Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Zat menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berbeda wujud yang

berbeda. Dasarnya ada tiga wujud zat: gas, cair, dan padat. Wujud dai suatu zat

tergantung pada suhunya. Senyawa H2O pada suhu tinggi berupa air (wujud cair),

pada suhu rendah berupa es (wujud padat), dan pada suhu tinggi berubah menjadi

uap (wujud gas). Setiap wujud mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasikan zat tersebut. Cairan, keuatan interaksi

antara partikel dalam cairan pertengahan antara kekuatan interaksi dalam padatan

dan gas. Aspek yang paling menarik di antara sifat-sifat fisik caranya adalah

perubahan muatan antara gas dan cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Hal ini

digunakan meluas dalam proses kimia distrilasi, slah satu metode pemurnian

cairan yang paling luas dan bermanfaat (Sappewali, 2013 : 118).

Molekuler zat padat tersusun dari kisi-kisi partikel, partikel-partikel secara

individu bergetar disekitar posisi titk kisinya tetapi tidak bergerak secara bebas.

Posisi partikel yang terikat di sekitar ttik kisinya ditijaukkan oleh volume dan

bentuk tetap yang mencirikan suatu zat padat. Ditinjau dari aspek perubahan

energi yang terjadi untuk proses pembekuan, energi kinetik molekul akan terus

menurun sejalan dengan turunya suhu sistem sampai titik beku tercapai, yaitu

pada saat terbentuknya padatan. Saat padatan semua zat membeku, dan suhu akan

turun jika semua zat membeku, dan suhu akan turun jika semua zat telah

membeku. Keadaan ini menunjukkan besarnya energi kinetik rata-rata zat padat

sama dengan besarnya energi kinetik rata-rata cairanya( Sunarya, 2010 : 489).

1
2

Asam benzoat (C6H5COOH) merupakan suatu senyawa kimia yang umum di

pakai sebagai bahan pengawet yang di anggap GRAS oleh FDA dan secara kimia

dapat dihasilkan secara oksidasi fase cair dari toloena . asam benzoate memiliki

bentuk serbuk kristal padat, tidak berwarnah, tidak berbau, sedikit teratur dalam

air tetapi larut dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzene dan aseton.

Asam benzoat, dalam bahan pangan umum digunakan sebagai bahan pengawet,

namun di luar itu dapat juga digunakan sebagai penghambat korosif (Wijaya,

jeremia. 2013: 5).

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu:

1. Apa faktor-faktor yang menentukan wujud zat pada temperatur kamar dan

tekanan atmosfir?

2. Bagaimana cara membedakan struktur kristal zat padat ionik dengan

benar?

C. Tujuan percobaan

Tujuan percobaan ini yaitu:

1. Menyebutkan tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperatur

kamar dan tekanan atmosfir.

2. Membedakan struktur kristal zat padat ionik dengan benar.


3

BAB II

TUJUAN PUSTAKA

A. Wujud zat

Suatu zat menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berbeda wujud

yang berbeda. Dasarnya ada tiga wujud zat: gas, cair, dan padat. Wujud dai suatu

zat tergantung pada suhunya. Senyawa H2O pada suhu tinggi berupa air (wujud

cair), pada suhu rendah berupa es (wujud padat), dan pada suhu tinggi berubah

menjadi uap (wujud gas). Setiap wujud mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasikan zat tersebut. Cairan, keuatan interaksi

antara partikel dalam cairan pertengahan antara kekuatan interaksi dalam padatan

dan gas. Aspek yang paling menarik di antara sifat-sifat fisik caranya adalah

perubahan muatan antara gas dan cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Hal ini

digunakan meluas dalam proses kimia distrilasi, slah satu metode pemurnian

cairan yang paling luas dan bermanfaat (Sappewali, 2013 : 118).

