LAPORAN AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Muda (A.Ma)
Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng (spasi 1)
Oleh:
Disusun oleh:
Disetujui oleh:
1 Pembimbing I Muhammad Taufiq T., M.Sc
………………………...
NIP. 1987040720190110001
Mengetahui,
Pembantu Direktur Ketua Program Studi
Akademi Komunitas Manufaktur Industri Analisis Kimia
Bantaeng
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS METODE PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI
PT. TRITEGUH MANUNGGALSEJATI
Disusun Oleh:
EMILESTARI NIM. 20AK074
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir
saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut tanpa melibatkan institusi Akademi Komunitas Industri
Manufaktur Bantaeng atau orang lain.
(Emilestari)
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI
(Emilestari)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS METODE PENGOLAHAN AIR
LIMBAH DI PT. TRITEGUH MANUNGGALSEJATI”. Tugas Akhir
merupakan salah satu dari mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa Program Studi Analisis Kimia. Penyusunan Proposal ini merupakan
salah satu syarat untuk menjalankan Tugas Akhir Program Studi Analisis Kimia
Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng.
Dalam penyusunan laporan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Zainal Abidin, M.Si.,M.T selaku direktur Akademi Komunitas Industri
Manufaktur Bantaeng.
2. Mahlina Ekawati, ST.,M.T selaku wakil direktur Akademi Komunitas Industri
Manufaktur Bantaeng.
3. Neny Rasnyanti M.Aras,M.Si selaku ketua Program Studi Analisis Kimia
Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng.
4. Muhammad Taufiq T., M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang
dengan bijak dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk
membantu menyelesaikan proposal ini.
5. Dra. Sherly Towolioe, M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, kritik, saran, dan ilmunya sebagai bekal penulisan
laporan akhir ini.
6. Semua Pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan dukungan dan semangat.
Terima kasih kepada bapak Sahim dan ibu Romba selaku orang tua saya,
yang selalu memberikan doa, dukungan, nasehat, serta motivasi yang tak
terhingga kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik.
Semua hal yang luar biasa selama penyusunan tugas yang terjadi di dalam
dan di luar kegiatan akan kami jadikan pengalaman dan motivasi. Penulis
vi
menyadari proposal ini masih jauh dari kesempatan. Untuk itu, saran dan
masukan yang bersifat membangun sangan penulis harapkan demi
penyempurnaan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar laporan ini lebih baik lagi atas dukungan dan
perhatiannya.
Akhir kata, Penulis berharap laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis secara pribadi, bagi pembaca pada umumnya, dan kepada mahasiswa
Program Studi Analisis Kimia Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng
semoga ini dapat menambah wawasan kita semua, Aamiin.
Emilestari
vii
ABSTRAK
Emilestari. “Analisa Metode Pengolahan Air Limbah Di PT. Triteguh
Manunggalsejati”. Pembimbing: (1) Muhammad Taufiq T., M.Sc., (2) Dra.
Sherly Towolioe, M.Si., Ph.D
Laporan Akhir, Program Studi Analisis Kimia, Akademi Komunitas Industri
Manufaktur Bantaeng, 2020.
Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu badan usaha dan atau
kegiatan manusia. Limbah cair industri minuman ringan mengandung bahan-
bahan organik yang cukup tinggi. Limbah industri dapat menjadi limbah yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia. Oleh karena itu,
dibutuhkan alternatif pengolahan limbah cair dengan metode secara fisika seperti
penyaringan (screening), filtrasi, pengendapan (sedimentation), secara kimia
seperti koagulasi-flokukasi, serta secara biologi seperti lumpur aktif, aerob dan
anaerob. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses atau metode
pengolahan limbah, serta kualitas air limbah hasil pengolahan di PT. Triteguh
Manunggalsejati berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5
Tahun 2014 tentang baku mutu industri minuman ringan dan Kepmen LH No.
