Anda di halaman 1dari 41

TUGAS

RUGALASI KUALITAS AIR DAN BAKU


Tugas ini di buat untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Dasar –
Teknologi Pengolahan air dan limbah
Dosen Pengampu : Dr Joni Prasetyo S.T.,M.T.

Disusun oleh kelompok 11:


Badru salam (181010950063)
Dandi alamsyah (181010900026)
Egy putra pratama (181010950057)

PROGRAM STUDY TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
Regulasi kualitas air baku dan sungai
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu zat kekayaan alam yang sangat berharga di muka bumi
ini. Berdasarkan kebutuhan manusia, air merupakan zat yang paling penting untuk
mendukung keberlanjutan kehidupan manusia. Air digunakan oleh manusia untuk
mendukung hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Sebagai
contoh, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, mandi dan bahkan untuk
mendukung kegiatan dengan skala besar seperti industri dan pertanian.

Air Minum adalah air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh
manusia akan air sehari-hari. Air yang digunakan untuk keperluan air minum
harus memenuhi standar kualitas air untuk air minum, sehingga air yang
digunakan tidak mengandung racun bagi tubuh manusia. Banyaknya keperluan air
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada tiap tempat dan tiap tingkatan
kehidupan berbeda-beda jumlahnya. Semakin tinggi taraf kehidupan, maka
semakin banyak jumlah air yang diperlukan.

Dampak dari penurunan kualitas air ini dapat menyebabkan timbulnya


gangguan, kerusakan dan bahaya bagi makhluk hidup yang ada di bumi. Oleh
karena itu perlu dilakukannya pengolahan sumber daya air agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Berikut
ini adalah macam - macam sumber air yang dapat dimanfaatkan, baik untuk
keperluan air minum, rumah tangga, maupun industri :

a. Air hujan, Air hujan merupakan penyubliman uap air menjadi air murni
yang ketika turun dan melalui udara akan melalui benda-benda yang
terdapat di udara seperti CO2, O2, N2, zat renik dan debu.
b. Air permukaan, Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir
dipermukaan bumi. Dibandingkan dengan sumber lain air permukaan
merupakan sumber air yang tercemar berat. Yang termasuk ke dalam air
permukaan antara lain meliputi air yang berasal dari sungai, parit, rawa,
bendungan, danau, laut dan sebagainya.
c. Air tanah, Air tanah adalah air yang tersimpan atau tertangkap di lapisan
batuan yang mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus
oleh alam. Sebagian dari air hujan yang mencapai permukaana bumi juga
akan terserap ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah.

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air
minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah
ditentukan peraturan internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional
dan setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi
persyaratan yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.173/Men.Kes/Per/VII/77.

Kegiatan pengadaan sumber-sumber air baru setiap saat antara lain dengan cara :

1. Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air
danau.
2. Mengolah dan menawarkan air laut.
3. Mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar
seperti air sungai, air danau.

Pencemaran Air adalah suatu peristiwa dimana terjadinya kontaminasi dari


zat-zat terhadap air sehingga terjadinya penurunan kualitas air tersebut. Masalah
utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air bersih adalah semakin tingginya
tingkat pencemaran air, baik yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah
industri, maupun yang berasal dari mikroorganisme. Pencemaran air oleh
mikroorganisme pada badan air maupun suplai air minum merupakan kasus yang
sering terjadi di Indonesia. Pencemaran ini dapat terjadi akibat sumber air
bakunya yang banyak mengandung mikroorganisme, ataupun terjadi kontaminasi
saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen.

Air yang digunakan untuk keperluan air minum harus memenuhi standar
kualitas air untuk air minum, sehingga air yang digunakan tidak mengandung
racun bagi tubuh manusia. Maka untuk menjamin pemenuhunan kebutuhan rakyat
terhadap air minum dan akses terhadap air minum tersebut diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum.

1.2 Kriteria Baku Mutu Air

Baku Mutu Air adalah ukuran batas kadar kandungan suatu unsur atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau batas maksimum kadar pencemaran
di dalam air. Baku mutu air digunakan sebagai tolak ukur terjadinya pencemaran
air. Selain itu dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan kegiatan
yang membuang air limbahnya ke sungai agar memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan sehingga kualitas air tetap terjaga pada kondisi alamiahnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Klasifikasi mutu air digolongkan
menjadi 4 (empat) kelas dimana pembagian kelas ini didasarkan pada tingkatan
baiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukkan
(designated beneficial water uses) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 20 Tahun 1990 Tentang pengelompokan kualitas air menjadi beberapa
golongan menurut peruntukanya. Klasifikasi mutu air tersebut yaitu:
1. Kelas Satu : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air
minum dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas Dua : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama
dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas Tiga : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
pembudidayaaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan
tersebut.
4. Kelas Empat : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan
tersebut.

1.3 Penjaminan Kualitas Mutu Air

Mutu Air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter tertentu dengan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan data dari UN WWAP (2010) setiap hari
sebanyak 2 juta ton limbah baik itu limbah industri, pertanian, maupun rumah
tangga terbuang dan mencemari air. PBB juga memperkirakan bahwa jumlah air
limbah yang dihasilkan setiap tahunnya adalah sekitar 1.500 km3. Oleh karena itu
perlu dilakukannya perlakuan sanitasi air yang baik agar ketika dikonsumsi tidak
menimbulkan risiko bagi kesehatan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kualitas Air.
Kualitas Air adalah proses penilaian yang didasarkan terhadap kondisi kualitatif
perairan, yang dilakukan secara empirik. Dengan adanya standard kualitas air,
berbagai macam air dapat diukur kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas
dapat digunakan sebagai tolok ukur. Standart kualitas air bersih berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MEN.KES/PER/IX/1990 dan standar
kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI No.492/MENKES/PER/IV/2010
biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka. Pernyataan dan angka
yang ada menunjukkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar air
tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta
gangguan dalam segi estetika.

Air yang digunakan untuk keperluan air minum harus memenuhi standar
kualitas air untuk air minum, sehingga air yang digunakan tidak mengandung
racun bagi tubuh manusia. Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi
sistem penyediaan air minum. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Pasal 2
berbunyi “setiap penyelenggaraan air minumwajib menjamin air minum yang
diproduksinya aman bagi kesehatan”. Dan Peraturan Menteri Kesehatan No
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Airsesuai Pasal 2 ayat (1) berbunyi “ kualitas air harus memenuhi syarat
kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika, kimia, dan radioaktif”.
Berikut ini adalah persyaratan kualitas untuk air bersih :

a. Parameter Fisika adalah parameter yang dapat diamati akibat adanya


perubahan fisik air, seperti suhu, bau, rasa, DHL, warna dan TDS.
b. Parameter Kimiawi adalah pengukuran karakteristik air berdasarkan
kandungan unsur kimia. Pada pengukuran parameter ini disesuaikan
dengan Beberapa persyaratan kimia untuk air bersih antara lain
meliputi : pH, zat organik, kesadahan, total solid, kalsium (Ca), CO2
agresif, besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), chlorida
(Cl), flourida (F), nitrit, serta logam berat.
c. Parameter Mikrobiologi adalah pengukuran pada air terkait kandungan
jumlah bakteri E.coliatau fecal coli dalam air dalam sampel air.
d. Parameter Radioaktifitas adalah pengukuran pada air bersih tidak
boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

Persyaratan kualitas air bersih dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1. Persyaratan Kualitas Air Bersih berdasarkan Permenkes R.I No.


