PEMISAHAN SEDERHANA
DISUSUN:
1. FISNAH (17231010)
2. APRILIA IRNA ARUM SARI (17231013)
3. IMAS SITI NURHAMIDA (17231016)
4. NOFA ARMELIA SARI (17231021)
5. AINI HAMIDA AFIIFAH (17231024)
6. KONA’AH (17231026)
7. SITI FATONAH (17231027)
8. SITA FADHILA (17231030)
9. KHUSNUL KHOTIMAH (17231037)
10. ATIEN FADILA LESTARI (17231045)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan resmi teknik laboratorium ‘Percobaan 7 Pemisahan Sederhana” dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi., wabil khusus kepada Orangtua yang selalu mendo’akan akan
kesuksesan penulis, terima kasih pula kepada dosen yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
k.
ii
Halaman Pengesahan
(Bayu Wiyantoko,S.Si,M.Sc.) (
)
iii
A. PERCOBAAN 7 PEMISAHAN SEDERHANA
B. LATAR BELAKANG
Pada umumnya orang-orang telah mengetahui cara pemisahan campuran
dari zat-zat yang dapat mempengaruhi kestabilan atau kejernihan larutan tersebut.
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari, masih ada yang menggunakan proses
penyaringan air sumur untuk mendapatkan hasil dari air yang bersih dan jernih.
Mereka melakukan penyaringan dengan proses yang sederhana, hanya dengan
menggunakan alat-alat yang terjangkau, sehingga air yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan dalam berbagai keparluan.
Selain itu, pada pembuatan garam dapur yang sederhana yang hanya
menggunakan air laut, dan kemudian dipanaskan dibawah panas matahari, akan
menghasilkan Kristal garam yang dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari-
hari.
Zat murni yang tercampur bisa dipisahkan menggunakan beberapa cara
seperti Dekantasi (pengendapan merupakan proses pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis
yang lebih kecil akan berada pada laporan bagian bawah atau mengendap. Dan
menggunakan cara Filtrasi operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan
induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaringan secara
kuantitatif bebas dari larutan.
Dan Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali)
berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar,
dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya
cair pada suhu kamar.
Dalam ilmu pengetahuan dapat kita pelajari bahwa, dalam pemisahan campuran,
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Baik dengan menggunakan alat-alat
modern ataupun hanya menggunakan alat-alat yang sederhana saja. Dalam hal ini
kita dapat juga memisahkan antara zat padat dengan zat padat, antara zat cair
dengan zat cair pula. Akan tetapi dalam proses pemisahannya, memiliki
perbedaan dalam jenis alat bahan yang digunakan, ataupun cara kerjanya. Hasil
yang diperoleh pun sangat berbeda (Pasongi,2011).
Zat murni yang telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk
campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis
komponen yang tergantung didalamnya. Zat murni ada dua yaitu unsur dan
senyawa, sedangkan campuran merupakan gabungan dua zat murni dengan
komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain.
1
C. MASALAH PRAKTIKUM
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dapat ditarik sebuah
permasalahan “metode apa saja yang dapat dilakukan dalam pemisahan
sederhana, serta bagaimana prinsip kerjanya?”
D. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat melaksanakan pemisahan sederhana sesuai dengan standar
keselamatan kerja
2. Mahasiswa dapat mengenal MSDS bahan kimia dan dapat melaksanakan
analisis manajemen resiko
3. Mahasiswa dapat melaksanakan pemisahan sederhana
E. DASAR TEORI
1. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari
campuran/pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan
kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat
pencampur/pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain,
kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya.
Zat campuran dari hasil reaksi pembuatan preparat yang akan dimurnikan
dilarutkan dalam pelarut yang cocok yang telah dipilih, biasanya dengan cara
coba-coba atau dapat dilihat dalam handbook kimia. Sebaiknya dilarutkan pada
temperatur dekat titik didihnya, saring untuk memisahkan dari zat pencampurnya
yang tidak larut dalam pelarut yang digunakan itu, kemudian larutan (zat cair
hasil saringan) diuapkan sampai jenuh, dan diamkan zat tersebut mengkristal.
