Anda di halaman 1dari 53

TEKHNIK DASAR PANJAT TEBING

Langkah pertama
Lakukan Pemanasan (Warming Up) di bagian tubuh yang rentan akan cidera mulai dari otot
bagian leher sampai pada tendon bagian kaki, dalam melakukan pemanasan ini usahakan dengan
disertai ceck up denyut nadi dengan tujuan agar dalam melakukan latihan inti tidak menimbulkan
cidera yang pada akhirnya dapat merugikan diri sendiri. Adapun limit waktu dalam pemanasan
ini kurang lebih 10 30 menit lamanya.
Langkah Kedua
Pastikan diri siap untuk melakukan pemanjatan dengan menu latihan yang telah ada, misalnya :
Pemanjatan Endurance, Pemanjatan Teknik dan lain-lain juga pastikan alat alat yang akan
dipakai telah memenuhi standart baku yang telah ada ( ada licencie dari United International des
Alpinist Association / UIAA) dari Tali Kernmantle, Seat Harness, sampai pada Karabiner dan
lain lain, lakukan pemanjatan bersama dengan orang orang yang telah mengerti di bidang
memanjat tebing itu sendiri karena masih banyak kalangan umum yang memandang bahwa
panjat tebing itu mempunyai resiko tinggi, serta jangan abaikan penggunaan simpul yang baik
dan benar misalnya simpul 8 yang tersimpul di Seat harness juga pemakaian alat alat untuk
memanjat itu sendiri. Sesuaikan menu latihan dengan kemampuan diri dan lakukan latihan secara
rutin day by day maksudnya disini satu hari berlatih memanjat satu hari melatih fisik dan berikan
tubuh istirahat 2 x 24 jam untuk recovery otot agar tidak mengalami beban yang berlebihan atau
biasa disebut dengan over Training. Adapun sedikit wacana akan Teknik Memanjat Tebing Dasar
Memanjat itu mudah apabila tangan kanan memegang maka kaki kiri sebagai pijakan
begitupun sebaliknyaTeknik tersebut diatas mempunyai istilah Diagonal Movement, dan cara
memegang hand hold / Point usahakan memegang dengan 4 jari sebagai penahan utama dengan
posisi tangan terbuka tanpa menggunakan ibu jari hal tersebut mempunyai istilah Open Hand
Crimp, serta biasakan memakai sepatu panjat agar pijakan kaki kita bisa optimal dalam
melakukan pemanjatan adapun teknik dasarnya yaitu Edging dengan pengertian gunakan ujung
sepatu bagian depan, dalam, luarnya sepatu jadi jangan asal memijakkan kaki pada point yang
ada. Lalu usahakan posisi tangan lurus dengan bahu pada saat Dipping (mengambil magnesium
di dalam chalk bag) serta pada saat Clipping (memasukkan tali pada runner) karena dengan cara
demikian akan meminimalkan tenaga yang keluar oleh karena otot yang digunakan adalah otot

bahu bukan otot lengan. Dan saran kami sebagai penulis untuk pemula jangan melakukan
pemanjatan yang diluar kemampuan coba gunakan dinding panjat dengan banyak Hand Hold /
point pada permukaan dinding panjat / tebarkan sebanyak mungkin hand hold / point agar bagi
pemula bisa dengan leluasa memilih pegangan dan pijakan sesuai dengan kemampuan masing
masing pemanjat pemula tersebut, juga lakukan pemanjatan dengan sistem Top Rope (Tali yang
sudah terpasang diatas dengan pengaman tetap / anchor) dan Free climbing serta simulasi
penambatan.

Langkah ketiga
Setelah melakukan latihan jangan lupa melakukan (cooling Down) Pendinginan yang berfungsi
sebagai pengembalian fungsi otot secara normal kembali juga pembakaran asam laktat yang
mengendap disetiap tendon tendon yang bisa mengakibatkan rasa nyeri keesokan
harinya.adapun limit waktu yang dierlukan dalam pendinginan itu sendiri 5 15 menit.

Dan akhirnya SELAMAT BERLATIH.

TEKNIK GERAKAN
By : Phyxius climbing gym
Diagonal Movement
Adalah teknik gerakan yang paling mendasar bila tangan kanan sebagai pegangan dan
kaki kiri sebagai tumpuan begitu sebaliknya sehingga secara otomatis gerakan yang ada akan
seimbang dengan sendirinya dan lebih ringan untuk membawa beban badan untuk menambah
ketinggian / memanjat.

Paralel Movement
Adalah teknik 3 tumpuan 1 mencari, maksudnya disini salah satu dari kaki atau tangan mencari
pijakan atau pegangan sehingga ketiga yang lainnya berada pada hand hold atau point, sehingga
3 tumpuan yang ada sebagai penopang berat badan kita.

Frogging
Pada dasarnya gerakan sama dengan Paralel movement perbedaannya hanya pada pijakannya
saja, pada teknink frog ( Katak ) usahakan posisi pijakan sejajar horizontal antara kaki kiri dan
kaki kanan.

Body Tension
Pada teknik ini berlawanan dengan teknik diagonal movement, bila tangan kiri sebagai pegangan
maka kaki kiri juga sebagai pijakkannya sehingga kaki kanan harus pandai menempatkannya
untuk mencari keseimbangannya agar lebih mudah untuk melakukan gerakan selanjutnya.

Flagging
Pada teknik ini sama dengan teknik body tension perbedaannya ada pada kaki yang bebas untuk
mencari keseimbangannya kaki tersebut bisa kita letakkan dibagian dalam kaki yang menumpu
atau menjauh dari kaki yang menumpu.

Twisting
Pada teknik ini mempunyai pengertian memutar kaki sedemikian rupa sehingga dapat
memperpanjang jangkauan secara otomatis dalam hal ini baik teknik diagonal movement
maupun body tension apabila ada gerakan putaran pada kaki yang menumpu bisa disebut dengan
teknik ini.

Mantling
Teknik ini hanya bisa dilakukan pada pemanjatan tebing adventure karena pada teknik gerakan
ini bila kita menemukan teras pada tebing dengan dua tangan sebagai pegangan kemudian kaki
ditempatkan pada tumpuan tangan tersebut satu titik tiga tumpuan.

Dynamic Movement
Teknik ini mempunyai pengertian mengayunkan tubuh untuk menjakau hand hold selanjutnya,
antara dorongan kaki dan tarikan tangan menjadi moment yang paling penting karena 2 tumpuan
tersebut sangat memegang peranan.

Static Movement
Teknik ini kebalikan dari teknik dynamic diatas teknik ini dilakukan karena hand hold /
point yang menjadi pegangan maupun tumpuan sangat minim atau ekstrim sehingga gerakan
yang dilakukan harus hati hati, sehingga gerakannyapun terlihat pelan tapi pasti untuk
menambah ketinggian.

Drop Knee
Teknik ini hampir sama dengan twisting ada putaran antara salah satu kaki ataupun tubuh
perbedaannya ada pada lebar tumpuan kaki sehingga pada teknik ini benar-benar menggunakan
salah satu putaran kaki sebagai tumpuannya.

TEKNIK PEGANGAN

CRIMP / HALF CRIMP


Teknik ini adalah cara memgang hand hold ( Point ) yang ekstrim, dengan 4 jari dan dibantu ibu
jari diatasnya yang berfungsi sebagai pengunci, teknik ini dipakai pada saat arah hand hold
( Point ) normal (Menghadap keatas)

OPEN
Teknik ini hampir sama dengan Crimp / Half Crimp diatas perbedaannya hanya pada ibu jari,
pada teknik ini tidak memakai ibu jari sebagai pengunci, ini teknik adalah dasar dari teknik
pegangan yang ada dan dapat dilakukan pada semua jenis hand hold ( Point ) selama hand hold
( Point ) yang terpasang normal ( Menghadap keatas ).

PALM
Teknik ini adalah cara memegang hand hold ( Point ) dengan menggunakan telapak tangan
bagian dalam ( dekat dengan ibu jari ) bukan pada jari sebagai tumpuannya, teknik ini dapat
dilakukan dengan posisi lengan lurus dalam usaha menambah ketinggian

PINCH
Teknik ini bisa juga disebut dengan mencubit / mencengkram karena pada teknik ini cara
memgang hand hold ( Point ) dengan cengkaraman jari jari tangan, teknik ini dilakukan pada
saat menemukan hand hold ( Point ) yang mempunya dua sisi pegangan sedemikan rupa.

UNDERCUT
Teknik ini adalah cara memgang hand hold ( Point ) yang pegangannya menghadap keatas
dengan posisi lengan lurus, dan usahakan mencari pijakan sedekat mungkin dengan pegangan
agar mendapatkan posisi yang ideal dalam menggunakan teknik ini.

SIDE PULL / REVERSE SIDE PULL


Teknik ini adalah cara memegang hand hold ( Point ) dengan arah yang berlawanan, apabila arah
pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya ke kanan begitu pula sebaliknya.

