Dosen Pengampu:
Dr. Amir Husin, ST, MT
Bode Haryanto, ST, MT., PhD.
Disusun oleh :
NIM 190405163
Kelas C
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmad serta Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah utilitas.
Adapun judul dari tugas ini adalah Desain Instalasi Pengolahan Air Pada Pabrik
Pembuatan Etanol, dan saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dalam penulisan maupun pembahasannya. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang dapat membangun dan dapat membantu saya dalam penyempurnaan dan
pengembangan di masa yang akan datang.
Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan Bapak Dr. Amir Husin, ST, MT,
selaku Dosen Mata Kuliah Utilitas telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberi dorongan, bantuan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
PENDAHULUAN
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri
dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan
yang bersifat universal.
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan
pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).
Sumber air untuk keperluan domestik, misalnya air minum dapat berasal dari
beberapa sumber yaitu dari aliran sungai yang masih relatif sedikit terkontaminasi,
berasal dari mata air pegunungan, berasal dari danau dan berasal dari tanah atau
sumber lain seperti air laut. Air tersebut harus terlebih dahulu diolah didalam wadah
pengolahan air sebelum didistribusikan kepada penggguna. Variasi dari sumber air
akan mengandung senyawa yang berbeda, maka harus dikelola terlebih dahulu untuk
menjadikan air minum aman untuk dikonsumsi, yaitu air yang tidak mengandung
bahan berbahaya untuk kesehatan berupa senyawa kimia atau mikroorganisme.
Air yang akan digunakan untuk keperluan industri, misalnya untuk pendingin
mesin-mesin industri, kesadahan air harus dihilangkan serendah mungkin agar tidak
terjadi pengendapan di dalam mesin dan kehadiran bakteri dan mikroorganisme
didalam air tidak menjadi masalah.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui jumlah (m3/hari) kebutuhan air baku untuk pabrik pembuatan
etanol.
2. Dapat mengetahui sumber air baku pabrik.
3. Dapat mengetahui karakteristik air yang akan digunakan sebagai air baku.
4. Dapat mengetahui Gambar diagram alir (Flowchart) unit-unit operasi/proses
Instalasi Pengolahan Air yang diperlukan.
5. Dapat mengetahui dimensi (ukuran) setiap unit operasi/proses Instalasi
Pengolahan Air.
6. Dapat menghitung kebutuhan bahan kimia: koagulan untuk pengolahan air.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid akibat netralisasi muatan
elektrostatik dengan penambahan koagulan. Untuk melaksanakan koagulasi secara
efektif, koagulan yang ditambahkan harus disebarkan secara cepat dan merata ke
dalam air baku. Pencampuran dapat dilaksanakan dengan cara pengadukan secara
hidrolis, mekanis atau pneumatis.
2. Flokulasi
Flokulasi berfungsi mempercepat tumbukan antara partikel koloid yang sudah
terdestabilisasi supaya bergabung membentuk mikroflok ataupun makroflok yang
secara teknis dapat diendapkan.
Berbeda dengan proses koagulasi dimana faktor kecepatan tidak menjadi
kendala, pada flokulator terdapat batas maksimum kecepatan untuk mencegah
pecahnya flok akibat tekanan yang berlebihan.
Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan secara lambat dari air selama
flokulasi dapat diberikan secara mekanis maupun hidrolis. Tingkat keselesaian dari
proses flokulasi bergantung pada kemudahan dan kecepatan mikroflok kecil bersatu
menjadi flok yang lebih besar dan jumlah total terjadinya tumbukan partikel selama
flokulasi.
3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang di transport
menggunakan media angin, air,gletser disuatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut
mulut sungai adalah hasil proses pengendapan material material yang di angkut oleh
arus air sungai.
