Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FITOKIMIA II

“EKSTRAKSI CAIR-CAIR “

Disusun Oleh :
Nama : Fiji Indah Gunawan
Kelas : IIA
NIM : E0018016
Dosen Pengampu : Agung Nur Cahyanta, M. Farm., Apt.

PROGRAM STUDI SI FARMASI


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada
kita semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara
lingkungan dan mengasah akal budi pekerti kita untuk memanfaatkan karunia
Allah SWT itu dengan sebaik-baiknya.
Jadi,rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, anda akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu materi
“ FITOKIM II : Ekstraksi Cair- Cair “
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun,
dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
bisa kami jadikan sebagai motivasi.

Slawi, 12 Juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................... 1
1.3 TUJUAN.................................................................................... 2
BAB II PEMBHASAN................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN DARI EKTRAKSI ....................................... 3
2.2 MACAM-MACAM EKSTRAKSI ......................................... 5
2.3 EKSTRAKSI CAIR-CAIR...................................................... 6
2.4 KONSEP DARI EKTRAKSI CAIR-CAIR........................... 8
2.5 PRINSIP DARI EKSTRAKSI CAIR-CAIR......................... 10
2.6 SISTEM DALAM EKSTRAKSI CAIR-CAIR..................... 11
2.7 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN...................................... 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12
3.1 KESIMPULAN......................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komponen-komponen kimia yang terkandung didalam senyawa seperti
yang terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh keperluan
hidup manusia. Dimana seiring dengan berkembangnya zaman, banyak para
peneliti farmasi yang mengkaji berbagai tumbuhan yang digunakan sebagai
bahan obat dalam hal ini ditinjau berdasarkan jenis zat aktif yang terkandung
didalamnya. Zat aktif tersebut kemudian akan diisolasi dan dijadikan sebagai
komponen utama dalam sediaan famasi dengan berbagai bentuk sediaan.
Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi, dimana
ekstraksi merupakan proses penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari
tumbuhan atau biota laut dengan menggunakan pelarut dan metode yang
sesuai (Sitty. 1999).
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi
menjadi dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi
cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan pemisahannya
menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi
distribusi sampel di antara kedua pelarut terebut. Pendistribusian sampel
dalam kedua pelarut tersebut dapat ditentukan dengan perhitungan KD
(koefisien distribusi). Sedangkan ekstraksi padat-cair terdiri atas ekstraksi
panas dan dingin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan
rumusan masalah dalam makalah ini seperti :
1.2.1. Apa pengertian dari ektraksi ?
1.2.2. Sebutkan macam-macam ekstraksi ?
1.2.3. Apa itu ekstraksi cair-cair ?
1.2.4. Apa konsep dari ektraksi cair-cair ?

1
1.2.5. Apa prinsip dari ekstraksi cair-cair ?
1.2.6. Sebutkan sistem penggunaan dalam ekstraksi cair-cair ?
1.2.7. Sebutkan keuntungan dan kerugian ekstraksi cair-cair ?

1.3 TUJUAN
1.3.1. Mengetahui pengertian dari ektraksi.
1.3.2. Mengetahui macam-macam ekstraksi.
1.3.3. Mengetahui ekstraksi cair-cair.
1.3.4. Mengetahui konsep dari ektraksi cair-cair.
1.3.5. Mengetahui prinsip dari ekstraksi cair-cair.
1.3.6. Mengetahui sistem penggunaan dalam ekstraksi cair-cair.
1.3.7. Mengetahui keuntungan dan kerugian ekstraksi cair-cair.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN EKSTRAKSI
Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau
disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan
popular.Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik
dalam tingkat makro ataupun mikro.Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur seperti benzena, karbon tetraklorida atau
kloroform.Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase terlarut.Teknik ini dapat digunakan untuk
kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada
semua skala kerja.Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis,
kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat
digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai pengotor.
Salah satu proses pemisahan yang terkenal dan banyak digunakan
dalam industri kimia adalah proses ekstraksi. Proses ekstraksi merupakan
metode pemisahan pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan
kelarutan suatu solut dalam pelarut. Ekstraksi solvent atau yang dikenal
dengan ekstraksi cair-cair merupakan proses pemisahan fase cair yang
memanfaatkan perbedaan kelarutan zat yang akan dipisahkan antara larutan
asal dan pelarut pengekstrak.
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan
“bersih” baik untuk zat organik maupun anorganik.Cara ini juga dapat
digunakan untuk analisis makro dan mikro.Selain untuk kepentingan analisis
kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan prefentif dalam
bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang
digunakan dapat berupa corong pemisah
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses

3
pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen
menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi
atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam
campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponen-komponen kopi dengan
menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling
mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis
pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan
dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam
pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu
ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari
padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan
sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari
sejumlah kecil bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam
teknik ekstraksi:
1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi
2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan
ekstraksi
3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6. Ekstraktor: Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction):
Ekstraksi dari bahan ekstraksi yang cair
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang
akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan
ekstrak dalam pelarut.
Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah
tahap yang banyak. Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit.

4
Kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah,
dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk
mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal.
Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan
yang harus ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga
semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat, tahanan semakin
besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin halus dan jika ekstrak semakin
terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-bahan alami).

2.2 MACAM-MACAAM EKSTRAKSI


A. Ekstraksi padat-cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat
larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi,
yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut
menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak.
Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam
bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan
konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja
ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair,
yaitu:
 Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase
padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan
yang seluas mungkin.
 Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi.
 Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan
ekstrak lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja
ekstraksi.

5
B. Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin
dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-
cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada makalah ini
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.

2.3 EKSTRAKSI CAIR-CAIR


Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute
dipisahkan dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair.
Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen ( immiscible, tidak saling
campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase
solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasadengan
konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya
pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada. Gaya dorong (driving
force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapatditentukan dengan
mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang.
Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.
Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

6
Gambar 2.1 (a)Proses ekstraksi cair-cair dan (b) aplikasi ekstraksi cair-
cair.
Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik di mana suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya
organik) yang pada hakekatya tidak tercampurkan.Pemisahan yang dapat
dilakukan, bersifat sederhana, bersih, cepat dan mudah.Dalam banyak kasus,
pemisahan dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok dalam sebuah corong
pemisah selama beberapa menit. Teknik ini sama dapat diterapkan untuk
bahan-bahan dari tingkat jumlah maupun yang berjumlah banyak
Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur
berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya
dengan saluran keluar di bagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan
setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat).
Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran
dan pernisahan adalah tangki yang bagian bawalmya runcing (yang
dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip
yang tersebar pada seluruh ketinggiannya).
Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk
mengolah bahan dalam jurnlah kecil,atau bila hanya sekali-sekali dilakukan
ekstraksi. Untuk Pemisahan yang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa
ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip pada saluran keluar di
bagian bawah tangki ekstraksi.
Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara
elektronik (dengan perantara alat ukur konduktivitas),secara optik (dengan

7
bantuan detektor cahaya 289 hatas) atau secara mckanik (dengan pelampung
atau benda apung). Peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen
pemblokir dan perlengkapan alarm, yang akan menghentikan aliran keluar
dan/atau memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebut melampaui
kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang kebanyakan terdiri atas pelarut
organik) tidak masuk ke dalam saluran pembuangan air,pencegahan
yanglebih baik dapat dilakukan dengan memasang bak penampung (bak
penyangga) dibelakang ekstraktor.
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara
teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika,
bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam.
logam. Proses ini pun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan
ekstrak hasil ekstraksi padat cair.
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena
pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak
ekonomis.

2.4 KONSEP EKSTRAKSI CAIR-CAIR


Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar
perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling
bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka pelarut yang
digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya (MS. 2007).
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara
bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan
banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan
menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut
pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai
terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah

8
didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada
di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan
analisis selanjutnya (Rahayu. 2009).
Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini
terjadi, maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara
kuantitatif. Nmaun demikian, ekstraksi akan semakin efektif jika dilakukan
berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi sedikit (Day.
2001).
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat
campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam
dua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kalinya memberikan
pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun 1981 ia
menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua
cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding
konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur
tertentu: = tetapan menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1.
Meskipun hubungan ini berlaku cukup baik dalam kasus-kasus tertentu, pada
kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar, dalam pengertian
termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang
seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase
memelihara suatu rasio yang konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase
cair yang lain: = KDA Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase
1. Tetapan sejati KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A (Zenta.
2006).
Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan
kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi
perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media
pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai
syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau
hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik

9
yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar
terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut.
Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya
dengan bantuan perkakas pengaduk) (Syaputri.2012).
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan
menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali
dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang
penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas
tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin
segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah
terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa
homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat
dipisahkan dari cairan yang lain (Anonim. Tanpa Tahun).

2.5. PRINSIP EKSTRAKSI CAIR-CAIR


Prinsip kerja ekstraksi cair-cair adalah pemisahan senyawa yang
mempunyai perbedaan kelarutan pada 2 pelarut yang berbeda. Dakam hal ini
ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan satu atau lebih senyawa
menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur, dimana senyawa akan
terdistribusi di antara dua fase sesuai dengan derajat kelarutannya yang
kemudian masing-masing jenuh dan terjadi pemisahan (Kumala. 2001).
Prinsip distribusi ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu antara dua zat pelarut yang tidak saling bercampur.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda
dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan
prepratif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua kerja
(Kumala.2001).

10
2.6. SISTEM PENGGUNAAN DALAM EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Dalam ekstraksi cair-cair terdapat dua macam sistem penggunaan yaitu
(Hamdani. 2001) :
1. Kromatografi fasa normal
Fase gerak → non polar ( ex: heksana, isopropil-eter)
Fase diam → sangat polar (ex: air)
Digunakan untuk memisahkan senyawa polar, sebab senyawa polar akan
tertahan lebih lama didalam kolom yang polar, sedangkan senyawa yang
non-polar akan keluar lebih awal dari dalam kolom.
2. Kromatografi fasa terbalik
Fase gerak → polar ( ex: air, metanol)
Fase diam → non polar (ex: hidrokarbon oktadekana)
Digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa non polar.

2.7. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN EKSTRAKSI CAIR-CAIR


A. Keuntungan Ekstraksi Cair-Cair (Anonim. Tanpa tahun)
1. Pelarut yang sedikit akan dapat diperoleh substansi yang relatif
banyak.
2. Peralatannya sederhana
3. Pemisahannya cepat dan selektif

B. Kerugian Ekstraksi Cair-Cair (Anonim. Tanpa tahun)


1. Tidak dapat menggunakan zat yang termolabil, karena akan
mengubah bentuk kimia sehingga koefisien distribusi dan efektifitas
pelarut pun berubah
2. Dapat membentuk emulsi pada saat pengocokan sehingga tidak akan
jelas pemisahannya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih
dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut.
2. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan
(misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis.
3. Ekstraksi cair-cair terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut
dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alimin. MS., Dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.

Arifianto, Nugroho., Sri Wahyuningsih dan Lutfi Aris Sasongko, “Consumers


Preference Towards Watermelon In Semarang”, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
4 No 2,(Semarang: Universitas Wahid Hasyim, 2008), Hal: 75-85.

Basset, J.,R.C. Denney, dan J. Mendham.Vogels Texbook Of Quantitative


Inorganic Elementary Instrumental Analysis Including Elementary
Instrumental Analysis. Terj. Handayana Pudjaatmaka, Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik . Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1994.

Day and Underwood. Quantitative Analysis, Sixth Edition. Terj.Iis Sopyan,


Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga, 2002.

Gozan, Mizri. Adsopsi Leading dan Ekstraksi Pada Industri Kimia. Jakarta:UI-
Press, 2006.

Khopkar, SM.Basic Concept Of Analitycal Chemistry. Terj. Saotoraharjo, Konsep


Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.

Mirwan, Agus dan Dannu Arriono, “Dinamika Tetes Ekstraksi Cair-Cair Sistem
Air-Metil Keton (Mek)-Heksan Dalam Kolom Isian”, Jurnal Teknik Kimia
Indonesia 9 No.3, (Bandung: ITB, 2010), Hal: 99-105.

13

Anda mungkin juga menyukai