Anda di halaman 1dari 10

Ketapel

(Sling-shot)

Disusun oleh:
XI MIPA 4
Ardeandra Khairunnisa Rachman (8)

Sekolah Menengah Atas Negeri 5


Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas ini untuk mata pelajaran Fisika,
dengan judul “Memahami Prinsip Elastisitas dalam Ketapel”.
Tak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
terutama kepada guru pembimbing sekali lagi penyusun ucapkan
terima kasih.
Dalam penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan baik secara teknis penulisan maupun materi, untuk itu
penyusun mengharapkan segalanya saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Penyusun sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca.

Tangerang, September 2023


Tertanda,

Penyusun

2
Daftar Isi
Daftar Isi ............................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................... 4
1. Latar Belakang ..............................................................................4
2. Rumusan Masalah.........................................................................4
3. Tujuan ...........................................................................................4
4. Manfaat .........................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................... 5
A. KETAPEL ....................................................................................5
B. KONSEP FISIKA DALAM KETAPEL..................................6
BAB 3 PENUTUP ................................................................. 9
Kesimpulan .......................................................................................9
Saran .................................................................................................9
Daftar Pustaka .................................................................... 10

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ketapel adalah senjata yang telah digunakan sejak zaman kuno, dan meskipun telah
berubah dalam bentuk dan desainnya sepanjang sejarah, prinsip dasar dari alat ini tetap
berpusat pada elastisitas material yang digunakan. Dalam konteks ini, elastisitas adalah
kemampuan material untuk mengalami deformasi saat diberi beban dan kemudian kembali ke
bentuk asalnya saat beban dihapus. Prinsip elastisitas ini sangat penting dalam ketapel karena
memungkinkan penyimpanan energi dalam tali atau karet, yang kemudian dilepaskan untuk
melontarkan proyektil dengan cepat dan akurat.

Namun, pemahaman mendalam tentang prinsip elastisitas dalam ketapel masih belum
sepenuhnya dijelaskan dengan baik dalam literatur ilmiah. Oleh karena itu, penelitian dan
kajian yang mendalam mengenai elastisitas dalam konteks ketapel menjadi penting.

Seiring dengan perkembangan teknologi, terutama dalam bidang ilmu material dan fisika,
kita memiliki akses yang lebih baik untuk memahami prinsip elastisitas dan menerapkannya
dalam berbagai aplikasi, termasuk ketapel. Lebih lanjut, memahami elastisitas dalam ketapel
dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana alat ini dapat ditingkatkan
dalam hal kekuatan, daya tembak, dan keamanan.

Selain itu, dengan pemahaman yang lebih baik tentang elastisitas dalam ketapel, kita dapat
mengidentifikasi peluang untuk penggunaan yang lebih luas dalam berbagai konteks, seperti
kegunaan non-militer dalam olahraga, industri, atau bahkan sebagai alat pendidikan dalam
pembelajaran konsep fisika.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penyusun merumuskan
masalah menjadi beberapa, diantaranya:
1. Apa maksud dari ketapel?
2. Apa konsep fisika yang terdapat dalam ketapel?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari karya tulis ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu ketapel dan cara kerjanya.
2. Memahami konsep fisika yang terdapat pada ketapel.

4. Manfaat
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penyusun merumuskan
masalah menjadi beberapa, diantaranya:
1. Dapat mengetahui sejarah, pengertian, cara kerja, dan kegunaan ketapel.
2. Dapat mengetahui konsep fisika yang terdapat dalam ketapel.