Gaya menyebabkan perbedaan sifat fisik materi, sehingga dikenal materi


yang berwujud padat, cair, dan gas. Makin kuat gaya antarmolekul, materi

cenderung membentuk padat. Makin lemah gaya antarmolekul, materi cenderung

berwujud cair, bahkan berwujud gas (Sunaryan, 2010 : 477).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi wujud zat

Tekanan uap cairan meningkat dengan kenaikan suhu dan gelembung akan

terbentuk dalam cairannya. Tekanan gas dalam gelembung sama dengan jumlah

tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik akibat tinggi cairan di atas gelembung.

Wujud zat gelembung terbentuk dengan giat disebut dengan mendidih, dan

temperatur saat mendidih ini disebut dengan titik didih. Titik didih pada tekanan

atmosfer 1 atm disebut dengan titik didih normal. Titik didih akan berubah
3
4

bergantung pada tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer lebih tinggi dari 1 atm, titik

didih akan lebih tinggi dari titik didih normal. Sementara bila tekanan atmosfer

lebih rendah dari 1 atm, titik didihnya akan lebih rendah dari titik didih normal

Titik didih tekanan uap cairan meningkat dengan kenaikan suhu dan gelembung

akan terbentuk dalam cairannya. Tekanan gas dalam gelembung sama dengan

jumlah tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik akibat tinggi cairan di atas

gelembung. Wujud saat gelelmbung terbentuk dengan giat disebut dengan titik

didih. Titik didih pada tekanan 1 atm disebut dengan titik didih normal. Titik

didih akan berubah bergantung pada tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer lebih

tinggi dari 1 atm, titik didih akan lebih tinggi dari titik didih normal. Sementara

bila tekanan atmosfer lebih rendan dari 1 atm, titik didihnya akan lebih rendah

dari titik didih normal. Titik didih di tentukan oleh massa dan kepolaran molekul

(Sappewali, dkk. 2013: 121-122).

C. Padatan

Secara molekuler zat padat tersusun dari kisi-kisi partikel, partikel-partikel

secara individu bergetar disekitar posisi titk kisinya tetapi tidak bergerak secara

bebas. Posisi partikel yang terikat di sekitar ttik kisinya ditijaukkan oleh volume

dan bentuk tetap yang mencirikan suatu zat padat. Ditinjau dari aspek perubahan

energi yang terjadi untuk proses pembekuan, energi kinetik molekul akan terus

menurun sejalan dengan turunya suhu sistem sampai titik beku tercapai, yaitu

pada saat terbentuknya padatan. Saat padatan semua zat membeku, dan suhu akan

turun jika semua zat membeku, dan suhu akan turun jika semua zat telah

membeku. Keadaan ini menunjukkan besarnya energi kinetik rata-rata zat padat

sama dengan besarnya energi kinetik rata-rata cairanya( Sunarya, 2010 : 489).
5

Temperatur cairan yang diturunkan, energi kinetik molekul juga akan

menurun, dan tekanan uapnya pun juga akan turun. Ketika temperatur menurun

sampai titik tertentu, gaya antar molekulnya menjadi dominan, dan gerak translasi

radomnya akan menjadi lebih perlahan. Akibatnya, viskositas cairan menjadi

semakin bertambah besar. Tahap ini, kadang molekul akan mengadopsi susunan

geometri reguler yang disebut dengan keadaan padatan kristalin. Umumnya titik

beku sama dengan titik leleh, yakini shu saat bahan berubah dari keadaan padat ke

keadaan cair (Sappewali, 2013 : 123).

Zat padat dapat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Di dalam

kristal, atom atau molekul penyusunnya memepunyai struktur tetap tetapi dalam

zat amorf, tidak. Zat padat amorf dapat dianggap sebagai cairan yang membeku

terlambat dengan bermacam-macam cara misalnya dari titik leburnya. Kristal

mempunyai titik lebur pasti, sedangkan zat padat amorf titik leburnya tidak pasti,

tetapi terdapat dalam suatu interval temperatur (Sukardjo, 2004 : 112).