416/MENKES/PER/IX/1990.

No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan


. yang diperbolehkan
A.FISIKA
1 Bau - - Tidak berbau
2 Jumlah Zat Padat terlarut Mg/L 1500 -
(TDS)
3 Kekeruhan Skala 25 -
NTU
4 Rasa - - Tidak Berasa
O
5 Suhu 0 C Suhu Udara ±3oC -
6 Warna Skala 50 -
TCU
B KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Air raksa Mg/L 0,001
2 Arsan Mg/L 0,05
3 Besi Mg/L 1,0
4 Florida Mg/L 1,5
5 Kadmium Mg/L 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) Mg/L 500,0
7 Klorida Mg/L 600,0
8 Kronium, valensi 6 Mg/L 0,05
9 Mangan Mg/L 0,5
10 Nitrat, sebagai N Mg/L 10,0
11 Nitrit, sebagai N Mg/L 1,0
12 PH Mg/L 6,5-9,0
13 Selenium Mg/L 0,01
14 Seng Mg/L 15,0
15 Sianida Mg/L 0,1
16 Sulfat Mg/L 400,0,050
17 Timbal Mg/L 6,5-9,0
b. Kimia Organik
1 Aldri dan dieldrin Mg/L 0,0007
2 Benzene Mg/L 0,01
3 Benzo (a) pyrene Mg/L 0,00001
4 Chloroform (total Mg/L 0,007
isomer)
5 Chloroform Mg/L 0,03
6 2,4-D Mg/L 0,10
7 DDT Mg/L 0,03
8 Detergen Mg/L 0,5
9 1,2-Dichloroethene Mg/L 0,01
10 1,1-Dichloroethene Mg/L 0,0003
11 Heptachlor dan Mg/L 0,003
heptachlor epoxide
12 Hexachlorobenzene Mg/L 0,00001
13 Gamma-HCH (Lindane) Mg/L 0,004
14 Methaxychloro Mg/L 0,10
15 Pentachloropenol Mg/L 0,01
16 Pestisida total Mg/L 0,10
17 2,4,6-trichloropenol Mg/L 0,01
18 Zat organic (KmnO4) Mg/L 10,0
C. MIKROBIOLOGIK
1 Total Kolifrom (MPN) Jumlah 50,0 Bukan air
per 100 pipaan
ml
2 Total Kolifrom (MPN) Jumlah 10,0 Air pipa
per 100
ml
D. RADIO
AKTIVITAS
1 Aktivitas Alpha (Gross Bq/L 0,1
Alpha Activity)
2 Aktivitas Beta (Gross Bq/L 1,0
Beta Activity)
1.4 Status Mutu Air

Status mutu air merupakan tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu
dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan. Menurut
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, penentuan status mutu air dengan
menggunakan Metoda Indeks Pencemaran.

1.5 Sungai

Sungai merupakan tempat berkumpulnya air dari lingkungan sekitarnya yang


mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai
air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah penyangga sungai.
Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kondisi sungai dan kondisi suplai air dari
daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktivitas
dan perilaku penghuninya. Pada umumnya daerah hulu mempunyai kualitas air
yang lebih baik dari pada daerah hilir. Dari sudut pemanfaatan lahan, daerah hulu
relatif sederhana dan bersifat alami seperti hutan dan perkampungan kecil.
Semakin ke arah hilir keragaman pemanfaatan lahan menjadi meningkat. Sejalan
dengan hal tersebut suplai limbah cair dari daerah hulu yang menuju daerah
hilirpun menjadi meningkat. Pada akhirnya daerah hilir merupakan tempat
akumulasi dari proses pembuangan limbah cair yang di mulai dari hulu.

Menurut PPNo.82/2001 tentang pengelolaan kualitas air dan


pengendalian pencemaran air, air merupakan sumber daya alam yang memenuhi
hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat
bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga
atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
sesuai dengan tingkatmutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan
atau pengendalian. Pelestarian kualitas airmerupakan upaya untuk memelihara
fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air
dilakukan pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan
kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya
pengendalian pencemaran air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas
air memenuhi baku mutu air. Air sebagai komponen sumber daya alam yang
sangat penting maka harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air untuk berbagai manfaat
dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan
kepentingan generasi masa kini dan masa depan.
Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya diklasifikasikan menjadi :

1. Sungai permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap.
2. Sungai Periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim penghujan debit
airnya besar, sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil.
3. Sungai Episodik, yaitu sungai yang pada musim kemarau kering dan pada
waktu musim penghujan airnya banyak.
4. Sungai Ephemeral, yaitu sungai yang hanya ada airnya saat musim hujan
dan airnya belum tentu banyak.

Agar perairan dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya maka diperlukan


batas atau kadar maksimum pencemar yang dapat ditenggang keberadaannya
dalam perairan tersebut. Batas atau kadar maksimum itu disebut baku mutu air.
Baku mutu air dibedakan menjadi 2 jenis dimana dapat menentukan tindakan
pengendalian yang berbeda :
a. Baku mutu badan air : untuk kadar air sesuai dengan peruntukannya
dalam upaya pengendalian pencemaran
b. Baku mutu limbah cair : untuk membatasi beban limbah dari sumber
pencemaran.

Karakteristik limbah cair sangat dipengaruhi oleh sifat substansinya yang


terbagi menjadi 2 golongan berdasarkan sifatnya:
1. Sifat konservatif : substansi yang relatif tidak berubah di alam,
mis:logam berat, pestisida yang waktu tinggal di alam sangat lama.
2. Sifat non konservatif : substansi yang dapatberubah di alam, mis:
bahan-bahanorganik yang mudah terurai, nitrogen dll.

Parameter-parameter kualitas air sungai dapat berubah berdasarkan kondisi


alami maupun adanya aktivitas antropogenik. Aktivitas antropogenik yang
mempengaruhi kualitas air sungai berasal dari perubahan pola pemanfaatan lahan,
kegiatan pertanian, permukiman serta industri. Kegiatan pertanian dan
permukiman pada dasarnya merubah bentang alam melalui pengolahan tanah,
sehingga akan mempengaruhi kualitas air sungai.

1.5.1 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI

Pemantauan kualitas air sungai merupakan bagian penting untuk melihat


informasi atau gambaran kualitas air sungai di wilayah provinsi, kabupaten dan
kota, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan pemerintah
pusat, provinsi, kabupaten/kota dalam perencanaan pengelolaan kualitas air dan
pengembangan standar kualitas air dan peraturan pembuangan limbah cair dalam
rangka menciptakan kualitas lingkungan dengan sumber air yang bersih dan sehat.
Pemantauan kualitas air dilakukan pada: sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali.

sumber air yang berada dalam wilayah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh


1. Pemerintah Kabupaten/Kota;
2. sumber air yang berada dalam dua atau lebih daerah Kabupaten/Kota
dalam
3. satu propinsi dikoordinasikan oleh Pemerintah Propinsi dan dilaksanakan
oleh
4. masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota;
a. sumber air yang berada dalam dua atau lebih daerah propinsi dan
atau sumber air yang merupakan lintas batas negara kewenangan
pemantauannya berada pada Pemerintah.

