Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

CAMPING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kepramukaan


Dosen : Solikhin, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 10

1.      SONI RUDIYANTO 14040015


2.      NARIS MULYONO 14040009

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah “Makalah Kemping” ini pada waktu yang telah
ditentukan.Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah keterampilan menulis di
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran
dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan demi lurusnya keilmuan yang ada.

Semoga amal baik kita semua diterima oleh Allah SWT. Atas segala kesalahan kepada Allah
kami mohon ampun dan kepada semua pihak yang terkait kami mohon maaf.

Pringsewu, Mei 2016


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

BAB II PENDIDIKAN DALAM KEPRAMUKAAN ....................................2

BAB III PENUTUP..........................................................................................20


Simpulan...........................................................................................................20
Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

Camping diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai perkemahan dan berasal dari
kata dasar kemah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Camping mempunyai arti:
membuat (mendirikan) kemah (untuk bermalam dsb) Camping tidak hanya memberikan
kesenangan bagi peminatnya tetapi juga memberikan manfaat positif yaitu sebagai relaksasi diri
setelah menjalani aktivitas yang menjenuhkan karena banyak orang menganggap camping
sebagai. Macam- macam tujuan camping , misalnya: camping karena hobi, mencari pengalaman
dalam pendekatan diri kepada alam, meningkatkan kesadaran dalam menjaga lingkungan,
mengembangkan tanggung jawab dalam pemeliharaan keseimbangan alam, membina kerjasama
dalam persatuan dan persaudaraan, dan masih banyak tujuan lainnya.
Camping sendiri populer sebagai aktivitas rekreasi pada awal abad ke-20 dan umumnya
disertai dengan kegiatan lainnya, seperti mendaki gunung, outbond, menyalakan api unggun,
berenang bahkan memancing. Beberapa orang menganggap camping sebagai kegiatan rekreasi
yang dilakukan untuk beristirahat dari ramai dan penatnya aktivitas perkotaan untuk menikmati
keindahan alam bebas karena dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan dengan
menggunakan tenda atau bahkan di alam terbuka tanpa atap sama sekali.
Berkemah yaitu kegiatan bermalam disuatu tempat dengan menggunakan tenda sebagai
rumahnya. Di situlah peribadi –pribadi mandiri akan terbentuk dari seorang pramuka. Didalam
perkemahan terdapat banyak sekali kegiatan baik yang menyenangkan, menantang maupun
yang menarik.
Seseorang yang biasanya di rumah tinggal perintah kepada pembantu untuk melakukan
sesuatu, tetapi di perkemahan tidak akan ada seperti itu lagi. Hal ini dikarenakan semua kegiatan
dikerjakan sendiri atau bersama kelompoknya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,
mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi.
Kegiatan-kegiatan dalam dunia perkemahan inilah yang nantinya dapat membentuk jiwa
yang berkepribadian mantap, berani dan tegas. Bahkan yang tak kalah pentingnya adalah
menumbuhkan kemandirian pada diri seseorang, sehingga pada akhirnya terciptalah generasi
yang tidak cengeng, tangguh, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Generasi ideal yang
merupakan harapan bangsa, penerus cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini.
Dengan demikian dari kegiatan berkemah secara tidak langsung dapat menumbuhkan
semangat dan jiwa kemandiran pada diri pelajar mulai dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi.
Pramuka dapat dikatakan sebagai pelengkap pendidikan sekolah dan keluarga serta
pengisi kebutuhan rohani peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua jenis lembaga
pendidikan tersebut. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan,bakat dan minat yang dimiliki
oleh peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan melalui penjelajahan, penelitian, penemuan dan
keinginan untuk tahu.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERKEMAHAN
Berkemah merupakan puncak kegiatan kepramukaan yang menarik, menyenangkan bagi
peserta didik pramuka, penggalang, penegak dan pandega serta para pembina pramuka setelah
melaksanakan latihan rutin beberapa lamadi gugus depannya. Adanya perkemahan melatih
anggota pramuka untuk hidup di alam terbuka, pegunungan, dibumi perkemahan pramuka, atau
tempat-tempat lainnya yang menarik. Berkemah melatih hidup bersahaja dengan perlengkapan
praktis, menggunakan alat-alat yang sederhana tetapi dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
selama berkemah dengan sehat.
Selain itu dapat pula melaksanakan permainan yang menyenangkan, petualangan, penjelajahan,
mengamati, danmenyelidiki lingkungan hidup. Dengan berkemah anggota gerakan Pramuka
dapat melaksanakan dan meningkatkan pembinaan hidup beragama untuk menumbuhkan
keagungan Tuhan yang Maha Esa, Pencipta alam seisinya, membina kemandirian, daya tahan
tubuh, sikap gotong royong, dan tanggung jawab bahkan juga dapat menanamkan rasa cinta
tanah air.
Perlengkapan kemah perlu dipersiapkan sebelumnya, karena perlengkapan ini sangat penting
adanya demi kelancaran kemah. Perlengkapan tidak dibawa satu orang saja tetapi harus ada bagi-
bagi tugas agar tidak keberatan. Perlengkapan yang dibawa anggota hendaknya praktis, ringan,
serbaguna dan tidak mudah pecah. Anggota pramuka hendaknya bertanggung jawab terhadap
peralatan yang telah dibawanya, diatur rapi, agar bila dibutuhkan sewaktu-sewaktu mudah dicari.
Bagian yang tak kalah pentingnya adalah persiapan menjelang perkemahan. Persiapan itu
meliputi fisik dan mental.

