MAKALAH
FARMASEUTIKAL DAN NETRASEUTIKAL HASIL PERIKANAN
“Isolasi dan Ekstarksi dari Mollusca”
DISUSUN OLEH :
ASHAR SUHADAR
Q1B1 17 024
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Farmaseutikal Dan Netraseutikal Hasil Perikanan yang berjudul “Isolasi dan
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu kami memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat bermanfaat sehingga
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Tujuan dan Manfaat..............................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................
2.1 Metoda Pemisahan...............................................................................................
2.2 Metoda Ekstraksi..................................................................................................
2.3 Isolasi...................................................................................................................
2.4 Tahapan Isolasi.....................................................................................................
2.5 Aplikasi Ekstraksi dan Isolasi...............................................................................
2.6 Pengertian Mollusca.............................................................................................
2.7 Karakteristik Mollusca.........................................................................................
2.8 Komponen Bioaktif..............................................................................................
2.9 Ekstraksi Senyawa Aktif.....................................................................................
2.10 Antioksidan..........................................................................................................
2.11 Kandungan Fitokimia..........................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Mollusca berasal dari bahasa Latin, Mollis yang berarti lunak.Jadi, jika
ditinjau dari asal katanya, Mollusca berarti hewan yang memiliki tubuh
dengan sebaran habitat yang sangat luas. Tubuh Mollusca yang lunak sebagai ciri
utama dari phylum ini umumnya dilindungi oleh suatu cangkang yang keras.
daerah persebaran yang sangat luas. Mollusca dapat ditemukan di darat, air tawar,
maupun air laut. Dengan persebaran ang sangat luas tersebut, Mollusca menjadi
Ukuran tubuh Mollusca sangat bervariasi mulai dari siput yang panjangnya
hanya beberpa millimeter hingga cumi-cumi raksasa yang dapat mencapai panjang
bersifat simetri bilateral. Pada beberapa terjadi modifikasi dari massa visceral
pada ciri morfologi, anatomi dan fisiologis dari hewan-hewan tersebut. Masing-
masing kelas tersebut memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan berbeda
terutama dalam kehidupan. Beberapa spesies dari phylum ini menjadi sumber
protein bagi manusia. Selain itu, Mollusca dapat menjadi hama bagi pertanian dan
menjadi inang bagi beberapa cacing parasit yang sangat merugikan bagi manusia
Pada suatu bahan alam mengandung berbagai macam zat. Keragaman dari
jenis dan jumlah struktur molekul yang dihasilkan oleh tumbuhan sangat banyak.
Masalah utama dari penelitian di bidang fitokimia ini ialah untuk menyusun data
terdapat ribuan alkaloid tumbuhan dan perhatian ahli farmakologi pada alkaloid
yang akan digunakan dilakukan dengan metoda ekstraksi dan isolasi. Metoda
ekstraksi dan isolasi yang digunakan bergantung pada tekstur dan kandungan air
Tujuan dan manfaat dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam
menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan
kompleks.
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif
sederhana.
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
2.3 Isolasi
Pada dasarnya isolasi senyawa kimia dari bahan alam itu adalah sebuah
senyawa tunggal yang murni. Seperti halnya pada saat kita ingin mendapatkan
suatu senyawa yang terdapat pada tumbuhan. Pada tumbuhan terkandung ribuan
bahkan jutaan senyawa, baik yang dikategorikan sebagai metabolit primer ataupun
metabolit sekunder. Pada kebanyakan kasusm proses isolasi senyawa dari bahan
kehidupan manusia.
2.4 Tahapan Isolasi
dll
Banyak aplikasi dari ekstraksi dan isolasi sederhana dapat ditemukan dalam
keseharian manusia, teknik ekstraksa dan isolasi yang lebih modern dengan
keperluan farmasi
Mollusca berasal dari kata Mollis dalam bahasa latin yang berarti lunak.