Lying
Teknik ini adalah memagang satu hand hold ( Point ) dengan kedua tangan kita atau dapat juga
disebut 1 titik dua tumpuan.

Cling / Undercling

Teknik ini adalah cara memegang hand hold ( Point ) yang paling ekstrim, dengan posisi jari
jari kita lurus kebawah hingga ujung jari benar benar mendapatkan beban maksimal, teknik ini
dipakai pada saat menemukan hand hold ( Point ) yang dengan jenis flate.

Change
Teknik ini adalah cara menukar tangan pada satu hand hold ( Point ) / satu titik tumpuan dan
teknik ini juga berlaku untuk kaki / pijakan

Two Finger

Teknik ini adalah cara memegang hand hold dengan dua jari saja, untuk memgang memakai dua
jari sebaiknya menggunakan jari tengah dan jari manis karena akan menghasilkan cengkraman
yang optimal.

TEKNIK PIJAKAN

Edging
Teknik ini adalah teknik dasar dalam pemanjatan untuk pijakan, pengertiannya teknik ini
menggunakan ujung sepatu / ujung kaki dari mulai sisi luar, tangah, dan sisi dalam teknik ini
mutlak berfungsi apabila pemanjat memakai sepatu.

Smearing / Friction

Teknik ini adalah cara memijak hand hold di sepatu bagian tengah / telapak atas dibawah jari
kaki, teknik ini dapat berfungsi dengan baik apabila kita menemukan tebing smearing kurang
dari 90 derajat akan tetapi dapat juga digunakan apabila kita menemukan hold yang berjenis slap.

Hooking
Teknik ini adalah cara memijak hold dengan menggunakan tumit pada teknik ini dapat dilakukan
pada saat menemukan contur dinding roof / pada saat akan melewati roof. Satu kaki bertumpuan
memakai tumit.

Foot Jamming
Teknik ini adalah cara memijak satu hand hold / satu tumpuan dengan dua kaki, apabila kaki kiri
menarik maka kaki kanan mendorong. Pada teknik dapat dilakukan pada saat menemukan roof
panjang dan over hang diatas 45 derajat juga panjang maka teknik ini dapat berfungsi dengan
baik.

Change
Teknik ini cara menukar kaki pada satu hand hold dengan mengoptimalkan media hand hold
yang ada.

TEKNIK LAIN - LAIN

Rest Position
Teknik ini adalah cara mencari tempat istirahat sementara pada saat melakukan pemanjatan
dengan metode cari Hand hold yang poket, slopper besar kemudian luruskan lengan jangan lupa
beban tubuh ada pada pijakan kita. Berhentilah beberapa saat sambil melemaskan lengan dengan
cara gerakan sedemikian rupa setelah dirasa cukup baru memulai pergerakan lagi. Sebagai
catatan gunakan Rest Position tersebut sebaik mungkin sambil menentukan langkah berikutnya.

Clipping
Clipping adalah cara memasukkan tali utama pada pengaman jalan / runner yang telah tersedia,
salah satu tangan usahakan dalam posisi lurus ( Strike Arm ) lalu masukkan tali utama secepat
mungkin setelah runner berada pada jangkauan. Adapun caranya terdapat 3 metode :
1.
Jari tengah untuk menahan runner ( sedikit ditarik ke bawah ) dan ibu jari serta telunjuk
memegang tali, jari manis untuk menahan karabiner lalu tekan sampai tali benar benar
masuk pada karabiner.

2.
Letakkan tali diantara ibu jari dan jari telunjuk lalu keempat jari sebagai penahan runner
lalu remas karabiner tersebut sampai tali masuk.

3.
Jari telunjuk dan ibu jari memegang tali dan ketiga jari yang lainnya berfungsi sebagai
memegang runner lalu tekan tali pada pintu karabiner sampai masuk.

Dipping
Dipping mempunyai pengertian mengambil magnesium pada saat melakukan pemanjatan /
memasukkan salah satu tangan pada cahlk bag guna memanfaatkan magnesium. Dengan cara
usahakan mengambil magnesium pada posisi yang menguntungkan salah satu tangan usahakan
lurus ( Strike Arm )

Strike Arm
Teknik ini adalah

teknik yang dipakai

pada saat Rest

Posision, Clipping,

dan Dipping maka sebaiknya salah satu lengan yang jadi tumpuan diluruskan agar bisa lebih
berhemat tenaga.