KEP-51/MENLH/10/1995 tentang air limbah untuk industri dengan parameter uji
seperti pH, DO, COD, TSS, dan Kekeruhan. Data yang diperoleh pada penelitian
ini yaitu, nilai pH berkisar 7,0-7,4. Nilai DO berkisar 3-4 ppm, dan nilai COD
berkisar 50 ppm. Sedangkan untuk nilai TSS diperoleh hasil sebesar 10 ppm, dan
nilai kekeruhan sebesar 3,9-5,0 NTU. Berdasarkan hasil yang di peroleh, air
limbah di PT. Triteguh Manunggalsejati, masih memenuhi standar yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014
tentang baku mutu industri minuman ringan dan Kepmen LH No.
KEP-51/MENLH/10/1995 tentang air limbah.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR...................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..............................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xi
DAFTAR TABEL....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................2
1.4 Manfaat Dan Relevansi Penelitian...........................................................3
1.5 Batasan Masalah.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah.......................................................................................................4
2.1.1 Limbah Padat...................................................................................4
2.1.2 Limbah Cair.....................................................................................4
2.1.3 Limbah Gas......................................................................................5
2.2 Limbah Cair...............................................................................................5
2.2.1 Pengolahan Limbah Cair…………………………………………..6
2.2.2 Baku Mutu Air Limbah……………………………………………6
2.3 Waste Water ( setahuku penulisannya tanpa spasi) Treatment Process...7
2.3.1 Tujuan Waste Water Treatment Process..........................................7
2.3.2 Fungsi proses IPAL di PT. Triteguh Manunggalsejati.....................8
ix
2.3.3 Mekanisme Pengolahan Limbah.....................................................12
2.4 Parameter Uji............................................................................................15
2.4.1 Parameter Fisika..............................................................................15
2.4.2 Parameter Kimia..............................................................................16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................18
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................18
3.3 Alat dan Bahan........................................................................................18
3.3.1 Alat................................................................................................18
3.3.2 Bahan.............................................................................................18
3.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................................18
3.4.1 Preparasi Air Limbah....................................................................18
3.4.2 Analisa pH.....................................................................................19
3.4.3 Analisa DO....................................................................................19
3.4.4 Analisa COD.................................................................................19
3.4.5 Analissa Kekeruhan......................................................................20
3.4.6 Analisa TSS...................................................................................20
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.........................................................................................22
4.1.1 Hasil Analisa Limbah Cair Minggu Pertama..................................22
4.1.2 Hasil Analisa Limbah Cair Minggu Kedua....................................23
4.1.3 Hasil Analisa Limbah Cair Minggu Ketiga....................................24
4.2 Pembahasan...............................................................................................24
BAB V PENUTUP...................................................................................................32
5.1 Kesimpulan...............................................................................................32
5.2 Saran..........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................33
LAMPIRAN.............................................................................................................35
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses WWTP di PT. Triteguh Manunggalsejati.................................8
Gambar 2.2 Bak inlet................................................................................................8
Gambar 2.3 Bak equalising 1....................................................................................9
Gambar 2.4 Bak equalising 2....................................................................................9
Gambar 2.5 Bak equalising 3...................................................................................10
Gambar 2.6 Bak anaerob..........................................................................................10
Gambar 2.7 Bak aerasi/aerob...................................................................................11
Gambar 2.8 Bak clarifier.........................................................................................11
Gambar 2.9 Bak effluent..........................................................................................12
Gambar 4.1 Grafik analisa pH ................................................................................25
Gambar 4.2 Grafik analisa COD..............................................................................26
Gambar 4.2 Grafik analisa DO.................................................................................27
Gambar 4.2 Grafik analisa TSS...............................................................................28
Gambar 4.2 Grafik analisa kekeruhan......................................................................29
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Baku mutu air limbah industri..................................................................7
Tabel 2.2 Baku mutu air limbah industri minuman ringan.......................................7
Tabel 4.1 Hasil analisa pH ......................................................................................22
Tabel 4.2 Hasil analisa DO......................................................................................22
Tabel 4.3 Hasil analisa COD....................................................................................23
Tabel 4.4 Hasil analisa TSS.....................................................................................23
Tabel 4.5 Hasil analisa kekeruhan...........................................................................23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tersuspensi yaitu koagulan, ketika koagulan direaksikan dengan air limbah maka
partikel-partikel koloid pada air limbah akan membentuk agregasi atau
penggabungan partikel kecil untuk membentuk partikel yang lebih besar karena
akibat dari perbedaan muatan antar partikel koloid dengan koagulan (Risdianto,
2007).
