkan biaya ekonomi biaya
tinggi sehingga tidak memberatkan masyarakat.
Dilihat dari realisasinya, secara umum dapat dikatakan bahwa pendapatan
daerah berhasil meningkatkan perannya dalam mendukung pembangunan. Ini dapat
dilihat dalam tabel 2.33., dimana rasio PAD terhadap total pendapatan daerah
meningkat terus dari tahun ke tahun. Tabel ini juga menggambarkan masih besarnya
peranan Pendapatan Transfer dalam pembiayaan pembangunan. Terutama peranan
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil dalam pembiayaan pembangunan
di Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam upaya mewujudkan Kabupaten Sumbawa
Barat

sebagai

pusat

pemerintahan,

pendidikan

dan

perekonomian

yang

berkelanjutan, perlu dilakukan pembenahan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang


seimbang. Untuk itu, ruang gerak anggaran perlu lebih dioptimalkan tidak hanya
melalui mobilisasi sumber pendapatan, tetapi juga perlu dilakukan proses
penganggaran partisipatif (participatory budgeting) dengan melibatkan seluruh
stakeholders.
Berikut ini adalah trend pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumbawa Barat baik dari komponen pajak daerah, retribusi, bagian laba usaha dari
penyertaan modal daerah serta lain-lain pendapatan yang sah serta akumulasinya
terhadap prosentase total APBD dar tahun 2007 s/d 2010 seperti terrcermin pada
tabel 2.38 di bawah ini :
Tabel 2.35. Persentase PAD terhadap APBD Kabupaten Sumbawa Barat
Uraian

Tahun 2007
(Rp)

Tahun 2008
(Rp)

Tahun 2009
(Rp)

Tahun 2010
(Rp)

APBD Murni
PAD

18,969,5
84,000

Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Bagian
Laba
Usaha
Lain-lain PAD
Persentase PAD
terhadap APBD
Catatan : untuk tahun 2007 - 2010 adalah data APBD Murni Setelah Perubahan.
Struktur APBD Kabupaten Sumbawa Barat juga ditujukan untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang timbul sebagai implikasi pesatnya perkembangan
pembangunan di Kabupaten Sumbawa Barat. Struktur APBD dimaksud mengandung
program-program yang berkenaan dengan antisipasi penurunan daya dukung
Sanitasi. Untuk program/kegiatan yang bertujuan menangani dampak negatif banjir
juga disediakan alokasi anggaran sesuai kebutuhan. Alokasi untuk program
Drainase, Air Minum, Persampahan, Tata Ruang dan sosial budaya masyarakat
diuraikan dalam Tabel 2.39. dibawah ini.
Tabel 2.36. Alokasi Anggaran Program Sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011
Alokasi Anggaran
No
Program/Kegiatan
(Rp)
I
Dinas Kesehatan
- Pengembangan PHBS
272.197.600,00
-. Pengembangan lingkungan sehat
224.581.200,00
-. Pengendalian
dampak
resiko
pencemaran
40.360.000,00
lingkungan
II Dinas Pekerjaan Umum
- Pembangunan saluran draenase/gorong-gorong
1.450.451.000,00
dalam kota

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

- Pembangunan jaringan air bersih/air minum


999.616.600,00
- Penataan lingkungan sehat permukiman
935.930.00,00
- Pembangunan SPAL dan MCK-nisasi
315.000.000,00
- Penyusunan RIPJM
III Badan Lingkungan Hidup
- Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
899.113.600,00
- Pengendalian
pencemaran
dan
perusakan
1.233.341.900,00
lingkungan
- Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan
864.789.900,00
lingkungan hidup
- Konservasi daerah tangkapan air dan sumber air
85.358.900,00
- Sosialisasi Prokasih & Superkasih
39.315.000,00
IV. Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Pemdes
- Cost sharing PNPM-MP untuk pembangunan dan
1.200.000.000,00
penataan permukiman (sanitasi dan air bersih)
- Sosial
budaya
masyarakat
(Pembangunan
1.502.304.000,00
Berbasis Rukun Tetangga/PBRT)
V Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
- Koordinasi PPSP dan AMPL (Studi EHRA)
165.074.000,00
- Tata ruang, perumahan dan permukiman
Sumber : DPPKA dokumen APBD KSB Tahun 2011 (APBD Murni sebelum
Perubahan)
Sarana dan prasarana kabupaten merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari dinamika kehidupan manusia. Makin banyak jumlah penduduk suatu daerah
maka semakin tinggi aktivitas kehidupan daerah itu. Dengan makin tingginya
aktivitas kehidupan manusianya, maka suatu daerah makin memerlukan sarana dan
prasarana yang lebih memadai.
Sarana dan prasarana yang lebih memadai diperlukan untuk mendukung
aktivitas kehidupan yang berlangsung disuatu daerah. Dalam kasus genangan air
atau banjir, banjir atau genangan air ini merupakan eksternalitas negatif dari aktivitas
kehidupan yang berlangsung sangat dinamis disuatu daerah. Karena itu peningkatan
kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana terkait dengan genangan air merupakan
keharusan mutlak guna mendukung aktivitas kehidupan yang berlangsung disuatu
daerah.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Photo .1.. Gedung Graha Fitrah dan Kantgor Sekretariat Daerah


Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Dokumentasi Bagian Humas & Protokoler Pemda KSB


2.8. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa
Barat
A. Visi Pembangunan
Visi adalah gambaran atau pernyataan tentang sesuatu yang ingin diwujudkan
oleh lembaga/organisasi di masa jauh ke depan. Perumusan visi dapat dilakukan
dengan menggunakan data atau informasi yang bersifat normatif, visioner, dan
teknis. Visi yang dirumuskan secara visioner oleh pimpinan lembaga/ organsasi
(dalam

hali

ini:

Kepala

Daerah

dan

Wakil

Kepala

Daerah)

dan

juga

mempertimbangkan informasi normatif disebut sebagai Visi Lembaga/Organisasi


atau Visi Daerah, sedangkan visi yang yang dirumuskan dengan menggunakan
informasi teknis disebut sebagai Visi Pembangunan.
Visi Daerah KSB tahun 2011 2015 (lima tahun Tahap II) yang dirumuskan
secara visoner dan normatif oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih
melalui Pilkada Langsung tahun 2010 adalah Terwujudnya Keunggulan Wilayah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

pada semua bidang kehidupan untuk Mengokohkan Kabupaten Sumbawa


Barat sebagai Kabupaten Percontohan yang Berperadaban Fitrah di Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Perumusan visi secara visioner oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
KSB tersebut, telah pula mempertimbangkan kondisi daerah dan aspirasi
masyarakat, mengakomodasikan masukan dari tokoh masyarakat, para pakar dari
Perguruan Tinggi, asosiasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lain-lainnya.
Visi tersebut dilandasi oleh nilai-nilai normatif lokal yang dapat menjadi arahan dan
pemberi motivasi dalam membangun KSB sebagai berikut:
1.

Keunggulan Wilayah, baik berupa keunggulan komparatif (comparative


adventage) maupun keunggulan kompetitif (competitive adventage). Keunggulan
komparatif adalah keunggulan dari semua sumberdaya pembangunan (input)
dalam memproduksi hasil pembangunan (output), sedangkan keunggulan
kompetitif adalah keunggulan dari semua produksi hasil pembangunan (output)
dalam bersaing dengan output lainnya di pasar.

2.

Semua Bidang Kehidupan, adalah semua aspek yang menjadi landasan


dalam melakukan perencanaan pembangunan dan sekaligus menjadi sasaran
pelaksanaan pembangunan, meliputi lima kelompok bidang sebagai berikut:
geografis & sumberdaya alam, perekonomian, sosial budaya & sumberdaya
manusia, sarana prasarana, dan pemerintahan & pelayanan umum.

3.

Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Kabupaten Percontohan, adalah


kabupaten yang dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya, terutama
kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi NTB karena adanya keberhasilan
yang dicapai dalam berbagai bidang/sektor/kegiatan pembangunan. Spirit
kabupaten percontohan ini diharapkan dapat memacu Pemerintah Daerah
beserta masyarakatnya untuk secara bersama-sama membangun wilayahnya
pada berbagai bidang kehidupan, sehingga mampu menjadi daerah percontohan
yang berperadaban fitrah pada masa mendatang.

4.

Kabupaten Sumbawa Barat Berperdaban Fitrah, adalah kabupaten yang


lahir, berproses dan berhasil karena adanya kepatuhan dari masyarakatnya
dalam menjalankan semua perintah Allah SWT dan meninggalkan semua
larangan-Nya. Peradaban fitrah mengandung tiga dimensi yaitu: dimensi
idiologis yaitu adanya aqidah/keyakinan yang mantap terhadap tata nilai Islam;
dimenasi spiritual yaitu adanya akhlak/psikologis atau perilaku yang sesuai

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

tuntunan keislaman; dan dimensi struktural yaitu adanya penampilan proses dan
hasil-hasil pembangunan, baik berupa teknologi maupun materi yang bernilai
Islami. Realisasi dari ketiga dimensi tersebut menjadi syarat wajib untuk dapat
memperoleh keselamatan, rahmat dan berkah, serta ridho Allah SWT dalam
semua bidang kehidupan.
Perumusan visi, selain dapat dilakukan secara visioner dan normatif, juga
dapat dilakukan melalui pengumpulan data/informasi teknis, yaitu dengan cara
mengidentifikasi

dan

menganalisis

kondisi

umum

berbagai

sumberdaya

pembangunan daerah pada masa kini, untuk selanjutnya dilakukan analisis prediksi
kondisi umum berbagai sumberdaya pembangunan daerah pada masa depan. Visi
yang dihasilkan melalui cara ini disebut visi pembangunan.
Berdasarkan hasil identifikasi, analisis dan prediksi kondisi umum berbagai
sumberdaya pembangunan di KSB, maka Visi pembangunan KSB Tahun 2011
2015 (lima tahun Tahap II) adalah Kabupaten Sumbawa Barat Berkembang
melalui Pembangunan Agroindustri Andalan.
Agroindustri Andalan adalah industri pengolahan hasil pertanian dalam arti luas
(meliputi: tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dan
kelauatan) yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan masyarakat sebagai
pelaku usaha dan pendapatan wilayah KSB secara keseluruhan. Agroindustri
merupakan pemicu dan sekaligus pemacu dalam pembangunan agribisnis, yaitu
mempunyai keterkaitan ke belakang dalam mendorong pembangunan sektor hulu
(penyediaan input dan usaha pertanian) dan mempunyai keterkaitan ke depan dalam
mendorong pembangunan sektor hilir (pemasaran hasil pertanian dan hasil
agroindustri) dengan dukungan berbagai kelembagaan penunjang agribisnis.

B. Misi Pembangunan Daerah


Untuk mewujudkan visi pembangunan dan sekaligus visi daerah KSB, maka
ditetapkan misi pembangunan KSB Tahun 2011 - 2015 sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi geografis dan sumberdaya alam dengan
mempertimbangkan keunggulan komparatif sumberdaya dan integritas ekosistem
wilayah yang berkelanjutan.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

2. Mengembangkan perekonomian wilayah dengan mengintegrasikan keunggulan


sektor pertanian dan industri secara efisien, efektif dan produktif, sehingga
mampu memperluas kesempatan kerja bagi masyatakat dan memberikan nilai
tambah bagi pertumbuhan ekonomi wilayah.
3. Mengembangkan
kelembagaan

pranata

yang

sosial

mampu

budaya,

menstimulasi

tata

nilai

keagamaan

pengembangan

dan

sumberdaya

manusia yang beriman taqwa (IMTAQ), bersikap mental wirausaha, kreatif,


inovatif, partisipatif dan produktif dalam pembangunan.
4. Mengembangkan prasarana dan sarana pembangunan sebagai syarat harus
dalam berproduksi dan berkonsumsi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat.
5. Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan berlandaskan tata nilai
pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang arifbijaksana (Sound Governance).
C. Tujuan Pembangunan Daerah
Untuk menjabarkan misi tersebut, ditetapkan tujuan pembangunan KSB tahun
2011 - 2015 sebagai berikut:
1. Mengintensifkan pemanfaatan potensi geografis dan sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources) sesuai arahan penggunaan terbaik.
2. Mengatur pemanfaatan potensi geografis dan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharui (unrenewable resources) sesuai azas manfaat, daya dukung
dan lestari.
3. Menumbuhkan kegiatan ekonomi rakyat (usaha mikro kecil menengah dan
koperasi) yang sesuai dengan keunggulan komparatif sumberdaya pada setiap
bagian wilayah pembangun KSB.
4. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan/atau investor agar mau dan
mampu berpartisipasi aktif dalam membangun ekonomi wilayah KSB yang
mempunyai keunggulan kompetitif terhadap ekonomi daerah lainnya.
5. Mempedomani tata nilai agama dan pranata sosial budaya serta kelembagaan
dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6. Menghasilkan sumberdaya manusia yang beriman taqwa (IMTAQ), bermental
wirausaha, kreatif, inovatif dan partisipatif dalam pelaksanaan pembangunan
wilayah.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

7. Membangun prasarana dan sarana sosial ekonomi, serta teknologi berbasis


pemanfaatan sumberdaya lokal untuk merangsang kegiatan berproduksi yang
berkelayakan ekonomi.
8. Membangun prasarana dan sarana sosial budaya berbasis kearifan lokal untuk
mewujudkan kegiatan berkonsumsi yang berkelayakan sosial.
9. Menciptakan tata pemerintahan yang transparan, demokratis dan akomodatif
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
10. Menghasilkan aparatur pemerintahan yang fitrah, profesional, disiplin, arifbijaksana dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
D. Sasaran Pembangunan Daerah
Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka ditetapkan beberapa
sasaran umum pembangunan KSB tahun 2011 2015 sebagai berikut:
1. Tersedianya Kawasan Sentra Produksi (KSP) komoditas unggulan/andalan pada
setiap desa.
2. Intensifnya penggunaan lahan sawah untuk budidaya tanaman pangan.
3. Ekstensif dan/atau intensifnya pengusahaan lahan kering untuk budidaya
pertanian dan peternakan melalui pendekatan KSP dan sistem agribisnis.
4. Terpeliharanya kawasan/lahan hutan, sehingga fungsi lingkungan/lindung,
ekonomi dan sosial hutan terjamin.
5. Terbangunnya

obyek

pariwisata

alam

strategis

Pantai

Jelenga-Maluk-

Sekongkang dan obyek pariwisata lainnya pada setiap kecamatan.


6. Tersedianya Zonasi dalam pengelolaan sumberdaya perairan, baik untuk
perairan laut, air payau/pesisir, maupun air tawar/darat pada setiap kecamatan.
7. Diusahakannya berbagai komoditas pertanian dan peternakan unggulan/
andalan pada setiap KSP, baik pada lahan sawah maupun lahan kering.
8. Tertatanya kegiatan ekonomi non pertanian (seperti: pertambangan/ penggalian,
industri, perdagangan, koperasi dan jasa lainnya) secara rasional, produktif dan
komersial.
9. Terjadinya peningkatan PDRB dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), serta diikuti meningkatnya indeks pendapatan (paritas daya
beli) masyarakat pada IPM.
10. Tertatanya hubungan kerjasama pembangunan antara Pemerintah KSB dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Provinsi se-Provinsi NTB.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

11. Tertatanya hubungan kerjasama pembangunan antara Pemerintah KSB dengan


Pemerintah Kabupaten-Kota/Pemerintah Provinsi atau lembaga lainnya di luar
Provinsi NTB.
12. Terciptanya hubungan kerjasama atau kemitraan usaha antar pelaku ekonomi di
KSB.
13. Terbentuk dan/atau terbinanya lembaga keagamaan, hukum dan sosial budaya
lokal.
14. Adanya perlindungan hukum dan penegakan hak azasi manusia, yang ditandai
oleh terselesaikannya secara baik kasus pelanggaran hukum dan hak azasi
manusia.
15. Terciptanya stabilitas sosial politik, sosial budaya dan sosial ekonomi, yang
ditandai sedikitnya konflik kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
16. Meningkatnya kualitas pendidikan dan/atau keterampilan sumberdaya manusia
KSB, serta dihasilkannya angkatan kerja terampil/bersikap mental wirausaha.
17. Meningkatnya kualitas kesehatan sumberdaya manusia KSB.
18. Terjadinya peningkatan partisipasi angkatan kerja dan menurunnya jumlah
penduduk miskin.
19. Meningkatnya kapasitas sarana prasarana sosial ekonomi dan teknologi
pertanian dalam arti luas.
20. Meningkatnya kapasitas sarana prasarana sosial ekonomi dan teknologi non
pertanian (seperti: energi/listrik dan air bersih; perhubungan darat, laut, dan
udara; teknologi, informasi dan komunikasi, dan lain-lainnya).
21. Meningkatnya kuantitas dan kualitas penerapan teknologi pada kegiatan
berbagai sektor ekonomi pembangunan, sehingga tercipta efisiensi, efektivitas
dan produktivitas usaha.
22. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sarana prasarana pendidikan dan
pelatihan.
23. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sarana prasarana kesehatan.
24. Tersedianya sarana prasarana sosial budaya lainnya (seperti; peribadatan,
olahraga dan kesenian, dan lainnya).
25. Tertatanya lembaga dan ketatalaksanaan pemerintahan.
26. Tersedianya peraturan, keputusan dan kebijakan Pemerintah untuk masyarakat.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

27. Terjadinya

koordinasi,

pemerintahan

dalam

integrasi

dan

sinkronisasi

perencanaan,

pelaksanaan

(KIS)

antar

dan

lembaga

pengawasan

pembangunan dan pemerintahan.


28. Terciptanya aparatur pemerintahan yang profesional dan disiplin.
29. Terciptanya aparatur pemerintahan yang fitrah/bersih, baik dan bertanggung
jawab.
30. Terwujudnya aparatur pemerintahan

yang mampu memberikan pelayanan

secara arif-bijakansa kepada masyarakat.


2.9.

Institusi dan Organisasi Pemda

Sesuai Undang-undang yang berlaku dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah


merupakan koordinator semua instansi sektoral dan Kepala Daerah bertanggung
jawab

sepenuhnya

terhadap

pembinaan

dan

pengembangan

wilayahnya.

Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan


bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Terkait dengan amanat tersebut, Pembentukan dan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah di Kabupaten Sumbawa Barat diatur melalui 4 (empat) Peraturan
Daerah Kabupaten Sumbawa Barat yakni: (1) Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa Barat; (2) Peraturan
Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 14 Tahun 2010 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan,
Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat; (3) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 7 Tahun
208 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Sumbawa Barat; dan (4) Peraturan Daerah
Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 4 Tahun 208 tentang Pembentukan, Susunan,
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
serta Staf Ahli Bupati di Kabupaten Sumbawa Barat.
Secara institusi dan organisasi pemerintahan Kabupaten Sumbawa Barat
terdiri atas beberapa dinas-dinas yang ada di lingkungan Kabupaten Sumbawa Barat
adalah:

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

a. Dinas Energi Sumber Daya Mineral, Kebudayaan dan Pariwisata (ESDM


BUDPAR).
b. Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Pertanian (HUTBUNTAN).
c. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (HUTKANAT)
d. Dinas Perindustrian,Perdagangan, Kopersai dan UMKM (PERINDAGKOP
UMKM)
e. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (DIKPORA)
f. Dinas Kesehatan (DINKES)
g. Dinas Pendapatan, Penglolaan, Keuangan dan Asset (PPKA)
h. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (SOSNAKERTRANS)
i. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
j. Dinas Pekerjaan (PU)
k. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi(DISKOMINFO)
Sedangkan Lembaga Teknis Daerah yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat
terdiri dari:
a. Badan Lingkungan Hidup (BLH).
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
c. Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian,Perikanan dan Kehutanan (BP4K)
d. Badan Ketahanan Pangan (BKP).
e. Badan Pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM
Pemdes)
f. Badan Pelaksana dan Penanggulangan Bencana Daerah (BP2BD)
g. Badan Kepegawaian,Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)
h. Pemberdayaan Perempuan dan KB (PPKB)
i. Arsip dan Perpustakaan (ARPUSDA)
j. Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Depdagri
(KesbangDepdagri).
k. Satuan Polisi Pamong Praja (SAtpol PP)

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

l. Kantor Camat.
m. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Sedangkan organisasi perangkat daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Sumbawa Barat yang terkait dengan pembangunan Sanitasi di
Kabupaten Sumbawa Barat bersifat koordinatif dan lintas sektoral yang dibentuk dan
ditetapkan dalam bentuk Kelompok Kerja yang bentuk dan ditetapkan dengan SK
Bupati sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Sumbawa Barat
Nomor: 620 Tahun 2011 tertanggal 7 Juli 2011 tentang Pembentukan dan Penetapan
Besarnya Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) Kabupaten Untuk Pelaksanaan
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2011, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :
(1) Penguatan kapasitas dalam pengumpulan, pengelolaan dan penyajian
data program PPSP di Kabupaten Sumbawa Barat,
(2) Menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten,
(3) Memfasilitasi, mengkoordinasi dan mendorong pembangunan dan
perbaikan sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat,
(4) Mengawal program pembangunan sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat
ke depan,
(5) Menyampaikan laporan hasil program dan kegiatan kepada PPSP Pusat
dan PPSP Provinsi, dan
(6) Menyampaikan laporan hasil program dan kegitan kepada Bupati
Sumbawa Barat.
Adapun susunan keanggotaan dari Kelompok Kerja (Pokja) Kabupaten Untuk
Pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2011 adalah terdiri dari unsur
pemerintah (SKPD) terkait, dunia usaha (PDAM) dan perwakilan dari LSM, seperti
tertera dalam susunan dan format berikut ini :
No.

Jabatan
dan Nama/Jabatan/Intansi dan Lembaga
Kedudukan
Dalam Tim

I.

Ketua

: Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan


BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat

II.

Wakil Ketua

: Kepala Sub Bidang Sosial dan Budaya


BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

III.

Sekretaris

: Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan


Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat

IV.

Anggotaanggota

: 1.

Kasubbag Koordinasi dan Penyusunan Program


Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat

2.

Kasubbid. Sarana dan Prasarana


BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat

3.

Kasubbid. Pemerintahan
BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat

4.

Kabid. Cipta Karya


Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa
Barat

5.

Kasi. Perencanaan Program


Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa
Barat

6.

Kasubbid. Kebersihan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa
Barat

7.

Kasubbid. Pengembangan Partisipasi


Sosbud.
BPM Pemdes Kabupaten Sumbawa Barat

8.

Kabid ESDM
Dinas ESDM , Kebudayaan dan Pariwisata KSB

9.

Kasubbag. Perundang-undangan dan


Hukum
Bagian Hukum dan Organisasi Setda KSB

dan

Dok.

10. Kasi. Penyusunan Anggaran


Dinas PPKA Kabupaten Sumbawa Barat
11. Direktur PDAM
Kabupaten Sumbawa Barat
12. Direktur Lembaga LEGITIMIT
Kabupaten Sumbawa Barat
13. Staf Administrasi dan Suporting Pelaksanaan
Program dan Kegiatan BAPPEDA Sumbawa
Barat.
Sampai dengan penyusunan buku putih ini, Renstra masing-masing SKPD

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

masih dalam proses asistensi dan pembahasan dalam penyususnan oleh masingmasing SKPD dengan Bappeda untuk disesuaikan dan dikompilasi dengan dokumen
RPJMD Kabupaten Sumbawa Barat 2011 -2015. Sedangkan untuk membangun
sinergisitas yang

optimal dalam pelaksanaan koordinasi sektor sanitasi secara

kelembagaab antar SKPD terkait memang masih belum menunjukan intensitas yang
maksimal, namun demikian melalui Kelompok Kerja (Pokja) AMPL yang ada sangat
membantu dalam melakukan koordinasi dan konsolidasi terhadap peran, tugas dan
fungsi dalam rangka untuk menyediakan dan memaksimalkan pelayanan seakligus
melakukan upaya-upaya penanganan terhadap masalah-masalah pembangunan di
bidang sanitasi dan penyehatan lingkungan oleh lembaga teknis ataupu SKPD
terkait.
Photo .2. Kondisi Geologi Batuan Kars, Pantai dan Perairan Bawah Laut KSB

Sumber Dokumentasi Dinas ESDM dan Budpar KSB


.2.10. Tata Ruang Wilayah
Salah satu isu penting dalam menangani masalah sanitasi adalah lemahnya
pengawasan dan pengendalian pemanfatan ruang. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh
pesatnya pembangunan fisik di Kabupaten Sumbawa Barat baik pembangunan
pusat pelayanan publik berupa perkantoran dan infrastruktur kota yang dibangun
oleh pemerintah maupun pusat perdagangan dan jasa, pembangunan permukiman
yang dibangun baik oleh masyarakat maupun oleh para pengembang (developer).
Indikasi untuk pembenaran hal ini adalah (a) tingginya alih fungsi ruang dari
kawasan pertanian menjadi kawasan budidaya yaitu perdagangan dan jasa dan
permukiman. Menurut data tahun 2009, lahan pertanian berkurang sekitar 2,9%
pertahun. (b). Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumbawa Barat dari sub sektor
pertambangan merupakan penyumbang PDRB tertinggi selama 5 tahun terakhir.
Untuk tahun 2010 mencapai 15,60%. (c) Jumlah IMB yang terbitkan yang dapat
diindikasikan dari jumlah serta retribusi yang selalu melampaui target yang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

ditetapkan dalam APBD Kabupaten Sumbawa Barat.


Akibat dari pembangunan fisik dan alih fungsi lahan yang kurang ditunjang
secara teknis dari aspek lingkungan, hal ini menyebabkan tata ruang wilayah terus
mengalami tekanan yang berimplikasi terhadap perubahan dan fungsi dari kawasan
tersebut. Sebagian lahan yang ada di Kabupetn Sumbawa Barat difungsikan untuk
fasilitas pelayanan publik yaitu sekitar 52% dan sisanya adalah untuk kegiatan
pertanian dan lain yang menunjang kehidupan perkotaan. Adapun data tahun 2008
menunjukkan rincian penggunaan lahan seperti terlihat pada Tabel 2.40.
Tabel 2.37. Rencana Tata Ruang di Kabupaten Sumbawa Barat (Ha) s/d Tahun
2010
N
o
I

Deskripsi

Luas (Ha)

Kawasan Lindung dan Budidaya


a Rencana Pengembangan Kawasan
66.311,06
. Lindung
b Kawasan Budidaya
118.671,29
.
c. Luas Wilayah Kawasan Lindung
66.311,06
d Luas Wilayah Kawasan Hutan Lindung
66.230,71
.
e Total Luas Kawasan Lindung &
184.902,00
. Budidaya
II Kawasan yang memberi perlindungan
bagi kawasan bawahannya (Kawasan
Resapan Air)
a Kecamatan Seteluk
Na
.
b Kecamatan Jereweh
Na
.
c. Kecamatan Brang Rea
Na
d Kecamatan Sekongkang
Na
.
Sumber Data : RTRW KSB dalam Angka 2010 (data diolah)

%
35,86
64,18
35,86
35,82
100,00

Na
Na
Na
Na

Sedangkan penggunaan lahan menurut kesesuaian Rencana Umum Tata


Ruang (RUTR) Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2010, yang berwawasan
ramah lingkungan harus dijadikan pedoman perencanaan terpadu pembangunan
agar tatanan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA), sumber
daya manusia (SDM) dan sumber daya buatan (SDB) dapat dilakukan secara tepat
guna, berdaya-guna serta berhasil-guna secara berkelanjutan. Sebagaimana
ditunjukan dalam Tabel 2.36. dibawah ini.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel 2.38. Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR s/d Tahun
2010 dan Mengacu Kepada RPJMD Kabupaten Sumbawa Barat 2011 2015
No.

Jenis Penggunaan

I
1.
2.

Tanah/Lahan Sawah:
Sawah Irigasi Teknis
Sawah Irigasi Teknis
Sawah
Irigasi
Sederhana PU
Sawah
Irigasi
Sederhana Non PU
Sawah Tadah Hujan

3.
4.
5.
II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Sub Total
Tanah/Lahan Kering:
Tegal/Kebun
Ladang/Huma
Perkebunan
Ditanami Pohon/Hutan
Rakyat
Hutan Negara
Padang
Rumput/
Pengembalaan
Tambak
Kolam/Tebat/Empang
Rawa-rawa
(tidak
ditanami)
Sementara
Tidak
Diusahakan
Pekarangan/Permukiman (rumah/bangunan)
Lain-lain

2006

2007

2008

2009

3.846
1.876

4.093
2.052

4.093
2.052

4.093
2.052

4.093
2.052

836

869

869

869

1.233

594

589

589

589

589

1.850

1.850
9.09
0

1.487
9.09
0

1.486
9.09
0

1.507
9.47
4

6.545
4.499
4.009

7.852
3.096
5.332

7.852
3.096
5.332

7.852
3.096
5.332

7.518
3.096
5.332

1.945

3.179

3.179

3.179

3.179

137.965

134.888

134.790

2.465

2.610

2.610

2.610

2.610

502
2
0

526
17
3

526
0

526
1
4

526
1
4

987

987

987

987

987

2.201

2.407

2.407

2.407

2.357

1.048

1.048

1.071

1.071

1.071

13.714

13.714

13.962

13.948

9.002

2010

134.790 134.790

13.948
175.42
175.900 175.812 175.812 175.812
Sub Total
8
184.90
184.902 184.902 184.902 184.902
TOTAL I + II
2
Sumber : BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2010; Dinas HUTBUNTAN KSB, 2010.

Pola guna lahan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir cenderung
mengalami perkembangan. Pola pertumbuhan dan perkembangan tata guna lahan
yang terjadi berkembang secara linier, konsentrik dan parsial. Lihat lampiranlampiran
gambar peta Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Sumbawa Barat Tahun
2011 - 2015, perubahan Landuse dari pembagian kawasan pembangunan yang
meliputi Wilayah Pengembangan (WP) yaitu WP Utara yang terdiri dari Kecamatan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Pot Tano dan Kecamatan Seteluk, WP Tengah yang meliputi: Kecamtan Taliwang,
Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene, serta WP Selatan yang terdiri dari;
Kecamatan Jereweh, Kecamatan Maluk dan Kecamatan Sekongkang.
Sedangkan untuk rencana ditail dari Peta Rencana Pemanfaatan Ruang
Eksisting Kabupaten Sumbawa Barat sampai dengan tahun 2010, peta rencana
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan Konservasi Kabupaten Sumbawa Barat
serta peta penggunaan dan peruntukan lahan (land use existing) masih dalam
penyusunan lebih ditail dalam bentuk peta data tematik dari dinas/SKPD teknis yang
terkait.
Photo .3. Banjir Kota Taliwang Pada Bulan Desmber Tahun 2007 dan
Kawasan Pit Area Pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara

Sumber : Dokumentasi Humas Departement PT.NNT.

