Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK KLORIN DIOKSIDA DARI


HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN METODE SVP-HP
(SINGLE VESSEL PROCESS - HYDROGEN PEROXIDE)
KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

Dede Dwi Fitriani (181010900001)


Dwi Ardiansyah (181010900033)
Salsabila Natasya Aziza (181010900059)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

PRA RANCANGAN PABRIK KLORIN DIOKSIDA DARI


HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN METODE SVP-HP
(SINGLE VESSEL PROCESS - HYDROGEN PEROXIDE)
KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

Oleh :
Dede Dwi Fitriani (181010900001)

Dwi Ardiansyah (181010900033)


Salsabila Natasya Aziza (181010900059)

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Ketua Program Studi Koordinator Tugas Akhir

Teknik Kimia Teknik Kimia

Universitas Pamulang Universitas Pamulang

Ir. Wiwik Indrawati, M.Pd. Ir. Suwoto, M.T


NIDN. 0429036203 NIDN. 0407096401

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal tugas akhir.
Adapun tujuan dari proposal tugas akhir ini adalah untuk melengkapi persyaratan
yang harus dipenuhi untuk memenuhi gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Wiwik Indrawati, M.Pd, selaku ketua program studi teknik kimia.
2. Bapak Ir. Suwoto, MT selaku koordinator tugas akhir.
3. Seluruh dosen teknik kimia beserta jajaran staf tata usaha.
4. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materi.
5. Seluruh teman, sahabat dan seluruh pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan proposal ini.

Hasil tugas akhir ini nantinya akan disusun dalam bentuk Laporan tugas
akhir. Atas perhatian dan kerja sama yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

Tangerang Selatan, 23 November 2021

Hormat kami,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABLE............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................2
1.3. Tujuan .........................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum................................................................................4
2.2 Pemilihan Proses.........................................................................5
2.3 Penentuan Kapasitas....................................................................
2.4 Spesifikasi Bahan........................................................................
2.5 Kegunaan Produk........................................................................
2.6 Pemilihan Lokasi.........................................................................
BAB 3 METODE PERANCANGAN
3.1 Deskripsi Proses..........................................................................11
3.2 Diagram Alir Proses....................................................................11
BAB 4 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan...............................................................................11

iii
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klorin dioksida (ClO2) adalah salah satu bahan kimia yang saat ini
banyak dibutuhkan dan masih didatangkan dari negara lain. Klorin dioksida
banyak digunakan pada proses bleaching, khususnya untuk selulosa kualitas
tinggi. Klorin dioksida mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
klorin (Cl2), yaitu klorin dioksida dapat menghancurkan lignin tanpa merusak
selulosa, menghasilkan selulosa berwarna putih yang khas. Industri-industri
yang menggunakan proses bleaching saat ini cenderung untuk menggantikan
chloride dan hypochloride dengan klorin dioksida sebagai bleaching agent.
Hal ini dikarenakan klorin dioksida tiga kali lebih efektif dari lainnya.

Klorin dioksida banyak digunakan oleh industri pulp dan kertas, dan
industri tekstil. Pada industri tekstil, klorin dioksida menghasilkan serat
berkualitas tinggi. Pada industri pulp dan kertas, warna putih yang khas
didapat dari pulp dengan proses kraft dan pulp soda. Klorin dioksida juga
digunakan pada bidang sanitasi seperti pada air untuk industri atau air minum,
pembuangan kotoran (saluran air), alga atau sayuran terdekomposisi.
Perusahaan air minum menggunakan klorin dioksida untuk mengatasi
masalah rasa dan bau pada air rumah tangga.

Seiring dengan berkembangnya globalisasi, produk industri setiap negara


dapat keluar masuk dengan lebih mudah yang menyebabkan persaingan antar
negara. Setiap negara berusaha untuk memasarkan produk sebesar-besarnya,
selain untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan setiap negara dan terjadinya hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan.
3