Pada penelitian ini, pengolahan limbah minuman ringan digunakan koagulan
yang mudah dijumpai yakni tawas. Tawas merupakan koagulan yang banyak
digunakan karena ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah
penyimpanannya. Tawas juga mampu mengendapkan zat-zat organik lebih cepat
dibandingkan dengan koagulan lain seperti Poly Aluminium Cloride (begini
setauku penulisannya polyaluminium Chlorida) (PAC) dan Ferric Chloride
(FeCl3.6H2O). Tawas dapat mengendapkan partikel terlarut dalam air yang kotor
dengan menghilangkan muatan pada partikel atau menetralkan partikel agar dapat
mengendap (Nurlina dkk, 2015). Selain menggunakan koagulan, pengolahan
limbah pada PT. Triteguh Manunggalsejati juga menggunakan metode biologi
dengan menggunakan lumpur aktif dengan bantuan bakteri anaerob dan aerob
dan pengolahan limbah secara fisik seperti penyaringan dan pengendapan.
Berdasarkan hal di atas (tanpa spasi), maka penulis tergerak melakukan
penelitian untuk menganalisis metode dan kualitas pengolahan limbah di PT.
Triteguh Manunggalsejati berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu industri minuman ringan dan Kepmen
LH No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentang air limbah untuk industri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diselesaikan pada penelitian tugas akhir
ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pengolahan air limbah di PT. Triteguh
Manunggalsejati Gowa?
2. Bagaimanakah kualitas air limbah dari hasil pengolahan limbah di PT.
Triteguh Manunggalsejati?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses pengolahan air limbah WWTP di PT. Triteguh
3
Manunggalsejati Gowa.
2. Mengetahui kualitas air limbah dari hasil pengolahan limbah di PT.
Triteguh Manunggalsejati Gowa.
1.4 Manfaat dan Relevansi Penelitian
1.4.1 Manfaat Penelitian
1. Peneliti memperoleh pengetahuan baru mengenai pengolahan limbah cair
industri minuman ringan.
2. Bagi Industri, sebagai sumbangsih pemikiran untuk mengoptimalkan
pengolahan limbah cair industri minuman ringan.
3. Untuk dunia pendidikan, sebagai salah satu referensi bagi para akademis
dalam pengembangan penelitian dan pengetahuan.
4. Bagi khalayak umum/ masyarakat memperoleh pengetahuan baru
mengenai pengolahan limbah industri minuman ringan
1.4.2 Relevansi penelitian
Penelitian ini berkaitan dengan materi kuliah yang telah dipelajari sebelumnya
yakni teknik pengambilan sampel dengan menggunakan parameter fisika dan
kimia yaitu uji pH, COD, TSS, dan kekeruhan (turbidity). Serta materi titrimetri
yaitu titrasi, dan materi gravimetri.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini yakni sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah limbah cair industri minuman ringan di PT. Triteguh
Manunggalsejati Gowa. Parameter yang diuji ialah COD, TSS, pH, dan kekeruhan
(turbidity).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999, limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu badan usaha dan atau kegiatan manusia. Limbah adalah
buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak
dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila
tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak bagi kesehatan. Limbah
industri adalah semua jenis bahan sisa atau buangan yang berasal dari hasil samping
suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat
berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia (Palar, 2004). Berdasarkan wujudnya
limbah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
2.1.1 Limbah Padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik
yang berbentuk padat. Contoh dari limbah padat di antaranya yaitu: kertas, plastik,
serbuk besi, serbuk kayu, kain, dan lain-lain. Menurut Lestiani dkk (2010), limbah
padat dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun) di antaranya lumpur,
boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, spare part, alat berat, sarung
tangan, dan sebagainya.
2) Limbah padat B3 ( bahan berbahaya dan beracun)
Limbah padat B3 di antaranya bahan radioaktif, bahan kimia, minyak, dan
sebagainya. Menurut PP No. 18 tahun 1999, limbah bahan berbahaya dan beracun
disingkat limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan jumlahnya, baik
serta langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan lingkungan hidup.
