Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMISAHAN MEKANIK

ACARA 2 : PEMISAHAN DENGAN FILTRASI-KRISTALISASI

Disusun oleh :

Nama : Suci Eka Ramadhani


NIM : 021190057
Fakultas/Program Studi : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
Hari, tanggal : Senin, 18 Oktober 2021
Jam/Plug : 12.00 – 14.00/A
Asisten Pembimbing : Rizqi Ahmad Nurbuwono

LABORATORIUM PEMISAHAN MEKANIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

“PEMISAHAN DENGAN FILTRASI-KRISTALISASI”

Disusun oleh :

Nama : Suci Eka Ramadhani

NIM : 021190057

Fakultas/Program Studi : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia

Hari, tanggal : Senin, 18 Oktober 2021


Jam/Plug : 12.00 – 14.00/A

Asisten Pembimbing : Rizqi Ahmad Nurbuwono

Disetujui oleh

Asisten Pembimbing,

Rizqi Ahmad Nurbuwono


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan “Laporan Praktikum Pemisahan dengan
Filtrasi-Kristalisasi”. Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah
membuat laporan resmi setelah melakukan praktikum dengan sistematis agar
dapat mengikuti praktikum selanjutnya. Terwujudnya laporan ini adalah berkat
bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, saya mengucapkan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu:

1. Rizqi Ahmad Nurbuwono selaku asisten pembimbing di lapangan pada


“Praktikum Pemisahan Mekanik”.
2. Para asisten laboratorium
3. Teman satu kelompok praktikan
4. Orang tua praktikan yang telah memberi dukungan dan semangat

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum ini. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan
saran para pembaca sangat diharapkan oleh saya. Semoga laporan ini akan
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita
semua.

Yogyakarta, 18 Oktober 2021

Praktikan,

Suci Eka Ramadhani


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara dengan luas perairan yang sangat besar.
Produksi garam di Indonesia cukup besar. Namun dalam produksi garam
terdapat berbagai permasalahan salha satunya yaitu zat pengotor yang ada
pada garam sehingga menurunkan kualitas dan kadar garam yang dihasilkan.
Untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh kadar kotoran
padat yang masih signifikan, dapat dilakukan dengan proses pemisahan
partikel padatan dari fluida dapat dilakukan dengan cara penyaringan dan
pengendapan gravitasi (Geankoplis, 1993).
Pemisahan dan pemurnian campuran memiliki manfaat yang sangat
penting dalam ilmu kimia, industri maupun dalam kehidupan sehari-hari,
dalam banyak kasus kita dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik
material itu dari alam (misalnya minyak tanah) atau yang disintesis di
laboratorium, Pemisahan atau pemurnian dengan metode tertentu perlu
dilakukan. Demikian pula dalam pekerjaan di laboratorim maupun dalam
proes industi banyak yang melibatkan pemisahan dan pemurnian. Misalnya
pengolahan bijih dari pertambangan, pemisahan logam dari mineralnya,
pengolahan minyak bumi, pengolahan air minum dan lain-lain. Sedangkan
contoh sederhana pemisahan dan pemurnian yang sering dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pemisahan ampas kelapa dengan santannya
yang dilakukan dengan metode penyaringan. Zat atau materi dapat dipisah
dari campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah
yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan (Anonim, 2016).

1.2 Tujuan
1. Melakukan dan menganalisa pemisahan garam dari campurannya dengan
metode filtrasi dan kristalisasi.
2. Menghitung persentase yield garam setelah perlakuan pemisahan Filtrasi–
Kristalisasi.

