Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

SOKHLETASI DAN UJI SKRINING FITOKIMIA

Disusun Oleh:

1. Muh. Aminnulloh (210209080)


2. Muh. Fathur Rifa’i (210209081)
3. Mutia Della Citra A (210209082)
4. Nashruddin Hanif (210209083)
5. Novita Prasetiani (210209085)

Dosen Pengampu:

apt. Kharisma Jayak Pratama, M.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini tepat pada waktunya.
Adapun judul Laporan Praktikum ini adalah “SOKHLETASI DAN UJI SKRINING
FITOKIMIA”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Fitokimia yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut
membantu dalam pembuatan Laporan Praktikum ini.

Kami sadar Laporan Praktikum ini masih jauh dari sempurna, dan ini
merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
selalu kami harapkan. Semoga Laporan Praktikum ini dapat berguna bagi kami dan
khususnya pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Surakarta, 27 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan Praktikum.................................................................................. 3
D. Manfaat Praktikum ................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 4


BAB III METODE PERCOBAAN ................................................................... 6

A. Alat dan Bahan ...................................................................................... 6


B. Cara Kerja ............................................................................................. 7

BAB IV HASIL PEMBAHASAN .................................................................... 8


BAB V PENUTUP ............................................................................................ 13

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14


LAMPIRAN ...................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman
hayati. Letak Indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa berpengaruh
langsung terhadap kekayaan hutan tropis yang dimilikinya. Kekayaan
hayati yang dimiliki Indonesia berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
sumber tanaman obat, insektisida alami, minyak, makanan, dan barang-
barang lainnya.
Tanaman obat sudah digunakan oleh masyarakat, sebelum ditemukan
obat sintetik. Bagian tanaman yang digunakan dapat diambil dari berbagai
bagian mulai dari daun, batang, akar, rimpang, buah, maupun bunganya.
Tanaman tertentu digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat
karena memiliki khasiat yang terbukti secara empiris dan tanpa efek
samping. Hal inilah yang mendorong masyarakat modern untuk kembali ke
alam, karena obat-obat sintetik disamping harganya mahal, juga telah
banyak terbukti memberi efek samping yang tidak diinginkan.
Tumbuhan mempunyai kandungan senyawa kimia yang kompleks dan
beragam. Kandungan senyawa tersebut dapat dikelompokkan menjadi
senyawa metabolit primer dan senyawa metabolit sekunder. Senyawa
metabolit primer merupakan senyawa hasil metabolisme yang digunakan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisme. Biasanya
berupa molekul besar seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Sedangkan senyawa metabolit sekunder merupakan molekul kecil hasil
metabolisme yang dihasilkan secara terbatas oleh organisme. Senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan pada tanaman sangat beragam antara
tanaman satu dengan yang lain. Pada umumnya senyawa metabolit sekunder
mempunyai bioaktivitas yang spesifik dan berfungsi juga sebagai
pertahanan terhadap hama atau untuk melawan penyakit.

1
Antioksidan alami yang terkandung dalam tumbuhan umumnya
merupakan senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,tokoferol dan asam-asam
polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan
meliputi flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, katekin dan kalkon
(Markham, 1988).
Daun jambu biji sejak lama digunakan untuk pengobatan secara
tradisional, dan sudah banyak produk herbal dari sediaan jambu biji.
Menurut Sudarsono dkk. (2002), daun jambu biji mengandung flavonoid,
tanin (17,4 %), fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri. Efek farmakologis
dari daun jambu biji yaitu antiinflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri,
antidiabetes, antihipertensi dan penambah trombosit. Adapun salah satu
senyawa dari flavonoid yang terkandung dalam daun jambu biji adalah
kuersetin, yang memiliki titik lebur 310oC, sehingga kuersetin tahan
terhadap pemanasan. Indariani (2006) menunjukan bahwa ekstrak daun
jambu biji yang mempunyai potensi antioksidan terbaik adalah daun jambu
biji berdaging buah putih yang diekstrak dengan etanol 70 % secara
sokletasi.
Teknik untuk mendapatkan ekstrak daun jambu biji dapat dilakukan
dengan beberapa metode. Ekstraksi sinambung adalah ekstraksi dengan cara
panas yang umumnya menggunakan soxhlet, sehingga terjadi ekstraksi
berkesinambungan dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan DPPH
(2,2-difenil-1- pikrilhidrazil). DPPH merupakan suatu senyawa organik
yang mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada
panjang gelombang maksimum 517 nm dan berwarna ungu gelap. Setelah
bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH akan tereduksi dan warnanya
akan berubah menjadi kuning (Molyneux, 2003).

