Dalam melakukan panjat tebing adapun alat-alat panjat yang perlu digunakan :
1. Rope ( tali )
Rope ini adalah alat panjat tebing yang wajib karena fungsi utamanya sebagai pengaman apabila
pemanjat terjatuh. Panjang maksimal sebuah tali untuk memanjat adalah 50 meter. Rope atau tali
ini dikalangan pemanjat sering menyebutkan nama alat panjat tebing ini dengan kernmatel atau
tali kernmantel. Rope dibagi menjadi tiga yaitu statis , dinamis dan semi.
Alat panjat ini digunakan sebagai penghubung antara tali dengan pemanjat, tali dengan tali,
pemanjat dengan anchor sebagai pengaman untuk panjat tebing. Sebaiknya terbuat dari
alumunium alloy yang ringan tapi mempunyai kekuatan tinggi. UIAA mengharuskan carabiner
dapat menahan beban minimal 1200 kg force / 2700 pounds. Sedangkan carabiner yang terbuat
dari baja mempunyai kekuatan 10.000 pounds namun relative lebih berat. berdasakan bentuknya
carabiner dibagi menjadi 2 yaitu Non Screw Gate Carabiner dan Srew Gate Carabiner.
3. Sling
adalah alat panjat tebing yang terbuat dari tabular webbing atau dari prusik yang berfungsi
sebagai penghubung, pengaman pada anchor, mengurangi gaya gesek dengan memperpanjang
point, dan mengurangi gerakan yang akan menambah beban. Dalam penggunaannya sling
digabungkan dengan carabiner dengan menggunakan simpul jangkar.
4. Harness
Adalah alat panjat yang berfungsi sebagai pengaman pemanjat saat di tebing, yang terikat pada
pinggang pemanjat. Dengan menahan beban tubuh pemanjat ketika terjatuh supaya beban
terdistribusi ke tali dan tidak mematahkan pinggang.
Chest harness
Seat harness dan
Full body harness
5. Helmet
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga pemanjat perlu mengenakan helmet
salah satu alat panjat tebing untuk melindungi kepala dari benturan tebing saat pemanjat
terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan. Meskipun helmet agak mengganggu, tetapi kita akan
terhindar dari kemungkinan terluka atau keadaan fatal.
6. Sepatu Panjat
Sepatu panjat adalah alat panjat yang berfungsi sebagai pengaman kaki saat melakukan
pemanjatan. Konstruksi sepatu terdiri dari 2 macam board – lasted dan slip – lasted. Dari segi
kecocokan dengan kaki yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
7. Descender
Alat panjat tebing ini merupakan alat bantu untuk turun sebagai media utamanya adalah tali.
Jenis Descender seperti :
1. Figur Of Eight
2. Auto Stop
3. Grigri
4. Shunt
8. Ascendeur
Alat ini merupakan alat panjat tebing yang bertuggas untuk membantu pemanjat naik dengan
menggunakan tali sebagai media utamanya. Ascendeur mempunyai prinsip kerja yaitu akan
semakin menggigit apabila di beri beban dan akan melonggar apabila tidak dibebani.
9. Phiton
Phiton atau paku tebing merupakan alat panjat tebing dengan fungsi pengaman yang paling
klasik. Melihat jenisnya ada 2 jenis phiton yang masing-masing mempunyai ukuran bervariasi.
Phiton jenis blade berbentuk pipih menyerupai pisau. Jenis ini efektif untuk celah-celah sempit.
Phiton jenis angle digunakan untuk celah yang lebih besar. Cara menggunakan phiton adalah
dengan menyelipkannya pada celah tebing dan memukul-mukul phiton dengan hammer seperti
paku.
10. Hanger
Berbentuk pipih kupingan yang di pasang pada tebing yang sudah di bor yang berfungsi sebagai
anchor untuk pengaman pada waktu pemanjatan.
Biasanya digunakan untuk tebing yang blank, artinya tebing yang akan dipanjat sedikit memilki
natural anchor.
11. Chock
Chock terdiri dari sebuah sling atau kawat baja yang dikaitkan pada semacam bandul logam
berfungsi sebagai pasak dan sling sebagai penghubung. Berdasarkan jenisnya, chock mempunyai
2 bentuk yaitu stopper dan hexentrix. Ujung bagian chock stopper berbentuk segi empat
sedangkan hexentrix berbentuk segi enam. Masing-masing mempunyai fungsi tergantung pada
celah tebingnya dan sebagai pengaman.
Pengaman sisip ini berbentuk seperti setengah lingkaran roda bergerigi yang memiliki tangkai.
Cara menggunakan friend hampir sama dengan pengaman chock yaitu diselipkan pada celah
tebing. Roda-roda yang bergerigi dengan fleksibilitas pegasnya akan mendorong sisi-sisi tebing
sehingga akan menghasilkan daya cengkram friend. Friend terdiri atas dua jenis rigid dan
flexible. Pada friend jenis rigid, tangkainya berupa batangan logam yang kaku, tidak tepat
penggunaannya dicelah tebing. Pada friend jebis fleksibel, tangkainya dari kawat besi sehingga
lebih dinamis dan dapat digunakan untuk segala macam celah tebing.
13. Etrier
Digunakan sebagai alat bantu pada pemanjatan tebing untuk menambah ketinggian apabila kita
menemukan jalur yang sulit untuk di daki.