4
BAB 2 PEMBAHASAN
A. KETAPEL

Pada masa lalu, ketapel terbuat dari kulit atau anyaman wol dengan kantong di tengahnya
untuk menyimpan batu atau peluru. Lemparan yang dihasilkan akan semakin jauh jika tali yang
digunakan pada ketapel semakin panjang. Sebuah dokumen perang menyatakan bahwa
pasukan panah dilatih untuk membidik target sejauh 175 meter, sedangkan pasukan ketapel
dilatih untuk membidik target sejauh 375 meter, dan ketapel diketahui dapat membidik target
dengan akurat dengan kecepatan 90 km/jam. Ketapel dimainkan di Indonesia dan di seluruh
dunia, dengan sentuhan modern dan seni yang tinggi.
Dalam bahasa yunani, kata "ketapel" berasal dari kata "cata", yang berarti "bawah," dan
"pollo", yang berarti "melemparkan." Ketapel pertama kali ditemukan oleh bangsa yunani pada
tahun 300 SM, dan pada awal tahun 399 SM, ketapel mulai digunakan untuk perang. Ketapel,
juga dikenal sebagai "umban" di masa lalu, adalah salah satu benda yang dianggap sangat
mematikan di masa lalu. Bahkan orang Israel menggunakan ketapel sebagai alat perang. Salah
satu dari dua belas suku Israel, Benjamin, memiliki 7000 orang kidal yang mahir bermain
ketapel.
Ketapel biasanya digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk berburu hewan kecil
seperti capung dan burung kecil, atau biasanya digunakan oleh anak-anak untuk bermain
perang dengan teman sebayanya menggunakan peluru. Ketapel terdiri dari tiga bagian, yaitu
gagang yang terbuat dari kayu yang bercabang, pegas yang biasanya terbuat dari karet gelang,
dan alas yang biasanya terbuat dari karet ban.
Ketapel bekerja dengan mendorong gagang ke depan dan menarik alasnya dengan peluru
atau kerikil. Karet ketapel akan meregang untuk menghasilkan energi. Saat alas lontar
dilepaskan, energi potensial akan diubah menjadi energi kinetik. Batu atau kerikil yang terletak
di atas dasar lontar akan terpental dan bergerak dengan kecepatan tertentu. Gerak lurus yang
berubah beraturan dikenal sebagai gerak yang ditimbulkan. Kecepatan batu lontaran
dipengaruhi oleh gaya otot yang menarik karet ketapel. Energi potensial dan energi kinetik
yang dihasilkan ketapel meningkat dengan gaya otot yang lebih besar; sebaliknya, lontaran
batu atau kerikil menjadi lebih lambat ketika gaya otot lebih kecil.

5
B. KONSEP FISIKA DALAM KETAPEL

Elatisitas (Hukum Hooke)


Saat bermain ketapel, kita meletakkan batu atau kerikil pada karet dan menariknya ke depan,
membuat bentuknya berubah atau memanjang. Ketika kita melepaskan tarikan, batu akan
melontarkan ke depan dan karet akan kembali ke bentuk awalnya. Karet ketapel ini adalah
contoh benda elastis. Elastisitas adalah kecenderungan suatu bahan untuk kembali ke bentuk
awalnya setelah gaya luar atau gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Pegas adalah contoh
benda elastis lainnya. Saat ditekan atau ditarik, pegas segera kembali ke bentuk awalnya.
Contoh selanjutnya yaitu plastisin, setelah anda meletakkan segumpal plastisin di atas meja,
anda dapat menekan gumpalan dengan telapak tangan untuk membuatnya berubah bentuk.
Namun, ketika anda menekan plastisin dan menarik telapak tangan, plastisin tidak segera
kembali ke bentuk awalnya. Dalam hal ini, diketahui bahwa bahan seperti plastisin, tanah liat,
dan adonan tepung kue tidak segera kembali ke bentuk awalnya setelah diberi gaya. Benda-
benda ini disebut sebagai benda plastis atau benda tak elastis.

