Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase benda
ke keadaan wujud yang lain. Wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang
didapatkan dari berbagai materi berlainan. Pada dasarnya perbedaan fase ini
didasari oleh perbedaan kualitatif dalam sifat baik dengan keadaan padatan zat
untuk mempertahankan bentuk dan volumenya. Dalam keadaan cairan zat
mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan wadah tersebut. Sedangkan
pada keadaan gas zat mengembang untuk menempati volume yang tersedia.

Perubahan wujud zat dapat terjadi karena adanya peristiwa dan penyerapan
kalor. Wujud zat berubah ketika titik tertentu tercapai oleh asam atau senyawa zat
tersebut yang biasnya zat tersebut dapat dikuantitaskan dalam angka dan suhu,
semisal air untuk menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas
dengan harus mencapai titik didihnya. Selain itu, wujud zat juga dapat
didefinisikan sebagai keadaan fase. Sebuah transisi fase menandakan perubahan
struktur dan dapat dikenali dari perbedaan drastis dari sifat-sifatnya. Perbedaan
wujud zat ini merupakan tiap keadaan termodinamika yang diberikan dari
sebuahtransisi fase. Perubahan wujud zat terbagi atas tiga yaitu zat padat cair dan
gas.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan mengenai pengertian wujud zat?
2. Menjelaskan mengenai wujud gas ?
3. Menjelaskan mengenai wujud cair ?
4. Menjelaskan mengenai wujud padat ?
5. Bagaimana perubahan yang terjadi pada beberapa zat ?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian wujud zat.


2. Untuk mengetahui mengenai wujud gas, cair, dan padat.
3. Mempelajari bagaimana perubahan yang terjadi dari beberapa zat.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Wujud Zat

Wujud adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruangan.
contoh besi, kayu dan lain-lain. Zat adalah sebutan untuk sejumlah partikel atau
materi yang sifatnya spesifik (khusus). Sedangkan bahan adalah sebutan untuk
sejumlah materi yang kurang spesifik sifatnya.
Menurut Aris kristanto (2013: 27) zat atau materi adalah segala sesuatu
yang menempati ruang dan juga memiliki massa. Berdasarkan wujudnya, zat
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
1. Gas, contohnya beberapa unsur dan senyawa yang berwujud gas yaitu H2
(molekul hydrogen,) N2 (molekul nitrogen), HF (hydrogen fluoride), N2O
(oksida nitrat).
2. Cair contohnya air, minyak dan lain-lain. ciri-cirinya yaitu memiliki letak
molekul agak berdekatan molekul penyusunnya bergerak cukup bebas
molekulnya dapat berpindah tempat tetapi tidak mudah untuk
meninggalkan kelompoknya karena masih terdapatnya gaya tarik-menarik
serta memiliki bentuk yang mudah berubah.Contoh beberapa unsur dan
senyawa berebentuk cair yaitu H2O (air),
3. Padat contohnya kayu batu dan besi. ciri-cirinya yaitu memiliki letak
molekul yang sangat rapat molekulnya berdekatan molekul
penyusunnyasangat kuat sehingga gaya tarik antar molekul sangat kuat
gerakan molekulnya sangat terbatas. Contoh beberapa unsur dan senyawa
berebentuk padat yaitu Fe (besi), AlCl3 (Alumunium Klorida),
Al(CH3COO)3 (Alumunium Asetat).
Tabel 12.1 Ciri Khas Gas, Cairan, dan Padatan
Wujud Volume/ Bentuk Kerapatan Ketermampat Gerak Molekul
Materi an
Gas Mengambil volume dan Rendah Sangat Sangat bebas

2
bentuk wadahnya termampatkan bergerak
Cairan Memiliki volume Tinggi Sedikit Meluncur satu
tertentu tetapi termampatkan terhadap yang
mengambil bentuk lain dengan
wadahnya bebas
Padatan Memiliki volume dan Tinggi Hampir tak Bergetar di
bentuk tertentu termampatkan tempat tertentu

B. Wujud Gas

Zat gas yaitu letak molekulnya sangat berjauhan, molekul penyusunnya. Gas
melakukan tekanan pada permukaan apapun ketika saling bersentuhan, karena
molekul-molekul gas senantiasa dalam keadaan bergerak. Kita manusia tidak
menyadari bahwa secara fisiologi mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap
tekanan udara di sekeliling kita. Berikut ini adalah sifat-sifat fisis yang khas dari
semua gas :

 Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya.


 Gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan.
 Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika
ditempatkan dalam wadah yang sama.
 Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
cairan padatan.