2.1.2 Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik
yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan
lainnya yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair
5
bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok di antaranya:
limbah cair domestik, limbah cair industri, rembesan dan luapan, dan air hujan.
2.1.3 Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara
alami, udara mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2, dan lain-
lain. Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan
menurunkan kualitas udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Zat
pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.
Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata seperti uap
air, debu, asap, dan kabut. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat
dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung.
2.2 Limbah Cair
Menurut Asmadi dan Suharno (2012), limbah cair atau buangan (waste water)
adalah cairan atau buangan yang berasal dari limbah rumah tangga, perdagangan,
industri, maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan-
bahan atau zat- zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia
serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Limbah industri dapat menjadi
limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia. Limbah industri
adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping
suatu proses perindustrian. Limbah yang bersumber langsung dari kegiatan industri
yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang
berlangsung, di mana produk dan limbah hadir pada saat yang sama, sedangkan
limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sudah produksi (Ginting,
2007).
Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain senyawa organik yang
dapat mengurai, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit
terurai (rekalsitran), logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikroba
patogen, dan parasit (Waluyo, 2010). Menurut Ginting (1992), tingkat bahaya
keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
6
COD 100-300
BOD 50-150
Zat padat tersuspensi (TSS) 200-400
pH 6.0-9,0
Minyak nabati 5-10
Minyak mineral 10-50
Sumber: Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentang air limbah untuk industri
2.3 Waste Water Treatment Process
Waste Water Treatment Process (WWTP) adalah suatu perangkat peralatan
teknik beserta perlengkapannya yang mengolah cairan sisa proses produksi pabrik,
sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan atau struktur yang dirancang
untuk membuang limbah digunakan pada aktivitas yang lain.
2.3.1 Tujuan adanya WWTP
Tujuan waste water treatment process (WWTP), yaitu untuk menyaring dan
8
membersihkan air yang sudah tercemar baik dari domestik maupun bahan
kimia industri. Adapun fungsinya sebagai berikut; tempat diolahnya air sisa-
sisa industri (produksi) maupun domestik agar menjadi air yang siap
digunakan lagi, untuk menetralisasi zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan
sebelum dibuang ke lingkungan atau sebelum digunakan kembali, tempat
mengurai berbagai zat organik di mana bakteri sebagai pengurai, pengolahan
limbah industri, untuk pengolahan limbah cair dari aktivitas manufaktur
sebuah industri dan komersial.
1. Inlet Produksi
9
3. Equalising 2
dari proses sebelumnya. Bak ini berfungsi sebagai tempat penampungan air dari
equlising satu dan air dari sisa buangan produk rusak (reject) bak ini difungsikan
sebagai tempat berkumpulnya air limbah dari seluruh aliran yang keluar dari
proses produksi. Jenis tangki kedua ini sudah umum ada hampir di setiap unit
IPAL. Biasanya di equalisation bak, ada beberapa alat untuk menghomogenkan
air limbah yang datang. Caranya adalah dengan semburan angin dari
kompresor/blower ataupun dengan cara mixing menggunakan vertical/submersible
agitator.
4. Equalising 3
5. Anaerob
11
6. Aerob
7. Clarifier
lagi ke kolam aerobik dan apabila berlebih maka akan dimasukkan ke bak dryng
(penulisannya drying) bed. Pada bak ini pula ditambahkan koagulan tawas sebagai
langkah lanjutan dalam proses pengolahan limbah. Koagulasi dan flokulasi
merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan material limbah
berbentuk koloid (Wirandani, 2017).