Tubuh simetri bilateral dan terdiri atas kepala di bagian depan, kaki di bagian
ventral dan massa jerohan di bagian dorsal (sugiri, 1989). Mollusca adalah satu
Gambar mollusca
2. Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam aminals
paling akrab, termasuk univalves (kelas Gastropoda), bivalvia (kelas Bivalvia) dan
dijelaskan cukup baik, sedikit pun beberapa 1.200 moluska diidentifikasi dari
daerah, yang didominasi oleh gastropoda diikuti oleh bivalvia (Lince et al. 2006).
Sampai saat ini kita tahu kira-kira tujuh puluh enam morfospesies molluscan dari
lima kelas dari wilayah HIMMI. banyak di antaranya terlalu kecil untuk ditangkap
sebagai bycatch dan hanya taksa yang lebih besar seperti cumi, siput besar atau
kerang akan akrab bagi pengamat. Namun penting untuk membuat pengamat
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini
kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang
terbuat dari zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot.(Drs. Adun
berbentuk seperti kerucut yang melingkar.Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan
rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksiotot. (Drs. Adun
yang mempunyai radula (lidah perut) sampai dengan anus terbuka didaerah
paru”, mantel atau oleh bagian epidermis.Alat eksresi berupa ginjal. Sistem syaraf
terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan
ganglion pedal yang ketiganyadi hubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. (Drs.
sekunder dikembangkan dalam dunia kedokteran mulai dari sebagai ilmu racun,
perkembangan, dan reproduksi yang normal pada organisme dan tidak begitu
penting dalam hidup. Senyawa yang dihasilkan dari metabolit sekunder tergolong
dan sering juga digunakan sebagai pertahanan, sistem imun, antifungi, antibakteri
umumnya diisolasi dari spons laut, ubur-ubur, bintang laut, timun laut, terumbu
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen
dari suatu bahan yang merupakan sumber komponen tersebut. Komponen yang
dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan atau cairan. Metode ekstraksi
yang digunakan tergantung pada beberapa faktor, yaitu tujuan yang ingin dicapai
dari ekstraksi, skala ekstraksi, sifat-sifat komponen yang akan diekstrak dan
sifat-sifat pelarut yang digunakan. Ada beberapa metode umum ekstraksi yang
yang telah diaplikasikan, metode yang banyak digunakan adalah distilasi dan
senyawa yang ingin diisolasi. Beberapa tujuan dari ekstraksi adalah untuk
bioaktif yang ada pada organisme (Sarker et al. 2006). Tujuan dari isolasi dan
purifikasi bahan alam yaitu untuk memisahkan senyawa aktif dari biomassa,
sederhana dan mudah tetapi menghasilkan produk yang baik meskipun memiliki
menggunakan pelarut organik atau air telah dikembangkan dalam ekstraksi bahan
alam. Maserasi merupakan metode yang mudah dan umum dilakukan. Metode
memerlukan volume pelarut yang banyak, beberapa senyawa tidak dapat diekstrak
secara efisien dan sedikit larut dalam suhu ruang. Senyawa yang terbawa pada
Ketaren (1986) berpandapat bahwa jenis dan mutu pelarut yang digunakan sangat
melarutkan zat yang diinginkannya, mempunyai titik didih yang rendah, murah,
kepolaran senyawa yang dilihat dari gugus polarnya (gugus OH, COH, dan
tahapan dielektrik semakin polar pelarut tersebut (Nur dan Adijuwana 1989).
Beberapa pelarut organik dan sifat fisiknya dapat dilihat pada Tabel 1.
kuartener, komponen fenolik, karotenoid, tanin, gula, asam amino, dan glikosida
(Harborne 1987). Hasil ekstrak yang diperoleh akan tergantung pada beberapa
faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut, metode ekstraksi yang digunakan,
ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi,
dan perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah sampel (Darusman et al. 1995).
bahan yang akan diekstrak. Dengan mengetahui sifat metabolit yang akan
akan melarutkan senyawa polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa
2.10 Antioksidan
2005).
yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi
kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Beberapa
telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluene
diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial (Rohman dan Riyanto 2005).
Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera
senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik dari antioksidan. Diantara
DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara
tidak reaktif sebagaimana radikal bebas yang lain. Proses delokalisasi ini
ditunjukkan dengan adanya warna ungu (violet) pekat yang dapat dikarakterisasi
pada pita absorbansi dalam pelarut etanol pada panjang gelombang 520 nm
(Molyneux 2004). Struktur DPPH dan DPPH tereduksi hasil reaksi dengan
senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh makhluk hidup, yaitu
1 Alkaloid
umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik (gugus amina dan amida)
dan bersifat basa. Senyawa tersebut dapat diperoleh dari ekstraksi kulit kayu,
akar, daun, batang dan buah pada tumbuhan (Solmons 2004). Sifat kebasaan
alkaloid dipengaruhi oleh struktur molekul, keberadaan, dan letak gugus fungsi
lain. Alkaloid umumnya berbentuk padatan kristal dan berasa pahit (Sarker dan
Nahar 2007).
Biosentesis alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu
ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang
ini lebih sering didapatkan langsung dari tumbuhan dibandingkan dari produk
2 Steroid/triterpenoid
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C asiklik, yaitu
skualen. Senyawa ini berstruktur siklik yang rumit, kebanyakan berupa alkohol,
aldehida atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tanpa warna, berbentuk
kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optik (Harborne 1987).
menghambat kinerja enzim topoisomerase II, dengan cara berikatan dengan sisi
aktif enzim yang nantinya akan mengikat DNA dan membelahnya. Hal ini
Senyawa triterpenoid yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi adalah fitosterol
3 Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa ini dapat
diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini
dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, oleh karena
itu warnanya berubah bila ditambah basa atau amonia (Harborne 1987).
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang banyak
tidak menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh (Liu dan Guo 2006). Flavonoid
mengandung cincin aromatik yang terkonjugasi, oleh karena itu menunjukkan pita
serapan kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum tampak. Flavonoid terdapat
dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid.
Diperkirakan 2% dari seluruh karbon yang difotosentesis oleh tumbuhan dirubah
pada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna. Terdapat sekitar sepuluh kelas
4 Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam
lebih dari 90 suku tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula
pereduksi (glikon) dan bukan gula (aglikon). Glikon bersifat mudah larut dalam
2008). Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun,
saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin
yang mudah diperoleh dan dapat diubah di laboratorium menjadi sterol hewan
Banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen yang
bukti terpecaya akan adanya saponin. Saponin jauh lebih polar daripada sapogenin
5 Fenol hidrokuinon
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Untuk tujuan identifikasi,
terhidroksilasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam
bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinon tanpa
dalam air, tetapi umumnya kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan
Reaksi yang khas adalah reduksi bolak-balik yang mengubah kuinon menjadi
senyawa tanpa warna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh
(Harborne 1987).
6 Gula pereduksi
Gugus fusngional monosakarida yaitu gugus aldehid dan gugus keton yang
untuk uji monosakarida ialah uji fehling, molisch, benedict, dan barfoed. Tidak
2003).
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa mollusca adalah hewan yang
memiliki senyawa bioaktifyang baik untuk tubuh jika di ekstraksi dan diisolasi
dengan baik dan benar. Cara pengekstraksian molussca melewati beberapa tahap
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standarisasi Nasional [SNI]. 1998. Cara Uji Cemaran Logam dalam
Makanan. SNI 01-2896-1998. Jakarta: Departemen Perindustrian RI.
Faulkner DJ dan Ghiselin MT. 1983. Chemical defense and
evolutionary ecology of Dorid nudibranchs and some other
opisthobranch gastropods. Review Journal of Marine Ecology-
Progress Series.13:295-301.
Helper LJ, Deaton BJ, Driskel JA. 1988. Pangan, gizi dan pertanian. Suhardjo,
penerjemah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Terjemahan
dari: Food, Nutrition and Agriculture.
Hudaya, T., Prasetyo, S., & Kristijarti, A. P. (2014). Ekstraksi Isolasi dan Uji
Keaktifan.
Widayati, Hartini Etik. Biologi. Intan Pariwara Nontji Anugerah, 2007. Laut
Nusantara. Penerbit : Djambatan. Jakarta