Anda di halaman 1dari 10

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA


BENTUK GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B
TK GANESHA DENPASAR
I.Gusti Bagus Prapatma Satwam Wibawa1, Siti Zulaikha2,I Wayan Sujana3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : prapatma13@gmail.com1, siti_zulaikha349@yahoo.com2, sujana59@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, subjek penelitian adalah anak
kelompok B TK Ganesha Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 13 orang yang terdiri
dari 6 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
(1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi atau evaluasi, dan (4) refleksi.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik non-tes, dengan instrument yaitu lembar
observasi. Selanjutnya, data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa rata-rata presentase kemampuan kognitif pada siklus I
sebesar 55%, berada pada kriteria rendah. Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 89%, berada pada kriteria tinggi. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan bentuk geometri dapat
meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Ganesha Denpasar.

Kata kunci : Metode pemberian tugas, bentuk geometri, kemampuan kognitif

Abstract

This research aims to determine the improvement of cognitive abilities, the subjects were children
in B group TK Ganesha Denpasar school year 2013/2014, which amounts to 13 children with 6
boys and 7 girls. This study is a classroom action research conducted by two cycles, each cycle
consists of four stages: (1) plan of action, (2) implementation of the action, (3) observation or
evaluation, and (4) reflection. Data collection technique using non-test technique, the instrument
is the observation sheet. The data collected was analyzed by quantitative descriptive method.
Research result in the first cycle is 55% are at a low criteria. Subsequently increased at second
cycles to 89% are at high criteria. Conclusions of this research that the application of the
assignment method through geometric forms of media can improve cognitive ability of children in
B group TK Ganesha Denpasar.

Keywords: Assignment, geometric forms, cognitive

PENDAHULUAN
Anak merupakan generasi penerus sosial. Pemahaman mengenai
bangsa, untuk itu pendidikan anak harus karakteristik anak sesuai dengan
sesuai dengan tingkat perkembangannya pertumbuhan dan perkembangannya
yaitu aspek perkembangan dari aspek akan sangat membantu dalam
kognitif, bahasa, afektif, psikomotor dan menyesuaikan proses belajar bagi anak
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

dengan usia, kebutuhan, dan kondisi energik, eksploratif, dan kaya dengan
masing-masing, baik secara intelektual, fantasi. Dalam merancang kegiatan
emosional dan sosial. pembelajaran guru harus memperhatikan
karakteristik anak usia dini, agar kegiatan
Menurut Yusuf L.N. (2012:47) “usia pembelajaran tersebut mampu
dini merupakan masa perkembangan dan mengembangkan potensi anak sehingga
pertumbuhan yang sangat menentukan tahap perkembangan yang optimal bagi
perkembangan masa selanjutnya”. anak usia dini dapat tercapai.
Berbagai studi yang dilakukan para ahli
menyimpulkan bahwa pendidikan anak salah satu karakteristik aspek
sejak usia dini dapat memperbaiki kognitif (daya cipta) anak usia 4 – 6 tahun
prestasi dan meningkatkan produktivitas adalah mengenal bentuk-bentuk
kerja masa dewasanya”. Anak usia dini geometri. Terkait dengan perkembangan
merupakan usia yang memiliki rentangan kognitif anak usia dini, Piaget (dalam
waktu sejak anak lahir hingga usia enam Mutiah, 2010) berpendapat bahwa anak
tahun, di mana dilakukan pemberian berada pada tahap atau periode
rangsangan pendidikan untuk membantu “Praoperasional”, yang salah satu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani kemampuannya yaitu dapat
dan rohani agar anak memiliki kesiapan mengelompokkan sesuatu berdasarkan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. satu dimensi, seperti: kesamaan warna,
bentuk, dan ukuran. Upaya yang harus
Mutiah (2010) menyatakan bahwa diperhatikan oleh guru dalam rangka
pendidikan anak usia dini merupakan membimbing atau memfasilitasi
pendidikan yang paling mendasar, karena perkembangan potensi anak secara
rentang anak usia dini merupakan optimal yakni dengan cara mengenalkan
rentangan usia kritis dan sekaligus bangun geometri seperti segi tiga, segi
strategis dalam proses pendidikan yang empat, dan lingkaran.
dapat mempengaruhi proses serta hasil
pendidikan pada tahap selanjutnya. Peran guru, apalagi untuk anak usia
Periode ini merupakan periode kondusif dini, tidak mungkin dapat digantikan oleh
untuk menumbuh kembangkan berbagai perangkat lain, seperti televisi, radio,
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial computer, dan sebagainya. Karena anak
emosional, dan spiritual. adalah organisme yang sedang
berkembang yang memerlukan
Usia dini sering disebut “usia emas” bimbingan dan bantuan orang dewasa.
(the golden age) yang hanya datang Efektivitas proses pembelajaran terletak
sekali dan tidak dapat diulangi lagi, yang di pundak guru. Oleh karenanya,
sangat menentukan untuk perkembangan keberhasilan suatu proses pembelajaran
kualitas manusia. Keith Osborn, Burton L. sangat ditentukan oleh kualitas atau
White, dan Benyamin S. Bloom (dalam kemampuan guru.
Mutiah, 2010:3) mengemukakan bahwa Keberhasilan implementasi suatu
perkembangan intektual anak terjadi rancangan kegiatan pembelajaran akan
sangat pesat pada tahun-tahun awal tergantung pada kepiawaian guru dalam
kehidupan anak. Sampai usia 4 tahun memilih dan menggunakan metode serta
otak manusia berfungsi 50%, sampai usia media pembelajaran. Penggunaan
8 tahun otak manusia berfungsi 80% , metode dan pemanfaatan berbagai
jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan sumber harus sesuai dengan tujuan
manusia hanya bertambah 20%. Dengan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut
demikian perlu perhatian yang lebih pada Sutarjo (2012: 86) “Metode adalah jalan
usia Taman Kanak-kanak (TK). atau cara dalam mencapai suatu tujuan”.
Sanjaya, (2009:147) mengemukakan
Anak adalah individu yang “Metode pembelajaran adalah upaya
mempunyai rasa ingin tahu tinggi, aktif, mengimplementasikan rencana yang
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