8. Effluent
pembubuhan koagulan sedangkan mikro merupakan suatu yang berukuran kecil, jadi
mikro flok merupakan endapan yang berukuran kecil yang dihasilkan dari
penambahan koagulan. Koagulasi dilakukan untuk menurunkan atau menetralkan
muatan listrik pada koloid dan partikel tersuspensi. Sedangkan flokulasi bertujuan
untuk menyisihkan kekeruhan yang terdapat pada air limbah dengan cara
menggumpalkan mikroflok menjadi flok yang lebih besar. Tujuan flokulasi adalah
pembentukan partikel melalui pengumpulan dari partikel mikro yang dapat
disisihkan dengan pemisahan partikel yang efisien. Flokulasi air limbah dapat
digunakan untuk meningkatkan penyisihan BOD dan partikel tersuspensi pada unit
pengendapan primer, serta dapat memperbaiki kinerja unit pengendapan sekunder
setelah proses lumpur aktif yang merupakan salah satu pengolahan pendahuluan
untuk proses penyaringan effluent sekuder (Wirandani, 2017).
Pada penelitian ini koagulan yang digunakan adalah tawas atau Aluminium sulfat
Al2 (SO4 )3. Koagulan tawas dapat bekerja pada rentang pH 5,8-7,4 (Amir, 2012).
Menurut penelitian Nurlina dkk (2015), penambahan tawas cenderung menurunkan
pH larutan karena tawas menghasilkan ion H+ setelah bereaksi dengan air. Sehingga
pada penelitian ini dilakukan penetralan pH pada awal dan akhir pengolahan agar
alkalinitas pada air tersebut sesuai dalam rentang kerja tawas.
4. Secara anaerob dan aerob
Pengolahan limbah secara anaerob dan aerob adalah pengolahan limbah secara
biologi. Pengolahan limbah secara anaerobik dan aerobik merupakan pengolahan
limbah yang termasuk kategori biologi atau memanfaatkan mikroorganisme dan
lumpur aktif dalam proses pengolahannya. Pada PT.Triteguh Manunggalsejati,
sebelum menggunakan koagulan proses pengolahan limbah sebelumnya adalah
menggunakan metode aerobik dan anaerobik. Ditinjau dari kandungan bahan yang
ada di dalam limbah, air buangan ada yang bersifat biodegrable yaitu buangan yang
secara alami dapat atau mudah terurai oleh jasad renik (mikroba). Pada limbah
organik akan terjadi proses regenerasi terus menerus sehingga dapat meningkatkan
proses dekomposisi atau biokonversi. Pengolahan limbah secara anaerob merupakan
pengolahan limbah dengan menggunakan bakteri tanpa adanya kontak langsung
dengan oksigen. Bahkan mikroba yang bersifat obligat anaerob tidak dapat hidup
15
bila ada oksigen terlarut. Proses anaerobik memperoleh energi dari oksidasi bahan-
bahan organik kompleks tanpa menggunakan oksigen terlarut, tetapi menggunakan
senyawa-senyawa lain sebagai pengoksidasi. Pada proses anaerob terjadi proses
fermentasi dan metanasi oleh bakteri anaerob. Pada proses ini bahan-bahan organik
diubah menjadi gas metana. Pengubahan asam organik menjadi gas metana
menghasilkan sedikit energi, sehingga laju pertumbuhannya lambat. Laju
pengurangan buangan organik pada proses anaerob dan lumpur yang dihasilkan
menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan proses pengolahan secara aerobik. Pada
dekomposisi anaerobik hasil proses penguraian bahan organik menjadi biogas yang
mengandung metana, CO2, dan sejumlah kecil unsur H2 - N2 - H2S. Proses anaerobik
pada dasarnya merupakan proses yang terjadi karena aktivitas mikroba. Produk akhir
dari proses fermentasi ini adalah gas metana (CH4) (Rahayu, 1993).
Sedangkan pengolahan limbah secara aerobik merupakan pengolahan limbah
dengan menggunakan bakteri aerob dengan adanya kontak langsung dengan oksigen.
Proses biologis secara aerobik berarti proses di mana terdapat oksigen terlarut.
Oksidasi bahan organik menggunakan molekul oksigen sebagai akseptor elektron
akhir adalah proses utama yang menghasilkan energi kimia untuk mikroorganisme
dalam proses ini. Senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam limbah cair dapat
dipecahkan oleh mikroorganisme aerobik menjadi senyawa-senyawa yang tidak
mencemari lingkungan, di mana pemecahan ini berlangsung dalam suasana aerobik
atau ada oksigen (Mahida, 1993).
