Anda di halaman 1dari 7

JENIS ZAT DAN PERUBAHAN ZAT

a. Definisi Zat
Zat adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang
(mempunyai volume). Massa tidak sama dengan berat. Massa ialah suatu sifat yang
mencerminkan banyaknya zat dalam suatu benda (satuannya gram). Sedangkan berat
ialah suatu gaya yang menyatakan besarnya tarikan gravitasi terhadap benda yang
bermassa (satuannya Newton). Berat suatu benda sangat bergantung pada gravitasi.
Sebagai contoh, seorang astronout yang memiliki berat 600 N di bumi akan memiliki
berat 100 N di bulan, sedangkan di ruang angkasa ia tidak memiliki berat. Astronout
tadi memiliki massa yang tetap baik di bumi, di bulan, maupun di ruang angkasa
(Andrew Fernando Pakpahan, d.2020)
Berdasarkan definisi di atas, segala sesuatu yang ada di alam semesta termasuk
tubuh kita termasuk zat, kecuali cahaya dan panas. Cahaya dan panas termasuk
energi, berbeda dengan zat, energi tidak mempunyai massa dan tidak menempati
ruang.
b. Wujud Zat
Zat terdapat dalam tiga macam wujud yaitu padat (solid), cair (liquid) dan gas.
Padat adalah keadaan di mana materi mempertahankan volume dan bentuk yang
tetap; cair adalah keadaan di mana materi menyesuaikan dengan bentuk wadahnya tapi
hanya berbeda sedikit dalam volume; dan gas adalah keadaan di mana materi mengembang
untuk menempati volume dan bentuk wadahnya.

PADAT CAIR GAS


Volume Tertentu Tertentu Tidak Tertentu
Bentuk Tertentu Bergantung Pada Memenuhi Ruangan
Wadah Yang
ditempati
Susunan Partikel Partikel dapat Partikel dapat Partikel
bergetar, tapi bergetar dan berganti dapat
posisinya tetap posisi asal masih di berpindah
dalam wadah secara
bebas
Ikatan Antar Gaya tarik-menarik Gaya tarik-menarik Gaya
Partikel antar partikel zat antar partikel relatif tarikmenarik
sangat kuat lebih lemah antar
partikel
sangat
lemah
c. Macam-macam Perubahan Zat
Perubahan zat dapat digolongkan menjadi dua macam :
1) Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak mengakibatkan
pembentukan zat baru, misalnya es meleleh menjadi air atau bila pasir
digerus menjadi bubuk yang halus, tak terbentuk zat baru.
2) Perubahan kimia adalah perubahan yang mengakibatkan hilangnya zat-
zat dan terbentuknya zat-zat baru, misalnya kayu terbakar
menghasilkan arang atau abu, susu menjadi masam karena terbentuk
asam laktat, nasi dicerna oleh tubuh kita menjadi glukosa, dan lain-
lain. Perubahan kimia lebih sering disebut dengan istilah reaksi kimia.
Ada empat macam petunjuk yang menandai berlangsungnya suatu
reaksi kimia yaitu :
a) Pembentukan gas
b) Pembentukan endapan
c) Perubahan warna
d) Perubahan suhu

d. Perubahan Wujud Zat


Zat berubah wujud jika terjadi perubahan suhu. Zat yang mengalami kenaikan
suhu akan memperoleh energi. Partikel penyusunnya mendapatkan energi yang
digunakan untuk bergetar atau bergerak lebih cepat dan jika energinya cukup dapat
melepaskan ikatan antar partikel. Pada zat padat, zat tersebut akan meleleh atau
berubah wujud menjadi cair atau dapat juga mengalami sublimasi (berubah wujud
menjadi gas); pada zat cair, zat tersebut akan menguap atau berubah wujud menjadi
gas. Berlawanan dengan hal di atas, suatu zat yang mengalami penurunan suhu,
energi kinetik partikel-partikel zat akan berkurang. Partikel penyusun zat cenderung
diam atau tidak bergetar. Selain itu juga volume zat menjadi berkurang. Kondisi seperti
ini dapat membuat zat cair membeku, atau berubah wujud menjadi padat; untuk zat
gas akan mengembun atau berubah wujud menjadi cair atau juga zat gas ini akan
mengalami perubahan.

