(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Es mencair dan (b) Apel setelah dibelah yang dibiarkan di udara cukup lama (kanan) dan apel yang
baru dibelah (kiri)
Es memiliki sifat yang mudah mencair pada suhu kamar, sedangkan apel yang dibelah
atau dikupas mudah berubah warna saat dibiarkan di udara terbuka. Es yang mudah mencair
pada suhu kamar merupakan salah satu contoh sifat fisika, sedangkan apel yang dibelah atau
dikupas berubah warna saat dibiarkan di udara adalah contoh sifat kimia.
Banyak sekali sifat fisika & sifat kimia yang dapat diamati dalam kehidupan kita sehari-
hari. Sifat materi baik fisika maupun kimia memiliki keuntungan dan kerugian bagi kehidupan
kita. Salah satunya adalah penggunaan logam besi. Mengapa besi banyak digunakan dalam
kehidupan kita? Alasan penggunaan besi dalam kehidupan sehari-hari karena besi memiliki
sifat kuat dan mudah dibentuk. Besi juga tidak mudah terbakar sehingga besi banyak
digunakan untuk pagar, jembatan, kerangka bangunan, dan kendaraan. Namun demikian, besi
memiliki kelemahan yakni mudah berkarat.
Dari uraian tersebut, sifat-sifat dari besi seperti kekuatan dan mudah dibentuk tergolong
pada sifat fisika besi. Sedangkan mudah berkarat dan tidak mudah terbakar tergolong sifat
kimianya. Pada kegiatan pendahuluan juga telah disebutkan beberapa contoh sifat fisika dan
sifat kimia yang dimiliki oleh suatu benda. Sifat fisika menyatakan keadaan fisik suatu
zat, sedangkan sifat kimia berhubungan dengan reaksi kimia yang dapat dialami oleh
suatu zat.
Sifat-sifat yang tergolong sifat fisika adalah wujud (Besi berwujud padat, air berwujud cair,
dan oksigen berwujud gas), titik leleh & titik didih (air mendidih pada suhu 1000C), massa jenis,
kekerasan, daya hantar listrik & panas (logam dapat menghantarkan listrik dan panas,
sedangkan kayu dan belerang tidak menghantarkan listrik dan panas), warna, dan bau. Sifat
fisika ini ada yang bergantung pada jumlah zat dan ada yang tidak bergantung pada jumlah zat.
Misalnya pada air, volume 1 kg air akan berbeda dengan volume 2 kg air. Hal ini menunjukkan
bahwa massa dan volume suatu zat bergantung pada jumlah zat tersebut. Sifat yang
bergantung pada jumlah zat ini disebut dengan sifat ekstensif. Untuk sifat yang tidak
tergantung pada jumlah zat adalah warna, bau, titik didih & titik leleh. Misalnya titik didih
segelas air dan titik didih sepanci air adalah sama yakni 100 0C. Sifat yang tidak bergantung
pada jumlah zat ini disebut dengan sifat intensif.
Pada pembahasan di atas telah dibahas mengenai sifat fisika zat. Bagaimanakah dengan
sifat kimia zat?. Besi mudah berkarat jika dibiarkan di udara terbuka, apel yang dibelah
berubah kecoklatan saat dibiarkan cukup lama di udara, dan kayu memiliki sifat yang mudah
terbakar. Sifat mudah atau tidaknya suatu zat untuk terbakar, mudah atau tidaknya suatu zat
untuk berkarat dan mudah atau tidaknya suatu zat untuk membusuk merupakan sifat kimia
dari zat. Sifat kimia berkaitan dengan reaksi kimia yang dialami oleh zat tersebut.
Untuk pembahasan mengenai reaksi kimia akan di bahas pada sub bab berikutnya.
Perhatikan contoh reaksi kimia yang menunjukkan sifat besi yang mudah berkarat berikut.
Pagar yang terbuat dari besi mudah bereaksi dengan oksigen di udara membentuk karat
besi. Pada gambar (c) terlihat bahwa besi (partikel berwarna hijau dengan lambang unsur Fe)
bereaksi dengan oksigen di udara (partikel berwarna merah dengan lambang unsur O)
membentuk senyawa baru yani karat besi yang dilambangkan dengan Fe 2O3.
Gambar 2.10
(a) Warna daun berubah
dari hijau menjadi
kuning.
Sumber: Photostock.com Sumber: Blogspot.com
(a) (b)
(c)
Perubahan Suhu
Reaksi kimia selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan energi. Bentuk
energi yang menyertai reaksi kimia dapat berupa kalor (panas), cahaya, atau listrik.
Reaksi kimia dengan energi kalor terjadi saat kita menyalakan kembang api, reaksi
kimia dengan energi cahaya terjadi saat fotosintesis tumbuhan, sedangkan reaksi kimia
yang melibatkan energi listrik adalah pengisian daya pada aki. Namun, energi yang
biasa menyertai terjadinya reaksi kimia adalah energi dalam bentuk kalor (panas). Pada
saat membakar kertas atau menyalakan kembang api, maka kita akan merasa hangat.
Hal ini terjadi karena saat membakar kertas atau kembang api akan membebaskan
kalor atau panas ke daerah di sekitar pembakaran. Reaksi yang membebaskan kalor
disebut reaksi eksoterm. Pada saat kita menggunakan kantong pendingin (cold pack)
maka akan merasakan dingin saat memegangnya. Hal ini dikarenakan reaksi yang
terjadi pada kantong pendingin menyerap panas atau kalor di sekitarnya sehingga suhu
di sekitar kantong pendingin akan turun dan terasa dingin saat dipegang. Reaksi yang
menyerap atau membutuhkan kalor disebut reaksi endoterm.
(c)
(a) (b)
Reaksi Eksoterm (menghasilkan panas) Reaksi Endoterm (membutuhkan panas)
(a) Kertas dibakar (b) Kembang api (c) Reaksi Amonium klorida dan air pada cold pack
Pembentukan Endapan
Jika suatu zat dilarutkan dalam air, maka kemampuan untuk larut antara zat satu
dengan yang lain akan berbeda-beda. Ada yang mudah larut, ada pula yang sukar larut.
Seperti kalian ketahui, gula dan garam mudah larut dalam air, sedangkan pasir dan
batu gamping sukar larut dalam air.
Reaksi kimia yang menghasilkan endapan adalah reaksi kimia yang menghasilkan
zat yang sukar larut, sehingga membentuk endapan. Perhatikan contoh reaksi berikut.
Apabila kalian meniupkan udara dari mulut melalui pipa ke dalam air kapur, yang
terjadi air kapur menjadi keruh. Hal ini menunjukkan telah terjadi reaksi kimia yang
ditandai dengan pembentukan endapan.
Contoh lain adalah arutan timbal(II) nitrat (tidak berwarna) bereaksi dengan
larutan kalium iodida (tidak berwarna) menghasilkan endapan timbal iodida berwarna
kuning dan larutan kalium nitrat
Agar kalian lebih memahami, perhatikan Gambar berikut.
Reaksi antara Timbal(II) nitrat (Pb(NO3)2
yang partikelnya ditunjukkan dengan warna
pink dan kuning) dengan Kalium iodida (KI
yang partikelnya ditunjukkan dengan warna
Pembentukan Gas
Selain perubahan warna, perubahan suhu, dan pembentukan endapan, perubahan
lain yang menandai berlangsungnya reaksi kimia adalah pembentukan gas. Gas hasil
reaksi dapat diamati berupa gelembung-gelembung yang keluar saat pereaksi
dicampurkan. Gas yang terbentuk dalam suatu reaksi kimia dapat berupa gas hidrogen,
nitrogen, karbon dioksida, amoniak dan hidrogen sulfida. Agar kalian lebih memahami
reaksi kimia yang menghasilkan gas, perhatikan contoh berikut.
Gambar 2.13
(a) Tablet effervescent jika
dimasukkan dalam air
membentuk gas karbon
dioksida.
(b) Soda kue dalam pembuatan
adonan kue menghasilkan gas
Sumber: Colourbox.com karbon dioksida.
(a) (b)
Contoh tersebut sering kalian jumpai dalam kehidupan sehari-hari bukan? Tablet
effervescent sering dikonsumsi untuk melengkapi kebutuhan vitamin dalam tubuh.
Dalam tablet effervescent terkandung zat asam dan natrium bikarbonat. Apabila zat
tersebut bereaksi dengan air, akan mengasilkan karbon dioksida yang tampak sebagai
gelembung-gelembung. Sama halnya dengan zat yang terkandung dalam soda kue.
Dalam soda kue juga terkandung natrium bikarbonat. Natrium bikarbonat dalam soda
kue bereaksi dengan air juga akan menghasilkan gas karbon dioksida yang akan
mengisi ruangan dalam adonan kue, sehingga adonan kue tampak mengembang.