Teknik Panjat Tebing

Meliputi :

Persiapan Dalam Panjat Tebing

Aba-Aba Yang Sering Digunakan Dalam Panjat Tebing

Peralatan Dalam Panjat Tebing

Teknik Gerakan, Pegangan dan Pijakan Dalam Panjat Tebing

Simpul - Simpul Yang Sering Digunakan Dalam Panjat Tebing

Persiapan Dalam Panjat Tebing


Langkah Pertama
Setiap melakukan olahraga hal pertama yang paling penting adalah melakukan
pemanasan (warming up), ini berfungsi agar tubuh tidak cedera saat latihan
nantinya, lakukan pemanasan dibagian tubuh yang rentan terhadap cedera mulai
dari leher sampai bagian kaki. pemanasan dapat dilakukan dalam waktu 10 sampai
dengan 30 menit.

Langkah Kedua
Perhatihan peralatan yang digunakan telah sesuai standar baku yang telah ada
(licencie dari UIAA) baik itu harnes, carabiner dan peralatan lainnya, lakukan
pemanjatan dengan orang-orang sudah berpengalaman atau telah mengerti dalam

bidang tersebut, gunakan simpul tali temali yang benar, jangan menganggap remeh
hal yang satu ini karena panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang
beresiko tinggi.

Berikut ini tehnik dasar yang umum dalam panjat tebing :


1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total semuanya jadi 4 kontak.
Saat memanjat usahakan 1 kontak mencari pegangan atau pijakan dan 3 lainnya
tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kita tidak mudah lelah.

2. Usahakan tangan selalu lurus jangan membengkokan siku saat sudah meraih
pegangan, walau posisi pegangan setinggi apapun segera jatuhkan badan dengan
menekuk kedua lutut. Karena siku yang bengkok akan membuat tangan cepat
lemas. Dengan meluruskan tangan sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu
dan dada jadinya lebih ringan.

3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka seringseringlah mendorong vertikal dengan kaki dan bukan menarik vertikal dengan
tangan.

4. Dalam penguasaan tehnik panjat, pengetahuan tentang medan pemanjatan


sangatlah penting. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik apa yang
kita perlukan agar bisa manjat sampai ke puncak dengan mulus. Tebing yang akan
mendikte kita untuk harus begini dan begitu. Proses inilah yang membuat pemanjat
tebing bersahabat dengan alam. Oleh karena itu menguasai nama-nama gerakan,
pegangan dan pijakan sangatlah penting, dengan begitu kita bisa mengetahui
teknik gerakan, pegangan dan pijakan yang bagaimana yang harus dipakai.

Langkah Ketiga
Lakukan pendinginan setelah selesai latihan, ini sangat berfungsi sebagai
pengembali fungsi otot secara normal juga berfungsi sebagai pembakaran asam
laktat yang mengendap disetiap tendon-tendon yang bisa mengakibatkan rasa
nyeri keesokan harinya. Lakukan pendinginan selama 5 sampai 15 menit.

Kode (Aba-aba) Yang Sering Digunakan Dalam Panjat Tebing

Agar tidak terjadi miss komunikasi antara pemanjat dengan belayernya juga antar
pemanjat-pemanjat yang lainnya di lokasi yang sama, pemakaian aba-aba yang
baku sangatlah penting, dibawah ini aba-aba yang paling sering digunakan saat
memanjat.

Peralatan Dalam Panjat Tebing


Peralatan panjat tebing yang akan dibahas disini adalah yang paling sering dipakai
terutama untuk lead climbing dengan pengaman yang terlebih dahulu sudah

terpasang. Adapun beberapa peralatan tersebut adalah :


Tali Karmantel

Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa
disebut dynamic rope.
Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :

Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% 9%, digunakan untuk tali fixed
rope yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan
adalah 10,5 mm.
Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai
tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.
Panjangnya tali disesuaikan dengan tingginya rute pemanjatan. Ukuran yang
standar yaitu 50m, 60m dan ada juga yang 75m, 80m khususnya untuk Big Wall
Climbing. Semakin panjang semakin berat pula dan susah dikelola. Panjang 60m
paling banyak diminati para pemanjat.
Ada beberapa cara dalam mengulung tali antara lain :

Climbers coil

Butterfly's coil

Chain stitch

Cordolette rack

Toprope dan Serbaguna : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm


Sport Climbing : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm
Harnest

Harnes berfungsi sebagai perhubung antara badan dan tali yang berfungsi sebagai
pengaman tubuh atau pemanjat untuk mengurangi rasa sakit saat memanjat,
Harnest yang paling sering dipakai untuk lead climbing adalah seat harnest. ada
beberapa jenis harnest lain seperti full body harnest ataupun webbing harnest.
Umumnya harnest ini bisa disesuikan ukuran pada lingkar pinggang dan paha
(Udjustable Harness).