Apabila zat tersebut larut dalam keadaan panas maka larutan akan mengkristal
bila larutan tersebut didinginkan. Selanjutnya saring kristal yang terbentuk,
keringkan dan uji sifat fisikanya.
Cara memilih pelarut yang cocok :
Dipilih zat pelarut yang hanya dapat melarutkan zat yang akan
dimurnikan dalam keadaan panas, sedangkan zat pencampurnya tidak
larut dalam pelarut tersebut.
Dipilih pelarut yang titik didihnya rendah untuk dapat mempermudah
proses pengeringan Kristal yang terbentuk.
Titik didih pelarut hendaknya lebih rendah dari pada titik leleh zat
padat yang dilarutkan supaya zat yang akan dilarutkan tidak terurai.
Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan.
2. Dekantasi
2
Dekantasi digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya
berupa cairan dan padatan. Dekantasi dilakukan dengan menuang cairan ke
wadah lain secara hati-hati supaya padatan terpisah dari cairan. Untuk
memudahkan dapat digunakan batang pengaduk saat menuang cairan. Prinsip
dekantasi adalah perbedaan wujud zat dalam campuran, yaitu antara zat padat dan
zat cair sehingga dengan menggunakan teknik dekantasi, cairan dapat terpisah
dari campurannya.
3. Filtrasi
Filtrasi (penyaringan). Prinsip penyaringan: adanya perbedaan ukuran
partikel dalam campuran.Contoh pemisahan air dari pasir. Penyaringan dilakukan
dengan menuang campuran ke atas kertas saring dari sebuah corong gelas. Kertas
saring akan menahan padatan yang lebih besar daripada ukuran lubang saring.
Padatan yang tertinggal pada kertas saring ini disebut residu. Sementara zat
dengan ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring akan lolos melalui
kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini disebut filtrat.
4. Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau
gaya sentrifugal. Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal
pada berbagai variasi ukuran dan densitas campuran larutan. Peralatan
sentrifugasi terdiri dari :
Pengendapan sentrifugal/centrifugal settling- tubular : pemisahan
liquid-liquid emulsion- disk bowl : pemisahan liquid-liquid
Filtrasi sentrifugalgaya sentrifugal digunakan untuk mendapatkan
perbedaan tekanan sehingga slurry dalamfilter akan mengalir ke
penyaring.
Pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan
pengendapan dipengaruhi oleh: kecepatan sudut (ω) disamping faktor-faktor lain
seperti pada perhitungan kecepatansedimentasi. laju alir volumetrik umpan
dipengaruhi oleh kecepatan sudut (ω), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan
cairan, viskositas dan diameter tabung centrifuge.gaya-gaya pada sentrifugal
separator 1. gaya sentrifugal2. gaya grafitasicontoh perhitungannya bisa dilihat di
buku geankoplis jika pengendapan dengan menggunakan sentrifugal kurang
efisien, maka digunakan sentrifugal filrasi. Dimana sentrifugal filtrasi ini lebih
rumuit dari filtrasi biasa yang menggunakan perbedaan tekanan, dimana area
aliran dan gaya dorong meningkat sebandingdengan jarak horizontal.Campuran
heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan
sulitdipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya
3
grafitasi berjalan sangat lambat. Beberapa campuran senyawa yang memiliki sifat
seperti ini adalah koloid,seperti emulsi.Salah satu teknik yang dapat dipergunakan
untuk memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang
digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan
gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya.Pemisahan sentrifugal menggunakan
prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek
berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel,
maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun haltersebut
tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding
luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang
menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi
membentuk endapan.