2.4 Parameter Uji
2.4.1 Parameter Fisika
Parameter fisika merupakan parameter yang dapat diamati berdasarkan
perubahan fisik air seperti cahaya, suhu, kekeruhan (Turbidity), warna, padatan
tersuspensi, dan padatan terlarut. Adapun parameter fisika yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Analisa Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti lumpur,
zat organik, planton, dan mikroorganisme lainnya. Kekeruhan merupakan sifat optis
suatu larutan yaitu hamburan dari absorpsi cahaya yang melaluinya. Tidak dapat
16
dihubungkan secara langsung antara kekeruhan dengan kadar semua jenis zat
tersuspensi karena tergantung juga kepada ukuran dan bentuk butir partikel. Alat
yang digunakan dalam mengukur kekeruhan air limbah adalah turbidimeter. Prinsip
kerja dari alat tersebut yaitu, mengukur hamburan cahaya yang mengenai partikel
yang terkandung dalam air dengan cara menyinarkan sumber cahaya yang berasal
dari lampu kuvet, kemudian partikel tersebut akan menyerap energi cahaya ke segala
arah (Saidar, dkk 2002).
2. Analisa Total Suspended Solids (TSS)
Total Suspended Solids ( TSS) merupakan hasil dari penyaringan padatan terlarut
dengan pengendapan secara gravitasi, biasanya merupakan partikel koloid serta
untuk mengidentifikasi laju sedimentasi (Siswanto, 2010). Secara umum, TSS
merupakan padatan yang terdapat pada larutan namun tidak larut, dapat
menyebabkan air menjadi keruh dan tidak dapat langsung mengendap pada larutan.
2.4.2 Parameter Kimia
Dalam penelitian ini parameter kimia yang diuji adalah pH, DO (Dissolved
oxygen), dan COD (Chemical Oxygen Demand).
1. Analisa pH
Konsentrasi ion hidrogen (pH) merupakan parameter penting untuk mengetahui
kualitas air dan air limbah, pH sangat berpengaruh dalam proses pengolahan limbah
cair. Baku mutu pH yang telah di tetapkan mempunyai nilai antara 6-9. Apabila pH
terlalu rendah dapat berpengaruh pada penurunan oksigen terlarut, dan kebutuhan
oksigen menurun. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengolahan limbah,
diperlukan pengukuran pH serta penambahan larutan penyangga agar didapatkan pH
yang optimal.
2. Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved oxygen (DO) atau kadar oksigen terlarut menyatakan kandungan
oksigen dalam air. Kemampuan air dalam melarutkan oksigen sangat tergantung
pada suhu air, tekanan gas oksigen dan kemurnian pada air. Oksigen terlarut
(dissolved oxygen) sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (oxygen demand)
merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang
biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang
17
tersedia dalam suatu badan air. Di mana, semakin besar nilai DO maka semakin
baik kualitas dalam air. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua makhluk hidup
untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen
juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dari dalam suatu perairan berasal dari proses difusi
dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut
(Salmin, 2000).
3. Chemical Oxigen (ini penulisannya oxygen) Demand (COD)
Chemical Oxigen Demand (COD) dapat diartikan sebagai jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasi bahan buangan yang terkandung dalam air melalui
reaksi kimia, baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sulit
didegradasi. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih
tinggi dibandingkan dengan uji BOD. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan yang
stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dengan uji
COD. Semakin besar nilai COD menunjukkan semakin tinggi pula cemaran
sehingga kualitas air limbahnya semakin buruk, karena tingginya COD
menunjukkan semakin banyak oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi zat-zat
organik maka dari itu, tingginya COD perlu dilakukan pengurangan zat-zat organik
yang terkandung di dalam limbah sebelum ke perairan (Alearts, 1984).
