Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMISAHAN CAMPURAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar

COVER

Dosen Pengampuh Matakuliah :


E. Agustian Yazid, S.Si., M.Si

Oleh :
Nur Aulia Rachman
Nim : 20210100040

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN AKADEMI ANALIS


KESEHATAN DELIMA HUSADA GRESIK
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pemisahan Campuran" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang pemisahan campuran dalam ilmu kimia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak E. Agustian Yazid, S.Si., M.Si
selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar atas ilmu yang telah diberikan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 21 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Sub Topik Pembahasan .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Dekantasi ........................................................................................................................... 5
2.2 Filtrasi (Penyaringan) ...................................................................................................... 5
2.3 Sentrifugasi (Pemusingan) ............................................................................................... 6
2.4 Destilasi ............................................................................................................................. 6
2.5 Destilasi Bertingkat .......................................................................................................... 7
2.6 Sublimasi ........................................................................................................................... 7
2.7 Kristalisasi ......................................................................................................................... 8
2.8 Ekstraksi............................................................................................................................ 8
2.9 Kromatografi .................................................................................................................... 8
2.10 Evaporasi (Penguapan) .................................................................................................... 8
2.11 Pelarutan ........................................................................................................................... 9
2.12 Magnetisasi........................................................................................................................ 9
2.13 Adsorbsi ............................................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Ilmu Kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih
produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Menurut (Baskoro, 2018),
Kemurnian adalah ukuran banyaknya zat pengotor yang terdapat dalam suatu materi/bahan.
Zat pengotor ini dapat berasal dari proses pembuatannya atau terbawa dari lingkungannya
dimana materi/bahan tersebut berasal. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam
dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan diperlukan bahan baku senyawa
kimia dalam keadaan murni, sehingga proses pemisahan perlu untuk dilakukan.

(Lopes & Boboy, hal. 17) menjelaskan bahwa campuran dapat tersusun atas beberapa
unsur ataupun senyawa. Komponen-komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat
dipisahkan berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya. Metode yang umum dipergunakan untuk
memisahkan campuran antara lain filtrasi, dekantasi, sentrifugasi, evaporasi, distilasi, corong
pisah, kromatografi, sublimasi, ekstraksi, dan daya tarik magnet. Filtrasi atau penyaringan
adalah teknik penyaringan yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang ukuran
partikel zat-zat penyusunnya berbeda. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan campuran
dari suspensi yang sulit diendapkan. Proses pemisahan dengan cara penguapan atau evaporasi
dilakukan untuk memisahkan zat terlarut yang titik didihnya lebih tinggi dari pelarutnya (air).
Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan zat terlarut yang memiliki titih didih
lebih rendah dari pelarutnya (air). Sublimasi adalah proses pemisahan campuran yang dapat
digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang
tidak dapat menyublim.

1.2 Sub Topik Pembahasan

Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa metode yang dapat digunakan dalam
proses pemisahan suatu campuran, diantaranya:

a. Dekantasi,
b. Filtrasi,
c. Sentrifugasi,

1
d. Destilasi,
e. Destilasi Bertingkat,
f. Sublimasi,
g. Kristalisasi,
h. Ekstraksi,
i. Kromatografi,
j. Evaporasi (Penguapan),
k. Pelarutan,
l. Magnetisasi,
m. Adsorbsi.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian campuran dan jenis-jenis dari campuran.


2. Untuk mengetahui klasifikasi pemisahan campuran.
3. Untuk mengetahui metode-metode yang bisa digunakan dalam pemisahan suatu
campuran.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang bisa diperoleh dari penulisan makalah ini bagi penulis dan pembaca
adalah:

1. Menjadi mengetahui pengertian campuran dan jenis-jenis dari campuran.


2. Menjadi mengetahui klasifikasi pemisahan campuran.
3. Menjadi mengetahui tentang metode-metode yang bisa digunakan dalam pemisahan
suatu campuran.

2
BAB II PEMBAHASAN

Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan hasil senyawa yang lebih murni dari
suatu bahan campuran. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan
tidak murni karena masih bercampur dengan senyawa lain. Proses pemisahan perlu dilakukan
untuk beberapa keperluan, seperti sintesis senyawa yang memerlukan bahan baku murni atau
proses produksi suatu senyawa dengan kemurnian tinggi. Selain itu, pemisahan juga sering
digunakan untuk keperluan preparasi sampel sebelum dilakukan analisis zat atau suatu
senyawa dalam campuran (Yazid, 2015).

Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan
atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat
aslinya. Sifat-sifat asli campuran :

- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.


- Mempunyai sifat zat asalnya
- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
- Komposisinya tidak tetap.

Campuran terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.

Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain
itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar
merata sehingga membentuk satu fase, dimana yang disebut satu fase adalah zat dan sifat
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran
dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran
homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-
sifat yang sama diseluruh cairan.

Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat


memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata
antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang

3
lainnya tidak sama diberbagai bejana. Suatu campuran dapat dikatakan campuran heterogen
jika antara komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa
menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase,
sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Petrucci, 1987).

Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam.
contohnya, kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.
2. Larutan berwujud cair. Contohnya, larutan gula dalam pelarut air.
3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya, udara yang terdiri atas bermacam-macam gas,
diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida (Adm, 2014).

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang
porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999).

(Yazid, 2015) menjelaskan bahwa proses pemisahan dapat diklasifikasikan menjadi


proses pemisahan secara mekanis dan kimiawi. Pemilihan jenis pemisahan yang digunakan
bergantung pada tujuan dan kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis banyak
dilakukan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Campuran
yang tidak dapat dipisahkan melalui proses mekanis seperti pemisahan minyak bumi, maka
harus dilakukan proses pemisahan secara kimiawi.

Berdasarkan tahapannya, proses pemisahan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses
ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.

2. Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya


penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang

4
diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana.
Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks
(Yazid, 2015).

Jenis-jenis Metode Pemisahan

Ada beberapa metode pemisahan dari suatu campuran, diantaranya :


2.1 Dekantasi

Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara


dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan
zat padat atau zat cari dari suspensi seperti pemisahan campuran air dan pasir (Yazid, 2015).

Menurut (Baskoro, 2018), dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan
endapan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan yang berada dibagian atas
secara perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal dibagaian dasar bejana. Cara ini dapat
dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partikel yang besar dan massa jenisnya pun besar,
sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya. Jika massa jenis dan ukuran partikel
relatif kecil sehingga ada sebagian padatan yang melayang atau mengapung maka cara
pemisahan yang paling tepat adalah dengan penyaringan atau sentrifugasi.

2.2 Filtrasi (Penyaringan)

Penyaringan atau filtrasi merupakan suatu metode pemisahan yang akan memisahkan
zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring
akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut. Pada proses filtrasi, bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair, kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat, sedangkan sisa yang
tersisa tertinggal di penyaring disebut residu (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk
membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di
laboratorium, menghilangkan pengotor (pirogen) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,
serta membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat
menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring
yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dan dilengkapi dengan alat penghisap (Yazid, 2015).

5
2.3 Sentrifugasi (Pemusingan)

Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Alat yang
digunakan adalah alat sentrifugasi. Prinsip pemusingan (sentrifugasi) adalah pemusingan
yang cepat menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi, akibatnya partikel-
partikel tersuspensi akan mengendap di dasar tabung, selanjutnya filtrat di dekantasi atau
dipipet secara hati-hati (Yazid, 2015).

Sedangkan menurut (Baskoro, 2018), Cara pemisahan dari sentrifugasi ini berdasarkan
adanya gaya sentrifugal yang diberikan pada partikel-partikel yang melayang sehingga
partikel-partikel tersebut dapat dipaksa untuk bergerak ke dasar bejana dan mengendap,
sehingga terjadi pemisahan antara partikel padat dan pelarutnya. Selanjutnya pada campuran
yang telah memisah tersebut dapat dipisahkan lebih lanjut dengan cara dekantasi atau
memipet cairan yang berada di bagian atasnya dan dipindahkan ke tempat lain. Cara ini sangat
cocok untuk memisahkan campuran yang ukuran partikelnya sangat kecil dan massa jenis
partikelnya juga kecil sehingga partikel padat tersebut melayang didalam cairannya, misalnya
Koloid. Gaya sentrifugal diperoleh dengan cara memutar campuran yang akan dipisahkan
dengan suatu alat khusus yang disebut Sentrifuge.

2.4 Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan atau senyawa
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih
berbeda. Dasar pemisahan destilasi adalah perbedaan titik didih antara zat yang dipisahkan
dengan campurannya. Bahan yang dipisahkan biasanya berbentuk larutan atau cair, tahan
terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Pada proses
pemisahannya, campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih senyawa yang diinginkan.
Senyawa yang diinginkan akan menguap dan melalui tabung pengembun (kondensor). Uap
akan mencair, kemudian ditampung dalam wadah. Bahan atau zat hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contohnya : proses penyulingan minyak bumi,
pembuatan minyak kayu putih, dan pengolahan air tawar (aquades) dari air laut
(Yazid, 2015).

6
Sedangkan menurut (Sastrawidana, 2018), Destilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap. Pada proses destilasi diawali dengan pemanasan campuran, dimana zat
cair yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dulu. Uap tersebut bergerak
menuju kondensor sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus
menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah untuk pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.

2.5 Destilasi Bertingkat

Destilat bertingkat adalah proses penguapan yang diikuti pengembunan secara


berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Destilasi bertingkat digunakan untuk
memisahkan campuran dua jenis cairan atau lebih yang sama-sama menguap atau sulit
dimurnikan. Contohnya : pemisahan campuran air alkohol, pemisahan minyak mentah
menjadi LPG, minyak bumi, bensin, solar dan parafin (Yazid, 2015).

2.6 Sublimasi

Pemisahan dengan sublimasi berdasarkan perubahan wujud dari zat padat menjadi gas
atau dari gas menjadi padat. Sublimasi digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat
menyublim dark campurannya yang tidak menyublim. Contoh : Pemisahan iodin dan kamfer
(Yazid, 2015).

Sedangkan menurut (Baskoro, 2018), Proses sublimasi sangat mirip dengan proses
destilasi. Istilah destilasi digunakan untuk perubahan dari cairan menjadi uap setelah
mengalami pendinginan berubah menjadi cairan atau padatan. Sedangkan sublimasi adalah
proses dari perubahan bentuk padatan langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk cair dan
setelah mengalami pendinginan langsung terkondensasi menjadi padatan kembali.

Teknik pemisahan dengan cara sublimasi, sering dilakukan untuk beberapa senyawa
anorganik misalkan AlCl3, NH4Cl , I2, As2O3 dan lain-lain.

7
2.7 Kristalisasi

Kristalisasi merupakan proses pemurnian zat padat berdasarkan perbedaan kelarutan


dengan pelarutnya. Beberapa cara kristalisasi antara lain melalui pendinginan, penguapan,
penambahan pelarut dan salting out. Contoh proses kristalisasi adalah dalam pembuatan
garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian
dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, didapatlah
garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk
mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi. Contoh lainnya pada
pembuatan gula pasir dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya,
kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental
lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan, sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir (Yazid, 2015).

2.8 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam


pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut
tertentu. Contoh : ekstraksi pelarut menggunakan corong pisah digunakan untuk memisahkan
campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan (Yazid, 2015).

2.9 Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan


pelarut pada medium tertentu. Komponen yang akan dipisahkan terdistribusi menjadi dua
bagian, yaitu : fase stasioner dan fase mobil. Contoh : kromatografi kertas untuk memisahkan
campuran zat warna (Yazid, 2015).

2.10 Evaporasi (Penguapan)

Penguapan juga dilakukan dengan cara memanaskan larutan, sehingga zat pelarut
menguap dan meninggalkan zat terlarut. Hal ini terjadi karena pada penguapan zat terlarut

8
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya. Contoh : pembuatan garam dari air
laut (Yazid, 2015).

2.11 Pelarutan

Pemisahan campuran dengan kelarutan berdasarkan perbedaan kelarutan dari


komponennya. Contoh : pemisahan sulfur dari tembaga sulfat (CuSO 4) (Yazid, 2015).

2.12 Magnetisasi

Pemisahan campuran dengan magnetisasi berdasarkan bisa tidaknya komponen


campuran ditarik oleh magnet. Contoh : pemisahan campuran bubuk besi dari sulfur
(Yazid, 2015).

2.13 Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari


pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada
permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari
kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat
kotoran (Yazid, 2015).

9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan hasil senyawa yang lebih murni dari
suatu bahan campuran. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan
tidak murni karena masih bercampur dengan senyawa lain. Proses pemisahan perlu dilakukan
untuk beberapa keperluan, seperti sintesis senyawa yang memerlukan bahan baku murni atau
proses produksi suatu senyawa dengan kemurnian tinggi. Selain itu, pemisahan juga sering
digunakan untuk keperluan preparasi sampel sebelum dilakukan analisis zat atau suatu
senyawa dalam campuran.

Campuran terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.

Berdasarkan tahapannya, proses pemisahan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Metode Pemisahan Sederhana


2. Metode Pemisahan Kompleks

Ada beberapa metode pemisahan dari suatu campuran, diantaranya :

1. Dekantasi
2. Filtrasi
3. Sublimasi
4. Destilasi
5. Destilasi Bertingkat
6. Sublimasi
7. Kristalisasi
8. Ekstraksi
9. Kromatografi
10. Evaporasi (Penguapan)
11. Pelarutan
12. Magnetisasi
13. Adsorbsi

10
3.2 Saran

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Pemilihan jenis pemisahan yang digunakan juga
bergantung pada tujuan dan kondisi yang dihadapi. Sehingga sebelum melakukan pemisahan
suatu campuran, sangat diperlukan adanya pemahaman terkait metode yang akan digunakan
dan teknik yang benar dalam menggunakan metode tersebut, agar hasil yang diharapkan bisa
tercapai dengan baik nantinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adm, D. P. (2014, September 5). Dasar Pemisahan Campuran.

Baskoro, B. D. (2018, Maret 21). Cak Bim Berbagi Cerita : Metode Dasar Pemisahan Kimia.
Diambil kembali dari https://cakbim.wordpress.com/2018/03/21/metode-dasar-pemisahan-
kimia/

Lopes, Y. F., & Boboy, W. (t.thn.). Pemisahan Campuran. Dalam Y. F. Lopes, & W. Boboy,
Pemisahan Campuran (hal. 17). Kupang: Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar. Surabaya: Erlangga.

Sastrawidana, I. D. (2018). Buku Penuntun Praktikum "Metode Pemisahan". Buleleng: Universitas


Pendidikan Ganesha.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 1. Bandung: ITB Press.

Yazid, E. (2015). Kimia Fisika untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

12

Anda mungkin juga menyukai