1.3 Dasar Teori


Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk memisahkan atau memurnikan suatu ssenyawa atau sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan,
baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Pada prinsipnya,
pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur, sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni
dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Dalam melakukan pemisahan dan pemurnian diperlukan pengetahuan
dan keterampilan, terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar
yang sangat kecil. Untuk tujuan itu, dalam ilmu kimia telah dikembangkan
berbagai cara pemisahan dari pemisahan sederhana yang serig dilakukan
sehari-hari sampai metode pemisahan dan pemurnian yang kompleks atau
tidak sederhana (Anonim, 2014).
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi (penyaringan) adalah proses pemisahan partikel zat padat
dari fluida dengan jalan melewatkan fluida tersebut melalui suatu medium
penyaring atau septum (septum), dimana zat padat itu tertahan. Istilah
medium penyaring dapat dikatakan juga sebagai medium berpori (filter
cloth). Dalam operasi filtrasi, partikel-partikel padatan tersuspensi dalam
cairan atau gas dihilangkan secara fisika atau mekanis dengan cara
melewatkannya melalui medium penyaring tersebut.
Didalam campuran zat cair, partikel-partikel padat tersuspensi
dapat berupa partikel yang sangat halus (beberapa µm), partikel tegar
(rigid) atau plastis, berbentuk bulat atau beragam dan partikel agregat atau
individual (diskrit). Filter medium (medium penyaring) adalah bahan
padat berpori yang berfungsi menahan partikel-partikel padatan berukuran
lebih besar dan meloloskan partikel padat berukuran lebih kecil dari
diameter porinya bersamasama dengan cairan. Beberapa filter medium
yang sering digunakan antara lain seperti nilon, dacron cloth, kawat baja
(steel mesh) gulungan baja tahan karat berbentuk koil, kain kasa dan
lain lain.
Dalam industri, filtrasi ini meliputi beragam operasi mulai dari
penapisan sederhana sampai separasi yang amat rumit. Fluidanya
mungkin berupa zat cair atau gas, arus yang berharga mungkin fluidanya,
tetapi bisa pula zat padatnya, atau bahkan kedua-duanya. Terkadang tidak
ada diantara keduanya yang berharga, seperti limbah padat yang harus
dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Dalam filtrasi industri,
kandungan zat padat dapat mencapai jumlah yang sangat tinggi.
Terkadang umpan dimodifikasi dengan sesuatu cara perlakuan
pendahuluan untuk meningkatkan laju filtrasi, misalnya dengan
pemanasan, rekristalisasi, atau dengan menambahkan bahan penolong
filtrasi (filter aid) seperti selulosa, kapur giling, atau tanah diatomea.
Selain dapat membantu melancarkan proses penyaringan atau
meningkatkan laju filtrasi, filter aid juga dapat mempertinggi umur (life
time) medium filter dan menghilangkan zat warna dan bau yang terdapat
dalam cairan.
Fluida mengalir melalui medium filter oleh karena adanya
perbedaan tekanan yang melintas pada medium itu. Oleh karena itu, ada
filter yang beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
atmosfer di sebelah hulu medium filter, dan ada yang beroperasi dengan
tekanan atmosfer di sebelah hulu dan vakum di sebelah hilir. Tekanan
diatas tekanan atmosfer dapat disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja
pada suatu kolom zat cair, oleh pompa atau blower, atau oleh gaya
sentrifugal. Kebanyakan filter industri adalah filter tekanan atau filter
vakum. Alat itu ada yang kontinyu dan ada pula yang tidak kontinyu,
bergantung pada cara mengeluarkan zat padatnya, steady atau terputus-
putus. Pada filter tak kontinyu, aliran zat cair yang melalui piranti itu
adalah kontinyu pada sebagian besar siklusnya, tetapi aliran itu harus
diputus-putuskan secara periodic guna memungkinkan zat padat yang
terkumpul itu dikeluarkan. Dalam filter kontinyu, pengeluaran zat padat
maupun zat cair berlangsung secara kontinyu tanpa terputus selama alat
itu beroperasi
2. Jenis-jenis Filter
Jenis-jenis filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :
yang pertama adalah filter klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas
(cake filter).
Filter klarifikasi. Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan
tebal (deep bed filter), karena partikel-partikel zat padat diperangkap di
dalam medium filter dan biasanya tidak ada lapisan zat padat yang terlihat
dari permukaan medium. Filter ini biasanya digunakan untuk memisahkan
zat padat yang kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas yang bersih atau
zat cair yang bening, seperti minuman. Klarifikasi berbeda dengan
penapisan karena pori medium filter ini jauh lebih besar dari diameter
partikel yang harus dipisahkan. Pertikel-pertikel itu ditangkap oleh gaya-
gaya permukaan dan dibuat tidak bisa bergerak di dalam saluran aliran
dan walaupun mengakibatkan diameter efektif saluran itu menjadi lebih
kecil, namun biasanya tidak sampai menyebabkan saluran itu buntu.
Filter Ampas (Cake Filter). Filter ampas digunakan untuk
memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar dalam bentuk ampas atau
kristal ataupun lumpur. Biasanya filter ini diperlengkapi untuk pencucian
zat padat dan untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya sisa zat cair dari
zat padat itu sebelum zat padat itu dikeluarkan dari filter. Medium filter
pada filter ini relative lebih tipis dibandingkan dengan yang digunakan
dalam medium filter klarifikasi (Tim Penyusun, 2021).
3. Kristalisasi
Proses pemurnian suatu zat dari zat lain yang tidak
diinginkan,merupakan proses yang sangat penting pada pembuatan suatu
senyawa. Adabarbagai cara pemisahan dan pemurnian suatu zat dari
campurannya secara fisik antara lain:
a. Pemisahan cair-cair, dapat dilakukan dengan cara destilasi, ekstrasi
dankoagulasi.
b. Pemisahan padat-cair, dapat dilakukan dengan cara dekstansi,
filtrasi,adsorpsi dan destilasi.