Untuk jenis seat harnes kita bisa mencari yang tidak terlalu mahal tetapi tetap lulus
standar UIAA. Cari yang pas dan nyaman dipakai terutama kalau memanjat rute rute panjang. Rawatlah harnes layaknya merawat tali kernmantel. Usahakan tetap
bersih dan hindari kontak dengan zat kimia seperti minyak. Seat harnes bisa
bertahan sampe 3 tahun lebih dan kalau hanya untuk toprope bisa lebih lama
karena tidak dipakai untuk jatuh tinggi terus-terusan.
Sepatu Panjat

Sepatu panjat membantu untuk melindungi kaki dari permukaan tebing juga
membantu pemanjat untuk memaksimalkan peran kaki pada saat melakukan
pemanjatan. Dengan sepatu panjat sekecil apaun injakan yang ada, bisa digunakan
karena konstruksinya memang dirancang untuk memerankan fungsi seperti itu dan
titik tumpu kaki akan lebih terfokus pada satu titik, jadi seperti apapun bentuk
pijakan akan tetap bisa di injak dengan menggunakan sepatu khusus panjat ini.
Sepatu panjat ini juga dirancang untuk mengurangi kemungkinan terjadi slip pada
waktu pemanjatan. Konstruksi bagian telapak (sol) nya dirancang dari material
karet khusus. Material karet yang digunakan ini menjadi ciri khas untuk masing-

masing pabrikan yang memproduksi sepatu panjat. Pada bagian karet (sol) inilah
letak masing-masing teknologi yang menjadi pembeda dari merek-merek sepatu
panjat yang beredar saat ini.

Carabiner
Secara difinisi carabiner adalah lingkaran tertutup yang terbuat dari bahan
alumunium alloy yang terhubung dengan pin atau screw gate. Carabiner berfungsi
sebagai alat pengaman saat memanjat yaitu untuk mengaitkan tali ke hanger, tali
ke tali atau tali ke harnest

Gambar di atas adalah jenis-jenis carabiner berdasarkan bentuknya, antara lain :

1. Carabiner Oval
Bentuk ini adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak sekuat
carabiner bentuk lain. Carabiner oval memiliki lekukan bagian atas dan lekukan
bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada carabiner ini akan
terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban juga akan terbatas
pada bagian lekukan ini.

2. Carabiner D
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang diberikan kepada
carabiner ke arah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan jauh dari gerbang
carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian terkuat untuk menahan beban
dan sisi yang terdapat gerbang (gate) merupakan bagian terlemah. Carabiner D,

lebih kuat jika dibandingkan carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang
sama.

3. Carabiner Asymmetrical D
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D biasa, tetapi carabiner ini memiliki
bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang lainnya untuk
mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner jenis ini biasanya memiliki
gerbang (gate) yang lebih besar jika dibandingkan dengan carabiner jenis D biasa
sehingga lebih mudah untuk meng-klik-nya. Tetapi carabiner bentuk ini tidak
memiliki luas lingkaran dalam yang lebih besar jika dibandingkan dengan carabiner
D biasa atau carabiner oval dengan ukuran yang sama.

4. Carabiner Pear
Carabiner bentuk ini biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan srew gate
supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang sangat sempit dan
ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang kecil adalah bagian yang
akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang luas adalah bagian yang akan
berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian yang luas ini memberikan keleluasaan
pada tali yang terhubung dengan pemanjat, sehingga memudahkan pada saat
mengulur tali.

Berdasarkan pilihan bentuk gerbang (gate), carabiner dapat dibedakan menjadi :


5. Carabiner dengan gerbang (gate) lurus
Sampai saat ini carabiner dengan bentuk gerbang lurus adalah yang paling umum
digunakan. Bentuk gerbang carabiner jenis ini benar-benar lurus dari titik poros
sampai ke ujung gerbang. Seperti jenis lainnya, carabiner ini memiliki pegas pada
poros gerbangnya yang mudah didorong saat dibuka dan kembali menutup secara
otomatis saat dilepas.

