Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FITOKIMIA

EKSTRASI SIMPLISIA DAUN JAMBU BIJI

Disusun oleh :

Nama : Aulia Wati

NIM : 2011102415055

Kelas :D

Dosen Pengampu : Paula Mariana Kustiawan M.Sc. Ph.D

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I. JUDUL PRAKTIKUM ................................................................. 1
II. TUJUAN PRAKTIKUM .............................................................. 1
III. LATAR BELAKANG .................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
I. DASAR TEORI ............................................................................ 2
BAB III KAJIAN PRAKTIKUM ........................................................................... 4
I. ALAT DAN BAHAN ................................................................... 4
A. ALAT ..................................................................................... 4
B. BAHAN ................................................................................. 4
II. PROSEDUR KERJA .................................................................... 4
A. MASERASI ........................................................................... 4
B. SOXHLETASI ....................................................................... 5
C. NON SPESIFIK ..................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 7
I. PEMBUATAN EKSTRAK KENTAL ......................................... 7
II. PERHITUNGAN .......................................................................... 7
1. BERAT SUSUT PENGERINGAN (g) .................................. 7
2. RENDEMAN ......................................................................... 7
3. SUSUT PENGERINGAN...................................................... 8
III. PEMBAHASAN ........................................................................... 8
BAB V PENUTUP................................................................................................ 10
I. KESIMPULAN ........................................................................... 10
II. SARAN ....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 12

i
BAB I
PENDAHULUAN
I. JUDUL PRAKTIKUM
Ekstrasi Simplisia Daun Jambu Biji
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan proses ekstraksi dengan
menggunakan metode maserasi dan sokletasi yang baik dan dapat menjaga
stabilitas, keamanan dan mempertahankan konsentrasi kandungan senyawa
aktif yang terkandung dalam ekstrak sesuai standar.
III. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang tanaman obat ini merupakan warisan budaya
bangsa berdasarkan pengalaman yang secara turun-temurun telah diwariskan
oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya sampai saat ini. Salah satu
tanaman yang berkhasiat obat dikenal dan digunakan oleh masyarakat ialah
tanaman Jambu Biji (Aponno, 2014).
Tanaman obat telah digunakan dalam pengobatan dan perbaikan
penyakit manusia dan tanaman dengan kemampuan antioksidan tinggi dapat
digunakan sebagai obat alami untuk mencegah penuaan dan penyakit kronis
(Seo et all, 2014).
Masyarakat menggunakan daun jambu ini antara lain untuk obat diare,
dan digunakan juga sebagai sabun muka untuk mencegah atau mengobati
infeksi kulit. Berkenaan dengan penggunaan daun jambu tersebut, maka daun
jambu dapat berperan sebagai antibiotik alami (Afifi, 2018).
Alasan penggunaan daun jambu biji sebagai antibiotik alami ini karena
daun jambu biji mengandung zat-zat aktif yang berperan sebagai zat anti
bakteri. Senyawa-senyawa kimia tersebut diantaranya adalah tanin, saponin,
etanol, polifenol, flavonoid, minyak atsiri (eugenol), asam malat, asam
ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan
lain-lain (Afifi, 2018).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DASAR TEORI
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat.
Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua
komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Pemisahan secara ekstraksi
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut
dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut (Purwandari, 2018).
Metode ekstraksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode ekstraksi
secara dingin dan metode ekstraksi secara panas. Adapun pada metode
ekstraksi secara dingin dapat digunakan metode maserasi dan metode
soxhletasi. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara
berkesinambungan. Cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap
cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul cairan oleh pendingin
balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong. Cairan penyari
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa
sifon (Purwandari, 2018).
Soxhlet adalah suatu sistem penyarian berulang dengan pelarut yang
sama yang menggunakan proses sirkulasi perubahan uap–cair dari pelarut
dengan pemanasan. Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan ekstraksi
dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik
(kondensor) (Febryanto, 2017).
Keuntungan metode ini adalah proses ekstraksi yang kontinyu, sampel
terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak membutuhkan
banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu. Sedangkan, kerugiannya
adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak
yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih (Mukhriani, 2015).

2
Jambu biji (Psidium guajava L.), yang digunakan sebagai obat
tradisional, banyak ditemukan di negara-negara dengan iklim panas.
Penggunaan tradisional utamanya meliputi pengentasan diare dan dehidrasi.
Kegunaan lain yang dilaporkan termasuk pengobatan gastroenteritis, disentri,
sakit perut, diabetes mellitus, dan luka. Selain itu, ia dikenal karena sifat
antioksidan, antibakteri, dan anti-inflamasinya. Daun jambu biji memiliki
senyawa fenolik dan flavonoid dengan aktivitas anti oksidan yang tinggi. Zat
aktif utama dalam daun jambu biji adalah asam galat, asam caffeic,
guaijaverin, tanin, karotenoid, dan triterpenoid (Seo et all, 2014).

3
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
I. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Toples kaca
2. Pengaduk atau sutil kayu
3. Label
4. ATK
5. Alat sokletasi
6. Rotary evaporator
7. Waterbath
8. Cawan porselen/wadah kaca
9. Batang pengaduk
10. Timbangan
B. BAHAN
1. Daun jambu biji
2. Pe;arut etanol 70%
3. Es atu/pendingin
II. PROSEDUR KERJA
A. MASERASI
1. Ditimbang sebanyak 250 gram serbuk simplisia
2. Kemudian diukur sebanyak 1,75 liter etanol 70%
3. Dimasukkan serbuk simplisa dan pelarut ke dalam toples kaca
4. Kemudian diaduk dengan menggunakan sutil kayu
5. Dituutp toples agar pelarut tidak menguap
6. Ekstrasi dilakukan selama 3 hari dengan sesekali diaduk
7. Setelah 3 hari, disaring hasil maserasi untuk memisahkan antara hasil
ekstrak larut dengan filtrat
8. Kemudian ekstrak larut di rotary evaporator dan di waterbath hingga
didapatkan ekstrak kental

4
B. SOXHLETASI
1. Bungkus bahan padat yang akan di ekstrak dengan kertas saring
2. Masukkan bahan padat pada tempatnya
3. Masukkan pelarut dalam tabung destilasi
4. Rangkai alat soxhlet sesuai dengan petunjuk dan jangan lupa
menyambung kondensen dengan keran air
5. Panaskan tabung dengan reflux
6. Simplisia daun jambu biji di ekstrak dengan menggunakan etanol
70% melalui lima tahap dalam alat soxhlet pada suhu 60oC hingga
larutan menjadi jernih yang menandakan simplisia telah terekstrak
sempurna

C. NON SPESIFIK
1. Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu
zat. Kecuali dinyatakan lain, suhu penetapan adalah 105ºC dan susut
pengeringan ditetapkan sebagai berikut: ditimbang seksama 1-2 g
simplisia dalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya
telah dipanaskan pada suhu 105ºC selama 30 menit dan telah ditara.
Jika zat berupa hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan
cepat sampai ukuran simplisia lebih kurang 2 mm. Diratakan
simplisia dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol
timbang sampai lapisan setebal lebih kurang 5-10 mm, dimasukkan
ke dalam ruang pengering, dibuka tutupnya, dikeringkan pada suhu
105ºC sampai bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, Dibiarkan
botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator sampai
suhu kamar. Jika suhu lebur simplisia lebih rendah dari suhu 105ºC,
pengeringan dilakukan pada suhu antara 5-10ºC di bawah suhu
leburnya selama 1-2 jam, kemudian pada suhu 105ºC selama waktu
yang ditentukan atau sampai bobot tetap.
2. Bobot Jenis

5
Bobot jenis ekstrak cair diukur dengan menggunakan
piknometer yang telah dikalibrasi, dengan menetapkan bobot
piknometer kosong dan bobot air pada suhu 25ºC. Piknometer diisi
ekstrak cair dan suhu dikondisikan pada 25ºC, kemudian piknometer
ditimbang. Bobot piknometer yang telah diisi ekstrak cair kemudian
dikurangi bobot piknometer kosong. Bobot jenis ekstrak cair
merupakan perbandingan antara bobot jenis ekstrak dengan bobot
air, pada suhu 25ºC. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
𝑊1−𝑊0
d = 𝑊2−𝑊0

Keterangan :
d = bobot jenis
W0 = bobot cawan kosong
W1 = bobot cawan + sampel yang digunakan
W2 = bobot cawan + hasil pengeringan

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. PEMBUATAN EKSTRAK KENTAL

Hasil Maserasi

Hasil Rotary

Hasil Waterbath

II. PERHITUNGAN
Diketahui :
Cawan kosong = 250,52 gr
Cawan kosng + isi = 536,85 gr
Cawan kosong + ekstrak = 269,74 gr
1. BERAT SUSUT PENGERINGAN (g)
Berat susut = (cawan kosong + isi) – (cawan kosong – ekstrak)
= 536,85 g + 269,74 g
= 240,11 g
Jadi, berat susut pengeringan yang diperoleh ialah 240,11 g
2. RENDEMAN
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
% Rendeman = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%
286,33 𝑔
= 𝑥 100%
46,22 𝑔

7
= 6,1949%
Jadi, rendeman yang diperoleh ialah 6,1949%
3. SUSUT PENGERINGAN
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% Kadar Penyusutan = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛
240,11
= 286,33 𝑥 100%

= 0,8385%
Jadi, kadar penyusutan yang di peroleh ialah 0,8385%
III. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan ekstrasi simplisia yang bertujuan agar
dapat menjaga stabilitas, keamanan dan mempertahankan konsentrasi
kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak sesuai standar.
Praktikum ini dilakukan pengambilan zat aktif pada simplisia daun jambu biji
menggunakan metode maserasi.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini ialah daun jambu biji (P.
Guajava L.). Daun jambu biji dalam bahasa latin ialah Psidii guajavae Folium
(FI Herbal, 2017). Jambu biji atau dalam Bahasa ilmiahnya disebut Psidium
guajava L. dan lebih popular disebut guava, adalah jenis tanaman suku myrtle
(Myrtaceae). Pada buah dan daun jambu biji sangat banyak, mengandung
senyawa aktif tanin, triterpenoid, flavonoid, dan saponin. sehingga sering di
jadikan sebagai bahan untuk obat tradisional. Salah satu pemanfaatan daun
biji adalah untuk obat diare sedangkan buahnya sering digunakan untuk
suplemen makanan karena banyak mengandung vitamin C.
Sampel yang digunakan sebanyak 1 kg, lalu setelah melalui proses
standarisasi hingga menjadi bentuk simplisia daun jambu biji maka berat
keringnya menyusut menjadi 450 gram. Pada proses pengeringan ini
dilakukan selama 3 hari dan tidak dijemur dibawah sinar matahari langsung.
Dalam praktikum ini, proses pembuatan maserasi digunakan simplisia
seberat 250 gram dan pelarut etanol sebanyak 1,75 liter. Didiamkan selama 3
hari lalu di saring. Pada literatur yang kami dapat menggunakan sampel
seberat 500 gram dan pelarut sebanyak 3,5 liter.

8
Maserasi dilakukan pada 23 September 2022 pukul 14.00. Dengan
pengadukan 4-5 kali sehari. Setelah 3 hari, hasil maserasi disaring
menggunakan kertas saring. Penyaringan dilakukan selama 4 jam guna
memisahkan antara zat pelarut dan endapan simplisia. Berat setalah maserasi
yaitu 850 mg.
Hasil maserasi yang sudah disaring di masukkan kedalam rotary
evaporator dengan suhu 60oC. Proses rotary dilakukan selama ± 6 jam.
Dimana setelah rotary didapatkan berat 286,33 gr. Setelah melalui proses
evaporasi lalu hasilya dipanaskan di waterbath selama ± 24 jam hingga
menjadi ekstrak kental. Berat ekstrak kental yang didapatkan ialah 46,22 gr.
Didapatkan pula hasil dari berat susut pengeringan sebesar 240,11 gr.
Untuk % rendemen didapatkan hasil 6,1949% dan juga % susut pengeringan
didapatkan hasil 0,8385. Dimana menurut FI Herbal (2017) susut
pengeringan tidak lebih dari 10%.

9
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Proses pengeringan simplisia dilakukan selama 3 hari dan tidak di
jemur di bawah sinar matahari langsung. Proses rotary dilakukan selama 6
jam dan dilanjutkan dengan proses waterbath selama 24 jam.
Lalu didapatkan pula hasil dari berat susut pengeringan sebesar
240,11 gr. Untuk % rendemen didapatkan hasil 6,1949% dan juga % susut
pengeringan didapatkan hasil 0,8385.
II. SARAN
Diharapkan kepada setiap praktikan untuk melaksakan tata tertib yang
ada di laboratorium dalam proses praktikum agar berjalan dengan aman.
Praktikan ditekankan untuk mengetahui setiap alat dan bahan yang akan
digunakan agar tidak mengalami kesusahan dalam praktikum.

10
DAFTAR PUSTAKA
Afifi, R. (2018). Uji Anti Bakteri Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L)
Terhadap Zona Hambat Bakteri Jerawat Propioni bacterium acnes Secara In
Vitro. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu
Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 17(2), 321-330.
Anonim. (2017). Farmakope Herbal Indonesia. Edisi II. Jakarta: Dirjen Pelayanan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
Aponno, J. V. (2014). Test the effectiveness of guava leaf ethanol extract gel
(Psidium guajava Linn) on wound healing infected with Staphylococcus
Aureus bacteria in rabbits (Orytolagus cuniculus). Pharmacon, 3(3).
Daud, M. F., Sadiyah, E. R., & Rismawati, E. (2011). pengaruh perbedaan metode
ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun jambu biji
(Psidium guajava L.) berdaging buah putih. Prosiding SNaPP: Sains,
Teknologi, 2(1), 55-62.
Febryanto, M. A. (2017). Studi Ekstraksi Dengan Metode Soxhletasi Pada Bahan
Organik Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendans) Sebagai Inhibitor
Organik.
Mukhriani. (2015). Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan, 7(2), 361–367.
Purwandari, R., Subagiyo, S., & Wibowo, T. (2018). Uji aktivitas antioksidan
ekstrak daun jambu biji. Walisongo Journal of Chemistry, 1(2), 66-71.
Seo, J., Lee, S., Elam, ML, Johnson, SA, Kang, J., & Arjmandi, BH (2014). Study
to find the best extraction solvent to use with guava leaf (Psidium guajava
L.) for its high antioxidant properties. Food Science & Nutrition, 2(2), 174-
180.

11
LAMPIRAN

Gambar 1. Penimbangan Gambar 2. Pengambilan Gambar 3. Pencampuran


sebanyak 250 gr serbuk etanol sebanyak 1,75 ml serbuk daun jambu biji
simplisia
dan etanol ke dalam
toples kaca.

Gambar 4. Hasil Gambar 5. Penyaringan Gambar 6. Proses rotary


maserassi selama 3 hari hasil maserasi

Gambar 6. Berat cawan Gambar 8. Penimbangan Gambar 9. Proses


kosong setelah rotary waterbath

12
Gambar 10. Berat wadah Gambar 11. Berat hasil Gambar 12. Ekstrak
kosong untuk hasil akhir ekstrak kental kental
ekstrak

13

Anda mungkin juga menyukai