Begitu pula dengan Indonesia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan


industri terutama klorin dioksida yang banyak digunakan dalam industri pulp
dan kertas, tekstil, dan air minum. Untuk memenuhi kebutuhan klorin
dioksida Indonesia masih mengimpor dari negara lain karena belum adanya
industri yang memproduksi klorin dioksida di Indonesia. Pendirian pabrik
klorin dioksida di Indonesia diharapkan akan dapat memperkecil
ketergantungan Indonesia akan impor bahan-bahan kimia dari luar negeri
disamping memacu pertumbuhan industri-industri lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari perancangan pabrik klorin dioksida dengan


kapasitas 30.000 ton/tahun yaitu:
1. Bagaimana tahapan-tahapan proses produksi klorin dioksida skala
industri?
2. Apa saja teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan klorin
dioksida?
3. Bagaimanakah kelayakan ekonomi pabrik klorin dioksida yang akan
didirikan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubung dengan tugas akhir pra
rancangan pabrik klorin dioksida ini adalah:

1. Mengetahui tahapan-tahapan produksi klorin dioksida skala industri


meliputi persiapan bahan baku, uraian proses, neraca massa dan neraca
energi, teknologi hingga finishing dalam pabrik klorin dioksida.
2. Memilih teknologi yang layak untuk digunakan dalam proses pembuatan
klorin dioksida.
3. Dapat menentukan analisa ekonomi teknik pabrik klorin dioksida.
4
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum

Klorin dioksida pertama kali ditemukan pada tahun 1811 dalam bentuk
gas
berwarna kuning kehijauan oleh Sir H. Davy dengan mereaksikan potassium
chlorate (KClO3) dengan asam klorida (HCl). Kemudian ditemukan bahwa
ClO2 dapat digunakan dalam larutan asam asetat (CH3COOH) yang
digunakan untuk bleaching bubur kertas. Pada tahun 1930-an, “ Mathieson
Alkali Works” pertama kali mengembangkan proses komersil pembuatan
ClO2 sodium chlorate (NaClO3).

Pada tahun 1990-an U.S Epa merekomendasikan suatu studi yaitu


sebagai
suatu bagian dari clean water act, yang dilakukan untuk mengembangkan
suatu
strategi untuk mencegah, mengurangi atau menentukan penganti chloride dan
senyawanya. Beberapa tahun terakhir, Cl2 dikritik para pecinta lingkungan,
padahal Cl2 termasuk salah satu zat kimia yang paling banyak digunakan
untuk bermacam industri kimia. Adapun kerugian penggunaan Cl2, yaitu :
1. Cl2 sangat rekatif terhadap bermacam-macam, zat temasuk H2O, NH3 dan
hidrokarbon.
2. Kelarutan dalam air relatif rendah sehingga membuatnya sukar untuk
membasmi kuman (desinfektan) tanpa mengakibatkannya menguap.
3. Cl2 kurang efektif dalam pengontrolan bau dan rasa. Oleh karena alasan-
alasan tersebut Cl2 digantikan dengan ClO2 yang “ramah” lingkungan.

2.2 Pemilihan Proses

Mekanisme reaksi dasar pembentukan ClO2 sama untuk semua proses


pembuatan ClO2 yang dikenal, semua proses menggunakan chlorate sebagai
bahan baku, dalam semua proses pembuatan ClO2 berlangsung dalam larutan
6

yang sangat asam bersumber dari US. Pat. No. 5,145,660. Proses yang sering
digunakan di seluruh dunia adalah :

1. Solvay Process atau Proses Methanol


Proses Solvey menggunakan methanol sebagai reducing agent. Reaksi
keseluruhan proses ini yaitu :

2NaClO3 + CH3OH + 2H2SO4  ClO2 + ½ Cl2 + CO2 + 2NaHSO4 +


3H2O

Reaksi antara sodium chlorate, methanol dan asam sulfat terjadi dalam
dua jacketed heat–line reactor. Zat kimia diumpankan ke bagian bawah
vessel dan mengalir secara gravitasi dari reaktor satu ke reaktor yang lain.
Masing-masing vessel mendapat suplai methanol dan udara. Kedua reaktor
dioperasikan pada temperatur dan konsentrasi chlorate yang berbeda. Pada
reaktor pertama temperaturnya 60°C sedangkan suhu pada reaktor kedua
antara 62-63°C.