Kristalilasi merupakan proses pemurnian suatu zat dari zat cair


diubahmenjadi padatan melalui pemanasan.Kristalisasi adalah proses
pembentukan kristal padat dari suatularutan induk yang homogen. Proses
ini adalah salah satu teknikpemisahan padat-cair yang sangat penting
dalam industri, karena dapatmenghasilkan kemurnian produk hingga
100%.

Contoh proses kristalisasi: pembuatan gula pasir dari jus tebu/beet,


pembuatan kristal pupuk darilarutan induknya, dll. Kristal itu sendiri
merupakan susunan atom yangberaturan dan berulang, yangbentuknya
dapat berupa kubik, tetragonal,orthorombik, heksagonal, monoklin,triklin
dan trigonal. Bentuk itunantinya, tergantung dari proses downstream
(pemurnian) yangdilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan
pasar.

Syarat utama terbentuknya kristal dari suatu larutan adalah larutan


induk harusdibuat dalam kondisi lewat jenuh (supersaturated). Yang
dimaksuddengan kondisi lewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut
(solven) mengandung zat terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut
tersebutuntuk melarutkan solute pada suhu tetap (Dewi Fortuna R, 2012).
BAB II

PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

A. Alat
1. Gelas beker
2. Pengaduk
3. Erlenmeyer
4. Corong
5. Kertas saring
6. Kompor

B. Bahan
1. Garam 15 gr
2. Aquadest 100 ml
II.2 Rangkaian Alat

1
2

Gambar II.2.1 Rangkaian Alat Pemisahan dengan Filtrasi

Keterangan gambar :

1. Gelas beker
2. Larutan garam
3. Kertas saring
4. Corong pemisah
5. Erlenmeyer

Gambar II.2.2 Rangkaian Alat Pemisahan dengan Kristalisasi

Keterangan gambar :

1. Pengaduk
2. Gelas beker
3. Kompor pemanas
II.3 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

Garam Menimbang garam


15 gr

Aquadest Melarutkan garam kedalam aquadest


100 ml

Menyaring larutan garam menggunakan kertas saring

Menuangkan larutan yang telah disaring kedalam gelas


beker

Memanaskan larutan garam hingga mengkristal

Menimbang kristal garam

Mencatat hasil percobaan

Gambar II.3.1 Diagram Alir Pemisahan dengan Filtrasi-Kristalisasi


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan


Berat garam awal : 15 gram
Volume aquadest : 100 ml
Volume filtrat : 94 ml

Tabel III.1.1 Data Percobaan Berat Garam

Berat garam akhir + gelas beker 118,6 gram


Berat gelas beker kosong 110,8 gram
Berat garam setelah kristalisasi 7,8 gram

III.2 Analisa Perhitungan

% yield = x 100%

= x 100%

= 52%

III.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan proses filtralisasi dan