sudah ada disusun dalam kegiatan nyata terencana disiapkan atau disediakan guru
agar tujuan yang telah disusun tercapai untuk mempresentasikan dan/atau
secara optimal”. menjelaskan bahan pelajaran” dari
Metode dan kegiatan adalah salah pengertian di atas maka dapat
satu faktor penentu dalam membantu disimpulkan bahwa media adalah alat
anak memperoleh pengalaman belajar. bantu pembelajaran yang dapat
Metode kegiatan yang digunakan merangsang anak untuk belajar.
bervariasi dan disesuaikan dengan Media bentuk-bentuk geometri
bentuk materi belajar serta kebutuhan adalah salah satu media yang dapat
perkembangan dan belajar anak. Metode digunakan dalam pembelajaran di TK.
yang digunakan salah satunya adalah Media ini terdiri dari beberapa bentuk
pemberian tugas. Menurut Yus (2011: 80) geometri yang bisa digunakan sebagai
“Metode pemberian tugas yaitu guru media pembelajaran diantaranya terdiri
memberikan tugas tertentu agar anak dari lingkaran, segitiga, segiempat,
melakukan kegiatan belajar”. persegi panjang dan sebgainya. Pada
Faizi (2013: 83) mengemukakan penelitian ini bentuk-bentuk geometri
metode tugas ini mensyaratkan adanya yang digunakan adalah bangun datar.
pemberian tugas dan adanya Pada penelitian ini bangun datar
pertanggungjawaban dari anak. Tugas ini yang akan dibelajarkan hanya terbatas
dapat berbentuk suruhan-suruhan guru, pada lingkaran, segitiga, dan segi empat.
tetapi dapat pula timbul atas inisiatif anak Lingkaran didefinisikan sebagai garis
setelah disetujui oleh guru. Pada metode melengkung yang kedua ujungnya
ini, guru memberikan seperangkat tugas bertemu pada jarak yang sama dari titik
yang harus dikerjakan anak, baik secara pusat. Segitiga adalah bangun geometri
individual maupun kelompok, maka dapat yang dibuat dari tiga sisi yang berupa
di simpulkan bahwa metode pemberian garis lurus dan tiga sudut. Segi empat
tugas adalah adanya pemberian tugas adalah bangun geometri yang dibuat dari
kepada anak agar agar anak dapat empat sisi yang berupa garis lurus dan
mengikuti kegiatan belajar dan dapat empat sudut.
dipertanggungjawabkan oleh anak itu Media bentuk-bentuk geometri yang
sendiri. digunakan bersifat manipulatif. “Bersifat
Selain pemilihan metode yang tepat manipulatif berarti media tersebut dapat
pemilihan media yang tepat juga sangat dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan,
penting dalam kegiatan pembelajaran. digambar, dipilah, dikelompokkan, atau
Media yang dipilih hendaknya diklasifikasikan” (Muhsetyo,dkk 2007).
disesuaikan dengan karakteristik Penggunaan media bentuk-bentuk
perkembangan anak. Salah satu media geometri dalam proses pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat dengan menggunakan metode pemberian
mengoptimalkan kemampuan kognitif tugas ini dimaksudkan untuk
anak usia dini adalah media bentuk- mempermudah anak dalam mengenal
bentuk geometri. Karena karakteristik bentuk-bentuk geometri. Media bentuk-
anak usia 4-6 tahun pada perkembangan bentuk geometri yang bersifat manipulatif
aspek kognitifnya sudah mulai mengenal ini memberikan kesempatan pada anak
bentuk-bentuk geometri. untuk memanipulasi, mengulang-ngulang,
Menurut Gagne (dalam sadiman, menemukan sendiri, bereksplorasi,
2009) media adalah berbagai jenis mempraktekkan, dan mendapatkan
komponen dalam lingkungan yang dapat bermacam-macam konsep serta
merangsang anak untuk belajar. Artinya, pengertian yang tidak terhitung
segala alat fisik yang dapat menyajikan banyaknya.
pesan serta merangsang anak untuk Dari uraian diatas dapat dirangkum
belajar. Sedangkan menurut Muhsetyo, bahwa metode pemberian tugas
dkk (2007:2.3) “media adalah alat bantu berbantuan media bentuk-bentuk
pembelajaran yang secara sengaja dan geometri adalah metode pembelajaran
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