14. Hammer
Dipakai untuk menancapkan piton/paku tebing ke dalam celah. Mempunyai bentuk yang khas
yaitu bagian yang untuk menancapkan piton lebar dan cukup sebaliknya di sisi lain haruslah
runcing (baji). Di bagian baji ini hendaknya ada bagian untuk mencongkel piton. Antara palu dan
tangkainya haruslah menjadi satu dan di bagian tangkainya hendaknya ada lubang kecil sebagai
untuk mengikat palu.
16. Skyhook
Sky Hook / Fifi Hook Merupakan perangkat Rock Climbing yang digunakan untuk istirahat
sementara saat melakukan Pemanjatan.
17. Cowstil
Terbuat dari bahan yang sama dengan bahan webbing atau dari bahan karmantle yang di bagi 2
ujung yang masing-masing ujung terdapat Carabiner non screw yang berfungsi untuk pengaman
sementara pada waktu pemanjatan.
19. Webbing
Alat panjat tebing ini disebut webbing (pita) karena bentuknya pipih lebar seperti pita. Fungsi
utama webbing adalah menghubungkan pengaman sisip pada celah tebing dengan tali yang
disimpul pada harness pemanjat. Webbing sering pula digunakan untuk menghubungkan
berbagai peralatan panjat dengan mengikatnya satu sama lain menggunakan carabiner.
20. Pulley
Alat yang digunakan untuk membelokan arah gaya suatu beban., pullay terdiri dari Fix cheek
Pullay dan Oscillante Cheek Pullay. Secara umum bentuk – bentuk dasar pullay antara lain:
Fixed
Rescue
Oscillante
Tandem
21. Runners
Sling yang pada kedua ujungnya telah diberi carabiner, digunakan untuk mengamankan pemanjat
saat jatuh.
Alat belay dari sudut pandang kepraktisan dalam menghentikan jatuhnya pemanjat terbagi dalam
dua jenis yaitu:
a. MANUAL
Yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya pemanjat dengan menarik dan
menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang
menahan tali yang terulur. Belay Device tipe ini antara lain :
Riverso
Anka
Belay Plate / Spring Plate
ETC
V Twin
b. OTOMATIS
Yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat climber jatuh atau saat tali
tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat
berkendaraan dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan
hentakan badan seperti Grigri, Trango cinch, dll
Setelah mengulas sejarah panjat tebing, bila kita ingin menggeluti aktivitas ini, maka kita perlu
memahami dan mengerti tentang dasar-dasar panjat tebing, mulai dari pengertian sampai dengan
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan.
DIFINISI. Panjat tebing adalah menaiki atau memanjat tebing dengan memanfaatkan celah,
tonjolan dan cacat tebing lainnya sebagai pijakan dan pegangan untuk menambah ketinggian.
FREE CLIMBING : Pemanjatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh saat
berhenti menambat
AID CLIMBING : Pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan saat jatuh,
juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau pijakan
ALPINA TACTIC yaitu pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp, di mana semua
peralatan dan perlengkapan termasuk logistik, langsung dibawa oleh pemanjat
HIMALAYAN TACTIC di mana dalam taktik ini antar camp dihubungkan dengan
menggunakan tali kemudian peralatan dan Logistik dikirim secara estafet melalui tali tersebut.
TALI (ROPE)
Tali digunakan yang dalam panjat tebing adalah KERNMANTLE . Sesuai dengan namanya, tali
ini terdiri dari 2 bagian yaitu KERN : anyaman dari serat nylon yang menjadi bagian dalam tali
ini, dan MANTLE : bagian pembungkus dari kern yang juga merupakan anyaman nylon dengan
fungsi untuk pelindung dan penguat
Tali jenis ini digunakan sebagai tali utama dalam pemanjatan. Dikatakan dinamis karena tali ini
memiliki daya lentur, yang berfungsi untuk mengurangi beban kejut apabila pemanjat jatuh.
Kelenturan tali ini dapat meminimalisir cedera pada punggang dan panggul pemanjat saat
terjatuh
Berbeda dengan tali dinamis, tali statis getas dan kurang memiliki daya lentur saat terbebani.
Tali ini biasanya digunakan sebagai Fix Rope (lintasan tetap) saat melakukan ascending dan
descending
HARNESS
Pada dasarnya terdapat 2 Jenis harness yaitu Full Body Harness dan Seat Harness. Dalam
panjat tebing sendiri, Harness yang biasa digunakan adalah Seat Harness yang terbagi dalam 2
jenis yaitu :
Seat Harness jenis ini, pada bagian lingkar paha (Legs Loop) memiliki stelan ukuran yang
berfungsi untuk menyesuaikan ukuran lingkar paha penggunanya. Stelan ini juga digunkan untuk
kebutuhan lainnya. Harness ini banyak digunakan dalam Aid Climbing terutama dalam
pemanjatan yang memerlukan waktu cukup panjang.