1.5.2 MANFAAT PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI

Pemantauan kualitas air berfungsi untuk memberikan informasi faktual


tentang kondisi (status) kualitas air masa sekarang, kecenderungan masa lalu dan
prediksi perubahan lingkungan masa depan. Informasi dasar yang dihasilkan dari
kegiatan pemantauan dapat dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan,
evaluasi, pengendalian dan pengawasan lingkungan, rencana tata ruang, ijin lokasi
untuk usaha atau kegiatan, serta penentuan baku mutu air dan air limbah.

1.6 Pencemaran Air

Pencemaran air diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing


didalam air yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) air dari
keadaannormalnya.Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun
lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta
penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke
bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Pengolahan tanah yang
kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar
dengan tanah endapan. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar
adalah adanyaperubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan
menjadi :

a. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan


tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, dan adanya
perubahanwarna, bau dan rasa.
b. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkanzat kimia yang terlarut dan perubahan pH.
c. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkanmikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya
bakteri pathogen.

Pencemaran air dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu ;


1. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.
2. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi
tersuspensi,
3. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut dan
tumbuh-tumbuhan air.

Sumber bahan pencemar yang masuk ke perairan dapat berasal dari buangan
yang diklasifikasikan ;

1. Point source discharges (Sumber titik), yaitu sumber titik atau sumber
pencemar yang dapat diketahui secara pasti dapat berupa suatu lokasi
seperti air limbah industri maupun domestik serta saluran drainase.
2. Non point source (sebaran menyebar), berasal dari sumber yang tidak
diketahui secara pasti, pencemar masuk ke perairan melalui run off
(limpasan) dari wilayah pertanian, pemukiman dan perkotaan.

BAKU MUTU AIR LIMBAH PENGOLAHAN TERSENDIRI


PEMENUHAN BAKU AIR LIMBAH DOMESTIK Pasal 3 (3)(4)
Permen lhk No.P 68 Tahun 2016 “setiap usaha atau kegiatan yang
menghasilkan limbah domestik WAJIB melakukan pengolahan air limbah
domestik yang di hasilkan”

Parameter Satuan Kadar


Maksimum
pH - 6-9
BOD Mg/L 30
COD Mg/L 100
TSS Mg/L 30
Minyak & Mg/L 5
Lemak
Amoniak Mg/L 10
Total Jumlah/100mL 3000
Coliform
Debit L/orang/hari 100

1.7 Regulasi DASAR HUKUM


1.8.1 Pengolahan Air Baku
1. UUD 1945 Pasal 34 ayat (3) perubahan ke IV.
2. Undang-Undang Nomr 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 4.
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
4. PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan
Kualitas Air minum Pasal 2.
5. Permen dagri No 2 Tahun 2007 tentang Organ Pengawasan
Perusahaan air minum.
6. Pemendagri No 71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan Penetapan
Tarif Air Minum.
7. Permenkes No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.

1.8.2 Pengolahan Lingkungan Hidup

Undang-undang Nomer 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan


pengolahan lingkunga hidup

Pasal 20 Ayat 3 : “Setiap orang diperbolehkan membuang limbah ke


media lingkungan hidup dengan persyaratan” :

a. Memenuhi baku mutu lingkungan hidup

b. Mendapat izin

c. Pasal 69 Ayat (1) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang


mengakibatkan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup.

1.8.3 Pengendalian Pencemaran Air

1. PP No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian


pencemaran air.

2. Permen LH Nomer 01 Tahun 2010 tentang tata laksana pengendalian


Pencemaran Air

3. Permen LH Nomer 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah

4. Permen LHK Nomer 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik

Prinsip Hukum : Hak Kesehatan


Nilai-Nilai yang melandasi : Kemanfaatan, pelayanan, kepastian hukum,
pemenuhan.
Teori Hukum : Perlindungan, Pengawasan, Wewenang.
TANYA & JAWABAN :

Penyempurnaan konten tugas kelompok I:

1. Ditambahkan Pendahuluan Pentingnya air bersih / air minum


2. Coba bandingkan dengan regulasi dari negara maju
Kalau memungkin kan alasan suatu zan diberi ambang batas
3. contoh kasus: cukup ambil kasus di industry pabrik tahu, dan
menampilkan komposisi limbah tahu seperti pH, COD, BOD, TDS
dll.
4. Dibandingkan dengan baku mutu kualitas limbah yang akan di
buang ke sungai kategori A atau I dan sungai kategori B atau II.

Jawaban :

1). PENDAHULUAN : Air sangatlah penting bagi kehidupan mahluk hidup baik
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Penyusun utama sebagian besar organ
mahkluk hidup berupa air, sehingga proses metabolisme dalam tubuh dipengaruhi
oleh air. Penggunaan air dalam keperluan sehari-hari bermacam-macam seperti
keperluan rumah tangga, industri, transportasi, dan pertanian.
Saat ini, pemanfaatan air kurang diperhatikan. Hal ini disebabkan perilaku
manusia yang cenderung merusak kelestarian alam yang secara tidak langsung
berdampak terhadap kualitas air. Air digunakan oleh manusia haruslah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Permenkes yaitu kondisi air tidak
tercemar oleh bahan-bahan asing dari luar dengan jumlah tingkatan kadar yang
tidak melebihi batas sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan kerugian
pada pengguna yang mengkonsumsinya. Dan jumlah kadar zat setiap jenis air
tidak sama sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki, misalnya batas ukuran zat
yang terkandung pada air minum tidak sama dengan ukuran zat untuk kebutuhan
industri. Apabila kadar zat dalam air tidak sesuai dengan syarat yang sudah
ditentukan, maka air dapat dikatakan tidak layak dikonsumsi.
Standar kualitas air adalah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan sirat –sifat
fisik, kimia, radioaktif maupun bakteriologis yang menunjukkan persyaratan
kualitas air tersebut.

• Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai


kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukkannya untuk menjamin agar kualitas
air tetap dalam kondisi alamiahnya. Sedangkan pengendalian pencemaran air
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan
kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.

Pemantauan kualitas air berfungsi untuk memberikan informasi faktual tentang


kondisi (status) kualitas air masa sekarang, kecenderungan masa lalu dan prediksi
perubahan lingkungan masa depan. Informasi dasar yang dihasilkan dari kegiatan
pemantauan dapat dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan, evaluasi,
pengendalian dan pengawasan lingkungan, rencana tata ruang, ijin lokasi untuk
usaha atau kegiatan, serta penentuan baku mutu air dan air limbah.

2). Perbandingan Negara Salah satu negara maju di Eropa ini terkenal dengan
kebersihan airnya. Pemerintah Norwegia mengelola air lewat program
perlindungan air tanah, yaitu “The Midgard Snake”. Program tersebut digerakkan
oleh Departement Oslo Water and Wastewater Departement.

• Sebuah terowongan dibangun oleh Pemerintah Norwegia untuk pengelolaan air.


