BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zat menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berbeda wujud yang
berbeda. Dasarnya ada tiga wujud zat: gas, cair, dan padat. Wujud dai suatu zat
tergantung pada suhunya. Senyawa H2O pada suhu tinggi berupa air (wujud cair),
pada suhu rendah berupa es (wujud padat), dan pada suhu tinggi berubah menjadi
uap (wujud gas). Setiap wujud mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat
antara partikel dalam cairan pertengahan antara kekuatan interaksi dalam padatan
dan gas. Aspek yang paling menarik di antara sifat-sifat fisik caranya adalah
perubahan muatan antara gas dan cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Hal ini
digunakan meluas dalam proses kimia distrilasi, slah satu metode pemurnian
individu bergetar disekitar posisi titk kisinya tetapi tidak bergerak secara bebas.
Posisi partikel yang terikat di sekitar ttik kisinya ditijaukkan oleh volume dan
bentuk tetap yang mencirikan suatu zat padat. Ditinjau dari aspek perubahan
energi yang terjadi untuk proses pembekuan, energi kinetik molekul akan terus
menurun sejalan dengan turunya suhu sistem sampai titik beku tercapai, yaitu
pada saat terbentuknya padatan. Saat padatan semua zat membeku, dan suhu akan
turun jika semua zat membeku, dan suhu akan turun jika semua zat telah
membeku. Keadaan ini menunjukkan besarnya energi kinetik rata-rata zat padat
sama dengan besarnya energi kinetik rata-rata cairanya( Sunarya, 2010 : 489).
1
2
pakai sebagai bahan pengawet yang di anggap GRAS oleh FDA dan secara kimia
dapat dihasilkan secara oksidasi fase cair dari toloena . asam benzoate memiliki
bentuk serbuk kristal padat, tidak berwarnah, tidak berbau, sedikit teratur dalam
air tetapi larut dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzene dan aseton.
Asam benzoat, dalam bahan pangan umum digunakan sebagai bahan pengawet,
namun di luar itu dapat juga digunakan sebagai penghambat korosif (Wijaya,
B. Rumusan masalah
1. Apa faktor-faktor yang menentukan wujud zat pada temperatur kamar dan
tekanan atmosfir?
benar?
C. Tujuan percobaan
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
A. Wujud zat
Suatu zat menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berbeda wujud
yang berbeda. Dasarnya ada tiga wujud zat: gas, cair, dan padat. Wujud dai suatu
zat tergantung pada suhunya. Senyawa H2O pada suhu tinggi berupa air (wujud
cair), pada suhu rendah berupa es (wujud padat), dan pada suhu tinggi berubah
menjadi uap (wujud gas). Setiap wujud mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat
antara partikel dalam cairan pertengahan antara kekuatan interaksi dalam padatan
dan gas. Aspek yang paling menarik di antara sifat-sifat fisik caranya adalah
perubahan muatan antara gas dan cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Hal ini
digunakan meluas dalam proses kimia distrilasi, slah satu metode pemurnian
Tekanan uap cairan meningkat dengan kenaikan suhu dan gelembung akan
terbentuk dalam cairannya. Tekanan gas dalam gelembung sama dengan jumlah
tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik akibat tinggi cairan di atas gelembung.
Wujud zat gelembung terbentuk dengan giat disebut dengan mendidih, dan
temperatur saat mendidih ini disebut dengan titik didih. Titik didih pada tekanan
atmosfer 1 atm disebut dengan titik didih normal. Titik didih akan berubah
3
4
bergantung pada tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer lebih tinggi dari 1 atm, titik
didih akan lebih tinggi dari titik didih normal. Sementara bila tekanan atmosfer
lebih rendah dari 1 atm, titik didihnya akan lebih rendah dari titik didih normal
Titik didih tekanan uap cairan meningkat dengan kenaikan suhu dan gelembung
akan terbentuk dalam cairannya. Tekanan gas dalam gelembung sama dengan
jumlah tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik akibat tinggi cairan di atas
gelembung. Wujud saat gelelmbung terbentuk dengan giat disebut dengan titik
didih. Titik didih pada tekanan 1 atm disebut dengan titik didih normal. Titik
didih akan berubah bergantung pada tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer lebih
tinggi dari 1 atm, titik didih akan lebih tinggi dari titik didih normal. Sementara
bila tekanan atmosfer lebih rendan dari 1 atm, titik didihnya akan lebih rendah
dari titik didih normal. Titik didih di tentukan oleh massa dan kepolaran molekul
C. Padatan
secara individu bergetar disekitar posisi titk kisinya tetapi tidak bergerak secara
bebas. Posisi partikel yang terikat di sekitar ttik kisinya ditijaukkan oleh volume
dan bentuk tetap yang mencirikan suatu zat padat. Ditinjau dari aspek perubahan
energi yang terjadi untuk proses pembekuan, energi kinetik molekul akan terus
menurun sejalan dengan turunya suhu sistem sampai titik beku tercapai, yaitu
pada saat terbentuknya padatan. Saat padatan semua zat membeku, dan suhu akan
turun jika semua zat membeku, dan suhu akan turun jika semua zat telah
membeku. Keadaan ini menunjukkan besarnya energi kinetik rata-rata zat padat
sama dengan besarnya energi kinetik rata-rata cairanya( Sunarya, 2010 : 489).
5
menurun, dan tekanan uapnya pun juga akan turun. Ketika temperatur menurun
sampai titik tertentu, gaya antar molekulnya menjadi dominan, dan gerak translasi
semakin bertambah besar. Tahap ini, kadang molekul akan mengadopsi susunan
geometri reguler yang disebut dengan keadaan padatan kristalin. Umumnya titik
beku sama dengan titik leleh, yakini shu saat bahan berubah dari keadaan padat ke
Zat padat dapat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Di dalam
kristal, atom atau molekul penyusunnya memepunyai struktur tetap tetapi dalam
zat amorf, tidak. Zat padat amorf dapat dianggap sebagai cairan yang membeku
mempunyai titik lebur pasti, sedangkan zat padat amorf titik leburnya tidak pasti,
Banyak padatan memiliki ciri keteraturan yang menjangkau jauh yaitu, molekul
tersusun dalam konfigurasi yang teratur dalam tiga dimensi. Padatan mempunyai
ruang kosong lebih sedikit dibandingkan cairan. Padatan hampir tidak dapat
pengecualian (salah satu yang terpenting adalah air), kerapatan padatan lebih
tinggi dari pada kerapatan cairan untuk zat tertentu (Chang, 2004 : 368).
D. Cairan
membentuk kluster. Gas dalam wadah tertutup dapat diamati, maka akan tampak
permanen, tetapi akan pecah dan terbentuk sifatnya permanen, maka secara
molekul cukup kuat untuk mempertahankan molekul tetap berkumpul, tetapi gaya
tersebut tidak cukup moleku tetap berkumpul, tetapi gaya tersebut tidak cukup
volume tetap tetapi bentuknya mengikuti wadah. Lapisan interior suatu cairan
dapat diamati kedudukan atom atau molekulnya, maka akan tampak ada
perbedaan antara struktur cairan dan padat. Struktur kisi dalam padat
menunjukkan kedudukan atom yang teratur secara berkala dalam rentang yang
Tekanan uap adalah kesetimbangan tekanan parsial uap di atas cairan yang
dipengaruhi oleh suhu. Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan
tekanan yang diterapkan terhadap cairan. Kedu aspek tersebut adalah sifat-sifat
penting cairan. Dua sifat lain adalah tegangan permukaan dan viskonsitas
(kekekalan). Semua sifat ini bergantung pada gaya antar molekul dan struktur
E. Gas
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupn wujud ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari stadi kimia, terutama akan membahas hubungan antara
volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata,
dan teori kinetika molekul gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan
utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimia tidak didisuksikan.
Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia
gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul
7
tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopi pada struktur
sehingga volumenya tetap tetapi dapat berubah sesuai volume wadah (Sunarya,
2010 : 477).
Beberapa ciri gas telah dikenal setiap orang. Gas mengembang mengisi
wadahnya dan mengambil bentuk wadahnya. Gas-gas berdifusi satu sama lain dan
bercampur dalam segala proporsi. Kita dapat melihat partikel gas secara individu,
meskipun kita dapat melihat sejumlah besar gas jika gas tersebut diwarnai.
Beberapa gas, seperti hidrogen san metana, adalah gas yang dapat terbakar,
sedangkan gas lainya, seperti helium dan neon, secara kimiawi tidak relatif.
Empat sifat yang menentukan perilaku fisik suatu gas adalah jumlah gas (dalam
mol), volume, suhu, dan tekanan gas. Jika kita mengetahui tiga di antara empat
sifat tersebut, kita bisa dapat menghitung nilai keempat menggunakan persamaan
F. Asam bensoat
merupakan senyawa yang secara kimia dihasilkan dari reaksi netralisasi asam
dan bakteri dengan pKa = 8,0 (stour 1989) secara kimia, asam benzoat terlarut
dalam etanol, methanol dan etilen glikol dan mempunyai tingkat kelarutan yang
lebih tinggi 200 kali (550-630 g/liter pada 200C) (Wijaya, Jeremia. 2013: 05).