BAB
III

PROFIL SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.1. Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.


3.1.1. Kesehatan Lingkungan
Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kesehatan lingkungan
yang baik jika ingin menciptakan komunitas yang sehat dan bahagia. Apabila
mereka mampu menjaga lingkungan dengan baik secara tanggung jawab,
munculnya banyak penyakit, yang umumnya dikarenakan adanya lingkungan
kotor, dapat dihindari.
Pelaksanaan beberapa aktivitas dalam menggalang kesadaran masyarakat
Sumbawa Barat untuk menjaga lingkungannya tetap bersih dilakukan dengan
beberapa program, diantaranya bedah rumah dan kegiatan jumat bersih
dengan melakukan pembersihan massal di daerah yang memungkinkan tempat
berkumpulnya sumber penyakit seperti selokan di pemukiman rumah masingmasing warga sehingga dapat mewujudkan terbangunnya komunitas pecinta
kebersihan.
Adapun

kriteria

rumah

sehat

yang

tercantum

dalam

Residential

Environmental dari WHO (1974), antara lain :


1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi
2.

sebagai tempat istirahat.


Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus

dan kamar mandi.


3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Berdasarkan data Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010
(Tabel 3.1), diketahui jumlah prosentase rumah sehat selama kurun waktu
tahun 2008-2009 mengalami peningkatan dari 67,39% menjadi 73,71%.
Untuk jamban, berdasarkan data kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat
pada 2010 (tabel 3.2), bahwa jumlah Keluarga sebanyak 31.495 Keluarga yang
di periksa sebanyak 16.636 Keluarga (53%), keluarga yang memiliki jamban
yang sehat sebanyak 12.487 Keluarga (75,06%).
Tabel 3.1. Presentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat 2010


Pada Tabel 3.2 terlihat untuk jumlah rumah tangga yang mempunyai
jamban dengan kondisi jamban yang sehat sebanyak 75,06 % ditahun 2010, di
tahun 2009 sebasar 73.691 % Sedangkan ditahun 2008 sebesar 67.27 %, Dari
data tersebut, jumlah jamban sehat yang dimiliki masyarakat semakin
meningkat, sehingga dapat dikatakan masyarakat sudah mulai berlaku hidup
sehat walaupun ada kekurangan persentase dirumah sehat.
Tabel 3.2. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut
Kecamatan,Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

umber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat 2010


Air merupakan zat yang yang paling penting dalam kehidupan setelah
udara, sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorangpun dapt bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu
air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan
kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga digunakan untuk

keperluan

industri, pertanian, pemadaman kebakaran, tempat reakreasi, transportasi,


dan lain-lain. Penyakitpenyakit yang menyerang manusia dapat juga
ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat
menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari
sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang aman itu
diantaranya; Tidak berasa dan berbau, bebas dari substansi kimia yang
berbahaya dan beracun, bebas dari kontaminasi kuman dan penyakit dan
dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Cakupan Sarana Air Bersih, Presentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air
Bersih yang digunakan Kecamatan dan Puskesmas dan Kualitas Air Bersih
Berdasarkan Hasil Inspeksi Sanitasi Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
digunakan untuk konsumsi manusia di Kabupaten Sumbawa Barat bersumber
dari air ledeng (PDAM), sumur, kemasan dan lain-lain dapat dilihat pada Tabel
3.3. berikut.
.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel 3.3. Cakupan Sarana Air Bersih


Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010
JUMLAH

DIPERIKS
A
6

JUMLAH

DIPERIKS

LAINNYA

KEMASAN

PAH

KELUARG
SGL

KELUARG

AKSES AIR BERSIH

SPT

%
LEDENG

KELUARG

JUMLAH

10

11

12

13

100,00

289

13

375

1,919

2.596

4,436

100,00

262

2.372

4.436

11,278

11,278

100,00

2325

162

5.295

3,496

11,278

BRANG REA

3,456

3,456

100,00

423

51

395

2068

519

3.456

BRANG ENE

1,513

1,513

100,00

426

1055

30

1.513

JEREWEH

3.454

3,454

100,00

314

10

1443

297

1,390

3.454

MALUK

2.875

2,875

100,00

1136

30

1112

597

2.875

SEKONGKANG

1.887

1,887

100,00

30

532

1,325

1.887

JUMLAH

31.495

31.495

100,00

4.913

10.469

11,648

31,495

PUSKESMAS

A YANG
ADA

A
5

POTO TANO

2,596

2,596

SETELUK

4,436

TALIWANG

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat 2010

1,80
2

2,10
0

2,36
5

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Presentase Jenis Sarana Air Bersih Keluarga dapat terlihat dalam tabel 3.4 secara rinci. Data tersebut diperoleh dari Dinas
Kesehatan yang dimasukan dalam Profil Kesehatan Tahun 2010.
Tabel. 3.4. Presentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang digunakan Kecamatan dan Puskesmas
Di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010

N
o

Jumlah
Puskesmas

Keluarga
yang ada

Juml.Kelg
. diperiksa
Sumber
Air

Kemasa
n
Jml
h

Ledeng
Jml

Sekongkang

1.887

1.887

Jereweh

3.454

3.454

Maluk

2.875

2.875

Taliwang

11.278

11.278

2.325

Brang Ene

1,513

1,513

426

Brang Rea

3.456

3.456

423

Seteluk

4.436

4.436

314
1

0.0
3

1.136

9.09
39,5
1
20,6
2
28,1
6
12,2
4
0,00

SPT
Jml
h

30

1,59

10

0,29

30

1,04

162

1,44

0,13

51

1,48

1,8

40,6

Jenis Sarana Air Bersih


Mata
SGL
PAH
Air
J
J
Jml
%
%
%
ml
ml
28,1
532
9
41,7
1.443
8
38,6
1.112
8
46,9
5.295
5
69,7
1.055
3
11,4
395
3
262 5,91

Lain lain
Jml
1.325
1,390
597
3.496
30
519
2,372

%
70.2
2
40.2
4
20.7
7
31.0

Jumlah
Jml

1.887

100

3.157

91,40

2.876

100,03

11.27

100.00

1.98

1.513

100.00

1.388

40,16

4.436

100.00

15.0
2
53.4

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Poto Tano
Jumlah

2.596

2.596

31.495

31.495

289
1

0,0

4.913

11,1
3
15,6

02

13

0,50

2.1

(Kab./Kota)
0
00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat 2010

6.67

375

14,4

10.46

5
33,2

1,919
-

0,0

0,0

7
73.9

11.64

2
36.9

2.596
29.13
1

100.00
92,49

Di tabel 3.5 terdapat persentase sumber air minum yang digunakan keluarga di Kabupaten Sumbawa Barat. Dengan data
tersebut dapat dilihat ada banyak penggunaaan air ledeng meteran dan terdapat pula data keluarga dengan sumber air minum
terlindungi.

Tabel. 3.5. Presentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan, Kecamatan dan Puskesmas
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010
N

Puskesma

Jumlah

Air

Air Isi

Leding

Leding

Kelg yg

Kem

Ulang

Meteran

Eceran

diperiks

asan

Pompa

Sumur

Sumur

Lain lain

Kelg.

Terlind

TakTerli

Dengan

ungi

ndungi

Sumber Air

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Minum

Sumber

Terlindungi

Air

Jml

Jmlh

1.887

0,0

0,0

3.454
2.875

0,0
0,0

314
1,136

9,1
39,5

1,513
3.456
4.436
11.278
2.596

0,0
0,0
0,0
0,0
0,0

426
423
2.325
289

28,2
12,2
0,0
20,6
11,1

0,0

0,0

ml

Jmlh

Jmlh

Minumn

Jml

Jml

1.325

70,22

1.390
597

40,42
20,77

3.14
1.137

9,09
39,55

1,98
15,02
53,47
31,00
73.92

426
423
2.235
289

28,16
12,24
20.26
11,13

0,0

0,0

30
519
2.372
3.496
1.919
11.64

36.95

4.954

15,00

ml

ml

ya
1
2
3
4
5
6
7
8

Sekongkan
g
Jereweh
Maluk
Brang Ene
Brang Rea
Seteluk
Taliwang
Poto Tano
Jumlah

31.495
1
0,0 4.913 15,6
(Kab./Kota)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat 2010

Untuk Tabel 3.6 mengenai Kualitas Air Bersih hasil inspeksi menurut sarana air bersih yang ada di kabupaten Sumbawa Barat.
Tabel 3.6. Kualitas Air Bersih Berdasarkan Hasil Inspeksi Sanitasi Menurut
Jenis Sarana Air Bersih di Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Sumbawa Barat 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat.


Selaju dengan laju perkembangan dan

perubahan waktu, untuk

mewujudkan masyarakat yang sehat dalam kehidupan keseharian, berbagai


upaya kebijakan dan program telah ditempuh Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Barat. Penyediaan fasilitas kesehatan baik secara kualitatif dan kuantitatif telah
berdampak terhadap perubahan kondisi kesehatan masyarakat,

Salah satu

upaya Pemerintah Daerah untuk melancarkan Program yang dijalankan


mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat dimulai dari mendata dan membantu
masyarakat tidak mampu.
Perubahan kondisi lingkungan dan sanitasi yang buruk merupakan salah
satu faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah
penderita penyakit di masyarakat. Selain itu, gaya hidup dan kondisi
masyarakat juga turut memberi andil terhadap kondisi kesehatan secara umum.
Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui air. Udara merupakan zat yang paling
penting setelah air salam memberikan kehidupan dipermukaan bumi ini. Selain
memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan
bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas dan dapat menjadi media
penyebaran penyakit kepada manusia. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun 2010, dapat terlihat beberapa jenis penyakit yang
dominan diderita oleh masyarakat Sumbawa Barat yaitu
Tabel 3.7. Penyakit Utama di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010.
No

Jenis Penyakit

1.

Infeksi akut lain pada saluran pernafasan

Jumlah
Penderita
7.516

bagian atas
2.

Kecelakaan dan ruda paksa

3.302

3.

Penyakit kulit alergi

3.099

4.

Diare (termasuk kolera)

3.088

5.

Penyakit kulit infeksi

2.379

6.

Penyakit lain
bagian atas

pada

saluran pernafasan

2.671

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

No

Jenis Penyakit

Jumlah
Penderita

7.

Penyakit pada sistem otot dan jaringan ikat

2.364

8.

Penyakit tekanan darah tinggi

1.982

9.

Penyakit pulpa dan jaringan periapikal

1.591

10

Infeksi penyakit usus yang lain

1.484

.
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, 2010
Salah satu perubahan kondisi lingkungan yang berdampak buruk yaitu
terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi
sehingga mendorong merebaknya beberapa KLB (Kejadian Luar Biasa)
penyakit malaria dan demam berdarah. Hal ini sebagai akibat dari
menghangatnya suhu udara yang merupakan kondisi yang paling disukai
nyamuk. Suhu udara yang hangat menyebabkan nyamuk dapat bereproduksi
dengan baik sehingga populasinya akan cenderung bertambah. Pertambahan
populasi nyamuk dapat menyebabkan meningkatnya penyebaran penyakit
malaria dan demam berdarah yang dapat pula menelan banyak korban jiwa,
terutama anak-anak.
Kualitas kesehatan masyarakat juga dapat dipengaruhi oleh peningkatan
jumlah berbagai fasilitas pelayanan kesehatan umum dan jumlah dari tenaga
kesehatan yang tersedia. Berdasarkan data BPS Kabupaten Sumbawa Barat
tahun 2008, terjadi peningkatan jumlah praktisi kesehatan menjadi 219 orang
atau meningkat sebesar 23% dari tahun 2007. Jumlah praktisi kesehatan yang
ada di Sumbawa Barat sampai dengan tahun 2008 adalah : 17 orang dokter
umum, 10 orang dokter gigi, 110 orang perawat dan 58 orang bidan. Jumlah
tersebut belum cukup untuk melayani masyarakat Sumbawa Barat yang
jumlahnya terus bertambah menjadi 99.056 jiwa pada tahun 2008. Pemerintah
Daerah Sumbawa Barat harus terus berupaya untuk meningkatkan jumlah
praktisi kesehatan sehingga kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dapat terpenuhi dengan optimal.
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan balita, Pemda Sumbawa Barat
melakukan kegiatan imunisasi dan memberdayakan posyandu di dusun dan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

desa. Kegiatan posyandu yang terlaksana di setiap dusun/desa cukup berarti


menekan jumlah balita penderita gizi buruk dan gizi kurang, sebaliknya balita
dengan status gizi baik dan gizi lebih mengalami peningkatan. Realisasi
kegiatan imunisasi dan status gizi balita di Sumbawa Barat pada tahun 2007
Dari data Dinas Kesehatan dapat terlihat bahwa di masing-masing
kecamatan masih banyak terdapat masyarakat yang tidak mampu dan perlu
mendapatkan bantuan agar tetap bisa berprilaku hidup sehat sama halnya
dengan masyarakat yang mampu. Jika dilihat dari tabel 3.8 dibawah ini bahwa
masyarakat tidak mampu dikabupaten sumbawa barat mengalami penyusutan
atau penurunan.
Tabel 3.8. Cakupan Pelayanan Kesehatan masyarakat Miskin,
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan kab. Sumbawa Barat 2010


Masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat juga mendapatkan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Prabayar yang dapat dilihat dari tabel 3.9 dibawah
ini :
Tabel 3.9. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Profil Kesehatan kab. Sumbawa Barat 2010


Di kabupaten Sumbawa Barat 2 (dua) Tahun terakhir menerapkan Pola
Hidup Bersih terutama untuk Rumah Tangga di lingkungan sekitar, usaha ini
diupayakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Badan lingkungan
Hidup agar terhindar dari berbagai penyakit yag timbul akibat lingkungan
kurang sehat. Untuk Rumah Tangga yang dipantau dan dinyatakan sehat, atau
Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat dilihat dari Tabel
dibawah ini :
Tabel 3.10. Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas
di Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010


Dari Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah yang dipantau sebanyak 210
rumah tangga dan mendapatkan 61 rumah tangga yang melakukan pola

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Berprilaku Hidup bersih dan sehat (BerPHBS) dari 8 kecamatan dan 8


Puskesmas sehingga bisa disimpulkan belum maksimalnya rumah tangga
menerapkan PHBS dilingkungannya. Dengan terbacanya tabel diatas membuat
masyrakat harus lebih waspada untuk penyakit yang timbul akibat kurang
sehatnya lingkungan sekitar.
Pada saat ini bahwa kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Sumbawa
Barat, dapat di amati dari jumlah timbulan penyakit menular akibat sanitasi
buruk dan kondisi pola hidup masyarakat yang menyangkut sanitasi.
Berdasarkan data dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa tahun 2010
diperoleh bahwa jumlah rumah tangga yang telah menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sebanyak 29.05 % Angka tersebut masih kurang dari
harapan tapi dapat dikatakan bahwa masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat
telah menerapkan pola hidup sehat di keluarganya masing-masing.
Untuk meningkatkan Rumah Tangga yang mampu Berprilaku Hidup
Bersih dan Sehat maka Pemerintah Daerah telah mengupayakan agar
masyarakat dapat merasakan pelayanan yang lebih maksimal dimasingmasing desa, ini terlihat dengan adanya Upaya Kesehatan bersumberdaya
Masyrakat (UKBM) dimasing-masing Kecamatan atau Puskesmas.
Dari Tabel dibawah ini dapat disimpulkan bahwa adanya upaya
peningkatan dan adanya kepedulian oleh Pemerintah Daerah dari tahun 2008
sampai dengan Tahun 2010. Dari Tahun 2008 mulai dari Desa Siaga sampai
dengan Posyandu mengalami peningkatan jumlah (unit) layanan sampai Tahun
2010.

Tabel 3.11. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM),


Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

S
umber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat 2010
Penemuan kasus penyakit menular yang diakibatkan sanitasi buruk
seperti diare khususnya pada balita dari Tahun 2008 sampai Tahun 2010
mengalami penurunan. Angka Kesakitan dari Tahun 2008 hingga Tahun 2010
mengalami penurunan yaitu dari tahun 2008 sejumlah 22.89 % Tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar 56.98 % tapi diTahun 2010 masyarakat mulai
bisa melakukan Hidup Sehat, ini terbukti bahwa adanya penurunan dari tahun
2009 yaitu 56.98 % ke Tahun 2010 dengan presentase 33.16 %.
Tabel 3.12. Jumlah Penemuan Diare pada Balita di tangani pada
Kab. Sumbawa Barat tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Sumbawa Barat 2010


Tabel 3.13. Presentase Penderita Malaria Di Obati

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Subid P2P Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010
Untuk Penyakit Malaria dan AFP Rate TB Paru juga di data oleh Dinas
Kesehatan, dan Jenis Penyakit yang sering dialami oleh masyarakat
Kabupaten. Sumbawa Barat seperti Malaria dapat dilihat dalam tabel 3.13 dan
jumlah penderita TB yang ditangani juga terdapat dalam tabel 3.14 berikut ini :
Tabel. 3.14. AFP Rate TB Paru Sembuh yang Ditangani
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan Sumbawa Barat Tahun 2010


Dari Laporan Bulanan Dinas Kesehatan Tahun 2010 terdapat 7 (tujuh)
penyakiit menular dapat terlihat dalam tabel berikut ini :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel 3.15. Laporan Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat tentang


Penyakit Berbasis Lingkungan Tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan Sumbawa Barat Tahun 2010


Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 7 (tujuh) penyakit yang
dialami oleh masyarakat Kabaupaten Sumbawa Barat, dan dirinci dari setiap
Puskesmas di masing-masing Kecamatan. Puskesmas Poto Tano menangani
penyakit ISPA sebesar 2.906, terbanyak dr penyakit lainnya, begitu juga
dengan Puskesmas Seteluk. Dan untuk Puskesmas lainnya dapat dilihat dari
Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010 diatas.

3.1.3. Kuantitas dan kualitas Air


Secara umum, ketersediaan air bersih terutama untuk air minum di
kabupaten Sumbawa barat ini tergolong cukup sulit. Hal ini dikarenakan kondisi
geografis wilayahnya yang tidak banyak memiliki sumber air terutama mata air
yang kualitas dan kuantitasnya mencukupi untuk dikelola PDAM. Dimana air
bersih dari PDAM belum mampu melayani semua kebutuhan masyarakat,
maka sebagian besar masyarakat menggunakan sumur/perigi, sungai maupun
mata air sebagai sumber utama air bersih mereka. Jumlah Rumah Tangga di
Kabupaten Sumbawa Barat yang menggunakan sumber air selain PDAM
ditunjukan oleh Tabel 3.16
Tabel 3.16.Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Sumbawa Barat yang
menggunakan sumber air selain PDAM
No
1

Kecamatan
Taliwang

Desa

Sumur

Sumber Air
Sumur

Batu Putih
Banjar
Lalar Liang
Labuan lalar

Pompa
5
2
35

Perigi
265
263
157
40

Mata Air
124
12
-

Jumlah
394
275
159
75

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

No

Kecamatan

Desa
Labuan kertasari
Telaga Bertong
Kuang
Bugis
Dalam
Menala
Sampir
Tamekan
Seloto
Sekongkang

bawah
Sekongkang Atas
Sekongkang
Tongo
Ai Kangkung
Tatar
Upt Talonang
Dasan Anyar
Belo
Jereweh
Goa
Beru
Maluk
Benete
Maluk
Bukit Damai
Mantun
Pasir Putih
Mura
Kalimantong
Brang Ene
Lampok
Manemeng
Muhajiddin
Sapugara Bree
Brang Rea
Desa Beru
Tepas
Bangkat Monte
Kelanir
Meraran
Air Suning
Seteluk
Rempe
Tapir
Seteluk Atas
Seteluk Tengah
Senayan
Mantar
Poto Tano
Kiantar
Poto tano
Upt. Tambak sari
Jumlah

20
88
757
10
3
527
1
-

Sumber Air
676
484
495
350
32
309
118
424

1
-

Jumlah
696
573
1252
360
35
836
119
424

186

72

258

347
230
30
27
20
35
10
385
2
39
2
108
28
237
336
546
326
154
204
570
361
369
958
2
69
1
7030

185
67
244
21
260
120
24
9
321
609
349
195
112
200
206
147
214
10
75
462
100
298
450
9
165
313
8850

188
59
154
14
552

532
297
274
209
260
120
51
29
321
644
359
580
114
239
267
409
214
38
89
699
436
844
450
326
154
204
570
361
378
958
167
313
69
1
16432

Sumber: BPS. Dalam buku Kabupaten Sumbawa Barat dalam angka, 2010

Berdasarkan pemantauan kuantitas maupun kualitas air di Kabupaten


Sumbawa Barat bahwa kualitas air baik air sungai maupun air sumur yang
menjadi sampel dalam hal ini adalah air yang melintasi Kecamatan Taliwang
sebagai Ibukota Sumbawa Barat bahwa untuk membandingkan kaulitas baku
mutu air kelas I (untuk air sumur ) dan baku mutu air kelas III (untuk air sungai)
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 dapat disimpulkan
sebagai berikut :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

1. Air Sumur
Pada pengukuran di lapangan maupun hasil analisis laboraturium
menunjukan bahwa air sumur Taliwang menunjukan adanya indikasi
pencemaran. Hal ini di tandai dengan nilai beberapa parameter yang
mendekati atau melampaui baku mutu yang dipersyaratkan.
Tabel. 3.17. Jumlah Sumur Gali dan Jumlah Sumur Pompa masingmasing Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat
Kecamatan
Poto Tano
Seteluk
Taliwang
Brang Rea
Nrang Ene
Jereweh
Maluk
Sekongkang

Sumur Gali
211
2.272
3.613
366
107
584
672

Sumur Pompa
1.058
2.610
2.889
1.750
375
52
208
50

Sumber: Sumbawa Barat dalam angka, 2010

Tabel 3.18. Pengukuran Kualitas Air Sumur di Beberapa Kelurahan


Di Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2009

N
O

PARAMETER

SATUAN

HASIL UJI LABORATORIUM


TLG.
BERTONG

BUGIS

DALAM

KUANG

SAMPIR

SEKITAR
TPA

MENALA

Deviasi 3
1000

28,60
644,17

27,78
386,17

26,75
406,17

27,93
376,33

29,07
447,50

27,32
534,33

29,30
516,82

2250

929,33

789,00

829,67

1070,17

1068,83

1208,67

1047,00

(-)

2,32

0,82

1,71

1,18

1,13

1,89

1,20

6-9
6

8,12
0,38

7,14
0,79

8,03
0,77

7,65
0,38

7,66
0,43

8,20
1,24

8,27
0,23

/oo

(-)

0,65

0,38

0,40

0,37

0,43

1,20

0,52

500

369,48

358,70

314,32

277,87

294,10

523,92

451,65
66,28

1
2

Fisik
Suhu
TDS

DHL

4
5
6

Kekeruhan
Kimia
pH
DO

Salinity

Kesadahan
sebagai CaCO3

mg/L

BAKU
MUTU PP
82/01
TTG PPA
& PKA
KLS I

o
C
mg/L
mhos/c
m
NTU

mg/L
o

Klorida (Cl)

mg/L

29,03

41,87

53,35

76,72

64,35

228,32

10

Amonium (NH4)

mg/L

0,5

0,23

0,94

0,52

0,11

0,35

0,05

0,04

11

mg/L

0,06

0,010

0,010

0,012

0,010

0,017

0,015

0,035

mg/L

0,2

0,25

0,37

0,78

1,03

0,96

0,35

0,48

13
14
15

Nitrit (NO2)
Phosphat
(PO4)
BOD
COD
Mangan (Mn)

mg/L
mg/L
mg/L

2
10
0,1

1,35
2,00
0,09

1,93
2,99
0,28

1,77
2,00
0,44

1,67
2,32
0,57

2,30
11,00
0,71

1,67
6,33
0,54

1,87
2,00
0,17

16

Cadmium (Cd)

mg/L

0,01

0,002

0,002

0,002

0,002

0,002

0,002

0,002

17
18

Chromium (Cr)
Timbal (Pb)

mg/L
mg/L

0,05
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

12

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

19

Minyak
Lemak

20
21
22
24
25
C
25
26

dan

mg/L

1000

2,5

Tembaga (Cu)

mg/L

0,02

0,01

Besi (Fe)

mg/L

0,3

0,04

Seng (Zn)
Nitrat (NO3)
sulfat (SO4)
Biologi
Escherichial
Coliform

mg/L
mg/L
mg/L

0,05
10
400

0,010
2,36
10,89

100
1000

Total Coliform

MPN/100
ml
MPN/100
ml

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

0,01

0,01

0,01

0,01

0,01

0,01

0,05

0,11

0,07

0,12

0,07

0,20

0,008
2,14
7,43

0,012
4,62
6,82

0,001
3,23
5,92

0,001
5,48
8,27

0,003
2,04
18,25

0,001
2,92
9,04

211,17

324,83

39,50

101,33

19,33

74,00

84,50

542,50

40,75

92,75

133,75

12,50

64,75

171,50

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat, 2009

KETERANGAN :
mg/L = miligram/liter
MPN = Most Probable Number
(-)
= tidak dipersyaratkan
2. Air Sungai
Pada pengukuran di lapangan

maupun hasil analisa laboraturium

menunjukan bahwa secara umum air sungai masih memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan, walaupun pada parameter Caliform melebihi baku
mutu.
Tabel 3.19. Pengukuran Kualitas Air Sungai yang melintasi Kota Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat TAHUN 2009
NO

PARAMETER

A
1
2
3

Fisik
Suhu
TDS
DHL

Kekeruhan

B
5

Kimia
pH
DO
(standar
minimum)

SATUAN

BAKU MUTU PP
82/01 TTG PPA
& PKA

HASIL UJI
LABORATORIUM

Kls III

H1

SUNGAI
H2

H3

Ket

C
mg/L
mhos/cm

Deviasi 3
1000
2250

27,57
115,9
241,67

27,33
614,37
410

27,7
117,67
245,17

NTU

(-)

6,49

9,11

8,54

6-9

9,17

8,96

8,87

< BAKU MUTU

1,26

0,39

0,19

< BAKU MUTU

(-)

0,1

0,2

0,1

114,73

135,9

134,27

mg/L

< BAKU MUTU


< BAKU MUTU
Tidak
Dipersyaratkan

Salinity

Kesadahan
sebagai CaCO3

mg/L

Klorida (Cl)

mg/L

(-)

9,5

22,87

7,2

10

Amonium (NH4)

mg/L

(-)

0,02

0,03

0,04

11
12
13
14
15

Nitrit (NO2)
Phosphat (PO4)
BOD
COD
Mangan (Mn)

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

0,06

0,01

0,01

0,01

Tidak
Dipersyaratkan
Tidak
Dipersyaratkan
Tidak
Dipersyaratkan
Tidak
Dipersyaratkan
< BAKU MUTU

1
6
50
(-)

0,1
2,08
12,67
0,49

0,08
2,21
8,6
0,09

0,09
3,12
12,67
0,10

< BAKU MUTU


< BAKU MUTU
< BAKU MUTU
Tidak

/oo

2,5

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

0,01

0,002

0,002

0,002

Dipersyaratkan
< BAKU MUTU

0,05
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

0,017
0,03

< BAKU MUTU


< BAKU MUTU

mg/L

1000
0,02

2,5
0,01

2,5
0,01

2,5
0,01

Besi (Fe)

mg/L

(-)

0,184

0,373

0,278

Seng (Zn)
Detergen
(MBAS)

mg/L

0,05

0,001

0,001

0,004

< BAKU MUTU


< BAKU MUTU
Tidak
Dipersyaratkan
< BAKU MUTU

200

0,037

0,067

0,05

24

Nitrat (NO3)

mg/L

(-)

2,123

1,637

2,45

25

Sulfat (SO4)

mg/L

(-)

0,77

2,61

2,63

Biologi
Escherichial
Coliform
Total Coliform

2000

10133,3

10000

7000

10666,
6
6800

16666,
6
9333,3

16
17
18

mg/L
mg/L
mg/L

20

Cadmium (Cd)
Chromium (Cr)
Timbal (Pb)
Minyak dan
Lemak
Tembaga (Cu)

21
22

19

23

25
26

mg/L

mg/L

MPN/100ml
MPN/100ml

< BAKU MUTU


Tidak
Dipersyaratkan
Tidak
Dipersyaratkan
> BAKU MUTU
< BAKU MUTU

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat, 2009

KETERANGAN :
mg/L = miligram/liter
MPN = Most Probable Number
H1
= Hulu
H2
= Tengah
H3
= Hilir
(-)
= tidak dipersyaratkan
Tabel 3.20. Cakupan Pelayanan Air Bersih Tahun 2010

Sumber : Data Seksi Penyehatan lingkungan Dikes


Kab.Sumbawa Barat Tahun 2010
Tabel.3.21. Data Prsaranan Air Minum Peemrintah Kab. Sumbawa Barat
No.
1

Jenis Data
Volume
Jumlah Desa/ 57/8

Satuan
Desa/kelura

Merupakan

Keterangan
total

jumlah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Kelurahan

han

Desa/Keluraha
n

Barat
Merupakan

Total

Jumlah

Desa/Kelurahan

Jumlah
2

desa/kelurahan di Kab. Sumbawa

Rawan

Air

36

Desa/kelura
han

Bersih

Kabupaten/Kota

di
tersebut

yang

tidak memiliki akses terhadap air


bersih yang menandai dan/atau
pada saat musim kemarau terjadi
rawan Air.
Merupakan

Pelayanan

jumlah

penduduk yang sudah terfasilitasi

Cakupan
3

Prosentase

Air 23,42

Minum

air

minum

PDAM/Pamsimas

melalui
dibanding

jumlah penduduk kabupaten/kota


yang bersangkutan
Jumlah kapasitas Air minum di

Idle Capacity

PDAM yang belum termanfaatkan


pada

kabupaten

/kota

yang

bersangkutan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.Sumbawa Barat Tahun 2011
3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga
Penanganan pembuangan limbah cair rumah tangga (grey water) di
Kabupaten Sumbawa Barat belum dilakukan secara optimal, masih banyak
dijumpai pembuangan air limbah secara sembarangan melalui saluran selokan
atau langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya.
Di Kabupaten Sumbawa Barat juga mengenal Saluran Pengelolaan Air
Limbah (SPAL) ini terbukti dari tabel dibawah ini, yang menunjukan Rumah
yang dipantau 62.70 % dan rumah dengan SPAL 62.93 %.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel 3.22. Rekapitulasi Jumlah dan Prosentase Rumah yang


Menggunakan SPAL dirinci Menurut Puskesmas
Pada Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Data Seksi Penyehatan lingkungan Dikes


Kab.Sumbawa Barat Tahun 2010
Kondisi umum penanganan limbah cair rumah tangga di Kabupaten
Sumbawa Barat adalah mempergunakan sistem setempat (onsite system)
berupa septic tank. Sampai saat ini Kabupaten Sumbawa Barat belum memiliki
sistem pengolahan air limbah terpusat berupa IPAL maupun IPLT.
Kondisi umum penanganan limbah cair rumah tangga di Sumbawa Barat
adalah mempergunakan sistem setempat (onsite system) berupa septic tank,
namun juga dijumpai penggunaan cubluk di beberapa tempat. Sampai saat ini
Sumbawa Baarat belum memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat berupa
IPAL maupun IPLT dikarenakan kondisi daerah yang tidak memungkinkan
untuk dibangun sistem ini. Walaupun demikian, dibeberapa lokasi sudah
dibangun sistem komunal untuk melayani satu kawasan pemukiman, kawasan
pesantren maupun industri lainnya melalui melalui program sanitasi berbasis
masyarakat (Sanimas).