kristalisasi. Tujuan dilakukan percobaan yaitu menganalisa pemisahan
garam dengan proses filtralisasi - kristalisasi dan menghitung persentase
yield garam setelah perlakuan pemisahan filtrasi - kristalisasi. Dari hasil
perhitungan diperoleh persentase yield sebesar 52%, berdasarkan teori
semakin besar persentase yield maka produk atau berat garam akhir setelah
perlakuan mencapai maksimal yaitu hasil akhir berat garam mendekati berat
garam mula-mula sehingga diperoleh persentase yield mendekati 100%,
namun pada praktikum kali ini didapatkan hasil berat garam akhir sebesar
7,8 gram sedangkan berat garam awal yaitu 15 gram yang mana cukup besar
perbedaannya, hal ini bisa disebabkan karena ada partikel garam yang masih
tertinggal di saringan sehingga garam yang dihasilkan tidak maksimal
sehingga filtrasi harus dilakukan dengan saringan yang sesuai agar semua
garam dapat lolos saringan sedangkan zat pengotornya tetap tertinggal di
saringan.

Dalam proses cepat lambatnya pembentukan kristal ada beberapa


factor yang mempengaruhi diantaranya

1. Jenis dan banyaknya pengotor, semakin banyak zat pengotornya


semakin lambat proses pengrkristalannya dan sebaliknya pula.
2. Viskositas larutan, kekentalan lapisan fluida ketika lapisan tersebut
bergeser satu sama lain akan mempengaruhi pula pada proses
pengkristalan semakin besar suspensinya semakin mudah mengkristal
larutan tersebut
3. Pergerakan larutan dan kristal, pergerakan ini disebabkan karena adanya
proses pemanasan yang terjadi sehingga molekul bergeser satu sama lain
dan pergerakan ini akan mempengaruhi terjadinya kristal
4. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan kristal yang ada

Pada proses filtrasi ada beberapa hal yang mempengaruhi


terjadinya filtrasi diantaranya :

1. Debit Filtrasi, debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak


berfungsinya filter secara efisien. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi
saat melewati rongga antar butiran menyebabkan partikel yang terlalu
halus akan tersaring lolos.
2. Konsentrasi kekeruhan, konsentrasi air baku yang terlalu tinggi akan
menyebabkan tersumbatnya lubang pori.
3. Temperatur, perubahan suhu atau temperature yang difiltrasi
menyebabkan adanya massa jenis dan viskositas.
4. Ukuran partikel, tebal tipisnya media akan menentukan lamnya
pengaliran dan daya saring.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses


pemisahan garam dari zat pengotornya dengan cara filtrasi-kristalisasi
menghasilkan persen yield sebesar 52%.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Laporan Praktikum Kimia Pemisahan Campuran Filtrasi


Sublimasi dan Kristalisasi. Diakses dari
https://www.academia.edu/37909641/LAPORAN_PRAKTIKUM_KI
MIA_PEMISAHAN_CAMPURAN_FILTRASI_SUBLIMASI_DAN
_KRISTALISASI pada 23 Oktober 2021.

Anonim. 2016. Laporan Pemisahan Campuran. Diakses dari


https://www.slideshare.net/ajiindras1/laporan-pemisahan-campuran pada 23
Oktober 2021.

R,Dewi Fortuna. 2012. Pemisahan Campuran Filtrasi, Sublimasi dan Kristalisasi.


Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nyrjati Cirebon.

Geankoplis, C.J., 1993. Transport Process and Unit Operation, Prentice-Hall


International, Third Edition, ISBN 0-13-045353-X.

Tim Penyusun. 2021. Buku Petunjuk Praktikum Pemisahan Mekanik. D3 Teknik


Kimia, Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri : UPN “Veteran”
Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan Bahan Gambar 2. Menimbang garam

Gambar 3. Melarutkan garam Gambar 4. Menyaring larutan


kedalam aquadest garam menggunakan kertas saring

Gambar 5. Memanaskan larutan Gambar 6. Menimbang kristal


garam hingga mengkristal garam
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan

1.1 Mengidentifikasi Produk


Nama Produk : SODIUM CHLORIDE
Sinonim : Garam dapur; halit
No. CAS : 7647-14-5
Kode HS : 2501 00 99
Kode Produk : A-2049
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis
1.3 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard Taman Tekno Blok E No.10-11,BSD Sektor XI
Serpong, Tangerang - Indonesia
Website :www.smartlab.co.id
Email :sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205(Hunting) , fax:+62-21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205(Hunting)

Bagian2 – Identifikasi Bahaya

2.1 Klasifikasi bahan atau campuran


Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa.