2. Mathiesson Process atau Proses SO2

Proses ini menggunakan SO2 sebagai zat pereduksi. Reaksi utama


dalam pembuatan ClO2, yaitu sebagai berikut :

2NaClO3 + H2SO4 + SO2  2ClO2 + 2NaHSO4

Dalam proses ini dioperasikan dua reaktor yang dihubungkan secara


seri. Larutan sodium chlorate dan asam sulfat dimasukkan dalam reaktor
pertama melalui puncaknya secara kontinyu. SO2 dicairkan dengan udara
dialirkan melalui sparger pada bagian bawah reaktor. ClO2 yang dihasilkan
dari reaktor ini masih mengandung SO2 yang kemudia di strip dengan
udara lalu dicuci dengan scrubber packed. Temperatur operasi pada reaktor
pertama antara 38-46°C sedangkan reaktor kedua beroperasi pada suhu 38-
55 °C.
7

3. SVP Process atau Proses H2O2

Proses ini menggunakan H2O2 sebagai reducing agent. Reaksi proses


ini yaitu :
2NaClO3 (s) + H2SO(l) + H2O2(l)  2ClO2(g) + Na2SO4(l) + 2H2O(l) +
O2(g)

Proses ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : reaksi yang


berisi medium reaksi yang terdiri dari alkali klorin dan sulfat, terjadi
reduksi ion chlorate dalam medium reaksi pada tekanan subatmosferik
yang cukup untuk mengevaporasi air dan mengendapkan alkali sulfat,
pengambilan medium reaksi yang bebas dari alkali sulfat ke suatu sel
elektrokimia yang menaikkan keasaman medium reaksi dan menurunkan
kandungan ion-ion alkali, kondisi operasi yang digunakan adalah
temperatur 50-100°C dan tekanan dibawah atmosfer antara 40-760 mmHg
tetapi saat ini sudah didirikan pabrik pembuatan klorin dioksida dengan
kondisi tekanan atmosferik.

Tabel 2.1 Perbandingan Proses Pembuatan Klorin dioksida

Pembanding Proses Solvay Proses Mathiesson Proses SVP


Keuntungan 2900-2890 3500-2110 3727-2360
(US$/KG) = 10 = 1390 = 1367
P (atm) 2,01 1,80 1
T (°C) 60-63 38-46 50-100
Konversi 95% 95% 95-99%

Dari tiga macam proses pembuatan tersebut, untuk pra rencana pabrik
pembuatan klorin dioksida dipilih proses SVP dengan pertimbangan :
1. Kecendrungan untuk membuat ClO2 melalui proses bebas Cl2.
2. H2O2 sebagai reducing agent tidak menghasilkan produk samping berupa
Cl2.
3. Tekanan yang digunakan dalam proses ialah tekanan atmosfer.
8

2.3 Penentuan Kapasitas

Berdasarkan data impor untuk klorin dioksida pada tabel 1.1 dapat dilihat
data impor klorin dioksida Indonesia dari tahun 2014 – 2018:

Tabel 2.2 Data impor Klorin Dioksida di Indonesia.

Tahun Tahun Ke- Impor (Ton/Tahun)


2014 1 8995
2015 2 10256
2016 3 11451
2017 4 15024
2018 5 17893
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014 – 2018)

Impor Klorin Dioksida


20000

15000
Ton/Tahun

10000

5000

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5

Gambar 2.1 Kurva Data Impor Klorin Dioksida


Perhitungan kapasitas menggunakan metode Least Square Time,
(Timmerhaus, 4th) dan berikut penjabarannya:
Tabel 2.3 Data Perhitungan Least Square

Tahun Impor(Ton/Tahun) Y X XY X2
2014 8995 -2 -17990 4
2015 10256 -1 -10256 1
2016 11451 0 0 0
2017 15024 1 15024 1
9

2018 17893 2 35786 4


Total 63619   22564 10
∑Y
A =
Jumlah Tahun
63619
A =
5
A = 12723,8

∑ XY
B =
∑X2
22564
B =
10
B = 2256,4
Maka,
Y = A + Bx
Y = 12723,8 + 2256,4 x
Dimana x adalah rencana pabrik akan didirikan, jika pabrik direncanakan
akan berdiri tahun 2024, maka nilai x = 8. Dan Y adalah kapasitas dalam satuan
ton/tahun ditahun tersebut. Sehingga,

Y = 12723,8 + 2256,4 (8)


Y = 12723,8 + 22564
Y = 30775 Ton/Tahun
Berdasarkan data perhitungan diatas, diperkirakan impor Klorin Dioksida
pada tahun 2024 adalah sebesar 30775 Ton/Tahun. Oleh karena itu kapasitas
pabrik yang di pilih adalah 30.000 Ton/Tahun.

