Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM BIOLOGI / MIKROBIOLOGI


LINGKUNGAN
TEKNIK LABORATORIUM, PREPARAT BASAH, DAN
ISOLASI MIKROBA
Oleh:

Kelompok 9

Nama :

Imam Hambali

NIM:

082001800081

Nama Asisten

Keitta Religia

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS ARSITEKTUR LANSKAP DAN TEKNOLOGI


LINGKUNGAN

UNIVERSITAS TRISKTI

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Lingkungan yang berjudul “Teknik
Laboratorium, Preparat Basah, dan Isolasi Lingkungan”
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki laporan ini. Terima kasih.

Jakarta, 8 September 2019

Imam Hambali
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA....................................................................5

3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................................5

3.2 Cara Kerja........................................................................................................................6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................11

4.1 Hasil Pengamatan...........................................................................................................11

4.2 Pembahasan....................................................................................................................17

BAB V SIMPULAN.................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21

LAMPIRAN.............................................................................................................................22
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Teknik Laboratorium.........................................................................5


Tabel 3.2 Alat dan Bahan Preparat Basah...................................................................................5
Tabel 3.3 Alat dan Bahan Isolasi Mikroba..................................................................................6
Tabel 3.4 Cara kerja Teknik Laboratorium.................................................................................6
Tabel 3.5 Cara kerja Preparat Basah............................................................................................8
Tabel 3.6 Cara kerja Isolasi Mikroba..........................................................................................9
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Teknik Laboratorium...................................................................11
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Preparat Basah.............................................................................12
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Isolasi Mikroba............................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran yang
sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktifitas kehidupan antaralain dapat mengalami pertumbuhan,
menghasilkan energy dan berproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme
memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini
harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi akan menyebabkan terjadinya konversi zat
yang tiggi pula.
Morfologi bakteri dapat diamati dengan cara membuat preparat
mikroskopik dan untuk tujuan tertentu, preparat mikroskop harus diwarnai.
Preparat mikroskop ada dua macam yaitu preparat basah dan preparat kering.
Beberapa cara pewarnaan atau pengecetan yang perlu diketahui dalam
mengamati morfologi terutama bakteri adalah pewarnan sederhana, pewarnaan
gram, pewarnaan acid fast atau pewarnaan negative. Sebelum melakukan
pewarnaan dilakukan pembuatan olesan dan fiksasi pada bakteri yang akan
diamati.Olesan adalah pemberian bakteri pada kaca benda sedangkan fiksasi
adalah perlakuan pada bakteri. Bakteri tersebut dimatikn sedemikian
rupa,tetapi selnya mati tanpa terjadi perubahan bentuk sel dan struktur yang
berbeda dalam sel, dan memudakan menempel, pada kaca benda.
Fungi adalah mikroba berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil,
sel tidak mengalami deferensiasi menjdi jaringan.Kelompok fungi adalah
cendawan/kapang, khamir(yeast), dan jamur.fungi tergolong gumicota dan
dapat dibedakan atas kelasnya yaitu omycetes,zygomycetes, basidiomycetes,
dan deutromycetes yang merupakan cendawan tingkat tinggi dari semua
golongan diatas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
- Mengetahui teknik isolasi mikroba di sekitar kita (isolasi mikroba dari
tempe, oncom, ragi tape, ragi roti, dan jamur nasi) serta isolasi
mikroorganisme dari substrak cair, yaitu air kolam dan air got.
- Mengetahui dan mengamati morfologi dari sel-sel beberapa sampel yang
telah disiapkan sebelumnya dengan menggunakan mikroskop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan


kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan.beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya.Pengenalan alat-alat lboratorium yang berfungsi untuk
mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer,dan lain-lain.Alat-alat pengukur yang disertai dengan
inforrmasi tertulis biasanya diberi tambahan graph, seperti thermograph,
barograph dan lain-lain (Moningka, 2008).
Pada umumnya alat yang dipengunakan dilaboratorium
mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Penggunaannya alat-
alat yang harus diperhatikan sebagai contoh gelas piala tidak dapat
digunakan untuk pelarut yang mempunyai titik didih rendah karena alat ini
mempunyai permukaan yang cukup besar. Pada umumnya penggunaan
alat yang terbuat dari kaca harus lebih diperhatikan beberapa hal yang
sesuai dengan zat kimia yang diproses, sebagai contoh gelas piala dan
erlemeyer ada gelas piala tidak digunakan untuk pelarut yang mempunyai
mulut yang cukup besar , sehingga untuk hal-hal seperti ini lebih
digunakan erlemeyer untuk yang memunyai mulut yang lebih kecil
(Anwar.1994)
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama “campound light
mikroscop” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu
sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada
mikroskop potensial.
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskop berarti sangat kecil, tidak
mudah dilihat dengan mata telanjang.Mikroskop cahaya memiliki tiga
dimensi lensa yaitu objektif, lensa okuler, dan lensa kondensor.
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan
atau benda dari semua bentuk kehidupan.Pembiakan mikroorganisme
dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi organisme.Mediah berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba,isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat biologi dan perhitungan jumlah mikroba.Dimana dalam proses
pembuatannya harus di sterilisasi dan menerapkan metode esp tis untuk
menghindari kontaminasi pada media.(Pelczer, 1986).
Mikroorganisme terdapat didalam tanah, air,udara maupun pada
mahluk hidup termaksud pada jarinagan tubuh kita sendiri (kulit dan
selaput lender).Mikroorganismr mampu tumbuh dengan baik bila tersedia
media atau makanan sebagai substratnya.(Utami, 2004).
Mikroorganisme ditemukan dialam sebagai substrata tau berada
diudara sebagai kontaminan. Pada kondisi dimana kebutuhan makanan dan
lingkungan cocok, mikro organism akan berkembang dengan aktif.Ketika
factor makanan dan kebutuhan terbatas, perkembangan mikroorganisme
terhambat. Dan pada saat kondisi yang sangat tidak memungkinkan
/ekstrim mikroorganisme dapt benar-benar mati
Pembiakan mikroorganisme khususnya pengatan pada bakteri
maka langkah awal yang dilakukan pada praktikum adalah menyediakan
media untuk tumbuh dan berkembangnya bakteri dengan memanaskan
nutrisi agar untuk pencernaan dan kesterilan bahan. Selain menyediakan
nutrient yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga diperlukan kondisi fisik
yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Bakteri tidak hanya amat
berfariasi dalam persyaratan nutrisinya, tapi juga minunjukan respon yang
berbeda-beda terhadap yang fisik didalam lingkunganya. Untuk
berhasilnya kultirasi berbagai bakteri dibutuhkan suatu kombinasi nutrient
serta lingkungan fisik yang sesuai
BAB III
ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat – alat dan bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum
adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Teknik Laboratorium


No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama konsentrasi Jumlah
. Bahan

1 Mikroskop - 1 - - -

2 Oven - 1 - - -

3 Incubator - 1 - - -

4 Autoclave - 1 - - -

Tabel 3.2 Alat dan Bahan Preparat Basah

No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Konsentrasi Jumlah


Bahan
1 Mikroskop - 1 Aquades - 1
2 Jarum ose - 1 Oncom - 1
bulat
3 Bunsen - 1 Ragi - 1
burner
4 Penjepit - 1 Tempe - 1
5 Kaca 25,4 mm 4 - - -
preparat x 76,2
mm
6 Kaca 18 mm x 4 - - -
penutup 18 mm
7 Korek api - 1 - - -
8 Pipet tetes - 1 - - -
9 Pinset - 1 - - -

Tabel 3.3 Alat dan Bahan Isolasi Mikroba

No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Konsentrasi Jumlah


. Bahan
1 Cawan - 1 - - -
Petri

3.2 Cara Kerja

Tabel 3.4 Cara kerja Teknik Laboratorium

No Cara Kerja Gambar


1 Mikroskop:
1. Hubungkan mikroskop ke sumber
listrik, lalu nyalakan.
2. Taruh kaca preparat di meja
mikroskop, dan jepit dengan
penjepit mikroskop agar kaca tidak
jatuh.
3. Pilih lensa perbesaran yang di
inginkan lalu atur jaraknya dengan
micrometer dan makrometer.
2 Oven:
1. Hubungkan oven pada sumber
listrik, lalu nyalakan.
2. Atur suhu dan waktu yang
dibutuhkan, lalu masukan
alat/sampel.
3. Saat sudah selesai diamkan dulu
oven hingga dingin, lalu ambil
alat/sempelnya.
4. Matikan oven.
3 Incubator:
1. Hubungkan dengan sumber listrik.
2. Atur suhu dan waktu yang
dibutuhkan.
3. Saat sudah selesai amati mikroba,
dan matikan inkubator.