2.2 Elemen label


Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008.

2.3 Bahaya lain


Tidak berlaku

Bagian3 – Komposisi dan Informasi Bahan

3.1 Bahan
Sinonim : SODIUM CHLORIDE
Rumus Kimia : NaCl
Berat Molekul : 58.44 g/mol
No. CAS : 7647-14-5
EC-No. : 231-598-3

Komentar Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006

3.2 Campuran
Tidak berlaku

Bagian 4 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama


Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 1
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut
ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.

Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.

Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter
mata.Lepaskan lensa kontak.

Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban
tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada
dokter secepatnya.

4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda


Mual, Muntah

4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.

Bagian 5 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran

5.1 Media pemadaman api


Media pemadam yang sesuai Serbuk khusus untuk memadamkan kebakaran logam, Pasir, Semen
Media pemadam yang tidak sesuai Air, Busa

5.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran


Tidak mudah terbakar. Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya. Kebakaran dapat menyebabkan
berevolusi: Gas hidrogen klorida

5.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran


Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan. Untuk menghindari kontak dengan
kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang sesuai.

5.4 Informasi lebih lanjut


Tekan (pukul kebawah) gas/uap/kabut dengan semprotan air jet. Cegah air pemadam kebakaran
mengkontaminasi air permukaan atau sistim air tanah.

Bagian 6 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

6.1 Langkah-langkah pencegahan diri,alat pelindung dan prosedur tanggap darurat


Nasihat untuk personel nondarurat Hindari penghisapan debu. Hindari kontak dengan bahan.Pastikan
ventilasi memadai. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur
darurat, hubungi ahli.

Saran bagi responden darurat: Perlengkapan pelindung, lihat bagian 8.

6.2 Tindakan pencegahan Lingkungan


Jangan membuang ke saluran pembuangan.

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 2


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

6.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan


Tutup saliran.Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati kemungkinan pembatasan bahan (lihat
bagian 7 dan 10). Ambil dengan hati-hati.Teruskan ke pembuangan.Bersihkan area yang terkena.Hindari
pembentukan debu.

Sodium azide dan azide inorganik lainnya (termasuk logam berat azide yang dapat meledak) bisa diubah
menjadi tidak berbahaya dengan menyemprot atau mencelupkannya kedalam larutan 0.1 N ammonium(IV)
nitrate dalam perchloric acid 2 N

6.4 Rujukan ke bagian lainnya


Indikasi mengenai pengolahan limbah, lihat bagian 13.

Bagian 7 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan

7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman


Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Tertutup sangat rapat. Kering..

Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit.Cuci tangan dan muka setelah
bekerja dengan bahan tersebut.

7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas


Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering.

Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.

7.3 Penggunaan akhir khusus


Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik lain yang diantisipasi

Bagian 8 –Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan diri

8.1 Parameter Pengendalian


Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur pekerjaan.

8.2 Pengendalian Pemaparan


Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan pri oritas dalam penggunaan alat
pelindung diri.Lihat bagian 7.1.

Tindakan perlindungan individual


Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi dan jumlah
bahan berbahaya yang ditangani.Daya tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing
suplier.

Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman

perlindungan kulit
Menangani dengan sarung tangan. Sarung tangan harus diperiksa sebelum digunakan. Gunakan teknik
penghapusan sarung tangan yang tepat (Tanpa menyentuh permukaan luar sarung tangan) untuk menghindari

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 3


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

kontak kulit dengan produk ini. Buang sarung tangan yang terkontaminasi setelah digunakan sesuai dengan
hukum yang berlaku dan praktek laboratorium yang baik. Cuci dan keringkan tangan.

Sarung tangan pelindung yang dipilih harus memenuhi spesifikasi dari EU Directive 89/686 / EEC dan
standar EN 374 berasal dari itu.

Kontak penuh
Bahan: Karet nitril
ketebalan lapisan minimal: 0,11 mm
Menembus waktu: >480 menit
Kontak percikan
Bahan: Karet nitril
ketebalan lapisan minimal: 0,11 mm
Menembus waktu: >480 menit

Peralatan pelindung lainnya


Pakaian pelindung tahan asam

perlindungan pernapasan
diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 1 (menurut DIN 3181) untuk
partikel padat bahan inert Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian
perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini
harus didokumentasikan dengan benar.