Terowongan berkapasitas 50 ribu kubik tersebut dimanfaatkan menjadi waduk
penyimpanan dan rute transportasi.

~ Fungsi lain terowongan tersebut, di antaranya untuk meningkatkan kualitas air,


mengatasi dampak perubahan iklim, dan menghemat penggunaan energi dengan
mengurangi pengelolahan air di negara tersebut.
• Hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut (1) hipotesis dapat diterima sebesar
64,29%, yang berarti bahwa

4). Contoh kasus : Limbah tahu adalah bahan atau materi buangan yang timbul
akibat kegiatan produksi tahu yang sudah tidak di manfaatkan lagi. Limbah yang
dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat berupa ampas kedelai.
Limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi menjadi penyebab
pencemaran lingkungan. Limbah tahu terdiri dari komposisi kimia organic dan
anorganic
• Komposisi limbah oganik yaitu BOD, COD, TOCD, oksigen terlarut (DO),
Minya atau lemak, Nitrogen total, dll

• Komposisi limbah anorganik yaitu Ph, Pb, Fe, Cu, Na, sulfur dll.

5). Contoh kasus mebandingkan pengelolahan air dan limbah masing masing
perusahaan.

1. Contoh kasus air : Air baku dari PDAM yang berasal dari sumber air tidak
semerta-merta dapat langsung digunakan untuk kebutuhan air bersih di dalam
bangunan. Air tersebut terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas dan kontinuitas. Untuk menjaga kualitas dari air baku tersebut, biasanya
air akan mengalami proses pengolahan. Pengolahan ini secara umum dapat
dilakukan dengan 3 cara: fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika
biasanya dilakukan dengan memanfaatkan sifat makanis dari air tanpa tambahan
zat kimia. Contoh penerapannya adalah pengendapan, adsorbsi, filtrasi, dll.
Pengolahan secara kimiawi tentu saja dengan penambahan zat kimia seperti tawas,
klor, dll yang biasanya untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung
dalam air. Sedangkan pengolahan secara biologi dengan memanfaatkan
mikroorganisme tertentu yang dapat membantu menjernihkan air.
PDAM di Indonesia terutama di daerah cisadane menggunakan instalasi
pengolahan air (IPA) secara fisika dan kimiawi.

2. Contoh kasus limbah : Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan
merebus kedelai untuk proses produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air
pada proses pembuatan tahu dan tempe, limbah yang dihasilkan juga cukup besar.
Limbah industri tahu tempe ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni
karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu,
warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan
gas. Salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah industri tahu-tempe
tersebut adalah dengan kombinasi proses pengolahan biologis anaerob dan aerob.
Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yakni pertama
proses penguraian anaerob (Anaerobic digesting), dan yang ke dua proses
pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob.

6). dari contoh kasus diatas regulasi yang dipakai nomer berapa dan hasil
analisanya bagaimana ?

Tergantung dari tiap daerahnya dari kebutuhan/pemakaianya masing-masing


daerahnya.

7). Mutu air yang dapat diminum disuatu kawasan. Ditempat tinggal saya,
air yang biasa digunakan untuk kehidupan MCK tak dapat dikonsumsi
sebagai air minum karna mengandung zat kapur, tapi di kawasan lain ada
air yang dapat diminum, apa penyebabnya sehingga disuatu tempat ada air
yang tak dapat diminum dan ada yg dapat dikonsumsi pak dan bagaimana
cara kita menanggulanginya, apa ada suatu cara agar air yang mengadung
zat kapur itu bisa dikonsumsi ?

Secara teoritis, air yang kita minum juga mengandung zat kapur. Hal ini bisa
terjadi karena secara alami air akan mengandung zat-zat mineral yang berasal dari
tanah dan bebatuan. Kandungan mineral dalam air tersebut dinamakan zat padat
terlarut atau TDS (Total Dissolve Solid).

• Faktanya, air yang mengandung zat mineral seperti kapur, justru membantu
tubuh dalam memenuhi batas minimum asupan kalsium setiap harinya. Namun
tentu saja, ada batas maksimum atau standar tentang kadar TDS atau zat mineral
yang terkandung dalam air minum. Untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah
mengeluarkan PERMENKES No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yang mengatur
tentang standar kualitas air minum tersebut. Hanya sekitar 500 mg/l batas
maksimum kandungan TDS yang ditetapkan oleh pemerintah.

• Penurunan kandungan zat kapur dapat dilakukan dengan menggunakan filter


dengan media zeolit alam dan karbon aktif. Zeolit memiliki muatan negatif yang
mampu mengikat kation-kation dalam air seperti Ca, Mg, Fe, dan Al yang
umumnya terdapat pada air tanah. Sedangkan, karbon aktif dapat digunakan untuk
menghilangkan kandungan zat organik, polutan mikro, dan dapat menjernihkan air
karena memiliki luas permukaan yang sangat luas.

• Jika dikonsumsi dalam jangka pendek , air kapur dapat menyebabkan muntaber,
diare, kolera, tipus dan disentri. Sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka
panjang, dapat menyebabkan penyakit keropos tulang, kerusakan gigi, ginjal,
kandung kemih bahkan kerontokan rambut. Pada tingkat kronis, jika air yang
dikonsumsi mengandung kadar kapur yang tinggi bisa menyebabkan kanker.
Namun, jika diolah dengan benar, kadar kapur bisa diminimalkan. Cara mengolah
air kapur agar layak guna yang paling mudah adalah dengan merebusnya. Cara ini
mampu memisahkan air dengan zat kapur. Setelah direbus sampai mendidih,
biarkan tetap mendidih selama lebih kurang 20 menit. Dengan begitu, zat kapur
dalam air akan terpisah dengan sendirinya, ada yang mengendap, ada yang
mengambang. Saring air yang ada di permukaan dan yang mengendap dalam
panci.

8). Untuk pembuatan IPAL dalam setiap Perusahaan Industri apa ada
standar nasional indonesia untuk ukuran atau bentuk serta jenis bahan2
yang dipakai?

SNI IPAL yang berlaku untuk seluruh macam jenis industri tidak ada, karena
Instalasi Pengolahan Air Limbah tergantung pada jenis usaha/industrinya, namun
ada beberapa industri yang diatur melalui Peraturan Menteri teknis terkait instalasi
pengolahan limbah (hal inipun tergantung kepada industrinya). Hingga saat ini,
SNI yang ada hanyalah SNI terkait dengan metode uji air limbah, hal inipun
tergantung kepada jenis air limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut. Sebagai
contoh : SNI 6989.10:2011, Air dan air limbah – Bagian 10 : Cara uji minyak
nabati dan minyak mineral secara gravimetri. SNI 6989.78:2011, Air dan air
limbah - Bagian 78:Cara uji raksa (Hg) secara Spektrofotometri Serapan atom
(SSA)-uap dingin atau Mercury Analyzer. Dan masih banyak lagi SNI yang
terkait dengan cara uji air limbah.
TUGAS
PENGOLAHAN AIR UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Tugas ini di buat untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Dasar –
Teknologi Pengolahan air dan limbah
Dosen Pengampu : Dr Joni Prasetyo S.T.,M.T.