2.4 Spesifikasi Bahan

2.4.1. Natrium klorat


Rumus kimia : NaClO3
Berat molekul : 106,45 kg/kmol
Fase (25oC) : Padat
Titik leleh : 248oC
Titik didih : 248oC
10

Berat jenis : 2,500 g/cm3


Kelarutan dalam air : 101 g/100 ml (20oC)
Kemurnian : 97 %
2.4.2. Asam Sulfat
Rumus kimia : H2SO4
Berat molekul : 98 kg/kmol
Fase (25oC) : liquid
Titik didih : 337oC
Titik leleh : 10 oC
Viskositas : 26,7 cP (20oC)
Berat jenis : 1,851 g/cm3
Kemurnian : 96 %

2.4.3. Hidrogen Peroksida


Rumus kimia : H2O2
Berat molekul : 34 kg/kmol
Fase (25oC) : liquid
Titik didih : 151,4oC
Titik beku : -0,43 oC
Viskositas : 1,245 cP (20oC)
Berat jenis : 1,454 g/cm3
Kemurnian : 50 %

2.4.4. Air
Rumus kimia : NaClO3
Berat molekul : 106,45 kg/kmol
Fase (25oC) : Padat
Titik leleh : 248oC
Titik didih : 248oC
Berat jenis : 2,500 g/cm3
Kelarutan dalam air : 101 g/100 ml (20oC)
Kemurnian : 97 %
11

2.5 Kegunaan Produk

Klorin dioksida digunakan untuk pemutihan kertas dan untuk desinfeksi


(disebut klorinasi) air minum kota, pengolahan air dalam aplikasi minyak &
gas, desinfeksi dalam industri makanan, kontrol mikrobiologi di menara
pendingin, dan pemutihan tekstil. Sebagai disinfektan, ia efektif bahkan pada
konsentrasi rendah karena kualitasnya yang unik.
1. Pemutih
Klorin dioksida kadang-kadang digunakan untuk pemutihan kertas
dalam kombinasi dengan klorin, tetapi digunakan sendiri dalam urutan
pemutihan ECF (bebas klorin unsur). Ini digunakan pada pH asam
sedang (3,5 hingga 6). Penggunaan klorin dioksida meminimalkan
jumlah senyawa organoklorin yang dihasilkan. Klorin dioksida
(teknologi ECF) saat ini adalah metode pemutihan yang paling penting di
seluruh dunia. Sekitar 95% dari semua pulp kraft yang diputihkan dibuat
menggunakan klorin dioksida dalam urutan pemutihan ECF.

2. Pengolahan air
Klorin dioksida diperkenalkan sebagai disinfektan air minum dalam
skala besar pada tahun 1956, ketika Brussel, Belgia, berubah dari klorin
menjadi klorin dioksida. Penggunaannya yang paling umum dalam
pengolahan air adalah sebagai pra-oksidan sebelum klorinasi air minum
untuk menghancurkan kotoran air alami yang jika tidak akan
menghasilkan trihalomethanes pada paparan klorin bebas.
Trihalomethanes dicurigai sebagai produk sampingan desinfeksi
karsinogenik yang terkait dengan klorinasi organik alami dalam air baku.
Klorin dioksida juga lebih unggul daripada klorin ketika beroperasi di
atas pH 7,  dengan adanya amonia dan amina dan untuk kontrol biofilm
dalam sistem distribusi air. Klorin dioksida digunakan dalam banyak
12

aplikasi pengolahan air industri sebagai biosida termasuk menara


pendingin, air proses, dan pengolahan makanan.

3. Penggunaan publik
Klorin dioksida memiliki banyak aplikasi sebagai oksidator atau
desinfektan. Klorin dioksida dapat digunakan untuk desinfeksi udara dan
merupakan agen utama yang digunakan dalam dekontaminasi bangunan
di Amerika Serikat setelah serangan antraks tahun 2001. Setelah bencana
Badai Katrina di New Orleans, Louisiana, dan Pantai Teluk sekitarnya,
klorin dioksida digunakan untuk membasmi jamur berbahaya dari rumah-
rumah yang terendam air banjir.