Kontrol eksposur lingkungan


Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.

Bagian 9 –Sifat-sifat Fisika dan Kimia

9.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia


Bentuk padat
Warna putih
Bau tidak berwarna
Ambang Bau Tidak berlaku
pH 4,5 - 7,0 pada 100 g/l 20 °C
Titik lebur 801 °C
Titik didih/rentang didih 1.461 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap 1,3 hPa pada 865 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi
Densitas 2,17 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi
Kelarutan dalam air 358 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri 309 °C Metoda: Suhu swa-sulut relatif untuk padatan
Suhu penguraian > 275 °C
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator tidak ada

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 4


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

9.2 Data lain


Suhu menyala Tidak berlaku
Densitas curah kira-kira1.140 kg/m3

Bagian 10 – Reaktifitas dan Stabilitas

10.1 Reaktifitas
Lihat bagian 10.3.

10.2 Stabilitas Kimia


Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).

10.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus


Beresiko meledak/reaksi eksotermik dengan : Logam basa
Reaksi eksotermik dengan : Litium

10.4 Kondisi yang harus dihindari


tidak ada informasi yang tersedia

10.5 Bahan yang harus dihindari


tidak ada informasi yang tersedia

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian


Pada saat kebakaran. Lihat bab 5.

Bagian 11 – Informasi Toksikologi

11.1 Informasi tentang efek toksikologis

Toksisitas oral akut


LD50 Tikus: 3.000 mg/kg (RTECS)
Tanda-tanda: Mual, Muntah

Toksisitas inhalasi akut


Tanda-tanda: Kerusakan yang mungkin :, iritasi mukosa

Toksisitas kulit akut


LD50 Kelinci: > 10.000 mg/kg (RTECS)

Iritasi kulit
Kelinci
(ECHA)
Tidak menyebabkan iritasi kulit

Iritasi mata
Kelinci
(ECHA)
Tidak menyebabkan iritasi mata

Hasil: Tidak menyebabkan iritasi mata


Pedoman Tes OECD 437

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 5


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

Sensitisasi
Local lymph node assay (LLNA)
Mencit
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 429

Mutagenisitas pada sel nutfah


Genotoksisitas dalam tabung percobaan
Mutagenisitas (uji sel mammal) : mikronukleus.
Hasil: Negatif (IUCLID)
Tes Ames Hasil: Negatif (IUCLID)

Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas terhadap Reproduksi


Informasi ini tidak tersedia.

Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal


Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang


Dapat menyebabkan kerusakan pada organ melalui paparan yang lama atau berulang.
Organ-organ sasaran: brain

Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.

11.2 Informasi lebih lanjut


Sifat berbahaya tidak dapat diabaikan tapi tidak mungkin jika produk ditangani dengan tepat. Tangani
sesuai dengan praktik kebersihan dan keselamatan industri yang baik.

Bagian 12 – Informasi Ekologi

12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ikan
LC50 Pimephales promelas: 7.650 mg/l; 96 h (IUCLID)

Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC50 Daphnia magna (Kutu air): 1.000 mg/l; 48 h (IUCLID)

12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Daya hancur secara biologis
Metode untuk menentukan tingkat-penguraian hayati tidak berlaku untu bahan anorganik.

12.3 Potensi bioakumulasi


Koefisien partisi (n-oktanol/air)
Tidak berlaku

12.4 Mobilitas dalam tanah


Tidak tersedia informasi

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 6


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

12.5 Hasil dar asesmen PBT dan vPvB


Penilaian PBT/vPvB tidak dilakukan karena penilaian keamanan bahan kimia tidak diperlukan/tidak
dilakukan.

12.6 Efek merugikan lainnya


Informasi ekologis tambahan
Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan.

Bagian 13 – Pembuangan Limbah

Metode penanganan limbah


Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC s erta peraturan nasional dan
lokal lainnya.Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan dicampurkan dengan limbah lain.
Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri.

Bagian 14 – Informasi Pengangkutan

Transpor jalan (ADR/RID)


14.1 - 14.6 Tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut peraturan pengangkutan.

Transportasi air sungai (ADN)


Tidak bersangkut paut

Transpor udara (IATA)


14.1 - 14.6 Tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut peraturan pengangkutan.