6. Carabiner Bent Gate


Carabiner bent gate memiliki bentuk gerbang (gate) yang melengkung sehingga
lebih memudahkan pada saat akan dikaitkan dengan pengaman. Rancangan gate
yang melengkung tidak terlalu berpengaruh kepada kekuatan ataupun berat
carabiner. Jika tidak digunakan dengan benar, kaitan carabiner bent gate bisa saja
terlepas dari tali. Seperti jenis peralatan climbing yang lain, tata cara penggunaan

bent gate carabiner harus benar-benar dipelajari untuk keamanan pada saat
digunakan.
Catatan: Bent gate carabiner hanya boleh digunakan untuk tambatan dengan tali,
tidak boleh digunakan untuk tambatan dengan pengaman langsung (ex:hanger)

7. Locking Carabiner
Locking carabiner mempunyai gerbang yang bisa dikunci pada kondisi tertutup
sehingga memberikan pengamanan yang lebih dan mengantisipasi kecelakaan
yang timbul akibat terbukanya gerbang carabiner. Carabiner jenis ini harus selalu
digunakan pada saat pengaman kita hanya bergantung pada satu carabiner, seperti
pada saat rapelling, belaying atau pada titik pengaman pertama (jika mempunyai
beberapa titik pengaman pada saat berada di tebing). Locking carabiner bisa saja
berbentuk oval, D, asymmetrical D atau pear.

8. Wire Gate Carabiner


Wire gate carabiner menggunakan lingkaran kawat dari bahan stainless steel untuk
gate-nya. Lingkaran kawat ini mempunyai mekanisme tersendiri untuk putaran
pada sumbunya, mengurangi berat carabiner secara keseluruhan dan mengurangi
kebutuhan untuk komponen tambahan seperti yang ditemukan pada carabiner
konvensional. Kebanyakan carabiner wire gate ini tidak sekuat carabiner
konvensional. Gerbang carabiner ini juga cenderung bergetar ketika mendapat
beban kejut karena massa yang rendah dari kawat itu sendiri.

Selalu jaga kondisi carabiner dari keretakan, penajaman bagian tepi carabiner,
goresan, korosi atau penggunaan yang terlalu berlebihan. Karena retak dengan
ukuran sehelai rambut pun akan mengurangi kekuatan carabiner hingga 50%. Jika
gerbang carabiner macet, cuci dalam air hangat dengan menggunakan sabun. Bilas
secara menyeluruh dan minyaki area disekitar engsel, lubang pin dan screw
dengan pelumas. Bersihkan semua pelumas yang berlebih pada carabiner.

Quickdraw/Runner

Quickdraw/Runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner.


Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends,
tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.
Kantong Kapur dan Bubuk Magnesium Carbonate (MgCO3)

Penggunaan kapur pada panjat memanjat diperkenalkan pertama kali oleh John Gill,
pelopor bouldering di USA, yang juga seorang pesenam / gymnast yang sudah biasa
memakai kapur pada saat latihan dan training. Satu alat yang terjangkau dan
menjadi keharusan bagi kebanyakan pemanjat. Penggunaan kapur bisa sangat
membantu membuat telapak tangan tetap kering sehingga cengkraman dan
genggaman lebih menggigit. Kapur ini akan sangat diperlukan saat kita dihadapkan
pada pengan-pegangan sloper (bundar menonjol dan lembut) dimana kelengketan
seluruh bagian telapak tangan sangatlah diperlukan. Betuk kapur ada beberapa
macam ada yang berbentuk kotak (kapur yang sudah dipadatkan), bubuk (paling
banyak digunakan karena praktis), bola kantong (bubuk kapur yang dimasukkan
kedalam bola kain), selain bentuk kapur ada juga alat pengering keringat lainnya
yang berupa gel atau lotion yang beredar dipasaran.

Calkbag adalah tempat meletakan kapur umumnya di ikat di pinggang pemanjat


bagian belakang agar mudah mengambilnya pada saat sedang memanjat,

Belay Device

Merupakan peralatan yang digunakan untuk menuruni tali berfungsi menahan laju
alat dengan tali. Dilihat dari cara kerjanya terbagi dua :

Manual, yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya climber
dengan menarik dan menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi
friksi atau tekanan jepit yang menahan tali yang terulur. Salah satu contoh Belay
Device Manual ini adalah Figure Of Eight, Belay Device ini umumnya berbentuk
menyerupai angka 8. Namun beberapa produsen alat panjat mengembangkannya
dengan berbagai model dengan berbagai kelebihan pula. Jenis alat ini paling banyak
digunakan, karena setup-nya yang cepat dan mudah dilepaskan. Namun
penggunaannya juga perlu banyak kehati-hatian.

Otomatis, yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat
pemanjat jatuh atau saat tali tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan
sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat berkendaraan dimana jika terjadi
hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan hentakan badan.
Salah satu contoh Belay Device Otomatis ini adalah Grigri. Belay Device yang satu
ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan
sendirinya, di buat oleh Petzl. Penggunaan Petzl Grigri dalam sistem belaying,
maupun descending sangat efesien. namun seperti pada Belay Device lainnnya, jika
digunakan pada tali yang basah atau beku karena es daya kerjanya kurang begitu
baik.