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Pengelolaan Air Limbah Keluarga dengan kepemilikan Saran Sanitasi


Dasar juga dapat terlihat dalam tabel 3.23 yang menunjukan bahwa sarana
sanitasi dasar Tahun 2010 yaitu 62.93 % mengalami kenaikan dari 2(dua)
tahun sebelumnya.

Tabel 3.23. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar dalam hal
Pengelolaan Air Limbah menurut Kecamatan
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan (PL) Dikes Kab. Sumbawa Barat


Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tahun 2010 mengalami
kenaikan dari Persentase Pengelolaan Air limbah Sehat yang dimiliki oleh
Puskesmas di masing-masing Kecamatan . Terlihat jelas dengan adanya fakta
tabel diatas bahwa masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat sudah mulai
menyadari pentingnya memiliki pengelolaan Air Limbah yang sehat.
3.1.5. Limbah Padat (Sampah)
Salah satu permasalahan utama yang sering menjadi isu lingkungan yang
utama adalah masalah sampah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
daerah untuk mengelola sampah agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat
serta tidak merusak estetika. Pemda Sumbawa Barat,dalam hal menerapkan 2

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

sistem pengelolaan, dengan sistem individual langsung yaitu dengan


menampung sampah di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) untuk
kemudian diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) oleh dump truck, dan
dengan sistem individual tak langsung yaitu sampah dikumpulkan di kontainer
(yang diletakkan di tempat-tempat tertentu, misalnya di sekitar pasar atau
kompleks pemukiman) oleh petugas pengangkut sampah yang setelah itu
dibawa ke TPA dengan menggunakan arm roll.
Pemda Sumbawa Barat telah mulai mencoba menerapkan metode
pemisahan sampah organik dan sampah anorganik di beberapa tempat di Kota
Taliwang terutama di instansi pemerintah. Sampah yang telah dipisahkan tidak
diolah lagi dan tetap dibuang ke TPA (open dumping) yang sama menggunakan
dump truck. Namun demikian, belum ada tindak lanjut dari metode ini.
TPA sampah di Sumbawa Barat terdapat di desa Batu Putih Kecamatan
Taliwang dan belum dilengkapi oleh IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)
karena masih menggunakan sistem open dumping (penimbunan terbuka).
Instalasi IPAL ini sebenarnya bermanfaat untuk mengolah air lindi yang berasal
dari tumpukan sampah sehingga tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.
Pemerintah telah menyediakan 233 unit TPS yang tersebar di seluruh
kecamatan di Sumbawa Barat dan 13 kontainer yang tersebar di titik-titik yang
banyak menghasilkan sampah. Rata-rata volume timbunan sampah yang terus
meningkat tiap tahunnya merupakan akibat dari pertambahan jumlah penduduk
dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Walaupun secara kuantitatif belum
terdata, namun dengan meningkatnya jumlah penduduk maka dapat diprediksi
bahwa jumlah timbunan sampah juga akan meningkat.
Resiko penyebaran berbagai penyakit akan meningkat jika tidak segera
dilakukan upaya pengelolaan pada timbunan sampah. Timbunan sampah juga
dapat mengurangi estetika lingkungan dan terganggunya kenyamanan
penduduk akibat bau tak sedap yang ditimbulkannya. Dalam beberapa kasus,
pengelolaan sampah menimbulkan konflik sosial antar warga yang berkaitan
dengan penggunaan lahan untuk tempat penampungan sampah.
Penanganan limbah padat/sampah di Kabupaten Sumbawa barat sudah
menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu kota kabupaten yaitu Taliwang.
Volume sampah yang dihasilkan di kota Taliwang pada tahun 2008 sebanyak

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

84 m3/hari, perminggu 588 m3, perbulan 30.660 m3. Dari volume sampah
sebanyak itu sumber dari pemukiman penduduk, (sampah domestic), pasar
pertokoan, tempat hiburan masyarakat, taman, tempat parker serta sarana milik
pemerintah lainnya. Sekitar 90% diangkut ke TPA Batuh Putih yang berada di
Desa Batuh Batu Putih Kecamatan Taliwang. Sedangkan sisanya yaitu di kelola
sendiri oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar
maupun ada juga yang dibuang di sungai.
Tabel 3.24. Rekapitulasi Jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Sampah yang Diperiksa Menurut Puskesmas
Puskesmas
Poto Tano
Seteluk
Taliwang
Desa beru
Brang Ene
Jereweh
Maluk
Sekongkan
g

Jumlah TPS
yang ada
7
7
23
2
2
15
141
26

TPS terpantau
Jumlah
%
7
100.00
7
100.00
19
82.61
2
100.00
2
100.00
7
46.67
99
70.21
26

100.00

TPS baik
Jumlah
%
1
14.29
1
14.29
3
15.79
1
50.00
1
50.00
4
57.14
85
85.86
26

KAB/KOTA
223
169
75.78
122
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun, 2008.

100.00

72.19

Tabel. 3.25. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah


Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2008
Jenis Alat
Angkut
Motor sampah
Mini truck
Dump truck
Arm roll
Kontainer

Jumlah
(unit)
3
2
3
13

Kapasitas
(m3)
1
8
6
6

Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat, 2008

Tabel. 3.26. Komposisi Pengambilan Sampel Sampah di Kab. Sumbawa Barat


Tahun 2010
Jenis Sampah
3
Volume (m )
Prosentase (%)
1. Sampah Organik
19.726,6
64,34
2. Sampah non-organik
a. Kertas
3.847,83
12,55
b. Plastik
5.972,57
19,48
c. Kaca/gelas
861,55
2,81
d. Lain-lain
153,3
0,5
Timbulan sampah
30.660
100
Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat, 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.1.6 Drainase Lingkungan


Di Kabupaten Sumbawa Barat terdapat dua sungai besar yaitu Sungai
Rea dan Sungai Jereweh serta 35 anak sungai. Sungai-sungai tersebut banyak
dimanfaatkan untuk drainase dan dijadikan mayor drainase. Sedangkan minor
drainase menggunakan saluran buatan yang melayani kawasan-kawasan
tertentu yaitu perumahan, industry, komersial dan lain-lain.
Keberadaan dan kondisi sungai atau saluran drainase di Kabupaten
Sumbawa Barat dipengaruhi oleh musim hujan setiap tahunnya. Musim
penghujan berlangsung antara bulan Mei - September, dengan tingkat curah
hujan rata-rata berkisar 2.156 mm/tahun. Sedangkan musim panas atau
kemarau berlangsung antara bulan November - April. Akan tetapi karena
perubahan

klimatologi

global

maka

terjadi

pergeseran

musim,

yang

berpengaruh terhadap waktu pergantian musim. Suhu udara di Kabupaten


Sumbawa Barat pada pagi hari berkisar antara 18 - 23 oC, sedangkan pada
siang hari suhu udara berkisar antara 27 - 35 oC, dengan kelembaban udara
rata-rata 80%. Untuk lebih jelasnya curah hujan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Tabel 3.27. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan


di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2008
No
.

Bulan

1.
Januari
2.
Februari
3.
Maret
4.
April
5.
Mei
6.
Juni
7.
Juli
8.
Agustus
9.
September
10. Oktober
11. Nopember
12. Desember
Rata-rata

Hari
Hujan
15
20
28
20
5
4
1
2
3
16
25
23
13,5

Curah
Hujan
(mm)
100
53
180
44
88
16
0
2
11
174
300
148
2.156

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Kabupaten Sumbawa Barat Dalam Angka, 2010


Tabel 3.28. Curah Hujan Per Bulan Menurut Stasiun Pencatat
di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2008

Sumber : Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Pertanian


(Sumbawa Barat dalam Angka Tahun 2010)
Grafik .01. Curah Hujan per Bulan
di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2008 (mm)

DAS
Sungai yang terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat ini termasuk dalam

Satuan Wilayah Sungai (SWS) Sumbawa. Didalam SWS Sumbawa ini terdapat
beberapa Sub Satuan Wilayah Sungai (SSWS) yang tersebar diseluruh Pulau
Sumbawa, khusus untuk Kabupaten Sumbawa Barat terdapat 2 SSWS yaitu :
3. SSWS Jereweh

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

4. SSWS Rea
Dari 2 SSWS ini, terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
ditunjukan oleh Tabel 3.29 di bawah ini.
Tabel 3.29. Daerah Aliran Sungai (DAS) di SSWS Kecamatan Jereweh dan Rea
No
.
1.

SSWS
Jereweh

JUMLAH
DAS

NAMA DAS

17

(1) Jereweh
(2) Lempe
(3) Benete
(4) Maluk
(5) Sekongkang
(6) Kompleks DAS Senyur
(7) Sejorong
(8) Kompleks DAS Labuhan
(9) Kompleks DAS Tablung
(10 Kompleks DAS Tebisu
)
Kompleks DAS Tangoloka
(11) Nanga Ene
(12 Kompleks
DAS
Lomar
)
Lempuh
(13 Kompleks DAS Talonang
)
Panti
(14 Sepang
)
Singa
(15
)
(16
)
(17
)
2.
Rea
4
(1) Kompleks DAS Tubaka
(2) Kompleks DAS Aikuruk
(3) Kompleks DAS Panusak
(4) Rea
Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan
&
Pengelolaan Sumber Air NTB, 2005
Dari beberapa DAS tersebut, terdapat beberapa DAS termasuk kategori
DAS prioritas berdasarkan kriteria sebagai berikut :
5) DAS yang memiliki potensi yang besar
6) DAS yang memiliki penduduk yang besar
7) DAS yang memiliki prediksi kedepan mampu menunjang Sumber Daya Air

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

8) DAS yang memiliki permasalahan krusial yang berbatasan dengan


Kabupaten/Kota.
Dari kriteria tersebut diperoleh DAS yang termasuk Kategori Prioritas
untuk SSWS Jereweh dan Rea adalah SSWS Jereweh yaitu DAS Jereweh,
DAS Sekongkang, DAS Jorong dan untuk SSWS Rea yaitu DAS Rea (Sumber:
Data Base Sungai Wilayah Sungai Sumbawa (tahap 1), Balai Wilayah Sungai
Nusa Tenggara I, 2007).
Berdasarkan data tersebut maka potensi DAS yang terdapat di Kabupaten
Sumbawa Barat adalah sebagai berikut :
DAS Jereweh
Data morfologi DAS Jereweh adalah sebagai berikut:
Nama sungai

: Jereweh

Lokasi

: Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat

Panjang Sungai

: 23,11 km

Lebar Sungai

: 49,50 m

Luas Penampang

: 17,33 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,35 m

Kecepatan aliran

: 0,7 m/dt

Debit

: 4,41 m3/dt

Daerah yang dilalui oleh DAS Jereweh adalah :


Desa Labuan Lalar, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Goa, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat
Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat
Grafik. 02. Proyeksi Neraca Air DAS Jereweh
DAS JEREWEH

(MCM)

45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0,000

Ketersediaan
Kebutuhan

50

100

(Tahun)

150

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

DAS Sekongkang
Data morfologi DAS Sekongkang adalah sebagai berikut :
Nama sungai

: Sekongkang

Lokasi

: Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang,


Kabupaten Sumbawa Barat

Panjang Sungai

: 18,87 km

Lebar Sungai

: 31 m

Luas Penampang

: 24,2 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,80 m

Kecepatan aliran

: 0,4 m/dt

Debit

: 8,64 m3/dt

Daerah yang dilalui oleh DAS Sekongkang adalah :

Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kab. Sumbawa Barat


Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat
Grafik. 03. Proyeksi Neraca Air DAS Sekongkang

DAS Sejorong
Data morfologi DAS Sejorong adalah sebagai berikut:
Nama sungai

: Sejorong

Lokasi

: Desa Tongo, Kecamatan Sejorong Kab. Sumbawa Barat

Panjang Sungai

: 66,25 km

Lebar Sungai

: 62 m

Luas Penampang

: 31 m2

Kemiringan

: 45o

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Kedalaman

: 0,50 m

Kecepatan aliran

: 1,2 m/dt

Debit

: 21 m3/dt

Daerah yang dilalui oleh DAS Sejorong adalah :

Desa Sekongkang Bawah, KecamatanSekongkang Kab.Sumbawa Barat


Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang Kab.Sumbawa Barat
Desa Belo, Kecamatan Jereweh Kab. Sumbawa Barat
Grafik. 04. Proyeksi Neraca Air DAS Sejorong
DAS SEJORONG
30,000

(MCM)

25,000
20,000
Ketersediaan
Kebutuhan

15,000
10,000
5,000
0,000
0

50

100

150

(Tahun)

DAS Rea
Data morfologi DAS Rea adalah sebagai berikut :
Nama sungai

: Rea

Lokasi

: Desa Taliwang, Kecamatan Taliwang Kab. Sumbawa

Barat
Panjang Sungai

: 21,55 km

Lebar Sungai

: 60,50 m

Luas Penampang

: 24,20 m2

Kemiringan

: 45o

Kedalaman

: 0,40 m

Kecepatan aliran

: 0,50 m/dt

Debit

: 10,44 m3/dt

Grafik. 05. Proyeksi Neraca Air DAS Rea

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Desa yang dilalui oleh DAS Rea adalah :

Desa Kuang, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat


Desa Merapan, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Seteluk Tengah, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Juru Mapin, Kecamatan Alas, Kab. Sumbawa
Desa Mura, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Labuan Lalar, KecamatanTaliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Kali Mantong, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Sampir, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Marente, Kecamatan Alas, Kab. Sumbawa
Desa Mantar, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Beru, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Dalam, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Bangkat Monte, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Air Suning, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Goa, Kecamatan Jereweh, Kab. Sumbawa Barat
Desa Menala, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Tepas, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Rempe, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Bugis, Kecamatan Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Desa Seteluk Atas, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat
Desa Baturotok, Kecamatan Batu Lanteh, Kab. Sumbawa
Desa Juranalas, Kecamatan Alas, Kab. Sumbawa
Desa Senayan, Kecamatan Seteluk, Kab.Sumbawa Barat
Genangan
Data Genangan di Kabupaten Sumbawa Barat hanya mendata 2 (dua) lokasi
yg terdapat genangan atau yang dapat diukur luas genangannya.
Dikecamatan Seteluk terdapat satu bendungan dan Jereweh terdapat tiga
Bendungan yaitu :
a. Tiu Nisung Kecamatan. Seteluk

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

b. Taruna Mangadang Kecamatan Jereweh


c. Tiu Bangkemah Kecamatan Jereweh
d. Murus Kecamatan Jereweh
Luas Genangan masing-masing Bendungan yaitu :
a. Tiu nisung Luas Genangan 9,90 ha
b. Taruna Mangadang Luas Genangan 9,68 ha
c. Tiu Bangkemah Luas Genangan Luas Genangan 1,133 ha
Data Genangan di Kecamatan Sekongkang terdapat satu bendungan dan
Brang Ene terdapat dua bendungan yaitu :
a. Puja Kecamatan Sekongkang
b. Jorok Lone Kecamatan Brang Ene
c. Brengseng Kecamatan Brang Ene
Luas Genangan masing masing Bendungan yaitu :
a. Puja Luas Genangan 5,248 ha
b. Jorok Lone Luas Genangan 1 ha
c. Brengseng Luas Genangan 1 ha
Tabel . 2.30. Debit andalan DAS di SSWS Jereweh dan Rea
DAS

Luas
(km2)

Rata-rata
Debit Aliran
(m3/dt)

Jumlah
Sumur
Air Tanah
(unit)

Debit
Ratarata
(lt/dt)

Ketersediaan
Air
(MCM/thn)

Jereweh

112,75

1,19

0,00

36,77

Sekongkang

42,64

0,43

0,00

13,30

Sejorong

67,22

0,69

0,00

21,39

Rea

816,64

6,60

0,00

202,94

SSWS

JEREWEH

REA

Sumber: Studi penatagunaan sumberdaya air di NTB, Satker Pengembangan dan Pengelolaan
Sumber Air NTB, 2005

Tabel. 3.31. Data Prasarana Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


No
1

Jenis Data
Jumlah

Volume
20

Satuan
Desa/kel

Keterangan
Merupakan

tota

Desa/Keluraha

desa/kelurahan

/kota tersebut yang tidak memiliki

Rawan

Sanitasi
Luas Kawasan 687,1

ha

di

jumlah
Kabupaten

sarana dan prasarana sanitasi


Merupakan total luas kawasan

Kumuh

yang

tingkat

perkotaan

penduduknya

lebih

kepadatan
dari

300

jiwa/ha, dan / atau kawasan yang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

infrastruktur/penataan
lingkungannya

tidak

tertata

dengan baik,dan/atau kawasan


yang komunitas masyarakatnya
berpenghasilan
3

Jumlah

15.223

Jiwa

Jamban

yang dilengkapi dengan septitank

Jumlah

84

m/hari

di kabupaten /kota tersebut.


Merupakan Total jumlah timbunan

Timbunan

sampah

Sampah

terangkut

Jumlah

84

m/hari

sampah

Terangkut

terangkut

Panjang

126.400

Drainase
Panjang

dapat

TPA

perhari

di

ke

yang

dapat

TPA

Kabupaten/kota.
Merupakan
panjang

31.600

Merupakan

di

saluran

panjang

saluran

drainase dalam kondisi tersumbat


ha

di Kabupaten
Merupakan Total Luas Genangan
( Lama Genangan Maksimal 2

15

jam)di kabupaten/kota
Merupakan Prosentase

jumlah

Pelayanan

penduduk yang sudah terfasilitasi

Sanitasi

sarana dan prasarana sanitasi


melalui

PDPAL/Sanimas

dibanding
10

ke

yang

drainase di Kabupaten/kota

Drainase
Luas
daerah 9.090

Cakupan

perhari

Kabupaten/kota.
Merupakan Total jumlah timbunan

Sampah

genangan
9

kabupaten/kota
Merupakan total jumlah rumah
tangga yang memiliki jamban

Saluran
8

di

Kepemilikan

Saluran
7

rendah

Dokumen

Dalam

Strategi

proses

Sanitasi Kota

Dokumen

jumlah

penduduk

kabupaten
Merupakan Jumlah kepemilikan
dokumen Strategi Sanitasi Kota
pada

Kabupaten

/kota

yang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

bersangkutan
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sumbawa Barat tahun 2011

3.1.7. Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Sumber pencemaran udara yang utama
adalah emisi kendaraan bermotor, emisi kegiatan industri dan pertambangan,
dan kebakaran hutan. Pencemaran udara di Kabupaten Sumbawa Barat lebih
banyak berasal dari sektor transportasi (kendaraan bermotor: sepeda motor,
mobil, dan truk). Kondisi ini juga dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor di
Sumbawa Barat yang cenderung terus bertambah setiap tahunnya seiring
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun menjadi kendala
tersendiri dalam upaya menciptakan udara yang bersih dan sehat. Hal ini
diakibatkan oleh emisi gas buangan yang dihasilkan dari kegiatan transportasi
kendaraan bermotor yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
peningkatan polutan di udara. Jumlah kendaraan bermotor di Sumbawa Barat
pada tahun 2007 adalah 2.532 unit dan mengalami peningkatan sebesar
291,98% pada tahun 2008. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas udara di
sekitar jalan raya dan terminal lebih tinggi dibandingkan dengan pusat keramaian
lainnya.
Sifat alami dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global sehingga pencemaran udara pada suatu daerah dapat
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi, atau polusi cahaya dianggap
sebagai polusi udara.
Di daerah Sumbawa Barat dampak negatif dari pencemaran udara u
Kabupaten lainnterhadap tingkat kesehatan masyarakat masih belum signifikan.
Namun demikian, kualitas udara yang rendah akan mengakibatkan munculnya
penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma,

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Jumlah penderita ISPA di


Sumbawa Barat tergolong tinggi, yaitu sebanyak 7592 pada tahun 2006 dan
meningkat pada tahun 2007 menjadi 8495 penderita. Secara teoritis jumlah
penderita ISPA akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya pencemaran
udara. Selain itu akumulasi timbal (Pb) di udara akibat penggunaan bensin yang
mengandung timbal akan menyebabkan pertumbuhan saraf anak balita terganggu bila
terpapar terus menerus. Timbal juga dapat mengakibatkan penyakit autisme.
Tabel 3.32. Jumlah Penderita ISPA di Kabupaten Sumbawa Barat

Jumlah/Tahun
Jenis Penyakit

Penyakit akut pada Saluran


pernafasan bagian atas

2006

2007

2008

7592

8495

5582

Sumber. Dinas kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, 2009

3.1.8. Limbah Industri


Pemerintah Sumbawa Barat sangat optimis bahwa , Kabupaten Sumbawa
Barat akan menjadi kabupaten industri siap bersaing dengan Kota atau
Kabupaten lainnya. Di kabupaten Sumbawa Barat terdapat beberapa industri
yang di tangani oleh Dinas Koperindag (Koperasi Perindustrian, Perdagangan
dan UMKM). Dan untuk limbah yang dihasilkan oleh salah satu jenis industri di
Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Industri Tahu Tempe yang mana pada Tahun
2009 Usaha pembuatan Tahu-Tempe yang berlokasi di Kecamatan Maluk desa
pasir Putih, menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan Tahu-Tempe di Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk tahun yang
sama usaha Tahu Tempe dapat berkembang dengan baik sehingga di tahun
yang sama usaha tahu tempe pun berkembang, dengan bermunculan usahausaha sejenis dengan lokasi yang berbeda. Ditahun yang sama yaitu tahun
2009 ada 3 usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan tahu antara lain :
perusahaan pertama yang bergerak di bidang pembuatan tempe-tahu
perusahaan Tri Honomart lokasi di Desa Pasir Putih, perusahan yang samapun
terdapat di lokasi Taliwang tepatnya di Desa Dalam yaitu Kelompok Barokah,

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

dan yang terkahir yang bergerak dibidang yang sama pula yaitu UD. Hijau
Kijang Cicalik yang berlokasi di Kecamatan Taliwang Kelurahan Sebok.
Yang menarik untuk diamati cara pengelolaan air limbah dari
pembuatan tahu yaitu kelompok UD. Hijau Kijang Cicalik, usaha tersebut
dibangun atas kerjasama masyarakat yang mempunyai semangat tinggi untuk
membangun usaha yang memang peminatnya sedikit tapi cukup menjanjikan
dalam hal pendapatan. UD. Hijau Kijang hampir sama pengelolaan Air limbah
Gudang
Penampungan
Kedelai
tempe
tahunya dengan
perusahaan Tri1 Honomart,Perendaman
yang sama-sama bergerak
daalm pembuatan tempe-tahu hanya saja pengelolaan air limbah dari
pembuatan tempe tahu oleh perusahaan trihomorat2 sudah dapat menjadi
contoh untuk perusahaan lain yang
3 ada di Kabupaten Sumbawa Barat untuk

Proses Pengelolaan dengan mesin giling

Menghasilkan

pengelolaan
air limbah
dari pembuatan tempe-tahu.
Bubur dari
kedelai

UD. Hijau Kijang yang berlokasi di Kecamatan Taliwang kampung


4 prospek cukup tinggi dan pengelolaan air limbahnya pun
sebok, mempunyai

tidak buruk cukup dapat dikatakan layak. Air Limbah yang dihasilkan oleh UD.
Menyiapkan Tungku Uap

Direbus dalam tungku uap

Hijau Kijang terbagi menjadi 2 jenis air limbah, yaitu limbah padat dan limbah
cair. Limbah Padat yang dihasilkan oleh UD. Hijau Kijang tersebut dijadikan
pakan ternak sapi. Limbah Padat yang dihasilkan6setiap harinya pun beragam.
Menghasilkan Sari kedelai

7.a

Dilakukan Perembesan/ diperas

8
Skema. 01. Pembuatan
sampai dengan Penanganan Limbah Industri Tahu oleh

Kelompok Hijau Kijang Kec. Taliwang

PencampuranAir GaramMenghasilkan Limbah Padat/ Ampas Kedelai

9
Proses
Pencetakan

TAHU

Pakan Ternak

Limbah Cair

10

Minuman Ternak

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan :
Penanganan Limbah Industri di sebuah tempat usaha pembuatan tahu
tempe di Kecamatan Taliwang ini sudah berjalan hampir 3 tahun dan kelompok
tersebut menjadi binaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM (Perindagkop) Kabupaten Sumbawa Barat. Proses Pembuatan Tahu ini
dimulai dari Gudang Penampungan Kedelai, kedelai di buat takaran 2 kg
masing- masing takaran. Setelah dibuat takaran masing- masing 2 kg, kacang
kedelai yang sudah di pilih siap diproses, dan proses awal yang dilakukan
kelompok ini yaitu dengan merendam selama 15 menit, setelah perendaman
kedelai disaring lalu digiling dimesin penggilingan sehingga menghasilkan
semacam bubur kedelai yang akan diproses dalam tungku uap, ini dilakukan
agar kedelai yang telah digiling terjamin kwalitasnya dan mampu bertahan 3
hari, sehingga bisa menghasilkan susu kedelai dan tahu yang berkualitas.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Setelah dilakukan perebusan dalam tungku uap kedelai yang sudah


menjadi bubur itu di saring menjadi 2 bagian, yang mana 1 bagian
menghasilkan limbah padat atau ampas kedelai dan yang 1 bagian lagi
menghasilkan sari yang akan diproses lagi untuk diolah menjadi tahu.
Sari kedelai dicampurkan dengan air garam, dan air garam tersebut
didatangkan dari kota bima yang benar-benar mutunya dan kualitas air
garamnya sudah teruji.takaran 2 kg kedelai hanya memakai 2 sedok sayur air
garam, ini dilakukan agar rasa dari tahu tidak menjadi pahit dan tidak berbau.
Setelah dicampurkan dengan air garam dilakukan tahap berikutnya dengan
memulai mencetak, didalam pencetakan ditutup dengan kain yang dilapisi
hingga 2 lapis ini guna menjaga warna agar tetap putih bersih dan setelah sari
kedelai dituangkan dalam cetakan, lalu ditutup dengan 2 lapis kain yang bersih
dan ditutup kembali dengan tutupna cetakan lalu diatas tutup cetakan di
taruhlah batako 2 susun, ini guna agar air limbah dari sari tersebut dapat keluar
karena adanya penakanan oleh beban yang cukup berat, proses ini dilakukan
hingga 3 kali sampai limbah cair tidak lagi keluar. Dalam Proses Pencetakan
menghasilkan tahu dan limbah cair.
Limbah Padat yang dihasilkan dari proses penyaringan sari kedelai
dikumpulkan dalam 1 wadah, begitu juga dengan limbah cair hasil proses
pencetakanpun dikumpulkan. Limbah Padat yang dihasilkan dikumpulkan untuk
dijadikan pakan ternak khususnya sapi dan Limbah cair yang dihasilkan dari
sari kedelai pun dikumpulkan untuk dijadikan minuman ternak sapi, sehingga
limbah yang dihasilkan oleh produksi tahu tidak mencemari lingkungan. Limbah
cair dari hasil pembuatan tahu tidak dibuang kesungai karena sangat
bermanfaat, limbah cair ini diberikan kepada ternak sapi sebagai minumannya.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Proses perendaman kacang kedelai, yang telah dibagi menjadi masingmasing bagian.Untuk perendaman dilakukan selama 15 menit, agar kacang
lebih padat dan lebih bersih.

Proses yang dilakukan UD. Hijau Kijang masih sangat tradisonal dan
sederhana, bahkan Peneliti dari Universitas Mataram juga melakukan hal yang
sama, melakukan penelitian dari usaha Hijau kijang ini. Kacang kedelai yang
telah direndam dan disaring lalu digiling menggunakan alat giling dan
menghasilkan gambar diatas.

Setelah penggilingan dilakukan dan menghasilkan bubur kedelai ,


disiapkan tungku uap untuk memasak kembali hasil dari penggilingan kedelai.
Tungku uap yang terlihat diatas hasil dari penelitian Universitas Mataram.
Didalam tunggu uap dilakukan pengolahan selama 15 menit, dan dibagi
menjadi 2 bagian. Untuk2 kg kedelai menghasilkan 2 baskom besar.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Untuk Hasil 2 kg Kacang kedelai menghasilkan 2 baskom kacang kedelai


yang sudah di giling dan di olah. Untuk gambar diatas terdapat gambar air
garam. Air garam yang disediakan didatangkan dari kota bima, karena air
garam yang ada ditaliwang tidak cukup baik kualitasnya, dan sangat jarang
bisa didapatkan. Untuk takaran air garam memakai mangkok kecil untuk 2
baskom kacang kedelai yang telah di rendam,giling dan diolah ditungku uap.