4 Autoclave:
1. Masukan air kedalam autoclave
sampai wadah aluminium
terendam.
2. Masukan alat dan bahan.
3. Tutup autoclave dan kunci hingga
smua tertutup rapat.
4. Nylakan autoclave kemudian atur
suhu dan waktu yang dibutuhkan.
5. Jika sudah selesai tunggu hingga
tekanan pada titik 0 lalu buka tutup
autoclave terjauh dari jarak anda.
5 Spirtus:
1. Nyalakan spirtus dengan korek api.
2. Lalu panaskan alat-alat yang akan
digunakan.
6 Kawat ose bulat dan panjang:
Ujung kawat ose di panaskan pada spirtus
kemudian disentuhkan kepada mikroba
lalu di oleskan pada kaca peparat.
7 Kaca preparat:
1. Bersihkan kaca preparat dengan
aquades.
2. Oleskan mikroba diatas kaca
preparat kemudia tutup dengan
kaca penutup.
3. Letakan pada meja mikroskop dan
amati.

Tabel 3.5 Cara Kerja Pengamatan Preparat Basah

No Cara Kerja Gambar


1 Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2 Sterilisasikan alat dan bahan
menggunakan pembakar bunsen
3 Siapkan mikroskop dalam keadaan
bersih dan sudah tersambung dengan
stop kontak
4 Sayat preparat basah(oncom) setipis
mungkin, lalu letakkan diatas gelas
preparat/microskop slide, tambahkan
setetes aquades
5 Tutup preparat dengan gelas penutup
6 Letakkan preparat dibawah lensa
obyektif dengan posisi yang tepat
7 Cari bayangan bakteri/mikrba
padapreparat dengan memutar
makrometer perlahan-lahan
sampaiterlihat bayangan
8 Apabila bayangan sudah
terlihat,dokumentasikan bayangan
kemudian caribakteri apa yang
terdapat didalam preparat basah
tersebut
9 Catat hasil pengamatan
10 Ulangi cara 4,5,6,7,8,9 dengan
mengganti preparat basah yang
lainnya dengan menggunakan alat-
alat yang sudah disterilkan

Tabel 3.6 Cara Kerja Isolasi Mikroba

No Cara kerja Gambar


1 Siapkan cawan petri dalam keadaan
tutup berada dibawah pada saat pegi
ke tempat pengambilan sempel udara
2 Pada saat di mushola, balikan cawan
petri pada posisi tutup berada diatas
dallam keadaan terbuka untuk
pengambilan smpel udara
3 Siapkan stopwatch atur selama 5
menit
4 Kemudian tutup cawan petri
danposisikan kembali dalam keadaan
tutup berada dibawah
5 Catat hasil setelah 48 jam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 hasil pengamatan teknik laboratorium

No Hasil pengamatan Keterangan


1 Mikroskop berfungsi untuk
mengamati mikroorganisme
yang berukuran sangat kecil

2 Inkubator memiliki fungsi untuk


menginkubasi mikroorganisme
seperti bakteri, fungi, dan sel
mikroba lainnya pada kondisi
tertentu

3 Oven berfungsi memanaskan


dan mengeringkan alat-alat
laboratorium dan benda lainnya

4 Autoclave berfungsi
mensterilkan peralatan
laboratorium

Tabel 4.2 Hasil pengamatan preparat basah

No Hasil Pengamatan Keterangan


1 Jenis: Jamur(Ascomycota)
Nama mikroba; Neurospora
Sitophilia
Bentuk/hifa: bersekat dan
bercabang
Perbesaran: 10 kali

2 Janis: jamur (zygomycota)


Nama mikroba: ryzopus oryzae
Betuk/hifa: tidak bersekat
banyak
Perbesaan: 10 kali

3 Jenis: ascomycota
Nama mikroba: sachromyces
cerevisiae
Bentuk/hifa: bersekat dan
bercabang
Perbesaran 10 kali

4 Jenis: bakteri (bacil)


Nama mikroba: bacillus sp
Bentuk/hifa: streptobasil
Perbesaran: 10 kali
5

Tabel 4.3 Isolasi Mikroba

No Hasil PPengamatan Keterangan


1 Kelompok 1
Toilet cewe lantai 8
Multikultur
2 Kelompok 2
Lift
Multikultur

3 Kelompok 3
Toilet cowo lantai 8
Multikultur

4 Kelompok 4
Lift lantai 1
Multikultur

5 Kelompok 5
Taman lantai 9
Monokultur
6 Kelompok 6
Depan oven
Multikutur

7 Kelompok 7
Lab lingkungan
Multikultur

8 Kelompok 8
Kantin lantai 5
Multikultur

9 Kelompok 9
Mushola lantai 6
Multikultur
10 Kelompok 10
Air kolam lantai 9
Multikultur

11 Kelompok 11
Belakang studio utama
Tidak ada mikroba

4.2 Pembahasan

Pada praktikum mikrobiologi kali ini dilakukan pengamatan


terhadap beberapa jenis air dan juga bahan makanan yaitu tempe, oncom, jamur
nasi, ragi tape, ragi roti, air kolam dan juga air got dengan menggunakan
mikroskop. Dengan menggunakan preparat basah sebagai media alas
mikroorganisme yang diamati dengan mikroskop.
Dalam pengamatan sel hidup, biasanya kita menggunakan metode preparat
basah. Metode ini juga memiliki kekurangan yaitu kurang praktis, dalam
pembuatannya harus dihindarkan adanya gelembung-gelembung dan jika ada
gelembung harus diulang pembuatannya dari langkah pertama. Karena keadaan
yang basah, preparat ini harus dijaga agar kaca penutupnya tidak bergerak.
Penetesnya bisa digunakan air, petroleum jelly, ataupun gliserol. Yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah menggunakan air.
Dari hasil pengamatan morfologi algae pada air kolam dan air kotor/got
melalui mikroskop diketahui bahwa terdapat bakteri berbentuk coccus & bacillus.
Kokus (coccus) adalah jenis bakteri yang memiliki bentuk bulat seperti bola dan
beberapa variasi bentuknya. Misalnya, mikrococcus (jika bakteri berukuran kecil
dan tunggal), diplococcus (jika berjumlah ganda), tetracoccus(jika bergandengan
empat dan membentuk bujur sangkar) sarcina(jika bergerombol membentuk
kubus), staphyloccus (jika bergerombol), sreptococcus (jika bergandengan dan
membentuk rantai). Basil (bacillus) adalah kelompok atau jenis bakteri yang
memiliki bentuk batang atau silinder. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
diplobacillus (jika bergandengan dengan berpasangan dua-dua), streptobacillus
(bergandengan dan membentuk rantai).
Sementara itu hasil pengamatan morfologi fungi pada tempe (Rhizopus
Oryzae) diperoleh bakteri yang berbentuk bacillus. Kapang/Jamur merupakan
mikroba dengan struktur talus berupa benang-benang (hifa) yang terjalin seperti
jala (myselium). Hifa dapat berekat (septat) dengan inti tunggal/ lebih dan hifa
tidak bersekat (aseptat). Penampakan morfologi koloni pada umumnya seperti
benang (filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran. Morfologi
koloninya dapat dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada beberapa
jenis bakteri yang koloninya mirip jamur, seperti dari kelompok Actinomycetes
atau Bacillus mycoides. Koloni kapang memiliki keragaman warna yang muncul
dari sporanya.
Dalam mengamati kapang dikarenakan ukurannya yang lebih besar, maka
perbesaran sedang pada lensa obyektif (40x) digunakan.  Pada substrat tempe
akan dijumpai Rhizopus oligophorus yang terdiri dari benang-benang hifa yang
tidak bersekat dan membentuk miselium. Hifa tertentu akan mengalami
pertumbuhan membentuk sporangium yang berwarna kehitaman. Hifa penyangga
sporangium merupakan sporangiofor.  Kumpulan dari sporangiofor pada
pangkalnya didukung oleh rhizoid yang berfungsi untuk menyerap makanan dan
air dari substrat. Hifa yang terdapat antar dua kumpulan sporangiofor disebut
stolon. Sedangkan pada substrat oncom ditemukan Nemospora  sitophyla, yang
bereproduksi dengan aseksual yaitu membentuk konidia, yang dibentuk pada
ujung hifa khusus yang ditopang oleh hifa yang disebut konidiofor, yang seksual
dengan membentuk askus.
Kemudian pada pengamatan Khamir (ragi roti dan ragi tape)
merupakan mikroba bersel tunggal dan berukuran antara 5-20µ yang dapat
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Pada praktikum ini dilakukan
pengamatan terhadap khamir berspesies Saccharomyces
cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae adalah khamir yang berbentuk bulat.
Saccharomyces cerevisiae digunakan dalam pembuatan anggur, roti, dan bir.
Dalam kultur yang sama, ukuran dan bentuk sel khamir mungkin berbeda karena
pengaruh umur sel dan kondisi lingkungan saat pertumbuhan. Anggota lain dari
genus ini termasuk Saccharomyces bayanus, digunakan dalam pembuatan anggur,
dan Saccharomyces boulardii, digunakan dalam obat-obatan. Koloni
dari Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam 3 hari. Mereka rata,
mulus, basah, glistening atau kuyu, dan cream untuk cream tannish dalam warna.
Ketidakmampuan untuk memanfaatkan nitrat dan kemampuan untuk berbagai
memfermentasi karbohidrat adalah karakteristik khas dari Saccharomyces.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Ragi kering instan. Dibuat
dari ragi yang dipanaskan dan lalu dikeringkan hingga mengandung 94% – 95%
materi kering dengan jumlah sel ragi 105-107 pergram ragi, berbentuk vermicelli
(seperti potongan pasta yang sangat pendek), mendekati butiran kecil yang halus.
Di negara-negara tropis lebih aman memakai ragi instan. Aplikasinya tanpa
dilarutkan terlebih dahulu, dapat langsung dicampurkan dalam tepung, dikemas
dalam kemasan tanpa udara (vacuum packed) dan memiliki umur kadaluarsa 2
tahun dalam kemasannya. Kelebihan lain dari pada ragi instan ini adalah
menghasilkan fermentasi yang lebih konsisten, dan penyimpanan yang sangat
mudah (pada suhu ruang normal). Dari hasil pengamatan bentuk khamir,
Saccharomyces cerevisiae berbentuk bulat. Hasil ini diketahui setelah diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 16×40. Hasil pengamatan ini sudah sesuai
dengan literatur.
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat
yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Berdasarkan hasil pengamatan
jenis mikroorganisme dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya.
Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam
sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang
akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi
DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu
antibiotik. Terutama dalam pengamatan sel hidup, yaitu dengan menggunakan
metode preparat basah kita dapat mengisolasi mikroba-mikroba tersebut.