Sedimentasi adalah salah satu unit proses yang paling umum digunakan dalam
proses pengolahan air. Partikel akan mengendap dalam salah satu dari 4 cara,
bergantung pada konsentrasi dari suspensi tersebut dan sifat-sifat flokulasi dari
partikel. 4 cara pengendapan tersebut adalah:
1. Pengendapan Tipe 1, untuk menghilangkan partikel diskret
2. Pengendapan Tipe 2, untuk menghilangkan partikel non diskret
3. Pengendapan Tipe 3, disebut juga Zone Settling
4. Pengendapan Tipe 4, disebut juga Compression
4. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan solid dari cairan dimana cairan (air)
dilewatkan melalui suatu media yang berongga atau materi berongga lainnya untuk
menyisihkan sebanyak mungkin materi tersuspensi. Filtrasi digunakan di pengolahan
air untuk menyaring air yang telah dikoagulasi dan mengendap untuk menghasilkan
air minum dengan kualitas yang baik.Menurut tipe media yang digunakan, filter dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
6. Reservoir
Flokulator Mekanis
Flokulator Sumbu Sumbu Flokulator
Kriteria Umum
Hidrolis Horizontal Vertikal (Clarifier)
dengan Pedal dengan Bilah
G (Gradien 60 – 5 60 – 10 70 – 10
100 – 10
Kecepatan) (l/detik) (menurun) (menurun) (menurun)
Aliran Beban
Ukuran Waktu
Udara Input Tenaga Hidrolik
Proses Gelembung Detensi
(N.L/m3 (Watt/Jam/m3) Permukaan
(mm) (menit)
air) (m/jam)
Flotasi
Untuk
100-400 2–5 5 – 10 5 – 15 10 – 30
Pemisahan
Lemak
Flotasi
10.000 0,2 – 2 60 – 120 4 – 16 -
Mekanik
20 – 40
Dissolved
(Bersamaan
Air 15 – 150 40 – 70 40 – 80 3 – 10
dengan
Flotation
Flokulasi)
Tabel 4 Kriteria Perencanaan Unit Flotasi (Pengapungan)
Jenis Saringan
Saringan
Dengan
No. Unit Saringan Biasa Saringan
Pencucian
(Gravitasi) Bertekanan
Antar
Saringan
1. 0,5 Minimum 5
Jumlah Bak Saringan N = 12 Q -
Bak
2. Kecepatan Penyaringan
6 – 11 6 – 11 12 - 33
(m/jam)
3. Pencucian:
Tanpa/dengan Tanpa/dengan Tanpa/dengan
Sistem Pencucian Blower atau Surface Blower atau Blower atau
Wash Surface Wash Surface Wash
Kecepatan Pencucian
36-50 36-50 72 – 198
(m/jam)
Lama Pencucian (menit) 10-15 10-15 -
Periode Antara Dua
18-24 18-24 -
Pencucian (Jam)
Ekspansi (%) 30-50 30-50 30 – 50
4. Media Pasir:
Single Media 300 – 700 300 – 700 300 – 700
Media Ganda 600 – 700 600 – 700 600 – 700
Ukuran Efektif (mm) 300 – 600 300 – 600 300 – 600
Koefisien Keseragaman 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4
Berat Jenis (kg/dm3) 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65
Porositas 0,4 0,4 0,4
5. Media Antransit:
Tebal (mm) 400 – 500 400 – 500 400 – 500
ES (mm) 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8
UC 1,5 1,5 1,5
Berat Jenis (kg/dm3) 1,35 1,35 1,35
Porositas 0,5 0,5 0,5
6. Filter Bottom/Dasar Saringan:
Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 -
Ukuran Butiran (mm) 2–5 2–5 -
Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 -
Ukuran Butiran (mm) 5 – 10 5 – 10 -
Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 -
Ukuran Butiran (mm) 10 – 15 10 – 15 -
Kedalaman (mm) 80 – 150 80 – 150 -
Ukuran Butiran (mm) 15 – 30 15 – 30 -
Filter Nozel:
Lebar Slot Nozel (mm) < 0,5 < 0,5 < 0,5
Presentase Luas Slot Nozel
>4% > 4% > 4%
Terhadap Luas Filter (%)
Tabel 6 Kriteria Perencanaan Unit Filtrasi (Saringan Cepat) Lanjutan
2.6 Koagulan dan Desinfektan Untuk Pengolahan Air.
Adapun kriteria dari koagulan adalah sebagai berikut:
1) Jenis koagulan yang digunakan;
a. Aluminium sulfat, (Al2(SO4)3 .14H2O) diturunkan dalam bentuk cair
konsentrasi sebesar (5 – 20)%.