5. Evaporasi
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul ke dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan berubah menjadi gas (contohnya
uap air). Proses ini adalah kebalikan dari istilah kondensasi. Umumnya
penguapan air bisa terlihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur pada
saat terpapar sinar dengan volume yang cukup signifikan. Rata-rata molekul tidak
mempunyai energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Jika tidak, maka cairan
akan berubah menjadi uap dengan cepat. Pada saat molekul-molekul saling
bertumbukan, mereka saling bertukar energi ke dalam berbagai derajat,
tergantung dari bagaimana mereka bertumbukan. Kadang transfer energi ini lebih
berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapat energi yang cukup untuk
menembus titik didih cairan. Jika hal ini terjadi di dekat permukaan cairan
molekul, maka hal tersebut bisa menjadi gas dan “menguap”. Ada cairan yang
terlihat tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu juga (contohnya
minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini mempunyai molekul-molekul
yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lainnya dalam pola yang
cukup untuk memberi satu molekul “kecepatan lepas” – energi panas – yang
dibutuhkan untuk berubah menjadi uap. Tapi cairan seperti ini sebenarnya
menguap. Hanya saja, prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu tak terlihat.
F. METODE PRAKTIKUM
1. Alat
a. Gelas beaker 100 ml, 250 ml
b. Gelas ukur 10 ml, 100 ml
c. Pipet tetes
d. Corong gelas
4
e. Spatula
f. Corong buchner
g. Sentrifuse
h. Tabung sentrifuse
i. Cawan porselin
j. Erlenmeyer 250 ml
k. Lumpang dan alu
l. Batang pengaduk
m. Kaki tiga dan kasa
n. Bunsen
o. Oven
p. Pipet ukur
q. propipet
2. Bahan
a. Kanfer warna
b. Asam benzoat
c. Larutan NaCl jenuh
d. Lempung
e. Garam dapur
f. Es batu
g. Aquades
h. Kertas saring
i. Tisu
3. Prosedur Kerja
a. Dekantasi dan Filtrasi
1. Diambil 3-5 lempung, dimasukkan kedalam gelas beaker 250 mL
2. Ditambahkan 100 mL air dan diaduk
3. Didiamkan 5-10 menit sampai semua padatan mengendap
4. Dituang lapisan atas kedalam gelas beaker 100 mL
5. Disaring endapan yang tersisa
6. Dipindahkan kertas saring kedalam cawan porselin dan dikeringkan.
b. Sublimasi
1. Dihaluskan 1 buah kanfer warna dengan lumpang porselin dan alu
2. Dipindahkan kanfer yang telah halus kedalam gelas beaker 250 mL
3. Dipanaskan diatas kaki tiga dan kasa
5
4. Diletakkan cawan porselin yang berisi es batu dan garam dapur diatas
gelas beaker
5. Diamati terjadinya peristiwa pemisahan kanfer dari proses sublimasi.
c. Rekristalisasi
1. Diambil 1-3 spatula asam benzoat dimasukkan kedalam gelas piala
100 mL
2. Ditambahkan 100 mL air hangat kemudian aduk hingga homogen
3. Ditambahkan 1 spatula karbon aktif, diaduk selama 2 menit.
4. Disaring campuran dalam keadaan hangat
5. Ditampung filtrat didalam erlenmeyer 100 mL
6. Didinginkan filtrat dalam campuran air dan es batu
7. Diamati terbentuknya kristal murni asam benzoat
8. Disaring dengan corong buchner
9. Dipindahkan kedalam cawan porselin dan dikeringkan dalam oven
d. Sentrifugasi
1. Dimasukkan air kapur kedalam tabung sentrifuse, dimasukkan
kedalam sentrifuse
2. Diatur kecepatan sentrifuse pada 6000 rpm selama 2 menit
3. Dimatikan sentrifuse dan tunggu sampai sentrifuse berhenti
4. Diambil tabung sentrifuse
5. Ditungkan supernatan atau lapisan atas tabung sentrifuse
6. Disaring endapan yang tersisa dan keringkan
e. Evaporasi
1. Diambil 10 mL larutan NaCl jenuh, dimasukkan kedalam cawan
porselin
2. Dipanaskan diatas pemanas spiritus dengan kaki tiga dan kasa
3. Diuapkan sampai terbentuk kristal NaCl
4. Didinginkan kristal yang diperoleh
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
a. Dekantasi &Filtrasi
6
Ditambah air sebanyak 100 mL -Larutan lempung volume
2.