Proses pencampuran air garam ke dalam bahan pembuatan tahu. Setelah


dilakukan proses pencampuran dengan air garam bahan tersebut dimasukan
dalam cetakan, setiap cetakan terisi 1 baskom bubur kedelai. Ceatakan ditutup
dengan kain sebanyak 2 lapis, kemudian cetakan ditutup dan diatas cetakan
diletakan batu seperti gambar diatas.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Proses awal pembuatan tahu, dan setelah proses awal dilakukan tahu yang
sudah jadi dilakukan perebusan kembali, dengan air bersih dan dilakukan
perebusan selama 15 menit.

Hasil akhir dari pembuatan tahu.

Limbah Padat menjadi Pakan Ternak

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Limbah Cair menjadi minuman untuk ternak


Limbah Padat yang dihasilkan dari pembuatan tahu dijadikan sebagai
Pakan Ternak, dan Limbah cair menjadi minuman ternak sapi.Limbah padat
yang dihasilkan oleh usaha industri tahu ini, sebanyak 1 kg per 1 kali
pembuatan tahu dengan 2 kg kacang kedelai. Sedangkan untuk Limbah cair
yang dihasilkan oleh indistri pembuatan tahu kira 2 liter .
3.1.9. Limbah Medis
Upaya kesehatan oleh pemerintah terdepan dimasyarakat melalui
Puskesmas dengan pelayanannya yang bersifat promotif, preventif, kurantif
dan rehabilitatif. Sebagai pelayanan kesehatan yang bersifat dasar sampai
dengan saat ini Puskesmas masih terpercaya sebagai alternatif tujuan untuk
pengobatan dan pemeriksaan kesehatan yang terjangkau oleh sebagian besar
pada umumnya.
Analisis

terhadap

masyarakat

dalam

memanfaatkan

fasilitas

dipuskesmas dan beban kerja puskesmasdapat diukur dengan indicator anatar


lain rat-rata jumlah kunjungan puskesmas perhari. Kabupaten Sumbawa Barat
rata-rata jumlah kunjungan puskesmas dari tahun ke tahun cendrung naik.
Kunjungan puskesmas pada tahun 2010 adalah 104.101 (90,72 %).
Dengan melihat kunjungan puskesmas pada tahun 2010 yang cukup
tinggi

dapat

diperkirakan

limbah

medis

yang

dihasilkan

oleh

setiap

puskesmaspun tidak sedikit.


Berdasarkan Depkes RI 1992

: sampah dan limbah rumah sakit

adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit
dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah rumah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah/limbah klinis dan non
klinis baik padat maupun cair.
Limbah non medis antara lain : sampah makanan, kertas, maupun alat lain
yang tidak kontak langsung dengan penderita . Sumber Limbah Medis di
Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Unit Pelayanan
Dasar, Unit pelayanan kesehatan penunjang ( laboratorium) dan Unit
pelayanan non kesehatan ( farmasi )
Limbah Medis dapat di Klasifikasikan berdasarkan potensi bahaya yang
terkandung didalamnya, maupun berdasarkan bentuknya (cair dan padat ).
Sedangkan Limbah medis yang dihasilkan puskesmas di kab. Sumbawa Barat,
dikelola secara manual atau sederhana dengan cara mengumpulkan setiap
minggunya setelah dilakukan pemilahan antara sampah medis dan non medis,
untuk dilakukan pembakaran di incenerator.
Limbah medis yang dihasilkan oleh puskesmas di Kabupaten
Sumbawa Barat dapat diperkirakan sebanyak 50 Kantong plastik besar setiap
minggu nya untuk keseluruhan Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumbawa
Barat. Saat ini dimasing-masing puskesmas di Kabupaten Sumbawa Barat
belum memiliki data berapa jumlah limbah medis , hanya dapat di perkirakan
hampir disetiap puskesmas di masing-masing Kecamatan memusnahkan
limbah medisnya kurang lebih 5-7 kantong dalam 1 minggu dan masih
dilakukan dengan cara pembakaran di incenerator dan dilakukan pula dengan
cara ditanam dengan kedalaman 1,5 - 2 meter.
Untuk Limbah Medis yang ada di Kecamatan Taliwang diperkirakan
Limbah Medisnya dalam 1 minggu mencapai 5-7 Kantong Plastik sampah dan
penanganan Limbah Medisnya dilakukan dengan cara pembakaran di
insenerator, sedangkan untuk Puskesmas yang berada di Kecamatan lainnya
penanganan Limbah Medisnya dilakukan dengan cara ditanam dengan
kedalaman 2-3 meter.
Yang bertanggung jawab dalam hal Limbah medis yaitu masing-masing
Bagian di Puskesmas dan untuk Limbah Medis dimasing- masing bagian di
puskesmas setiap minggu dikumpul menjadi 1 dengan bagian yang lainnya,
lalu dilakukan pemilahan antara Limbah Medis Padat dan Cair.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

gambar savetybox yang digunakan oleh


puskesmas brang ene untuk pengumpulan
limbah padat seperti jarum suntik , tetApi
jarumnya sendiri di pisahkan dan
dikumpulkan dengan menggunakan botol
aqua yang mana pada akhirnya akan
dihancurkan memakai alat insenelator,
sedangkan untuk savetybox berisi tempat
jarum dan infus dll akan dibakar dan hasil pembakaran ditanam dengan kedalaman
1,5 meter dari permukaan tanah dan ditutup kembali dengan memberikan tanda.
Tabel. 3.33. Jumlah Limbah Medis di masing-masing Kecamatan
Infus

Spuit/
NO

Puskesmas

needle
(biji/hari)

1
2
3
4
5
6
7
8

Abocath
(biji/hari)

set
(biji/h
ari)

Botol
infus

Kassa/
Kapas/
plester
(gram)

Mess
(biji /
bulan
)

Poto Tano
10
12
10
13
400
13
Seteluk
15
13
9
8
500
15
Taliwang
Brang Rea
15
12
12
30
600
15
Brang Ene
7
5
10
7
400
13
Jereweh
15
10
11
20
500
10
Maluk
15
11
12
15
700
12
Sekongkang
15
10
11
15
200
11
Sumber . Puskesmas masing-masing di Kabupaten Sumbawa Barat

Ampulan/
flakon
(biji/hari

9
9

10
8
9
10
7

3.2. Pengelolaan Limbah Cair.


Pemerintah Kabupaten Sumbawa

dalam pengelolaan Air limbah

adalah mengawasi kerusakan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

oleh air limbah dan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya kesehatan


lingkungan

kepada

masyarakat

melalui

penyuluhan-penyuluhan,

meningkatkan kualitas aparatur lingkungan hidup, tersedianya saluran air


buangan disetiap rumah tangga.
Program pemerintah dalam pengelolaan air limbah yaitu pembinaan
sistem pengelolaan air limbah, pengembangan perencanaan pengelolaan air
limbah, program perluasan cakupan pelayanan air limbah, program
peningkatan sistem pengolahan lumpur tinja, program pengembangan
pembangunan PS air limbah yang bertumpu pada partisipasi masyarakat dst.
Adapun profil pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu :

Sebagian dari masyarakat membuang air besar (tinja) ke tempat yang


tidak seharusnya

Lembaga yang berfungsi sebagai pengelola pelayanan air limbah di


Kabupaten Sumbawa Barat saat ini belum terbentuk, namun untuk
memantau dan menyiapkan prasarana pengelolaan air limbah seperti truk
tinja dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat.

Pengelolaan air limbah yang ada saat ini adalah pengolahan dengan on
site sistem yaitu sistem pengolahan air limbah domestik yang dilakukan
secara individual dan/atau komunal dengan fasilitas pelayanan dari satu
atau beberapa bangunan yang pengolahannya diselesaikan secara
setempat.

Masyarakat belum mampu mengolah limbahnya atau belum mempunyai


septik tank di masing-masing RT, sehingga masih menggunakan MCK
menyebabkan sanitasi yang kurang baik maka menyebabkan kesehatan
masyarakat kurang terjaga yaitu sering terjadinya penyakit diare pada
masyarakat terutama pada anak-anak.

3.2.1. Landasan Hukum/Legal Operasional


Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Kesehatan

Tentang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
3.2.2. Aspek Institusional
Mencermati peraturan yang ada, tidak dijelaskan secara implisit lembaga
pengelola limbah cair domestik, namun secara kelembagaan berdasarkan
tupoksinya maka yang memiliki kewenangan dalam penangangan atau
pengelolaan limbah cair domestik berada pada Kantor Lingkungan Hidup,
berkoordinasi dengan instansi terkait yakni Dinas Kesehatan dan Dinas
Pekerjaan Umum. SKPD ini merupakan instansi terkait yang terlibat langsung
terhadap penanganan sub-sektor sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat.
Sedangkan ketentuan terkait dengan struktur unit operator serta tugas dan
kewenangannya belum ada.
3.2.3. Cakupan Pelayanan
Pelayanan yang terkait dengan penanganan air limbah di Kabupaten
Sumbawa Barat baru terbatas kepada pembangunan sarana prasarana sanitasi
berupa MCK yang dilengkapi dengan system pengolahan limbah dari program
sanimas dan SLBM di beberapa desa rawan sanitasi. Dari Data Dinas
Kesehatan terdapat Cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL ) yang
memenuhi syarat dan dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.34. Cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Memenuhi
Syarat di Kab. Sumbawa Barat 2010.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Profil Kesehatan Kab.Sumbawa Barat Tahun 2010


Tabel 3.35. Cakupan Jumlah MCK dimasing masing Kecamatan di
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010
Kecamatan
MCK
Poto Tano
5
Seteluk
1
Taliwang
3.258
Brang Rea
6
Brang Ene
247
Jereweh
19
Maluk
3
Sekongkang
13
Sumber : BPS Kab.Sumbawa Barat Tahun 2010
3.2.4. Aspek Teknis dan Teknologi
a. Sistem Terpusat/Offsite System
Sampai saat ini, Kabupaten Sumbawa Barat belum memiliki sistem
pengolahan air limbah terpusat baik berupa Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPTL) maupun Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja, barangkali sistim ini ke
depan perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan maupun
tantangan pembangunan yang ada.
b. Sistem Setempat/Onsite System
Untuk limbah tinja (black water) pada umumnya ditangani secara on-site
menggunakan jamban dengan septic tank, dari WC disalurkan ke septic tank
atau cubluk yang sebagian belum memenuhi syarat dalam penempatannya,
dimana jarak antara sumur dengan unit pengolah tinja adalah 10 meter. Hal ini

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

dapat menimbulkan pencemaran air tanah/air sumur dimana sebagian


penduduk masih menggunakan air tanah.
3.2.5. Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair
Dikabupaten Sumbawa Barat, Peran serta masyarakat dalam penanganan
air limbah diwujudkan dalam program Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Sanimas) dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang mulai
dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2009. Dimana
masyarakat secara swakelola merencanakan dan membangun sarana
sanitasi dan memberikan kontribusi berupa uang (in cash) dan in kind (lahan,
material dan tenaga kerja).
3.2.6. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Sumbawa Barat dalam
pengelolaan air limbah adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat
khususnya di daerah pesisir untuk membangun sarana prasarana sanitasi
termasuk system pengolahannya. Untuk daerah perkotaan belum terdapat
pelayanan penyedotan tinja ( tidak ada alat).
Disamping itu berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan
air limbah adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya kemampuan masyarakat untuk pengelolaan air limbah,
sehingga perlu bantuan untuk pembuatan septik tank untuk masyarakat
serta penyebaranluasan informasi tentang pengelolaan lingkungan
kepada masyarakat
b. Lembaga pengelolaan belum memadai dari jumlah maupun kualitasnya
c. Keterbatasan PS pengurasan dan pengumpulan (truk tinja, IPLT, serta
IPAL)
d. Tidak seimbangnya besar biaya operasional pemeliharaan (O & M)
dengan penerimaan retribusi
e. Tidak dimiliki kebijakan pengaturan PAL
f. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara utuh dalam
pengelolaan air limbah.
g. Perlu adanya Sistem Terpusat/Offsite System untuk Kabupaten Sumbawa
Barat.
h. Rencana dan Strategi serta SOP belum jelas

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.3 Pengelolaan Persampahan ( Limbah Padat).


Pengelolaan sampah merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume
sampah atau mengembalikan (recycling) sampah menjadi bahan-bahan yang
bermanfaat. Pengelolaan sampah meliputi beberapa tahap yaitu pengumpulan
sampah dari berbagai tempat (sumber sampah), pengangkutan sampah ke tempat
pembuangan akhir (TPA), pemilahan sampah dan proses daur ulang sampah. Tapi
Sebelumnya dapat dilihat dari Tabel dibawah ini Tempat Pembuangan Sampah
Sementara yang dirinci menurut Puskesmas pada Masing-masing Kecamatan di
Kabupaten Sumbawa Barat.
Tabel 3.36. Rekapitulasi Jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Sampah yang Diperiksa Dirinci Menurut Puskesmas Pada
Kab.Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Dikes Kab.Sumbawa Barat Tahun 2010


Pengelolaan sampah di Sumbawa Barat bertempat dilokasi Desa Batu Putih
Kecamatan Taliwang, luas TPA, 5 Ha, jarak dengan TPA terhadap pemukiman
penduduk 2 km, jarak dari kota Kabupaten 7 km, jarak TPA 7 km ke badan air.
1. Sumber-sumber sampah antara lain : permukiman penduduk (sampah
domestic),pasar, perkantoran, pertokoan, tempat hiburan masyarakat, taman,
tempat parker serta sarana milik pemerintah lainnya.
2. Jumlah armada pengangkutan :
Truck armroll : 3 buah
Dump truk

: 2 buah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Container

: 23 buah

Catatan :
Jumlah kontaner yang terangkut perhari : 6 buah
Jadwal pengangkutan untuk 23 kontainer bervariasi sesuai dengan
lokasi tempat penempatan kontainer.

Skema I. DIAGRAM ALIR PENGELOLAAN SAMPAH oleh


Badan Lingkungan Hidup Kab. Sumbawa Barat
Sumber Sampah
(Domestik dan non domestik)

Pengumpulan Sampah

Pengangkutan Sampah

Pengambilan sampah

TPA

Pemilihan Sampah

Mesin Pencacah Sampah

Daur Ulang Sampah

Keterangan :
Beberapa sumber sampah antara lain :
a. Pemukiman penduduk (domestik)
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan, bahan-bahan sisa dari
pengolahan atau sampah basah (garbage), sampah kering, abu dan sampah
khusus.
b. Tempat-tempat perdagangan (komersial) seperti : pertokoan, restoran, pasar,
perkantoran, penginapan, jasa pelayanan dan sebagainya. Timbulan sampah
diarea komersial ini sangat bervariasi macamnya, tergantung dari jenis
kegiatan atau fasilitas yang ada.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

c. Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah misalnya tempat hiburan


umum (taman, jalan umum, tempat parker, tempat pelayanan kesehatan,
gedung pertemuan, serta sarana milik pemerintah lainnya). Tempat tersebut
biasanya menghasilkan sampah kering dan khusus.
Tempat Pengumpulan sampah
Diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ketempat
pembuangan sampah sementara sebelum menuju ketahap berikutnya.
Pengumpulan sampah dari beberapa sumber menggunakan sarana bantuan
berupa tong sampah, bak sampah, gerobak dorong dan lain-lain.
Pengangkutan sampah
Tahap pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan berupa
alat transportasi tertentu menuju tempat pembuangan akhir.
Pembuangan akhir (TPA)
Pada tahap pembuangan akhir sampah dari rumah tangga dan sumber
lainnya dibuang ke tempat pembuangan yang dapat berupa sanitary land fill
atau open dumping.
Pemilihan Sampah
Pada tahap ini sampah yang ada di TPA dipilah berdasarkan jenisnya.
Daur ulang
Jenis sampah yang bisa didaur ulang di TPA adalah sampah plastic. Sampah
plastic didaur ulang menggunakan mesin pencacah plastic.

Mesin Pencacah Plastik :


Mesin pencacah plastik terdiri dari beberapa bagian antara lain penampung
sampah plastik, mesin pencacah, bak filtrasi, bak stabilisasi/bak kontrol. Mekanisme
kerja dari mesin pencacah plastik tersebut pada dasarnya sangat sederhana yaitu :
Sampah plastic yang telah dipilah berdasarkan warnanya dimasukkan kedalam
mesin pencacah (in put). Pada tahap ini sampah plastic akan mengalami proses
pemotongan menjadi
bagian-bagian kecil yang hasilnya Mesin
akan langsung
dalam
Input (sampah)
Pencacahmasuk
Sampah
bak filtrasi. Dalam bak filtrasi, terjadi proses penyaringan antara sampah plastic
dengan cairan (lindi) dari bak filtrasi kemudian masuk ke dalam bak stabilisasi/bak
control. Dari bak stabilisasi/bak control, cairan lindi secara otomatis akan menuju ke
mesin pencacahBak
lagi.
Proses tersebut terjadi secara terus-menerus.
Kontrol
Bak Filtrasi
Skema 2. DIAGRAM ALIR DAUR ULANG SAMPAH, Kab. Sumbawa Barat
Output

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.3.1. Landasan Hukum/Legal Operasional


Landasan hukum pengelolaan persampahan di Sumbawa Barat masih
menggunakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Persampahan.:
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
3. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.
4. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang
menghasilkan timbulan sampah.
5.

Pengelolaan

sampah

adalah

kegiatan

yang

sistematis,

menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan


dan penanganan sampah.
6. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut
ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan
sampah terpadu.
7. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan,

pemilahan,

penggunaan

ulang,

pendauran

ulang,

pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.


8.

Tempat

pemrosesan

akhir

adalah

tempat

untuk

memroses

dan

mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

lingkungan.
9. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat
pemrosesan akhir sampah.
10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum.
11. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan akibat pengelolaan sampah yang tidak benar.
12. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup dan di bidang pemerintahan lain
yang terkait.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 2
(1) Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga;dan
c. sampah spesifik.
(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik.
(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
(4) Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;


b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau f. sampah yang
timbul secara tidak periodik.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.
Dan di Kabupaten Sumbawa Barat, belum ada Peraturan Daerah maupun
Peraturan Bupati untuk Pengelolaan Persampahan, sehingga Kabupaten
Sumbawa Barat masih memakai peraturan Undang-Undang Republik
Indonesia tentang persampahan
3.3.2. Aspek Institusional.
Mencermati peraturan yang ada, tidak dijelaskan secara implisit lembaga
pengelola sampah, namun secara kelembagaan berdasarkan tupoksinya maka
yang memiliki kewenangan dalam penanganan atau pengelolaan limbah cair
domestik berada pada Badan Lingkungan Hidup, berkoordinasi dengan instansi
terkait yakni Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum.
3.3.3. Cakupan Pelayanan.
Cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa Barat
adalah Kecamatan Taliwang, Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Seteluk
Kecamatan Brang Ene, Kecamatan Poto Tano dan daerah disekitarnya.
Total Keluarga yang terlayani untuk lima (5) Kecamatan yaitu 26.489,
sedangkan

Area

yang

tidak

menerima

layanan

sanitasi

khususnya

pengangkutan sampah yaitu Kecamatan Maluk, Kecamatan Sekongkang,


Kecamatan Jereweh dan Volume sampah yang dihasilkan per hari adalah :
Perhari

= 84 m3

Berminggu = 588 m3
Perbulan = 30. 660 m3
Jumlah Personil dalam Pelayanan Sanitasi dari Badan Lingkungan Hidup
yaitu terdapat beberapa posisi yaitu:

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Supir Dum Truck

: 2 Orang

Supir Armoll

: 3 Orang

Mekanik

: 2 Orang

Pembantu Mekanik

: 1 Orang

Koordinator Lapangan

: 1 Orang

Penyapu / Pekerja Tryck

: 24 Orang

Penyapu

: 2 Orang ( Wilayah : Brang Rea)

Penyapu

: 2 Orang ( Wilayah : Seteluk )

Penyapu Pasar

: 2 Orang

Supir Tossa

: 2 Orang

Jaga Malam

: 4 Orang

Operator

: 1 Orang

Pembantu Supir

: 2 Orang

Penjaga TPA

: 1 Orang

Penyapu Tugu Syukur

: 1 Orang

Total personil dalam Pelayanan Sanitasi dari Badan Lingkungan Hidup


secara keseluruhan yaitu 50 Orang / hari.
Peta. 1. Lokasi Kontainer Sampah di Kecamatan Poto Tano

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Peta. 2. Lokasi Kontainer Sampah di Kecamatan Seteluk

Peta. 3. Lokasi Kontainer Sampah di Kecamatan Taliwang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Peta. 4. Lokasi Kontainer Sampah di Kecamatan Brang Rea

Peta. 4. Lokasi Kontainer Sampah di Kecamatan Brang Ene

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Untuk cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat dapat


dilihat dalam laporan tahunan Badan Lingkungan Hidup tahun 2010 bahwa
sebenarnya sasaran strategi pemantauan kualitas lingkungan

dengan indikator

mengetahui Lingkungan Kabupaten Sumbawa Barat terkini dapat dinilai hanya 96,46
% penilaian ini belum sampai 100 % perlu adanya peningkatan lebih lanjut. Dan
untuk starategi Peningkatan edukasi masyarakat dibidang lingkungan hidup dengan
indikator terjaganya keseimbangan lingkungan dapat dinilai hanya 60,59 % sama
halnya dengan penjelasan diatas yaitu masih perlu sangat ditingkatkan.
Tabel. 3.37. Jumlah Tempat Sampah Sementara dan Transfer DEPO Tahun 2011
di Kab. Sumbawa Barat
Transfer
No. Kecamatan TPS (Unit)
Lokasi
Depo (Unit)
Setda/KTC, Puskesmas, pasar, kel.
1
Taliwang
10
Sampir, Ds. Lab. Lalar, Polres, kel.
Menala, Ds. Sermong
2
Seteluk
2
Pasar, Ds. Seteluk Tengah
3
Brang Rea
1
Ds. Beru
4
Brang Ene
1
Ds. Manemeng
5
Poto Tano
1
Ds. Senayan
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Sumbawa Barat 2010-2011

Gambar 1. Pemusnahan Sampah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel. 3.38. Sistem Pelayanan Persampahan saat ini di Kab. Sumbawa Barat
No
.
1

Uraian

Satuan

Volume

Keterangan

Kecamatan

Taliwang, Seteluk, Brang


Rea, Brang Ene, Poto Tano
dengan jumlah penduduk
75.280 jiwa

m3/hari

84

m3/hari

84

m3/hari
m3/hari
m3/hari
%

54
30
36
100

100

Teknik Operasional
a. Cakupan pelayanan
b. Perkiraan Timbunan Sampah
c. Timbulan sampah yang
terangkut
Permukiman
Non-permukiman
Total
Kapasitas pelayanan TPA
Kapasitas
pelayanan
pengumpulan sampah

Dump truck dan kontainer

Sumber : BLH Kab. Sumbawa Barat Tahun 2011

3.3.4. Aspek Tehnis dan Tehnologi


Di dalam pengangkutan sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
mempergunakan :
Dump Truk

= 48 m3

Kontainer

= 36 m3

Gambar 2. Petugas Kebersihan dalam Pembersihan Lingkungan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

SAMPAH
DAPUR
POTONGAN POHON
SAMPAH SISA MAKANAN (TERMASUK
BUNGKUS
) (SISA , SAYUR, IKAN, DLL)

POTONGAN RUMPUT

Penanganan sampah juga dilakukan oleh Perusahaan Tambang yang berada di


Kabupaten Sumbawa Barat yaitu PT.Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT).
PT. Newmont Nusa Tenggara sangat teliti untuk masalah lingkungan, bahkan
perusahaan tambang tersebut memisahkan jenis sampah yang mereka miliki,dari
mulai sampah basah seperti sisa makanan dan pembungkus nasi . Untuk sampah

2 untuk
seperti potongan pohon dan rumput disediakan memang tempat pembuangan

VEGETATIVE WASTE BIN (TEMPAT SAMPAH POTONGAN POHON &

1
jenis sampah tersebut, sehingga
tidak mengganggu atau merusak lingkungan batu
WET WASTE BIN

hijau. Yang meliputi


batu hijau yaitu Kecamatan Sekongkang, Kecamatan
(TEMPATwilayah
SAMPAH BASAH)
Maluk dan Kecamatan Jereweh.

PACKGINS MATERIALS (KARTON, KERTAS, PLASTICK,


POTONGAN
TALI,
DLL) (KERTAS,
LAIN
YANGVINIL,
TIDAKTEFLON,
TERMASUK
B3 &
OFFICECONSTRUCTION
WASTE
(KERTAS,
DEBRIS
PLASTICK,
DLL)SAMPAH
PLASTICK,
KARET,
PORSELIN

3
DRY WASTE BIN
(TEMPAT SAMPAH KERING)

Skema. 02. Jenis sampah yang dihasilkan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

KALENG
BEKAS TEMBAGA,
YANG TIDAK
MENGANDUNG
POTONGAN
SISA ,DRUM
THINNER,
, YANG
ATAU
TIDAK
SOLVENT
MENGANDUNG OLI, SOLAR AT
POTONGAN , KAWAT, KAWAT LAS,
ALUMINIUM,
SENG

4
METAL SCRAPS BIN
TEMPAT SAMPAH

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan :
Skema 1 Wet Waste Bin ( Tempat Sampah Basah )
Tempat Sampah Basah, untuk sampah yang dihasilkan oleh PT. Newmont
Nusa Tenggara seperti sisa makanan termasuk sisa nasi, sayuran, ikan dan lain-lain
dibuat penanganannya secara sederhana agar tidak ada pencamaran atau merusak
lingkungan. Sampah basah tersebut dikumpulkan 3 kali dalam sehari yaitu setiap
pukul 06.00 pagi, pukul 14.00 dan pukul 20.00. Sampah tersebut dikumpulkan
kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik besar (berwarna hitam), dengan
sebelumnya dipisahkan antara pembungkus dengan isinya. Untuk pembungkus nasi
dikumpulkan kedalam kantong plastik besar dan diikat lalu dikumpulkan kemudian
dinaikkan ke dalam truck sampah yang telah disiapkan PT. Newmont Nusa Tenggara
untuk dibawa ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara. Untuk sampah basah
menggunakan sistem sanitary landfill
Pada Skema No 1. Menjelaskan tentang sampah yang dihasilkan oleh PT.
Newmont Nusa Tenggara seperti sampah sisa makanan dan sampah dapur
disediakan tempat khusus dan di kategorikan sebagai sampah basah, untuk kategori
sampah kering dapat terlihat dalam skema no 2 dan 3, sampah yang terdapat dalam
skema no 2 yaitu sampah kering berupa potongan pohon dan rumput, sedangkan
skema no 3 terdapat macam- macam jenis sampah yang dikategorikan sebagai
sampah kering antara lain : karton, kertas, plastik jg sampah yang tidak termasuk
dalam kategori limbah B3.
Untuk skema no 4 terlihat jelas bahwa PT. Newmont Nusa Tenggara juga
menyiapkan tempat sampah besi untuk menampung sampah seperti potongan
kawat, tembaga, seng, kaleng bekas, sisa cat tinner, potongan drum besi yang tidak

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

mengandung oli. Untuk sampah metal scraps diskema no 4, penanganan nya


dilakukan dengan menimbun semua sampah besi tp sebelumnya dipisahkan sesuai
dengan katagorinya. Untuk Metal Scraps Bin dikumpulkan dan dilakukan pelelangan
untuk pihak lain yang mau membeli dan mengolah kembali sapah metal scraps
tersebut.
Untuk skema no 1 yang menjelaskan tentang sampah basah, cara
penanganannya menggunakan sistem sanitary landfill.
Untuk sampah Basah atau dapat terlihat di skema no 1 yaitu sampah ditumpuk
dalam satu lahan. Lahan tempat sampah tersebut sebelumnya digali dan tanah
liatnya dipadatkan, usai tanah liat dipadatkan, tanah kemudian dilapisi dengan geo
membran, lapisan mirip plastik berwarna yang dengan ketebalan 2,5 milimeter yang
terbuat dari High Density Polyitilin, salah satu senyawa minyak bumi. Lapisan ini lah
yang nantinya akan menahan air lindi (air kotor yang berbau yang berasal dari
sampah), sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Di
atas lapisan geo membran dilapisi lagi geo textile yang gunanya memfilter kotoran
sehingga tidak bercampur dengan air lindi. Secara berkala air lindi ini dikeringkan.
Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk diatas lapisan geo textille ini
kemudian ditutup dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah
menyebarnya gas metan akibat proses pembusukan sampah (yang dipadatkan)
tanpa oksigen, geo membran ini juga akan meyerap panas dan membantu proses
pembusukan. Peningkatan dari controlled landfill, lahan penimbunan dibagi atas
beberapa area yang dibatasi oleh tanggul/parit. Penutupan timbunan tanah
dilakukan setiap hari sehingga masalah bau, asap dan lalat dapat dikurangi.
Metode yang digunakan untuk pengelolaan sampah kering seperti sampah potongan
yaitu metode slope. Metode slop antara lain yaitu sebagian tanah digali, sampah
kemudian diuruk kedalam galian, tanah penutup diambil dari tanah galian. Untuk
sampah kering PT. Newmont Nusa Tenggara di timbun di waste rock mine lokasi
batu hijau PT. Newmont Nusa Tenggara
3.3.5. Peran Serta masyarakat dan Jender Dalam Pengelolaan Sampah
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah diwujudkan dalam
adanya partisipasi dalam kegiatan pembersihan dan usaha jual beli barang
bekas. Sampah yang memiliki nilai jual dikumpulkan dan dipilah berdasarkan
jenisnya kemudian dijual. Ini dilakukan oleh pemulung.
Gambar 3. Partisipasi Masayarakat dan petugas Kebersihan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.3.6. Permasalahan Dalam Pengelolaan Sampah.