Molekul-molekul terikat dengan kaku pada tempatnya tanpa bebas bergerak.

Banyak padatan memiliki ciri keteraturan yang menjangkau jauh yaitu, molekul

tersusun dalam konfigurasi yang teratur dalam tiga dimensi. Padatan mempunyai

ruang kosong lebih sedikit dibandingkan cairan. Padatan hampir tidak dapat

dimampatkan dan memiliki bentuk dan volume tertentu. Dengan sedikit

pengecualian (salah satu yang terpenting adalah air), kerapatan padatan lebih

tinggi dari pada kerapatan cairan untuk zat tertentu (Chang, 2004 : 368).

D. Cairan

Interaksi antara molekul menghasilkan gaya yang mempertahankan molekul

membentuk kluster. Gas dalam wadah tertutup dapat diamati, maka akan tampak

bahwa molekul-molekul bertumbukan satu sama lain hingga terbentuk tidak


6

permanen, tetapi akan pecah dan terbentuk sifatnya permanen, maka secara

makroskopis dikatakan molekul berwujud cairan. Cairan, gaya interaksi antara

molekul cukup kuat untuk mempertahankan molekul tetap berkumpul, tetapi gaya

tersebut tidak cukup moleku tetap berkumpul, tetapi gaya tersebut tidak cukup

kuat memepertahankan molekul tetap pada posisinya. Akibatnya, cairan memiliki

volume tetap tetapi bentuknya mengikuti wadah. Lapisan interior suatu cairan

dapat diamati kedudukan atom atau molekulnya, maka akan tampak ada

perbedaan antara struktur cairan dan padat. Struktur kisi dalam padat

menunjukkan kedudukan atom yang teratur secara berkala dalam rentang yang

sangat lebar. Caira, terdapat derajat kelarutan. Molekul-molekul cairan yang

berbeda di permukaan cenderung untuk meninggalkan cairan membentuk uap.

Tekanan uap adalah kesetimbangan tekanan parsial uap di atas cairan yang

dipengaruhi oleh suhu. Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan

tekanan yang diterapkan terhadap cairan. Kedu aspek tersebut adalah sifat-sifat

penting cairan. Dua sifat lain adalah tegangan permukaan dan viskonsitas

(kekekalan). Semua sifat ini bergantung pada gaya antar molekul dan struktur

molekul cairan (Sunarya, 2010: 512-514).

E. Gas

Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupn wujud ini merupakan

bagian tak terpisahkan dari stadi kimia, terutama akan membahas hubungan antara

volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata,

dan teori kinetika molekul gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan

utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimia tidak didisuksikan.

Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia

gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul
7

tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopi pada struktur

mikroskopik (Sappewali, 2013 : 124).

Materi berwujud gas, partikelnya dapat bergerak bebas dan bentuknya

mengikuti volume wadahnya. Materi berwujud cair, bergerak partikelnya terbatas

sehingga volumenya tetap tetapi dapat berubah sesuai volume wadah (Sunarya,

2010 : 477).

Beberapa ciri gas telah dikenal setiap orang. Gas mengembang mengisi

wadahnya dan mengambil bentuk wadahnya. Gas-gas berdifusi satu sama lain dan

bercampur dalam segala proporsi. Kita dapat melihat partikel gas secara individu,

meskipun kita dapat melihat sejumlah besar gas jika gas tersebut diwarnai.

Beberapa gas, seperti hidrogen san metana, adalah gas yang dapat terbakar,

sedangkan gas lainya, seperti helium dan neon, secara kimiawi tidak relatif.

Empat sifat yang menentukan perilaku fisik suatu gas adalah jumlah gas (dalam

mol), volume, suhu, dan tekanan gas. Jika kita mengetahui tiga di antara empat

sifat tersebut, kita bisa dapat menghitung nilai keempat menggunakan persamaan

matemmatis yang disebut persamaan keadaan (Petrucci, 2011 : 176).