Persamaan gas ideal

Dari hukum-hukum gas antara lain :

1. Hukum Boyle: V vs P
“Pada suhu tetap, volume (V) yang ditempati oleh massa gas yang tertentu
berbanding terbalik terhadap tekanan (P)”
V  1/P (pada n dan T tetap)
P V =P V
1 1 2 2

3
2. Hukum Charles: V vs T
“Pada tekanan tetap, volume yang ditempati oleh massa tertentu gas
berbanding lurus terhadap suhu mutlak (T)”.
V  T (pada n dan P tetap)
V1 V2

T1 T2
3. Hukum Avogadro: V vs n
“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama
memiliki jumlah molekul (n) yang sama”.
V  n (pada T dan P tetap)
V1 V2

n1 n2
Sehingga di peroleh persamaan induk tunggal untuk perilaku gas :

PV = nRT

Ket : P : Tekanan (atm)


V: Volume (L)
n : Jumlah mol gas
R : Tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T : Suhu (Kelvin)
dengan R, konstanta kesebandingan, disebut konstanta gas (gas constant) .
persamaan diatas yang disebut dengan persamaan gas ideal (ideal gas equation)
menerangkan hubungan antara ke empat variable P, V, T, dan n. Gas ideal (ideal
gas) adalah gas hipotetis yang perilaku tekanan-volume-suhunya dapat dijelaskan
secara lengkap melalui persamaan gas ideal. Molekul gas ideal. Tidak saling tarik-
menarik atau tidak saling tolak menolak satu sama lain, dan volumenya dapat
diabaikan terhadap volume wadahnya. Meskipun di alam tidak di temukan gas
ideal, ketidak sesuaian perilaku gas nyata pada suatu rentang tekanan dan suhu
yang layak tidak mempengaruhi perhitungan-perhitungan secara berarti.
Gas ideal sebenarnya tidak ada, jadi hanya merupakan gas hipotesis. Semua
gas sebenarnya tidak nyata. Pada gas ideal dianggap, bahwa molekul tidak tarik

4
menarik dan volume molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri
atau ruang yang di tempati. Sifat ideal ini hanya didekati oleh gas berartom satu
pada tekanan rendah dan pada temperature yang relative tinggi. Bila digunakan
harga STP (1 atm 0˚C atau 273 K) dan kita ambil 1 mol gas, maka volume
gasnya dapat diukur yang kita sebut volume molar pada STP, karna merupakan
volume dari 1 mol gas pada tekanan 1 atm dan 0˚C bila kita lakukanhal ini untuk
berbagai gas terlihat harganya berbeda-beda karena memang gas nyata bukan “gas
ideal”. Dari berbagai pengukuran volume rata-rata ditempat olehsatu mol gas pada
STP=24L maka harganya ini diambil untuk volume molar dari gas ideal dengan
menggunakan harga-harga tersebut" dapat dihitung dengan R (Oxtoby, 2001:96).

C. Wujud Cair

Wujud cair mempunyai volume tetap dan hanya sedikit dipengaruhi oleh
tekanan, rapat dan viskositasnya lebih besar dari pada gas, dua zat dapat
bercampur sempurna, bercampur sebagian dan tidak bercampur dari titik kinetik
dapat dianggap bahwa cairan adalah kelanjutan dari fase gas, molekul-
molekulnya mempunyai daya tarik yang kuat, hingga dapat menahan volume
yang tetap. Dalam cairan terdapat volume bebas diantara partikel-partikel
penyusunnya, gerakan akan lebih bebas Sehingga struknya lebih acak.

D. Wujud padat

Wujud padat adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume tetap. zat padat
tersusun atas partikel-partikel yang teratur dan mempunyai jarak antar partikel
yang sangat rapat. gaya tarik-menarik antara partikel zat padat sangat kuat. Hal ini
menyebabkan partikel tidak dapat bergerak secara bebas untuk berpindah tempat.
keadaan ini menyebabkan zat padat dapat mempertahankan bentuk dan
volumenya sehingga zat padat selalu mempunyai bentuk dan volume yang tetap.

Sifat-sifat benda padat berasal dari gaya-gaya intramolekul yaitu gaya-gaya


antar molekul. Gaya-gaya intramolekul sendiri sangat erat hubungannya dengan
gaya-gaya inter molekul yaitu jenis ikatan. Partikel penyususn suatu padatan

5
terletak pada titik-titik tertentu mereka dapat bergetar pada titik-titik tersebut
tetapi tidak berpindah tempat.

E. Perubahan Wujud Zat

Sifat-sifat materi pada tiga wujud : gas, cair, dan padat. Setiap wujud ini
sering disebut fasa (phase), yang merupakan bagian homogen suatu system yang
bersentuhan dengan bagian system yang lain tetapi dipisahkan dengan batas yang
jelas. Sebuah balok es yang terapung dalam air terdiri atas dua fasa air-fasa padat
(es) dan fasa cair (air). Perubahan fasa (phase changes), yaitu peralihan dari satu
fasa ke fasa lain, terjadi bila energi (biasanya dalam bentuk kalor) ditambahkan
atau dilepaskan. Perubahan fasa merupakan perubahan fisis yang dicirikan dengan
perubahan dalam keteraturan molekul; molekul-molekul dalam wujud padat
memiliki keteraturan tertinggi, dan molekul-molekul dalam fasa gas memiliki
keacakan tertinggi. Harap diingat bahwa hubungan antara perubahan energy dan
kenaikan atau penurunan keteraturan molekul akan membantu kita untuk
memahami sifat perubahan fasa.