B.     HIDUP DI PERKEMAHAN


Ketika anggota sudah berada diperkemahan, banyak yang mereka perbuat. Semua itu
demi kelancaran apa yang telah direncanakan. Misalnyamembuat tempat berteduh / tenda,
memasak, beribadah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Banyak cara untuk membuat tempat tidur yang enak dalam perkemahan. Sudah tentu
setiap anggota pramuka bahwa sangatlah terganggu bila tidur diatas tanah yang keras dan kering.
Tulang pinggang akan terasa sakit. Sedangkan tidur dimalam hari sangatlah penting.
Seseorang yang tidak dapat tidur nyenyak dimalam hari akan terasa cepat lelah dengan
pekerjaan sehari-hari. Oleh karena itu membuat tempat tidur dari jerami atau rumput kering pun
adalah sebuah keniscayaan. Untuk membuat kasur buatlah suatu anyaman dari jerami atau
rumput kering. Lebarnya kira-kira 2 atau 3 kaki. Sedangkan bantalnya dapat dibuat dari satu
kantung bantal yang diisi dengan pakaian yang dilipat rapi, sehingga tidak perlu membawa
kasur dan bantal bila berkemah.
Dengan kretivitas seorang pramuka, maka terasa nikmat perkemahan yang dilakukan
karena di tempat perkemahan tidak ada tempat yang untuk orang yang tidak mau mengikuti atau
melakukan pekerjaankecil-kecil yang harus dilakukan. Tidak ada tempat untuk pemalas atau
penggerutu. Sama sekali tidak ada tempat di kepramukaan bagi mereka itu apalagi dalam
perkemahan bagi setiap anak harus membantu pekerjaan dengan hati gembira agar semuanya
merasa senang. Dengan demikian bertambahlah rasa persaudaraan.
Sedangkan penerangan dapat digunakan lampu atau lilin. Tempat lilin dapat dibuat dari
kawat yang dibuat spiral atau sepotong kayu yang dibelah ujungnya atau dapat pulalilin iutu
dicocokkan dalam segumpal tanah liat atau sebuah kentang yang diberi lobang, semprong lilin
dapat dibuat dari gelas atau sebuah botol yang diberi lubang dasarnya kemudian dibalik
ditanamkan kedalam tanah dengan sebatang lilin dilehernya.
a.      Memasak
Anggota pramuka harus bisa memasak, Sebelum berkemah belajarlah kepada mereka
hal-hal yang penting seperti menanak nasi, memasak lauk juga sayur, Buatlah sendiri kantong-
kantong dari kain menembatkan bahan makanan, regu-regu perlu mengadakan lomba memasak,
membuat menu, atau menentukan banyaknya makanan.
Untuk keperluan memasak tentunya diperlukan api terlebih dahulu. Seorang pramuka
dapat mebuat api dari ranting-ranting yang sudah kering. Karena kayu yang baru ditebang belum
bisa dipakai, begitu pula kayu yang mati atau lapuk dan lama terletak ditanah yang lembab.
Perapian dapat dibuat dengan cara meletakkan beberapa batang untuk alasnya ( Hal ini
dilakukan kalau-kalau tanah basah ) baru kertas atau daun-daun kering dan juga bahan yang
mudah menyala. Setelah itu susunlah ranting-ranting yang kering agar tegak seperti piramida.
Diluar sekali kayu-kayu besar dan bila sudah menyala balokpun dapat terbakar. Bila sudah
menjadi bara baik sekali untuk memasak dan tidak mengeluarkan asap.
b.      Beribadah
Hal yang tak kalah pentingnya adalah beribadah. Dimana manusia menyerahkan dirinya
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mencipatakan alam semesta. Seorang pramuka hendaknya
selalu bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayannya. Karena
dengan kuasa Nya juga segala kehidupan dapat berputar.
Dengan beribadah kepada Tuhan, manusia merasakan bahwa ada sesuatu yang Maha
Agung, sehingga tak pantas bersombong ria dan angkuh dihadapan sesama. Bagi Umat Islam
bisa sholat berjamaah atau sendiri. Sedangkan bagi umat lain beribadah menurut agama dan
kepercayaanya.
Tidak bisa dipungkiri kalau dengan berdoa dan ingat kepada Tuhan, maka hati manusia
akan menjadi tenang. Sehingga dalam melaksanakan kewajiban sehari-sehari bisa dilaksanakan
dengan rasa ikhlas dan tanggung jawab serta berdampak positif bagi diri pribadi maupun orang
lain.
c.       Api Unggun
Api unggun tidak dapat lepas dari acara diperkemahan karena sudah dianggap khas,