Dalam menangani pandemi COVID-19, Badan Perlindungan Lingkungan


A.S. telah memposting daftar banyak disinfektan yang memenuhi kriteria
untuk digunakan dalam tindakan lingkungan melawan virus corona
penyebab. Beberapa didasarkan pada natrium klorit yang diaktifkan
menjadi klorin dioksida, meskipun formulasi yang berbeda digunakan
dalam setiap produk. Banyak produk lain dalam daftar EPA mengandung
natrium hipoklorit, yang namanya mirip tetapi tidak boleh disamakan
dengan natrium klorit karena mereka memiliki mode aksi kimia yang
sangat berbeda.

4. Penggunaan desinfeksi lainnya


a. Klorin dioksida dapat digunakan sebagai pengobatan fumigan untuk
"membersihkan" buah-buahan seperti blueberry, raspberry, dan
stroberi yang mengembangkan jamur dan ragi.
b. Klorin dioksida dapat digunakan untuk mendisinfeksi unggas dengan
menyemprotkan atau merendamnya setelah pemotongan.
c. Klorin dioksida dapat digunakan untuk desinfeksi endoskopi, seperti
dengan nama dagang Tristel. Ini juga tersedia dalam trio yang terdiri
13

dari pra-pembersihan sebelumnya dengan surfaktan dan pembilasan


berikutnya dengan air deionisasi dan antioksidan tingkat rendah.
d. Klorin dioksida dapat digunakan untuk mengontrol kerang zebra dan
quagga dalam asupan air.
e. Klorin dioksida terbukti efektif dalam pemberantasan kutu busuk.
f. Untuk pemurnian air selama berkemah, tablet penghasil klorin
dioksida mendisinfeksi lebih banyak patogen daripada pemutih
rumah tangga, tetapi dengan biaya per volume yang lebih tinggi.

2.6 Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi pabrik yang tepat dan ekonomis dipengaruhi oleh


berbagai macam faktor. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang dirancang bisa mendatangkan
keuntungan yang besar, antara lain: letak pabrik dengan sumber bahan baku
dan bahan pembantu, letak pabrik dengan pasar penunjang, transportasi,
tenaga kerja, kondisi sosial dan kemungkinan pengembangan di masa
mendatang.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka telah ditentukan lokasi pabrik
ini akan didirikan di daerah Cilegon, banten, dengan berbagai pertimbangan
sebagai berikut:
1. Sumber Bahan Baku
Sumber bahan baku yang digunakan yaitu Natrium Klorat (yang
disimpan dalam fase padat) yang langsung diperoleh dari PT. Chandra
Asri Petrochemical. Dalam mengurangi biaya penyediaan bahan baku,
maka pabrik Natrium Klorat didirikan tidak jauh dengan penghasil utama
bahan baku.
2. Pemasaran
Besarnya permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkan pada
suatu wilayah dapat menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi
pabrik. Distribusi produk akan berjalan lebih mudah dan efisien apabila
pabrik berada dekat dengan wilayah pemasaran.
14

3. Sarana Transportasi
Fasilitas transportasi di daerah Cilegon ini cukup memadai.
Untuk penyediaan bahan baku cukup dengan transportasi darat, yaitu
berada dekat dengan Jalan Raya Cilegon. Sedangkan untuk pemasaran
produk di luar pulau Jawa dapat menggunakan transportasi laut dimana
telah tersedia pelabuhan Cigading yang didukung fasilitas yang
memadai.
4. Fasilitas Air
Cilegon merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia,
sehingga penyediaan utilitas utamanya air untuk proses dan pendingin
tidak mengalami kesulitan karena dekat dengan laut.
5. Regulasi dan Perjanjian
Krakatau Industri Estate Cilegon (PT. KIEC) merupakan
kawasan industri yang diijinkan pemerintah, sehingga diharapkan
segala macam perijinan menjadi lebih mudah. Dengan adanya
dorongan dari pihak pemerintah, daerah dalam pengembangan
industri juga diharapkan dapat memberikan keuntungan tersendiri.
6. Tersedianya Sarana Pendukung
Fasilitas pendukung berupa air, energi, dan bahan bakar tersedia
cukup memadai karena merupakan kawasan industri.
a. Penyediaan air diperoleh dari air laut.
b. Penyediaan tenaga listrik, dapat diperoleh dari PLN dan
generator pabrik
7. Tersedianya tenaga kerja
Kawasan industri Cilegon merupakan daerah yang terletak
di daerah Jawa dan dekat dengan jabodetabek yang sangat erat
dengan lembaga pendidikan formal maupun non formal, dan juga
banyak dihasilkan tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja amatir,
sehingga tenaga kerja didaerah ini mudah didapatkan.
12

