Anda di halaman 1dari 17

KINETIKA KIMIA

IMAM HAMBALI
082001800081
TEKNIK LINGKUNGAN
KELAS B
Definisi Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang
laju (kecepatan) dan mekanisme reaksi. Berdasarkan
penelitian yang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy
terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat –
zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan
konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap
waktu.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi dibagi:
a. Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : N2O5 → N2O4 + ½ O2
b. Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : 2HI → H2 + I2
c. Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : 2NO + O2 → 2NO2

Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :


a. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau
larutan)
b. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi
Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi,
yaitu jumlah dari eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan
reaksi. 
Penetapan Hukum Laju
Suatu persamaan yang memberikan hubungan antara laju reaksi dengan
konsentrasi pereaksi disebut persaman laju atau hukum laju. Tetapan
kesebandingan k dirujuk sebagai tetapan laju untuk suatu reaksi tertentu.
Karena konsentrasi pereaksi berkurang dengan berlangsungnya reaksi. Tetapi
tetapan laju k tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi. Jadi laju reaksi
memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin
cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k
itu.
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atupun
produk dalam satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi
suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi
untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau
pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi.
Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam
persamaan laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi
reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi.Jika laju suatu reaksi berbanding lurus
dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi.
• Laju = k [A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5
merupakan suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding
lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi, atau berbanding lurus dengan
pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi.
• Laju = k[A]2
• Laju = k [A][B]
Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde
terhadap masing-masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan
terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan orde dalam B, atau orde
kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau
mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang.
Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin berorde pecahan, misalnya
orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara
keseluruhan.
Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi.
Perhatikan reaksi umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika
kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu
disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :
• Laju = k[A][B]0 = k[A]
Menentukan Orde Reaksi
a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang
berjalan lambat. Contoh : reaksi 4HBr + O2 -> 2H2O + 2Br2
Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :
1.HBr + O2 -> HBr2O (lambat)
2.HBr + HBr2O -> 2HBrO (cepat)
3.2HBr + 2HBr) -> 2H2O + 2Br2 (cepat)
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O2].
Orde reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.
b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen,
kosentrasi salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.
Berbagai Orde Reaksi
a. Reaksi Orde Nol

Gambar 1: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap


laju reaksi
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila
perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi.
Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi
pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.
b. Reaksi Orde Satu

Gambar 2: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali
lebih besar.
c. Reaksi Orde Dua

Gambar 3: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari
konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9
kali lebih besar
contoh soal mengenai laju reaksi dan Orde reaksi:
 Persamaan kecepatan reaksi
H2 + I2 → 2 HI
adalah
V = k [H2][I2].
Tentukan Orde reaksi total dari persamaan di atas!
Jwb:
orde reaksi zat H2 = 1
orde reaksi zat I2 = 1
orde reaksi total persamaan diatas adalah 1+1 = 2
Dari hasil pengamatan reaksi antara NO dengan Br2 :
2NO(g) + Br2 (g) 2NOBr(g)

V = k [NO]x[Br2]y
Pada percobaan 1 s/d 3, konsentrasi NO konstan, sedangkan Br2
bervariasi.
Jadi laju reaksi yang bervariasi akibat perubahan konsentrasi Brom,

Br2 V
1 × 0,10 1 x 12
2 × 0,10 2 x 12
3 × 0,10 3 x 12

Jadi V ≈ [Br2]1
berarti reaksi orde 1 terhadap Brom
Pada percobaan 1, 4 dan 5 konsentrasi Brom tetap,
konsentrasi NO bervariasi,
jadi variasi laju reaksi akibat dari variasi konsentrasi NO.
NO V
1 × 0,01 1 x 12
2 × 0,01 4 x 12 atau 2^2 x 12
3 × 0,10 9 x 12 atau 3^3 x 12

Jadi V ≈ [NO]^2
berarti reaksi orde 2 terhadap NO
Faktor yang mempengaruhi laju
reaksi
a. Sifat dasar pereaksi

Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara
meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan molekul hidrogen fluorida.

H2(g) + F2(g) à 2HF(g) (sangat cepat pada temperatur kamar)

Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat, sehingga tak nampak sesuatu
perubahan kimia.

2H2(g) + O2(g) à 2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)


b. Temperatur

Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan sebesar 100C akan
melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekul-molekul. Molekul harus bertumbukan dengan energi yang
cukup untuk bereaksi. Makin tinggi suhu, maka energi kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan
makin sering, laju reaksi makin tinggi.

Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin singkat) 2 kali setiap kenaikan
suhu 10oC, sehingga didapatkan rumus:

v = laju reaksi pada suhu t

Vo = laju reaksi pada suhu awal

ta = suhu akhir

to = suhu awal

DV = perubahan laju reaksi


c. Penambahan katalis

Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang
diperlukan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis akan
mempercepat reaksi. Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan mempercepat reaksi
disajikan dalam grafik antara energi potensial terhadap koordinat reaksi dari persamaan reaksi:
A + B→ C

d. Pelarut

Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik
terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat
solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam
pembentukan counter ion.
e. Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi
suatu produk. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya
partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka
peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

F. Pengadukan.
Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan
sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa
padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl,
dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.

Anda mungkin juga menyukai