8
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung thiele 1 buah,
statif dan klem 1 buah , termomete 1 buah, pipa kapiler 1 buah, pipa kaca 1
buah, pembakar spiritus 1 buah, botol semprot 1 buah dan kaca arloji.
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
Ambil sebuah pipet kapiler yang salah satu ujungnya terbuka dan
ujungnya ditutp dengan cara dibakar, menggerus sedikit zat padat pada kaca arloji,
memasukkan pada pipet kapilee sedemikian rupa sehingga zat padat mencapai
dasar pipa kapiler yang tertutup setinggi 3-4mm dan tersusun rapat. Pipa kapiler
bola air raksa. Memasukkan minyak paradin dalam tabung thiele, memenaskan
8
9
dengan api kecil sehingga temperatur naik 1°-2°C per menit. Mencatat temperatur
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
2. Reaksi
C6H5COOH(S) C6H5COOH(I)
3. Analisi Data
Waktu = 47 s
Ditanya: Range?
Jawab: Range °C = Suhu mencair sempurna – suhu awal mencair
= 124°C - 120°C
= 4°C
10
11
B. Pembahasan
Wujud zat merupakan bentuk dari suatu zat baik wujud padat, gas maupun
cairan. Percobaan ini yang dilakukan untuk mengetahui bahwa bagaimana bentuk
wujud zat dari asam benzoat (C6H5COOH) dan berapa titik asam lelehnya.
Berdasarkan teori asam benzoat (C6H5COOH) memiliki titik lebur 122,4 °C (395
K). Pertama kali memanaskan salah satu ujung pipa kapiler dengan spiritus, pipa
kapiler sering digunakan untuk menentukan titik leleh dari suatu zat dengan
memasukkan kedalam pipa kapiler. Pipa kapiler ini adalah pipa paling kecil jika
dibandingkan dengan pipa lainnya, fungsi pipa kapiler ialah menyaring dan
menyerap debuh yang akan masuk ke ruang pipa kapiler. Mengerus sedikit zat
pada, tetapi pada percobaan ini telah disiapkan azam benzoat yang berbentuk
bubuk jadi tidak lagi diperlukan untuk megerus kristal asam benzoat,
memasukkan asam benzoat yang disiapkan di gelas arloji ke dalam pipa kapiler
dengan cara mentotolkan pipa kapiler sebanyak yang telah ditentukan pada
prosedur kerja, merapatkan dengan cara memasukkan kedalam pipa kaca panjang
didalam pipa kapler agar pada saat pemanasan tidak terjadi renggangan dalam
pipa dengan kata lain pada saat mencair bubuk atau bahan yang terdapat dalam
pipa kapiler mencair semua tampa ada ruang kosong yang membatasi bubuk yang
sedimikian rupa sehingga berdekatan bola air raksa dengan cara diikatkan dengan
benang.
pada statif dan klem,minyak parafin adalah nama umum yang digunakan untuk
hidrokarbon alkan denagn formula CnH2n+2 merujuk benda padat dengan n=20-40.
Molekul parafin paling simpel adalah metana, CH 4 , sebuah gas pada temperatur
12
minyak parafin. Termometer yang digunakan yaitu termometer 360°, karena titik
lelehnya asma benzoat memiliki titik didih yang tinggi. Memanaskan dengan
dimasukkan ke dalam tabung thiele tidak boleh pipa kapilernya tercelup atau
mengenai minyak agar tidak bercampur dengan asam benzoat yang terdapat dalam
pipa , termometer yang digunaka atau pada saat pemanasan termometer tidak
boleh disentuh karena akan berpengaruh pada saat penentuan temperaturnya. Dari
hasil percobaan dapat diketahui bahwa awal mencair pada suhu 120°C dan pada
menghasilkan renga 4°C. Hasil diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada
dimana azam bensoat akan menghasilkan renga murni 1-3 tidak melebihi, hal ini
disebabkan karena adanya kotoran yang terdapat pada asam benzoat atau
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada tiga faktor yang menentukan wujud zat pada suhu kamar dan tekanan
atmosfir yaitu: besarnya energi ikatan antara partikel dalam zat, massa
atom atau massa molekul dari partikel dan bentuk geometri darp partikel.
2. Pada saat asam benzoat mencair mulai 120°C dan pada saat mencair
B. Saran
Saran pada percobaan ini yaitu sebaiknya kita harus lebih teliti dalam
melakukan percobaan ini terutama dalam melihat temperaturnya dan jaukan bahan
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymono. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi 3 (jilid 1). Erlangga:
Jakarta, 2004.
15
LEMBAR PENGESAHAN
disusun oleh:
NIM : 60500115003
Kelompok : II (Dua)