dimana ada perkemahan disitu pasti ada api unggun. Api unggun berasal dari kata api dan
unggun. Api ( agni, geni, bromo, latu) dan Unggun berarti onggakan kayu atau timbunan kayu
atau tumpukan kayu, sedangkan arti definitifnya Api Unggun adalah api yang dibuat atau
dinyalakan pada unggun atau onggakan kayu agar nyalanya lebih terang dan hangatnya lebih
meluas untuk suatu kepentingan.
Sebenarnya sejak zaman dahulu api unggun digunakan oleh nenek moyang sebagai
penghangat badan dan pengusir binatang buas. Disamping itu juga api unggun berguna sebagai
alat pertemuan untuk musyawarah menghakimi pelanggaran, bergembira, pesta dan pembinaan.
Disamping menggembirakan acara api unggun juga memberi nilai yang positif.
Misalnya mempererat persaudaraan, memupuk kerjasama atau rasa gotong royong,
meningkatkan rasa keberanian dan rasa percaya diri, menciptakan suasana kebebasan dan
kegembiraaan,memupuk kedisiplinan serta mengembangkan bakat. Sedangkan bentuk
upacaranya, api unggun sebagai titik pusat sehingga tidak ada titik mula dan titik akhir.
Dalam upacara api unggun, hendaknya semuanya aktif sehingga baik itu peserta maupun
petugas bukan hanya sebagai penonton sehingga akan timbul jiwa kreativitas seorang pramuka.
KEGIATAN PERKEMAHAN
Banyak kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan perkemahan. Apabila dimalam hari ada
cara api unggun, maka di pagi hari hingga petang banyak pula acara yang menarik.
a.      Mencari Jejak
Mencari jejak di acara kegiatan sangatlah menarik. Banyak lika-liku yang harus dipecahkan
seorang pramuka harus paham betul tengan tanda-tanda saat mencari jejak. Misalnya
cabang/ranting, rumput, titik batu-batu, ataupun tanda tulisan lainnya, sehingga dalam mencari
jejak tidak tersesat.
Suatu hal yang harus dipelajari seorang pramuka adalah mengetahui tanda-tanda sekecil
apapun dan berkreatif untuk mengngambil suatu kesimpulan dan bila ada suatu tdana di depan
yang dilalu harus tahu maksudnya, hinggara rasa persatuan dapat dibina.
Perlu diingat bahwa suatu penghinaan yang besar bagi seorang pramuka, apabila menemukan
suatu tetapi ia tidak mengetahi pada hal hal itu sering dilakukan oleh pramuaka. Untuk itulah
seorang pramuka harus banyak berlatih. Seorang pramuka yang terlatih semua panca indranya
akan bekerja, mata selalau melihat kesetiap arah baik yang jauh maupun dekat, memperhatiakan
segala hal yang terjadi dan siap untuk melaksanakan setiap petunjuk.
b.      Kompas
Apabila kita sudah berjalan jauh dan tidak tahu arah kemana kita sebenarnya, maka dapat
digunakan kompas sebagai penolongnya seorang pramuka tidak perlu bingung bila kehilangan
arah. Adanya kompas, membuat senang pramuka tidak perlu kwatir akan tersesat dijalan karena
dengan kreatifitasnya akan dapat menentukan anak mana ia berjalan.
c.       Menaksir
Menaksir adalah mngira-ngira, dan apabila hasilnya berselisih sedikit, maka basil penaksiran
dianggap baik. Seorangn pramuka juga harus pandai menaksir, baik menaksir lebar, tinggi,
ataupun menaksir shu. Sebab dalam perjalananya,terkadang menjumpai hal-hal yang
memerlukan penaksisran
d.      Halang Rintang
Kegiatan halang ringtang sangatlah menarik bagi seorang pramuka, karena di situlah tantangan
dan rintangan dihadapai secara bersama-sama dan masing-masing anggota harus kompak dalam
memecahkan masalah.
Kegiatan halang rintang memang ditujukan agar seorang pramuka siap menghadapi hidup di
kemuadi hari karena hidup tidak selalu mudah, tetapi banyak rintangan yang harus dilalui, yang
membuat seseorang terkadang putus asa. Namun didalam pramuka diajarkan agar seseorang bisa
menghadapi masalah hidup dengan hati yang tabah, tidak cepat putus asa dan selalu percaya diri.
Dengan demikian apa yang akan dicita-citakan seorang pramuka akan tercapai dengan
p[erjuangan karena hudup adalah perjuangan.
e.       Baris Berbaris
Pramuka yang baik hanya hafal Dasa Darama saja, tetapi juga tegap, gagah dan selalu
