Anda di halaman 1dari 8

BESARAN VEKTOR

a. Pengertian Besaran Skalar dan Besaran Vektor


Fisika dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya arah, yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja. Contoh
besaran skalar, antara lain, massa, panjang, waktu, volume, energi, dan muatan listrik. Anda dapat
menyatakan besaran skalar hanya dengan menyatakan nilainya saja. Misalnya, massa Siti 35 kg,
panjang pensil 20 cm, dan volume bak mandi 1.000 liter. Besaran skalar selalu bernilai positif.
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah. Contoh besaran
vektor, antara lain, perpindahan, kecepatan, percepatan, momentum, dan gaya. Untuk menyatakan
besaran vektor, harus menggunakan nilai (angka) dan disebutkan arahnya. Misalnya, Nisa berlari
ke utara dengan kecepatan 5 km/jam dan Robert menggeser almari sejauh 3 meter ke barat.

b. Notasi Vektor
Tahukah ananda, bagaimana cara menyatakan suatu vektor? Sebuah vektor
digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah yang mempunyai titik tangkap (titik
pangkal) sebagai tempat permulaan vektor itu bekerja. Panjang garis menunjukkan nilai
vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor itu bekerja. Garis yang melalui vektor
tersebut dinamakan garis kerja.
Perhatikan contoh diagram vektor perpindahan pada Gambar 3.1

Q
Utara
R
Barat
P T U Timur
S

Selata
n

Gambar 3.1 Diagram Vektor Perpindahan


´
Pada Gambar 3.1 ,vektor perindahan yang dinyatakan dengan diagram garis PQ
merupakan vektor yang nilainya paling besar dibandingkan dengan dua vektor lainnya
dan arahnya ke Timur Laut. Sementara itu, vektor perpindahan yang dinyatakan dengan
´ mempunyai arah ke timur dan nilainya lebih kecil dari nilai vektor
diagram garis TU
perpindahan dari P ke Q.
Karena vektor mempunyai karakteristik yang berbeda dengan besaran skalar, maka
vektor juga dituliskan dengan notasi khusus. Sebuah vektor biasanya dituliskan dengan
notasi berupa huruf dengan anak panah di bagian atasnya dan nilainya dituliskan dengan
tanda mutlak atau dengan notasi berupa huruf dengan dicetak tebal (bold) dan nilainya
dituliskan dengan huruf miring (italic). Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel. 3.2
berikut ini
No
Notasi Vektor Notasi Nilai Vektor
.
1. Á | Á|
2. A A

Vektor Sejajar dan Berlawanan

Ketika terjadi tsunami, banyak orang berlarian dari pantai menuju tempat aman untuk
menghindari terjangan gelombang air. Orang-orang itu bergerak dan mengalami
perpindahan. Perpindahan termasuk besaran vektor. Bagaimanakah kita menyatakan dan
menggambarkan perpindahan orang tersebut dengan vektor?

Gambar 3.2 Orang-orang


berlarian menjauhi
pantai akan mengalami
perpindahan

Pada saat terjadi gelombang tsunami, banyak orang berlarian menjauhi pantai
tampak menuju tempat aman yang sama. Vektor perpindahan orang-orang tersebut dapat
digambarkan dengan panjang dan arah vektor yang sama. Vektor perpindahan beberapa
orang ini dikatakan vektor sejajar
Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih yang
mempunyai arah dan besar yang sama. Sementara itu dua
atau lebih vektor dikatakan berlawanan apabila vektor-
vektor tersebut mempunyai besar yang sama tetapi arahnya Gambar 3.3 Beberapa
contoh vektor
berlawanan.
Berdasarkan Gambar 3.3 Vektor-vektor yang sejajar adalah vektor c⃗ dan d⃗ .
Sedangkan vektor berawanan adalah vektor b⃗ dan c⃗ atau b⃗ dan d⃗ .

c. Sifat-sifat Vektor
Vektor memiliki sifat-sifat seperti di bawah ini.
1) Dapat dipindahkan asalkan besar dan arahnya tidak berubah
2) Dapat dijumlahkan
3) Dapat dikurangkan
4) Dapat diuraikan
5) Dapat dikalikan

d. Operasi Pada Vektor


1) Penjumlahan Vektor
Beberapa vektor dapat dijumlahkan menjadi sebuah vektor yang disebut resultan
vektor. Resultan vektor dapat diperoleh dengan beberapa metode, yaitu metode segitiga,
metode jajargenjang, poligon, dan analitis.

Metode Segitiga
Untuk mengetahui jumlah dua buah vektor Anda dapat menggunakan metode segitiga.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a) Lukislah vektor pertama sesuai dengan nilai dan arahnya, misalnya A!
b) Lukislah vektor kedua, misalnya B, sesuai nilai dan arahnya dengan titik tangkapnya
berimpit pada ujung vektor pertama!
c) Hubungkan titik tangkap vektor pertama (A) dengan ujung vektor kedua (B)!
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!
Gambar 3.4 Penjumlahan vektor dengan metode segitiga

Metode Poligon

Metode poligon (segi banyak) dapat digunakan untuk menjumlahkan dua buah vektor atau
lebih, metode ini merupakan pengembangan dari metode segitiga. Langkah-langkah
menentukan resultan beberapa vektor dengan metode poligon adalah sebagai berikut.
a) Lukis vektor pertama (lihat Gambar 3.5 (a))!
b) Lukis vektor kedua, dengan pangkalnya berimpit di ujung vektor pertama (lihat Gambar
3.5 (b))!
c) Lukis vektor ketiga, dengan pangkalnya berimpit di ujung vektor kedua dan seterusnya
hingga semua vektor yang akan dicari resultannya telah dilukis (lihat Gambar 3.5 (c))!
d) Vektor resultan atau vektor hasil penjumlahannya diperoleh dengan menghubungkan
pangkal vektor pertama dengan ujung dari vektor yang terakhir dilukis (lihat Gambar 3.5
(d))!

