Sebuah Film yang merupakan adaptasi dari sebuah novel terkenal yang berjudul
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Berawal dari Ikal yang diperankan oleh Lukman Sardi
(Anak Asli Pulau Belitong) yang berkunjung ke kampung halamannya. Ia mengantarkan cerita
pada masa kecil di pulau tersebut, cerita tentang pertama kalinya ia masuk sekolah di SD
Muhammadiyah. Dimana pada saat itu juga sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan
oleh Depdikbud Sumatera Selatan jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika
itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang
kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk
mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Maka terbentuklah Laskar Pelangi dari 10 orang murid itu
yang terdiri dari Ikal, Lintang, Mahar, Borek, A-Kiong, Kucai, Syahdan, Trapani, Sahara dan
Harun. Mereka, Laskar Pelangi, nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka
terhadap pelangi pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya
pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya
pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan
luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang
berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi
hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir
dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat
mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang
di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya.
Unsur Intrinsik :
3. Latar / Setting :
Latar Tempat : Dalam film ini banyak sekali latar tempat yang digunakan antara
lain di sebuah sekolah bernama SD Muhammadiyah yang
terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur,
Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di
rumah, pohon, gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di
kawasan Belitong.
Latar Waktu : Terjadi pada Tahun 1974
Latar Suasana : Pada film ini banyak terjadi konflik / permasalahan sehingga
Beragam pula suasana yang menggambarkan seperti berikut
Ini.
1. Suasana Sedih
Adapun salah satu inti penggalan cerita yang menggambarkan
suasana sedih adalah disaat Ikal, teman-temannya serta Bu Muslimah
berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah karena harus
mengurusi keluarganya setelah meninggalnya Ayah Lintang.
2. Suasana Senang
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang
ialah saat cerdas cermat tim Lintang dan kawan-kawannya dari SD
Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan melawan SD PN
pada saat itu.
3. Suasana Cemas
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas
ialah saat Pak Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah
beserta orang tuanya menunggu untuk menggenapkan calon siswa yang
mendaftar agar sekolah tidak ditutup jika jumlah siswanya kurang.
4. Sudut Pandang : Dalam film ini sudut pandang yang digunakan adalah sebagai
orang ketiga (Mereka).
6. Alur : Alur cerita dalam film ini adalah Alur Maju, bisa dibuktikan
bahwa dalam film tersebut dijelaskan secara runtut mulai dari
pengenalan situasi cerita, kemudian menuju ke arah konflik,
puncak konflik, dan penyelesaian konflik. Sehingga penyajian
tiap segmen alur ceritanya yang disajikan jelas isi dan
maksudnya.
7. Gaya Bahasa : Pada Film ini gaya bahasa yang digunakan adalah Bahasa
Indonesia yang sopan dan baku. Serta diselingi dengan
beberapa kata pepatah/peribahasa. Selain itu dalam
pengucapannya sedikit berbeda dengan cirri khas daerah lain,
karena lebih kental cirri khas dari daerah Belitong sendiri.
8. Perwatakan : Teknik yang digunakan pada film ini adalah Teknik Dramatis,
karena pada cerita tersebut tidak dijelaskan bagaimana watak
dari tiap orang tokoh. Berikut adalah watak/karakter yang dimiliki
oleh pemeran tokoh utama pada film ini.
Ikal
Ikal yang di dalam film laskar pelangi berperan sebagai aku merupakan
tokoh utama. Ikal adalah salah seorang anggota Laskar Pelangi. Di sekolah ia
termasuk murid yang lumayan pandai, namun kepandaiannya masih di bawah dari
temannya yaitu Lintang. Ia selalu berada di peringkat kedua di sekolah setelah
Lintang. Ikal termasuk orang yang tidak mudah putus asa, selalu bersemangat
melakukan hal yang ia sukai dan tegar.
Lintang
Lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-
temannya. Meski pun jarak rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap
semangat untuk pergi ke sekolah dan menjadi anak yang paling pagi datang. Di
sekolah, Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya yang jenius dan cermat
membawa tim SD Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat.
Lintang sangat suka membaca dan mempelajari berbagai ilmu penngetahuan.
Lintang pun tak segan membagi ilmunya kepada teman-temannya. Idenya sangat
kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam berpikir tidak dibarengi dengan tulisan
tangan yang indah.
Mahar
Mahar memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni
rupa dan lain sebagainya. Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini
termasuk orang yang menggemari dongeng-dongeng yang tak masuk akal
(mungkin karena ia terlalu imajinatif). Mahar sering kali diejek dan ditertawakan
teman-temannya karena pemikirannya dianggap aneh.