F. Asam bensoat

Asam benzoat (C6H5COOH atau C7H6O2) padatan kristal berwarna putih

merupakan senyawa yang secara kimia dihasilkan dari reaksi netralisasi asam

benzoat dengan natrium hidroksida (NaOH), merupakan salah satu bentuk

pengawet benzoat yang sering digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur

dan bakteri dengan pKa = 8,0 (stour 1989) secara kimia, asam benzoat terlarut

dalam etanol, methanol dan etilen glikol dan mempunyai tingkat kelarutan yang

lebih tinggi 200 kali (550-630 g/liter pada 200C) (Wijaya, Jeremia. 2013: 05).
8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tanggal


Hari/Tanggal : Jumat, 18 Desember 2015

Pukul : 13:00 – 15:30 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung thiele 1 buah,

statif dan klem 1 buah , termomete 1 buah, pipa kapiler 1 buah, pipa kaca 1

buah, pembakar spiritus 1 buah, botol semprot 1 buah dan kaca arloji.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kirisal asam

benzoat, benang, minyak parafin, korek api dan aquades.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam percobaan ini adalah:

Ambil sebuah pipet kapiler yang salah satu ujungnya terbuka dan

ujungnya ditutp dengan cara dibakar, menggerus sedikit zat padat pada kaca arloji,

memasukkan pada pipet kapilee sedemikian rupa sehingga zat padat mencapai

dasar pipa kapiler yang tertutup setinggi 3-4mm dan tersusun rapat. Pipa kapiler

diikat dengan termometer sedemikian rupa sehingga sampel berdekatan dengan

bola air raksa. Memasukkan minyak paradin dalam tabung thiele, memenaskan
8
9

dengan api kecil sehingga temperatur naik 1°-2°C per menit. Mencatat temperatur

saat zat mulai mencair dan sampai mencair semua.


10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

1. Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Penentuan Titik Lebur Zat Padat Murni


SUHU (C°)
RANGE(C° WAKTU(S
NO SAMPEL AWAL MENCAIR ) )
MENCAIR SEMPURNA

1. Asam Benzoat 120° 124° 4° 47

2. Reaksi

C6H5COOH(S) C6H5COOH(I)

3. Analisi Data

Analisis data dari percobaan ini adalah:

1. Perhitungan Penetapan kalorimeter

Diketahui: Awal mencair = 120°C

Mencair sempurna = 124°C

Waktu = 47 s

Ditanya: Range?
Jawab: Range °C = Suhu mencair sempurna – suhu awal mencair
= 124°C - 120°C
= 4°C

10
11

B. Pembahasan

Wujud zat merupakan bentuk dari suatu zat baik wujud padat, gas maupun

cairan. Percobaan ini yang dilakukan untuk mengetahui bahwa bagaimana bentuk

wujud zat dari asam benzoat (C6H5COOH) dan berapa titik asam lelehnya.

Berdasarkan teori asam benzoat (C6H5COOH) memiliki titik lebur 122,4 °C (395

K). Pertama kali memanaskan salah satu ujung pipa kapiler dengan spiritus, pipa

kapiler sering digunakan untuk menentukan titik leleh dari suatu zat dengan

memasukkan kedalam pipa kapiler. Pipa kapiler ini adalah pipa paling kecil jika

dibandingkan dengan pipa lainnya, fungsi pipa kapiler ialah menyaring dan

menyerap debuh yang akan masuk ke ruang pipa kapiler. Mengerus sedikit zat

pada, tetapi pada percobaan ini telah disiapkan azam benzoat yang berbentuk

bubuk jadi tidak lagi diperlukan untuk megerus kristal asam benzoat,

memasukkan asam benzoat yang disiapkan di gelas arloji ke dalam pipa kapiler

dengan cara mentotolkan pipa kapiler sebanyak yang telah ditentukan pada

prosedur kerja, merapatkan dengan cara memasukkan kedalam pipa kaca panjang

kemudian dijatukan. Kegunaan merapatkan bubuk atau kristal asam benzoat

didalam pipa kapler agar pada saat pemanasan tidak terjadi renggangan dalam

pipa dengan kata lain pada saat mencair bubuk atau bahan yang terdapat dalam

pipa kapiler mencair semua tampa ada ruang kosong yang membatasi bubuk yang

merenggang tersebut. Selanjutnya pipa kapiler diikat dengan termometer

sedimikian rupa sehingga berdekatan bola air raksa dengan cara diikatkan dengan

benang.

Memasukkan minyak parafin ke dalam tabung thiele yang telah dipasang

pada statif dan klem,minyak parafin adalah nama umum yang digunakan untuk

hidrokarbon alkan denagn formula CnH2n+2 merujuk benda padat dengan n=20-40.

Molekul parafin paling simpel adalah metana, CH 4 , sebuah gas pada temperatur
12

ruangan. Memasukkan termometer yang diikat dengan pipa kapiler kedalam

minyak parafin. Termometer yang digunakan yaitu termometer 360°, karena titik

lelehnya asma benzoat memiliki titik didih yang tinggi. Memanaskan dengan

menggunakan spiritus, cara pemanasan yaitu dengan perlahan-lahan agar

pemanasan yang terjadi menyeluruh pada asam benzoat. Termometer yang

dimasukkan ke dalam tabung thiele tidak boleh pipa kapilernya tercelup atau

mengenai minyak agar tidak bercampur dengan asam benzoat yang terdapat dalam

pipa , termometer yang digunaka atau pada saat pemanasan termometer tidak

boleh disentuh karena akan berpengaruh pada saat penentuan temperaturnya. Dari

hasil percobaan dapat diketahui bahwa awal mencair pada suhu 120°C dan pada

saat mencair sempurna 124°C dan waktu yang dibutuhkan 47 menit,

menghasilkan renga 4°C. Hasil diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada

dimana azam bensoat akan menghasilkan renga murni 1-3 tidak melebihi, hal ini

disebabkan karena adanya kotoran yang terdapat pada asam benzoat atau

termometer yang digunakan tidak sesuai.


13

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada tiga faktor yang menentukan wujud zat pada suhu kamar dan tekanan

atmosfir yaitu: besarnya energi ikatan antara partikel dalam zat, massa

atom atau massa molekul dari partikel dan bentuk geometri darp partikel.

2. Pada saat asam benzoat mencair mulai 120°C dan pada saat mencair

semuah suhunya yaitu 124°C sehingga rangenya yaitu 4°C.

B. Saran

Saran pada percobaan ini yaitu sebaiknya kita harus lebih teliti dalam

melakukan percobaan ini terutama dalam melihat temperaturnya dan jaukan bahan

agar tidak terkenah atau tercampur dengan kotoran.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Relph H. Petrucci. Kimia Dasar:prinsip-prinsip & aplikasi modern edisi 9


(jilid1). Erlangga: Jakarta, 2011

Sunarya, Yayan. Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama Widya, 2010.

Tim dosen. Kimia Dasar 1. Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Sukardjo. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka cipt, 2004.

Chang, Raymono. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi 3 (jilid 1). Erlangga:
Jakarta, 2004.
15

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 dengan judul “Wujud Zat” yang

disusun oleh:

Nama : Rezki Sarni Yulianti

NIM : 60500115003

Kelompok : II (Dua)

telah diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata, Desember 2015

Koordinator Asisten Asisten

Wahidah Febria Ramadhani Moh. Ikhsanuddin Dg. M


NIM: 60500113072 NIM: 60500113008
Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Dra. SITTI CHADIJAH,M.Si


NIP:19680216199903 2 001
16

Anda mungkin juga menyukai