disiplin. Tahu apa yang dikomandokan, mengamalkan segala yang diajarkan pramuka dalam
kehidupan. Tak ketinggalan pula pramuka hendaknya dapat berbaris dengan baik.
Baris berbaris membuat seseorang berlatih untuk disiplin sejak dini berdisiplin sangatlah
diprlukan. Karena disiplin adalah kunci dari keberhasilan.
f.       Menentukan Peta
Apabila kita berada di suatu daerah, sedangkan kita mempunyai peta daerah tersebut, tetapi
tidak tahu dimana tempat sebenarnya berdiri dalam peta tersebut, maka peta yang di bawa itu
belum dapat digunakan untuk perjalanan selanjutnya, karena tempat untuk berdiri belum dapat
diketahui. Kita perlu mengetahui mulai dari mana kita harus bergerak.
Setelah tempat itu diketahui baru dapat ditentukan perjalanan selanjutnya dengan
menggunakan jalan-jalan terdekat yang ditunjkuk oleh peta tersebut. Dengan dapat menentukan
peta, beraarti indra penglihatan bekerja dengan baik, tangan terampil menggambar, sehingga
kreatifitas dapat dikembangkan.
g.      Permainan
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa pendidikan dikepramukaan dibungkus
dengan keceriaan, kesenangan, untuk mewujudkannya permainan sangat diperlukan, agar tujuan
pramukan menyentuh hati peserta secara langsung maupun tidak berlangsurng, permainan ini
contohnya permainan Kim, yang bertujuan untuk melatih ketajaman alat indra, dan melatih
kesetiaan ingatan.
MANFAAT BERKEMAH
Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari berkemah. Pengalaman berkemah menjadi
pelajaran yang sangat berarti bagi seorang pramuka. Kejadian-kejadian yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat menggembleng mental seseorang agar berwatak sesuai dengan apa
yang di cita-citakan pramuka.
a.      Melatih Keuletan
Dengan hukuman menjadi seseorang ulet dalam melakukan sesuatu sehingga apa yang dicita-
citakan / diinginkan tidak tercapai begitu saja melainkan dengan perjuangan yang perlu
kesabaran. Misalnya dalam membuat tenda dan tempat tidur. Dimana tenda merupakan tempat
untuk berteduh. Tenda itu di buat sendiri oleh pramuka-pramuka
Dengan kerja keras dan kesabaran secara bersama-sama mendirikan tenda agar berhasil
dengan baik. Apabila mendirikannya asal-asalan, hasilnya tidak akan baik.
b.      Kreatif
Kreatif ini dapat dilihat saat membuat kemah agar menjadi tempat istirahat yang nyaman
tepatnya saat membuat tempat tidur, bantalnya juga penerangannya sesuai dengan pepatah bahwa
“TIADA ROTAN, AKARPUN JADI”
Seorang pramuka bisa menggunkan barang yang tidak bermanfaat sekalipun menjadi tempat
yang nyaman. Tidak perlu membawa kasur atau matras saat berkemah, tetapi rumputpun bisa
menjadi tempat tidur yang nyaman. Juga tidak perlu membawa bantal untuk bisa tidur pulas,
tetapi cukup dengan tempat pakaian seorang pramuka dapat tidur dengan enak. Dari sini tampak
bahwa dengan berkemah pikiran seseorang dapat berkembang dengan baik.
c.       Ketrampilan
Berbagai kegiatan yang dilakukan seorang pramuka dapat membuat tampilnya seseosrang
pramuka. Misalnya hampir dalam memasak kegiatan ini secara tidak langsung membuat seorang
pramuka harus dapat menampilkan menu yang disajikan untuk makan bersama regunya.
Tentunya menu dengan bahan makanan seadanya, namun sesuai dengan kebutuhan dan selera
teman-temannya. Dengan memasak yang berulang-ulang membuat seseornag menjadi trampil
d.      Kejujuran
Kejujuran dapat diperoleh dari perkemahan. Diperkemahan banyak sekali teman-teman
dengan membawa barang-barang. Apabila yang tidak jujur pastilah barang teman-teman
pramuka banyak yang hilang diperkemhan itulah kejujuran kita di uji dan kita tidak akan
mencarinya.
Kejujuran adalah sebuah pikiran yang dicita-citakan ksatria. kejujuran itu semacam
kehormatan dimana ksatria sejati mementingkan kehormatannya, karena kehormatan itu sesuatu
yang suci, seorang pramuka tentunya selalu dapat dipercaya, sekali saja kita tidak jujur, maka
dari teman-teman sampai pembina tidak akan percaya hal itu merugikan kita.