Helmet

Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari jatuhnya benda-benda


dari atas juga menghindari benturan langsung antara kepala dengan tebing saat
kita terjatuh dalam proses pemanjatan.

Sling

Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat
digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya.
Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan
diameter sling memiliki banyak variasi.
Teknik Dasar Gerakan, Pegangan dan Pijakan Dalam Panjat Tebing
Teknik Gerakan
Tehnik - tehnik gerakan dalam panjat tebing antara lain :

Outside Edge, Yaitu gerakan dengan posisi pijakan menggunakan sisi kaki bagian
luar, posisi ini paling sering digunakan saat memanjat.

Flag, Teknik ini pada umumnya menggunakan sisi kaki bagian dalam sebagai
pijakan dan kaki yang bebas untuk mencari keseimbangannya kaki tersebut bisa
kita letakkan dibagian dalam kaki yang menumpu atau menjauh dari kaki yang
menumpu.

Twislock, Teknik ini mempunyai pengertian memutar kaki sedemikian rupa


sehingga dapat memperpanjang jangkauan secara otomatis baik digunakan dalam
teknik diagonal movement.

Drop Knee,Teknik ini hampir sama dengan twisting ada putaran antara salah satu
kaki ataupun tubuh perbedaannya ada pada lebar tumpuan kaki sehingga pada
teknik ini benar-benar menggunakan salah satu putaran kaki sebagai tumpuannya.

Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan


tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan
kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.

Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya


gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak
terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan.
Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang
normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas
kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan
dengan lebih mudah.

Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih


memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan
panjatan.

Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari Fissure Climbing,


dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;

Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar.
Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat
dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan
crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan
secara mayoritas adalah pengaman sisip.

Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada


tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan

mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan,
dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua
tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong ke
atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.

Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini
menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan
tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang
juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.

Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan


kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut
dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk
memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi
celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.

Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping


(horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk
memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan
banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan,
sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar
berat badan dapat terbagi lebih rata.

Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya


agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri
selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan
pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka
posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat
badan yang dibantu dengan dorongan kaki.

Strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif


membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang
ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu
dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat
semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat
meraih tujuan pemanjatan.

Teknik Pegangan

Beberapa teknik pegangan dasar dalam panjat tebing sebagai berikut :


Jug, (Jug / bucket) Ada yang menyebutnya Thank-God hold (Pegangan yang
diberkahi Tuhan) yaitu bagian batuan yang menonjol bisa buat telapak tangan
bergantung bebas. Pegangan bentuk ini adalah idaman para pemanjat khususnya
para pemula.

Crimp, Teknik ini adalah cara memegang yang paling banyak ditemui saat
memanjat, dengan 4 jari dan dibantu ibu jari diatasnya yang berfungsi sebagai
pengunci, teknik ini dipakai pada saat arah pegangan normal yaitu menghadap
keatas. Pegangan ini terbagi menjadi 3 macam yaitu Close Crimp, Half Crimp dan
Open Crimp yang membedakan adalah fungsi ibu jarinya saja.

Sloper, Satu jenis pegangan yang ditakuti dan sangat menantang yaitu permukaan
pegangan tangan yang menonjol halus seperti kurva atau bukit tanpa ada fitur
lainnya. Fitur yaitu lekukan atau benjolan kecil yang ada dimuka tebing.

Palm, Teknik ini adalah cara memegang dengan menggunakan telapak tangan
bagian dalam ( dekat dengan ibu jari ) bukan pada jari sebagai tumpuannya, teknik
ini dapat dilakukan dengan posisi lengan lurus dalam usaha menambah ketinggian.

Sidepull, Pegangan yang satu ini adalah dengan cara memegang dengan arah
yang berlawanan, apabila arah pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya ke
kanan begitu pula sebaliknya.

Undercut, Pegangan yang mirip dengan Jug perbedaannya adalah bila Jug arah
tangan ke atas maka pada pegangan Undercut ini pegangan dari arah bawah.

Teknik Pijakan

Edging, Teknik ini adalah teknik dasar dalam pemanjatan untuk pijakan,
pengertiannya teknik ini menggunakan sisi-sisi ujung sepatu / ujung kaki dari mulai
sisi luar, tangah, dan dalam teknik ini mutlak berfungsi apabila pemanjat memakai
sepatu.