Pada Jenis ini, bagian Legs Loop sudah permanen dan tidak dapat dirubah ukurannya. Harness
jenis ini lebih bersifat individual dimana ukuran lingkar paha penggunanya sesuai dengan ukuran
legs loop. Banyak digunakan oleh pemanjat-pemanjat sport
CARABINER
Adalah cincin kait yang berfungsi sebagai konektor yang digunakan saat pemanjatan. Ada 2
Jenis Carabiner
SNAP
BELAY DEVICE
Belay device adalah alat yang digunakan oleh belayer (orang yang mengamankan pemanjat
perintis) saat mengamankan pemanjat perintis. Ada beberapa macam belay device, yaitu :
PENGAMAN SISIP
Sesuai dengan namanya, pengaman sisip dipasang pada celah-celah batuan pada tebing. Terdapat
beberapa jenis Pengaman sisip yang biasa digunakan dalam panjat tebing, dimana masing-
masing jenis digunakan pada bentuk celah yang berbeda.
PENGAMAN PASAK
Pengaman pasak yang sering disebut piton, adalah pengaman yang ditanam pada celah tebing
dengan menggunakan palu. sama halnya dengan pengaman sisip, piton juga memiliki banyak
jenis di mana masing-masing jenis memiliki kegunaan sendiri
Berbeda dengan pengaman Sisip dan Pasak, hanger tidak dipasang/memanfaatkan celah batuan
yang terdapat di tebing, melainkan dipasang pada permukaan (face) tebing dengan cara
melubangi permukaan tebing.
Cara melubangi tebing ini menggunakan bor. Dalam
dunia panjat tebing modern sekarang ini, bor yang biasa digunakan adalah ROCKPECK untuk
jenis manual, atau menggunakan Rotary Hammer Drill, yaitu bor tangan dengan tenaga battery
khusus untuk melubangi batuan, tembok, beton dan sejenisnya
ASCENDER
Ascender adalah alat bantu untuk naik dengan cara meniti tali lintasan yang telah terpasang. Ada
beberapa istilah untuk Teknik meniti tali ini seperti : Ascending, Single Rope Technic ,
Jumaring (menggunakan jumar) dll. Alat yang digunkanpun bermacam-macam, antara lain
seperti di bawah ini :
DESCENDER
kebalikan dari Ascender, Descender adalah alat bantu untuk turun dengan cara meniti tali
lintasan yang telah terpasang. Ada beberapa istilah juga untuk Teknik meniti tali ini seperti :
Descending, Rapelling , Abseiling. Alat yang digunakan bermacam-macam, sesuai
kebutuhannya diantaranya :
Bersambung…….
Perkembangan kegiatan panjat tebing di Indonesia adalah merupakan perwujudan nyata dari
dinamika pemuda Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam organisasi-organisasi
induk kegiatan pemanjat tebing dan pendaki gunung sesuai dengan jenis dan fungsinya dengan
tujuan akhir mencapai cita-cita berlandaskan falsafah negara Pancasila.
Pemerintah sendiri selalu mendorong dan memberikan motivasi serta menciptakan iklim yang
kondusif agar olah raga panjat tebing dapat berkembang dengan pesat, karena dengan demikian
kita telah berupaya membina dan mengembangkan kegiatan olah raga pecinta alam agar dapat
meluas dan merata ke seluruh tanah air. Diselenggarakannya kegiatan panjat tebing dengan
menggunakan dinding buatan memungkinkan masyarakat luas di perkotaan dapat menikmati
atraksi penampilan para pemanjat tebing, dengan demikian akan dapat memberikan dampak
langsung dalam memperluas minat remaja kepada olah raga ini.
Olah raga panjat tebing ini dipelopori oleh Harry Suliztiarto, 1976 yang mulai latihan memanjat
di Citatah. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia. Pada 1977 Harry Suliztiarto, Heri
Hermanu, Deddy Hikmat, dan Agus R. mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group. di
1980 Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing angkatan pertama. Wanadri menjadi tim
Indonesia pertama yang berekspedisi ke Cartensz Pyramide. Mereka gagal mencapai puncak,
namun berhasil di Puncak Jaya dan Cartensz Timur. Sedangkan ekspedisi gabungan Mapala UI
dan tim AS mendaki Puncak Trikora.
Panjat tebing adalah menaiki atau memanjat tebing yang memanfaatkan celah atau benjolan yang
dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan, dalam suatu pemanjatan untuk menambah
ketinggian.
1. Free climbing, adalah pemajatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan
jatuh dan saat berhenti menambat. Pemasangan pengaman tidak digunakan untuk
pegangan atau pijakan untuk menambah tinggi.
2. Artificial cimbing, adalah pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk
menahan jatuh, juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan
pegangan atau pijakan.
Taktik pemanjatan
1. Taktik Alpine, adalah pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp, semua
perlengkapan dan makanan dibawa terus.
2. Taktik Himalayan, adalah pemanjatan dengan cara menghubungkan antara base camp
melalui tali, perlengkapan dan makanan dikirim secara estafet dari camp ke camp.
Tali
Fungsi utama dalam pemanjatan adalah sebagai pengaman apabila jatuh. Tali yang dipakai
dalam panjat tebing terbuat dari nylon ( kern ) untuk menahan gerakan friksi juga sebagai
penguatan digunakan pembungkus ( mantle ) sehingga tali ini bisa disebut ” kermnantle “.
Dianjurkan jenis tali yang dipakai hendaknya telah diuji – coba oleh UIAA (Union Internationale
Des Associations D’Alpinism) suatu badan yang menguji kekuatan peralatan pendakian. Ukuran
kernmantle yang biasa dipakai adalah 8, 8 mm , 9 mm, 10 mm dengan penjang standar adalah 50
meter.
1. Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff). Bila dipakai
untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi
alas (pading). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.
2. Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
3. Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.
4. Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki jatuh,
misalnya)
Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh,
simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali
yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara
menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan
mudah dibuka bila akan digunakan.
Sebelum dipakai untuk pemanjatan tali ini harus diurai terlebih dulu, untuk memeriksa keadaan
tali. Caranya yaitu ditekan dengan ibu jari saat diulur..
1. Tali Dinamik
Memiliki kelenturan bagus sehingga dapat berfungsi sebagai peredam kejut. Kelenturannya
mencapai 5- 15 % dari berat maksimum yang diberikan. Biasanya memakai warna yang
mencolok seperti merah, hijau dan ungu.
2. Tali Statik
Tidak memiliki kalenturan yang baik sehingga biasanya dipakai untuk menuruni tebing /
rapelling atau ascending. Sifatnya kaku dan umumnya berwarna putih atau hijau.
Carabiner
Biasanya disebut cincin kait, terbuat dari logam alumunium alloy dan mempunyai ragam variasi
bergantung pada desain pabriknya. Biasanya kekuatan carabiner tercantum pada alat tersebut.
Persyaratan yang harus dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan panjat tebing mengharuskan
carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force (kp) atau sekitar 2700 pounds. Sedangkan
beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000 pounds.
Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy) ini sangat ringan dan cukup kuat,
terutama yang bebentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja mempunyai kekuatan yang sangat
tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relatif berat bila dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu
pendakian.
Berikut ini adalah tabel daftar carabiners, pabrik pembuat dan kekuatan menahan bobot. Bagian
yang paling lemah dari carabiner adalah pin, carabiner bentuk D relatif lebih aman dibanding
bentuk oval, karena terdapat cekungan yang memberi ruang bagi pin saat carabiner mendapat
beban. Kelebihan dari carabiner bentuk oval adalah relatif mudah dikaitkan pada piton.
Kekuatan carabiner terletak pada pen yang ada sehingga jika pen yang ada pada carabinber sudah
longgar sebaiknya jangan dipakai.
Ascender
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari prusik, mudah
mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. terbuat dari kerangka alumunium dan baja.
Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7 – 11 mm dan berkekuatan 1100 pounds. Dalam
menggunakan ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan
pada carabiner.
Descender
Alat ini digunakan turun tebing (abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga agar
pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungan lainnya adalah tubuh tidak tergesek tali, sehingga
tidak terasa panas.
a. Figure of eight
b. Brake bar
– single rope
– double rope
d. Modifikasi carabiner . Carabiner yang kita susun sedemikian rupa sehingga berfungsi
semacam brake bar.
Chock adalah alat dalam pendakian tebing yang dimasukkan ke celah batu dengan jari tangan
sehingga terjepit dan dapat menahan berat badan dari arah tertentu.
Karena keterbatasannya diciptakan alat pengapit yang disebut friend, yang bisa menyesuaikan
bentuk dengan celah tebing.
Piton
Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah memeriksa rekahan yang akan dipasang piton,
kita memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan dan pukul dengan hammer.
Salah besar kalau kita memilih piton dulu baru memilih rekahan pada tebing. Untuk mengetahui
rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang piton, adalah dengan memukulkan hammer pada
tebing sekitar rekahan. Suara yang nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh.
Adakalanya rekahan yang kita hadapi membutuhkan cara pemasangan yang berbeda dan atau
perlu dimodifikasi dengan alat lain, sehingga perlu beberapa cara khusus dalam pemasangannya.
Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan pada mata piton
searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton dapat ditarik.
1. angle
2. king ping
Webbing
Terbuat dari bahan nylon berguna sebagai sling, tali tubuh juga sebagai alat bantu
penambatan.Webbing memiliki panjang standar 5 meter. Webbing memiliki bentuk seperti pita,
dan ada dua macam.
Sling
1. sebagai penghubung
2. membuat natural poin dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing
3. mengurangi gaya gesek ( yang menambah beban ) pada chock atau piton yang terpasang
Runners
Pengaman jalan, sling yang dikaitkan dengan carabiner untuk pengaman jalan penambatan.
Harness
Harness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh, Juga akan mengurangi
rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke tubuh dengan simpul bowline on
a coil. Harness yang baik tidak akan mengganggu gerak tubuh dari pendaki. Akan tetapi sangat
terasa gunanya bila pendaki dalam posisi istirahat.
Harness ini melilit di seluruh tubuh, relatif aman dan biasanya dilengkapi dengan sangkutan alat
disekeliling pinggang. Sering dipakai di medan salju/es.
b. Seat harness
Harness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak begitu mengganggu pendaki dalam
bergerak. Seat harness dapat dibuat dari webbing (swami belt) dan diapersling atau dengan
menggunakan figure of eight sling.
Stirrup/Etrier
Tangga untuk membantu menambah ketinggian tanpa menjejakkan kaki pada tebing. Bila rute
yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan pegangan, maka etrier ini sangat
membantu untuk menambah ketinggian. Pada Atrificial Climbing, etrier menjadi sangat vital,
sehingga tanpa alat ini seorang pendaki akan sulit sekali untuk menambah ketinggian.