BAB 3

METODE PERANCANGAN

3.1 Deskripsi Proses


3.1.1 Persiapan Raw Material
Pembuatan klorin dioksida dengan proses SVP-HP, menggunakan
bahan baku natrium klorat, hidrogen peroksida dan asam sulfat. Feed
berupa NaCIO3, H2SO4 dan H2O2 diumpankan ke reaktor (R-01).
Sebelum diumpankan ke reaktor, padatan NaCIO3 dilarutkan terlebih
dahulu dengan air yang dipompakan dari Mixer (M-01) kedalam
Reaktor (R-01). Kemudian dicampurkan dengan H2O2 yang
dipompakan dari Tangki (T-01) dan H2SO4 yang dipompakan dari
Tangki (T-02) menuju Reaktor (R-01). Suhu feed dinaikkan di Heater
(H-01) dari temperatur 30 oC menjadi 60 oC.

3.1.2 Pembentukan Produk Utama dan Produk Samping


Reaksi yang terjadi di dalam Reaktor (R-01) adalah :

2NaClO3 (s) + H2SO4(l) + H2O2(l)  2ClO2(g) + Na2SO4(l) + 2H2O(l) + O2(g)

Reaksi ini terjadi pada kondisi operasi di dalam reaktor dengan


tekanan 1 atm dan temperatur 60 oC. Konversi reaksi sebesar 99 %
terhadap NaCIO3. Aliran top Reaktor (R-01) berupa ClO 2 dan O2.
Sedangkan aliran bottom reactor adalah campuran liquid yang
mengandung Na2SO4, H2O, NaClO3, H2SO4, dan H2O2. Aliran top
reaktor berupa ClO2 dan O2 di tarik oleh Komprersor (C-01) serta
dinaikkan tekanannya, lalu dialirkan menuju Absorber (AB-01) yang
sebelumnya diturunkan temperaturnya terlebih dahulu di Cooler (C-01).
Di dalam Absorber terjadi penyerapan ClO2 dengan menggunakan air
sebagai absorben yang di suplai dari unit utilitas. Produk ClO2 yang
keluar dari bottom absorber kemudian ditampung di Tangki (T-03).
Sedangkan keluaran top absorber berupa O2, sisa ClO2 yang tidak

12
13

terserap dan H2O yang ikut teruapkan di tampung di Hemipherical


Tank (T-04).

Aliran bottom reaktor berupa campuran liquid yang mengandung


garam Na2SO4, H2O, NaClO3, H2SO4, dan H2O2 dialirkan menuju
Evaporator (EV-01) untuk mengupkan air, hal ini bertujuan agar garam
Na2SO4 bertambah pekat. Keluaran Evaporator kemudian dialirkan
menuju Crystallizer (CR-01) untuk mengkristalkan Na2SO4. kristal
Na2SO4 yang terbentuk kemudian dialirkan menuju Centrifuge (CF-01)
untuk memisahkan kristal dengan mother liquor nya. Ailiran bottom
centrifuge berupa NaClO3 dan H2O dialirkan menuju Mixer Tank (M-
01) untuk recycle. Sedangkan aliran top centrifuge berupa Na2SO4,
H2O, H2SO4, dan H2O2 dialirkan dengan Belt conveyor (BC-02) menuju
Rotary Dyer (RD-01) untuk dikeringkan. Kemudian keluaran dari
rotary dryer dialirkan dengan Cooling Conveyor (E-01) dan Bucket
elevator (BE-02) untuk ditampung di Bin (B-02) sebagai produk
samping.

3.1.3 Recyle Bahan Baku


Mother liquor keluaran centrifuge berupa sisa bahan baku yang
tidak ikut bereaksi dan sisa produk kemudian di recycle menuju Mixer
Tank (M-01). Hal ini bertujuan untuk mengurangi suplai feed bahan
baku.