2
Penelitian ini mencakup pengujian anti oksidan ekstrak etanol
daun jambu biji berdasarkan perbandingan metode ekstraksi secara
sokletasi. Disamping itu juga dilakukan pemantauan kuersetin sebagai
senyawa aktif antioksidan dalam ekstrak dengan cara kromatografi lapis
tipis (KLT).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat fisik dan kimia dari sampel yang digunakan yaitu daun
jambu biji?
2. Bagaimana prinsip kerja dari metode penyarian sokletasi?
3. Bagaimana hasil pengamatan terhadap daun jambu biji dengan metode
sokletasi?

C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengenal alat dan bahan kimia di laboratorium.
2. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja proses ekstraksi dengan
metode sokletasi.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi hasil daun jambu biji yang di
ekstraksi.

D. Manfaat Praktikum
Manfaat dari ekstraksi daun jambu biji dengan metode sokletasi bagi
mahasiswa dalah untuk mengamati secara organleptis serta
mengindentifikasi hasil dari penyarian secara berulang-ulang menggunakan
pelarut etanol 70% sehingga sampai didapatkan larutan penyari yang jernih.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan


kelarutan terhadap dua cairan yang tidak saling larut yang berbeda. Sedangkan
sokletasi yaitu ekstraksi padat cair yang berkesinambungan. Ekstraksi biasanya
dilakukan menggunakan suatu alat yang dinamakan soklet. Sokletasi adalah salah
satu metode yang dapat digunakan untuk isolasi minyak lemak. Sokletasi
merupakan ekstraksi padat-cair irasional. Disebut ekstraksi padat-cair karena
substansi yang diekstrak terdapat dalam campuran yang berbentuk padat.

Prinsip sokletasi adalah penyarian secara irasional, dimana cairan penyari


dipanaskan hingga menguap, cairan akan terkondensasi oleh molekul cairan
penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klongsong penyari simplisia,
selanjutnya masuk kembali kedalam labu bulat setelah melewati pipa penyedot,
proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna.

Keuntungan dari metode ini yaitu cairan penyari yang diperlukan lebih
sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat, dapat menyari zat aktif
lebih banyak. Kekurangan dari metode ini yaitu larutan dipanaskan terus menerus
sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kurang cocok menggunakan metode
ini, cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan penyari yang baik
harus murni.

Alat sokletasi terdiri dari instrument berikut ini :

1. Kondensor berfungsi sebagai pendingin dan juga untuk mempercepat proses


pengembunan
2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya
3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari
proses penguapan
4. Sifon sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh

4
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Heating mantle berfungsi sebagai pemanas larutan

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Alat:
1. Labu alas bulat
2. Sifon
3. Pendingin sifon
4. Corong kaca
5. Kertas saring
6. Selang sifon
7. Beaker glass 500ml
8. Pipet tetes
Bahan:
1. Simplisia daun jambu biji 100 gram
2. Etanol 96%
3. Es batu

6
B. Cara Kerja
1. Soxhletasi

Siapkan simplisia sejumlah yang di perlukan (100 gram)

Simplisia dimasukkan pada slongsong yang telah dilapisi kertas saring yang di buat
seperti kantong (Tinggi sampel dalam slongsong tidak boleh tinggi dari pipa sifon),
setelah itu di masukkan ke dalam sifon

Siapkan labu alas bulat serta diukur volume pelarut, disesuaikan alat soklet pada
laboratorium (2x pelarutnya)

Kemudian di tambahkan cairan penyari unuk membasahi sampel yang ada pada
slongsong (usahakan tidak terjadi sirkulasi)

Aliran air dan pemanas dijalankan hingga terjadi proses ekstraksi zat aktif hingga
sempurna (3 sirkulasi)

Sampel dibiarkan terekstrak hingga warna sampel yang terendam pada pelarut
berubah menjadi bening

Ekstrak yang telah diperoleh diambil lalu dimasukkan kedalam beaker glass.
Kemudian masukkan dalam wadah bersih

7
2. Uji Srining Fitokimia
a. Uji alkaloid
Reagen drageendroff
Ambil 1 ml ekstrak masukkan dalam tabung reaksi
+ 0,5 ml HCl 2% + 2-3 tetes reagen drageendroff

Amati ada atau tidaknya endapan berwarna

Reagen Mayer
Ambil 1 ml ekstrak masukkan dalam tabung reaksi
+ 0,5 ml HCl 2% + 2-3 tetes reagen mayer

Amati ada atau tidaknya endapan berwarna

b. Uji flavonoid
Ambil 1 ml ekstrak masukkan dalam tabung reaksi + 3 ml etanol
96% kocok dan panaskan.

Amati ada atau tidaknya endapan berwarna

c. Uji tannin
Ambil 1 ml ekstrak masukkan dalam tabung reaksi + 2-3 tetes
feCl3 1%

Amati ada atau tidaknya endapan berwarna

d. Uji Saponin
Ambil 1 ml ekstrak masukkan dalam tabung reaksi + 10 ml
aquadest kemudian didihkan lalu kocok dan

Amati ada atau tidaknya busa

8
3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk uji klt

Pipa kapiler dicelupkan didalam ekstrak dilakukan penotolan di


plat klt

Di angin-anginkan hingga kering

Lakukan hal yang sama sampai 2-3 kali sampai totolan yang di
plat klt sudah nampak jelas

Lakukan iludasi dengan memasukkan plat klt kedalam chamber


yang berisi senyawa aktif yang sudah dijenuhkan menggunakan
eluen

Amati proses saat eluen bergerak merambat ke lempeng klt


yang sudah dicelupkan kedalam chamber (tidak lebih dari
0,5) untuk memudahkan saat pembacaan dibawah sinar UV
dengan panjang gelombang 366

Amati hasil dari plat klt menggunakan sinar UV kemudian


ditandai noda menggunakan pensil keluarkan dan ukur jarak
dengan penggaris

Tentukan nilai RF dan catat hasilnya

9
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
Klasifikasi Daun Jambu Biji:
Nama Lain : Daun jambu biji
Nama Tanaman Asal : Psidium guajava ( L. )
Keluarga : Myrtaceae
Penggunaan : Anti diare, Adstringens
Pemerian : Bau aromatik, rasa sepat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-9 bulan.
1. Uji Organoleptis
Berat serbuk 100 gram
Volume penyari 1000 ml
Penyari yang digunakan Etanol 96%
Warna Hijau kehitaman
Bau Khas aromatic
Rasa Pahit
Bentuk Cair
Volume hasil 1 liter

2. Uji Kualitatif Skrining Fitokimia


Nama Uji Pereaksi Pengamatan Hasil Keterangan
Alkaloid +HCl 2%, Ada endapan (+) Positif
+Meyer, putih mengandung
+Drageendroff kekuningan, senyawa
Ada endapan alkaloid
coklat
Tanin +FeCl3 1% Terdapat (+) Positif
endapan mengandung
hitam dengan senyawa
lapisan atas Tanin
kehijauan
Saponin +Aquadest Terdapat busa (+) Positif
mengandung
senyawa
saponin
Flavonoid +Etanol 96% Larutan (+) Positif
berubah mengandung
menjadi senyawa
kuning Flavonoid
kehijauan

10
3. Uji Kuantitatif Skrining Fitokimia
Nilai Rf = Jarak yang ditempuh spot/jarak tempuh eluen
Nilai Rf quarsetin = 2,4/4 = 0,6cm
Nilai Rf ekstrak daun jambu = 2,3/4 = 0,575cm

B. PEMBAHASAN
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapatdidalam zat padat dengan penyarian yang berulang-ulang
menggunakan pelaruttertentu untuk mengisolasi minyak lemak terhadap
sampe yang digunakan,selamaproses sokletasi suhu pemanas diatur diatas
titik didih maka pelarut akan menguapdan mengalir sewaktu-waktu masuk
dalam kondensor.
Keuntungan dari metode ini yaitu cairan penyari yang diperlukan
lebih sedikitdan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat, dapat
menyari zat aktif lebihbanyak. Kekurangan dari metode ini yaitu larutan
dipanaskan terus menerus sehingga zat aktifyang tidak tahan pemanasan
kurang cocok menggunakan metode ini, cairan penyaridididihkan terus
menerus sehingga cairan penyari yang baik harus murni.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan ekstrak kental yang
berwarna hijau kehitaman.Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi
adalah Etanol 78%. Proses sokletasi dalam penelitian kali ini memerlukan
waktu yang cukup lama yaitu 2 jam, diperoleh ekstrak Berwarna hijau
kehitaman, bau khas aromatik yang menyengat dan rasa pahit.
Pada ekstraksi menggunakan metode sokletasi kali ini menggunakan
daun jambu biji dengan pelarut etanol 78%. Pada praktikum kali ini,terjadi
sirkulasi sebanyak 3 kali. masukkan simplisia kedalam selongsong yang
telahdilapisi kertas saring yang dibuat seperti kantong (tinggi sampel dalam
selongsong tidak boleh lebih dari pipa sifon). Lalu diukur volume pelarut
yang disesuaikan alatsoklet didapatkan volue pelarut 500 ml digunakan 2x
dari pelarutnya jadi untuk pelarut simplisia yang telah dimasukkan dalam
selongsong dilapisi kertas saringdimasukkan dalam pipa sifon. Selanjutnya,
diletakkan labu alas bulat diatas heatingmantle dan ditekan dikuatkan
dengan klem dan statif. Kemudian ditambahkan pelarutetanol 76 % didalam
sifon sebanyak 1000 ml untuk membasahi sampel yang adadalam
selongsong (usahakan tidak terjadi sirkulasi). Setelah itu dipasang
kondensoratau pendingin tegak lurus dan pada statif dengan kuat. Siapkan
es batu dimasukkandalam air lalu dpasang selang pada lubang kondensor.
Aliran air dan pemanasdigunakan hingga terjadi proses ekstraksi zat aktif
sampel sempurna 2 sirkulasi.Hidupkan heating mantle. Meskipun demikian,
pelarut yang ada pada ekstraksi telahbenar-benar bening yang menandakan
bahwa sampel telah terekstraksi sempurna. Proses ekstraksi berakhir dalam
11
2 sirkulasi sekitar 2-3 jam.
Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih, uap cairan penyari naik
keatasmelaku pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh pendingin
tegak. Sampaike kondensor, uap etanol yang telah mengikat serbuk daun
jambu biji tadi berubah fasamenjadi cairan dan turun kembali merendam
simplisia dalam tabung soklet. Setelahcairan dalam tabung soklet penuh
massa soklet otomatis akan turun ke dalam labudidih. Cairan yang melalui
simplisia turun sambil melarutkan zat aktif dari serbuksimplisia tersebut.
Begitu seterusnya sampai cairan dalam serbuk simplisia gelahhabis dan
terjadi 2 sirkulasi. Proses sokletasi dihentikan apabila cairan dari sampel
sudah terekstrak habisdan terjadi 2 sirkulasi yaitu dengan mengambil
selongsong pada tabung soklet dankemudian diproses dan ditampung dalam
beakerglass hasil cairan soklet. Untuksampel serbuk temulawak diperoleh 2
sirkulasi dengan ekstrak cair 1000 ml. Laluidentifikasi uji organoleptis
diamati dan catat hasilnya. Setelah di identifikasi hasil ekstraksi kemudian
dimasukkan kedalam botol kaca.
Setelah didapatkan ekstrak etanol daun jambu biji, lalu dilakukan
proses penguapan untuk mendapatkan ekstrak kental daun jambu biji
tersebut. Jika sudah mendapatkan ekstrak kental, dilakukan uji skrining
fitokimia secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui senyawa
metabolit sekunder yang ada didalam ekstrak daun jambu biji.
Pada percobaan uji kualitatif kita menggunakan uji tabung dan uji
kuantitatif kita menggunakan uji kromatografi lapis tipis dengan
menggunakan fase gerak kloroform : etil asetat (9,5 : 0,5). Pada uji
kualitatif ini kita mencari senyawa metabolit sekunder Alkaloid, Tanin,
Saponin dan Flavonoid dan didapatkan hasil dari uji kualitatif ini adalah
positif mengandung senyawa metabolit sekunder Alkaloid, Tanin, Saponin
dan Flavonoid. Sedangkan pada uji kuantitatif kita mencari senyawa
Flavonoid dengan pembanding yang sudah pasti memiliki senyawa
Flavonoid tersebut yaitu quarsetin dan hasil dari uji kuantitatif klt ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji positif mengandung senyawa
Flavonoid dengan nilai Rf yang tidak jauh dari sampel quarsetin yaitu
0,575cm dan nilai Rf dari sampel quarsetin sendiri yaitu 0,6cm serta
diperkuat dengan warna noda yang sama dengan sampel pembandingnya
yaitu warna kekuningan. Semua itu diperkuat juga dengan hasil penelitian
dari (Fatma Sari, et al.) yang menyatakan bahwa ekstrak daun jambu biji
mengandung metabolit sekunder yaitu terdiri dari flavonoid, tanin,
monoterpenoid, polifenol, siskulterpen, alkaloid, kuinon dan saponoid,
vitamin B1, B2, B3, B6 dan vitamin C. Kandungan flavonoid merupakan
senyawa fenol yang dapat menghambat dinding sel, sehingga flavonoid
berpotensi sebagai antioksidan.
12
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil percobaan sokletasi yang telah di praktekkan
dengan menggunakan sampel serbuk daun jambu biji, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Prinsip dari sokletasi adalah penyarian berulang-ulang sehingga hasil yang di
dapat sempurna.
2. Manfaat daun jambu biji berasal dari kandungan antioksidanseperti vitamin C,
serta kalium, dan serat.
3. Volume pelarut yang digunakan 2x volume sifon karena padasaat pelarut
menguap pada labu alas bulat tidak akan terjadi kekosongan isi yang
mengakibatkan labu alas bulat menjadi panas.
4. Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji mengandung
senyawa Alkaloid, Tanin, Saponin dan Flavonoid.
5. Hasil nilai Rf yang didapatkan menunjukkan bahwa sampel ekstrak etanol daun
jambu biji mengandung Flavonoid dengan hasil nilai Rf 0,57cm yang tidak jauh
dari pembanding yang mengandung senyawa Flavonoid dengan nilai Rf 0,6cm.

B. Saran
Diharapkan pada praktikum Fitokimia selanjutnya pihak laboratorium
sebaiknya untuk menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
tersebut terlebih dahulu agar mempersingkat waktu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fatma Sari, Yustinah, Y., Fithriyah, Nurul H., Susanty, S., & Nisrina, Harum A.
(2022). PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KADAR
FLAVONOID EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI MERAH (PSIDIUM
GUAJAVA L.) DENGAN METODE EKSTRAKSI ULTRASONIK.
Prosding SEMNASTEK Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah :
Jakarta.
Kembaren, dkk,. (2013). Tanaman Obat Herbal.Sumatera:FMIPA Universitas
Lampung.
Lantera.2009.Ekstraksi dan Metode Sokletasi. Jakarta : Agromedika
N.Ajijah.2001.Evaluasi Sifat Daun Jambu Biji. Jakarta : Erlangga
Petunjuk Praktikum Fitokimia . Universitas Duta Bangsa : Surakarta

14
LAMPIRAN

Gambar. Hasil Uji Alkaloid Gambar. Hasil Uji


Gambar. Hasil Uji Tanin
Drageendroff Flavonoid

Gambar. Hasil Uji Alkaloid


Gambar. Hasil Uji Tanin Gambar. Proses Soxletasi
Meyer

Gambar. Pengambilan
Gambar. Proses Penuangan
Gambar. Hasil Ekstraksi Sampel Setelah Selesai
Kewadah Botol
Sirkulasi Kedua

15

Anda mungkin juga menyukai