Hukum Hooke adalah suatu hukum atau ketentuan tentang gaya yang ada di dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena adanya sifat elastisitas dari sebuah pir ataupun pegas. Menurut
Robert Hooke, seorang ilmuwan yang menemukan Hukum Hooke, benda dibedakan menjadi
dua jenis, antara lain benda yang bersifat plastis dan benda yang bersifat elastis. Dimana benda
yang bersifat plastis adalah benda yang mengalami perubahan ketika dikenai gaya dan benda
itu tidak bisa kembali ke bentuk semula setelah gaya yang diberikan hilang. Sementara untuk
benda elastis adalah benda yang mengalami perubahan ketika dikenai gaya dan benda itu bisa
kembali ke bentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Contohnya saja, busur panah, peer,
gelang karet, dan ketapel.

Robert Hooke melakukan sebuah percobaan untuk mengamati hubungan antara perubahan
yang terjadi di antara benda elastis dan gaya yang diberikan kepada benda tersebut. Dari
percobaan tersebut, Hooke menemukan sebuah hukum tentang hubungan antara gaya dan
perubahan gaya pegas yang sekarang dikenal dengan hukum hooke. Besar gaya hooke tersebut
secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas di posisi awal. Jika
dijelaskan melalui rumus matematis, maka bisa digambarkan sebagai berikut ini:

Kemampuan sebuah benda untuk kembali lagi ke bentuk semula saat gaya luar diberikan
pada benda itu dihilangkan. Apabila sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis,
maka bentuk dari benda tersebut akan berubah. Untuk karet dan pegas, yang dimaksud dengan
perubahan bentuk adalah pertambahan panjang dari kedua benda tersebut. Benda-benda yang
bersifat elastis juga mempunyai batas elastisitas. Terdapat dua macam benda, yaitu benda
elastis dan benda tidak elastis atau sering disebut dengan plastis.

6
Hukum Hooke mempunyai modulus elastisitas yaitu merupakan perbandingan antara
regangan dan tegangan. Modulus tersebut bisa disebut dengan sebutan Modulus Young.
a. Tegangan atau Stress

Tegangan merupakan gaya per satuan luas penampang. Dimana satuan tegangan merupakan
N/m2.
b. Regangan atau Strain

Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang di sebuah batang terhadap


awal mula jika batang tersebut diberi gaya.

Konsep keelastisitas dalam ketapel merujuk pada kemampuan material elastis yang
digunakan dalam ketapel untuk mengalami deformasi sementara ketika diberi tegasan atau
tegangan, dan kemudian kembali ke bentuk aslinya saat tegasan dilepaskan. Prinsip ini sangat
penting dalam fungsi dan kinerja ketapel karena memungkinkan penyimpanan energi yang
dapat digunakan untuk melontarkan proyektil dengan cepat dan akurat. Berikut adalah
beberapa aspek kunci dari konsep keelastisitas dalam ketapel:
1. Bahan Elastis: Material elastis yang digunakan dalam ketapel biasanya berupa tali karet atau
bahan karet yang memiliki sifat elastis. Ketika tegasan diberikan pada tali atau karet, mereka
mengalami pemanjangan atau deformasi elastis.
2. Hukum Hooke: Hukum Hooke adalah prinsip dasar dalam elastisitas yang berlaku dalam
ketapel. Hukum ini menyatakan bahwa tegangan (gaya per satuan luas) pada material elastis
sebanding dengan perubahan panjang atau deformasi material tersebut. Dengan kata lain,
semakin besar tegasan yang diberikan pada tali atau karet ketapel, semakin besar pula
deformasi elastis yang terjadi.
3. Penyimpanan Energi Elastis: Ketika tali atau karet ketapel diberi tegasan dan mengalami
deformasi elastis, energi disimpan dalam material tersebut. Energi ini kemudian dapat
dilepaskan dengan cepat saat tali atau karet kembali ke bentuk aslinya.
4. Prinsip Pembebasan Energi: Ketika tegasan pada ketapel dilepaskan dengan melepaskan tali
atau karet, energi elastis yang tersimpan dilepaskan dan digunakan untuk melontarkan

7
proyektil. Semakin besar deformasi elastis dan semakin besar tegangan yang diberikan,
semakin besar energi yang dapat dilepaskan.
5. Reversibilitas: Salah satu aspek kunci dari keelastisitas adalah reversibilitas. Ini berarti
bahwa setelah tegasan dilepaskan, tali atau karet kembali ke bentuk aslinya tanpa mengalami
perubahan permanen atau kerusakan.
6. Pengaruh Pada Daya Tembak: Konsep keelastisitas dalam ketapel memengaruhi daya
tembak senjata ini. Semakin besar kemampuan tali atau karet untuk mengalami deformasi
elastis dan menyimpan energi, semakin kuat lontaran proyektilnya.
Pemahaman yang mendalam tentang konsep keelastisitas dalam ketapel sangat penting
dalam merancang, menguji, dan meningkatkan kinerja ketapel. Dalam konteks ini, pemilihan
bahan elastis yang tepat, pengukuran tegasan yang akurat, dan perhitungan energi elastis yang
benar sangat relevan. Selain itu, pemahaman ini juga bermanfaat dalam konteks pendidikan
fisika dan teknik, karena membantu siswa dan peneliti memahami prinsip dasar elastisitas
dalam konteks nyata.

8
BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan karya tulis diatas, konsep keelastisitas dalam ketapel
adalah prinsip dasar yang memungkinkan material elastis seperti tali
karet untuk mengalami deformasi sementara saat diberi tegasan dan
kembali ke bentuk aslinya ketika tegasan dilepaskan. Prinsip ini
penting dalam kinerja ketapel karena memungkinkan penyimpanan dan
pelepasan energi elastis yang digunakan untuk melontarkan proyektil
dengan kecepatan dan akurasi. Hukum Hooke menjadi dasar teoritis
yang menjelaskan hubungan antara tegasan, deformasi elastis, dan
energi yang tersimpan dalam ketapel. Pemahaman konsep ini
mendukung perancangan dan pengembangan ketapel yang lebih
efektif, serta relevan dalam konteks pendidikan fisika dan teknik.

Saran
Berdasarkan karya tulis ini, mulailah dengan memahami konsep
dasar elastisitas dalam fisika. Pelajari prinsip-prinsip dasar seperti
Hukum Hooke dan sifat-sifat materi elastis. Ini adalah dasar untuk
memahami bagaimana ketapel bekerja.

9
Daftar Pustaka
Ilvi Maulida, N. 2019. Belajar Fisika Melalui Ketapel. Diakses dari:
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/122975/mod_forum/attachment/24484/BELAJAR
%20FISIKA%20MELALUI%20KETAPEL%20%281%29.docx?forcedownload=1

Yoandina, A. 2020. Implementasi Pembelajaran STEM dengan menggunakan Proyek Ketapel


pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke. Diakses dari:
https://repository.unja.ac.id/10922/

DIPA, DDA. 2015. Analisis Fisika dalam Permainan Tradisional Jawa dengan Pendekatan
Etnosains. Diakses dari:
https://eprints.walisongo.ac.id/19827/1/2015_Laporan%20Penelitian%20ANALISIS%2
0FISIKA%20DALAM%20PERMAINAN%20TRADISIONAL%20JAWA.pdf

Jahrudin, A. Mulyaningsih, NN. Astuti, IAD. Okyranida, IY. 2023. Etnofisika dalam Seri
Permainan Tradisional. Diakses dari: https://uskpress.usk.ac.id/product/etnofisika-
dalam-seri-permainan-tradisional/

Srijaya. 2018. Elastisitas. Diakses dari https://fisikakontekstual.com/2018/11/13/elastisitas-2/

Awak, U. 2013. Prinsip dan Cara Kerja Ketapel. Diakses dari


https://www.matrapendidikan.com/2017/10/perinsip-dan-cara-kerja-ketapel.html.

Kamal, N. 2023. Hukum Hooke: Sejarah, Rumus, Bunyi, dan Contoh Soalnya. Diakses dari:
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-hooke/

10

Anda mungkin juga menyukai