PEMISAHAN CAMPURAN
COVER
Oleh :
Nur Aulia Rachman
Nim : 20210100040
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pemisahan Campuran" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang pemisahan campuran dalam ilmu kimia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak E. Agustian Yazid, S.Si., M.Si
selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar atas ilmu yang telah diberikan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Sub Topik Pembahasan .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Dekantasi ........................................................................................................................... 5
2.2 Filtrasi (Penyaringan) ...................................................................................................... 5
2.3 Sentrifugasi (Pemusingan) ............................................................................................... 6
2.4 Destilasi ............................................................................................................................. 6
2.5 Destilasi Bertingkat .......................................................................................................... 7
2.6 Sublimasi ........................................................................................................................... 7
2.7 Kristalisasi ......................................................................................................................... 8
2.8 Ekstraksi............................................................................................................................ 8
2.9 Kromatografi .................................................................................................................... 8
2.10 Evaporasi (Penguapan) .................................................................................................... 8
2.11 Pelarutan ........................................................................................................................... 9
2.12 Magnetisasi........................................................................................................................ 9
2.13 Adsorbsi ............................................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12
iii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Ilmu Kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih
produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Menurut (Baskoro, 2018),
Kemurnian adalah ukuran banyaknya zat pengotor yang terdapat dalam suatu materi/bahan.
Zat pengotor ini dapat berasal dari proses pembuatannya atau terbawa dari lingkungannya
dimana materi/bahan tersebut berasal. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam
dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan diperlukan bahan baku senyawa
kimia dalam keadaan murni, sehingga proses pemisahan perlu untuk dilakukan.
(Lopes & Boboy, hal. 17) menjelaskan bahwa campuran dapat tersusun atas beberapa
unsur ataupun senyawa. Komponen-komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat
dipisahkan berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya. Metode yang umum dipergunakan untuk
memisahkan campuran antara lain filtrasi, dekantasi, sentrifugasi, evaporasi, distilasi, corong
pisah, kromatografi, sublimasi, ekstraksi, dan daya tarik magnet. Filtrasi atau penyaringan
adalah teknik penyaringan yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang ukuran
partikel zat-zat penyusunnya berbeda. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan campuran
dari suspensi yang sulit diendapkan. Proses pemisahan dengan cara penguapan atau evaporasi
dilakukan untuk memisahkan zat terlarut yang titik didihnya lebih tinggi dari pelarutnya (air).
Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan zat terlarut yang memiliki titih didih
lebih rendah dari pelarutnya (air). Sublimasi adalah proses pemisahan campuran yang dapat
digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang
tidak dapat menyublim.
Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa metode yang dapat digunakan dalam
proses pemisahan suatu campuran, diantaranya:
a. Dekantasi,
b. Filtrasi,
c. Sentrifugasi,
1
d. Destilasi,
e. Destilasi Bertingkat,
f. Sublimasi,
g. Kristalisasi,
h. Ekstraksi,
i. Kromatografi,
j. Evaporasi (Penguapan),
k. Pelarutan,
l. Magnetisasi,
m. Adsorbsi.
Manfaat yang bisa diperoleh dari penulisan makalah ini bagi penulis dan pembaca
adalah:
2
BAB II PEMBAHASAN
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan hasil senyawa yang lebih murni dari
suatu bahan campuran. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan
tidak murni karena masih bercampur dengan senyawa lain. Proses pemisahan perlu dilakukan
untuk beberapa keperluan, seperti sintesis senyawa yang memerlukan bahan baku murni atau
proses produksi suatu senyawa dengan kemurnian tinggi. Selain itu, pemisahan juga sering
digunakan untuk keperluan preparasi sampel sebelum dilakukan analisis zat atau suatu
senyawa dalam campuran (Yazid, 2015).
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan
atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat
aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
Campuran terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain
itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar
merata sehingga membentuk satu fase, dimana yang disebut satu fase adalah zat dan sifat
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran
dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran
homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-
sifat yang sama diseluruh cairan.
3
lainnya tidak sama diberbagai bejana. Suatu campuran dapat dikatakan campuran heterogen
jika antara komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa
menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase,
sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Petrucci, 1987).
1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam.
contohnya, kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.
2. Larutan berwujud cair. Contohnya, larutan gula dalam pelarut air.
3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya, udara yang terdiri atas bermacam-macam gas,
diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida (Adm, 2014).
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang
porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999).
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses
ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
4
diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana.
Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks
(Yazid, 2015).
Menurut (Baskoro, 2018), dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan
endapan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan yang berada dibagian atas
secara perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal dibagaian dasar bejana. Cara ini dapat
dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partikel yang besar dan massa jenisnya pun besar,
sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya. Jika massa jenis dan ukuran partikel
relatif kecil sehingga ada sebagian padatan yang melayang atau mengapung maka cara
pemisahan yang paling tepat adalah dengan penyaringan atau sentrifugasi.
Penyaringan atau filtrasi merupakan suatu metode pemisahan yang akan memisahkan
zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring
akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut. Pada proses filtrasi, bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair, kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat, sedangkan sisa yang
tersisa tertinggal di penyaring disebut residu (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk
membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di
laboratorium, menghilangkan pengotor (pirogen) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,
serta membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat
menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring
yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dan dilengkapi dengan alat penghisap (Yazid, 2015).
5
2.3 Sentrifugasi (Pemusingan)
Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Alat yang
digunakan adalah alat sentrifugasi. Prinsip pemusingan (sentrifugasi) adalah pemusingan
yang cepat menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi, akibatnya partikel-
partikel tersuspensi akan mengendap di dasar tabung, selanjutnya filtrat di dekantasi atau
dipipet secara hati-hati (Yazid, 2015).
Sedangkan menurut (Baskoro, 2018), Cara pemisahan dari sentrifugasi ini berdasarkan
adanya gaya sentrifugal yang diberikan pada partikel-partikel yang melayang sehingga
partikel-partikel tersebut dapat dipaksa untuk bergerak ke dasar bejana dan mengendap,
sehingga terjadi pemisahan antara partikel padat dan pelarutnya. Selanjutnya pada campuran
yang telah memisah tersebut dapat dipisahkan lebih lanjut dengan cara dekantasi atau
memipet cairan yang berada di bagian atasnya dan dipindahkan ke tempat lain. Cara ini sangat
cocok untuk memisahkan campuran yang ukuran partikelnya sangat kecil dan massa jenis
partikelnya juga kecil sehingga partikel padat tersebut melayang didalam cairannya, misalnya
Koloid. Gaya sentrifugal diperoleh dengan cara memutar campuran yang akan dipisahkan
dengan suatu alat khusus yang disebut Sentrifuge.
2.4 Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan atau senyawa
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih
berbeda. Dasar pemisahan destilasi adalah perbedaan titik didih antara zat yang dipisahkan
dengan campurannya. Bahan yang dipisahkan biasanya berbentuk larutan atau cair, tahan
terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Pada proses
pemisahannya, campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih senyawa yang diinginkan.
Senyawa yang diinginkan akan menguap dan melalui tabung pengembun (kondensor). Uap
akan mencair, kemudian ditampung dalam wadah. Bahan atau zat hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contohnya : proses penyulingan minyak bumi,
pembuatan minyak kayu putih, dan pengolahan air tawar (aquades) dari air laut
(Yazid, 2015).
6
Sedangkan menurut (Sastrawidana, 2018), Destilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap. Pada proses destilasi diawali dengan pemanasan campuran, dimana zat
cair yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dulu. Uap tersebut bergerak
menuju kondensor sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus
menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah untuk pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.
2.6 Sublimasi
Pemisahan dengan sublimasi berdasarkan perubahan wujud dari zat padat menjadi gas
atau dari gas menjadi padat. Sublimasi digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat
menyublim dark campurannya yang tidak menyublim. Contoh : Pemisahan iodin dan kamfer
(Yazid, 2015).
Sedangkan menurut (Baskoro, 2018), Proses sublimasi sangat mirip dengan proses
destilasi. Istilah destilasi digunakan untuk perubahan dari cairan menjadi uap setelah
mengalami pendinginan berubah menjadi cairan atau padatan. Sedangkan sublimasi adalah
proses dari perubahan bentuk padatan langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk cair dan
setelah mengalami pendinginan langsung terkondensasi menjadi padatan kembali.
Teknik pemisahan dengan cara sublimasi, sering dilakukan untuk beberapa senyawa
anorganik misalkan AlCl3, NH4Cl , I2, As2O3 dan lain-lain.
7
2.7 Kristalisasi
2.8 Ekstraksi
2.9 Kromatografi
Penguapan juga dilakukan dengan cara memanaskan larutan, sehingga zat pelarut
menguap dan meninggalkan zat terlarut. Hal ini terjadi karena pada penguapan zat terlarut
8
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya. Contoh : pembuatan garam dari air
laut (Yazid, 2015).
2.11 Pelarutan
2.12 Magnetisasi
2.13 Adsorbsi
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan hasil senyawa yang lebih murni dari
suatu bahan campuran. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan
tidak murni karena masih bercampur dengan senyawa lain. Proses pemisahan perlu dilakukan
untuk beberapa keperluan, seperti sintesis senyawa yang memerlukan bahan baku murni atau
proses produksi suatu senyawa dengan kemurnian tinggi. Selain itu, pemisahan juga sering
digunakan untuk keperluan preparasi sampel sebelum dilakukan analisis zat atau suatu
senyawa dalam campuran.
Campuran terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
1. Dekantasi
2. Filtrasi
3. Sublimasi
4. Destilasi
5. Destilasi Bertingkat
6. Sublimasi
7. Kristalisasi
8. Ekstraksi
9. Kromatografi
10. Evaporasi (Penguapan)
11. Pelarutan
12. Magnetisasi
13. Adsorbsi
10
3.2 Saran
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Pemilihan jenis pemisahan yang digunakan juga
bergantung pada tujuan dan kondisi yang dihadapi. Sehingga sebelum melakukan pemisahan
suatu campuran, sangat diperlukan adanya pemahaman terkait metode yang akan digunakan
dan teknik yang benar dalam menggunakan metode tersebut, agar hasil yang diharapkan bisa
tercapai dengan baik nantinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, B. D. (2018, Maret 21). Cak Bim Berbagi Cerita : Metode Dasar Pemisahan Kimia.
Diambil kembali dari https://cakbim.wordpress.com/2018/03/21/metode-dasar-pemisahan-
kimia/
Lopes, Y. F., & Boboy, W. (t.thn.). Pemisahan Campuran. Dalam Y. F. Lopes, & W. Boboy,
Pemisahan Campuran (hal. 17). Kupang: Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
Yazid, E. (2015). Kimia Fisika untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
12