yang memberikan seperangkat tugas dan Roestiyah (2012) mengemukakan


harus dikerjakan anak, baik secara bahwa metode pemberian tugas memiliki
individual maupun kelompok dengan kebaikan, karena melalui metode
bantuan media bentuk-bentuk geometri. pemberian tugas anak mendalami dan
mengalami sendiri pengetahuan yang
Metode pemberian tugas dicarinya, maka pengetahuan itu akan
merupakan metode pembelajaran yang tinggal lama di dalam jiwanya. Apalagi
menekankan pada pemberian tugas oleh dalam melaksanakan tugas ditunjang
guru kepada anak didik untuk dengan minat dan perhatian anak, serta
menyelesaiakan sejumlah kecapakan dan kejelasan tujuan bekerja. Pada
keterampilan tertentu. Metode pemberian kesempatan ini anak juga dapat
tugas, di samping merangsang anak mengembangkan daya berpikirnya
untuk aktif belajar, juga menanamkan sendiri, daya inisiatif, daya kreatif,
tanggung jawab (Maksud, 2013). tanggung jawab dan melatih berdiri
sendiri.
Adapun karakteristik metode
pemberian tugas berbantuan media Keunggulan metode pemberian
bentuk-bentuk geometri adalah sebagai tugas berbantuan media bentuk-bentuk
berikut: 1) Anak didik tidak hanya geometri antara lain: 1) mendidik anak
mendengarkan pelajaran secara pasif untuk belajar sendiri; 2) membina rasa
tetapi mengerjakan sesuatu yang tanggung jawab; 3) melatih anak untuk
ditugaskan oleh guru; 2) Merangsang disiplin; 4) memperluas dan memperkaya
anak didik untuk aktif belajar baik secara pengalaman belajar serta keterampilan
individu maupun kelompok; 3) Melatih anak; 5) membina kebiasaan anak untuk
kecakapan dan keterampilan anak; 4) mencari dan mengolah sendiri informasi
Menanamkan tanggung jawab kepada dan komunikasi; 6) pengetahuan yang
anak; 5) Guru menyediakan dan anak peroleh dari hasil belajar sendiri
mengusahakan sumber belajar; 6) Guru akan dapat diingat lebih lama; 7)
menggunakan media pembelajaran yang merangsang kegairahan belajar anak
bersifat manipulatif; 7) Penilaian lebih karena dapat dilakukan dengan
mengutamakan pada penilaian proses bervariasi; 8) mengembangkan kreativitas
yang dilengkapi dengan penilaian siswa.
hasil/produk.
Masa kanak-kanak merupakan
Adapun langkah-langkah masa saat anak belum mampu
pembelajaran dengan metode pemberian mengembangkan potensi yang ada
tugas berbantuan media bentuk-bentuk dalam dirinya. Mereka cenderung senang
geometri adalah sebagai berikut: 1) bermain pada saat yang bersamaan,
membuat rancangan pemberian tugas; 2) ingin menang sendiri dan sering
membuat lembaran kerja jika perlu; 3) mengubah aturan main untuk
menyediakan sumber belajar dan media kepentingan diri sendiri. Potensi anak
bentuk-bentuk geometri; 4) menjelaskan yang sangat penting untuk dikembangkan
tujuan dan manfaat tugas yang diberi; 5) meliputi kognitif, bahasa, sosio-
memberi penjelasan tentang tugas; 6) emosional, kemampuan fisik dan lain
membantu pembentukan kelompok; 7) sebagainya. Secara umum kognitif
memberikan tugas secara lisan; 8) diartikan potensi intelektual yang terdiri
membimbing anak dalam menyelesaikan dari tahap pengetahuan, pemahaman,
tugas; 9) melaksanakan penilaian hasil penerapan, analisa, sintesa, dan
pelaksanaan tugas; 10) menyimpulkan evaluasi.
penilaian hasil pelaksanaan tugas; 11)
mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang Anak usia dini tergolong pada
tidak dapat diselesaikan oleh anak tahap praoperasional (umur 2 – 7 tahun).
selama pelaksanaan tugas. Piaget (dalam Sutarjo, 2012:14) membagi
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

