Anda di halaman 1dari 3

Kajian Buku Teks

Buku teks biasanya dibuat sebagai sumber informasi ilmiah yang digunakan baik oleh masyarakat umumnya maupun oleh kalangan masyarakat ilmiah, yang dibuat oleh ahli keilmuan tertentu. dosen atau widyaiswara untuk mata kuliah, mata diklat yang diajarkannya, bisa jadi seorang guru , dosen dan widyaiswara membuat buku pelajaran yang tidak diajarkannya asal menguasai ilmunya. Penyajian materi yang seharusnya ada dalam buku teks, yaitu : Terdapat keterangan yang jelas mengenai keterampilan yang akan dituju, jenis-jenis teks yang terdapat dalam buku teks hendaknya bersifat otentik, keotentikan teks yang ada sangat mempengaruhi siswa dalam menghubungkan pengetahuan mereka dengan dunia nyata, memperhatikan tanggapan guru dan siswa yang telah menggunakan buku teks tersebut, teutama pada bobot materi yang disajikan, dan materi juga tidak boleh disajikan secara serampangan. Buku teks yang otentik memiliki kelebihan, antara lain: memiliki efek positif untuk memotivasi siswa, materi yang disampaikan tersedia di media, dan website, serta cocok dengan minat kebanyakan siswa, menyediakan pula informasi kultural yang otentik tentang budaya, menyediakan tampilan bahasa ilmiah daripada teks buatan, dan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan dunia nyata. Buku teks berfungsi sabagai sumber belajar siswa, alat untuk memotivasi siswa, alat untuk menstimulasi, membangkitkan semangat belajar, dan sebagai referensi atau acuan belajar siswa. Buku teks disusun dari berbagai sumber, yaitu bersumber bahan cetak, sumber yang bukan cetakan, authentic and created teaching materials, dan buku teks yang disusun berdasarkan hasil-hasil kajian empiris. Urgensi dari buku teks itu adalah kontekstual, karena memiliki karakteristik yang merepresentasikan komponen-komponen model kontekstual. Komponen yang ditampilkan dalam buku teks kontekstual yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya. Saat ini kebutuhan buku teks dalam pelajaran sangat dibutuhkan, buku teks juga harus dirancang dengan seksama sehingga pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal. Sebuah buku teks harus memenuhi kriteria tertentu, kriteria buku teks yang baik, yaitu didasarkan pada kebutuhan siswa, tujuan dibuat spesifik sesuai isi dan performansi, memiliki kredibilitas, membekali siswa dengan keterampilan dan strategi untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berkaitan dengan kehidupannya, ada keseimbangan antara pokok bahasan dengan komponen keterampilan, penyususnan materi mempertimbangkan hubungan antara guru dan siswa serta membangkitkan kolaborasi antara guru dengan siswa, penyajian kegiatan pun berbasis keterampilan, dan tugas-tugas dalam materi cenderung memuat kegiatan belajar yang sesuai dengan dunia nyata. Aspek yang dinilai dalam buku teks, yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan. Buku pelajaran bahasa Indonesia (BSI) adalah buku yang berkaitan dengan BSI yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional. Buku pelajaran BSI merupakan buku pegangan siswa yang disusun oleh para pakar bidang BSI untuk tujuan pembelajaran yang sesuai kurikulum. Buku BSI juga dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang memadai, sehingga buku BSI mudah dipahami siswa sehingga menunjang program pembelajaran khususnya dalam mengasah pengetahuan, keterampilan dan sikap berbahasa dan bersastra Indonesia. Keunikan buku BSI mengandung dua materi yaitu bahasa dan sastra. Salah satu fungsi bahsa adalh fungsi imaginatif. Di sisi lain sarana penciptaan karya sastra sebagai karya seni adalah bahasa untuk mengapresiasi, karya sastra dan berkreasi diperlukan penguasaan bahasa. Kemampuan bersastra adala