Hammer
Bolt Hanger adalah pengaman tetap yang dipasang pada permukaan tebing yang telah
dilubangi/dibor, diperkuat dengan baut tebing (bolt) sedang Resin Anchor dipasang pada
permukaan tebing yang telah dilubangi dengan bor dan diperkuat dengan lem (resin glue)
Helm pengaman
Chalk Bag
Kantung magnesium.
Sepatu
Klasifikasi Pengaman
bersifat emas.
1. Simpul
1. Simpul delapan, biasanya digunakan oleh pemanjat yang posisinya dekat dengan
tubuh pemanjat. Lubang pada simpul delapan adalah tidak boleh terlalu besar,
maksimal hanya bisa masuk 2 atau 3 jari. Pada bagian ujung tali harus diberi
simpul pengunci.
2. Simpul pita, biasanya digunakan untuk menyambung tali yang pipih.
3. Simpul nelayan ganda, digunakan untuk menyambung tali yang silinder.
4. Simpul kupu-kupu, digunakan untuk pemanjat tengah.
5. Jerat
1. Jerat tambat (Italian hitch), digunakan untuk bilay dan refling.
2. Jerat pangkal (clove hitc), digunakan untuk penambatan.
3. Jerat geser (perusik hitch), perusik yang dijeratkan di tali utama.
Penambatan
Keselamatan adalah hal utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Demikian
halnya dengan panjat tebing meskipun aktivitas ini merupakan petualangan, tetapi keselamatan
tetap esensial.
Fungsi tali adalah pengaman bagi pemanjat dari resiko fatal yang diakibatkan apabila ia jatuh.
Tali ini, menghubungkan antara pemanjat dengan belayer. Sebelum melakukan pemanjatan
belayer harus mencari dan menambatkan dirinya pada anchor agar tidak terseret saat pemanjat
jatuh. Namun sebenarnya faktor keselamatan dari pemanjat itu terletak pada kemampuannya
untuk mencari pengaman sebagai tempat runner ( running belay ). Sehingga fungsi belayer
adalah sebagai breaker laju jatuhnya pemanjat .
1) Tumbuhan
Bila tubuhan tersebut kuat dan akarnya menghujam ke dalam dinding tebing dan dalam
pemasangannya diupayakan harus dekat dengan pangkalnya dengan dijerat pakai tali pita atau
webbing.
2) Batu sisip
3) Batu tanduk.
4) Celah tembus.
1) Pengaman sisip(chock).
3) Pengaman pasak/piton.
Dipasang pada cacat batuan yang dangkal, sempit, berbentuk pipih untuk memudahkan
pemakaian.
4) Paku tebing/bolt
Pada prinsipnya melakukan penambatan harus seaman dan sepraktis mungkin sehingga pada saat
memanjat tidak menjadi terganggu oleh penambatannya.
Sebelum pemajatan
Jalur dipilih berdasarkan data yang telah ada, baik melalui literature, informasi dari pemanjat
lain, dan pengamatan langsung (orientasi jalur). Pengamatan langsung merupakan cara yang
paling baik karena dapat mengetahui kondisi tebing yang sebenarnya. Dalam orientasi jalur ada
beberapa hal penting yang sangat diperlukan dalam pemanjatan, antara lain:
Mempersiapkan peralatan
Peralatan yang dibawa disesuikan dengan jalur yang akan dipanjat dan disusun secara sistematik
melalu pemeriksaan terhadap peralatan yang akan digunakan, seperti:
Memulai pemanjatan
Setelah semua peralatan siap, maka pemanjatan dapat dimulai apabila telah terjadi kesepakatan
antara leader (pemajat utama) dan belayer (penambat).
Selama pemanjatan
Sesudah pemanjatan
Setelah selesai melakukan pemanjatan, semua peralatan yang telah digunakan harus disusun rapi
kembali sesuai dengan karakteristik alat. Jika terdapat cacat atau kerusakan pada perlengkapan
pengaman harus diberi tanda atau diganti.
Leader : ”On belay?” (saya akan memanjat, apakah belaying sudah siap?)
Leader : ”Slack” (kendurkan tali, saya tidak bisa bergerak karena tali terlalu kencang)
Leader : ”Off belay” (saya dalam posisi baik, tidak perlu belaying)
Belayer : ”Belay off” (Belayer mencoba meyakinkan bahwa pemanjat betul – betul tidak lagi
belaying)
Belayer dengan tangan penahan untuk mengunci tali belaying dan mengamankan pemanjat yang
jatuh
Leader : ”Rock” (Awas ada benda keras yang jatuh, hati – hati)
Belayer : ”Rock” (Belayer meneriakkan kembali kata – kata leader menandakan dia sudah
mengetahui)
https://sarunpad.wordpress.com/2011/04/22/materi-panjat-tebing/
DEFINISI Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan
salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari
mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus
menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya
panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan
mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan,
kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman
setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan
memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta
pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit
sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari
waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang
diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini
memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan
unsur olah raga murni (sport)
SISTEM PEMANJATAN
System pemanjatan dibagi menjadi dua :
* Himalayan system
Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya
antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start
dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya
hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport
ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan
ataupun yang lainnya
* Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak
terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang
tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-
benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan
tersubut harus dibawa pada saat itu juga.
1. LEADER
a. Langkah – langkah awal untuk peletakan peralatan.
– Piton dijadikan satu dalam sebuah carabiner non screw sesuai dengan jenis piton dan
diletakkan di samping harnest.
– Untuk peralatan lainnya dijadikan satu (friend, chock stopper,cholk hexentrik) dalam
sebuah carabiner non screw sesuai dengan jenisnya dan diletakkan disamping harnest.
– Sling diselempangkan di badan.
– Hammer, untuk peletakan hammer pada harnest, bagian pangkal hammer menggunakan
carabiner screw dan di ikatkan sling atau tali prussik dengan panjang kurang lebih 1 M pada
harnest, sedangkan pada bagian atas hammer diberi carabiner non screw untuk menggantungkan
hammer di samping harnest.
– Stirup, bagian atas stirup memakai carabiner non screw dan di letakkan pada samping harnest.
– Cowstail sebanyak 2 buah dipasangkan pada harnest bagian depan dan pada kedua ujung
cowstail diberi carabiner non screw.
b. Setelah selesai memasang peralatan.
Pemanjat pertama menggunakan ujung tali utama yang di ikatkan pada harnest bagian depan
sebagai tali pengaman utama dan menggunakan simpul delapan tanpa menggunakan carabiner,
serta memasang tali transfer pada bagian belakang harnest dengan menggunakan simpul delapan.
pemanjat pertama memanjat dan memasang pengaman dan menggunakan salah satu teknik
pemakaian tali di atas teknik twin, double atau single-rope tehnique, lalu pemanjatan siap
dilaksanakan.
2. BELAYER
Belayer pada double, twin-rope tehnique dan single rope tehnique
Belayer memakai harnest lalu memasang carabiner screw dan figure of eight, kemudian ke dua
tali di pasangkan ke figur of eight pada bagian depan harnest. Ada hal yang harus di ingat
sebelum ke dua tali di pasangkan pada figur of eight yaitu kedua tali tersebut di pisahkan dengan
cara mengurai dan memisahkan kedua tali secara terpisah agar tali tidak sampai kusut, baik antar
tali atau pada bagian tali itu sendiri. (Teknik ini digunakan untuk double dan twin-rope tehnique)
untuk single rope tehnique talinya di uraikan Selanjutnya harnest bagian belakang di ikatkan
dengan cara mengikatkan ujung webbing ke bagian belakang harnest dan bagian pangkal
webbing di pasang ke pengaman, fungsi pentingnya sebagai pengaman belay bila si pemanjat
jatuh maka belayer tertahan oleh pengaman yang dipasang pada bagian belakang tadi.
Setelah pemasangan diatas selesai pemanjatan dapat dimulai, Leader mulai langsung memasang
pengaman pertama, pengaman kedua dan pengaman seterusnya dengan posisi tali tidak boleh zig
zag karena akan menyebabakan tali lebih panjang terulur dan juga beban hentakan pengaman
tersebut akan lebih besar diterima, untuk menghindari hal tersebut maka panjang sling dari
pengaman tersebut di sesuaikan agar posisi talinya tetap lurus .setelah sampai pada sebuah pitch
atau ketinggian yang di inginkan, Hanging belay, untuk lokasi, belayer harus mempunyai syarat :
Tempat pemasangan pengaman yang baik dan mencari teras untuk belayer itu sendiri agar dapat
leluasa dan tidak bosan
1. Belayer juga mencoba mencari tempat di mana belayer sendiri dapat melihat si pemanjat dan
si pemanjat dapat melihat si belayer.
2. Belayer sendiri menjaga mata dari jatuhnya batuan dari atas dan bila batu yang jatuhnya
sangat berbahaya kamu harus menggunakan helm atau meletakkan tas di atas kamu.
3. Antara belayer dan si pemanjat harus saling berkomunikasi untuk mengetahui posisi dan
keadaan dan juga menjaga kalau lagi ada kendala di antara keduanya.
Setelah melakukan itu semua, leader kemudian memasang minimal dua pengaman yang benar-
benar dapat menahan beban barang dan semua pemanjat, untuk pengaman pertama ini
menggunakan carabiner screw dan membuat simpul pangkal pada tali utama lalu memasang
pengaman kedua carabiner yang di gunakan carabiner screw dan membuat simpul delapan pada
sisa tali utama yang panjang dan satu pengaman lagi menggunakan carabiner bebas untuk alur
tali agar posisi yang membelay tetap ke atas, setelah itu memasang sisa tali utama yang panjang
pada figur of eight kemudian siap membelay pemanjat yang tadinya menjadi belayer dimana
sebelum melakukan pemanjatan memasang carabiner screw di bagian depan harnest lalu
membuat simpul delapan ganda untuk dipasang pada carabiner tersebut dan pemanjatan siap
dilakukan dengan memberi tanda kepada belayer dan leader pun siap membelay pemanjat ke
dua, setelah itu orang kedua dengan di belay oleh leader tadi memanjat dengan melewati
pengaman yang di pasang leader.