Permasalahan

yang

dihadapi

Kabupaten

Sumbawa

Barat

dalam

pengelolaan sampah adalah :


a. Kesadaran masyarakat akan membuang sampah pada tempatnya masih
kurang karena masih saja membuang dikali atau disungai walaupun sudah
diberikan sarana tempat pembuangan sampah di masing-masing desa.
b. Jenis TPA yang dipakai masih mempergunakan sistem open dumping
c. Belum adanya sistem pengelolaan sampah di TPA
d. Belum ada rencana strategi untuk pengelolaan sampah
3.4. Pengelolaan Drainase.
Secara umum di Kabupaten Sumbawa Barat telah memiliki sistem
drainase dan saluran tetapi masih perlu evaluasi dan perbaikan terhadap
dimensi saluran yang ada. Situasi Drainase yang ada, khususnya di daerah
perkotaan padat permukiman masih menggunakan sistem drainase mikro.
Sedangkan saluran drainase menggunakan sistem saluran terbuka dan
tertutup. Kondisi drainse sebagimana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.39. Kondisi fisik Drainase Alam


di Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber: Kecamatan dalam Angka Kab. Sumbawa Barat 2010


3.4.1. Landasan Hukum Legal Formal
Landasan hukum dari pengelolaan drainase di Kabupaten Sumbawa
Barat adalah (nasional).
Undang-Undang Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Tata Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai.
Keputusan Menteri
Keputusan

Menteri

Lingkungan

Hidup

Republik

Indonesia

Nomor

35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.


Tabel . 3.40.Penjelasan pasal-pasal yang relevan dengan pengelolaan
drainase dan atau buku putih.
N
o
1

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan

Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun
1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman

Pasal 4 :
Penataan perumahan dan permukiman
bertujuan untuk :
(b)
mewujudkan
perumahan
dan
permukiman
yang
layak
dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan
teratur.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan

Pasal 5 ayat (1) :


Setiap warga negara mempunyai hak
untuk menempati dan/atau menikmati
dan/atau memiliki rumah yang layak
dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi, dan teratur.
Pasal 7 ayat (1) :
Setiap
orang
atau
badan
yang
membangun rumah atau perumahan
wajib :
a. mengikuti
persyaratan
teknis,
ekologis, dan administratif;
b. melakukan pemantauan lingkungan
yang terkena dampak berdasarkan
rencana pemantauan lingkungan;
c. melakukan pengelolaan lingkungan
berdasarkan rencana pengelolaan
lingkungan.
Pasal 24 :
Dalam membangun lingkungan siap
bangun selain memenuhi ketentuan pada
Pasal 7, badan usaha dibidang
pembangunan perumahan wajib :
b. membangun jaringan prasarana
lingkungan
mendahului
kegiatan
membangun rumah, memelihara, dan
mengelolanya
sampai
dengan
pengesahan dan penyerahannya kepada
pemerintah daerah;
c. mengkoordinasikan penyelenggaraan
penyediaan utilitas umum;
e. melakukan penghijauan lingkungan;
f. menyediakan tanah untuk sarana
lingkungan;
Peraturan
Pemerintah Pasal 9 :
Republik Indonesia Nomor Pengaturan usaha-usaha sebagaimana
22 Tahun 1982 Tentang Tata dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan
Pengaturan Air.
Pemerintah ini meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. penetapan
rencana
prioritas
penggunaan air dan/atau sumber air;
b. penetapan
urutan
prioritas
penggunaan air dan/atau sumber air
di dalam rencana perlindungan,
pengembangan, dan penggunaan
sumber air tersebut;
c. pengaturan penggunaan air dan/atau
sumber air;

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan


d. pengaturan cara pembuangan air
limbah beserta bahan-bahan limbah
lainnya;
e. pengaturan pembangunan bangunan
pengairan maupun bangunan lain
pada sumber air;
f. pengaturan
terhadap
masalahmasalah lain yang mungkin timbul.
Pasal 17 :
Penggunaan dan penyediaan air untuk
keperluan pokok kehidupan sehari-hari
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
Peraturan Pemerintah ini, baik oleh
perorangan maupun oleh sekelompok
masyarakat, dilakukan sesuai dengan
adat
kebiasaan
setempat
dan
persyaratan yang bersangkutan dengan
teknik penyehatan dan kesehatan
lingkungan.
Pasal 23 ayat (1) :
Kecuali penggunaan air untuk keperluan
pertanian dan ketenagaan, permohonan
izin penggunaan air dan/atau sumber air
untuk keperluan sebagaimana dimaksud
pada Bagian Ketiga Bab ini disampaikan
kepada
pihak
yang
berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Peraturan
Pemerintah
ini
dengan
disertai
keterangan dan data yang diperlukan
diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Ayat (3) :
Permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini harus disertai
rencana cara pembuangan air limbahnya
beserta bahan-bahan limbah lainnya baik
cair maupun padat.
Pasal 31 ayat (1) :
Pemerintah baik di Pusat maupun di
Daerah, Lembaga-lembaga dan Badanbadan Hukum tertentu masing-masing
sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya
menyelenggarakan
usaha
pengendalian daya rusak air terhadap
sumber air serta lingkungannya.
Ayat (2) :
Masyarakat wajib membantu usaha
pengendalian
daya
rusak
air

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 1991 Tentang
Sungai.

Keputusan
Menteri
Lingkungan Hidup Republik
Indonesia
Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih
Peraturan
Daerah
Kota
Balikpapan Nomor 5 Tahun
2006 Tentang Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Kota
Balikpapan Tahun 2005-

Pasal yang relevan


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pasal ini.
Pasal 33 :
Masyarakat wajib membantu usaha
pengendalian dan pencegahan terjadinya
pencemaran air yang dapat merugikan
penggunaan air serta lingkungannya
Pasal 2 :
Lingkup pengaturan sungai berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini mencakup
perlindungan,
pengembangan,
penggunaan, dan pengendalian sungai
termasuk danau dan waduk.
Pasal 22 ayat (1) :
Pejabat yang berwenang bersama-sama
dengan pihak lain yang bersangkutan,
masing-masing
sesuai
dengan
wewenang dan tanggung jawabnya,
menyelenggarakan upaya pengamanan
sungai dan daerah sekitarnya yang
meliputi :
a. pengelolaan daerah pengaliran sungai;
b. pengendalian daya rusak air;
c. pengendalian pengaliran sungai.
Pasal 27 :
Dilarang
membuang
bendabenda/bahan-bahan padat dan/atau cair
ataupun yang berupa limbah ke dalam
maupun
di
sekitar
sungai
yang
diperkirakan atau patut diduga akan
menimbulkan
pencemaran
atau
menurunkan kualitas air, sehingga
membahayakan dan/atau merugikan
penggunaan
air
yang
lain
dan
lingkungan.
Pasal 1 :
Program Kali Bersih disingkat dengan
PROKASIH adalah program kerja
pengendalian pencemaran air sungai
dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas air sungai agar tetap berfungsi
sesuai dengan peruntukannya.
Dokumen RPJMD Kota Balikpapan 2006
- 2011 selain memuat Visi, Misi, dan
Arah Pembangunan Jangka Menengah,
juga sebagai arahan terselenggaranya
pembangunan daerah yang demokratis

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan
2015.

Pasal yang relevan


dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan serta kemandirian dengan
menjaga
keseimbangan
kemajuan,
kesatuan nasional dan berorientasi ke
masa depan.

3.4.2. Aspek Institusional.


Instansi Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat yang menangani dan
terkait dalam pengelolaan drainase antara lain: Badan Lingkungan Hidup dan
Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Pengairan, Bidang Cipta Karya) serta Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat
Kewenangan Dinas/Badan yang ditunjuk dalam pengelolaan drainase
dapat dilihat pada table tupoksi berikut.
Tabel. 3. 41. Kewenangan instansi Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
dalam pengelolaan drainase
No
1

Instansi
Badan Lingkungan Hidup

Tupoksi
Tugas:

(Peraturan Bupati Nomor Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas


pokok melaksanakan urusan pemerintahan
42 Tahun 2010) tentang daerah dibidang Lingkungan berdasarkan
Tentang rincian Tugas, asas otonomi dan tugas pembantuan(pasal
4)
Fungsi dan Tata Kerja
Badan Lingkungan Hidup Fungsi:
Kab. Sumbawa Barat

(a) pengawasan dan pengendalian sumber/


kegiatan yang berpotensi menimbulkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Dinas Pekerjaan Umum


Tugas :
(Bidang Pengairan dan Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas
Bidang Cipta Karya)
pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah
dibidang
Pekerjaan
Umum
(Peraturan Bupati Nomor berdasarkan asas otonomi dan tugas
43 Tahun 2010) tentang pembantuan(pasal 4)
Tentang rincian Tugas, Fungsi :
Fungsi dan Tata Kerja
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang
Dinas Pekerjaan Umum
Pekerjaan Umum meliputi : Bina
Kab. Sumbawa Barat
Marga Sumberdaya Air, Cipta Karya,
dan Tata Ruang serta Perumahan
dan Pemukiman;
b) Penyelenggaraan
urusan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

No

Instansi

Dinas Kesehatan

Tupoksi
Pemerintahan dan Pelayanan Umum
sesuai dengan lingkup tugasnya
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas
sesuai dengan lingkup Tugasnya
d) Pelaksanaan
tugas
lain
yang
diberikan Bupati sesuai dengan tugas
dan Fungsinya
e) Penanganan izin sesuai dengan
kewenangannya,
f) Pembinaan
terhadap
tenaga
fungsional dan unit pelaksana teknis
di lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum;
g) Pengelolaan
pengurusan
ketatausahaan Dinas
Tugas :

Bupati Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok


melaksanakan urusan pemerintahan daerah
Sumbawa Barat Nomor 40 dibidang kesehatan berdasarkan asa
Tahun
2010)
Tentang otonomi dan tugas pembantuan(pasal 4)
Fungsi :
rincian Tugas, Fungsi dan
a) Perumusan Kebijakan teknis di
Tata
Kerja
Dinas
Bidang Kesehatan
b)
Penyelenggaraan
urusan
Kesehatan Kab. Sumbawa
pemerintahan dan pelayanan umum
Barat
sesuai dengan lingkup tugasnya
c) Pembinaan dan pelaksanaan sesuai
dengan lingkup tugasnya
d) Pelaksanaan
tugas
lain
yang
diberikan bupati sesuai tugas dan
fungsinya
e) Penanganan izin sesuai dengan
kewenangannya,
f) Pembinaan
terhadap
tenaga
fungsional dan unit pelaksana teknis
di lingkungan Dinas;
g) Pengelolaan
pengurusan
ketatausahaan Dinas
(Peraturan

3.4.3. Cakupan Pelayanan


Secara Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat dalam
pelaksanaan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman melakukan
penanganan drainase untuk pemeliharaan saluran drainase alam, rehabilitasi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

saluran dan pembuatan saluran drainase pada beberapa wilayah di Kabupaten


Sumbawa Barat.
Tabel. 3.42. Kondisi Irigasi
di Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum ( Sumbawa Barat dalam Angka Tahun 2010 )

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Tabel 3.43. Data Inventarisasi Sungai Kab. Sumbawa Barat

Sumber : Subbid. Pengairan Dinas PU Kab. Sumbawa Barat, 2010


Tabel. 3.44. Data Sungai di kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Subbid. Pengairan Dinas PU Kab. Sumbawa Barat, 2010


Tabel . 3.45. Daftar Danau dan situ Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Subbid. Pengairan Dinas PU Kab. Sumbawa Barat, 2010


.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.4.4. Aspek Tehnis dan Tehnologi.


Data eksisting drainase di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu :
Panjang saluran drainase 126,400 m
Panjang saluran drainase dalam kondisi tersumbat 31,600 m
Luas daerah genangan 9,090 ha.
Gambar 4. Pemantauan terhadap drainase dan Gorong-Gorong

3.4.5. Peran Serta masyarakat dan Jender Dalam Pengelolaan Drainase.


Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan saluran drainase
merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan, mengingat pemeliharaan
saluran

drainase

ini

tentunya

sangat berpengaruh

terhadap

kondisi

lingkungan dari tempat tinggal masyarakat setempat, terutama di musim


penghujan. Peran serta masyarakat yaitu dalam bentuk pembersihan saluran
drainase di sekitar permukiman mereka melalui kegiatan gotong royong dan
kerja sama yang dilakukan secara rutin dengan jadwal disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
Gambar 5. Partisipasi Masyarakat dalam Pemeliharaan saluran Drainase

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.4.6. Permasalahan.
Adapun permasalahan yang terjadi akibat adanya genangan air di Kabupaten
Sumbawa Barat secara umum disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
-

Kondisi saluran drainase mengalami pendangkalan karena tertutup oleh

lumpur dan sampah


Kondisi saluran tidak terawat dengan baik sehingga banyak kerusakan,

penuh dengan lumpur dan sedimentasi


Outlet saluran dibagian hilir mengecil dan sistem drainase kurang baik
Pemanfaatan saluran irigasi sebagai saluran drainase
Dimensi saluran kecil tidak sesuai dengan kapasitas layanan terutama debit

air yang dapat ditampung


Pengaturan sistem jaringan drainase yang tidak sesuai dengan elevasi area,
disamping kemiringan saluran yang tidak disesuaikan dengan elevasi yang

ada.
Terjadinya return water pada saat curah hujan tinggi dan muka air laut

pasang tertinggi.
Bangunan pelengkap terutama gorong-gorong dimensinya rata-rata relative

kecil sehingga terjadi penyempitan.


Master Plan Pengelolaan Drainase harus disediakan

3.5. Penyediaan Air Bersih.


Air bersih untuk memenuhi kebutuhan air minum, mandi dan cuci dari
rumah tangga penduduk di KSB tahun 2010 sebagian besar bersumber dari pompa
(52,06 % rumahtangga) dan sumur perigi (40,55 % rumahtangga). Pompa dan
sumur perigi tersebut sebagian besar dibuat sendiri oleh penduduk. Sumber air
minum yang disediakan melalui PAM (Perusahaan Air Minum) masih terbatas
dengan jumlah rumahtangga pelanggan sebanyak 2.589 rumahtangga.
Rumahtangga yang masih mengandalkan sungai dan air hujan sebagai sumber air
bersih sebanyak 7,05 % rumahtangga. (BPS KSB dan Bappeda KSB, 2010).

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Berdasarkan prosentase penduduk Kabupaten Sumbawa Barat yang


menggunakan pompa dendan rincian untuk mendapatkan air bersih adalah 22,01 %,
sedangkan penggunaan leding adalah sebesar 13,6%. Air leding merupakan
merupakan sumber air yang berasal dari air yang telah diproses menjadi jernih
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi saluran air. Sumber air ini
biasanya diusahakan oleh PAM/PDAM/BPAM. Sumber air ledeng sudah ada di KSB
sejak tahun 1990-an sehingga fasilitas ini banyak yang digunakan masyarakat untuk
mendapatkan sumber air minum. Penggunaan sumur tidak terlindungi sebesar
8,01%, ini hanya

terdapat pada lokasi yang dekat dengan lahan pertanian.

Penggunaan lahan tidak terlindungi pada umumnya merupakan indikasi kemiskinan,


begitu pula dengan mata air tidak terlindungi. Penggunaan mata air tidak terlindungi
relative kecil yaitu 2, 39% begitu juga dengan penggunaan air sungai hanya 1,77%.
Gambar .6. Grafik Cakupan Sumber Air minum/bersih Kabupaten
Sumbawa Barat.Tahun 2010

Penyediaan sarana air bersih di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dikelola oleh PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum). Sejak tahun 2004 sampai dengan 2007, setiap tahunnya terjadi
penurunan jumlah pelanggan PDAM. Pada tahun 2008 terjadi lonjatan jumlah pelanggan dari
237 menjadi 1.529 atau meningkat sebesar

545,15% dibandingkan tahun 2007. Rata-rata

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

pemakaian air pada tahun 2008 adalah 27.934 m3. Pelayanan air bersih oleh PDAM Sumbawa
Barat belum mencakup seluruh kecamatan di Sumbawa Barat.

Tabel 3.46. Jumlah Pelanggan, Pemakaian, dan Nilai Air pada PDAM Sumbawa
Barat Tahun 2004-2008
Tahun

Uraian
Pelanggan/konsumen

2004
388

2005
341

2006
288

Pemakaian air (M3)

10

11

12

15

0,00

-12,11

-15,54

Nilai Air (Rp.000)


Rata-rata pemakaian
air/pelanggan (M3)
Persentase kenaikan

3.750.0
00

konsumen/tahun (%)
Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Barat, 2008.

2007
237
42.66

2008
1.529
27.934

17,71

41.588.0
00
30,5
0,00

Rata-rata pemakaian air berbanding terbalik dengan penurunan jumlah


penduduk. Kecenderungan peningkatan tekanan terhadap ketersediaan sumberdaya
air daerah ditunjukkan oleh adanya peningkatan jumlah rata-rata pemakaian air dari
tahun ke tahun sedangkan terdapat penurunan jumlah pelanggan (data BPS tahun
2007). Oleh karena itu, harus ada kerjasama antara pemerintah dan rakyat untuk
menjaga kelestarian sumberdaya air. Dimana pemerintah harus melakukan upayaupaya konservasi sumberdaya air sedangkan rakyat harus dapat menggunakan air
secara bijak/tidak boros.
3.5.1 Landasan Hukum / Legal Formal
Secara umum Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (KSNP SPAM) mengacu pada sasaran terukur yang
tertuang dalam Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2004-2009 dan sasaran dalam pencapaian MDGs tahun 2015 serta
beberapa sasaran terukur lainnya. Selain itu juga menuju sasaran yang
normative seperti tertuang dalam PP. No. 16 Tahun 2005 tentang,
Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum (SPAM). Dalam menyusun
rencana optimalisasi SPAM, aturan yang berlaku sebagai acuan utama adalah
:
Tabel. 3.47. Penjelasan pasal-pasal yang relevan dengan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

penyediaan air bersih


N
o
1

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan

Undang-Undang
Republik Pasal 21 ayat (1):
Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Perlindungan dan pelestarian sumber air
Tentang Sumber Daya Air.
ditujukan
untuk
melindungi
dan
melestarikan
sumber
air
beserta
lingkungan
keberadaannya
terhadap
kerusakan
atau
gangguan
yang
disebabkan oleh daya alam, termasuk
kekeringan dan yang disebabkan oleh
tindakan manusia.
Ayat (2)
Perlindungan dan pelestarian sumber air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
d. pengaturan prasarana dan sarana
sanitasi;
Penjelasan; yang dimaksud dengan
sanitasi meliputi prasarana dan sarana
air limbah dan persampahan.
Undang-Undang
Republik Pasal 1 ayat (1):
Indonesia Nomor 25 Tahun Pelayanan publik adalah kegiatan atau
2009 Tentang Pelayanan Publik rangkaian
kegiatan
dalam
rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif
yang
disediakan
oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Ayat 2 :
Penyelenggara pelayanan publik yang
selanj utnya disebut Penyelenggara
adalah setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan undang
undang untuk kegiatan pelayanan publik,
dan badan hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik.
Pasal 3 :
Tujuan undang-undang tentang pelayanan
publik adalah:
a. terwujudnya batasan dan hubungan
yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan
seluruh pihak yang terkait dengan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan

penyelenggaraan pelayanan publik;


b. terwujudnya sistem penyelenggaraan
pelayanan publik yang layak sesuai
dengan
asas-asas
umum
pemerintahan dan korporasi yang
baik;
c. terpenuhinya
penyelenggaraan
pelayanan public sesuai dengan
peraturan perundangundangan; dan
d. terwujudnya
perlindungan
dan
kepastian hukum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan
publik.
Pasal 5 ayat (1) :
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi
pelayanan barang publik dan jasa publik
serta pelayanan administratif yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Ayat (2) :
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi pendidikan,
pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat
tinggal,
komunikasi
dan
informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan
sosial, energi, perbankan, perhubungan,
sumber daya alam, pariwisata, dan sektor
strategis lainnya.
Peraturan Pemerintah Republik Pasal 9 :
Indonesia Nomor 22 Tahun Pengaturan usaha-usaha sebagaimana
1982 Tentang Pengaturan Air.
dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan
Pemerintah ini meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. penetapan
rencana
prioritas
penggunaan air dan/atau sumber air;
b. penetapan urutan prioritas penggunaan
air dan/atau sumber air di dalam
rencana perlindungan, pengembangan,
dan penggunaan sumber air tersebut;
c. pengaturan penggunaan air dan/atau
sumber air;
d. pengaturan cara pembuangan air
limbah beserta bahan-bahan limbah
lainnya;
e. pengaturan pembangunan bangunan
pengairan maupun bangunan lain pada
sumber air;
f. pengaturan terhadap masalah-masalah
lain yang mungkin timbul.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan


Pasal 17 :
Penggunaan dan penyediaan air untuk
keperluan pokok kehidupan sehari-hari
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
Peraturan Pemerintah ini, baik oleh
perorangan maupun oleh sekelompok
masyarakat, dilakukan sesuai dengan adat
kebiasaan setempat dan persyaratan yang
bersangkutan dengan teknik penyehatan
dan kesehatan lingkungan.
Pasal 23 ayat (1) :
Kecuali penggunaan air untuk keperluan
pertanian dan ketenagaan, permohonan
izin penggunaan air dan/atau sumber air
untuk keperluan sebagaimana dimaksud
pada Bagian Ketiga Bab ini disampaikan
kepada
pihak
yang
berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Peraturan
Pemerintah ini dengan disertai keterangan
dan data yang diperlukan diatur lebih
lanjut oleh Menteri.
Ayat (3) :
Permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini harus disertai
rencana cara pembuangan air limbahnya
beserta bahan-bahan limbah lainnya baik
cair maupun padat.
Pasal 31 ayat (1) :
Pemerintah baik di Pusat maupun di
Daerah, Lembaga-lembaga dan Badanbadan Hukum tertentu masing-masing
sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya
menyelenggarakan
usaha
pengendalian daya rusak air terhadap
sumber air serta lingkungannya.
Ayat (2) :
Masyarakat wajib membantu usaha
pengendalian daya rusak air sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.
Pasal 33 :
Masyarakat wajib membantu usaha
pengendalian dan pencegahan terjadinya
pencemaran air yang dapat merugikan
penggunaan air serta lingkungannya

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o
4

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 27 Tahun
1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.

Pasal 3 ayat (1) :


Usaha
dan/atau
kegiatan
yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan
hidup meliputi :
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang
alam;
b. eksploitasi sumber daya alam baik
yang terbaharui maupun yang tak
terbaharui;
c. proses dan kegiatan yang secara
potensial
dapat
menimbulkan
pemborosan,
pencemaran
dan
kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya;
d. proses dan kegiatan yang hasilnya
dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan
sosial dan budaya;
e. proses dan kegiatan yang hasilnya
akan dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi sumber daya
dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,
jenis hewan, dan jenis jasad renik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan
hayati dan non hayati;
h. penerapan teknologi yang diperkirakan
mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup;
i. kegiatan yang mempunyai resiko
tinggi,
dan
atau
mempengaruhi
pertahan negara.

Ayat (2) :
Jenis
usaha
dan/atau
kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang wajib memiliki analisis mengenai
dampak lingkungan hidup ditetapkan oleh
Menteri
setelah
mendengar
dan
memperhatikan saran dan pendapat
Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non-Departemen yang terkait.
Peraturan Pemerintah Republik Pasal 2 :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan

Indonesia Nomor 16 Tahun Pengaturan


pengembangan
SPAM
2005 Tentang Pengembangan diselenggarakan secara terpadu dengan
Sistem Penyediaan Air Minum
pengembangan Prasarana dan Sarana
Sanitasi yang berkaitan dengan air minum.
Pasal 14 ayat (1) :
Perlindungan air baku dilakukan melalui
keterpaduan pengaturan pengembangan
SPAM dan Prasarana dan Sarana
Sanitasi.
Ayat (2) :
Prasarana
dan
Sarana
Sanitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi PS Air Limbah dan PS
Persampahan.
Ayat (3) :
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Sanitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didasarkan pada pertimbangan:
a. keberpihakan pada masyarakat miskin
dan daerah rawan air;
b. peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat;
c. pemenuhan standar pelayanan; dan
d. tidak menimbulkan dampak sosial.
Pasal 23 ayat (1) :
Penyelenggaraan pengembangan SPAM
harus dilaksanakan secara terpadu
dengan pengembangan Prasarana dan
Sarana
Sanitasi
untuk
menjamin
keberlanjutan fungsi
penyediaan air minum dan terhindarnya
air baku dari pencemaran air limbah dan
sampah.
Ayat (2) :
Keterpaduan
pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan
pada
setiap
tahapan
penyelenggaraan pengembangan.
Ayat (3) :
Apabila penyelenggaraan pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
belum dapat dilakukan secara terpadu
pada semua tahapan, keterpaduan
penyelenggaraan
pengembangan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

N
o

Peraturan Perundangan

Pasal yang relevan


sekurang-kurangnya dilaksanakan pada
tahap
perencanaan,
baik
dalam
penyusunan rencana induk maupun dalam
perencanaan teknik.

Ayat (4) :
Dalam penyelenggaraan pengembangan
SPAM dan/ atau Prasarana dan Sarana
Sanitasi
Pemerintah
Daerah
dapat
melakukan kerjasama antardaerah.
Peraturan Daerah Kotamadya Tdk berlaku lagi setelah setelah
Dati II Balikpapan No. 01 tahun perda no.3 tahun 2008 berlaku
1976 tentang pembentukan
PDAM
Peraturan
Daerah
Kota
Balikpapan Nomor 3 Tahun
2008
tentang
Perusahaan
Daerah Air Minum.

Pasal 4 ayat (1) :


Lapangan
usaha
PDAM
adalah
penyediaan air minum untuk kebutuhan
masyarakat dan usaha lainnya di bidang
perairminuman.
Ayat (2) :
Dalam hal penyediaan air minum kepada
masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), PDAM harus mencapai cakupan
pelayanan 80% (delapan puluh persen )
dari jumlah penduduk.

3.5.2. Aspek Institusional.


Salah satu kelembagaan yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan
Air Bersih di Kabupaten Sumbawa Barat adalah PDAM dan Dinas PU. Khusus
Struktur Organisasi PDAM terlihat jelas dalam Tabel dibawah ini, yaitu
pengambilan keputusan langsung diambil oleh Direktur Utama.

Struktur Organisasi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.5.3.

Cakupan Pelayanan

Sistem Water

Treatmen Plan (WTP)


Sumber
sungai

air

baku

Proses aerasi
(pengudaraan)

Proses chemical
( pemberian tawas,
soda)

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Proses classifer
(pengendapan lumpur)

Proses filtrasi
( penyaringan )

Proses disenfeksi

Reservoir

Konsumen

Keterangan:
Sistem Water Treatmen Plan (WTP)
Sistem pengolahan air yang dikelola oleh PDAM kabupaten Sumbawa barat selain
sistem gravitasi dan perpompaan juga mengolah air sungai menjadi air bersih.
Secara garis besar sistem Water Treatmen Plan (WTP) Taliwang dapat digambarkan
sebagai berikut :
-

Air dari pengolahan sistem jaringan Bangkat Monteh kemudian diproses aerasi
(pengudaraan) setelah itu air diolah dengan chemical (tawas, soda, ) kemudian
diolah lagi dengan proses clasiffer (proses pengendapan lumpur). Pada saat proses
pengendapan lumpur air yang akan diproses pada tahap selanjutnya diberi
disinfektan guna membunuh kuman dan bakteri yang kiranya terkandung dalam air.
Setelah itu diproses kembali dengan filtrasi (proses penyaringan), baru kemudian air

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

disalurkan menuju bak penampung (reservoir) yang selanjutnya untuk didistribusikan


kembali ke pelanggan/ konsumen.

Berdasarkan cakupan layanan menurut PDAM sebagaimana yang dalam tabel


di bawah ini
Tabel 3.48. Cakupan Pelayanan PDAM
Kab. Sumbawa Barat 2008 - 2011

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Data PDAM Kab. Sumbawa Barat Tahun 2009-2011

Grafik. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum


Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2007

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Diagaram Cakupan Air Bersih yang Digunakan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010

1887 2596
2875
4436
3454

Poto Tano Seteluk Taliwang Brang Rea Brang Ene Jereweh Maluk Sekongkang

1513
3456
11278

Sumber : BPS dalam Buku Sumbawa Barat Dalam Angka 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : PDAM Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel 3.49. Banyaknya Pemakaian dan Nilai pada PDAM
Kab. Sumbawa Barat 2007 2009

Sumber: PDAM ( Sumbawa Barat dalam Angka tahun 2010 )


Tabel 3.50. Tabel Pemakaian dan Nilai Air pada PDAM
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber: PDAM ( Sumbawa Barat dalam Angka tahun 2010 )


3.5.4. Aspek Tehnis dan Tehnologi.
Penggunaan Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Sunbawa Barat
mempergunakan sistem pemompaan hanya 22,02%, air sumur terlindungi 27%,
minum kemasan 24%,

leding14%,dan lain-lainnya. Berdasarkan Data di bawah ini

pemakain nilai air pada PDAM 2007-2009 dan 2010 :


No

Uraian

1.
2.

Pengelola
Tingkat Pelayanan

3.

Sumber air baku

air

Satuan

Sistem Non

Perpipaan
Masyarakat
% thd total 22 %

Sistem
Perpipaan
PDAM
18 %

penduduk
Air Tanah

20%

Air

80%

Permukaan

Ket.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

4.

Kapasitas

Sub l/det

Sistem
Produksi :

l/det

62

Kapasitas

l/det

46

Terpasang

l/det

40

Kapasitas Produksi
Produksi saat ini
Terjual ( dikonsumsi
6.

pelanggan )
Jam Operasi Sub Jam/hari

24

7.

Sistem Produksi
Kehilangan
Air %

15 - 20%

8.

(UFW)
Jam

24

9.