3.2 Tinjauan Thermodinamika

Tabel 3.1 Data Energi Gibbs dan Enthalpi untuk masing-masing bahan baku
dan produk SVP-SCW
Bahan Baku dan kjoule kjoule
ΔG f ( 298 K )= ΔH f ( 298 K )=
Produk mol mol
CH3OH -166,4 -392,1
HCOOH -351 -378,6
H2O -228,60 -285,8
ClO2 +120,5 +102,5
H2SO4 -690,1 -814
NaClO3 -262,2 -365,8

13
14

Na2SO4 -1270,2 -1387,1


(Perry, R., 1999)

a. Panas Reaksi Standar

2NaClO3(s) + CH3OH(g) + H2SO4(l) 2ClO2(g) + HCOOH(aq) + Na2SO4(s) + H2O(l)

°
R = ∑ΔHf°produk - ∑ΔHf°reaktan
ΔH

= (∑ΔHf° (2 x ClO2(g)) + (HCOOH(aq)) + (Na2SO4(s)) + (H2O(l)))

– (∑ΔHf° (2 x (NaClO3(s))) + (CH3OH(g))+ (H2SO4(l)))

= ((2 x +102,5) + (-378,6) + (-1387,1) + (-285,8))

– ((2 x (-365,8)) + (-392,1) + (-814))

= (-1846,5) – (-1937,7)

kjoule
91,2 mol
=

Karena ΔHR° bernilai positif, maka reaksi bersifat endotermis.

dH = Cp x dT

333 K

ΔH333 = ∫ Cp x dT
298 K

= (∑Cp produk - ∑Cp reaktan) dT

= (12165,195 – 8518,05675) J/mol

= 3647,13825 J/mol

= 3,647 kj/mol

ΔHR° = ( 91,2 + 3,647 ) kj/mol = 94,847 kj/mol

b. Konstanta Kesetimbangan (K) pada keadaan standar

14
15

Konstanta Kesetimbangan (K) pada keadaan standar:

°
r = RT ln K298
ΔG

Dimana,

ΔGr° : Energi Gibbs keadaan standar (T = 298 K, P = 1 atm)

R : Tetapan Gas Ideal (3,14 x 10-3 KJ/mol.K)

T : Suhu standar (298 K)

K298 : Konstanta kesetimbangan keadaan standar (T = 298 K, P = 1 atm)


Sehingga nilai K dari reaksi tersebut dapat ditentukan, sebagai berikut:

ΔGr° = ΔGr° produk - ΔGr° reaktan

= (∑ΔGr° (2 x ClO2(g)) + (HCOOH(aq)) + (Na2SO4(s)) + (H2O(l)))

– (∑ΔGr° (2 x (NaClO3(s))) + (CH3OH(g))+ (H2SO4(l)))

= ((2 x +120,5) + (-351) + (-1270,2) + (-228,60))

– ((2 x (-262,2)) + (-166,4) + (-690,1))

= (-1608,8) – (-1380,9)

kjoule
= -227,9 mol

Berdasarkan nilai ΔGr° yaitu -227,9 KJ/mol, maka reaksi dapat

berlangsung dengan spontan.

−ΔGr °
ln K298 =
RT

−ΔGr °
K298 = exp[ RT
]

227,9
= exp[ 8,314 x 10−3 x298 ]

= 8,885 x 1039

15
16

c. Konstanta Kesetimbangan (K) pada T = 60°C = 333 K

K 333 ΔH R ° (T 1−T 2 )
ln =
K 298 R x T1 x T 2

Dimana,
K298 : Konstanta kesetimbangan pada 298 K
K333 : Konstanta kesetimbangan pada 333 K
T1 : Suhu standar (25°C = 298 K)
T2 : Suhu operasi (60°C = 333 K)

R : 8,314 x 10-3 KJ/mol. K

ΔHR° : Panas reaksi total


ΔH R °(T 1−T 2)
K(333K) = K(298K) exp[ R xT 1 x T 2
]

−94,847 (298−333)
K(333K) = 8,885 x 1039 exp[ 8,314 x 10 −3
(298 x333)
]

K(333K) = 4,967 x 1041

Karena harga konstanta kesetimbangan relatif besar, maka reaksi


berlangsung searah, yaitu ke kanan (irreversible).