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(SNI-06-6989.3-2004)
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pengolahan limbah di PT. Triteguh Manunggalsejati dikenal dengan
pengolahan dengan rangkaian WWTP (Waste water treatment process). WWTP atau
instalasi pengolahan air limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta
perlengkapannya yang mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan
tersebut layak dibuang ke lingkungan atau struktur yang dirancang untuk membuang
limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk
digunakan pada aktivitas yang lain. WWTP terdiri dari beberapa bak yakni bak inlet,
equalising, anaerob, aerob/aerasi, clarifier, dan bak effluent. Pengolahan limbah di
PT. Triteguh Manunggalsejati terdiri dari beberapa metode yakni secara kimia yang
terdiri dari proses netralisasi dan proses koagulasi, dan secara biologi yang terdiri
dari proses anaerob dan aerobik, serta secara fisik yakni penyaringan dan
pengendapan.
4.2.1 Analisa pH
Analisa pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman atau kebasaan dari
suatu sampel yang akan diuji. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat
pH meter. Prinsip kerja dari pH meter terletak pada sensor probe berupa elektroda
kaca (glass elektroda). Pada penelitian ini sampel yang diukur pH-nya adalah
berasal dari semua bak pengolahan air limbah di PT. Triteguh Manunggal sejati.
Grafik analisa pH pada pengolahan air limbah di PT. Triteguh Manunggal sejati
dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
25
7.5
Hari 1
7
Hari 2
6.5 Hari 3
Hari 4
6
pH
Hari 5
5.5 Hari 6
Hari 7
5
Hari 8
4.5 Hari 9
4
Equalising Anaerob Aerob Effluent
5050
Hari 1
Hari 2
4050
Hari 3
COD
Hari 4
3050
Hari 5
Hari 6
2050
Hari 7
Hari 8
1050 Hari 9
50
Equalising Anaerob Effluent
4.5
3.5 Hari 1
3 Hari 2
Hari 3
2.5
Hari 4
DO
2 Hari 5
1.5 Hari 6
Hari 7
1
Hari 8
0.5 Hari 9
0
TL (lumpur ba- Aerasi/O2 Effluent
lik hasil aerasi)
TSS (Total Suspended Solids) merupakan padatan yang terdapat pada larutan
namun tidak larut, dapat menyebabkan air menjadi keruh dan tidak dapat langsung
mengendap pada larutan. Tingginya nilai TSS dapat mempengaruhi kualitas
perairan. Prinsip dasar pengujian TSS adalah sampel uji yang telah homogen
disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada
saringan dikeringkan pada suhu 103-105oC. Kenaikan berat saringan mewakili
padatan tersuspensi total (TSS). Pada penelitian yang dilakukan, nilai TSS
mengalami penurunan setelah penambahan koagulan. Penurunan nilai TSS ini dapat
dilihat pada grafik berikut:
610
510
Hari 1
410
Hari 2
Hari 3
Hari 4
310
TSS
Hari 5
Hari 6
210 Hari 7
Hari 8
110 Hari 9
10
Equalising Anaerob Aerob Effluent
20
Hari 1
Hari 2
15 Hari 3
Kekeruhan
Hari 4
Hari 5
10 Hari 6
Hari 7
Hari 8
5
Hari 9
0
Equalising Anaerob Effluent
BAB V
32
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pengolahan limbah cair industri minuman di PT. Triteguh
Manunggalsejati terdiri dari beberapa metode yakni secara kimia seperti
netralisasi dan koagulasi-flokulasi, secara biologi seperti anaerobik dan aerobik,
dan secara fisika seperti penyaringan dan pengendapan.
2. Kualitas air limbah hasil pengolahan limbah cair di PT. Triteguh
Manunggalsejati dengan parameter uji kimia seperti pH, DO, COD, dan
parameter fisika seperti kekeruhan (Turbidity), dan TSS, masih memenuhi
standar baku mutu yang di tetapkan (tdk spasi) dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu industri minuman
ringan dan Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentang air limbah untuk
industri.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa saran dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut.
1. Bagi Mahasiswa/Peneliti
Menaati setiap tata tertib, syarat dan aturan yang diberlakukan dalam
melaksanakan penelitian dengan penuh tanggung jawab dan harus disiplin.
Meningkatkan ketelitian dalam menggunakan bahan kimia.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pengujian dalam
laboratorium dan menyediakan APD, baik untuk karyawan maupun bagi analis.