Menurut Giancolli (1999: 140), sifat perubaan fasa atau suatu zat atau materi
dibedakan atas" yaitu:

a. Membeku (pemadatan) yaitu perubahan wujud zat dari suatu benda cair
menjadi benda padat. Contohnya air menjadi es batu.

b. Mencair (pelehan) perubahan wujud zat dari suatu benda padat menjadi
benda cair. Contohnya lilin yang di bakar.

c. Menguap yaitu perubahan wujud zat dari suatu benda cair menjadi benda
padat. Contohnya jemuran yang basah menjadi kering.

d. Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari suatu benda gas menjadi
benda cair. contohnya embun dipagi hari.

e. Mrenyublin yaitu perubahan wujud zat dari suatu benda gas menjadi benda
cair. Contohnya kapu barus menjadi gas.

6
Perubahan fasa cair ke uap.

Molekul-molekul dalam cairan tidak menetap dalam kisi yang kaku.


Walaupun molekul-molekul ini tidak memiliki kebebasan total seperti molekul-
molekul gas, molekul-molekul ini memiliki gerakan tetap karena cairan lebih
rapat daripada gas. Pada suhu tertentu, sejumlah tertentu molekul dalam cairan
memiliki energi kinetik yang cukup untuk meninggalkan permukaan. Proses ini
disebut penguapan (evaporation atau vaporization).
Bila cairan menguap, molekul-molekul gasnya memberikan tekanan uap.
Segera setelah beberapa molekul meninggalkan cairan, terbentuk fasa uap.
Tekanan uap dapat terukur hanya bila sudah terdapat cukup banyak uap. Tetapi,
proses penguapan tidak berlangsung terus tanpa batas.
Apa yang terjadi pada molekul-molekul selama penguapan ? Pada
awalnya, lalu lintas hanya satu arah : Molekul-molekul bergerak dari cairan ke
ruang kosong. Molekul-molekul dalam ruang di atas cairan segera mebentuk fasa
uap. Saat konsentrasi molekul dalam fasa uap meningkat, beberapa molekul
kembali ke fasa cair, suatu proses yang disebut pengembunan (condensation).
Pengembunan terjadi karena molekul yang menumbuk permukaan cairan terjebak
oleh gaya antarmolekul dalam cairan.
Laju penguapan adalah tetap pada suhu tertentu, dan laju pengembunan
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi molekul dalam fasa uap. Keadaan
kesetimbangan dinamis (dynamic equilibrium), di mana laju proses maju secara
tepat diimbangi oleh laju proses kebalikannya, tercapai ketika laju pengembunan
dan penguapan disebut tekanan uap kesetimbangan ( equilibrium vapor
pressure). Kita sering menggunakan istilah yang lebih sederhana “tekanan uap”
ketika berbicara tentang tekanan uap kesetimbangan suatu cairan.
Tekanan uap kesetimbangan adalah tekanan uap maksimum yang
dilakukan suatu cairan pada suhu tertentu dan nilai ini tetap pada suhu tetap.
Tetapi, tekanan uap berubah dengan berubahnya suhu. Kita mengetahui bahwa
jumlah molekul dengan energy kinetik yang lebih tinggi akan lebih banyak pada
suhu yang lebih tinggi dan karena itu meningkatkan laju penguapan. Dengan
alasan ini, tekanan uap cairan selalu naik dengan meningkatnya suhu.

7
Cair Uap
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh tekanan
uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar. Dari defenisi ini, maka diketahui
titik didih cairan tergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan. Itulah
titik air di gunung berbeda dengan di pantai. Pada saat tekanan uap sama dengan
tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap dalam cairan bergerak ke
permukaan dan masuk fase gas.

Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung


berapa kuatnya gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya antar
molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah
maka titik didihnya rendah. Ketergantungan titik didih pada gaya tarik
membentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan, karena tekanan uap dalam
gelembung sama dengan tekanan cairan.

Titik didih suatu cairan berubah secara nyata dengan berubahnya tekanan
luar, tetapi tekanan yang kecil seperti berubahnya tekanan udara mempunyai
pengaruh yang dapat diabaikan pada titik beku suatu cairan. Penambahan tekanan
yang besar memang menyebabkan fase yang volumenya lebih kecil, lebih
disukai. Untuk kebanyakan zat, keadaan zat lebih rapat volume kecil untuk bobot
tertentudari pada keadaan cair. Peralihan wujud zat ditentukan oleh suhu dan
tekanan.