3.3 Tinjauan Kinetika


Reaksi:
2NaClO3(s) + CH3OH(g) + H2SO4(l)  2ClO2(g) + HCOOH(aq) + Na2SO4(s) + H2O(l)
A + B +C  D + E + F +G

Maka laju reaksi untuk proses SVP-SCW sebagai berikut,

r ClO2 = k [CA]l [CB]m [CC]n

= k [NaClO3]1,14 [CH3OH]1,2 [H2SO4]2,15

= k [CA]1,14 [CB]1,2 [CC]2,15……………………………………(3.1)

FB 0 FC 0
ѲB = ѲC =
FA 0 FA 0

16
17

FA FA 0(1− XA)
CA = = = CA0 (1-XA)
V V0
…………………………………(3.2)

CB =
FB−FA 0. XA
V0
=
FA 0 ( FB 0
FA 0 )
−XA
= CA0 (ѲB - XA)
V0
…………………...…(3.3)

CC =
FC −FA 0. XA
V0
=
FA 0 ( FC 0
FA 0 )
− XA
= CA0 (ѲC - XA)
V0
…………………...…(3.4)

r ClO2 = k [CA0 (1-XA)]1,14[CA0 (ѲB - XA)]1,2[CA0 (ѲC - XA)]2,15…..(3.5)

Untuk menghitung waktu tinggal dan volume reaktor :

V
τ = ……………………………………….……………………………
v0
(3.6)

FA 0. XA
V = ……………………………….……………………………...
r ClO2
(3.7)

FA 0 . XA
V =
k [CA 0(1−XA)]1,14[CA 0(Ѳ B− XA)]1,2 [CA 0(Ѳ C− XA)]2,15
……………….....(3.8)

Menurut Jurnal Reaction of Methanol with Chlorate Ions in Acid Solution


Containing Hg +* by NMR. Menyebutkan bahwa:
Besar konstanta laju reaksi klorin dioksida:
−27303
k= 3.30 x 1014 exp RT

Pada saat suhu operasi T = 333 K, dengan menggunakan persamaan


konstanta kecepatan reaksi diatas, diperoleh nilai 𝑘= 3,962 x 10 -4.

3.2 Diagram Alir Proses

17
12

12
12

JADWAL TUGAS AKHIR

Dalam Proposal Pra Rancangan pabrik Klorin Dioksida ini


dilampirkan rencana jadwal kegiatan dalam bentuk matrik. Hal ini
digunakan untuk membantu kelancaran penyusunan agar lebih sistematis
dan tepat waktu, adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

Bulan Pelaksanaan
No Nama Kegiatan
11 12 1 2 3 4
1 Menentukan Jenis dan Mekanisme Proses
2 Menentukan Kapasitas Produksi
3 Menghitung Neraca Massa
4 Menghitung Neraca Panas
5 Menghitung Alat-alat Produksi
6 Utilitas
7 Melaksanakan Evaluasi Ekonomi

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. [Review] PEDOMAN SKRIPSI KIMIA, Diakses dari :


http://tekkim.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/PEDOMAN-
SKRIPSI-TEKNIK-KIMIA-2017.PDF pada tanggal 23 November 2021.

Biro Pusat Statistik, 2009. “ Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia “,


Jakarta.

Himmelblau, David, M, 1974, “ Basic Priciple and Calculation in Chemical


Engineering “, Prentice Hall.inc, New Jersey.

Ismail, Syarifuddin, 1999, “Alat Industri Kimia”, Universitas Sriwijaya,


Inderalaya.

Kern, D.Q, ”Process Heat Transfer ”, 1965, International Edition, Mcgraw Hill
Book Co, Tokyo.

Levenspiel, O., 1972, “Chemical Reaction Engineering”, 2nd Edition, Jhon Wiley
and Sons, USA.

Perry, R.H. and Green, D.W., 1999, Perry's Chemical Engineers' Handbook, 7 th
edition, McGraw Hill Book Company, Singapore

Smith, J.M. and Van Ness, H.C., 1996, “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics”, 5th Edition, The Mcgraw Hill,inc, Singapore.

13

Anda mungkin juga menyukai