Disusun oleh kelompok 11:


Badru salam (181010950063)
Dandi alamsyah (181010900026)
Egy putra pratama (181010950057)

PROGRAM STUDY TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
Pengolahan Air untuk Kehidupan Sehari-hari
Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang
tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air
merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan.
Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia ini karena semua makhluk
hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.

Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak
akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa
sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air.

Dewasa ini semakin banyak pemberitaan mengenai krisis air bersih.


Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi, salah satu di antaranya
adalah ketidak pedulian manusia dalam menjaga lingkungan sehingga semakin
sedikit lahan resapan yang mengakibatkan berkurangnya penyimpanan air dan
meluasnya bencana yang disebabkan oleh air, seperti banjir.

Terlepas dari pemberitaan tersebut masih banyak di antara kita yang dapat
menikmati air bersih. Mulai dari air yang digunakan untuk mencuci dan mandi,
hingga air kemasan yang banyak dijual dipasaran. Ternyata untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, ada banyak tahap atau proses yang harus dilalui. Berawal
dari air limbah atau air kotor yang bahaya dikonsumsi menjadi air yang bisa
digunakan oleh kita dikehidupan sehari-hari.

1. Sumber Air
Untuk keperluan air minum dan air bersih, umber air tersebut ada yang
diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut. Manusia sering
dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas dan di
lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Maka dari itu manuisa mencari cara
bagaimana peholahan air dengan air baku selain air tawar.
Gambar 1. Pengolahan Air Baku

Dari segi kualitas air, kualitas mata air relatif jernih dibandingkan dengan
kualitas sumber air dari air permukaan pada umumnya, dengan demikian mata air
lebih baik digunakan dibandingkan dengan air permukaan. Namun demikian
keberadaan mata air ini pada saat ini terus berkurang keberadaannya. Air tanah,
yang umumnya mempunyai kandungan besi dan mangan relatif lebih besar dari
sumber air yang lain, pemakaiannya juga sudah harus mulai dikurangi atau
dihentikan sehubungan dengan masalah penurunan muka tanah. Air hujan yang
keberadaannya sangat tergantung musim, masih dapat digunakan sebagai sumber
air baku dengan membangun tangki penampungan atau waduk dalam skala besar.

a. Air Sungai
Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut,
penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang-
kadang bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air
minum yang sehat.

Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air
sungainya, penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan
akan air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti ini, persentase
penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang
bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.

Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Umumnya, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi,
sumber air minum dan juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan, “sungai
banyak digunakan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air,
sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, keperluan industri,
perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersedian air, irigasi,
tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi” (Hendrawan 2005).

Gambar 2. Air Sungai

Adapun karakteristik air sungai sebagai berikut:

Tabel 1. Kualitas Uji Parameter Air Sungai

No. Parameter Satuan Konsentrasi Air Standar Standar


Sungai Baku Air Baku Air
Bersih Minum
1. Kekeruhan NTU 7,06 25 5
2. TDS mg/l 110 1500 1000
3. pH mg/l 7,04 6,5 - 8,5 6,5 - 8,5
4. Kesadahan mg/l 73,80 500 500
5. Angka KMnO4 mg/l 8,75 10 10
6. Besi (Fe) mg/l 0,155 1,0 0,3
7. Mangan (Mn) mg/l 0,048 0,5 0,1
8. Klorida mg/l 21,25 600 250
Sumber: Air Sungai Ciliwung

Cara pengolahan air yang cocok untuk air sungai yaitu Kombinasi dari
Netralisasi, Koagulasi dan Filtrasi.
Netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8).
Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah
adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur,
disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu
efektifitas proses selanjutnya.

Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar


kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik,
lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara
yang paling mudah dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus
kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa kristal berwarna putih).

Filtrasi merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk memisahkan zat


solid dan liquid dengan cara menggunakan media berpori yang bisa menyaring
butiran halus. Bukan hanya itu saja, proses filtrasi air juga bisa mereduksi jumlah
bakteri, menghilangkan zat warna, bau dan rasa tergantung dari media filter yang
digunakan.

b. Air Rawa
Rawa merupakan salah satu bentuk daratan yang biasanya terdapat di
dalam suatu pedalaman hutan. Rawa sendiri secara harfiah diartikan sebagai suatu
bagian dari daratan yang berbentuk tanah berlumpur yang terbuat baik secara
alamiah, ataupun dapat dibuat dengan manusia.

Rawa, terutama bagian rawa yang memilki air yang banyak dapat menjadi
sumber mata air yang baik untuk kehidupan kita. Meskipun demikian, ada
beberapa rawa yang airnya tidak layak dikonsumsi untuk manusia.

Pada umumnya permukaan air rawa selalu di bawah lapisan atmosfer bumi
atau setara dengan permukaan air laut, sehingga airnya selalu menggenang dan
permukaan airnya selalu tertutup oleh tumbuhan- tumbuhan air.

Air rawa banyak mengandung senyawa organik terlarut yang terdiri dari
ionik dan non ionik, unsur-unsur asam seperti sulfat, khlorida,dan nitrat yang
melebihi kondisi normal air pada umumnya. Kondisi seperti itu sangat berbahaya
apabila air rawa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Karakteristik air yang
terdapat di daerah rawa biasanya memiliki warna merah kecoklatan, pH rendah,
terdapat kandungan zat-zat organik dan besi yang tinggi.

Gambar 3. Air Rawa

Adapun karakteristik air rawa sebagai berikut:

Tabel 2. Kualitas Uji Parameter Air Rawa

No. Parameter Satuan Konsentrasi Air Standar Standar


Rawa Baku Air Baku Air
Bersih Minum
1. Kekeruhan NTU 6,57 25 5
2. TDS mg/l 0,6 1500 1000
3. pH mg/l 5,5 6,5 - 8,5 6,5 - 8,5
4. Kesadahan mg/l 3,2 500 500
5. Angka KMnO4 mg/l 13 10 10
6. Besi (Fe) mg/l 4,85 1,0 0,3
7. Mangan (Mn) mg/l 0,7 0,5 0,1
8. Zat Organik mg/l 22,28 10 250
Sumber: Nusa Idaman Said

Cara pengolahan air yang cocok untuk air rawa yaitu menggunakan
teknologi membrane. Membran merupakan suatu unit pemisahan yang
memisahkan media dalam dua fase. Ketebalan membran bervariasi, ada yang tebal
dan ada yang tipis, ada yang memiliki ukuran pori yang homogen dan ada juga
yang heterogen. Selain untuk proses filtrasi, membran juga berfungsi untuk
meningkatkan konsentrasi dan kemurnian dari suatu larutan. Teknologi pemisahan
dengan menggunakan membran ini memiliki berbagai keuntungan dibandingan
metode pemisahan lainnya (Subriyer N. 2013).

Salah satu teknologi embran adalah Ultrafiltrasi. Ultrafiltrasi mempunyai


ukuran pori membran ultrafiltrasi lebih besar dibandingkan nanofiltrasi yaitu berdiameter
sekitar 0.1 sampai 1 µm. Membran ultafiltrasi dapat dibuat dari bahan kitosan.