Gambar 3.5 Penjumlahan vektor dengan metode poligon

Metode Jajargenjang

Ananda dapat memperoleh resultan dua buah vektor dengan metode jajargenjang. Pada
metode jajargenjang terdapat beberapa langkah, yaitu sebagai berikut.
a) Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berimpit (Gambar 3.6 (a))!
b) Lukis sebuah jajargenjang dengan kedua vektor tersebut sebagai sisisisinya (Gambar 3.6
(b))!
c) Resultan kedua vektor adalah diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya sama dengan
titik pangkal kedua vektor. Perhatikan (Gambar 3.6 (c))!

Gambar. 3.6 Penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang

2) Selisih Vektor
Metode Segitiga
Selisih dua buah vektor dapat diketahui dengan cara seperti penjumlahan vektor. Misalnya,
selisih dua buah vektor A dan B adalah C, juga dapat dinyatakan
C = A – B atau C = A + (-B). Hal ini menunjukan bahwa selisih antara vektor A dan B
adalah hasil penjumlahan vektor A dan -B, dengan -B adalah vektor yang berlawanan arah
dengan B tetapi nilainya sama dengan B. Perhatikan gambar berikut!

Gambar 3.7 Pengurangan vektor dengan metode segitiga


Metode Jajargenjang
Pengurangan vektor pada prinsipnya sama denga penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah satu
vektormempunyai arah yang berlawanan. Misalnya, vektor A dan
B, jika dikurangkan maka:

A – B = A + (-B)

Dimana, -B adalah vektor yang sama dengan B, tetapi berlawanan arah.


Gambar 3.8 Pengurangan
vektor dengan metode
jajargenjang
3) Analisis Vektor
Penguraian suatu vektor adalah kebalikan
dari penjumlahan dua vektor. Contoh
A dengan titik tangkap di
sebuah vektor ⃗
O diuraikan menjadi dua buah vektor
yang terletak pada garis x dan y.
Adiuraikan menjadi dua
Suatu vektor ⃗
komponen yang saling tegak lurus
terletak pada sumbu x dengan komponen Ax dan pada sumbu y dengan komponen
Gambar 3.9 Penguraian Sebuah Vektor ⃗ A Ay. Penguraian sebuah vektor menjadi
A x dan ⃗
menjadi dua buah vektor⃗ A y, yang
saling tegak lurus
dua buah vektor Ax dan Ay yang saling
tegak lurus ditunjukkan pada Gambar
3.9 . Dari gambar tersebut dapat diperoleh hubungan:
A x = A cos α
A y =A sin α

Nilai vektor resultannya diperoleh dengan

A=√ A X 2 + A y 2

Sebaliknya jika diketahui dua buah vektor A x dan Ay maka arah vektor resultan
ditentukan oleh sudut antara vektor tersebut dengan sumbu x yaitu dengan
persamaan:
Ay
tan α=
Ax

4) Penjumlahan Dua Buah Vektor yang Membentuk Sudut


Untuk menggambarkan penjumlahan dua buah vektor yang membentuk sudut, kita
bisa menggunakan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang.
Sedangkan untuk menentukan resultan dari dua vektor yang arahnya sembarang dan
membentuk sudut, kita dapat menggunakan rumus kosinus. Perhatikan Gambar
berikut :

Pada gambar diatas berlaku persamaan :


R2=a2 +b2−2ab cos (180−α )
R2=a2 +b2−2ab ¿
R2=a2 +b2 +2 ab cos α
Sehingga persamaan menjadi
R=√ a2+ b2 +2 ab cos α
Keterangan :
a=¿besar vektor ⃗
A
b=¿besar vektor ⃗
B
R=¿besar resultan vektor ⃗
A+ ⃗
B
α =¿sudut yang dibentuk antara vektor ⃗ B dengan 0° ≤ α ≤ 180°
A dan ⃗
Arah vektor resultan terhadap salah satu
vektor secara matematis dapat ditentukan
dengan menggunakan aturan sinus.
A ditambah vektor ⃗
Contoh suatu vektor ⃗ B
dan hasil penpjumlahan ini adalah vektor

C.

Gambar 3.10 Penjumlahan dua vektor A

B menjadi vektor ⃗
dan ⃗ C A B C
= =
sin α sin β sin γ

Keterangan :
α =¿sudut dihadapan vektor ⃗
A
β=¿ sudut dihadapan vektor ⃗
B
γ =¿ sudut dihadapan vektor ⃗
C

Anda mungkin juga menyukai