Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vektor mempelajari tentang besaran pada fisika yang memiliki nilai arah.
Fenomena fisika yang termasuk dalam besaran vektor yaitu Kecepatan,
percepatan, gaya, moementum. Vektor merupakan gambar digital hasil kombinasi
titik dan garis melalui proses rumus matematika sehingga membentuk poligon
untuk membentuk objek gambar tertentu. Scalar sendiri merupakan elemen dari
suatu lapamgan yang digunakan menentukan suaturuang vektor. Tujuan dari
vektor sendiri yaitu untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel atau benda
yang bergerak, atau juga untuk menggambarkan suatu gaya. Beberapa jenis
Vektor yaitu Vektor dimensi 2, Vektor dimensi 3, Vektor posisi, Vektor
berlawanan, vektor 0, Vektor satuan, Vektor sejajar.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas, penulis merumuskan
beberapa masalah yang masih berkaitan dengan latar belakang di atas yang
nantinya akan diteliti secara terperinci.
1. Bagaimana cara kerja suatu vektor dalam pengerjaan Praktikum Fisika?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi suatu hasil vektor dalam Praktikum fisika?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penulis dalam melakukan
penelitian karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk bisa mengetahui cara kerja suatu vektor dalam praktikum fisika.
2. Agar mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi vektor dalam pengerjaan
praktikum fisika.

1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vektor
Selain besaran pokok dan besaran turunan, dalam pembelajaran fisika kita
juga mengenal apa itu besaran vektor dan bedaran scalar. Besaran vektor
merupakan besaran fisika yang mempunyai nilai dan arah sedangkan besaran
scalar adalah besaran fisika yang hanya mempunyai nilai tanpa memiliki arah.
Besaran-besaran yang selalu dikaitkan dengan arah kemana vektor itu bekerja di
antaranya yaitu; perpindahan, kecepatan, gaya, tekanan, medan magnet, dan
momentum. Sedangkan besaran seperti kelajuan, massa, jarak, waktu, luas,
volume, dan massa jenis termasuk ke dalam besaran scalar karena besaran
tersebut hanya memiliki nilai tanpa adanya arah. Besaran fisis seperti gaya dan
kecepatan selalu mempunyai nilai dan arah sehingga tergolong ke dalam besaran
vektor.
Sebuah vektor diberi notasi dan digambarkan secara khusus dengan
pengertian dan batasan yang jelas. Vektor diberi notasi berupa huruf besar atau
kecil yang dicetak tebal atau diberi tanda panah di atasnya. Misalnya vektor
sebuah gaya dapat digambarkan atau dituliskan dengan atau F (berasal dari force).
Kadang-kadang sebuah vektor juga diberi notasi berupa hurup besar dengan satu
tanda panah di atas keduanya, misalnya vektor perpindahan sebuah benda yang
bergerak dari titik A ke titik B diberi notasi.
Sebuah vektor dapat digambarkan sebagai potongan garis lurus berarah
(anak panah), yang batasan-batasannya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal tanda anak panah adalah titik tangkap vektor. Titik tangkap vektor
artinya titik kedudukan tempat vektor itu mulai bekerja.
2. Panjang tanda anak panah menyatakan nilai atau besar vektor, vektor yang
lebih besar digambarkan dengan anak panah yang lebih panjang, begitu juga
sebaliknya, vektor yang lebih kecil digambarkan dengan anak panah yang lebih
pendek. Nilai atau besar vektor diberi notasi dengan huruf yang sama dengan
vektor yang bersangkutan tetapi tanpa tanda anak panah di atasnya atau tidak

2
3

dicetak tebal, atau sama dengan notasi vektor tetapi di dalam tanda harga
mutlak. Misalnya, besar vektor adalah AB atau |AB|.
3. Arah anak panah menggambarkan vektor. Untuk arah ini biasanya digunakan
istilah arah ke kanan (→), arah ke kiri (), arah ke atas (), arah ke bawah (),
tegak lurus bidang gambar menuju pembaca (•) dan arah tegak lurus bidang
gambar menjauhi pembaca (x). Pada bidang kartesian, arah vektor dinyatakan
dengan sudut yang diapit oleh vektor itu dengan sumbu–x positif, sudut yang
berputar searah jarum jam diberi tanda negatif dan sudut yang berputar
berlawanan arah jarum jam diberi tanda positif.
4. Garis perpanjangan vektor disebut garis kerja vektor, misalnya garis untuk
kepentingan operasi vektor misalnya penjumlahan, selisih dan sebagainya, titik
tangkap sebuah vektor dapat dipindah-pindahkan tetapi dengan tidak mengubah
panjang dan arah vektor.
Vektor pada bidang datar mempunyai dua komponen yaitu pada sumbu-x
dan sumbu-y. khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu-x atau sumbu-y
berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang
bekerja Menyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanta vektor bisa
dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya (Azizi,
2013).
Setiap vektor di utaikan ke dalam komponen vektor yang ada diinginkan.
Penguraian vektor dilakukan untuk mempermudah penjumlahan dua buah vektor
atau lebih. Pemahaman konsep ini akan sangat bermanfaat untuk lebih mendalami
pelajaran fisika, khususnya untuk bidag mekanika, medan listrik dan bidang
lainnya (anonim, 2011).