Membran Ultrafiltrasi disini berfngsi untuk menurunkan kadar senyawa organik


terlarut yang terdapat pada air rawa dan juga menghilangkan kekeruhan pada air
rawa.

c. Air Laut
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi
masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air
tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika musim
kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau
kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air yang telah
disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat mencukupi
kebutuhan pada musim kemarau.

Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu
melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang
justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia
telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang
menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan ionisasi
(pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah telah
membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar.

Kualitas air laut ditentukan oleh faktor konsentrasi bahan material larut di
dalamnya. Air laut merupakan campuran dari 96,5% air tawar dan 3,5% material
lain seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik serta partikel-
partikel tak terlarut.

Air laut di berbagai wilayah di bumi ini dapat dibedakan satu sama
lainnya. Perbedaan tersebut ditentukan oleh suhu, kecerahan dan salinitas. Kondisi
suhu laut banyak ditentukan oleh faktor penyinaran matahari yang disebut
insolasi. Intensitas penyinaran matahari di daerah tropis tentunya berbeda dengan
hasil pemanasan di daerah lintang tengah atau kutub.

Gambar 4. Air Laut

Adapun karakteristik air rawa sebagai berikut:

Tabel 3. Kualitas Uji Parameter Air Laut

No. Parameter Satuan Konsentrasi Air Standar Standar


Laut Baku Air Baku Air
Bersih Minum
1. Kekeruhan NTU 1,18 25 5
2. TDS mg/l 3000 1500 1000
3. pH mg/l 7,7 6,5 - 8,5 6,5 - 8,5
4. Kesadahan mg/l 428,75 500 500
5. Angka KMnO4 mg/l 13 10 10
6. Besi (Fe) mg/l 0,2977 1,0 0,3
7. Mangan (Mn) mg/l 0,1922 0,5 0,1
8. Klorida mg/l 2836,45 600 250
Sumber : Kualitas air laut kepulauan seribu
Cara pengolahan air yang cocok untuk air laut yaitu dengan metode
Filtrasi (Reverse Osmosis), Destilasi atau Penukar Ion.

Filtrasi (Reverse Osmosis) mampu nyaring molekul yang lebih besar dari
molekul air. teknologi membrane RO menggunakan energi tekanan. Membran
adalah istilah umum untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara
selektif – hanya bahan-bahan tertentu yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh
membran ini.

Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin.


Uap air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil
ditampung sebagai air bersih yang tawar.

Proses desalinasi menggunakan teknik penukar ion memanfaatkan proses


kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini ion garam (Na Cl)
ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2 . Materi penukar ion berasal dari
bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang
sintetis resin (resin kation dan resin anion).

2. Contoh Kasus
Pengolahan Air Sungai Pada Ipa Pdam Tirtanadi Medan Sunggal

Air sungai digunakan sebagai air baku karena kuantitas dan kontinuitas air
sungai yang relatif stabil setiap tahunnya. Air yang berasal dari sungai merupakan
hulu (upstream side) sebab bebas kontaminasi. Selain itu, air sungai umumnya
walaupun telah tercemar dengan berbagai unsur namun pencemaran tersebut pada
sebagian besar sungai masih dapat di olah untuk memenuhi kriteria air minum
yang dipersyaratkan. Adapun proses pengolahan air sungai umumnya adalah
sebagaimana ditunjukkan pada bagan sebagai berikut ini.

Beberapa fasilitas yang dimiliki dalam proses pengolahan air bersih pada
instalasi pengolahan air bersih diantaranya adalah intake, menara air, clarifier,
pulsator, filter, dan reservoir. Semua peralatan tersebut dioperasikan melalui
sistem komputer. Selain berbagai macam peralatan, instalasi juga menggunakan
bahan kimia seperti kaporit dan tawas dalam proses pengolahan air bersih. Air
produksi kemudian di uji kualitasnya di laboratorium sehingga air yang di
produksi memenuhi standar kesehatan air bersih.

Gambar 5. Diagram Alir Pengolahan Air

a. Intake
Kondisi intake sangat berpengaruh dalam suplai air yang akan di olah.
Untuk menjamin suplai air cukup, intake diletakkan di lokasi yang mudah di
capai dan direncanakan untuk mensuplai jumlah kuantitas air pada kualitas
optimal yang memungkinkan. Pada unit intake terdapat bar screen yang berfungsi
menahan benda-benda berukuran besar.

Gambar 6. Bangunan Intake IPA Sunggal

b. Prasedimentasi
Air dari unit intake dialirkan menuju bak prasedimentasi untuk membuang
pasir, lempung, jenis partikel non koloid lainnya secara gravitasi. Hal ini
menghindari kerusakan peralatan mekanis seperti pompa dan mixer lalu
menghindari akumulasi sedimen air baku untuk pengolahan awal. Selanjutnya air
dialirkan menuju penampungan air baku.

Gambar 7. Bak Pengendap

c. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan koloid dan padatan
terlarut. Koagulan yang umum untuk digunakan di Indonesia adalah alumunium
sulfat.

d. Flokulasi
Flokulasi adalah tahapan pengadukan lambat (5 – 30 rpm) yang mengikuti
dispersi koagulan melalui pengadukan lambat. Tujuannya untuk mengakselerasi
pembentukan flok. Pembentukan flok ini akan berlangsung dengan baik apabila
saat penambahan koagulan dalam air disertai pengadukan cepat yang dilanjutkan
pengadukan lambat. Diharapkan flok yang terbentuk mengikat partikel koloid dan
dapat menuju filtrasi. Clarifer tempat penuntika koagulan dan terjadinya proses
flokulasi.

Gambar 8. Clarifer
e. Sedimentasi
Sedimentasi di rancang untuk membuang partikel tersuspensi yang telah
berbentuk flok yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi, menggunakan
penurunan secara gravitasi oleh partikel itu sendiri. Menurut Frank Spellman
diperlukan waktu 2 – 6 jam untuk proses sedimentasi yang efektif. Sedangkan
American Water Works Association memberikan waktu detensi yang lebih cepat
yaitu 30 menit untuk flokulasi dan sedimentasi.

f. Fitrasi
Filtrasi merupakan proses dalam pengolahan air bersih. Tahapan ini
penting untuk mencapai kualitas air dalam kondisi yang baik. Meski kurang lebih
90% kekeruhan dan warna dipisahkan dalam koagulasi dan sedimentasi, namun
sejumlah flok masih terbawa keluar dan memerlukan pemisahan lebih lanjut.

Gambar 8. Unit Filtrasi

g. Desinfektan dan Pengaturan pH


Desinfeksi air bersih dilakukan untuk menonaktifkan bakteri pathogen
untuk memenuhi baku air minum. Karena ukuran mikroorganisme sangat kecil
maka tidak mungkin menjamin koagulasi dan filtrasi dapat memisahkan secara
sempurna. Tujuan proses ini yaitu membunuh mikroorganisme pathogen. Zat
desinfektan yang umum digunakan di Indonesia adalah khlorin dan kaporit
sebagai cadangan.
h. Reservoir
Reservoir berasal dari bahasa perancis (reservoa) yang berarti tempat
penampungan persediaan air. Istilah ini tentunya sangat akrab, baik itu ground
reservoir (di tanah) ataupun elevated reservoir (menara). Kegunaan reservoir
untuk menampung air saat pemakaian di bawah rata-rata dari debit yang dialirkan
IPA dan saat jam puncak air yang telah tertampung tadi dialirkan ke pelanggan.

Gambar 9. Bangunan Reservoir

3. Karakteristik masing-masing dari air sungai, air laut dan air rawa

A. Karakteristik air sungai

 Tidak berbau

 Tidak berasa

 Tidak berwarna

Air sungai adalah air yang berasal dari hujan yang mengalir di permuakaan tanah
yang mengandung berbgai macam kotaran baik itu lumpu, batang kayu, daun,
kotarn binatang, manusia dan limbah-limbah industri.

B. Karakteristik air laut

 Kualitas air laut ditentukan oleh faktor konsentrasi bahan material larut di
dalamnya.
 Air laut merupakan campuran dari 96,5% air tawar dan 3,5% material lain
seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik serta
partikel-partikel tak terlarut.

 Sifat-sifat fisik utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.

Air laut di berbagai wilayah di bumi ini dapat dibedakan satu sama lainnya.
Perbedaan tersebut ditentukan oleh suhu, kecerahan dan salinitas. Kondisi suhu
laut banyak ditentukan oleh faktor penyinaran matahari yang disebut insolasi.
Intensitas penyinaran matahari di daerah tropis tentunya berbeda dengan hasil
pemanasan di daerah lintang tengah atau kutub.

C. Karakteristik air rawa

 Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat tampak
kehitam-hitaman.

 Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman


daratan tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai.

 Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut

 Pada saat air luat pasang permukaan rawa tergenang banyak dan saat air
surut daerah ini kering.

 Rawa di tepi pantai ini banyak ditumbuhi oleh pohon bakau sedangkan
yang ada di daerah pedalaman banyak dtumbuhi palem nipah (Sejenis
palem ).

 Kadar keasaman airnya tinggi., Airnya tidak dapat di minum., Dasar rawa
terdapat tanah gambut.
4. Standar air bersih/air minum menurut standar dari peraturan
pemerintah

Air untuk kehidupan sehari-hari di bagi menjadi 2 yaitu air minum dan air bersih.
Air bersih bisa di minum apabila di masak terlebih dahulu. Adapun standar
kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 492 tahun 2010, Air yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi
persyaratan fisika, kimia, biologi.

Di bawah ini merupakan tabel syarat mutu air minum dalam kemasan:
5. Pengolahan air sungai yang sederhananya

 Penyaringan dan Pengendapan

Penyaringan dan pengendapan bertujuan untuk memisahkan air baku dari zat-zat,
seperti: sampah, daun, rumput, pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat.

 Koagulasi

Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam


air agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna
organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat
mengendap.

 Flokulasi

Flokulasi adalah proses pembentukan flok sebagai akibat gabungan dari koloid-
koloid dalam air baku (air sungai) dengan koagulan. Pembentukan flok akan
terjadi dengan baik jika di tambahkan koagulan kedalam air baku (air sungai)
kemudian dilakukan pengadukan lambat.

 Sedimentasi

Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di diamkan sampai gumpalan
kotoran yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan
tampak lebih jernih.

 Filtrasi

Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan


semua. Butiran gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran yang besar dan berat
akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-
layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan
proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah
diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir silika.
 Desinfeksi

Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil penyaringan bertujuan agar dapat
mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri pathogen
(bakteri penyebeb penyakit).

6. Air kemasan

Air kemasan yang di produksi satu perusahaan terkadang rasa airnya tuh berbeda
beda karna Adanya rasa dalam air minum dipengaruhi oleh mineral yg terkandung
di dalamnya. Dalam penentuan air minum untuk dapat di konsumsi sesuai dengan
permenkes 492 tahun 2010, di mana kandungan mineral yg terkandung harus di
bawah baku mutu yg telah di tentukan. seperti yg dilampirkan berikut
TUGAS

TEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN TEKNOLOGI MEMBRAN

Tugas ini di buat untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Dasar – Teknologi
Pengolahan air dan limbah

Dosen Pengampu : Dr Joni Prasetyo S.T.,M.T.

Disusun oleh kelompok 11:

Badru salam (181010950063)

Dandi alamsyah (181010900026)

Egy putra pratama (181010950057)

PROGRAM STUDY TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2021
Teknologi Konvensional dan Teknologi Membran

Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:

1. Unit Penampungan Awal (Intake)

Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan
Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut
tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.

2. Unit Pengolahan (Water Treatment)

Instalasi pengolahan air terdiri dari beberapa unit pengolahan air yang biasa
digunakan adalah
intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan reservoir (Kawamura, 1991).
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:

a. Tahap Koagulasi (Coagulation)

Koagulasi adalah proses untuk penggabungkan partikel kecil ke agregat yang


lebih besar (gumpalan) dan untuk menyerap materi organik terlarut menjadi
partikulat agregat sehingga kotoran ini dapat dihilangkan dalam proses pemisah
padat/cair berikutnya (Ramadhan, 2016).

Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts
Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air
yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid
yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan
sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid
(yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.

b. Tahap Flokulasi (Flocculation)

Flokulasi adalah merupakan proses yang penting dalam proses pengendapan.


Proses destabilisasi patikel – partikel pengandukan lambat yang dilakukan dalam
proses ini bertujuan untuk membentuk flok – flok yang lebih besar (Qasim, 2000).

Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan
menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat
mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)

Sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi


sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan, sedangkan air
murni berada di atas (Asmadi, 2012).

Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di
alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.

d. Tahap Penyaringan (Filtration)

Filtrasi adalah operasi pemisahan campuran yang heterogen antara fluida dan
partikel padatan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel
– partikel padatan, dengan cara melewatkan fluida melalui suatu media penyaring
atau septum yang dapat menahan zat padat (Pinalia, 2011).

Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-
bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut

3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)

Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.
TEKNOLOGI KONVENSIONAL

A. Konsep Konvensional

Praktik koagulasi-flokulasi-sedimentasi konvensional merupakan kegiatan yang


biasa dilakukan sebelum melakukan pengolahan air pada banyak sistem purifikasi
air-khususnya pengolahan filtrasi. Proses-proses ini menggabungkan padatan-
padatan tersuspensi secara bersama-sama untuk menjadi agregasi yang lebih besar
sehingga proses filtrasi fisik dapat dicapai dan padatan-padatan tersebut dapat
lebih mudah dihilangkan. Penghilangan partikulat dengan cara-cara ini
menjadikan proses-proses filtrasi selanjutnya lebih efektif.

B. Tujuannya yang biasa dalam proses pengolahan konvensional adalah


mengurangi beban padatan setelah koagulasi dan flokulasi.

Pengolahan konvensional yang berbasis pada teknologi konvensional seperti


koagulasi-flokulasi, sedimentasi dan filtrasi sering kali kurang efektif atau gagal
untuk mengolah dengan hasil sesuai dengan baku mutu yang diharapkan, untuk itu
diperlukan teknologi alternatif untuk mengolah air baku tersebut. Studi kasus
menujukkan pemanfaatan membran untuk pengolahan air dapat menghasilkan air
berkualitas tinggi (bebas mikroba dan padatan tersuspensi), serta pemanfaatan
teknologi membrane ini pada akhirnya diharapkan dapat memberikan keuntungan
baik dari segi ekonomi, teknik, maupun lingkungan.
Teknologi membran

Teknologi membran merupakan salah satu teknologi pemisahan yang relatif baru
namun aplikasinya telah merambah luas ke berbagai sektor termasuk sektor
pengolahan air dan limbah industri. Pada sektor pengolahan air, salah satu proses
membran yaitu nanofiltrasi bahkan mendapat predikat sebagai “Best Available
Technology”.

Teknologi membran adalah proses pemisahan 2 atau lebih fasa zat yang berbeda
dengan melewatkannya pada suatu membran. Mulder mendefinisikan membran
sebagai penghalang atau pembatas selektif yang diletakkan diantara dua fasa.
Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan baik secara teknik maupun
secara ekonomi sehingga sering digunakan dalam proses pemisahan maupun
pemurnian.

Dalam perkembangannya, teknologi membran dikenal sebagai filtrasi. Filtrasi


merupakan suatu teknologi pemisahan berdasarkan perbedaan fasa zat yang baru

Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk


molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar
dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang
lebih kecil. Suatu bahan dapat dijadikan membran apabila tahan secara kimia baik
terhadap umpan maupun pada cairan pencuci membran, stabil secara mekanik,
termal dan memiliki permeabilitas dan selektifitas yang tinggi.

A. Tujuan proses pemisahan dengan membran berdasarkan fungsinya adalah


sebagai berikut :

1. Konsentrasi, komponen yang diinginkan berada pada konsentrasi yang


rendah sehingga pelarutnya yang akan dikeluarkan.

2. Purifikasi, terdapat bahan pengotor yang tidak diinginkan dan harus


dikeluarkan.

3. Fraksionasi, suatu campuran harus dipisahkan menjadi dua komponen


yang sama-sama diinginkan.
B. Konsep Teknologi Membran

Pada sistem pengolahan air, kedua fase diantara membran adalah fase cair untuk
memfilter molekul, ion, atau partikel padat terlarut. Air yang akan difilter oleh
membran biasanya disebut “feed-stream” dan air bersih yang sudah difilter
disebut “permeate”, sedangkan air yang mengandung kotoran partikel disebut
“retentate” atau “concentrate”. Membran terdiri atas 2 jenis: membran biologis
dan membran sintetis. Dalam tulisan ini, hanya akan dijelaskan mengenai
membran sintetis.

Untuk pengolahan air, yang paling banyak digunakan adalah teknik pemisahan
microfiltration, ultrafiltration, nanofiltration, dan reverse osmosis. Keempat
teknologi filtrasi membran ini menggunakan gaya dorong tekanan (pressure
driven). Perbedaannya adalah kemampuannya dalam memfilter partikel dalam air
berdasarkan ukurannya

Keunggulan dan Kelemahan Membran

Teknik pemisahan dengan membran umumnya berdasarka ukuran partikel dan


berat molekul dengan gaya dorong berupa beda tekan, medan listrik dan beda
konsentrasi. Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya dorong
berupa beda tekan umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis diantaranya
mikromembran, ultramembran, nanomembran dan reverse osmosis.

- Keunggulan Teknologi Membran

Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses


lain, antara lain :

1. Pemisahan dapat dilakukan secara kontinyu maupun curah (batch)

2. Konsumsi energi umumnya realatif lebih rendah

3. Proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan


lainnya

4. Pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan

5. Mudah dalam scale up

6. Tidak perlu adanya bahan tambahan

7. Material membran bervariasi sehingga mudah diadaptasikan


pemakaiannya

8. Pemisahan berdasarkan ukuran molekul


9. Energi yang dibutuhkan lebih rendah karena biasanya tidak terjadi
perubahan fase

10. Tidak ada tambahan produk buangan

11. Dapat mereduksi secara kimiawi

12. Tidak membutuhkan lahan yang luas, jika dibandingkan dengan


pengolahan konvensional

13. Dapat dengan mudah dioperasionalkan, sehingga tidak membutuhkan ahli


khusus

14. Dapat mereduksi protozoa, bakteri bahkan virus

- Kelemahan Teknologi Membran

Disamping memiliki keuntungan, proses membran juga memiliki beberapa


kelemahan diantaranya :

1. Penyumbatan pori membrane

2. Stabilitas membrane

3. Fluks dan selektivitas karena pada proses membran umumnya terjadi


fenomena fluks berbanding terbalik dengan selektivitas

4. Teknologi membran dengan tekanan yang tinggi memerlukan energi yang


besar

5. Pada pengolahan dengan menggunakan teknologi membran, kadangkala


perlu dilakukan pretreatment terlebih dahulu untuk mengurangi beban
pengolahan

6. Meninggalkan limbah berbahaya, karena pada saat proses regenerasi


membran akan menghasilkan limbah yang berbahaya

7. Membran mempunyai lifetime/masa hidup, di mana penggantian membran


dilakukan 3 – 5 tahun sekali

C. Jenis-Jenis Teknologi Membran

1. Membran Microfiltrasi (MF)

Membran Microfiltrasi memiliki ukuran pori 1.00 - 0.01 micron dan beroperasi
pada tekanan di bawah 30 psi. Materi yang dapat dipisahkan oleh membran
microfiltrasi adalah bakteri, virus, zat tersuspensi dan zat padat. Teknologi
membrane microfiltrasi bisa digunakan pada industri minyak kelapa atau minyak
dari tumbuhan lainnya, untuk menghasilkan cairan yang lebih jernih.

2. Membran Ultrafiltrasi (UF)

Membran Ultrafiltrasi memiliki ukuran pori 0.01 - 0.001 micron dan beroperasi
pada tekanan diantara 20 psi sampai 100 psi. Materi yang dapat dipisahkan oleh
membran ultrafiltrasi adalah protein, pati, antibiotik, silika koloid, gelatin,
organik, bakteri, pewarna, lemak dan paint solids. Teknologi membrane
microfiltrasi bisa digunakan pada industri pengolahan air limbah industri, filtrasi
pada aeration tank, dan termasuk pengolahan air minum layak konsumsi.

3.Membrane Nanofiltrasi (NF)

Membran Nanofiltrasi memiliki ukuran pori 0.001 - 0.0001 micron dan beroperasi
pada tekanan diantara 50 psi sampai 300 psi. Materi yang dapat dipisahkan oleh
membran nanofiltrasi adalah pati, gula, pestisida, herbisida, pirogen, ion divalen,
organik, BOD, COD, logam berat, detergent dan pewarna. Teknologi membrane
nanofiltrasi bisa digunakan pada industri kimia, farmasi, bioteknologi dan
makanan.

4.Membran Reverse Osmosis (RO)

Membran Reverse Osmosis memiliki ukuran pori < 0.0001 micron dan beroperasi
pada tekanan diantara 225 psi sampai 1000 psi. Materi yang dapat dipisahkan oleh
membran reverse osmosis adalah ion logam, asam, gula, garam cair, pewarna,
resin alami, residual paint, monovalen, BOD dan COD. Teknologi membrane
reverse osmosis bisa digunakan hampir di semua sektor baik skala residential,
komersial maupun industrial.

Anda mungkin juga menyukai