BAB V
SIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

 Pemakaian ose yang steril/aseptik dimaksudkan agar tidak terjadi


kontaminasi pada mikroorganisme yang sedang diamati.

 Dibutuhkan ketelitian dalam melihat mikroba dari sample pada mikroskop


serta aquades yang tidak boleh terlalu banyak di kaca preparat dan tingkat
ketipisan dari sample yang diambil melalui kawat ose.

 Dari hasil pengamatan jamur tempe terilihat berupa benang yang panjang dan
bercabang yang mempunyai tangkai sporangium.

 Tempe dan oncom terdapat bakteri berjenis bacillus.


 Ragi merupakan fungi mikroskopik uniseluler, tidak membentuk hifa
(beberapa spesies dapat membentuk pseudohifa), berbentuk bulat.

 Dari hasil pengamatan mikroskop, mikroba yang hidup di air lebih banyak
yang berbentuk coccus.

DAFTAR PUSTAKA

Moerdjoko, Sintorini dan Rinanti Nugroho, Astri. 2003. Penuntun Praktikum

Biologi/Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta: Universitas Jakarta

http://www.scribd.com/doc/69462287/Pengenalan-Mikroba-Pengamatan-Bakteri-
Jamur-Dan-Yeast (25-09-2012)

Martani, E., dan S. Margino. 2005. Populasi Rhizobium dan fiksasi nitrogen pada
kedelai di tanah gambut yang diperlakukan dengan paraquat. Jurnal
Tanah Tropika 10 (2): 113-120.
http://mohamaddiontiara.multiply.com/journal/item/43 (25-09-2012)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai