Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN UJIAN AKHIR SEMESTER

PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGELOLAAN AIR

DISUSUN OLEH:

VANESA RAIHAI NATASYA


PO.71.33.1.20.045

PRODI SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.
Menurut Kodoatie (2008) “Air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk
membutuhkan air. Untuk kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya,
ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia
sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal
ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat
kebanyakan menyalahgunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) disebutkan bahwa pemerintah kabupaten/kota
mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sesuai
dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan. Air bersih adalah salah satu jenis
sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari.
Pemanfaatan air sebagai air bersih dan air minum, tidak dapat dilakukan secara
langsung, akan tetapi memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan
dilakukan agar air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air bersih maupun air
minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi pengolahan. Faktor-faktor
kualitas air baku dapat meliputi warna, kekeruhan, pH, kandungan logam, kandungan zat-
zat kimia, dan lain lainnya. Untuk melakukan proses pengolahan tersebut dibutuhkan
suatu instalasi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki pemerintah daerah. Berdasarkan Undang-Undang
No. 5 tahun 1962 sebagai usaha milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang memberikan jasa
pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. Aktivitas
PDAM mulai dari memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan air bersih ke
pelanggan. Sebagai perusahaan daerah PDAM diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan dan mengelola sistem penyedia air bersih serta melayani semua
kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau. PDAM bertanggung jawab pada
operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek, serta
bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan pelayanan kepada masyarakat
(Akbar, 2010).
Untuk itu sebelum dilakukan kegiatan distribusi PDAM harus melakukan
pemeriksaan sampel air, agar dapat mengetahui kualitas air yang akan digunakan oleh
masyarakat sekitar daerah tersebut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian air minum
2. Untuk mengetahui pengertian perusahaan daerah air minum PDAM
3. Untuk mengetahui penyakit akibat air minum
4. Untuk mengetahui indikator organisme pada air minum
5. Untuk mengetahui peralatan PDAM
6. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel PDAM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Minum


PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air Minum menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat. Kebutuhan masyarakat
terhadap air minum sangat tinggi. Sedangkan kesedian air yang layak diminum dan
berkualitas dan terjamin bagi kesehatan semakin sulit diperoleh. Oleh karena itu, Air
menjadi kebutuhan primer yang dilakukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum,
masak, mandi sampai kebutuhan pengelolah industry, sehingga fungsi air tidak hanya
terbatas untuk menjalankan fungsi ekonomi saja, namun sebagai fungsi-fungsi lainnya.
Fungsi social ini juga erat berkaitan dengan kondisi air yang sehat, jernih dan bersih
sehingga sangat penting dipahami oleh semua pihak dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kesehatan (Masrurina et al., 2017).
B. Penyakit Akibat Air Minum Tercemar Secara Biologi
Parameter bakteriologis air pada dasarnya terdiri dari beberapa jenis bakteri (jenis
patogen) yang merupakan bagian dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan
penyakit, seperti penyakit saluran pencemaan. Agent ini dapat hidup di dalam berbagai
media, hewan, dan manusia secara berantai serta menjalani siklus hidupnya sehingga
merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidupnya (Soemirat, 2002). Penyakit
yang berhubungan dengan air terbagi menjadi empat kelompok, salah satunya, penyakit
disebabkan bakteri dalam air setelah air ini diminum seseorang, kemudian orang tersebut
sakit perut atau jatuh sakit (Azwar, 1979).
Kontaminasi bahan organik seperti bakteri, dapat terjadi dalam air bersih atau air
minum baik jenis patogen (di antaranya bertahan lama di air) maupun apatogen.
Kelompok bakteri penyebab penyakit perut terkait air minum, antara lain : Salmonella,
Shigella, Leptospira, Escherichia coli (strain patogen), dan Pseudomonas. Bakteri dalam
usus manusia, 90% adalah bakteri coli termasuk E. coli (strain apatogen) (Jawetz, et al.,
1986).
C. Indikator Organisme Pada Air Minum
Pemeriksaan bakteriologis air minum memerlukan organisme indikator
sebagaimana analisis air mengacu pada kehadiran mikroorganisme dalam air minum
membuktikan air tersebut tercemar bahan tinja dari manusia/hewan berdarah panas atau
hasil pembusukan materi organik. Hal ini berpeluang bagi mikroorganisme patogen,
secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk dalam air minum (Bili,
n.d.). Organisme indikator memenuhi syarat, antara lain.
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air tidak tercemar
2. Terdapat dalam air bila ada mikroorganisme patogen
3. Jumlahnya berkorelasi dengan kadar polusi
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup lebih besar daripada patogen
5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Jumlahnya lebih banyak daripada organisme patogen (hal ini menyebabkan lebih mudah
terdeteksi)
8. Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Beberapa bakteri atau kelompoknya dievaluasi sebagai organisme indikator, di
antaranya, E. coli dan coliform lainnya, memenuhi hampir semua syarat indikator ideal.
Bakteri tersebut dianggap indikator pencemaran bakteriologis air minum.
D. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah badan usaha milik pemerintah
yang memiliki cakupan usaha dalam pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air
kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial,
kesehatan, dan pelayanan umum.Bagi setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
menujukkan gejala-gejala perkembangan yang semakin memberikan arah yang tidak
menentu, hal ini ditandai dengan adanya perubahan dalam perekonomian secara
keseluruhan. PDAM sebagai salah satu BUMD diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang memadai sebagai pelayan masyarakat dan diharapkan mampu
memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Fungsi ganda sebagai non
profit business dan sekaligus for profit business menyebabkan PDAM tidak bersifat pure
non profit organization, melainkan bersifat quasi profit organization
Pemerintah mendirikan usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bertujuan
untuk menyediakan air bersih yang struktur organisasinya berinduk pada pemerintah
daerah. PDAM merupakan badan usaha yang harus menjalankan dua fungsi sekaligus,
yaitu sebagai social oriented dan profit oriented. Social oriented adalah pelayanan yang
baik terhadap masyarakat dalam penyediaan air bersih, sedangkan profit oriented adalah
tujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi dan sebagai sumber
penerimaan daerah. Maka sudah menjadi keharusan agar didalamnya menjalankan kedua
fungsi tersebut.
Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan
berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan,
sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sementara sistem
non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
Kehadiran PDAM dimungkinkan melalui Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 sebagai
kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah yang memberikan jasa pelayanan dan
menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. PDAM dibutuhkan
masyarakat perkotaan untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak dikonsumsi.
E. Peralatan PDAM
Yang dimaksud dengan peralatan produksi disini adalah unsur pendukung
perlakuan proses pengolahan air minum, seperti berikut ini :
1. Bendungan
Berfungsi untuk mengatur pasokan air baku, pada IPA Deli Tua bendungan yang
dibangun lebar 25 m dan tinggi i 4 m. Pada satu sisi bendungan dibuat sekat (chanel)
penyadap berupa saluran yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian
air masuk ke intake.
2. Intake
Bangunan intake terdiri dari saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan saringan
kasar (bar screen) dan saringan halus (fine screen) berbentuk jerjak besi yang berfungsi
untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran (sampah) yang terbawa arus sungai.
Masingmasing saluran dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian air serta
dilengkapi dengan penggerak elektromotor. Pemerikasan dan pembersihan saringan
dilakukan secara secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah pasokan air.
3. Raw Water Tank (RWT)
Bangunan RWT(bak pengendap) berlokasi setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4 sel).
Setiap unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan inlet gate
sebanyak 2 buah, outlet gate sebanyak 2 buah dan pintu bilas 2 buah dan kapasitas total
berkisar 1.600 l/det. RWT berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpuq pasir dan
lainlain yang bersifat sedimen.
4. Raw Water Pump (RWP)
RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke splitter box
sebagai tempat pembubuhan koagulan berupa alum, dengan dosis pada saat normal
ratarata 20-25 grlm3 air dan pendistribusian air ke masing-masing clearator. RWP pada
IPA Deli Tua terdiri dari 5 unit pompa air baku, kapasitas setiap pompa 375 Udet dengan
total head 15 m memakai elektromotor.
5. Splitter Box
Splitter Box adalah bangunan yang berfungsi sebagai pembagi aliran ke clearator,
disini.juga dibubuhkan koagulan. Terbuat dari beton bertulang dengan ukuran 5 x 5
6. Clearator
Clearator (bangunan proses penjernihan air) pada IPA Deli Tua terdiri dari 4 unit, dengan
kapasitas masing-masing 350 I / det yang bervolume 1.700 m3. Unit ini berfungsi sebagai
tempat proses pembentukan dan pengendapan flok yang dilengkapi dengan satu unit
agitator yang digunakan sebagai mixer pada proses pengadukan lambat. Flok yang
mengendap dibuang di buang dengan dua cara :
- Automatic disludge yang diatur jangka waktu pembuangan dan lamanya waktu
pembuangan dan lamanya waktu pembuangan lumpur, tergantung kepada kualitas air di
kumpulan air baku.
- Main disludge dioperasikan secara manual, pembuangan lumpur berdasarkan lamanya
konsentrasi lumpur di skunder.
Clearator ini adalah sebagai tempat pemisah antara flok yang bersifat sedimen dengan air
bersih sebagai effluent (hasil olahan), terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai
kerucut dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut :
1. Primary Reaction Zone
2. Secondary Reaction Zone
3. Return Reaction Zone
4. Clarification Reaction Zone
5. Concentator.
7. Filter
Dari clearator air dialirkan secara gravitasi ke filter untuk manyaring flok-flok halus dan
kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada media filter. Jumlah filter
pada IPA Deli Tua sebanyak 24 unit dengan jenis saringan pasir cepat. Dimensi
masingmasing filter ini adalah lebar 4 m, panjang 8,25m, tinggi 6,25 m, tinggi permukaan
air maksimum 5,05 m, serta tebal media filter 144 cm, dengan susunan lapisan sebagai
berikut : 1. Pasir kwars4A 0,45 mm - 1,20 mm dengan ketebalan 61 cm. 2. Pasir kwarsa,
O 1,80 fltm - 2,00 mm dengan ketebalan l5 cm. 3. Kerikil halus, A 4,75 mm - 6,30 mm
dengan ketebalan 8 cm. 4. Kerikil sedang, A 630 mm - 10,00 mm dengan ketebalan 7,5
cm. 5. Kerikil sedang, A 10,00 mm - 20,00 mm dengan ketebalan 7,5 cm. 6. Kerikil
kasar, A 20,00 mm - 40,00 mm dengan ketebalan 15 cm. Dalam jangka waklu tertentu
filter ini harus dibersihkan dari kotoran atau endapan yang dapat mengganggu proses
penyaringan dengan cara back wash yakni mengalirkan air yang telah bersih dengan
aliran up flow (dari bawah ke atas) air yang kotor di buang melalui saluran yang ada
secara gravitasi.
8. Reservoir
Reservoir adalah bangunan beton berdimensi panjang, lebar, tinggi masingmasing
sebesar 50m, 40m, 7m. Berfungsi untuk menampung air bersih/air olahan dengan
kapasitas 12.000m3 dan kemudian di distribusikan ke konsumen melalui pipa transmisi di
berbagai cabang.. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor (post
chlorination) untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh atau soda ash.
9. Finish Water Pump (FWP)
Finish Water Pump (pompa air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari
reservoir instalasi ke reservoir- reservoir distribusi di cabang-cabang melalui pipa
transmisi. Finish Water Pump di IPA Deli Tua terdiri dari 5 unit pompa dengan kapasitas
masing-masing 375 I I det total head 55 m menggunakan motor AC.