Perubahan fasa Cair-Padat


Perubahan dari cair menjadi padat disebut pembekuan, dan proses
kebalikannya disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh (melting point) suatu
padatan (atau titik beku suatu cairan) adalah suhu pada saat fasa padat dan cair
berada dalam kesetimbangan. Titik leleh normal (atau titik beku normal) suatu zat
adalah titik leleh (atau titik beku) yang diukur pada tekanan 1 atm. Biasanya kita
menghilangkan kata “normal” dalam merujuk titik leleh zat pada tekanan 1 atm.
Titik leleh (titik beku) suatu zat adalah temperatur pada mana fase padat
dan cair ada dalam kesetimbangan. jika kesetimbangan semacam itu diganggu

8
dengan menambahkan atau menarik energy panas, system akan
berubahmembentuk lebih banyak zat cair atau lebih banyak zat padat. namun
temperatureakan tetap pada titik leleh selama kedua fase itu masih ada
Kesetimbangan cair-padat yang sangat dikenal adalah kesetimbangan air
dan es. Pada 0oC dan 1 atm, kesetimbangan dinamis tersebut dinyatakan dengan
Es air
Ilustrasi praktis dari kesetimbangan dinamis ini diberikan oleh segelas air es.
Ketika es balok meleleh menjadi air, sebagian air di antara balok es dapat
membeku, sehingga menggabungkan balok-balok es tersebut. Hal ini bukan
merupakan kesetimbangan dinamis yang sesungguhnya; karena gelas tidak dijaga
pada 0oC, semua balok es akhirnya akan meleleh seharusnya.
Perubahan fasa Padat-Uap
Padatan juga dapat mengalami penguapan dan karena itu memiliki tekanan
uap. Perhatikan kesetimbangan dinamis berikut :
padat uap
proses di mana molekul-molekul langsung berubah dari fasa padat menjadi fasa
uap disebut penyubliman (sublimation), dan proses kebalikannya (yaitu, dari uap
langsung menjadi padat) disebut penghabluran (deposition). Naftalena (zat yang
digunakan untuk membuat kamper) mempunyai tekanan uap yang cukup tinggi
untuk suatu padatan (1 mmHg pada 53oC); jadi uapnya yang tajam dengan cepat
menyebar dalam ruangan tertutup.

9
BAB III
SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Mengenai Hukum Boyle


Gas menempati volume 12 L dengan tekanan 1,2 atm.
Berapa volumenya jika tekanannya naik menjadi 2,4 atm?
Jawab :
Dik : V1 : 12 L
P1 :1,2 atm
P2 : 2,4 atm
Dit : V2 : ... ?
Peny :
Hukum Boyle: P1V1 = P2V2
P1V1
V2 
P2 = 6,0 L

2. Hukum Charles
Contoh gas nitrogen menempati volume 117 mL pada 100,0 oC. Pada suhu
berapa (oC) volume yang ditempati gas menjadi 234 mL, jika tekanannya
tetap?
Dik : V1 : 117 ml
T1 : 100,0 oC + 273 = 373 K
V2 : 234 ml
Dit : T2 : ... ?
Peny :
Hukum Charles :

V1 V2

T1 T2

V2T1 = 746 K
T2 
V1

 Suhu dalam satuan °C = 746 K – 273 = 473 °C

10
3. Belerang heksaflourida (SF6) merupakan gas tak berwarna,tak berbau dan
sangat tidak reaktif. Hitunglah tekanan dalam (atm) yang dilakukan oleh
1,82 mol gas ini dalam bejana baja dengan volume 5,43 L pada suhu
69,5oC.
Jawab :
Dik : T : 69,5 oC + 273 = 342,5 K
V : 5,43 L
n : 1,82 mol
Dit : P = ...?
𝑛𝑅𝑇
Peny : P = 𝑉
(1,82 𝑚𝑜𝑙)(0,0821 𝐿.𝑎𝑡𝑚/𝐾𝑚𝑜𝑙)(342,5 𝐾)
= 5,43 𝐿

= 9,42 atm

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Zat berdasarkan wujudnya terbagi menjadi 3 yaitu, zat padat,cair, dan
gas.
 Perubahan wujud zat terdiri atas enam bagian yaitu membeku, mencair,
menyublim, menguap, mengkristal, dan mengembun.
 Perbedaan ketiga wujud zat terletak pada ion atau molekul,dimana ada
molekul yang bebas bergerak dan ada juga yang tidak bebas bergerak.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
mengharapkan kritik atau saran dari semua pembaca.

12
Daftar Pustaka
Aktins. 2001. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Giancolli.1999. Fisika Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 2010. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 2010. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai