Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

UTILITAS
Acara : Pengolahan Air Secara Kimiawi (Flokulasi)

Disusun oleh

Nama : Mega Cahyaningrum


NIM : 021190025
Fakultas / Prodi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia
Hari, Tanggal : Senin, 30 November 2020
Asisten Pembimbing : Laurentina Granita Hendrasti, A.Md.T

LABORATORIUM UTILITAS

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan ini sebagai data hasil
pengamatan saya, saya juga menyampaikan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan dan kelancaran bagi saya.
2. Pembimbing dan asisten laboratorium yang telah membimbing selama jalannya praktikum
dari awal sampai akhir.
3. Kelompok praktikum saya yang telah saling bekerjasama dalam melakukan praktikum.
4. Teman – teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan menyelesaikan laporan
ini.

Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas praktikum semester ganjil D3 Teknik
Kimia Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta.

Laporan praktikum ini masih jauh dari kata baik. Oleh karena itu, sangat diharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan praktikum ini sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, serta bermanfaat untuk penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta, 6 Desember 2020

Praktikan

Mega Cahyaningrum
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan. Air memiliki
banyak fungsi, sebagai pelarut umum, air digunakan oleh organisme untuk reaksi-reaksi
kimia dalam proses metabolisme serta menjadi media transportasi nutrisi dan hasil
metabolisme. Bagi manusia, air memiliki perananan yang sangat besar bukan hanya
untuk kebutuhan biologisnya yaitu bertahan hidup, tetapi juga diperlukan untuk
memasak minum, mencuci, mengairi tanaman, untuk keperluan industri dan lain
sebagainya (Sulistyorini, 2016).
Perlindungan dan pelestarian sumberdaya air harus menjadi salah satu prioritas
utama manusia. Pemanfaatan air untuk berbagai kebutuhan harus memperhatikan
parameter-parameter kualitas air yang digunakan sesuai baku mutu air bersih dan
konsumsi yang sudah ditetapkan oleh peraturan Menteri Kesehatan (MENKES), seperti
kadar pH, warna, bau, dan rasa bila untuk air minum. Air yang tidak berbau dan tidak
berwarna merupakan air yang yang baik, sebaliknya air yang mempunyai warna tertentu
kemungkinan besar mengandung bahan kimia yang berbahaya sehingga berdampak
pada kesehatan. Demikian pula dengan bau, bila air berbau biasanya mengandung
bahan-bahan organic (Fatimatul & Silvi, 2019)
I.2 Tujuan Percobaan
A. Mahasiswa dapat mengetahui metode dan proses koagulasi dan flokulasi.
B. Menentukan pemberian dosis flokulan dan kecepatan pengadukan yang optimum
pada sampel limbah.
I.3 Dasar Teori
Flokulan adalah bahan yang bekerja dengan cara mengaglomerasi partakel-
partikel koloid sehingga partikel koloid terjadi proses sedimentasi yang cepat (Prakisi,
2013). Saat ini, flokulan yang banyak digunakan adalah polyelectrolyte. Berdasarkan
sifatnya, polyelectrolyte ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu non ionic polimer
(misalnya polyacrylamide), anionic polimer (misalnya polyacrylic acid) dan kationik
polimer (misalnya polyethelyene-imine). Dalam beberapa kasus, penggunaan
polyelectrolyte tanpa disertai dengan penggunaan koagulan dapat bekerja dengan sangat
efektif (Siregar, 2005).
Dalam memilih flokulan, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan.
Faktor-faktor tersebut antara lain (Sugiharto, 1987) :
a. Sifat dan kualitas dari air limbah.
b. Variasi dalam kualitas air limbah yang dapat berupa suhu dan pH.
c. Kualitas output yang diinginkan setelah proses pengolahan.
d. Sifat pengolahan setelah proses koagulasi-flokulasi.
e. Derajat kemurnian dari reagen.
Pemilihan koagulan dan koagulan pembantu merupakan suatu program lanjutan
dari percobaan dan evaluasi yang biasnya menggunakan Jar Test. Pengujian untuk
memilih koagulan biasanya dilakukan di laboratorium. Untuk melaksanakan pemilihan
koagulan, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap karakteristik air baku yang akan diolah
yaitu (Anonim, 2013)
1. Suhu
Suhu rendah berpengaruh terhadap daya koagulasi/flokulasi sehingga untuk
mempertahankan hasil yang dapat diterima, koagulan yang dipakai harus lebih
banyak.
2. pH
Nilai pH ekstrim, baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh terhadap
koagulasi/flokulasi. Masing-masing koagulan memiliki pH optimum yang berbeda-
beda.
3. Alkalinitas
Alum sulfat dan ferri sulfat bereaksi dengan air membentuk senyawa aluminium
atau ferri hidroksida yang kemudian akan memulai proses koagulasi. Alkalinitas
yang rendah membatasi reaksi ini dan menghasilkan koagulasi yang kurang baik.
Pada kasus demikian, mungkin diperlukan penambahan alkali ke dalam air.
4. Kekeruhan
Makin rendah kekeruhan, pembentukan flok yang baik makin sukar terjadi.
Operator harus menambahkan zat pemberat untuk membuat partikel-partikel
menjadi lebih sering bertumbukan.
5. Warna
Warna mengindikasikan senyawa organic, dimana zar organic ini bisa bereaksi
dengan koagulan sehingga mengganggu proses koagulasi.

Koagulasi adalah proses penambahan zat kimia (koagulan) yang memiliki


kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap
membentuk flok (gabungan partikel-partikel kecil). Flokulasi adalah proses
pembentukan dan penggabungan flok dari partikel-partikel tersebut yang menjadikan
ukuran dan beratnya lebih besar sehingga mudah mengendap. Proses koagulasi dan
flokulasi pada skala laboratorium dilakukan dengan peralatan jar test.

Proses flokulasi adalah agregasi atau berkumpulnya partikel-partikel kecil dalam


sebuah suspense, menjadi partikel-partikel yang lebih besar yang disebut flok. Flokulasi
disebabkan oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut sebagai
flokulan. Flokulan dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu flokulan organic dan
flokulan anorganik. Di antara flokulan-flokulan anorganik, garam-garam dari berbagai
logam seperti aluminium dan besi telah banyak digunakan. Flokulan organic dapat
dibagi menjadi 2 jenis yaitu sintetik dan alami. Flokulan sintetik umumnya merupakan
polimer linear yang larut dalam air seperti polyacrylamide, poly(acrylic acid),
poly(diallyl dimethyl ammonium chloride), poly(styrenic sulfonic acid), dan
sebagainya. Di sisi lain, pati, selulosa, alginic acid, guar gum, adalah polimer alami
yang sangat sering digunakan sebagai flokulan.

Polyacrylamide (PAM), poly aluminium chloride (PAC), dan kopolimernya


merupakan polimer yang baik untuk pengolahan limbah cair industry. PAC adalah
flokulan anorganik yang sering dipakai dalam pemurnian air limbah industry serta
memiliki kemampuan dalam memernikan limbah industri percetakan dan pewarnaan.
Kelompok PAC, PAM dan kopolimernya merupakan polimer yang sering digunakan
berbagai aplikasi. Umumnya digunakan sebagai flokulan untuk menjernihkan air minum
dan pengolahan air limbah.

Tujuan dari flokulasi adalah untuk menciptakan partikel yang lebih besar yang
kompatibel dengan proses selanjutnya seperti menetap atau flotasi. Flokulasi objektif,
sebagai proses unit pengolahan air, adalah untuk menyebabkan tabrakan antara partikel
kecil. Setelah pendinginan, premis adalah bahwa partikel akan menempel satu sama lain
dan dengan demikian menggumpal, tumbuh beberapa ukuran yang diinginkan dan
menjadi flok. Proses aglomerasi disebut flokulasi. Pada prinsipnya, flokulasi merupakan
kasus khusus pencampuran. Pada risiko beberapa redundansi, flokulasi dianggap disini
sebagai topik yang terpisah untuk menyalahkan identitas itu sendiri.
BAB II

PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


A. Alat

1. Gelas ukur 6. pH indicator


2. Batang pengaduk 7. Timbangan
3. Gelas beker 8. Erlenmeyer
4. Kertas saring 9. Gelas arloji
5. TDS meter 10. Jar test

B. Bahan
1. Air 200 ml
2. Detergen 2 gr
3. Minyak 5 ml
4. CaCO3 3 gr
5. Curiflok 5 gr
II.2 Rangkaian Alat

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Pengolahan Air secara Kemiawi (Flokulasi)


II.3 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

Minyak
Air Menimbang CaCO3 5 ml
200 ml

Mencampurkan semua bahan menjadi satu dalam gelas


beker lalu mengaduknya hingga rata CaCO3
Detergen 2 gr 5 ml

Mengukur pH sampel limbah sebelum ditambah curiflok


dan sebelum perlakuan

Membagi sampel limbah menjadi 3 ke dalam gelas beker

Curiflok 5 gr
Menambahkan curiflok ke dalam gelas beker 1. Lalu
mengaduk hingga rata

Mengukur pH limbah setelah ditambah curiflok dan


sebelum perlakuan

Melakukan pengadukan menggunakan jar test selama


kurang lebih 15 menit

Melakukan pengamatan setiap 3 menit selama 15 menit


meliputi Ph, TDS, warna, dan endapan

Melakukan langkah yang sama dengan perbedaan flokulan


(curiflok) 10 gr dan 15 gr

Gambar 2.2 Rangkaian Alat Pengolahan Air secara Kemiawi (Flokulasi)


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan


A. Dosis flokulan : 5 ml
Tabel III.1.1 Hasil Pengamatan pada Flokulan 5 ml

Waktu TDS
No pH Warna Endapan
(menit) (ppm)
1. 0 7 120 Putih Ada sedikit
2. 5 7 414 Putih Ada sedikit
3. 10 7 434 Putih Ada sedikit
4. 15 7 460 Putih Ada sedikit

B. Dosis flokulan : 10 ml
Tabel III.1.2 Hasil Pengamatan pada Flokulan 10 ml
No Waktu pH TDS Warna Endapan
1. 0 7 75 Putih keruh Ada sedikit
2. 5 6,5 165 Putih Ada sedikit
3. 10 6,5 416 Putih Ada sedikit
4. 15 6,5 474 Putih Ada sedikit

C. Dosis flokulan : 15 ml
Tabel III.1.3 Hasil Pengamatan pada Flokulan 15 ml
No Waktu pH TDS Warna Endapan
1. 0 6 51 Putih keruh Ada sedikit
2. 5 6 110 Putih Ada sedikit
3. 10 6,5 160 Putih Ada sedikit
4. 15 6,5 205 Putih Ada sedikit

III.2 Pembahasan
Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses
penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel – partikel
yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan proses tarik-
menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah
mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam desain bak flokulasi.
Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah
pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradien terlalu rendah/tidak memadai maka
proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar serta mudah
mengendap akan sulit dihasilkan. Pada praktikum ini, percobaan dibagi menjadi 3
sampel dengan dosis curiflok (flokulan) yang berbeda – beda, yaitu 5 gram, 10 gram,
dan 15 gram. Penambahan flukolan ini berfungsi untuk menjernihkan limbah.
Pengadukan dilakukan selama 15 menit pada setiap sampel yang kemudian setiap 5
menit dilakukan pengamatan.
Pada percobaan sampel 1 didapatkan nilai pH yaitu 7 yang berarti pH sampel
tersebut netral. Untuk nilai TDS pada sampel 1 ini masih terbilang cukup tinggi yaitu
pada menit ke 15 nilainya mencapai 460 ppm. Kadar TDS yang tinggi pada air
menunjukkan adanya pengaruh oleh pelapukan batuan, limpasan tanah, dan pengaruh
limbah domestik. Namun pada kadar ini, air dengan TDS tersebut masih dapat
digunakan. Pada sampel 1 ini air berwarna putih dan memiliki sedikit endapan. Untuk
percobaan sampel 2, pada 5 menit awal nilai pH air masih 7. Lalu pada menit
selanjutnya sampai 15 menit berakhir, nilai pH air menurun menjadi 6,5. TDS yang
terkandung dalam sampel 2 ini berkisar antara 75 – 475 ppm. Pada 5 menit pertama
warna air adalah putih keruh dengan sedikit endapan. Kemudian pada menit selanjutnya
hingga menit 15, air berwarna putih dengan sedikit endapan. Sedangkan pada percobaan
sampel 3, nilai pH 6,5 dengan TDS berkisar 51 – 205 ppm. Sama seperti sampel 2, pada
5 menit pertama warna air adalah putih keruh dengan sedikit endapan. Kemudian pada
menit selanjutnya hingga menit 15, air berwarna putih dengan sedikit endapan.
Pengaruh perbedaa dosis flokulan terhadap proses flokulasi, yaitu terjadi
perubahan TDS, warna, dan endapan. Semakin rendah TDS yang diperoleh maka
endapan yang dihasilkan semakin banyak. Selain itu, pH sangat berpengaruh pada
proses flokulasi dan koagulasi karena pemilihan pH yang tepat akan mempengaruhi
dosis optimum dari koagulan.
Pada percobaan ini, dosis optimum curiflok adalah pada dosis 15 ml, karena pada
dosis ini nilai TDS paling rendah dari dosis lainnya dengan warna larutan putih serta
terdapat sedikit endapan. faktor yang mempengaruhi proses flokulasi adalah sebagai
berikut:
1. pH, nilai pH ekstrim, baik tinggi maupun rendah dapat berpengaruh terhadap
koagulasi/flokulasi. Masing – masing koagulan memiliki pH optimum yang
berbeda – beda.
2. Suhu, suhu rendah akan mempengaruhi daya flokulasi.
3. Kekeruhan, makin rendah kekeruhan, pembentukan flok yang baik makin sukar
terjadi.
4. Kecepatan pengadukan, bertujuan unutk mempercepat kontak antara koloid dengan
flokulan yang ditambah.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dosis optimum curiflok
adalah pada dosis 15 ml, dengan nilai TDS berkisar 51 – 205 ppm dengan warna larutan
putih serta terdapat sedikit endapan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Utilitas. Yogyakarta. UPN “Veteran” Yogyakarta
Muzayana, Fatimatul Umi, Hariani, Silvi. 2019. Analisis Warna, Bau, dan pH Di Sekitar
Tempat Pembuangan Akhir II Karya Jaya Musi 2 Palembang. 3(1): 2
Saka.co.id. 2019. Koagulasi dan Flokulasi dalam Pengolahan Limbah.
http://www.saka.co.id/news-detail/koagulasi-dan-flokulasi-dalam-pengolahan-
limbah. Diakses pada 6 Desember 2020

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM UTILITAS

PENGOLAHAN AIR KIMIAWI (FLOKULASI)

Nama : Mega Cahyaningrum Tanggal : 30-11-2020


NIM : 021190025 Plug :B

A. Dosis flokulan :5m

Waktu TDS
No pH Warna Endapan
(menit) (ppm)
1. 0 7 120 Putih Ada sedikit
2. 5 7 414 Putih Ada sedikit
3. 10 7 434 Putih Ada sedikit
4. 15 7 460 Putih Ada sedikit

B. Dosis flokulan : 10 ml
No Waktu pH TDS Warna Endapan
1. 0 7 75 Putih keruh Ada sedikit
2. 5 6,5 165 Putih Ada sedikit
3. 10 6,5 416 Putih Ada sedikit
4. 15 6,5 474 Putih Ada sedikit

C. Dosis flokulan : 15 ml
No Waktu pH TDS Warna Endapan
1. 0 6 51 Putih keruh Ada sedikit
2. 5 6 110 Putih Ada sedikit
3. 10 6,5 160 Putih Ada sedikit
4. 15 6,5 205 Putih Ada sedikit

Yogyakarta, 30 November 2020

Asisten, Praktikan,

(Laurentina Granita Hendrasti, A.Md.T) (Mega Cahyaningrum)

Anda mungkin juga menyukai