perkembangan kognitif tahap Berdasarkan uraian tersebut, maka


praoperasional dalam dua bagian, yaitu: dilakukan penelitian yang berjudul
1) umur 2 – 4 tahun, dicirikan oleh “Penerapan Metode Pemberian Tugas
perkembangan pemikiran simbolis; 2) Berbantuan Media Bentuk Geometri
umur 4 – 7 tahun, dicirikan oleh Untuk Meningkatkan Kemampuan
perkembangan pemikiran intuitif. Pada Kognitif Anak Pada Anak Kelompok B TK
umur 2 tahun, seorang anak mulai dapat Ganesha denpasar”.
menggunakan simbol atau tanda untuk Rumusan masalah yang diajukan
mempresentasikan suatu benda yang dalam penelitian ini adalah apakah
tidak tampak di hadapannya. Ia dapat terdapat peningkatan kemampuan
menggambarkan suatu benda atau kognitif anak dengan menggunakan
kejadian yang sudah lalu. Fungsi semiotik metode pemberian tugas berbantuan
atau penggunaan simbol itu secara jelas media bentuk geometri pada kelompok B
tampak dalam lima gejala yakni imitasi TK Ganesha Denpasar?
tidak langsung, permainan simbolis, Tujuan yang ingin dicapai dalam
menggambar, gambaran mental, dan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bahasa ucapan. Pada usia 3 – 7 tahun peningkatan kemampuan kognitif anak
pemikiran anak terus berkembang melalui penerapan metode pemberian
dengan ciri-ciri yaitu pemikiran tugas berbantuan media bentuk geometri
egosentris, adaptasi yang tidak disertai pada kelompok B TK Ganesha Denpasar.
gambaran akurat, repersibilitas belum
terbentuk, pengertian kekekalan belum
lengkap, klasifikasi figuratif, relasi ordinal/
serial, dan kausalitas. METODE
Penelitian ini tergolong Penelitian
Pada tahap praoperasional, anak Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto
dapat mengelompokkan sesuatu (2008) “penelitian tindakan kelas
berdasarkan satu dimensi, seperti: merupakan suatu pencermatan terhadap
kesamaan warna, pola, bentuk dan kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
ukuran. Dikatakan juga bahwa yang sengaja dimunculkan dan terjadi
kemampuan berpikir anak masih kaku dalam sebuah kelas secara bersamaan.
belum fleksibel. Tahap praoperasional Tindakan tersebut diberikan oleh guru
adalah jembatan antara tahap atau dengan arahan dari guru yang
sensorimotor dengan tahap operasional dilakukan oleh anak”. Penelitian tindakan
konkret. Unsur yang menonjol dalam kelas merupakan suatu pencermatan
tahap ini adalah mulai digunakannya terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
bahasa simbolis, yang berupa gambaran tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
dan bahasa ucapan. terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan dan diberikan oleh guru atau
kemampuan kognitif anak adalah dengan arahan dari guru yang dilakukan
suatu proses berpikir, yaitu kemampuan oleh anak.
anak untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau Menurut Supardi (2006:104)
peristiwa. Proses kognitif berhubungan “penelitian tindakan kelas sebagai suatu
dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) bentuk investigasi yang bersifat reflektif
yang menandai anak dengan berbagai partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang
minat terutama sekali ditujukan kepada memiliki tujuan untuk melakukan
ide-ide dan belajar. Upaya memfasilitasi perbaikan sistem, metode kerja, proses,
perkembangan kognitif anak salah isi, kompetensi, dan situasi”.
satunya dapat dilakukan dengan cara
mengenalkan angka, huruf, dan bangun Dari pendapat diatas dapat
geometri (seperti segi tiga, segi empat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
dan lingkaran). kelas merupakan penelitian yang
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya rata, median, modus, dan standar deviasi
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk menggambarkan suatu objek
untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, /variabel tertentu, sehingga diperoleh
sehingga hasil belajar peserta didik kesimpulan umum. Menurut Agung
menjadi meningkat. (2012:67) metode analisis deskriftif
kuantitatif ialah suatu cara pengolahan
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini data yang dilakukan dengan jalan
dilaksanakan pada anak kelompok B TK menyusun secara sistematis dalam
Ganesha Denpasar semester genap bentuk angka-angka dan atau
yang terletak di jalan Gurita Kampus UPP persentase, mengenai suatu objek yang
II Undiksha Denpasar. Subjek penelitian diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan
ini adalah anak kelompok B TK Ganesha umum. Metode analisis deskriptif
Denpasar, yang berjumlah 13 anak kuantitatif ini digunakan untuk
dengan 6 anak laki-laki dan 7 anak menentukan tingkatan tinggi rendahnya
perempuan. Objek yang ditangani dalam keaktifan dan prestasi belajar kognitif
penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang dikonversikan kedalam Penilaian
anak kelompok B TK Ganesha dalam Acuan Patokan (PAP) skala lima. Rumus
kegiatan pembelajaran dengan metode yang digunakan dalam analisis ini adalah
pemberian tugas berbantuan media sebagai berikut.
bentuk geometri.
 M 
M (%) =   X100%
Penelitian ini dilaksanakan dengan  SMI 
siklus, siklus akan dihentikan
(Agung,2005:13)
apabila kriteria keberhasilan telah
tercapai. Setiap siklus terdiri atas empat
tahap, yaitu: (a) perencanaan, (b)
tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Keterangan:
Setelah data yang diperlukan dalam M% = Rata-rata persen
penelitian ini terkumpul, maka dilakukan M = Skor yang dicapai siswa secara
analisis data dengan menggunakan keseluruhan (mean)
metode analisis statistik deskriptif dan SMI = Skor maksimal ideal
analisis deskriptif kuantitatif.
Tingkatan kemampuan kognitif anak
Agung (2010:67) mengemukakan dapat ditentukan dengan
bahwa metode analisis statistik deskriptif membandingkan M (%) atau rata-rata
merupakan suatu cara pengolahan data persen kedalam PAP skala lima dengan
yang dilakukan dengan jalan menerapkan kriteria sebagai berikut.
rumus-rumus statistik deskriftif seperti,
distribusi frekuensi, grafik, angka rata-

