Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK

PENELUSURAN
GUA HORISONTAL
Pada dasarnya setiap penelusur gua, harus memulai perjalanannya dalam
kondisi tubuh fit . Malah dalam sebuah buku teks disebutkan , apabila badan
terasa kurang fit, sebaiknya perjalanan eksplorasi gua dibatalkan (etika
penelusuran gua). Hal ini disebabkan karena udara di dalam gua sangat
buruk, penuh deposit kotoran burung dan kelelawar, ditambah kelembaban
yang sangat tinggi. Mudah sekali dalam kondisi demikian seorang penelusur
gua terserang penyakit paru-paru, beberapa pioneer penelusur gua
menghentikan kegiatan eksplorasinya karena terserang penyakit ini.

Selain memerlukan kondisi tubuh yang baik, seorang penelusur gua sedikit
banyak harus harus memiliki kelenturan tubuh dan yang terpenting tidak
cepat menjadi panik dalam keadaan gelap dan sempit. Bentuk tubuh juga
mempengaruhi kecepatan gerak seorang penelusur gua. Penelusur Gua ideal
adalah yang memiliki badan relatif kecil meskipun belum tentu menjadi
jaminan akan menjadi penelusur handal.
 Medan gua horisontal sangat bervariasi, mulai
pada lorong-lorong yang dapat dilalui dengan
mudah, sampai lorong yang membutuhkan
teknik khusus untuk dapat melewatinya.
Lorong yang cenderung mudah
dilalui yaitu dapat dilalui dengan
berjalan.
Lorong yang cenderung sulit dilalui
memerlukan teknik khusus untuk
melewatinya.
Macam TPGH
 Walking
 Monkey walking
 Bear walking
 Duck walking
 Crawling
 Belly Crawling
 Squeezing
crouching
Peralatan pribadi untuk gua horisontal

1. Helm
2. Caving sling
3. Cover all
4. Caving pack sack

Peralatan tim untuk gua horisontal

1. Perahu karet
2. Tali
3. Kamera
4. Kompas
5. Topofil
Rigging adalah teknik pemasangan tali baik vertikal , horizontal maupun lintasan untuk
rescue. Pemasangan lintasan ini harus selalu memperhatikan beberapa syarat agar bisa
disebut sebagai rigging yang baik:

a. Aman untuk dilewati oleh semua anggota Tim.

b. Tidak merusak peralatan

c. Dapat dilewati oleh semua anggota Tim.

d. Siap digunakan untuk keadaan emergenci.

Anchor.

Anchor adalah point atau obyek yang akan dijadikan tambatan. Dalam pemilihan anchor
perlu adanya perhitungan antara lain :

a). Jenis tambatan

b). Posisi tambatan

c). Kekuatan tambatan.


Berdasarkan jenisnya, anchor dibagi menjadi :

a. Natural Anchor (tambatan alam)

1. Pohon, sebelum kita memakai jenis ini kita harus memeriksa jenis pohon, umur pohon
(dimensinya), tempat tumbuh, posisi tumbuh maupun kondisi dari pohon
tersebut.penentuan jenis pohon adalah dari jenis nilai kekuatan kayu (serabut tunggang).
Penentuan dari jenis akar ini dipengaruhi oleh mediah tumbuhya (andesit, kapur dl.).
Pemakaian dari jenis ini harus pula memperhatikan posisi tambatan yang kita pasang pada
pohon tersebut.

2. Lubang tembus.

Sebuah lubang yang bisa kita temui didinding, lantai maupun atap goa bisa terbentuk
vertikal maupun horizontal. Sebelum menggunakan kita harus mengecek kelayakannya
dengan memeriksa kekerasan batuan, keutuhan ,dan sruktur batuannya.

3. Rekahan, celah yang terbentuk dari pengikisan lapisan (horizontal) maupun crek
(vertikal). Untuk jenis ini kita menggunakan pengamana sisip maupun paku tebing . bentuk
celah , jenis celah , lebar celah arah penyepitan celah kondisi , permukaan bidang yang akan
di di gunakan dan arah tarikan yang diinginkan harus diperhitungkan.
4. Chock Stone, batu yang terjepit pada celah sehingga berfungsi
seperti pengaman sisip, atau biasa disebut chock. Sebelum
digunakan terlebih dahulu periksa celah dan batu yang terjepit.
Untuk celah harus diperhatikan pada bentuk celah, jenis celah,
lebar celah, arah penyempitan celah dan kondisi permukaan
bidang (bidang priksi, kekerasan pelapis). Untuk batu yang terjepit
periksa jenis dan keadaan dari bentuk dan posisi terjepitnya.
Setelah itu kita tentukan arah tarikan yang akan dibuat lalu
perhatikan posisi peletakan webbing pengikatnya.

5. Tanduk (horn), jenis ini berupa pinggira dinding yang menonjol


hasil dari air. Bentuk tonjolan harus selalu diperhatikan untuk
menentukan tarikan dan teknik pemasangan webbingnya.

6. Ornament, biasanya hanya digunakan untuk mendapat beban


horisonn (deviasi), karena ornament ini hanya menempel pada
lantai tumbuhnya. Jenis anchor ini jarang digunakan karena
praktis merusak pertumbuhannya.
b. Anchor buatan, pada pembuatan lintasan jika sudah tidak dapat
menemukan natural anchor yang layak digunakan maka satu-
satunya cara adalah menggunakan anchor buatan yang
menggunakan bolts/spit/tebing.

Berdasarkan posisi dan urutan penerimaan beban maka anchor


dibagi atas :

a. Main anchor, anchor utama, yaitu anchor yang secara langsung


mendapatkan beban saat lintasan digunakan

b. Back-up, berfungsi sebagai cadangan jika main anchor terlepas


atau jebol, jumlah anchor ini bisa lebih dari satu, dan nilai
kekuatannya harus lebih besar dari main anchor.

Penempatan posisi back-up harus tetap memperhatikan keamanan


tali dari friksi dan kerusakan lainnya ketika main anchor jebol.
PENGENALAN ALAT

 Alat Personal
 SRT Set
 Rigging Set
 Mapping Set
Alat Personal
Cover All /
wearpack
Explorer Set
Terdiri Dari :

Boom
Headlamp

Aseto
ecrin
Sepatu

Anda mungkin juga menyukai