1) Pelelehan
Zat padat memiliki ikatan antar partikel yang kuat dalam
proses tertentu. Akan tetapi dengan penambahan suhu, yang berarti
penambahan energi sebesar tertentu, maka menyebabkan partikel-
partikel dalam zat padat tersebut bergerak lebih cepat, jika energinya
cukup maka akan mampu melepaskan ikatan antar molekul zat padat
tersebut. Akibatnya zat padat itu meleleh atau berubah wujud menjadi
cair ( Arief S, S., R, R., & R. rahardjo. 2012).

.Titik leleh, juga biasa disebut titik lebur atau titik cair, adalah
suhu ketika suatu zat berubah dari wujud padat menjadi cair. Pada
tekanan udara yang berbeda, titik leleh suatu zat juga akan berbeda.
Suhu untuk perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi cair pada
tekanan udara 1 atm disebut titik leleh normal ( Arief S, S., R, R., & R.
rahardjo. 2012).

Sebagian besar zat padat memiliki titik leleh yang rendah, hal
ini karena gaya tarik-menarik antar molekul dalam zat padat tersebut
cenderung agak lemah. Sedangkan zat padat logam umumnya
mempunyai titik leleh yang tinggi karena atom-atom dalam logam
tersusun sangat rapat dan efisien (seperti mengemas jeruk dalam kotak)
serta memiliki gaya tarik-menarik yang sangat kuat. Sehingga
kebanyakan logam ditemukan dalam bentuk padat pada suhu kamar,
namun ada pula logam yang berbentuk cair dalam suhu kamar
misalnya raksa (Hg). Tidak semua zat padat yang
dipanaskan/ditambahkan suhunya akan berubah wujud menjadi zat cair
contohnya kayu, kain, batu, kertas, dan lain-lain. Zat-zat tersebut jika
dipanaskan tidak akan berubah wujud menjadi zat cair tetapi zat padat
tersebut akan memuai ( Arief S, S., R, R., & R. rahardjo. 2012).

2) Pendidihan dan penguapan


Titik didih suatu cairan/zat cair ialah suhu dimana tekanan uap
(tekanan yang dilakukan oleh gas zat tersebut) yang meninggalkan
cairan sama dengan tekanan luar (tekanan yang dikenakan). Bila
tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka mulai terbentuk
gelembung- gelembung dalam zat cair, hal ini berarti zat cair tersebut
mendidih. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan
udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan
bergerak ke fase gas di atas zat cair, hal ini berarti zat cair tersebut
menguap ( Arief S, S., R, R., & R. rahardjo. 2012)
Zat cair terdiri dari molekul- molekul yang mempunyai gaya
antar molekul yang lebih lemah daripada zat padat. Bila suatu zat cair
menguap, molekul melepaskan diri dari molekul tetangganya. Gaya
tarik yang lemah antara molekul dikalahkan, tetapi ikatan yang kuat
yang mengikat atom- atom dalam molekul tidak terpatahkan.
Perbedaan gaya-gaya tarik antara molekul- molekul zat murni
dicerminkan oleh titik leleh dan titik didih zat-zat ini. Pada umumnya,
gaya tarik yang kuat dan ukuran molekul yang besar, keduanya akan
menyebabkan titik leleh dan titik didih yang tinggi ( Arief S, S., R, R.,
& R. rahardjo. 2012).

Penguapan tidak selalu hanya terjadi setelah zat cair mendidih.


Penguapan terjadi jika tekanan uap dalam cairan tersebut sama dengan
tekanan udara sekitarnya. Contoh peristiwa menguap adalah jemuran
yang basah menjadi kering karena sinar matahari, jalanan yang
tergenang air menjadi kering, dan lain-lain. Mendidih bukanlah suhu
tertinggi yang dapat dicapai suatu zat. Suhu suatu zat dapat lebih
tinggi dari titik didihnya jika zat tersebut dipanasi terus-menerus, maka
dikatakan cairan itu dilewat-panaskan (superheated) ( Arief S, S., R, R.,
& R. rahardjo. 2012)
Titik didih air (dan zat cair yang lain) beranekaragam menurut
tekanan udara. Titik didih normal suatu cairan ialah suhu pendidihan
dimana tekanan uapnya sebesar 1 atm. Di pegunungan, titik didih air
kurang dari 100oC, karena tekanan udara kurang dari 1 atm ( Arief S,
S., R, R., & R. rahardjo. 2012).

3) Pemadatan/Pembekuan

Titik beku adalah suhu suatu zat berubah dari wujud cair
menjadi padat. Pada saat zat cair didinginkan (suhu diturunkan),
gerakan-gerakan partikel dalam zat cair tersebut berkurang, yang
berarti energi kinetik berkurang. Gaya tarik-menarik antar partikel
menjadi semakin kuat sehingga posisi partikel-partikel menjadi
berdekatan dan tetap. Keadaan demikian disebut dengan membeku
atau memadat Daryanto. (2010).Jika tekanan udara diperbesar maka
titik beku akan menurun. Titik beku normal adalah suhu pembekuan
dimana tekanan udara sebesar 1 atm. Untuk air titik beku normalnya
adalah 0oC atm ( Arief S, S., R, R., & R. rahardjo. 2012).

4) Pengembunan
Pengembunan adalah proses perubahan wujud zat gas menjadi
zat cair. Suatu gas dapat diembunkan atau dicairkan oleh gabungan
yang sesuai dari penurunan suhu/menaikkan tekanan. Menurut teori
molekul kinetik, jika energi kinetik molekul- molekul gas diturunkan
dengan menurunkan suhu secukupnya, gaya antar molekul menjadi
efektif dalam mengikat partikel-partikel, tekanan akan mengefektifkan
gaya antar molekul. Jika molekul- molekul itu berjauhan, maka gaya
tarik akan melemah, tetapi dengan mendekatnya molekul- molekul itu
satu sama lain, maka tarikan itu akan meningkat. Gas itu dapat mencair
jika gaya tarik itu cukup besar atm ( Arief S, S., R, R., & R. rahardjo.
2012).

5) Sublimasi
Sublimasi adalah proses perubahan wujud zat padat menjadi
gas. Zat padat yang ditambahkan energi panas secara terus-menerus
pada suatu jangka suhu yang lebar maka energi panas tersebut akan
diubah menjadi energi kinetik secara terus-menerus, akibatnya gaya
antar molekul zat padat tersebut dapat dilawan. Dengan lepasnya
ikatan antar molekul menyebabkan zat padat tersebut berubah wujud
menjadi gas atm ( Arief S, S., R, R., & R. rahardjo. 2012).

Sama halnya dengan penguapan, sublimasi juga dapat terjadi


setiap saat, jika tekanan uap dalam zat tersebut sama dengan tekanan
udara di sekitarnya. Contohnya kapur barus (naftalena) akan menguap
jika dibiarkan dalam udara terbuka. Namun tidak semua zat padat
dapat menyublim, hanya zat-zat padat yang mengandung bahan-bahan
yang mudah menguap saja yang dapat menyublim. Contohnya kapur
barus, pengharum ruangan yang berbentuk padat dan lain-lain atm (
Arief S, S., R, R., & R. rahardjo. 2012).

6) Deposisi/ mengkristal
Deposisi adalah proses perubahan wujud dari zat gas menjadi
zat padat. Prinsipnya sama dengan pengembunan, hanya saja molekul-
molekul yang berdekatan satu sama lain akan diikat dengan gaya tarik
yang sangat besar sehingga zat gas tersebut memadat atm ( Arief S, S.,
R, R., & R. rahardjo. 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Fernando Pakpahan, d. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran. Jenis Zat.

Arief S, S. &. (2021). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatan zat . jakarta :
Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Zat Dan Perubahan Zat. Yogyakarta : Gava Media.

Anda mungkin juga menyukai