Pakaian lengkap kebesaran pangulu ada delapan macam. Setiap pakaian mengandung makna tersendiri yang
mendalam. Pakaian tersebut yaitu,
Deta yang terdiri dari deta saluak dan deta bakaruik (berkerut). Deta ini melambangkan akal yang berlipat-lipat
dan mampu menyimpan rahasia. Deta dipasang lurus melambangkan keadilan dan kebenaran. Kedudukannya yang
longgar melambangkan pikirannya yang lapang dan tidak mudah tergoyahkan. Sesuai dengan ungkapan berikut ini:
Baju tanpa saku berlengan lapang sedikit di bawah siku melambangkan bahwa pangulu tidak mengambil
keuntungan untuk dirinya. Lengan longgar dan sedikit di bawah siku melambangkan sifatnya yang ringan tangan
membantu orang lain dalam kesukaran. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan berikut ini :
Celana longgar serta lapang melambangkan kemampuan membuat langkah kebjiaksanaan dengan gerak yang
ringan, santai, tidak menyulitkan. Ia melangkah berdasarkan alua jo patuik, patuik jo mungkin tanpa ada yang
menghalangi. Sesuai dengan ungkapan berikut ini :
sisampiang atau kain sampiang (saruang) adalah kain yang di lilitkan dari pinggang ke bagian atas lutut
melambangkan kehati-hatian dan kewaspadaan menjaga diri dari kesalahan atau kekhilafan.
Cawek atau ikat pinggang melambangkan kekukuhan ikatan atau pegangan dalam menyatukan anak kemenakan,
warga pasukuan, baik yang jauh maupun yang dekat. Sesuai dengan ungkapan berikut ini:
Salempang, kain sandang atau kain salendang yang digantungkan di bahu melambangkan kemampuan memikul
tanggung jawab yang di pikulkan kepadanya. Ia memikul tanggung jawab memimpin anak kemenakannya.
Tanggung jawab itu baik buruk maupun dalam ke adaan sulit tidak pernah di elakkannya. Jadi sebagai pemimpin ia
bertanggung jawab lahir dan batin terhadap yang dipimpinnya.
Karih atau keris yang disisipkan di pinggang. Hulunya tidak berambalau, tidak terpatri, tangkainya di arahkan ke
sebelah kiri melambangkan pangulu memiliki senjata tetapi tidak untuk membunuh. Pangulu memiliki kekuasaan
tetapi bukan untuk menjajah, bukan untuk menyengsarakan orang lain, melainkan untuk melindungi yang
dipimpinnya.
Tungkek atau tongkat dari kayu yang kuat dan lurus. Melambangkan bahwasanya pangulu mampu menopang
dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal itu juga menunjukan bahwa pangulu akan menopang adat, pusako dan
anak kemenakannya.
Mengenaik keseluruhan pakaian adat pangulu tersebut juga diungkapkan dalam adat sebagai berikut :