Pelayanan
Retribusi/Tarif

Operasi Jam/hari

berlaku (rata-rata)
10. Tekanan
pada MKA
jaringan distribusi

1.500 / m3
- Max 15 M
- Min 3 M

3.5.5. Permasalahan.
Adapun permasalahan yang dihadapai dalam hal ini adalah rendahnya kesadaran
masyarakat untuk bekerja sama saling membantu bergotong-rotong dalam pengelolaan
saluran pompa yang rusak untuk mengaliri air bersih. Letak pemukiman yang berjauhan
dan kondisi daerah yang berbukit-bukit menyulitkan didalam pengaliran air bersih di
sebagian kawasan masyarakat.
Sistem pengaliran air bersih dengan mempergunakan pompa menyebabkan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk operasional PDAM, namun juga banyak saluran
pompa yang rusak diberbagai tempat. Ini perlu adanya dukungan semua pihak agar
terjadi kesadaran yang terus menerus dikembangkan.
Kondisi kemiskinan penduduk dan factor geografis wilayah ikut berperan terhadap
keterbelakangan penduduk dalam memanfaatkan sanitasi sehat dan penggunaan dari
sumber yang tidak terlindungi.
Sumber mata air yang berada di bangkat monte Kecamatan Brang Rea tidak dapat
memenuhi kebutuhan air untuk seluruh masyarakat di 5 Kecamatan di Kabupaten

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Sumbawa Barat antara lain Kecamatan Brang Rea, Brang Ene, Seteluk, Taliwang dan
Jereweh.
3.6. Komponen Sanitasi Lainnya.
3.6.1. Penanganan Limbah B3 untuk PT. NNT
Pengelolaan limbah B3 di Indonesia belum dilaksanakan secara menyeluruh, disisi lain
industri terus berkembang dan tersebar. Dengan tidak terpusatnya kawasan industri disuatu
kawasan merupakan salah satu penyebab belum dapat terlaksananya pengelolaan secara
menyeluruh. Industri dengan modal relatif kecil masih banyak dan lokasinya tidak terpusat
dikawasan industri, sehingga sangatlah berat bagi mereka untuk membangun suatu sistem
pengolahan limbah yang sesuai dengan kualitas limbah yang dihasilkan.
Penanganan pencemaran lingkungan yang dilaksanakan selama ini bersifat kuratif, yaitu
penanganan dilaksanakan setelah masalah dan dampak pencemaran timbul atau biasa disebut
dengan istilah edd off pipe solution. Kenyataannya pola penanganan cara ini umumnya tidak
pernah tuntas dan relatif mahal, dengan demikian perlu diterapkan pola pencegahan atau
preventif. Pola penanganan limbah industri yang baik bersifat terintegrasi yaitu penanganan
dimulai dari sumbernya (point of generation), tujuannya untuk mengeliminasi limbah yang diikuti
dengan pewadahan ditempat, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan sampai
dengan pengolahan akhir (Ultimate disposal) yang dilakukan secara aman, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan. Penanganan seperti ini dikenal dengan istilah cardle to grafe
yang populer di Amerika dan Perusahaan Tambang yang memakai sistem pengelolaan diatas
juga terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat. Perusahaan Newmont Nusa Tenggara dalam
pengelolaan limbah B3 dalam terlihat dalam skema dibawah ini
Skema Penanganan Limbah B3 oleh PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT)
Dari skema diatas sudah cukup jelas bagaimana penanganan limbah B3 oleh PT. Newmont
Nusa Tenggara (PT.NNT), dan dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan jenis-jenis limbah
B3, Jenis Kemasannya sampai Rute yang dilalui dan tujuan akhir dari Limbah B3 tersebut.
Tujuan Akhir dari Limbah B3 memakai pihak ketiga, dan jenis limbah B3 pun bergam yang
ditangani oleh pihak ketiga.

Tabel.3.51. Jenis Limbah B3, Jenis Kemasan dan Rutenya

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


No

JENIS LIMBAH

JENIS

RUTE YANG

TUJUAN AKHIR

B3
Ash Incinerator

KEMASAN
Drum

DILALUI
Surabaya

LIMBAH B3
PT PPLi

Capacitor

IBC tank

Surabaya

PT PPLi

Contaminated
Hose

IBC tank

Surabaya

PT ANDHIKA

Coolant Sludge

Drum

Surabaya

PT PPLi

Fire Assay

Drum

Surabaya

PT PPLi

Fly Ash

Hyblow tank

Surabaya

PT JRM

Oil Sluge

Iso tank

Surabaya

PT WGI

Oily Rags

IBC tank

Surabaya

PT ANDHIKA

Printed
Board

Circuit IBC tank

Surabaya

PT PPLi

10

Sodium Lamp

IBC tank

Surabaya

PT PPLi

11

Used Batteries

IBC tank

Surabaya

PT MUTHOMAS

12

Used
Liquid

Chemical Drum

Surabaya

PT PPLi

13

Used Cruter Lube Drum

Surabaya

PT PPLi

14

Used Filter

IBC tank

Surabaya

PT ANDHIKA

15

Used Fiter Bag

IBC tank

Surabaya

PT PPLi

Iso tank

Surabaya

PT WGI

IBC tank

Surabaya

PT PPLi

IBC tank

Surabaya

PT PPLi

IBC tank

Surabaya

PT PPLi

Used Vanadium
Catalyst
IBC tank

Surabaya

PT PPLi

Surabaya

PT PPLi

16
17
18
19
20
21

Used Oil
Used Pack
Used
grease

Regular

Used Toner

Waste Avtur

Drum

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Sumber : PT. Newmont Nusa Tenggara bagian Environt
Jenis limbah yang terinci diatas menerangkan bahwa untuk Limbah B3 yang tertera
diatas memiliki perbedaan dalam jenis kemasan dan tujuan akhir , Limbah B3 juga tergantung
dari Pihak ke 3 yang memiliki izin resmi dalam penanganan Limbah B3 . Untuk PT. Newmont
Nusa Tenggara telah menggandeng beberapa perusahaan yang mempunyai izin untuk
pengelolaan Limbah B3, antara lain PT.PPLi, PT. Andhika, PT.WGI dan PT.Muthomas.Untuk
perusahaan Limbah B3 yang disebutkan diatas dipilih berdasarkan kelengkapan izin dan
layaknya gudang yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan besar diatas. Untuk penanganan
limbah B3 di PT. Newmont diserahkan kebagian Enviromental.
Tabel .3.52. Referensi Berat Limbah B3 untuk Pengisian Log Book
N
Jumlah Unit
Limbah B3
o
1 Used Packaging (plastic)
1 IBC Tank @ 1000L
2 Used Packaging (cartoon)
1 IBC Tank @ 1000L
3 Filter air dryer
1 IBC Tank @ 1000L
4 Contaminated Hose
1 IBC Tank @ 1000L
5 Used oil / Fuel \ Filter
1 IBC Tank @ 1000L
6 Oily Rags (Majun)
1 IBC Tank @ 1000L
7 Aerosol can
1 IBC Tank @ 1000L
8 Shovel Grease
1 Drum @ 200L
9 Used Packaging (plastic ORICA)
1 IBC Tank @ 1000L
10 Fire Assay
1 Drum @ 200L
11 Crater Lube
1 Drum @ 200L
12 Used Packaging (Kaleng)
1 IBC Tank @ 1000L
Last Update: 31 May 2010 by. PT. Newmont

Berat
Berat
(Kg)
(ton)
257
0.26
370
0.37
924
0.92
586
0.59
317
0.32
584
0.58
210
0.21
148
0.15
155
0.16
265
0.27
469
0.47
294
0.29
Nusa Tenggara

3.6.2. Penangan Limbah Medis.


Pengelolaan Limbah Medis bukanlah hal mudah. Di Kabupaten Sumbawa Barat
sendiri untuk limbah medisnya belum tertangani dengan serius dikarenakan limbah yang
dihasilkan oleh masing- masing puskesmas masih terhitung sedikit dibandingkan dengan
puskesmas-puskesmas di kota-kota lainnya.
Sumber Limbah Medis :
1. Unit Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Unit Pelayanan Kesehatan Penunjang (laboratorium)
3. Unit Pelayanan Farmasi
Limbah Medis berdasarkan klasifikasi :
1. Limbah Umum, adalah Limbah yang tidak berbahaya dan tidak membutuhkan
penanganan khusus contoh limbah domestik, limbah kemasan non infectious

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2. Limbah Benda Tajam, adalah Objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti : jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pestiur, pecahan gelas,
pisau bedah.
3. Limbah Patologis adalah Jaringan atau potongan tubuh manusia, contoh : bagian
tubuh, darah, dan cairan tubuh yang lain termasuk janin.
4. Limbah Farmasi , adalah Limbah yang mengandung bahan farmasi contoh : obatobatan yang sudah kadaluarsa atau tidak di perlukan lagi.
5. Limbah Kimia adalah limbah yang mengandung bahan kimia contohnya reagen di
laboratorium.
Dikabupaten Sumbawa Barat, belum tersedia Rumah Sakit Umum, dan untuk
Pengelolaan limbah medis dilakukan dimasing- masing puskesmas yang ada di
Kabupaten Sumbawa barat. Pengelolaan Limbah Medis yang ada di Puskesmas
Taliwang pada prinsipnya sama

dengan Pengelolaan Limbah Medis yang ada di

puskesmas lainnya. Untuk Pengelolaan Limbah Medis yang berada di Kecamatan


Brang Ene, Brang Rea, Seteluk, Poto Tano masih menggunakan cara dibakar dan
ditanam. Dalam sub bab 3.1.9 telah dijeaskan bahwa, hampir setiap Puskesmas di
Kabupaten Sumbawa Barat memiliki alat pembakaran yaitu insenerator, tetapi karena
limbah yang dihasilkan oleh puskesmas di luar Kecamatan taliwang sangat sedikit
maka dilakukan sistem pengelolaan Limbah Medis dengan cara :
Mengumpulkan Limbah Medis dimasing-masing

bagian

didalam

puskesmas,
Memisahkan Limbah Medis padat dan Limbah Medis Cair
Untuk Limbah Medis Padat seperti Jarum suntik, perban, botol infus dan
lainnya di masukan kedalam 1 box yang berukuran untuk 20 botol infus
yang 1 botolnya berukuran 500 ml. Safetybox yang sudah disiapkan untuk

pengisian Limbah Medis padat, dibungkus dengan Plastik Hitam .


Safetybox dimasukan kedalam galian sedalam 1,5 meter
Didalam galian safetybox tersebut dibakar dan hasil pembakarannya
ditutup dengan tanah galian.

Limbah Medis rata-rata dikumpulkan setiap harinya, dan dilakukan pemilahan juga
setiap hari, tapi untuk pemusnahan atau pembakaran dilakukan setiap Minggu tepatnya
dihari jumat. Limbah Medis yang ada diPuskesmas di lakukan penanganan atau
pengelolaan setiap minggunya yaitu hari jumat, karena hari jumat adalah hari yang
telah ditetapkan sebagai hari jumat bersih.
Sedangkan untuk Limbah cair yang terdapat di Puskesmas Brang ene, Brang

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Rea, Seteluk dan Poto tano Limbah Medis Cairnya dimasukan kedalam botol lalu
dibuang ditempat yang telah disediakan (lahan kosong). Pada prinsipnya semua
memakai cara yang sama dengan puskesmas Taliwang hanya saja limbah medis yang
dimiliki oleh puskesmas di luar kecamatan Taliwang tidak sebanyak puskesmas
Taliwang dan alat incenerator yang dimiliki masing- masing puskesmas tidak maksimal
digunakan, itu semua dikarenakan limbah medis yang dihasilkan setiap minggunya
tidak terlalu banyak dan alat incenerator harus menggunakan tenaga listrik besar.
Berikut skema pengelolaan limbah padat yang berada di Puskesmas Brang Ene,
Dikumpulkan setiap hari

Brang Rea, Seteluk dan Poto Tano.


Skema Pengelolaan Limbah Padat Dipuskesmas Brang Ene, Brang Rea, Seteluk
dan Poto Tano
Limbah Padat Puskesmas

Penyimpanan di safetybox

Limbah Padat Puskesmas


Pembakaran

Tajam
Jarum Suntik

Pemilihan

Non Tajam
DItanam

Sumber : Petugas Puskesmas dimasing-masing bagian, dengan cara wawancara


dan tinjau Lokasi ke Puskesmas
Untuk Puskesmas Taliwang melakukan pengelolaan Limbah Medis dengan alat
incenerator, berikut skema penanganan limbah medis Puskesmas Taliwang.
Pemilihan Skema Penanganan Limbah Medis Puskesmas
Taliwang
Kantong
Plastik

Pengangkutan

Pembakaran

Pembuagan Akhir
Pembuangan Sampah

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : Petugas Puskesmas dimasing-masing bagian, dengan cara wawancara


dan tinjau Lokasi ke Puskesmas
Keterangan :

Penanganan Limbah Medis di Puskesmas Taliwang dengan cara :


- Pemisahan dan Penyimpanan Limbah medis
Limbah medis yang akan dibuang dipisahkan dengan menggunakan kantong plastik

berwarna dan berlabel.Untuk penanganan limbah medis benda tajam menggunakan alat
penghancur jarum dan insenarator.
3.6.3. Kampanye PHBS.
Kampanye PHBS menjadi Program rutin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Sumbawa Barat untuk menyadarkan masyarakat supaya memiliki perilaku hidup yang
bersih dan sehat serta untuk menumbuhkan pemberdayaan di masyarakat. Di Sumbawa
Barat dalam kegiatan kampanye PHBS pernah mendapat juara II tingkat nasional adalah
Desa Mujahidin Kecamatan Brang Ene Sumbawa Barat, sedangkan untuk level Provinsi
NTB mendapat juara I. Artinya kegiatan PHBS sudah merupakan kegiatan unggulan di
bidang kesehatan di Sumbawa Barat. Berbagai kampanye PHBS di Kabupaten Sumbawa
Barat 2010 dan mendapat dukungan langsung dari Bupati Sumbawa Barat :
Gambar.6. Kampanye PHBS di Kab Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.7. Pembiayaan Sanitasi dan Permasalahannya


Permasalahan dalam pembiyaan sector sanitasi di dearah menyangkut beberapa hal
terkait adanya upaya meningkatnya kebutuhan akses masyarakat terhadap pelayanan
sanitasi yang baik seperti air bersih, persoalan lingkungan yang menyebabkan semakin
terbatasnya air baku, dan persoalan rendahnya kemampuan penyedia layanan air bersih
untuk dapat memberikan layanan air bersih yang baik karena terbatas anggaran yang
disediakan Ini memberikan indikasi bahwa sektor sumber daya air khususnya pengelolaan
air bersih,pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan dan darinase lingkungan
belum mendapatka porsi yang besar dalam kebijakan pembangunan di daerah, karena
kondisi di KSB lebih banyak fokus di anggaran di pengelolaan dan perbaikan irigasi,
padahal yang diharapkan ke depan adalah memperkuat dan mempercepat program
sanitasi baik air bersih, sampah, air limbah dan drainase lingkungan menjadi suatu yang
utama dan sangat penting, pada tabel di bawah barangkali bisa melihat perkembangan
pendanaan pembangunan sanitasi di Sumbawa Besar namun pada tabel tersebut belum
semua terakomodir dengan baikdi setiap SKPD mendapatkan anggaran dalam
pembangunan program sanitasi, lengkapnya bisa di cek setiap tabel anggaran tiap SKPD
sebagai berikut :
Tabel.3.53. Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang CiptaKarya
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Su
mber : Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Tahun 2010
Tabel. 3.54. Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang CiptaKarya
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2011

Sum
ber : Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Tahun 2011

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel 3.55. Anggaran Bidang Sosial Budaya Bappeda
Kab. Sumbawa Barat tahun 2010 - 2011

Su
mber : DPA 2010 Bappeda
3.7.2. Perkembangan APBD
Tabel 3.56. Struktur Pembiayaan APBD Kab. Sumbawa Barat 2008 2010

Sumber :
RPJMD tahun 2008- 2010 - BAPPEDA Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3.7.3. Proporsi Pendanaan Pembangunan Sanitasi Kabupaten.


Tabel 3.57. Alokasi Anggaran Program Sanitasi
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : DPA Masing Masing SKPD terkait Kab. Sumbawa Barat 2010
3.7.4. Besaran Pendanaan Sanitasi Pertahun
A. PEMBIAYAAN BIDANG KESEHATAN
Tabel. 3.58. Anggaran Rutin Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat 2008-2011
JENIS BELANJA

TAHUN
2008

2009
25.163.165

24.
BELANJA
BELANJA

335.089.607
TIDAK

LANGSUNG

.958
8.

076.830.787

BELANJA
LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI

.219

076.830.787

20.457.770.2
99

.219

24

16.343.266

22.990.598.8
24

8.529.920.2
10

3.074.287

22.990.598.8

20.457.770.2
99

.739

2011
31.423.338.7
24

8.819.899

16.
258.258.820

09
8.819.899

8.
BELANJA PEGAWAI

2010
28.987.690.5

8.432.739.9
00

2.587.120.0

1.470.099.0

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


859.157.500
BELANJA

BARANG

DAN JASA

.500
3.

00
4.987.817

00
3.120.243.2

5.332.199.8

182.251.441
.928
83
40
12.
8.281.161
2.822.556.9
1.630.441.0

BELANJA MODAL
216.849.879
.311
27
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat 2010

60

B. PEMBIAYAAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP


Tabel 3.59. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab. Sumbawa Barat

Sumber : PPASP APBD Kab. Sumbawa Barat 2010-2011


Tabel 3.60. Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Program Kegiatan
Badan Lingkungan Hidup Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : PPASP APBD Kab. Sumbawa Barat 2010-2011

C. PEMBIAYAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM


Tabel 3.61. Anggaran Pengelolaan Pekerjaan Umum
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : PPASP APBD Kab. Sumbawa Barat 2010-2011


Tabel 3.62. Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Program Kegiatan
Dina Pekerjaan Umum Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Sumber : PPASP APBD Kab. Sumbawa Barat 2010-2011

BAB
IV

RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN


SANITASI YANG SEDANG BERJALAN.
Dalam rangka pembangunan sumber daya alam bagi keberlanjutan sumber daya
ekosistim dan berfungsi sebagai penyangga kehidupan seluruh makhluk hidup. Dengan
demikian pembangunan lingkungan hidup yang sehat dapat meningkatkan mutu dan fungsi
lingkungan hidup agar setiap generasi dapat memperoleh lingkungan hidup yang baik, sehat,

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


dan nyaman. Tantangan dan kendala yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat ini
adalah mengupayakan Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
adalah dengan melakukan tindakan-tindakan nyata dalam penanganannya, sehingga dengan
terdapatnya beberapa indikasi yang akan mengancam kerusakan lingkungan hidup di
Kabupaten Sumbawa Barat yang sedang ditangani dan diatasi. Sebagaimana yang tertuang
dalam RPJMD 2011-2015, adalah :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat maupun pengusaha dalam menanggulangi
pencemaran terhadap lingkungan, di samping kendala teknis berupa adanya alat
pengelolaan untuk limbah yang telah dibuang baik limbah domestik (rumah
tangga, petani, kesehatan, peternakan, pertanian) maupun limbah non domestik
(industri kecil dan menengah).
2. Kurangnya prasarana dan sarana kebersihan yang menunjang kegiatan
pengelolaan lingkungan yang sehat.
3. Masih belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan
pelestarian lingkungan dan sanitasi.
4. Kondisi prasarana dan sarana persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat
hingga saat ini belum tersedia secara baik dan lengkap dan masih menggunakan
open dumping/controlled landfill sebagai sarana persampahan.
5. Konstruksi sistem drainase atau saluran yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat
menggunakan sistem saluran terbuka dan tertutup.
Demi menunjang program pencapaian pembangunan lingkungan hidup yang sehat dan
bersih di Kabupaten Sumbawa Barat maka perlu disusun Program Pembangunan yang
berorientasi ke depan terhadap lingkungan sehat pada setiap sub sektor Sanitasi. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam melakukan upaya
sosialisasi dan penanganan sanitasi dilakukan Pemerintah Kabupaten, baik sosialisasi di
tingkat masyarakat maupun di sekolah-sekolah seperti lomba-lomba Kampanye Sanitasi
ditingkat sekolah, Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Pembangunan MCK
Umum dan lain-lainnya. Bahkan dalam kampanye PHBS untuk Sumbawa Barat pernah
mendapat juara II Tingkat Nasional dan di NTB mendapat juara I artinya kegiatan dan
kampanye yang berkaitan dengan sanitasi di Pemerintahan Daerah Sumbawa Barat telah
menjadikan prioritas dan ini menjadi kegiatan rutin di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa
Barat.
Program pengembangan sanitasi yang berjalan saat ini disusun berdasarkan fungsi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


pemerintahan dengan merujuk pada visi dan misi Kabupaten Sumbawa Barat yang tertuang
dalam RPJMD 2011-2015 antara lain :
4.1 Visi dan Misi Sanitasi Sumbawa Barat.
Perumusan Visi Sanitasi dalam Pembangunan Kabupaten Sumbawa Barat secara
normative ini telah mempertimbangkan kondisi daerah dan aspirasi dari seluruh stakeholder.
Sehingga visi yang

dirumuskan berdasarkan kepada semangat

fitrah yang bisa menjadi

inspirasi daerah untuk membangun daerah,


4.1.1. Visi Sanitasi : Terwujudnya Kabupaten Sumbawa Barat Yang Sehat, Maju Melalui
Partisipasi seluruh Pemangku Kepentingan dalam Ridho Allah
Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Kabupaten yang sehat,
maju melalui partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam Ridho Allah adalah sebagai
berikut :
1. Terwujudnya kehidupan yang lebih baik bagi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB)
yang sehat dan berkelanjutan melalui partisipasi seluruh pemangku kepentingan.
2. Terwujudnya

masyarakat

Kabupaten

Sumbawa

Barat

(KSB)

yang

patuh

menjalankan agama, sehingga perjuangan dalam membangun Kabupaten


Sumbawa Barat (KSB) selalu mendapat rahmat dan lindungan ridho Allah.
3. Terwujudnya masyarakat yang sehat dan bersih melalui pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
4. Terciptanya SDM yang berkualitas serta menggali dan memanfaatkan potensi SDA
berdasarkan prinsip kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan yang
berkelanjutan (Sustainable Development).
5. Terbangunnya Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah dan masyarakat.
4.1.2. Misi Sanitasi.
Untuk menjabarkan visi diatas, maka ditetapkan misi pembangunan Sanitasi di
Kabupaten Sumbawa Barat sebagai daerah yang sehat, maju dalam segala bidang, melalui
partisipasi seluruh pemangku kepentingan sebagai berikut :
1. Meningkatkan lingkungan sehat dan bersih melalui pengelolaan air limbah rumah
tangga yang berwawasan lingkungan.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2. Membangun sumberdaya manusia yang kreatif, berdaya saing tinggi dan partisipatif
dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi yang sesuai
kebutuhan masyarakat dan kondisi social budaya masyarakat.
3. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat menuju sistim kabupaten yang terintegrasi.
4. Meningkatkan peran aktif stekholder dan seluruh masyarakat untuk berpartisipasi
secara luas dalam pembangunan sanitasi.
5. Mengembangkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercapainya
kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.
6. Menata sistim pemerintahan yang professional, baik, bersih dan bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terutama dalam sector
sanitasi.
4.1.3. Tujuan Sanitasi
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka tujuan pembangunan Sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat sebagai daerah yang sehat, maju dalam segala bidang adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana
pengelolaan on site sistim/system setempat limbah rumah tangga.
2. Menciptakan Sumber Daya Manusian (SDM) yang berkualitas, kreatif dan berdaya
saing tinggi dan partisipatif dalam pembangunan sarana dan prasarana sanitasi
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Terciptanya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kemajuan pembangunan.
4. Menciptakan aparatur pemerintah yang profesional, baik dan bersih dan
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Menciptakan iklim yang kondusif agar semua pihak mampu mengembangkan
budaya PHBS sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat lahir bathin.
6. Menghasilkan aparatur pemerintahan yang bersih/ fitrah, profesional, disiplin,
arif- bijaksana dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
4. 2 . Strategi Penanganan Sanitasi Sumbawa Barat.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

I. Strategi sanitasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka strategi yag dapat
ditetapkan antara lain melalui beberapa sector antara lain :

I.

Strategi Dalam Penanganan Limbah Cair

A. Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site maupun
off-site untuk perbaikan kesehatan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat.
Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah
sistem setempat (on site) melalui sistem individu dan komunal.
Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah
sistem terpusat (off-site) melalui pembangunan unit pengolahan air limbah
setempat untuk limbah domestik dan limbah non domestik
B. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
Merubah

perilaku

dan

meningkatkan

pemahaman

masyarakat

terhadap

pentingnya pengelolaan air limbah permukiman/domestik


Mendorong

partisipasi

dunia

usaha/swasta

dalam

penyelenggaraan

pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman/domestik.


C. Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan
air limbah permukiman (domestik) dan non domestik.

Menyusun

peraturan

daerah

yang

mendukung

penyelenggaraan

pengelolaan air limbah permukiman/domestik.

Menyebarluaskan informasi peraturan terkait pengelolaan air limbah


permukiman/domestik

Menerapkan peraturan yang telah dibuat.

D. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air


limbah permukiman/domestik.
Mendorong

pembentukan

dan

penguatan

institusi

pengelola

air

limbah

permukiman
Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan air limbah permukiman.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Mengembangkan

sumberdaya

manusia

dalam

pengelolaan

air

limbah

permukiman/domestik.
E. Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan
prasarana dan sarana air limbah permukiman/domestik. Strategi yang diterapkan
adalah pembiayaan bersama pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat.
II.

Strategi Penanganan Limbah Padat (Persampahan).

1. Penanganan persampahan kabupaten Sumbawa Barat melalui pengelolaan sampah


terpadu :
Pengaturan pengelolaan sampah dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Teknik

operasional

sampah

dilakukan

secara

terpadu

melalui

pewadahan,

pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir sampah.


Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan
kawasan.
Perlakuan hukum untuk menunjang keberhasilan dalam pengelolaan sampah.
2. Penanganan sistem pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari lingkungan
sekitarnya dengan upaya efisiensi lahan dan pemanfaatan sisa sampah agar lebih
berguna dengan metode yang tepat guna:
Pengolahan sampah yang dapat mereduksi timbulan sampah sebesar 30% serta
pemanfaatan sisa sampah untuk memperbaiki struktur serta kinerja tanah pada
lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang kurang subur serta kegiatan
penghijauan.
Penetapan lokasi dan kebutuhan lahan pembuangan akhir sampah sesuai
dengan kriteria dan dilakukan proteksi terhadap lechate (air sampah) dan gas
dengan metode yang tepat.
Penetapan kawasan 10 km dari TPA sebagai Kawasan Rawan Pencemaran
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pembatasan budidaya dan atau permukiman ( yang sudah ada ) di kawasan
Garis Sempadan TPA untuk menghindari dampak pencemaran sampah.
Pembatasan untuk pengembangan kawasan budidaya dan atau permukiman baru
pada kawasan Rawan Pencemaran TPA.
III.

Stategi Penanganan Drainase Lingkungan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


1. Pengaturan Sistem Tata Air Kabupaten Sumbawa Barat.
a. Mengembangkan Das Sebagai Daerah Tangkapan Air Hujan Dan Rawa-Rawa Serta Pesisir Laut

Konservasi kawasan sungai di perbukitan (hulu sungai) dari masing-masing


DAS Sungai melalui pengamanan sekitar DAS.
Penataan / Penanganan kawasan dataran sungai (hilir sungai) dari masingmasing DAS Sungai dan memaksimalkan fungsi rawa terhadap ekologi
daratan, melalui normalisasi penampang sungai dan penyediaan fasilitas
drainase. untuk mengatasi banjir dan mengatasi ekologi rawa-rawa daratan
Penataan / Penanganan terhadap Kawasan Pesisir sungai melalui
konservasi kawasan pesisir dan penyediaan fasilitas bangunan pesisir
pantai, untuk pengendalian pasang surut dan ekologi pantai
b. Meningkatkan Kondisi Hutan Lindung Sebagai Daerah Resapan Air

Konservasi hutan lindung dengan meningkatkan fungsi hutan lindung


Pencegahan penebangan / perambahan hutan lindung
Mengendalikan ekplorasi tambang dikawasan hutan lindung
Penataan potensi sistem Tata Air
2. Pengaturan Sistem Drainase Kabuapten Sumbawa Barat.
a.

Pengendalian Terhadap Bahaya Banjir

Penataan/Penanganan

Sistem

Drainase

berdasarkan

fungsi

dari

nomenklatur
Mengendalikan sedimentasi yang cukup tinggi dengan membuat Check Dam
di beberapa wilayah aliran sungai
Penataan / Penanganan Sistem Drainase.
Pengembangan daerah kawasan pemukiman, meliputi membuat

sistem

resapan di kawasan Areal B (area perumahan).


Mengendalikan sistem aliran buangan air hujan / banjir Kawasan
b. Pengaturan Sistem Drainase Di Perumahan Dan Permukiman

Penataan / Penanganan Sistem Drainase di areal perumahan dan


pemukiman.
Pengembangan sistem penghijauan kota daerah kawasan pemukiman, juga
meliputi membuat sistem Resapan di kawasan Areal B (Daerah Perumahan)
Mengendalikan sistem limbah air buangan (limbah Rumah tangga) dengan
air hujan/ banjir Kawasan
Mengendalikan pengembangan pemukiman dan perumahan

yang cukup

tinggi di beberapa wilayah aliran hulu sungai dan bantaran sungai

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


c.

Pengembangan Daerah Aliran Sungai Sebagai Daerah Tangkapan Air Hujan

Konservasi kawasan perbukitan sungai (Hulu Sungai) dari Masing-Masing


DAS Sungai melalui pengamanan sekitar DAS.
Penataan/Penanganan kawasan dataran sungai (Hilir Sungai) dari Masing Masing DAS Sungai melalui normalisasi penampang sungai dan penyedian
fasilitas drainase di Areal B. Untuk mengatasi Banjir
Penataan/Penanganan terhadap Kawasan Pesisir sungai (Outlet Sungai)
melalui konservasi kawasan pesisir dan penyediaan fasilitas bangunan
pesisir pantai, Untuk pengendalian pasang surut
III. Strategi Penanganan Air Bersih
1. Melindungi Sumber Air Baku Terhadap Aspek Kuantitas, Kualitas Dan Kontinuitas.