Transpor laut (IMDG)


14.1 - 14.6 Tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut peraturan pengangkutan.

14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 lampiran II dan IBC Code
Tidak bersangkut paut

Bagian 15 – Peraturan Perundang - undangan

15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 10 - 13

15.2 Asesmen Keselamatan Kimia


Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No 1907/2006 tidak
dilakukan.

Bagian 16 – Informasi Lain

Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 7


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

SODIUM CHLORIDE
Revisi:00 Tanggal : 27.02.2019 No. MSDS : 209

National Fire Protection Association (U.S.A.):


Kesehatan: 1
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas: 0
Bahaya spesifik: -

Informasi lebih lanjut


Informasi di atas diyakini benar tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi semua inklusif dan harus
hanya digunakan sebagai panduan. Informasi dalam dokumen ini didasarkan pada pengetahuan terkini
kamidan berlaku untuk produk yang berkaitan dengan tindakan pencegahan dan keselamatan.Itu tidak
mewakilimenjamin sifat dari produk.PT.SMART-LAB INDONESIA dan Afiliasinya tidak
bertanggungjawab atas segala kerusakan akibat penanganan atau dari kontak dengan produk di atas. dan /
atau sisi sebaliknya dari faktur atau slip kemasan untuk syarat dan ketentuan penjualan tambahan.

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CHLORIDE Page 8


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan

1.1 Mengidentifikasi Produk


Nama Produk : AQUADEST
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua, Aquadestilata
No. CAS : 7732-18-5
Kode HS : 2853 90 10
Kode Produk : A-1078
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia
1.3 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard TamanTeknoBlokE No.10 -11BSD Sektor XI Serpong,
Tangerang – Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205(Hunting) , fax:+62-21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205(Hunting)

Bagian 2 – Identifikasi Bahaya

2.1 Klasifikasi bahan atau campuran


Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa.

2.2 Elemen label


Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008.

2.3 Bahaya lain


Bahaya lain yang tidak dihasilkan
dalam klasifikasi GHS: Tidak ada yang diketahui.

Bagian 3 – Komposisi dan Informasi Bahan

3.1 Bahan
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua, Aquadestilata
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
No. CAS : 7732-18-5
No. EC : 231-791-2

Komentar Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006

3.2 Campuran
Tidak berlaku

Bagian 4 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama


Saran umum
Tidak ada bahaya yang memerlukan tindakan pertolongan pertama yang khusus.

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 1


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda


Gejala yang berhubungan
dengan penggunaan Kami tidak memiliki penjelasan berbagai gejala toksik.

4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi

Bagian 5 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran

5.1 Media pemadaman api


Media pemadaman yang sesuai Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi
lokal dan lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman
yang diberikan.

5.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran


Tidak mudah terbakar.

5.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran


Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Tidak ada

5.4 Informasi lebih lanjut


tidak ada

Bagian 6 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

6.1 Langkah-langkah pencegahan diri,alat pelindung dan prosedur tanggap darurat


Tidak ada

6.2 Tindakan pencegahan Lingkungan


Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.

6.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan


Amati kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10).
Tuangkan kedalam pipa saluran.

6.4 Rujukan ke bagian lainnya


Indikasi mengenai pengolahan limbah , lihat bagian 13.

Bagian 7 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan

7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman


Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.

Tindakan higienis
Tidak diperlukan

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 2


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas


Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, Simpan pada +5°C hingga +30°C

7.3 Penggunaan akhir khusus


Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik lain yang diantisipasi

Bagian 8 – Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan diri

8.1 Parameter Pengendalian


Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur pekerjaan.

8.2 Pengendalian Pemaparan


Pengendalian teknik/tindakan rekayasa yang sesuai untuk mengurangi paparan
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam penggunaan alat
pelindung diri.
Lihat bagian 7.1.

Tindakan perlindungan individual


Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi dan jumlah
bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing
suplier

Perlindungan mata/wajah
Tidak diperlukan

Perlindungan kulit / Tangan


Tidak diperlukan

Perlindungan tubuh
Tidak diperlukan

perlindungan pernapasan
Tidak diperlukan

Kontrol eksposur lingkungan


Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.

Bagian 9 – Sifat-sifat Fisika dan Kimia

9.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia

Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH pada 20 °C
netral
Titik lebur 0 °C
Titik didih/rentang didih 100 °C
pada 1.013 hPa

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 3


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

Titik nyala Tidak berlaku


Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap 23 hPa
pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,00 g/cm3
pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air larut sepenuhnya
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri Tidak berlaku
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai (undecomposed)
pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis 0,952 mPa.s
pada 20 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator tidak ada

9.2 Data lain


Suhu menyala Tidak berlaku
Energi penyalaan api minimum Tidak berlaku

Bagian 10 – Reaktifitas dan Stabilitas

10.1 Reaktifitas
Lihat bagian 10.3.

10.2 Stabilitas Kimia


Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).

10.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus


Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan :
Umumnya diketahui pasangan reaksi terhadap air.

10.4 Kondisi yang harus dihindari


Tidak ada

10.5 Bahan yang harus dihindari


Tidak ada informasi yang tersedia

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian


Tidak ada

Bagian 11 – Informasi Toksikologi

11.1 Informasi tentang efek toksikologis


Toksisitas oral akut
Informasi ini tidak tersedia.

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 4


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

Toksisitas inhalasi akut


Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas kulit akut


Informasi ini tidak tersedia.

Iritasi kulit
Informasi ini tidak tersedia.

Iritasi mata
Informasi ini tidak tersedia.

Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.

Mutagenisitas pada sel nutfah


Informasi ini tidak tersedia.

Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas terhadap Reproduksi


Informasi ini tidak tersedia.

Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal


Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang


Informasi ini tidak tersedia.

Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.

11.2 Informasi lebih lanjut


Diharapkan tidak terdapat efek toksik jika produk ditangani dengan tepat.

Bagian 12 – Informasi Ekologi

12.1 Toksisitas
Tidak tersedia informasi

12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Tidak tersedia infomasi

12.3 Potensi bioakumulasi


Koefisien partisi (n-oktanol/air)
Tidak berlaku

12.4 Mobilitas dalam tanah


Tidak tersedia informasi

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 5


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

12.5 Hasil dar asesmen PBT dan vPvB


Penilaian PBT/vPvB tidak dilakukan karena penilaian keamanan bahan kimia tidak diperlukan/tidak
dilakukan.

12.6 Efek merugikan lainnya


Informasi ekologis tambahan
Diharapkan tidak ada masalah ekologi jika produk ditangani dan digunakan dengan hati-hati dan penuh
perhatian.

Bagian 13 – Pembuangan Limbah

Metode penanganan limbah


Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC s erta peraturan
nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan dicampurkan
dengan limbah lain. Tangani wadah koto r seperti produknya sendiri..

Bagian 14 – Informasi Pengangkutan

Transpor jalan (ADR/RID)


14.1- 14.6 Tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut peraturan
pengangkutan.

Transportasi air sungai (ADN) Tidak bersangkut paut

Transpor udara (IATA)


14.1- 14.6 Tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut peraturan
pengangkutan.

Transpor laut (IMDG)


14.1- 14.6 Tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut peraturan
pengangkutan.

14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 Lampiran II dan IBC
Code
Tidak bersangkut-paut

Bagian 15 – Peraturan Perundang - undangan

15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut

Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 10 - 13

15.2 Asesmen Keselamatan Kimia


Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No 1907/2006 tidak
dilakukan.

Bagian 16 – Informasi Lain

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 6


No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

AQUADEST
Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 031

Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.

National Fire Protection Association (U.S.A.):


Kesehatan: 0
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas: 0
Bahaya spesifik: -

Informasi lebih lanjut


Informasi di atas diyakini benar tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi semua inklusif dan harus
hanya digunakan sebagai panduan. Informasi dalam dokumen ini didasarkan pada pengetahuan terkini
kami dan berlaku untuk produk yang berkaitan dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Itu tidak
mewakili menjamin sifat dari produk. PT.SMART-LAB INDONESIA dan Afiliasinya tidak bertanggung
jawab atas segala kerusakan akibat penanganan atau dari kontak dengan produk di atas. dan / atau sisi
sebaliknya dari faktur atau slip kemasan untuk syarat dan ketentuan penjualan tambahan.

PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – AQUADEST Page 7

Anda mungkin juga menyukai