2.2 Penjumlahan Vektor


Secara eksperimental telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya
bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika benda
dikenai gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor gata0gaya itu sendiri.
Artinya, gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor (Wijayanto, 2007)
4

1. Penjumlahan ector dengan metode Jajar Genjang (Pararelogram)


Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang
terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap ector. Untuk
ector segaris, penjumlahannya adalah R= A + B + C + n dst. Untuk
penjumlahan ector yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Penjumlahan vektor dengan Jajar Genjang


(Sumber: Saroji, 2020)

2. Penjumlahan Vektor dengan metode Segitiga


Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka ector 1 ke ujung ector
yang lain kemudia menghubungkan titik tangkap atau titik pangkal ector
pertama dengan titik ujung ector ke dua. Seperti gampar di bawah ini:

Gambar 2.2 Penjumlahan Vektor Metode Segitiga

(Sumber: Saroji, 2020)


5

Untuk ector yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga
menemukan resultan akhirnya. Dari gambar di atas dapat ditarik
persamaan berikut ini:
V=A+B
R=V+C
R=A+B+C
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Katrol Sejajar


3.1.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum vekor bagan
katrol sejajar adalah sebagai berikut:
a. Neraca pegas 3 buah
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa benda.

Gambar 3.1 neraca pegas


b. Benang
Benang digunakan untuk mengaitkan antara neraca dengan katrol dengan
posisi yang berbeda antara katrol sejajar dan katrol tidak sejajar.

Gambar 3.2 benang

6
7

c. Busur derajat
Busur derajat adalah alat yang digunakan untuk mengukur serta
menggambar sudut. Alat ini biasanya berbentuk setengah lingkaran, dan pada
praktikum kali ini digunakan untuk mengukur sudut TA, TB, dan TC yang
terbentuk dari katrol sejajar.

Gambar 3.3 Busur Derajat

d. Paku
Paku digunakan untuk mengaitkan atau menahan benang dan beban saat
melakukan praktikum.

Gambar 3.4 Paku


8

e. Papan
Papan digunakan untuk media saat melakukan uji praktikum sekaligus sebagai
media pembentuk sudut dan pengukuran vektor.

Gambar 3.5 Papan


f. Penggaris
Penggaris atau disebut juga dengan mistar merupakan sebuah alat pengukura
dan alat bantu gambar untuk menggambar sebuah garis lurus. Fungsinya pada
praktikum kali ini yaitu untuk meluruskan busur, agar sudut yang terbentuk pada
papan memiliki akurasi yang tepat.

Gambar 3.6 Papan


g. Beban bercelah
Beban bercelah digunakan untuk mengatur beban di setiap sisi. Beban
bercelah yang digunakan pada praktikum kali ini menggunakan berat berukuran
10 g, 20 g, dan 30 g.
9

Gambar 3.7 Beban Bercelah


3.1.2 Cara Kerja
a. Menyiapkan benang yang telah diikat menjadi bentuk Y seperti gambar
pada di bawah ini, kemudian menentukan titik TA, TB, dan TC yang akan
digunakan untuk menggantungkan neraca pegas.

Gambar 3.8 Pola benang

b. Menancapkan dua buah paku pada papan triplek yang digunakan untuk
menahan atau menyangga benang, kemudian memasang neraca pegas di
titik yang sudah di tentukan seperti pada gambar berikut:
10

Gambar 3.9 Titik Penggantungan Neraca Pegas

c. Menarik neraca pegas ketiga sampai pada posisi tertentu hingga neraca
pegas ketiga menunjukkan besaran sebesar 4N. Beri tanda titik pada
sambungan benang dan pada garis yang dihubungkan oleh neraca pegas
ketiga.
d. Setelah dilepas, gambarkan garis yang menghubungkan titik-titik yang
sudah ditandai dengan paku sehingga membentuk gambar seperti di bawah ini:

Gambar 3.10 Hasil Sudut

e. Kemudian ukur sudut yang dibentuk oleh titik TA, TB, dan TC.
f. Lakukan percobaan berulang dengan beban bercelah yang ukurannya
sudah ditentukan.
g. Masukkan data hasil percobaan ke dalam tabel data percobaan.
h. Analisislah data percobaan untuk menemukan rumus penjumlahan dua
buah vektor.
i. Hitunglah kesalahan relatif yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai