Anda di halaman 1dari 3

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Keadaan materi dapat berwujud dalam fase padat, cair, dan gas, yaitu tiga fase
yang berbeda . Misalnya, air adalah cairan, tetapi bisa juga berwujud padat, seperti es.
Itu juga dapat terjadi sebagai uap air atau gas. Benda atau bahan di bawah kondisi
temperatur dan tekanan tertentu dapat terjadi pada masing-masing dari ketiga fase
tersebut dan menambah atau mengurangi energi yang dikenakan ke suatu benda
memiliki efek tentang suhu dan wujud benda . Untuk lebih memahami konsep ini,
mari kita lihat kembali ke teori molekuler. Dengan kata lain, air adalah cairan pada
suhu ruangan dan tekanan atmosfer berwujud cairan . Molekul air bergerak secara
acak, jarak antar molekul sedikit lebih besar, sering terjadi tumbukan elektron. Jika
suhu air naik menjadi 100ᵒ C (212ᵒ F) dan tekanan dijaga pada 1 atmosfer, maka air
mendidih lalu mengeluarkan uap. Ini adalah proses perubahan bentuk dari cair ke gas.
Uap air, atau uap, adalah air dalam bentuk gas. Sifat molekul uap air dalam keadaan
gas berbeda dari sifat molekul air dalam cairan. Jarak antar molekul uap menjauh,
kecepatan gerak molekul akan lebih besar daripada molekul . Uap juga mudah
dikompresi atau sangat kompresibel dan hampir tidak bisa dimampatkan. Uap air
memiliki sifat gas murni pada kasus ini. Kemudian, saat air menjadi cair, suhunya
turun hingga mencapai 0ᵒ C (32ᵒ F).Tekanan tetap konstan pada 1 atmosfer dan air
membeku menjadi es padatan air. Sifat molekul es mirip dengan molekul padat
lainnya. Yaitu, jarak molekul. Ketika relatif dekat, pergerakan molekul terhambat,
sehingga energi molekul tersebut lebih rendah dan tidak dapat dimampatkan. Proses
pembentukan kembali untuk objek lain adalah sama seperti air, tetapi dalam kondisi
suhu dan tekanan yang berbeda.
2.1.1 Fasa Padat

Fasa padat ditandai oleh molekul-molekul yang rapat dan terorganisir dengan
erat sehingga memiliki bentuk dan volume yang tetap. Ketika suhu turun, energi
kinetik dari partikel-partikel dalam suatu benda akan berkurang, sehingga mereka
bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat. Pada suhu tertentu yang disebut titik
lebur, partikel-partikel tersebut mulai membentuk susunan teratur dan mengunci
dalam posisi tetap, membentuk fasa padat. Ciri-ciri fasa padat antara lain kelakuan
(tidak mudah berubah bentuk), kepadatan (rapat), dan titik lebur yang tetap (suhu
dimana benda berubah dari cair ke padat). Fase padat memiliki berbagai sifat dan
perilaku yang berbeda-beda tergantung pada jenis benda padat tersebut, seperti
kekerasan, keliatan, ketahanan terhadap tekanan dan konduktivitas termal dan listrik.

2.1.2 Fasa Cair

Fasa cair ditandai oleh molekul-molekul yang masih rapat namun sudah tidak
terorganisir dengan erat, sehingga memiliki bentuk yang tidak tetap dan volume yang
tetap. Ketika suhu meningkat, energi kinetik dari partikel-partikel dalam suatu benda
akan bertambah, sehingga mereka mulai bergerak dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Pada suhu tertentu yang disebut titik lebur, partikel-partikel tersebut mulai
berubah menjadi fasa cair, dimana molekul-molekulnya memiliki energi kinetik yang
cukup untuk saling terpisah satu sama lain.

2.1.3 Fasa Gas

Fasa gas ditandai oleh molekul-molekul yang sangat jarang dan memiliki
energi kinetik yang sangat tinggi, sehingga tidak terorganisir dengan erat dan
memiliki bentuk dan volume yang tidak tetap. Molekul-molekul dalam fasa gas saling
bergerak dengan kecepatan tinggi, bergetar dan saling bertabrakan. Ketika suhu dan
tekanan meningkat, partikel-partikel dalam suatu benda dapat berubah menjadi fasa
gas. Ciri-ciri fasa gas antara lain bentuk dan volume yang tidak tetap, kemampuan
mengisi seluruh ruang yang tersedia dan kemampuan mengalir. Fasa gas memiliki
sifat dan perilaku yang berbeda-beda tergantung pada jenis gas tersebut, seperti
tekanan, suhu dan volume.

2.1.4 Panas Laten

Panas laten adalah jumlah energi yang diserap atau dilepas selama terjadinya
transisi atau perubahan fasa zat yang berlangsung dalam suhu konstan. Nilai panas
laten bervariasi berdasarkan jenis dan sifat zat itu sendiri. Panas laten untuk pencairan
es pada tekanan atmosfir dan suhu 32ᵒF atau 0ᵒC (QL atau LF ) adalah 144 Btu/lb.

Anda mungkin juga menyukai