Anda di halaman 1dari 8

SKU Nomor 7

Manfaat Penghijauan
Dengan mengetahui dan memahami manfat penghijauan menjadi bekal bagi seorang pramuka
penggalang untuk berperan aktif dalam kegiatan penghijauan bahkan menjadi motor penggerak
penghijauan terhadap teman-temannya.

Adapun penghijauan sendiri mempunyai peran dan fungsi penting dalam kelestarian lingkungan dan
untuk mengurangi kerusakan lingkungan mulai dari erosi, pencemaran udara, global warming, hingga
bencana alam. Manfaat penghijauan yang hendaknya diketahui oleh para pramuka dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu:
1. Manfaat secara hidrologis;
Pohon yang ditanam dalam penghijauan mempunyai kemampuan untuk menyerap dan
menyimpan air. Dengan semakin banyaknya pohon yang ditanam akan semakin banyak pula air
yang tersimpan dalam tanah baik untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup (termasuk manusia),
cadangan air di musim kemarau, maupun mencegah terjadinya banjir.
2. Manfaat secara orologis;
Adalah kemampuan akar pohon dalam mencegah erosi atau pengikisan tanah baik oleh air
maupun angin.
3. Manfaat secara ekologis;
Secara ekologis (keseimbangan lingkungan), pepohonan hasil penghijauan menjadi salah satu
komponen biotik yang tidak terpisahkan dalam lingkungan. komponen biotik bersama abiotik
inilah yang saling bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang seimbang dan selaras.
4. Manfaat secara klimatologis;
Secara klimatologis penghijauan akan menyerap karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen
(O2) lewat fotosintesis yang dilakukan tumbuhan. Proses ini akan meningkatkan kualitas udara
sekaligus mencegah dampak pemanasan global.
5. Manfaat secara edaphis;
Secara edaphis pohon-pohon yang ditanam akan menjadi tempat hidup, tempat tinggal, tempat
berkembang biak dan mencari makan bagi berbagai spesies hewan.
6. Manfaat secara estetis;
Secara estetis (keindahan) penghijauan dapat mempercantik suatu kawasan atau tempat. Bahkan
kerap kali pepohonan memiliki daya tarik keindahan tersendiri.
7. Manfaat secara protektif;
Secara protektif penghijauan dapat memberikan perlindungan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada manusia. Secara langsung melindungi dari terik matahari, angin kencang,
penahan debu, dan peredam suara. Secara tidak langsung melindungi dari bencana banjir dan
kekeringan (terkait dengan manfaat hidrologis).
8. Manfaat secara higienis;
Secara higienis penghijauan menjadi penyaring udara dimana pepohonan akan menyerap
karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Pepohonan pun mempunyai kemampuan untuk
menyerap berbagai jenis racun yang ada di udara. Selain itu akar-akar peppohonan mampu
menyerap dan menyaring air dalam tanah tanah sehingga menjadi layak dikonsumsi.
9. Manfaat secara edukatif;
Secara edukatif, pohon hasil penghijauan mampu menjadi laboratorium alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai media belajar dan penelitian.
10. Manfaat secara rekreatif;
Secara rekreatif, kawasan yang telah dilakukan penghijauan mempunyai daya tarik estetis tersediri
yang dapat digunakan sebagai tempat rekreasi dan hiburan.
11. Manfaat secara ekonomis;
Secara ekonomis pohon-pohon hasil reboisasi akan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Baik
pada bunga, buah, batang, akar, dan berbagai bagian pohon lainnya.

SKU Nomor 8
Materi tentang hak perlindungan anak :
Hak perlindungan anak menurut UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak adalah,
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan pemenuhan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Hak yang dimiliki seorang anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dimajukan,
dilindungi, dipenuhi, dan dijamin oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.

Pengertian Anak di dalam Undang-Undang adalah seseorang yang berusia dibawah 18 tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Empat Prinsip dasar Konvensi Hak Anak yang menjadi Azas dan tujuan Undang-Undang No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak belum dipahami secara benar yaitu :
1. non diskriminasi
2. kepentingan terbaik bagi anak
3. hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan
4. penghargaan terhadap pendapat anak.

