Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

HAKSEL DAN PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

Hari/Tanggal Praktikum: Rabu, 14 Desember 2022


Disusun oleh:
Eva Grase Monei (2148202020)

Laboratorium Farmakognosi
Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Tahun 2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1


1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1.1 Definisi Haksel dan Simpliasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB III CARA KERJA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

1.1 Alat dan Bahan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB IV HASIL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

BAB V PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

BAB VI KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan ekosistem. Dilihat dari hasilnya,tanaman
atau tumbuhan merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang,pangan maupun papan. Kita dapat
makan yang merupakan sumber energi karena ada tanaman. Kita dapat bernafas dengan baik dengan
menghirup oksigen karena ada yang merupakan hasil reaksi fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga
dapatmeminum air bersih dikarenakan jasatumbuhan yang menyimpan cadanganair melalui akar-
akarnya yang itu semuamerupakan hasil aktifitas menanam(Awalin Shintya, 2011).Ilmu farmakognosi
menguraikantentang pemeriksaan simplisia nabatidan identifikasi tumbuhan obatberdasarkan kandungan
kimianya,bentuk dan simplisianya, baikmakroskopik maupun mikroskopiknya.Farmakognosi adalah
ilmu yangmempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal daritanaman dan zat-zat aktif
lainnya,termasuk yang berasal dari duniamineral dan hewan. Saat ini, perananilmu farmakognosi sangat
banyakdiperlukan terutama dalam sintesis obat(Gunawan, 2004).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal dan mengidentifikasi beberapa macam haksel yang
digunakan sebagai bahan obat.
2. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi simplisia secara mikroskopik dan mengetahui
ciri khas masing-masing simplisia tersebut.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Haksel
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji
danlain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan
simplisiamerupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami
prosesperubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan
yangdikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani
dan simplisiamineral.1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian tanaman ataueksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar daritanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya
atau zat-zat nabatilainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan
belum berupa zatkimia murni. Simplisia nabati paling banyak digunakan
seperti rimpang temulawak yangdikeringkan bunga melati, daun seledri, biji kopi,
buah adas2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zatberguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni contohnya siripikan hiu dan madu3. Simplisia pelikan (mineral), yaitu
simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineralyang belum diolah atau telah diolah
dengan cara sederhana dan belum berupa zatkimia murni. Contohnya Belerang dan
kapur sirih. Dari ketiga golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah
terbanyak yangdigunakan untuk bahan obat. Penyiapan simplisia nabati merupakan
suatu prosesmemperoleh simplisia dari tanaman sumbernya di alam. Proses ini
meliputipengumpulan (collection), pemanenan (harvesting), pengeringan (drying),
pemilihan(garbling), serta pengepakan, penyimpanan dan pengawetan (packaging,
storage, andpreservation).Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan
dengan menyebutkan namamarga (genus), atau nama spesies (species) atau petunjuk
jenis (specific epithet) daritanaman asal, diikuti dengan nama bagian tanaman yang
dipergunakan.