Konservasi kawasan perbukitan dan hutan lindung, berfungsi untuk menyangga


dan resapan air hujan di masing-masing DAS Sungai sebagai potensi air baku
keperluan air bersih.
Penataan / Penanganan daerah kawasan resapan air di kawasan Hilir Sungai
melalui penghijauan dan pembuatan sumur resapan dikawasan hunian dan
permukiman, berfungsi pula untuk mengendalian banjir dan penurunan muka air
tanah.
Penataan / Pengaturan / perlindungan sumber-sumber air baku permukaan dan
sumber air baku tanah dalam melalui penataan wilayah tata air kawasan terhadap
pencemaran lingkungan
Memperluas kawasan perkotaan yang limbah domestiknya dikelola dan diolah
secara terpusat
memperbaiki mutu air baku dari sumber-sumber air yang ada
mengembangkan sumber air baku baru baik sumber permukaan maupun dalam
tanah
Menjalin kerjasama antardaerah dalam memenuhi kebutuhan air baku
2. Meningkatkan Sistem Pelayanan Air Bersih

Meningkatkan sistem pengolahan air bersih (IPA) di masing-masing kawasan yang


mempunyai potensi air baku untuk sumber air bersih

Meningkatkan penggunaan sistim pengolahan air yang efisien dan efektif dalam
penggunaan sumber daya.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Memperbaiki dan mengembangkan sistim pendistribusian air yang menunjang kuantitas,
kualitas dan kontinuitas SPAM
Meningkatkan keterjangkauan masyarakat berpenghasilan rendah dan kawasan
pinggiran kota dalam memperoleh pelayanan air bersih.
Meningkatkan keterpaduan pengembangan SPAM dengan infrastruktur perkotaan
lainnya.
Mendorong peran serta swasta dalam pengembangan SPAM.
3. Menurunkan tingkat kehilangan air untuk efisiensi sumber daya dan peningkatan pelayanan

Meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam proses pengolahan air.


Pengendalian pasokan air dengan pemasangan meter induk dan pengatur
tekanan / aliran pada zona distribusi tertentu
Meningkatkan manajemen pengelolaan infrastruktur distribusi air
Penggantian jaringan pipa distribusi yang rawan kebocoran
Meningkatkan keandalan pembacaan meter air pelanggan
Pengembangan sistem informasi penyediaan air minum perkotaan
4.3. Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair.
Persoalan dalam upaya menghadapi pengelolaan limbah cair adalah limbah yang
terkandung di dalam air, atau dengan kata lain air limbah. Air limbah dapat berasal dari
berbagai macam sumber, mulai dari air hujan, air buangan rumah tangga, perkantoran sampai
industri.
Air limbah ini umumnya dibuang melalui selokan atau got menuju sungai dan bermuara
di laut. Terkadang dalam perjalannya menuju laut, air limbah ini dapat mencemari sumber air
bersih yang dipergunakan oleh manusia. Dengan demikian penanganan air limbah perlu
mendapat perhatian serius. Selain dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga
dapat mengganggu lingkungan, hewan, ataupun bagi keindahan. Pengolahan limbah cair yang
dimaksud disini adalah adanya keterlibatan pihak swasta atau masyarakat luas dalam kegiatan
pengelolaan limbah cair rumah tangga berupa black water, kegiatan pengelolaan limbah ini
adalah usaha penyedotan tinja.
Di Kabupaten Sumbawa Barat belum terdapat usaha atau alat penyedotan tinja. Di waktuwaktu mendatang perlu adanya suatu studi yang mengarah kepada penelitian untuk kegiatan
usaha ini termasuk pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), mengingat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


buangan tinja yang tidak pada tempatnya dalam jangka panjang dapat mempengaruhi
kesehatan lingkungan dan terjadinya pencemaran.
Sedangkan untuk limbah cair rumah tangga, saat ini pembuangannya melalui parit atau
selokan yang kemudian disalurkan ke sungai. Hampir jarang rumah tangga di Kabupaten
Sumbawa Barat yang memiliki sumur resapan sendiri.
Demikian pula halnya dengan industry kecil yang menghasilkan limbah cair produksi,
hampir tidak memiliki IPAL sendiri. Di masa mendatang hal ini menjadi pekerjaan rumah
bersama dalam kerangka perbaikan sanitasi dan lingkungan hidup yang sehat.

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah adalah


sebagai berikut :

i. Kurangnya kemampuan masyarakat untuk pengelolaan air limbah, sehingga perlu


bantuan untuk pembuatan septik tank untuk masyarakat serta penyebaranluasan
informasi tentang pengelolaan lingkungan kepada masyarakat
j. Lembaga pengelolaan belum memadai dari jumlah maupun kualitasnya
k. Keterbatasan PS pengurasan dan pengumpulan (truk tinja, IPLT, serta IPAL)
l. Tidak seimbangnya besar biaya operasional pemeliharaan (O & M) dengan
penerimaan retribusi.
m. Tidak dimiliki kebijakan dan regulasi pengaturan PAL
n. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara utuh dalam pengelolaan
air limbah.

Analisa permasalahan yang dihadapi yaitu :

a. Keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan dan kesehatan


lingkungan sehingga masih banyak masyarakat yang membuang dan mengalirkam
limbah sembarangan
b. Kemampuan masyarakat dalam mengolah limbah masih rendah karena pendapatan
masyarakat yang minim
c. Alternatif pemecahan masalah memberikan penyuluhan atau desiminasi kepada
masyarakat terhadap pentingnya pengolahan air limbah
d. Membangun infrastruktur yang dapat membarikan kemudahan kepada masyarakat
dalam pengolahan limbah.

Sistem prasarana yang diusulkan diantaranya :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


a. Melihat kondisi pengolahan air limbah dan permasalahan yang ada di Kabupaten
Sumabawa Barat, baik dari aspek teknis maupun non teknis perlu dikembangkan
sarana dan parasarana yang lebih memadai.
b. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pegolahan air limbah maka perlu
didukung oleh pembiayaan pengelolaan yang bersumber dari APBN maupun APBD.

Tabel 4.1. Usulan Pembiayaan Pengolahan air Limbah


No.
[1]
I
II
1
2
3
4
5

III
2

3
4
5

IV
1
2
3

Aspek Pengelolaan Air Limbah


[2]
Peningkatan Kelembagaan Pengelola Air Limbah
Perkuatan institusi dan SDM (Capacity Building)
Pengembangan Pengelolaan Sanitasi On-Site
Pengembangan perencanaan (masterplan/outline plan,
feasibility study, detail engineering design (DED))
Penyediaan sarana sanitasi sistem on-site
Pembangunan PS sanitasi on-site skala komunitas
berbasis masyarakat
Penyediaan prasarana pengumpulan lumpur tinja (truk tinja)
Pembangunan atau rehabilitasi/peningkatan
instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)
Peningkatan operasi dan pemeliharaan sistem pengelolaan
lumpur tinja
Truk tinja
IPLT
Pengembangan Pengelolaan Sanitasi Of-Site
Penyediaan/perluasan pelayanan sambungan rumah
Pembangunan :
Sistem jaringan pengumpul/perpipaan
IPAL
Pembangunan PS sanitasi sistem of site skala komunitas
berbasis masyarakat
Pembangunan PS air limbah mendukung kawasan RSH
Rehabilitas/peningkatan kapasitas :
Jaringan perpipaan
Kapasitas IPAL
Peningkatan operasi dan pemeliharaan :
Sistem jaringan perpipaan
IPAL
Peningkatan Pendanaan
Pengembangan sistem pembiayaan pengelolaan air limbah
Peningakatan mekanisme retribusi
Pengembangan mekanisme peningkatan sumber pembiayaan

Biaya
(Rp.
Juta)
[4]

Vol.
[3]

APBD Kota/Kab
[5]

Ls

500

300

2000

1000

5
5

5000
10000

1500
3000

2000

600

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


V
1
2
VI
1
2
VII

Pengembangan Peraturan/Perundangan :
Penyediaan peraturan dan pedoman layak guna
Penerapan sanksi dan reward
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Swasta
Penyuluhan/kampaye dan peningkatan partisipasi masyarakat
Pengembangan pelibatan swasta
Pengembangan Promosi Pembangunan PS Air Limbah

Sumber : RPIJM Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


4.3.1. Sistem Terpusat (Offsite System).
Belum ada rencana untuk penanganan air limbah dengan system terpusat
karena kepadatan penduduk yang masih rendah dan jarak satu rumah
dengan rumah lain yang berjauhan akan menyebabkan tingginya biaya untuk
pembuatan sistem sewerage tapi untuk ke depan ini perlu dipertimbangkan
sistim ini dan menyesuiakan dengan kondisi dan lokasi-lokasi tertentu untuk
menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat yang ada.
4.3.2. Sistem Sanimas.
Pada tahun 2012 direncanakan pembangunan sarana sanitasi melalui
program Sanimas/SLBM di 4 (empat) lokasi yaitu di Kecamatan Taliwang,
Seteluk, Poto Tano dan Jereweh. Dimana anggaran yang direncanakan
sekitar Rp. 300.000.000/unit. Sasaran lokasi untuk program SLBM 2012 yaitu
untuk kawasan pesisir/pemukiman nelayan.
4.3.3. Sistem Setempat (Onsite System).
Sistem setempat yang akan dikembangkan adalah pembangunan MCK
dengan septic tank yang sesuai dengan kriteria teknis yang ada sehingga
tidak mencemari air tanah.
4. 4. Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (limbah Padat)
Sebelum

menjelaskan

secara

detait

tentang

rencana

strategis

tentang

peningkatan pengelolaan persampahan maka ada baiknya memahami kondisi riel


persampahan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebagai berikut :
a. Sistem pengolahan persampahan yang ada saat ini di Kabupaten
Sumbawa barat adalah sistem skala individual yaitu masyarakat
mengolah sampahnya sendiri dengan cara di bakar dan sebagian
masyarakat mengolah sampahnya dengan cara pengomposan.
b. Belum ada peraturan perundangan yang khusus mengatur tentang
pengolahan persampahan
c. Belum pernah ada informasi pengolahan persampahan oleh pemerintah
atau swasta masyarakat mengolah sampah dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.
Permasalahan yang dihadapi yaitu :
a. Aspek teknis : keterbatasan prasarana dan sarana pengumpulan
kontainer, pengangkutan

(arm roll truck), pengolaha di tempat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


pembuangan akhir (buldozer, track dozer), belum tersedia TPA yang
memadai serta penanganan akhir sampah.
b. Aspek kelembagaan kewenangan yang harus dikerjakan, sumber
dengan besarnya kewenangan yang harus dikerjakan, sumber daya
manusia sebagai salah satu unsur pengelola kurang memadai dalam
jumlah maupun kualitasnya.
c. Aspek

keuangan/kelembagaan

tidak

seimbangnya

besar

biaya

operasional pemeliharaan (OP) dengan besarnya penerimaan retribusi


sebagai konsekuensi logis pelayanan akibat mekanisme penarikan
retribusi yang kurang memadai.
Analisa permasalahan dan rekomendasi :
a. Aspek teknis : pembakaran sampah yang dilakukan oleh masyarakat
sering

menimbulkan

asap

disertai

bau

menyengat

sehingga

mengganggu lingkungan sekitar. Kepulan asap hasil pembakaran


sampah harus dicermati, kemungkinan mengandung zat berbahaya
yaitu dioksin, zat karsiogebik penyebab kanker.
b. Aspek non teknis :
-

Masyarakat masih belum memadai bahwa maslah kebersihan adalah


tanggung jawab bersama

Hukum dan peraturan perundang-undangan belum dilaksanakan


atau ditegakkan

Masalah kebersihan belum menjadi program prioritas di daerah,


berdampak pada alokasi biaya kebersihan yang masih sangat
terbatas.

Adapun alternatif pemecahan masalah tersebut diatas adalah :


a. Penyuluhan-penyuluhan
pengelolaan

lingkungan

kepada
dan

masyarakat

pengolahan

tentang

sampah

yang

sistem
ramah

lingkungan.
b. Penempatan hukum dan peraturan perundangan persampahan
c. Pembangunan PS pengelolaan persampahan TPS dan TPA
d. Pengurangan volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya
limbah yang berasal dari proses produksi
e. Pengalokasian DAK untuk pengelolaan persampahan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


f. Pengadaan PS pengelolaan persampahan gerobak dan truk sampah,
kontainer, tong sampah transfer depo.
Untuk meningkatkan pengelolaan Sistem pengelolaan persampahan maka
rencana yang diusulkan ke depan yaitu sebagai berikut :
a. Dibangun TPA di lokasi Jorok Tiram dengan sistem sanitary landfill atau
controlled landfill
b. Didorong untuk upaya pengurangan sampah dengan penerapan
konsep 3 R (reduce, reuse, dan recycling)
c. Pengadaan sarana dan prasarana persampahan
d. Penyuluhan-penyuluhan

kepada

masyarakat

tentang

pengolahan

persampahan
e. Diadakan bimbingan teknis pengomposan untuk mengurangi volume
sampah ke TPA dan dapat digunakan sebagai pupuk oleh petani
f.

Pemeliharaan TPA Batu putih kecamatan Taliwang.

g. Rencana pengadaan alat pengolahan sampah.


Tabel. 4.2. Sarana & Prasarana Persampahan di Kab. Sumbawa Barat
Pengelolaan
Tahun
No
Satua Volume Kapasita
Prasarana dan
Pengadaa
.
n
(unit)
s
Sarana
n
I
MASYARAKAT
1. Pewadahan
a. Bin/tong sampah
2. Pengumpulan
a. Gerobak sampah
b. Becak sampah
c. Dan lain-lain
II

PEMERINTAH
1. Pewadahan
a. Bin/tong sampah
2. Pengumpulan
a. Gerobak sampah
b. Becak sampah
c. Dan lain-lain
3.
Penampungan
Sementara
a. Transfer depo
b. Container
c. Pasangan bata
d. Bak kayu

Kondis
i

unit

48

1,5

2007

Baik

unit

2.00

2007

Baik

unit

5,00

2005

6 rusak

Keterang

2 baik

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


e. Tanah terbuka
4. Pengangkutan
a. Dump truck
b. Arm roll truck
5. Pengolahan

unit
unit

2
3

a. Pengomposan
b. Daur ulang
6.
Pembuangan
Akhir

unit

a. Alat berat

unit

b. Luas area

Ha

6,0
6,0

2005-2006
2005-2008

12 m3/jm

2007

Baik
Baik

Baik

Mesin
kompos
unit th 200
1 unit
2007

Becho
Loader
Jorok Tira
(belum
terbangun

2007

7.
Pengendalian
Pencemaran di TPA
a.
Leachate
treatment
b. Buffer zone
c.
Saluran
pengumpul air lindi
d.
Drainase
air
hujan
8.
Sarana
Penunjang
a. Kantor

unit

25 orang

Belum
dipakai
Belum
lengkap

2008

b. Bengkel
Sumber : RPJM Kab. Sumbawa Barat

No
1.

Tabel 4.3 Sistem pelayanan persampahan di Kab. Sumbawa Barat


Uraian
Satuan
Volume
Pengelolaan
BPM Lingkungan Hidup

2.

Teknik Operasional
a. Cakupan pelayanan

40

b. Perkiraan timbunan sampah

m3/hari

50

Ket

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


c. Timbulan sampah yang terangkut

3.

- permukiman

m3/hari

30

- non-permukiman

m3/hari

20

- total

m3/hari

50

- Kapasitas pelayanan TPA

m3/hari

150

- Kapasitas pelayanan pengumpulan sampah

Truk sampah

- Pengumpulan sampah

Rp/tahun

531 juta

- Pengolahan sampah

Rp/tahun

Pembiayaan
a. Biaya pengelolaan

b. Pendapatan retribusi
4.

Rp/tahun

Hukum dan Peraturan :


Uraikan ketersediaan peraturan dan sejenisnya
yang ada saat ini dengan mencantumkan nomor
dan tahun serta judul peraturan.
Sumber : RPJM Kab. Sumbawa Barat
4.5. Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan
Rencana

peningkatan

pengelolaan

drainase

yang

sedang

dan

akan

dilaksanakan Kabupaten Sumbawa Barat hingga berakhirnya Renstra SKPD


terkait pengelolaan drainase dapat dilihat dari analisa kebutuhan yang ada sesuai
dengan yang tercantum dalam RIPJM Kabupaten Sumbawa Barat. Berikut ini
adalah rencana peningkatan sistem drainase lingkungan perkotaan di Sumbawa
Barat :
a. Daerah yang diinginkan untuk penerapan yaitu daerah dengan tekanan
pembangunan yang pesat untuk pertumbuhan kota, daerah dengan
pembangunan intensif dan daerah dengan nilai tinggi.
b. Konsep drainase di Kabupaten Sumbawa Barat diarahkan untuk
perbaikan jaringan drainase yang belum permanen menjadi permanen,
pembuangannya dialirkan ke sungai, peresapan alami, sepanjang jalan
utama dan aliran-aliran air yang ada.
c. Setiap beberapa rumah akan dibangun sumur peresapan guna
menanmpung air hujan, sehingga bila hujan tiba bahaya banjir dapat
dikendalikan
Berikut ini juga kondisi drainase dilingkungan perkotaan di Kabupaten

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Sumbawa Barat adalah sebagai berikut :
a. Sistem drainase perkotaan serta prasarana dan sarana yang ada di
Kabupaten Sumbawa Barat belum dikelola secara maksimal.
b. Prasaran dan sarana drainase yang ada saat ini sebagian besar masih
dari tanah sehingga berdampak rendahnya kemampuan drainase
mengeringkan kawasan terbangun
c. Kondisi

prasarana

menyeluruh

atau

drainase
hanya

yang

dibangun

ada

tidak

dibangun

setempat-setempat,

secara
hal

ini

menyebabkan timbulnya genagan-genangan air.


Berdasarkan Permasalahan yang dihadapi yaitu :
a. secara topografi beberapa daerah di Kabupaten Sumbawa Barat
merupakan daerah cekungan atau dataran rendah
b. Beberapa tanggul yang dibuat kurang tinggi
c. Tersumbatnya saluran oleh endapan, sedimentasi atau timbunan
sampah.
Analisa permasalahan dan rekomendasi yang diusulkan untuk sektor
drainase yaitu : Sistem Drainase yang diusulkan sebagai prioritas dalam
pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan antara lain

yaitu

berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan melihat permasalahanpermasalahan saluran drainase yang ada serta menganalisis jumlah dan
kebutuhan

saluran drainase dengan tujuan untuk mengurangi daerah

genangan,

meneruskan

air

hujan,

memperkecil

resiko

kesehatan

lingkungan serta memperkecil kerusakan struktur tanah untuk jalan dan


bangunan

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Tabel. 4.3. Usulan dan Prioritas Program Pengelolaan Drainase Kab. Sumbawa Barat
No
.
[1]
I

II

2
3
4
5
6

Aspek Pengelolaan
Drainase
[2]
Peningkatan
Kelembagaan Pengelola
Drainase
Perkuatan institusi dan
SDM
Pengembangan
Pengelolaan
Pengembangan
perencanaan
(masterplan/outline plan,
feasibility
study,
detail
engineering design (DED))
Peningkatan Saluran Baru
Pemeliharaan
Bangunan
Baru
Pembuatan
Sumur
Resapan
Peningkatan Operasi dan
Pemeliharaan
Rehabilitasi Saluran dan
Bangunan

IV
1
2

Peningkatan Pendanaan
Pengembangan
sistem
pembiayaan pengelolaan
air limbah
Peningakatan mekanisme

Vol.
[3]

Biaya
(Rp. Juta)
[4]

1
[5]

Ls

500.000

100.000

Ls

2.500.000

2.000.000

100
Km
20
km
200
titik
20
km

50.000.00
0

10.000.000

5.000.000

Ls

2
[6]

100.000

Waktu (tahun ke)


3
[7]

100.000

Ket
4
[8]

5
[9]

100.000

100.000

500.000

10.000.000

10.000.000

10.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

5.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

88.000.00
0

19.100.00
0

17.600.000

17.100.000

17.100.000

1.000.000
5.000.000

Pelatihan

DED

10.000.000

5.000.000
20.000.00
0

[10]

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

3
V
1
2

VI
1
2

retribusi
Pengembangan
mekanisme
peningkatan
sumber pembiayaan
Pengembangan
Peraturan/Perundangan
:
Penyediaan peraturan dan
pedoman layak guna
Penerapan
sanksi
dan
reward

Peningkatan
Peran
Serta Masyarakat dan
Swasta
Pengembangan pelibatan
swasta
Penyuluhan/kampaye dan
peningkatan
partisipasi
masyarakat
Sumber : PPIJM Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Program ini

ditujukan

untuk

meningkatkan

kuantitas

dan

kualitas

pembuatan saluran, drainase untuk kebutuhan domestik, perkotaan industri dan


rumah tangga serta guna mendukung kegiatan perekonomian daerah. Sasaran
yang ingin dicapai dari program ini diarahkan untuk mempertahankan kondisi dan
karakteristik pengolahan saluran drainse lingkungan sesuai dengan peruntukan,
baik untuk perbaikan jaringan drainase lingkungan menjadi permanen.
4.6. Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
kebutuhan air bersih baik untuk kebutuhan domestik, perkotaan, industri dan
rumah tangga serta guna mendukung kegiatan perekonomian daerah.
Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah meningkatnya
pemenuhan dan pemerataan distribusi pelayanan air bersih di wilayah
perkotaan melalui pengembangan dan pemasangan pipa transmisi jaringan
air bersih dan pelestarian sumber air baku dan baku mutu air. Adapun
kegiatan yang telah dan akan dilakukan adalah :
(1). berupa pengadaan dan pemasangan pipa transmisi jaringan air bersih;
(2). perlindungan sumber air baku dan baku mutu air.
(3). Pembangunan berbagai jaringan sarana air bersih.
Untuk menunjang kegiatan pembangunan prasarana dan penyediaan,
pengelolaan air minum di Sumbawa Barat menggunakan sistim non perpipaan
dan sistim perpipaan sebagai berikut :
Sistem Non Perpipaan menyangkut :
Aspek Teknis

Sarana dan prasarana penyediaan dan pengelolaan air minum


di Kabupaten Sumbawa Barat sudah lumayan baik, misalnya
menggunakan ember atau drum, namun daya tampungnya
relatif sedikit

Pada musim kemarau penduduk masih kekurangan air, air


dapat diambil dari sungai terdekat atau menggunakan sumur
bor.

Rendahnya kemampuan membayar dari masyarakat dalam


mendukung operasi dan pemeliharaan penyediaan air minum

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


perpipaan.
Aspek Pendanaan

Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Sumbawa Barat


sangat buruk karena masih menggunakan ember/drum

Untuk meningkatkan sistem penyediaan dan pengelolaan air


minum yang lebih baik, masyarakat tidak mampu dalam segi
pendanaannya mengingat pendapatan rata-rata penduduk
Kabupaten Sumbawa Barat sangat rendah

Aspek Kelembagaan dan Peraturan


Pengelolaan penyediaan air minum

non

perpipaan

di

Kabupaten Sumbawa Barat pada umumnya dikelola secara


individual.
Sistem Perpipaan Menyangkut :
Aspek Teknis
Daerah
pelayanan

air

minum

yang

menggunakan

menggunakan sistem perpipaan masih terbatas.

Sumber air minum perpipaan yang digunkan oleh sebagian


masyarakat adalah sumur bor dengan kondisi kapasitas masih
kurang, sehingga perlu pemanfaatan yang lebih baik (liter/detik)

Kualitas air cukup baik

Cara

pengambilan,

menngunakan

sistem

gravitasi

atau

pemompaan
Aspek pendanaan
Dalam
melakukan

kegiatan

pembangunan

maupun

pemeliharaan terhadap prasarana dan sarana air bersih di


Kabupaten Sumbawa Barat dilaksanakan oleh pemerintah
daerah
Aspek Kelembagaan dan Peraturan Diselenggarakan oleh pemerintah
dan dikelola oleh PDAM/DPU.
Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan dan pengelolaan
prasarana air minum Pelayanan air bersih di Kabupaten Sumbawa Barat pada
saat ini masih sangat kurang atau masih terbatas, karena jaringan yang ada tidak
mampu melayani semua kebutuhan masyarakat, karena pelayanan yang kurang
baik karena kadang tidak setiap hari dapat mengalir, selain itu terkadang terjadi

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


kebocoran pada perpipaan.

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Berdasarkan Analisa Permasalahan dan Rekomendasi antara lain :

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Sumber : RPIJM Kab. Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


4.7. Rencana Peningkatan Kampanye PHBS.
Kegiatan kampanye PHBS akan dilakukan disetiap wilayah di Kabupaten Sumbawa
Barat dengan rencana aktivitas sebagai berikut:
Tabel. 4.3. Rencana Kampanye PHBS
Bentuk Kampanye PHBS
Pertemuan

rutin

Memberikan
PHBS

pemahaman

dalam

(limbah,

air

drainase)
Pembekalan

kader

kader
Kampanye

PKK,

materi

Puskesmas

Sanitasi

bersih,

sampah,

bagi

PHBS

Pelaksana

Prioritas
PHBS. Tiap Kelurahan

konteks

PHBS

Wilayah

kader- Tiap Kelurahan


melalui Tiap Kelurahan

PKK,

Sanitarian

Sanitarian

Puskesmas
PKK,
Sanitarian

paguyuban-paguyuban, dan grup

Puskesmas,

kesenian (melalui lagu-lagu daerah

Tiap

atau bentuk lainnya).

sekolah

Studi banding PHBS

LPM,

Sekolah-

Tim Tehnis (Pokja Tim TPokja AMPL

AMPL/Sanitasi).
Pelatihan kader utk pelaksanaan Tiap Kelurahan

PKK,

survey PHBS

Puskesmas,

Lomba PHBS tingkat RT/Posyandu, Tiap Kelurahan

Sekolah-sekolah
PKK,
Sanitarian

antar

Puskesmas,

sekolah

(kebersihan

lingkungan dan prilaku)

Sanitarian
di

Sekolah-sekolah

Poster-poster, buku panduan PHBS

Tiap Kelurahan

Pokja AMPL, PKK,


Sanitarian
Puskesmas,

Kerja bakti
Lomba
RT

Kel/Desa
bersih

(oleh

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

Sekolah-sekolah
Puskesmas,Sanitari

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Wilayah
Bentuk Kampanye PHBS
Puskemasmas)
Pertemuan rutin
Minggu pertama)
Kampanye PHBS.

(setiap

Pelaksana

Prioritas
Mujahidin

an

Sabtu

dan

sekolah-

sekolah.
Kel/Desa

Mujahidin
Pengkaderan PHBS rumah tangga Kel/Desa

Puskesmas,Sanitari

(air bersih dan jamban)

an

Mujahidin.

Kegiatan peningkatan PHBS ini telah dilakukan secara kontinuitas dan


berkelanjutan karena di Sumbawa Barat kampanye pola hidup bersih ini telah
menjadi kegiatan prioritas dan pokok di dinas Kesehatan. Kegiatan PHBS ini telah
mendapat penghargaan dan juara II tingkat Nasional, ini di raih oleh Desa mujahidin
Kecamatan Brang Ene pada kegiatan lomba PHBS. Sedangkan pada level propinsi
di tingkat Provinsi NTB mendapat juara I. Artinya kegiatan PHBS sudah merupakan
kegiatan utama bagi pembangunan di bidang kesehatan.

BAB
V

INDIKASI PERMASALAHAN
Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


DAN PENGEMBANGAN
5.1. Area Beresiko Tinggi dan Permasalahannya.
Pemetaan kelurahan beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi
kelurahan, berdasarkan resiko sanitasi.
Area beresiko dibagi atas 4 klasifikasi yaitu :
Resiko Tinggi.
Resiko Sedang.
Resiko Rendah.
Tidak Beresiko.
Area beresiko tinggi adalah kelurahan -kelurahan yang dianggap memiliki
resiko kesehatan lingkungan yang tinggi karena buruknya kondisi sanitasi.
Berdasarkan informasi yang tersedia, kelurahan memiliki potensi resiko terhadap
kesehatan. Apabila tidak segera dilakukan intervensi tertentu, akan memperbesar
potensi terjadinya kasus kejadian penyakit. Hal ini perlu dibedakan dengan
dampak yang dinyatakan dengan kasus kejadian penyakit. Oleh karenanya,
angka kejadian penyakit seharusnya tidak dijadikan sebagai salah satu indikator
untuk penentuan area berisiko tinggi, sebab hal ini akan mencampurkan antara
risiko dengan dampak.
Membandingkan informasi tentang resiko dengan dampak yang ada di
suatu kelurahan, hasilnya bisa memberikan tambahan informasi berguna tentang
penyebab timbulnya kasus penyakit di kelurahan tersebut.
Tujuan dari Pemetaan Area Berisiko adalah memetakan area area yang
memiliki tingkat resiko sanitasi dan klasifikasi area berdasarkan tingkat resiko
kesehatan lingkungan akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan
prioritas program pembangunan dan pengembangan sanitasi.
5.1.1. PROSES PENETAPAN AREA BERISIKO
Proses menetapkan area berisiko adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan

data,

menganalisis,

dan

menetapkan

area

berisiko

berdasarkan data sekunder, termasuk didalamnya menetapkan (i) kawasan


urban-high, urban-medium, urban-low, peri-urban dan rural; dan (ii) kawasan
tipikal.

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2. Mengumpulkan

data,

menganalisis,

dan

menetapkan

area

berisiko

menetapkan

area

berisiko

berdasarkan data primer yaitu persepsi SKPD.


3. Mengumpulkan

data,

menganalisis,

dan

berdasarkan data primer yaitu hasil studi EHRA.


4. Menetapkan area berisiko (awal) berdasarkan analisis data (primer dan
sekunder).
5. Melakukan observasi/kunjungan ke kelurahan/desa untuk mengechek hasil
analisis.
6. Menyepakati dan menetapkan area berisiko final.

Untuk Data Sekunder meliputi :

Populasi, luas area.

Jumlah KK miskin

Cakupan pelayanan air minum

Air Limbah (Jumlah jamban)

Sampah.

CTPS

Luas genangan

% wilayah terbangun

Jumlah SPAL

Sedangkan Data Primer meliputi :

Persepsi SKPD

Studi EHRA

1. Proses Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Data Sekunder

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Proses penilaian, penetapan dan pemetaan terdiri dari beberapa
tahap. Pada tahap awal, proses penilaian, penetapan, dan pemetaan area
berisiko dan penetapan kawasan dilakukan sebagaimana disajikan dalam
gambar dibawah ini menggunakan data sekunder tahun 2009 (lihat Tabel 5.1)
sebagai criteria, sumber dan pembobotan.
Draft Area Beresiko
Menyepakati Indikator yang akan digunakan
Menyepakati bobot masing-masing indicator
Menganalisis area beresiko
Menggambarkan dalam peta

Identifikasi Area Tipikal


Identifikasi area tipikal
Menggambarkan dalam peta

Tabel 5.1 Draft


Kriteria,
dan Pembobotan
(data sekunder)
jenisSumber
penanganan
& layanan sanitasi
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Data

Sumber

Pembobotan

Penyusunan Penilaian & Pemetaan Awal Situasi Sanitasi Kota

Kepadatan penduduk
Angka Kemiskinan
Banyaknya penyakit
SR dan HU air bersih
Jamban keluarga
Timbulan sampah
Wilayah terbangun
Luas area genangan
Jumlah SPAL

Catatan Sipil
Catatan Sipil,
Dinas Kesehatan
PDAM, PU
Dinas Kesehatan, PU
BLH.
BAPPEDA
BAPPEDA, PU
Dinas Kesehatan

10%
10%
10%
10%
15%
15%
8%
10%
12%

Setelah kriteria ditetapkan, tahap berikutnya adalah analisis awal atas


opsi/pilihan area berisiko menggunakan pendekatan multi criteria analysis dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan, transparan, serta kebutuhan sumberdaya
manusia dan waktu untuk menganalisis. Dalam menilai pilihan, kinerja setiap
kelurahan atas kriteria diberi skor dan pembobotan yang ditetapkan sesuai
kesepakatan seluruh anggota Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa Barat.

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2.

Proses Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD


SKPD-SKPD terkait di Kabupten Sumbawa Barat di Pokja AMPL sebagai

perencana dalam strategis sektor sanitasi yang akan memetakan kondisi sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat saat ini. Penentuan area beresiko ini tidak hanya dilihat
dari fasilitas yang ada, cakupan dan penyediaan layanan serta informasi mengenai
kelembagaan dan keuangan tetapi juga analisis awal mengenai pemetaan
area/kelurahan berisiko.
Penentuan area beresiko ini tidak hanya dilihat dari fasilitas yang ada,
cakupan dan penyediaan layanan serta informasi mengenai kelembagaan dan
keuangan tetapi juga analisis awal mengenai pemetaan area/kelurahan berisiko.
Penilaian area berisiko ini diperlukan untuk pemilihan dan pelaksanaan
intervensi-intervensi yang diperlukan oleh pemerintah Kabupaten dalam menetapkan
usulan prioritas program/kegiatan.

Kesalahan untuk menciptakan sebuah proses

penentuan area yang menjadi target kegiatan telah banyak menyebabkan pendanaan
bagi pembangunan sektor sanitasi tidak dapat digunakan secara efektif bagi areaarea yang memiliki tingkat risiko sanitasi tinggi. Ada beberapa alasan, yaitu :
Pembangunan sanitasi hanya didasarkan pada supply-driven yang
membawa dampak rendahnya efektivitas sarana dan prasarana yang
terbangun.
Pengambil keputusan tidak waspada terhadap masalah-masalah di
luar batas administratif mereka, khususnya dampak secara langsung
maupun tak langsung dari masalah sanitasi di wilayah mereka
terhadap daerah disekitarnya.
Proses pengambilan keputusan sering dipengaruhi oleh faktor-faktor

kepentingan pribadi, atau organisasi, pemberi dana, budaya dan kondisi


setempat.
Oleh karena itu untuk penilaian Persepsi SKPD dalam penentuan area
beresiko ini juga mempertimbangkan fungsi tata ruang di masa mendatang.
Adapun SKPD yang terlibat dalam penentuan area beresiko adalah sebagai
berikut :

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat

PDAM Kabupaten Sumbawa Barat.

Badan

Pemberedayaan

Masyarakat

dan

Pemerintahan

Desa

Kabupaten Sumbawa Barat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat.

3. Proses Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Data EHRA


Tahap berikutnya adalah penilaian, penetapan dan pemetaan area berisiko
dengan menggunakan data EHRA 2010. Data dari studi EHRA ini memperlihatkan
kondisi fasilitas sanitasi dan air bersih, dan perilaku-perilaku terkait higienitas dan
sanitasi yang memiliki resiko pada kesehatan warga.

Studi sanitasi yang diteliti

mencakup kondisi kesehatan meliputi ; sistem penyedian air bersih, layanan


pembuangan sampah, ketersedian jamban dan saluran pembuangan limbah dan
perilaku dengan higenitas dan sanitasi meliputi ; cuci tangan pakai sabun, buang air
besar, pembuangan kotoran anak dan pembuangan sampah.

Pelaksanaan

studi EHRA ini dilaksanakan oleh Pokja AMPL Sanitasi KSB dari unsur Dinas
Kesehatan sebagai penangunggungjawab pelaksanaan Study Ehra, yang melibatkan
tim survey khusus dari Dinas Kesehatan. Jadi Proses penetapan area beresiko
dilakukan berdasarkan gambar di bawah ini.

Interpretasi data EHRAMenyiapkan format analisa area beresiko


Menyiapkan
tabel matriks
Merekam data EHRA ke dalam format rekanan data sekunder
Menyepakati parameter dan nilai persentasenya
Mengisi tabel matriks
Melakukan interpretasi

Bahan untuk penetapan area berisiko

Dalam menilai pilihan, kinerja setiap kelurahan atas kriteria diberi skor dan
pembobotan yang ditetapkan sesuai kesepakatan seluruh anggota Pokja AMPL

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Kabupaten Sumbawa Barat sebagaimana terlihat pada Tabel 5.2

Area Beresiko

Kabupaten Sumbawa Barat.


TABEL 5.2 PETA AREA BERESIKO KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Dari peta tersebut diatas dapat dilihat bahwa area di Kecamatan


Taliwang, Poto Tano dan Seteluk termasuk area Beresiko Tinggi.
5.1.2 Skoring Kondisi Sanitasi Kelurahan Kabupaten Sumbawa Barat.
Data/informasi baik yang berasal dari data sekunder, studi EHRA
(Environmental Health Risk Assessment) dan persepsi SKPD digunakan sebagai
kriteria untuk menentukan pilihan area berisiko. Opsi/pilihan dilakukan terhadap

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


56 desa/kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan.
Penilaian awal area berisiko disajikan dalam tabel matriks kinerja. Tabel
5.2. berikut ini menjelaskan skor yang disepakati berdasarkan data sekunder,
persepsi SKPD dan hasil studi EHRA. Selain itu masih perlu ditambahkan
dengan skor hasil kunjungan lapangan jika diperlukan.
Berdasarkan hasil dari analisa data-data sekunder, persepsi SKPD, dan
studi EHRA maka diperoleh data area beresiko yang ada di Kabupaten sumbawa
Barat adalah sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut :
Tabel 5.3. Area beresiko Kabupaten Sumbawa Barat
Kecamatan /
Kelurahan

Skor
berdasarkan
persepsi

Skor

Skor

berdasarkan
data
sekunder

berdasarkan

Skor

25,00%

50,00%

yg disepakati

data EHRA

Skor
Final

Skor
Hasil
PerDesa

Skor
Kec

SKPD

Sumbawa Barat
Poto Tano

25,00%

100,00%

Senayan

2,50

Tebo

3,00

Mantar

3,50

Tuananga

3,00

Kiantar

2,50

Poto Tano

2,50

Kokarlian

3,00

Upt. Tambak Sari


Seteluk

3,00

Kelanir

3,00

Meraran

3,50

Air Suning

3,50

Rempe

2,50

Tapir

2,50

Seteluk Atas

2,67

Seteluk Tengah

2,00

Prs. Lamusung

2,50

Loka

3,00

Seren
Taliwang

3,00

Batu putih

4
4
4
4
3
3
4
4

4
4
4
4
3
3
4
4
4

4
4
4
3
3
3
2
3
4
4

4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
4

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

2,50

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


3

3,00

3
4
4
3
4
2
3
2
3
4
3
4

3,00

3,00

Banjar

2,50

Lalar Liang

3,00

Labuan Lalar

Labuan Kertasari

2,50

Telaga Bertong

3,00

Kuang

2,00

Bugis

2,67

Dalam

1,67

Menala

2,67

Sampir

3,00

Tamekan

2,50

Seloto
Persiapan
Sermong
Kel.
Arab
Kenangan
Brang Rea

3
3

Sapugara Bree

2,33

Desa Beru

1,67

Tepas

2,00

Bangkat Monteh

3,00

Seminar Salit

2,50

Tepas Sepakat

2,50

Moteng
Lamontet

2
2

3
0

2,50
1,00

Rarak Ronges
Brang Ene

2,50

3,00

4
4
3
4
2
3
2
3
4
3
4

3
2
2
4
3
3
3
1
3

3
2
2
4
3
3
3
1
3
2

Mura

Kalimantong

2,00

Lampok

2,00

Menemeng

Mujahiddin

0,50

Mataiyang
Jereweh

1,50

Dasan Anyar

Belo

1,67

Goa

0,67

Beru
Maluk

Maluk

2,00

Benete

1,50

Bukit Damai

2,50

2,67

2,33

3
2
2
3
1
2

3
2
2
3
1
2
2

1,50

1,50

2
2
1
2

2
2
1
2
2

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

2
2
3

2
2
3

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Mantun

1,00

Pasir Putih
Sekongkang
Sekongkang
Bawah

2,00

2,00

Sekongkang Atas

2,50

Tongo

2,00

Ai' Kangkung

2,50

Tatar

2,50

Talonang Baru

0,50

Kemuning

1,00

1
2

1
2
3

2
3
2
3
3
1
1

2
3
2
3
3
1
1

Hasil penilaian terhadap area berisiko untuk Kabupaten Sumbawa Barat


telah ditetapkan oleh Kelompok Kerja (Pokja) AMPL Kabupaten Sumbawa Barat
setelah membandingkan skor penilaian terhadap data sekunder. persepsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan hasil data EHRA yang dilakukan oleh
anggota Pokja AMPL. Maka hasil kesepakatan yang telah dilakukan yaitu dengan
melakukan pembobotan yaitu untuk persepsi SKPD sebesar 25%, data sekunder
25% dan data EHRA 50% maka di dapat sebagaimana terlihat pada Tabel 5.2.
(5.3. Peta Area Beresiko Berdasarkan Skor Yang Disepakati), menetapkan 19
desa (Sembilan belas desa/kel) yang mempunyai resiko tinggi. Kelurahankelurahan tersebut berada di 3 Kecamatan antara lain Kecamatan Poto Tano,
Taliwang dan Seteluk.
Beberapa desa/Kelurahan yang beresiko tinggi yang berada di Kecamatan
Poto Tano antara lain : Senayan, Tebo, Mantar, Tua Nanga, Kokarlian, Upt
Tambak Sari. Kecamatan Taliwang : Lalar Liang, Labuhan Lalar, Telaga Bertong,
Sampir, seloto, Persiapan sermong Kelurahan Arab Kenangan. Sedangkan untuk
Kecamatan Seteluk : Kelanir, Merara, Air Suning, Loka dan Seren.
Sedangkan kel/desa yang beresiko sedang terdiri dari 23 desa/kelurahan
yang berada di delapan Kecamatan antara lain : Kiantar, Poto Tano, Rempe, Tapir,
seteluk Atas, Pra Lamusung,Batuh Putih, Banjar,Labuan Kerta Sari, Bugis,
Menala, Tamekan, Sapugara Bree, Seminar Salit, Tepat sepatang, Moteng, Rarak
Ronges, Mura, Manemeng, Bukit Damai, sekongkang Atas, Ai kakung dan Tatar.
Selain yang tidak disebutkan di atas termasuk desa/kel yang di anggap beresiko

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


sedang dan rendah.
5.2. Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas.
Kajian dalam hal ini untuk mengetahui partisipasi masyarakat dan jender di
area prioritas ini mengambil lokasi yang menjadi tempat kunjungan dari program
sanitasi ini adalah :
Kel/Desa

: Labuan Lalar.

Kecamatan : Taliwang.
Dusun ini memiliki penduduk sebanyak : 1.226 jiwa.
jumlah laki-laki: 674 jiwa.
perempuan : 592 jiwa.
Masyarakat yang tinggal adalah berprofesi sebagai nelayan dan buruh. Tingkat
pendidikan di kel/desa ini masih rendah, hanya beberapa orang saja yang
melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Di karenakan keterbatasan Biaya
dan Sumber daya manusia yang terbatas.
Setiap tahun Desa Labuan lalar mengalami kasus diare yang paling banyak, bahkan
sudah dikategorikan endemis beberapa tahun terakhir ini. Untuk kebutuhan air bersih,
masyarakat desa Labuan lalar mendapatkannya dari PDAM untuk mendapatkan air
bersih. Untuk kondisi sanitasi berupa air limbah, masyarakat masih mempergunakan
sungai dan dibuang ke pinggir laut sebagai tempat pembuangan tinja.
Kajian opsi parsipasi masyarakat dan jender pada area prioritas dilaksanakan dengan
melakukan FGD (Focus Group Discussion) di Desa Labuan Lalar Kecamatan
taliwang. FGD ini dihadiri oleh kuranglebih 25 orang perwakilan warga yang terdiri
dari tokoh masyarakat, perangkat dusun dan desa, ibu-ibu PKK, dan pemuda.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 23 oktober 2011 di Balai Desa Labuan Lalar.
Dari kegiatan ini dapat dilihat beberapa hal yang berkaitan dengan sanitasi :
1. Meskipun sebagian besar warga sudah memiliki jamban dengan septictank, tetapi
masih ada warga yang menggunakan pinggir pantai sebagai sarana buang air
besarnya.

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2. Keterwakilan perempuan dalam kegiatan perencanaan pembangunan masih
kurang, walaupun secara operasional tingkat kepesertaannya lebih tinggi dari lakilaki.
3. Belum semua warga memahami pola hidup bersih dan sehat (PHBS) berkaitan
dengan pemeliharaan ternak. sebab masih banyak kandang ternak yang berdekatan
dengan rumah warga.
Di samping permasalahan sanitasi, di dalam acara FGD tersebut juga muncul
keluhan warga mengenai adanya anak-anak Desa Labuan Lalar yang tidak
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan lebih sibuk membantu
orang tua bekerja di are perkampungan dan mencari nafkah dengan melaut.
5.2.1. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Air Limbah
Peran serta masyarakat dalam penanganan air limbah diwujudkan dalam
program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas). Di Kabupaten Sumbawa Barat
terdapat 8 lokasi sanimas yang melayani kawasan pemukiman industri tahu.
Permasalahan :
Permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Sumbawa Barat dalam pengelolaan air
limbah adalah :
a. Hasil studi EHRA menunjukkan mayoritas responden yang mempunyai septictank
tidak pernah menguras septictanknya dan hampir dekat dengan Air minum.
b. Hal ini menunjukkan konstruksi septictank yang diterapkan belum memenuhi
kriteria teknis yang ada dan masih di jumpai belum memenuhi standarisasi.
Di dalam pengangkutan sampah, DLH mempergunakan 3 buah gerobak
sampah di pasar, 2 unit truk sampah 2 dump truk, 3 unit armada roll truk serta 23 unit
container dimana beberapa unit dalam kondisi baik dan beberapa lagi unit sudah
dalam kondisi rusak berat.
a. Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Jumlah TPS yang ada di wilayah pelayanan persampahan Kabupaten
Sumbawa barat berjumlah 15 unit dimana 2 unit berada di pasar.
Sampah yang diangkut dari TPS kemudian di buang di TPA yang berada di
Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


Desa Batuh Putih Kecamatan taliwang Lahan TPA yang dimiliki cukup luas. Metode
yang digunakan di TPA adalah open dumping, dimana sampah ditimbun di area
terbuka (open dumping) tanpa ditutup tanah kemudian dilakukan pemadatan dengan
buldozer serta dilakukan pembakaran. Untuk membantu proses tersebut TPA Labuan
Lalar memiliki 1 unit buldozer dan 1 unit excavator.
Meskipun telah terdapat sarana pengolahan air sampah (lindi), tetapi dari hasil
observasi terlihat sarana ini sudah tidak berfungsi lagi, dan lindi langsung masuk ke
dalam saluran yang menuju badan air.
5.2.2. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah diwujudkan dalam
adanya usaha jual beli barang bekas. Sampah yang memiliki nilai jual dikumpulkan
dan dipilah berdasarkan jenisnya kemudian dijual kepemesan luar daerah Karang
Taruna Labuan Lalar bekerjasama dengan LSM Labuan Lalar untuk mengolah
sampah organik di TPA dengan cara penyortiran, pengayakan, pencacahan untuk
dibuat kompos. LSM mampu mengolah sampah perharinya mencapai 84 m3.
Kompos tersebut dijual kepada para petani di kabupaten Sumbawa barat dan daerah
sekitarnya. Namun saat ini, proses pembuatan kompos tersebut sudah berhenti
dikarenakan kurang ekonomis.
Keterlibatan ibu-ibu di Desa Labuan Lalar, dan Desa kertasari di Kecamatan taliwang
dalam pengelolaan sampah. Kelompok-kelompok ini sebagian besar melibatkan Ibuibu. Dan LSM sebagai wahana peningkatan kebersihan.
Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah :
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sumbawa Barat dalam pengelolaan
sampah adalah :
a. Kesadaran masyarakat dalam memilah sampah masih rendah dan kurangnya
pengetahuan atas manfaat sampah tersebut.
b. Jumlah armada pengangkutan masih terbatas, sehingga belum mampu
mengangkut semua sampah baik secara fisik maupun non fisik.
Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


c. Jenis TPA yang dipakai masih mempergunakan sistem open dumping.
5.3. Komunikasi Media Untuk Peningkatkan Kepedulian Sanitasi.
Komunikasi melalui Media Center milik pemerintah Daerah Sumbawa Barat
ini cukup efektif dalam membantu meningkatkan kepedulian masyarakat di bidang
Kesehatan dan sanitasi. Media Center ini sebagai media komunikasi yang efektif,
produktif dan sehat bagi masyarakat luas.
Komunikasi ke Media dilakukan para stekholder sebagai bagian dari upaya
sosialisasi program peningkatan kepedulian sanitasi. Komunikasi ini dengan
menggunakan berbagai cara antara lain berupa pemasangan spanduk di jalan-jalan,
di sekolah dan di gedung/balai pertemuan warga. Selain itu kepedulian terhadap
sanitasi dilakukan juga dengan siaran di radio.
Program layanan media Center sebagai program sejuta sms ini dapat
menjangkau seluruh pengguna telkomsel di wilayah Sumbawa Barat bekerja sama
dengan PT Telkomsel Indonesia, informasi dan komunikasi terkait dengan layanan
pendidikan, kesehatan gratis dan penyebaran luasan informasi kegiatan Pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh SKPD
melalui sejuta SMS dapat diketahui dan menjadi informasi terkini dengan sende
idBupati KSB.
Buletin
2010.

KSB

Sehat

Media Buletin Kabupaten Sumbawa Barat

(KSB) sehat 2010 merupakan

sarana pelayanan informasi kesehatan masyarakat sebagai salah satu bentuk


pembinaan kesehatan bagi masyarakat KSB maupun luar KSB yang bisa
mengakses buletin ini. Media Buletin KSB Sehat 2010 merekam jejak perjalanan
berbagai inovasi pembangunan di bidang kesehatan baik peristiwa-peristiwa yang
terjadi di KSB maupun informasi-informasi kesehatan up to date yang berkembang
seiring perkembangan jaman. Melalui Buletein ini kegiatan kampanye kesehatan
gratis, pendidikan gratis dan berbagai pelayanan sanitasi lainnya dapat terakses

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


oleh masyarakat luas. Jadi keberadaan media center dan bulletin sangat membantu
dalam mengkampanyekan berbagai macam persoalan-persoalan yang terkait
dengan kepentingan masyarakat luas.
5.4. Keterlibatan Sektor Swasta Dalam Layanan Sanitasi.
Berdasarkan studi Tim Tehnis Pokja Sanitasi bahwa keterlibatan swasta
terutama PT NNT (Newmont Nusa Tenggara) dalam layanan sanitasi yang ada di
Kabupaten Sumbawa Barat terutama dalam sektor air bersih dan sanitasi lainnya,
disamping itu juga pemberantasan penyakit malaria, program kesehatan ibu dan
anak, pencegahan TBC dan penyakit menular
puskesmas,

serta

penyuluhan-penyuluhan

seksual, pendirian posyandu dan

kesehatan.

Dalam

pemberantasan

penyakit malaria biasanya sector swasta seperti PT. Newmont Nusa Tenggara telah
banyak melakukan penyemprotan setiap satu bulan sekali, intensitas penyemprotan
nyamuk

malaria dari tahun ke tahun tetap dilakukan di masyarakat.Begitupun

dengan program pencegahan TBC dan penyakit menular seksual (HIV-AIDS).


Ancaman terhadap penyakit HIV-AIDS menjadi ancaman yang cukup serius
dan perlu untuk segera direspons, mengingat KSB yang merupakan penduduk
dengan jumlah terendah dibandingkan dengan Kabupaten/Kabupaten lainnoya di
NTB, namun dalam catatan penderita HIV-AIDS berada dalam posisi kedua setelah
Kabupaten mataram.
Keterlibatan pihak swata seperti PT NNT dalam bidang kesehatan yang cukup
berhasil dinilai masyarakat adalah program ibu dan anak, program ini dirasakan
sangat menyentuh kebutuhan masyarakat, misalnya program pemberian makanan
bergizi bagi balita, program imunisasi balita, pemeriksaan rutin pengembangan balita,
pemeriksaan rutin perkembangan balita dan ibu hamil /cukup membantu masyarakat
setempat, PT.NNT dinilai juga berhasil dalam mendorong adanya ketersediaan akses
bagi masyarakat setempat untuk penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan
kesehatan lainnya seperti, pembangunan puskesmas, puskesmas pembantu,
posyandu maupun perumahan

bagi para petugas kesehatan. Dalam konteks

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


program kesehatan di masa mendatang, diharapkan program PT NNT ke depan
dapat diarahkan pada dukungan untuk peningkatan kualitas .pelayanan kesehatan
seperti pengolahan

air bersih/minum, pengelolaan persampahan, drainase

lingkungan dari berbagai tempat yang rusak karena tidak terawat dengan baik.
Bantuan berupa sarana dan prasarana atau pasilitas kesehatan, seperti Obat-obatan
yang bermutu dan berkualitas, peralatan yang canggih dan sebagainya diharapkan
dapat diberikan oleh PT.NNT terhadap sejumlah puskesmas yang ada di wilayah
lingkar tambang, seperti puskesmas kecamatan sekongkang dan puskesmas
kecamatan maluk. PT.NNT juga telah memberikan dukungan kepada puskesmas di
kecamatan sekongkang, maluk maupun jereweh berupa mobil untuk penganggkutan
pasien. Dalam menjalankan program di bidang kesehatan, selama ini PT NNT
bermitra dengan LSM lokal (LSM Lakmus). Pengelolaan program di bidang sanitasi
diharapkan dapat dilakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik di masa
yang mendatang.
5.4.1. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah oleh masyarakat dilakukan dengan mengumpulkan
barang bekas berupa kertas, kardus, plastik dan logam. Barang-barang ini
dikumpulkan dari pemulung oleh pemilik lapak/pengepul barang bekas. Salah satu
lokasi pengepul barang bekas adalah di Pedukuhan desa labuan lalar Kecamatan
Taliwang Di daerah tersebut terdapat sekitar penjajah sampah. malamnya tidak ada
pengusaha sampah yang mampu memonitoring kegiatan di TPA tersebut. Sehingga
proses kedepannya area sekitar TPA tersebut masih tidak proporsional dan
pelaksanaannya masih secara manual.
Sampah yang telah terkumpul dari dari para pemulung dipilahkan berdasarkan
jenisnya dan di pak untuk kemudian dikirim ke pabrik-pabrik daur ulang di daerah Bali
atau Nusa tenggara. Setiap minggu rata-rata tiap lapak dapat mengirimkan 5883
material untuk di daur ulang. Sedang sampah yang berupa kertas, kardus dan karet
dan plastik ada yang dimabil oleh pembeli dari luar kota ada yang harus dijual ke kota

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


lain secara langsung. Tidak ada catatan pasti berapa omset para pengumpul barang
rongsok ini.
Di Lokasi TPA, Pemulung mengumpulkan sampah berupa botol plastik, besi/logam,
kardus, plastik, botol/kaca, untuk kemudian dijual kepada pengepul. Di Lokasi TPA
dahulu ada usaha pengomposan sampah yang dilakukan oleh LSM Desa labuan lalar
tetapi sudah tidak berjalan lagi karena kesulitan pemasaran produk kompos. Produksi
kompos yang dilakukan di TPA.
5.4.2.Pengolahan Air Limbah
Program penyediaan sarana pengolahan air limbah tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah, tetapi juga oleh swasta, dalam hal ini lembaga swadaya masyarakat. Ada
beberapa lokasi pengolahan air limbah yang dibangun oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat. Misalnya Lingkungan sehat (Sanimas) yang dibangun oleh LSM desa
labuan lalar.

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

BAB
VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Dari berbagai kondisi yang ada maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan
mengenai kondisi obyektif sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat adalah :
6.1.1. Air Bersih/Minum
1. Pelayanan Air bersih untuk memenuhi kebutuhan air minum, mandi dan
cuci dari rumahtangga

penduduk

di

(KSB), berdasarkan data BPS tahun


bersumber

dari pompa

Kabupaten Sumbawa Barat


2010

sebagian

besar

(52,06% rumahtangga) dan sumur perigi

(40,55 % rumahtangga). Pompa dan sumur perigi tersebut sebagian


besar dibuat sendiri oleh penduduk. Sumber air minum yang
disediakan melalui PAM (Perusahaan Air Minum) masih terbatas
dengan

jumlahrumahtanggapelanggan. sebanyak

2.589

rumahtangga. Rumahtangga yang masih mengandalkan sungai dan


air hujan sebagai sumber air bersih sebanyak 7,05 % rumahtangga.
2. Keterbatasan dan kualitas sumber air baku menyebabkan biaya
produksi air bersih tinggi dan belum dapat menyentuh seluruh
masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat.
3. Peran Aktif pemerintah daerah dalam mensosialisasikan air minum
bersih harus intens dilakukan kepada seluruh masyarakat sanpai ke
level kelurahan/desa di Kabupaten Sumbawa Barat.

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


6.1.2. Air Limbah
1. Air limbah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat sebagian besar
dibuang ke drainase, badan air atau tanah tanpa pengolahan terlebih
dahulu.
2. Masih ada masyarakat yang melakukan buang air besar di sembarang
tempat.
3. Belum Adanya Instalasi Pengolahan Limbah Tinja.
4. Belum adanya peraturan yang mewajibkan masyarakat melakukan
pengolahan air limbah
5. Perlu dikembangkan pembangunan sarana sanitasi berupa MCK, tanki
septic komunal atau IPAL komunal melalui program Sanimas/SLBM.
6.1.3. Sampah
1. Belum optimalnya pengelolaan sampah oleh masyarakat melalui
program reduce, reuse dan recycle (3R).
2. Belum optimalnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan
sampah ditingkat rumah tangga.
3. Adanya dukungan perusahaan swasta yang menjalankan usaha
pengolahan sampah dan limbah harus didukung penuh dalam rangka
pengelolaan sampah.
4. Pengelolaan sampah di kawasan strategis belum dilakukan secara
optimal.
6.1.4.

Drainase
1. Pelayanan drainase belum merata ke seluruh daerah Kabupaten
Sumbawa Barat.
2. Masih banyaknya pemanfaatan drainase sebagai tempat pembuangan
sampah dan pendirian bangunan di atas drainase.
3. Drainase tidak berfungsi optimal akibat tingginya sedimentasi.
4. Perbaikan drainase dan pembebasan lahan yang dimanfaatkan sebagai
daerah tangkapan air untuk memperkecil luas genangan
Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


5. Pengerukan sedimen drainase dan perbaikan kawasan hulu untuk
pengurangan sedimentasi.
6.2.

REKOMENDASI
6.2.1. Air Bersih/Minum
1. Peningkatan teknologi agar air mampu mengalir di posisi topografi
tinggi.
2. Pengembangan sumber air baku melalui kerjasama dengan daerah lain
serta perbaikan kawasan catchment area agar kualitas air baku lebih
baik.
3. Mengupayakan adanya sumber sumber mata air baru (water spring)
yang dapat memenuhi kebutuhan
4. Peningkatan pelatihan yang menunjang profesionalisme pelayanan dan
meningkatnya kinerja pelayanan penyediaan air bersih.
6.2.2. Air Limbah
1. Peningkatan pemahaman masyarakat pentingnya pengolahan air
limbah sebelum dibuang ke badan air
2. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah

untuk meningkatkan

pelayanan air limbah bagi masyarakat dan pembangunan IPAL komunal


beberapa kawasan.
3. Sosialisasi dan pembangunan IPAL komunal untuk masyarakat yang
belum memiliki fasilitas jamban.
4. Perlu pembagunan IPLT dan penambahan sarana kendaraan penyedot
tinja
5. Penyusunan peraturan yang mewajibkan seluruh lapisan masyarakat
melakukan pengolahan limbah.
6.2.3. Sampah
1. Penambahan sarana pengolahan sampah di TPA yaitu alat pengolah
limbah plastik menjadi plastik

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat


2. Peningkatan

pemberdayaan,

pelatihan

dan

pendampingan

di

masyarakat untuk melakukan program reduce, reuse dan recycle (3R).


3. Pengadaan pelatihan dan pendampingan penggunaan alat composting
skala rumah tangga.
4. Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk melakukan
pemilahan sampah di setiap rumah melalui penyuluhan dan sosialisasi
5. Insentif kepada pihak swasta yang melakukan usaha pengolahan
sampah
6. Peningkatan

kesadaran

pengelola

perumahan

menengah

dan

menengah atas dalam pengelolaan sampah kawasan perumahan


sesuai UU No.18 tahun 2009.
7. Peningkatan

kesadaran,

pemberdayaan

dan

pendampingan

masyarakat pesisir dalam pengolahan sampah rumah tangga.


6.2.4. Drainase
1. Peningkatan luas jaringan layanan drainase.
2. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya serta ketegasan bangunan yang ada di atas drainase
3. Perbaikan drainase dan pembebasan lahan yang dimanfaatkan sebagai
daerah tangkapan air untuk memperkecil luas genangan
4. Pengerukan sedimen drainase dan perbaikan kawasan hulu untuk
pengurangan sedimentasi.

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

POKJA AMPL Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat

Buku Putih Kabupaten Sumbawa Barat

Anda mungkin juga menyukai