Empat hak dasar anak menurut Kak Seto Mulyadi dari Komnas Perlindungan Anak :
1. Hak Hidup Lebih Layak
Misalnya seperti berhak atas kasih sayang orangtua, asi ekslusif, akte kelahiran, dan lain sebagainya.
2. Hak Tumbuh dan Berkembang
Contoh seperti Hak atas pendidikan yang layak, istirahat, makan makanan yang bergizi, tidur / istirahat,
belajar, bermain, dan lain-lain.
3. Hak Perlindungan
Contohnya yaitu seperti dilindungi dari kekerasan dalam rumah tangga, dari pelecehan seksual, tindak
kriminal, dari pekerjaan layaknya orang dewasa, dan lain sebagainya.
4. Hak Berpartisipasi / Hak Partisipasi
Setiap anak berhak untuk menyampaikan pendapat, punya suara dalam musyawarah keluarga, punya
hak berkeluh kesah atau curhat, memilih pendidkan sesuai minat dan bakat, dan lain-lain.

SKU Nomor 9
Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong) merupakan jenis
dari Tanda Penghargaan Kegiatan. Merupakan tanda yang diberikan kepada anggota muda Gerakan
Pramuka yang telah memperlihatkan keaktifan dan prestasi dalam kegiatan kepramukaan semisal Pesta
Siaga, Jambore, Perkemahan Wirakarya dll. Tanda Penghargaan Kegiatan, baik Tiska dan Tigor
termasuk salah satu macam dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka untuk jenis Tanda
Penghargaan.

Berbagai hal terkait Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong
Royong) diatur oleh SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.
Contoh Gambar Tiska dan Tigor

Beberapa hal terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong
(Tigor) adalah sebagai berikut:
Tiska dan Tigor diperuntukkan bagi anggota peserta didik Gerakan Pramuka mulai
golongan pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak hingga pramuka pandega.
Bentuk, bahan, dan gambar Tiska dan Tigor:
Tanda penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam dengan gambar timbul (relief) logo
kegiatan, digantungkan pada pita kain berukuran 3 cm x 2,5 cm, sesuai dengan ukuran
tanda penghargaan itu.

Tanda penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
Tanda harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 3,5 cm x 1 cm, dengan warna
dasar sesuai golongannya dan tulisan kegiatan berwarna perak.
Bentuk, bahan, ukuran, gambar, dan warna tanda penghargaan kegiatan ditentukan dan
diputuskan oleh kwartir penyelenggara kegiatan.
Syarat Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan. Seorang pramuka (Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega) dapat menerima dan mengenakan tanda penghargaan kegiatan (Tiska atau
Tigor) dengan ketentuan:
Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) diberikan setelah yang bersangkutan ikut serta dan aktif
dalam kegiatan/perkemahan seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat,
Raimuna, Perkemahan Pramuka Luar Biasa, yang dilaksanakannya dengan penuh rasa tanggung
jawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga mencapai prestasi yang baik,
sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.
Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor) diberikan setelah yang bersangkutan aktif
melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya.
Yang berwenang mengusulkan, memberikan, menganugerahkan, serta mencabut tanda
penghargaan kegiatan (Tiska atau Tigor) adalah Pembina pramuka yang bersangkutan melalui
panitia penyelenggara kegiatan.
Cara pemakaian dan penempatan Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramukaadalah dikenakan
di atas saku kanan baju seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri menyesuaikan.
Apabila yang bersangkutan mengenakan bintang tahunan maka tanda penghargaan kegiatan dipakai
di atas bintang tahunan.
Masa berlaku atau masa pemakaian Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah selama
maksimal enam bulan sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan.
Itulah berbagai ketentuan terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong
Royong (Tigor). Untuk lebih detail mengenai Tanda Penghargaan ini ada baiknya mempelajari SK
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda
Penghargaan Gerakan Pramuka.

SKU Nomor 10

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri, satuan, kemampuan,
tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda penghargaan yang
dimilikinya.
Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka,
satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah
sebagai:
Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha
meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung
jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu
menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal
Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam dan
contoh tanda sebagai berikut:
Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang
telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:
Tanda Tutup Kepala
Setangan Leher (Hasduk)
Tanda Pelantikan
Tanda Harian
Tanda Kepramukaan Sedunia
Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal pemakainya.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:
Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
Tanda Gugus depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang dalam
lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya adalah:
Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta
Tanda Pembina Gugusdepan.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka
Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
Tanda Kecakapan
Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan,
kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan diantaranya adalah:
Tanda Kecakapan Umum, meliputi:
Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:
Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
Tanda Pramuka Garuda, meliputi:
Untuk Pramuka Siaga
Untuk Pramuka Penggalang
Untuk Pramuka Penegak
Untuk Pramuka Pandega
Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada
seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi
Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik,
yaitu :
Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta
Kegiatan dan lain-lainnya).
Bintang Tahunan
Lencana Wiratama
Lencana Teladan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa,
yaitu :
Bintang Tahunan
Lencana Pancawarsa
Lencana Wiratama
Lencana Jasa :
Dharma Bakti
Melati
Tunas Kencana
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan
Pramuka, misalnya dari :
Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang
hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang
berlaku.
Pemerintah Negara Lain
Pemerintah Republik Indonesia.