Smearing/Friction, Pijakan jenis ini menggunakan telapak sepatu/kaki bagian atas


dibawah jari-jari kaki, teknik ini dapat berfungsi dengan baik apabila kita
menemukan tebing smearing kurang dari 90 derajat akan tetapi dapat juga
digunakan apabila kita menemukan pijakan yang berjenis slap.

Heelhooking, Tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang


menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di
gunakan sebagai pengganti tangan.

Teknik - Teknik Lainnya

Rest, Teknik ini adalah cara mencari tempat istirahat sementara pada saat
melakukan pemanjatan dengan metode cari yang lumanyan nyaman, saat diposisi
ini jangan lupa beban tubuh ada pada pijakan kita. Berhenti beberapa saat sambil
melemaskan lengan dengan cara gerakan sedemikian rupa secara bergantian
setelah dirasa cukup baru memulai pergerakan lagi. Sebagai catatan gunakan Rest
Position tersebut sebaik mungkin sambil menentukan langkah berikutnya.

Clipping, adalah cara memasukkan tali pada pengaman pada runner yang telah
tersedia, salah satu tangan usahakan dalam posisi lurus (Strike Arm) lalu masukkan
tali utama secepat mungkin setelah runner berada pada jangkauan. Adapun
caranya terdapat 3 metode :
1. Jari tengah menahan runner (sedikit ditarik ke bawah) dan ibu jari serta telunjuk
memegang tali, jari manis untuk menahan karabiner lalu tekan sampai tali benar
benar masuk pada karabiner.
2. Letakkan tali diantara ibu jari dan jari telunjuk lalu keempat jari sebagai penahan
runner lalu remas karabiner tersebut sampai tali masuk.
3. Jari telunjuk dan ibu jari memegang tali dan ketiga jari yang lainnya berfungsi
sebagai memegang runner lalu tekan tali pada pintu karabiner sampai masuk.

Dipping, Yaitu mengambil bubuk magnesium pada saat melakukan pemanjatan


yaitu dengan cara memasukkan salah satu tangan pada cahlkbag. Usahakan
mengambil magnesium pada posisi yang menguntungkan salah satu tangan
usahakan lurus (Strike Arm).

Strike Arm, Teknik yang dipakai pada saat Rest Posision, Clipping, dan Dipping
maka sebaiknya salah satu lengan yang jadi tumpuan diluruskan agar bisa lebih
berhemat tenaga.
Simpul - Simpul Yang Sering Di Pakai Dalam Panjat Tebing
Figure Eight

Semua pemanjat tebing harus tau simpul ini, simpul yang digunakan untuk
menyambung tali ke harnes pemanjat. dan mungkin hampir 90% pemanjat tebing
didunia menggunakan simpul ini saat memanjat. Kalau ada pemanjat yang tidak tau
simpul ini, perlu dipertanyakan kemampuan memanjatnya (jangan manjat sama
dia!)

Kelebihan simpul ini adalah :


- Simpul ini mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dicek
- Simpul ini memiliki kekuatan 75-80 %. Jadi simpul Figure Eight ini lebih kuat
dibandingkan simpul Bowline.

Kelemahannya:

kalau sering terjatuh dan menggantung pada simpul ini, setelah selesai manjat
simpul ini akan sangat erat dan susah dilepas. Ini bisa menjadi satu kelebihan kalo
kamu memang masih terus memanjat dan ingin tetap terikat kuat dengan talinya.
Satu cara melepas ikatan ini yaitu dengan memegang dua sisi angka delapan-nya
masing - masing dengan tangan kanan dan kiri kemudian goyang-goyangkan kedua
tangan tersebut keatas dan kebawah berulang-ulang seperti saat kita mau
mematahkan/membengkokkan sebatang tongkat. Dengan cara ini biasanya simpul
figure eight akan menjadi lentur dan lebih mudah dilepas.

Clove Hitch

Sebuah simpul yang cepat dibuat untuk menghubungan tali ke anchor. Baik karena
ini tidak mengambil banyak bagian tali dan secara mudah disesuaikan.

Figure 8 on a Bight

Simpul loop terbaik untuk mengikat tali anda ke titik pengaman karena ini kuat dan
mudah dilepaskan juga berguna untuk mencantolkan seseorang pada pertengahan
tali.

Double Figure 8 Fisherman's Knot

Simpul terkuat dan terbaik untuk menyambungkan dua tali untuk rappelling atau
top-roping.

Prusik Knot

Merupakan salah satu simpul friksi atau simpul yang dibalut/diklem pada tali utama.
Simpul pengaman diri yang mudah dibuat untuk meniti tali utama saat situasi
darurat.

Anda mungkin juga menyukai