F. Teknk Pengambilan Sampel PDAM Parameter Biologi


Pemeriksaan bakteriologis air bersih penting dilakukan sebagai sebuah tindakan
kewaspadaan dini dan analisa faktor resiko air bersih sebagai sumber penularan penyakit
dan masalah kesehatan. Jika itu dilakukan dengan analisa bakteriologis maka mesti
dilakukan dengan analisa laboratorium. Analisis bakteriologis dilakukan berdasarkan
organisme indikator. Pengujian memakai organisme indikator merupakan uji yang lazim
dan rutin dilakukan. Organisme ini adalah bakteri yang menunjukkan adanya kontaminasi
air oleh tinja manusia atau hewan berdarah panas. Analisis dilakukan dengan mengambil
contoh air sebanyak tiga kali, masing-masing 100 ml dan ditempatkan dalam botol
erlenmeyer steril. Guna mendapat hasil yang mendekati keadaan alami, diperlukan
pengenceran sampai 10-10. Dengan metode Standart Plate Count (SPC), metode dengan
tabung fermentasi (most probable number MPN), dan penyaringan dengan membran.
Metode MPN dan penyaringan dengan membran lebih cocok untuk tes coliform
total dan tes E. coli (Alearts, et al., 1984). Lebih khusus, metode penyaringan dengan
membran, lebih tepat pada media air yang secara visual tampak agak keruh/keruh
sehingga memerlukan penyaringan dahulu (biasanya untuk air bersih atau kotor),
sedangkan air minum telah tampak j ernih karena telah mengalami filtrasi pada proses
pengolahannya.
Metode SPC dan penyaringan dengan membran, pada prinsipnya
mengembangbiakkan bakteri selama 24-72 jam pada suhu tertentu (dalam inkubator) dan
suasana yang cocok, yakni pada media agar (bahan netral), mengandung beberapa jenis
zat kimia yang merupakan gizi bagi jenis bakteri tertentu serta dapat mengatur nilai pH.

BAB III

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Tabung durham
2. Tabung reaksi
3. Inkubator
4. Air minum
5. Kaldu laktosa
6. Medium agar
B. Cara Kerja
Pada metode MPN, bakteri tidak dikembangbiakkan pada media agar, namun
disuspensikan dalam media kaldu (broth media) yang mengandung zat gizi untuk
pertumbuhan bakteri (Alaerts, et al., 1984).
Metode MPN menggunakan tabung 3-3-3 atau 5-5-5 dengan tahapan sebagai berikut
(Greenberg, et al., 2005) :
1. Tes Presumtif : Tabung 3-3-3 diisi sampel air minum sebanyak 10 ml, 1 ml, 0,1 ml, lalu
diinkubasi dengan pengamatan 2×24 jam;
2. Tes Konfirmasi/Penegasan : Pada tabung reaksi dan tabung Durham yang berisi
gelembung gas, cairan dalam tabung tersebut diambil 2 tetes dimasukkan ke tabung
reaksi bermedia kaldu EC dan tabung Durham lalu diinkubasi selama 2 x 24 jam;
3. Tes Pelengkap : Hasil yang positif dipindahkan ke tabung reaksi yang berisi kaldu laktosa
dan medium agar.
Penghitungan MPN memakai rumus : (Greenberg, et al., 2005) :
100 x jumlah tabung positif gas/semua tabung yang negatif (ml ) x jumlah semua tabung
(ml)
DAFTAR PUSTAKA
Bili. (n.d.). (19) 2. 1–20.
Masrurina, N., Studi, P., Iii, D., Kesehatan, A., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Medika, I. C. (2017).
Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum hasil penyaringan Bio
Energy Water Purifier Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum
hasil penyaringan Bio Energy Water Purifier.
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 sebagai kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah yang
memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air
minum.
Format Penilaian Ujian Praktikum D3 Sanitasi
No Aspek yang dinilai Bobot (%) Nilai Jumlah
1 Sikap 10
2 Kelengkapan Laporan 40
(ditulis lengkap sesuai
petunjuk praktikum)
3 Responsi 50
Total

Nilai ditulis dalam bentuk angka 0 – 100

Anda mungkin juga menyukai