kurang lebih 100 mL
-Endapan mengendap di
Didiamkan selama 5-10 menit
3. dasar beaker gelas dan di
pinggir gelas beaker
4 Dituang lapisan atas ke gelas
. beaker 100 mL
5 - Endapan tertinggal di
Disaring
. kertas saring
6 Dipindahkan ke cawan porselin -suhu kurang lebih 105o C,
. dan dikeringkan endapan kering
b. Sublimasi
c. Rekristalisasi
7
3. c. Ditambahkan 1 spatula -Larutan berwarna hitam
karbon aktif
d. Sentrifugasi
e. Evaporasi
2. Analisis Data
8
Terlampir
3. Pembahasan
9
Sentrifugasi adalah pemisahan komponen didasarkan pada pemverian
tenaga mekanik dengan gaya sentrifugasi sehingga komponen yang berupa
padatan akan mengendap dari sistem campuran. Zat yang digunakan adalah
air kapur, hasilnya kapur mengendap di dasar tabung sentrifuse, kemudian
filtrat dan endapan dipisahkan dengan cara disaring kemudian dipanadkan.
Evaporasi adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan menguapkan
komponen pelarut pada titik didihnya. Evaporasi pada praktikum digunakan
untuk memisahkan komponen garam. Larutan garam dipanaskan, sehingga air
akan menguap, dan yang tersisa hanya kristal garam (NaCl).
Sumber atau potensi bahaya kecelakaan kerja yang dapat terjadi
disebabkan beberapa faktor, antara lain:
1. Penyebab kecelakaan biasanya dikarenakan lingkungan kerja yang tidak
mendukung (tidak kondusif).
2. Sikap pekerja yang lalai dalam penggunaan alat sehingga bisa pecah atau
rusak.
3. Tidak paham dengan teknik percobaan yang dilakukan.
4. Kurang memahami dari MSDS bahan yang digunakan.
H. KESIMPULAN dan SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pemisahan sederhana dilakukan menggunakan beberapa cara, diantaranya:
Dekantasi berdasarkan perbedaan suatu komponen; Sublimasi berdasarkan
perubahan wujud dari padat ke gas; Rekristalisasi berdasarkan pemisahan
komponen titik lebur; Sentrifugase berdasarkan pemberian tenaga mekanika
dengan gaya pusingan (sentrifugasi); Evaporasi berdasarkan titik didih pelarut.
2. Saran
Dalam praktikum pemisahan sederhana,praktikan melakukan praktikum
sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan supaya hasil dari praktikum
yang telah dilakukan itu presisi dan akurat. Sebelum melakukan praktikum,
praktikan harus mengenal MSDS bahan kimia yang akan digunakan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja laboratarium.
I. DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2010. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi3. Jakarta : Erlangga.
Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI . 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI . 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
10
Kamilati, H. 2006. Mengenal Kimia. Bandung : Yudistira
Lachman, L. dkk. 2007. Teori dan Praktek Industri. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Rahayu, N. 2007. Kamus Kimia. Jakarta : Gagas Media
11
J. Lampiran
Lampiran 1
Analisis Data
1. Sublimasi
Kanver dihaluskan
Hasil Sublimasi
2. Evaporsi
NaCl jenuh
NaCl di pemanasan
12
Dekantasi Filtrasi
3. Dekantasi dan
3. Dekantasi dan Filtrasi
Dekantasi Filtrasi
4. Rekristalisasi
5. Sentrifugasi
Hasil
13
Lampiran 2
Menjawab Pertanyaan
14
DAFTAR PUSTAKA