Tabel 1 Pedoman PAP Skala Lima Kemampuan Kognitif

Tingkat Kriteria Kemampuan


Penguasaan (%) Kognitif
90 – 100 Sangat Tinggi
80 – 89 Tinggi
65 – 79 Sedang
55 – 64 Rendah
0 – 54 Sangat Rendah
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Gan
Jurusan Pendidikan
endidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume
e 3 No 1 Tahun 2015)

Penerapan metode pemberian


pe pembelajaran akan diberi bintang (*),
tugas berbantuan bentuk geometri, yakni bintang 1 (Belum Berkembang),
dikatakan berhasil meningkatkan bintang 2 (Mampu Berkembang), bintang
binta
kemampuan kognitif anak apabila kriteria 3 (Berkembang Sesuai Harapan), bintang
perkembangan kognitif anak berada 4 (Berkembang Sangat Baik). Skor
pada persentase 80 – 89% dengan pencapaian yang diperoleh masing-
masing
kategori tinggi, sehingga dari sejumlah masing anak dibagi dengan skor
anak dapat mencapai skor bintang anak maksimal dikali 100. Adapun table
mampu berkembang sesuai uai harapan. distribusi frekuensi kemampuan kognitif
Apabila indikator keberhasilan pada pada anak kelompok B semester genap
pencapaian penguasaan materi sudah di TK Ganesha anesha Denpasar Tahun
tercapai maka penelitian dihentikan dan Pelajaran 2013/2014 pada siklus I dapat
akan dijadikan simpulan pembahasan digambarkan menjadi grafik polygon
bahwa siklus tersebut telah tercapai. seperti tampak pada gambar 1.