2
Sebagai contoh : daun dewa dengan nama spesies Gynura procumbens, maka
namasimplisianya disebut Gynurae Procumbensis Folium. Folium artinya daun.
Namun tidaksemua nama simplisia mengikuti aturan seperti diatas, misalnya :-
Guazuame Folium : nama genus dari Guazuma ulmifolia diikuti Folium- Calami
Rhizome : menunjukan penyebutan nama berdasarkan atas nama belakangdari
spesies (Acorus calamus). Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari
tanaman yang sengajadibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai
tanaman yang tumbuhdengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar
hutan atau tanaman yangsengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh
simplisia untuk obat (misalnyatanaman hias, tanaman pagar). Sedangkan tanaman
kultur diartikan sebagai tanamanbudidaya, yang ditanam secara sengaja untuk
tujuan mendapatkan simplisia. Tanamanbudidaya dapat berupa perkebunan luas,
usaha pertanian kecil-kecilan atau berupatanaman halaman dengan jenis tanaman
yang sengaja ditanam untuk tujuanmemperoleh simplisia tetapi juga berfungsi
sebagai tanaman hias.Dibandingkan dengan tanaman budidaya, tanaman liar sebagai
sumber simplisiamempunyai beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan
simplisia dengan mutuyang memenuhi standar tetap yang dikehendaki. Hal ini
disebabkan karena :a. Unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ
tanaman sulit atautidak dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif
dalam suatu simplisiasering dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu
pengumpulan simplisia yangbersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis yang
dikehendaki dari suatu simplisia seringberubah apabila umur tanamn dari suatu
pengumpulan ke waktu pengumpulan laintidak sama.b. Jenis (spesies) tanaman yang
dikehendaki sering tidak tetap dari satu waktupengumpulan ke waktu pengumpulan
berikutnya. Sering timbul kekeliruan akan jenistanaman yang dikehendaki. Dua jenis
tanaman dalam satu marga kadang mempunyaibentuk morfologi yang sama dari
pengamatan seseorang (pengumpul) yang seringbukan seorang ahli / seorang yang
berpengalaman dalam mengenal jenis tanamanyang dikehendaki sebagai sumber
simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman akanberarti perbedaan kandungan senyawa
aktif.c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki.

3
Satu jenis tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan lingkungan yang
berbeda(ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang diperoleh
dari satu jenis tanaman sama tetapi berasal dari dua lingkungan dapat mengandung
senyawaaktif dominan yang berbeda. Misalnya tanaman D. Myoporoides di daerah
Australia utara kandungan skopolamina yang dominan, sedangkan di Australia
selatan kandungan hiosiamina yang dominan.

Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :

• Organoleptik
meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa,dari simplisia
tersebut.
• Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau
dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang
digunakanuntuk simplisia.
• Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.Kandungan sel dapat langsung dilihat di
bawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan.Sedangkan untuk pemeriksaan anatomi
jaringan dapat dilakukan setelah penetesanpelarut tertentu, seperti kloralhidrat yang
berfungsi untuk menghilangkan kandungan selseperti amilum dan protein sehingga
akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop.

4
BAB III

CARA KERJA

1.1 Alat dan Bahan


Alat:  Mikroskop cahaya  Lampu spiritus  Kaca pembesar  Gelas objek dan
penutup gelas  Tusuk gigi
Bahan:  Simplisia  Aqua  Larutan kloralhidrat  Spiritus / metanol untuk lampu
spiritus
1.2 Metode
1. PEMERIKSAAN HAKSEL (MAKROSKOPIS) Pemeriksaan haksel dilakukan
dengan pemeriksaan organoleptis atau pemerian serbuk simplisia (rasa, bau, warna).
Dilakukan pemeriksaan makroskopis morfologi pada haksel, ukuran, dan warna
simplisia.
2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS RADIX, RHIZOMA, LIGNUM, CORTEX,
FOLIUM, HERBA, FLOS, FRUCTUS, SEMEN Serbuk uji diambil secukupnya,
ditempatkan di atas gelas objek dan ditambah satu tetes larutan kloralhidrat. Gelas
objek kemudian dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan sampai mendidih),
dan ditutup dengan cover glass. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop setelah
dingin, dengan perbesaran lemah atau jika diperlukan dilihat dengan perbesaran kuat.
Keterangan pengisian data pada jurnal paktikum farmakognosi:
1. Nama simplisia adalah nama tanaman dan bagian tanaman yang digunakan dalam
bahasa Indonesia dan bahasa latin. Contoh: Rimpang Kencur/Kaemferiae Rhizoma /
Kaempferia galanga Rhizoma
2. Nama spesies adalah nama latin tanaman (Penulisan nama spesies diberi garis
bawah) Contoh: Nicotiana tabacum Linn.

5
BAB IV

HASIL

1.1 Pemeriksaan Makroskopis


1. Jati belanda
Warna: hijau
Bau: aromatik
Rasa: kelat
2. Cengkeh
Warna: cokelat
Bau: aromatik
Rasa: pedas
3. Kayu manis
Warna: coklat
Bau: aromatik
Rasa: manis
4. Temulawak:
Warna: kuning
Bau: khas
Rasa: pahit
5. Kunyit

Warna: kuning
Bau: khas
Rasa: pahit
6. Sambiloto
Warna: hijau

Bau: aromatik

Rasa: pahit

6
7. Jahe
Warna: coklat
Bau: aromatik
RasaL pahit
8. Kencur

Warna: kuning keputih-putihan

Bau: aromatik

Rasa: pedas

9. Kopi bubuk
Warna: coklat
Bau: aromatik
Rasa: pahit
10. Biji kopi
Warna: coklat
Bau: aromatik
Rasa: pahit
11. Lada
Warna : hijau
Bau: aromatik
Rasa: pedas
12. Kelor
Warna: hijau
Bau: khas
Rasa: hambar
13. Tempuyung
Warna: hijau
Bau: khas
Rasa: hambar

7
14. Lengkuas
Warna:putih kekuningan
Bau: aromatik
Rasa: pedas
15. Cengkeh
Warna: cokelat
Bau: aromatik
Rasa: pedas
16. Kayu manis
Warna: kuning
Bau: aromatik
Rasa: manis
17. Pala bubuk
Warna: coklat
Bau: khas
Rasa: pedas
18. Bangle
Warna:cokelat
Bau: khas
Rasa: pedas
19. Kapulaga
warna: cokelat
bau: khas
rasa: pedas
20. Kayu cang
Warna: orange/jingga
Bau: khas
Rasa: hambar

8
21. Pulasari
Warna: putih
Bau dan rasa tidak ada
22. Mahkota dwa
Warna: cokelat
Bau dan rasa tidak ada
23. Ketumbar
Warna: cokelat
Bau: aromatik
Rasa: manis

9
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum haksel ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikroskopik


sebanyak 15 simpliasi yang digunakan,organoleptis dan makroskopik pada 23
simpliasi haksel dan serbuk simplisia. Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan
dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaansecara mikroskopik dilakukan
dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisiayang ditetesi larutan
kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangansampai mendidih).
Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop denganperbesaran lemah dan
perbesaran kuat. Sedangkan khusus untuk uji amilum hanyaditetesi dengan aquades.
Hal ini disebabkan karena penetesan kloralhidrat padaamilum dapat menghilangkan
butir-butir amilum. Kloralhidrat juga dapat digunakanuntuk menghilangkan
kandungan sel seperti protein. Sedangkan pemeriksaan secaramakroskopik dilakukan
dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsungdengan mata
telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.Namun terdapat beberapa kendala
yang dihadapi pada pemeriksaan makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu
dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yanghampir mirip pada
sebagian besar simplisia. Sedangkan kendala pada pemeriksaanmikroskopis adalah
pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelasmendidih, sehingga
pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas.Kendala lain pada
pemeriksaan mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalammenggunakan alat
sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnyadapat tercampur dan
dapat mempengaruhi pemeriksaan.Tentunya banyak simplisia yang memiliki
perbedaan yang jelas jika dibandingkandengan simplisia yang lain. Hal ini
disebabkan simplisia tersebut memiliki ciri khas yangdiakibatkan oleh adanya
perbedaan anatomi dan morfologi. Namun ciri khas tersebutdapat pula tidak nampak
karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan danpenyimpnan simplisia yang
relatif lama.

10
BAB VI
KESIMPULAN

 Pada uji mikroskopis, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x


dengan jumlah simpliasi sebanyak 15.
 Pada uji makroskopis, pengujian dilakukan pada bahan uji, dimana terdiri atas
haksel dan simpliasi dalam bentuk bubuk.

11
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta


Anonim, 2008, “Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi”, Jurusan Farmasi FMIPA

Universitas Udayana, Jimbaran


Tersono, Lukas Adi. 2006.Tanaman Obat dan Jus Untuk Asam Urat dan Rematik.
 Jakarta: Agromedia Pustaka.
Tersono, Lukas Adi. 2008. Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatasi Penyakit
Jantung,  Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke. Jakarta: AgromediaPustaka

Anda mungkin juga menyukai