e.       Disiplin
Sikap disiplin secara tidak langsung akan terbentuk pada diri seorang pramuka
diperkemahan. Kerena diperkemahan banyak kegiatan yang harus diselesaikan tepat waktu.
Mulai dari bangun pagi, kegiatan telah berjalan sesuai dengan yang dijadwakan, sampai dengan
menjelang tidur lagi. Semua diikuti dengan penuh gembira dan semangat.
Ketinggalan satu kegiatan saja akan membuat seorang pramuka kehilangan ilmu yang sangat
berharga. Padahal kegiatan pramuka juga termasuk pendidikan, sehingga ilmunya diperlukan
untuk setiap anggota. Dengan disiplin mengikuti segala kegiatan berarti ilmunya bertambah dan
secara otomatis pengetahuan pun akan bertambah.
f.       Kesederhanaan
Kesederhanan adalah suatu hal yang terbiasa oleh para pramuka, meskipun sebenarnya
mereka lebih unggul dari pada orang lain dalam berbagai hal. Namun begitu mereka tidak
pernah sombong, karena kesombongan adalah pantang bagi pramuka, sombong sedikit saja citra
buruk mengancam mereka. Kesederhanaan itu dapat dilihat dari segi cara tidur mereka yang
hanya beralas tikar bahkan terkadang rumput kering. Disamping itu juga dari tradisi makan yang
hanya dengan lauk seadanya dan masih banyak lagi yang lain.
g. Ketabahan hati
Pramuka tidak pernah kenal menyerah, mereka selalu bertahan sampai apa yang
diusahakan tercapai. Bekerja keras dan tidak pernah takut kegagalan, karena untuk mendapatkan
sesuatu tidak semudah membalikan telapak tangan, melainkan dengan penuh perjuangan. Orang
harus bekerja keras dahulu, agar kelak mendapatkan buah yang manis .
Bila tidak didasari dengan ketabahan niscaya orang akan cepat putus asa bila mengahadapi
sesuatu. Pramuka senantiasa tersenyum bila menghadapi kesukaran. Masih bisa diingat saat di
perkemahan walaupun panas mengahadang, rasa haus menerjang pramuka tetap semangat dalam
mengikuti kegiatan.
MENUJU KEMANDIRIAN
Ternyata bila kita telusuri dengan melakukan kegiatan perkemahan, seseorang dapat
menjalankan kehidupan yang sebenarnya, walaupun hanya sebagian yang dialami disana, mereka
berusaha mengatasi segala kesulitan hidup.
Diperkemahan pula terjadi interaksi antar banyak individu, sehingga disana pula mereka
berlatih bersosialisasi dengan sesamanya, beradaptasi dengan teman-temanya, pembinanya, dan
lingkungannya. Diperkemahan itulah terjadi penggemblengan baik secara fisik maupun mental
baik secara langsung maupun tidak langsung. Disana pun terjadi kegiatan yang dapat membuat
seseorang berlatih hidup secara mandiri pada diri, orang tua dan sanak saudara.
Adanya kehidupan yang jauh dari orang tua membuat seseorang dapat hidup secara
mandiri. Berlatih mencukupi kebutuhan, menyelesaikan masalah dan menjalankan kewajiban
sesuai dengan kemampuannya.
a.      Mencukupi Kebutuhan
Seorang pramuka diperkemahan selalu berusaha mencukupi kebutuhan. Bekal yang dibawa
harus cukup selama perkemahan, sehingga didalam perkemahan tidak kelaparan. Untuk itu
diperlukan keahlian managemen. Pandai-pandai mengatur keuangan (kalau belanja), makan
minum seadanya asalkan memenuhi kesehatan tidak perlu mahal namun bergizi seimbang serta
dalam melakukan segala kegiatanpun tampak bersemangat.
b.      Menyelesaikan Masalah
Banyak masalah dapat diselesaikan seorang pramuka diperkemahan, misalnya saat kegiatan
mendirikan tenda, halang rintang, mencari jejak, dan kegiatan lainnya. Disana banyak
permasalahan yang harus dihadapi, seoarang pramuka pun berusaha berpikir dan bekerja keras.
Permasalahan satu persatupun dapat diselesaikan dengan baik, kegiatanpun dapat berjalan
dengan lancar, saat halang rintangpun dapat dihadapi dengan baik. Ataupun saat mencari jejak
tidak tersesat
BAB III
PENUTUP