F 10
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Penyajian hasil penelitian di atas 6
memberikan gambaran bahwa dengan 4
menerapkan metode pemberian tugas
2
berbantuan bentuk-bentuk
bentuk geometri
dapat mengembangkan kemampuan 0 X
kognitif anak. Hal ini dapat dilihat dari 48 53 58 63 68
analisis mengenai kemampuan kognitif
anak sebagai berikut.
Grafik tentang Kemampuan Kognitif anak
Berdasarkan hasil analisis
analis statistik pada siklus I
deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif
diperoleh persentasae rata
rata-rata Berdasarkan perhitungan dan grafik
pengembangan kemampuan kognitif polygon di atas terlihat M<Me>Mo
anak kelompok B semester genap di TK (55<72>53),
>53), Berdasarkan gambar
Ganesha Tahun Pelajaran 2013/2014 tersebut dapat di interprestasikan bahwa
pada siklus 1 sebesar 55% dan rata-rata
rata kebanyakan skor kemampuan kognitif
persentase kemampuan kognitif anak anak cenderung rendah
rendah. Untuk
kelompok B semester genap di TK menentukan perkembangan kemampuan
Ganesha Tahun Pelajaran 2013/2014 kognitif anak dapat dihitung dengan
pada siklus II sebesar 89%, ini membandingkan rata-ratarata persen (M%)
(M%
menunjukan adanya pengembangan dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan
persentase rata-rata
rata kemampuan kognitif ( PAP) skala lima.
pada anak siklus I ke siklus II sebesar
Dari nilai M% = 55% yang
34% dan berada pada kategori tinggi. ting
dikonversikan ke dalam PAP skala lima,
Data kemampuan kognitif pada penelitian
seperti yang terlihat pada tabel 3.4 (M%)
siklus I dan II disajikan dalam bentuk
berada pada tingkat penguasaan 55-64%
55
table distribusi frekuensi, menghitung
yang berarti bahwa kemampuan kognitif
mean (M), median (Me), modus (Mo),
anak kelompok B di TK Ganesha
grafik polygon dan membandingkan rata- rata
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 pada
rata atau mean dengan model PAP skala
siklus I berada pada kriteria rendah.
lima. Dari hasil observ
observasi yang
dilaksanakan pada saat penerapan Dari table distribusi frekuensi
metode pemberian n tugas berbantuan kemampuan kognitif anak kelompok B
media bentuk geometri menggunakan 4 semester genap TK Ganesha Denpasar
indikator yang muncul dalam proses Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Gan
Jurusan Pendidikan
endidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume
e 3 No 1 Tahun 2015)