Setelah selesai membelay, pemanjat kedua melakukan pemanjatan dengan melewati pengaman
yang di pasang dengan dibelay oleh leader, setelah tiba pada posisi belayer tadi berada maka,
pemanjat tadi langsung membuat simpul sesuai dengan simpul pada pengaman pertama,
pengaman kedua yang di pasang dan untuk peletakan simpul dan carabiner yang di gunakan pada
posisi sama dengan belayer.
3. RECORDING
Bekerja sebagai pencatat segala kegiatan yang di lakukan oleh team dan catatan itu di sertai
waktunya, juga tidak lupa mencatat apa saja alat yang sudah di gunakan oleh leader dan juga
bertugas mencatat semua alat yang sudah di cleaning. Agar tidak terjadi hal yang tidak di
inginkan
4. CLEANING
Alat yang di pasang pada harnest :
a. Hammer : untuk melepaskan pengaman piton.
Hammer, untuk peletakan hammer pada harnest, bagian pangkal hammer menggunakan
carabiner screw dan diikatkan sling atau tali prussik dengan panjang kurang lebih 1 M pada
harnest, sedangkan pada bagian atas hammer diberi carabiner non screw untuk menggantungkan
hammer di samping harnest.
b. Chocker : untuk melepaskan pengaman sisip/chock
Chocker, untuk peletakkan pada harnest sama dengan cara peletakan hammer pada harnest.
Setelah semua selesai, cleaner melakukan pemanjatan sambil mengambil pengaman yang
dipasang oleh leader tadi sampai cleaner berada pada posisi belayer kemudian memasang simpul
,carabiner dan peletakannya sama dengan posisi belayer tadi.
c. Jumar : alat untuk melakukan ascending.
Adalah alat bantu untuk untuk naik melalui tali kernamantel.
>>Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
# Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan
pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai
pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan
tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan
pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih
diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
# Free climbing :
Adalah pemenajatan yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan
alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun
dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik
adalah diri sendiri.
Sedangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi
dua yaitu :
– Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
– Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade,
Cleaner dan Belayer.
Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing
>>Berdasarkan sistem belay / fall protection, panjat tebing terbagi dalam beberapa ketegori :
• Gym Climbing
Pada tipe ini, belayer ada di bawah ( ground ) dengan tali dibelokan oleh sistem anchor (pullay
atau carabiner) diatas climber. Jika climber jatuh maka berat climber tadi akan dibelokan oleh
sistem anchor yang lalu ditahan oleh belayer.
• Top Roping
Pada tipe ini, belayer ada di atas ( top ) yang melakukan belay terhadap tali yang menuju climber
ke bawah. Untuk mengurangi beban yang ditahan belayer ketika climber jatuh, biasanya dibuat
sistem pengaman pembantu (pembelokan atau pengalihan beban).
• Lead Climbing
Pada tipe ini, tali tidak menjulur ke jangkar pengaman di puncak tebing melainkan dari belayer
langsung ke climber . Pada saat climber mulai memanjat, belayer mengulurkan tali, kemudian
pada interval ketinggian tertentu (misalnya setiap 3 meter) climber terus memasang alat
pengaman, jika dia jatuh maka belayer akan mengunci tali pengaman dan climber akan
menggantung pada tali yang mengulur keatas ke alat pengaman terakhir yang dia pasang.
Terbagi 2 :
• Sport Climbing
Adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya. Pemanjatan
dipandang seperti halnya olahraga yang lain, yaitu untuk menjaga kesehatan. Pada Sport
climbing rute yang dipanjat umumya telah bolted (pada interval ketinggian tertentu ada hanger
pada dinding tebing).
Adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor petualangan. Pada Trad Climbing ,
dinding tebing bersih dari bolts dan hangers, tidak ada pengaman buatan yang dipasang pada
dinding. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Climber harus membawa alat pengaman sendiri dan
memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis Leader membuat stasiun
belay untuk membelay Climber kedua. Climber yang sebelumnya membelay pemanjat pertama
mulai memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat pengaman yang dipasang
di dinding tebing oleh pemanjat pertama.
TEKNIK DASAR PANJAT TEBING
Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat, bagaimana kontur tebing
tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara detail
bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang ada pada tebing tersebut yang paling utama
pemanjat harus bisa menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan peralatan
yang benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam pemanjatan sehingga menjadi
support tambahan bagi kesuksesan dalam melakukan pemanjatan.
Teknik pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang dimanfaatkan untuk
memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, yaitu :
a. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang
memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan
PROSEDUR PEMANJATAN
Tahapan-tahapan dalam pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkh sebagai berikut :
a. mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dicapai.
b. Menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan
c. Untuk Leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil /
memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas dari Leader sendiri adalah membuat lintasan
yang akan dilaluinya dan pemanjat berikutnya.
d. Untuk Belayer, memasang ancor dan merapikan alat-alat. Tugasnya adalah membantu Leader
baik dengan aba-aba maupun dengan tali yang dipakai Leader, Belayer juga bertugas
mengamankan Belayer dari resiko jatuh atau yang lainnya, dengan langkah awal yaitu meneliti
penganman yang dipakai Leader.
e. Bila belayer dan Leader telah siap melakukan pemanjatan, segera memberi aba-aba
pemanjatan
f. Bila Leader sampai ketinggian 1 pitch (tali habis) ian harus memasang ancor.
g. Leader yang sudah memasang ancor diatas, selanjutnya berfungsi sebagai Belayer untuk
mengamankan pemenjat berikutnya.
PERALATAN PANJAT TEBING
Adapun jenis-jenis peralatan yang biasa digunakan untuk panjat tebing adalah :
1) Tali Karmantel
Tali dibagi 2 macam Tali serat alam (tali dadung) dan Tali serat sintetis.
Tali serat sintetis menjadi dibagi 2 yaitu
a. Tali Hawserlaid (terbuat dari nilon)
b. Tali Kern mantel, tali ini dibagi 2 bagian yaitu bagian mantel biasanya bagian ini terbuat dari
kain khusus dan bagian inti yang umumnya bagian ini terbuat dari serabut-serabut nilon.
Tali kern mantel ada 3 jenis yaitu:
a. Dinamis, tali ini lentur dengan daya regang sekitar 30 % biasa digunakan untuk climbimg
b. Statis, tali ini kurang lentur dan daya regang sekitar 15% biasa digunakan untuk rappelling.
c. Semi, daya regang antara dinamis dan statis dapat digunakan untuk climbing maupun
rappelling.
2) Carabiner
Carabiner adalah pengaman pemanjat berupa cincin kail yang meyambungkan raner dengan
badan climber yang dipasang pada harness.
Bahan-bahan carabiner:
a. Besi Baja
b. Campuran alumunium
Jenis pinti carabiner:
a.Memakai kunci (screw gate,), carabiner jenis ini lebih aman tapi sulit untuk dipasang atau
dilepas
b.Tanpa kunci, carabiner ini lebih mudah untuk dipasang dan dilepas tapi keamanannya tidak
seperti carabiner screw gate.
5) Raner
Raner digunakan oleh pendaki untuk menghubungkan tali untuk jangkar baut, atau untuk
perlindungan tradisional lainnya, yang memungkinkan tali bergerak melalui sistem penahan
dengan gesekan minimal. QuickDraw terdiri dari dua non-penguncian carabiner terhubung
bersama-sama oleh loop, pendek sebelum dijahit anyaman. Atau, dan cukup teratur, anyaman
pra-dijahit digantikan oleh sling dari anyaman di atas Dyneema / nilon. Hal ini biasanya dari
sebuah loop cm 60 dan dapat meningkat tiga kali lipat antara carabiner untuk membentuk loop
cm 20. Kemudian ketika panjang lebih lanjut diperlukan sling dapat dikembalikan kembali ke
dalam lingkaran 60 cm menawarkan fleksibilitas lebih dari loop sebelum dijahit. Carabiner
digunakan untuk kliping ke dalam perlindungan umumnya memiliki gerbang lurus, mengurangi
kemungkinan carabiner sengaja unclipping dari perlindungan. Para carabiner ke tali yang
terpotong sering memiliki gerbang membungkuk, sehingga kliping tali ke carabiner ini dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah.
6)Sepatu Panjat
Sepatu panjat biasanya terbuat dari karet mentah, bagian depan dari sepatu panjat ini lebih keras
agar kaki climber tidak sakit.
7) Webing
Webing biasanya digunakan untuk pengaman badan climber pengganti harness yang umumnya
terbuat dari nilon.
Kapasitas menahannya sekitar 4000 pon dan kekuatan menahannya tergantung dari simpulnya.
8). Piton
Piton biasanya digunakan pada saat memanjat tebing alam fungsinya sebagai pengaman
pemanjatan pengganti raner yang digunakan pada bongkahan-bongkahan batu. Ada dua tipe
yaitu piton bilah /pasak , piton siku. Bahannya dari baja kromoli
9) Chook
Cok bermacam-macam bentuknya, diantaranya bentuk persegi empat (Interlaph) dan persegi
enam (Exentric). Bentuk segi empat panjangnya dari ½ cm-1 ½ cm dipasang pada bongkahan-
bongkahan tebing, segienam ukuran panjangnya 2cm-5cm. Tali cok terbuat dari baja.
Keuntungan menggunakan cok sebagai raner pada bongkahan-bongkahan batu ditebing adalah
dapat dilepas kembali dengan menggunakan alat pembukanya.
11) Glops
Sarung tangan yang biasa dipakai oleh biley/ rappeling untuk menghindari gesekan langsung ke
tali.
12) Helmet
Helmet digunakan sebagai pelindung kepala climber
13)Chalk Bag
Digunakan sebagai pengemas chock(magnesium) yang fungsinya untuk tangan dan kaki agar
tidak licin ssat memanjat.
16)Ascander
Ascander digunakan untuk naik diudara(bukan pada tebing) dapat juga digunakan untuk menaiki
tebing yang posisinya vertical.
1 7)Discander
Discander digunakan untuk turun dengan menggunakan tali bukan pada tebing.
18) Pulley
Pulley digunakan untuk mengangkat peralatan dari bawah kepuncak tebing, bentuknya seperti
katrol kecil dan terbuat dari campuran beton dan alumunium.
19) Hammer
untuk melepaskan pengaman piton. Hammer, untuk peletakan hammer pada harnest, bagian
pangkal hammer menggunakan carabiner screw dan diikatkan sling atau tali prussik dengan
panjang kurang lebih 1 M pada harnest, sedangkan pada bagian atas hammer diberi carabiner
non screw untuk menggantungkan hammer di samping harnest.