33
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih, (2004). Kimia Lingkungan. ANDI: Yogyakarta, Hal:132-135
Alearts, G, (1984). Metode Penelitian Air. Usaha Nasional: Surabaya. Hal: 232
Amir, (2012). Penentuan Dosis Optimum Aluminium Sulfat Dalam Pengolahan Air
Sungai Cileuleur Kota Ciamis dan Pemanfaatan Resirkulasi Lumpur
dengan Parameter pH, Warna, Kekeruhan, dan TSS. Intitut Teknologi
Bandung: Bandung
Asmadi dan Suharno, (2012). Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Goesyen Publishing: Yogyakarta. Hal:4
Badan Standarisasi Nasional, (2004). SNI 06-6989-3-2004 Tentang Cara Uji
Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid) Secara Gravimetri:
BSNI
Badan Standarisasi Nasional, (2009). SNI 06-6989-2-2009 Tentang Cara Uji
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand) : BSNI
Ginting, P., (1992). Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Edisi
Pertama. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta
Ginting, P., (2007). Sistem Pengolahan Lingkungan dan Limbah Industri . Cetakan
Pertama, Yrama Widya: Bandung
Hartaja, D.R.K., Setiyno, (2015). Modifikasi dan Optimalisasi Gedung BPPT
Dengan Proses Lumpur Aktif dan Biofilte. Jurnal Vol.8.No 1 . 2015.
Indriyati, (2008). Pengolahan Limbah Cair Industri Minuman, Peneliti di Pusat
Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Vol 9
No.1 Hal 25-30: Jakarta
Karyadi, L., (2010). Partisipasi Masyarakat Dalam Program Instalasi Pengolahan
Air Limbah Komunal di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo.
Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta:
Yogyakarta.
Keputusan Menteri, (1995). KEPMEN LH NO/51/MENLH/10/1995: Tentang Baku
Mutu Air Limbah Industri.: Jakarta.
Kristanto Philip, (2004). Ekologi Industri, ANDI: Yogyakarta
34
Lestiani, Diah D., Natalia, A., (2010). Karakteristik Unsur Pada Abu Dasar Terbang
Batu Bara Menggunakan Analisis Aktivasi Neutron Instrumental, Jurnal
Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia.
Mahida, U.N., (1993). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri .Edisi
keempat, PT. Rajawali Grafindo: Jakarta
Novita, E. I. D., (2014). Optimasi Penggunaan Koagulan Alami Biji Kelor (Moringa
Oliefera) Pada Pengolahan Limbah Cair Mocaf. Jurnal Agroteknologi,
Vol 08 (02), 171-178.
Nurlina, G, Kartika, I.D., Zahara, T.A., (2015). Efektivitas Penggunaan Tawas dan
Karbon Aktif Pada Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Jurusan Kimia
Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura: Pontianak. Hal (690-699)
Palar, H., (2004). Pencemaran dan Toksikologi Logam Bera. Rineka Cipta: Jakarta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Minuman Ringan, 2014: Jakarta
Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999 Tentang Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun. IDIH BPK RI: Jakarta
Rahayu, (1993). Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius: Jakarta
Risdianto, D. (2007). Optimasi Proses Koagulasi-Flokulasi Untuk Pengolahan Air
Limbah Industri Jamu (Studi Kasus PT. Sidomuncul). Tesis, Magister
Teknik Kimia, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro: Semarang.
Said, N.I., Hartaja, D.R.K., (2015). Pengolahan Air Lindi Dengan Proses Biofilter
Anaerob-Aerob dan Denitrifikasi. Jurnal Vol. 8. No.1.2015.
Saidar, dkk, (2002). pH Meter dan Turbidimeter, http:// instrumentalist. Diakses
pada tanggal 17 November 2022.
Salmin, (2000). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan, LIPL:
Jakarta.
Siswanto, A.D., (2010). Analisa Sebaran Total Suspended Solid (TSS) di Perairan
Pantai Kabupaten Bangkalan Pasca Jembatan Suramadu, Jurnal Kelautan
3,No 2: Hal 91-96.
Waluyo, L., (2010). Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press.
35