dapat digambarkan menjadi


men grafik dimengerti
mengerti oleh anak sehingga anak
polygon seperti gambar 2. memiliki
ki pengetahuan tentang bentuk
geometri yang sudah disampaikan
disampa
F5 menggunakan media bentuk geometri
dan berkembang terus sampai anak
4
mampu mencapai tujuan yang
3 diharapkan. Pemberian tugas yang
2 disampaikan guru disesuaikan
disesuaika dengan
1 tema dan indikator yang ingin dicapai. Di
0 dalam hal ini, masih banyak anak yang
X perlu pengetahuan
tahuan tentang apa itu bentuk
77,5 83,5 89,5 95,5 101,5 geometri dan apa saja yang termasuk di
dalamnya, dengan kegiatan pemberian
Grafik tentang Kemampuan Kognitif Anak tugas ini, anak secara langsung di
pada siklus II berikan stimulus dan mengerjakan apa
yang di suruh gurunya, awalnya masih
Berdasarkan perhitungan dan grafik ada yang kurang, tapi setelah di berikan
polygon di atas terlihat M<Me<Mo pengetahuan tersebut, anak dapat
(88,57<91,42<99,75),, Berdasarkan mengerti dan bisa mengelompokan
gambar tersebut dapat diinterpretasikan segitiga,segiempat dan lingkaran, di
bahwa kebanyakan skor kemampuan dalam penelitian ini guru menggunakan
kognitif anak cenderung tinggi. media 2 dimensi atau
tau yang disebut juga
bangun datar, selain mengelompokan
Untuk menentukan
ukan perkembangan bentuk, anak juga di ajak mengenal
pada anak dapat dihitung dengan warna, dan ukurannya, sehingga anak
membandingkan rata-rata rata persen (M%) lebih mengenal tentang bentuk geometri.
dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan
(PAP) skala lima. Dari nilaii M% = 89% Manfaat metode pemberian
pem tugas
yang dikonversikan ke dalam PAP skala berbantuan bentuk geometri bagi anak- anak
lima, seperti yang terlihat pada tabel
ta 3.4 anak TK yaitu, ide-ideide kreatif anak akan
M% berada pada tingkat penguasaan 80- 80 terangsang melalui media bentuk
89% yang berarti bahwa kemampuan geometri yang berbeda-beda
berbeda bentuknya,
kognitif anak kelompok B di TK Ganesha dan anak lebih tanggung jawab terhadap
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 pada tugas yang di berikan. Menurut Faizi
siklus II berada pada kriteria tinggi. (2013: 83) mengemukakan metode tugas
ini mensyaratkan
ensyaratkan adanya pemberian
Penyajian hasil penelitian di atas tugas dan adanya pertanggungjawaban
memberikan gambaran bahwa dengan dari anak. Tugas ini dapat berbentuk
menerapkan metode pemberian
pemb tugas suruhan-suruhan
suruhan guru, tetapi dapat pula
berbantuan bentuk geometri dapat timbul atas inisiatif anak setelah disetujui
mengembangkan kemampuan kognitif oleh guru. Pada metode ini, guru
anak.. Hal ini dapat dilihat dari analisis memberikan seperangkat tugas yang
mengenai kemampuan kognitif
kognit anak harus
rus dikerjakan anak, baik secara
sebagai berikut. individual maupun kelompok, maka dapat
di simpulkan bahwa metode pemberian
Terjadinya perkembangan tugas adalah adanya pemberian tugas
kemampuan kognitif pada anak saat kepada anak agar anak dapat mengikuti
penerapan metode pemberian tugas kegiatan belajar dan dapat di
berbantuan bentuk – bentuk geometri pertanggungjawabkan oleh anak itu
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sendiri .
disebabkan karena guru mampu
mengelola kelas dengan baik dan Selain pemilihan metode yang tepat
memberikan tugas yang mudah pemilihan media yang tepat juga sangat
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

penting dalam kegiatan pembelajaran. antusias dalam kegiatan pembelajaran.


Media yang dipilih hendaknya Kepada guru, disarankan dalam
disesuaikan dengan karakteristik menyiapkan media pembelajaran dan
perkembangan anak. Salah satu media memilih metode pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat disesuaikan dengan kemampuan anak,
mengoptimalkan kemampuan kogntif sehingga proses pembelajaran menjadi
anak usia dini adalah media bentuk- lebih optimal. Kepada Sekolah,
bentuk geometri. Karena karakteristik disarankan agar mampu memberikan
anak usia 4 – 6 tahun pada informasi metode pembelajaran dan
perkembangan aspek kognitifnya sudah media belajar pada proses pembelajaran
mulai mengenal bentuk-bentuk geometri. sehingga nantinya mampu meningkatkan
kemampuan anak dan perkembangan
Hal tersebut didukung oleh kemampuan anak. Kepada peneliti lain
penelitian Sukardi (2013) dikatakan hendaknya dapat melaksanakan PTK
bahwa penerapan metode pemberian dengan metode dan media pembelajaran
tugas berbantuan media bentuk-bentuk yang lebih inovatif.
geometri dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak di TK
Dharma Putra Pacung. Hasil penelitian
Henny Wijayanthi (2013) UCAPAN TERIMAKASIH
menemukan”dengan metode pemberian
tugas dan pemanfaatan media menjepit Dalam proses penelitian ini, begitu
biji-bijian dapat meningkatkan banyak bantuan yang diperoleh dari
kemampuan kognitif pada anak di TK berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
Kumara Kerti Anturan”. Juga didukung kesempatan ini diucapkan terimakasih
oleh penelitian Widiyarini (2013) kepada Dra. Siti Zulaikha, M.Pd. selaku
dikatakan bahwa metode pemberian pembimbing I dan Drs. I Wayan Sujana,
tugas berbantuan media gambar dapat S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang
meningkatkan kemampuan berbahasa. telah banyak memberikan arahan,
motivasi dan petunjuk-petunjuk serta
bimbingan yang sangat bermanfaat
selama penyusunan artikel ini, Drs. I
SIMPULAN DAN SARAN Ketut Pudjawan selaku Dekan Fakultas
Ilmu Pendidikan atas berbagai
Berdasarkan hasil penelitian dan kebijakannya sehingga studi ini dapat
pembahasan pada siklus I rata-rata terselesaikan dengan lancar, Drs.
persentase kemampuan kognitif sebesar Nyoman Wirya selaku Ketua Jurusan
55% dengan kategori rendah. Pada siklus Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
II rata-rata persentase kemampuan Dini atas arahan dan bimbingan sehingga
kognitif sebesar 89% dengan kategori studi ini dapat terselesaikan dengan
tinggi. Hal ini menunjukkan adanya lancar, Drs. I wayan Sujana, S.Pd., M.Pd
peningkatan rata-rata persentase selaku Sekretaris Khusus Jurusan PG
kemampuan kognitif pada anak dari PAUD Denpasar yang telah memberikan
siklus I ke siklus II sebesar 34%. Dengan dukungan dan motivasi selama
demikian dapat disimpulkan bahwa penyusunan skripsi ini, Sang Ayu Putu
penerapan metode pemberian tugas Rahyuni, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK
berbantuan bentuk geometri dapat Ganesha Denpasar, yang telah
meningkatkan kemampuan kognitif pada memberikan izin untuk melakukan
anak kelompok B TK Ganesha Denpasar. penelitian di TK yang dipimpin, Guru-guru
di lingkungan sekolah TK Ganesha
Berdasarkan hasil dan pembahasan Denpasar, yang telah banyak memberi
dalam penelitian ini dapat dikemukakan bantuan dan perhatian selama penelitian
beberapa saran sebagai berikut. Kepada di TK tersebut sehingga seluruh
anak disarankan untuk lebih aktif dan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