b. PAC, Polyaluminium chloride (Al10(OH)15Cl15) kualitas PAC
ditentukan oleh kadar aluminium oxide (Al2O3) yang terkait sebagai
PAC dengan kadar (10 – 11) %.
c. Sodium Aluminat, (NaAlO2 atau NA2Al2O4), dalam fasa bubuk, pada
pH optimum berkisar antara (6,0 – 7,8).
d. Ferri Sulfat, (Fe2(SO4)3.9H2O), dalam fasa kristal halus, pada pH
optimum (4 – 9).
e. Ferro Sulfat, (FeSO4.7H2O), dalam fasa kristal halus, pada pH optimum
(>8,5).
2) Dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil percobaan jar test terhadap air
baku.
3) Pembubuhan koagulan menuju pengaduk cepat dilakukan secara gravitasi
ataupun proses pemompaan.
Desinfeksi dilakukan dengan penambahan kaporit, Kaporit merupakan
desinfektan yang umum digunakan dalam segala bentuk baik bentuk kering /
kristal dan bentuk basah / larutan . Dalam bentuk kering, biasanya kaporit
berupa serbuk atau butiran, tablet atau pil. Dalam bentuk basah biasanya kristal
yang ada dilarutkan dengan aquadest menurut kebutuhan desinfeksi.
Klor pada kaporit sangat efektif dalam inaktivasi patogen dan bakteri
indikator, kaporit juga harganya lebih eknomois, lebih stabil, dan lebih melarut
dalam air. Klorin yang ditambahkan akan membentuk hidroklorit, hidrogen, dan
klorida bebas. Penambahan dari kaporit sendiri harus sesuai Break Point
Chlorination (BPC).
Break Point Clorination (BPC) adalah penentuan jumlah klor yang dibutuhkan
dalam pereaksian, sehingga semua zat yang dapat dioksidasi menjadi
teroksidasi, amoniak hilang sebagai gas N2, dan masih ada residu klor aktif
terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk desinfeksi
mikroorganisme.(Herawati, 2017).
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh antara lain adalah:
1. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi
agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang
lain.
2. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
dibeberapa negara tertentu juga berasaldarilelehan es/salju. Selain air, sungai juga
mengalirkan sedimen dan polutan.
3. Jumlah kebutuhan air baku pabrik sebanyak 4195,34 m3/hari.
4. Berdasarkan Indeks Keanekaragaman (H') dan faktor fisik-kimia perairan, maka
Sungai Deli mengalami pencemaran dengan skala sedang berat.
5. Unit-unit operasi meliputi koagulasi, flokulasi,sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, dan
reservoir.
3.2 Saran
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Medan kedepannya
hendak melakukan koordinasi untuk merumuskan strategi pengelolaan DAS Deli
yang berkelanjutan sehingga nilai historis dan nilai ekonomis Sungai Deli dapat
menjadi modal pembangunan. Perlu kajian kembali terhadap adaptasi model Water
Framework Directive (WFD) ataupun kerangka pedoman di Eropa dan Sustainability
Appraisal (SA) di Inggris, untuk mengetahui kemungkinan penerapannya di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fitrijani. 2014. Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Bandung: Pusat
Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air. Jakarta: Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Badan Standarisasi Nasional.
Herawati, Dheasy. 2017. PENENTUAN DOSIS KAPORIT SEBAGAI DISINFEKTAN DALAM
MENYISIHKAN KONSENTRASI AMMONIUM PADA AIR KOLAM RENANG. Sidoarjo:
Universitas Maarif Hasyim Latif.
Husni, Nobrya. 2016. Analisis Permasalahan Pengelolaan Sungai Deli. Medan: Badan
Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara.
Indrati,Lucky.2009. Pembuatan Etanol Dari Buah Mengkudu.Jawa Timur:Fakultas Teknik
UPN, Jurusan Teknik Kimia