Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MK: BELAJAR MOTORIK

OLEH:
HANA
SOFIAN
DENI
DIANA
RUBEN

PROGRAM STUDI PENJASKESREK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
TUJUAN PEMBELAJARAN
MK MOTORIK

 MAHSISWA DAPAT :
1. Memahami bodel pembelajaran gerak yang
menarik dan menyenangkan.
2. Memahami tujuan pembelajaran yang manarik dan
menyenangkan
3. Mahasiswa dapat menampilkan proses belajar yang
ma=enarik dan menyenangkan
PENGETIAN BELAJAR
MOTORIK

A. PEMBELAJARAN MOTORIK
Pada dasarnya belajar gerak (motor learning)  merupakan suatu
proses belajar  yang memiliki tujuan untuk mengembangkan
berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan
efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan
bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan
atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke
arah kinerja keterampilan gerak tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut,  perubahan keterampilan
gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi   terjadinya
proses belajar gerak yang dilakukan oleh seseorang.  Dengan
demikian, keterampilan gerak yang diperoleh  bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga   oleh
faktor proses belajar gerak.
TUJUAN PEMBELAJARAN MOTORIK
( BELAJAR GERAK )

TUJUAN UTAMA BELAJAR GERAK


Kemampuan untuk belajar merupakan keistimewaan mahluk
hidup. Belajar menjadikan organisme mampu mengadaptasi pada
kondisi tertentu dari lingkungan dan memanfaatkan keuntungan
dari pengalamannya. Untuk manusia, belajar menjadi lebih-lebih
sangat penting. Bayangkan kesukaran yang dihadapi manusia jika
mereka dipaksa untuk menjalani kehidupannya dengan dibekali
semata-mata kemampuan yang dibawanya sejak lahir. Jika
demikian, manusia akan menjadi mahluk hidup yang sangat
sederhana; tidak dapat berjalan, berbicara, menulis, membaca,
apalagi melakukan gerak keterampilan kompleks yang termasuk
ke dalam olahraga, penampilan seni, atau kegiatan sehari-hari.
Model-model Pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan

1. Menggambar dan mewarnai Tujuan anak usia PAUD mewarnai dan


menggambar bukan sekadar meningkatkan imajinasi dan kreativitas.
Namun, kegiatan ini juga menjadi latihan pertama anak untuk
memegang pensil dengan benar. Goresan tangan anak saat memegang
krayon memerlukan koordinasi mata dan otot halus tangan. Secara
perlahan, ajarkan anak untuk memegang pensil atau krayon dengan
benar.
2. Bermain playdoh Playdoh atau lilin lunak dapat merangsang motorik
halus anak. Saat anak meremas dan membentuk playdoh menjadi sebuah
bentuk, maka otot-otot tangan dan mata dapat berkoordinasi sehingga
dapat berkembang dengan baik. Baca juga: 5 Cara Orangtua Membantu
Anak Mengatur PR Sekolah Bila orangtua ingin anak bermain playdoh
tanpa bahan kimia berbahaya, maka dapat membuatnya sendiri dengan
mencampur tepung terigu, garam, tepung kanji, minyak goreng serta air
hingga kalis. Campur pewarna makanan agar menarik.
JANJUTAN MODEL PEMBELAJARAN MOTORIK YANG
MENARIK DAN MENYENANGKAN

3. Melipat kertas Guru atau orang tua dapat menyediakan


potongan kertas warna-warni untuk dilipat. Kegiatan ini dapat
menguatkan otot-otot jari dan tangan. Agar anak dapat mulai
melipat sendiri, ajari anak dengan lipatan-lipatan sederhana dulu,
seperti melipat berbentuk persegi panjang (dengan satu langkah
lipatan) atau lipatan sapu tangan berbentuk persegi empat
(dengan dua langkah lipatan).

4. Menggunting kertas Bisa diawali dengan menggunting kertas


warna secara bebas. Lalu, tahapannya ditingkatkan dengan cara
menggunting bentuk bulat, persegi ataupun segitiga yang
digambar di kertas. Kegiatan ini memberi banyak manfaat, seperti
melatih koordinasi tangan dan mata, stimulasi kekuatan jari,
melatih kesabaran, meningkatkan percaya diri, serta ketelitian.
5. Meronce Meronce adalah kegiatan memasukkan benda-benda
dengan berbagai bentuk bisa dengan manik-manik, sedotan,
maupun benda-benda dari bahan alam ke dalam seutas benang
atau tali menjadi sebuah gelang atau kalung. Kegiatan ini
berguna untuk melatih kekuatan otot-otot jari tangan khususnya
jari telunjuk dan ibu jari dan kelenturan jari-jari tangan.
Menempel dan melepas stiker Mengajak anak bermain
menempel lalu melepas stiker dan menempelkannya lagi di
tempat berbeda dapat melatih kekuatan dan kelenturan otot-
otot tangan. Baca juga: Tanamkan Budi Pekerti, Bacakan 5
Dongeng Tradisional ini Sejak Dini Menempel stiker sesuai
dengan tempatnya, seperti yang terdapat pada buku-buku stiker,
juga dapat melatih ketelitian anak dalam melakukan sesuatu.
7. Meremas busa berisi air Kegiatan ini dapat menguatkan otot-otot
jari tangan dan kelenturan jari-jari tangan. Guru atau orang tua bisa
mengajak anak untuk meremas busa yang berisikan air yang telah
dicampur pewarna makanan untuk dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya.

8. Melukis dengan jari Untuk melakukan kegiatan ini dengan aman,


guru atau orang tua dapat menyediakan bubur warna-warni yang
dibuat sendiri dengan bahan tepung kanji, pewarna makanan dan air
yang dididihkan kurang lebih satu menit. Setelah dingin, bubur warna
kemudian dapat digunakan anak untuk melukis di atas kertas dengan
jari-jarinya. Memegang bubur warna dengan tekstur lembik dan
basah dapat membuat indera peraba anak menjadi terlatih sehingga
mudah beradaptasi untuk memegang benda-benda lainnya.
9. Membuka dan menutup botol Sediakan beberapa botol yang
mempunyai tutup dan warna yang berbeda-beda. Kemudian ajak anak
untuk membuka tutup beberapa botol dan kemudian memasangkan
kembali sesuai dengan warna. Selain belajar tentang warna-warna,
kegiatan ini dapat menstimulasi otot-otot jari dan pergelangan tangan,
meningkatkan koordinasi mata dan tangan.
10. Melepas dan memasang kancing baju Praktek memasang dan
melepas kancing baju berfungsi untuk memberikan rangsangan kepada
jari-jari tangan untuk memegang benda kecil. Termasuk melatih
koordinasi antara kedua tangan. Agar kegiatan terasa menyenangkan bagi
anak, guru dan orangtua perlu melatih kesabaran dan memberi anak
kesempatan di lain waktu bila hari ini ia belum menguasainya.
PENUTUP ( KESIMPULAN )

 Menurut teori Adams proses belajar motorik


berlangsung pada jalur tertutup, dan umpan balik dari
anggota badan yang terus menerus selama latihan
merupakan sumber koreksi utama untuk kebenaran
suatu gerakan. Teori skema dari Schmidt (l988) adalah
proses belajar motorik berlangsung pada jalur terbuka,
teori skema memiliki dua kondisi memori yaitu:
 (a) memori ingatan, bertanggung jawab untuk
memproduksi gerakan, dan
 (b) memori pengenalan, yang bertanggung jawab untuk
mengevaluasi respons.
TERIMA KASIH

SALAM OLAHRAGA
JAYA

Anda mungkin juga menyukai