SKU Nomor 11

Kepala Desa adalah pemimpin dari desa di Indonesia. Kepala Desa merupakan pimpinan dari pemerintah desa.
Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan
berikutnya. Kepala Desa tidak bertanggung jawab kepada Camat, namun hanya dikoordinasikan saja oleh
Camat. Jabatan Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya wali nagari (Sumatera Barat),
pambakal (Kalimantan Selatan), hukum tua (Sulawesi Utara), perbekel (Bali).
Wewenang Kepala Desa antara lain:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)
2) Mengajukan rancangan peraturan desa
3) Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APB Desa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.

Camat merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Camat
berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati
atau wali kota atas usul sekretaris daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi
syarat.
Tugas camat adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati sesuai
karakteristik wilayah kebutuhan daerah dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Seorang camat membawahi lurah, namun tidak bagi kepala desa.

Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Seorang
bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah untuk daerah kota. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas
dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD
kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati
merupakan jabatan politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.
Sebelum tahun 1945 gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam bahasa
Belanda, bahasa administrasi resmi pada masa Hindia Belanda, bupati disebut sebagai regent, dan istilah inilah
yang dipakai sebagai padanan bupati dalam bahasa Inggris. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai
untuk menggantikan regent seluruh wilayah Indonesia.

SKU Nomor 12

Pengertian Dasadarma
Menurut bahasa "dasadarma" berasal dari kata "dasa" dan "darma". Dasa berasal
dari bahasa Jawa yang mempunyai arti sepuluh sedangkan darma berasal dari
bahasa Sanskerta yang mempunyai arti kewajiban, aturan, tugas hidup,
kebenaran, dan kebajikan. Sehingga secara bahasa dasadarma dapat diartikan
sebagai sepuluh kewajiban, aturan, dan kebajikan.

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan


Pramuka, dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota
Gerakan Pramukagolongan Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
Ketentuan moral (Darma Pramuka) bersama dengan janji atau komitmen diri
(Satya Pramuka) sendiri merupakan bagian dari kode kehormatan pramuka. Di
samping Dasadarma, terdapat juga Dwidarma yaitu darma atau ketentuan moral
bagi anggota Gerakan Pramuka Siaga.
Upacara penyalaan api unggun biasanya menggunakan pengucapan dasadarma

Bunyi Dasadarma
Dasadarma telah mengalami beberapa kali perubahan atau perkembangan.
Sejak tahun 1961, Dasadarma ini telah mengalami perkembangan hingga
sebanyak 5 kali, yaitu:
Dasadarma sebagaimana lampiraan Keppres 238 Tahun 1961 yang digunakan pada
tahun 1961-1966;
Dasadarma hasil Mukeranpuda (sekarang Munas) tahun 1966 yang digunakan pada
tahun 1966 -1974
Dasadarma amanat MPP 1970 dan Munas 1974 yang digunakan pada tahun 1974-
1978
Dasadarma hasil Munas 1978 yang digunakan pada tahun 1978-2009
Dasadarma hasil Munas 2009 yang digunakan pada tahun 2009-sekarang
Pembahasan perkembangan Dasadarma dari yang pertama kali hingga yang terakhir
akan dibahas dalam artikel tersendiri.

Adapun bunyi dasadarma yang digunakan saat ini adalah sebagaimana yang
disusun dan tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
Tahun 2009 (Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun
2009) yang kemudian ditegaskan lagi dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Tahun 2012.

Bunyi dasadarma tersebut adalah sebagai berikut:

Dasadarma
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
cinta alam dan kasih-sayang sesama manusia
patriot yang sopan dan kesatria
patuh dan suka bermusyawarah
rela menolong dan tabah
rajin, terampil, dan gembira
hemat, cermat, dan bersahaja
disiplin, berani, dan setia
bertanggung jawab dan dapat dipercaya
suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Anda mungkin juga menyukai