rangkaian kegiatan penelitian dapat Mutiah, Diana. 2010. Psikologi bermain


berjalan lancar, Anak-anak kelompok B anak usia dini. Jakarta: Kencana.
TK Ganesha Denpasar, atas kerja
samanya sehingga kegiatan penelitian ini
Roestiyah N.K. 2012. Strategi Belajar
dapat berjalan lancar dan Teman-teman
Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Mengajar. Jakarta: PT RINEKA
Anak Usia Dini yang telah memberikan CIPTA.
dukungan moral sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan sesuai harapan. Sadiman, Arief. S, dkk. 2009. Media
Pendidikan Pengertian,
Pengembangan dan
DAFTAR RUJUKAN Pemanfaatnya. Jakarta: Rajawali
Pers.
Agung, A.A. Gede. 2005. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Singaraja: Sanjaya, Wina. 2009. Strategi
STKIP Singaraja. Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta:
------------------------. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Kencana.
Data dalam PTK). Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha. Supardi. dkk. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Sutarjo Adisusilo, J.R. 2012.
Aksara. Pembelajaran Nilai-Karakter
Konstruktivisme Dan VCT Sebagai
Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode
Inovasi Pendekatan Pembelajaran
Mengajarkan Eksakta Pada Murid.
Afektif. Jakarta: PT RAJA
Jogjakarta: DIVA Press.
GRAFINDO PERSADA.

Henny Wijayanthi, Luh Putu. 2013.


Wijayanthi. 2013. Penerapan Metode
Penggunaan Metode Pemberian
Pemberian Tugas Berbantuan
Tugas Dan Pemanfaatan Media
Media Menjepit Biji-bijian
Menjepit Biji-Bijian Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Anak TK Kumara Kerti Anturan
Pada Anak di TK Kumara Kerti
Tahun Ajaran 2012/2013. Singaraja:
Anturan. Singaraja: Universitas
Unversitas Pendidikan Ganesha.
Pendidikan Ganesha.
Yus, Anita. 2011. Model Pendidikan Anak
Maksud. 2013. Metode Resitasi. Tersedia
Usia Dini. Jakarta: Kencana.
padahttp://masudkhan2000.blogspo
t.com/2013/09/metode-resitasi.html
Yusuf L.N., Syamsu & Sugandhi, Nani M.
(diakses pada 31 Januari 2014).
2012. Perkembangan Peserta Didik
Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP)
Muhsetyo, Gatot. dkk. 2007.
bagi Para Mahasiswa Calon Guru
Pembelajaran Matematika SD.
Di Lembaga Pendidikan Tenaga
Jakarta: Universitas Terbuka.
Kependidikan (LPTK). Jakarta: PT
RAJA GRAFINDO PERSADA.

Anda mungkin juga menyukai