Kegiatan berkemah ternyata memberikan dampak yang positif. Adanya kegiatan tersebut
dapat menumbuhkan kemandirian pada diri seseorang. Kemandirian itu sangat berguna bagi
seseorang. Sebagai bekal kehidupan dimasa yang akan datang, sehingga seseorang tidak mudah
putus asa dan tidak mudah tercengang bila menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Kemandirian yang timbul tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan secara bertahap.
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan dapat membuat seseorang tajam cara berpikirnya,
cemerlang ide-idenya dan cakap dalam menghadapi segala persoalan. Banyak dan bervariasinya
kegiatan dalam perkemahan merupakan ajang latihan bagi insan-insan pramuka yang pada
akhirnya membuat pribadi-pribadi pramuka tangguh, berusaha untuk menyelesaikan masalahnya
sendiri, tanpa rasa canggung dan ragu-ragu.
Kemandirian yang timbul dari kegiatan berkemah sangatlah diharapkan sehingga tidak
sia-sia kegiatan dilakukan. Karena kegiatan yang berdampak positif sangatlah diharapkan banyak
orang. Bila dengan berkemah dapat menuju kearah yang baik, berarti kegiatan tersebut perlu
dilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Baden Powell Memandu Untuk Pramuka, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Persaudaraan
Sedunia Jakarta, 1988
2.      Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, Gerakan Pramuka Kwrada Jateng,
Lemdikada Candrabirawa, Semarang 2003
3.      Donowardojo, LS. M.Djauhari, Pembinaan Latihan Siaga, Sahabat, Klaten 1995
4.      M.Djauhari, Pembinaan Latihan Penggalang, Sahabat, Klaten 1995
5.      Maman Rahman, dkk. Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, Gerakan Pramuka
Kwartir Daerah II Jateng, Semarang 2005
6.      M.Soeparman, Pedoman Kepramukaan, Kedai Pramuka Kwartir Nasional Jakarta
7.      UURI no 12 tahun 2011 tentang Gerakan Pramuka

Anda mungkin juga menyukai