kemampuan berbahasa tingkat kedua sedangkan yang utama bahasa yang ummum digunakan (denotatif). Fungsi utama bahasa Indonesia adalah interaksi (bukan pengetahuan tentang bahasa) dan komunikasi, fungsi perorangannya yaitu fungsi instrumen, fungsi regulasi, fungsi interaksi, fungsi personal, fungsi imaginatif dan fungsi representasi. Fungsi bahasa khususnya fungsi sebagai alat komunikasi, merupakan dasar pembelajaran bahasa Indonesia dengan ancangan komunikatif (pembelajaran bahasa yang bertumpu pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap untuk berbagai tujuan berbahasa. Implikasi dari pandangan tersebut dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah bahwa kebermaknaan merupakan persyaratan mendasar dalam upaya pengembangan dan penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia. Asumsi-asumsi dari teori di atas adalah proses belajar bahasa lebih efektif jika bahasa yang diajarkan secara informal melalui komunikasi langsung dalam bahasa sasaran, pembelajaran bahasa secara formal cenderung pada pengetahuan dan keterampilan, tanpa memberi kesempatan siswa untuk menggunakan keterampilan itu, ketika berbicara perhatian pembicara bertumpu pada pesan yang ingin disampaikan, pembelajaran bahasa dengan ancangan komunikatif mengarahkan bahasa dalam konteks komunikasi, dan pembelajaran bahasa harus mengarah pada kegiatan komunikasi nyata dan penguasaan yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran bahasa dengan ancangan ini bersifat humanis. Manifestasi bentuk-bentuk linguistik (eksplisit/implisit), yaitu berdasarkan medium yakni perangkat fisik yang memanifestasikan sistem bahasa berupa berbicara dan mengarang sebagai keterampilan produktif; berdasarkan modus yakni cara-cara yang dipakai untuk menyatakan sistem bahasa, dapat dibedakan dalam modus tulis dan bicara; dan berdasarkan cara yakni kegiatan sosial yang termasuk dalam komunikasi yang dapat dibedakan dalam keterampilan resiprokal yaitu berbicara dan menghubungkan serta keterampilan non resiprokal yakni penafsiran. Terdapat tujuh prinsip dalam menyusun buku pelajaran BSI, yakni prinsip kebermaknaan, yaitu prinsip yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi siswa untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi kepada orang lain; prinsip keterpaduan, yakni dengan mempertahankan keutuhan materi, menuntut siswa untuk mengerjakan atau mempelajari materi secara bertahap dan mengaitkan materi secara fungsional; prinsip keotentikan, yakni berupa teks atau wacana tertulis atau lisan, banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemahiran fungsi berbahasanya, menekankan fungsi komunikatif bahasa, memenuhi kebutuhan berbahasa siswa, didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa, dan bersifat otentik; prinsip keberfungsian, yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian dalam peristiwa berbahasa yang seluas-luasnya, memberikan informasi, praktek, latihan dan pengalaman berbahasa, mengarahkan siswa kepada penggunaan berbahasa buka pengetahuan bahasa, mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemahiran berbahasanya, mendorong siswa agar performansi komunikatif siswa muncul; prinsip performansi komunikatif, yakni sesuai dengan bahan pelajaran, bermakna bagi pengembangan potensi dan kemahiran berbicara siswa, dan disajikan secara berkelanjutan dan berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar berbahasa yang lain; prinsip kebertautan, yakni memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk belajar berbahasa, fakta berbahasa atau aktual yang ditemukan siswa, sesuai dengan kebutuhan berbahasa siswa, bervariasi, memberikan kemudahan bagi pengembangan performansi komunikatif, dan prinsip penilaian, yakni mengukur dengan langsung kemahiran berbahasa siswa secara menyeluruh dan terpadu, mendorong siswa agar aktif berlatih bahasa Indonesia, mengarahkan kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, pendekatan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut : Kegiatan berbahasa adalah kegiatan menggunakan bahasa. Unsur-unsur bahasa tidak diajarkan sebagai unsur yang terpisah, namun harus dijelaskan sebagai bagian dalam kegiatan berbahasa, kegiatan berbahasa mencakup kegiatan menyimak,berbicara, membaca, dan menulis, kegiatan berbahasa tersebut dilakukan serempak dengan kegiatan lain (jasmani/rohani), tangan, kaki, kepala, pancaindera, dan sebagainya
18:59

Anda mungkin juga menyukai